konstruksi radikalisme di media islam (analisis …

140
KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS WACANA PEMBERITAAN ISIS DI REPUBLIKA ONLINE DAN SUARAISLAM.COM) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: DEVI YULIANA NIM 1112051100016 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM

(ANALISIS WACANA PEMBERITAAN ISIS DI

REPUBLIKA ONLINE DAN SUARAISLAM.COM)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

DEVI YULIANA

NIM 1112051100016

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2016 M

Page 2: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 3: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 4: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 5: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

i

Nama : Devi Yuliana

NIM : 1112051100016

ABSTRAK

KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS WACANA

PEMBERITAAN ISIS DI REPUBLIKA ONLINE DAN SUARAISLAM.COM)

Istilah radikalisme umumnya dipakai media massa merujuk pada gerakan

Islam politik yang berkonotasi negatif. Namun media massa bukanlah sekadar

saluran yang bebas, media massa juga subjek yang mengonstruksi realitas,

lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Teknologi informasi dan

komunikasi modern, berkontribusi besar dalam transmisi paham radikal.

Kementrian Komunikasi Informatika pernah memblokir 19 situs Islam yang

dianggap menyebarkan paham radikalisme seperti ISIS. Kecuali Republika Online

dan SuaraIslam.com, hingga kini mengawal pemberitaan Islamic State of Iraq and

Syria. Penelitian ini akan membongkar bagaimana dan dengan cara apa kedua

media tersebut mengkonstruksi realitas ISIS.

Dari latar belakang di atas, ditemukan rumusan masalah bagaimana

Republika Online dan SuaraIslam.com mewacanakan pemberitaan ISIS pada level

teks? Bagaimana Republika Online dan SuaraIslam.com mewacanakan

pemberitaan ISIS pada segi kognisi sosial dan konteks sosial?

Untuk menganalisa masalah yang diteliti, peneliti menggunakan Analisis

Wacana model Teun A. Van Djik, yaitu meneliti beberapa dimensi dalam melihat

sebuah wacana. Pertama, segi teks, dengan tujuan untuk melihat strategi

representasi dari seseorang atau realitas tertentu dalam sebuah wacana. Kedua,

segi kognisi sosial, melihat pemahaman penulis terhadap realitas tertentu yang

akan ditulis. Ketiga, segi konteks sosial, bagaimana wacana yang berkembang

dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau realitas

digambarkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini

melakukan penelitian mendalam dengan mengumpulkan data yaitu pemberitaan

ISIS dan dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan

data secara menyeluruh. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif, karena

peneliti ingin menggambarkan dan menjelaskan wacana pemberitaan yang ada.

Hasil penelitian, wacana yang dimunculkan Republika Online dan

SuaraIslam.com mengenai aksi ISIS cenderung memiliki citra buruk,

dikategorisasikan sebagai gerakan terorisme, radikal, dan ekstremisme, secara

tidak langsung mendelegitimasi kelompok tersebut. Secara kognisi sosial,

wartawan Republika Online menunjukan bentuk rasa tidak bersimpatik terhadap

kelompok ISIS, dinilai telah melecehkan agama Islam dalam setiap aksinya.

Sedangkan SuaraIslam.com menanggapi isu internasional ini dengan tidak

memposisikan sebagai pendukung atau pun menentang ISIS, sebab kebenaran

pelaku ISIS belum terungkap. Secara konteks sosial, kelompok ISIS dinilai

sebagai ancaman bagi dunia, sebab segala bentuk kekerasan dan teror ISIS

berdampak dengan tersudutkannya Islam. Keadaan ini meresahkan dan

memprihatinkan khususnya bagi umat Muslim.

Kata kunci: Wacana, Radikalisme, ISIS

Page 6: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi Rabbil ‘Alamiin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT. Pemberi rahmat dan sumber kekuatan setiap hamba-Nya.

Karena ridho-Nya pula penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Konstruksi Radikalisme Di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan

ISIS di Republika Online dan SuaraIslam.com)”, yang disusun untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di lingkungan Universitas

Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta.

Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan sampai masa penyelesaian

skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

baik dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak lainnya yang telah banyak

berjasa bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan,

M.Ag., Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum dan Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag., selaku wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Kholis Ridho, M.SI, ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan Dra. Hj. Musfirah

Nurlaily, M.A, sekretaris Konsentrasi Jurnalistik.

3. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan kepada penulis, terima kasih telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan membagi ilmu-ilmu yang dimilikinya.

4. Agung Sasongko, Redaktur dan seluruh staf Republika Online, serta M.

Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com. Terima kasih telah

meluangkan waktu di tengah kesibukkannya.

5. Secara khusus dan yang paling penulis banggakan, kedua orangtua tercinta

Bapak Udin Saparudin dan Ibu Sumiyati atas doa dan kasih sayangnya,

serta dukungan secara materi dan non materi kepada penulis. Semoga

Bapak dan Ibu selalu bahagia dan bangga kepada penulis.

Page 7: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

iii

6. Kakak tercinta Dita Amelia S.si, Adik tercinta Vina Tri Noviaty, Dicky

Maulana, dan Veni Febriyanti. Terima kasih atas dukungan dan

semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Arie Iran Darusalam, yang banyak sekali membantu peneliti dalam

berbagai hal sampai selesainya skripsi ini. Melinda Sulistyo Rini, Annisa

Novianti dan Atika Suri atas dukungannya. Teman-teman Jurnalistik

angkatan 2012 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, semoga

persahabatan dan persaudaraan kita akan terus terjalin.

8. Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan mendoakan.

Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah membalas serta melipatgandakan segala kebaikan dan jasa kalian

semua. Amin Yaa Rabbal’alamin.

Jakarta, 22 November 2016

Devi Yuliana

Page 8: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 6

E. Metodologi Penelitian ........................................................... 6

1. Paradigma Penelitian ....................................................... 6

2. Metode Penelitian ............................................................ 8

3. Subjek dan Objek Penelitian ............................................ 8

4. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 9

5. Teknik Analisis Data ....................................................... 9

F. Teknik Penulisan Skripsi ...................................................... 11

G. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11

H. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

A. Teori Konstruksi Sosial ......................................................... 14

B. Radikalisme ........................................................................... 17

C. Konsep Media Massa ............................................................ 21

1. Pengertian Media Massa ................................................. 21

2. Media Massa Online ....................................................... 24

D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Djik .......................... 26

1. Teks.................................................................................. 27

2. Kognisi Sosial .................................................................. 32

3. Konteks Sosial ................................................................. 33

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Republika Online .................................................................... 35

1. Profil Republika Online.................................................... 35

2. Visi dan Misi Republika Online ....................................... 37

3. Struktur Organisasi Republika Online ............................. 37

4. Prinsip Dasar Republike Online ....................................... 39

5. Produk Republika Online ................................................. 39

B. SuaraIslam.com ...................................................................... 40

1. Profil SuaraIslam.com ..................................................... 40

2. Visi dan Misi SuaraIslam.com ......................................... 42

3. Struktur Organisasi SuaraIslam.com ............................... 43

C. Islamic State of Iraq And Syria .............................................. 44

Page 9: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

v

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Level Teks ................................................................ 50

1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS

di Republika Online.......................................................... 50

a. Analisis Level Teks Berita I ....................................... 50

b. Analisis Level Teks Berita II ...................................... 58

c. Analisis Level Teks Berita III ..................................... 66

2. Analisis Wacana Kritis Level Teks berita Aksi Radikal ISIS

di SuaraIslam.com ........................................................... 74

a. Analisis Level Teks Berita I ....................................... 74

b. Analisis Level Teks Berita II ...................................... 82

c. Analisis Level Teks Berita III ..................................... 88

B. Analisis Kognisi Sosial .......................................................... 94

1. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di

Republika Online .............................................................. 94

2. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di

SuaraIslam.com ................................................................ 98

C. Analisis Konteks Sosial ......................................................... 101

1. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di

Republika Online .............................................................. 101

2. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di

SuaraIslam.com ................................................................ 104

D. Interpretasi Penelitian............................................................. 108

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 113

B. Saran ...................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik................ 11

2. Tabel 2.1 Proses Konstruksi Media Massa ............................................. 18

3. Tabel 2.2 Skema Penelitian dan Motode Teun A. Van Djik ................... 29

4. Tabel 2.3 Elemen Wacana Van Djik ....................................................... 30

5. Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online .................................... 40

6. Tabel 3.2 Struktur Organisasi Suara Islam ............................................. 45

7. Tabel 4.1 Kesimpulan Analisis Teks Berita I ......................................... 56

8. Tabel 4.2 Kesimpulan Analisis Teks Berita II ........................................ 64

9. Tabel 4.3 Kesimpulan Analisis Teks Berita III ....................................... 72

10. Tabel 4.4 Kesimpulan Analisis Teks Berita IV ...................................... 80

11. Tabel 4.5 Kesimpulan Analisis Teks Berita V ........................................ 87

12. Tabel 4.6 Kesimpulan Analisis Teks Berita VI ...................................... 93

Page 11: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini semangat keagamaan di berbagai negara telah diwarnai dengan

sikap berlebihan dan ekstrem. Aksi kekerasan dan terorisme selalu terdengar dan

biasanya dilakukan oleh mereka yang menganut paham radikalisme. Istilah

radikalisme Islam menunjuk pada munculnya berbagai gerakan Islam yang

menggunakan berbagai bentuk kekerasan dalam rangka perjuangan untuk

mendirikan ‘Negara Islam’.1

Radikalisme Islam adalah suatu gerakan yang memiliki ciri radikal dengan

indikator adanya karakter keras dan tegas, cenderung tanpa kompromi dalam

mencapai agenda-agenda tertentu yang berkaitan dengan kelompok muslim

tertentu, bahkan dengan pandangan dunia (world view) Islam tertentu sebagai

sebuah agama. Kesan karakter gerakan yang keras tersebut bisa terlihat dari nama

dan terminologi yang mereka gunakan sebagai nama kelompok mereka yang

berkonotasi kekerasan dan militeristik, seperti Jundullah (tentara Allah), Laskar

Jihad, dan Hizbullah (partai Allah) atau Front Pembela Islam.2

Sampai saat ini, terdapat dua jenis gerakan radikalisme Islam di Indonesia.

Pertama, gerakan Islam yang bersifat terbuka dan cair (Loosely Organization).

Gerakan ini mudah dikenali karena jelas siapa pemimpin, anggota, dan pusat

kegiatannya. Ciri lain kelompok jenis ini adalah rekrutmen keanggotaan yang

diselenggarakan secara terbuka. Gerakan ini masih terbagi lagi; yaitu kelompok

Islam yang lahir dari tanah air sendiri, seperti Laskar Jihad Forum Komunitas

1 J.U Thalib, Radikalisme dan Islamophobia, Islam dan Terorisme, (Yogyakarta: UCY,

2003), h. 107. 2 M.I. Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 153.

Page 12: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

2

AhlusSunnah Wal-Jama’ah (LJ-FKAWJ), Front Pembela Islam (FPI), Majelis

Mujahidin Indonesia (MMI), dan beberapa kelompok militan yang lebih kecil

seperti Front Pembela Islam Surakarta, Hizbullah, dan Jundullah. Jenis lainnya

adalah kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Islam di Timur Tengah,

seperti Ikhwanul Muslimin (JAMI) yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di

Mesir, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang berafiliasi dengan Hizbut Tahrir

di Yordania dengan mengusung Syariah dan Khilafah. Gerakan ini memiliki

tujuan membentuk "Khilafah Islam" atau negara Islam dengan menyatukan

komunitas Muslim dalam negara Islam kesatuan. Kedua, gerakan Islam yang

bersifat tertutup, yang kerap disebut sebagai organisasi bawah tanah

(Underground Organization). Gerakan ini sulit diidentifikasikan, proses

rekrutmen keanggotaannya juga dilakukan secara rahasia. Termasuk organisasi ini

adalah Jamaah Islamiyah (JI) memiliki komitmen untuk memapankan Negara

Islam atau merevitalisasi kekhalifahan Islam melalui jihad.3

Negara Islam Irak dan Suriah atau dikenal dengan sebutan ISIS merupakan

salah satu kelompok radikalisme didirikan pada tahun 2013 diketuai oleh Abu

Bakar al-Baghdadi. Sepak terjang ISIS di Irak dan Suriah kerap menarik perhatian

dunia sebab kelompok yang diciptakan Al-Qaeda tersebut terkenal sangat radikal

baik paham maupun aksi-aksi mereka.

Media mainstream tidak henti-hentinya memberitakan perkembangan

seputar gerakan ISIS maupun berbagai aksinya. Banyak ahli ikut angkat bicara

mengenai organisasi yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi tersebut. Tidak

ketinggalan, pemerintah Indonesia dalam hal ini yang diwakili oleh Kementrian

3 Ridwan al-Makassary dan Ahmad Gaus AF, Benih-Benih Islam Radikal di Masjid, Studi

kasus Jakarta dan Solo, (Jakarta: Center for the study of Religion and Culture (CSRC), 2010), h.

3-4.

