kumpulan artikel.docx

Upload: dicky-sukardi

Post on 11-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sistemperhitungan fisik persediaanMenurutMulyadi(2001,p553),sistem persediaanbertujuanuntukmencatatmutasitiapjenisperusahaanyangdisimpandigudang.Sistem iniberkaitaneratdengansistem penjualan,sistem returpenjualan,sistem pembelian,sistem returpembelian,dansistemakuntansibiayaproduksi. Dalam perusahaan dagang, persediaanhanya terdiri dari satu golongan, yaitupersediaanbarangdagangan, yangmerupakanbarangyangdibeli untuk tujuan dijual kembali.Adaduamacammetodepencatatanpersediaanyaitumetodemutasi persediaan (perpetualinventorymethod)danmetodepersediaanfisik (physical inventory method).Dalammetodemutasi persediaan, setiap mutasipersediaandicatatdalam kartupersediaan.Dalammetode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkanmutasi berkurangnya persediaankarenapemakaian tidakdicatatdalam kartupersediaan.MenurutAssauri(2004,p170-172), berdasarkan fungsinya persediaan dikelompokkan berdasarkan:1.Batch stock atau lotsize inventory.Batchstockadalahpersediakanyangdiadakankarenakitamembeli ataumembuatbarang-barangdalam jumlahyanglebihbesardaripada jumlah yang dibutuhkan saat itu.2.Fluctuationstock.Fluctuation stockadalahpersediaanyang diadakanuntukmenghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini, perusahaanmengadakan persediaan untuk dapatmemenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.3.Anticipationstock.Anticipation stockadalahpersediaanyangdiadakanuntukmenghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan, berdasarkanpolamusimanyangterdapatdalam satutahundanuntukmenghadapi penggunaan atau penjualan yangmeningkat.

MenurutMulyadi(2001,p579),fungsi-fungsiyangterkaitdalamsistem persediaan:1. Panitia perhitungan fisik persediaan.Bertanggungjawab untukmelaksanakan perhitungan fisik persediaan danmenyerahkanhasilperhitungan tersebut kepada bagian kartu persediaanuntukdigunakansebagaidasarpenyesuaian terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.2. Fungsi akuntansi.Bertanggung jawab untukmencantumkanhargapokoksatuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik,mengalihkan kuantitas dan harga pokok persatuan yang tercantum dalam daftarhasilperhitunganfisik,mencantumkanhargapokoktotal dalam daftarhasilperhitunganfisik,melakukanpenyesuaianterhadap kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan,membuat buktimemorial untukmencatat penyesuaian data persediaan dalamjurnal umumberdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.3. Fungsi gudang.Bertanggung jawabuntukmelakukan penyesuaiandatakuantitas persediaanyangdicatatdalam kartugudangberdasarkanhasil perhitungan fisik persediaan.MenurutMulyadi(2001,p560),sistemdanproseduryangbersangkutan dengan sistem persediaan adalah:1. Prosedur pencatatan produk jadi.Prosedurinimerupakansalahsatuprosedurdalamsistemakuntansi biayaproduksi.Dalam prosedurini,dicatatharga pokok produk jadi yangdidebitkankedalam rekeningpersediaanprodukjadidan dikreditkankedalamrekening barangdalam proses.Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan, danjurnalumum.2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.Prosedurinimerupakansalahsatuprosedurdalamsistempenjualan disamping prosedur lainnya seperti prosedurorderpenjualan, prosedurpersetujuankredit,prosedur pengiriman barang, prosedur pengalihan, prosedur pencatatan piutang. Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.3. Prosedurpencatatanhargapokokprodukjadiyangditerimakembali dari pembeli.Prosedurinimerupakansalahsatuproseduryangmembentuksisem retur penjualan. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli,makatransaksireturpenjualan ini akanmempengaruhi persediaan produk jadi. Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartugudang,kartupersediaan,danjurnalumum ataujurnalretur persediaan, jika perusahaanmenggunakan jurnal khusus.4. Prosedurpencatatantambahandanpenyesuaiankembalihargapokok persedian produk dalamproses.Pencatatanpersediaanprodukdalamproses,umumnyadilakukanoleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.Prosedurinimerupakansalahsatuproseduryangmembentuksisem pembelian.Dalam prosedurinidicatathargapokokpersediaanyang dibeli.6. Prosedurpencatatanhargapokokpersediaanyangdikembalikan kepada pemasok.Prosedurinimerupakansalahsatuproseduryangmembentuksisem returpembelian.Jikapersediaanyangtelah dibelidikembalikan kepada pemasok,maka transaksi retur pembelian ini akanmempengaruhi persediaan yang bersangkutan.7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.Prosedurinimerupakansalahsatuproseduryangmembentuksisem akuntansibiayaproduksi.Dalamprosedur ini, dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, sukucadangyangdipakaidalam kegiatanproduksidankegiatannon produksi.8. Prosedurpencatatantambahanhargapokokpersediaankarena pengembalian barang gudang.Dalam prosedurini,transaksipengembalianbaranggudangmengurangibiayadanmenambahpersediaanbarangdigudang. Jurnal yang dibuat untukmencatat transaksi tersebut adalah jurnalumum.9. Sistemperhitungan fisik persediaanSistem perhitunganfisikpersediaanumumnyadigunakanoleh perusahaanuntukmenghitungsecarafisikpersediaanyangdisimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untukmeminta pertanggungjawaban Bagian Gudangmengenai fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban Bagian KartuPersediaanmengenai keandalan catatanpersediaan yangdiselenggarakan,sertauntukmelakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu Persediaan.Catatanakuntansiyang digunakan adalah kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.

