kumpulan soal2 pre test kulit

13
Soal2 Pre Test penyakit kulit Soal2 Pre Test penyakit kulit Soal2 Pre Test penyakit kulit SOAL2 PRE TEST PENYAKIT KULIT 1. Jelaskan anatomi & fisiologi kulit ? A. Anatomi kulit 1. Variasi kulit - Kulit yang elastis & longgar : palpebra, bibir, preputium - Kulit yang tebal dan tegang : telapak tangan & kaki - Kulit yang tipis : muka - Kulit yang lembut : leher & badan - Kulit yang berambut kasar : kepala 2. Lapisan kulit Lapisan epidermis tda: a. Stratum korneum Lapisan kulit dengan yang paling luar & terdiri atas sel2 gepeng tidak berinti, protoplasmanya kreatin (sel tanduk). b. Stratum lusidum Lapisan kulit di bawah stratum korneum terdiri atas sel2 gepeng, protoplasmanya protein yang disebut eleiden c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) Lapisan yang terdiri atas 2 atau 3 lapis sel gepeng. d. Stratum spinosum Lapisan yang terdiri atas lapisan sel berbentuk poligonal. e. Stratum basale Lapisan kulit yang terdiri atas sel2 berbentuk kubus Lapisan dermis : - Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari epidermis - Dibagi menjadi 2 bagian yaitu : a. Pars papilare : bagian yang menonjol ke epidermis b. Pars retikulare : bagian yang menonjol ke arah subkutan. Lapisan subkutis - Kelanjutan dermis, yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel2 lemak di dalamnya. - Lapisan ini tedapat ujung2 saraf tepi, pembuluh darah & Kelenjar getah bening. B. Fisiologi kulit 1. Fungsi proteksi Menjaga bagian tubuh dari : - Gangguan fisis & mekanis : tarikan, gesekan, tekanan. - Gangguan kimiawi : alkali, asam. - Gangguan panas : radiasi, UV. - Infeksi luar : kuman. 2. Fungsi absorbsi Fungsi penyerapan melalui celah antar sel, menembus sel2 epidermis atau melalui saluran kelenjar. 3. Fungsi ekskresi Kelenjar kulit mengeluarkan zat2 yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat & amoniak. 4. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung2 saraf sensorik di dermis & subkutis 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh Dengan cara mengeluarkan keringat & mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. 6. Fungsi pembentukan pigmen Pembentukan pigmen terletak di lapisan basal. 7. Fungsi keratinisasi 8. Fungsi pembentukan vitamin D Dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 - 10 - - 11 - - 12 -

Upload: monica-lauretta-sembiring-ii

Post on 19-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dhgfjghk

TRANSCRIPT

KUMPULAN SOAL2 PRE TEST KULIT

Soal2 Pre Test penyakit kulit Soal2 Pre Test penyakit kulit Soal2 Pre Test penyakit kulit

SOAL2 PRE TEST PENYAKIT KULIT

1. Jelaskan anatomi & fisiologi kulit ?

A. Anatomi kulit1. Variasi kulit

- Kulit yang elastis & longgar : palpebra, bibir, preputium

- Kulit yang tebal dan tegang : telapak tangan & kaki

- Kulit yang tipis : muka

- Kulit yang lembut : leher & badan

- Kulit yang berambut kasar : kepala2. Lapisan kulit Lapisan epidermis tda:a. Stratum korneum

Lapisan kulit dengan yang paling luar & terdiri atas sel2 gepeng tidak berinti, protoplasmanya kreatin (sel tanduk).b. Stratum lusidum

Lapisan kulit di bawah stratum korneum terdiri atas sel2 gepeng, protoplasmanya protein yang disebut eleidenc. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Lapisan yang terdiri atas 2 atau 3 lapis sel gepeng.

d. Stratum spinosum

Lapisan yang terdiri atas lapisan sel berbentuk poligonal.

e. Stratum basale

Lapisan kulit yang terdiri atas sel2 berbentuk kubus

Lapisan dermis :

Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari epidermis Dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Pars papilare : bagian yang menonjol ke epidermis

b. Pars retikulare : bagian yang menonjol ke arah subkutan. Lapisan subkutis Kelanjutan dermis, yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel2 lemak di dalamnya. Lapisan ini tedapat ujung2 saraf tepi, pembuluh darah & Kelenjar getah bening.B. Fisiologi kulit

1. Fungsi proteksi

Menjaga bagian tubuh dari :

- Gangguan fisis & mekanis : tarikan, gesekan, tekanan.

