laporan akhir - repositori.unud.ac.id filehasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah...

115

Upload: dangcong

Post on 23-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 2: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 3: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

i

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM KELOMPOK GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA

DAN IPA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B (SLB/B)

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si., NIDN. 0011067113

I Wayan Sumarjaya, S.Si., M.Stats., NIDN. 0021047705

Dra. Ni Made Puspawati, M.Phil., Ph.D., NIDN. 0019036502

UNIVERSITAS UDAYANA

NOVEMBER, 2014

Page 4: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

ii

Page 5: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

iii

RINGKASAN

Tujuan dari pelaksanaan program IbM ini adalah mengenalkan cara-cara

pengembangan media pengajaran matematika dan IPA berupa media audiovisual bagi

kelompok guru mata pelajaran matematika dan IPA di Sekolah-sekolah Luar Biasa

Bagian B yang menjadi mitra program IbM ini. Solusi yang ditawarkan untuk

menyelesaikan persoalan mitra adalah model pelatihan In House Training sebagai suatu

alternatif pemecahan masalah mitra terbaik.

Tahapan pelaksanaan In House Training secara umum dapat dibagi menjadi dua

tahapan. Tahap pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua adalah

tahap pengamatan dan diskusi. Pada tahap persiapan pembelajaran, kegiatan yang

dilaksanakan adalah: Pelaksanaan pelatihan; Menyiapkan, mengembangkan, dan

mengoperasionalkan lesson plan dan perangkat pembelajaran; Menyamakan konsep dasar

matematika dan IPA yang akan dipakai dalam pembelajaran terkait media pembelajaran

audiovisual untuk siswa tuna tungu; Melakukan simulasi/peer teaching dengan guru

sebelum pelaksanaan (real teaching) di kelas; Mendiskusikan dan refleksi hasil real

teaching; dan Menindak lanjuti hasil diskusi dan refleksi.

Pelaksanaan pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di ketiga

sekolah mitra dilaksanakan dengan materi yang disajikan meliputi: (1) Tujuan program,

manfaat bagi sekolah mitra, teknis pelaksanaan program pendampingan, dan evaluasi

program; (2) Prinsip perancangan media audiovisual untuk siswa tuna rungu, meliputi

materi prinsip komunikasi total dan prinsip desain media audiovisual; dan (3) Penyajian

contoh media audiovisual, dengan mengambil materi mata pelajaran matematika untuk

SDLB.B pokok bahasan pecahan senilai.

Kegiatan menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa

penyusunan bahan ajar matematika dan IPA Kelas IV SDLB. Materi-materi yang

disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan karakteritik siswa yang berkebutuhan

khusus di SDLB dan dibuat diupayakan di bawah standar dari siswa normal. Disesuaikan

dengan silabus dan RPP yang dipergunakan di SLB.B, materi Matematika Kelas IV

SDLB.B dan IPA Kelas IV SDLB.B.

Simulasi/peer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan (real teaching) di kelas,

dilakukan dengan simulasi mengajar dengan media pembelajaran audiovisual. Dalam

simulasi ini guru-guru diarahkan untuk selama penayangan media audiovisual, guru

membantu dengan komunikasi total dalam menjelaskan materi. Setelah real teaching

dilakukan diskusi dan refleksi terhadap hasil real teaching dan selanjutnya

menindaklanjuti hasil diskusi dan refleksi.

Dalam kegiatan pendampingan guru-guru di tiga sekolah mitra didampingi oleh

pelaksana kegiatan membuat media audiovisual mata pelajaran matematika dan IPA

siswa kelas IV SDLB. Pendampingan dalam membuat media pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TI untuk mengembangkan

media pembelajaran yang lebih inovatif di masa mendatang. Pendampingan juga

dilakukan dalam rangka membantu guru-guru dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

dan penyusunan karya tulis ilmiah hasil PTK.

Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan program ini dan berdasarkan teori-teori

dan hasil penelitian sebelumnya mengenai media audiovisual untuk tuna rungu dapat

dijelaskan bahwa secara umum metode pengajaran dengan media audiovisual yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu harus mempertimbangkan: subjudul,

keterbacaan (huruf/fon, warna, kecepatan teks, animasi, tata letak jendela, dan focus),

penyajian teks, komponen verbal, dan komponen nonverbal.

Page 6: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

iv

Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil

analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa pelatihan yang diberikan

memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman guru-guru di ketiga sekolah mitra

kegiatan (SLB.B Tabanan, SLB.B Sidakarya, dan SLB.B Jimbaran) tentang cara-cara

mengembangkan media pembelajaran audiovisual berbasis IT untuk pengajaran

Matematika dan IPA siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Bagian B.

Keseluruhan kegiatan, dari awal sampai akhir telah menghasilkan luaran berupa:

Buku Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual untuk Siswa Tuna Rungu;

Bahan Ajar Matematika dan IPA Kelas IV SDLB.B; Artikel Ilmiah hasil Penelitian

Tindakan Kelas; Media Audiovisual untuk pembelajaran Matematika dan IPAKelas IV

SDLB; Draft Artikel Ilmiah hasil kegiatan program IbM; dan Laporan Akhir Program

IbM.

Page 7: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-

Nya maka program “IbM Kelompok Guru Mata Pelajaran Matematika dan IPA

Sekolah Luar Biasa Bagian B (SLB/B) ” dapat dilaksanakan dengan baik dan laporan

akhir kegiatan ini dapat terselesaikan.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dirjen Dikti yang telah mendanai program IbM ini, sehingga kegiatan ini bisa

terlaksana

2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, sebagai Ketua Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas

dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.

3. Bapak Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA Universitas

Udayana, atas dukungannya.

4. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan guru-guru di SLB.B Sidakarya Denpasar, SLB.B

Jimbaran, dan SLB.B Tabanan atas dukungan dan peran sertanya dalam kegiatan

pelatihan dan pendampingan program IbM ini dari awal sampai akhir kegiatan.

5. Teman-teman sejawat di FMIPA Universitas Udayana, yang turut memberikan

sumbang saran dan dukungan.

Laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari

berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan dimasa mendatang.

Bukit Jimbaran, 24 November 2014

Tim Pelaksana Pengabdi

Page 8: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

RINGKASAN ....................................................................................................... iii

PRAKATA ............................................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Analisis Situasi......................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Mitra ................................................................................. 4

BAB II. TARGET DAN LUARAN...................................................................... 6

BAB III. METODE PELAKSANANAAN ......................................................... 7

3.1 Solusi yang Ditawarkan ......................................................................... 7

3.2 Metode Pendekatan yang Ditawarkan ................................................... 7

3.3 Prosedur Kerja dan Rencana Kegiatan .................................................. 8

3.4 Jenis Luaran yang Akan Dihasilkan ..................................................... 10

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ............................................. 11

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13

5.1 Persiapan Pelaksanaan Pelatihan ........................................................... 13

5.2 Hasil Pelaksanaan Program.................................................................... 32

5.3 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program ..................................................... 36

5.4 Luaran yang Dihasilkan dari Pelaksanaan Program ............................. 44

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 46

6.2 Saran ...................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

LAMPIRAN .......................................................................................................... 49

Page 9: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Klasifikasi SDM Perguruan Tinggi Pelaksana……………………… 12

2 Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Tabanan….. 40

3 Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Denpasar…. 42

4 Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Jimbaran….. 43

Page 10: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Pertemuan awal dengan pihak sekolah SLB/B Denpasar

Tanggal 16 Juni 2014 ……………………………………...............

15

2 Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Denpasar untuk

Membahas Jadwal Pelatihan, Pendampingan, dan Jumlah Peserta…

15

3 Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Jimbaran pada

Tanggal 24 Juni 2014 untuk Membahas Jadwal Pelatihan

dan Pendampingan………………………………………………...

16

4 Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Jimbaran pada

Tanggal 24 Juni 2014 untuk Membahas Materi dan Jumlah

Peserta……………………………………………………………..

16

5 Peserta Pelatihan Sedang Mengerjakan Pre Test…………………...

17

6 Pemberian Materi Prinsip Perancangan Media Audiovisual……….

17

7 Pelaksana sedang Menjelaskan tentang Prinsip Komunikasi Total..

18

8 Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan

Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di SLB/B

Sidakarya-Denpasar………………………………………………...

18

9 Guru-guru SLB.B Sidakarya Denpasar dengan Tekun

Mendengarkan Penjelasan Materi Tentang Prinsip Perancangan

Media Audiovisual ………………………………………………...

19

10 Dokumentasi Selama Kegiatan Pelatihan Berlangsung di SLB.B

Denpasar……………………………………………………………..

20

11 Diskusi dengan Kepala SLB/B Jimbaran……………………………

20

12 Guru-guru SLB.B Jimbaran sedang Mergerjakan Pre Test…………

21

13 Peserta Pelatihan Sedang Mengerjakan Pre Test……………………

21

14 Pengerjaan Pre Test oleh Peserta Pelatihan…………………………

22

15 Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Materi

Audiovisual di SLB/B Jimbaran…………………………………….

22

16 Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan

Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di SLB/B

Jimbaran……………………………………………………………..

23

Page 11: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

ix

17 Pelaksana Kegiatan sedang Menjelaskan Materi Prinsip

Perancangan Media Audiovisual……………………………………

23

18 Tanya Jawab dengan Peserta Pelatihan Mengenai Mekanisme

Pendampingan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual….

24

19 Peserta pelatihan sedang mengerjakan pre test..................................

24

20 Peserta pelatihan sedang mendengarkan pemaparan materi..............

25

21 Penyajian contoh media audiovisual mata pelajaran biologi………..

25

22 Penyajian contoh media audiovisual mata pembelajaran matematika

26

23 Pembukaan Pelatihan oleh Wakil Kepala Sekolah SLB.B Tabanan..

26

Page 12: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

x

LAMPIRAN

Lampiran

1 Personalia Tenaga Pelaksana Beserta Kualifikasinya

2 Instrumen

3 Draft Artikel Ilmiah Hasil Pengabdian Masyarakat

4 Borang Capaian Hasil Program IbM

5 Rekapitulasi Penggunaan Dana Pengabdian Kepada Masyarakat

Page 13: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Tuna rungu, sama halnya dengan penyandang cacat yang lain yang merupakan

warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan. Undang-undang Dasar 1945

pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan, dan ayat (2) menjelaskan bahwa pemerintah wajib menyelenggarakan

pendidikan untuk setiap warga negara. Oleh karena itu didirikanlah sekolah-sekolah luar

biasa sebagai bentuk penyelenggaraan wajib belajar dari bunyi UUD 1945 tersebut, mulai

dari satuan pendidikan SD, SMP, hingga SMA. Di samping itu, hak penyandang tuna

rungu dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 1997 tentang penyandang cacat Pasal 11, yang berbunyi setiap penyandang cacat

mempunyai kesamaan untuk mendapat pendidikan pada satuan, jalur, dan jenjang

pendidikan sesuai jenis dan derajat kecacatan, dan Pasal 12 menekankan bahwa setiap

lembaga pendidikan memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada

penyandang cacat sebagai peserta didik pada satuan, jalur, dan jenis pendidikan sesuai

dengan jenis dan derajat kecacatan serta kemampuannya. Sehingga hak para penyandang

cacat untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan dijamin oleh undang-

undang.

Sekolah Luar Biasa adalah salah satu jenis sekolah yang bertanggung jawab

melaksanakan pendidikan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus (Hansen, 1980).

Sekolah luar biasa menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 merupakan

sekolah khusus yang diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik

dan atau mental cacat.

Secara umum, anak tuna rungu memerlukan fasilitas pendidikan yang relatif sama

dengan anak normal. Namun, karena anak tuna rungu mempunyai hambatan dalam

mendengar dan berbicara maka mereka memerlukan alat bantu khusus seperti

audiometer, hearing aids, audiovisual (berupa film, video tape, dan televisi), tape

recorder, spatel, cermin, dan gambar-gambar. Penggunaan audiovisual sangat bermanfaat

bagi siswa tuna rungu, karena melalui media audiovisual siswa tuna rungu dapat

memperhatikan sesuatu yang ditampilkan, walaupun dalam kemampuan mendengar yang

terbatas.