Sistem Akuntansi PersediaanSistem Akuntansi Persediaan

A.Deskripsi PersediaanMenurut C.Rollin Niswonger, Philip E. Fess, dan & Carl S.Warren Persediaan (inventoris ) digunakan untuk mengartikan barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan, dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.Menurut Mulyadi (2001) dalam perusahaan manufaktur , persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan , yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.Dari beberapa pengertian persediaan tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan adalah sejumlah komoditas yang disimpan guna memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan1. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan sampai proses penerimaannya dengan prosedur yang baku.2. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang diperlukan.3. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.Metode Pencatatan PersediaanAda dua macam metode pencatatan biaya persediaan yang dipakai dalam produksi :1.Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method).Disebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat. Sistem ini seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga per unit relatif mahal dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki variasi spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel, dan peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa diterapkan oleh perusahaan selain yang dicontohkan di atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang disediakan oleh computer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap item persediaan.2.Metode persediaan fisik (physical inventory method).Disebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang maupun penjualan barang akun persediaan tidak pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian atau dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan melalui penghitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan kecil yang menjual barang barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah missal permen, korek api, dan lain lain.

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan adalah:1.Prosedur pencatatan produk jadi.Dalam prosedur ini Harga Pokok Produk Jadi didebitkan, sedangkan Persediaan Produk Jadi dikreditkan ke dalam rekening barang dalam proses. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan ini adalah laporan produk selesai dan bukti memorial.2.Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan disamping prosedur lainnya seperti : Prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.3.Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transakasi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas produk pada kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem retur penjualan.4.Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.Pencatatan produk dalam proses umumnya dilakukan perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.5.Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.6.Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.Jika persediaan yang telah dibeli dikembalkan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh bagian gudang dan mengurangi kuantitas serta harga pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Sedangkan dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok adalah: laporan pengiriman barang dan memo debit.7.Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang.Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.8.Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang. Sedangkan dokumen yang digunakan dalam proses prosedur pengembalian barang gudang adalah bukti pengembalian barang gudang.9.Sistem perhitungan fisik persediaan.Sistem perhitungan fisik persediaan umunya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan digudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudangmengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan.

B.Fungsi Yang TerkaitFungsi yang dibentuk untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan umumnya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang anggotanya dipilihkan dari karyawan yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang.Panitia penghitungan fisik persediaan terdiri dari:1. Pemegang kartu penghitungan cek.2. Penghitung.3. Pengecek.Dengan demikian berbagai fungsi yang terkait dalam system persediaan adalah:1.Panitia Perhitungan Fisik Persediaan. Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan2.Fungsi Akuntansi. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fingsi ini bertanggungjawab untuk:a.Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil penghitung fisikb.Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisikc.Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisikd.Melakukan adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.3.Fungsi Gudang. Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

C.Informasi Yang Diperlukan Manajemen Akuntansi PersediaanManajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Manajemen persediaan melibatkan sejumlah kegiatan kordinasi antara persediaan dan produksi serta kegiatan konsumsi pada sejumlah tahapan proses dan lokasi yang berhubungan.Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, jadi dapat disimpulkan Perancangan Sistem Manajemen Basisdata Persediaan Barang Jadi adalah sistem yang menyangkut masalah pencatatan dan pelaporan yang dikaitkan dengan pencatatan persediaan dan penilaiannya baik itu dalam proses penerimaan barang atau pengeluaran barang yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini proses yang terjadi dariinput,proses,hingga menjadi sebuahoutputyaitu proses penerimaan barang dari kantor pusat, proses pengeluaran barang (penjualan) kepada distributor, membuat jurnal, memposting buku besar, hingga menghasilkan laporan pendukung yang terdiri dari laporan data barang, laporan data gudang, laporan data distributor, dan kartu persediaanTujuan dari manajemen persediaan adalah menyelesaikan sasaran yang berpotensi untuk:1. Memaksimalkan pelayan pada pelanggan2. Memaksimalkan efisiensi pembelian pada produksi3. Meminimalkan investasi stock4. Memaksimalkan profit

D.Dokumen Yang DigunakanMenurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan adalah sebagai berikut:1.Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi balam kartu gudang. Buki memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal umum.2.Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian penagihan.3.Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.4.Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalamhasilkartuperhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

E.Catatan akuntansiCatatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah:1.Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untukmencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudangyang tercantum dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.2.Kartu Gudang,kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barangyang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.3.Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut penghitung fisik.

F.Jaringan Prosedur Yang Membentuk SistemJaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan fisik persediaan adalah:1.Prosedur penghitung Fisik, dalam prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang di hitung oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat dalam kartu penghitung fisik.2.Prosedur Kompilasi, dalam prosedur ini pemegang kartu penghitung fisik melakukan perbandingan data yang dicatat dalam kartu penghitung fisik serta melakukan pencatatan data yang tercantum dalam kartu penghitung fisik ke dalam daftar penghitung fisik.3.Prosedur Penentuan Harga pokok Persediaan, dalam prosedur ini Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok persatuan tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang bersangkutan serta mengalika harga pokok persatuan tersebut dengan kuantitas hasil penghitungan fisik untuk mendaptakann total harga pokok persatuan tersebutdengan kuantitas hasil penghitungan fisik untuk mendapatkan total harga pokok persediaan yang dihitung.4.Prosedur Adjustment, dalam prosedur ini bgian Kartu Persediaaan melakukan adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula bagian Gudang melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan yang tercatat dalam kartu gudang.

G.Unsur Pengendalian InternalPengendalian Internalmerupakan salah satu alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan peusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar, aktivitas perusahaan dapat terjamin keamanannya, dan kecurangan serta pemborosan dapat dicegah. Unsure pengendalian intern dalam system penghitungan fisik persediaan digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu:

ORGANISASI1.Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek. Untuk menjamin ketelitian dan keandalandata yang dihasilkan dari kegiatan penghitungan fisik persediaan, panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri dari 3 kelompok: pemegang kartu penghitung fisik, penghitung, dan pengecek..2.Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudangdan fungsi akuntansi persediaan dan biaya, karena kryawan di kedua bagian inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan. Tujuan penghitungan fisik persediaan adalah untuk meminta pertanggungjawaban mengenai barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan data persediaan yang dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi persediaan. Oleh karena itu agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan dijamin ketelitian dan keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus bukan kryawan dari kedua fungsi yang dimintai pertanggungjawaban tersebut (misalnya fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan).

