laporan klimatologi kehutanan

Upload: jharz-nagh-smataygcalucheerfuleveryday

Post on 05-Mar-2016

153 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Fajar ramadhan Eshut

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKHIR

    PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

    DISUSUN OLEH KELOMPOK II

    NAMA NIM

    1. Fajar ramadhan 201410320311009

    2. Kukuh yudi winarto 201410320311010

    3. Andi nurul ananda 201410320311011

    4. Sadam yusuf affandy 201410320311012

    5. Ridho arsandi 201410320311013

    6. Habib aji saputra 201410320311015

    LABORATORIUM AGRONOMI

    JURUSAN KEHUTANAN

    FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2015

  • LAPORAN AKHIR

    PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR

    DISUSUN OLEH KELOMPOK II

    NAMA NIM

    1. Fajar ramadhan 201410320311009

    2. Kukuh yudi winarto 201410320311010

    3. Andi nurul ananda 201410320311011

    4. Sadam yusuf affandy 201410320311012

    5. Ridho arsandi 201410320311013

    6. Habib aji saputra 201410320311015

    LABORATORIUM AGRONOMI

    JURUSAN KEHUTANAN

    FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2015

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan akhir praktikum klimatologi dasar disusun berdasarkan praktikum

    praktikum yang telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa :

    Nama / NIM

    1. Fajar ramadhan

    2. Kukuh yudi winarto

    3. Saddam yusuf affandy

    4. Andi nurul ananda

    5. Habib aji saputra

    6. Ridho arsandi

    Jurusan kehutanan

    Fakultas Pertanian - Peternakan

    Universitas Muhammadiyah Malang

    Disetujui tanggal : 5 Juni 2015

    Mengetahui,

    Assisten I Assisten II

    ( Rovis Salsabyla Saladin ) (Risca mita ayuningtyas)

    Instruktur

    Dr.Ir. Erny Ishartati, MP

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Alhamdullilahirobbilalamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

    berkat dan rahmat-Nyalah, Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar ini dapat

    terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Akhir Praktikum Klimatologi Dasar kami

    susun sebagai prasyarat dalam menyelesaikan praktikum klimatologi dasar pada

    semester ganjil ini.

    Tentunya dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini tidak lepas dari

    bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Ir.Dr. Erny Ishartati, MP selaku Instruktur praktikum klimatologi dasar.

    2. Rovis salsabyla Saladin dan Riska mita ayuningtyas selaku Assisten praktikum

    klimatologi dasar.

    3. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah

    membantu kami dalam menyelesaikan laporan akhir praktikum klimatologi

    dasar.

    Kami mengharapkan semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi

    pihak yang mau memanfaatkannya. Dan kami menyadari dalam penyusunan laporan

    akhir praktikum klimatologi dasar ini, kami banyak melakukan kesalahan. Untuik itu

    kami penyusun mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Malang, 10 Mei 2015

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ vi

    MATERI I EVAPORASI .............................................................................................. 1

    MATERI II SUHU UDARA ....................................................................................... 19

    MATERI III KELEMBABAN NISBI UDARA ......................................................... 37

    MATERI IV ANGIN .................................................................................................. 55

    METERI V CURAH HUJAN ..................................................................................... 70

    MATERI VI AWAN ................................................................................................... 87

    MATERI VII RADIASI MATAHARI .................................................................... 111

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Hasil Pengamatan Evaporasi Hal 10

    Tabel 2 Hasil Pengamatn Suhu Maksimum Hal 29

    Tabel 3 Hasil Pengamatan Suhu Minimum Hal 29

    Tabel 4 Hasil Pengmatan Suhu Bola Basah Dan Suhu Bola Kering Hal 44

    Tabel 5 Hasil Pengamatan Hygrograf Hal 45

    Tabel 6 Hasil Pengamatan Angin Hal 62

    Tabel 7 Hasil Pengamatan Awan Hal 92

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Panci Evaporasi Hal 6

    Gambar 9 Termometer bola basah dan kering Hal 24

    Gambar 14 Hygrograf Hal 46

    Gambar 16 Anemometer Hal 60

    Gambar 20 Ombrometer Hal 75

    Gambar 25 Jenis-Jenis Awan Hal 86

    Gambar 26 Chambell Stokes Hal 115

    Gambar 27 Actinograf Hal 115

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Perhitungan evaporasi Hal 15

    Gambar pengamatan evaporasi Hal 18

    Perhitungan suhu udara Hal 33

    Gambar pengamatan suhu udara Hal 36

    Perhitungan kelembaban nisbi Hal 50

    Gamabar pengamatan suhu udara Hal 54

    Perhitungan kecepatan angin Hal 67

    Gambar pengamatan angin Hal 69

    Gambar curah hujan Hal 86

  • 1

    MATERI I

    EVAPORASI

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penguapan atau Evaporasi merupakan proses penguapan air dari suatu

    permukaan penguapan ke udara. Evaporasi terjadi setelah adanya proses

    penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi terjadi dari

    permukaan air seperti laut, permukaan tanah, dan permukaan tanaman . Apabila

    permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat

    diabaikan.

    Evaporasi terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan

    molekul-molekul air memiliki cukup energy melepaskan ikatan molekul air

    tersebut kemudian terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat

    dalam atmosfer.Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan

    menempel pada daun dan cabang, yang kemudian akan menguap. Sedangkan

    Transpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar

    tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan

    menguap menuju atmosfer.

    Dalam budidaya tanaman di lapangan, kehilangan air dari tanah disamping

    terjadi lewat proses transpirasi, juga lewat permukaan tanah yang disebut sebagai

    evaporasi. Evaporasi diartikan sebagai kehilangan air dalam bentuk uap air.

    Hubungan dengan hubungan pertanian yaitu kehilangan air dari permukaan tanah

    mengingat tumbuhan membutuhkan air untuk hidup. Evaporasi dipengaruhi oleh

    kondisi iklim, terutama temperatur, kelembaban, radiasi dan kecepatan angina

    serta kandungan air. Untuk mengetahui seberaba besar terjadinya evaporasi, maka

    dilakukanlah praktikum pengamatan tentang evaporasi.

  • 3

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang mengenai evaporasi maka dapat diambil

    tujuan sebagai berikut.

    1. Mengetahui pengertian evaporasi

    2. Mempelajari tentang terjadinya proses evaporasi

    3. Mengetahui alat-alat evaporasi

    4. Mengetahui cara untuk menghitung rata-rata harian evaporasi

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Evaporasi adalah proses perubahan molekul dari keadaan cair menjadi gas.

    Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Laju evaporasi adalah laju neto antara

    evaporasi dan kondensasi yang sebanding dengan perbedaan tekanan uap air

    dipermukaan air dan tekanan uap air di udara di atasnya. Laju evaporasi pada suatu

    wilayah berkaitan erat dengan intensitas radiasi matahari yang diterima akan semakin

    tinggi pula laju evaporasi yang berlangsung dengan asumsi bahwa tersedia cukup air

    untuk diuapkan. Radiasi matahari aktual yang diterima permukaan bumi dipengaruhi

    oleh keadaan sebarandan ketabalan awan (Seyhan,1977).

    Selain pengaruh musim, laju evaporasi juga berbeda antara dataran tinggi

    dengan dataran rendah. Laju evaporasi di dataran rendah umumnya lebih tinggi

    dibandingkan dengan laju evaporasi didtaran tinggi atau pegunungan. Rendahnya laju

    evaporasi didaerah pegunungan juga disebabkan karena penutupan awan yang lebih

    intensif (Wahyuningsih,2004).

    Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan

    sumber sumber daya air laju evaporasi atau penguapan akan berubah ubah menurut

    warna dan sifat pemantulan permukaan (albedo) dan berbeda pada permukaan yang

    langsung tersinar matahari (air bebas) dan yang terlindung. Penguapan hanya terjadi

    apabila terdapat perbedaan tekanan uap air antar permukaan dan udara di atasnya.

    Evaporasi terus menurus memerlukan pemindahan uap air dari permukaan

    sedikit ke atas, tanpa memindahkan udara dekat bumi. Udara itu akan jenuh dengan

    uap air dan evaporasi akan berhenti. Keperluan kedua untuk evaporasi adalah suatu

    sumber panas. Permukaan manjadi dingin karena evaporasi. Penguapan air akan

    menurunkan tekanan uap air jenuh. Bila tidak ada sumber panas, kesetimbangan tidak

  • 5

    lama dicapai dan evaporasi berhenti. Evaporasi juga dipengaruhi oleh sifat fisika atau

    kimia cairan. (Harto,Sri.1998).

    Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah

    radiasi matahari, angin, kelembaban relatif, dan suhu. Evaporasi merupakan konversi

    air kedalam uap air, proses ini berjalan terus hampirtanpa henti disiang hari dan kerap

    kali juga dimalam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi

    berupa panas laten untuk evaporasi. Proses ini akan sangat aktif jika ada penyinaran

    matahari langsung. Awan merupakan penghalang radiasi matahari dan menghambat

    proses evaporasi. Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antar permukaan

    tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehinggaproses penguapan berhenti. Agar

    proses tersebut dapat berjalan terus lapisan harus diganti dengan udara kering.