Page 13: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

3

Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) telah mengambil langkah-langkah

dalam menanggapi fenomena tersebut, di antaranya pemerintah pernah memblokir

19 situs yang dianggapnya turut menyebarkan faham radikalisme seperti ISIS di

Indonesia. Melalui surat nomor 149/K. BNPT/3/2015, Badan Nasional

Penanggulangan Teroris meminta 19 situs diblokir karena dinilai sebagai situs

penggerak paham radikalisme dan sebagai simpatisan radikalisme.4

Melalui wacana-wacana yang diangkat, media massa bukanlah sekedar

saluran yang bebas, media massa juga subjek yang mengonstruksi realitas,

lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Seperti dikatakan Tony

Bennet, media massa dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang

mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingan.5 Media massa membentuk

dunia lewat wacana dengan cara mengarahkan pemikiran pembaca sesuai dengan

cara pandang mereka. Dengan begitu, pembaca diajak mengikuti apa yang

menjadi pandangan pembuat teks wacana.

Penelitian ini akan membongkar wacana dalam pemberitaan aksi

radikalisme ISIS di media Islam. Peneliti akan menggunakan media Republika

Online dan SuaraIslam.com yang membahas terkait pemberitaan aksi radikalisme

ISIS. Sebagai media yang mensegmentasikan bagi umat Islam di Tanah Air serta

menyuarakan aspirasi dan hak-hak umat Islam, bagaimana memandang isu

internasional radikalisme ISIS? Mengingat setiap media memiliki warna berbeda

baik dalam penyajian beritanya maupun ideologinya.

4 Diakses dari http://www.republika.co.id/Alasan-Kemenkominfo-Blokir-19-Situs-

Radikal pada Kamis 2 Juni 2016, pukul 15.00 wib. 5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2012),

h. 36.

Page 14: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

4

Adapun alasan peneliti memilih Republika Online atau ROL merupakan

salah satu media online Islam di Indonesia. Pengunjung ROL mampu mencapai

194.498 dalam sehari. Sebagai media Islam, secara update menginformasikan

berita mengenai perkembangan isu internasional Negara Islam Irak dan Suriah.

Mengingat Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, menjadi

penting dalam mengawal isu tersebut.6 Republika Online adalah salah satu situs

yang tidak diblokir pemerintah atas dugaan situs radikal. Secara umum

pemberitaan ISIS di Republika Online memuat perkembangan serta gerakan

maupun aksi kekerasan yang dilakukan.

Sedangkan alasan peneliti memilih media online Suara Islam atau

SuaraIslam.com, adalah salah satu media masa Islam termasuk tidak diblokir

pemerintah. Dalam menulis sebuah pemberitaan SuaraIslam.com

memperjuangkan aspirasi dan hak-hak umat Islam. Sebagai media yang ingin

mencerahkan pembacanya khususnya umat Islam, media ini tidak luput memuat

pemberitaan gerakan ISIS maupun terkait perkembangannya. Berdasarkan

pengamatan peneliti, dalam sebulan SuaraIslam.com hanya mengupdate 38

hingga 40 pemberitaan seputar ISIS, sangat jauh bila dibandingkan dengan media

Republika Online mampu memuat 80 artikel topik ISIS dalam sebulan.

Pada akhirnya, berdasarkan hal-hal di atas, peneliti merasa tertarik untuk

mengangkat pemberitaan ISIS sebagaimana gerakan radikalisme, dengan harapan

memberikan pengetahuan terhadap pembaca akan keragaman dimensi

pemberitaan yang ada di media massa dalam mengonstruksi sebuah berita melalui

wacana. Terhadap penelitian ini, peneliti mengambil judul “Konstruksi

6 Wawancara pribadi dengan Redaktur Republika Online Agung Sasongko, Jakarta 16

Agustus 2016.

Page 15: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

5

Radikalisme Di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan ISIS di

Republika Online dan SuaraIslam.com)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, pemberitaan ISIS di Republika Online memuat 80

berita dalam sebulan, peneliti membatasi pada edisi 23 Maret, 14 dan 24 Mei

2016. Adapun di SuaraIslam.com memuat 38 berita terkait ISIS dalam sebulan,

peneliti membatasi pada edisi 20 Maret, 2 dan 13 Juli 2016. Pemberitaan tersebut

dipilih karena fokus pada pemberitaan tentang aksi radikal ISIS.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pada penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan

SuaraIslam.com dilihat dari level teks?

2. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan

SuaraIslam.com dilihat dari level kognisi sosial?

3. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan

SuaraIslam.com dilihat dari level konteks sosial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini ialah:

1. Mengetahui tentang wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan

SuaraIslam.com dilihat dari level teks.

2. Mengetahui kognisi sosial yang melatarbelakangi pemberitaan ISIS dalam

Republika Online dan SuaraIslam.com.

Page 16: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

6

3. Mengetahui konteks sosial dari pemberitaan ISIS dalam Republika Online

dan SuaraIslam.com.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Sebagai karya ilmiah diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan komunikasi

khususnya jurnalistik dan kajian analisis teks media yang menggunakan teori

analisis wacana kritis Teun A. Van Djik.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan data

bagi Mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah, khususnya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik dalam

meningkatkan pengetahuan di bidang Karya Jurnalistik, terutama terkait

dengan analisis teks media online menggunakan analisis wacana kritis

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan khususnya bagi

para praktisi media, mahasiswa jurnalistik dan umumnya kepada seluruh

lapisan masyarakat peminat kajian bidang analisis teks media online.

Wartawan dalam kerja jurnalistiknya tidak lepas dari ideologi media di mana

wartawan bekerja.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis pada

pemberitaan ISIS di Republika Online dan Suara-Islam.com. Dalam

paradigma kritis media tidaklah dipandang sebagai saluran yang netral,

Page 17: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

7

melainkan dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu dan digunakan untuk

mendominasi kelompok minoritas.

Dilihat dari ontologis paham paradigma ini sama dengan Post-

Positivisme yang menilai objek dan realitas secara kritis (critical realism)

yang tidak dapat dilihat secara benar oleh pengamatan manusia. Oleh karena

itu untuk mengatasi masalah ini, secara metodologis paham ini mengajukan

metode dialog dengan transformasi untuk menemukan kebenaran realitas

yang hakiki.7

Paradigma kritis ini sebenarnya ingin mengoreksi pandangan

konstruktivis yang dianggap kurang sensitif pada proses produksi dan

reproduksi makna yang terjadi secara historis ataupun institusional. Analisis

wacana dalam paradigma kritis ini menekankan pada konstelasi kekuatan

yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak

dipahami sebagai subjek netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai

dengan pikirannya.8

Bahasa ini tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar

diri si pembicara. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai

representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema

wacana tertentu, ataupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu,

analisis wacana kritis digunakan untuk membongkar kuasa yang ada dalam

setiap proses bahasa.9

7 Norman K. Denzin, dan Egon Guba, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial

(Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001), h. 41. 8 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 6. 9 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 6.

Page 18: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

8

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif dengan

pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Wacana Kritis

(Critical Discourse) model Teun A. Van Djik. Adapun level yang diteliti

menurut Teori CD Fairclough, yaitu level segi teks, level segi kognisi social,

dan level segi konteks social.

Critical Discourse Analysis (CDA) adalah jenis penelitian wacana

yang mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta

ketimpangan yang terjadi, direproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan

dalam konteks sosial dan politik. Dengan begitu penelitian analisis wacana

kritis mengambil posisi lebih eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos,

serta mengulas ketimpangan sosial yang terjadi.10

Menurut Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan nilai-nilai.

Penelitian ini dilakukan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah media Republika Online dan

SuaraIslam.com. Sedangkan Objek dari penelitian ini adalah pemberitaan

aksi radikal ISIS.

10

Teun Van Djik, Principles of Critical Discourse Analysis, (London: Sage, 2002), h.

352. 11

J. Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2007), h. 6.

Page 19: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

9

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Teks

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode participant

observer dan non participant observer. Participant observer yakni

observasi atau pengamantan secara langsung terlibat dalam kegiatan

sehari-hari orang atau situasi yang sedang diamati. Sedangkan non

participant yakni observasi yang penelitiannya tidak ikut secara

langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang sedang

diamati.12

b. Wawancara

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan metode wawancara yakni

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi

langsung dari narasumber.13

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dengan teknik dokumentasi. Yakni

dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam

data tertulis, seperti buku, artikel, majalah atau jurnal di perpustakaan

atau website yang dapat dijadikan bahan analisis dalam penelitian ini.

5. Teknik Analisis Data

Penulis dalam menganalisis data dengan tahapan data yang terkumpul

melalui observasi participant dan non participant, wawancara mendalam dan

dokumentasi. Kemudian data terkumpul dari hasil pengumpulan di atas

12

Hendry, “Metode Pengumpulan Data” diakses pada 3 Juni 2016 dari http://teorionline

.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ 13

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 35.

Page 20: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

10

dianalisis secara mendalam menggunakan metode analisis wacana kritis Teun

A. Van Djik.

Teori ini digambarkan mempunyai tiga level tahapan analisis, yaitu

level segi teks, segi kognisi sosial, dan segi konteks sosial. Ketiga level

tahapan ini merupakan bagian yang digabungkan ke dalam satu kesatuan

analisis.

Pada dimensi teks, Van Djik melihat suatu teks terdiri atas beberapa

struktur/tingkatan yang masing-masing bagiannya saling mendukung. Ia

membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu Struktur Makro, Superstruktur,

dan Struktur Mikro. Sementara pada aspek kognisi sosial meneliti proses

produksi teks berita dengan melibatkan wartawan sebagai penulis teks berita.

Terakhir adalah konteks sosial, yaitu membahas mengenai suatu masalah

yang terbangun dan berkembang di masyarakat.

Tabel: 1.1

Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik

Struktur Wacana HAL YANG DIAMATI

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana

yang digunakan untuk menggambarkan

seseorang atau peristiwa tertentu.

Bagaimana strategi tekstual dipakai untuk

memarjinalkan suatu kelompok, gagasan

atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistic

Page 21: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

11

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis

dalam memahami seseorang atau

peristiwa tertentu yang akan ditulis.

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang

berkembang dalam masyarakat, proses

produksi dan reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan.

Studi Pustaka, Penelusuran

Sejarah dan Wawancara

F. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam penelitian skripsi ini penulis mengacu pada buku pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi

skk, yang diterbitkan oleh CeQDA (Center of Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian ini lebih lanjut, penulis terlebih

dahulu melakukan penelusuran koleksi skripsi di Perpustakaan Utama UIN

Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama

Universitas Indonesia, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Universitas Indonesia. Dari koleksi skripsi yang telah ditelusuri, terdapat

beberapa skripsi yang fokusnya hampir sama dengan penelitian ini, namun

berbeda dengan beberapa aspek, diantaranya ialah;

Page 22: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

12

1. “Analisis Wacana Kritis Lagu Eminem”, ditulis oleh mahasiswa

Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program

Studi Inggris, Yaitu Nadya Nurfadhillah Delima.

2. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Israel-Palestina pada

Republika Online”, ditulis oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran

Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik, yaitu Miskatun Nikmah.

Dari kedua skripsi di atas, terdapat beberapa aspek perbedaan yang

mendasari skripsi penulis.Skripsi pertama ditulis oleh Nadya Nurfadhillah

Delima mahasiswa Universitas Indonesia Gakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Program Studi Inggris membahas tentang “Analisis Wacana Kritis Lagu

Eminem”. Pada skripsi ini metode analisis yang digunakan sama dengan

peneliti yakni analisis wacana kritis Norman Fairclough. Namun yang menjadi

perbedaannya adalah Objek penelitiannya adalah meneliti lirik lagu Eminem

sementara objek yang penulis teliti adalah pemberitaan terkait ISIS dan HTI.

Pada skripsi kedua yang ditulis oleh Miskatun Nikmah mahasiswa

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik membahas tentang

“Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Palestina-Israel di Republika

Online. Pada skripsi ini sama-sama menggunakan analisis wacana

kritis,namun Miskatun Nikmah menggunakan metode analisis wacana kritis

Teun A. Van Djik.

Page 23: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

13

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, dan sistem penulisan.

BAB II : KERANGKA TEORI

Bab ini memuat penjelasan Konstruksi Sosial Media Massa, Model Teun A. Van

Djik, dan Berita.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bagian ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan, visi dan misi, serta struktur

redaksional Republika Online dan Suara-Islam.com.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN TEMUAN DATA

Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisa dan temuan data terkait

penelitian yang diteliti peneliti. Peneliti akan memaparkan analisa wacana terkait

pemberitaan ISIS.

BAB V : PENUTUP

Adapun dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliti mengenai hal-hal

yang dibahas dalam penelitian ini.

