kumpulan pantun

62
Sekilas Tentang Pantun Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran (pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Ada dua pendapat mengenai hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna. Pendapat ini dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna, tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen yag mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr. (HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna/penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh/tak sempurna. Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.” Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, pantun merupakan jenis sastra lisan yang paling populer. Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dst. Dalam prkatiknya, pantun ini diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu: Pantun Nasihat, Pantun Berkasih Sayang, Pantun Suasana Hati, Pantun Pembangkit Semangat, Pantun Kerendahan Hati, Pantun Pujian, Pantun Teka-teki, Pantun Terhadap Perempuan, dan Pantun Jenaka.

Upload: hairon-dhiyaulhaq

Post on 18-Feb-2015

511 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

PANTUN

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Pantun

Sekilas Tentang Pantun

Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran (pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Ada dua pendapat mengenai hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna.Pendapat ini dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna, tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen yag mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr. (HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna/penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh/tak sempurna. Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”

Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, pantun merupakan jenis sastra lisan yang paling populer. Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dst. Dalam prkatiknya, pantun ini diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu: Pantun Nasihat, Pantun Berkasih Sayang, Pantun Suasana Hati, Pantun Pembangkit Semangat, Pantun Kerendahan Hati, Pantun Pujian, Pantun Teka-teki, Pantun Terhadap Perempuan, dan Pantun Jenaka.Pantun juga berfungsi sebagai bentuk interaksi yang saling berbalas, baik itu dilakukan pada situasi formal maupun informal. Pantun pada masyarakat Melayu mengalir berdasarkan tema apa yang tengah diperbincangkan. Ketika seseorang mulai memberikan pantun, maka rekan lainnya berbalas dengan tetap menjaga tali perbincangan. Dalam interaksi pantun berbalas ini berlatar belakang pada situasi formal maupun situasi informal. Pada situasi formal semisal ketika meminang atau juga membuka sebuah pidato, sedangkan pada situasi informal seperti perbincangan antar rekan sebaya.

Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun. Sebagaimana dikatakan bahwa:

Di mana orang berkampung disana pantun bersambung. Di mana ada nikah kawin disana pantun dijalin. Di mana orang berunding di sana pantun bergandeng. Dimana orang bermufakat di sana pantun diangkat. Di mana ada adat dibilang, di sana pantun diulang. Di mana adat di bahas di sana pantun dilepas”.

Karena itu tidak pandang latar belakang apapun, pantun dapat digunakan baik untuk

Page 2: Kumpulan Pantun

anak-anak, orang muda maupun orang tua. Adapun beberapa klasifikasi berbagai pantun antara lain berupa: Pantun nasehat, Pantun lucu, Pantun cinta, Pantun pujian, Pantun suasana hati, DLLPantun Nasehat

Page 3: Kumpulan Pantun

Kumpulan Pantun

Pantun Nasehat

Beli barang jangan yang murahBiarlah saja asal sanggupJanganlah kamu mudah menyerah Hadapi semua rintangan hidup

Pantun Teka-Teki

Aduh sakit gigiku bengkakSekarang jangan banyak bertanyaHewan imut lincah bergerakMirip tikus apa namanya

Pantun Jenaka

Monyet muda mengambil kelapaBerlari riang di saat hujan Aduh heran gelengkan kepalaMelihat kucing pandai berdandan

Pantun Agama

Malam hari lihat bulanMelihat bulan bersama-samaJika ingin disayang TuhanBerbuat baiklah pada sesama

Kumpulan Pantun Nasehat

Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah laparcepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umumMarilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang

Page 4: Kumpulan Pantun

Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talasAda budi ada balasSebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana

Page 5: Kumpulan Pantun

Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suciAkal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubunTurutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafatTurutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat

Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah laparcepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umumMarilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orangJangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.

Page 6: Kumpulan Pantun

Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talasAda budi ada balasSebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suciAkal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melati

Page 7: Kumpulan Pantun

Kala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubunTurutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafatTurutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat

Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orangJangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkanMati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewaLihat contoh kiri dan kanan

Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilanTuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapanIlmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuh

Page 8: Kumpulan Pantun

Hidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju

Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jeratOrang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli dagingBanyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggahDari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah

asam kendis asam gelugurke 3 asam riang riangbadan menangis di dlm kuburteringat badan tak pernah sembahyang

Kemumu di tengah pekanDi hembus angina jatuh ke bawahIlmu yang tak pernah di amalkanBagai pohon tak berbuah

Buah semangka buah labuBuah di atas enak rsanyaBerbondonglah kamu menuntut ilmuKarena wajib hukumnya

Naik pesawat ke pakistanSampainya pasti cepatBelajarlah dari kesalahanKelak kebahagiaan akan di dapat

Page 9: Kumpulan Pantun

Pantun Pujian Kepada Allah SWT 

Banyaklah haji perkara hajiHaji berkunjung ke BaitullahBanyaklah puji perkara pujiPujian agung kepada Allah

Banyaklah lebah perkara lebahLebah meniti kepada galahBanyaklah sembah perkara sembahSembah sejati kepada Allah

Pantun Pujian Kepada Nabi Muhammad, SAW

Banyak hari diantara hariTidak semulia hari Jum‘atBanyak nabi diantara nabiTidak semulia nabi Muhammad

Banyaklah redup perkara redupRedup alamat hari kan hujanBanyaklah hidup perkara hdiupHidup Muhammad menjadi teladan

Jaringan puput merata-rataCampakkan bilis ke dalam pukatKeringlah laut menjadi tintaTakkan tertulis ajaran Muhammad

Pantun Pujian Kepada Orang Tua 

Banyaklah angsa berebut terbangMembumbung angsa menuju lepakBanyaklah jasa disebut orangAgunglah jasa ibu dan bapak

Sebesar-besar mayang pinangTakkan sama mayang kelapaSebesar-besar sayang orangTak sama sayang ibu bapa

Supaya tangan tidak terlukaJangan dikepit hulunya kapakSupaya Tuhan tiada murka

Page 10: Kumpulan Pantun

Jangan sakiti ibu dan bapak

Pantun Pujian Kepada Pemimpin 

Banyaklah orang mencari rusaSekali tembak kaki berpilinBanyaklah orang jadi penguasaTapi tak layak jadi pemimpin

Kalau hendak menyalin suratHari petang lampu berminyakKalau hendak mempimpin rakyatHati lapang ilmu pun banyak

Besarlah batang sagu bertampinBila dikerat mati ujungnyaBesar hutang jadi pemimpinDunia akhiratkan ditanggungnya

Kumpulan Pantun Nasehat Agama

Orang Bayang pergi mengajiKe Cubadak jalan ke PantiMeninggalkan sembahyang jadi beraniSeperti badan tak akan mati

