kumpulan pantun
DESCRIPTION
PANTUNTRANSCRIPT
Sekilas Tentang Pantun
Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran (pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Ada dua pendapat mengenai hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna.Pendapat ini dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna, tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen yag mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr. (HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna/penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh/tak sempurna. Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”
Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, pantun merupakan jenis sastra lisan yang paling populer. Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dst. Dalam prkatiknya, pantun ini diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu: Pantun Nasihat, Pantun Berkasih Sayang, Pantun Suasana Hati, Pantun Pembangkit Semangat, Pantun Kerendahan Hati, Pantun Pujian, Pantun Teka-teki, Pantun Terhadap Perempuan, dan Pantun Jenaka.Pantun juga berfungsi sebagai bentuk interaksi yang saling berbalas, baik itu dilakukan pada situasi formal maupun informal. Pantun pada masyarakat Melayu mengalir berdasarkan tema apa yang tengah diperbincangkan. Ketika seseorang mulai memberikan pantun, maka rekan lainnya berbalas dengan tetap menjaga tali perbincangan. Dalam interaksi pantun berbalas ini berlatar belakang pada situasi formal maupun situasi informal. Pada situasi formal semisal ketika meminang atau juga membuka sebuah pidato, sedangkan pada situasi informal seperti perbincangan antar rekan sebaya.
Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun. Sebagaimana dikatakan bahwa:
Di mana orang berkampung disana pantun bersambung. Di mana ada nikah kawin disana pantun dijalin. Di mana orang berunding di sana pantun bergandeng. Dimana orang bermufakat di sana pantun diangkat. Di mana ada adat dibilang, di sana pantun diulang. Di mana adat di bahas di sana pantun dilepas”.
Karena itu tidak pandang latar belakang apapun, pantun dapat digunakan baik untuk
anak-anak, orang muda maupun orang tua. Adapun beberapa klasifikasi berbagai pantun antara lain berupa: Pantun nasehat, Pantun lucu, Pantun cinta, Pantun pujian, Pantun suasana hati, DLLPantun Nasehat
Kumpulan Pantun
Pantun Nasehat
Beli barang jangan yang murahBiarlah saja asal sanggupJanganlah kamu mudah menyerah Hadapi semua rintangan hidup
Pantun Teka-Teki
Aduh sakit gigiku bengkakSekarang jangan banyak bertanyaHewan imut lincah bergerakMirip tikus apa namanya
Pantun Jenaka
Monyet muda mengambil kelapaBerlari riang di saat hujan Aduh heran gelengkan kepalaMelihat kucing pandai berdandan
Pantun Agama
Malam hari lihat bulanMelihat bulan bersama-samaJika ingin disayang TuhanBerbuat baiklah pada sesama
Kumpulan Pantun Nasehat
Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah laparcepat cepatlah pergi makan
Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umumMarilah kita belajar bersama
Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.
Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan
Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju
Ada ubi ada talasAda budi ada balasSebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana
Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suciAkal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci
Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya
Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubunTurutlah ilmu insan nan mati
Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.
Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafatTurutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat
Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah laparcepat cepatlah pergi makan
Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umumMarilah kita belajar bersama
Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orangJangan sampai berbuat salah
Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.
Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan
Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju
Ada ubi ada talasAda budi ada balasSebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana
Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suciAkal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci
Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya
Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubunTurutlah ilmu insan nan mati
Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.
Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafatTurutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat
Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orangJangan sampai berbuat salah
Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.
Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju
Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah
asam kendis asam gelugurke 3 asam riang riangbadan menangis di dlm kuburteringat badan tak pernah sembahyang
Kemumu di tengah pekanDi hembus angina jatuh ke bawahIlmu yang tak pernah di amalkanBagai pohon tak berbuah
Buah semangka buah labuBuah di atas enak rsanyaBerbondonglah kamu menuntut ilmuKarena wajib hukumnya
Naik pesawat ke pakistanSampainya pasti cepatBelajarlah dari kesalahanKelak kebahagiaan akan di dapat
Pantun Pujian Kepada Allah SWT
Banyaklah haji perkara hajiHaji berkunjung ke BaitullahBanyaklah puji perkara pujiPujian agung kepada Allah
Banyaklah lebah perkara lebahLebah meniti kepada galahBanyaklah sembah perkara sembahSembah sejati kepada Allah