Page 24: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Konstruksi Sosial

Konsep awal mengenai teori ini dikemukakan oleh Alfred Schultz melalui

konsep fenomenologi, yang kemudian dikembangkan oleh Peter Berger dan

Thomas Luckman. Dengan dukungan dari aliran interaksi simbolis dan

fenomenologi Schultz. Berger berpendapat bahwa konstruksi realitas secara sosial

memusatkan perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi kejadian di

sekitarnya berdasarkan pengalaman mereka.14

Dalam bukunya, Berger dan

Luckman berkata: “Pengertian dan pemahaman kita terhadap sesuatu muncul

akibat komunikasi dengan orang lain. Realitas sosial sesungguhnya tidak lebih

dari hasil konstruksi sosial dalam komunikasi tertentu.”15

Seringkali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda

dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Media mengonstruksi fakta peristiwa

disesuaikan dengan ideologi, kepentingan, keberpihakkan media dalam

memandang sebuah berita. Isi media merupakan hasil konstruksi realitas dengan

bahasa sebagai dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan

realitas, tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa

tersebut tentang realitas. Sehingga media massa memiliki peluang yang sangat

besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas

yang dikonstruksinya.

14

Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh

Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008), h. 22-23. 15

Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in

The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.

Page 25: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

15

Menurut Burhan Bungin, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas

realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi,

objektifitas, dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan yang

lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial

tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis intersubjektif. Realitas objektif

adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di

luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis

merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk.

Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses

penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui

proses internalisasi.16

Sedangkan Berger mengatakan eksternalisasi (penyesuaian diri),

sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckman merupakan produk-produk

sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang sui generic

dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya, maka

penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang

berakar dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak.

Manusia harus terus-menerus mengeksternalisasikan dirinya dalam aktivitas.

Objektivitas, pada tahap produk sosial, terjadi dalam dunia intersubjektif

masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada

proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckman, dikatakan

memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik

bagi produser-produsernya, maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia

16

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 202.

Page 26: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

16

bersama. Objektivitas ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka

dimana mereka dapat dipahami secara langsung.17

Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu

peristiwa objektif sebagai pengungkap suatu makna, artinya, sebagai suatu

manifestasi dari proses-proses subjektif orang lain yang demikian menjadi

bermakna subjektif bagi (individu) sendiri.18

Internalisasi dalam arti umum

merupakan dasar bagi pemahaman “sesama saya”, yaitu pemahaman individu dan

orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai suatu yang maknawi dari

kenyataan sosial.

Sosialisasi yang tidak sempurna berakibat terbentuknya konstruksi sosial

baru di masyarakat. Inilah proses eksternalisasi yang dimaksud Berger dan

Luckman. Di mana realitas sosial bisa saja menciptakan suatu realitas pencitraan

kelas tertentu bagi kelompok-kelompok sosial dibawahnya melalui pemaknaan

dalam interaksi simbolis maupun proses totemisme (paham kebendaan/binatang

yang dipandang suci).

17

Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise

in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri,h. 75. 18

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, h. 197-198.

Page 27: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

17

Tabel 2.1

Proses Konstruksi Media Massa19

B. Radikalisme

Secara etimologis radikalisme sendiri berasal dari kata radix yang artinya

“mendasar” dan “ekstrem”. Secara terminologis radikalisme dipakai untuk

menggambarkan segala macam orientasi politik yang memiliki kesamaan analisis

terhadap kemelut-kemelut politik yang menuntut kembali ke akar-akarnya, atau

pun suatu program yang dideduksi dari prinsip-prinsip pertama.20

Dalam konteks itu Thalib, misalnya, mencontohkan bahwa radikalisme

Islam adalah suatu gerakan yang memiliki ciri radikal dengan indikator adanya

karakter keras dan tegas, cenderung tanpa kompromi dalam mencapai agenda-

agenda tertentu yang berkaitan dengan kelompok muslim tertentu, bahkan dengan

pandangan dunia (world view) Islam tertentu sebagai sebuah agama. Kesan

karakter gerakan yang keras tersebut bisa terlihat dari nama dan terminologi yang

19 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, h. 195. 20

Dikutip dari situs http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-radikalisme/ pada

tanggal 29 Desember 2016, pukul 14.53 WIB.

Page 28: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

18

mereka gunakan sebagai nama kelompok mereka yang berkonotasi kekerasan dan

militeristik, seperti Jundullah (tentara Allah), Laskar Jihad, dan Hizbullah (partai

Allah) atau Front Pembela Islam.21

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa radikalisme

Islam adalah sebuah gerakan berbasis Islam yang dimaksudkan untuk melakukan

perbaruan dalam masalah sosial, politik, atau keagamaan, dilakukan dengan cara

drastis, keras, dan tanpa kompromi kepada pihak-pihak yang dianggap musuh,

dengan satu prinsip bahwa hanya Syariat Islam yang mampu mengatasinya

sehingga pendirian Negara Islam dan penerapan Syariat Islam menjadi ide

perjuangannya.22

Lahirnya kelompok-kelompok Islam garis keras atau radikal tidak bisa

dipisahkan dari latar belakang sosial dan cara pandang mereka. Paling tidak ada

dua sebab yang mendorong terjadinya perilaku radikal, pertama, para penganut

Islam garis keras mengalami semacam kekecewaan dan aliensi karena

“ketertinggalan” umat Islam terhadap kemajuan barat, akhirnya mereka

menggunakan kekerasan untuk menghalangi ofensif materialistik dan penetrasi

barat. Kedua, kemunculan kelompok-kelompok garis keras itu tidak terlepas dari

adanya pendangkalan agama dari kalangan umat Islam sendiri, khususnya

angkatan mudanya. Pendangkalan itu terjadi karena mereka terpengaruh atau

terlibat dalam gerakan-gerakan Islam radikal atau garis keras yang umumnya

terdiri dari mereka yang berlatar belakang pendidikan eksakta dan ekonomi. Latar

belakang seperti itu menyebabkan fikiran mereka penuh dengan hitungan-

hitungan matematik dan ekonomis yang rasional dan tidak ada waktu untuk

21

M.I. Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 153. 22

Nurjannah, Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas Nama Dakwah, (Jurnal

Dakwah, Vol. XIV, No. 2 Tahun 2003), h. 181.

Page 29: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

19

mengkaji Islam secara mendalam. Mereka mencukupkan diri dengan interpretasi

keagamaan yang didasarkan pada pemahaman secara literal atau tekstual. Bacaan

atau hafalan mereka terhadap ayat-ayat suci al-Qur’an dan Hadist dalam jumlah

besar memang mengagumkan. Akan tetapi, pemahaman mereka terhadap

substansi ajaran Islam lemah karena tanpa mempelajari pelbagai penafsiran yang

ada, kaidah-kaidah ushul fiqh, maupun variasi pemahaman terhadap teks-teks

yang ada.23

Akar terorisme yang melibatkan banyak kelompok Islam berpandangan

radikal di Indonesia saat ini bisa dilacak dengan baik dengan melihat hubungan

dengan gerakan-gerakan Islam radikal yang telah ada sebelumnya. Penulis melihat

bahwa radikalisme Islam saat ini merupakan “turunan” dari radikalisme Islam

yang diawali sebelumnya oleh Kartosoewirjo dengan Darul Islam-nya (DI) sejak

1950-an dan gerakan Komando Jihad atau Komji yang muncul akhir 1970-an.

Hubungan ini nyata terlihat tidak hanya dari segi ideologi, tapi bahkan juga segi

biologis. Beberapa nama terduga teroris, baik yang ditangkap hidup-hidup atau

tertembak mati, tercatat telah memiliki sejarah panjang tersangkut paut dengan

gerakan teror keagamaan sebelumnya.24

Maka perlu kiranya membagi aksi teror dan radikalisme agama pasca

kemerdekaan ke dalam beberapa fase ketiga yang merupakan evolusi dua fase-

fase sebelumnya. Fase pertama telah disebut sebelumnya, ditandai dengan

munculnya gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Kartosoewirjo

yang kemudian diikuti oleh Kahar Muzakkar dan Daud Beureuh. Fase kedua

23

Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda dan Islam Kita: “Agama Masyarakat

Negara Demokrasi”, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006), h. xxvi. 24

M. Zaki Mubarak, Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran dan

Prospek Demokrasi, (Jakarta: LP3ES, 2008).

Page 30: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

20

munculnya gerakan komando jihad 1970-an hingga 1980-an yang beberapa aktor

utamanya adalah mantan anggota DI/TII era Kartosoewirjo. Nama Abdullah

Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir, yang kemudian dikenal luas sebagai amir

Jamaah Islamiyah (JI), telah muncul pada fase itu. Fase ketiga, berbagai gerakan

teror dan kekerasan yang terjadi saat dan pasca reformasi, akhir 1990-an hingga

saat ini. Fase keempat, ditandai dengan berkembangnya kelompok-kelompok

Islam radikal baru, terutama dari kelompok muda, yang tidak atau hanya sedikit

memiliki keterkaitan dengan para tokoh generasi sebelumnya. Radikalisasi

mereka lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. Faktor teknologi

informasi dan komunikasi modern menjadi hal penting yang berperan dalam

transmisi paham atau sikap radikal kelompok baru ini.25

Istilah Radikalisme umumnya dipakai baik oleh kalangan akademisi

maupun media massa untuk merujuk pada gerakan-gerakan Islam politik yang

berkonotasi negatif seperti “ekstrem, militan, dan non-toleran” serta “anti

Barat/Amerika.” Bahkan sejak dikumandangkannya genderang perang melawan

terorisme oleh Presiden AS George W. Bush pasca serangan 11 September 2001,

istilah radikalisme dan fundamentalisme dicampur-adukkan dengan terorisme.

Ironisnya, tak jarang pula cap fundamentalisme diberikan kepada orang Islam

yang menerima Qur’an dan Hadist sebagai jalan hidup mereka. Dengan kata lain,

“kebanyakan dari penegasan kembali agama dalam politik dan masyarakat

tercakup dalam istilah fundamentalisme Islam”.

25

M. Zaki Mubarak, Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam

Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume 10 No. 1, Juni 2015, h. 81.

Page 31: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

21

C. Konsep Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media ialah agen memilih sumber berita. Media massa atau Mass

Media adalah saluran-saluran atau cara bagi pesan-pesan massa. Media massa

dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, computer, TV, radio, dan

sebagainya.26

Sumber berita tidak memilih kepada khalayak, karena dengan

posisinya sebagai menyampaikan pendapatannya kepada khalayak, karena

dengan posisinya sebagai agen, juga memilih dan menentukan siapa yang

berhak dan dalam kapasitas apa seseorang berperan sebagai sumber berita.

Pekerjaan media pada dasarnya adalah pekerjaan yang berhubungan dengan

pembentukan realitas. Pada dasarnya, realitas bukan sesuatu yang tersedia,

yang tinggal ambil oleh wartawan. Sebaliknya, semua pekerjaan jurnalis pada

dasarnya adalah agen. Bagaimana peristiwa yang acak, kompleks, itu disusun

sedemikian rupa sehingga membentuk suatu berita.27

Manusia membutuhkan komunikasi sebagai jembatan yang mampu

mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok,

antarsuku, antarbangsa dan antarras, serta membina persatuan dan kesatuan

umat manusia.28

Salah satu fungsi penting dalam komunikasi bagi masyarakat

yaitu, kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Fungsi memberikan

informasi diartikan bahwa media massa menyebarkan informasi kepada

khalayak. Khalayak selalu haus akan informasi tentang segala sesuatu yang

26

Lynn H Turner, Pengamat Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba

Humanika, 2008), h. 41. 27

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta:

LkiS, 2002), h. 27. 28

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 27.

Page 32: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

22

terjadi di sekitarnya. Semakin berkembangnya teknologi saat ini pun, telah

memberikan kontribusi besar dalam penyebaran informasi. Komunikasi

media massa semakin canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang

lebih dari massa ke massa.29

Di dalam pandangan kaum konstruksionis, media dilihat bukan

sebagai saluran bebas seperti yang dipandang oleh kaum positivis. Media

ialah subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias

dan pemihakkannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang

mendefinisikan realitas. Dalam hal ini digambarkan, bagaimana media

memahami dan memaknai sebuah realitas dan dengan cara apa realitas itu

dibingkai oleh media.

Bingkai media diperlihatkan melalui konsepsi dan skema interpretasi

wartawan dalam menyusun, mengisahkan, menulis dan menekankan fakta

dari suatu peristiwa tertentu. Setiap berita memiliki bingkai yang menjadi

pusat ide. Apa saja tersaji dalam berita yang kita baca setiap hari adalah

produk dari pembentukan realitas media.

Realitas pada media tidak serta melahirkan berita, melainkan melalui

proses interaksi antar penulis berita (wartawan) dengan fakta. Terjadi proses

dialektika antara apa yang dipikirkan dan apa yang dilihat oleh wartawan

sehingga isi berita merupakan realitas yang telah mengalami proses

konstruksi kembali. Pembuatan berita pada dasaranya merupakan proses

penyusunan atau konstruksi kumpulan realitas sehingga menimbulkan wacana

yang bermakna. Media massa sudah menyelimuti setiap aspek kehidupan

29

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007), h. 3.