Pangkal dibelit di pohon jarakJarak nan tumbuh tepi serambiJangan dibuat yang dilarang syarakItulah perbuatan yang dibenci Nabi

Jarak nan tumbuh tepi serambiPohon kerekot bunganya samaItulah perbuatan yang dibenci NabiPetuah diikut segala ulama

Pohon kerekot bunganya samaBuahnya boleh dibuat colokPetuah diikut semua ulamaJangan dibawa berolok-olok

Rusa banyak dalam rimbaKera pun banyak tengah berhimpunDosa banyak dalam dunia

Page 11: Kumpulan Pantun

Segeralah kita minta ampun

Kera banyak tengah berhimpunSandarkan galah pada pohonSegeralah kita meminta ampunKepada Allah tempat bermohon

Tuman dipegang jatuh ke lautDisambar yu jerung tenggiriImanpun tetap sehingga mautDi situ baru tahukan diri

Disambar yu jerung tenggiriSutan Amat mandi bersimburDi situlah baru tahukan diriMalaikat memalu dalam kubur

Kait-kait di padang temuTerap ditimbun di ujung galahBaik-baik berpegang pada ilmuHarapkan ampun pada Allah

Temu itu banyak warnanyaAda yang putih ada yang biruIlmu itu banyak gunanyaTiada boleh orang menggaru

Pecah cawan di atas petiCawan minum Sutan AmatTuhan Allah yang mahasuciJangan dilupakan setiap saat

Banyaklah hari antara hariTidak semulia hari JumatBanyaklah nabi antara nabiTidak semulia Nabi Muhammad

Delima batu dipenggal-penggalBawa galah ke tanah merahLima waktu kalau ditinggalIbu bapak pasti marah

Buah ini buah beranganMasak dibungkus sapu tanganDunia ini pinjam-pinjamanAkhirat kelak kampung halaman

Page 12: Kumpulan Pantun

Belah buluh bersegi-segiBuat mari serampang ikanKuasa Allah berbagi-bagiLebih laut dan juga daratan

Asam rumbia dibelah-belahBuah separuh di dalam ragaDunia ikut firman AllahAkhirat dapat masuk surga

Ambil galah kupaskan jantungOrang Arab bergoreng kicapKepada Allah tempat bergantungKepada Nabi tempat mengucap

Asam kandis asam gelugurKetiga asam riang-riangMenangis di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang

Asam kandis asam gelugurKetiga asam riang-riangMenangis di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang

Kemumu di dalam semakJatuh melayang selaranyaMeski ilmu setinggi tegakTidak sembahyang apa gunanya

Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunyaBanyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya

Pantun Suka Cita 

Elok rupanya kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang

Dibawa itik pulang petangDapat dirumput bilang-bilang

Page 13: Kumpulan Pantun

Melihat ibu sudah datangHati cemas menjadi hilang

Dapat di rumput bilang-bilangMenghisap bunga dengan mayangHati cemas menjadi hilangPerut lapar menjadi kenyang

Juragan bernama Sutan TahirMuat beras bercampur pulutSelama masa adikku lahirTelah beroleh kawan bergelut

Orang Bandung memintal kapasAnak Cina berkancing tulangAyah kandung pulanglah lekasAnanda rindu bukan kepalang

Pergi mengail umpan sinangisDapatlah limbat gedang-gedangAdik kandung jangan menangisOrang penangis lambat gedang

Cina gemuk membuka kedaiMenjual embeh dengan pasuBertepuk adikku pandaiBoleh diupah dengan susu

Ramai orang bersorak-sorakMenepuk gendang dengan rebanaAlangkah besarnya hati awakMendapat baju dengan celana

Ayam kinantan terbang mengekasHinggap di ranting bilang-bilangMelihat ibu pulang lekasHatiku besar bukan kepalang

Hanyut batang berlilit kumpaiTerdampar di ujung Tanjung JatiBunda pulang bapa pun sampaiKemi semua berbesar hati

Saya tidak pandai menariSebarang tari saya tarikanSaya tidak pandai menyanyi

Page 14: Kumpulan Pantun

Sebarang nyanyi saya nyanyikan

Kita menari keluar bilikSebarang ari kita tarikanKita bernyanyi adik-beradikSebarang nyanyi kita nyanyikan

Tengah rembang panas teduhPeluh di badan habis bertitikAyuhai saudara jangan bergaduhLihatlah bunda sudah berbalik

Sayang pisang tiada berjantungBunga keluar dari kelopakPenat sangat ibu mendukungAdik tak juga mau gelak

Buai-buai dalam buaianBuaian dari rotan sagaPanjang benar janggut tuanMari dibuat tali timba

Burung elang burung merpatiTerbang ke kubur mencari makanBukan kepalang senangnya hatiMelihat ibu pulang dari pekan

Pantun Berangan-angan

Anak muda belum berakalSiang kesana malam kemaiHendak kusapa belumlah kenalKutimang saja di dalam mimpi

Air timpas pasang tak tibaBanyaklah kapal bergalah laluKakiku lemas hilang bicaraHendak berkenal terasa malu

Anak sepat baru berenangPasang tiba airpun penuhHendak dekat hatiku bimbangKupandang saja dari jauh

Dapat udang bawa berlayar

Page 15: Kumpulan Pantun

Hendak dijual pembeli sayurTeringat abad dada berdebarSejak kukenal belum menegur

Sudah lama merendam selasihBarulah kini mau mengembangSudah lama kupendam kasihBarulah kini bertemu pandang

Badak tenuk namanya hewanHidup selalu di dalam rimbaHendak menjenguk terasa seganKe angin lalu kukirim cinta

Buah nangka dari seberangSedap sekali dibuat sayurSudah lama ku nanti abangBarulah kini dapat menegur

Anak musang disalak anjingHingga malam lari menyurukHendak meminang tidak sebandingDibawa diam hatiku remuk

Buah nangka dari seberangBaunya wangi sedap rasanyaSudah lama ku nanti abangBarulah kini bertatap muka

Diam-diam orang beramuMembawa badik untuk senjataDalam diam abang menungguSemoga adik mau menyapa

Masak labu di tengah ladangBawa ke rumah dibuat sayurHendak merayu payah betandangMata dah merah tak dapat tidur

Masak durian tercium bauIsinya sedap rasanya manisHendak berkenalan terasa maluDi dalam gelap hamba menangis

Malam hari orang melukisMembuat gambar indah sekali

Page 16: Kumpulan Pantun

Dalam hati hamba menangisIngat kekasih tambatan hati

Mengapa orang pergi menjalaMenjala sepat sekali belumMengapa abang menjadi gilaGila melihat adik tersenyum