    Pergantian itu hanya mungkin kalau ada angin memegang peranan terpenting dalam

    proses evaporasi. (Soemarto.1995)

    Jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air akan

    berkurang sehingga laju evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara pada batas

    tanah dan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak menolong dalam memperbesar

    laju evaporasinya. Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasinya

    berjalan lebih cepat dibandingkan dengan jika susu udara dan tanah rendah dengan

    adanya energi panas yang tersedia, kemampuan udara untuk menyerap uap air naik.

    Jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya

    evaporasi denagn mempengaruhi kemampuan udara menyerap air dan mempengaruhi

    suhu tanah yang akan mempercepat penguapan. Sedangkan suhu tanah dan air hanya

    mempunyai efek tunggal.

  • 6

    BAB III

    HASIL FIELDTRIP

    3.1 Alat dan fungsinya

    Praktikum lapang yang dilaksanakan di stasiun klimatologi Karangploso

    bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat klimatologi yang digunakan untuk

    pengamatan. Alat-alat klimatologi yang digunakan di Stasiun Karangploso antara

    lain :

    1. Pan Evaporasi (Oven Pan)

    Gambar 1 Pan Evaporasi (Oven Pan)

    Fungsi : Pan Evaporasi (Oven Pan) adalah sebuah alat klimatologi yang

    digunakan sebagai alat pengukur penguapan air (evaporasi).

    Cara Kerja : Air yang ditampung pada pan evaporasi akan menguap karena

    terkena sinar matahari, pencatatannya pada pengurangan air. Jika terjadi

    hujan, maka pencatatannya pada penambahan air. Pengukuran terhadap selisih

    air dapat di ketahui dengan menggunakan hook gauge yang terletak di still

    well. Pemasangan anemoneter didekat pan evaporasi untuk mengetahui

  • 7

    pengaruh angin terhadap penguapan air. Satuan yang digunakan untuk

    pengukuran pan evaporasi adalah (mm).

    Komponen Pan Evaporasi

    Gambar 2 Pan penampung air

    - Terbuat dari aluminium dengan tinggi = 25 cm dan diameter 122,5 cm.

    Gambar 3 Termometer Air.

    - Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur / suhu air pada pan

    evaporasi.

  • 8

    Gambar 4 Still Well.

    - Berbentuk seperti tabung yang digunakan untuk meletakkan hook gauge.

    Gambar 5 Hook Gauge.

    - Komponen pan evaporasi yang digunakan untuk pengukuran karena

    mempunyai skala yang digunakan untuk pentuan pengurangan atau

    penambahan air.

  • 9

    Gambar 6 Anemometer.

    - Alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh angin terhadap penguapan

    air.

  • 10

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil pengamatan

    Tabel 1. Hasil pengamatan evaporasi

    Hari,

    tanggal 06.30 12.30 17.30

    Curah

    Hujan

    Rata-

    rata

    Sabtu,18

    April 2015

    93,69 mm 91,7 mm 98,94 mm 28 94,77

    Minggu, 19

    April 2015

    79,15 mm 78,87mm 98,93 mm 35 85,65

    Senin, 20

    April 2015

    74,15 mm 73,30 mm 72,25 mm 30 73,33

    Selasa,21

    April 2015

    99,86 mm 98,54 mm 101,38 mm 40 99,92

    Rabu, 22

    April 2015

    93,2 mm 101,1 mm 99,4 mm 80 98

    Kamis, 23

    april 2015

    96,5 mm 95,1 mm 93,1 mm - 94

    Sumber: Dokumentasi primer

  • 11

    4.2 Pembahasan

    Evaporasi secara umum dapat diartikan dalam dua kondisi, yaitu : (1)

    evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2)

    evaporasi yang terjadi dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap

    panas dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat juga diartikan sebagai proses

    penguapan air dari suatu permukaan penguapan ke udara. Proses evaporasi terjadi

    etelah adanya proses penyerapan energi yang diterima oleh permukaan. Evaporasi

    atau penguapan adalah kebalikan dari proses kondensasi.

    Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang

    memperngaruhi cepat atau lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer,

    yaitu :

    1. Radiasi matahari

    Radiasi matahari merupakan sumber utama panas yang mempengaruhi jumlah

    evaporasi.

    2. Suhu

    Suhu sangat berpengaruh terhadap proses evaporasi. Karena jika suhu semakin

    tinggi maka evaporasi terjadi semakin besar. Pada musim kemarau dimana

    peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan mempengaruhi evaporasi.

    3. Kelembaban udara

    K elembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Jika di suatu tempat itu

    kelembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi, dikarenakan

    kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan

    menguap ke udara. Dan juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju

    evaporasi akan semain cepat. Kelembaban tergantung pada musim, jika musim

    penghujan kelembaban tinggi sedangkan musim kemarau kelembaban rendah.

  • 12

    4. Kecepatan angin

    Kecepatan angin merupakan faktor penting terhadap evaporasi. Di daerah

    terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang

    tertutup.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai

    tanggal 19 April 2015 23 April 2015 didapatkan hasil rata-rata evaporasi sebesar

    91, 11 mm. Dalam pengamatan yang dilakukan selama satu minggu terjadi hujan

    yang cukup lebat dimana hujan berlangsung pada hari sabtu sampai rabu,

    sedangkan pada hari kamis tidak terjadi hujan. Curah hujan mengakibatkan

    evaporasi tidak terjadi secara optimal, karena air pada panci evaporasi mengalami

    penambahan oleh air hujan yang mengakibatkan volume air bertambah pada panci

    evaporimeter sehingga dalam perhitungan data sebelum hujan turun harus

    dikurangi dengan jumlah curah hujan pada ombrometer. Pengaruh evaporasi

    sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila laju evaporasi terlalu

    tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-

    kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat langsung merusak

    tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan haruslah seimbang dengan

    pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air pada tumbuhan tersebut.

    Alat alat yang digunakan untuk pengukuran evaporasi adalah panci

    evaporasi yang didalamnya berisi air, hook guage gunanya untuk mengukur

    ketinggian air.

  • 13

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan mengenai evaporasi maka dapat diambil

    kesimpulan sebegai berikut.

    1. Evaporasi adalah proses penguapan air dari suatu permukaan oleh sinar

    matahari sehingga berubah dalam bentuk uap air.

    2. Cepat lambatnya evaporasi dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu,

    kelembaban udara, kecepatan angin dan curah hujan

    3. Pengaruh evaporasi sendiri bagi pertumbuhan tanaman atau pohon ialah bila

    laju evaporasi terlalu tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkut ke

    lapisan atas tanah dan kadang-kadang tertimbun dalam jumlah yang banyak

    sehingga dapat langsung merusak tanaman dan pemasukan air pada tumbuhan

    haruslah seimbang dengan pengeluaran air, agar tercapai keseimbangan air

    pada tumbuhan tersebut

    5.2 Saran

    Setelah melakukan praktikum-praktikum mengharapkan agar praktikum

    selanjutnya tidak semata-mata hanya bertujuan untuk pengenalan alat, tetapi

    penggunaan alat secara langsung dan dapat diaktulaisasikan.

  • 14

    DAFTAR PUSTAKA

    Harto, Sri 1998. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program studi Agronomi,

    Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Seyha, ersin. 1997. Dasar dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo.UGM

    press. Yogyakarta

    Soemarto, 1995. Agroklimatologi. PT. Karya Grafika. Jakarta

    Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta

  • 15

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan evaporasi

    18 april 2015

    Evaporasi =(93,69-98,94)+28= 22,75

    19 april 2015

    Evaporasi =(79,15-98,93)+35= 15,22

    20 April 2015

    Evaporasi =(74,15-72,25)+30= 31,9

    21 April 2015

    Evaporasi =(99,86-101,38)+40= 38,48

    22 April 2015

    Evaporasi =(93,2-99,4)+80= 73,8

    22 April 2015

    Evaporasi =(96,5-93,1) = 3,4

  • 16

    Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 93,69+91,7+98,94

    3

    = 284,33

    3

    = 94,77 mm

    Perhitungan untuk hari Minggu, 19 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 79,15+ 78,87 +98,93

    3

    = 256,95

    3

    = 85,65 mm

    Perhitungan untuk hari Senin, 20 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 74,15+73,30+72,25

    3

    = 220

    3

    = 73,33 mm

  • 17

    Perhitungan untuk hari Selasa, 21 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 99,86+98,54+101,38

    3

    = 299,78

    3

    = 99,92 mm

    Perhitungan untuk hari Rabu, 22 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 93,2+101,1+99,4

    3

    = 294

    3

    = 98 mm

    Perhitungan untuk hari Kamis, 23 April 2015

    Rata rata evaporasi = Pagi hari + siang hari+i sore hari

    3

    = 96,5+95,1+93,1

    3

    = 284,7

    3

    = 95 mm

  • 18

    2. Gambar pengamatan evaporasi

    gambar pengamatan 7 evaporasi

    Sumber:Dokumentsi Primer

  • 19

    MATERI II

    SUHU UDARA

  • 20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energy

    kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah

    keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan panas

    ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.

