kumpulan abstraks

39
PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X PENDIDIKAN KARAKTER SERTA PENGEMBANGAN BERFIKIR DAN DISPOSISI MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Utari Sumarmo Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Indonesia ABSTRAK Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideology bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai- nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut juga sesuai dengan Visi Matematika, Tujuan Pembelajaran Matematika, disposisi matematik, dan habits of mind yang diperlukan dalam belajar matematika. Pelaksanaan pendidikan nilai bersamaan waktu dengan pengembangan kemampuan berpikir dan disposisi matematik melalui: pemahaman, pembiasaan, keteladanan dan contoh, serta pembelajaran yang berkelanjutan dalam semua jenis pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik pembelajaran aktif, kreatif, efisien, menyenangkan (PAKEM). Kata kunci: pendidikan nilai, disposisi matematik, kemandirian belajar, habits of mind, berpikir matematik, berpikir logis, berpikir kritis, berpikir kreatif matematik, PAKEM Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Upload: threa-adie-soegara

Post on 26-Jul-2015

154 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PENDIDIKAN KARAKTER SERTAPENGEMBANGAN BERFIKIR DAN DISPOSISI MATEMATIK

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Utari SumarmoJurusan Pendidikan Matematika Universitas Indonesia

ABSTRAK

Pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideology bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut juga sesuai dengan Visi Matematika, Tujuan Pembelajaran Matematika, disposisi matematik, dan habits of mind yang diperlukan dalam belajar matematika. Pelaksanaan pendidikan nilai bersamaan waktu dengan pengembangan kemampuan berpikir dan disposisi matematik melalui: pemahaman, pembiasaan, keteladanan dan contoh, serta pembelajaran yang berkelanjutan dalam semua jenis pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristikpembelajaran aktif, kreatif, efisien, menyenangkan (PAKEM).

Kata kunci: pendidikan nilai, disposisi matematik, kemandirian belajar, habitsof mind, berpikir matematik, berpikir logis, berpikir kritis, berpikirkreatif matematik, PAKEM

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 2: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR SERTA PEMBINAAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Yanto Permana

Widyaiswara Matematika pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI),

email: [email protected]

Abstrak

Keterampilan berpikir matematis yang umumnya terwujud dalam berpikir tingkat tinggi sangat diperlukan siswa. Hal ini terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah matematika itu sendiri dan sekaligus memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu kemampuan berpikir matematis terutama menyangkut doing math yang tersimpul dalam kemampuan pemahaman matematis, komunikasi matematis, penalaran matematis, dan pemecahan masalah perlu mendapat perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencerdaskan siswa saja, tetapi juga mempunyai potensi untuk membentuk karakter siswa. Selama ini, sekolah lebih sibuk dengan aspek kognitif saja, sehingga aspek yang lebih mendasar, yaitu karakter siswa kurang tersentuh. Makalah ini membahas pengembangan keterampilan berpikir serta pembinaan karakter melalui pembelajaran matematika.

Kata Kunci: Keterampilan Berpikir Matematis, Pemahaman Matematis, Komunikasi Matematis, Penalaran Matematis, Pemecahan Masalah, dan Pembinaan Karakter.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 3: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ELABORASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

Abdul Muin & Ratna Puspitasari

Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakartae-mail: [email protected]

Abstrak

This study examines the students’ mathematics conceptual understanding as the effect of elaboration learning model. The research methods used is a quasi experimental design with posttest-only control. Based on the data analysis collected during research conducted, can be concluded as (1) the ability of students' mathematics conceptual understanding from class using elaboration learning models is higher than the ability of student mathematics conceptual understanding from class using convensional learning model, (2) the ability of students' mathematics conceptual understanding on the dimensions of translational from elaboration learning models is highest than other dimension of conceptual understanding..

Kata kunci: Mathematics conceptual understanding, Elaboration model

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 4: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

MENGEMBANGKAN BAHAN AJARELEKTRONIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

MATEMATIS TINGKAT TINGGI

Nanang SupriadiIAIN Raden Intan [email protected]

ABSTRAK

Bahan ajar elektronik interaktif (BAEI) adalah bahan ajar yang dapatmelakukan interaksi (berlangsung dua arah) antara bahan ajar dengan pengguna(user) dan sesama pengguna bahan ajar.Salah satu alat bantu untuk mengembangkan bahan ajar yang interaktif ialah menggunakan opensource software bernama Geogebra. Kelebihan dariGeogebraadalah software ini bersifat opensoure sehingga kita tidak harus membayar lisensi untuk menggunakannya, dan yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan BAEI adalah software ini mampu merekam aktivitas pengguna software Geogebra dalam bentuk video yang dapat digunakan sebagai tutorial pembelajaran dalam bahan ajar yang akan dikembangkan. Dengan demikian, penggunaan BAEI diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi (KBMTT). BAEIyang akan dikembangkan dalam meningkatkan KBMTT meliputi aspek-aspek:1)pemecahan masalah matematis; 2)kemampuan komunikasi matematis; 3) kemampuan koneksi matematis; 4) kemampuan penalaran matematis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan yang dilakukan adalah: 1)analisis secara teoritis tentang BAEI berbantuan Geogebradalam pembelajaran matematika;2) analisis teoritis tentang KBMTT;3) mengembangkan prototipe BAI berbantuan Geogebrauntuk mengembanganKBMTT;4) ujicoba terbatas BAI berbantuan Geogebrauntuk meningkatkanKBMTT; 5) penyempurnaan BAI berbantuan Geogebrauntuk mengembanganKBMTT.

