pengenalan jenis ikan dan identifikasi

32
Laporan Praktikum Biologi Perikanan PENGENALAN JENIS IKAN DAN IDENTIFIKASI Dosen Penanggung Jawab Indra Lesmana, S.Pi, M.Si Ani Suryanti, S.Pi, M.Si Oleh Tiur Natalia Manalu 120302028 VI / B LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Upload: dinas-perikanan-dan-kelautan-provinsi-jawa-barat

Post on 29-May-2015

3.608 views

Category:

Science


21 download

DESCRIPTION

just for science

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

Laporan Praktikum Biologi Perikanan

PENGENALAN JENIS IKAN DAN IDENTIFIKASI

Dosen Penanggung Jawab

Indra Lesmana, S.Pi, M.SiAni Suryanti, S.Pi, M.Si

Oleh

Tiur Natalia Manalu120302028

VI / B

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANANPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN

2014

Page 2: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang

belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai

medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air

untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan

tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan

oleh arah angin. Dalam keluarga hewan bertulang belakang/vertebrata, ikan

menempati jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat sekitar 25.000 species yang

tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran 40.000 spesies, yang terdiri dari

483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut

yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan.

Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena

hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1%

merupakan perairan tawar. Informasi yang digunakan dalam mempelajari

hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama

deskripsi ikan (Burhanuddin, 2008).

Ikan merupakan hewan vertebrata yang tergolong ke dalam Filum

Chordata, Kelas Pisces, yang terdiri dari 4 sub kelas, yaitu : Elasmobranchii,

Chondrostei, Dipnoi dan Teleostei, masing – masing dengan beberapa Ordo,

Famili dan Genus. Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan caudal. Batas yang

nyata antara caput dan truncus disebut tepi caudal operculum dan sebagai batas

antara truncus dan ekor disebut anus. Kulit terdiri atas Dermis dan Epidermis.

Dermis terdiri dari jaringan pengikat yang dilapisi dari sebelah luar oleh

Nepitelium. Diantara sel – sel epitelium terdapat kelenjar uniselluler yang

mengeluarkan lendir yang manyebabkan kulit ikan menjadi licin. Ikan termasuk

vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis bernafas melalui

alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/gelembung udara).

Mempunyai otak yang terbagi menjadi region - region. Otak dibungkus dalam

tulang kranium (tulang kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang

Page 3: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

3

sejati. Memiliki sepasang mata. Kecuali ikan - ikan siklostomata, mulut ikan

disokong oleh rahang. Telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran -

saluran sirkular, sebagai organ keseimbangan (equilibrium). Sirkulasi mengangkut

aliran seluruh darah dan jantung melalui insang lalu keseluruh bagian lain. Tipe

ginjal adalah pronefros dan mesonefros (Ummi, 2011).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman jenis ikan

yang tinggi. Letak perairan yang berada di daerah khatulistiwa dan beriklim tropis

membuat Indonesia memiliki kekayaan jenis biota air yang lebih banyak

dibandingkan dengan daerah dingin maupun subtropis. Tidak kurang dari 7.000

spesies ikan terdapat di perairan Indonesia dan sekitar 2.000 spesies di antaranya

merupakan jenis ikan air tawar dan sekitar 27 spesies yang sudah dibudidayakan.

Ikan nila (Oreochromis niloticusL.) merupakan salah satu ikan air tawar yang

banyak di budidayakan di Indonesia sejak di datangkan dari Taiwan tahun 1969.

Ikan nila merupakan ikan asli dari Afrika. Pembudidayaan ikan nila mempunyai

prospek yang cerah. Hal tersebut disebabkan ikan nila mudah berkembangbiak,

pertumbuhannya cepat, menghasilkan telur dalam jumlah yang banyak, ukuran

badan relatif besar dibandingkan ikan air tawar lain, tahan terhadap penyakit dan

memiliki rasa yang enak (Tinova, 2011).