    Suhu udara permukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor yang

    mempengaruhinya seperti lamanya sinar matahari, penutupan sinar matahari oleh

    awan, cuaca. Hal itu berdampak langsung akan adanya perubahan suhu udara. Alat

    yang digunakan untuk mengukur suhu udara yaitu thermometer. Pengukuran

    biasanya dinyatakan dalam satuan skala Celcius ( C ), Reamur ( R ) dan fahrenheit

    ( F ). Suhu udara tertinggi di pemukaan bumi adalah di daerah tropis atau sekitar

    ekuator bumi dan semakin menuju kutub bumi suhu akan semakin dingin. Dalam

    bidang pertanian suhu memiliki pengaruh dalam pertumbuhan tanaman atau

    pohon, suhu berpengaruh dalam terhadap penyerapan air oleh akar tanaman.

    Semakin rendah suhu, semakin sedikit air yang diserap oleh akar, karena itulah

    penurunan suhu mendadak dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman. Terdapat

    salah satu faktor yang mempengaruhi Suhu suatu tempat yaitu sudut datangnya

    sinar matahari, sudut datang sinar matahari terkecil pada pagi hari dan sore hari,

    sedangkan sudut terbesar terjadi pada siang hari karena disiang hari matahari

    berada pada titik tegak atas permukaan bumi. Semakin besar sudut penyinaran,

    semakin tinggi suhu permukaan bumi. Untuk mengetahui suhu suatu tepat dalam

    satu hari maka dilakukanlah praktikum pengamatan mengenai suhu udara.

  • 21

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil

    tujuan sebagai berikut

    1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai suhu

    2. Mengetahui alat-alat yang digunakan untuk mengamati suhu udara

    3. Mengetahui bagaimana cara menghitung suhu udara

  • 22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda.

    Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah

    ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan

    molekul. Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).

    Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-reaksi biokimia

    yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun

    populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan

    geografis akan terdapat tahun-tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu

    diluar batas normal yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya

    fungsi organ pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).

    Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu didaerah kering

    atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan cukup, suhu bukanlah merupakn

    suatu faktor pembatas pertumbuhan tanaman dan produksi dalam arti yang luas.

    Walaupun demikian masih terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat:

    - Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri pisang di

    usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah optimum, karena

    pemasarannya mudah.

    - Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus dilakukan ditempat-

    tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).

    Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:

    - Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.

    - Pengaruh daratan dan lautan.

    - Pengaruh altitude.

    - Pengaruh angin.

    - Pengaruh panas laten (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).

  • 23

    BAB III

    HASIL FIELDTRIP

    3.1 Alat dan fungsi

    Alat berserta fungsinya yang digunakan stasiun klimatologi karangploso

    dalam mengamati suhu udara yaitu sebagai berikut

    1. Sangkar meteorologi

    Gambar 8 (Sangkar meteorology)

    Fungsi : Sebuah alat klimatologi yang digunakan untuk menempatkan

    psikrometer.

    Cara Kerja : Sangkar Meteorologi dipasang pada ketinggian 120 cm di atas

    permukaan tanah dan mempunyai fentilasi dobel. Alatnya di cat warna putih

    agar dapat memantulkan sinar matahari dan menjaga suhu di dalam sangkar

    tetap dalam kondisi yang stabil.

  • 24

    Komponen Sangkar Meteorologi

    Gambar 9 (Termometer bola basah dan bola kering vertikal, Termometer

    maksimum dan minimum horizontal)

    1. Termometer bola basa dan bola kering

    - Fungsi thermometer bola basa untuk menghitung titik embun di

    udara (Kelembaban udara), thermometer bola basah merupakan

    thermometer bola kering yang dibungkus dengan kain muslin yang

    bersih dan dimasukkan ke dalam botol yang berisi air bersih

    - Fungsi thermometer bola kering untuk pengamatan suhu udara yang

    ditunjukan oleh thermometer dengan ketelitian 0,2 C.

    -

    2. Termometer maksimum dan minimum

    Termometer maksimum dan minimum digunakan untuk

    pengukuran suhu udara maksimum dan suhu udara minimum. Suhu

    tertinggi biasanya terjadi pada jam 13.00-14.30 dan suhu terendah

    biasanya terjadi pada pukul 03.00-04.00. Di Stasiun Klimatologi

    Karangploso biasanya suhu tertinggi dapat mencapai 330C dan suhu

    terendah mencapai 140C.

  • 26

    - Komponen Termometer maksimum dan minimum

    a. Resevior

    b. Celah sempit

    c. Pipa kapiler berisi

    air raksa

    - Cara kerja Termometer maksimum dan minimum

    Jika suhu naik atau suhu turun, maka reservoir yang berisi air

    raksa akan terpengaruh sehingga air raksa mengembang dan dapat

    melewati celah sempit. Pada penurunan suhu, air raksa akan

    menyusut tetapi penyempitan tidak melewati air raksa dalam tabung

    menuju reservoir.

    3. Piche

    Gambar 10 (Piche)

    - Alat untuk mengukur penguapan ruangan dalam sangkar meteorologi.

    - Di bagian bawah piche terdapat filter piche yang berfungsi sebagai media

    untuk penguapan.

  • 27

    4. Termohigrograf

    Gambar 11 (Thermohigrograf)

    - Komponen-komponen termohigrograf:

    a. Lembeng dwi logam/ bimetal

    b. Rambut

    c. Sistem tuas higrograf

    d. Sistem tuas termograf

    e. Pena

    f. Silinder kertas grafil

    - Cara kerja termohigrograf:

    Termograf: kenaikan suhu udara menyebabkan keeping dwi logam

    memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga penan pencatat

    suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik

    Higrograf: kenaikan kelembababn udara menyebabkan rambut

    menyerap uap air sehingga pena kelembaban udara bergerak dan

    menggoreskan tinta pada kertas grafik.

  • 28

    - Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu dan kelembaban secara

    otomatis.

    - Dalam thermohigrograf terdapat kertas pias yang digunakan untuk

    mencatat kelembaban secara otomatis. Kertas pias biasanya diganti 1

    minggu sekali.

  • 29

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil pengamatan

    Tabel 2. Hasil pengamtan Suhu minimum

    Tanggal Suhu minimum

    06.30 12.30 17.30

    18 April 2015 24 27 25

    19 April 2015 23 27 25

    20 April 2015 25 28 30

    21 April 2015 24 27 26

    22 April 2015 20 26 23

    23 April 2015 25 31 27

    Sumber: Dokumentasi Primer

    Tabel 3. Hasil pengamatan Suhu maksimum

    Tanggal Suhu maksimum

    06.30 12.30 17.30

    18 April 2015 25 29 27

    19 April 2015 26 29 25

    20 April 2015 25 25 29

    21 April 2015 25 29 35

    22 April 2015 21 27 24

    23 April 2015 26 30 27

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 30

    4.2 Pembahasan

    Suhu udara adalah ukuran energi rata-rata dari pergerakan molekul-

    molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda

    tersebut. Suhu udara juga merupakan keadaan panas atau dinginnya udara. Alat

    untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut thermometer. Pengukuran

    biasa dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur, dan Fahrenheit. Suhu sangat

    berperan bagi kelangsungan mahluk hidup dibumi ini, suhu pada setiap wilayah

    berbeda dimana suhu itu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya

    yaitu letak geografis wilayah, suhu wilayah di daerah sekitar equator bumi

    cenderung panas dan memiliki iklim tropis, semakin mendekati kutub bumi suhu

    akan mengalami penuruan dan memiliki iklim dingin, intensitas radiasi cahaya

    matahari yang diterima permukaan bumi, semakin tinggi suatu wilayah suhu akan

    mengalami penurunan.

    Hasil dari pengamatan yang dilakukan mulai tanggal 18 april 23 april

    2014 Didapatkan hasil bahwa suhu rata-rata selama 1 minggu yaitu berkisar antara

    22 - 29 dapat diartikan bahwa suhu wilayah terbilang normal mengingat suhu

    ideal/ optimum mahluk hidup seperti manusia yaitu antara 36,5 37,5. Hasil

    rata rata suhu selama seminggu memungkinkan tanaman untuk tumbuh optimal

    karena suhu optimal tanaman berkisar antara 15 30 , pada suhu tersebut

    enzim pertumbuhan pada tanaman akan bekerja lebih optimal .

  • 31

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan diatas mengenai suhu udara maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut:

    - Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu

    benda.

    - Alat pengukur suhu dinamakan Thermomer yang memiliki berbagai jenis

    diantaranya yaitu termometer maksimum dan minimum untuk mengukur suhu

    udara.

    - Satuan dari pada suhu yaitu Celcius ( C ), Fahrenheit ( F ), Kelvin ( R ), Reamur

    - Suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu radiasi matahari, curah hujan,

    kecepatan angin, vegetasi tanaman, dan awan.

    - Hasil pengamatan suhu udara selama 1 minggu dimulai dari tanggal 18 april

    23 April 2015 berkisar antara 22 29 yang menandakan suhu wilayah

    normal mengingat suhu yang normal untuk ditoleransi oleh tubuh mahluk hidup

    berkisar antara 15 40 . Suhu 22 29 merupakan suhu optimal bagi

    tumbuhan untuk tumbuh berkembang karena enzim pertumbuhan pada tanaman

    akan lebih optimal jika berada pada suhu 15 30 .

    5.2 Saran

    Kepada praktikan dan instruktur maupun assiten agar lebih teliti dalam

    melakukan pengamatan suhu. Dan kepada assisten lebih membimbing

    mahasiswanya agar memahami cara penghitungan.

