kumpulan kt1

38
KUMPULAN KTI & ASKEB BeJo_NeT UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGI Jumat, 24 Desember 2010 KTI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BENELAN LOR KABAT-BANYUWANGI KTI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BENELAN LOR KABAT-BANYUWANGI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asi Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi berumur 0-6 bulan tanpa makanan dan minuman lain .Asi sangat mudah sekali didapat tidak membutuhkan waktu yang lama. Asi Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada Asi.yang berguna untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diberikan ,tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir yang dapat disamakan dengan Asi . Menurut ahli kesehatan ,bayi pada usia 0-6 bulan sudah terpenuhi gizinya dengan asi saja ,tetapi banyak ibu menghadapi masalah untuk memberikan Asi Eksklusif masalah yang timbul disebabkan ibu bekerja .Diberikan makanan tambahan yang belum waktunya (diberi

Upload: uwie-chayang-bunda

Post on 13-Jul-2015

450 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 1/38

 

KUMPULAN KTI & ASKEB BeJo_NeT 

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGI

Jumat, 24 Desember 2010

KTI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BENELAN LOR 

KABAT-BANYUWANGI 

KTI 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BENELAN LOR KABAT-BANYUWANGI 

BAB 1 

PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang 

Asi Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi berumur 0-6 bulan tanpa makanan

dan minuman lain .Asi sangat mudah sekali didapat tidak membutuhkan waktu yang lama.

Asi Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan

gizi ada pada Asi.yang berguna untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang

diberikan ,tidak ada makanan lain bagi bayi baru lahir yang dapat disamakan dengan Asi .

Menurut ahli kesehatan ,bayi pada usia 0-6 bulan sudah terpenuhi gizinya dengan asi

saja ,tetapi banyak ibu menghadapi masalah untuk memberikan Asi Eksklusif masalah yang

timbul disebabkan ibu bekerja .Diberikan makanan tambahan yang belum waktunya (diberi

Page 2: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 2/38

 

 pisang )dan ibu tepercaya promosi susu formula sehingga pelaksanaan Asi Eksklusif tidak bisa

terlaksanakan.

1

Bukti ±bukti penurunan penggunaan Asi Eksklusif dinegara maju telah banyak dikemukakan DiIndonesia terutama dikota- kota besar terlihat adanya tendensi penurunan pemberian Asi .dari

survey kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 menunjukkan Asi Eksklusif selama 6 bulanmenurun dari 42,2% menjadi 39,5% sedangkan penggunaan susu formula meningkat dari 10,8%

menjadi 32,5%(http://sitinurhayati.wordpress.com).Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat kurang,penyebabnya adalah sosial

  budaya .sosial budaya yang dimaksud diantaranya ibu bekerja atau kesibukan lainnya ,kadang

ibu merasa gengsi dan menirukan teman atau tetangganya yang memberi susu botol Keadaan

  psikologis ,ibu biasanya ibu kurang seksi apabila dia menyusui bayinya .faktor fisik ibu

,sehuingga tidak memungkinkan ibu untuk menyusui.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan selama bulan juli-agustus 2010 di Dusun

Popongan Desa Benelanlor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi .ada 10 ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan ,yang diberikan Asi Eksklusif hanya 1 bayi sisanya 9 bayi ibu

memberikan pengganti Air Susu Ibu (PASI) atau juga susu formula .hal ini banyak disebabkan

karena ibu bekerja ,ada juga ibu tidak memberikan Asi karena ibu merasa sudah memberi susu

formula.

Padahal dampak bila bayi tidak diberikan Asi Eksklusif dapat menurunkan berat badan

 bayi ,bayi juga akan mudah sakit karena tidak dapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam

kolostrum.pemberian susu formula pada bayi baru lahir buisa menyebabkan alergi karena

merangsang aktivasi system IgE yang pada bayi baru lahir belum sempurna ,sedangkan dalam

  jangka panjang anak akan mudah kekurangan gizi dan obesitas(suradi ruslina dan utami

rusli,2008:10).

Page 3: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 3/38

 

Mengingat masih banyaknya ibu yang tidak memberikan Asi Eksklusif maka

diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan teruma pada ibu nifas

dengan cara memberikan pengetahuan tentang Asi Eksklusif seperti sosialisasi,dan bimbingan

secara menyeluruh dan efektif.sehingga peneliti tertarik untuk Mengetuhui Faktor- Faktor Yang

Dapat Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan

B.  Rumusan Masalah 

Faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pemberian asi eksklusif pada bayi

usia 0-6 bulan di Dusun Popongan Desa Benelamlor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi?

C.  Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi faktor ± faktor yang dapat mempemgaruhi Pemberian Asi Eksklusif 

  pada bayi usia 0-6 bulan di Dusun Popongan Desa Benelanlor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi.

D.  Manfaat Penelitian

1.  Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan nilai sumber kepustakaan di Kampus Universitas Bakti Indonesia sebagai

wacana kepustakaan baru mengenai faktor ± faktor yang dapat mempemgaruhi penggunaan Asi

Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan .

2.  Bagi Peneliti

Menambah Pengetahuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan dan penerapan

teori penelitian sekaligus sebagai acuan dasar penelitian selanjutnya.

Page 4: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 4/38

 

3 Bagi Masyarakat

Sebagai Wahana menambah wawasan baru yaitu Pengetahuan ibu bayi tentang pentingnya

Asi dan hasilnya dapat disampaikan kepada masyarakat.