Page 33: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

23

manusia hingga saat ini. Dapat dikatakan, tak seorang pun yang dapat

menghindarkan diri dari terpaan berita yang disajikan media massa. Karena

sifat dan faktanya, pekerjaan media massa yaitu menceritakan peristiwa

sehingga kesibukan utama media massa ialah mengonstruksikan berbagai

realitas yang akan disampaikan kepada khalayak.30

Berita yang kita baca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan

hanya menunjukkan pendapat sumber berita, tetapi juga konstruksi dari media

itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinya, media ikut

membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.

Selain dibentuk dalam berbagai jenis, berita pun disajikan dengan

konstruksi tertentu. Adapun unsur-unsur yang menjadi konstruksi berita

adalah.31

a. Headline (judul berita)

Headline dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek. Tapi cukup

memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakan.

b. Lead (teras berita)

Lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa

yang dilaporkannya.

c. Body (kelengkapan atau kejelasan berita)

Body adalah penjelasan secara rinci dan dapat melengkapi serta

memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi.

30

Ibnu Hamas, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.

11. 31

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik

(Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h. 115-130.

Page 34: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

24

2. Media Massa Online

Media online adalah media yang berbasiskan teknologi komunikasi

interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan oleh karenanya ia memiliki

cirri khas yang tidak dimiliki media konvensional lainnya, salah satunya

adalah pemanfaatan internet sebagai wahana dimana media tersebut

ditampilkan, sekaligus sarana produksi dan penyebaran informasinya.

Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan

komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni

TCP/IP. Kata “internet” bisa didenotasikan sebagai perangkat program

komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi,

memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar

informasi. Awal 1970 internet mulai merambah penggunaannya di perguruan

tinggi dan memasuki 1980 internet sudah bisa diakses oleh publik. Kini

pemanfaatan internet telah menjangkau banyak bidang. Media massa

tradisional seperti koran, majalah, radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai

bersaing dengan internet, penyebaran iklan yang bisa menjangkau potential

buyer dari berbagai belahan dunia, pertukaran informasi serta data yang bisa

lebih cepat dibanding jasa pos. Perkembangan program seperti email, IRC,

bulletin boards, wide web itu sendiri pada dasarnya adalah pembuktian bahwa

teknologi dunia baru cum media komunikasi itu semakin berkembang.32

Oleh karena itu, peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet,

sangatlah besar dalam mendukung setiap proses penyelenggaraan media

online. Besarnya pengaruh teknologi internet dalam penyelenggaraan media

32

Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber (Penerbit: Kencana

Prenada Media Group, 2012), h. 52-55.

Page 35: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

25

online ditunjukkan lewat pengeksplorasian setiap karakter yang dimiliki

internet yang kemudian diadopsi oleh media online.

Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya

pada bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-

budaya, termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran

(konvergensi) dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya.

Perkembangan teknologi media yang cepat dengan kemampuan

konvergensinya secara perlahan tapi pasti akan berdampak pada sistem kerja

media massa, terutama praktik jurnalistik. Meskipun prinsip-prinsip yang

berkaitan dengan etika dasar tetap dipertahankan sesuai nilai universal

jurnalisme: akurat, objektif, fair, seimbang, dan tidak memihak, namun dalam

praktiknya, kehadiran jurnalisme online yang difasilitasi internet sedikit

banyak mereduksi teknik-teknik jurnalisme konvensional yang selama ini

berlaku.

D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Djik

Analisis wacana model Teun A. Van Djik sama seperti dengan analisis

wacana model lain, seperti model Roger Fowler dan kawan-kawan, model Theo

van Leeuwen, model Sara Mills, dan model Norman Fairclough, yang meneliti

sebuah teks dan dihubungkan pada konteks sosial. Analisis wacana model Teun

A. Van Djik merupakan model analisis yang banyak digunakan pada sebuah

penelitian karena Van Djik telah menggabungkan beberapa elemen wacana,

sehingga sangat praktis digunakan dan cocok untuk meneliti berbagai wacana.

Analisis wacana model Van Djik meneliti bagaimana sebuah teks

diproduksi. Menurut Van Djik, teks memiliki arti dalam sebuah struktur

Page 36: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

26

masyarakat. Bukan hanya sisi teks saja yang perlu diteliti, tapi bagaimana

kesadaran pembuat teks dalam memahami konteks sosial yang ada. Dengan

analisis ini akan terlihat bagaimana wartawan menggambarkan nilai-nilai yang

ada di masyarakat melalui kesadarannya, dan digunakannya dalam membuat teks.

Selain itu, dalam analisis wacana ini juga meneliti bagaimana sebuah konteks

sosial berkembang di masyarakat.33

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis wacana

model Teun A. Van Djik meneliti beberapa dimensi atau bangunan dalam melihat

sebuah wacana, yaitu meneliti dimensi struktur teks, dimensi kognisi sosial yang

merupakan kesadaran dari wartawan, dan dimensi konteks sosial yang

berkembang dalam masyarakat. Berikut skema penelitian model Van Djik beserta

penjelasannya:

Tabel 2.2

Skema Penelitian dan Motode Teun A. Van Djik34

STRUKTUR Metode

Teks

Menganalisis teks dengan tujuan

untuk melihat strategi representasi

dari seseorang atau realitas tertentu

dalam sebuah wacana.

Critical Linguistic

Kognisi Sosial

Menganalisis kognisis sosial si

33

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2005),

h. 222. 34

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 275.

Page 37: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

27

penulis, untuk melihat pemahaman

penulis terhadap seseorang atau

realitas tertentu yang akan ditulis.

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana

yang berkembang dalam

masyarakat, proses produksi dan

reproduksi seseorang atau realitas

digambarkan.

Studi Pustaka. Penelusuran sejarah,

dan wawancara

1. Teks

Teks merupakan salah satu bagian dari bangunan wacana yang

terdiri beberapa tingkatan yang saling mendukung seperti yang dikatakan

Van Djik. Tingkatan ini terbagi menjadi tiga bagian: struktur makro,

merupakan topik atau tema yang terlihat dalam suatu berita, topik akan

menentukan makna teks secara keseluruhan. Suprastruktur, bagian ini

merupakan wacana yang berhubungan dengan suatu teks, yang terdiri dari

teras berita, tubuh berita, dan penutup. Struktur mikro, mengamati makna

wacana dari pemilihan struktur kebahasaan dari yang terkecil, yaitu kata,

kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar.35

Berikut uraian dari elemen wacana Van Djik secara detail. Elemen-

elemen ini merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung

satu sama lain.

35

Teun A. Van Djik, News as Discourse, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,

1988), h. 17.

Page 38: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

28

Tabel 2.3

Elemen Wacana Van Djik.36

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur Makro

Tematik

Tema yang dikedepankan

dalam suatu berita

Topik

Superstruktur

Skematik

Bagaimana urutan atau

susunan berita dalam teks.

Skema

Struktur Mikro

Semantik

Adanya penekanan makna

dalam teks berita.

Latar, detail,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi.

Struktur Mikro

Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk,

susunan) yang dipakai.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti.

Struktur Mikro

Stilistik

Bagaimana pilihan kata yang

dipakai

Leksikon

Struktur Mikro

Retoris

Bagaimana dan dengan cara

apa penekanan dilakukan

Grafis, Metafora,

ekspresi.

36

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228.

Page 39: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

29

a. Tematik

Elemen ini merupakan gagasan inti dari suatu teks, yang

menggambarkan apa maksud yang ingin disampaikan seorang wartawan

ketika melihat suatu peristiwa. Elemen ini disebut sebagai tema atau topik.

Tema dan topik merupakan elemen yang mewakili dari keseluruhan ini

teks, elemen lain dilihat sebagai cara yang digunakan wartawan untuk

mendukung tema atau topik yang ditekankan berdasarkan pada

pemahaman wartawan dari suatu peristiwa.37

Untuk mengetahui topik dari

sebuah berita, kita harus membaca terlebih dahulu berita tersebut sampai

selesai, setelah itu kita dapat menarik kesimpulan hal penting apa yang

telah ditekankan wartawan pada hasil produksinya tersebut.

Misalkan terdapat sebuah wacana yang memiliki subtopik dengan

judul bahaya bahan kimia yang terdapat pada alat kosmetik, buah-buahan

dan sayur-sayuran baik untuk kesehatan dan kecantikan, rutin olahraga

teratur dan perbanyak minum air putih. Dari judul subtopik tersebut

terlihat saling mendukung, dan memperkuat, jika ditarik kesimpulan

subtopik ini membentuk topik utama, yaitu tips menjaga kesehatan dan

kecantikan secara alami. Maka dapat dipahami bahwa penulis wacana ini

berpikir bahwa cantik tidak selalu menggunakan make up, tapi dapat

disiasati dengan pola kehidupan yang baik.

37

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229-231.

Page 40: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

30

b. Skematik

Skematik merupakan skema atau alur sebuah teks. Alur ini

membentuk sebuah susunan atau urutan dari bagian-bagian dalam teks.

Alur ini merupakan bagian pendahuluan sampai akhir dalam sebuah teks.

Jika dalam sebuah karya ilmiah, alur ini dimulai latar belakang, tujuan,

hipotesis, isi, dan kesimpulan. Sebuah berita pada umumnya juga terdapat

skema besar yang terbagi menjadi dua, judul dan lead. Kedua, story yaitu

isi berita secara menyeluruh.38

c. Semantik

Semantik dalam skema Van Djik adalah menelaah hubungan

antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna dalam

sebuah teks, dengan maksud menunjukkan bagian penting dari struktur

wacana, bahkan mengiringi ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa.39

Dalam semantik terdapat beberapa elemen, seperti latar, detil,

maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Latar berupa pemilihan latar

belakang dari suatu peristiwa oleh wartawan untuk digunakan sebagai

kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Detil merupakan

penambahan juga pengurangan informasi demi keuntungan komunikator.

Elemen maksud mirip seperti detil, elemen maksud juga demi keuntungan

si komunikator, dengan cara memperjelas atau memperbelit informasi

yang ditulisnya. Selain itu, Praanggapan merupakan pernyataan yang

digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa dengan

latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan member latar

38

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232. 39

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bangdung: Rosdakarya, 2009), h. 78.

Page 41: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

31

belakang. Namun, praanggapan adalah upaya mendukung pendapat

dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.40

d. Sintaksis

Sintaksis melihat bagaimana pemilihan kalimat (bentuk, susunan)

dalam sebuah teks. Sintaksis ini meliputi: bentuk kalimat, koherensi, dan

kata ganti. Bentuk kalimat merupakan teknis kebenaran tata bahasa yang

menentukan makna dalam susunan kalimat dengan memfokuskan salah

satu aktor atau pernyataan. Koherensi, menghubungkan dua buah kalimat

yang berlainan fakta sehingga terlihat saling berhubungan. Selanjutnya,

kata ganti adalah elemen yang digunakan komunikator untuk

menempatkan dimana posisi seseorang.41

e. Stilistik

Stilistik adalah penggunaan gaya bahasa yang digunakan

komunikator kepada komunikan agar tercipta maksud dan kesan tertentu.42

Gaya bahasa yang dimaksud yaitu Leksikon, yang merupakan pemilihan

sebuah kata dari beragam macam kata yang tersedia dengan tingkatan

makna yang berbeda-beda.43

Sebagai contoh, kata waria memiliki kata lain

seperti bencong, dan transgender, dari kata-kata tersebut terdapat arti yang

sama namun maknanya berbeda. Komunikator akan memilih salah satu

pilihan kata tersebut sesuai dengan sikap dan cara pandang komunikator.

40

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 256. 41

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-253. 42

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82. 43

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 225.

Page 42: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

32

f. Retoris

Retoris adalah strategi untuk melakukan penekanan, menonjolkan

hal yang dianggap penting. Retoris ini terdiri dari grafis, metafora, dan

ekspresi. Penekanan penyataan yang penting dengan elemen grafis yaitu

berupa pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf

dengan ukuran yang berbeda, termasuk pemakaian caption, grafik,

gambar, dan table. Sedangkan metafora merupakan ornament dari suatu

berita untuk memperkuat pesan, ornament ini berupa kiasan atau ungkapan

yang telah menjadi kepercayaan masyarakat.44

2. Kognisi Sosial

Metode analisis model Teun A. Van Djik menawarkan suatu

analisis yang disebut kognisi sosial. Selain menganalisis sebuah struktur

teks, kita juga harus meneliti bagaimana teks tersebut diproduksi, yaitu

dengan melakukan penelitian atas kesadaran mental wartawan dalam

memandang peristiwa yang diangkat pada sebuah teks (Eriyanto,

2001:260).

Dengan menggunakan analisis kognisi sosial wartawan, maka akan

terpecahkan kenapa struktur teks dalam berita bisa seperti itu,

sesungguhnya struktur teks yang penuh makna tersebut merupakan karya

seseorang wartawan yang memiliki kesadaran, Eriyanto mengatakan

bahwa wartawan bukan individu yang netral, tetapi memiliki nilai,

pengalaman, dan pengaruh ideologi yang didapat dari kehidupannya.

44

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 257-249.