Kata Kunci: Bahan Ajar Interaktif (BAI), Geogebra, Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi (KBMTT)

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 5: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Tahap Deduksi Informal Siswa dari Teori Van Hiele untuk Materi Segiempat

Hapizah

Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya

Jalan Palembang-Prabumulih KM 32, e-mail: [email protected]

Abstrak

Deduksi informal merupakan salah satu tahapan perkembangan mental dalam geometri siswa menurut Van Hiele, atau dengan istilah lain tahapan pengurutan. Pada tahap ini siswa sudah dapat memahami hubungan antara bentuk-bentuk geometri, dan dapat memahami definisi serta dapat memberikan argumentasi secara informal. Berdasarkan teori tersebut siswa sudah mampu mengurutkan bangun geometri. Untuk melihat hal tersebut, dilakukan penelitian secara deskriftif kuantitatif pada materi segitiga dan segiempat, namun yang dikaji dalam tulisan ini hanya untuk materi segiempat. Dari penelitian terhadap 26 siswa, yang dipilih secara acak dari tiga sekolah di Kota Palembang, didapatkan hasil sebagai berikut: persentase siswa yang dapat menentukan persegipanjang adalah 100%, persentase siswa yang dapat menentukan persegi adalah 80,77%, persentase siswa yang dapat menentukan jajargenjang adalah 19,23%, persentase siswa yang dapat menentukan belah ketupat adalah 15,35%, persentase siswa yang dapat menentukan layang-layang adalah 100%, persentase siswa yang dapat menentukan trapesium adalah 73,08%, persentase siswa yang dapat menentukan persegi sebagai persegipanjang adalah 3,85%, persentase siswa yang dapat menentukan persegipanjang sebagai jajargenjang adalah 3,85%, persentase siswa yang dapat menentukan persegi sebagai jajargenjang adalah 7,69%, persentase siswa yang dapat menentukan belah ketupat sebagai jajargenjang adalah 38,46%, persentase siswa yang dapat menentukan persegi sebagai belah ketupat adalah 7,69%, persentase siswa yang dapat menentukan persegi sebagai layang-layang adalah 0%, persentase siswa yang dapat menentukan belah ketupat sebagai layang-layang adalah 15,38%.

Kata kunci : deduksi informal, segiempat.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 6: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Heni Pujiastuti, S.Pd., M.Pd.

Dosen Pendidikan MatematikaUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang, e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah bila dibandingkan dengan mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttest control group design). Dalam penelitian ini, mahasiswa kelompok eksperimen mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah sedangkan kelompok kontrol mendapat pembelajaran konvensional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang mengontrak mata kuliah Kapita Selekta SMP semester ganjil tahun 2010/2011. Data diperoleh dari hasil pretes dan postes. Selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui perbedaan rerata peningkatannya. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data, disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang mendapat Pembelajaran Berbasis Masalah lebih baik daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 7: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS DALAM GEOMETRI

Lia KurniawatiJurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak

Kemampuan berpikir reflektif matematis merupakan salah satu

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan pada peserta

didik dalam pembelajaran, karena kemampuan berpikir ini dapat mendorong

peserta didik untuk selalu menyelesaikan permasalahan dengan melihat

berbagai sudut pandang berdasarkan pengetahuan atau pengalaman

sebelumnya dengan disertai alasan atau dasar yang tepat/logis, serta

menyimpulkan/membuat keputusan berdasarkan refleksi terhadap berbagai

solusi dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Selain itu, berpikir reflektif

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menilai keyakinanan

dalam memberikan jawaban terhadap masalah yang diberikan. Tulisan ini

mengkaji mengenai proses berpikir reflektif matematis dalam geometri yang

dapat memberikan gambaran dan bahan pertimbangan guru dalam mendesain

pembelajaran sehingga kemampuan berpikir reflektif matematis dapat

berkembang dengan baik khususnya pada materi-materi geometri .