Pantun Pujian Kepada Nabi Muhammad, SAW
Banyak hari diantara hariTidak semulia hari Jum‘atBanyak nabi diantara nabiTidak semulia nabi Muhammad
Banyaklah redup perkara redupRedup alamat hari kan hujanBanyaklah hidup perkara hdiupHidup Muhammad menjadi teladan
Jaringan puput merata-rataCampakkan bilis ke dalam pukatKeringlah laut menjadi tintaTakkan tertulis ajaran Muhammad
Pantun Pujian Kepada Orang Tua
Banyaklah angsa berebut terbangMembumbung angsa menuju lepakBanyaklah jasa disebut orangAgunglah jasa ibu dan bapak
Sebesar-besar mayang pinangTakkan sama mayang kelapaSebesar-besar sayang orangTak sama sayang ibu bapa
Supaya tangan tidak terlukaJangan dikepit hulunya kapakSupaya Tuhan tiada murka
Jangan sakiti ibu dan bapak
Pantun Pujian Kepada Pemimpin
Banyaklah orang mencari rusaSekali tembak kaki berpilinBanyaklah orang jadi penguasaTapi tak layak jadi pemimpin
Kalau hendak menyalin suratHari petang lampu berminyakKalau hendak mempimpin rakyatHati lapang ilmu pun banyak
Besarlah batang sagu bertampinBila dikerat mati ujungnyaBesar hutang jadi pemimpinDunia akhiratkan ditanggungnya
Kumpulan Pantun Nasehat Agama
Orang Bayang pergi mengajiKe Cubadak jalan ke PantiMeninggalkan sembahyang jadi beraniSeperti badan tak akan mati
Pangkal dibelit di pohon jarakJarak nan tumbuh tepi serambiJangan dibuat yang dilarang syarakItulah perbuatan yang dibenci Nabi
Jarak nan tumbuh tepi serambiPohon kerekot bunganya samaItulah perbuatan yang dibenci NabiPetuah diikut segala ulama
Pohon kerekot bunganya samaBuahnya boleh dibuat colokPetuah diikut semua ulamaJangan dibawa berolok-olok
Rusa banyak dalam rimbaKera pun banyak tengah berhimpunDosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun
Kera banyak tengah berhimpunSandarkan galah pada pohonSegeralah kita meminta ampunKepada Allah tempat bermohon
Tuman dipegang jatuh ke lautDisambar yu jerung tenggiriImanpun tetap sehingga mautDi situ baru tahukan diri
Disambar yu jerung tenggiriSutan Amat mandi bersimburDi situlah baru tahukan diriMalaikat memalu dalam kubur
Kait-kait di padang temuTerap ditimbun di ujung galahBaik-baik berpegang pada ilmuHarapkan ampun pada Allah
Temu itu banyak warnanyaAda yang putih ada yang biruIlmu itu banyak gunanyaTiada boleh orang menggaru
Pecah cawan di atas petiCawan minum Sutan AmatTuhan Allah yang mahasuciJangan dilupakan setiap saat
Banyaklah hari antara hariTidak semulia hari JumatBanyaklah nabi antara nabiTidak semulia Nabi Muhammad
Delima batu dipenggal-penggalBawa galah ke tanah merahLima waktu kalau ditinggalIbu bapak pasti marah
Buah ini buah beranganMasak dibungkus sapu tanganDunia ini pinjam-pinjamanAkhirat kelak kampung halaman
Belah buluh bersegi-segiBuat mari serampang ikanKuasa Allah berbagi-bagiLebih laut dan juga daratan
Asam rumbia dibelah-belahBuah separuh di dalam ragaDunia ikut firman AllahAkhirat dapat masuk surga
Ambil galah kupaskan jantungOrang Arab bergoreng kicapKepada Allah tempat bergantungKepada Nabi tempat mengucap
Asam kandis asam gelugurKetiga asam riang-riangMenangis di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang
Asam kandis asam gelugurKetiga asam riang-riangMenangis di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang
Kemumu di dalam semakJatuh melayang selaranyaMeski ilmu setinggi tegakTidak sembahyang apa gunanya
Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya
Pantun Suka Cita
Elok rupanya kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang
Dibawa itik pulang petangDapat dirumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datangHati cemas menjadi hilang
Dapat di rumput bilang-bilangMenghisap bunga dengan mayangHati cemas menjadi hilangPerut lapar menjadi kenyang
Juragan bernama Sutan TahirMuat beras bercampur pulutSelama masa adikku lahirTelah beroleh kawan bergelut
Orang Bandung memintal kapasAnak Cina berkancing tulangAyah kandung pulanglah lekasAnanda rindu bukan kepalang
Pergi mengail umpan sinangisDapatlah limbat gedang-gedangAdik kandung jangan menangisOrang penangis lambat gedang
Cina gemuk membuka kedaiMenjual embeh dengan pasuBertepuk adikku pandaiBoleh diupah dengan susu
Ramai orang bersorak-sorakMenepuk gendang dengan rebanaAlangkah besarnya hati awakMendapat baju dengan celana
Ayam kinantan terbang mengekasHinggap di ranting bilang-bilangMelihat ibu pulang lekasHatiku besar bukan kepalang
Hanyut batang berlilit kumpaiTerdampar di ujung Tanjung JatiBunda pulang bapa pun sampaiKemi semua berbesar hati
Saya tidak pandai menariSebarang tari saya tarikanSaya tidak pandai menyanyi
Sebarang nyanyi saya nyanyikan
Kita menari keluar bilikSebarang ari kita tarikanKita bernyanyi adik-beradikSebarang nyanyi kita nyanyikan
Tengah rembang panas teduhPeluh di badan habis bertitikAyuhai saudara jangan bergaduhLihatlah bunda sudah berbalik
Sayang pisang tiada berjantungBunga keluar dari kelopakPenat sangat ibu mendukungAdik tak juga mau gelak
Buai-buai dalam buaianBuaian dari rotan sagaPanjang benar janggut tuanMari dibuat tali timba
Burung elang burung merpatiTerbang ke kubur mencari makanBukan kepalang senangnya hatiMelihat ibu pulang dari pekan
Pantun Berangan-angan
Anak muda belum berakalSiang kesana malam kemaiHendak kusapa belumlah kenalKutimang saja di dalam mimpi
Air timpas pasang tak tibaBanyaklah kapal bergalah laluKakiku lemas hilang bicaraHendak berkenal terasa malu
Anak sepat baru berenangPasang tiba airpun penuhHendak dekat hatiku bimbangKupandang saja dari jauh
Dapat udang bawa berlayar
Hendak dijual pembeli sayurTeringat abad dada berdebarSejak kukenal belum menegur