- Gangguan kimiawi : alkali, asam.

- Gangguan panas : radiasi, UV.

- Infeksi luar : kuman.

2. Fungsi absorbsi

Fungsi penyerapan melalui celah antar sel, menembus sel2 epidermis atau melalui saluran kelenjar.

3. Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat2 yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat & amoniak.4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung2 saraf sensorik di dermis & subkutis

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh

Dengan cara mengeluarkan keringat & mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen

Pembentukan pigmen terletak di lapisan basal.

7. Fungsi keratinisasi

8. Fungsi pembentukan vitamin D

Dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

2. Sebutkan & jelaskan pembagian ruam primer & ruam sekunder ?

A. Ruam primer

1. Makula

Bercak berbatas tegas, rata dengan permukaan kulit, dapat berwarna :

- Merah disebut makula eritem

- Coklat disebut makula hiperpigmentasi

- Putih disebut makula hipopigmentasi

2. Papula

Suatu penonjolan kecil & padat dengan diameter < 5 mm.

Dapat berwarna :- Merah disebut papul eritem-Coklat atau kehitaman disebut papula hiperpigmentasi

- Putih disebut papula hipopigmentasi

- Warna kulit.

-Bila permukaannya kasar disebut papula verukosus

3. Nodule

Benjolan padat dengan diameter > 5 mm

Dapat berwarna :

- Merah disebut nodule eritem

-Coklat atau kehitaman disebut nodule hiperpigmentasi

- Putih disebut nodule hipopigmentasi

- Warna kulit

-Bila permukaan kasar disebut nodule verukosus

4. Node atau nodus

Bila diameternya > 1 cm tetapi < 5 cm & warnanya seperti di atas.

5. Tumor

Bila diameternya > 5 cm yang dapat berupa proses kejinakan atau keganasan.6. Vesikula

Benjolan berisi cairan dengan diameter 5 mm

7. Pustula

Vesikula yang berisi nanah.

8. Bula

Penonjolan berisi cairan dengan diameter > 5 mm dapat berisi cairan jernih, nanah, atau cairan yang mengandung nanah.

9. Plaque

Ruam yang meninggi dari permukaan kulit & rata dapat berbatas tegas maupun berbatas tidak tegas. Warnanya dapat merah, putih, coklat, atau kehitaman & warna kulit.

B. Ruam sekunder

1. Skuama

Lapisan tanduk yang mengelupas atau terkelupas, skuama ini dapat halus seperti tepung.

2. Fissura

Celah pada kulit yang dapat mencapai bagian atas kutis.

3. Cicatriks

Rusaknya kulit & diganti oleh jaringan ikat.

4. Crusta

Darah, nanah, & jaringan nekrosis yang kering.

5. Excoriasis

Terkelupasnya epidermis.6. Erosi Terkelupasnya sebagian yaitu bagian atas epidermis.

7. Ulkus

Hilangnya hubungan atau kontinuitas kulit yang kemudian dapat infeksi & bernanah

8. Pigmentasi

Perubahan warna pada kulit baik melanisai bertambah atau berkurang.

9. Atrophy

Sebagian kulit yang mencekung biasanya berupa parut yang mencekung.

10. Granuloma

Jaringan granulasi yang berproliferasi.3. Sebutkan pembagian dermatosis ?