Kata Kunci: Berpikir reflektif matematis

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 8: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

ANALISIS PROSES PENGEMBANGAN KURIKULUM ADAPTIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM RINTISAN

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL(RSBI) DI SMP NEGERI 2 TEMANGGUNG

Rosida Rakhmawati M1, Riyadi2, Pangadi2

1) Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika UNS2) Staff Pengajar Pendidikan Matematika Pasca Sarjan UNS

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan kurikulum adaptif mata

pelajaran matematika pada program RSBI SMP Negeri 2 Temanggung yang meliputi pemahaman guru-guru di SMP Negeri 2 Temanggung terhadap pengembangan kurikulum RSBI pada mata pelajaran matematika, Proses penyusunan dan pengembangan kurikulum RSBI di SMP Negeri 2 Temanggung pada mata pelajaran matematika, ketercapaian pengembangan kurikulum matematika yang diadopsi dan diadaptasikan dengan kurikulum internasional pada mata pelajaran matematika dan hambatan proses pengembangan kurikulum matematika yang diadopsi dan diadaptasikan dengan kurikulum internasional pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini dilakukan di Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 2 Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman sekolah terhadap pengembangan kurikulum masih minim, dikarenakan kepedulian guru dalam pengembangan dan pendalaman kurikulum belum sepenuhnya ditingkatkan. pengembangan tersebut juga mengacu pada visi dan misi sekolah. Pemahaman sekolah terhadap pengem-bangan kurikulum tercermin dalam visi-misi. Visi-misi tersebut yang menjadikan SMP Negeri 2 Temanggung mewujudkan sekolah yang berwawasan kebangsaan dan berwawasan global. Proses penyusunan dan pengembangan kurikulum RSBI di SMP Negeri 2 Temanggung pada mata pelajaran matematika (1) Penyusunan dan pengembangan kurikulum di SMP Negeri 2 Temanggung dengan mengembangkan standar isi dan standar kompetensi lulusan pada KTSP, (2) Pembuatan rancangan kurikulum SMP Negeri 2 Temanggung dengan bahan kurikulum nasional BSNP, dan kurikulum internasional dari Australia telah sesuai dengan ketentuan standar kriteria RSBI, (3) Penyusunan pengembangan kurikulum menganut prinsip berorientasi tujuan, relevan, dan prinsip mutu. Ketercapaian pengembangan kurikulum matematika yang diadopsi dan diadaptasikan dengan kurikulum internasional pada mata pelajaran matematika ditandai dengan tidak tersedianya dokumen kurikulum yang memadai yang dapat dimiliki oleh setiap guru. Namun dipihak lain, mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berdampak pada(1) Kelulusan siswa dalam Ujian Nasional mencapai 100%, (2) Terserapnya lulusan/ alumni SMP Negeri 2 Temanggung pada Sekolah menengah atas/kejuruan bertaraf

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 9: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

internasional, (3) Berprestasinya siswa dalam setiap event, baik tingkat kabupaten maupun tingkat nasional, (4) Berprestasinya guru, baik tingkat kota maupun tingkat nasional. Hambatan Proses pengembangan kurikulum matematika yang diadopsi dan diadaptasikan dengan kurikulum internasional pada mata pelajaran matematika. Beberapa kendala yang ditemui selama proses pengembangan kurikulum di SMP Negeri 2 Temanggung (1) Belum optimalnya tim pengembang kurikulum (Nasional dan Internasional) dalam koordinasi (2) Menjalin hubungan dengan sekolah internasional dan mengembangkan Sisters School (3) Merujuk pada mutu Standar negara maju (4) Belum terpenuhinya 20% guru berijazah S2/S3 dari perguruan tinggi berakreditasi A (5) Penilaian belum diperkaya dengan standar penilaian sekolah unggul Negara OECD (6) Proses pembelajaran yang terjadi belum sepenuhnya berorientasi pada strategi pembelajaran berstandar Internasional berbasis ICT dan Bilingual (7) Perpustakaan belum dilengkapi dengan sarana digital library.

Kata Kunci: Analisis, Pengembangan Kurikulum Adaptif.

UPAYA MEMBANGUN KULTUR DAN KONTEKS

BERMATEMATIKA

Rafiq ZulkarnaenDosen Pendidikan Matematika

STKIP Siliwangi BandungJln. Terusan Jendral Sudirman, Kebon Rumput-Cimahi, e-mail:

[email protected]

Abstrak

Seorang siswa yang mengetahui aturan atau algoritma untuk memecahkan permasalahan matematika tidaklah dikatakan “pintar” matematika, melainkan siswa tersebut dapat menunjukkan kemampuan mengargumentasikan gagasan, menganalisis, menformulasikan, mengkomunikasikan, mempresentasikan, melakukan pemodelan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.Membentuk siswa menjadi “pintar” matematika diperlukan ke-melek-an akan matematika. melek matematika dapat didefinisikan tidak hanya fokus perhatian kepada pengetahuan minimal akan matematika, tetapi juga memuat kompetensi matematika dan mengaplikasikan konsep matematika kepada disiplin ilmu yang lainnya dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa begitu vital. Pembelajaran mengenai konsep dasar matematik begitu penting. Lebih dari itu, konsep matematika yang siswa pelajari haruslah lebih bermakna. Makalah ini merupakan hasil studi kasus pada perkuliahan kapita selekta matematika di Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