Page 14: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

2

Siswa tuna rungu mengalami masalah dalam pendengaran sehingga guru

mengalami kesulitan dalam proses penyampaian materi, hal ini berlaku bagi seluruh mata

pelajaran termasuk matematika dan IPA. Seorang guru luar biasa dalam penyampaian

materi ajarnya harus jelas dan konsisten dalam menggunakan kosa kata, karena latar

belakang anak tuna rungu yang sangat kekurangan kosa kata dalam berkomunikasi.

Menurut Khaer (2008), pengajaran akan lebih efektif apabila objek pengajaran dapat

divisualisasikan secara realistis menyerupai keadaan sebenarnya. Melalui visualisasi,

materi/isi ajar akan lebih mudah dipahami sehingga akan meningkatkan kuantitas

perolehan belajar siswa.

Pemanfaatan media pembelajaran untuk mengajaran siswa tuna rungu merupakan

hal yang sangat bermanfaat untuk menunjang proses belajar di sekolah luar biasa. Hal ini

dikuatkan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Khaer (2008), mengenai

‖Video Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus Upaya Menemukan Suatu

Model‖. Visualisasai hasil video pembelajaran tersebut berisi tentang materi ajar, berupa

visualisasai teks, drama yang menggunakan bahasa isyarat, animasi dan teks, sehingga

lebih mudah dipahami siswa. Selama proses pemutaran, guru yang mengendalikan video

tersebut berperan serta menjelaskan isi dari video dengan menggunakan bahasa isyarat.

Penelitian Effendi, et al. (2006) mengenai ‖Penggunaan Media Cerita Bergambar

Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak

Tuna Rungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB Malang‖ menjelaskan penggunaan

media cerita bergambar melalui komunikasi total dalam meningkatkan kemampuan

bahasa anak tuna rungu. Dalam memahami informasi dari lingkungannya, anak tuna

rungu sebagian besar mengandalkan kemampuan indera penglihatannya, sehingga hal

ini membuat para peneliti menggunakan media cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan bahasa anak tuna rungu. Penggunaan media gambar yang dikombinasikan

dengan komunikasi total dalam pelajaran bahasa anak tuna rungu, berpeluang

memberikan hasil yang baik. Pemberian materi pembelajaran yang menggunakan ilustrasi

gambar yang relevan sangat membantu anak tuna rungu dalam meningkatkan kemampuan

bahasa, terutama memahami kosa kata yang terdapat dalam materi ajarnya.

Nugroho (2009) dalam penelitiannya mengenai ‖Metode Pembelajaran

Matematika di Sekolah Luar Biasa Tunarungu Melalui Alat Peraga untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa‖ memaparkan tentang bagaimana hasil belajar siswa setelah

menggunakan alat peraga pada pelajaran matematika. Pada saat kegiatan belajar mengajar

matematika, alat peraga digunakan agar dapat menghasilkan gambaran atau bentuk yang

Page 15: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

3

mendekati nyata, sehingga para siswa dapat memahami dengan jelas tentang materi yang

dijelaskan.

Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dalam mencapai tujuan

pendidikan, dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai

efektifitas belajar. Dengan fasilitas yang memadai diharapkan siswa akan lebih mudah

mamahami materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya, terutama bagi siswa yang

mempunyai kelainan seperti tuna rungu. Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran

yang mendukung proses belajar sangat berperan penting dalam pencapaian standar

minimal proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan kepala sekolah di SLB/B yang

akan menjadi mitra dari kegiatan pengabdian masyarakat ini ditemukan bahwa sebagian

besar guru-guru di sekolah mitra ini kurang memanfaatkan media audiovisual dalam

proses pembelajaran, yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan

guru-guru dalam pembuatan media pembelajaran audiovisual tersebut. Metode

pembelajaran yang digunakan selama ini adalah metode ora-aural, dimana anak-anak

dibimbing untuk sedapat mungkin berkomunikasi dengan cara berbicara dan menangkap

pembicaraan orang lain, tidak dengan isyarat/memakai keduanya (Komtal). Selain itu,

guru-guru mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi dari buku pelajaran yang

digunakan dari bahasa verbal ke dalam bentuk visual. Kurangnya alat peraga audiovisual,

membuat guru-guru mengambil inisiatif lain, misalnya dengan menunjuk pada benda-

benda yang ada di kelas secara apa adanya, sehingga pembelajaran menjadi tidak optimal.

Hasil wawancara juga menjelaskan bahwa Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

yang dipakai selama ini untuk proses pembelajaran di kelas tidak bisa diterapkan

sepenuhnya pada siswa SLB/B karena pada umumnya para siswa sebenarnya sudah

membawa bahasa isyarat mereka sendiri atau bahasa isyarat lokal yang bersifat spontan

yang hanya dapat dimengerti oleh para siswa satu sama lain. Masih tidak bisa

diterapkanya SIBI secara optimal dalam penyampaian materi pelajaran yang disebabkan

oleh adanya penggunaan bahasa spontan yang dibawa sendiri oleh masing-masing siswa

menyebabkan kurangnya capaian hasil belajar siswa. Disamping itu, adanya perbedaan

kemampuan siswa yang disebabkan oleh perbedaan derajat kecacatannya juga merupakan

kendala di dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga guru tidak bisa menerapkan

metode pembelajaran secara klasikal, tetapi lebih bersifat pendekatan individu.

Diungkapkan bahwa untuk anak yang berkebutuhan khusus ini, tidak bisa menerapkan

kurikulum secara ketat. Berdasarkan beberapa kendala di atas, maka metode pengajaran

Page 16: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

4

dengan memanfaatkan media audiovisual merupakan jalan tengah yang baik dan tepat,

khususnya untuk mata pelajaran matematika dan IPA, karena dengan metode yang tepat

anak tuna rungu dapat diharapkan memperoleh hasil belajar yang sama dengan anak

normal.

Mengingat terbatasnya penguasaan inovasi pembelajaran dengan media

audiovisual di satu sisi dan pentingnya penguasaan media audiovisual tersebut di sisi lain,

maka perlu dikembangkan inovasi metode pembelajaran matematika dan IPA dengan

media audiovisual yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar

pembelajaran menjadi optimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penekanan perhatian terhadap

pengembangan derajat pengusaan kompetensi guru SLB/B yang memadai, khususnya

pengembangan metode pengajaran Matematika dan IPA dengan media audiovisual

sangatlah penting untuk ditindaklanjuti. Usulan program IbM ini bermaksud untuk

mengatasi permasalahan rendahnya pengusaan guru-guru dalam pengembangan media

pembelajaran, khususnya media pembelajaran audiovisual untuk pengajaran matematika

dan IPA siswa tuna rungu di SLB/B dan pengajaran yang berbasis IT.

1.2 Permasalahan Mitra

Keterbatasan media alat bantu yang tepat untuk mengajar anak tuna rungu

menjadi masalah bagi para guru untuk mampu menjelaskan materi pelajaran yang

diajarkan kepada siswa. Apalagi dengan standar kurikulum yang disetarakan dengan anak

normal, namun tidak menyesuaikan dengan kebutuhan khusus anak tuna rungu dalam

memahami materi suatu pelajaran. Jika anak normal dapat memahami seluruh materi

dalam waktu satu semester dengan bobot materi yang sama, anak tuna rungu

membutuhkan waktu yang lebih lama daripada anak normal untuk dapat memahaminya.

Karena menjelaskan suatu materi pelajaran pada anak tuna rungu membutuhkan metode

dan media penyampaian yang berbeda dengan anak normal.

Visualisasai kata-kata sangat dibutuhkan pada mata pelajaran yang membutuhkan

banyak penjelasan materi berupa gambar, terutama pada mata pelajaran Matematika dan

IPA yang sangat membutuhkan alat yang lebih kearah visual. Keterbatasan alat peraga

dan tidak adanya penjelasan gambar-gambar yang memadai sangat menyulitkan guru-

guru untuk menjelaskan materi-materi yang ada pada pelajaran tersebut. Bagi guru yang

dapat menggambar hal tersebut tidak menjadi masalah, namun tidak bagi guru-guru

Page 17: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

5

yang tidak dapat menggambar, sehingga penjelasan materi hanya dijelaskan dalam bentuk

tulisan dan dalam bentuk verbal (oral).

Kurangnya alat peraga dan adanya kesulitan guru-guru di SLB/B dalam

menjelaskan materi dari buku pelajaran yang digunakan dari bahasa verbal ke dalam

bentuk visual, serta kurangnya kemampuan guru-guru dalam pengembangan media

pembelajaran audiovisual merupakan kendala bagi guru-guru dalam pengajaran

Matematika dan IPA pada siswa tuna rungu di SLB/B.

Berdasarkan beberapa permasalahan mitra yang diuraikan di atas, pelaksana

program dan mitra IbM (SLB/B Negeri Tabanan, SLB/B Negeri Denpasar, SLB/B Negeri

Jimbaran) telah menyepakati persoalan prioritas yang akan diselesaikan melalui program

IbM ini adalah masalah kurangnya kemampuan kelompok guru mata pelajaran

Matematika dan IPA Sekolah Luar Biasa Bagian B (SLB/B) dalam pengembangan media

pengajaran Matematika dan IPA dengan media Audiovisual dan pengajaran berbasis TI.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka permasalahan prioritas mitra yang

memerlukan penanganan adalah: Bagaimana mengenalkan cara-cara pengembangan

media pengajaran Matematika dan IPA berupa media audiovisual bagi kelompok guru

mata pelajaran matematika dan IPA di Sekolah-sekolah Luar Biasa Bagian B yang

menjadi mitra program IbM ini.

Page 18: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

6

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan, adalah berupa:

1. Metode pengajaran Matematika dan IPA dengan media audiovisual yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu;

2. Produk berupa media audiovisual untuk pembelajaran Matematika dan IPA siswa

tuna rungu;

3. Bahan Ajar mata pelajaran Matematika dan IPA untuk SLB/B;

4. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan melalui Jurnal Nasional Terakreditasi.

Luaran di atas diharapkan mampu memberikan dampak pada up-dating ipteks di

masyarakat, peningkatan produktivitas mitra, peningkatan atensi akademisi terhadap

kelompok masyarakat, dan peningkatan kegiatan pengembangan ilmu, teknologi, seni di

perguruan tinggi.

Up-dating ipteks di masyarakat dan peningkatan produktivitas mitra nantinya akan

bisa dilihat pada akhir kegiatan program IbM ini, diharapkan para guru mampu:

1. mengembangkan dan mengoperasionalkan rencana pembelajaran, bahan ajar dan

media pembelajaran, serta materi-materi lainnya terkait dengan pembelajaran

Matematika dan IPA dengan media audiovisual;

2. menggunakan media yang sesuai dalam pembelajaran matematika dan IPA untuk

siswa tuna rungu;

3. merancang media pembelajaran audiovisual yang tepat untuk keperluan

pembelajaran Matematika dan IPA untuk siswa tunarungu;

4. mengembangkan perangkat evaluasi pencapaian hasil belajar;

5. merancang bahan ajar matematika dan IPA untuk siswa tuna rungu.

Bagi siswa, pada akhir kegiatan siswa diharapkan:

1. dapat meningkatkan pemahamannya tentang materi yang diajarkan, khususnya

peningkatan penguasaan konsep dasar pada mata pelajaran Matematika dan IPA.

Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai ketuntasan siswa pada mata pelajaran

tersebut;

2. dapat memanfaatkan media audiovisual yang ada untuk menunjang hasil

belajarnya;

3. meningkakan kreativitas dan inovasi siswa;

4. dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang proses belajarnya.

Page 19: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

7

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Solusi yang Ditawarkan

Persoalan prioritas mitra yang telah disepakati bersama untuk diselesaikan selama

pelaksanaan program IbM adalah masalah kurangnya kemampuan kelompok guru mata

pelajaran Matematika dan IPA Sekolah Luar Biasa Bagian B (SLB/B) dalam

pengembangan media pengajaran Matematika dan IPA dengan media Audiovisual dan

pengajaran berbasis TI.