SISTEM OTORISASI DAN ROSEDUR PENCATATAN1.Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh ketua panitia penghitungan fisik persediaan. Daftar hasil penhitungan fisik berisi informasi hasil penghitungan fisik persediaan. Daftar ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar untuk meng-adjust kartu persediaan, dan kartu gudang, serta merupakan dokumen pendukung bukti memorial yang dicatat dalam jurnal umum. Dengan demikian daftar ini merupakan dokumen penting untuk meng-up date catatan akuntansi.2.Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin ketelitinnya.3.Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik adalah diambil dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam prosedur penetapan harga (pricing prosedur).4.Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik. Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik, kemudiaan ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan

PRAKTIK YANG SEHAT1.Kartu penghitung fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik.2.Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.3.Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik.4.Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN2.1 PengertianPersediaan adalah aktiva (barang)1. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses prduksi atau pemberian jasa.2.2 Karakteristik Persediaan1. Prsediaan adalah semua barang milik entitas pemerintah daerah yang disimpan di gudang atau tempat penyimpanan lain oleh entitas pemrintah daerah untuk mendukung kegiatan operasinal entitas pemerintah daerah.2. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali.3. Persediaan mencakup barang jadi, barang dalam proses, bahan baku serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.4. Persediaan ekspor-impor adalah persediaan barang ekspor-impor milik entitas pemerintah daerah yang dibeli dengan perjanjianFOB Shipping Point.Kelompok Persediaan :1. Persediaan barang jadi2. Persediaan barang habis pakai3. Persediaan suku cadangDalam hal pemerintah memproduksi sendiri persediaan juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku, pembuatan alat alat pertanian.Persediaan dapat meliputi1. Barang konsumsi2. Amunisi3. Bahan untuk pemeliharaan4. Suku cadang5. Persediaan untuk tujuan strategis atau berjaga jaga6. Pita cukai dan leges7. Bahan baku8. Barang dalam proses atau setengah jadi9. Tanah atau bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.10. Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi ( misalnya minyak) untuk tujuan berjaga jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang dimaksud diakui sebagai persediaan.Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat antara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan bibit tanaman.

2.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan1. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan sampai proses penerimaannya dengan prosedur yang baku.2. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang diperlukan.3. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.2.4 Kebijakan Akuntansi PersediaanPersediaan dapat dinilai pada :1. Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian.2. Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri.3. Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara seperti donasi.4. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki oleh proyek swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aktiva untuk bangunan dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan dalam kelompok aktivalancar.Pengakuan :1. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah.2. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik.3. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagai persediaan.Pengukuran :1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.2. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biayaoverheadtetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan.

Pengungkapan :Persediaan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan : Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; Kondisi persediaan; Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan persediaan, misalnya persediaan yang diperoleh melalui hibah atau rampasan.Dalam penyusunan laporan keuangan, Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam Neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).2.5 Elemen Sistem Informasi Akuntansi PersediaanSistem dan prosedur akuntansi persediaan pada SKPD meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, sampai pada paeringkasan transaksi persediaan dalam rangka pertanggungajwaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi persediaan pada SKPD.1. Fungsi yang terkaitA. Fungsi yang terkait pada sistem dan prosedur akuntansi persediaan pada SKPD terdiri atas fungsi akuntansi pada PPK-SKPD.Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut : Mencatat transaksi-transaksi pendapatan, belanja, aset dan selain Kas berdasarkan bukti-bukti yang terkait. Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset dan selain kas ke dalam buku besarnya masing-masing. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.B. Fungsi yang terkait dalam penerimaan barang yaitu Penyedia Barang yang bertugas mengirimkan barang dalam spesifikasi dalam kontrak. Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan yang bertugas membuat daftar pemeriksaan dan penerimaan barang, membuat mekanisme pemeriksaan dan penerimaan barang, memeriksa kemasan, kuantitas, spesifikasi dan garansi dan jaminan purna jual barang yang diterima dari penyedia barang, dan menyerahkan barang yang telah diperiksa dan diterima kepada sub bagian gudang. Sub Bagian Gudang yang bertugas mencatat dan menerima barang dari Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan dan melakukan penyimpanan barang dengan baik.

1. Dokumen yang digunakan Bukti memorial yang merupakan dasar pencatatan kedalam jurnal. Jurnal yang merupakan catatan yang diselnggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi pnerimaan kas, pengeluaran kas, dan transaski nonkas. Buku besar persediaan yang merupakan ringaksan catatan (posting) yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk menggolongkan transaksi persediaan. Buku besar pembantu persediaan yang merupakan ringkasan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk menggolongkan transaksi transaski persediaan menurut rincian yang dianggap perlu.1. Laporan yang dihasilkan Neraca Saldo Laporan keuangan meliputi Neraca, Catatan atas laporan keuangan ( Calk) dan Laporan Realisasi Anggaran Laporan Persediaan

Aktivitas Pengendalian1. Telusuri saldo persediaan yang tercantum dalam neraca saldo persediaan pada buku besar untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo persediaan yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.2. Hitung kembali saldo akun perseiaan didalam buku besar untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan akun saldo persediaan.3. Telusuri posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan ke jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dalam berbagai akun persediaan kemudian ditelususri ke jurnal buku besar pembantu persediaan, ataubuku besar persediaan. Selanjutnya, pengkreditan ke akun tersebut ditelusuri ke jurnal atau buku besar dari bahan habis pakai, atau ke buku besar pembantu guna memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan persediaan.4. Memerikasa saldo awal akun persediaan ke kertas kerja tahun lalu. Pemerikasa melakukan pegujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun persediaan guana memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun tersebut.5. Lakukan rekonsiliasi buku besar pembantu persediaan dengan akun kontrol persediaan yang bersangkutan di dalam buku besar guna memperoleh keyajkinan bahwa catatan akuntansi yang berkaitan dengan persediaan dapat dipercaya ketelitiannya.

