laporan kfa sulfonamida

17
Laporan KFA SULFONAMIDA BAB I PENDAHULUAN Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan utama seorang ahli kimia analitik. Tetapi dalam kimia analitik modern aspek-aspek juga meliputi identifikasi suatu zat elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komposisinya. Ada dua hal mengapa kimia analitik merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan begitu luas. Pertama, kimia analitik menawarkan banyak sekali pemakaian dalam bermacam ilmu disiplin kimia anorganik, kimia organik, kimia fisik dan biokimia dan kedua kimia analitik terpakai sangat luas di cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu-ilmu lingkungan, ilmu pertanian, ilmu kedokteran, lmu kimia klinik, zat padat dan elektronik, oseanografi, ilmu forensik dan penelitian luar angkasa. Mutu suatu produk dapat menyimpang dari standar yang dipersyaratkan, tetapi dalam melakukan suatu analisis, kita juga

Upload: nurul-wahyuni

Post on 23-Apr-2017

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KFA SULFONAMIDA

Laporan KFA SULFONAMIDA

BAB I

PENDAHULUAN

       Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu

materi. Dahulu hal tersebut adalah tujuan utama seorang ahli kimia analitik. Tetapi

dalam kimia analitik modern aspek-aspek juga meliputi identifikasi suatu zat elusidasi

struktur dan analisis kuantitatif komposisinya. Ada dua hal mengapa kimia analitik

merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan begitu

luas. Pertama, kimia analitik menawarkan banyak sekali pemakaian dalam bermacam

ilmu disiplin kimia anorganik, kimia organik, kimia fisik dan biokimia dan kedua kimia

analitik terpakai sangat luas di cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu-

ilmu lingkungan, ilmu pertanian, ilmu kedokteran, lmu kimia klinik, zat padat dan

elektronik, oseanografi, ilmu forensik dan penelitian luar angkasa.

       Mutu suatu produk dapat menyimpang dari standar yang dipersyaratkan, tetapi

dalam melakukan suatu analisis, kita juga harus yakin bahwa mutu adalah bagian

integral pada semua proses industry modern dan tidak terkecuali industri farmasi.

       Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk

memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat

pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif merupakan

analisis untuk melakukan  identifikasi elemen, spesies,dan atau senyawa obat yang ada

di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk

mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.

Page 2: Laporan KFA SULFONAMIDA

       Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara analisis kualitatif

terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

       Adapun tujuan dari percobaan ini untuk menentukan cara analisis kualitatif

terhadap obat-obat golongan sulfonamida.

       Adapun prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji sesuai dengan golongan

obat untuk mengidentifikasi golongan sulfonamida dengan menggunakan pereaksi yang

spesifik (parry, vanillin, dan CuSO4).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Teori Ringkas

Page 3: Laporan KFA SULFONAMIDA

Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat penting pada

penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Demi pengertian yang baik pertama-tama

akan dibicarakan secara singkat beberapa aspek dari ISK, termaksud penangananya.

Kemudian pada bagian berikutnya akan dibahas secara mendalam kedua kelompok

tadi. Antibiotika ISK lainya penisilin atau sefalosforin dan amini glikosida. (Tjay, 2007).

Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara  sistematik

untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Penggunaan

sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan

kegunaan sediaan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningktakan kembali

penggunaan sulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu.

Sulfonamida merupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yang sama

yaitu H2N-C6H4-SO2NHR dan R adalah pelbagai macam substituen. Pada prinsipnya

senyawa ini dapat digunakan terhadap berbagai infeksi.

Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam

maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih baik,

walaupun larutan  ini tidak stabil karena mudah terurai. (Tjay, 2007).

Sulfadiazin adalah sulfonamida antibiotik . Ini menghilangkan bakteri yang

menyebabkan infeksi dengan menghentikan produksi asam folat di dalam sel bakteri,

dan umumnya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK). Dalam

kombinasi, sulfadiazin dan pirimetamin , dapat digunakan untuk mengobati

toksoplasmosis , penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. (Anonim, 2012).