Mengapa tanah menjadi debuKarena lama tak turun hujanMengap alidah menjadi keluKarena terlena melihat tuan

Naik turun membawa padiPadi ladang padi ternamaAdik sepantun bunga melatiKami memandang menjadi gila

Naik turun membawa parangUntuk menebas semak belukarAdik sepantun bunga dikarangMembuat cemas dada berdebar

Satu-satu membawa sayurSupaya air jangan terbuangMalu-malu hamba menyapaKarena kuatir tunangan orang

Sisik bukan sebarang sisikSisik belida memutus jalaCantik bukan sebarang cantikCantik membawa hatiku gila

Sisik bukan sebarang sisikSisik ayam membawa tuahCantik bukan sebarang cantikCantik meredam hati yang gundah

Siang malam orang menariSampai remuk rasanya badanKukenang puan dalam mimpiBagai pungguk merindu bulan

Telah lama orang menekatMembuat baju kebaya lebarSudah lama abang terpikat

Page 17: Kumpulan Pantun

Hendak bertemu dada berdebar

Tebanglah kayu sebatang duaUntuk membuat perahu kolekAbang merindu sepanjang masaMabuk melihat tubuh yang molek

Air timpas pasang tak tibaBanyaklah kapal bergalah laluKakiku lemas hilang bicaraHendak berkenal terasa malu

Batang pepaya berputik belumBila berulat lekas dipancungAbang menyapa adik tersenyumRasa mendapat emas segunung

Pantun Kasih Tak Sampai 

Ulam bukan sebarang ulamUlamnya dibawa anak penggalasDemam bukan sebarang demamDemam cinta tidak terbalas

Tabunglah gendang bunyi bertaluOrang bersorak gegap gempitaSungguh malang nasib dirikuCinta ditolak harapan hampa

Tujuh hari dalam semingguBudak duduk membelah rotanTubuhku lesu memendam rinduAwak bertepuk sebelah tangan

Ampas kelapa dibuang orangJatuh ke sungai dimakan ikanLemas anggota remuklah tulangKasih tak sampai binasa badan

Buah seminai biji berkilatDibuat minyak rasa perisaSudah ku ungkai tali pengikatAdik menolak apalah daya

Dapat itik baru bertelur

Page 18: Kumpulan Pantun

Hendak digulai tak sampai hatiTeringat adik hatiku hancurKasih tak sampai kubawa mati

Buah perindu di Bukit SiguntangSejak dahulu berhujan panasTubuhku layu sakit telentangKarena cintaku tiada berbalas

Buah durian berduri-duriBila masak tentulah gugurSudah berbulan kunanti-nantiAdik mengelak hatiku hancur

Bukan palu sebarang paluPalu gada bertali rantaiBukan pilu sebarang piluPilu karena kasih tak sampai

Cukup sudah orang berlayarTetapi kolek tak mau lajuCukup sudah abang bersabarTetapi adik tak mau tahu

Gugur buah di pagi hariAda masak ada yang mudaHancur sudah hatiku iniCinta ditolak begitu saja

Gugur melati dimakan kumbangLayulah tangkai patah kelopakHancur hatiku bukan kepalangRindu tak sampai cinta ditolak

Bulan puasa bulan terujiOrang beramai pergi ke surauBadan sengsara memakan hatiKasih tak sampai hatiku risau

Bagaimana nasi tidakkan putihBeras ditumbuk diidang duluBagaimana hati tidakkan sedihPuas membujuk orang tak mau

Buluh perindu di Bukit SiguntangSejak dahulu berhujan panas

Page 19: Kumpulan Pantun

Tubuhku layu sakit telentangKarena cintaku tiada berbalas

Diam-diam orang melukisMembuat gambar anak peladangDalam diam abang menangisNiat meminang ditolak orang

Beban berat kakipun goyangRasanya letih menggoyang lututBadan penat hati pun bimbangKarena kasih tiada bersambut

Air hujan turun mencurahJatuh ke tanah terus ke lautBinasa badan menahan gundahKasih kucurah tiada bersambut

Angin bertiup semakin kencangKapal berlayar dilanda badaiIngin kuhidup bersama abangSayangnya kasih tiada sampai

Anak elang mati terkejutHilang campak ke dalampayaAwaklah sayang hati terpautOrang menolak apalah daya

Bulan haji bulan muliaOrang ke Mekah beramai-ramaiBukan ku mati karena senjataSedang bercinta kasih tak sampai

Asap api nampak menjulangPetang hari barulah redaHasrat hati hendak meminangOrang tak sudi undurlah hamba

Banyaklah beruk makan cempedakMemanjat kayu sepanjang hariHendak merajuk bukanlah budakPenat merayu orang tak sudi

Asap api dari seberangDibawa angin ketengah lautHasrat hati memetik kembang

Page 20: Kumpulan Pantun

Rupanya kasih tiada bersambut

Asap api nampak bergumpalPadang kering sudah menyalaHasrat hati hendak berkenalOrang berpaling apalah daya

Bagaimana orang takkan beramukDusun dan desa dirusak musuhBagaimana abang takkan merajukBertahun kupuja adik tak acuh

Bagaimana orang hendak menumbukLesunya saja tidak berlaluBagaimana abang hendak memelukDipandang saja adik tak mau

Batang nyiur di tepi kolamDi sana bayan berdiam diriOrang ditegur bermuka masamKasihku simpan di dalam saja

Belum duduk sudah berdiriManakan orang dapat bicaraBelum ditengok sudah lariManakah sempat kita bercinta

Buah cempedak jatuh berdebukJatuh menimpa anak buayaSudah sejak aku membujukDinda tak suka apalah daya

Palu bukan sembarang paluPalu pusaka berpalut emasMalu bukan sembarang maluMalu cinta tidak berbalas

Pantun Putus Cinta 

Anak kera mencuri manggisMatanya pedih kena jelatangAwak tertawa hati menangisKarena kekasih dibawa orang

Mabuklah orang dalam perahu

Page 21: Kumpulan Pantun

Ombak besar setinggi rumahMabuklah abang memendam rinduAdik kudengar pergi menikah

Baik berburu di malam hariBersuluh bulan dengan bintangAdik kucumbu di dalam mimpiTubuhmu sudah ditangan orang

Untuk apa orang ke huluKalau klek sudah berlubangUntuk apa hamba menungguKalau adik sudah bertunang

Hari minggu jalan ke pasarDisana belanja membeli udangHatiku pilu rasa terbakarBunga kupuja dipetik orang

Habislah buah pisang nangkaPisang serawak tegak sebatangHabislah tuah hilanglah mukaPinangan awak ditolak orang

Fajar subuh sudahlah terbitTanda hari menjelang siangTerbakar tubuh dadaku sakitAdinda kini dipinang orang