  • 32

    DAFTAR PUSTAKA

    Hassan, U.M, 1970. Klimatologi umum. ITB Press. Bandung

    Dengel, G.O.F, 1956. Climate of Indonesia. Asian pacific weed. Jakarta

    Zailani Kadir, 1986. Dasar dasar klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

  • 33

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan thermometer maksimum dan thermometer minimum

    Perhitungan untuk tanggal 18 April 2015

    Perhitungan untuk tanggal 19 April 2015

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 29,33C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =30C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = +,

    = 29,67C

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 25C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =27C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = +

    = 26C

  • 34

    Perhitungan untuk tanggal 20 April 2015

    Perhitungan untuk tanggal 21 April 2015

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 26C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =26C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = +

    = 26C

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 26C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =29C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = +

    = 28C

  • 35

    Perhitungan untuk tanggal 22 April 2015

    Perhitungan untuk tanggal 23 April 2015

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 23C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =24C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = +

    = 24C

    Suhu rata rata thermometer minimum = ++

    = ++

    = 28C

    Suhu rata rata thermometer maksimum = ++

    = ++

    =28C

    Suhu rata-rata thermometer min max = +

    = ,+

    = 29C

  • 36

    2. Gambar pengamatan suhu udara

    Gambar 12 pengamatan suhu udara (termometer basah dan termometer

    kering)

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 37

    MATERI III

    KELEMBABAN NISBI UDARA

  • 38

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam budidaya pertanian, iklim merupakan sumber daya alam yang perlu

    dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam usaha meningkatkan produksi tanaman.

    Iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman

    sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca

    dari suatu wilayah. Salah satu unsur iklim yang penting untuk diketahui dalam

    dunia pertanian yaitu kelembaba udara.

    Kelembaban udara memaikan peranan penting dalam pengaruhnya

    terhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase perkecambahan/pertumbuhan tunas

    hingga fase produksi. Ketika udara dalam keadaan lembab, maka kelembaban

    udara dan tanah yang dominan dalam menentukan laju pertumbuhan

    perkecambahan, pertumbuhan bibit, dan perkembangan akar. Kelembaban udara

    merupakan banyaknya kandungan air dalam bentuk uap yang terkandung di udara

    dimana uap air terjadi karena adanya penguapan air oleh sinar matahari. Untuk

    tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karena apabila kelembaban

    tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu.

    Untuk mengetahui kadar kelembaban udara yang merupakan informasi berguna

    bagi laju pertumbuhan tanaman maka dilakukan pengamatan mengenai

    kelembaban nisbi dengan menggunakan alat pengukur kelemababan udara yaitu

    hygrograf.

  • 39

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai berikut

    1. Mengetahui peran penting kelembaban bagi budidaya tanaman

    2. Mengetahui cara menggunakan atau mengukur kelembaban udara

    3. Mengetahui cara menghitung kelembaban rata-rata udara

  • 40

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan

    berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan

    jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Menurut,

    kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan

    nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah

    persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat

    diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer atau dengan higrograf

    Waryono,(1987)

    Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara

    menentukan kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat

    dipengaruhi oleh kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi.

    Apabila fluks radiasi matahari sampai dipermikaan bumi tinggi, maka suhu udara

    tinggi dan kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila

    kerapatan fluks radiasi matahari rendah, maka suhu udara nisbi rendah dan kelembaban

    nisbi udara cenderung tinggi (udara lembab).

    Kelembaban nisbi pada suatu tempat dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi atau

    penggunaan lahan. Pada waktu curah hujan tinggi di wilayah yang vegetasinya lebat

    menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada

    keadaan yang sama tetapi vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih tinggi

    (hangat), dan kelembaban nisbi udara lebih rendah. Pengaruh keberadaan tumbuhan

    terhadap suhu dan kelembaban nisbi udara telah diteliti oleh (Sudrajat, 1996) dibawah

    tegakan (hutan ) jati, RPH Kali Pucang, BKPH Pengandaran, KPH Ciamis, bahwa

    pembersihan tumbuhan bawahan menyababkan suhu minimum Meningkat dari 25,30

    C menjadi 26,2 0 C. suhu udara maksimum naik dari 28,1 menjadi 300 C, kelembaban

  • 41

    nisbi udara maksimum menurun dari 99 menjadi 98 %, dan kelembaban minimum

    menurun dari 86 menjadi 75 %.

    Berdasarkan hasil pengamatan di lahan sawah, tegalan dan kebun campur di peroleh

    nilai maksimum dan minimum pada masing-masing lahan yaitu:

    1. Tegalan

    Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 96% dan kelembaban maksimum

    sebesar 34 %. Pada hari yang beerbeda.

    2. Sawah

    Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu sekitar 96% dan kelembaban maksimum

    sebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.

    3. Kebun Campur

    Kelembaban Nisbi Maksimum yaitu Sebesar 99% dan kelembaban maksimum

    sebesar 47 %. Pada hari yang beerbeda.

    Suhu dan kelembaban nisbi udara juga dipengaruhi oleh kandungan air tanah.

    pada musim hujan di wilayah lahan kering bervegetasi rapat kadar air tanah tinggi

    menyebabkan suhu udara rendah dan kelembaban nisbi udara tinggi dan bahkan dapat

    mencapai 100% ( Susilo, 1999).

  • 42

    BAB III

    HASIL FIELDTRIP

    3.1 Alat dan fungsinya

    Alat berserta fungsinya yang digunakan dalam pengamatan kelembaban di

    stasiun BMKG karangploso yaitu

    1. Psikrometer

    Gambar 13 (Psikrometer sangkar)

    Fungsi : Mengukur kelembaban nisbi udara

    Cara kerja :

    Psikrometer terdiri dari dua thermometer yang dipasang berdampingan, kalor

    atau suhu sekitar thermometer diserap oleh reservoir pada thermometer bola

    kering (TBK) yang akan memisahkan air raksa yang menunjukkan skala

    tertentu. Sedangkan thermometer bola basah (TBB) menunjukan kalor yang

    diserap reservoir digunakan untuk menguapkan zat cair yang ada di kain kasa

    yang dibasahi oleh air. Sehingga dalam penggunaanya akan didapat bahwa

    TBK > TBB.

  • 43

    Komponen psikrometer :

    a. thermometer bola basah

    b. thermometer bola kering

    c. kain basah yang di basahi

    d. bejana tempat air

    gambar 14 (psikometer)

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan Thermometer bola basah dan kering

    Tabel 4. Hasil pengamatan Suhu bola basah dan kering

    4.1.1 Hasil Pengamatan Sabtu, 18 April 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    a. Suhu bola basah 25 28 26

    b. Suhu bola kering 21 24 24

    4.2.2 Hasil Pengamatan Minggu, 19 April 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    c. Suhu bola basah 22C 25C 24C

    d. Suhu bola kering 25C 26C 30C

    4.3.3 Hasil Pengamatan Senin, 20 April 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    e. Suhu bola basah 25C 26C 27C

    f. Suhu bola kering 22C 25C 24C

    4.4.4 Hasil Pengamatan Selasa, 21 April 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    g. Suhu bola basah 22C 25C 24C

    h. Suhu bola kering 22C 28C 26C

    4.5.5 Hasil Pengamatan Rabu, 22 April 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    i. Suhu bola basah 22 C 24 C 23 C

    j. Suhu bola kering 25 C 27 C 24 C

  • 45

    4.6.6 Hasil pengamatan Kamis, 23 april 2015

    SUHU Pagi Siang Sore

    k. Suhu bola basah 22 C 25C 24 C

    l.Suhu bola kering 25 C 29 C 27 C

    Tabel 5. Hasil pengamatan Hygrograf

    Hasil pengamatan untuk hari sabtu, 18 april 2015

    Pagi 69%

    Siang 61%

    Sore 82%

    Hasil pengamatan untuk hari Minggu, 19 april 2015

    Pagi 70%

    Siang 69%

    Sore 75%

    Hasil pengamatan untuk hari Senin, 20 april 2015

    Pagi 75%

    Siang 64%

    Sore 69%

    Hasil pengamatan untuk hari Selasa, 21 april 2015

    Pagi 68%

    Siang 71%

    Sore 58%

    Hasil pengamatan untuk hari Rabu, april 2015

    Pagi 76%

    Siang 82%

    Sore 72%

  • 46

    Hasil pengatamatan untuk hari kamis,23 April 2015

    Pagi 80%

    Siang 71%

    Sore 75%

    Sumber: Dokumentasi Primer

    Gambar 14 Higrometer

  • 47

    4.2 Pembahasan

    Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di

    udara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah

    presentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan

    menggunakan suatu alat yang disebut psikhometer atau higrometer. Kelembaban

    nisbi sangat erat kaitanya dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan

    kemampuan udara memegang uap air. Kelembaban nisbi sangat dipengaruhi oleh

    kepadatan fluks radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi. Apabila fluks

    radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, maka suhu udara tinggi dan

    kelembaban udara cenderung rendah (udara kering). Sebaliknya apabila kerapatan

    fluks radiasi matahari rendah, maka suhu nisbi rendah dan kelembaban nisbi

    cenderung tinggi ( udara lembab ). Kelembaban nisbi pada suatu tempat juga

    dipengaruhi oleh kerepatan vegetasi atau pengunaan lahan. Pada curah hujan tinggi

    di wilayah yang vegetasinya lebat menyebabkan suhu udara rendah dan

    kelembaban nisbi udara tinggi. Sebaliknya pada keadaan yang sama tetapi

    vegetasinya renggang menyebabkan suhu udara lebih hangat , dan kelembaban

    nisbi udara lebih rendah. Berdasarkan pengamatan mengenai kelembaban nisbi

    selama satu minggu dimulai hari sabtu tanggal 19 april 23 april 2015 didapatkan

    hasil dari suhu rata rata 24,43 C dengan kelembaban rata-rata dalam satu minggu

    70,6 % yang memiliki arti bahwa kelembaban nisbi dalam satu minggu terbilang

    cukup tinggi dalam satu minggu mengingat suhu udara berada pada level sejuk

    ditambah lagi dengan ketinggian tempat yang berada pada dataran tinggi dan

    lumayan banyaknya vegetasi disekitar wilayah pengamatan ditambah lagi

    terkadang turun curah hujan yang cukup lebat menjadikan kelembaban udara

    menjadi tinggi. Semakin rendah suhu udara semakin tinggi kelembaban nisbi udara

    .