Sudah lama merendam selasihBarulah kini mau mengembangSudah lama kupendam kasihBarulah kini bertemu pandang
Badak tenuk namanya hewanHidup selalu di dalam rimbaHendak menjenguk terasa seganKe angin lalu kukirim cinta
Buah nangka dari seberangSedap sekali dibuat sayurSudah lama ku nanti abangBarulah kini dapat menegur
Anak musang disalak anjingHingga malam lari menyurukHendak meminang tidak sebandingDibawa diam hatiku remuk
Buah nangka dari seberangBaunya wangi sedap rasanyaSudah lama ku nanti abangBarulah kini bertatap muka
Diam-diam orang beramuMembawa badik untuk senjataDalam diam abang menungguSemoga adik mau menyapa
Masak labu di tengah ladangBawa ke rumah dibuat sayurHendak merayu payah betandangMata dah merah tak dapat tidur
Masak durian tercium bauIsinya sedap rasanya manisHendak berkenalan terasa maluDi dalam gelap hamba menangis
Malam hari orang melukisMembuat gambar indah sekali
Dalam hati hamba menangisIngat kekasih tambatan hati
Mengapa orang pergi menjalaMenjala sepat sekali belumMengapa abang menjadi gilaGila melihat adik tersenyum
Mengapa tanah menjadi debuKarena lama tak turun hujanMengap alidah menjadi keluKarena terlena melihat tuan
Naik turun membawa padiPadi ladang padi ternamaAdik sepantun bunga melatiKami memandang menjadi gila
Naik turun membawa parangUntuk menebas semak belukarAdik sepantun bunga dikarangMembuat cemas dada berdebar
Satu-satu membawa sayurSupaya air jangan terbuangMalu-malu hamba menyapaKarena kuatir tunangan orang
Sisik bukan sebarang sisikSisik belida memutus jalaCantik bukan sebarang cantikCantik membawa hatiku gila
Sisik bukan sebarang sisikSisik ayam membawa tuahCantik bukan sebarang cantikCantik meredam hati yang gundah
Siang malam orang menariSampai remuk rasanya badanKukenang puan dalam mimpiBagai pungguk merindu bulan
Telah lama orang menekatMembuat baju kebaya lebarSudah lama abang terpikat
Hendak bertemu dada berdebar
Tebanglah kayu sebatang duaUntuk membuat perahu kolekAbang merindu sepanjang masaMabuk melihat tubuh yang molek
Air timpas pasang tak tibaBanyaklah kapal bergalah laluKakiku lemas hilang bicaraHendak berkenal terasa malu
Batang pepaya berputik belumBila berulat lekas dipancungAbang menyapa adik tersenyumRasa mendapat emas segunung
Pantun Kasih Tak Sampai
Ulam bukan sebarang ulamUlamnya dibawa anak penggalasDemam bukan sebarang demamDemam cinta tidak terbalas
Tabunglah gendang bunyi bertaluOrang bersorak gegap gempitaSungguh malang nasib dirikuCinta ditolak harapan hampa
Tujuh hari dalam semingguBudak duduk membelah rotanTubuhku lesu memendam rinduAwak bertepuk sebelah tangan
Ampas kelapa dibuang orangJatuh ke sungai dimakan ikanLemas anggota remuklah tulangKasih tak sampai binasa badan
Buah seminai biji berkilatDibuat minyak rasa perisaSudah ku ungkai tali pengikatAdik menolak apalah daya
Dapat itik baru bertelur
Hendak digulai tak sampai hatiTeringat adik hatiku hancurKasih tak sampai kubawa mati
Buah perindu di Bukit SiguntangSejak dahulu berhujan panasTubuhku layu sakit telentangKarena cintaku tiada berbalas
Buah durian berduri-duriBila masak tentulah gugurSudah berbulan kunanti-nantiAdik mengelak hatiku hancur
Bukan palu sebarang paluPalu gada bertali rantaiBukan pilu sebarang piluPilu karena kasih tak sampai
Cukup sudah orang berlayarTetapi kolek tak mau lajuCukup sudah abang bersabarTetapi adik tak mau tahu
Gugur buah di pagi hariAda masak ada yang mudaHancur sudah hatiku iniCinta ditolak begitu saja
Gugur melati dimakan kumbangLayulah tangkai patah kelopakHancur hatiku bukan kepalangRindu tak sampai cinta ditolak
Bulan puasa bulan terujiOrang beramai pergi ke surauBadan sengsara memakan hatiKasih tak sampai hatiku risau
Bagaimana nasi tidakkan putihBeras ditumbuk diidang duluBagaimana hati tidakkan sedihPuas membujuk orang tak mau
Buluh perindu di Bukit SiguntangSejak dahulu berhujan panas
Tubuhku layu sakit telentangKarena cintaku tiada berbalas
Diam-diam orang melukisMembuat gambar anak peladangDalam diam abang menangisNiat meminang ditolak orang
Beban berat kakipun goyangRasanya letih menggoyang lututBadan penat hati pun bimbangKarena kasih tiada bersambut
Air hujan turun mencurahJatuh ke tanah terus ke lautBinasa badan menahan gundahKasih kucurah tiada bersambut
Angin bertiup semakin kencangKapal berlayar dilanda badaiIngin kuhidup bersama abangSayangnya kasih tiada sampai
Anak elang mati terkejutHilang campak ke dalampayaAwaklah sayang hati terpautOrang menolak apalah daya
Bulan haji bulan muliaOrang ke Mekah beramai-ramaiBukan ku mati karena senjataSedang bercinta kasih tak sampai
Asap api nampak menjulangPetang hari barulah redaHasrat hati hendak meminangOrang tak sudi undurlah hamba
Banyaklah beruk makan cempedakMemanjat kayu sepanjang hariHendak merajuk bukanlah budakPenat merayu orang tak sudi
Asap api dari seberangDibawa angin ketengah lautHasrat hati memetik kembang
Rupanya kasih tiada bersambut
Asap api nampak bergumpalPadang kering sudah menyalaHasrat hati hendak berkenalOrang berpaling apalah daya
Bagaimana orang takkan beramukDusun dan desa dirusak musuhBagaimana abang takkan merajukBertahun kupuja adik tak acuh
Bagaimana orang hendak menumbukLesunya saja tidak berlaluBagaimana abang hendak memelukDipandang saja adik tak mau
Batang nyiur di tepi kolamDi sana bayan berdiam diriOrang ditegur bermuka masamKasihku simpan di dalam saja
Belum duduk sudah berdiriManakan orang dapat bicaraBelum ditengok sudah lariManakah sempat kita bercinta
Buah cempedak jatuh berdebukJatuh menimpa anak buayaSudah sejak aku membujukDinda tak suka apalah daya
Palu bukan sembarang paluPalu pusaka berpalut emasMalu bukan sembarang maluMalu cinta tidak berbalas