Kehadiran suatu populasi ikan di suatu tempat dan penyebaran (distribusi)

spesies ikan di muka bumi ini selalu berkaitan dengan masalah habitat dan

sumberdayanya. Keberhasilan populasi tersebut untuk dapat hidup dan bertahan

pada habitat tertentu, tidak terlepas dari penyesuaian atau adaptasi yang dimiliki

anggota populasi tersebut. Perairan merupakan habitat bagi ikan dalam proses

pembentukan struktur tubuh ikan, proses pernafasan, cara pergerakan, cara

memperoleh makanan, reproduksi dan lain-lain. Kaji banding karakter morfologi

baik secara internal maupun eksternal dapat menjadi acuan dalam bidang

ichtiology dan rekayasa genetika. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari

morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah

dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat

berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Sebelum kita mengenal

bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana habitat ikan tersebut,

Page 4: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

4

ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara keseluruhan beserta

ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi (Rohansyah, dkk., 2010).

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi

individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson.

Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Jadi dalam

melakukan identifikasi kita harus selalu berhubungan dengan kunci identifikasi.

Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan klasifikasi. Seringkali kedua

pengertian ini dicampur adukkan padahal prosedur klasifikasi bersifat induktif.

Identifikasi berhubungan dengan ciri taksonomi dalam jumlah sedikit akan

membawa specimen ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan

klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri.

Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan

atas kesamaan dan hubungan mereka. Identifikasi penting artinya bila ditinjau

dari segi ilmiahnya, sebab seluruh urutan pekerjaan berikutnya sangat tergantung

kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies (Ridho, dkk., 2012).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengenal dan mengetahui secara langsung jenis-jenis ikan yang hidup

secara alami di perairan umum.

2. Untuk mengetahui cara pengidentifikasian ikan berdasarkan pengamatan

meristik dan morphometrik ikan.

3. Untuk mengetahui penggolongan dari spesies ikan yang diamati berdasarkan

klasifikasinya.

4. Mengetahui hubungan antara data meristik dan morphometrik ikan serta

kaitannya dengan lingkungan dimana ikan tersebut berada.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti praktikum Biologi Perikanan dan sebagai sumber informasi bagi pihak

yang membutuhkan.

Page 5: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Menurut Muhotimah (2013), ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan

genus ikan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi

tinggi terhadap kualitas air yang rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada

habitat-habitat yang ikan dari jenis lain tidak dapat hidup. Bentuk dari ikan nila

panjang dan ramping berwarna kemerahan atau kuning keputih-putihan.

Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan 3 : 1. Ikan nila memiliki rupa

yang mirip dengan ikan mujair, tetapi ikan ini berpunggung lebih tinggi dan lebih

tebal, ciri khas lain adalah garis-garis kearah vertikal disepanjang tubuh yang

lebih jelas dibanding badan sirip ekor dan sirip punggung. Mata kelihatan

menonjol dan relatif besar dengan tepi bagian mata berwarna putih. Adapun

klasifikasi dari ikan nila adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichtyes

Ordo : Percomorphii

Famil : Chiclidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Ikan nila merupakan spesies ikan tropis yang lebih suka hidup di air

dangkal. Toleransi ikan ini terhadap perbedaan lingkungan sangat tinggi, dapat

hidup pada salinitas 0-29 permil, pada suhu 14-38o C, dan pH 5-11, merupakan

omnivora yang sangat menyenangi pakan alami berupa rotifera, Daphnia sp.,

benthos, perifiton dan fitoplankton, disamping itu bisa juga diberi pakan seperti

pellet dan dedak. Ikan ini dapat melakukan pemijahan sepanjang tahun dan mulai

memijah pada umur 6-8 bulan. Seekor induk betina ukuran 200-400 gram dapat

menghasilkan larva 500-1000 ekor. Keuntungan dari budidaya ikan nila adalah

kemampuan untuk bereproduksi cukup tinggi. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan

nila sudah dewasa dan dapat menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan

Page 6: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

6

nila yang cepat menghasilkan anak ikan menyebabkan kelebihan populasi ikan

nila dalam kolam, yang berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal ini

dapat dilihat pada saat panen ikan nila terdapat berbagai ukuran dari kecil, sedang

dan besar. Selain itu sifat penting lain yang dimiliki ikan nila adalah tahan

terhadap penyakit dan kepadatan tinggi serta lingkungan dengan kualitas air yang

kurang baik (Sinjali, 2012).

2.2 Morfometrik dan Meristik Ikan

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan

(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke

bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk

diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar

badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata. Satuan ukuran yang

digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran

yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm), tergantung

kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut ukuran mutlak. Untuk

memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya menggunakan jangka sorong

(calipper). Adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran

bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan

identifikasi. Ukuran yang digunakan untuk identifikasi hanyalah merupakan

ukuran perbandingan. Seekor ikan yang memiliki panjang total 25 cm dan panjang

kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di dalam buku-buku

identifikasi adalah panjang kepala sama dengan seperlima panjang totalnya

(Omar, 2011).