Page 43: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

33

Maka, struktur teks yang dibuat beberapa wartawan hasilnya tidak

akan sama, karena teks bukan sekedar menyusun kata menjadi kalimat,

kalimat menjadi sebuah paraghraf. Setiap orang memiliki nilai,

pengalaman, dan pengaruh ideologi yang berbeda. Hal ini terjadi karena

masing-masing daerah memiliki nilai, dan ideologi yang tidak sama,

sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahami suatu realitas.

Begitupun seorang wartawan, akan menghasilkan teks berita berdasarkan

kesadaran yang diperoleh dari pengalan hidup pribadi.

Kognisi sosial menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan

untuk memahami teks wacana. Oleh karena itu, dibutuhkan peneliti atas

kognisi dari wartawan yang memproduksi teks wacana tersebut. Adapun

cara pencarian data dengan melakukan proses wawancara mendalam pada

narasumber yang berkaitan, terutama penulis teks wacana.

3. Konteks Sosial

Salah satu cara dari analisis wacana adalah meneliti sebuah wacana

yang terkonstruksi dalam masyarakat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk

melihat bagaimana sebuah makna tersebar dan dianut bersama dalam

masyarakat.45

Dalam hal ini yang diteliti adalah keberadaan sebuah

peristiwa yang telah terjadi di lingkungan masyarakat, yang mana

peristiwa tersebut digunakan wartawan untuk dijadikan sebagai bahan

beritanya.

Van Djik dalam Eriyanto mengatakan, ada dua poin penting dalam

menganalisis mengenai masyarakat, yaitu kekuasaan, dan akses.

45

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 271.

Page 44: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

34

Kekuasaan dilihat sebagai alat kontrol yang dimiliki kelompok dominan

yang mempengaruhi cara pandang, seperti kepercayaan, sikap, dan

pengetahuan. Dengan memiliki uang, status, dan pengetahuan, umumnya

akan memperoleh suatu kekuasaan.

Dengan kekuasaan, maka kelompok dominan akan leluasa dalam

membuat keputusan karena kedudukannya yang tinggi dan merasa berhak

untuk mengeluarkan suara atas kepentingannya, yang suara kelompok

minoritas akan terkalahkan oleh suara kelompok dominan. Dalam media

massa, orang yang diwawancarai dan mendapatkan porsi yang besar dalam

berita merupakan orang yang memiliki kedudukan tinggi dan pengetahuan

yang lebih bidang yang ditekuninya.

Page 45: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

35

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Republika Online

1. Profil Republika Online

Sebelum menjelaskan profil dari Republika Online, peneliti akan

menguraikan ide awal lahirnya Republika Online yang dimulai dengan

sejarah terbentuknya Republika cetak. Republika merupakan koran

nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di

Indonesia. Kehadiran media ini selain memberi saluran bagi aspirasi

namun juga menumbuhkan pluralisme informasi masyarakat. Penerbitan

tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya

para wartawan profesional muda yang telah menempuh beberapa langkah.

Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dapat

menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan. Republika

terbit pertama kali pada 4 Januari 1993.

Pada 1995, Republika menyajikan layanan berita di situs web

internet, dengan alamat www.republika.co.id. Ini adalah koran pertama di

Indonesia yang tampil di dunia internet, situs ini kemudian dinamakan

Republika Online (ROL). Rol muncul pertama kali di internet pada awal

1995 atau sekitar dua tahun setelah surat kabar Republika terbit. Sebagai

situs berita, pada saat itu, muatan Rol hanya menduplikasi materi berita-

berita koran Republika secara lengkap.46

46

Company Profile Republika Online

Page 46: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

36

Tujuan utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk

melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk

pembaca yang berada di luar negeri. Pada fase berikutnya Rol secara

bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi.

Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih

diperkaya.

Kemudian sejak pertengahan 2008 Rol mengalami perubahan

besar, dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia.

Perubahan tersebut terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan

industri media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal

ini Republika dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content

medianya dengan format cetak, online dan mobile.

Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan Rol tetap

mengedepankan komunitas Muslim sebagai basis penjunjungnya.

Tampilan Rol terbaru inilah yang diluncurkan kembali (relaunching) pada

6 Februari 2008.47

Republika Online ini lahir sebagai bentuk respon terhadap

perkembangan teknologi. Pada awalnya Republika.co.id itu hanya sebagai

website pelengkap, artinya sebagian isinya itu lebih banyak dari berita-

berita yang dimuat di koran Republika, artinya memindahkan berita dari

koran ke internet pada awalnya. Kemudian, pada tahun 2009

Republika.co.id tidak hanya menjadi website yang hanya memindahkan

berita Koran ke internet. Tetapi Republika.co.id sejak 2009 mulai

47

Company Profile Republika Online

Page 47: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

37

memporsikan diri menjadi portal berita, artinya website yang

menampilkan berita-berita setiap saat dan lebih cepat.48

2. Visi dan Misi Republika Online

Adapun visi dari Republika Online adalah menjadikan HU

Republika sebagai koran umat terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai

universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan professional, namun

mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan

kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil Alamin.

Sedangkan misinya adalah menciptakan dan menghidupkan sistem

manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu

mempertanggungjawabkan secara profesional

3. Struktur Organisasi Republika Online

Berdasarkan data company profil Republik Online, berikut ini

adalah susunan redaksi Republika Online.

Tabel 3.1

Struktur Organisasi Republika Online49

Pemimpin Redaksi Irfan Junaidi

Wakil Pemimpin

Redaksi

Nur Hasan Murtiaji

Redaktur Pelaksana

Republika Online

Maman Sudiaman

Asisten Redaktur Didi Purwadi, Muhammad Subarkah

48

Company Profile Republika Online 49

Dikutip dari http://www.republika.co.id/page/about diakses pada 31 Mei 2016 pukul

20.45 wib.

Page 48: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

38

Pelaksana Republika

Online

Tim Redaksi

Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal

Ramadhan, Citra Listya Rini, Damanhuri

Zuhri, Esthi Maharani, Hazliansyah, A.

Syalaby Ichsan, Ilham Tirta, Indira Rezkisari,

Israr Itah, Julkifli Marbun, M. Akbar, Taufik

Rahman, Winda Destiana Putri, Yudha

Manggala Putra, M. Amin Madani, Sadly

Rahman, Ririn Liecthiana, Fian Firatmaja,

Ani Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi

Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini,

Teguh Firmansyah, Andi Nur Aminah, Karta

Raharja Ucuy.

Sales Coordinator Heru Supriyatin

Tim Sales dan Promosi W.K. Hadi Laga, Rani Kurniasari, Rizka

Vardya, Ade Afriyani, Achmad Yani,

Annisha Ravka Batra.

Tim Sosial Media Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari,

Dian Alfiah, M. Fauzul Abraar, Inarah.

Tim IT dan Desain Mohammad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul

Gadir, Nandra Maulana Irawan, Mardiah,

Kurnia Fakhrini.

Kepala Support dan Slamet Riyanto

Page 49: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

39

GA

Tim Support Firmansyah

Sekred Erna Indrianti

Rol Shoop Ricky romadon

4. Prinsip Dasar Republika Online50

a. Mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam format

netizen (citizen journalism).

b. Member ruang luas bagi content how to, tips, people, dan service

c. Santun, ramah dan akrab dengan keluarga.

d. Dekat dengan semua komunitas.

e. Mengutamakan berita dengan informasi keislaman.

f. Menyeimbangkan good news dengan bad news.

g. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat.

h. Mudah diakses.

5. Produk Republika Online51

a. Portal internet yang menampilkan content dalam format teks, voice,

dan mendistribusikan content secara online dan mobile, print.

b. Media interaktif komunitas Muslim untuk membangun partisipasi

dan kesadaran umat terhadap plurarisme informasi berkualitas.

c. Fokus pada pengembangan content berbasis keislaman.

d. Memberi ruang informasi sangat luas dan cepat ‘Tersaji begitu

terjadi’.

50

Company Profile Republika.co.id 51

Company Profil Republika.co.id

Page 50: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

40

e. Melayani segmen audiens level SES Class A-B dengan usia 18-50

tahun.

B. SuaraIslam.com

1. Profil SuaraIslam.com

Suara Islam Media Group adalah media komunikasi dan informasi

yang bertujuan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam

kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara. Berdiri sejak Juli 2006,

Suara Islam lahir atas prakarsa para tokoh, kyai, ulama dan habib serta

pemimpin ormas Islam yang bergabung dalam Forum Umat slam

(FUI). Di antara tokoh Islam yang merintis lahirnya media ini adalah

KH Yusuf Hasyim (alm), KH Hussein Umar (alm), Dr H Ahmad

Sumargono (alm) dan HM Cholil Badawi.52

Awalnya, Tabloid Suara Islam hanya sebuah bulletin mingguan

yang mengambil artikel-artikel dari tokoh-tokoh pemuka agama dan

sumbangsih karya tulis pemuka FUI (Forum Umat Islam), dan

sirkulasinya pun hanya disebarkan ke masjid-masjid sekitar homebase

FUI. Namun, setelah almarhum KH. Yusuf Hasyim merintis Suara

Islam menjadi tabloid pada pertengahan 2006, perkembangan Suara

Islam lambat laun semakin baik. Pada awal lahirnya Tabloid Suara

Islam, pemasaran tabloid ini hanya di sekitar Jakarta, Depok, dan

Bekasi. Sekitar 8 bulan berjalan, Suara Islam sudah memiliki biro di

daerah jabodetabek.

52

Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi kantor redaksi

Suara Islam.

Page 51: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

41

Suara Islam mempunyai tagline “Memperjuangkan Aspirasi dan

Hak-hak Umat” karena lahir dari sebuah keprihatinan saat itu bahwa

tidak adanya media yang pro terhadap perjuangan umat Islam, ini

dikarenakan sebagai agenda perjuangan yang dilakukan umat Islam

baik dalam lingkup nasional maupun daerah tidak dapat tersampaikan

dengan baik kepada umat Islam yang lainnya. Aspirasi dan hak-hak

umat Islam menjadi terbengkalai jika hanya mengandalkan media

massa sekuler. Karena sebaliknya, berbagai fitnah dilancarkan oleh

media-media sekuler untuk menghantam Islam, ormas Islam dan

tokoh-tokohnya. Nyaris, umat Islam tanpa pembelaan sedikitpun dari

sisi media massa.

Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, selain dalam format

tabloid, Suara Islam juga hadir dalam bentuk online (daring), dengan

alamat www.suara-islam.com. Sesuai dengan misi perjuangan Forum

Umat Islam (FUI) untuk mewujudkan NKRI Bersyariah, maka sejak

2013, Suara Islam Online mengemban motto “Mengawal NKRI

Bersyariah.”53

Dasar Pendirian Suara Islam Media Group:

1. Am al Rasul yang terus menerus sejak di Makkah hingga akhir hayat

di Madinah sebagai penyampai risalah Islam (Qs. An Nuur 54).

2. Pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan (Qs. Al Ahzab 45-47).

3. Perintah Allah untuk Kelompok Dakwah Dakwah (Qs. Ali Inron 104)

53

Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor

redaksi Suara Islam.

Page 52: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

42

2. Visi dan Misi SuaraIslam.com54

Dengan berdasarkan latar belakang dan dasar pendirian Suara

Islam Media Group yang berorientasi dalam rangka dakwah, pengurus

atau redaksi selaku hamba Allah, Suara Islam mempunyai visi dan

misi sebagai media yaitu:

Visi Suara Islam

1. Media penyampai risalah Islam.

2. Media penjaga Islam dan pembela umat Islam.

3. Media penyeru kepada terwujudnya kehidupan Islam.

4. Media penerang sistem ajaran Islam.

5. Media silaturrahmi umat Islam.

6. Media penyeimbang informasi.

Misi Suara Islam

1. Menyampaikan risalah Islam.

2. Menjaga Islam dari propaganda pihak manapun.

3. Membela nasib umat Islam di dalam maupun luar negeri.

4. Menyerukan terwujudnya sistem Islam dalam kehidupan masyarakat

dalam seluruh aspeknya.

5. Menerangkan sistem ajaran Islam secara kaffa.

6. Meningkatkan kesadaran umat Islam secara luas terhadap realitas

kehidupan dan ajaran Islam sebagai solusi seluruh persoalan

kehidupan.

54

Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor

redaksi Suara Islam.

Page 53: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

43

7. Memfasilitasi silaturrahmi Umat Islam dan lembaga-lembaga yang

dimiliki oleh umat Islam.

8. Menyeimbangkan informasi media sekuler yang senantiasa miring

kepada Islam dan umat Islam.

Tabel 3.2

Struktur Organisasi Suara Islam55

Pemimpin Umum KH. Muhammad Al-Khaththath

Pemimpin Redaksi HM. Aru Syeiff Assadullah

Wakil Pemimpin

Redaksi

HM. Luthfie Hakim

Staf Ahli Amran Nasution

Redaktur Senior

Rahimi Sabirin, HM. Mursalin, R.