Pantun Putus Cinta
Anak kera mencuri manggisMatanya pedih kena jelatangAwak tertawa hati menangisKarena kekasih dibawa orang
Mabuklah orang dalam perahu
Ombak besar setinggi rumahMabuklah abang memendam rinduAdik kudengar pergi menikah
Baik berburu di malam hariBersuluh bulan dengan bintangAdik kucumbu di dalam mimpiTubuhmu sudah ditangan orang
Untuk apa orang ke huluKalau klek sudah berlubangUntuk apa hamba menungguKalau adik sudah bertunang
Hari minggu jalan ke pasarDisana belanja membeli udangHatiku pilu rasa terbakarBunga kupuja dipetik orang
Habislah buah pisang nangkaPisang serawak tegak sebatangHabislah tuah hilanglah mukaPinangan awak ditolak orang
Fajar subuh sudahlah terbitTanda hari menjelang siangTerbakar tubuh dadaku sakitAdinda kini dipinang orang
Galah bukan sebarang galahGalah orang pemanjat pinangSalah bukan sebarang salahSalah abang lambat meminang
Buluh cina berwarna kuningTegak lurus dengan kokohnyaKarena adik sudah berpalingBadanku kurus menanggung duka
Sudahlah makan tidak berkuahNasi yang ada terasa kurangSudahlah badan tidak bertuahKekasih pula dilarikan orang
Bagaimana padi tidakkan basahPagi petang dilimbur pasang
Bagaimana hati tidakkan patahKekasih hilang direbut orang
Diam-diam orang berkayuhKarena takut dikejar buayaSaban malam abang mengeluhKarena adik sudah berpunya
Jatuh bangkit orang berburuMengejar kijang kesana siniTubuhku sakit tulangpun ngiluMendengar abang sudah berbini
Jatuh tupai salah melompatBekejar naik ke batang pinangTubuhku lunglai patah semangatMendengar adik dipinang orang
Beras padi diindang orangSupaya tahu mana antahnyaBelas hati memandang abangAdik ditunggu sudah berpunya
Belilah aruan serta belanakDapat dipindang sesudah bersihHati menyetan dadaku bengkakMelihat abang berpindah kasih
Bulan sabit diambang petangMakin dipandang semakin indahSudah senasib abang yang malangHendak meminang adik lah nikah
Bulan sabit di langit tinggiSayup-sayup mata memandangSudahlah nasib celaka diriAdik kucinta dipinang orang
Dari teluk berjalan pulangNaik kerumah sudahlah senjaHatiku remuk bukan kepakangAdik tercinta sudah berpunya
Kemana lagi membawa ketupatBunga sekaki sudahlah layuKemana lagi adik bermanja
Kanda kunanti tak mahu tahu
Bulan haji bulan muliaBesar kecik tiada terbilangRasakan mati badan sebelahMendengar adik dipinang orang
Batang nangka putik sejariRebah ke tanah lapuk terbuangAbang menyangka adik sendiriRupanya sudah duduk bertunang
Bagaimana bunga kan jadi mekarKalaulah kumbang sudah menyeriBagaiman hamba memberi kabarKalaulah abang sudah beristeri
Benang ditenun berhari-hariLambat laun menjadi kainAbang melamun gila menantiAdik lah kawin ke orang lain
Beras bukan sebarang berasBeras ditumbuk membuang antahPanas bukan sebarang panasPanas menengok abang menikah
Banyaklah upih dicari orangUntuk pembungkus lempuk durianHendak kupilih kekasih orangMabuklah hamba duduk sendirian
Bangau bukan sembarang bangauBangau putih berparuh panjangRisau bukan sembarang risauRisau kekasih direbut orang
Jikalau kumbang sudah menyeriTentulah kelopaknya menjadi layuKalaulah abang sudah beristeriTentulah adik kan kuberi tahu
Apa guna kacang direndangBila masak direndam lagiApa guna abang meminangBila isteri sudah beranak
Batang pinang sudahlah patahTak lama lagi tentulah rubuhOrang kusayang sudah menikahKemana lagi dagang berlubang
Alangkah elok naik perahuDi sana mudah mencari anginAbanglah bujuk adik tak mauRupanya ada janji yang lain
Bagaimana titi takkan terendamHujan lebat semelah huluBagaimana kami takkan berdendamTuan lah dapat pasangan baru
Bagaimana kita hendak berhentiKarena di jalan orang curigaBagaimana hamba hendak berjanjiKarena tuan memandang harta
Badik diasah berulang kaliUntuk berperang melawan musuhAdik gelisah mengenang janjiKutengok abang kian menjauh
Bagaimanalah kita hendak berundingOrang berbantah setiap hariBagaimana hamba hendak disuntingAbanglah sudah beranak isteri
Bagaimana kita hendak melangkahTulang sendiri terasa goyangBagaimana hamba hendak menikahAbang lah menjadi laki orang
Tali kecapi disebut orangBila dipetik bunyinya nyaringHati ku ini mabuk kepayangKarena adik sudah berpaling
Bagaimana kita hendak berlayarOmbak besar memecah tebingBagaimana hamba hendak bersabarKudengar abang sudah berpaling
Pantun Memendam Rindu
Kalau balik merendam selasihPantang merendam biji labuhKalaulah adik merendam kasihAbangpun karam menahan rindu
Kalaulah labu dibawa bermainDimanakah sempat lagi dipetikKalau rindu pada yang lainDimanakan sempat bersua adik
Airlah dalam bertambah dalamHujan di hulu berlumlah teduhHatilah karam bertambah karamKaram merindu orang yang jauh
Asap api orang berladangNampak dari kuala SiakTiap hari kutunggu abangSampai kini tiada nampak
Azan bukan sebarang pesanAzan bilal suaranya merduPesan bukan sebarang pesanPesan kutinggal tanda rindu
Dari subuh orang berburuBanyak kijang dibawa balikDari jauh abang merinduHendak datang langkahku pendek
Bila menimbang putik pauhBanyak getahnya tinggal melekatBila kukenang adik nan juahLetak anggota pegallah urat
Dapat kolek pergi kejayuhAir pasang berhenti duluMengingat adik lah pergi jauhMatilah abang menanggung rindu
Batang selasih sudah merantingLapuklah batang dahan pun layuOrang kukasih sudah berpaling
Mabuklah dagang menahan rindu
Baik sungguh pergi berburuDapat pelanduk seekor duaAdik jauh hatiku rinduPenat duduk menanti berita
Baik Sungguh mencari kuraiBulunya cantik untuk hiasanAdiklah jauh hatiku risauRindukan adik terlupa makan
Baiklah naik ke gunung ledangDisana banyak buluh perinduAdik nan molek sanjungpun abangBila tak nampak hatiku rindu