Setiap spesies ikan memiliki ukuran mutlak yang berbeda-beda. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya. Faktor

lingkungan yang dimaksud adalah makanan, suhu, pH dan salinitas. Perbedaan

ciri-ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu pada tubuh ikan dapat

disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu perairan dan salinitas atau karena

faktor genetik yang tidak seimbang. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh

yang besar terhadap pertumbuhan ikan. Pengukuran ciri morfometrik dapat

dilakukan dengan menggunakan dua metoda yaitu metoda pengukuran baku dan

Page 7: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

7

metoda truss morfometri. Namun metoda baku mengandung kelemahan misalnya

pengukuran lebar badan tidak mengikuti anatomi ikan sehingga tidak konsisten

dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya dan pengukuran panjang tubuh masih

terlalu umum dalam menggambarkan bentuk ikan. Sedangkan metoda truss

morfometrik digunakan untuk menggambarkan secara lebih tepat bentuk ikan

dengan memilih titik-titik homologus tertentu disepanjang tubuh dan mengukur

jarak antara titik-titik tersebut (Widiyanto, 2008).

Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran

bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan

penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang

termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik,

jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah

vertebra, dan jumlah gelembung renang. Sirip punggung disingkat dengan D, sirip

ekor dengan C, sirip dubur dengan A, sirip perut dengan V dan sirip dada dengan

P. Jari-jari sirip dapat dibedakan atas dua macam, yaitu jari-jari keras dan jari-jari

lemah. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), keras dan tidak

dapat dibengkokkan. Jari-jari keras ini biasanya berupa duri, cucuk atau patil dan

berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri. Jari-jari lemah bersifat agak

cerah, seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku atau beruas-

ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya. Jari-jari lemah ini

mungkin sebagian keras atau mengeras, pada salah satu sisinya bergigi-gigi,

bercabang atau satu sama lain saling berlekatan (Omar, 2011).

Garis rusuk dibentuk oleh sisik-sisik yang berlubang atau berpori. Di

bawah sisik ini terletak seutas urat syaraf yang disebut neuromast. Jika garis rusuk

tidak ada maka dihitung jumlah sisik pada garis dimana biasa garis rusuk berada.

Penghitungan berakhir pada permulaan pangkal ekor, atau pada ruas tulang

belakang bagian ekor yang terakhir. Sisik garis rusuk yang paling depan ialah

sisik di belakang lengkung bahu yang sama sekali tidak menyentuh lagi lengkung

bahu ini. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung sisik-sisik di atas

dan di bawah garis rusuk, yaitu: 1) dengan cara menjatuhkan garis tegak dari

permulaan sirip punggung pertama (D1) sampai ke pertengahan dasar sirip perut,

kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang dilalui oleh garis tersebut, 2) jika

Page 8: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

8

cara di atas tidak mungkin dilakukan karena garis tersebut melalui dasar sirip

perut, maka harus diambil garis tegak dari ujung dasar sirip perut sampai ke

punggung dan kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang dilalui oleh garis ini,

3) cara yang lain yaitu jumlah sisik di atas garis rusuk dihitung mulai dari

permulaan sirip punggung pertama terus ke bawah dan ke belakang, sedangkan

untuk jumlah sisik di bawah garis rusuk dimulai pada permulaan sirip dubur dan

dihitung miring naik ke atas dan ke muka (Agus, 2010).

Ikan Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada

(pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal

fin). Sirip punggung memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas

sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip

anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya

berbentuk berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah. Ikan Nila memiliki

sirip punggung dengan rumus D XV, 10, sirip ekor C II, 15, dan sirip perut C I, 6.

rumus tersebut menunjukkan perincian sebagai berikut : D XV, 10 artinya D =

Dorsalis (sirip punggung), XV = 15 duri, dan 10 = 10 jari-jari lemah. Adapaun C

II, 15 artinya C = Caudalis (sirip ekor) terdiri dari 2 duri, dan 15 jari-jari lemah..

V I, 6 artinya V = Ventralis (sirip perut) terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari lemah

(Sinjali, 2012).