Mahendradatta, Iskandar Zulkarnaen,

Joserizal, Jurnalis, Ummu Dilla,

Munarman, Agung Laksono, Bernard

Abdul Jabbar, Achmad Michdan, Nuim

Hidayat.

Sekertaris Redaksi M. Syah Agusdin, M. Shodiq Ramadhan

Redaktur

Abu Zahra, Ummu Hanifa, Ummu Dhuha,

Fachrurozi, Nurbowo, Oma R. Rasyid,

Kusfiardi, Mulyadi.

Desain dan Pra Cetak Irwan AR

55

Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor

redaksi Suara Islam.

Page 54: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

44

Direktur H. Tabrani Sabirin

Wakil Direktur Sudadi

Legal Officer H. Munarman SH., h. Wiraman Adnan SH.

Manajer Produksi H. M. Hijrah Dahlan

Manajer Pemasaran M. Shodiq Ramadhan

Manajer Keuangan Syaiful Falah

Alamat Redaksi Jl. Kalibata Tengah No. 3A Jakarta Selatan

Telpon/Fax. 021-7942240,

Website www.suara-islam.com

E-mail [email protected]

C. Islamic State of Iraq And Syria (ISIS)

Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria

(Islamic State in Iraq wa asy-Syam) merupakan terjemah dari organisasi

Ad-Dhaulah al-Islamiyah di al-Iraq wa asy-Syam. Tapi Associated Press

dan Amerika Serikat menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The

Levant (ISIL).57

Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan

Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk

bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di

bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama

organisasi yang menyebut istilah “Ad-Dhaulah Al-Islamiyah” (Islamic

State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan

56

Tabloid Suara Islam Edisi 194 Tanggal 18 Rabiul Awal – 2 Rabiul Akhir 1536 H/ 9 –

23 Januari 2015. 57

Dikutip dari http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis-dan-

perkembangannya, diakses pada Sabtu, 25 Juni 2016 pukul 10.15 wib.

Page 55: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

45

di berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiannya di

bawah payung organisasi yang besar

Perkembangan Islamic State of Iraq and Syria atau yang biasa

dengan sebutan ISIS, merupakan sebuah kekhalifahan ekstremis jihadis

Sunni yang berbasis di Iraq dan Syria, Timur Tengah, dimulai pada tahun

1990. Pada saat itu kelompok ini masih bernama Jama’at al-Tawhid wal-

Jihad dan pendahulu dari Tanzim Qaidat al-Jihad di Billad al-Rafidayn

yang biasa dikenal Al-Qaeda.58

Sejarah lahirnya ISIS bermula dari Jama’at al-Tawhid wal-Jihad,

sebuah pasukan milisi yang dipimpin dan didirikan oleh seorang

berkebangsaan Jordania, Abu Muzab al-Zarqawi. Menyusul invasi Iraq

pada tahun 2003, Jama’at al-Tawhid wal-Jihad berhasil menjadi terkenal

pada era-era awal kekacauan di Iraq bukan hanya menyerang tentara

koalisi, tapi juga serangan bunuh diri yang berkali-kali dilakukan yang

tidak jarang menjadikan sipil sebagai target mereka. Hal lain yang

membuat nama mereka dikenal dunia adalah pemenggalan tawanan.59

Puncaknya adalah pada Oktober 2004, dimana secara resmi

kelompok ini memutuskan untuk bergabung dengan jaringan Al-Qaeda

milik Osama bin Laden dan mengganti namanya menjadi Tanzim Qidat

Al-Jihadfi-Bilad Al-Rafidayn yang juga dikenal Al-Qaeda in Iraq (AQI).60

Sejak saat itu serangan AQI terhadap masyarakat sipil dan pemerintah

58

Dikutip dari http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada

Sabtu, 25 Juni 2016 pukul 12.01 wib. 59

http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada Sabtu, 25 Juni

2016, Pukul 16.35 wib. 60

http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada Sabtu, 25 Juni

2016, Pukul 17.01 wib.

Page 56: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

46

Iraq, serta pasukan keamanan meningkat tajam. Dalam surat yang

ditujukan untuk Al-Zarqawi pada Juli 2005, pemimpin deputi Al-Qaeda

saat itu, Zayman Al-Zawahiri menuliskan sebuah rencana empat tingkat

yang akan dilakukan untuk memperluas perang Iraq yang di dalamnya

termasuk menendang keluar tentara Amerika dari Iraq, membangun

sebuah kekhalifahan, memperluas konflik ini kepada tetangga Iraq yang

sekuler, dan ikut serta dalam konflik Arab dan Israel. Pada Mei 2010

diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi yang

menggantikan Abu Umar Al-Baghdadi yang telah meninggal.61

ISIS menjalankan aksinya selama ini lewat struktur organisasi

cukup rapi yang terbagi dalam dua wilayah kekuasaan yakni Iraq dan

Suriah. Pimpinan ISIS yakni Abu Bakar Al-Baghdadi menunjuk sejumlah

perwakilan di bawah dirinya untuk memimpin masing-masing departemen,

dari mulai penjualan minyak hinggakeputusan tahan mana yang akan

dieksekusi dan bagaimana cara menghabisinya.62

61

Dikutip dari http://www.ensiklopediasli.co.id/2015/06/sejarah-isis-di-dunia-dan-

diindonesia-serta-apa-tujuannya.html diakses pada Minggu, 26 Juni 2016 pukul 09.25 wib. 62

Dikutip dari http://www.merdeka.com/struktur-organisasi-isis yang diakses pada

Selasa, 28 Juni 2016 pukul 21.10 wib.

Page 57: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

47

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Level Teks

1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS di

Republika Online

Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, ditinjau

dari segi teks Van Djik membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama,

Struktur Makro, terdiri dari tematik. Kedua, Superstruktur, terdiri dari

skematik. Ketiga, Struktur Mikro, terdiri dari semantik, sintaksis,

stilistik, dan retoris.

Analisis Berita I Judul: “ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom

Brussels yang Tewaskan 30 Orang” (Edisi 23 Maret 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang

ingin diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.63

Tema pada teks berita terdapat pada paragraf 1:

“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan

stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa

yang merenggut 30 jiwa”64

Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini

berdasarkan pada informasi sebuah media yang berpaut pada ISIS,

memuat pengakuan ISIS melakukan serangkaian serangan di

tempat-tempat umum di Brussels, Belgia.

63

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),

h. 229. 64

“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang”

diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 58: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

48

b. Super Struktur: Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema

pemberitaan pada teks pertama sebagai berikut:

1) Bagian awal pada berita adalah pengakuan di media Amaq

bahwa ISIS menyerang Bandar Udara Brussels, serta stasiun

kereta di kota Belgia yang menewaskan 30 orang.

“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan

stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada

Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah kantor berita yang

berafiliasi dengan kelompok tersebut melaporkan”65

(paragraf 1)

2) Pada bagian isi berita adalah bentuk sikap negara Belgia serta

langkah yang dilakukan dalam menganalisa bukti setelah

penyerangan terjadi.

“Serangan-serangan terkoordinasi memicu kewaspadaan

keamanan di seantero Eropa dan mengundang pernyataan

dukungan global..”(paragraf 3). “Media Belgia memublikasikan

sebuah gambar kamera keamanan tampak tiga pemuda yang

mendorong troli berisi barang-barang di bandara itu dan

melaporkan bahwa polisi menyangka mereka adalah calon

penyerang”(paragraf 5)

3) Berita ini ditutup dengan alasan di balik terjadinya serangan.

Pihak kepolisian yang sudah mewaspadai kemungkinan akan

terjadi aksi pembalasan, namun justru kecolongan atas

penyerangan di tempat yang tidak diperkirakan sebelumnya.

“Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang

tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di

Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur

Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi

65

“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang” diakses

dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 59: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

49

serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat

orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 66

(paragraf 8)

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1.

“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan

stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada

Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah kantor berita yang

berafiliasi dengan kelompok tersebut melaporkan”67

(paragraf 1)

Detil

Detil pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1 dan 5.

“serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan stasuin kereta

metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa yang

merenggut 30 jiwa”68

(paragraf 1)

“Media Belgia memublikasikan sebuah gambar kamera

keamanan tampak tiga pemuda yang mendorong troli berisi

barang-barang di bandara itu dan melaporkan bahwa polisi

menyangka mereka adalah calon penyerang”69

(paragraf 5)

Maksud

Maksud pada pemberitaan teks pertama terdapat pada paragraf

3.

“Serangan-serangan terkoordinasi memicu kewaspadaan

keamanan di seantero Eropa dan mengundang pernyataan

dukungan global, empat hari setelah polisi Brussels menangkap

tersangka utama yang masih hidup dalam serangan-serangan

ISIS di Paris, November lalu”(paragraf 3)

Pra-Anggapan

66

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 67

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 68

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 69

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 60: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

50

Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada

paragraf 8. Pra-anggapan dibuat oleh penulis, yakni keterkaitan

dengan serangan di Paris , untuk mendukung berita penyerangan

di Brussels.

“Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang

tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di

Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur

Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi

serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat

orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 70

(paragraf 8)

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat pasif dan kalimat aktif terdapat pada

paragraf 8.

1) “Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang

tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di

Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur

Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi

serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat

orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 71

(paragraf 8)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi bersifat aditif atau

penambahan “dan”, seperti pada kalimat:

“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan

stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada

Selasa yang merenggut 30 jiwa”(paragraf 1)

2) Menggunakan kata hubung pertentangan “tetapi”, seperti pada

kalimat:

70

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 71

“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang” diakses

dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 61: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

51

“Polisi dan pasukan tempur Belgia di jalan-jalan telah bersiaga

atas aksi pembalasan, tetapi serangan-serangan terjadi di

kawasan-kawasan padat tempat orang-orang dan tas-tas tidak

digeledah”(paragraf 7)

3) Menggunakan kata hubung penanda waktu, seperti pada

kalimat:

“Mereka mengatakan, dua tersangka telah meledakkan diri,

sementara polisi memburu seorang lagi”(paragraf 6)

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti “ia” sebagai kata ganti orang kedua,

seperti pada kalimat:

“Seorang saksi mata mengatakan, ia mendengar teriakan-

teriakan dalam bahasa Arab”(paragraf 4)

2) Menggunakan kata ganti “mereka” sebagai kata ganti orang

ketiga jamak, seperti pada kalimat:

“..dan melaporkan bahwa polisi menyangka mereka adalah

calon penyerang”(paragraf 5)

3) Stilistik

Leksikon

1) “Media Belgia melaporkan, polisi sedang memburu seorang

penyerang yang hidup”(paragraf 2)

2) ”Para petempur Negara Islam melepaskan tembakan di dalam

Bandara Zaventem, ”(paragraf 7)

4) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut:

ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang

Tewaskan 30 Orang

Page 62: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

52

Gambar 4.1 : Asap membubung dari Bandara Brussels, Belgia

setelah terjadi ledakan.

Pada gambar pemberitaan iniRepublika Online

menampilkan foto Bandara Brussels, Belgia pasca ledakan yang

dilakukan anggota ISIS. Dalam foto ini nampak asap akibat

ledakan di beberapa titik membubung ke atas. Keadaan dalam foto

ini pun pasca ledakan terlihat nampak sepi.

Metafora

Unsur metafora dalam berita pertama ini terdapat pada paragraf

1.

“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan

stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada

Selasa yang merenggut 30 jiwa,”(paragraf 1)

Ekspresi

Page 63: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

53

Ekspresi yang menggambarkan sikap histeris terdapat pada

paragraf 4.

“Seorang saksi mata mengatakan, ia mendengar teriakan-

teriakan dalam bahasa Arab dan tembakan-tembakan beberapa

saat sebelum dua serangan itu menghantam bagian

keberangkatan bandara yang penuh sesak di Brussels”(paragraf

4)

Tabel 4.1: ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom

Brussels yang Tewaskan 30 Orang

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)

mengklaim bertanggung jawab atas

serangan-serangan di Bandar Udara

Brussels dan stasuin kereta metro pada

jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa

yang merenggut 30 jiwa. (paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan: Negara Islam Irak dan

Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung

jawab atas serangan-serangan di Bandar

Udara Brussels dan stasuin kereta metro

pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada

Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah

kantor berita yang berafiliasi dengan

kelompok tersebut melaporkan.

(Paragraf 1)

Isi: “Serangan-serangan terkoordinasi

memicu kewaspadaan keamanan di

seantero Eropa dan mengundang

pernyataan dukungan global.”(paragraf

3). “Media Belgia memublikasikan

sebuah gambar kamera keamanan

tampak tiga pemuda yang mendorong

troli berisi barang-barang di bandara itu

dan melaporkan bahwa polisi

menyangka mereka adalah calon

penyerang”(paragraf 5)

Penutup: Ledakan-ledakan tersebut

terjadi setelah penangkapan seorang

tersangka di Brussels yang ikut

melakukan serangan-serangan di Paris

yang menewaskan 130 orang. Polisi dan

pasukan tempur Belgia di jalan-jalan

Page 64: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

54

telah bersiaga atas aksi pembalasan,

tetapi serangan-serangan terjadi di

kawasan-kawasan padat tempat orang-

orang dan tas-tas tidak digeledah”

(paragraf 8)

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : terdapat di paragraf 1, ISIS

mengaku atas serangannya yang

merenggut 30 jiwa di Brussels, Belgia.