Banyaklan itik turun ke kaliMandi berenang jalan menduduHendak kupetik bunga berduriMatilah abang menahan rindu
Banyaklah ikan mabuk terapungKarena terminum air tubaLetaklah badan duduk termenungKarena belum bertemu adinda
Biji nangka janga ditelanBia ditelan tentu tercekikHatiku duka putus harapanKarena lama merindukan adik
Biji pauh ditanam orangSudah besar berbuah pulaHati rusuh bukan kepalangHabislah sabar memanti dinda
Buah kuini masak di batangPai hari banyak yang jatuhBiar ku mati dalam membujangKarena menanti adik yang jauh
Buah mentimun di tepi tasikHabis busuk dimakan belalangSudah bertahun ku nanti adikHatiku remuk bukan kepalang
Buluh perindu dibuat sulingBunyinya merdu mendayu-dayuMenahan rindu badanku keringDinda tak mau mengambil tahu
Bukan perahu sebarang perahuPerahu kolek tidakkan karamBukan rindu sebarang rinduRindu kan adik siang dan malam
Hari minggu orang berjalanMembawa badik jadi senjataHatiku rindu bukan buatanKepada adik sebiji mata
Hendak berburu oarng dah pergiBiarlah hamba duduk menungguHendak bertemu dinda tak sudiBiarlah hamba menanggung rindu
Dari pulau menjala ikanDapat pari dibuat pindangHati risau tiada tertahanMabuk menanti adik seorang
Buluh perindu buluh ternamaBanyak sudah disebut orangHatiku rindu sudahlah lamaAdik juga tak ingat abang
Buluh perindu diberi namaDitiup angin bergoyang-goyangHatiku rindu tiada terperiKarena adinda lama tak datang
Sayang balam mati tercekikMakan putik buah mengkuduSiang malam kunanti adikBadanku letih menahan rindu
Bunga kenanga kembang sekakiRupanya molek kelopak mekarSungguhlah lama abang menantiMengapa adik tak beri kabar
Kalau tak ada sagu bertampinMengapa rumbia ditebang orangKarena tak ada rindu ke lainMengapa lama abang tak datang
Belilah baju serta selendangUntuk dipakai ke helat jamuHatiku rindu kepada abangHajat sampai dapat bertemu
Alangkah sayu hati di dalamMendengar guruh dayu mendayuAbang merayu siang dan malamGemetar tubuh menahan rindu
Buluh kasap beruas panjangSembilunya tajam bagaikan pisauTidur tak lelap makan tak kenyangMengenang kakanda jauh di rantau
Dari pulau menjala hiuPulang pergi orang berlayarHati risau menahan rinduAbang pergia tiada kabar
Buah pauh di tepi ladangDimakan tupai menjadi busukSusah sungguh menanti abangBadan terkulai hatiku remuk
Kalaulah batangnya dihimpit kayuMengapa kupandang tegak lurusKalaulah abang sakit merayuMengapa abang tak nampak kurus
Tentu batangnya tampak lurusKarena kayunya sudah dibuangTentu abang tak nampak kurusKita bertemu sakitku hilang
Air pasang singgahlah duluDapat berhenti di pulau karangHatiku bimbang bertambah piluIngat kekasih dirantau orang
Air dangkal ikannya jinak
Ditangkap orang setiap hariHati mengkal dadapun kemakMengharap abang datang kemari
Kalau tak ada sagu bertampinMengapa rumbia ditebang orangKalau tak ada rindu ke lainMengapa lama abang tak datang
Air keruh bertambah keruhMusim kemarau semakin panjangHatiku rusuh bertambah rusuhKarena risau menunggu abang
Angin ribut bertambah ributBanyaklah kapal patah kemudiIngin diikut belumlah patutHendak ditinggal tak sampai hati
Bila lancang singgah di telukSesudah timpas pasangpun datangApabila abang sudah menjengukRindu ku lepas dadapun lapang
Batang menanti mati ditebangDitebang orang untuk perahuAbang dinanti pagi dan petangHatiku bimbang bercampur pilu
Baji kayu pembelah tiangDitukul orang beramai-ramaiHatiku rindu tiada kepalangKarena abang lama tak sampai
Pantun Perpisahan
Penggal puan penggal selasihPenggal puan di Johor lamaBuah hati tinggallah puanKanda pergi tidakkan lama
Buah pauh delima batuAnak sembilang di tapak tanganWalau jatuh di negeri satuHilang di mata di hati jangan
Hanyut cawan dengan bakinyaBerperai-perai bunga selasihAyuhai badan apa jadinyaHampir bercerai dengan kekasih
Air telaga terasa sejukSiapa kesana teruslah mandiKupandang muka membawa mabukKudengar suara memutus hati
Pantun Saling Berjanji
Tanam melati di ruma-rumaUbur-ubur sampingan duaKalau mati kita kita bersamaSatu kubur kita berdua
Ubur-ubur sampingan duaTanam melati bersusun tangkaiSatu kubur kita berduaKalau boleh bersusun bangkai
Tanam melati bersusun tangkaiTanam padi satu-persatuKalau boleh bersusun bangkaiDaging hancur menjadi satu
Tanam padi satu-persatuAnak lintah dalam duniaDaging hancur menjadi satuTandanya cinta dalam dunia
Jika roboh kota MelakaPapan di Jawa saya tegakkanJika sungguh Kanda berkataBadan dan nyawa saya serahkan
Ikan dilaut asam di daratDalam kuali bertemu juaHati terpaut janji diikatatas pelamin bertemu jua
Amat garang datuk BentaraMusuh melanggar habis dibenam
Dulu seorang kini berduaHidup bersama susah dan senang
Dengarlah ini ayah berpesanAnak menantu, ayah ingatkanBerkasih saying sesame insanJangan cepat menjadi bosan
Dari Banten ke Tanjung kandisBerlayar ditumbang angin utaraLagi berhadapan mulutnya manisBalik belakang lain bicara
Ambil puan dari MarindaPandan di Jawa saya rebahkanJika tuan membawa adindaBadan dan nyawa saya serahkan
Ambil puan di atas batuHendak berlayar ke benua JawaJika tuan berkata begituEsok hari Kakanda bawa
Anak belida memakan kanjiPandan di Jawa diranggungkanJika Kakanda mungkirkan janjiBadan dan nyawa menanggungkan
Terang bulan terang ke payaRaja Mesir bertenun kainTuan dipandang bertambah cayaRasaku tidak pada yang lain
Aci-aci ke BangkahuluSeri padaku panglimanyaJika kasih sabar dahuluNantikan saja ketikanya
Pantun Berkenalan
Berlari-lari ke dalam kebunDalam kebun adalah parakBernyanyi serupa pantunDalam pantun ada kehendak
Pohon beringin tengah negeriBuah beribu di tangkainyaIngin di bunga sunting nabiBolehkan kami memetiknya?