BAB II 

Page 5: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 5/38

 

TINJAUAN PUSTAKA 

A.  Konsep Asi Eksklusif  

1.  Pengertian 

ASI Eksklusif adalah pemberian Asi saja kepada bayi berumur 0-6 bulan tanpa

memberikan makanan atau minuman lain, menurut ahli kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah

terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI Eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap

 beragam penyait pada usia selanjutnya (Depkes,2006:105).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walupun hanya air putih sampai bayi

 berumur 6 bulan (Sri Purwanti Hubertin,2004:3).

Menyusui Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau

makanan padat, bayi harus sering disusui serta tanpa batasanwaktu (Suradi Rulina dan Utami

Roesela,2008:32). Bayi hanya diberi ASI saja secara eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan.

Setelah itu diberi makanan padat pendamping yang cukup dan sesuai. Sedangkan ASI tetap

diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih.

2. 

Manfaat Asi 

a.  Untuk Bayi 

Page 6: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 6/38

 

1.  Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi

umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan

cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya

2.  Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung

lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

3.  Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan

tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.

4.  ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik 

untuk sapi

5.  Komposisi ASI ideal untuk bayi

6.  Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi

7.  Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular 

 penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap

 penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI

8.  Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice

 

). Level bilirubin dalam darah bayi

  banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan

 bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.

9.  ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu

susu yang pas

10.  Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu

dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi

si anak di masa depan.

Page 7: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 7/38

 

11.  Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah

dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.

12.  Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan

teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan

menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.

13.  Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian

mendadak pada bayi), eksim, Chron¶s disease, dan Ulcerative Colitis.

14.  IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada

tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih

tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.

15.  Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah

si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada

 bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar 

  bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk 

menyayangi orang lain.

b.  Untuk Ibu 

1.  Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-

kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan

2.  Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI,

sehingga ibu lebih cepat langsing kembali

3.  Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker 

rahim dan kanker payudara.

4.  ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb

Page 8: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 8/38

 

5.  ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak 

 perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb

6.  ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya

7.  ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril

8.  Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat

fisik dan manfaat emosional

9.  ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang

ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI

dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum

menyusui[4]

.

c.  Untuk Keluarga 

1.  Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk 

merebus air, susu atau peralatan.

2.  Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan

dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.

3.  Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

4.  Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

5.  Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap

tersedia.

6. 

Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.

d.  Untuk Masyarakat dan Negara 

1.  Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk 

 persiapannya.

Page 9: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 9/38

 

2.  Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

3.  Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.

4.  Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.

5.  Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk 

merebus air, susu dan peralatannya.

6.  ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

(http://asuh.wikia.com/wiki/Manfaat_ASI Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan PASI).

e.  Komposisi Asi 

1.  Karbohidrat

2.  Lemak 

3.  Protein

4.  Viitamin & Mineral

5.  Kalsium Fosfat

6.  Zat Anti infeksi

Kolostrum adalah asi yang keluar pertama kali ,berwarna jernih kekuningan ,kaya akan

zat antibodi:

a)  Faktor bifidus

Faktor pemicu pertumbuhan laktobasilus bifidus ,bakteri yang dianggap dapat mengganggu

kolonisasi bakteri pathogen didalam saluran cerna .

 b) 

Secretori imonoglobulin A (sIgA)

Mengikat protein asing bermolekul besar seperti virus ,bakteri dan zat toksik yang bertujuan

untuk penyerapan sehingga tidak membahayakan bayi .

c)  Laktoferin

Page 10: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 10/38

 

Protein pengikat zat besi agar tidak dapat digunakan oleh bakteri untuk bertumbuh kembang

d)  Lizozim

Enzim yang bekerja menghancurkan bakteri dengan jalan merobek dinding sel yang secara

langsung meningkatkan keefektifan antibodi

e)  Leokosit

Mencegah Enterokolitis Nekrotikan ,penyakit mematikan yang lazim menjangkiti bayi berberat

 badan rendah

f)  Makrofag

Selain menyekresi sIgA dan Interferon juga berfungsi untuk memangsa organisme lain

g)  Komplemen ,Laktoferidase,Antistreptokokus

Faktor pertahanan yang membantu menurunkan insidensi penyakit

h)  Protein pengikat B12 

(Dr.Arrisman,MB.2005:41)

f.  Pengelompokan Asi 

1.  ASI stadium I

Asi stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan atau

disekresi oleh kelenjar payudara pada empat hari pertama setelah persalinan. Komposisi

kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan

disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mikonium sehingga

mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan

 bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 Kal

/100 ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20 â¼³ 30 CC.

Page 11: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 11/38

 

Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam

susu matur, Sedangkan kandungan karbohidratnya lebih rendah dibandingkan ASI matur.

2.  ASI stadium II

ASI stadium dua adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari kelima sampai hari

kesepuluh. jumlah volume ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah,

sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, Hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi

karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada

masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.

3.  ASI stadium III

ASI stadium 3 adalah ASI matur. Yaitu ASI yang desekresi pada hari kesepuluh sampai

seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan

 perkembangan bayi sampai enam bulan. Setelah enam bulan bayi mulai dikenalkan dengan

makanan pendamping selain ASI

(http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=616.) 