Kata Kunci : Melek Matematika, doing math

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 10: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

MENYELESAIKAN SOAL DIVERGEN TERKAIT PENJUMLAHANDENGAN METODE BERCERITA UNTUK MENGEMBANGKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ANAK USIA DINI

Tita MulyatiDosen Konsentrasi Matematika

UPI KAMPUS CIBIRUJalan Raya Cibiru KM.15 Bandung, e-mail: [email protected]

Abstrak

Anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-8 tahun. Pada rentang usia tersebut, anak telah bermatematika dalam kehidupan sehari-harinya. Di dalam diri anak, sejak usia dini faktanya telah memiliki potensi kecerdasan matematis yang perlu digali dan dikembangkan dengan tepat sesuai tingkat pertumbuhannya, diawali dengan mengenalkan matematika itu sendiri melalui kegiatan belajar sederhana, salah satunya dengan metode bercerita yang dikaitkan dengan konsep matematika, misalnya penjumlahan, disertai pemberian soal divergen. Dengan metode tersebut, siswa diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam membuat hubungan antara situasi dalam cerita dengan konsep matematika yang dikenalkan, sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri dan kemampuan berpikir kreatifnya akan berkembang. Hal itu bisa terjadi karena ketika diberikan situasi dan permasalahan, siswa akan mengeluarkan sejumlah ide yang beragam, bahkan ide yang tak biasa atau berbeda dengan yang lain. Hal tersebut merupakan aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif.

Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kecerdasan Matematis, Metode Bercerita, Soal Divergen, Kemampuan Berpikir Kreatif.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 11: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA RINTISAN SEKOLAH DASAR BERTARAF INTERNASIONAL

(R-SD-BI) DI SD 03 JATENKABUPATEN KARANGANYAR

Yanuar Hery Murtianto1, Riyadi2, Pangadi2

1) Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNS2) Staaf Pengajar S2 Pendidikan Matematika UNS

E-mail: [email protected]. HP.085640758116

ABSTRAK

Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika pada Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional di SD 03 Jaten Kabupaten Karanganyar. Upaya peningkatan mutu proses pembelajaran matematika untuk mencapai output yang berkualitas terus menerus diupayakan oleh berbagai pihak. Upaya peningkatan mutu proses pembelajaran, diartikan sebagai upaya perbaikan dalam pendidikan dan tidak akan pernah mencapai titik akhirnya. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Proses pembelajaran matematika sesuai panduan program R-SD-BI yang berlandaskan pro-perubahan, mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi dan nalar serta dapat menemukan kemungkinan baru”a joy of discovery” diharapkan akan menghasilkan generasi matematika yang mampu bersaing secara nasional maupun Internasional. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang proses pembelajaran matematika pada program Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendriskipsikan proses pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar pada Program Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD 03 Jaten Kabupaten Karanganyar. Proses

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 12: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

penelitiannya mengikuti tahap-tahap: (1) menyusun instrument penelitian, (2) menentukan subjek penelitian, (3) mengumpulkan data penelitian, (4) menganalisis data penelitian dan (5) penarikan kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik interaktif dengan tiga prosedur yaitu: (1) Reduksi Data, (2) Penyajian Data, (3) Penarikan Kesimpulan dan verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah kriteria kredibilitas yang terdiri dari: (1) perpanjangan pengamatan, (2) Triangulasi, (3) Auditing.

Kata Kunci: Analisis Proses Pembelajaran Matematika, Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional.

Literasi Matematik (Mathematical Literacy)

R. Bambang Aryan Soekisno Dosen Pendidikan Matematika

STKIP Siliwangi - Bandung

Abstrak

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji berbagai kemampuan dan keterampilan matematik yang diperlukan setiap warga negara agar dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Kemam-puan dan keterampilan matematik tersebut diistilahkan dengan literasi matematik. Literasi matematik diperlukan oleh setiap warga negara untuk menjawab berbagai persoalan yang melibatkan penalaran kuantitatif, spasial, peluang, atau relasional. Kemampuan membaca, menulis dan keterampilan aritmatika belum mencukupi untuk menangani masalah rumit dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang juga mesti mengetahui hubungan antara dua objek atau lebih, sehingga proses penalaran itu terjadi. Bila penalaran dilakukan dalam literasi matematik maka literasi matematik dapat dipandang sebagai kemampuan dan keterampilan yang dapat digunakan oleh seseorang untuk dapat bertahan hidup.