Suji-suji daun delimaDisuji anak sungai BantanKalau sudi minta terimaDiharap jangan tuan lupakan
Patahlah sayap kembang LelanPatah ditimpa selaranyaPayahlah mata memandang bulanBulan pabila akan jatuhnya?
Darimana hendak kemanaDari Jepang ke Bandar CinaKalau boleh kami bertanyaBunga yang kembang siapa punya?
Dari Jepang ke Bandar CinaSinggah berlabuh di SingapuraBunga yang kembang siapa punyaKami beringin memetiknya
Mahal harganya kain batikDipakai selendang ke kualaJika bunga boleh dipetikDipersunting dijunjung di kepala
Air ditanam betung tumbuhDiparang anak si gumantiKalau hati sama sungguhKering lautan kita nanti
Beringin di kampung pulauPautan ayam tedung gombakHati ingin memandang pulauBiduk ada pengayuh tidak
Melenguh lembu di gunungLenguhannya sampai ke balaiMaksud hati memeluk gunungApa daya tangan tak sampai
Keladi air tumbuh di air
Minyak bijan di dalam cawanMatahari sudahlah lahirBulan masih disaput awan
Datu perdana dengan penggawaMenghadap baginda di hadapan puriPatutlah tuan timbangan jiwaTempat kakanda menyimpan jiwa
Menghadap baginda di hadapan puriPuri berdekat dengan balaiTempat kakanda menyimpan diriDi hati tidak dapat dinilai
Puri berdekat dengan balaiSinggasana berdinding kacaDihati tidak dapat dinilaiBulan purnama terang cuaca
Singgasana berdinding kacaKaca biru buatan CinaBulan purnama terang cuacaSangat merayu dagang yang hina
Teruntum sedang berbungaRetak buluh sampaian kainKalau untung tuan yang punyaMasakan lepas pada yang lain
Tetak buluh sampaian kainKain cela tepi bersujiMasakan lepas pada yang lainJika sudah disitu janji
Kain cela tepi bersujiLalu sampaikan atas galahjika sudah disitu janjihajatpun lalu disampaikan Allah
Pantun Cinta
ikan hiu makan badak, i love u mendadak…ikan paus makan pecel, i miss u girl…
dulu delman
sekarang dokardulu temansekarang pacar
buah mangga buah manggisternyata ada cewek maniez
buah manggis buah pepayacewek manis siapa yg punya
dihutan banyak lebah madu..rasanya manis,disuka pemburu..kamu adalah cintakudan aku amat sayang padamu..
kembang gula di perigiuntuk aku minum jamukemana pun kamu pergiaku slalu rindu kamu
meski hanya buah jambutapi ini bisa diramumeskipun jarang ketemucintaku hanya untukmu
wahai seruling buluh perindusuaranya memikatkuwahai gadis pujaankuaku sangat cinta kamu
meski aku sudah kenyangtetap harus minum jamuperempuan yang ku sayangbolehkah aku bertamu
Kelap kelip bintang bertaburanhanya satu yg tampak terangsungguh banyak pria pilihanhanya kanda yg paling ku sayang
Kelap kelip bintang bertaburanbegitu indah bagai berliansungguh banyak pria menawanhanya abang yg ku rindukan
Kelap kelip di tengah malam
ku lihat bintang sangat menawanbiar cinta banyak rintanganku jaga cinta dg kesetiaan
Kelap kelip bintang seribuindah menawan di tengah malamsunggu aku sedang merindurindu di hati yg terdalam
Kelap kelip bintang menariindah bagai mata bidadarikanda kuharap menjaga diriuntuk diriku sampei ku kembali
Sayang selasih tidak berbungaEngganlah kumbang untuk menyapaSayang kekasih tidak setiaBadan merana kini jadinya
Di sana sini bunga pun kembangSenanglah kumbang tinggal sendiriPutuslah sudah kasih dan sayangJangan di harap dia kembali
Sungguh malangnya hidupmu bungaJanganlah layu sebelum kembangTentulah diri akan meranaKarena bunga tiada berdaya
Bunga yang malang jaga dirimuJangan lah layu sebelum kembangPupuklah iman dalam hatimuKalau kau layu di buang orang.