I. Dermatomikosis

A. Mikosis superfisialis

a. Dermatofitosis (etiologi : microsporum sp, trichophyton sp, epidermophyton sp)

- Tinea cruris

- Tinea capitis

- Tinea corporis

- Tinea imbrikata

- Tinea unguium

- Tinea barbae

- Tinea manus et pedis

b. Non dermatofitosis

- Kandidiasis

- Pitiriasis Versicolor

- Piedra hitam

- Piedra putih

- Tinea nigra palmaris

- Otomikosis

- Keratomikosis

B. Mikosis profunda

1. Kandidiasis2. Kromomikosis

3. Kriptomikosis

4. Kriptokokosis

5. Aspergillosis

6. Aktinomikosis

7. Misetoma

8. Nokardiosis

9. Histoplasmosis 10. Sporotrikosis 11. Blastomikosis

12. Fikomikosis

13. Lobomikosis

14. Maduromikosis

II. Dermatosis eritroskuama

1. Psoriasis

1. Parapsoriasis

2. Pitiriasis rosea 3. eritroderma

4. dermatitis seboroika

III. Dermatosis vesicobulosa

a. Pemfigus

1. Faliaseus

2. Eritematosus

3. Vulgaris

4. Vegetaris

b. Pemfigoid

1. Bulosa

2. Sikatrisialc. D. Herpetiformis

d. Herpes gestationes

e. Chronic Bullous disease of childhood

f. Steven johnson syndromeIV. Dermatosis ekzematosa

a. Eksogen

Dematitis kontak :

1. Iritan

2. Alergi

3. Foto : a. Foto alergi

b. Foto Toksik

b. Endogen 1. Dermatitis atopik

2. Dermatitis numularis

3. Dermatitis statis

4. Dermatitis seboroika

5. Dermatitis eksfoliativa generalisata

6. Liken simpleks kronikus

V. Pioderma

1. Impetigo : a. Crustosa

b. Bulosa 2. Folikulitis :

a. Superfisialb. Profunda

3. Furunkel & Karbunkel

4. Ektima

5. Pionikia

6. Erisipelas

7. Selulitis

8. Flegmon

9. Ulcus piogenic

10. Abses multiple kelenjar keringat

11. Hidradenitis supurativa

12. Staphylococcus scalded skin syndromeVI. Parasit hewan

1. Pedikulosis :

a. Capitis

b. Corporis

c. Pubis

2. Trikomoniasis

3. Scabies

4. Creeping eruptionVII. Virus

1. Herpes zoster

2. Herpes simpleks3. Veruka

4. Kondiloma akuminatum

5. Moluskum kontagiosum

6. Varisela

7. Variola

VIII. PMS

1. Infeksi

a. Uretritis non spesifik

b. Infeksi genital non spsifik

2. Gonorrhoe

3. Sifilis

4. Herpes simpleks5. Ulkus mole

6. Trikomoniasis

7. Vaginosis bakterial

8. Limfogranuloma venereum

IX. Micobakterium

1. TBC kulit

2. Morbus hansen

X. Penyakit kolagen

1. Lupus eritematosus :

a. Diskoid

b. Sistemik2. Skleroderma :

a. Sirkumskripta b. Afusa progresiva

3. Dermatomiositosis

XI. Tumor

1. Tumor ganas :

a. Karsinoma sel basal b. Karsinoma sel skuamosac. Melanoma maligna

2. Tumor jinak :

a. Hemangiomab. Milium c. Nevus

XII. AIDS4. Pertanyaan tentang penyakit pada soal pre test

I. Terangkan tentang penyakit skabies ?

Definisi :

Penyakit kulit akibat infestasi & sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei var hominis & produknya.

Cara penularan :

- Kontak langsung kulit dengan kulit penderita.

- Kontak tidak langsung misalnya : pakaian, handuk, sprei, bantal.

