tugas 1 well test

15
CUTTING A. Cutting Lumpur yang disirkulasi membawa serpih bor menuju permukaan dengan adanya pengaruh gravitasi serpih cenderung jatuh, tetapi dapat diatasi oleh daya sirkulasi dan kekentalan lumpur. Dalam melakukan pemboran serbuk bor (cutting) dihasilkan dari pengikisan formasi oleh pahat, harus dikeluarkan dari dalam lubang bor. Hal ini berdasarkan atas keberhasilan atau tidaknya lumpur untuk mengangkat serbuk bor. Apabila serbuk bor tidak dapat dikeluarkan maka akan terjadi penumpukan serbuk bor didasar lubang, jika hal ini terjadi maka akan terjadi masalah seperti terjepitnya pipa oleh serbuk bor. Serbuk bor dapat diangkat jika lumpur mempunyai kemampuan untuk mengangkatnya. Kemampuan serbuk bor untuk terangkat hingga kepermukaan tergantung yield point lumpur itu sendiri. Jika lumpur sudah memiliki yield point yang memadai maka dengan melakukan sirkulasi serbuk bor dapat terangkat keluar bersama– sama dengan lumpur untuk dibuang melalui alat pengontrol solid (Solid Control Equipment) berupa shale shaker, desander, mud cleaner, dan centrifuge.

Upload: victor-pandapotan-nainggolan

Post on 13-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

LOGGING

CUTTING

A. CuttingLumpur yang disirkulasi membawa serpih bor menuju permukaan dengan adanya pengaruh gravitasi serpih cenderung jatuh, tetapi dapat diatasi oleh daya sirkulasi dan kekentalan lumpur. Dalam melakukan pemboran serbuk bor (cutting) dihasilkan dari pengikisan formasi oleh pahat, harus dikeluarkan dari dalam lubang bor. Hal ini berdasarkan atas keberhasilan atau tidaknya lumpur untuk mengangkat serbuk bor. Apabila serbuk bor tidak dapat dikeluarkan maka akan terjadi penumpukan serbuk bor didasar lubang, jika hal ini terjadi maka akan terjadi masalah seperti terjepitnya pipa oleh serbuk bor.

Serbuk bor dapat diangkat jika lumpur mempunyai kemampuan untuk mengangkatnya. Kemampuan serbuk bor untuk terangkat hingga kepermukaan tergantung yield point lumpur itu sendiri. Jika lumpur sudah memiliki yield point yang memadai maka dengan melakukan sirkulasi serbuk bor dapat terangkat keluar bersamasama dengan lumpur untuk dibuang melalui alat pengontrol solid (Solid Control Equipment) berupa shale shaker, desander, mud cleaner, dan centrifuge.LOGGING

A. Definisi

Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran.B. Log Listrik

Log listrik (electrical log) adalah mengukur besarnya tegangan dan arus dari suatu interval batuan dengan ketebalan tertentu. Log listrik digunakan untuk mengetahui sifat kelistrikan batuan serta jenis kandungan yang ada dalam pori-porinya. Dari pengukuran arus listrik dan tegangan yang di lewatkan interval batuan tersebut di atas dapat diketahui tahanan (resistivitas)nya. Jadi alat yang di masukkan dalam lubang bor berfungsi sebagai elektroda arus dan elektroda tegangan.Pengembangan lebih lanjut dari log listrik adalah yang disebut sebagai log induksi (induction log). Log Induction yaitu log yang bekerja pada lumpur air tawar dengan resistivitas formasi < 200 0hm m, dan Rmf / Rw > 2.0. Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitude konstan yang akan menimbulkan medan magnet dalam batuan. Medan magnet ini menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada gambar di bawah. Besarnya arus ini sama dengan konduktivitas batuan.Dapat diketahui bahwa lebih baik menggunakan alat induction log jika:

Rmf / Rw > 2.5

Rt < 200 ohm m

Tebal lapisan lebih dari 10 feet

Bila porositas ada di bawah garis Rw, Tapi Rmf / Rw masih > 2.5 maka alat lateralog di anjurkan untuk dipakai.

Log induksi digunakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang selanjutnya dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi banyak menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.

CORING A. Deskripsi Coring Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core analisis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh. Tujuannya untuk mengidentifikasikan karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoir.B. Metode Pengambilan1. Bottom Hole Coring Coring yang dilakukan bersamaan dengan proses pemboran, sampel diambil pada dasar lubang.a. Konvensional drag bit coring Keuntungan : ukuran diameter core besar hampir seperti ukuran lubang bor,

persentasi perolehan core formasi tinggi,

dapat digunakan pada sebagian besar formasi, dan tidak membutuhkan peralatan pemboran tambahan di permukaan.Kerugian :

pentingnya proses pencabutan drill pipe untuk menjaga kondisi core setelah tiap core dipotong.b. Diamond bit coringKeuntungan : antara lain umur bit lebih panjang, kemungkinan pemotongan sampai 90 ft core setiap running, persentase perolehan core tinggi diameter core besar dapat disesuaikan untuk berbagai formasiKerugian :

mahalnya bit dan core barrel kondisi operasi yang layak dalam penggunaan metode ini setiap akan mengambil core dari core barrel dilakukan round trip membutuhkan operator yang mengetahui operasional diamond coring c. Wire Line Coring Pengambilan core dilakukan dengan menggunakan kabel. Tidak perlu mencabut rangkain pipa bor pada saat mengambil core dari core barel.Kerugian :

metode ini antara lain penggunaan metode ini terbatas pada formasi lunak persentase perolehan core rendah diameter core lebih kecil dari pada metode conventional Keuntungan :

Biaya jauh lebih murah dibandingkan dengan conventional dan sidewall

Contoh sidewall coring

Contoh diamond bit yang digunakan pada convensional coring

Contoh drag dan roller bit yang digunakan pada convensional coring 2. Sidewall Coring Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core dilakukan saat pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core, yang dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada kawat baja (wireline).