Galah bukan sebarang galahGalah orang pemanjat pinangSalah bukan sebarang salahSalah abang lambat meminang

Buluh cina berwarna kuningTegak lurus dengan kokohnyaKarena adik sudah berpalingBadanku kurus menanggung duka

Sudahlah makan tidak berkuahNasi yang ada terasa kurangSudahlah badan tidak bertuahKekasih pula dilarikan orang

Bagaimana padi tidakkan basahPagi petang dilimbur pasang

Page 22: Kumpulan Pantun

Bagaimana hati tidakkan patahKekasih hilang direbut orang

Diam-diam orang berkayuhKarena takut dikejar buayaSaban malam abang mengeluhKarena adik sudah berpunya

Jatuh bangkit orang berburuMengejar kijang kesana siniTubuhku sakit tulangpun ngiluMendengar abang sudah berbini

Jatuh tupai salah melompatBekejar naik ke batang pinangTubuhku lunglai patah semangatMendengar adik dipinang orang

Beras padi diindang orangSupaya tahu mana antahnyaBelas hati memandang abangAdik ditunggu sudah berpunya

Belilah aruan serta belanakDapat dipindang sesudah bersihHati menyetan dadaku bengkakMelihat abang berpindah kasih

Bulan sabit diambang petangMakin dipandang semakin indahSudah senasib abang yang malangHendak meminang adik lah nikah

Bulan sabit di langit tinggiSayup-sayup mata memandangSudahlah nasib celaka diriAdik kucinta dipinang orang

Dari teluk berjalan pulangNaik kerumah sudahlah senjaHatiku remuk bukan kepakangAdik tercinta sudah berpunya

Kemana lagi membawa ketupatBunga sekaki sudahlah layuKemana lagi adik bermanja

Page 23: Kumpulan Pantun

Kanda kunanti tak mahu tahu

Bulan haji bulan muliaBesar kecik tiada terbilangRasakan mati badan sebelahMendengar adik dipinang orang

Batang nangka putik sejariRebah ke tanah lapuk terbuangAbang menyangka adik sendiriRupanya sudah duduk bertunang

Bagaimana bunga kan jadi mekarKalaulah kumbang sudah menyeriBagaiman hamba memberi kabarKalaulah abang sudah beristeri

Benang ditenun berhari-hariLambat laun menjadi kainAbang melamun gila menantiAdik lah kawin ke orang lain

Beras bukan sebarang berasBeras ditumbuk membuang antahPanas bukan sebarang panasPanas menengok abang menikah

Banyaklah upih dicari orangUntuk pembungkus lempuk durianHendak kupilih kekasih orangMabuklah hamba duduk sendirian

Bangau bukan sembarang bangauBangau putih berparuh panjangRisau bukan sembarang risauRisau kekasih direbut orang

Jikalau kumbang sudah menyeriTentulah kelopaknya menjadi layuKalaulah abang sudah beristeriTentulah adik kan kuberi tahu

Apa guna kacang direndangBila masak direndam lagiApa guna abang meminangBila isteri sudah beranak

Page 24: Kumpulan Pantun

Batang pinang sudahlah patahTak lama lagi tentulah rubuhOrang kusayang sudah menikahKemana lagi dagang berlubang

Alangkah elok naik perahuDi sana mudah mencari anginAbanglah bujuk adik tak mauRupanya ada janji yang lain

Bagaimana titi takkan terendamHujan lebat semelah huluBagaimana kami takkan berdendamTuan lah dapat pasangan baru

Bagaimana kita hendak berhentiKarena di jalan orang curigaBagaimana hamba hendak berjanjiKarena tuan memandang harta

Badik diasah berulang kaliUntuk berperang melawan musuhAdik gelisah mengenang janjiKutengok abang kian menjauh

Bagaimanalah kita hendak berundingOrang berbantah setiap hariBagaimana hamba hendak disuntingAbanglah sudah beranak isteri

Bagaimana kita hendak melangkahTulang sendiri terasa goyangBagaimana hamba hendak menikahAbang lah menjadi laki orang

Tali kecapi disebut orangBila dipetik bunyinya nyaringHati ku ini mabuk kepayangKarena adik sudah berpaling

Bagaimana kita hendak berlayarOmbak besar memecah tebingBagaimana hamba hendak bersabarKudengar abang sudah berpaling

Page 25: Kumpulan Pantun

Pantun Memendam Rindu 

Kalau balik merendam selasihPantang merendam biji labuhKalaulah adik merendam kasihAbangpun karam menahan rindu

Kalaulah labu dibawa bermainDimanakah sempat lagi dipetikKalau rindu pada yang lainDimanakan sempat bersua adik

Airlah dalam bertambah dalamHujan di hulu berlumlah teduhHatilah karam bertambah karamKaram merindu orang yang jauh

Asap api orang berladangNampak dari kuala SiakTiap hari kutunggu abangSampai kini tiada nampak

Azan bukan sebarang pesanAzan bilal suaranya merduPesan bukan sebarang pesanPesan kutinggal tanda rindu

Dari subuh orang berburuBanyak kijang dibawa balikDari jauh abang merinduHendak datang langkahku pendek

Bila menimbang putik pauhBanyak getahnya tinggal melekatBila kukenang adik nan juahLetak anggota pegallah urat

Dapat kolek pergi kejayuhAir pasang berhenti duluMengingat adik lah pergi jauhMatilah abang menanggung rindu

Batang selasih sudah merantingLapuklah batang dahan pun layuOrang kukasih sudah berpaling

Page 26: Kumpulan Pantun

Mabuklah dagang menahan rindu

Baik sungguh pergi berburuDapat pelanduk seekor duaAdik jauh hatiku rinduPenat duduk menanti berita

Baik Sungguh mencari kuraiBulunya cantik untuk hiasanAdiklah jauh hatiku risauRindukan adik terlupa makan

Baiklah naik ke gunung ledangDisana banyak buluh perinduAdik nan molek sanjungpun abangBila tak nampak hatiku rindu

Banyaklan itik turun ke kaliMandi berenang jalan menduduHendak kupetik bunga berduriMatilah abang menahan rindu

Banyaklah ikan mabuk terapungKarena terminum air tubaLetaklah badan duduk termenungKarena belum bertemu adinda

Biji nangka janga ditelanBia ditelan tentu tercekikHatiku duka putus harapanKarena lama merindukan adik

Biji pauh ditanam orangSudah besar berbuah pulaHati rusuh bukan kepalangHabislah sabar memanti dinda

Buah kuini masak di batangPai hari banyak yang jatuhBiar ku mati dalam membujangKarena menanti adik yang jauh

Buah mentimun di tepi tasikHabis busuk dimakan belalangSudah bertahun ku nanti adikHatiku remuk bukan kepalang