  • 48

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan mengenai kelembaban nisbi udara, maka dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut.

    1. Kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada di udara

    dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu,Satuanya adalah

    presentase.

    2. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara dapat diukur dengan menggunakan

    suatu alat yang disebut psikhometer atau hygrometer.

    3. Kelembaban nisbi suatu wilayah dipengaruhi oleh dengan suhu udara,

    ketinggian tempat, banyak tidaknya vegetasi

    4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan suhu harian rata-

    rata dalam satu minggu yaitu 24,43C dengan kelembaban rata-rata 70,6%

    yang menandakan kelembaban pada laboratorium cukup tinggi dimana

    tingginya kelembaban tersebut juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat,

    banyaknya vegetasi di sekitar wilayah dan turunnya curah hujan yang cukup

    tinggi.

    5.2 Saran

    Pada saat pengamatan harus tepat waktu karena jika tidak maka hasil nya

    tidak akan valid. Untuk assiten agar lebih teliti dalam mengevaluasi praktikannya.

  • 49

    DAFTAR PUSTAKA

    Sudrajat, 1996. Klimatologi umum. ITB press. Bandung

    Susilo, 1999. Dasar dasar klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

    Waryono, 1987. Climate of Indonesia. Asia press Indonesia. Bogor

  • 50

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan kelembaban nisbi

    Sabtu, 18 Oktober 2014

    Minggu, 19 Oktober 2014

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++5

    =

    24 C

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++2

    = 25,25 C

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah

    = +

    =+,

    = 24,62 C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+%

    = 70,6 %

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++22

    = 25,75 C

  • 51

    Senin, 20 Oktober 2014

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++

    = 24 C

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah

    = +

    =.+

    = 24,87 C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+%

    = 66%

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++22

    = 22,75 C

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++2

    = 25 C

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah= +

    =.+

    = 23,87 C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+%

    = 69%

  • 52

    Selasa, 21 Oktober 2014

    Rabu, 22 Oktober 2014

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++25

    = 25,25 C

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++23

    = 23,25C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+

    = 66%

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah

    = +

    =,+,

    = 24,25 C

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++25

    = 25,25 C

  • 53

    Kamis, 23 april 2015

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++22

    = 22,75C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+%

    = 77%

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah

    = +

    =,+,

    = 24 C

    Suhu rata-rata thermometer bola kering = +++

    = +++25

    = 27 C

    Suhu rata-rata thermometer bola basah = +++

    = +++22

    = 23,25C

    Kelembapan rata-rata = ++

    =

    %+%+%

    = 75%

    Suhu rata-rata harian bola kering-basah

    = +

    =+,

    = 25 C

  • 54

    2. Gambar pengamatan kelembaban nisbi

    Pagi hari jam 07.30 Pagi hari jam 07.30

    Siang hari jam 12.30 Siang hari jam 12.30

    Sore hari jam 17.30 Sore hari jam 17.30

    Gambar 15 pengamatan kelembaban nisbi udara

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 55

    MATERI IV

    ANGIN

  • 56

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap

    lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan

    mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun

    pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan

    uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan

    terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang

    banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula

    menurunkan suhu udara.

    Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti

    merobohkan tanaman.Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat

    komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan

    adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan

    alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan

    penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan salah

    satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama dan

    penyakit yang akan sangat merugikan. Oleh karena pengamatan tentang kecepatan

    angin sangat penting bagi bidang pertanian khusunya dalam meningkatkan hasil

    pertanian, maka dilakukanlah pengamatan kecepatan angin.

  • 57

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang diatas mengenai angin maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut

    1. Untuk menentukan arah angin secara manual menggunakan kapas lalu

    diterbangkan

    2. Untuk mengetahui kecepatan angin disuatu daerah dengan menggunakan

    anemometer

    3. untuk mengetahui perhitungan kecepatan angin

  • 58

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dalam klimatologi angin diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan

    angin adalah jarak tempuh massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu

    tertentu; jadi satuannya adalah jarak per waktu seperti m per detik, km per

    jam.sedang arah angin merupakan arah datangnya angin.(Lakitan, 1994). Angin

    mempunyai arah dan kecepatan. Perubahan arah dan kecepatan angin merupakan

    efek dari perubahan tekanan. Perubahan tekanan per satuan jarak biasanya

    dinyatakan dalam satuan milibar/km disebut gradien tekanan.(Trewartha, 1995)

    Arah angin sebenarnya di ubah oleh :

    Rotasi bumi (perputaran bumi pada sumbunya)

    Gaya sentrifugal (gaya yang mengarah ke pusat bumi)

    Kekuatan gesekkan dengan permukaan bumi.

    Macam-macam angin:

    a. Angin lokal

    Angin lokal adalah angin setempat yang biasanya perubahan arahnya kekal

    setiap hari seperti :

    1. Angin laut dan angin darat

    2. angin lembab dan angin gunung

    b. Angin passat

    Passat artinya penyebaran. Angin passat adalah angin yang bergerak terus-

    menerus dari pusat tekanan tinggi subtropis ke daerah tekana rendah tropis.

    Akibat rotasi bumi, maka arah angin passat ini bukan tegak lurus dengan garis

    khatulistiwa, tetapi mengalami pembelokan sedikit. Di utara khatulistiwa, angin

    passat ini berubah arah menjadi angin Passat Timur Laut (PSL), dan di selatan

    khatulistiwa menjadi angin Passat Tenggara (PT).

  • 59

    c. Angin dingin dan angin panas

    1. Angin dingin

    Angin dingin adalah angin yang berasal dari aliran udara dari daerah dingin

    (kutub) ke daerah iklim sedang atau angin dari daerah gunung ke lembah.

    2. Angin panas

    Angin panas ada dua macam : angin panas yang berasal dari daerah panas

    dan anngin panas yang terjadi akibat pemanasan udara secara dinamis yang

    dikenal juga dengan angin Foehn. Tipe-tipe angin panas (Foehn) : terdapat

    diberbagai daerah dikenal dengan berbagai nama antara lain : Angin

    kumbang (Jabar), Angin Bahorok (Sumut), Angin Gending (Jatim), Angin

    Barubu (Sumsel),Angin Zonda (Argentina), dan Angin Chinok (Amerika

    Barat).

    d. Angin musim (Monsoon)

    Angin musim (Monsoon) merupakan angin yang mengalami perubahan

    arah menurut perubahan musim dan tergantung letak matahari. Angi ini

    timbul akibat perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala

    besar. Angin di Indonesia dikenal dengan Angin Barat pada musim hujan dan

    Angin Timur pada musim kemarau. Banyak musim hujan umumnya terjadi

    pada bulan-bulan September hingga Febuari yaitu matahri berada diselatan

    khatulistiwa atau diatas benua Australia. Sedangkan musim kemarau terjadi

    pada bulan-bulan Maret hingga Agustus dan matahari berada di Utara

    khatulistiwa atau di atas benua Asia. (Oldeman, 1978)

  • 60

    BAB III

    HASIL FIELDTRIP

    3.1 Alat dan fungsi

    Gambar 16 (Anemometer)

    Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan arah angin

    (darimana angin bertiup).

    Cara Kerja : Anemometer bergerak apabila ada aliran angin yang menyebabkan

    cup counter berputar. Dengan menggunakan wind vane kita dapat mengetahui

    darimana angin berhembus (arah angin). Anemometer yang terdapat di stasiun

    klimatologi Karangploso dipasang pada ketinggian yang berbeda-beda. Ada

    yang dipasang pada ketinggian 0,5 meter dan dipasang didekat pan evaporasi

    untuk mengetahui pengaruh angin dalam proses evaporasi. Ada yang dipasang

    pada ketinggian 2 m. Dan ada yang di pasang pada ketinggian 10 m.

  • 61

    Komponen Anemometer.

    Gambar 17 Cup Counter

    - Berbentuk seperti mangkok yang berputar apabila terkena hembusan angin.

    - Cup counter berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.

    Gambar 18 Wind Vane

    - Wind vane berfungsi untuk mengetahui darimana angin berhembus

    (menentukan arah angin).