Penanganan persoalan prioritas mitra tersebut disepakati berupa penanganan yang

bersifat langsung, sinambung, sesuai dengan kebutuhan guru, dan bersifat khas untuk

masing-masing sekolah, disesuaikan dengan kondisi sekolah yang berbeda dan

kemampuan guru yang berbeda pula di masing-masing sekolah, sehingga proses

penanganan bisa lebih terarah dan terukur.

Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan mitra program adalah model

pelatihan In House Training sebagai suatu alternatif pemecahan masalah mitra terbaik. In

House Training yang dimaksud dalam kemitraan ini adalah ―pelatihan‖ yang

pelaksanaannya bertempat di sekolah masing-masing, tempat guru-guru melaksanakan

program pembelajaran Matematika dan IPA dengan media audiovisual dilakukan, bekerja

sama dengan pelaksana program IbM yang merupakan dosen-dosen MIPA dari

Universitas Udayana. Kunjungan secara periodik ke masing-masing sekolah akan

dilakukan oleh dosen-dosen untuk melakukan pengarahan dan pendampingan terhadap

segala aktivitas guru terkait dengan pelaksanaan program, dari tahap persiapan,

pengembangan, pengoperasionalan, sampai pada tahap evaluasi. Dengan kegiatan seperti

ini diharapkan masalah berupa hambatan atau kendala terkait pelaksanaan program dapat

diatasi secara langsung, yaitu dengan melibatkan guru pelaksana program, siswa, kepala

sekolah, atau komite sekolah.

3.2 Metode Pendekatan yang Ditawarkan

Pelatihan In House Training bertujuan memberikan pengarahan dan pendampingan

secara langsung kepada para guru agar pembelajaran Matematika dan IPA dengan media

audiovisual dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan di masing-masing

sekolah. Lebih khususnya, In House Training bertujuan memberikan pengarahan dan

Page 20: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

8

pendampingan secara langsung di kelas kepada guru pelaksana program pembelajaran

Matematika dan IPA dengan media audiovisual, yaitu membantu guru dalam:

1. mempersiapkan, mengembangkan, dan mengopersionalkan rencana pembelajaran,

bahan ajar mata pelajaran matematika dan IPA untuk siswa tuna rungu, media

pembelajaran audiovisual seperti (Power Point, Macromedia Flash, software

lainnya), dan materi-materi terkait yang berhubungan dengan pembelajaran

Matematika dan IPA Untuk Sekolah Luar Biasa bagian B (SLB/B);

2. mengembangkan dan menggunakan secara optimal media sesuai dengan materi

Matematika dan IPA untuk siswa tuna rungu;

3. Mengatasi kesulitan atau hambatan secara langsung di dalam kelas atau di luar

kelas sesuai dengan substansinya;

4. meningkatkan kemahiran guru-guru dalam merancang media pembelajaran

audiovisual untuk pembelajaran siswa tuna rungu;

5. mengembangkan perangkat evaluasi pencapaian hasil belajar siswa;

6. merancang pengembangan pembelajaran Matematika dan IPA dengan media

audiovisual di masing-masing sekolah sesuai dengan kebutuhan guru.

3.3 Prosedur Kerja dan Rencana Kegiatan

Prosedur kerja untuk mendukung realisasi dari metode yang ditawarkan adalah

sebagai berikut:

1. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah-sekolah mitra program (SLB/B Negeri

Tabanan, SLB/B Negeri Denpasar, SLB/B Negeri Jimbaran) yang akan

mengembangkan program pembelajaran Matematika dan IPA dengan media

pembelajaran audiovisual bagi siswa tuna rungu.

2. Waktu pelaksanaan kunjungan ke sekolah diatur antara pihak sekolah dengan

pelaksana program (dosen) disesuaikan dengan jadwal pembelajaran Matematika

dan IPA di masing-masing sekolah. Frekuensi pendampingan secara umum

dilakukan 2 kali dalam seminggu selama 3 jam pertemuan (3 x 40 menit), selama

4 minggu x 6 bulan selama 2 semester. Apabila ada hal-hal khusus seperti sekolah

minta lebih dari dua kali seminggu dapat diatur sesuai dengan kebutuhan di

sekolah masing-masing.

3. Peserta In House Training untuk tahap awal diutamakan adalah guru-guru

Matematika dan IPA. Namun demikian tidak menutup kemungkinan peserta dari

guru-guru mata pelajaran lainnya seperti IPS untuk ikut terlibat.

Page 21: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

9

Pelaksanaan In House Training secara umum dapat dibagi menjadi dua tahapan

setiap minggunya. Tahap pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua

adalah tahap pengamatan dan diskusi.

Tahap persiapan pembelajaran terdiri dari: (1) Pelaksanaan workshop bertempat di

sekolah masing-masing untuk mendiskusikan permasalahan yang mungkin muncul

berkaitan dengan program pengembangan media pembelajaran audiovisual untuk

pembelajaran matematika dan IPA siswa tuna rungu di SLB/B mitra; (2) Menyiapkan,

mengembangkan, dan mengoperasionalkan lesson plan dan perangkat pembelajaran yang

sudah ada disesuikan dengan kondisi masing-masing sekolah sehingga menjadi skenario

yang dapat dengan mudah diimplementasikan oleh guru di kelas; (3) Menyamakan

konsep dasar matematika dan IPA yang akan dipakai dalam pembelajaran (terkait dengan

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku siswa); (4) Melakukan simulasi/peer teaching

dengan guru sebelum pelaksanaan (real teaching) di kelas. Pendamping atau dosen

bertindak sebagai model untuk mensimulasikan pembelajaran yang akan dilaksanakan;

(5) Mendiskusikan dan refleksi hasil real teaching; dan (6) Menindak lanjuti hasil diskusi

dan refleski.

Tahap Pengamatan dan Diskusi: pendamping dalam hal ini dosen melakukan

pengamatan pembelajaran dengan media audiovisual yang dilakukan oleh guru SLB/B.

Lingkup pengarahan dan pendampingan adalah sebagai berikut:

1. Membantu menyiapkan, mengembangkan dan mengoperasionalkan lesson plan

dan perangkat pembelajaran yang sudah ada, disesuaikan dengan kondisi masing-

masing sekolah.

2. Pendamping memberikan masukan yang bersifat positif dan membangun kepada

guru sehubungan dengan optimalisasi memanfaatan media audiovisual dalam

mengajar di kelas.

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan guru yang terkait dengan substansi bidang studi

Matematika dan IPA

4. Membantu meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TI untuk

mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif, terutama dalam

program ini media audiovisual untuk mata pelajaran Matematika dan IPA.

5. Membantu guru dalam merancang media pembelajaran audiovisual dengan

pemanfaatan Software Microsoft Office Power Point dan Macromedia Flash, dan

software lainnya.

Page 22: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

10

6. Membantu guru dalam mengoptimalkan perangkat multimedia yang sudah ada di

masing-masing sekolah

7. Membantu guru dalam penelitian, seperti Penelitian Tindakan Kelas atau

penelitian dalam lingkup pendidikan lainnya.

8. Membantu mengarahkan hal-hal terkait dengan kebutuhan yang diperlukan

kedepannya dalam program pengembangan media pembelajaran audiovisual.

Selama pelaksanaan program, mitra akan terlibat secara aktif dan bersama-sama

dengan pelaksana program IbM dalam mengatasi persoalan prioritas yang telah disepakati

bersama.

3.4 Jenis Luaran yang Akan Dihasilkan

Sesuai dengan rencana kegiatan program ini, luaran yang akan dihasilkan adalah:

1. Metode pengajaran Matematika dan IPA dengan media audiovisual yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu;

2. Produk berupa media audiovisual untuk pembelajaran Matematika dan IPA siswa

tuna rungu;

3. Bahan Ajar mata pelajaran Matematika dan IPA untuk SLB/B;

4. Artikel Ilmiah yang dipublikasikan melalui Jurnal Nasional Terakreditasi;

5. Laporan Kegiatan.

Page 23: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

11

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas

Udayana dalam satu tahun terakhir telah melaksanakan Program Pengabdian kepada

Masyarakat Mono dan Multi Tahun. Usulan proposal program Ipteks bagi Masyarakat

(IbM) tahun 2011 yang diterima oleh DIKTI untuk didanai pada tahun 2012 adalah

sebanyak 13 usulan. Usulan Program Pengabdian kepada Masyarakat Multi Tahun (IbW,

IbIKK, IbW), yang didanai DIKTI pada tahun 2012 sebanyak 7 usulan. Hasil seleksi

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi

terhadap proposal yang diajukan oleh Universitas Udayana untuk pendanaan tahun

anggaran 2013, dinyatakan sebanyak 19 proposal IbM dinyatakan lolos untuk didanai

tahun 2013 dan untuk Program Pengabdian kepada Masyarakat Multi Tahun sebanyak 10

usulan, baik usulan baru maupun lanjutan.

Cukup banyaknya Program Pengabdian kepada Masyarakat (mono dan multi

tahun) yang telah didanai pelaksanaannya oleh DIKTI maupun yang akan didanai tahun

2013 ini, menunjukkan bahwa kinerja Universitas Udayana dalam bidang Pengabdian

kepada Masyarakat cukup baik. Berdasarkan pengalaman tersebut, untuk kedepannya

Universitas Udayana yakin mampu melaksanakan program Pengabdian kepada

Masyarakat dengan kuantitas yang lebih banyak tanpa mengurangi kualitas hasil

pelaksanaan program tersebut.

Jenis kepakaran yang diperlukan dalam menyelesaikan persoalan dan kebutuhan

mitra dalam usulan Program IbM ini adalah berupa kepakaran dalam pengembangan

media pembelajaran matematika dan IPA yang berbasis TI (media audiovisual),

disamping diperlukan juga kepakaran pada bidang ilmu Matematika dan IPA itu sendiri

(matematika, biologi, kimia, fisika, dan ilmu komputer). Tim pelaksana program ini, baik

ketua maupun anggota memiliki jenis kepakaran yang diperlukan dalam program ini.

Sumber daya manusia (SDM) dari perguruan tinggi yang akan menangani program

ini telah beberapa kali terlibat kegiatan penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat

berupa pelatihan dan bimbingan teknis yang berkaitan dengan pengajaran, khususnya

pengajaran Matematika dan IPA. Kualifikasi tim pelaksana program ini disajikan pada

Tabel 1, dengan kualifikasi pendidikan 2 (dua) orang lulusan S2 dari Jurusan Matematika

dan 1 (satu) orang lulusan S3 dari Jurusan Kimia. Kualifikasi pendidikan dari pelaksana

Page 24: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

12

program ini sudah memadai dan sesuai dengan program yang akan dikerjakan, karena

pada kurikulum di FMIPA sangat didukung oleh mata kuliah Matematika Dasar, Fisika,

Kimia, Biologi, dan Komputasi.

Ketua pelaksana program mempunyai bidang keahlian matematika, pernah

melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang relevan dengan masalah pembelajaran

Matematika dan IPA serta kegiatan pengabdian masyarakat yang terkait dengan

memanfaataan TI untuk inovasi pembelajaran di beberapa sekolah di Kota Denpasar.

Disamping itu, ketua dan anggota tim pelaksana program secara rutin setiap tahun sebagai

pembina olimpiade matematika dan IPA tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh

masing-masing jurusan di Fakultas MIPA Universitas Udayana. Pengalaman tim

pelaksana program seperti uraian di atas akan sangat membantu dalam menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh mitra, dalam hal ini guru-guru

Matematika dan IPA di masing-masing sekolah mitra.

Ketua pelaksana kegiatan, dalam Tahun 2011 telah melakukan kegiatan

pengabdian masyarakat berupa Pelatihan Penggunaan TeX-Word dan Visio 2007 untuk

Mempercepat Penulisan Rumus Matematika bagi Guru-guru di SMPN 2 Kuta, serta

Pelatihan Pengajaran Matematika dan Sains dalam Bahasa Inggris bagi Guru-guru

Sekolah Kategori Mandiri Menuju RSBI di SMPN 10 Denpasar yang merupakan kegiatan

dalam bentuk rintisan. Pada tahun 2012 melakukan kegiatan pengabdian masyarakat

berupa Pelatihan Pemrograman Komputer Berbasis Analitika dan Logika bagi Siswa

SMA 5 Denpasar (anggota), Pengenalan Konsep Kombinatorial untuk Mendorong Pola

Berpikir Kreatif Siswa SMAN 5 Denpasar dalam Menyelesaikan Problem Solving

(anggota), dan Pengenalan Metode Inquiri pada Pembelajaran IPA di SDN 6 Ubung

Denpasar (anggota). Pada tahun 2013 telah menjadi anggota pelaksana pada Program

Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Guru Mata Pelajaran Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (MIPA).