Page 27: Kumpulan Pantun

Buluh perindu dibuat sulingBunyinya merdu mendayu-dayuMenahan rindu badanku keringDinda tak mau mengambil tahu

Bukan perahu sebarang perahuPerahu kolek tidakkan karamBukan rindu sebarang rinduRindu kan adik siang dan malam

Hari minggu orang berjalanMembawa badik jadi senjataHatiku rindu bukan buatanKepada adik sebiji mata

Hendak berburu oarng dah pergiBiarlah hamba duduk menungguHendak bertemu dinda tak sudiBiarlah hamba menanggung rindu

Dari pulau menjala ikanDapat pari dibuat pindangHati risau tiada tertahanMabuk menanti adik seorang

Buluh perindu buluh ternamaBanyak sudah disebut orangHatiku rindu sudahlah lamaAdik juga tak ingat abang

Buluh perindu diberi namaDitiup angin bergoyang-goyangHatiku rindu tiada terperiKarena adinda lama tak datang

Sayang balam mati tercekikMakan putik buah mengkuduSiang malam kunanti adikBadanku letih menahan rindu

Bunga kenanga kembang sekakiRupanya molek kelopak mekarSungguhlah lama abang menantiMengapa adik tak beri kabar

Page 28: Kumpulan Pantun

Kalau tak ada sagu bertampinMengapa rumbia ditebang orangKarena tak ada rindu ke lainMengapa lama abang tak datang

Belilah baju serta selendangUntuk dipakai ke helat jamuHatiku rindu kepada abangHajat sampai dapat bertemu

Alangkah sayu hati di dalamMendengar guruh dayu mendayuAbang merayu siang dan malamGemetar tubuh menahan rindu

Buluh kasap beruas panjangSembilunya tajam bagaikan pisauTidur tak lelap makan tak kenyangMengenang kakanda jauh di rantau

Dari pulau menjala hiuPulang pergi orang berlayarHati risau menahan rinduAbang pergia tiada kabar

Buah pauh di tepi ladangDimakan tupai menjadi busukSusah sungguh menanti abangBadan terkulai hatiku remuk

Kalaulah batangnya dihimpit kayuMengapa kupandang tegak lurusKalaulah abang sakit merayuMengapa abang tak nampak kurus

Tentu batangnya tampak lurusKarena kayunya sudah dibuangTentu abang tak nampak kurusKita bertemu sakitku hilang

Air pasang singgahlah duluDapat berhenti di pulau karangHatiku bimbang bertambah piluIngat kekasih dirantau orang

Air dangkal ikannya jinak

Page 29: Kumpulan Pantun

Ditangkap orang setiap hariHati mengkal dadapun kemakMengharap abang datang kemari

Kalau tak ada sagu bertampinMengapa rumbia ditebang orangKalau tak ada rindu ke lainMengapa lama abang tak datang

Air keruh bertambah keruhMusim kemarau semakin panjangHatiku rusuh bertambah rusuhKarena risau menunggu abang

Angin ribut bertambah ributBanyaklah kapal patah kemudiIngin diikut belumlah patutHendak ditinggal tak sampai hati

Bila lancang singgah di telukSesudah timpas pasangpun datangApabila abang sudah menjengukRindu ku lepas dadapun lapang

Batang menanti mati ditebangDitebang orang untuk perahuAbang dinanti pagi dan petangHatiku bimbang bercampur pilu

Baji kayu pembelah tiangDitukul orang beramai-ramaiHatiku rindu tiada kepalangKarena abang lama tak sampai

Pantun Perpisahan 

Penggal puan penggal selasihPenggal puan di Johor lamaBuah hati tinggallah puanKanda pergi tidakkan lama

Buah pauh delima batuAnak sembilang di tapak tanganWalau jatuh di negeri satuHilang di mata di hati jangan

Page 30: Kumpulan Pantun

Hanyut cawan dengan bakinyaBerperai-perai bunga selasihAyuhai badan apa jadinyaHampir bercerai dengan kekasih

Air telaga terasa sejukSiapa kesana teruslah mandiKupandang muka membawa mabukKudengar suara memutus hati

Pantun Saling Berjanji 

Tanam melati di ruma-rumaUbur-ubur sampingan duaKalau mati kita kita bersamaSatu kubur kita berdua

Ubur-ubur sampingan duaTanam melati bersusun tangkaiSatu kubur kita berduaKalau boleh bersusun bangkai

Tanam melati bersusun tangkaiTanam padi satu-persatuKalau boleh bersusun bangkaiDaging hancur menjadi satu

Tanam padi satu-persatuAnak lintah dalam duniaDaging hancur menjadi satuTandanya cinta dalam dunia

Jika roboh kota MelakaPapan di Jawa saya tegakkanJika sungguh Kanda berkataBadan dan nyawa saya serahkan

Ikan dilaut asam di daratDalam kuali bertemu juaHati terpaut janji diikatatas pelamin bertemu jua

Amat garang datuk BentaraMusuh melanggar habis dibenam

Page 31: Kumpulan Pantun

Dulu seorang kini berduaHidup bersama susah dan senang

Dengarlah ini ayah berpesanAnak menantu, ayah ingatkanBerkasih saying sesame insanJangan cepat menjadi bosan

Dari Banten ke Tanjung kandisBerlayar ditumbang angin utaraLagi berhadapan mulutnya manisBalik belakang lain bicara

Ambil puan dari MarindaPandan di Jawa saya rebahkanJika tuan membawa adindaBadan dan nyawa saya serahkan

Ambil puan di atas batuHendak berlayar ke benua JawaJika tuan berkata begituEsok hari Kakanda bawa

Anak belida memakan kanjiPandan di Jawa diranggungkanJika Kakanda mungkirkan janjiBadan dan nyawa menanggungkan

Terang bulan terang ke payaRaja Mesir bertenun kainTuan dipandang bertambah cayaRasaku tidak pada yang lain

Aci-aci ke BangkahuluSeri padaku panglimanyaJika kasih sabar dahuluNantikan saja ketikanya

Pantun Berkenalan 

Berlari-lari ke dalam kebunDalam kebun adalah parakBernyanyi serupa pantunDalam pantun ada kehendak

Page 32: Kumpulan Pantun

Pohon beringin tengah negeriBuah beribu di tangkainyaIngin di bunga sunting nabiBolehkan kami memetiknya?

Suji-suji daun delimaDisuji anak sungai BantanKalau sudi minta terimaDiharap jangan tuan lupakan

Patahlah sayap kembang LelanPatah ditimpa selaranyaPayahlah mata memandang bulanBulan pabila akan jatuhnya?