4.  Produksi Air Susu sejak melahirkan

Dalam buku menyusui oleh Jane moody tahun 2006, volume ASI akan berbeda tiap

harinya.

Usia bayi Volume setiap hari 

Rata-rata  Acuan Kisaran  Rata-rata 

Hari ke-1

(0-24 jam)

Hari ke-2

(24-48 jam)Hari ke-3

(48-72 jam)

Hari ke-4

(72-96 jam)Hari ke-5

(96-120 jam)

3 bulan

6 bulan

7-123 ml

44-3345 ml

98-775 ml

375-876 ml

452-876 ml

609-837 ml

37 ml

84 ml

408 ml

624 ml

700 ml

750 ml

800 ml

7

14

38

58

70

-

-

1,3,5

3

1,2,3

1,3

1,3

4

-

Page 12: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 12/38

 

 

5.  Alasan / faktor ibu tidak memberikan ASI pada bayinya

Keputusan untuk menyusui atau tidak menyusui bayinya adalah keputusan yang sangat

 pribadi dari ibu sendiri. Keputusan ini dipengaruhi oleh gaya hidup ibu, kedaan keuangan ibu,

kepercayaan dan faktor sosial budaya. Berkurangnya jumlah ibu yang menyusui bayinya dimulai

di kota-kota terutama pada keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke

daerah pinggiran kota dan menyebar ke pedesaan. Menurut Syahmien Moehyi, 2004 ada

 beberapa alasan mengapa jumlah ibu yang menyusui bayinya cenderung menurun.

a)  Semakin banyaknya ibu yang bekerja mencari nafkah cenderung untuk tidak menyusui bayinya.

Mereka dapat melakukan tersebut ketika berada di rumah, yaitu sebelum berangkat dan setelah

 pulang dari bekerja. Di beberapa perusahaan atau kantor ada yang menyediakan tempat penitipan

 bayi, sehingga pada waktu ibu istirahat, ibu dapat menyusui bayinya di tempat penitipan.

 b)  Tersedianya bermacam-macam susu/makanan bayi tidak dapat terpenuhi banyaknya produk susu

dari pabrik makanan bayi sudah dalam bentuk siap pakai (instant milk) sangat memudahkan ibu

untuk menggunakannya. Akan tetapi sebaliknya telah diuraikan terdahulu, seberapa pun baiknya

susu sapi olahan, ASI tetap merupakan makanan yang paling memenuhi syarat untuk bayi.

c)  Iklan yang menyesatkan yang mempromosikan produk susu, perusahaan promosi yang

menyatakan produk susu suatu pabrik sama baik dengan ASI sering dapat menggoyahkan

keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk mencoba menggunakan susu instant itu sebagai makanan

 bayi.

d)  Ada anggapan menyusui adalah lambang keterbelakangan budaya. Memberi susu botol

dianggap sebagai lambang budaya modern dan sebaliknya menyusui dianggap sebagai lambang

Page 13: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 13/38

 

keterbelakangan sesungguhanya adalah salah. Dewasa ini di negara maju seperti di Eropa dan

Amerika justru dilakukan gerakan ³Kembali ke air susu ibu´ atau ³Back to breast freding´.

e)  Alasan estetika, yaitu ibu akan menjadi cepat tua, khawatir akan hilang kecantikannya dan ibu

akan tampak kelihatan tua sungguh tidak beralasan. Menjadi tua adalah proses alami yang tidak 

dapat dihindari, yang harus dilakukan ialah memelihara kebugaran tubuh, makan makanan yang

  bergizi, olahraga disamping memelihara kecantikannya, jadi tidak ada hubungannya dengan

menyusui.

6.  Amosi yang mempengaruhi produksi air susu

Manurut Kartono, 2007:214 bahwa aktivitas sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa

  berayun-ayun (berubah-ubah) oleh pengaruh-pengaruh psiklis/kejiwaan tertentu, dengan kata

lain, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh macam-macam emosi yang tengah dialami atau

mempengaruhi dirinya.

a)  Interelasi antara ibu dan anak bayinya itu bisa terganggu apabila ibu tersebut mengalami

kecemasan-kecemasan, ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin serius. Peristiwa ini

 biasanya ditandai oleh tangis bayi yang berlangsung lama.

 b)  Ibunya tidak suka atau kurang suka menerima peranan dirinya sebagai seorang ibu dan tidak 

senang menerima kehadiran/kelahiran anaknya. Hal ini biasanya ditandai dengan bayi menjerit-

 jerit kesakitan dengan tangis sangat memilukan.

c)  Berkembanganya perasaan-perasaan ketakutan dan kecemasan kalau ia ditinggalkan atau

ditelantarkan suaminya, hal ini disebabkan kebudayaan di Afrika timur wanita yang tidak 

mampu menyusui anaknya, akan kehilangan cinta kasih suaminya, dan suaminya berhak untuk 

mencari wanita lian yang memiliki payudara penuh dengan air susu. Semua bentuk kecemasan

tadi secara langsung bisa mengganggu kelancaran keluarnya ASI.

Page 14: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 14/38

 

 

B.  Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

1.  Perubahan Sosial budaya

a.  Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya

 b.  Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memerikan susu botol

c.  Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya

2.  Faktor psikologis

a.  Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita

 b.  Tekanan batin

3.  Faktor fisik ibu

a.  Ibu sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya

4.  Faktor kekurangan petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau

dorongan tentang manfaat pemberian ASI.

