laporan konservasi retno

8
Nama : Retno Trisnawati NIM : 121610101023 Diagnosa Diagnosa terdiri dari diagnose klinik dan diagnose periapikal. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan pemeriksaan subyektif, pemeriksaan obyektif, dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan subyektif diketahui bahwa pasien mengalami sakit pada gigi 46 karena lubang, dan ketika minum es terasa cekot- cekot pada daerah gigi yang berlubang tersebut. Pada pemeriksaan obyektif terlihat gigi 46 pasien sudah mengalami karies profunda perforasi dan terjadi perubahan warna pada gigi tersebut. Saat dilakukan tes perkusi dan palpasi pasien tidak merasakan sakit. Terjadi kegoyangan gigi pada gigi 46 tersebut kearah bukolingual sehingga dapat dikategorikan gigi goyang derajat 2. Keadaan gingival di sekitar gigi 46 terjadi hiperemi. Karena karies pada gigi 46 tersebut sudah perforasi maka tidak dilakukan tes panas ataupun tes dingin melainkan dengan tes jarum miller dimana pada tes ini jarum miller sudah masuk sedalam 22 mm.

Upload: retno-trisnawati

Post on 26-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

vbnjgdsaertyui

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan konservasi Retno

Nama : Retno Trisnawati

NIM : 121610101023

Diagnosa

Diagnosa terdiri dari diagnose klinik dan diagnose periapikal.

Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan pemeriksaan subyektif, pemeriksaan

obyektif, dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan subyektif diketahui

bahwa pasien mengalami sakit pada gigi 46 karena lubang, dan ketika

minum es terasa cekot- cekot pada daerah gigi yang berlubang tersebut.

Pada pemeriksaan obyektif terlihat gigi 46 pasien sudah mengalami

karies profunda perforasi dan terjadi perubahan warna pada gigi tersebut.

Saat dilakukan tes perkusi dan palpasi pasien tidak merasakan sakit. Terjadi

kegoyangan gigi pada gigi 46 tersebut kearah bukolingual sehingga dapat

dikategorikan gigi goyang derajat 2. Keadaan gingival di sekitar gigi 46

terjadi hiperemi. Karena karies pada gigi 46 tersebut sudah perforasi maka

tidak dilakukan tes panas ataupun tes dingin melainkan dengan tes jarum

miller dimana pada tes ini jarum miller sudah masuk sedalam 22 mm.

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan foto rontgen. Dari

gambaran foto rontgen diketahui bahwa ruang pulpa dan saluran akar gigi

46 normal, dan keadaan akarnya juga normal. Tidak terjadi resorpsi

eksternal maupun internal. Lamina dura terputus dan membrane periodontal

menebal. Pada daerah periodontal terdapat radiolusensi yang berbatas.

Berdasarkan keterangan diatas diperoleh diagnose klinik yaitu

suspect nekrosis pulpa totalis. Dikatakan demikian karena tes jarum miller

hanya dilakukan pada sisi distal gigi 46 sehingga untuk memastikan

diagnose perlu dilakukan tes jarum miller pada sisi mesial gigi 46.

Sedangkan diagnose kelainan periapikal yaitu abses periapikal. Diagnosa ini

didasarkan pada adanya daerah radiolusensi yang berbatas pada daerah

periapikal pada gigi 46. Tidak terjadi resorpsi tulang alveolar tetapi terjadi

Page 2: Laporan konservasi Retno

kegoyangan gigi derajat 2 pada gigi 46. Hal ini dikarenakan adanya abses

tersebut mendorong gigi sehingga ligament periodontal melebar. Selain itu

juga terlihat bahwa lamina dura telah terputus sehingga menunjukkan

adanya kelainan di daerah periodontal gigi 46.

Dasar Penegakan Diagnosa

1. Gigi yang nekrosis tidak menunjukkan rasa sakit. Petunjuk

pertama adanya nekrosis ialah perubahan warna gigi menjadi keabu-

abuan/kecoklatan. Hal ini sesuai dengan keadaan pasien.

2. Pemeriksaan palpasi, perkusi, mobility dan pembengkakan

adalah negative, kecuali disertai dengan inflamasi periapikal. Pada

pemeriksaan mibilitas gigi 46 pasien hasilnya positif yaitu derajat 2

dikarenakan adanya abses periapikal. Sehingga pernyataan tersebut sesuai

dengan keadaan pasien.

3. Gambaran radiografi menunjukkan adanya kavitas besar,

saluran akar terbuka, dan penebalan ligament periodontal. Hal ini

sesuai dengan keadaan pasien.