Etiologi :

Sarcoptes scabiei

Patogenesis :

Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum dengan kecepatan 2-3 mm sehari & sambil meletakkan telurnya 2-4 butir sehari sampai jumlah 40 atau 50 butir. Telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari & menjadi larva. Larva dapat tinggal di dalam terowongan & dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva menjadi nimfa jantan & betina. Kelainan kulit disebabkan oleh tungau skabies & garukan akibat gatal oleh karena sensitisasi terhadap sekret & eksreta tungau. Di kulit ditemui ruam papul, vesikel, urtika bila digaruk timbul erosi, ekskoriasi, krusta & infeksi sekunder.

Gejala klinis :

Ada 4 tanda kardinal :

1. Pruritus nokturna (gatal pada malam hari)

2. Menyerang sekelompok manusia

3. Adanya terowongan berwarna putih atau keabu2an bentuk lurus atau berkelok dengan panjang 1 cm pada ujung terowongan terdapat papul atau vesikel.

4. Menemukan tungau.

Diagnosis : Mencari terowongan yang pada ujungnya terdapat papul atau vesikel kemudian dicongkel dengan jarum & diletakkan diatas kaca obyek gelas lalu ditutup dengan kaca penutup & dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop cahaya

Menyikat dengan sikat & ditampung di atas lembar kertas putih & dilihat dengan kaca pembesar

Dengan membuat biopsi irisan

Dengan biopsi eksisional & diperiksa dengan pewarnaan HE.Terapi:

Syarat obat ideal :

1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau

2. Tidak menimbulkan iritasi & toksik

3. Tidak berbau & mengotori serta mewarnai pakaian

4. Mudah diperoleh & harganya murah Jenis obat :

1. Belerang endap 4-20% bentuk salep atau krim

2. Emulsi benzil-benzoas 20-25%

3. Gameksan 1% bentuk krim atau losio

4. Krotamiton 10% bentuk krim atau losio

5. Permetrin 5% bentuk krim

Saran :

Seluruh anggota keluarga yang terkena harus diobati

Pakaian & sprei serta sarung bantal harus dicuci, direbus, dijemur & disetrika

II. Jelaskan tentang dermatitis kontak & dermatitis atopik ?

A. Dermatitis kontak

Definisi :

Dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit.

Pembagian terdiri atas :

1. Dermatitis kontak iritan

Epidemiologi :

Dapat diderita semua orang dengan jumlah cukup banyak

Etiologi :

Bahan yang bersifat iritan : detergen, minyak pelumas, asam, alkali.

Patogenesis :

Bahan iritan merusak lapisan tanduk ,denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, mengubah daya ikat air kulit keadaan ini akan merusak sel epidermis.

Gejala klinis :

a. Dermatitis kontak iritan akut :

- Kulit pedih & panas

- Eritem, vesikel, bula

- Batas tegas

b. Dermatitis kontak iritan kronis :

iritan lemah yang berulang seperti detergen

yang menimbulkan kelaianan berupa :

Kulit kering eritema, skuama, likenifikasi, fissura Batas tidak tegas

Diagnosis :

Melalui anamnesis, gambaran klinis , uji tempel dengan bahan yang dicurigai.

Terapi:

- Kortikosteroid : salep hidrokortison 1-2%

- Menyingkirkan pajanan bahan iritan

- Memakai alat pelindung

2. Dermatitis kontak alergik

Epidemiologi :

Mengenai orang yang kulitnya sangat peka dengan jumlah orang yang sangat sedikit.

Etiologi :

Bahan alergen : bahan kimia dengan berat molekul 500-1000 Da.

Patogenesis :

Reaksi tipe IV :

Reaksi hipersensitivitas tipe lambat umumnya dalam waktu 24 jam setelah kontak dengan alergen yang tdd 2 pase :

- Pase sensitisasi selama 2-3 mgg yaitu pase saat kontak pertama alergen samapai kulit menjadi sensitif

- Pase elisitasi berlangsung 24-48 jam yaitu periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang serupa sampai timbulnya gejala

Gejala klinis :

- Keluhan OS gatal

- Akut : bercak eritem batas jelas, edema, papul, vesikel, bula pecah menimbulkan erosi & eksudasi

- Kronis : kulit kering skuama, papul, likenifikasi, fissura batas tidak jelas.