Ukir-ukir lah si kayu jatijadikanlah sebuah jambanganPikir-pikir sebelum terjadijanganlah menyesal kemudian
Kumpulan Pantun Dakwah
Berguna hidup karena beradatAdat lembaga jadi pakaianSempurna hidup karena syahadatSyahadat dijaga mengokohkan iman
Adat mati dikandung tanahDunia tinggal harta pun tinggalSelamat mati mengandung ibadahBanyak amal banyak bekal
Adat orang berjalan malamAda suluh jadi pedomanAdat orang beragama IslamAda petunjuk menerangi iman
Orang berkain menutup auratSesuai dengan petuah hadisOrang muslimin hidup beradatLakunya sopan mukanya manis
Di bulan Ramadhan orang tarawihSudah sembahyang membaca Qur'anOrang beriman hidupnya salihDadanya lapang lakunya sopan
Di bulan Ramadhan orang tadarusMembaca Qur'an beramai-ramaiOrang beriman hatinya lurusDuduk berjalan elok perangai
Di bulan Ramadhan banyak bertobatMemohonkan ampun kepada AllahOrang beriman hidup bermanfaatSembarang kerja membawa faedah
Di bulan Ramadhan orang puasaMenahan selera mengekang nafsuOrang beriman hidup sentosaKepada Allah tempat bertumpu
Di bulan Ramadhan banyakkan amalSupaya dosa diampunkan TuhanOrang beriman hidup berakalMenggunakan usia untuk kebaikan
Siapa kokoh memegang imanHidup matinya tidakkan sesatSiapa senonoh menyembah TuhanDunia akhirat badan selamat
Siapa melangkah di jalan TuhanKe mana pergi badan selamatSiapa amanah dalam kebenaranTuah terdiri iman melekat
Siapa memakai adat lembagaKe mana pergi disayangi orangSiapa pandai syariat agamaHidup mati tidak terbuang
Siapa kokoh memegang adatKe mana pergi hidup semenggahSiapa senonoh dalam ibadatHidup dan mati beroleh berkah
Siapa suka duduk mengajiBanyaklah ilmu dapat dikenangSiapa suka mengelokkan budiKe hilir ke hulu disayangi orang
Siapa suka memegang adatMulialah sifat dengan karenahSiapa suka sembahyang sunnatPahala dapat iman bertambah
Elok adat karena dikajiElok kaji karena sunnahElok ummat karena berbudiElok berbudi karena lillah
Elok budi karena ikhlasElok kerja karena niatElok kaji karena dibahasElok manusia karena syariat
Elok langkah karena pedomanElok laku karena beramalElok manusia karena berimanElok ilmu karena beramal
Elok kaki dapat melangkahElok tangan dapat memegangElok hati mengingat AllahElok iman tiada bergoyang
Buah yang mabuk jangan dimakan
Batang berduri jangan dipanjatBertuah hidup dikandung imanTertuah mati dalam ibadat
Pandai-pandai menjaga diriLubang banyak di tengah jalanOrang pandai tahukan diriHidup berakal mati beriman
Jangan suka memfitnah orangOrang benci Tuhan pun murka. Jangan suka melalaikan sembahyangBila mati masuk neraka
Kalau suka berbuat fitnahKe mana pergi orang mengutukKalau suka berniat salahDunia akhirat badan terpuruk
Kalau suka menenggang kawanSegala sahabat akan mendekatKalau suka mengenang TuhanPahala dapat hidup selamat
Kalau hendak mencari kawanCarilah kawan sampai ke kuburKalau hendak mencari TuhanPatrilah iman banyakkan tafakur
Kalau menyangkal petuah ibuHidup sesat dunia akhiratKalau beramal tidak berilmuPikiran tumpat pahala tak dapat
Kalau durhaka ke orangtuaCelaka tiba kutuk pun datangKalau menyalah kepada agamaDi dunia hina di akhirat malang
Jangan ditentang ibu dan bapakBila ditentang badan melaratJangan dibuang hukum dan syarakBila dibuang datanglah laknat
Pada saudara hendaklah sayangPada sahabat hendaklah minat
Pada agama banyaklah sembahyangPada ibadat luruskan niat
Kalau terbang tinggi-tinggiIngat-ingat bumi di bawahKalau sembahyang luruskan hatiDalam ibadat turuti sunnah
Kalau tidur meninggi hariRezeki menjauh langkah pun singkatKalau takabur menyelimut hatiIman jatuh ibadah pun sesat
Kalau suka berbuat maksiatAlamat hidup akan celakaKalau suka meninggalkan ibadatAlamat badan masuk neraka
Kumpulan Pantun Lucu
Jambu merahdi dindingJangan marahjust kidding
Kalau punya gigi ompongcepat cepat ke dokter gigikalau jadi anak sombongpasti nanti jadi rugi.
jalan-jalan ke pinggir empangnemu sendok di pinggir empanghati siapa tak bimbangsaya botak minta dikepang
Buah kedondongBuah atepDulu bencongsekarang tetepp
Buah semangka buah durenNggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggisNggak nyangka gue manis
Buah apeldi air payauNggak levellayauuuuuuu…..
Disini bingung, Disana linglungmangnya enak, engga nyambung….
Buah semangka berdaun sirihBuah ajaib kali yah
Jambu merah di dindingJangan marah just kidding
Jauh di mata,dekat dihatiJauh di hati,dekat dimataJauh-dekat tujuh ratus perak
Men sanain corpore sanoGue maen kesana,Elo maen ke sono!
Semoga Bermanfaat... Dikumpulkan dari berbagai sumber
Pantun Budi
1.
Bunga cina diatas batuDaunnya lepas kedalam ruangAdat budaya tidak berlakuSebabnya emas budi terbuang
2.
Diantara padi dengan selasihYang mana satu tuan luruhkanDiantara budi dengan kasihYang mana satu tuan turutkan
3.
Apa guna berkain batikKalau tidak dengan sujinyaApa guna beristeri cantikKalau tidak dengan budinya
4.
Sarat perahu muat pinangSinggah berlabuh di Kuala DaikJahat berlaku lagi dikenangInikan pula budi yang baik
5.
Anak angsa mati lemasMati lemas di air masinHilang bahasa karena emasHilang budi karena miskin
6.
Biarlah orang bertanam buluhMari kita bertanam padiBiarlah orang bertanam musuhMari kita menanam budi
7.
Ayam jantan si ayam jalakJaguh siantan nama diberiRezeki tidak saya tolakMusuh tidak saya cari
8.
Jikalau kita bertanam padiSenanglah makan adik-beradikJikalau kita bertanam budiOrang yang jahat menjadi baik
9.
Kalau keladi sudah ditanamJangan lagi meminta balasKalau budi sudah ditanamJangan lagi meminta balas
[sunting] Pantun Jenaka
1.
Dimana kuang hendak bertelurDiatas lata dirongga batuDimana tuan hendak tidurDiatas dada dirongga susu
2.
Elok berjalan kota tuaKiri kanan berbatang sepatElok berbini orang tuaPerut kenyang ajaran dapat
3.
Sakit kaki ditikam jerujuJeruju ada didalam payaSakit hati memandang susuSusu ada dalam kebaya
4.
Naik kebukit membeli ladaLada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini jandaAnak tiri boleh disuruh
5.
Orang Sasak pergi ke BaliMembawa pelita semuanyaBerbisik pekak dengan tuliTertawa si buta melihatnya
6.
Ada apa diseberang ituMentimun busuk dimakan kalongAda apa diseberang ituBujang bungkuk gadis belong
7.