Prosedur Pembelian Persediaan1. Bagian gudang memeriksa catatan persediaan untuk barang-barang yang harus diisi kembali dan menyiapkan surat permintaan pengadaan barang yang dikirimkan ke bagian pengadaan barang dan diarsipkan.2. Bagian pengadaan barang menyusun dokumen..3. Berdasarkan.., pihak ketiga akan memasukan tawaran kepada fungsi pengadaan barang untuk melaksanakan kerjasama operasi.4. Fungsi pengadaan barang (pejabat/panitia pengadaan) akan mengevaluasi penawaran kemudian menunjuk atau menetapkan pemenang kontrak ( pihak ketiga) sebagai rekanan pengadaan barang.Surat keputusan tersebut akan dikirimkan ke bagian kontrak.5. Kemudian Bagian kontrak menmbuat kontrak /perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga.3.2 Prosedur Pemeriksaan,Penerimaan, dan Penyimpanan Persediaan :1. Setelah berakhirnya proses evaluasi penawaran yang dilaksanakan oleh Panitia / Pejabat Pengadaan, maka Panitia / Pejabat Pengadaan harus menyerahkan BoQ (Bill of Quantity) definitif kepada Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang. Hal ini diperlukan, agar Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang memiliki acuan awal dalam melaksanakan proses pemeriksaan dan penerimaan barang, sebelum kontrak selesai diproses.2. Berpedoman pada BoQ (Bill of Quantity) definitif tersebut, Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang membuat daftar pemeriksaan barang dan daftar penerimaan barang.3. Setelah proses pembuatan kontrak selesai dilaksanakan, Sub Bagian Kontrak harus menyerahkan 1 (satu) copy kontrak kepada Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang, sebagai dasar dalam melaksanakan proses pemeriksaan dan penerimaan barang.4. BoQ (Bill of Quantity) definitif yang sebelumnya diserahkan oleh Panitia / Pejabat Pengadaan Barang harus dicocokkan oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang dengan BoQ (Bill of Quantity) dalam kontrak untuk menghindari adanya ketidaksesuaian spesifikasi barang yang akan diterimanya. Apabila terjadi perbedaan antara BoQ (Bill of Quantity) definitif dengan BoQ (Bill of Quantity) dalam kontrak, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus menjadikan BoQ (Bill of Quantity) dalam kontrak sebagai acuan dalam proses pemeriksaan dan penerimaan barang, dengan selanjutnya merubah daftar penerimaan barang yang sebelumnya telah dibuat.5. Setelah Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang menerima kontrak dari Sub Bagian Kontrak, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus mempelajari dan memahami substansi (isi) dari kontrak bersangkutan, untuk dibuatkan suatu mekanisme pemeriksaan dan penerimaan barang.6. Apabila penyedia barang telah memulai pengiriman barang ke UPT Logistik, maka barang-barang yang dikirim oleh penyedia barang harus diperiksa terlebih dahulu oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang. Dimana proses pemeriksaan barang harus berpedoman pada spesifikasi dan kuantitas (jumlah) barang sebagaimana tercantum dalam daftar pemeriksaan barang. Sebelum dilaksanakan proses pemeriksaan barang, Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus meminta surat jalan dari penyedia barang.7. Jika dari proses pemeriksaan barang terdapat spesifikasi barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam daftar pemeriksaan barang, maka barang yang tidak sesuai spesifikasi tersebut harus ditolak oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang dan dikembalikan kepada penyedia barang untuk diganti sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya. Penolakan dan pengembalian barang harus disertai dengan daftar penolakan dan pengembalian barang.8. Apabila barang yang dikirim oleh penyedia barang menyertakan masa garansi, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus meminta Kartu Garansi atas barang kepada penyedia barang. Apabila barang yang dikirim oleh penyedia barang menyertakan jaminan masa purna jual, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus Surat Pernyataan Jaminan Masa Purna Jual atas barang kepada penyedia barang.9. Apabila barang yang diperiksa oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang telah sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam daftar pemeriksaan barang, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus menerima barang yang telah diperiksa, untuk dicantumkan dalam daftar penerimaan barang sementara. Setelah Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang mencantumkan barang yang diterima dalam daftar penerimaan barang sementara, maka surat jalan harus diparaf oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau panitia penerima barang untuk selanjutnya dijadikan sebagai lampiran daftar penerimaan barang sementara.10. Barang-barang yang telah diterima oleh Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang, selanjutnya diserahkan kepada Sub Bagian Gudang. Penyerahan barang harus dituangkan dalam daftar penyerahan barang untuk Gudang.11. Setelah seluruh proses pengiriman barang selesai dilaksanakan oleh penyedia barang, Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang mengumpulkan seluruh daftar penolakan dan pengembalian barang, daftar penerimaan barang sementara dan daftar penyerahan barang untuk Gudang, untuk dilakukan proses rekapitulasi sebagai berikut :1. Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus melakukan pengecekan kembali atas seluruh proses pemeriksaan dan penerimaan barang yang telah dilakukan. Apabila proses penerimaan barang telah 100 % (seratus persen) dilaksanakan, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus membuat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Barang.2. Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus melakukan pengecekan kembali atas seluruh proses serah terima barang untuk Gudang. Apabila proses serah terima barang untuk Gudang telah 100 % (seratus persen) dilaksanakan, maka Sub Bagian Pengawasan dan Penerimaan atau Panitia Pemeriksa / Penerima Barang harus membuat Berita Acara Serah Terima Barang Untuk Gudang.3.3 Prosedur Pencatatan Akuntansi Persediaan :1. Fungsi akuntansi dalam hal ini adalah PPK SKPD mengidentifikasi transaksi persediaan berdasarkan bukti transaksi seperti kartu persediaan, berita acara penerimaan barang, SK mutasi barang, dl. Dokumen tersebut berasal dari fungsi., fungsi pengadaan barang dan fungsi kontrak.2. Berdasarkan bukti transaksi tersebut dibuat bukti memorial yang menghasilkan dokumen bukti memorial. Bukti memorial sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transasksi dan/atau kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/atau kejadian, dan jumlah rupiah.3. Kemudian bukti memorial dicatat dalam jurnal. Buku juranal tersebut diarsipkan sementara.4. Secara periodik jurnal atas transaksi persediaan diposting ke dalam buku besar.5. Berdasarkan buku besar, PPK SKPD membuat Neraca saldo dan menghasilkan neraca saldo SKPD.6. Berdasarkan neraca saldo dibuat laporan keuangan SKPD.