Sulfanilamide adalah sulfonamida antibakteri . Secara kimia, itu adalah molekul

yang mengandung sulfonamide kelompok fungsional melekat pada anilin . Sebagai

Page 4: Laporan KFA SULFONAMIDA

antibiotik sulfonamide, itu berfungsi dengan kompetitif menghambat (yaitu, dengan

bertindak sebagai substrat analog) enzimatik reaksi yang melibatkan para-

aminobenzoic acid (PABA). PABA dibutuhkan dalam reaksi enzimatik yang

menghasilkan asam folat yang bertindak sebagai koenzim dalam sintesis purin,

pirimidin dan asam amino lainnya.

Istilah "sulfanilamid" juga digunakan untuk menggambarkan keluarga molekul

yang mengandung kelompok-kelompok fungsional. Contoh meliputi:

a.  Furosemide , sebuah loop diuretik

b.  Sulfadiazin , sebuah antibiotik

c.  Sulfamethoxazole , sebuah antibiotik

(Anonim, 2012).

B.    Uraian Bahan

1.      Alkohol (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi           : AETHANOLUM

Nama Lain              : Etanol, alkohol

Rumus molekul                 : C2H5OH

Berat Molekul         : 46,07

Pemerian                : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap      dan mudah bergerak, bau khas,

rasa panas,    mudah terbakar dengan memberikan nyala    biru yang tidak berasap.

Kelarutan               :  Sangat mudah larut dalam air, dalam    kloroform p dan dalam eter p.

Penyimpan            :  Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari    cahaya.

Kegunaan              : Zat tambahan

2.      Aquadest  (Depkes RI, 1979)

Page 5: Laporan KFA SULFONAMIDA

Nama Resmi           : AQUA DESTILLATA

Nama Lain              : Air suling

Rumus Kimia         : H2O

Berat Molekul         : 18,02

Pemerian                : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau,   tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik

3.      Co-Nitrat (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi           : COBALT (II) NITRIT

Nama lain               : Kobalt (II) Nitrat

Rumus kimia          : Co (NO3)2.6H2O

Pemeriaan              : Hablur, merah, meleleh basah

Kelarutan                : Larut dalam air

4.      CuSO4 (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi           : CUPRI SULFAT

Nama Lain              : Tembaga (II) sulfat

Rumus Kimia         : CuSO4

Berat Molekul         : 159,60

Pemerian                : Serbuk keabuan

Kelarutan                : Larut perlahan-lahan dalam air

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan              : Zat adatif

5.      HCl (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi          : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Page 6: Laporan KFA SULFONAMIDA

Nama Lain              : Asam klorida

Rumus Kimia         : HCl

Berat Molekul         : 36,46

Pemerian                 : Cairan tidak berwarna, berasap, bau           merangsang jika diencerkan 2 bagian

volume   air, asap akan hilang.

Bobot Jenis            : Lebih kurang 1,18

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat

6.      NH4OH (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi           : AMMONIA

Nama Lain               : Amonia

Rumus Molekul                 : NH4OH

Berat Molekul          : 36,05

Pemerian                 : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,                                        

menusuk kuat

Kelarutan                 : Mudah larut dalam air

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan               : Zat tambahan

7.      Pereaksi parry ( Tim Dosen, Hal. 35 )

Larutan CoCl2       : 2 gram

HCl                          : 1 ml

Aquadest                : ad 100 ml

Atau

Co-nitrat                  : 2 gram

Page 7: Laporan KFA SULFONAMIDA

HCl                          : 1 ml

Aquadest                : ad 100 ml

8.      Sulfadiazin (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi          : SULFADIAZINUM

Nama Lain             : Sulfadiazin

Rumus Molekul     : C10H10N4O2S

Berat Molekul        : 250, 27                                                 

Rumus bangun     :

                                     

Pemerian                            : Serbuk putih kekunigan atau putih agak   merah jambu, hampir tidak berbau,

tidak   berasa

Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut   dalam etanol (95%) P dan dalam

aseton P,   mudah larut dalam asam mineral encer dan   dalam larutan alkali hidroksida

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari   cahaya matahari.