Determinasi ikan di lakukan untuk menentukan sistematik ikan ke dalam

hirarki taksis yang meliputi spesies, genus, famili, ordo, kelas dan filum. Tubuh

ikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Kepala, batas kepala mulai dari mulut

sampai tutup insang, 2. Badan, batas badan yaitu mulai dari bagian belakang tutup

insang sampai dengan anus, 3. Ekor, batas ekor yaitu mulai dari anus sampai

ujung sirip ekor. Variasi bentuk dari bagian tersebut terkadang sangat menonjol,

sehingga dapat dijadikan pegangan pengenalan atau identifikasi ikan. Sifat, bentuk

dan bagian ikan yang penting untuk identifikasi adalah : a) Rumus sirip yaitu:

suatu rumus yang menggambarkan bentuk dan jumlah jari-jari sirip dan bentuk

sirip, 2) Perbandingan antara panjang, lebar dan tinggi badan tertentu atau antara

bagian-bagian itu sendiri, 3) Bentuk garis rusuk dan jumlah sisik yang membentuk

garis rusuk itu, 4) Jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau garis sisi, 5)

Page 9: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

9

Bentuk sisik dan gigi beserta susunan dan tempatnya, 6) Tulang-tulang insang

(Wahyudi, 2011).

Sudah banyak ditunjukkan dari hasil-hasil percobaan bahwa faktor

lingkungan seperti suhu, salinitas, pH dan kadar oksigen dapat merubah ekspresi

gen-gen yang bertanggung jawab terhadap karakter-karakter meristik. Dengan

demikian untuk ketinggian lintang tertentu jumlah elemen-elemen dari karakter

meristik pada individu-individu suatu stok dapat berubah sesuai dengan

perubahan lingkungan hidupnya. Jadi ekspresi sifat-sifat fenotip dari karakter

meristik mempunyai hubungan timbal balik yang erat dengan epigenetika, faktor

fisiologi dan lingkungan. Masalah yang muncul dalam mempelajari stok ikan

dengan metode merfometrik dan meristik dan dapat membuat hasil-hasil

analisanya tidak bermanfaat adalah terjadinya percampuran antaratara stok ikan-

ikan sejenis yang mempunyai perbedaan umur. Namun menurut pendapat para

ahli biologi bahwa pengukuran rutin beberapa aspek morfologi akan menjadi

sangat berharga untuk memantau perubahan-perubahan yang terjadi pada jenis

ikan itu sendiri (Syahailatua, 1993).

Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu,

membedakan jenis kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman

morfologis antar populasi atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga

hubungan filogenik. Karakter morfometrik juga dapat digunakan untuk

membedakan antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya antara jenis ikan

yang sama dari geografis atau tempat yang berbeda dan antar varietas ikan.

Perbedaan morfologis antar populasi atau spesies biasanya digambarkan sebagai

kontras dalam bentuk tubuh secara keseluruhan atau ciri-ciri anatomis tertentu.

Meskipun deskripsi secara kualitatif ini mungkin dianggap cukup memadai, tetapi

seringkali diperlukan untuk mengekspresikan perbedaan tersebut secara kuantitatif

dengan mengambil berbagai ukuran dari individu-individu dan menyatakan

statistik (misalnya rata-rata, kisaran, ragam, dan korelasi dari ukuraukuran

tersebut). Hal yang sama dapat dilakukan pada ciri-ciri meristik (ciri-ciri yang

dihitung) misalnya jari-jari sirip. Tetapi terdapat perbedaan mendasar antara ciri

morfometrik dan meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa

Page 10: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

10

pertumbuhan setelah ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter

morfometrik berubah secara kontinu sejalan ukuran dan umur (Widiyanto, 2008).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Senin, 05 Mei 2014,

pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Biologi Perikanan

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah nampan sebagai

wadah ikan mas yang akan diamati, pinset untuk menyentuh bagian-bagian

tertentu dari tubuh ikan mas, penggaris untuk menghitung morfometrik ikan,

kamera digital sebagai dokumentasi foto hasil pengamatan, alat tulis untuk

mencatat data yang diperoleh, buku identifikasi sebagai petunjuk dalam

pengidentifikasian ikan, kertas A4 sebagai tempat penulisan data sementara dan

kain lap/tissue untuk mengeringkan peralatan yang dipakai.