3.3 Jurnal Persediaan1. Nilai Persediaan akhir semester ini > dari nilai Persediaan akhir semester lalu:Dr. RpxxxCr. Cadangan PersediaanRpxxxRpxxx adalah sebesar selisih nilai persediaan yang disajikan di neraca akhir semester lalu dengan nilai persediaan akhir semester ini)2. Nilai Persediaan akhir semester ini < dari nilai Persediaan akhir semester lalu:Dr. Cadangan PersediaanRpxxxCr. RpxxxRpxxx adalah sebesar selisih nilai persediaan yang disajikan di neraca akhir semester lalu dengan nilai persediaan akhir semester ini)3. Pembelian persediaanDr. RpxxxCr. KasRpxxx4. Pemakaian PersediaanDr. BiayaRpxxxCr. Rpxxx5. Perbaikan PersediaanDr. Biaya PemeliharaanPersediaanRpxxxCr. RpxxxPerencanaan dan PengendalianPersediaan1. PerencanaanSuatu rencana adalah langkah realistis yang telah ditentukan sebelumnya, rencana memuat rincian kagiatan untuk mencapai tujuan. Rencana harus menetapkan kriteria penilaian dan standart pengukuran serta memberi peluang bagi kreativitas dan fleksibilitas.Dalam merencanakan kita harus memperhitungkan berbagai kondisi yang terjadi diperusahaan, Perencanaan juga harus saling berhubungan untuk memperbaiki profitabilitasPerencanaan menentukan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan, bagaimana harus dilaksanakan, kapan dan bagaimana alternatif untuk mencapai tujuan, termasuk biaya-biaya yang akan terjadi juga harus diukur.Untuk merencanakan besarnya jumlah persediaan, perlu mempertimbangkan biaya-biaya variabel berikut ini :1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang disimpan semakin besar. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruangan, dan sebagainya).b. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan.c. Biaya Keuangan.d. Biaya perhitungan fisik.e. Biaya asuransi persediaan.f. Biaya pajak persediaan.g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan.h. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs), biaya-biaya ini meliputi :a. Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi.b. Upah.a. Biaya telepon.b. Pengeluaran surat menyurat.c. Biaya pengepakan dan penimbangan.d. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan.e. Biaya pengiriman ke gudang.f. Biaya utang lancar dan sebagainya.3. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri oleh perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyimpanan untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :a. Biaya mesin-mesin menganggur.b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung.c. Biaya penjadwalan.d. Biaya ekspedisi dan sebagainya.2. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan ( shortage costs) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut :a. Kehilangan penjualan.b. Kehilangan pelanggan.c. Biaya pemesanan khusus.d. Biaya ekspedisi.e. Selisih harga.f. Terganggunya operasi.g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.Biaya kekurangan bahan sulit diiukur dalam prakteknya, terutama karena kenyataan biaya ini sering merupakan opportunity costs yang sulit diperkirakan secara objektif.1. PengendalianPengendalian meliputi langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbesar kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan juga untuk memastikan bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai tujuan organisasi.Pengendalian menurut Dlenn. Welsch Ronald W Hilton Paul (19955), adalah suatu proses untuk memastikan tindakan yang efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Pengendalian ini mencakup ; 1) Penetapan sasaran dan standart, 2) Membandingkan hasil dengan sasaran dan standart, 3) Mendorong keberhasilan dan memperbaiki kekuranganAda dua tujuan utama dalam pengendalian internal atas persediaan antaralain mengamankan persediaan dan melaporkan secara tepat dalam laporan keuangan. Pengendalian persediaan harus dimulai segera setelah persediaan diterima. Laporan penerimaan yang sudah diberi nomor sebelumnya harus diisi oleh departemen penerimaan perusahaan untuk menetapkan tanggung-gugat (account-ability) awal atas persediaan. Untuk memastikan bahwa persediaan yang diterima sesuai yang dipesan, setiap laporan penerimaan harus cocok dengan pesanan pembelian.Pengendalian internal juga bersifat :1. Preventif (pencegahan), pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan.2. Detektif, ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.3. Meningkatkan efisiensi dengan melaksanakan kebijakan dan prosedur untuk melakukan peningkatan yang mungkin dicapai.Suatu sistem pengendalian internal merupakan bagian dari sebuah sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen meliputi pengendalian administratif seperti anggaran untuk perencanaan dan pengendalian operasi, dan pengendalian akuntansi seperti prosedur pengendalian internal mengenai pemisahan tugas orang yang menghitung kas dari tugas orang yang memiliki akses terhadap pencatatan piutang.C. Sistem Pencatatan dan Metode Penilaian Persediaan1. Sistem pencatatan persediaanDalam perhitungan persediaan maka terdapat 2 sistem pencatatan persediaan, antara lain:1. Sistem PerpetualDimana setiap ada transaksi baik itu penjualan atau pembelian barang akan langsung dibukukan atau dicatat dalam kartu stock menurut tanggal kejadiaannya, atau dengan kata lain semua kenaikan dan penurunan barang dicatat dengan cara sama seperti mencatat kenaikan dan penurunan kas. Akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan jumlah stock tanggal tersebut.Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan barang dagang dan mengkredit kas atau utang usaha. Pada tanggal penjualan, harga pokok barang yang terjual dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan barang dagang. Seperti ilustrasi berikut ini :Jurnal yang lazim dibuat dalam sistem perpetualPada pembelian:Persediaan barang dagang xxxUtang usaha xxxPada penjualan:Harga pokok penjualan xxxPersediaan barang dagang xxxPiutang Dagang xxxPendapatan penjualan xxx2. Sistem PeriodikSetiap ada penjualan atau pemakaian atau pembelian terhadap persediaan tidak dilakukan pencatatan terhadap buku persediaan, dengan kata lain perusahaan tidak mempunyai kartu stock. Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali penjualan dilakukan. Tidak ada jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada akhir periode akuntansi perhitungan fisik dilakukan untuk menentukan biaya atau harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan.2. Metode penilaian persediaanMetode Penilaian Persediaan terdiri dari 3 metode, yaitu:1. First-in, First-out (FIFO)Metode ini menilai persediaan berdasarkan pada asumsi bahwa harga-harga pokok harus dibebankan pada penghasilan sesuai urutan pembeliannya. Sehingga metode ini berkembang dengan asumsi bahwa barang yang paling dulu diterima digudang akan paling dulu dikeluarkan dari gudang. Hal ini terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan produk-produk yang modelnya cepat berubah. Contohnya : bahan pangan yang ada tanggal kadaluwarsanya dan pakaian yang sesuai musimnya. Metode ini dapat digunakan dalam sistim perpetual dan dalam sistem periodik.2. Lasti-in, First-out (LIFO)Ini adalah suatu metode yang merupakan kebalikan dari metode LIFO. Barang yang dikeluarkan terlebih dahulu akan diberi harga pada harga barang yang diterima terakhir. Metode ini berkembang dari anggapan bahwa barang yang paling akhir diterima digudang, akan lebih dahulu dikeluarkan dari gudang. Pemakaian metode LIFO pada awalnya terbatas untuk situasi yang jarang terjadi, diambil dari unit-unit yang dibeli paling akhir. Contohnya batu bara, yang diterima paling akhir akan berada ditempat teratas sehingga paling mudah diambil untuk dikeluarkan. Jelaslah barang seperti ini tidak mempunyai masa kegunaan terbatas atau mudah rusak. Metode ini dapat dipakai pada sistem perpetual maupun sistim periodik.Penilaian persediaan dengan metode LIFO dengan menggunakan sistem perpetual berdasarkan data diatas adalah sebagai berikut:3. Metode Biaya Rata-rata (Moving average)Ini adalah metode antara kedua metode diatas. Dalam metode ini, perhitungan harga barang tidak berdasarkan mana barang yang masuk dulu dan mana yang keluar terlebih dahulu, tetapi atas dasar harga rata-rata. Apabila metode biaya rata-rata digunakan dalam sistim persediaan perpetual, biaya rata-rata per unit untuk masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit kemudian digunakan untuk untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung.E. Pengawasan PersediaanPengertian pengawasan persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan secara efektif dan efisien.Fungsi pengawasan terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi. Untuk mengevaluasi tugas, para manager hendaknya mrngukur kinerja dibandingkan dengan standar dan harapan yang mereka tetapkan. Standar dapat ditetapkan pada volume produksi dan biaya, volume pejualan , keuntungan, dan berbagai variable yang lain, yang digunakan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan. Misalnya standar pada suatu operasi khusus dalam perusahaan, yaitu volume produksi , biaya produksi per unit dan standar tingkat persediaan yang dapat digunakan untuk memonitor produksi. Sehingga nantinya dapat diputuskan atau diambil tindakan untuk menentukan rencana kedepannya.Tujuan Pengawasan dapat dipaparkan sebagai berikut :1. Menyediakan persediaan yang dibutuhkan dengan efisien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan karena keterlambatan datangnya persediaan.2. Menjamin adanya persediaan yang cukup untuk melayani permintaan pelanggan yang bersifat mendadak.3. Menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi kelangkaan penawaran barang dipasar dalam jangka pendek karena faktor-faktor tertentu.4. Menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan biaya dan waktu dan menjaga dari kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan, dan bentuk kerugian lainnya.5. Menjaga agar persediaan yang rusak, usang dan kelebihan yang tidak dipakai dapat ditekan serendah mungkin.6. Menentukan jumlah investasi dan dana yang tepat dalam persediaan dan sesuai kebutuhan untuk operai dan rencana manajemen.Pengawasan terhadap persediaan dapat digolongkan atas 3, yaitu:1. Pengawasan Phisik.Karena persediaan merupakan benda berwujud, sehingga persediaan harus disimpan pada tempat penyimpanan yang aman dari sagala macam gangguan seperti pencurian, pengaruh suhu dan lain-lain. Perusahaan yang baik akan menugaskan orang-orang yang dapat dipercaya untuk bertanggung jawab terhadap keamanan gudang serta mengasuransikan persediaan dari resiko kebakaran dan sebagainya.2. Pengawasan Akuntansi.Pengawasan akuntansi timbul karena adanya pemusatan tugas dan wewenag serta tanggung jawab antara petugas di bidang pencatatan, penyimpanan dan operasi.Pengawasan akuntansi terhadap persediaan meliputi :a. Perlindungan terhadap harta kekayaan perusahaan berupa persediaan, persediaan bahan baku maupun persediaan produksi/barang jadi.b. Melakukan pencatatan yang pantas atau wajar untuk penerimaan dan pemakaian atau penjualan persediaan serta menjaga agar arus barang berjalan dengan sebaik-baiknya, yang dimulai dari proses produksi sampai menjadi barang yang siap dipasarkan.3. Pengawasan jumlah yang dibutuhkanPengawasan ini penting agar perusahaan terhindar dari resiko kekurangan dan kelebihan jumlah persediaan. Kekurangan persediaan akan menyebabkan terganggunya operasi perusahaan, sedangkan persediaan yang terlalu besar menyebabkan biaya penyimpanan yang terlalu besar pula. Untuk menentuka berapa besar jumlah yang dibutuhkan ada beberapa kebijakan umum yang biasa digunakan:a. Menetapkan jumlah maksimun dan minimumDalam keadaan stabil, cara ini baik digunakan karena tingkat penjualan dapat diramalkan dengan tepat. Pada penetapan ini yang diperhatikan adalah:1. Tingkat penggunaan atau penjualan barang2. Jangka waktu pesanan atau tibanya barang3. Jangka waktu pembuatan barang untuk perusahaan industri.b. Dengan menggunakan perputaran persediaanPerputaran persediaan merupakan angka yang menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam periode tertentu, biasanya dalam 1 tahun. Tingkat perputaran persediaan dapat diketahui dengan cara:c. Budgeting ControlDengan menyusun anggaran produksi dan anggaran penjualan, perusahaan dengan cepat dapat mengetahui berapa jumlah persediaan yang ada dalam suatu periode berjalan. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan , bahwa perusahaan dapat bertindak lebih dini terhadap hal-hal yang timbul dalam persediaan. Ramalan tentang jumlah persediaan memang bisa menyimpang dari kenyataan yang sebenarnya, namun dengan ramalan tersebut setidaknya perusahaan dapat mengadakan evaluasi sekaligus pengawasan yang lebih terarah terhadap persediaan.HOW TO MANAGE OUR INVENTORIES??Friday, 13 April 2012 08:41 |||