5.  Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.

6.  Peneranga yang salah justru datang dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan pengganti

ASI dengan susu kaleng (Soedjiningsih, 1997:17).

C. 

Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif  

Banyak faktor yang menyebabkan para ibu tidak menganggap penting dan enggan untuk 

memberikan ASI kepada bayi mereka, secara garis besar ada 2 faktor: (Baskoro, 2008:73).

1.  Faktor Internal

Page 15: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 15/38

 

a.  Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ³tahu´ dan tidak terjadi setelah orang melakukan

 pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). 

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu:

1)   Awarness (kesadaran) di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengatahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

2)   Internest  (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, di sini sikap subjek sudah

mulai timbul.

3)   Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

Hal ini seperti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4)  Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki

oleh stimulus.

5)   Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

  Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogens menyimpulkan bahwa perubahan

 perilaku tidak selalu melawan tahap-tahap tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003:121).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang akan diperoleh manusia melalui pengamatan

(Indrawati,2007), setelah muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk 

mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya

(Meliono, Indrawati, 2007). http://id.wikipedia.-org/wik/pengetahuan/

 b.  Pendidikan

Page 16: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 16/38

 

Pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan kelakuan anak didik.

Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek 

kelakuan yang lain. Pendidikan adalah proses dan mengajar. Pola-pola kelakuan manusia

menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat (Rini, senin, 27 Oktober 2008).

c.  Perilaku

Hasil output yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan, di sini adalah perlaku

kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif.

Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini mengandung

 berbagai dimensi berikut ini:

1)  Perubahan perilaku : perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi

  perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, atau diri perilaku negatif, perilaku yang

  positif. Perilaku-perilaku yang merugikan kesehatan yang perlu diubah misalnya : ibu hamil

tidak memeriksakan kehamilannya, ibu menyusui yang tidak memberikan ASI pada bayinya.

2)  Pembinaan perilaku, pembinaan disain diajukan pada perilaku masyarakat yang mempunyai

  perilaku hidup sehat (healthy style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan. Misalnya olahraga

teratur, membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya.

3)  Pengembangan perilaku, yaitu ibu akan menjadi cepat tua, kekhawatiran akan hilangnya

kecantikan dan ibu tampak kelihatan tua, sungguh tidak beralasan, menjadi tua adalah proses

alami yang padat dihindari, yang harus dilakukan ialah memelihara kebugaran tubuh, makan

makanan yang bergizi, olahraga di samping memelihara kecantikan, jadi tidak ada hubungan

dengan menyusui.

d.  Umur 

Page 17: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 17/38

 

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan, penyelidikan

epidemiologi, angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan

menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membaca dengan mudah dan

melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah

apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjang interval di dalam pengelompokkan cukup,

untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah,

 pengelompokkan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang

lain. Pada masyarakat pedesaan yang kebanyakan buta huruf hendaknya memanfaatkan sumber 

informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah, dan sebagainya. Hal ini ditentukan tidak 

menjadi soal yang berat di kala pengumpulan keterangan umur bagi mereka yang telah

 bersekolah (Notoatmodjo, 2003).

2.  Faktor Eksternal

Faktor ini memberikan gambaran kepada kita bahwa begitu banyaknya farian-farian yang

seharusnya tidak terjadi seandainya faktor yang pertama yaitu faktor internal dapat dipenuhi para

ibu.(Baskoro, 2008:73).

Di bawah ini adalah beberapa penyebab ibu tidak memberikan asi secara eksklusif pada

 bayi yang berkaitan dengan sosial budaya:

a.  Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya

Faktor ini juga tidak luput dari kurangnya pengetahuan dari pra ibu, tidak sedikit dari apa ibu

yang bekerja akan tetapi tetap memberikan asi secara eksklusif pada bayinya selama 6 bulan.

Pada ibu bekerja cara lain untuk tetap dapat memberikan asi secara eksklusif pada bayinya

adalah dengan memberikan asi peras. (Baskoro, 2008:74).

Page 18: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 18/38

 

 b.  Faktor ketidak mengertinya ibu tentang kolostrum

Asi yang keluar pada hari pertama sampai dengan hari ke lima bahkan pada hari ke 7 dinamakan

kolostrum atau susu awal yang biasanya bersifat cairan jernih kekuningan itu mengandung zat

 putih telur atau protein dalam kadar yang tinggi, zat daya tahan tubuh dalam kadar yang tinggi

dari pada susu madu yaitu air susu ibu yang telah berumur tiga hari (Baskoro, 2008:75).

c.  Ibu beranggapan asi ibu kurang gizi atau tidak memiliki cukup asi

Merupakan alasan utama mengapa wanita menyerah untuk menyusui. Kurangnya keyakinan

akan persediaan asi membuat nada khawatir bahwa anda tidak cukup memberi makanan si bayi

dan komentar orang lain tentang menyusui juga menciptakan keraguan dalam pikiran anda

(Heather, Welford, 2008:62).

d.  Meniru teman

Biasanya para ibu enggan memberikan asi karena ibu ikut-ikutan atau terpengaruh dengan

tetangga yang terkemuka yang memberikan susu botol pada anaknya (Soetjiningsih, 1997;17).

e.  Merasa ketinggalan jaman

Ibu akan merasa ketinggalan jaman jika ibu menyusui secara eksklusif pada bayinya

(Soetjiningsih, 1997;17).