Kata kunci: Literasi Matematik; Penalaran Matematik.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 13: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VIII DALAM PENGAJUAN MASALAH (PROBLEM POSING) MATEMATIKA

PADA MATERI POKOK BANGUN DATAR

Novila Rahmad Basuki1, Imam Sujadi2, Tri Atmojo K2

1) Program Studi Magister Pendidikan Matematika2) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNS

AbstrakPenelitian ini merupakan studi awal dalam rangka pengembangan instrument

penelitian. yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP dalam pengajuan masalah matematika pada materi pokok bangun datar. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondang. Pengumpulan data siswa berdasarkan kelancaran berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes tertulis dan wawancara berbasis tugas. Analisis data dilakukan berdasarkan data tes tertulis dan data wawancara. Hasil penelitian sebagai berikut. Siswa dalam dalam mensintesis ide berdasarkan gambar yang sudah ada, kemudian menggabungkan mencoba menggabungkan dari gambar-gambar tersebut soal. Dalam tahap membangun ide sebagai hasil sintesis ide, pertimbangannya adalah kemudahan dalam pikirannya, sehingga siswa langsung membuat soal, tidak memikirkan ukurannya terlebih dahulu. Siswa dalam merencanakan penerapan ide dalam membuat soal, sebenarnya siswa mempunyai ide membuat soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menerapkan ide, siswa membuat soal tentang luas dengan pertimbangan kemudahan.

Kata kunci: proses berpikir kreatif, pengajuan masalah dan bangun datar

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 14: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Pengaruh Pemberian Tes Formatif Pilihan Ganda dengan Reward dan Punishment Score terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Risqi RahmanUniversitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA

[email protected], [email protected], www.risqirahman.com

Dody AdyansyahUniversitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA

[email protected] m

 ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh pemberian tes formatif pilihan ganda dengan reward dan punishmentscore terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Sebagai eksperimen dilakukan pembelajaran dengan memberikan tes formatif pilihan ganda tanpa reward dan punishmentscore. Tes formatif pilihan ganda dengan reward dan punishmentscore adalah soal bentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir satuan pembelajaran dengan memberikan skor lebih pada siswa yang menjawab benar dan pengurangan skor pada siswa yang menjawab salah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: ”Terdapat pengaruh pemberian tes formatif pilihan ganda dengan reward dan punishmentscore terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel”. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 188 Jakarta pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil secara acak sederhana dengan mengambil 60 siswa yang terdiri dari 2 kelas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian tes formatif pilihan Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 15: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

ganda dengan reward dan punishmentscore terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

Kata kunci :tesformatif , soalpilihanganda, rewardscore, punishment score, hasil belajar matematikasiswa

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, PROSES BERPIKIR KRITIS, KREATIF DAN DISPOSISI MATEMATIK DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Wahid UmarDosen FKIP Unkhair Ternate

[email protected]

ABSTRAKKetidaktepatan makna dan implementasi pendidikan karakter di sekolah menjadi dorongan penulis untuk membahasnya. Pembahasan ini sangat penting sebagai salah satu terobosan baru dalam pendidikan Indonesia untuk memoles dan mengembangkan karakter siswa yang unik dan orisinal. Pelaksanaan pendidikan karakter merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika, maka sangat penting dikembangkan pada siswa yang belajar matematika. Hal inipun sesuai dengan visi matematika dan tujuan pembelajaran matematika dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif serta disposisi matematik siswa melalui: pemahaman, pembiasaan, keteladanan dan contoh, serta pembelajaran yang berkelanjutan dalam berbagai jenis pendekatan pembelajaran. Secara garis besar tulisan ini mengkaji tentang pendidikan karakter, berpikir kritis, kreatif, dan disposisi matematik serta bagaimana aplikasi dalam pembelajaran matematika.

Kata kunci: implementasi pendidikan karakter, berfkir kritis dan kreatif, disposisi matematik

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 16: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DAN KAITANNYA DENGAN

MATHEMATICAL HABITS OF MIND1

Ely Susanti

Abstrak

Pembelajaran dengan cara konvesional tidak banyak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, motivasi belajar, sikap siswa serta kebiasaan dalam memecahkan masalah. Kebiasaan memecahkan masalah sangat erat hubungannya dengan kebiasaan berpikir matematis atau mathematical habits of mind. Mathematical habits of mind (MHoM) atau kebiasaan berpikir matematika tidak dapat tumbuh dengan sendirinya dan proses pembentukan MHoM ini dapat dilakukan pendidikan dan pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk membentuk MHoM adalah pembelajaran berbantuan komputer. Sehingga tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang hakikat pembelajaran berbantuan komputer dan hakekat mathematical habits of mind, serta hubungan antara pembelajaran berbantuan komputer dan mathematical habits of mind. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa pembelajaran berbantuan komputer dapat menumbuhkan mathematical habits of mind seperti kreatif,