Page 3: Laporan konservasi Retno

1. Dasar Pertimbangan dalam Menentukan Rencana Perawatan

a. Keadaan Mulut Penderita

Pasien dengan keadaan kebersihan mulut yang jelek sehingga dapat

mempengaruhi penyembuhan periapikal dengan adanya hubungan yang

terbuka dengan rongga mulut.

b. Keadaan Mahkota Gigi

Pasien dengan kerusakan mahkota gigi yang luas sehingga dapat

menimbulkan problem dalam perawatan untuk menjamin asepsi/tidaknya

pekerjaan yang kita lakukan. Mungkin pasien memerlukan pembuatan

mahkota buatan.

c. Keadaan Saluran Akar

Gigi 46 pasien memiliki saluran akar yang lurus sehingga

memungkinkan untuk dilakukan perawatan endodontic. Selain itu juga

foramen apical yang sudah tertutup sempurna.

d. Keadaan Akar

Tidak terjadi resorpsi internal maupun eksternal pada akar gigi 46

pasien sehingga memungkinkan dilakukan perawatan endodontic.

e. Keadaan Jaringan Periapikal

Daerah peripaikal gigi 46 terdapat abses periapikal namun masih

kecil dan belum terjadi penyebaran sehingga dapat diatasi dengan

debridement atau dilakukan drainase sebelum dilakukan perawatan

endodontic.

f. Keadaan Jaringan Periodontal

Gigi 46 terdapat kegoyangan derajat 2 dan tidak terjadi resorpsi

tulang alveolar sehingga memungkinkan dilakukan perawatan endodontic

walaupun terjadi penebalan ligament akibat abses.

g. Sosial-Ekonomi Penderita

Keadaan ekonomi penderita untuk dilakukan perwatan endodontic

masih diragukan mengingat penderita hanya bekerja sebagai pembantu

rumah tangga.

Page 4: Laporan konservasi Retno

h. Kooperatif Penderita

Perawatan saluran akar tidak dapat dilakukan dengan satu kali

kunjungan saja jika dilihat dari kondisi gigi 46 dari penderita. Sedangkan

jika penderita dilakukan perawatan maka akan menyita waktu dari si

penderita itu sendiri karena ia harus mengurus pekerjaannya. Hal inilah

yang akan menyulitkan dalam perawatan nantinya.

i. Usia Penderita

Jika dilihat dari usia penderita yang tergolong masih muda yaitu 14

tahun, lebih baik jika dilakukan perawatan saluran akar kemudian

dilanjutkan dengan restorasi tetap. Jika dilakukan ekstraksi akan

menimbulkan dampak M2 yang tipping, dan M1 atas sebagai gigi

antagonisnya akan mengalami ekstruksi.

2. Prognosis

Jika dilihat dari keadaan rongga mulut pasien maka prognosis dapat

ditentukan yaitu buruk karena kondisi full calculus sehingga menandakan

bahwa pasien memiliki oral hygene yang rendah sehingga mempersulit

perawatan selanjutnya.

3. Pilihan Perawatan

a. Perawatan Perio terlebih dahulu

Mengingat kondisi rongga mulut pasien yang full calculus maka

diperlukan pembuangan kalkulus. Oleh karena itu tindakan scalling

diperlukan sebelum dilakukan perawatan lanjutan untuk menghindari

terjadinya bakterimia.

b. Perawatan Saluran Akar

c. Pembuatan Restorasi Tetap

1. Pasak Molar

Penentuan akar yang akan dipasang pasak diprioritaskan pada

akar yang berdekatan dengan daerah yang paling banyak kehilangan sruktur

mahkota. Kompleksnya bentuk anatomi akar akan menimbulkan masalah

Page 5: Laporan konservasi Retno

dalam mempersiapkan ruang untuk tempat pasak, sehingga diambil

kesepakatan bahwa akar distal dari gigi molar rahang bawah adalah tempat

yang paling tepat sebagai letak pasak mengingat kedua daerah saluran akar

tersebut lebih lebar dan lurus.

2. Pasak Fabricated

Pemasangan pasak pada saluran akar dilanjutkan dengan preparasi

saluaran, dan pembentukan inti. Fungsi pembuatan inti untuk menggantikan

struktur gigi yang hilang. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat

fisis disamping harus memiliki compressive strength dan stabilitas dimensi

yang baik. Juga inti tersebut harus mudah untuk dimanupulasi. Bahan inti

yang dapat digunakan yaitu Glass Ionomer kekuatan tinggi. Tahap akhir dari

pembuatan pasak dan inti ini yaitu membangun kembali mahkota gigi yang

sesuai dengan pilihan. Bahan yang digunakan untuk mahkota tuang dapat

menggunakan porselen fused to metal karena bahan ini memiliki kekuatan

yang tinggi walaupun estetiknya kurang baik akibat kandungan metal

namun masih bagus jika digunakan untuk gigi posterior. Penggunaan full

porselen tidak dianjurkan karena memiliki kekuatan yang kurang walaupun

estetiknya tinggi.

d. Ekstraksi

Jika dilakukan ekstraksi maka harus dibuatkan gigi tiruan sebagian

lepasan.

Page 6: Laporan konservasi Retno