Tabel 1. Klasifikasi SDM Perguruan Tinggi Pelaksana

No Nama NIDN Pendidikan Fakultas/

Jurusan

Bidang

Keahlian

1. Desak Putu Eka

Nilakusmawati, S.Si., M.Si.

0011067113

S2 FMIPA/

Matematika

Matematika

2. I Wayan Sumarjaya, S.Si.,

M.Stats.

0021047705 S2 FMIPA/

Matematika

Matematika

3. Dra. Ni Made Puspawati,

M.Phil., Ph.D.

0019036502 S3 FMIPA/

Kimia

Kimia

Terapan

Page 25: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

13

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Program IbM

Metode pelaksanaan dari program IbM ini berupa model pelatihan In House

Training. In House Training yang dimaksud dalam kemitraan ini adalah ―pelatihan‖ yang

pelaksanaannya bertempat di sekolah masing-masing, bekerja sama dengan pelaksana

program IbM yang merupakan dosen-dosen MIPA dari Universitas Udayana. Kunjungan

secara periodik ke masing-masing sekolah dilakukan oleh dosen-dosen untuk melakukan

pendampingan terkait dengan pelaksanaan program, dari tahap persiapan, pengembangan,

pengoperasionalan, sampai pada tahap evaluasi.

Tahapan pelaksanaan In House Training secara umum dapat dibagi menjadi dua

tahapan. Tahap pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua adalah

tahap pengamatan dan diskusi.

A. Tahap Persiapan Pembelajaran

Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: Pelaksanaan

pelatihan; Menyiapkan, mengembangkan, dan mengoperasionalkan lesson plan dan

perangkat pembelajaran; Menyamakan konsep dasar matematika dan IPA yang akan

dipakai dalam pembelajaran terkait media pembelajaran audiovisual untuk siswa tuna

tungu; Melakukan simulasi/peer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan (real

teaching) di kelas; Mendiskusikan dan refleksi hasil real teaching; dan Menindak lanjuti

hasil diskusi dan refleksi.

1. Persiapan Pelaksanaan Pelatihan

Persiapan pelaksanaan pelatihan meliputi pengumpulan referensi tambahan

untuk bahan pelatihan di 3 sekolah mitra. Tambahan referensi yang dikumpulkan

berhubungan dengan materi komunikasi total, prinsip-prinsip dan teori-teori yang

berhubungan dengan perancangan media audiovisual untuk siswa tuna rungu. Kendala

yang ditemui di lapangan adalah kesulitan mendapatkan referensi yang khusus membahas

tentang media audiovisual untuk siswa tuna rungu. Referensi pendukung yang diperoleh

dan yang dianggap paling relevan adalah:

- Neves, Joselia. 2005. Audiovisual Translation: Subtitling for the Deaf and Hard-

of-Hearing. Dissertations from the School of Arts, Roehampton University,

University of Surrey. http://rrp.roehampton.ac.uk/artstheses/1;

Page 26: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

14

- Cory, Patricia Blair. 1960. School Library Services for Deaf Children. Audio-

Visual Material. The Alexander Graham Bell Association For The Deaf, Inc.

Pengumpulan referensi berupa contoh-contoh media pembelajaran audiovisual

dari sumber internet berupa video, animasi, dan lain-lain juga telah dilakukan. Kumpulan

video dan animasi edukasi ini dipergunakan sebagai acuan dan tambahan referensi untuk

pembuatan media audiovisual disesuaikan dengan kebutuhan siswa tuna rungu di sekolah

mitra. Contoh-contoh video yang menunjang diantaranya berupa video pembelajaran

matematika tentang Pecahan Senilai, Fruit Fractions-Animated Math Lesson, Fast Math

to Multiply Number - 2 Digit Number. Contoh video pembelajaran untuk pembelajaran

IPA tentang Five Kingdom dan Time-lapse Batterfly Life Cycle, Animasi perubahan

iklim, American Farm Life-1950’s Educational Film, Making Glass From Sand, dan

Glass Making Demonstration at Corning Museum of Glass.

Materi pelatihan yang akan diberikan kepada guru-guru di 3 sekolah mitra, adalah:

(1) sosialisasi tentang pelaksanaan program IbM di sekolah mitra, meliputi tujuan

program IbM, manfaat bagi sekolah mitra, pelaksanaan program, dan evaluasi program.

Materi ini disajikan dengan maksud agar guru-guru di ketiga sekolah mitra mengetahui

dengan jelas tujuan dan target dari pelaksanaan program yang akan dilaksanakan,

sehingga diharapkan para guru akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk terlibat

selama program pendampingan berlangsung. Materi presentasi tentang prinsip

perancangan media audiovisual untuk siswa tuna rungu, meliputi materi prinsip

komunikasi total dan prinsip desain media audiovisual. Contoh media audiovisual untuk

pelatihan mengambil materi mata pelajaran matematika untuk SDLB.B, pokok bahasan

pecahan senilai. Materi ini disajikan sebagai salah satu contoh media audiovisual.

Sebelum pelaksanaan pelatihan, dilakukan pertemuan awal dengan pihak sekolah

mitra yaitu SLB.B Denpasar, SLB.B Jimbaran, dan SLB.B Denpasar, dengan jadwal

pertemuan yang berlainan untuk ketiga sekolah mitra. Pertemuan awal ini membahas

jadwal pelatihan dan pendampingan. Pada pertemuan awal disepakati jadwal pelaksanaan

pelatihan dan mengenai jadwal pelaksanaan pendampingan berdasarkan kesepakatan

antara pihak sekolah dan pelaksana program.

Hasil dokumentasi pertemuan awal dengan pihak sekolah mitra, disajikan pada

gambar-gambar berikut:

Page 27: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

15

Gambar 1. Pertemuan awal dengan pihak sekolah SLB/B Denpasar tanggal 16 Juni 2014

Gambar 2. Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Denpasar untuk Membahas Jadwal

Pelatihan, Pendampingan, dan Jumlah Peserta.

Page 28: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

16

Gambar 3. Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Jimbaran pada Tanggal 24 Juni 2014

untuk Membahas Jadwal Pelatihan dan Pendampingan.

Gambar 4. Pertemuan Awal dengan Pihak SLB/B Jimbaran pada Tanggal 24 Juni 2014

untuk Membahas Materi dan Jumlah Peserta.

Pertemuan awal dengan pihak sekolah SLB/B Tabanan berlangsung pada tanggal

20 Agustus 2014, membahas jadwal pelatihan dan pendampingan.

Page 29: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

17

2. Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di SLB.B

Denpasar dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2014. Materi yang disajikan meliputi: (1)

Tujuan program, manfaat bagi sekolah mitra, teknis pelaksanaan program pendampingan,

dan evaluasi program; (2) Prinsip perancangan media audiovisual untuk siswa tuna rungu,

meliputi materi prinsip komunikasi total dan prinsip desain media audiovisual; dan (3)

Penyajian contoh media audiovisual, dengan mengambil materi mata pelajaran

matematika untuk SDLB.B pokok bahasan pecahan senilai. Hasil dokumentasi kegiatan

pelatihan di SLB.B Negeri Sidakarya Denpasar pada Tanggal 17 Juli 2014, disajikan pada

gambar-gambar berikut:

Gambar 5. Peserta Pelatihan Sedang Mengerjakan Pre Test

Gambar 6. Pemberian Materi Prinsip Perancangan Media Audiovisual

Page 30: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

18

Gambar 7. Pelaksana sedang Menjelaskan tentang Prinsip Komunikasi Total

Gambar 8. Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan

Media Pembelajaran Audiovisual di SLB/B Sidakarya-Denpasar

Page 31: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

19

Gambar 9. Guru-guru SLB.B Sidakarya Denpasar dengan Tekun Mendengarkan

Penjelasan Materi Tentang Prinsip Perancangan Media Audiovisual

Page 32: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

20

Gambar 10. Dokumentasi Selama Kegiatan Pelatihan Berlangsung di SLB.B Denpasar

Pelaksanaan pelatihan di SLB.B Jimbaran berlangsung pada tanggal 9 Agustus

2014. Materi yang diberikan sama dengan materi pelatihan di SLB.B Denpasar. Hasil

dokumentasi kegiatan pelatihan di SLB.B Jimbaran disajikan pada gambar-gambar

berikut:

Gambar 11. Diskusi dengan Kepala SLB/B Jimbaran

Page 33: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

21

Gambar 12. Guru-guru SLB.B Jimbaran sedang Mergerjakan Pre Test

Gambar 13. Peserta Pelatihan Sedang Mengerjakan Pre Test

Page 34: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

22

Gambar 14. Pengerjaan Pre Test oleh Peserta Pelatihan

Gambar 15. Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Materi Audiovisual

di SLB/B Jimbaran

Page 35: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

23

Gambar 16. Presentasi Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan

Media Pembelajaran Audiovisual di SLB/B Jimbaran

Gambar 17. Pelaksana Kegiatan sedang Menjelaskan Materi Prinsip

Perancangan Media Audiovisual

Page 36: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

24

Gambar 18. Tanya Jawab dengan Peserta Pelatihan Mengenai Mekanisme

Pendampingan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual

Pelaksanaan pelatihan di SLB.B Tabanan berlangsung pada tanggal 27 September

2014. Hasil dokumentasi kegiatan pelatihan di SLB.B Tabanan disajikan pada gambar-

gambar berikut:

Gambar 19. Peserta pelatihan sedang mengerjakan pre test

Page 37: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

25

Gambar 20. Peserta pelatihan sedang mendengarkan pemaparan materi

Gambar 21. Penyajian contoh media audiovisual mata pelajaran biologi

Page 38: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

26

Gambar 22. Penyajian contoh media audiovisual mata pembelajaran matematika

Gambar 23. Pembukaan Pelatihan oleh Wakil Kepala Sekolah SLB.B Tabanan

3. Menyiapkan dan mengembangkan Perangkat Pembelajaran

Mempersiapkan, mengembangkan, dan mengopersionalkan rencana pembelajaran,

bahan ajar mata pelajaran matematika dan IPA untuk siswa tuna rungu, dan media

pembelajaran audiovisual, dan materi-materi terkait yang berhubungan dengan

pembelajaran

Page 39: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

27

Kegiatan menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang

dilakukan berupa penyusunan bahan ajar matematika dan IPA Kelas IV SDLB. Materi-

materi yang disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan karakteritik siswa yang

berkebutuhan khusus di SDLB. Bahan ajar yang dibuat diupayakan di bawah standar dari

siswa normal.

Berdasarkan kunjungan-kunjungan pendampingan yang telah dilakukan selama

program berlangsung di 3 sekolah mitra disepakati perangkat pembelajaran berupa bahan

ajar yang akan dipakai dalam pembelajaran terkait dengan pemanfaatan media

pembelajaran audiovisual yang akan dikembangkan, disesuai dengan silabus dan RPP

yang dipergunakan di SLB.B. Hasil diskusi dan penyamaan konsep, diperoleh

kesepakatan untuk mengambil materi Matematika Kelas IV SDLB.B dan IPA Kelas IV

SDLB.B. Penyusunan bahan ajar Matematika dan IPA Kelas IV SDLB.B dikerjakan

selama satu bulan oleh tim penyusun yaitu guru-guru di SLB.B Denpasar dengan

didampingi oleh pelaksana program. Bahan ajar Matematika dan IPA Kelas IV SDLB.B

ini merupakan luaran dari program ini.

Hasil dokumentasi dari kegiatan tersebut di atas disajikan pada gambar-gambar

berikut:

Page 40: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

28

4. Melakukan simulasi/peer teaching

Simulasi/peer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan (real teaching) di kelas,

dilakukan dengan simulasi mengajar dengan media pembelajaran audiovisual. Dalam

simulasi ini guru-guru diarahkan untuk selama penayangan media audiovisual, guru

membantu dengan komunikasi total dalam menjelaskan materi. Setelah real teaching

dilakukan diskusi dan refleksi terhadap hasil real teaching dan selanjutnya

menindaklanjuti hasil diskusi dan refleksi.

