laporan bioetik modul 1 dasar dasar

10
LAPORAN BIOETIK Kelompok 4 Tutor : dr.Fachri. Sp,P Ketua : Arafani Putri Yaman (2011730123) Sekertaris : Fitriya Sujatmaka (2011730134) Agus Jamjam Maulana (2011730119) Balqis Basbeth (2011730127) Gita Listawaty (2011730137) M. Kamardi (2011730152) Mahardika Johansyah (2011730153) Novita Putri Wardhani (2011730157) Setiani Imaningtias (2011730162) Yudha Daud Pratama (2011730165)

Upload: arafani-putri

Post on 19-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bioetika Kedokteran

TRANSCRIPT

LAPORAN BIOETIKKelompok 4

Tutor: dr.Fachri. Sp,P

Ketua: Arafani Putri Yaman(2011730123)Sekertaris : Fitriya Sujatmaka(2011730134) Agus Jamjam Maulana(2011730119) Balqis Basbeth(2011730127) Gita Listawaty(2011730137) M. Kamardi(2011730152) Mahardika Johansyah(2011730153) Novita Putri Wardhani(2011730157) Setiani Imaningtias(2011730162) Yudha Daud Pratama(2011730165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2011KasusDokter Urap

Ketika sudah sampai gilirannya Pak Becak pun memasuki ruang praktek Dokter Urap. Selamat sore Dok sapanya. Sore juga Pak Becak, silahkan duduk(B) Dokter Urap memepersilahkan sambil membaca dengan seksama kartu berobat Pak Becak. Apa sudah ada hasil Rontgen dan laboratoriumnya Pak Tanya Dokter Urap setelah membaca catatan dalam kartu berobat bahwa dua hari yang lalu ia meminta Pak Becak untuk dua pemeriksaan tersebut.Sudah Dok jawab Pak Becak sambil menyerahkan hasil rontgen dan laboratoriumnya. Dokter Urap memperhatikan dan membaca dengan seksama kedua hasil pemeriksaan tersebut, kenudian Dari hasil pemeriksaan saya dan gejala klinis yang saya temukan, ditambah lagi hasil rontegen dan laboratorium Bapak, saya bisa menyimpulkan bahwa Bapak menderita TBC Paru Aktif simpul Dokter Urap.Untuk itu Bapak harus menjalani terapi selama minimal 6bulan dan obatnya tidak boleh terputus Lanjut Dokter Urap. Saya akan memeberikan obat untuk satu bulan, dan Bapak harus rajin control. Pak Becak terdiam, Bagaimana Pak? Tanya Dokter Urap. Tapi dok saya tidak punya uang untuk mematuhi anjuran dokter jawab Pak Becak. Untuk makan sehari-hari saja susah dok lanjutnya. Oo begitu.. baiklah saya akan rujuk ke puskesmas dekat tempat tinggal Bapak, karena obat untuk penyakit Bapak dapat diperoleh gratis disanaUntuk sementara saya kasih obat untuk satu minggu ya Pak, obatnya saya kasih obat Generik biar Bapak bisa menebusnya, tapi ingat sesegera mungkin Bapak harus melapor ke Puskesmas sambil membawa surat rujukan saya jelas Dokter Urap sambil mengambil kertas dan pulpen.O ya Bapak punya anak kecil dirumah?Tanya Dokter Urap sambil terus menulis. Ada dok, satu orang usianya 2tahun, kenapa dok ? Tanya Pak Becak. Penyakit Bapak dalam fase penularan , oleh karena itu saya anjurkan Bapak ke puskesmas nanti, jangan lupa anakanya juga dibawa serta untuk diperiksa Jelas Dokter Urap metngingatkan sambil menyerahkan surat rujukan dalam amplop yang telah tertutup rapat. Terima kasih dok jawab Pak Becak seraya menerima amplop rujukan dan kertas resep. Sudah Pak simpan saja duitnya untuk menebus (J)obat kata Dokter Urap ketika melihat Pak Becak sibuk menghitung recehan dari kantongnya.

Saat pasien berikutnya sedang diperiksa Dokter Urap, tiba-tiba suster masuk ke ruang praktek sambil berkata Dok..Pak Becak pingsan didepan klinik setelah beliau batuk darah hebat beberapa kali. Maaf ya Bu saya tinggal sebentar.(J) kata Dokter Urap pada Ibu yang sedang diperiksanya sambil bergegas keluar dengan membawa peralatan emergensi.Setelah memeriksa Pak Becak yang telah diangkat ke dalam ruang tunggu, Dokter Urap segera meminta satpam memanggil taksi(NM) untuk membawa Pak Becak kerumah sakit.

PERMASALAHAN

1. Komunikasi antara Dokter dan Pasien2. Penanganan Dokter3. Pemeriksaan penunjang yang didapatkan pasien4. Rujukan pasien ke Puskesmas5. Pertolongan darurat pada pasien

PEMBAHASAN

Permasalahan 1 Komunikasi dan informed consent Dokter kepada PasienDasar Parmenkes no 512/Menkes/Per/IV/2007Pasal 14 (1) Praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan hubungan kepercayaan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. (2) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya maksimal pengabdian profesi kedokteran yang harus dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional dan kebutuhan medis pasien.

(3) Upaya maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Permasalahan 2Penanganan Dokter

Dasar Undang-undang Praktik Kedokteran

Pasal 45

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan olehdokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasienmendapat penjelasan secara lengkap.

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnyamencakup :

a. diagnosis dan tata cara tindakan medis;b. tujuan tindakan medis yang dilakukan;c. alternatif tindakan lain dan risikonya;d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dane. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secaratertulis maupun lisan.

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

(6) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran ataukedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.

Permasalahan 3

Pemeriksaaan Penunjang

Dasar Pasien berhak mendapatkan pemeriksaan penunjang untuk membantu Dokter dalam menegakkan diagnosis penyakit yang dialami pasien. Hal ini terdapat dalam Parmenkes 2007

Pasal 14

Praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan hubungan kepercayaan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan.

(2) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya maksimal pengabdian profesi kedokteran yang harus dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional dan kebutuhan medis pasien.

(3) Upaya maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Permasalahan 4

Rujukan PasienDasar Pasal 51 UU RI No 24 Tahun 2004 tentang Praktik KedokteranPasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyaikewajiban :

a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standarprosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian ataukemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatupemeriksaan atau pengobatan;

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan jugasetelah pasien itu meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila iayakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteranatau kedokteran gigi.Pasal 52 UU RI No 24 Tahun 2004 tentang Praktik KedokteranPasal 52Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak:

a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);

b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;d. menolak tindakan medis; dan

e. mendapatkan isi rekam medis

Permasalahan 5Pertolongan DaruratDasar UU tentang Kesehatan Pasal 32 (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikanpelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasiendan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.

(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,baik pemerintah maupun swasta dilarang menolakpasien dan/atau meminta uang muka.Pasal 36 (1) Pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, danketerjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obatesensial.

(2) Dalam menjamin ketersediaan obat keadaan darurat,Pemerintah dapat melakukan kebijakan khusus untukpengadaan dan pemanfaatan obat dan bahan yangberkhasiat obat.