Bahan yang digunakan adalah ikan yang hidup secara alami diperairan

umum yang berbeda pada masing-masing kelempok yang akan diidentifikasi dan

air untuk membersihkan peralatan yang telah selesai digunakan.

3.3 Prosedur Praktikum

1. Diambil ikan perairan umum yang akan diamati, diidentifikasi data

morfometriknya ikan yang meliputi : panjang total (TL), panjang baku (SL),

panjang fork (FK), tinggi kepala (Hdl) dan lebar badan tertinggi (Bdh).

2. Diidentifikasi lagi data meristik ikan yaitu jumlah jari-jari sirip punggung

(D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A) dan sirip ekor (C), yang

dihitung meliputi jari-jari keras, lemah mengeras dan jari-jari lemah.

Page 11: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

11

3. Digambar objek ikan yang digunakan pada kertas A4 dan dicari klasifikasi

beserta data identifikasi yang diperoleh.

4. Diambil foto dari setiap perlakuan pengamatan sebagai tujuan dokumentasi

dan ditabulasi semua data kelompok yang diperoleh.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Gambar ikan Gabus (Channa striata)

Gambar ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)

Page 12: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

12

Gambar ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)

Gambar Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Data pengamatan identifikasi kan

No Jenis Ikan Nama Pengamatan Jumlah/Ukuran

1 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

I. Data MeristikA. Perhitungan jumlah sirip 1) Jumlah sirip punggung (D) 30

a. Jumlah sirip keras 17b. Jumlah sirip lemah mengeras 10c. Jumlah sirip lemah

2) Jumlah sirip dada (P) 12a. Jumlah sirip keras -

Page 13: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

13

b. Jumlah sirip lemah mengeras 9c. Jumlah sirip lemah 3

3) Jumlah sirip perut (V) 12a. Jumlah sirip keras 12b. Jumlah sirip lemah mengeras -c. Jumlah sirip lemah

4) Jumlah sirip anus (A)-

12a. Jumlah sirip keras 2b. Jumlah sirip lemah mengeras 10c. Jumlah sirip lemah -

5) Jumlah sirip ekor (C) 16

a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 16c. Jumlah sirip lemah -

B. Perhitungan jumlah sisik1) Pada linea lateralis 222) Pada bagian tubuh terlebar 153) Pada batang ekor 7

II. Data Morfometrik

1) Panjang Total (TL) 23 cm2) Panjang Baku (SL) 18,7 cm3) Panjang Fork (FK) 20.5 cm4) Panjang Kepala (Hdl) 6.5 cm5) Lebar Badan Tertinggi (Bdh) 8.5 cm

2 Ikan Gabus(Channa striata)

I. Data MeristikA. Perhitungan jumlah sirip 1) Jumlah sirip punggung (D) 17

a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 17c. Jumlah sirip keras -

2) Jumlah sirip dada (P) 31a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 31

3) Jumlah sirip perut (V) 11a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 11

4) Jumlah sirip anus (A) 26a. Jumlah sirip keras -

b. Jumlah sirip lemah mengeras 26c. Jumlah sirip lemah -

5) Jumlah sirip ekor (C) 13a. Jumlah sirip keras -

Page 14: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

14

b. Jumlah sirip lemah mengeras 13c. Jumlah sirip keras

B. Perhitungan jumlah sisik

-

1) Pada linea lateralis 542) Pada bagian tubuh terlebar 193) Pada batang ekor 8

II. Data Morfometrik1) Panjang Total (TL) 25 cm2) Panjang Baku (SL) 21 cm3) Panjang Fork (FK) 25 cm4) Panjang Kepala (Hdl) 7 cm5) Lebar Badan Tertinggi (Bdh) 35 cm

3 Ikan Mujair(Oreochromis mossambicus)

I. Data MeristikA. Perhitungan jumlah sirip 1) Jumlah sirip punggung (D) 27

a. Jumlah sirip keras 14b. Jumlah sirip lemah mengeras 3c. Jumlah sirip keras 10

2) Jumlah sirip dada (P) 2a. Jumlah sirip keras 6b. Jumlah sirip lemah mengeras 3c. Jumlah jari sirip lemah 3

3) Jumlah sirip perut (V) 2a. Jumlah sirip keras 2b. Jumlah sirip lemah mengeras 2c. jumlah jari sirip lemah 2