Hasil dokumentasi dari tahapan kegiatan peer teaching, disajikan pada gambar-

gambar berikut:

Page 41: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

29

Page 42: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

30

Gambar 24. Kegiatan simulasi/peer teaching

B. Tahap Pengamatan dan Diskusi.

Pendamping dalam hal ini pelaksana program melakukan pengamatan

pembelajaran dengan media audiovisual yang dilakukan oleh guru SLB/B, dengan

lingkup pendampingan: (1) Membantu meningkatkan kompetensi guru dalam

memanfaatkan TI untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif; (2)

Membantu guru dalam merancang media pembelajaran audiovisual dengan pemanfaatan

Software Microsoft Office Power Point dan Macromedia Flash, dan software lainnya; dan

(3) Membantu guru dalam mengoptimalkan perangkat multimedia yang sudah ada di

masing-masing sekolah.

1. Pendampingan dalam Merancang Media Pembelajaran Audiovisual

Dalam kegiatan pendampingan ini guru-guru di tiga sekolah mitra didampingi

oleh pelaksana kegiatan membuat media audiovisual mata pelajaran matematika dan IPA

siswa kelas IV SDLB. Media audiovisual yang sudah dibuat untuk mata pelajaran IPA

kelas IV SDLB adalah materi dengan pokok bahasan: (1) Penggolongan Hewan; (2)

Daur Hidup Hewan; (3) Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya, sub

pokok bahasan Berbagai Jenis Makanan Hewan, Herbivora, Karnivora, Omnivora dan

Insektivora; (4) Daur Hidup Hewan & Memelihara Hewan Peliharaan; (5) Makhluk

Hidup dan Lingkungannya, dengan sub pokok bahasan Hubungan Antar Makhluk Hidup,

Rantai Makanan, Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, dan Perubahan

Lingkungan; (6) Sifat Berbagai Wujud Benda; (7) Perubahan Wujud Benda dan Sifat

Bahan & Kegunaannya; (8) Gaya, dengan sub pokok bahasan: Gaya Mempengaruhi

Page 43: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

31

Gerak Suatu Benda & Gaya Dapat Mengubah Bentuk Suatu Benda; (9) Energi dan

Penggunaannya, sub pokok bahasan: Energi Panas, Energi Bunyi, dan Energi Alternatif.

Media audiovisual yang sudah dibuat untuk mata pelajaran Matematika kelas IV

SDLB adalah materi dengan pokok bahasan: (1) Operasi Hitung Bilangan; (2) Faktor dan

Kelipatan; (3) Pengukuran Sudut, panjang, dan Berat; (4) Keliling dan Luas

Jajarangenjang & Segitiga; (5) Operasi Hitung Bilangan Bulat; (5) Pecahan; (6)

Laambang Bilangan Romawi; dan (7) Bangun Ruang dan Bangun Datar.

Media audiovisual yang merupakan luaran hasil kegitan pendampingan ini

diunggah ke dalam sim-litabmas dalam bentuk softcopy kompilasi luaran. Pendampingan

dalam membuat media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru

dalam memanfaatkan TI untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif

di masa mendatang. Khususnya media audiovisual untuk mata pelajaran Matematika dan

IPA, maupun mata pelajaran lainnya secara umum. Kegiatan pendampingan ini juga

berdampak pada dapat dioptimalkannya perangkat multimedia yang sudah ada di masing-

masing sekolah mitra seperti i-chat (metode visual bahasa isyarat) yang sebenarnya sudah

dimiliki sebelumnya oleh ketiga sekolah mitra.

2. Membantu guru dalam Penelitian Tindakan Kelas

Pendampingan juga dilakukan dalam rangka membantu guru-guru dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , dan penyusunan karya tulis ilmiah hasil PTK.

Pengoperasionalan media pembelajarn audivisual yang telah dibuat dalam program ini

diujicobakan melalui PTK untuk mengetahui efektivita media ini dalam meningkatkan

hasil belajar siswa SDLB dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang

biasa dilakukan di masing-masing sekolah mitra. Kegiatan pendampingan dalam hal ini

meliputi: (1) Pembutan rancangan PTK untuk evaluasi media audiovisual yang sudah

dibuat; (2) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi: (a) pemberian materi

Pecahan Senilai dengan metode konvensional untuk siswa SDLB.B Kelas IV; (b)

pemberian materi Pecahan Senilai dengan menggunakan media audiovisual dan bantuan

komunikasi total utuk siswa SDLB.B Kelas IV; dan (3) Pendampingan dalam

penyusunan draft artikel ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas untuk dipresentasikan

pada sidang paralel Seminar Nasional Matematika 2014, yang diselenggarakan oleh Jurusan

Matematika FMIPA Universitas Udayana pada tanggal 4 November 2014, di Kampus Sudirman

Denpasar. Kegiatan ini diharapkan menjadi motivasi bagi guru-guru di sekolah mitra

Page 44: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

32

dalam publikasi karya tulis ilmiah hasil Penelitian Tidakan Kelas maupun bentuk karya

tulis yang lainnya.

5.2 Hasil Pelaksanaan Program

Kegiatan yang dilakukan dalam upaya meneningkatkan kompetensi guru dalam

memanfaatkan TI untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif, dan

dalam rangka membantu guru merancang media pembelajaran audiovisual untuk siswa

tuna rungu dengan pemanfaatan Software Microsoft Office Power Point dan Macromedia

Flash, maka pelaksana kegiatan memandang sangat perlu adanya buku panduan yang

dapat menjadi panduan bagi guru dalam merancang media pembelajaran audiovisual.

Penyusunan buku Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual untuk

Siswa Tuna Rungu dilakukan oleh pelaksana program dan merupakan salah satu luaran

program IbM ini. Kendala yang dihadapi selama proses penyusunan, adalah sangat

terbatasnya referensi maupun hasil penelitian yang mengupas tentang prinsip-prinsip

perancangan media pembelajaran audiovisual yang khusus untuk siswa tuna rungu.

Dengan referensi yang terbatas ini, disusun buku panduan untuk guru-guru di SLB.B

dalam pengembangan media pembelajaran audiovisual. Materi yang disajikan dalam buku

ini meliputi: Bab I. Prinsip Komunikasi Total Latar Belakang, Contoh-Contoh Bentuk

Komunikasi Total, Kelemahan dan Kelebihan Komunikasi Total, Media Pembelajaran

Audiovisual); Bab II. Prinsip Desain Audio Visual (Latar Belakang, Subjudul (Subtitle),

Keterbacaan (Readability), Huruf/Font, Warna, Kecepatan Teks, Animasi, Tata Letak

Jendela (Window Layout), Fokus, Penyajian Teks, Komponen Verbal, Komponen

Nonverbal); Bab III. Panduan Memanfaatkan Fasilitas Microsoft Powerpoint 2013 untuk

Perancangan Media Audiovisual; dan Bab IV. Membuat Animasi Sederhana Dengan

Marcomedia Flash. Buku panduan ini merupakan salah satu luaran dari program IbM ini.

Beberapa referensi yang dipakai dalam buku panduan ini, sebagai berikut:

1. Blatto-Vallee, G., Kelly, R. R., Gaustad, M. G., Porter, J., and Fonzi, J. (2007).

Visual-Spatial Representation in Mathematical Problem Solving by Deaf and

Hearing Students. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. 12, 1—17

2. Cavender, A. C., Bigham, J. P., and Ladner, R. E. (2009). Class In Focus: Enabling

Improved Visual Attention Strategies for Deaf and Hard of Hearing Students.

ASSETS’09, October 25—28.

Page 45: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

33

3. Easterbrooks, S. R. (2008). Knowledge and Skills for Teachers of Individuals Who

Are Deaf or Hard of Hearing. Communication Disorders Quarterly. 30 (1), 12—

36.

4. Gentry, M. M., Chinn, K. M., and Moulton, R. D. 2005. Effectiveness of Multimedia

Reading Materials When Using With Childrean Who Are Deaf. 149 (5): 394-403.

5. Hawkins, L and Brawner, J. 1997. Educating Children Who are Deaf or Hard of

Hearing: Total Communication. ERIC Digest #559

6. Jensema, C. (1998). Viewer Reacation to Different Television Captioning Speeds.

American Annals of the Deaf, 143(4): 318—324.

7. Jensema, C., El Sharkawy, S., Danturthi, R. S., Burch, R., and Hsu, D. (2000). Eye

Movement Patterns of Captioned Television Viewers. American Annals of the Deaf,

145 (3):275—285.

8. Ju, J-M. (2009). The Effects of Multimedia Stories of Deaf or Hard-of-Hearing

Celebrities on Reading Comprehension and English Words Learning of Taiwanese

Students with Hearing Impairment. Asian Journal of Management and Humanity

Sciences. 4(2/3): 91-105.

9. Neves, J. (2005). Audiovisual Translation: Subtitling for the Deaf and Hard-of-

Hearing. PhD Thesis, Roehampton University.

10. Williams, K, Matthews, A., and Skelhorn, L. (2011). Total Communication: Person

Centred Thinking, Planning, and Practice. Alamat

http://www.hsapress.co.uk/TotalCommunication/ diakses tanggal 9 April 2014.

Komunikasi Total mempunyai peranan penting sebagai upaya berkomunikasi

dengan anak tuna rungu. Salah satu bentuk komunikasi total dalam penyusunan media

pembelajaran adalah penggunaan multimedia (audio visual) dalam mengajarkan mata

pelajaran kepada anak tuna rungu.

Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan program ini dan berdasarkan teori-teori

dan hasil penelitian sebelumnya mengenai media audiovisual untuk tuna rungu dapat

dijelaskan bahwa secara umum metode pengajaran dengan media audiovisual yang efektif

dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu harus mempertimbangkan: subjudul,

keterbacaan (huruf/fon, warna, kecepatan teks, animasi, tata letak jendela, dan focus),

penyajian teks, komponen verbal, dan komponen nonverbal.

Subjudul pada prinsipnya bertujuan agar teks audiovisual dapat diakes oleh

semua orang (Neves, 2005). Penempatan komponen sekedarnya pada layar tidaklah

cukup, sumber visual dan kognitif yang diperlukan untuk menghadiri informasi kaya-

Page 46: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

34

bahasa (language-rich) seperti isyarat (signing) dan keterangan gambar (caption)

menyulitkan dalam melihat perubahan di luar pusat perhatian saat itu (Cavender, et al.,

2009).

Ada beberapa fitur yang relevan dalam subjudul menurut Gambier dalam Neves

(2005). Fitur-fitur ini berupa keberterimaan (acceptability), legibilitas, keterbacaan

(readability), sinkronisitas (synchronicity), dan relevansi (relevance). Legibilitas

berhubungan dengan huruf, posisi subjudul, dan kecepatan subjudul. Keberterimaan

berhubungan dengan norma bahasa, pemilihan gaya, dan pola retorika. Keterbacaan

berhubungan dnegan kecepatan baca, kompleksitas teks, kepadatan informasi, dan

lain-lain. Sinkronisitas berhubungan dengan kecepatan pergerakan bibir. Selanjutnya

relevansi berhubungan dengan informasi yang disampaikan, dihapus, atau

diklarifikasi. Lebih lanjut, fitur lain yang relevan menurut Gambier dalam Neves

(2005) adalah strategi domestic (bagaimana menerima moda narasi) dan profil

penerima.

Aspek penting yang harus diperhatikan dalam keterbacaan adalah aspek isi

(content) dan bentuk. Dalam hal ini harus memperhatikan karakteristik siswa tuna rungu

pada umumnya tidak menikmati/menyukai membaca dan umumnya kurang dalam

keahlian membaca yang merupakan keahlian dasar dalam membaca subjudul. Selain

itu tuna rungu belum mengembangkan keahlian yang memungkinkan untuk maju dari

langkah sederhana dalam pengolahan kata menuju proses yang lebih tinggi seperti

pengambilan kesimpulan dan prediksi, perencanaan, pemantauan, pertanyaan ke diri

sendiri (self questioning), dan peringkasan. Aspek penting yang berhubungan dengan

keterbacaan adalah isi (content) dan bentuk.