1

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 17: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

inovatif, kritis, continous learning, dan lain sebagainya

Kata Kunci: Pembelajaran berbantuan komputer, Mathematical Habits of Mind

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK PADA PEMAHAMAN KONSEP KEKEKALAN BILANGAN

Rohana

Prodi P.Matematika FKIP Univ.PGRI Palembang(E-mail: [email protected])

Abstrak

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting peranannya dalam mempelajari konsep matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar menekankan pada pemahaman konsep dasar matematika dan hubungan antar berbagai sistem bilangan. Sebelum memperkenalkan konsep bilangan, beberapa hal yang perlu dikuasai terlebih dahulu oleh anak yaitu; (1)kemampuan mengklasifikasi, (2)kemampuan membandingkan, dan (3)konsep kekekalan bilangan. Pemahaman konsep kekekalan bilangan yang baik akan membantu meminimalisir miskonsepsi tentang bilangan. Apabila anak masih berpikir bahwa bilangan dapat berubah-ubah banyaknya tergantung dari letak susunannya atau konfigurasinya, maka anak tersebut belum memahami konsep kekekalan bilangan. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum tentang pemahaman konsep kekekalan bilangan siswa terkait kesiapan mereka dalam mempelajari konsep bilangan. Studi kasus melibatkan 18 siswa kelas satu SD Muhammadiyah 7 Bandung TA 2011/2012. Melalui penelitian deskriptif ini, disimpulkan sebesar 44,4% siswa yang memahami konsep kekekalan bilangan.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 18: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Kata kunci: perkembangan kognitif, konsep kekekalan bilangan, konsep bilangan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG LEBIH BERKARAKTER DENGAN METAFORA

Oleh

MAULANA2

Pendidikan Guru Sekolah DasarUniversitas Pendidikan Indonesia

[email protected]

Abstrak

Pembelajaran atau perkuliahan, sebagai bagian yang sangat penting dalam pendidikan, seringkali tersaji dengan dangkal dan kering akan nilai-nilai (values). Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika, peserta didik tidak jarang hanya dijejali oleh muatan-muatan materi pelajaran, namun justru mengesampingkan aspek lain, yakni nilai-nilai. Tidak heran jika pada ujungnya nanti,output dari serangkaian

2

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 19: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

proses pendidikan atau pembelajaran yang diharapkan menjadi generasi penerus dan agen perubahan, justru menjadi generasi yang carut-marut, lebih suka tawuran, merusak, dan hal-hal buruk lainnya. Lalu alternatif apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Seiring dengan “pendidikan berkarakter” yang kini sangat digaung-gaungkan, maka penggunaan metafora dalam pembelajaran atau perkuliahan, dapat menjadi salah satu pilihan yang cukup baik dan menarik untuk menanamkan karakter dalam diri peserta didik. Apalagi jika metafora tersebut lebih berwujud keteladanan dari sang pendidik.

Tulisan ini mengkaji penggunaan metafora dalam pembelajaran atau perkuliahan matematika, yang melibatkan serangkaian hasil penelitian penulis terhadap peserta didik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Banten, dan Riau, sejak tahun 2004 hingga 2011. Dari hasil-hasil penelitian tersebut, nyata bahwa telah terjadi perubahan anggapan peserta didik mengenai buruknya citra pembelajaran matematika, menjadi jauh lebih positif, lebih menyegarkan, penuh makna, menyenangkan, dan mampu memicu motivasi untuk menjadi diri yang lebih baik dan berkualitas.

Keywords: pendidikan berkarakter, pembelajaran matematika, metafora, motivasi.

PENGEMBANGAN DISAIN DIDAKTIS BAHAN AJAR PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS LUAS DAERAH SEGITIGA PADA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA

Tatang Supriatna,M.Pd

ABSTRAKPemecahan masalah tentang luas daerah segitiga mempunyai peranan

penting dalam bidang matematika, oleh karena itu pemecahan masalah tentang luas daerah segitiga perlu ditekankan sejak dini. Kenyataannya siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari luas daerah segitiga, hal ini terjadi juga pada SMP di S umedang. Rendahnya pemecahan masalah siswa terhadap materi luas daerah segitiga diduga karena kesalahan dalam mempelajari konsep alas dan tinggi, sehingga pada saat siswa dihadapkan pada soal pemecahan masalah siswa banyak menemukan kesulitan dalam menentukan alas dan tinggi. Selain itu siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri rumus luas daerah segitiga, melainkan siswa secara langsung diberikan rumus oleh guru, sehingga siswa cenderung menghafal rumus tersebut. Selain itu siswa jarang mendapatkan kesempatan menyelesaikan soal pemecahan masalah.Kata kunci : Disain didaktis, alas dan tinggi, luas daerah segitiga.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 20: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