- Lokasi : tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan, genitalia, paha & tungkai bawah.

Diagnosis :

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, lokasi & pola kelainan, & uji tempel.

Terapi:

Hindari kontak, kortikosteroid sistemik atau topikal, kompres dengan larutan garam faal jika luka basah.Perbedaan dermatitis kontak iritan & alergi

Perbedaan D. kontak iritan D.kontak alergi

Penyebab Iritan primerAlergen kontak S. sensitizer

Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

Penderita Semua orang Hanya orang alergik

Lesi Batas lebih jelas

Eritema sangat jelas Batas tidak begitu jelas

Eritema kurang jelas

Uji tempelSesudah ditempel 24 jam, bila iritan diangkat, reaksi akan segera Bila sesudah 24 jam bahan alergen diangkat, reaksi menetap atau meluas berhenti

B.Dermatitis atopik

Definisi :

Keadaan peradangan kulit yang kronik & residif disertai gatal yang berhubungan dengan atopi.

Etiologi :

Belum diketahui

Patogenesis : Gejala klinis muncul oleh karena berbagai faktor konstitusional & faktor pencetus

Ditemukannya riwayat stigmata atopi dalam keluarga Ditemukan peningkatan IgE dalam serum Rasa gatal, kulit kering, faktor psikologis mempengaruhi dermatitis atopik

Gejala klinis :

Keluhan utama OS gatal Kelainan kulit berupa papul, likenifikasi, lesi ekzematosa berupa eritema, papula, vesikel, erosi, ekskoriasi, krusta. Dermatitis atopik dapat terjadi pada masa :1. Bentuk infantil (2 bulan - 2tahun)

Lesi dimulai dimuka yaitu pada dahi, pipi, scalp Lesi berupa eirtema & papulo-vesikel miliar sangat gatal karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi, eksudasi & krusta.

2. Bentuk anak (3-11 tahun)

Bisa kelanjutan bentuk infantil atau timbul sendiri

Lesi kering, likenifikasi, batas tidak tegas

Tempat predileksi tengkuk, fleksor, kubital & fleksor popliteal.

3. Bentuk remaja & dewasa (12-30 tahun)

Lesi kering dapat disertai likenifikasi, hiperpigmentasi, papul, ekskoriasi, krusta.

Tempat predileksi : tengkuk serta daerah fleksor, kubital & popliteal.Diagnosis : A. Kriteria Hanifin & Lobitz

Tanda yang harus didapat

1. Pruritus

2. Likenifikasi pada orang dewasa, gambaran dermatitis di pipi & ekstensor pada bayi

3. Kecenderungan kronis & kambuh

Ditambah 2 atau lebih tanda lain

1. Adanya penyakit atopik (asma bronkial, rinitis alergika, dermatitis atopik pada penderita & keluarga)

2. Tes kulit tipe cepat yang reaktif

3. Dermografisme putih atau timbul kepucatan pada tes zat kolinergik4. Katarak subkapsular anterior

Ditambah 4 atau lebih butiran berikut ini

1. Xerosis/iktiosis

2. Pitiriasis alba

3. Keratosis palmaris

4. Kepucatan fasial/warna gelap infra orbital

5. Tanda Dennie Morgan

6. Peningkatan kadar IgE

7. Keratokokonus

8. Kecenderungan mendapat dermatitis non spesifik di tangan

9. Kecenderungan infeksi kulit berulang.B. Kriteria Hanifin & Rajka

Mayor :

1. Pruritus

2. Morfologi & distribusi yang khas : dewasa likenifikasi fleksural, bayi gambaran dermatitis pada pipi & ekstensor

3. Kronis & cenderung kambuh4. Riwayat keluarga atopik.Minor :

1. Xerosis

2. Iktiosis

3. Hiperliniar palmar

4. Peningkatan serum IgE

5. Herpes simpleks

6. Dermatitis capitis & pedis

7. Kongjungtivitis

8. Katarak

9. Pitiriasias alba.Diagnosis ditegakkan berdasarkan 3 kriteria mayor & 2 kriteria minor.

Terapi:

1. Antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.

2. Kompres larutan permanganas kalikus 1/10000 untuk kelainan eksudatif pada bayi.3. Penggunaan kortikosteroid topikal bila kelainan kering & penggunaan kortikosteroid sistemik kelainan luas, eksaserbasi akut & kelainan basah

4. Pemberian antibiotik eritromisin bila terjadi infeksi sekunder.

Anjuran :

Jangan digaruk.III. Jelaskan tentang akne vulgaris ?