Hal pertama, yakni isi, berhubungan dengan bagaimana rangkaian kata

ditempatkan pada layar monitor. Penempatan isi ini haruslah mempertimbangkan

bagaimana siswa tuna rungu membaca. Neves (2005) menegaskan bahwa tuna

rungu hanya mengandalkan referensi visual untuk mendukung proses pembacaan.

Lebih lanjut ini berarti orang tuna rungu perlu menangkap semua pesan visual yang

didapatkan dari ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan komposisi filmik (Neves, 2005). Hal

kedua yang berhubungan dengan keterbacaan adalah bentuk. Bentuk yang dimaksud ini

adalah bagaimana aspek-aspek teknis seperti huruf, warna, dan penempatannya pada

layar monitor.

Pemilihan huruf, warna, dan penempatannya pada layar monitor akan dijelaskan

sebagai berikut:

Page 47: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

35

1. Huruf/Fon. Salah satu faktor penting dalam membaca subjudul adalah ukuran

huruf/fon dan kualitas gambar. Untuk menjamin legibilitas pemilihan fon

yang tepat akan membantu orang/tuna rungu untuk membaca teks. Contoh

huruf yang dapat membantu legibilitas ini adalah Tiresias Screenfont.

2. Warna. Selain pemilihan huruf/fon, pemilihan warna juga berperan penting.

Teks dengan warna putih dan latar belakang hitam lebih dipilih oleh

sebagian besar orang diikuti oleh posisi kedua diikuti oleh teks putih pada latar

belakang biru gelap (Silver dalam Neves (2005)).

3. Kecepatan Teks. Isu penting lain yang berhubungan dengan legibilitas adalah

kecepatan teks. Luyken et al dalam Neves (2005) mengatakan bahwa kecepatan

baca pada subjudul adalah antara 150—180 kata per menit. Penelitian kecepatan

baca juga telah dilakukan oleh Jensema (1998) dan Jensema (2000). Lebih lanjut

Neves (2005) mengatakan bahwa aturan enam detik secara luas diterima

sebagai aturan standar untuk subjudul yang mudah dibaca. Implementasi aturan

ini adalah tiga detik per baris dan lima sampai enam detik untuk dua baris.

Namun D’Ydewalle dalam Neves (2005) menegaskan bahwa aturan enam

detik ini seharusnya diganti menjadi aturan sembilan detik karena orang tuna

rungu biasanya/cenderung lambat membaca.

4. Animasi. Animasi yang berlebihan dapat mengganggu fokus. Cavender

(2009) menyarankan menggunakan animasi tertentu (anchored ancimation)

yang hanya muncul pada atau dekat jendela target (target window) untuk

menekankan bahwa pesan yang disampaikan pada dasarnya hanya merupakan

saran dan tidak menuntut perhatian segera.

5. Tata Letak Jendela (window layout). Mengubah tata letak jendela (window

layout) dapat membingungkan dan merusak suasana kelas (lihat Cavender,

2009). Lebih lanjut, Cavender (2009) mencontohkan perubahan tata letak

dengan merotasi jendela seperti merupakan solusi yang baik, padahal bersifat

mengganggu.

6. Fokus. Hal penting lain dalam rancangan audiovisual adalah fokus. Hindari

menganggu pengguna dari fokus yang sedang dilakukan pengguna pada saat

konsentrasi (fokus) yang sedang dilakukan (Cavender, et al., 2009). Lebih lanjut

Cavender et al. (2009) mengatakan bahwa efek visual masking dapat

mengaburkan informasi pada latar belakang atau informasi pada layar lainnya.

Page 48: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

36

Penyajian Teks. Neves (2005) menegaskan bahwa penyajian teks memegang

peranan penting dalam kualitas subjudul. Presentasi teks ini meliputi jenis huruf, warna,

dan tata letak. Pemilihan huruf untuk subjudul biasanya adalah jenis huruf sans serif.

Lebih lanjut subjudul menggunakan huruf balok cenderung susah dibaca dan orang

yang suka subjudul dengan huruf capital tidak menyukai subjudul dengan

kombinasi huruf kapital dan kecil. Hal penting selanjutnya adalah pemilihan warna.

Warna putih pada kotak teks hitam merupkan warna paling legible dari semua

kombinasi warna diikuti oleh warna kuning, cyan, dan hijau. Baker dalam Neves (2005)

menyarankan bahwa warna magenta, merah, dan biru harus dihindari. Tata letak

menyangkut banyak baris, posisi, dan penjajaran (alignment). Banyak baris misalkan dua

sampai tiga baris. Selanjutnya posisi bias di tengah-tengah, rata kiri, atau rata kanan.

Komponen Verbal. Komponen verbal meliputi transposisi dari oral ke mode

tulis. Menurut Neves (2005) orang yang mengalami susah pendengaran (hard-of-hearing)

akan selalu melihat subjudul sebagai perwujudan ujaran oral (oral speech), namun

orang tuna rungu yang tidak pernah menggunakan bahasa dalam bentuk oral hanya

menganggap sebagai pesan tertulis.

Komponen nonverbal meliputi informasi tentang efek suara dan musik. Neves

(2005) menegaskan bahwa cendikiawan dan professional menjustifikasi pengunaan

informasi tentang efek suara dan music dengan harapan bahwa orang tuna rungu

akan kehilangan informasi aural yang penting.

5.3 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program

1. Hasil Evaluasi Efektivitas Media Audiovisial yang Telah Dibuat

Selama proses pendampingan, telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang

bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan media audiovisual efektif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa tuna rungu dibandingkan dengan

pembelajaran dengan metode konvensional. Penelitian dilaksanakan menggunakan

model rancangan pre eksperimental design (quasi experiment) dengan jenis desain one

shot case study. Penelitian jenis ini peneliti hanya menggunakan perlakuan satu kali

yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post test. Perlakuan

yang diberikan berupa pemberian materi pecahan senilai untuk kelas IV SDLB

dengan media visual dan pembelajaran konvensional. Perlakuan diterapkan pada 2

kelompok siswa yang masing-masing terdiri dari tujuh orang siswa. Soal pre test dan post

Page 49: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

37

test terdiri dari sepuluh soal pecahan senilai. Metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar siswa

dengan metode konvensional berbeda dengan metode pembelajaran dengan bantuan

media visual. Kelompok siswa yang memperoleh perlakuan metode konvensional

mempunyai rata-rata 10 pada skor pre test dan 21,25 pada nitai post test. Nilai skor pre

test dan post test dalam penelitian ini dengan skala 0 – 100. Sedangkan untuk kelompok

siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran dengan bantuan media audiovisual

mempunyai rata-rata skor post test 50, mengalami peningkatan dari rata-rata skor pre test

11,43. Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar siswa untuk kelompok memperoleh

pembelajaran dengan metode konvensional sebesar 112,5%, sedangkan metode dengan

media audiovisual terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 337,4%. Berdasarkan

peningkatan hasil belajar dengan kedua metode, disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan bantuan media audiovisual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, untuk siswa tuna

tungu pada pokok bahasan pecahan senilai. Hasil observasi selama pembelajaran

dengan kedua metode, diketahui bahwa pembelajaran dengan media visual lebih bisa

dimengerti oleh peserta didik tuna rungu karena karakter siswa tuna rungu lebih

mengerti dengan materi yang bersifat kongkrit dan sulit mengerti hal yang bersifat

abstrak.

Apresiasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran jika diamati, antara kedua

kelompok siswa dengan pembelajaran konvensional dan pembelajaran visual terlihat

perbedaan yang sangat signifikan. Siswa yang diberikan pembelajaran secara

konvensional konsentrasinya lebih rendah dari pada siswa yang diberikan

pembelajaran dengan media visual. Hal itu disebabkan karena pada penelitian ini

mengambil sampel siswa tuna rungu yang mengalami keterbatasan dalam bidang

komunikasi dan informasi, serta keterbatasan dalam hal-hal yang bersifat abstrak.

Untuk menjelaskan sesuatu agar lebih dapat dimengerti, lebih efektif menggunakan

media kongkrit atau nyata (visual) sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa yang

berkebutuhan khusus dalam hal ini siswa tuna rungu.

Page 50: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

38

2. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan

Pengetahuan awal peserta pelatihan tentang media audiovisual dilihat dari jawaban

peserta pelatihan terhadap pre test yang diberikan. Pengetahuan awal peserta pelatihan

mengenai perlunya dikembangkan inovasi metode pembelajaran untuk mengoptimalkan

pembelajaran di kelas khususnya SLB.B. Seluruh peserta pelatihan menjawab ―perlu‖

dengan alasan-alasan antara lain: (1) karena siswa mengalami kekurangan audionya

sehingga perlu inovasi metode pembelajaran; (2) karena hasil belajar siswa akan lebih

baik dan lebih optimal jika dilakukan inovasi metode pembelajaran; (3) karena anak-anak

yang memiliki kebutuhan khusus lebih cepat menyerap dengan metode pembelajaran

yang inovatif; (4) inovasi metode pembelajaran perlu untuk meningkatkan pemahaman

siswa yang mengalami keterbatasan; (5) agar siswa tidak bosan dengan metode

pembelajaran yang diberikan oleh guru dan karena ilmu pengetahuan itu berkembang

seiring kemajuan teknologi; (6) perlu karena inovasi metode pembelajaran memudahkan

siswa maupun guru dalam kegiatan belajar mengajar; (7) karena siswa akan lebih

semangat belajar jika metodenya inovatif, dan juga anak tidak akan cepat bosan; (8) untuk

menggugah minat belajar siswa sehingga mereka tertantang untuk ingin tahu lebih jauh

(9) dengan inovasi metode pembelajaran akan mempermudah pencapaian pembelajaran

sesuai karakteristik kekhususan siswa; (10) karena siswa tuna rungu sangat sulit

memahami hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga sangat diperlukan inovasi agar hal-hal

yang abstrak menjadi nyata; (11) semestinya semua penyampaian materi pembelajaran

dibantu alat/media audiovisual agar tidak terlalu panjang waktu yang diperlukan

mengingat keterbatasan siswa tuna rungu.

Jawaban peserta pelatihan pada pre test mengenai pertanyaan ―apakah inovasi

metode pembelajaran dengan memanfaatkan media audiovisual dapat mengatasi

permasalahan pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar menjadi optimal?‖. Seluruh

peserta pelatihan menjawab ―ya‖, dengan alasan-alasan yang dikemukakan sebagai

berikut: (1) sebab dengan melihat, siswa dapat mengingat sebagian pengetahuan yang

diberikan; (2) karena dengan audiovisual model pembelajaran bisa dibuat lebih menarik

sehingga siswa bisa berkonsentrasi dan lebih memahami maksud dari materi

pembelajaran yang disampaikan; (3) audiovisual sangat membantu anak memahami

konsep-konsep pembelajaran; (4) karena siswa tuna rungu (dan tuna grahita) sangat sulit

memahami materi secara abstrak, sehingga akan lebih mudah untuk memahami hal-hal

yang disampaikan secara visual; (5) dengan dengan media audiovisual anak akan lebih

Page 51: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

39

cepat mengerti materi yang disampaikan oleh guru; (6) siswa, khususnya yang bagian B

tidak mampu berimajinasi, jadi sangat diperlukan media audiovisual disamping melatih

pendengaran dan melihat materi; (7) media audiovisual membantu siswa menerima

informasi melalui indera yang masih berfungsi normal; dan (8) untuk kasus dimana siswa

total hilang pendengarannya lebih optimal menggunakan media visual saja.