Detil: terdapat di paragraf 1 dan 5,

pernyataan yang menjelaskan jumlah

korban atas pengeboman tersebut dan

sebuah rekaman video seseorang di

bandara yang dicurigai sebagai pelaku.

Maksud: terdapat di paragraf 3,

serangkaian penyerangan dan teror

terkoordinasi ini memicu kewaspadaan

keamanan seantero Eropa.

Praanggapan : terdapat di paragraf 8,

dalam pernyataan serangan di Brussels

diduga upaya balas dendam akibat

penangkapan anggota ISIS pada

serangan Paris.

Koherensi: berita ini banyak jalinan

kata yang menunjukkan pertentangan,

penambahan dan penanda waktu, seperti

kata ‘dan’, ‘tetapi’, ‘sementara’.

Bentuk Kalimat: berita ini banyak

menggunakan kalimat aktif atau

berawalan me- seperti ‘menewaskan’,

dan kalimat pasif atau berawalan di-

seperti ‘digeledah’.

Kata Ganti: menunjukan kata ganti

orang kedua seperti ‘ia’, dan kata ganti

orang ketiga jamak seperti ‘mereka’.

Leksikon : terdapat pemilihan

kata‘memburu’, dan ‘petempur’.

Grafis : ditujukkan dengan foto asap

membubung dari Bandara Brussels,

Belgia pasca ledakan.

Metafora : terdapat kata yang bukan

makna sebenarnya yaitu ‘merenggut’.

Ekspresi : terdapat kata yang

menunjukkan ekspresi histeris yaitu

‘teriakan-teriakan’.

Page 65: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

55

Analisis Berita II Judul: “Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan

Belasan Orang” (Sabtu, 14 Mei 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema dalam teks berita ini terdapat di paragraf 1:

“Penembakan dan serangan bom yang diklaim kelompok

bersenjata ISIS menewaskan setidaknya 16 orang di bagian utara

Baghdad..”

Tema yang diangkat penulis dalam berita ini berdasarkan

keterangan bahwa ISIS merenggut belasan nyawa akibat

melakukan serangan bom di daerah yang mayoritas adalah Muslim

Syiah.

b. Super Struktur: Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema

pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:

1) Bagian awal pemberitaan yaitu menceritakan kapan tepatnya

insiden penyerangan ISIS terjadi dan bagaimana kejadiannya.

“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah

ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap

langkah keamanan pemerintah. Tiga orang pelaku bersenjata

melepaskan tembakan dengan sejumlah senjata mesin pada

tengah malam di sebuah kafe yang terletak di kota Balad, yang

didominasi kelompok Muslim Syiah”72

(paragraf 2)

2) Pada bagian tengah berita, berisi tentang jumlah korban

penyerangan, dalam sebuah media yang berpaut pada ISIS pun

mengklaim atas penyerangan dan menceritakan kronologi versi

ISIS.

72

“Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan Belasan Orang” diakses pada Minggu, 15

Mei pukul 22.10 wib.

Page 66: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

56

“Empat orang tewas dan dua orang lainnya mengalami luka

kritis. Kelompok bersenjata ISIS mengatakan dalam sebuah

pernyataan online yang disebarluaskan oleh para

pendukungnya, tiga pelaku bunuh diri yang menyasar para

milisi Syiah telah meledakkan diri, meskipun sejumlah sumber

keamanan mengatakan mereka hanya mendapati seorang

pelaku yang meledakkan diri”(paragraf 4)

3) Berita ini diakhiri dengan penjelasan bahwa para pelaku

penyerangan telah lolos melewati pemeriksaan polisi sebelum

mencapai sasarannya.

“Para pelaku penyerangan Jumat itu telah melewati tiga pos

pemeriksaan polisi sebelum mencapai sasarannya. Sejumlah

pasukan keamanan dikerahkan di penjuru kota, berjaga-jaga

akan adanya serangan lanjutan”73

(paragraf 7)

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 1.

“Penembakan dan serangan bom yang diklaim kelompok

bersenjata ISIS menewaskan setidaknya 16 orang di bagian

utara Baghdad pada Jumat (13/5)” 74

(paragraf 1)

Detail

Detail pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2, 3 dan 4.

”Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan

sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe

yang terletak di kota Balad..”(paragraf 2).

“Setidaknya 12 orang tewas dan 25 lainnya terluka..” (paragraf

3)

Maksud

Maksud pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2.

73

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 74

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 67: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

57

“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah

ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap

langkah keamanan pemerintah”(paragraf 2)

Pra-Anggapan

Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada

paragraf7.

“Mereka mengatakan mereka membakar orang itu hidup-hidup

setelah orang itu memberikan pengakuan. Seorang pejabat

intelijen membenarkan kejadian itu. Kelompok bersenjata ISIS

hampir menguasai Balad, yang terletak sekitar 80 kilometer ke

arah utara Baghdad, pada 2014 dan mempertahankan sebuah

garis depan sekitar 40 kilometer.”75

(paragraf 7)

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapat kalimat pasif dan kalimat aktif pada paragraf 2 dan 8.

1) “Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan

sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe yang

terletak di kota Balad, yang didominasi kelompok Muslim

Syiah”76

(paragraf 2)

2) “Para pelaku penyerangan Jumat itu telah melewati tiga pos

pemeriksaan polisi sebelum mencapai sasarannya. Sejumlah

pasukan keamanan dikerahkan di penjuru kota, berjaga-jaga

akan adanya serangan lanjutan”77

(paragraf 8)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi rentetan “kemudian”, dalam

kalimat:

“Pelaku kemudian melarikan diri dan beberapa jam kemudian

salah satunya meledakkan diri di sebuah pasar terdekat setelah

pihak kepolisian dan milisi Syiah menyudutkan dirinya di

sebuah bangunan dan terjadi baku tembak,”(paragraf 4).

75

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 76

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 77

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.

Page 68: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

58

2) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “meskipun”,

dalam kalimat:

“tiga pelaku bunuh diri yang menyasar para milisi Syiah telah

meledakkan diri, meskipun sejumlah sumber keamanan

mengatakan mereka hanya mendapati seorang pelaku yang

meledakkan diri,”(paragraf 5)

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang kedua “seorang”, seperti dalam

kalimat:

“Seorang saksi mata melihat badan hangus yang diduga

merupakan mayat pelaku di sebuah pos di luar kafe itu pada

Jumat pagi,”(paragraph 6)

2) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka” dalam

kalimat:

“Mereka mengatakan mereka membakar orang itu hidup-hidup

setelah orang itu memberikan pengakuan,”(paragraf 7)

3) Stilistik

Leksikon

1) “Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan

sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe

yang terletak di kota Balad..”(paragraf 2)

2) “..pihak kepolisian dan milisi Syiah menyudutkan dirinya di

sebuah bangunan dan terjadi baku tembak..”(paragraf 4)

3) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut:

“Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan Belasan Orang”

Page 69: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

59

Gambar 4.2 :Ilustrasi Bom – Teroris

Republika Online menampilkan gambar ilustrasi dengan

menggunakan majas metafor, yakni dengan menampilkan sosok

seseorang misterius yang memegang senjata api, serta dengan

background bayangan berbentuk sebuah bom. Sosok misterius

tersebut menggunakan penutup kepala dan muka seolah-olah

seperti yang dipakai oleh orang-orang Negara Timur Tengah. Hal

ini menandakan bahwa pelaku berasal dari Negara bagian Timur

Tengah, seperti kita ketahui bahwa ISIS berasal dari Negara Irak

dan Suriah. Ilustrasi dibalut dengan gambar berbentuk senjata api

seperti senapan dan bom. Ilustrasi ini mengindikasikan bahwa

sosok misterius adalah pelaku kekerasan yang sangat radikal.

Ekspresi

Ekspresi sebuah tanggapan atau kecaman, terdapat dalam

paragraf 2.

Page 70: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

60

“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah

ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap

langkah keamanan pemerintah”(paragraf 2)

Tabel 4.2: Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan

Belasan Orang

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Penembakan dan serangan bom yang

diklaim kelompok bersenjata ISIS

menewaskan setidaknya 16 orang di

bagian utara Baghdad (paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,

berisi pernyataan bahwa serangan terjadi

setelah terjadinya aksi bom terparah ISIS

hingga memicu kritik masyarakat pada

langkah keamanan pemerintah dan

menjelaskan latar kejadian.

Isi : terdapat di paragraf 4, berisi

penyataan tentang jumlah korban

penyerangan, dalam media milik ISIS

menjelaskan kronologi penyerangan dan

mengakuinya.

Penutup : terdapat di paragraf 7, berisi

pernyataan bahwa para pelaku

penyerangan telah lolos melewati

pemeriksaan polisi sebelum mencapai

sasarannya.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : terdapat di paragraf 1, pernyataan

serangkaian serangan ISIS hingga

menewaskan 16 orang di utara Baghdad.

Detil : terdapat di paragraf 2 dan 3, pada

paragraf tersebut menjelaskan ciri pelaku

penyerangan serta menyebutkan para

korban jiwa maupun luka kritis.

Maksud : terdapat di paragraf 2,

pernyataan bahwa serangan ISIS yang

terkoordinasi terjadi akibat langkah dan

sikap pemerintah yang kurang siaga

terhadap keamanan negaranya.

Praanggapan : terdapat di paragraf 7,

pernyataan narasumber, bahwa kelompok

bersenjata ISIS hampir menguasai Balad

yang terletak sekitar 80 kilometer ke arah

utara Baghdad, pada 2014 dan

mempertahankan sebuah garis depan

sekitar 40 kilometer.

Koherensi : berita ini menggunakan

Page 71: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

61

penanda koherensi rentetan dan

pertentangan, seperti kata ‘kemudian’,

‘meskipun’.

Bentuk Kalimat : berita ini banyak

menggunakan kalimat aktif atau

berawalan me- seperti ‘melepaskan’,

‘mencapai’dan kalimat pasif atau

berawalan di- seperti ‘dikerahkan’,

‘didominasi’.

Kata Ganti : menunjukan kata ganti

orang kedua seperti ‘seorang’, dan kata

ganti orang ketiga jamak seperti

‘mereka’.

Leksikon : terdapat pemilihan kata

‘senjata mesin’, ‘baku tembak’.

Grafis : ditujukkan dengan ilustrasi

menggunakan majas metafor, yakni

dengan menampilkan sosok seseorang

misterius yang memegang senjata api,

serta dengan background bayangan

berbentuk sebuah bom sosok tersebut

menggunakan penutup kepala atau

sorban seperti yang dipakai oleh orang-

orang Negara Timur Tengah.

Ekspresi : terdapat kata yang

menunjukkan tanggapan serius yaitu

‘kritik’.

Analisis Berita III Judul: “Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah”

(Sabtu, 24 Mei 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema pada teks berita ini terdapat di paragraf 1:

“..Insiden yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah

(ISIS) menewaskan setidaknya 148 jiwa”78

Tema yang diangkat penulis berdasarkan insiden

penyerangan yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Suriah

telah merenggut korban jiwa sebanyak 148 orang di Suriah.

78

“Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah” diakses dari www.republika.co.id pada

Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.

Page 72: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

62

Penyerangan ini dilakukan dibeberapa tempat-tempat umum seperti

rumah sakit dan stasiun bus.

b. Super Struktur: Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema

pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:

1) Bagian pendahuluan pada berita ketiga diawali dengan kutipan

Observatorium HAM. Melaporkan bahwa serangan yang

dilancarkan oleh ISIS dan melanda tempat umum di Suriah,

lebih khusus di tujukan ke Markas dan fasilitas militer Rusia.

“Dilansir Aljazirah, Observatorium HAM untuk Suriah

melaporkan bom mobil simultan dan pelaku bom bunuh diri

menghantam stasiun bus, rumah sakit dan tempat lain di kota-

kota pesisir antara lain Tartus dan Jableh pada Senin (23/5).

Serangan seperti ini merupakan yang pertama di Tartous yang

merupakan markas bagi fasilitas angkatan laut Rusia. Serangan

juga melanda Jableh, Provinsi Latakia yang dekat dengan

pangkalan udara yang dioperasikan Rusia”(paragraf 2)79

2) Pada bagian Isi berita ketiga berisi pernyataan narasumber

menjelaskan keadaan lokasi pasca kejadian dan para korban

yang akibat ledakan yang terjadi di stasiun bus, perusahaan

listrik dan pintu rumah sakit. Seorang dokter memberikan

kesaksian mendengar ledakan di stasiun bus, selang semenit

terjadi ledakan di rumah sakit.

“Rekaman dari saluran televisi Ikhbariya menunjukkan

beberapa mobil terlihat terlempar dan terbakar di Jableh.