Peluru - peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat ditembakkan secara simultan baik bersamasama atau sendirisendiri. Dengan menembusnya peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter 1 3/16 inci dan panjangnya hanya 2 inci.Keuntungan dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

1. Pengambilan core menggunakan wireline layne rock drilling truck 2. Gambar core barrel yang berisi core dari bawah permukaan 3. Gambar core untuk dianalisa C. Analisa Core Rutin1. Pengukuran PorositasDilakukan dengan menentukan volume pori-pori dan volume bulk batuan. Metode yang digunakan dalam menentukan porositas antara lain: Boyles law porosimeter dan Saturasi metdhod. 2. Pengukuran saturasi fluidaSaturasi adalah volume fluida reservoir yang mengisi volume pori dalam perbandingan relatif terhadap volume pori. Di dalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida, maka perlu diketahui jumlah masing masing fluida tersebut. Analisa core pada tahap ini untuk menentukan saturasi fluida dalam batuan reservoir yang terdiri dari saturasi minyak (So), saturasi air (Sw) dan saturasi gas (Sg) dengan metode destilasi.Saturasi air adalah perbandingan antara volume pori yang diisi oleh air dengan volume pori total.3. Pengukuran permeabilitas Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida melalui pori - pori yang saling berhubungan tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel pembentuknya. Dasar yang digunakan dalam penentuan permebilitas adalah dari percobaan yang dilakukan Darcy.D. Analisa Core Spesial1. Penentuan tekanan kapilerDistribusi fluida secara vertkal dalam reservoir memegang peran penting di dalam perencanaan Well Completion. Distribusi secara vertikal ini mencerminkan distribusi saturasi fluida menempati setiap porsi rongga pori dari batuan tersebut.Adanya tekanan kapiler (Pc) mempengaruhi distribusi saturasi fluida tersebut, maka kontak antara minyak dengan air dan minyak dengan gas di dalam rongga pori tidak terdapat batas yang tajam atau terbentuk zona transisi. Oleh karena air dan gas menempati level tertentu dalam reservoir dapat ditentukan. Dengan demikian distribusi saturasi fluida ini merupakan salah satu dasar untuk menentukan secara efisien letak kedalam sumur yang akan dikomplesi.Untuk menentukan tekanan kapiler pada sampel batuan reservoir dengan menggunakan peralatan Mercury Capilary Pressure Aparatus atau penginjeksian Hg (Mercury) pada kondisi khusus (spesfik).2. Penentuan WetabilitasWetabilitas adalah kecenderungan batuan untuk dibasahi oleh salah satu jenis fluida yang ada, berbicara tentang interaksi antara fluida dan padatan. Kita harus mengerti secara fisik dan kimia interaksi antara, satu fluida dan batuan reservoir, fluida yang berbeda didalam reservoir ,satu fluida dan batuan reservoir ketika fluidanya lebih dari satu. Reservoir minyak umumnya mempunyai 2 3 fluida (sistem multifasa). Parameter utama menentukan kebasahan adalah sudut kontak (contact angle) yang erat hubungannya dengan surface tension dan adhesion tension.

Wetting phase adalah kontinyu dan seluruhnya menutup permukaan batuan.Reservoir pada umumnya bersifat water wet , sehingga air cenderung untuk melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air. Minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan batuan dan akan lebih mudah mengalir. Fluida yang membasahi akan cenderung menempati pori-pori batuan yang lebih kecil. Nonwetting phase tidak kontinyu dan menempati ruang-ruang kecil diantara fasa tidak membasahi (non wetting phase) yang berhubungan dengan batuan.Fluida tidak membasahi cenderung menempati pori-pori batuan yang lebih besar.Natural gas tidak pernah menjadi wetting phase dalam reservoir hidrokarbon.Besaran wettabilitas ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Jenis mineral yang terkandung dalam batuan reservoir.b. Ukuran butir batuan, semakin halus ukuran butir batuan maka semakin besar gaya adhesi yang terjadi.c. Jenis kandungan hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak mentah (crude oil).3. Penentuan KompresibilitasKompresibilitas adalah perbandingan fraksi volume persatuan perubahan tekanan. E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi CoreIdealnya core yang didapat mempunyai kondisi yang sama seperti sebelum diambil (in-situ). Tetapi hal itu tidak mungkin diperoleh karena selama proses pemboran dan pengangkatan core ke permukaan akan terjadi perubahan pada core dan kandungannya.Ada 2 (dua) faktor penyebab terjadinya perubahan core, yaitu :1. Adanya pembilasan (flushing) oleh lumpur pemboran saat operasi coring sehingga menyebabkan kandungan hidrokarbon akan berkurang dan kandungan air meningkat.2. Penurunan Tekanan dan TemperaturAdanya penurunan tekanan dan temperatur menyebabkan gas yang terlarut dalam minyak akan terbebaskan. Peristiwa tersebut adalah gambaran miniatur dari Dissolved Gas Drive (sehingga gas yang terbebaskan tersebut akan mendorong minyak dan air keluar dari pori).Akibatnya saturasi fluida dalam core yang sampai dipermukaan terdiri dari :

1. Minyak sisa2. Sejumlah air yang merupakan jumlah dari filtrat lumpur dan air reservoir.3. Sejumlah gas