Soal pre test untuk pertanyaan apakah pernah memanfaatkan media audiovisual

untuk proses pembelajaran di kelas dan pada pembelajaran apa diberikan, sebagain besar

(79,2%) dari 72 orang peserta pelatihan menyatakan ―tidak‖ dan sebagian kecil saja

menjawab ―ya‖ (20,8 %). Diantara peserta pelatihan yang menjawab tidak pernah

memanfaatkan media audiovisual, mereka menggunakan media kartu gambar untuk

pembelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, media gambar, dan software paint dalam

pembelajaran . Sedangkan untuk sebagian kecil peserta yang menyatakan pernah

menggunakan media audiovisual, mereka memanfaatkan: (1) VCD tentang baca tulis dan

hitung, dengan isyarat, ucapan, tulisan dan gambar; (2) Microsoft powerpoint untuk:

penjelasan materi mengenal huruf, benda, dan angka; menjelaskan tentang bagian-bagian

tubuh hewan & manusia; (3) Memanfaatkan YouTube untuk pelajaran Penjasorkes,

atletik (lompat jauh, cakram, dan tolak peluru); (4) Video interaktif untuk mengenal

membaca, menulis, berhitung.

Post test diberikan pada akhir kegiatan, setelah pemberian materi pelatihan selesai

diberikan. Beberapa pertanyaan yang diberikan hampir sama dengan pretest, dan

ditambah dengan pertanyaan baru mengenai minat para guru kedepannya untuk

menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran siswa di SLB.B. Skor jawaban

peserta pada pre test dan post test disajikan pada table 2.

Analisis statistika inferensial untuk data pre test dan post test peserta pelatihan SLB.B

Tabanan bertujuan untuk melihat apakah pelatihan media audiovisual efektif

meningkatkan pemahaman guru-guru dalam merancang media pembelajaran audiovisual.

Misalkan pretest adalah nilai rata-rata guru sebelum mendapatkan pelatihan (nilai pre test)

dan post test adalah nilai rata-rata guru setelah mendapat pelatihan (nilai post test). Secara

formal hipotesis berbentuk

.:

,:

post test testpre1

post test testpre0

H

H (1)

Page 52: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

40

dengan statistik uji yang akan digunakan adalah statistik uji t untuk data berpasangan

(paired samples).

Tabel 2. Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Tabanan

No

Peserta

Skor Pre Test Skor Post Test

1 50 75

2 50 75

3 50 75

4 50 75

5 100 100

6 50 75

7 75 100

8 75 100

9 50 75

10 50 75

11 50 75

12 75 100

13 50 75

14 50 75

15 75 100

Asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan statistik uji t untuk data

berpasangan adalah data nilai prauji dan pascauji berdistribusi normal. Uji kenormalan

menggunakan uji Shapiro-Wilk diperoleh p-value untuk skor pre test dan post test

masing-masing 0,0001137 dan -510×2,38 . Hal ini mengindikasikan tidak cukup bukti

untuk menerima hipotesis null tentang kenormalan. Dengan kata lain, data tidak

menyebar normal. Selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan metode nonparametrik.

Uji nonparametrik yang analog dengan uji t adalah uji peringkat bertanda Wilcoxon

(Wilcoxon signed ranks test). Untuk melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon

diasumsikan beda atau selisih data simetrik dan data diukur pada skala ordinal, interval,

atau rasio. Uji peringkat bertanda Wilcoxon menguji median selisih data. Untuk melihat

apakah pelatihan berpengaruh secara positif (meningkatkan) pemahaman guru

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

,0:

,0:

1

0

D

D

MH

MH (2)

dengan D menyatakan selisih antara nilai sebelum mengikuti pelatihan dan setelah

mengikuti pelatihan. Hipotesis alternatif 0:1 DMH berarti bahwa pelatihan akan

Page 53: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

41

berhasil apabila selisih nilai sebelum pelatihan (pre test) dan setelah pelatihan (post test)

negatif. Dengan kata lain selisih nilai pascauji dan prauji lebih besar daripada nol. Hasil

pengujian dengan uji peringkat bertanda Wilcoxon diperoleh p-value = 0,0001053. Pada

tingkat signifikansi 05,0 diperoleh .05,0valuep Berikut ini adalah luaran R

untuk uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk SLB.B Tabanan.

>wilcox.test(tbn$pre.tbn,tbn$pos.tbn,paired=TRUE,alternative="less")

Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: tbn$pre.tbn and tbn$pos.tbn

V = 0, p-value = 0.0001053

alternative hypothesis: true location shift is less than 0

Jadi dapat disimpulkan pada tingkat signifikansi 05,0 hipotesis null diterima.

Dengan kata lain, pelatihan efektif meningkatkan pemahaman guru-guru SLB. B Tabanan

dalam merancang media audiovisual.

Selanjutnya analisis data dilakukan terhadap data SLB.B Denpasar (Tabel 3).

Hipotesis untuk data di SLB.B Denpasar juga seperti pada persamaan (1). Namun,

terlebih dahulu akan dilakukan uji kenormalan. Uji kenormalan menggunakan uji

Shapiro-Wilk diperoleh p-value untuk skor pre test dan post test masing-masing

-810×3,601 dan -510×1,203 . Hal ini mengindikasikan tidak cukup bukti untuk menerima

hipotesis null tentang kenormalan. Dengan kata lain, data tidak menyebar normal.

Selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan metode nonparametric yaitu uji peringkat

bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed ranks test). Untuk melakukan uji peringkat bertanda

Wilcoxon diasumsikan beda atau selisih data simetrik dan data diukur pada skala ordinal,

interval, atau rasio. Uji peringkat bertanda Wilcoxon menguji median selisih data. Untuk

melihat apakah pelatihan berpengaruh secara positif (meningkatkan) pemahaman guru

hipotesisnya adalah sebagai berikut seperti pada persamaan (2). Hasil pengujian dengan

uji peringkat bertanda Wilcoxon diperoleh p-value = -710×2,522 .

Berikut ini adalah luaran R untuk uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk SLB.B

Sidakarya.

>wilcox.test(sdk$pre.sid,sdk$pos.sid,paired=TRUE,alternative="less")

Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: sdk$pre.sid and sdk$pos.sid

V = 0, p-value = 2.522e-07

alternative hypothesis: true location shift is less than 0

Page 54: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

42

Pada tingkat signifikansi 05,0 diperoleh .05,0valuep Jadi dapat disimpulkan

pada tingkat signifikansi 05,0 hipotesis null diterima. Dengan kata lain, pelatihan

efektif meningkatkan pemahaman guru-guru di SLB.B Denpasar dalam merancang media

audiovisual.

Tabel 3. Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Denpasar

No

Peserta

Skor Pre Test Skor Post Test

1 75 100

2 50 75

3 50 75

4 50 50

5 75 100

6 75 100

7 75 100

8 50 100

9 50 100

10 75 100

11 50 75

12 50 50

13 75 100

14 50 75

15 75 100

16 50 75

17 50 75

18 50 75

19 50 75

20 50 75

21 50 75

22 75 100

23 50 75

24 50 75

25 50 75

26 50 75

27 50 75

28 50 75

29 50 75

Selanjutnya analisis data dilakukan terhadap data SLB.B Jimbaran (Tabel 4).

Hipotesis untuk data di SLB.B Denpasar juga seperti pada persamaan (1). Namun,

terlebih dahulu akan dilakukan uji kenormalan. Uji kenormalan menggunakan uji

Shapiro-Wilk diperoleh p-value untuk skor pre test dan post test masing-masing

-810×1.622 dan -810×5,66 . Hal ini, seperti halnya pada data SLB.B Tabanan dan SLB.B

Sidakarya, mengindikasikan tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis null tentang

Page 55: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

43

kenormalan. Dengan kata lain, data tidak menyebar normal. Selanjutnya akan dilakukan

pengujian dengan metode nonparametric yaitu uji peringkat bertanda Wilcoxon

(Wilcoxon signed ranks test).

Tabel 4. Skor Pre Test dan Post Test Peserta Pelatihan di SLB.B Jimbaran

No

Peserta

Skor Pre Test Skor Post Test

1 50 100

2 75 100

3 50 75

4 50 75

5 50 75

6 50 75

7 50 75

8 50 75

9 50 75

10 50 75

11 50 75

12 50 75

13 75 100

14 50 75

15 50 75

16 50 75

17 75 100

18 50 75

19 50 75

20 50 75

21 25 50

22 50 75

23 50 75

24 50 75

25 50 75

26 50 75

27 50 75

28 50 75

Untuk melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon diasumsikan beda atau selisih

data simetrik dan data diukur pada skala ordinal, interval, atau rasio. Uji peringkat

bertanda Wilcoxon menguji median selisih data. Untuk melihat apakah pelatihan

berpengaruh secara positif (meningkatkan) pemahaman guru hipotesisnya adalah sebagai

berikut seperti pada persamaan (2). Hasil pengujian dengan uji peringkat bertanda

Wilcoxon diperoleh p-value = -710×1.,2 .

Page 56: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

44

Berikut ini adalah luaran R untuk uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk SLB.B

Jimbaran.

>wilcox.test(jim$pre.jim,jim$pos.jim,paired=TRUE,alternative="less")

Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: jim$pre.jim and jim$pos.jim

V = 0, p-value = 1.02e-07

alternative hypothesis: true location shift is less than 0

Pada tingkat signifikansi 05,0 diperoleh .05,0valuep Jadi dapat disimpulkan

pada tingkat signifikansi 05,0 hipotesis null diterima. Dengan kata lain, pelatihan

efektif meningkatkan pemahaman guru-guru di SLB.B Jimbaran dalam merancang media

audiovisual.

Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pelatihan yang

diberikan memberikan manfaat bagi peningkatan pengetahuan guru-guru di ketiga

sekolah mitra kegiatan (SLB.B Tabanan, SLB.B Sidakarya, dan SLB.B Jimbaran) tentang

cara-cara mengembangkan media pembelajaran audiovisual berbasis IT untuk pengajaran

Matematika dan IPA siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Bagian B.

5.4 Luaran yang Dihasilkan dari Pelaksanaan Program

Keseluruhan kegiatan, dari awal sampai akhir menghasilkan luaran berupa:

1. Buku Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual untuk Siswa Tuna

Rungu. Buku panduan ini disusun oleh pelaksana kegiatan yang diperuntukkan

untuk guru-guru di SLB.B dalam pengembangan media pembelajaran audiovisual.

Materi yang disajikan dalam buku ini meliputi: Bab I. Prinsip Komunikasi Total

Latar Belakang, Contoh-Contoh Bentuk Komunikasi Total, Kelemahan dan

Kelebihan Komunikasi Total, Media Pembelajaran Audiovisual); Bab II. Prinsip

Desain Audio Visual (Latar Belakang, Subjudul (Subtitle), Keterbacaan

(Readability), Huruf/Font, Warna, Kecepatan Teks, Animasi, Tata Letak Jendela

(Window Layout), Fokus, Penyajian Teks, Komponen Verbal, Komponen

Nonverbal); Bab III. Panduan Memanfaatkan Fasilitas Microsoft Powerpoint 2013

untuk Perancangan Media Audiovisual; dan Bab IV. Membuat Animasi Sederhana

dengan Marcomedia Flash.

2. Bahan Ajar Matematika Kelas IV SDLB.B

3. Bahan Ajar IPA Kelas IV SDLB.B

Page 57: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

45

4. Artikel Ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru di SLB.B

Denpasar yang merupakan hasil pendampingan dari Pelaksana kegiatan program

IbM ini. Artikel ini sudah dipresentasikan pada siding paralel Seminar Nasional

Matematika 2014, yang diselenggarakan oleh Jurusan Matematika FMIPA

Universitas Udayana, di Kampus Jl. PB Sudirman pada tanggal 6 November 2014.

5. Media Audiovisual untuk pembelajaran IPAKelas IV SDLB

6. Media Audiovisual untuk pembelajaran Matematika Kelas IV SDLB

7. Draft Artikel Ilmiah hasil kegiatan program IbM

8. Poster

9. Laporan Akhir Program IbM (IbM Kelompok Guru Mata Pelajaran Matematika

dan IPA Sekolah Luar Biasa Bagian B (SLB/B)

Page 58: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

46

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir, bebrapa hal yang

dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Tahapan pelaksanaan In House Training secara umum dapat dibagi menjadi dua

tahapan. Tahap pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua

adalah tahap pengamatan dan diskusi. Pada tahap persiapan pembelajaran,

kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pelaksanaan pelatihan; Menyiapkan,

mengembangkan, dan mengoperasionalkan lesson plan dan perangkat

pembelajaran; Menyamakan konsep dasar matematika dan IPA yang akan dipakai

dalam pembelajaran terkait media pembelajaran audiovisual untuk siswa tuna

tungu; Melakukan simulasi/peer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan (real

teaching) di kelas; Mendiskusikan dan refleksi hasil real teaching; dan Menindak

lanjuti hasil diskusi dan refleksi.