Definisi :

Peradangan kronis folikel pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papula, pustul, kista pada daerah predileksi seperti muka, bahu, dada, & punggung.

Etiologi :

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel

Keratinisasi dalam folikel biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat

2. produksi sebum yang meningkat

yang menyebabkan peningkatan unsur komedo genik & inflamatogenik yang menyebabkan lesi akne

3. Terbentuknya fraksi lemak asam bebas yang menyebabkan inflamasi folikel dalam sebum.

4. Peningkatan jumlah flora folikel

5. terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies

6. Peningkatan kadar hormon endogen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang menjadi faktor penting kegiatan kelenjar sebsea 7. Stress

Yang akan memicu kelenjar sebasea

8. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca yang tidak langsung memicu peningkatan proses patogenesis

Gejala klinis :

Keluhan penderita : gatal

Tempat predileksi : muka, bahu, dada bagian atas & punggung bagian atas, leher, lengan atas. Kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, nodus, kista yang meradang.

Gradasi berdasarkan RSCM :

1. Ringan :

Beberapa lesi tidak meradang pada 1 predileksi

Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi

Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi2. Sedang

- Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi

- Beberapa lesi tak beradang pada > 1 predileksi

- Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi

- Sedikit lesi beradang pada > 1 predileksi

3. Berat

- Banyak lesi tak beradang pada > 1 predileksi

- Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Keterangan :

Sedikit : < 5, beberapa : 5-10, banyak : > 10 lesi

Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul

Beradang : pustul, nodus, kista

Diagnosis :

Diagnosis berdasarkan atas :

Gambaran klinis & pemeriksaan ekskohleasi sebum, pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan susunan & kadar lipid permukaan kulit.

Pencegahan :

1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipis sebum & perubahan isi sebum dengan cara diet rendah lemak & KH, perawatan kulit dengan membersihkan permukaan kulit dari kotoran & jasad renik.

2. Menghindari faktor pemicu : hidup teratur & sehat, cukup istirahat, olahraga, hindari stress. Penggunaan kosmetik secukupnya

3. Menjauhi terpicunya kelenjar minyak dengan tidak merokok, tidak minuman alkohol, & tidak makan makanan pedas serta menghindari polusi debu.

4. Memberikan informasi pada penderita mengenai penyebab penyakit, pencegahan, lama terapi& prognosisnya

Terapi:

Sistemik :

Antibakteri sistemik : Tetrasiklin 250 mg -1 gr/hr, doksisiklin 50 mg/hr

Obat hormonal : estrogen 50 mg/hr selama 21 hari dalam sebulan

Vitamin A & retinoid oral 50000 ui-150000 ui/hr sudah jarang digunakan

Topikal :

Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit : asam vitamin 0,025-0,1%.

Antibiotika : Tetrasiklin 1%, eritromisin 1%.

Krim kortikosteroid : hidrokortison 1-2,5%

IV. Jelaskan tentang mikosis superfisialis ?

Mikosis superfisialis dibagi menjadi :

A. Dermatofitosis

Definisi :

Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk seperti stratum korneum pada epidermis , rambut, kuku.