Darimana hendak kemanaDari Jepang ke Bandar CinaKalau boleh kami bertanyaBunga yang kembang siapa punya?

Dari Jepang ke Bandar CinaSinggah berlabuh di SingapuraBunga yang kembang siapa punyaKami beringin memetiknya

Mahal harganya kain batikDipakai selendang ke kualaJika bunga boleh dipetikDipersunting dijunjung di kepala

Air ditanam betung tumbuhDiparang anak si gumantiKalau hati sama sungguhKering lautan kita nanti

Beringin di kampung pulauPautan ayam tedung gombakHati ingin memandang pulauBiduk ada pengayuh tidak

Melenguh lembu di gunungLenguhannya sampai ke balaiMaksud hati memeluk gunungApa daya tangan tak sampai

Keladi air tumbuh di air

Page 33: Kumpulan Pantun

Minyak bijan di dalam cawanMatahari sudahlah lahirBulan masih disaput awan

Datu perdana dengan penggawaMenghadap baginda di hadapan puriPatutlah tuan timbangan jiwaTempat kakanda menyimpan jiwa

Menghadap baginda di hadapan puriPuri berdekat dengan balaiTempat kakanda menyimpan diriDi hati tidak dapat dinilai

Puri berdekat dengan balaiSinggasana berdinding kacaDihati tidak dapat dinilaiBulan purnama terang cuaca

Singgasana berdinding kacaKaca biru buatan CinaBulan purnama terang cuacaSangat merayu dagang yang hina

Teruntum sedang berbungaRetak buluh sampaian kainKalau untung tuan yang punyaMasakan lepas pada yang lain

Tetak buluh sampaian kainKain cela tepi bersujiMasakan lepas pada yang lainJika sudah disitu janji

Kain cela tepi bersujiLalu sampaikan atas galahjika sudah disitu janjihajatpun lalu disampaikan Allah

Pantun Cinta 

ikan hiu makan badak, i love u mendadak…ikan paus makan pecel, i miss u girl…

dulu delman

Page 34: Kumpulan Pantun

sekarang dokardulu temansekarang pacar

buah mangga buah manggisternyata ada cewek maniez

buah manggis buah pepayacewek manis siapa yg punya

dihutan banyak lebah madu..rasanya manis,disuka pemburu..kamu adalah cintakudan aku amat sayang padamu..

kembang gula di perigiuntuk aku minum jamukemana pun kamu pergiaku slalu rindu kamu

meski hanya buah jambutapi ini bisa diramumeskipun jarang ketemucintaku hanya untukmu

wahai seruling buluh perindusuaranya memikatkuwahai gadis pujaankuaku sangat cinta kamu

meski aku sudah kenyangtetap harus minum jamuperempuan yang ku sayangbolehkah aku bertamu

Kelap kelip bintang bertaburanhanya satu yg tampak terangsungguh banyak pria pilihanhanya kanda yg paling ku sayang

Kelap kelip bintang bertaburanbegitu indah bagai berliansungguh banyak pria menawanhanya abang yg ku rindukan

Kelap kelip di tengah malam

Page 35: Kumpulan Pantun

ku lihat bintang sangat menawanbiar cinta banyak rintanganku jaga cinta dg kesetiaan

Kelap kelip bintang seribuindah menawan di tengah malamsunggu aku sedang merindurindu di hati yg terdalam

Kelap kelip bintang menariindah bagai mata bidadarikanda kuharap menjaga diriuntuk diriku sampei ku kembali

Sayang selasih tidak berbungaEngganlah kumbang untuk menyapaSayang kekasih tidak setiaBadan merana kini jadinya

Di sana sini bunga pun kembangSenanglah kumbang tinggal sendiriPutuslah sudah kasih dan sayangJangan di harap dia kembali

Sungguh malangnya hidupmu bungaJanganlah layu sebelum kembangTentulah diri akan meranaKarena bunga tiada berdaya

Bunga yang malang jaga dirimuJangan lah layu sebelum kembangPupuklah iman dalam hatimuKalau kau layu di buang orang.

Ukir-ukir lah si kayu jatijadikanlah sebuah jambanganPikir-pikir sebelum terjadijanganlah menyesal kemudian

Kumpulan Pantun Dakwah

Berguna hidup karena beradatAdat lembaga jadi pakaianSempurna hidup karena syahadatSyahadat dijaga mengokohkan iman

Page 36: Kumpulan Pantun

Adat mati dikandung tanahDunia tinggal harta pun tinggalSelamat mati mengandung ibadahBanyak amal banyak bekal

Adat orang berjalan malamAda suluh jadi pedomanAdat orang beragama IslamAda petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup auratSesuai dengan petuah hadisOrang muslimin hidup beradatLakunya sopan mukanya manis

Di bulan Ramadhan orang tarawihSudah sembahyang membaca Qur'anOrang beriman hidupnya salihDadanya lapang lakunya sopan

Di bulan Ramadhan orang tadarusMembaca Qur'an beramai-ramaiOrang beriman hatinya lurusDuduk berjalan elok perangai

Di bulan Ramadhan banyak bertobatMemohonkan ampun kepada AllahOrang beriman hidup bermanfaatSembarang kerja membawa faedah

Di bulan Ramadhan orang puasaMenahan selera mengekang nafsuOrang beriman hidup sentosaKepada Allah tempat bertumpu

Di bulan Ramadhan banyakkan amalSupaya dosa diampunkan TuhanOrang beriman hidup berakalMenggunakan usia untuk kebaikan

Siapa kokoh memegang imanHidup matinya tidakkan sesatSiapa senonoh menyembah TuhanDunia akhirat badan selamat

Page 37: Kumpulan Pantun

Siapa melangkah di jalan TuhanKe mana pergi badan selamatSiapa amanah dalam kebenaranTuah terdiri iman melekat

Siapa memakai adat lembagaKe mana pergi disayangi orangSiapa pandai syariat agamaHidup mati tidak terbuang

Siapa kokoh memegang adatKe mana pergi hidup semenggahSiapa senonoh dalam ibadatHidup dan mati beroleh berkah

Siapa suka duduk mengajiBanyaklah ilmu dapat dikenangSiapa suka mengelokkan budiKe hilir ke hulu disayangi orang

Siapa suka memegang adatMulialah sifat dengan karenahSiapa suka sembahyang sunnatPahala dapat iman bertambah

Elok adat karena dikajiElok kaji karena sunnahElok ummat karena berbudiElok berbudi karena lillah

Elok budi karena ikhlasElok kerja karena niatElok kaji karena dibahasElok manusia karena syariat

Elok langkah karena pedomanElok laku karena beramalElok manusia karena berimanElok ilmu karena beramal

Elok kaki dapat melangkahElok tangan dapat memegangElok hati mengingat AllahElok iman tiada bergoyang