4) Jumlah sirip anus (A) 1a. Jumlah sirip keras 3b. Jumlah sirip lemah mengeras 5c. Jumlah sirip lemah 3

4) Jumlah sirip ekor (C) 1a. Jumlah sirip keras 9b. Jumlah sirip lemah mengeras 4c. Jumlah sirip lemah

B. Perhitungan jumlah sisik

3

1) Pada linea lateralis 602) Pada bagian tubuh terlebar 403) Pada batang ekor 20

II. Data Morfometrik1) Panjang Total (TL)2) Panjang Baku (SL)3) Panjang Fork (FK)

Page 15: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

15

4) Panjang Kepala (Hdl)5) Lebar Badan Tertinggi (Bdh)

4 Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus)

I. Data MeristikA. Perhitungan jumlah sirip 1) Jumlah sirip punggung (D) 1

a. Jumlah sirip keras 16b. Jumlah sirip lemah mengeras 7c. Jumlah sirip lemah 12

2) Jumlah sirip dada (P) 2a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 56c. Jumlah sirip lemah 24

3) Jumlah sirip perut (V) 2a. Jumlah sirip keras 10b. Jumlah sirip lemah mengeras 2c. Jumlah sirip lemah 30

4) Jumlah sirip anus (A)a. Jumlah sirip keras 8b. Jumlah sirip lemah mengeras 3c. Jumlah sirip lemah 22

5) Jumlah sirip ekor (C)a. Jumlah sirip keras -b. Jumlah sirip lemah mengeras 54c. Jumlah sirip lemah

B. Perhitungan jumlah sisik

15

1) Pada linea lateralis 562) Pada bagian tubuh terlebar 373) Pada batang ekor 22

II. Data Morfometrik1) Panjang Total (TL) 24.2 cm2) Panjang Baku (SL) 20.5 cm3) Panjang Fork (FK) 22.9 cm4) Panjang Kepala (Hdl) 5.9 cm5) Lebar Badan Tertinggi (Bdh) 8.1 cm

4 Ikan Mas(Cyprinus carpio)

I. Data MeristikA. Perhitungan jumlah sirip 1) Jumlah sirip punggung (D)

a. Jumlah sirip keras 8b. Jumlah sirip lemah mengeras -c. Jumlah sirip lemah -

2) Jumlah sirip dada (P)a. Jumlah sirip keras 8b. Jumlah sirip lemah mengeras 3c. Jumlah sirip lemah 2

Page 16: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

16

3) Jumlah sirip perut (V)a. Jumlah sirip keras 5b. Jumlah sirip lemah mengeras 3

4) Jumlah sirip anus (A)

a. Jumlah sirip kerasb. Jumlah sirip lemah mengeras

43

c. Jumlah sirip lemah -

5) Jumlah sirip ekor (C)a. Jumlah sirip keras 12b. Jumlah sirip lemah mengeras 3c. Jumlah sirip lemah

B. Perhitungan jumlah sisik

-

1) Pada linea lateralis 362) Pada bagian tubuh terlebar 133) Pada batang ekor 11

II. Data Morfometrik1) Panjang Total (TL) 26.5 cm2) Panjang Baku (SL) 22 cm3) Panjang Fork (FK) 24 cm4) Panjang Kepala (Hdl) 6 cm5) Lebar Badan Tertinggi (Bdh) 8.5 cm

4.2 Pembahasan

Pada saat praktikum, identifikasi ikan nila yang dilakukan meliputi

pengukuran panjang total tubuh 23 cm, panjang baku 18.7 cm, panjang fork 20.5

cm, panjang kepala 6.5 cm dan tinggi badan ikan nila 8.5 cm. Identifikasi ini

dinamakan morfometrik dimana dilakukan pengkuran bagian terluar umum ikan

nila. Menurut literatur omar (2011), yang menjelaskan bahwa morfometrik adalah

ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods).

Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.

Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang

total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang

sirip, dan diameter mata. Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik

sangat bervariasi. Ikan Nila memiliki sirip punggung dengan rumus D XV, 10,

sirip ekor C II, 15, dan sirip perut C I, 6. rumus tersebut menunjukkan perincian

sebagai berikut : D XV, 10 artinya D = Dorsalis (sirip punggung), XV = 15 duri,

dan 10 = 10 jari-jari lemah. Adapaun C II, 15 artinya C = Caudalis (sirip ekor)

Page 17: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

17

terdiri dari 2 duri, dan 15 jari-jari lemah.. V I, 6 artinya V = Ventralis (sirip perut)

terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari lemah.