Etiologi :

Golongan jamur dermatofita :1. Microsporum

2. Trichophyton

3. EpidermatophytonKlasifikasi :

Berdasarkan lokasi :

1. Tinea kapitis : dermatofitosis pada kulit & rambut kepala

2. Tinea barbae : dermatofitosis pada dagu & janggot3. Tinea kruris : dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, perut bagian bawah

4. Tinea pedis et manus : dermatofitosis pada kaki & tangan

5. Tinea unguium : dermatosis pada kuku tangan & kaki

6. Tinea korporis : dermatofitosis pada bagian badan & leher.Gejala klinis : Penderita merasa gatal

Kelainan berbatas tegas, terdiri dari macam2 efloresensi kulit atau polimorfi

Bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda2 peradangan daripada bagian tengah)

Hiperpigmentasi & skuamasi

Bentuk2 disesuaikan dengan lokalisasinya (lebih jelasnya dilihat pada halaman 24).

Diagnosis :

Pemeriksaan mikologik yang terdiri atas pemeriksaan langsung sediaan basah & biakan dengan agar dekstrosa sabouraud

Bahan berupa kerokan kulit, rambut & kuku

Terlebih dahulu kelainan dibersihkan spiritus 70%.

Terapi:

Sistemik :

tab griseofulvin 500 mg/hr

tab ketokonazol 200 mg/hr

Topikal : krim atau larutan ketokonazol 2%

B. Non dermatofitosis

1. Pitiriasis versikolor

Definisi :

Penyakit jamur superfisisal yang kronis berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai coklat hitam terutama meliputi badan kadang menyerang ketiak, lipat paha, lengan, leher, muka.

Etiologi :

Pityrosporum orbiculare, pityrosporum ovale, malassezia furfur.

Gejala klinis :

Bercak warna warni di badan, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus, bercak berfluorosensi dengan lampu wood, bisanya asimtomatik atau dirasakan gatal ringan.

Diagnosis :

Didasarkan atas gejala klinis, pemeriksaan fluorosensi , lesi kulit dengan lampu wood berwarna kuning keemasan, sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 10-20%

Terapi :

Topikal : ketokonazol 2%

Sistemik : tab ketokonazolx200 mg selama 10 hr

2. Piedra

Definisi :

Infeksi jamur pada rambut ditandai dengan benjolan sepanjang rambut.

Etiologi :

Piedra hortai (black piedra)

Trichosporon beigelii (white piedra).Gejala klinis

a. Piedra hitam :

Daerah tropis, menyerang rambut kepala di bawah kutikel & membentuk benjolan hitam & tengguli.

b. Piedra putih:

Terdapat daerah iklim sedang, infeksi di janggot, benjolan berwarna coklat muda.Diagnosis :

Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan sediaan langsung, & biakan.

Terapi :

Memotong rambut, mencuci rambut dengan larutan sublimat 1/2000 & obat anti jamur konvensional.3. Tinea nigra palmaris

Definisi :

Infeksi jamur superfisial yang asimtomatik pada stratum korneum

Etiologi :

Cladosporium werneckii

Gejala klinis :

Kelainan kulit telapak tangan berupa makula tengguli sampai warna hitam sesekali bersisik, umumnya wanita umur dibawah 19 tahun.

Diagnosis :

Berdasarkan pemeriksaan sediaan langsung dalam larutan KOH 10%, biakan agar sabouraud.Terapi :

Obat2 jamur konvensional seperti : salep salisil sulfur, whitfield.4. Otomikosis

Definisi :

inflamasi jamur kronis atau subakut pada liang telinga luar & lubang telinga luar ditandai dengan inflamasi eksudatif & gatal.

Etiologi :

Jamur kontaminan : aspergillus, penicilium & mukor. Gejala klinis :

- Panas & lembab merupakan faktor predisposisi

- Penderita mengeluh rasa gatal di dalam telinga

- Liang telinga merah, sembab & banyak krusta

- Kontaminasi bakteri menimbulkan rasa nyeri & supurasi, eksema, & likenifikasi

- Tulang rawan dapat juga terkena

- Pendengaran terganggu.Diagnosis :

Sediaan langsung dengan larutan KOH 10%, biakan agar sabouraud.

Terapi :

Kasus ringan :masukkan kapas dibasahi dengan larutan permanganas kalikus dilakukan berulang kali bila perlu dapat dilakukan irigasi.