  • 62

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 6. Hasil pengamatan angin

    Hasil pengamatan untuk hari Sabtu, 18 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = utara ke selatan 511,03

    - Siang = utara keselatan 514,23

    - Sore = selatan ke utara 522,77

    Hasil pengamatan untuk hari Minggu, 19 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = utara ke selatan 531,50

    - Siang = utara keselatan 534,49

    - Sore = selatan ke utara 541,82

    Hasil pengamatan untuk hari Senin, 20 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = utara ke selatan 559,55

    - Siang = utara ke selatan 577,97

    - Sore = selatan ke utara 587,98

  • 63

    Hasil pengamatan untuk hari Selasa, 21 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = timur 547,88

    - Siang = timur ke barat 552,09

    - Sore = timur ke barat 555,61

    Hasil pengamatan untuk hari Rabu, 22 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = utara ke selatan 651,23

    - Siang = utara ke selatan 642,34

    - Sore = selatan ke utara 598,65

    Hasil pengamatan untuk hari kamis, 23 april 2015

    Arah Angin

    Kecepatan Angin

    - Pagi = utara ke selatan 598,74

    - Siang = utara ke selatan 614,41

    - Sore = selatan ke utara 642,48

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 64

    4.2 Pembahasan

    Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah

    yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang

    dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.

    Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360, selatan180, timur 90,

    barat 270, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan

    arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari arah darat,

    angin laut adalah angin yang datang dari laut. Angin bergerak dari tekanan tinggi

    menuju tekanan rendah.

    Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibatkan perbedaan dalam

    menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk

    sirkulasi tertentu. Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping

    angin yang bergerak dalam skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu

    atau disebut angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah angin laut dan angin darat.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama satu minggu dimulai

    tanggal 18 april 2015 23 april 2015 di dapat rata-rata kecepatan angin 1,2918

    km/jam. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal

    ini dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah yang

    mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi geografis

    apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan dalam penentuan

    gaya atau effect coriolis). letak atau posisi geografis pengamatan berada pada

    dataran tinggi dan mempunyai keadaan topografi yang berbukit-bukit, hal ini

    menyebabkan kecepatan angin cukup tinggi karena semakin tinggi kedudukan

    suatu tempat, maka kecepatan angin semakin cepat. Sebaliknya semakin rendah

    kedudukan suatu tempat maka kecepatan anginya semakin lambat

  • 65

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan mengenai kecepatan angin , maka dapat di ambil

    kesimpulan sebagai berikut.

    1. Angin adalah udara yang bergerak akibat rotasi bumi dan perbedaan tekanan

    udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke

    bertekanan udara rendah.

    2. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer

    3. Tinggi rendahnya kecepatan angin itu dipengaruhi oleh tekanan dalam hal ini

    dipengaruhi oleh oleh ketinggian tempat, keadaan topografi suatu wilayah

    yang mempengaruhi koefisien gesekan dan posisi lintang terutama kondisi

    geografis apakah berada di posisi belahan bumi utara atau selatan (berperan

    dalam penentuan gaya atau effect coriolis).

    4. alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin yaitu anemometer

    ketinggian 2 meter, dan arah angin menggunakan kapas diterbangkan.

    4.2 Saran

    Saran dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di

    ambil dalam pengukuran haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan

    praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan materi yang

    akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan

    dari asisten juga sangat diperlukan.

  • 66

    DAFTAR PUSTAKA

    Lakitan, B . 1994. Dasar dasar Klimatologi. PT. Gramedia Persada. Jakarta

    Trewartha,1995. Pengantar Iklim. UGM Press. Yogyakarta

    Oldeman, 1978. Wind . Asian Pacific. Jakarta

  • 67

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan kecepatan angin

    Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 april 2015

    Perhitungan untuk hari Minggu, 19 april 2015

    Perhitungan untuk hari Senin, 20 april 2015

    Perhitungan untuk hari Selasa, 21 april 2015

    Kecepatan angin=

    = , / ,/

    = 1,2354 km/jam

    Kecepatan angin=

    = ,/, /

    = 1,9233 km/jam

    Kecepatan angin=

    = ,/,/

    = 1,3487 km/jam

    Kecepatan angin=

    = , /,/

    = 1,7933 km/jam

  • 68

    Perhitungan untuk hari Rabu, 22 april 2015

    Perhitungan untuk hari Kamis, 23 april 2015

    Kecepatan angin=

    = ,/,/

    = 1,0762 km/jam

    Kecepatan angin=

    = , /, /

    = 0,3775 km/jam

  • 69

    2. Gambar pengamatan angin

    Pagi hari jam 07.30 Siang hari 12.30

    Gambar 19 pengamatan kecepatan angin (Anemometer)

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 70

    METERI V

    CURAH HUJAN

  • 71

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan

    bumi. Di indonesia terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

    hujan.Hujan sangat berpengaruh pada pertanian di Indonesia. Hujan terbentuk

    apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan, Tidak semua air hujan

    sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara

    kering.Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting

    dalam siklus hidrologi dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul

    menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut

    melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

    Data curah hujan rata-rata untuk suatu daerah merupakan informasi yang

    sangat berguna salah satunya bagi bidang pertanian misalnya untuk pengaturan air

    irigasi, mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run

    off). Perhitungan curah hujan sangat diperlukan untuk mengetahui kisaran

    kandungan air tanah, karena semakin tinggi curah hujan di suatu tempat maka

    kandungan air tanah di daerah tersebutpun semakin tinggi. Oleh karena informasi

    mengenai data curah hujan sangat diperlukan dalam bidang pertanian, maka dari

    itu dilakukanlah pengataman curah hujan dalam jangka waktu satu minggu.

  • 72

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang mengenai curah hujan, maka dapat diambil

    tujuan sebagai berikut.

    1. untuk mengetahui curah hujan rata-rata dalam satu minggu

    2. untuk mengetahui cara menghitung curah hujan rata-rata

    3. mengetahui pentingnya data mengenai curah hujan bagi bidang pertanian

  • 73

    BAB II

    TINJAUN PUSTAKA

    Presipitasi (Hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang paling

    penting. Hujan adalah peristiwa jatuhnya (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan

    merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor

    pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS).

    Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam

    kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi di dalamnya

    (bayong, 2004). Data curah hujan (CH) rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air atau

    daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang diperlukan oleh pakar hidrolgi,

    dalam bidang pertanian data CH sangat berguna, misalnya untuk pengaturan air irigasi

    , mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off).

    Besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH dalam jumlah yang

    cukup untuk dapat mewakili, semakin banyak penakar dipasang di lapangan

    diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan besarnya CH

    yang terjadi di daerah tersebut. Menurut (Suroso, 2006) Ketelitian hasil pengukuran

    CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya bila kita mengukur CH di suatu

    daerah yang variasi curah hujannya besar diperlukan penakar CH lebih banyak juga

    agar ketelitiannya lebih akurat, sehingga penakar hujan yang dipasang juga lebih

    banyak, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu dan

    tenaga dalam pencatatannya di lapangan.

  • 74

    Penakar hujan merupakan peralatan meteorology yang dipergunakan untuk

    mengukur curah hujan yang terdiri atas dua macam penakar curah hujan yaitu penakar

    hujan recording dan non recording. Berikut ini adalah alat-alat penakar curah hujan

    yang biasanya digunakan oleh BKMG:

    1. Alat Ukur curah hujan OBS (Manual)

    2. Alat ukur curah hujan netta (Manual)\

    3. Alat ukur curah hujan Hellman (Otomatis)

    4. Alat ukur curah hujan dengan sistem download data

    Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama

    satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat

    hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:

    1. Atas normal (A)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.

    2. Normal (N)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.

    3. Bawah normal (BN)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%.

    Normal curah hujan

    1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan

    Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-

    masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

    2. Normal Curah Hujan Bulanan

    Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing

    bulan selama periode 30 tahun. (Wesli, 2008)

  • 75

    BAB III

    HASIL FIELDTRIP

    3.1 Alat dan fungsi

    Alat yang digunakan stasiun klimatologi karangploso dalam mengukur

    curah hujan yaitu ombrometer (manual), penakar hujan tipe hellman (otomatis).

    1. Ombrometer

    Gambar 20 ombrometer

    Fungsi : sebuah alat yang berfungsi untuk pengukur curah hujan secara manual.

    Cara Kerja : Menampung air hujan dan setelah hujan selesai air yang keluar

    dari kran ditampung di gelas ukur atau gelas kimia agar mudah dalam

    pengukurannya.

  • 76

    Komponen Ombrometer

    Gamabar 21 Corong dan kran ombrometer

    - Corong digunakan sebagai tempat masuknya air hujan, dan kran digunakan

    sebagai pengatur keluarnya air dari ombrometer

    2. Penakar hujan tipe hellman

    Gambar 22 penakar hujan tipe hellman

    Fungsi : sebuah alat yang digunakan untuk pengukuran curah hujan secara

    otomatis.

    Cara Kerja : alat ini menampung air hujan dan mencatatnya dengan

    mengunakan kertas pias secara otomatis.