Perusahaan pada umumnya seringkali mengalami masalah dalam hal persediaannya. Padahal persediaan ini merupakan Jantung dari operasional perusahaan terutama perusahaan Manufaktur atau perusahaan dagang yang memiliki persaingan yang ketat dengan perusahaan sejenis, karena persediaan akan sangat berpengaruh pada penyerahan barang pada pelanggan. Pengaturan pada persediaan berpengaruh pada semua fungsi perusahaan antara lain operasional, marketing dan keuangan.Persediaan terdiri dari Bahan Baku, Bahan Pembantu, Barang dalam Proses, Barang Jadi maupun barang perlengkapan. Fungsi dari persediaan untuk perusahaan ini sebenarnya adalah :Fungsi decoupling dilakukan perusahaan yang mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah. Memungkinkan operasi internal dan eksternal mempunyai kebebasan. Contoh : Dalam suatu perusahaan, unit bisnisnya dibagi berdasarkan proses produksinya dan di setiap unit bisnis dibebaskan untuk melakukan penjualan ke pihak luar selain menyuplai kebutuhan unit bisnis lainnya.Fungsi economic lot size penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan mempertimbangkan adanya discount pembelian, kapasitas dan kondisi gedung serta keperluan operasi.Fungsi antisipasi penyimpanan persediaan sebagai penyelamat jika terjadi kelambatan datangnya pesanan atau jika ada permintaan musiman. Contoh untuk permintaan musiman, untuk perusahaan Sarung, mendekati lebaran permintaan akan sarung akan meningkat 500%, maka beberapa bulan mendekati lebaran akan menimbun persediaan untuk menyambut even lebaran.Persediaan sangat penting bagi perusahaan, maka perusahaan harus berusaha untuk mengendalikan persediaan yang dimiliki jangan sampai persediaan tersebut malah menghambat operasional perusahaan, maka dibutuhkan lah pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan adalah menyediakan persediaan dengan mutu dalam jumlah dan waktu yang sesuai dengan permintaan. Jumlah yang disediakan jangan terlalu banyak agar investasi yang ditanamkan tidak terlalu besar, dan juga jangan sampai terlalu sedikit, agar jika terjadi kelangkaan akan persediaan, harga persediaan tidak menjadi mahal. Berikut ini beberapa dampak kerugian yang akan diderita perusahaan jika penyelenggaraan persediaan terlalu besar : Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan menjadi tanggungan perusahaan akan semakin besar, yang meliputi biaya sewa gudang, resiko kerusakan bahan dalam penyimpanan, resiko kehilangan, resiko kadaluarsa, resiko penurunan kualitas bahan dalam penyimpanan. Perusahaan harus menyediakan dana yang cukup besar pula untuk mengadakan pembelian bahan baku. Tingginya biaya penyimpanan dan investasi dalam persediaan bahan baku yang ada dalam perusahaan mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi di bidang-bidang yang lain. Akan ada risiko atas penurunan nilai persediaan yang akan merugikan perusahaan, Dalam hal ini perusahaan harus dapat mengetahui gambaran harga pasar dari bahan baku dalam waktu yang akan datang.Sedangkan dibawah ini adalah dampak bila perusahaan menyelenggarakan persediaan yang terlalu kecil : Persediaan bahan baku dalam jumlah yang kecil kadang-kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang bersangkutan untuk pelaksaaan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi, maka pada umumnya perusahaan akan mengadakan pembelian dalam jumlah kecil dan mendadak, sehingga harga beli bahan baku tersebut menjadi lebih tinggi dibandingkan pembelian normal perusahaan. Apabila suatu persuaah sering kehabisan bahan baku, maka pelaksanaan proses produksi tidaak akan berjalan dengan lancar. Sebagai akibatnya, kualitas dan kuantitas produk akhir yang dihasilkan perusahaan menjadi sering berubah pula. Persediaan bahan baku dalam jumlah yang relative kecil akan mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku menjadi semakin tinggi sehingga biaya pemesanana bahan baku juga bertambah besar.Maka dari itu, perlu dikembangkan adanya system pengawasan persediaan baha baku yang optimal, yaitu : Berapa besar persediaan bahan baku perusahaan. Berapa besar bahan baku yang dibeli. Kapan mengadakan pembelian kembali.Metode apa yang dibutuhkan untuk menghitung persediaan yang seharusnya dibutuhkan oleh perusahaan :