Pada saat pengamatan praktikum juga dijumpai adanya variasi antara

ukuran morfometrik tubuh ikan yang diidentifikasi baik satu spesies maupun

antarspeies. Ikan nila yang diamati memiliki ukuran morfometrik tubuh yang

berbeda dari jenis ikan yang diidentifikasi lainnya. Menurut literatur Widiyanto

(2008), yang menjelaskan bahwa setiap spesies ikan memiliki ukuran mutlak yang

berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, dan

lingkungan hidupnya. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah makanan, suhu,

pH dan salinitas. Perbedaan ciri-ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu

pada tubuh ikan dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu perairan

dan salinitas atau karena faktor genetik yang tidak seimbang. Faktor lingkungan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ikan. Pengukuran ciri

morfometrik dapat dilakukan dengan menggunakan dua metoda yaitu metoda

pengukuran baku dan metoda truss morfometri.

Adapun pengukuran merismetik ikan nila yang diukur pada saat praktikum

meliputi : a) jumlah sirip punggung (D), jumlah sirip keras 17, sirip lemah 3 dan

sirip lemah mengeras 10, b) jumlah sirip dada (P), jumlah sirip lemah 3, dan

jumlah sirip lemah mengeras 9, c) jumlah sirip perut (V), jumlah sirip keras 12, d)

jumlah sirip anus (A), jumlah sirip lemah mengeras 10 dan jumlah sirip keras 2

dan 5) jumlah sirip ekor (C), jumlah sirip lemah mengeras 16. Pengukuran data

merismetik ikan nila ini sangat berbeda dengan pengukuran data morfometriknya.

Menurut literatur Omar (2011), yang menjelaskan bahwa karakter meristik

berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting

methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-

jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu

(pyloric caeca), jumlah vertebra dan jumlah gelembung renang. Jari-jari sirip

dapat dibedakan atas dua macam, yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari

keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), keras dan tidak dapat

dibengkokkan. Jari-jari keras ini biasanya berupa duri, cucuk atau patil dan

berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri. Jari-jari lemah bersifat agak

Page 18: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

18

cerah, seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan dan berbuku-buku atau beruas-

ruas.

Pada saat praktikum diperoleh data perhitungan jumlah sisik ikan nila,

yaitu sisik pada linea lateralis sebanyak 22 keping, sisik pada panjang badan

terlebar 15 keping dan sisik pada batang ekor 7 keping. Ikan nila tergolong ikan

yang memiliki bagian-bagian tubuh seperti yang dimiliki oleh ikan pada

umumnya. Menurut literatur Agus (2010), yang menjelaskan bahwa sisik adalah

garis yang dibentuk oleh pori ikan. Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk

menghitung sisik-sisik di atas dan di bawah garis rusuk, yaitu: 1) dengan cara

menjatuhkan garis tegak dari permulaan sirip punggung pertama (D1) sampai ke

pertengahan dasar sirip perut, kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang

dilalui oleh garis tersebut, 2) jika cara di atas tidak mungkin dilakukan karena

garis tersebut melalui dasar sirip perut, maka harus diambil garis tegak dari ujung

dasar sirip perut sampai ke punggung dan kemudian menghitung jumlah sisik-

sisik yang dilalui oleh garis ini, 3) cara yang lain yaitu jumlah sisik di atas garis

rusuk dihitung mulai dari permulaan sirip punggung pertama terus ke bawah dan

ke belakang, sedangkan untuk jumlah sisik di bawah garis rusuk dimulai pada

permulaan sirip dubur dan dihitung miring naik ke atas dan ke muka.