Kegunaan               : Antibakteri

Dosis Maksimum   : Sekali 2 gram, sehari 8 gram

9.      Sulfanilamida (Depkes RI, 1979)

Page 8: Laporan KFA SULFONAMIDA

Nama Resmi          :  SULFANILAMIDU

Nama Lain             :  Sulfanilamida

Rumus Molekul     :  C6H8N2O2S

Berat Molekul        : 172, 21

Rumus bangun     :               

Pemerian                : Hablur serbuk halus atau putih, tidak berbau,

rasa agak pahit kemudian manis.

Kelarutan               :            Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar

larut dalam etanol (95%) P dan sangat sukar larut dalam kloroform P

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari

cahaya.

Kegunaan              : Antibakteri

10.   Vanillin (Depkes RI, 1979)

Nama Resmi          : VANILLINUM

Nama Lain             : Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida

(121-33-5)

Rumus Molekul     : C8H8O3

Berat Molekul        : 152,5

Page 9: Laporan KFA SULFONAMIDA

Pemerian                : Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga   agak kuning, rasa dan bau khas,

dipengaruhi   cahaya, larutan bereaksi asam terhadap   lakmus

Kelarutan               : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam   etanol, kloroform, Dallam eter dan dalam

larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam   gliserin dan dalam air panas

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup baik.

Page 10: Laporan KFA SULFONAMIDA

BAB III

METODE KERJA

A.     Alat dan Bahan

1.      Alat

a.     Batang pengaduk

b.     Corong

c.      Gelas kimia

d.     Gelas ukur

e.     Erlenmeyer

f.       Handscun

g.     Labu ukur

h.     Lap kasar dan lap halus

i.       Lampu spiritus

j.       Masker

k.      Rak tabung

l.       Sendok tanduk

m.    Sendok porselin

n.     Timbangan

o.     Tabung reaksi

p.     Pipet tetes

Page 11: Laporan KFA SULFONAMIDA

B.    Bahan

a.      Alkohol 70 %

b.      Aquadest

c.      HCl Pekat

d.      Co-Nitrat

e.      CuSO4 1 %

f.       Pereaksi Parry

g.      Sampel D1

h.     Sampel D2

i.       Vanilin 1 %

j.        Tissue

C.    Cara kerja

1.      Uji Organoleptis

A.     Disiapkan alat dan bahan

B.     Diamati bentuk, warna, bau, dan rasa.

2.      Uji Golongan / Uji Penegasan

a.     Untuk CuSO4 1 %

1)     Untuk kode sampel D1

a)   Disiapkan alat dan bahan

b)  Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung

c)  Reaksi kemudian dilarutkan dengan pereaksi CuSO4 1 % hingga menghasilkan warna

putih susu lama kelamaan warna putih endapan putih kebiruan.

2)     Untuk Kode sampel D2

Page 12: Laporan KFA SULFONAMIDA

a)     Disiapkan alat dan bahan

b)     Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan pereaksi CuSO4 1 % hingga menghasilkan endapan hijau kebiruan.

b.     Untuk Vanillin 1 %

1)     Untuk kode sampel D1

a)      Disiapkan alat dan bahan

b)      Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan pereaksi vanilin 1 % hingga menghasilkan endapan putih.

2)     Untuk kode sampel D2

a)      Disiapkan alat dan bahan

b)      Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan pereaksi vanillin 1 % hingga menghasilkan endapan putih kekuningan.

c.      Untuk NH4OH + Pereaksi Parry

1)     Untuk kode sampel D1

a)      Disiapkan alat dan bahan

b)      Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan pereaksi NH4OH hingga menghasilkan warna putih susu lama kelamaan warna

putih endapan. Kemudian ditambahkan Pereaksi Parry menghasilkan endapan merah.

2)     Untuk kode sampel D2

a)      Disiapkan alat dan bahan

b)      Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan pereaksi NH4OH hingga menghasilkan warna kuning. Kemudian ditambahkan

Pereaksi Parry menghasilkan endapan hitam kemerahan.

Page 13: Laporan KFA SULFONAMIDA

d.     Untuk Alkohol 70 %

1)     Untuk kode sampel D1

a)     Disiapkan alat dan bahan

b)     Diambil sampel D1 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan alkohol 70 %  hingga menghasilkan warna bening.

2)     Untuk kode sampel D2

a)     Disiapkan alat dan bahan

b)     Diambil sampel D2 secukupnya masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan

dengan alkohol 70 %  hingga menghasilkan warna bening.