2. Pelaksanaan pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di ketiga

sekolah mitra dilaksanakan dengan materi yang disajikan meliputi: (1) Tujuan

program, manfaat bagi sekolah mitra, teknis pelaksanaan program pendampingan,

dan evaluasi program; (2) Prinsip perancangan media audiovisual untuk siswa

tuna rungu, meliputi materi prinsip komunikasi total dan prinsip desain media

audiovisual; dan (3) Penyajian contoh media audiovisual, dengan mengambil

materi mata pelajaran matematika untuk SDLB.B pokok bahasan pecahan senilai.

3. Kegiatan menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa

penyusunan bahan ajar matematika dan IPA Kelas IV SDLB. Materi-materi yang

disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan karakteritik siswa yang

berkebutuhan khusus di SDLB dan dibuat diupayakan di bawah standar dari siswa

normal. Disesuaikan dengan silabus dan RPP yang dipergunakan di SLB.B, materi

Matematika Kelas IV SDLB.B dan IPA Kelas IV SDLB.B.

4. Simulasi/peer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan (real teaching) di kelas,

dilakukan dengan simulasi mengajar dengan media pembelajaran audiovisual.

Dalam simulasi ini guru-guru diarahkan untuk selama penayangan media

audiovisual, guru membantu dengan komunikasi total dalam menjelaskan materi.

Page 59: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

47

Setelah real teaching dilakukan diskusi dan refleksi terhadap hasil real teaching

dan selanjutnya menindaklanjuti hasil diskusi dan refleksi.

5. Dalam kegiatan pendampingan guru-guru di tiga sekolah mitra didampingi oleh

pelaksana kegiatan membuat media audiovisual mata pelajaran matematika dan

IPA siswa kelas IV SDLB. Pendampingan dalam membuat media pembelajaran

diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TI untuk

mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif di masa mendatang.

Pendampingan juga dilakukan dalam rangka membantu guru-guru dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan penyusunan karya tulis ilmiah hasil PTK.

6. Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan program ini dan berdasarkan teori-teori

dan hasil penelitian sebelumnya mengenai media audiovisual untuk tuna rungu

dapat dijelaskan bahwa secara umum metode pengajaran dengan media

audiovisual yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu harus

mempertimbangkan: subjudul, keterbacaan (huruf/fon, warna, kecepatan teks,

animasi, tata letak jendela, dan focus), penyajian teks, komponen verbal, dan

komponen nonverbal.

7. Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan, berdasarkan hasil analisis data skor pre test

dan psot test dapat dijelaskan bahwa pelatihan yang diberikan memberikan

manfaat bagi peningkatan pemahaman guru-guru di ketiga sekolah mitra kegiatan

(SLB.B Tabanan, SLB.B Sidakarya, dan SLB.B Jimbaran) tentang cara-cara

mengembangkan media pembelajaran audiovisual berbasis IT untuk pengajaran

Matematika dan IPA siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Bagian B.

8. Keseluruhan kegiatan, dari awal sampai akhir menghasilkan luaran berupa: Buku

Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual untuk Siswa Tuna Rungu;

Bahan Ajar Matematika dan IPA Kelas IV SDLB.B; Artikel Ilmiah hasil

Penelitian Tindakan Kelas; Media Audiovisual untuk pembelajaran Matematika

dan IPAKelas IV SDLB; Draft Artikel Ilmiah hasil kegiatan program IbM; dan

Laporan Akhir Program IbM.

6.2 Saran

Melihat dari rendahnya pemanfaatan media yang berbasis IT oleh guru-guru

dalam menunjang proses pembelajaran di SLB.B maka sangat penting untuk kedepannya

melakukan pendampingan yang serupa di sekolah-sekolah luar biasa lainnya yang belum

tersentuh oleh program ini, sebagai program rintisan.

Page 60: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

48

DAFTAR PUSTAKA

Blatto-Vallee, G., Kelly, R. R., Gaustad, M. G., Porter, J., and Fonzi, J. (2007). Visual-

Spatial Representation in Mathematical Problem Solving by Deaf and Hearing

Students. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. 12, 1—17

Cavender, A. C., Bigham, J. P., and Ladner, R. E. (2009). Class In Focus: Enabling

Improved Visual Attention Strategies for Deaf and Hard of Hearing Students.

ASSETS’09, October 25—28.

Cory, Patricia Blair. 1960. School Library Services for Deaf Children. Audio-Visual

Material. The Alexander Graham Bell Association For The Deaf, Inc.

Easterbrooks, S. R. (2008). Knowledge and Skills for Teachers of Individuals Who Are

Deaf or Hard of Hearing. Communication Disorders Quarterly. 30 (1), 12—36.

Effendi, Mohammad, Esni Triaswati, Hariyanto & Pujiati. 2006. Penggunaan Media

Ceritera Bergambar Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan

Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB

Malang, (Diunduh dari http://www.ditnaga-

dikti.org/ditnaga/files/sari_penelitian_ppkp_pips.pdf, tgl 2 Desember 2012).

Gentry, M. M., Chinn, K. M., and Moulton, R. D. 2005. Effectiveness of Multimedia

Reading Materials When Using With Childrean Who Are Deaf. 149 (5): 394-403.

Hansen, B. 1980. Aspects of Deafness and Total Communication in Denmark.

Copenhagen: The Center for Total Communication.

Hawkins, L and Brawner, J. 1997. Educating Children Who are Deaf or Hard of Hearing:

Total Communication. ERIC Digest #559

Jensema, C. (1998). Viewer Reacation to Different Television Captioning Speeds.

American Annals of the Deaf, 143(4): 318—324.

Jensema, C., El Sharkawy, S., Danturthi, R. S., Burch, R., and Hsu, D. (2000). Eye

Movement Patterns of Captioned Television Viewers. American Annals of the

Deaf, 145 (3):275—285.

Ju, J-M. (2009). The Effects of Multimedia Stories of Deaf or Hard-of-Hearing

Celebrities on Reading Comprehension and English Words Learning of

Taiwanese Students with Hearing Impairment. Asian Journal of Management and

Humanity Sciences. 4(2/3): 91-105.

Khaer, Abu. 2008. Video Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus Upaya

Menemukan Suatu Model, (Diunduh dari

http://ssmkn2.dispendik.surabaya.go.id/download.php?id=35, tgl 12 Januari 2013)

Neves, Joselia. 2005. Audiovisual Translation: Subtitling for the Deaf and Hard-of-

Hearing. Dissertations from the School of Arts, Roehampton University,

University of Surrey. http://rrp.roehampton.ac.uk/artstheses/1;

Nugroho, Topiq. 2009. Metode Pembelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa

Tunarungu Melalui Komputer untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa, (Diunduh

dari http://etd.eprints.ums.ac.id/3437/2/A410050094.pdf, tgl 25 Desember 2012)

Williams, K, Matthews, A., and Skelhorn, L. (2011). Total Communication: Person

Centred Thinking, Planning, and Practice. Alamat

http://www.hsapress.co.uk/TotalCommunication/ diakses tanggal 9 April 2014.

Page 61: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

IbM KELOMPOK GURU MATA

PELAJARAN MATEMATIKA

DAN IPA SEKOLAH LUAR

BIASA BAGIAN B (SLB/B)by Desak Putu Eka Nilakusmawati

FILE

TIME SUBMITTED 23-JAN-2016 08:52PM

SUBMISSION ID 623159049

WORD COUNT 9863

CHARACTER COUNT 64308

AJARAN_MATH_IPA_SLB_BAGIAN_B_DESAK_NILA-SUMARJAYA-

PUSPAWATI.DOCX (6.51M)

Page 62: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 63: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 64: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 65: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 66: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 67: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 68: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 69: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 70: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 71: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 72: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 73: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 74: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 75: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 76: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 77: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 78: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 79: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 80: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 81: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 82: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 83: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 84: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 85: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 86: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 87: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 88: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 89: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 90: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 91: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 92: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 93: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 94: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 95: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 96: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 97: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 98: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 99: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 100: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 101: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 102: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 103: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 104: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 105: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 106: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 107: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 108: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 109: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 110: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa
Page 111: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

14%SIMILARITY INDEX

13%INTERNET SOURCES

5%PUBLICATIONS

7%STUDENT PAPERS

1 2%

2 1%

3 1%

4 1%

5 <1%

6 <1%

7 <1%

IbM KELOMPOK GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA

DAN IPA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B (SLB/B)

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

www.smpn1bantul.netInternet Source

ericha-wardhani.blogspot.comInternet Source

webs.uvigo.esInternet Source

br-ie.orgInternet Source

Kacorri, Hernisa, Allen Harper, and Matt

Huenerfauth. "Comparing native signers'

perception of American Sign Language

animations and videos via eye tracking",

Proceedings of the 15th International ACM

SIGACCESS Conference on Computers and

Accessibility - ASSETS 13, 2013.Publicat ion

r-resources.massey.ac.nzInternet Source

eprints.ucm.esInternet Source

Page 112: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

8 <1%

9 <1%

10 <1%

11 <1%

12 <1%

13 <1%

14 <1%

15 <1%

16 <1%

17 <1%

18 <1%

19 <1%

20

www.wsipp.wa.govInternet Source

www.pertanika2.upm.edu.myInternet Source

spe.ntcu.edu.twInternet Source

dergipark.ulakbim.gov.trInternet Source

p3m-umsu.infoInternet Source

12104mafp.blogspot.comInternet Source

cfv.orgInternet Source

Submitted to University of NorthamptonStudent Paper

mudiartana.blogspot.comInternet Source

sim.uin-alauddin.ac.id:81Internet Source

Submitted to 61459Student Paper

www.slideshare.netInternet Source

www.listeningandspokenlanguage.org

Page 113: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

<1%

21 <1%

22 <1%

23 <1%

24 <1%

25 <1%

26 <1%

27 <1%

28 <1%

29 <1%

30 <1%

Internet Source

eprints.uns.ac.idInternet Source

stmikdharmapalariau.ac.idInternet Source

math.unud.ac.idInternet Source

guru-wira.blogspot.comInternet Source

Submitted to City UniversityStudent Paper

f irdausaditya23.wordpress.comInternet Source

Romero-Fresco, Pablo. "Respeaking in

Translator Training Curricula : Present and

Future Prospects", The Interpreter and

Translator Trainer, 2012.Publicat ion

Submitted to Universitas Pendidikan

IndonesiaStudent Paper

jurnal.upi.eduInternet Source

www.bphn.go.idInternet Source

Page 114: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

31 <1%

32 <1%

33 <1%

34 <1%

35 <1%

36 <1%

37 <1%

38 <1%

39 <1%

40 <1%

41 <1%

42 <1%

43

repository.upi.eduInternet Source

p2m.poltek-malang.ac.idInternet Source

pnpnews.polinpdg.ac.idInternet Source

dikti.depdiknas.go.idInternet Source

repository.unib.ac.idInternet Source

pkmk-lanri.orgInternet Source

eprints.uny.ac.idInternet Source

digilib.unimed.ac.idInternet Source

library.walisongo.ac.idInternet Source

www.docstoc.comInternet Source

unsil.ac.idInternet Source

elpramwidya.wordpress.comInternet Source

www.pps.unud.ac.id

Page 115: LAPORAN AKHIR - repositori.unud.ac.id fileHasil evaluasi pelaksanaan pelatihan di tiga sekolah mitra, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa

<1%

44 <1%

45 <1%

46 <1%

47 <1%

48 <1%

49 <1%

EXCLUDE QUOTES OFF

EXCLUDE

BIBLIOGRAPHY

OFF

EXCLUDE MATCHES OFF

Internet Source

suaidinmath.wordpress.comInternet Source

Taeger, . "Tests on location", Statistical

Hypothesis Testing with SAS and R, 2014.Publicat ion

jpmipa.fpmipa.upi.eduInternet Source

glasundspiegel.comInternet Source

training-engineering.comInternet Source

psg15.um.ac.idInternet Source