1. EOQ:Merupakan system persediaansystem persediaan yang didorong (push inventory system)perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini.Rumus EOQ :Biaya Persediaan= Biaya pemesanan / Persiapan + Biaya penyimpananTC=PD/Q+CQ/2..(1)dimana :P: Biaya penempatan dan penerimaan pesanan/biaya persiapan pelaksanaanproduksiD: Jumlah permintaan tahunan yang diketahuiQ: Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukanC: Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahunMisal : Sebuah usaha reparasi lemari es (dimana komponen dibeli dari pemasok eksternal)D = 10.000 unitP = $25 perpesananQ = 1.000 unitC = $2 perunitBiaya persediaan = (10 kali pesanan X $25/pesanan) + ($2 x (1000 unit /2)=$1.250Artinya: Kuantitas pesanan sebanyak 1.000 dengan total biaya $1.250 apakah sudah merupakan pilihan terbaik (biaya terkecil)Itu sebabnya perlu EOQ !!!EOQ / Q=? 2PD/C= ? (2 x $25 X 10.000) : $2= ? 250.000=500 unitPemesanan 500 unit tiap kali pesanan20 x pesanan merupakan hitungan yang menghasilkan biaya persediaan terkecilmasukan ke pesamaan (1)Biayanya menjadi $1.000 (Bandingkan denganQ = 1.000 unitbiaya $1.250)2.Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point / ROP) Titik dimana suatu pesanan baru harus dilakukan (atau persiapan dimulai) Fungsi dari EOQ, tenggang waktu dan tingkat dimana persediaan hampir habisTenggang waktu / Lead Time :waktu yang dibutuhkan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau persiapan dimulaiROP = Tingkat Penggunaan x Tenggang WaktuMisal : Contoh di atas. Produsen gunakan 50 komponen / hari dengan tenggang waktu 4 hariROP = 50 x 4 = 200 unitSaat persediaan 200 unit sudah harus pesan lagi.Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan KembaliJika permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan pasti, maka ada kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan. Sebagai contoh, jika komponen lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen perhari dan bukan 50, maka sesuai perhitungan ROP diatas sebesar 200 komponen akan habis dalam waku 3 1/3 hari dan aktivitas reparasi yang membutuhkan komponin ini akan menganggur 2/3 hari.Guna menghindari hal ini, organisasi sering menyimpan persediaan pengaman (safety stock)persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan.Contoh : Jika penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit perhari danrata-rata penggunaan adalah 50 unit perhari, dan tenggang waktu 4 hari, maka persediaan pengaman dihitung sb:Safety Stock = Penggunaan maksimal60Rata-rata penggunaan50Selisih10Tenggang waktux 4 hariSafety stock40 unitROP = ROP semula + Safety Stock= 200 + 40 = 240 unit