Limau purut di tepi rawa,buah dilanting belum masakSakit perut sebab tertawa,melihat kucing duduk berbedak
[sunting] Pantun Kepahlawanan
1.
Adakah perisai bertali rambutRambut dipintal akan cemaraAdakah misai tahu takutKamipun muda lagi perkasa
2.
Hang Jebat Hang KesturiBudak-budak raja MelakaJika hendak jangan dicuriMari kita bertentang mata
3.
Kalau orang menjaring ungkaRebung seiris akan pengukusnyaKalau arang tercorong kemukaUjung keris akan penghapusnya
4.
Redup bintang haripun subuhSubuh tiba bintang tak nampakHidup pantang mencari musuhMusuh tiba pantang ditolak
5.
Esa elang kedua belalangTakkan kayu berbatang jeramiEsa hilang dua terbilangTakkan Melayu hilang dibumi
[sunting] Pantun Kias
1.
Ayam sabung jangan dipautJika ditambat kalah laganyaAsam digunung ikan dilautDalam belanga bertemu juga
2.
Berburu kepadang datarDapatkan rusa belang kakiBerguru kepalang ajarBagaikan bunga kembang tak jadi
3.
Anak Madras menggetah punaiPunai terbang mengirap buluBerapa deras arus sungaiDitolak pasang balik kehulu
4.
Kayu tempinis dari kualaDibawa orang pergi MelakaBerapa manis bernama niraSimpan lama menjadi cuka
5.
Disangka nenas ditengah padangRupanya urat jawi-jawiDisangka panas hingga petangKiranya hujan tengah hari
[sunting] Pantun Nasihat
1.
Kayu cendana diatas batuSudah diikat dibawa pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang
2.
Kemuning ditengah balaiBertumbuh terus semakin tinggiBerunding dengan orang tak pandaiBagaikan alu pencungkil duri
3.
Parang ditetak kebatang senaBelah buluh taruhlah temuBarang dikerja takkan sempurnaBila tak penuh menaruh ilmu
4.
Padang temu padang baiduriTempat raja membangun kotaBijak bertemu dengan jauhariBagaikan cincin dengan permata
5.
Ngun Syah Betara SaktiPanahnya bernama Nila GandiBilanya emas banyak dipetiSembarang kerja boleh menjadi
6.
Jalan-jalan ke kota Blitarjangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintarbelajarlah dengam tekun
[sunting] Pantun Percintaan
1.Coba-coba menanam mumbangMoga-moga tumbuh kelapaCoba-coba bertanam sayangMoga-moga menjadi cinta
2.Limau purut lebat dipangkalSayang selasih condong uratnyaAngin ribut dapat ditangkalHati yang kasih apa obatnya
3.Ikan belanak hilir berenangBurung dara membuat sarangMakan tak enak tidur tak tenangHanya teringat dinda seorang
4.Anak kera diatas bukitDipanah oleh Indera SaktiDipandang muka senyum sedikitKarena sama menaruh hati
5.Ikan sepat dimasak berladaKutunggu di gulai anak seberangJika tak dapat di masa mudaKutunggu sampai beranak seorang
6.Kalau tuan pergi ke TanjungKirim saya sehelai bajuKalau tuan menjadi burungSahaya menjadi ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke TanjungBelikan sahaya pisau lipatKalau tuan menjadi burungSahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buahSahaya pun mencari pandanJikalau tuan menjadi nyawaSahaya pun menjadi badan.
[sunting] Pantun Peribahasa
1.
Berakit-rakit kehulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian
2.
Kehulu memotong pagarJangan terpotong batang durianCari guru tempat belajarJangan jadi sesal kemudian
3.
Kerat kerat kayu diladangHendak dibuat hulu cangkulBerapa berat mata memandangBarat lagi bahu memikul
4.
Harapkan untung menggamitKain dibadan didedahkanHarapkan guruh dilangitAir tempayan dicurahkan
5.
Pohon pepaya didalam semakPohon manggis sebasar lenganKawan tertawa memang banyakKawan menangis diharap jangan
[sunting] Pantun Perpisahan
1.
Pucuk pauh delima batuAnak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satuHilang dimata dihati jangan
2.
Bagaimana tidak dikenangPucuknya pauh selasih JambiBagaimana tidak terkenangDagang yang jauh kekasih hati
3.
Duhai selasih janganlah tinggiKalaupun tinggi berdaun janganDuhai kekasih janganlah pergiKalaupun pergi bertahun jangan
4.
Batang selasih mainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga
5.
Bunga Cina bunga karanganTanamlah rapat tepi perigiAdik dimana abang geranganBilalah dapat bertemu lagi
6.
Kalau ada sumur di ladangBolehlah kita menumpang mandiKalau ada umurku panjangBolehlah kita bertemu lagi
[sunting] Pantun Teka-teki
1.
Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebungKalau tuan bijak bestariBinatang apa tanduk dihidung ?
2.
Beras ladang sulung tahunMalam malam memasak nasiDalam batang ada daunDalam daun ada isi
3.
Terendak bentan lalu dibeliUntuk pakaian saya turun kesawahKalaulah tuan bijak bestariApa binatang kepala dibawah ?
4.
Kalau tuan muda terunaPakai seluar dengan gayanyaKalau tuan bijak laksanaBiji diluar apa buahnya
5.
Tugal padi jangan bertangguhKunyit kebun siapa galinyaKalau tuan cerdik sungguhLangit tergantung mana talinya ?
Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan
Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama
Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.
Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan
Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju
Ada ubi ada talasAda budi ada balas
Sebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana
Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci
Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya
Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati
Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.
Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat
Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.
Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan
Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju
Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah
asam kendis asam gelugurke 3 asam riang riang
badan menangis di dlm kuburteringat badan tak pernah sembahyang
Kemumu di tengah pekanDi hembus angina jatuh ke bawahIlmu yang tak pernah di amalkan
Bagai pohon tak berbuah
Buah semangka buah labuBuah di atas enak rsanya
Berbondonglah kamu menuntut ilmuKarena wajib hukumnya
Naik pesawat ke pakistanSampainya pasti cepat
Belajarlah dari kesalahanKelak kebahagiaan akan di dapat