  • 77

    Komponen Penakar Hujan Hellman

    Gambar 23 Pias Penakar Hujan Hellman

    - Digunakan untuk mencatat curah hujan secara otomatis dan mencatat waktu

    hujan dari awal sampai hujan berhenti (jika musim hujan penggantian kertas

    pias dilakukan setiap hari)

  • 78

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Pengamatan

    a. Hasil pengamatan hari Sabtu, 18 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    06.30 -

    13.00 -

    17.30 2800 mm

    b. Hasil pengamatan hari Minggu, 19 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    06.30 -

    12.30 -

    17.30 3500 mm

    c. Hasil pengamatan hari Senin, 20 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    06.30 -

    12.30 -

    17.30 3000 mm

    d. Hasil pengamatan hari Selasa, 21 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    07.30 -

    12.30 -

    17.30 3600 mm

    e. Hasil pengamatan hari Rabu, 23 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    07.30 -

    12.30 -

    17.30 -

  • 79

    f. Hasil pengamatan hari Kamis, 23 April 2015

    Jam pengamatan Curah hujan

    07.30 -

    12.30 -

    17.30 -

    Sumber: Dokumentasi primer

  • 80

    3.2 Pembahasan

    Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.

    Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau

    aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang

    terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan

    bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis

    ini disebut sebagai virga.

    Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban

    dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,

    lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan

    anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai curah hujan dalam

    kurun waktu satu minggu dimana dimulai tanggal 18 April 2015 23 April

    2015. Hujan hanya turun pada tanggal, 18 april, 19, april, 20 april, 21 april

    saja sedangkan sisa hari berikutnya tidak turun hujan. Curah hujan pada

    tanggal 18 april sebesar 2800 ml , tanggal 19 april sebesar 3500 ml, tanggal

    20 april sebesar 3000 ml dan tanggal 21 april sebesar 3600 ml. faktor turunya

    curah hujan juga dipengaruhi oleh adanya evaporasi air menjadi uap air,

    semakin tinggi intensitas dari evaporasi memungkinkan terjadinya hujan.

    Sedangkan faktor yang mempengaruhi intensistas curah hujan yaitu

    ketinggian tempat, semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan

    yang akan diterima semakin banyak, karena pada umumnya semakin rendah

    suatu daerah suhunya semakin tinggi. Untuk wilayah pengamatan sendiri

    berada pada dataran tinggi sehingga intensistas hujannya tidak terlalu tinggi

    dibandingkan dengan wilayah pada dataran rendah. Hubungan dengan deretan

    pegunungan, wilayah sekitar pegunungan sering dilanda hujan. Hal itu

    disebabkan uap air yang dibawa angin menabrak deretan pegunungan,

    sehingga uap air tersebut dibawah keatas sampai ketinggian tertentu

  • 81

    mengalami kondensasi. Ketika uap air pada titik jenuh di akan jatuh pada

    lereng pegunungan. Angin juga mempengaruhi datangnya hujan, angin yang

    melewati sumber penguapan akan membawa uap air yang berpotensi

    menurunkan hujan. Untuk hasil dari curah hujan sendiri dalam kurun waktu 3

    hari yang turun hujan termasuk curah hujan lebat.

    Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam

    waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain

    gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan

    yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

    adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar

    dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan

    merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang

    dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi.

    Sifat hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang

    terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut

    di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu:

    1. Atas normal (A)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata lebih besar dari 115%.

    2. Normal (N)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata antara 85%-115%.

    3. Bawah normal (BN)

    Jika nilai perbandingan terhadap rata-rata kurang dari 85%

    (Anonim,2011).

  • 82

    Normal curah hujan

    1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan

    Rata-rata Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan

    masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

    2. Normal Curah Hujan Bulanan

    Normal Curah Hujan Bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan

    masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

  • 83

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan mengenai curah hujan maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut

    1. Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam

    waktu tertentu

    2. besarnya curah hujan yang dihasilkan setiap harinya tidak dapat dipastikan,

    kadang naik dan bisa juga turun. Ini semua tergantung pada evaporasi yang

    terjadi,kelembaban suatu daerah, tiupan angin,letak daerah tersebut dan

    faktor-faktor lainnya.

    3. Semakin banyak panas yang diterima maka semakin tinggi evaporasi yang

    dihasilakan dan begitu juga sebaliknya. Ini semua dipengaruhi oleh

    besar kecilnya pengaruh penyinaran matahari yang diterima,sehingga ikut

    mempengaruhi jumlah penguapan yang dihasilkan.

    4. Berarti hubungan antara curah hujan dan evaporasi berbanding berbanding

    terbalik dimana jika evaporasinya besar mak curah hujannya kecil begitu

    juga sebaliknya sehingga terbukti bahwa dalam waktu satu minggu terjadi

    defisit air, yaitu nilai evaporasinya lebih tinggi dibanding curah hujan.

    5. Faktor yang mempengaruhi curah hujan diantaranya ketinggian tempat,

    semakin rendah suatu wilayah potensi curah hujan yang diterima akan lebih

    banyak, karena pada umumnya suhu pada dataran rendah lebih tinggi.

    Hubungan dengan pegunungan, apabila suatu tempat berada pada lereng

    gunung potensi hujan akan semakin sering terjadi. Arah angin berpotensi

    membawa uap air yang berpotensi untuk menurunkan hujan.

  • 84

    6. Berdasarkan pengamatan curah hujan didapatkan intensitas curah hujan

    rata 3200 mm selama tiga hari dengan 3 hari sisanya tidak turun hujan.

    Hujan yang terjadi selama 3 hari tesebut tergolong hujan lebat.

    5.2 Saran

    Adapun ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam

    pengukuran curah hujan harian khususnya yaitu mengetahui cara penggunaan alat

    yang kita gunakan. Selain itu juga, waktu yang kita jadwalkan dalam pengukuran

    curah hujan haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat pengukuran curah hujan.

    Dan yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun penempatan alat

    pengukur curah hujan haruslah sesuai pada tempat yang tepat yaitu tempat yang

    terbuka atau terbebas dari naungan.

  • 85

    DAFTAR PUSTAKA

    Bayong, 2004. Klimatologi . Bandung. ITB

    Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva Intensity-Duration

    Frequency (IDF) di Kawasan Rawan Banjir Kabuaten Banyumas. Jurnal

    Teknik Sipil, Vol. 3, No.1. Purwakarta : Universitas Jendral Sudirman

    Wesli. Drainase Perkotaan. 2008. Yogyakarta: Graha Ilmu

  • 86

    Lampiran

    1. Gambar pengamatan

    Gambar pengamatan 24 (Ombrometer)

    Sumber: Dokumentasi primer

  • 87

    MATERI VI

    AWAN

  • 88

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristales di dalam atmosfer yang terjadi

    karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah

    melampaui keadaan jenuh..Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu

    di langit. Awan berwarna disebabkan sinar matahari adalah kombinasi dari

    berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.

    Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah

    seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang

    yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Efek yang diberikan

    awan terhadap radiasi matahari yang diterima permukaan Bumi sebenarnya

    kompleks. Tidak sesederhana bahwa ada awan maka suhu udara akan turun.

    Secara umum, system perawanan memang berperan untuk menyaring,

    mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi matahari sama sekali. Tapi, jika

    matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pencaran radiasi matahari dari

    awan itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat disbanding tidak ada

    awan sama sekali. Awan bersifat mengabsorbsi dan merefleksikan radiasi dari

    bumi dapat memanaskan atau mendingankan suhu udara. Bentuk awan juga

    dengan karakteristiknya juga mencerminkan potensi hujan disuatu permukaan

    bumi. Awan memiliki pengaruh dalam bidang pertanian khususnya pada intensitas

    Cahaya pada tanaman, apabila Langit tertutup oleh rapat maka intensistas

    penyinaran cahaya akan terganggu dan awan dengan ciri-ciri tertentu dapat

    menandakan bahwa akan turun hujan. Oleh karena itu untuk mengerti tentang

    kerapatan awan pada setiap kuadran dan jenis-jenis awan, maka dilakukanlah

    pengamatan awan selama satu minggu.

  • 89

    1.2 Tujuan

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil tujuan sebagai

    berikut.

    1. Mempelajari tentang pengertian dan jenis awan

    2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kawan.

    3. Untuk memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan dengan

    melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.