Pengukuran morfometrik dan meristik ikan nila pada saat pengamatan

laboratorium memiliki sejumlah manfaat yang dijadikan sebagai pengetahuan

awal tentang pengenalan suatu spesies ikan diperairan. Selain itu ada kaitan antara

morfometrik dan merismetik ikan nila. Menurut literatur Widiyanto (2008), yang

menjelaskan bahwa studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat

yaitu, membedakan jenis kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola

keragaman morfologis antar populasi atau spesies, serta mengklasifikasikan dan

menduga hubungan filogenik. Karakter morfometrik juga dapat digunakan untuk

membedakan antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya antara jenis ikan

yang sama dari geografis atau tempat yang berbeda dan antar varietas ikan. Hal

yang sama dapat dilakukan pada ciri-ciri meristik (ciri-ciri yang dihitung)

misalnya jari-jari sirip. Tetapi terdapat perbedaan mendasar antara ciri

morfometrik dan meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa

Page 19: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

19

pertumbuhan setelah ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter

morfometrik berubah secara kontinu sejalan ukuran dan umur.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Identifikasi morfometrik ikan nila pada saat praktikum meliputi pengukuran

panjang total tubuh yaitu 23 cm, panjang baku 18.7 cm, panjang fork 20.5 cm,

panjang kepala 6.5 cm dan tinggi badan ikan nila 8.5 cm.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran suatu spesies ikan di perairan adalah

umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya, faktor lingkungan yang

dimaksud adalah makanan, suhu, pH dan salinitas.

3. Adapun pengukuran merismetik ikan nila yang diukur pada saat praktikum

meliputi : a) jumlah sirip punggung (D), jumlah sirip keras 17, sirip lemah 3

dan sirip lemah mengeras 10, b) jumlah sirip dada (P), jumlah sirip lemah 3,

dan jumlah sirip lemah mengeras 9, c) jumlah sirip perut (V), jumlah sirip

keras 12, d) jumlah sirip anus (A), jumlah sirip lemah mengeras 10 dan jumlah

sirip keras 2 dan 5) jumlah sirip ekor (C), jumlah sirip lemah mengeras 16.

4. Pada saat praktikum diperoleh data perhitungan jumlah sisik ikan nila, yaitu

sisik pada linea lateralis sebanyak 22 keping, sisik pada panjang badan

terlebar 15 keping dan sisik pada batang ekor 7 keping.

5. Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu, membedakan

jenis kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis

antar populasi atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan

filogenik.

5.2 Saran

Sebelum memulai pelaksanaan praktikum sebaiknya praktikan sudah

terlebih dahulu mempelajari dan memahami materi yang akan disampaikan agar

proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.

Page 20: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

20

DAFTAR PUSTAKA

Agus, E. 2010. Ciri-ciri Morfologi Ikan di Lingkungan Perairan. Universitas Borneo, Tarakan.

Burhanuddin, A. I. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan Pemahaman System Organ Ikan yang Berbasis Scl pada Matakuliah Ikhtiologi. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Muhotimah. Analisis Morfometrik dan Meristik Nila (Oreochromis Sp.) Strain Larasati F5 dan Tetuanya. [SKRIPSI]. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ridho, M, R., Effendi, P. S, Nurliana, Rida, Y., Rita, H. Penuntun Praktikum Laboratorium Zoologi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sriwijaya, Palembang.

Rohansyah, Elrifadah dan Rini, M. 2010. Kaji Banding Karakter Morfologi Dua Varian Ikan Papuyu (Anabas Testudineus Bloch). Media Sains. Volume II Nomor. Fakultas Pertanian. Universitas Achmad Yani, Banjarmasin.

Sharifuddin Bin Andy Omar. 2011. Iktiologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sinjali, Y. 2012. Kebiasaan Makanan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Danau Bekas Galian Pasir Gekbrong Cianjur – Jawa Barat. [SKRIPSI] Universitas Muhammadiyah, Sukabumi.

Tinova, R. 2011. Studi Morfometri dan Jumlah Kromosom Ikan Nila (Oreochromis Niloticus L.) Strain Gift dan Jica Di Sentra Produksi Perikanan Padang Belimbing Kabupaten Solok. [SKRIPSI]. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas, Padang.

Ummi, H. 2011. Hubungan Tampilan Pertumbuhan Dengan Karakteris Habitat Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blekeer). [DISERTASI] Universitas Bung Hatta, Padang.

Page 21: Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi

21

Wahyudi, M. Y. 2011. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Endemik (Melanotaenia Arfakensis) dan Ikan Introduksi (Gambusia Affinis) di Sungai Nimbai Manokwari. [SKRIPSI] Universitas Negeri Papua, Manokwari.

Widiyanto, I. N. Kajian Pola Pertumbuhan Dan Ciri Morfometrik-Meristik Beberapa Spesies Ikan Layur (Superfamili Trichiuroidea) di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.