Infeksi kronis : Harus dibersihkan untuk menghilangkan kotoran & sisik, dengan cara irigasi dengan garam faal dilanjutkan pemberian salisil spiritus 2% selama beberapa menit & diberi obat antiseptik, antibiotik atau antifunga5. Keratomikosis

Definisi :

Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi & inflamasi setelah trauma pada bagian tsb diobati dengan obat antibiotik & kortikosteroid .

Etiologi :

aspergillus, fusarium, cephalosporum, curvularia, & penicilium.

Gejala klinis :

Setelah mengalami trauma & abrasi pada mata terbentuk ulkus. Lesi bermula dengan benjolan sedikit di atas permukaan berwarna putih kelabu & berambut halus & terjadi pencairan lapisan teratas kornea membentuk ulkus dangkal. Pada stadium ini digunakan obat antibiotik & steroid & ulkus dapat menjalar & meluas.

Diagnosis :

Pemeriksaan mikologik, sediaan langsung & biakan.

Terapi :

- Larutan nistatin & amfoterisin B diberikan tiap jam

- Derivat azol dapat diberikan dengan hasil yang cukup baik.

Terapi :

Kasus ringan :

masukkan kapas dibasahi dengan larutan permanganas kalikus dilakukan berulang kali bila perlu dapat dilakukan irigasi.

Infeksi kronis :

Harus dibersihkan untuk menghilangkan kotoran & sisik, dengan cara irigasi dengan garam faal dilanjutkan pemberian salisil spiritus 2% selama beberapa menit & diberi obat antiseptik, antibiotik atau antifunga

5. Keratomikosis

Definisi :

Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi & inflamasi setelah trauma pada bagian tsb diobati dengan obat antibiotik & kortikosteroid .

Etiologi :

aspergillus, fusarium, cephalosporum, curvularia, & penicilium.

Gejala klinis :

Setelah mengalami trauma & abrasi pada mata terbentuk ulkus. Lesi bermula dengan benjolan sedikit di atas permukaan berwarna putih kelabu & berambut halus & terjadi pencairan lapisan teratas kornea membentuk ulkus dangkal. Pada stadium ini digunakan obat antibiotik & steroid & ulkus dapat menjalar & meluas.

Diagnosis :

Pemeriksaan mikologik, sediaan langsung & biakan.

Terapi :

- Larutan nistatin & amfoterisin B diberikan tiap jam

- Derivat azol dapat diberikan dengan hasil yang cukup baik. Terapi :

Kasus ringan :

masukkan kapas dibasahi dengan larutan permanganas kalikus dilakukan berulang kali bila perlu dapat dilakukan irigasi.

Infeksi kronis :

Harus dibersihkan untuk menghilangkan kotoran & sisik, dengan cara irigasi dengan garam faal dilanjutkan pemberian salisil spiritus 2% selama beberapa menit & diberi obat antiseptik, antibiotik atau antifungal.5. Keratomikosis

Definisi :

Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi & inflamasi setelah trauma pada bagian tsb diobati dengan obat antibiotik & kortikosteroid .

Etiologi :

aspergillus, fusarium, cephalosporum, curvularia, & penicilium.

Gejala klinis :

Setelah mengalami trauma & abrasi pada mata terbentuk ulkus. Lesi bermula dengan benjolan sedikit di atas permukaan berwarna putih kelabu & berambut halus & terjadi pencairan lapisan teratas kornea membentuk ulkus dangkal. Pada stadium ini digunakan obat antibiotik & steroid & ulkus dapat menjalar & meluas.

Diagnosis :

Pemeriksaan mikologik, sediaan langsung & biakan.

Terapi :

- Larutan nistatin & amfoterisin B diberikan tiap jam

- Derivat azol dapat diberikan dengan hasil yang cukup baik.

Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 Didik, Yoice, Virantos & Saibi FK-UnMal RSUPM 2004 - 10 - - 11 - - 12 -