Agus Jaenudin, S.Si, M.PdDosen Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang

Jalan Angkrek Situ No.19 Sumedang

ABSTRAK

Pada Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs dinyatakan bahwa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika antara lain adalah pemahaman konsep. Lebih jauh dinyatakan bahwa siswa dikatakan memahami konsep bila siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi, dan memeberi contoh atau bukan contoh dari konsep. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematis adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan didapat bahwa Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 21: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik lebih baik dari pada yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Kata kunci : Pemahaman Konsep matematis, Pembelajaran Matematika Realistik, pembelajaran konvensional

Kemampuan Spasial (Spatial Ability)

Toto Subroto, S.Si, M.PdDosen Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang

Jalan Angkrek Situ No.19 Sumedang, e-mail: [email protected]

Abstrak

kemampuan spasial merupakan proses mental dalam mempersepsi, menyimpan, mengingat, mengkreasi, mengubah, dan mengkomunikasikan bangun ruang. Pada matematika di sekolah kemampuan spasial ini berhubungan dengan materi geometri bangun ruang. Kemampuan spasial sangat dibutuhkan bagi siswa yang bercita-cita seperti arsitek, desain interior, pilot, animator games 3dimensi dan lain sebagainya. Menurut Meir kemampuan spasial terdiri dari kemampuan persepsi, kemampuan visualisasi, kemampuan rotasi, kemampuan relasi, dan kemampuan orientasi.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 22: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Kata kunci : kemampuan spasial, kemampuan spasial persepsi, kemampuan spasial visualisasi, kemampuan rotasi, kemampuan spasial relasi, kemampuan spasial orientasi.

Metode Dua Kolom untuk Pembuktian Matematis

Kodirun, Drs., M.Pd.

Staff Pengajar FMIPA Universitas Haluoleo KendariMahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

ABSTRAK

Makalah ini menjelaskan tentang penggunaan dua kolom dalam pembuktian teorema atau konjektur dalam Struktur Aljabar. Metode dua kolom sudah sejak lama dikenal terutama untuk pembuktian dalam Geometri. Oleh karena pembuktian dua kolom ini berhasil dengan baik dalam proses pembuktian pada bidang Geometri maka penggunaannya dilebarkan ke bidang Struktur Aljabar. Kolom pertama berisi argumen yang berurut logis dari baris pertama hingga baris akhir yaitu kesimpulan, sedangkan kolom kedua (kanan) berisi alasan mengapa argumen itu ditulis.

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 23: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Kata Kunci: Pembuktian Matematis, Metode Dua Kolom.

PEMBELAJARAN METODE IMPROVEDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN

DISPOSISI MATEMATIS SISWA

Oleh:Bambang Sri Anggoro

Matematika merupakan ilmu yang kaya, menarik, banyak terkait dengan kehidupan, memungkinkan banyak eksplorasi dan interaksi yang dapatdilakukan siswa. Namun, dalam pembelajaran matematika interaksi yang sering terjadi adalah pemberitahuan definisi dan aturan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pemakaian definisi dan aturan tersebut dalam contoh dan latihan soal. Pembelajaran yang demikian membuat siswa kurang aktif karena kurang memberi peluang kepada siswa untuk lebih banyak berinteraksi dengan sesama dan dapat membuat siswa memandang matematika sebagai suatu kumpulan aturan dan latihan yang dapat Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 24: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

berujung pada rasa bosan dan bingung saat diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan.

Pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, melainkan juga aspek afektif, seperti disposisi matematis. Disposisi matematis berkaitan dengan bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir terbuka untuk mengeksplorasi berbagai alternatif strategi penyelesaian masalah. Disposisi juga berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri (NCTM, 1991).

Disposisimatematis dapat dihadirkan dalam pembelajaran denganmenyadarkansiswapadametakognitifnya.Metakognitif menuntut siswa untuk secara sadar apa yang terjadi pada kognitifnya dalam proses belajar. Salah satu pembelajaran yang menuntut adanya kesadaran siswa pada metakognitifadalah adalah metodepembelajaran IMPROVE (Introducingthe New Concept,Meta cognitive Questioning,Practicing,ReviewingandReducing Difficulties,ObtainingMastery,Verification,andEnrichment). Pembelajaran IMPROVE merupakan pembelajaran berupa: mengantarkankonsepbaru,pertanyaanmetakongnitif,latihan,mereview dan mengurangi kesulitan, penguasaan materi, melakukan verifikasi, dan pengayaan.