D. 

Konsep yang mempengaruhi pengeluaran asi 

1.  Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi menyababkan daya isap berkurang karena

  bayi mudah merasa kenyang bayi akan malas menghisap puting susu, dan akibatnya produksi

 prolaktin dan oksitosin akan berkurang dan merangsang hormon LH dan GNRH semakin

Page 19: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 19/38

 

meningkat sehingga terjadi proses pematangan sel telur yang mengakibatkan cepat terjadinya

ovulasi dan kemungkinan hamil.

2.  Perasaan ibu dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin, seperti perasaan

takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks

oksitosin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI, sebaliknya perasaan ibu yang berbahagia,

senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis, atau

 perasaan bangga, dapat menyusui bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI.

3.  Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya

seseorang ibu untuk menyusui.

4.  Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting ibu yang sangat kecil hal ini akan membuat

 produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menerus dan ASI akan berhenti.

5.  Cara menyusui yang tidak tepat tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar, dan akhirnya

akan menurunkan produksi ASI. (Sri Purwanti Hubertin, 2004:81)

E.  Cara penyimpanan asi perah 

1.  Asi tahan disimpan dalam suhu ruangan sampai 6 jam

2.  Dalam termos yang diberi es batu bias tahan 24 jam

3.  Disimpan dalam kulkas dapat bertahan hingga 2 minggu denga suhu kulkas yang berfariasi

4.  Disimpan di freezer yang tidak terpisah dari kulkas dan sering dibuka bias bertahan 3-4 bulan

5. 

Pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan maka

ketehanan Asi mencapai 6 bulan

(http:asi.blagsome.com/2005/r/)

F.  Cara memeras asi 

Page 20: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 20/38

 

1.  Cara Alami

Bersihkan tangan dengan sabun ,kemudian tekan bagian sinuses kedalam yang berada dibalik 

areola ,tempatkan ujung ibu jari dan jari disisi belakang areola ,tempatkan ujung ibu jari dan jari

disisi belakang areola (tepatnya di pinggiran kulit yang berwarna gelap yangmengitari putting

dengan kulit normal )tekan jari dan ibu jari kedalam dengan posisi yang nyaman lalu tekanlh

dengan perlahan Bersama-sama.

2.  Pompa Payudara

Alat pompa payudara sangat sederhana ,mudah penggunaannya dan tidak tterlalu mahal ,benda

itu terbuat dari karet yang terbentuk seperti bola yang dipakai untuk memompa ,pada bagian

depannya terbuat dari kaca yang berbentuk seperti corong pompa ini sangat praktis dan Efisien.

G. Kerangka Konseptual 

Page 21: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 21/38

 

Factor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan ASI Eksklusif 

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati atau diukur 

malalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005:69).

Page 22: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 22/38

 

 

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

ambar 2.1 Kerangka konseptual faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Benelamlor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi

BAB 3 

METODE PENELITIAN 

A.  Desain Penelitian 

Page 23: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 23/38

 

Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan strategis untuk menjawab

 pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel

yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam 2003:18). Berdasarkan tujuan penelitian, desain

  penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang merupakan rancangan penelitian yang

  bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada kasus suatu penyakit dan

 berdasarkan distribusi tempat, waktu, umum, sosial, ekonomi, pekerjaan dan cara hidup. Dengan

metode deskriptif ini rancangan penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskriptif terhadap suatu keadaan sarana obyektif.

B.  Kerangka Kerja 

26

Page 24: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 24/38

 

Populasi

Semua Ibu yang tidak menyusui secara eksklusif pada bayi yang berumur (0-6 bulan) di Desa Benelanlor Kecamatan Kabat-Banyuwangi

(30 responden)

Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah-langkah dari aktivitas ilmiah yang digunakan dalam

melakukan penelitian (kegiatan sejak awal sampai akhir penelitian). (Nursalam.2003:56)

ambar 3.1 Kerangka kerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan ASI eksklusif pada bayiusia (0-6 bulan) di Desa Benelanlor Kecamatan Kabat-Banyuwangi

Page 25: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 25/38

 

C.  Sampling Desain 

1.  Populasi 

Populasi adalah suatu subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti.

Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki subjek atau objek tertentu. (A. Aziz Alimul Hidayah.2009). Dalam penelitian ini yang

akan dijadikan populasi adalah ibu yang tidak memberikan asi eksklusif pada bayi berusia 0-6

 bulan berjumlah 30 di Desa Benelanlor Kecamatan Kabat-Banyuwangi.

2.  Sampel 

Sampel adalah terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam.2008:91). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-

ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi usia (0-6 bulan) 30 responden di Desa

Benelanlor Kecamatan Kabat-Banyuwangi

3.  Sampling 

Sampling atau pengambilan sampel adalah suatu proses menyeleksi pengambilan sampel

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara samping jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi

relatif kecil kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil (Sugiono, 2007;96).

D.  Identifikasi Variabel 

Page 26: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 26/38

 

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu

(benda, menusia dan lain-lain) (Nursalam.2008:97). Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-

faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayi uisa 0-6 bulan.