    4. Menghitung penutupan awan dengan menggunakan metode sistem kuadran

  • 90

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di atmosfir yang

    sangat kecil atau campuran keduanya dengan konsentrasi berorde 100 per centimeter

    kubik dan mempunyai radius sekitar 10 mikrometer. Ia kelihatan seperti asap berwarna

    putih atau kelabu di langit. Masalah awan biasanya dipelajari pada nephologi atau

    fisika awan yang merupakan cabang dari meteorology (Hadi, 1992)

    Klasifikasi Awan (Foth,1998)

    1. Berdasarkan morfologi (bentuk)

    Awan cumulus : awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar dengan dasar

    horizontal)

    Awan ciratus : awan ini tersebar luas dan tipis sehingga menutupi langit

    secara merata

    Awan cirrus : awan ini berdiri sendiri, yang halus dan berserat berbentuk

    seperti bulu burung

    2. Berdasarkan ketinggian

    1. Golongan awan tinggi = 6000 m keatas

    Awan cirrus (9km) : awan halus, struktur berserat seperti bulu burung,

    tersususn sebagai pita yang melengkung

    Awan citrostratus (6-7km) : awan berbentuk seperti kelambu putih halus,

    menutup seluruh angkasa berwarna pucat dan tampak seperti anyaman

    tidak teratur

    Awan cirrocumulus (7,5-9km) : awan berbentuk seperti gerombolan

    domba, tidak menimbulkan bayangan dan hujan

  • 91

    2. Golongan awan sedang = 2000-6000 m

    Awan altostratus (3-45km) : awan yang berbentuk seperti selendang

    yang tebal pada bagian yang menghadap bulan/matahari nampak lebih

    terang

    Awan altocumulus (4,5-6km) : awan berbentuk seperti bola-bola yang

    tebal, putih, pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karna mendapat

    sinar

    3. Golongan awan rendah = dibawah 2000 m

    Awan sitrocumullus : awan yang berbentuk seperti gelombang yang

    sering menutupi seluruh angkasa, menimbulkan persamaan dengan

    gelombang dilautan, berwarna abu-abu dan terang

    Awan nimbustratus : awan tebal dengan bentuk tertentu dipinggir

    tampak compang-camping dan menutupi seluruh langit

    Awan stratus : awan yang melebar seperti kabut tetapi tidak sampai

    menyentuh permukaan bumi

    3. Awan yang terjadi karena udara naik = 500-1500 m

    Awan cumulus : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata

    Awan cumulonimbus : awan bergumpal luas dan sebagian merupakan hujan

    seiring dengan angin rebut

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Awan

    Angin : angin yang tinggi, terjadi evaporasi yang besar sehingga mempercepat

    terbentuknya awan

    Tekanan udara : dengan adanya pergerakan tekanan udara yang ditimbulkan

    maka akan mempengaruhi pergerakan awan

    Kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara, awan akan terlihat

    semakin mendung (Hakim, 1986)

  • 92

    BAB III

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 6. Hasil pengamatan awan

    3.1.1 Hasil Pengamatan Sabtu, 18 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    Kuadran I 80% 80% 80%

    Kuadran II 20% 80% 80%

    Kuadran III 10% 80% 80%

    Kuadran IV 40% 80% 80%

    3.1.2 Hasil Pengamatan Minggu, 19 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    Kuadran I 75% 80% 80%

    Kuadran II 70% 80% 80%

    Kuadran III 80% 70% 80%

    Kuadran IV 80% 70% 80%

    3.1.3 Hasil Pengamatan Senin, 20 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    Kuadran I 80% 80% 80%

    Kuadran II 20% 80% 80%

    Kuadran III 10% 80% 80%

    Kuadran IV 40% 80% 80%

  • 93

    3.1.4 Hasil Pengamatan Selasa, 21 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    Kuadran I 21% 80% 80%

    Kuadran II 10% 80% 80%

    Kuadran III 21% 80% 80%

    Kuadran IV 21% 80% 80%

    3.1.5 Hasil Pengamatan Rabu, 22 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    j. Kuadran I 60% 80% 80%

    k. Kuadran II 30% 80% 80%

    l. Kuadran III 10% 70% 60%

    m. Kuadran IV 80% 50% 40%

    3.1.6 Hasil Pengamatan Kamis, 23 April 2015

    Penutupan Awan Pagi Siang Sore

    n. Kuadran I 5% 40% 30%

    o. Kuadran II 2% 45% 35%

    p. Kuadran III 15% 50% 40%

    q. Kuadran IV 20% 30% 45%

    Sumber: Dokumentasi Primer

  • 94

    Gambar pengamatan awan

    Hari sabtu, 18 april 2015

    JAM 06.30

    Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

    JAM: 12.30

    Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

  • 95

    JAM: 17.30

    Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Hari Minggu, 19 April 2015

    JAM 06.30

    Jenis: cumulus Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

  • 96

    JAM 12.30

    Jam 17.30

    Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Jenis: cumulus

    Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirocumulus

  • 97

    Hari Senin, 20 April 2015

    JAM 06.30

    Jenis: cirostratus Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

    JAM 12.30

    Jenis: cirostratus Jenis: Cirostratus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

  • 98

    JAM 17.30

    Jenis: cirocumulus Jenis: Cirocumulus

    Jenis: Cirostratus Jenis: Cirocumulus

    Hari Selasa, 21 April 2015

    JAM 06.30

    Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus

    Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus

  • 99

    JAM 12.30

    Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus

    Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus

    JAM 17.30

    Jenis: cirocumulus Jenis: Nimbostratus

    Jenis: Nimostratus Jenis:Nimbostratus

  • 100

    Hari Rabu, 22 April 2015

    JAM 06.30

    Jenis: cirocumulus Jenis: Cirrus

    Jenis: Cirrus Jenis:Cirrus stratus

    JAM 12.30

    Jenis: cumulus Jenis: Nimbostratus

    Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

  • 101

    JAM 17.30

    Jenis: Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    Hari Kamis, 23 April 2015

    JAM 06.30

    Jenis: Cirrusstratus Jenis: Cirrostratus

    Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

  • 102

    JAM 12.30

    Jenis: Cirrus Jenis: Cirrustratus

    Jenis:Nimbostratus Jenis: Nimbostratus

    JAM 17.30

    Jenis: Cirrus Jenis: Cirrustratus

    Jenis:Cirrocumulus Jenis: Cirrocumulus

    Gambar 25 pengamatan awan selama 1 minggu

    Sumber: Dokumentasi primer

  • 103

    3.2 Pembahasan

    Awan merupakan sekumpulan tetesan air (Kristal es) di dalam udara

    atmosfer yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam

    udara setelah melampaui keadaan jenuh. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, dan

    padat karena dipengaruhi oleh suhu (kondensasi). Kondensasi terjadi karena

    adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah yang cukup

    banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta

    butiran awan di atmosfer dengan ukuran ukuran yang berbeda-beda. Masing-

    masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatnya tidak sama, sehingga antara

    butir yang satu dengan yang lain sangat membutuhkan. Satu butir hasil kondensasi

    yang berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik.

    Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat

    jatuh sebagai hujan.

    Awan mempunyai bentuk dan ukuran bermacam-macam. Dari bentuk dan

    ukuran yang bermacam-macam tadi, ada awan yang menyebabkan bayangan dan

    hujan, ada juga yang tidak menyebabkan bayangan dan hujan. Dalam ilmu

    pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis awan yang dapat

    menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat mempengaruhi siklus tumbuh

    tanaman.

    Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama satu minggu dimulai

    tanggal 18 april 2015 23 april 2015 didapatkan hasil bahwa rata-rata awan miliki

    8 okta yang berarti awan total ditutupi oleh awan yakni awan yang dominanan

    adalah awan nimbostratus yang dapat menyebabkan turun hujan. Awan

    nimbostratus tergolong awa rendah dengan ketinggian dibawah 2000 m. Jadi

    dalam satu minggu terjadi hujan yang dimulai dari hari sabtu sampai rabu, kecuali

    hari kamis tidak turun hujan. Pada hari kamis awan di dominasi oleh awan cirrus

    yang menandakan hari cukup cerah.

  • 104

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan mengenai awan maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut.

    - Awan adalah kumpulan titik-titik air atau kristal es yang demikian banyak

    jumlahnya dan terletak pada titik kondensasi serta meyang-layang tinggi

    diudara. Kondisi awan dapat berupa cair,gas atau padat karena dipengaruhi

    oleh keadaan suhu.

    - Awan digolongkan menjadi 3 bagian yaitu awan rendah (6000m).

    - Pengamatan dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode

    kuadran yaitu persepuluh.

    - Pengamatan awan dapat dijadikan prakiraan cuaca pada suatu daerah,

    seperti cuaca mendung, hujan dan angin.

    - Dalam ilmu pertanian, perlu untuk mengetahui dan faham akan jenis jenis

    awan yang dapat menyebabkan hujan atau tidak karena hujan dapat

    mempengaruhi siklus tumbuh

    4.2 Saran

    Didalam melakukan pengamatan awan agar dilakukan secara teliti, agar

    tidak terjadi kesalahan pada pengindentifikasian dan perhitungan awan, karena

    agar prakiraan cuaca yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

  • 105

    DAFTAR PUSTAKA

    Foth,H.D .1998. Cloud Clasification . Cambrige university press. London

    Hadi, 1992. Klimatologi dasar. Graha media. Bogor

    Hakim,, 1986. Klasifikasi awan. Media pustaka. Jakarta

  • 106

    LAMPIRAN

    1. Perhitungan keadaan awan dengan pebagian persepuluh

    Perhitungan untuk hari Sabtu, 18 April 2015

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,

    = 4 okta

    JAM 12.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

    JAM 06.30

    JAM 17.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

  • 107

    Perhitungan untuk hari Minggu, 19 april 2015

    Perhitungan untuk hari Senin, 20 April 2015

    JAM 06.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,

    = 8 okta

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,

    = 7 okta

    JAM 17.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

    JAM 12.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

    JAM 06.30

  • 108

    Perhitungan untuk hari Selasa, 21 April 2015

    JAM 12.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,

    = 3 okta

    JAM 17.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

    JAM 06.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,

    = 2 okta

    JAM 12.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

  • 109

    Perhitungan untuk hari Rabu, 22 April 2015

    JAM 17.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    = 8 okta

    JAM 06.30

    Penutupan awan = ++ +

    = +++

    =

    =

    ,