Buah yang mabuk jangan dimakan

Page 38: Kumpulan Pantun

Batang berduri jangan dipanjatBertuah hidup dikandung imanTertuah mati dalam ibadat

Pandai-pandai menjaga diriLubang banyak di tengah jalanOrang pandai tahukan diriHidup berakal mati beriman

Jangan suka memfitnah orangOrang benci Tuhan pun murka. Jangan suka melalaikan sembahyangBila mati masuk neraka

Kalau suka berbuat fitnahKe mana pergi orang mengutukKalau suka berniat salahDunia akhirat badan terpuruk

Kalau suka menenggang kawanSegala sahabat akan mendekatKalau suka mengenang TuhanPahala dapat hidup selamat

Kalau hendak mencari kawanCarilah kawan sampai ke kuburKalau hendak mencari TuhanPatrilah iman banyakkan tafakur

Kalau menyangkal petuah ibuHidup sesat dunia akhiratKalau beramal tidak berilmuPikiran tumpat pahala tak dapat

Kalau durhaka ke orangtuaCelaka tiba kutuk pun datangKalau menyalah kepada agamaDi dunia hina di akhirat malang

Jangan ditentang ibu dan bapakBila ditentang badan melaratJangan dibuang hukum dan syarakBila dibuang datanglah laknat

Pada saudara hendaklah sayangPada sahabat hendaklah minat

Page 39: Kumpulan Pantun

Pada agama banyaklah sembahyangPada ibadat luruskan niat

Kalau terbang tinggi-tinggiIngat-ingat bumi di bawahKalau sembahyang luruskan hatiDalam ibadat turuti sunnah

Kalau tidur meninggi hariRezeki menjauh langkah pun singkatKalau takabur menyelimut hatiIman jatuh ibadah pun sesat

Kalau suka berbuat maksiatAlamat hidup akan celakaKalau suka meninggalkan ibadatAlamat badan masuk neraka

Kumpulan Pantun Lucu

Jambu merahdi dindingJangan marahjust kidding

Kalau punya gigi ompongcepat cepat ke dokter gigikalau jadi anak sombongpasti nanti jadi rugi.

jalan-jalan ke pinggir empangnemu sendok di pinggir empanghati siapa tak bimbangsaya botak minta dikepang

Buah kedondongBuah atepDulu bencongsekarang tetepp

Buah semangka buah durenNggak nyangka gue keren

Buah semangka buah manggisNggak nyangka gue manis

Page 40: Kumpulan Pantun

Buah apeldi air payauNggak levellayauuuuuuu…..

Disini bingung, Disana linglungmangnya enak, engga nyambung….

Buah semangka berdaun sirihBuah ajaib kali yah

Jambu merah di dindingJangan marah just kidding

Jauh di mata,dekat dihatiJauh di hati,dekat dimataJauh-dekat tujuh ratus perak

Men sanain corpore sanoGue maen kesana,Elo maen ke sono!

Semoga Bermanfaat... Dikumpulkan dari berbagai sumber

Page 41: Kumpulan Pantun

Pantun Budi

1.

Bunga cina diatas batuDaunnya lepas kedalam ruangAdat budaya tidak berlakuSebabnya emas budi terbuang

2.

Diantara padi dengan selasihYang mana satu tuan luruhkanDiantara budi dengan kasihYang mana satu tuan turutkan

3.

Apa guna berkain batikKalau tidak dengan sujinyaApa guna beristeri cantikKalau tidak dengan budinya

4.

Sarat perahu muat pinangSinggah berlabuh di Kuala DaikJahat berlaku lagi dikenangInikan pula budi yang baik

5.

Anak angsa mati lemasMati lemas di air masinHilang bahasa karena emasHilang budi karena miskin

6.

Biarlah orang bertanam buluhMari kita bertanam padiBiarlah orang bertanam musuhMari kita menanam budi

7.

Page 42: Kumpulan Pantun

Ayam jantan si ayam jalakJaguh siantan nama diberiRezeki tidak saya tolakMusuh tidak saya cari

8.

Jikalau kita bertanam padiSenanglah makan adik-beradikJikalau kita bertanam budiOrang yang jahat menjadi baik

9.

Kalau keladi sudah ditanamJangan lagi meminta balasKalau budi sudah ditanamJangan lagi meminta balas

[sunting] Pantun Jenaka

1.

Dimana kuang hendak bertelurDiatas lata dirongga batuDimana tuan hendak tidurDiatas dada dirongga susu

2.

Elok berjalan kota tuaKiri kanan berbatang sepatElok berbini orang tuaPerut kenyang ajaran dapat

3.

Sakit kaki ditikam jerujuJeruju ada didalam payaSakit hati memandang susuSusu ada dalam kebaya

4.

Naik kebukit membeli ladaLada sebiji dibelah tujuh

Page 43: Kumpulan Pantun

Apanya sakit berbini jandaAnak tiri boleh disuruh

5.

Orang Sasak pergi ke BaliMembawa pelita semuanyaBerbisik pekak dengan tuliTertawa si buta melihatnya

6.

Ada apa diseberang ituMentimun busuk dimakan kalongAda apa diseberang ituBujang bungkuk gadis belong

7.

Limau purut di tepi rawa,buah dilanting belum masakSakit perut sebab tertawa,melihat kucing duduk berbedak

[sunting] Pantun Kepahlawanan

1.

Adakah perisai bertali rambutRambut dipintal akan cemaraAdakah misai tahu takutKamipun muda lagi perkasa

2.

Hang Jebat Hang KesturiBudak-budak raja MelakaJika hendak jangan dicuriMari kita bertentang mata

3.

Kalau orang menjaring ungkaRebung seiris akan pengukusnyaKalau arang tercorong kemukaUjung keris akan penghapusnya

Page 44: Kumpulan Pantun

4.

Redup bintang haripun subuhSubuh tiba bintang tak nampakHidup pantang mencari musuhMusuh tiba pantang ditolak

5.

Esa elang kedua belalangTakkan kayu berbatang jeramiEsa hilang dua terbilangTakkan Melayu hilang dibumi

[sunting] Pantun Kias

1.

Ayam sabung jangan dipautJika ditambat kalah laganyaAsam digunung ikan dilautDalam belanga bertemu juga

2.

Berburu kepadang datarDapatkan rusa belang kakiBerguru kepalang ajarBagaikan bunga kembang tak jadi

3.

Anak Madras menggetah punaiPunai terbang mengirap buluBerapa deras arus sungaiDitolak pasang balik kehulu

4.

Kayu tempinis dari kualaDibawa orang pergi MelakaBerapa manis bernama niraSimpan lama menjadi cuka

5.