E.  Definisi Operasional 

Definisi operasional adalah mendefinisikan varian kemudian nasional dan berdasarkan

karakteristik yang diamati dan hasil jawaban pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

 jawaban salah menggunakan parameter yang jelas (A. Aziz Alimul.11.2003:59).

Tabel 3.1 Definisi operasional tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASIeksklusif pada bayi uisa (0-6 bulan) di Desa Benelanlor Kecamatan Kabat -Banyuwangi.

VariabelDefinisi

operasional Indikator  Alat ukur  Skala Skor

Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu

tidak memberikanASI eksklusif pada

 bayi usia (0-6 bulan)

Faktor Sosial budaya

Penerangan yang

salah oleh tenagakesehatan.

Promosi susu

Berbagai alasan ibu

tidak memberikan ASI

eksklusif pada bayiusia (0-6 bulan)

Ibu yang bekerja,

meniru teman dan ibu

merasa ketinggalanzaman apabila

menyusui bayinya.

Penerangan yang salaholeh tenaga kesehatanyang menganjurkan

 pengganti ASI dengan

susu kaleng.

Meningkatkan promosisusu kaleng sebagai

 pengganti ASI

Ibu bekerjaMeniru teman

Ibu merasa ketinggalan

zaman

Penerangan yang salaholeh tenaga kesehatan

dan kurang aktifnya

tenaga kesehatan untuk 

memberikan

 penyuluhan tentang

 penggunaan ASI

Ibu terpengaruh

dengan iklan-iklanyang menyebutkankandungan susuformula.

Kuesionar Ordinal Jawaban

Baik = 76-100%

Cukup = 45-75%Kurang= 45%

Baik :

Mendukung =76-

100%

Cukup :

Mendukung =45-75%Kurang :Tidak mendukung =45%

Baik :

Sering =76-100%

Cukup :

Kadang-kadang =45-

75%Kurang :

Tidak pernah = 45

Baik :

Sering =76-100%

Cukup :

Kadang-kadang =45-

Page 27: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 27/38

 

75%

Kurang :Tidak pernah = 45%

F.  Pengumpulan Data dan Analisa Data 

1.  Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan metode terbimbing

(Nursalam.2003.155).

a.  Proses pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam.2003) proses

 pengumpulan dalam penelitian ini adalah setelah mendapatkan izin, peneliti mengadakan kepada

responden untuk mendapatkan persetujuan dari responden sebagai sampel setelah responden

 bersedia lalu kuesioner diisi oleh responden. Setelah responden selesai mengerjakan, kuesioner 

diteliti kelengkapan. Bila belum lengkap, maka responden diminta melengkapi lagi kemudian

dikumpulkan lagi.

 b.  Instrumen pengumpulan data

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode (Arikunto.2002:126).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (tertutup) kuesioner 

yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden

dalam arti laporan tentang pribadi (Arikunto.2006:151)

c.  Waktu dan Tempat

1)  Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan november 2010

Page 28: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 28/38

 

2)  Tempat

Penelitian dilaksanakan di Desa Benelanlor Kecamatan Kabat-Banyuwangi

2.  Analisa data

Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan coding, scoring, dan tabulating dan dianalisa

dengan menggunakan deskriptif tipe distribusi frekuensi dengan cara mengorganisasi data secara

seistematis dalam bentuk angka-angka dimulai dari yang paling rendah ke yang paling tinggi,

 bersama dengan perhitungan dari angka yang mucul.

1.  Coding  

Yaitu setiap kuesioner yang diberikan kepada responden diberikan kode seperti R1,R2,R3

dan seterusnya.jawaban baik=2,cukup=1,kurang=0

2.  Scoring  

Untuk jawaban yang banar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Hasil jawaban

responden yang telah diberi permohonan dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi

lalu dilakukan lalu dikalikan 100%.

Rumus yang digunakan:

Keterangan

sp : skor yang diperoleh

sm : skor maksimal

n : nilai

Skor :

Baik : 76-100%

Page 29: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 29/38

 

Kurang : 45-75%

Cukup : 45

Hasil dari prosentase di atas kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala

kuantitatif 

100% : seluruhnya

76%-99% : hampir seluruhnya

51%-75% : sebagian besar 

50% : setengahnya

20%-44% : hampir setengah

1%-25% : sebagian kecil

0% : tidak sama sekali

G.  Etika Penelitian 

Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia. Maka peneliti harus memahami

  prinsip-prinsip etika penulisan (Nursalam.2008:114). Pada penelitian ini peneliti telah

mengajukan permohonan kepada pihak yang terkait, meliputi :

1.   Informed Consent (surat persetujuan)

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

silaksanakan mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden

(Nursalam.2008:115).

2. 

 Anominity (tanpa nama)

Subjek mempunyai hak untuk menerima bahwa yang diberikan harus dirahasiakan

(Nursalam.2008:115). Untuk menjaga kerahasiaannya responden, maka peneliti tidak akan

Page 30: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 30/38

 

mencantumkan identitas responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden,

lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

3.  Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti.

BAB 4 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 

Pada bab ini dapat diuraikan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian

asi eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi yang dilaksanakan pada tanggal 29 oktober-30 november 2010.