Namun yang penting juga dalam manajemen persediaan adalah pengawasan persediaan, dengan tujuan sebagai berikut : Menyediakan persediaan yang dibutuhkan dengan efisien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan karena keterlambatan datangnya persediaan. Menjamin adanya persediaan yang cukup untuk melayani permintaan pelanggan yang bersifat mendadak. Menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi kelangkaan penawaran barang dipasar dalam jangka pendek karenafaktor-faktor tertentu. Menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan biaya dan waktu dan menjaga dari kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan, dan bentuk kerugian lainnya. Menjaga agar persediaan yang rusak, usang dan kelebihan yang tidak dipakai dapat ditekan serendah mungkin. Menentukan jumlah investasi dan dana yang tepat dalam persediaan dan sesuai kebutuhan untuk operai dan rencana manajemen.Pengawasan terhadap persediaan dapat digolongkan atas 3, yaitu: Pengawasan Fisik:Karena persediaan merupakan benda berwujud, sehingga persediaan harus disimpan pada tempat penyimpanan yang aman dari sagala macam gangguan seperti pencurian, pengaruh suhu dan lain-lain. Perusahaan yang baik akan menugaskan orang-orang yang dapat dipercaya untuk bertanggung jawab terhadap keamanan gudang serta mengasuransikan persediaan dari resiko kebakaran dan sebagainya. PengawasanAkuntansi:Pengawasan akuntansi timbul karena adanya pemusatan tugas dan wewenang serta tanggung jawab antara petugas di bidang pencatatan, penyimpanan dan operasi.Pengawasan akuntansi terhadap persediaan meliputi : Perlindungan terhadap harta kekayaan perusahaan berupa persediaan, persediaan bahan baku maupun persediaan produksi/barang jadi. Melakukan pencatatan yang pantas atau wajar untuk penerimaan dan pemakaian atau penjualan persediaan serta menjaga agar arus barang berjalan dengansebaik-baiknya, yang dimulai dari proses produksi sampai menjadi barang yang siap dipasarkan.Pengawasan jumlah yang dibutuhkanHal ini telah dibahas di atas, yang adalah manajemen jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan.Jadi karena persediaan adalah investasi dan sumber daya yang sangat penting bagi operasional dan kelangsungan perusahaan maka kita harus menjaganya dengan baik, kita harus memanajemeni dan mengawasi persediaan kita dengan baik.

Semoga atas artikel ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.Sistem Pengendalian Intern PemerintahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaArtikel ini perludirapikanagar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atauwikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah(SPIP) adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Sejarah[sunting]Cikal bakal SPIP dimulai dengan adanyaInstruksi PresidenNo. 15 Tahun1983tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun1989tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun 1994 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004. Unsur-unsur Waskat adalah Pengorganisasian, Personil, Kebijakan, Perencanaan, Prosedur, Pencatatan, Pelaporan, Reviu Intern.Selanjutnya pada tanggal 28 Agustus 2008 keluarlah Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)yang merupakan adaptasi dariCOSO. Unsur-unsur SPIP adalah Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan Pengendalian Intern.PP No. 60 Tahun 2008 merupakan penjabaran lebih lanjut dari Pasal 55 ayat (4) dan Pasal (58) ayat (1) dan (2) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.