Page 45: Kumpulan Pantun

Disangka nenas ditengah padangRupanya urat jawi-jawiDisangka panas hingga petangKiranya hujan tengah hari

[sunting] Pantun Nasihat

1.

Kayu cendana diatas batuSudah diikat dibawa pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang

2.

Kemuning ditengah balaiBertumbuh terus semakin tinggiBerunding dengan orang tak pandaiBagaikan alu pencungkil duri

3.

Parang ditetak kebatang senaBelah buluh taruhlah temuBarang dikerja takkan sempurnaBila tak penuh menaruh ilmu

4.

Padang temu padang baiduriTempat raja membangun kotaBijak bertemu dengan jauhariBagaikan cincin dengan permata

5.

Ngun Syah Betara SaktiPanahnya bernama Nila GandiBilanya emas banyak dipetiSembarang kerja boleh menjadi

6.

Jalan-jalan ke kota Blitarjangan lupa beli sukun

Page 46: Kumpulan Pantun

Jika kamu ingin pintarbelajarlah dengam tekun

[sunting] Pantun Percintaan

1.Coba-coba menanam mumbangMoga-moga tumbuh kelapaCoba-coba bertanam sayangMoga-moga menjadi cinta

2.Limau purut lebat dipangkalSayang selasih condong uratnyaAngin ribut dapat ditangkalHati yang kasih apa obatnya

3.Ikan belanak hilir berenangBurung dara membuat sarangMakan tak enak tidur tak tenangHanya teringat dinda seorang

4.Anak kera diatas bukitDipanah oleh Indera SaktiDipandang muka senyum sedikitKarena sama menaruh hati

5.Ikan sepat dimasak berladaKutunggu di gulai anak seberangJika tak dapat di masa mudaKutunggu sampai beranak seorang

6.Kalau tuan pergi ke TanjungKirim saya sehelai bajuKalau tuan menjadi burungSahaya menjadi ranting kayu.

Kalau tuan pergi ke TanjungBelikan sahaya pisau lipatKalau tuan menjadi burungSahaya menjadi benang pengikat

Page 47: Kumpulan Pantun

Kalau tuan mencari buahSahaya pun mencari pandanJikalau tuan menjadi nyawaSahaya pun menjadi badan.

[sunting] Pantun Peribahasa

1.

Berakit-rakit kehulu Berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu Bersenang-senang kemudian

2.

Kehulu memotong pagarJangan terpotong batang durianCari guru tempat belajarJangan jadi sesal kemudian

3.

Kerat kerat kayu diladangHendak dibuat hulu cangkulBerapa berat mata memandangBarat lagi bahu memikul

4.

Harapkan untung menggamitKain dibadan didedahkanHarapkan guruh dilangitAir tempayan dicurahkan

5.

Pohon pepaya didalam semakPohon manggis sebasar lenganKawan tertawa memang banyakKawan menangis diharap jangan

[sunting] Pantun Perpisahan

1.

Pucuk pauh delima batuAnak sembilang ditapak tangan

Page 48: Kumpulan Pantun

Biar jauh dinegeri satuHilang dimata dihati jangan

2.

Bagaimana tidak dikenangPucuknya pauh selasih JambiBagaimana tidak terkenangDagang yang jauh kekasih hati

3.

Duhai selasih janganlah tinggiKalaupun tinggi berdaun janganDuhai kekasih janganlah pergiKalaupun pergi bertahun jangan

4.

Batang selasih mainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga

5.

Bunga Cina bunga karanganTanamlah rapat tepi perigiAdik dimana abang geranganBilalah dapat bertemu lagi

6.

Kalau ada sumur di ladangBolehlah kita menumpang mandiKalau ada umurku panjangBolehlah kita bertemu lagi

[sunting] Pantun Teka-teki

1.

Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebungKalau tuan bijak bestariBinatang apa tanduk dihidung ?

Page 49: Kumpulan Pantun

2.

Beras ladang sulung tahunMalam malam memasak nasiDalam batang ada daunDalam daun ada isi

3.

Terendak bentan lalu dibeliUntuk pakaian saya turun kesawahKalaulah tuan bijak bestariApa binatang kepala dibawah ?

4.

Kalau tuan muda terunaPakai seluar dengan gayanyaKalau tuan bijak laksanaBiji diluar apa buahnya

5.

Tugal padi jangan bertangguhKunyit kebun siapa galinyaKalau tuan cerdik sungguhLangit tergantung mana talinya ?

Page 50: Kumpulan Pantun

Banyak sayur dijual di pasarBanyak juga menjual ikanKalau kamu sudah lapar

cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaumBunyinya sangat beriramaKalau ada ulangan umum

Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang

Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkan

Mati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewa

Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jerat

Orang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli daging

Banyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilan

Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan

Page 51: Kumpulan Pantun

Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talasAda budi ada balas

Sebab pulut santan binasaSebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terangHati kelam disangka suci

Akal pendek banyak dipandangJanganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melatiKala dicium harum baunya

Banyak cara sembuhkan hatiBaca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embunTiada umat sepandai NabiKala nyawa tinggal diubun

Turutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,Jangan terpotong batang durian;

Cari guru tempat belajar,Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekalSiapkan bekal menjelang wafat

Turutlah Nabi siapkan bekalDengan sebar ilmu manfaat

Hati-hati menyeberangJangan sampai titian patahHati-hati di rantau orang

Jangan sampai berbuat salah

Page 52: Kumpulan Pantun

Manis jangan lekas ditelanPahit jangan lekas dimuntahkan

Mati semut karena manisanManis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari JawaKain terjemur disampaianJangan diri dapat kecewa

Lihat contoh kiri dan kanan

Anak ayam turun sepuluhMati satu tinggal sembilan

Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguhSupaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilanMati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalanTapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapanMati satu tinggal lah tujuhHidup harus penuh harapanJadikan itu jalan yang dituju

Di tepi kali saya menyinggahMenghilang penat menahan jerat

Orang tua jangan disanggahAgar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebuPergi ke pasar membeli daging

Banyak harta miskin ilmuBagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah duaAnak burung mati diranggah

Dari muda sampai ke tuaAjaran baik jangan diubah

asam kendis asam gelugurke 3 asam riang riang

badan menangis di dlm kuburteringat badan tak pernah sembahyang

Page 53: Kumpulan Pantun

Kemumu di tengah pekanDi hembus angina jatuh ke bawahIlmu yang tak pernah di amalkan

Bagai pohon tak berbuah

Buah semangka buah labuBuah di atas enak rsanya

Berbondonglah kamu menuntut ilmuKarena wajib hukumnya

Naik pesawat ke pakistanSampainya pasti cepat

Belajarlah dari kesalahanKelak kebahagiaan akan di dapat