A. Hasil Penelitian 

1.  Kharakteristik Desa Responden 

Desa Benelan lor merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk 2955 jiwa,dengan

luas wilayah 266,565 ha.Terdiri dari 3 dusun yaitu dusun krajan,dusun gumuksari,dusun

 popongan.Sedangkan batas-batas desa benelan lor diantaranya sbb:

Sebelah Utara : Perbatasan dengan Desa Gombolirang

Page 31: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 31/38

 

Sebelah Timur : Perbatasan dengan Desa Labanasem

Sebelah Selatan : Perbatasan dengan Desa Pengatigan

Sebelah Barat : Perbatasan dengan Desa Bareng

2.  Data Umum Responden 

a.  Distribusi Umur Responden

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat Kabupaten BanyuwangiBulan November 2010

No  Usia Ibu  Jumlah Responden  Prosentase 

1 15-20 2 6,7 %

2 21-25 19 63,3 %

3 26-30 0 0 %

4 31-35 6 20 %

5 36-40 3 10 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabe 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar kelompok usia antara usia 21-25

yaitu 63,3%(19 orang)

 b.  Distribusi Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat KabupatenBanyuwangi Bulan November 2010.

No  Tingkat Pendidikan  Jumlah Responden  Prosentase 

1 SD 4 13.3 %

2 SMP 10 40 %

3 SMA 14 46,7 %

34

Page 32: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 32/38

 

4 D3 2 6,7 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan table 4.2 dapat dilihat hampir setengah responden tingkat pendidikannya yaitu

SMA sebanyak 46,7% (14 orang)

c.  Distribusi Tingkat Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pekerjaan Responden di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat KabupatenBanyuwangi Bulan November 2010

No  Tingkat Pekerjaan  Jumlah Responden  Prosentase 

1 IRT 18 60 %

2 TANI 4 13,3 %

3 WIRASWASTA 6 20 %

4 GURU 2 6,7 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat sebagian besar tingkat pekerjaannya yaitu IRT

sebanyak 60%(18 orang)

3.  Data Khusus Responden 

1)  Distribusi Sosial Budaya

a.  Distribusi Sosial Budaya(ibu bekerja)

Tabel 4.4 Distribusi Sosial Budaya(ibu bekerja) di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat KabupatenBanyuwangi Bulan November 2010.

No  Pemberian Asi  Jumlah Responden  Prosentase 

1 Baik 17 56,7 %

2 Cukup 4 13,3 %

3 Kurang 9 30 %

Page 33: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 33/38

 

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.4 Diperoleh sebagian besar sresponden pemberian asinya termasuk 

Baik sebanyak 56,7%(17 orang)

 b.  Distribusi Sosial Budaya (merasa ketinggalan zaman)

Tabel 4.5 Distribusi Sosial Budaya (merasa ketinggalan zaman)di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat

Kabupaten Banyuwangi Bulan November 2010.

No  Pemberian Asi  Jumlah Responden  Prosentase 

1 Baik 30 100 %

2 Cukup 0 0.0 %

3 Kurang 0 0,0 %

Jumlah 30 100,0 %

 ber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa seluruh responden pemberian asinya termasuk 

Baik yaitu sebanyak 100%(30 orang)

c.  Distribusi Sosial Budaya(meniru teman)

Tabel 4.6 Distribusi Sosial Budaya(meniru teman) di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat Kabupaten

Banyuwangi Bulan November 2010.

No  Pemberian Asi  Jumlah Responden  Prosentase 

1 Baik 24 80 %

2 Cukup 0 0 %

3 Kurang 9 20 %

Jumlah 30 100 %

 ber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh bahwa hampir seluruh responden pemberian

asinya termasuk Baik yaitu sebanyak 80%(24 orang)

2)  Distribusi Promosi Susu

  bel 4.7 Distribusi Promosi Susu di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi Bulan November 2010.

Page 34: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 34/38

 

No  Pemberian Asi  Jumlah Responden  Prosentase 

1 Baik 20 66,7 %

2 Cukup 7 23,3 %

3 Kurang 3 10 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat sebagian besar responden pemberian asinya Baik 

yaitu sebanyak 66,7%(20 orang)

3)  Distribusi Penerangan Tenaga Kesehatan

  bel 4.8 Distribusi Penerangan Tenaga Kesehatan di Desa Benelan lor Kecamatan Kabat KabupatenBanyuwangi Bulan November 2010

No  Pemberian Asi  Jumlah Responden  Prosentase 

1 Baik 6 20 %

2 Cukup 17 56,7 %

3 Kurang 7 23,3 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui sebagian besar responden pemberian asinya

Cukup yaitu sebanyak 56,7%(17 orang)

B.  Pembahasan 

1). Distribusi Sosial Budaya

a.  Distribusi Sosial Budaya(ibu bekerja)

Berdasarkan Tabel 4.4 Diperoleh sebagian besar Sresponden pemberian asinya termasuk 

Baik sebanyak 56,7%(17 orang).Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pekerjaan dan

sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 60%(18 orang).

Page 35: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 35/38

 

Semakin banyaknya ibu yang bekerja mencari nafkah cenderung untuk tidak menyusui

 bayinya ,mereka dapat melakukan hal tersebut ketika berada dirumah yaitu sebelum berangkat

dan setelah pulang dari bekerja.(syahmin mohyi,2004).