Kata kunci:Kemampuan Representasi Matematis, DisposisiMatematikdan MetodePembelajaran IMPROVE

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGANHASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

DI JAKARTA

Ishaq Nuriadin, [email protected]

(FKIP UHAMKA Pendidikan Matematika)Suci Ramadani, S.Pd

[email protected](FKIP UHAMKA Pendidikan Matematika)

ABSTRAK

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 25: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 81 Jakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Simple random sampling, diambil sebanyak 30 siswa. Penelitian ini menggunakan metode Survey dengan teknik Korelasi. Instrumen kemandirian belajar menggunakan Skala Likert, sedangkan instrumen hasil belajar matematika menggunakan Tes yang telah diuji validitas dan reliabelitas instrumen. Selanjutnya uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors, uji linieritas, dan uji keberartian regresi dengan menggunakan analisis varians (ANAVA). Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y, maka menghitung keberartian korelasi dengan menggunakan uji t-student, dengan taraf signifikansi α=¿0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa SMA.

Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Matematika Siswa

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GARIS TINGGI PADA SEGITIGA

DENGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME(Studi Kasus pada Mahasiswa Dual Mode Konsentrasi IPS, UPI Kampus Serang)

Isrok’atun

Abstrak

Suatu pengetahuan adalah hasil konstruksi siswa sendiri yang menyebabkan belajar akan lebih bermakna. Terkadang seorang pendidik lupa bahwa seorang siswa mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsep awal siswa. Apabila diungkap konsep awal mereka, maka dengan mudah siswa tersebut dapat menerima Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 26: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

pengetahuan/materi baru, karena siswa tersebut secara tidak langsung membangun pengetahuannya sendiri. Pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang sedemikian rupa sehingga siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuannya, dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Dalam hubungannya dengan penguasaan konsep geometri oleh siswa, yang harus diperhatikan adalah bagaimana anak membentuk konsep tersebut dalam struktur kognitifnya. Hafalnya siswa terhadap rumusan konsep belum menjadi jaminan bahwa ia telah belajar geometri dalam arti yang sebenarnya. Seperti halnya, tentang pemahaman garis tinggi dalam segitiga tidaklah instan, akan tetapi dapat dipelajari dengan cara mengkonstruksi pemahaman melalui kegiatan praktek yang akan membuat siswa terlibat dalam hands on activity. Melalui kegiatan membuat garis tegak lurus, mengukur, dan menghitung luas segitiga, siswa diarahkan pada suatu kegiatan sehingga mereka terlihat menyenangi dan tidak bosan, sampai dipahami bahwa pada setiap segitiga, ada tiga garis tinggi untuk tiga alas yang bersesuaian dalam satu luas tertentu.

Kata kunci: Konstruktivisme, Membangun pengetahuan, Hands on activity, dan Pemahaman garis tinggi.

Rumus Kehidupan di Balik Model Matematika

Farisa Zahrotul Latifah

Abstrak

Pembelajaran matematika banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, meski tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak disenangi. Pembelajaran matematika tak hanya berkutat dengan rumus hitung-menghitung saja, karena melalui model-model matematika begitu banyak rumus-rumus kehidupan yang dapat diadopsi dan diimplementasikan dalam kehidupan. Model Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 27: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

matematika sangat erat kaitannya dengan pembangunan karakter dan nilai-nilai kehidupan, yang aplikasinya tak hanya bagi kehidupan dunia tetapi juga kehidupan akhirat, karena pembentukan karakter sesungguhnya dapat dilakukan melalui pembelajaran matematika yang bermakna sebagai fondasi untuk membentuk manusia yang cerdas, berpengetahuan luas, dan sekaligus berakhlak mulia.

Kata kunci: model matematika, rumus kehidupan, pembentukn karakter.

PENGGUNAAN KONSEP MATEMATIKA DALAM BUDAYA JAWA

NURIANA RACHMANI DEWI (NINO ADHI), S.Pd., M.Pd

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang, email: [email protected]

ABSTRAKMatematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Sifat

matematika yang abstrak inilah yang sering menimbulkan pobhia matematika pada diri manusia baik peserta didik atau masyarakat pada umumnya. Bahkan di Indonesia

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.

Page 28: Kumpulan Abstraks

PROSIDING ISBN : XXX – XXX – XXXXX – X – X

matematika terkesan baru dikenal pada abad ke 20. Padahal tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat Jawa khususnya banyak hal-hal yang menggunakan konsep matematika sebagai dasar. Berdasarkan hal tersebut maka makalah ini akan membahas tentang penggunaan konsep-konsep matematika dalam budaya Jawa.

Masyarakat Jawa mempunyai budaya yang dipercaya secara turun temurun dan masih ditaati hingga saat ini. Banyak budaya-budaya tersebut yang menggunakan konsep matematika sebagai dasarnya. Perhitungan perkawinan/ jodoh dan kematian, sengkala, serta batik adalah beberapa budaya Jawa yang mnggunakan konsep matematika dan masih dipergunakan hingga saat ini.

Kata kunci: Matematika, Budaya Jawa

Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pengembangan Keterampilan Berpikir serta Pembinaan Karakter Melalui Pembelajaran Matematika”. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang, 07 April 2012.