Berdasarkan data diatas bahwa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sangat mempengaruhi

kelancaran pemberian asi karena ibu lebih banyak meluangkan waktu untuk memberikan asi

kepada bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja atau wanita karier.Disamping itu perlu

adanya dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya

seorang ibu untuk menyusui.

 b.  Distribusi Sosial Budaya (merasa ketinggalan zaman)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa seluruh responden pemberian asinya termasuk 

Baik yaitu sebanyak 100%(30 orang).Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan

tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA(46,7%)

Sesuai tinjauan pustaka , peneliti mengutip bahwa pendidikan berhubungan dengan

 pembangunan dan perubahan kelakuan (Rini,2008)

Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pengetahuan ,dimana dalam

  pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan ,perkembangan atau perubahan kearah yang lebih

dewasa ,lebih baik dan lebih matang sehingga memudahkan dalam dirinya untuk mengambil

suatu keputusan terutama keputusan yang baik untuk bayinya yaitu tetap menyusui bayinya .

c.  Distribusi Sosial Budaya(meniru teman)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh bahwa hampir seluruh responden pemberian asinya

termasuk Baik yaitu sebanyak 80%(24 orang).Usia responden sangat mempengaruhi hal tersebut

karen usia responden sebagian besar usia antara 21-25(63,3%).

Page 36: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 36/38

 

Sesuai tinjauan pustaka ,peneliti mengutip bahwa umur adalah variabel yang selalu

diperhatikan didalam penyelidikan epidemiologi ,angka-angka kesakitan maupun kematian

didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.(Notoatdmodjo,2005)

Dengan demikian, umur sangat mempengaruhi minat responden untuk mengikuti kegiatan-

kegiatan penyuluhan dari pada responden yang usianya belum matang ,jadi responden lebih

cepat menerima informasi.

2). Distribusi Promosi Susu

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat sebagian besar responden pemberian asinya Baik 

yaitu sebanyak 66,7%(20 orang),Hal tersebut karena tingkat pendidikan dan tingkat pendidikan

responden sebagian besar adalah SMA(46,7%)

Menurut Rini (2008) , pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan

kelakuan.Pendidikan berkaitan dengan transmisi,pengetahuan sikap,kepercayaan,keterampilan

dan aspek kelakuan yang lain.

Dengan pendidikan yang tinggi mempengaruhi pola fikir seseorang untuk bertindak dan

mengambil keputusan yang sebaik-baiknya sehingga muncul sifat kedewasaan ,disamping itu hal

yang mempengaruhi baik cukupnya pemberian asi adalah pengalaman dan pengalaman yang

membuat responden tidak memberikan susu formula,pengalaman tersebut bisa diperoleh dari

keluarga, teman dan petugas kesehatan.

3). Distribusi Penerangan Tenaga Kesehatan

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui sebagian besar responden pemberian asinya

Cukup yaitu sebanyak 56,7%(17 orang) .Usia responden sangat mempengaruhi hal tersebut

karena usia responden sebagian besar usia antara 21-25(63,3%).

Page 37: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 37/38

 

Sesuai tinjauan pustaka ,peneliti mengutip bahwa umur adalah variabel yang selalu

diperhatikan didalam penyelidikan epidemiologi ,angka-angka kesakitan maupun kematian

didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.(Notoatdmodjo,2005)

Umur membuat seseorang lebih dewasa dan menentukan sikap mana yang baik dan

tidak baik.Akan tetapi, melaksanakan pemberian asi secara eksklusif sangat tidak mudah untuk 

melakukannya, perlu adanya kesadaran dan keinginan dari ibu sendiri serta adanya dukungan

dari keluarga untuk kelancaran proses menyusui.

BAB 5 

SIMPULAN DAN SARAN 

A.  Simpulan 

Berdasaran hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

 berikut:

1.  Faktor-faktor sosial budaya(ibu bekerja) sebagian besar responden pemberian asi eksklusif pada

 bayi usia 0-6 bulan tergolong Baik (66,7%)

Page 38: KUMPULAN KT1

5/12/2018 KUMPULAN KT1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kumpulan-kt1 38/38

 

2.  Faktor-faktor sosial budaya(ketinggalan zaman ) seluruh responden pemberian asi eksklusif pada

 bayi usia 0-6 bulan tergolong Baik (100%)

3.  Faktor-faktor sosial budaya(meniru teman) hampir seluruh responden pemberian asi eksklusif 

 pada bayi usia 0-6 bulan tergolong Baik (80%)

4.  Faktor-faktor promosi susu sebagian besar responden pemberian asi eksklusif pada bayi usia 0-6

 bulan tergolong Baik (66,7%)

5.  Faktor-faktor penerangan tenaga kesehatan sebagian besar responden pemberian asi eksklusif 

 pada bayi usia 0-6 bulan tergolong Cukup (56,7%)

B.  Saran 

1.  Bagi Institusi

42

Diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi tentang pemberian asi eksklusif pada ibu

yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan melalui penyuluhan-penyuluhan dan media cetak yangditempelkan di tempat ±tampat umum sehingga tangkat penerimaan dan pengetahuan ibu akan

menjadi lebih baik 2.  Bagi Peneliti

Untuk peneliti selanjutnya perlu dikembangkan instrument penelitian sehingga penelitian

dapat lebih memuaskan

3.  Bagi Masyarakat

Lebih meningkatkan pengetahuannya,baik diperoleh melalui penyuluhan kesehatan,

media massa, elektronik, buku petunjuk, poster, kerabat dekat, dan sebagainya serta dapat

menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan baik.