Observatorium mengatakan 148 orang tewas dalam

serangkaian serangan tersebut. Mereka menyatakan tujuh

ledakan mengoyak dua lokasi secara bersamaan yakni empat di

Jableh dan tiga di Tartus.Namun ada perbedaan jumlah korban

tewas antara pemerintah dan Observatorium. Menurut

79

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.

Page 73: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

63

keterangan televisi pemerintah Suriah, korban tewas berjumlah

78 jiwa.”(paragraf 3).

“Di Jableh puluhan orang tewas saat sebuah bom mobil

meledak dekat stasiun bus. Serangan berlanjut pada aksi

seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan sabuk peledak

di dalam stasiun. Dua orang juga meledakkan diri mereka di

perusahaan listrik dan di luar pintu masuk darurat di rumah

sakit kota itu” (paragraf 4).

“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia

mendengar ledakan di stasiun bus. Namun kurang dari satu

menit kemudian ledakan juga melanda rumah sakit. "Semua

orang masuk ke unit darurat, orang terluka mulai berdatangan,"

katanya” (paragraf 5)

3) Pada bagian penutup berita ketiga menjelaskan langkah dan

sikap yang diambil pemerintah Suriah atas serangan yang

terjadi itu.

“Pascakejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim

surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi

berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,

Ankara dan Doha. Pernyataan itu mengacu pada dukungan

yang diberikan oleh Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada

pemberontak”80

(paragraf 10)

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

Latar

Latar dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 8.

“ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut,

melalui salah satu medianya Amaq. Pernyataan kedua dari ISIS

mengatakan, serangan dilakukan di kota-kota yang dikuasai

pemerintah agar mereka mengalami pengalaman yang sama

dengan kematian Muslim akibat serangan udara Rusia dan

pemerintahSuriah”81

(paragraf 8)

Detail

Detail dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 3, 5 dan 9.

80

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib. 81

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.

Page 74: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

64

“Observatorium mengatakan 148 orang tewas dalam

serangkaian serangan tersebut”(paragraf 3)

“seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan sabuk

peledak di dalam stasiun. Dua orang juga meledakkan diri

mereka di perusahaan listrik dan di luar pintu masuk darurat di

rumah sakit kota itu” (paragraf 5)

“Amaq mengatakan 10 anggota ISIS tewas dalam serangan,

lima di Tartous dan lima di Jableh” (paragraf 9)

Maksud

Maksud dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraph 8.

“Pascakejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim

surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi

berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,

Ankara dan Doha. Pernyataan itu mengacu pada dukungan

yang diberikan oleh Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada

pemberontak,”(paragraf 10)

Pra-Anggapan

Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada

paragraf 8. Praanggapan dibuat oleh penulis sebagai pendukung

dari isi berita yang disampaikan.

“ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut,

melalui salah satu medianya Amaq. Pernyataan kedua dari ISIS

mengatakan, serangan dilakukan di kota-kota yang dikuasai

pemerintah agar mereka mengalami pengalaman yang sama

dengan kematian Muslim akibat serangan udara Rusia dan

pemerintahSuriah”82

(paragraf 8)

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapatkalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada

paragraf 1 dan 2.

1) “Serangkaian bom mobil dan serangan bom bunuh diri

melanda pintu masuk rumah sakit, stasiun bus, dan tempat-

82

Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.

Page 75: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

65

tempat lain di dua kota yang dikuasai pemerintah

Suriah”(paragraf 1)

2) Insiden yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah

(ISIS) menewaskan setidaknya 148 jiwa”(paragraf 1)

3) “Serangan juga melanda Jableh, Provinsi Latakia yang dekat

dengan pangkalan udara yang dioperasikan Rusia”(paragraf 2)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “namun”,

dalam kalimat:

“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia

mendengar ledakan di stasiun bus. Namun kurang dari satu

menit kemudian ledakan juga melanda rumah sakit”(paragraf

6)

2) Menggunakan penanda koherensi waktu “sementara”, dalam

kalimat:

“Sementara puluhan lainnya tewas di Tartus, saat sebuah bom

meledak di stasiun bus”(paragraf 7)

3) Menggunakan penanda koherensi sebab-akibat “akibat”, dalam

kalimat:

“Pernyataan kedua dari ISIS mengatakan, serangan dilakukan

di kota-kota yang dikuasai pemerintah agar mereka mengalami

pengalaman yang sama dengan kematian Muslim akibat

serangan udara Rusia dan pemerintah Suriah”(paragraf8)

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, dalam

kalimat berikut:

“Mereka menyatakan tujuh ledakan mengoyak dua lokasi

secara bersamaan yakni empat di Jableh dan tiga di

Tartus”(paragraf 3)

Page 76: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

66

2) Menggunakan kata ganti orang kedua “ia”, dalam kalimat

berikut:

“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia

mendengar ledakan di stasiun bus”(paragraf 5)

3) Stilistik

Leksikon

Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini

terdapat pada paragraf 8.

1) “Pasca kejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim

surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi

berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,

Ankara dan Doha”(paragraf 8)

4) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut :

“Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah”

Gambar 4.3 : Ilustrasi Pasca Serangan Bom

Page 77: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

67

Pada gambar pemberitaan ini Republika Online

menampilkan foto sebagai ilustrasi serangan bom. Dalam foto

diatas nampak alas kaki yang berserakan serta tumbahan darah di

sekitarnya. Dalam foto ini Republika Online ingin memberikan

gambaran atas penyebab serangan ISIS. Banyaknya alas kaki yang

berserakan menggambarkan banyaknya korban berjatuhan, dan

darah disekitarnya menandakan bahwa para korban berjatuhan

banyak yang terluka parah hingga tewas. Berdasarkan isi berita pun

akibat serangan ISIS di Suriah telah menewaskan hingga 148

orang. Banyaknya korban tewas mengindikasikan bahwa ISIS

mampu menghabisi banyak jiwa tanpa ampun.

Metafora

Metafora dalam teks berita ini terdapat pada paragraf 3.

“Mereka menyatakan tujuh ledakan mengoyak dua lokasi

secara bersamaan yakni empat di Jableh dan tiga di

Tartus”(paragraf 3)

Ekspresi

Terdapat ekspresi bingung dan ekspresi sependapat. Ekspresi

tersebut terdapat pada paragraf 7 dan 10.

1) "Orang-orang mulai berlarian tak tahu arah, mobil terbakar

dan ada darah serta mayat di jalan," ujarnya salah seorang

warga Nizar Hamade”(paragraf7)

2) Pernyataan itu mengacu pada dukungan yang diberikan oleh

Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada pemberontak.

Tabel 4.3: Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Insiden yang diklaim dilakukan Negara

Islam Irak dan Suriah (ISIS)

Page 78: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

68

menewaskan setidaknya 148 jiwa

(paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,

kutipan Observatorium HAM seperti

dilansir Ajazirah melaporkan bahwa

serangan yang dilancarkan oleh

kelompok ISIS melanda tempat-tempat

umum di Suriah, tak terkecuali Markas

dan fasilitas militer Rusia.

Isi : terdapat di paragraf 3, 4 dan 5.

Berisi pernyataan narasumber

menjelaskan keadaan lokasi pasca

kejadian dan para korban yang akibat

ledakan yang terjadi di stasiun bus,

perusahaan listrik dan pintu rumah sakit.

Seorang dokter memberikan kesaksian

mendengar ledakan di stasiun bus,

selang semenit terjadi ledakan di rumah

sakit.

Penutup : terdapat di paragrah 10,

menjelaskan langkah dan sikap yang

diambil pemerintah Suriah atas serangan

ISIS tersebut.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : terdapat di paragraf 8,

pernyataan ISIS mengakui

penyerangannya di Suriah. Sebagai

bentuk balas dendam atas kematian

Muslim akibat serangan udara Rusia dan

pemerintah Suriah.

Detil : terdapat di paragraf 3, 5 dan

9.pernyataansumber menyebutkan

serangan tersebut menyebabkan 148

orang tewas. Serangkaian penyerangan

terjadi setelah bom mobil meledak dekat

stasiun dilanjutkan seorang meledakkan

diri di dalam stasiun dan dua orang

meledakkan diri tempat umum.

Maksud : terdapat di paragraf 8,

penulisan berita ini dimaksudkan bahwa

Kemenlu Suriah mengatakan kepada

PBB bahwa ini adalah eskalasi

berbahaya dan bermusuhan oleh rezim

ekstremis di Riyadh, Ankara dan Doha.

Praanggapan : terdapat di paragraf 8,

pernyataan ISIS mengakui

penyerangannya di Suriah. Sebagai

bentuk balas dendam atas kematian

Muslim akibat serangan udara Rusia dan

Page 79: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

69

pemerintah Suriah.

Koherensi : banyak penanda hubungan

yang menunjukkan penanda koherensi

pertentangan, sebab-akibat, dan waktu.

Seperti ‘namun’, ‘sementara’, ‘akibat’.

Bentuk Kalimat : terdapat kalimat aktif

berawalan me- seperti ‘melanda’,

‘menewaskan’dan kalimat pasif

berawalan di- dalam berita ini

‘dikuasai’, ‘diklaim’, ‘dioperasikan’.

Kata Ganti : menggunakan kata ganti

orang kedua ‘ia’, dan kata ganti orang

ketiga jamak ‘mereka’.

Leksikon : terdapat pilihan kata pada

berita ini‘eskalasi’ dan ‘ektremis’.

Grafis : ditunjukkan dengan foto

ilustrasi beberapa alas kaki ukuran

dewasa hingga anak-anak berserakan

dengan tumpahan darah. Foto ini

menggambarkan banyaknya korban

jatuh akibat serangan ISIS.

Metafora : terdapat kata yang bukan

makna sebenarnya ‘mengoyak’.

Ekspresi : terdapat ekspresi emosi dan

ekspresi sependapat seperti ‘berlarian

tak tahu arah’, ‘dukungan’.

2. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS di

SuaraIslam.com

Analisis Berita I Judul: “Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi

Mesir di Semenanjung Sinai” (Edisi 20 Maret 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Struktur Makro ini diamati dengan melihat tema atau topik

pemberitaan. Tema atau topik terdapat pada paragraf 6 adalah:

“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi Sinai

telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi..”83

(paragraf

6)

83

“Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi Mesir di Semenanjung Sinai” diakses dari

www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 80: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

70

b. Super Struktur: Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema

pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:

1) Bagian awal pemberitaan yaitu berisi informasi dari beberapa

sumber, yaitu korban akibat penyerangan yang dilakukan oleh

kelompok bersenjata yang sengaja ditujukan pada pos

pemeriksaan di Arish, Mesir.

“13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada

saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos

pemeriksaan di Kota Arish menurut sumber-sumber dari

kepolisian dan kesehatan, Sabtu (19/3/2016)”84

(paragraf 1)

2) Pada bagian Isi berita ini terdapat pada paragraf 2 dan 7.

Paragraf tersebut menjelaskan bahwa penyerangan yang

terjadi di Mesir dilakukan oleh ISIS, berdasarkan

pengakuannya pada sebuah situs. Selain itu paragraf 7

ungkapan presiden Mesir bahwa insiden ini merupakan

ancaman bagi negaranya yang juga merupakan sekutu

Amerika.

“Kelompok Islami State (IS) mengklaim bertanggung atas

serangan tersebut di beberapa situs dan media pemerintah

Mesir kemudian mengonfirmasinya”85

(paragraf 2)

“Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat

saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut

informasi dari para sumber” (paragraf 3)

“Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar

dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut

ditutup oleh pasukan keamanan” (paragraf 4)

84

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 85

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 81: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

71

”Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi

Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi

serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri

tersebut”(paragraf 6)

3) Pada bagian penutup berita isi berisi terjadinya serangan ISIS

pada Mesir dikarenakan ISIS telah menguasai Negara-negara

perbatasan Mesir.

“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta

ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti

dilansir kantor berita Reuters”86

(paragraf 8)

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

Latar

Latar pada berita pertama ini terdapat pada paragraf 8.

“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta

ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti

dilansir kantor berita Reuters”87

(paragraf 8)

Detail

Detail pada berita pertama ini terdapat pada paragraf 1 dan 4.

“13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada

saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos

pemeriksaan di Kota Arish” (paragraf 1)

“Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar

dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut

ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)

Maksud

Maksud dalam berita pertama terdapat pada paragraf 7.

“Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang

memimpin penggulingan Presiden Mursi, menganggap milisi

86

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 87

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 82: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

72

Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika

Serikat”(paragraf 7)

Pra-Anggapan

Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.

“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi

Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi

serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri

tersebut”(paragraf 6)

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapat kalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada

paragraf 1, 4 dan 8.

1) “13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada

saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos

pemeriksaan di Kota Arish menurut sumber-sumber dari

kepolisian dan kesehatan, Sabtu (19/3/2016)”88

(paragraf 1)

2) “Beberapa saksi mata melaporkanmendengar ledakan besar

dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut

ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)

3) “Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta

ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti

dilansir kantor berita Reuters”(paragraf 8)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi tempat “di dalam”, seperti

dalam kalimat:

“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi

Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi

serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri

tersebut”(paragraf 5)

88

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 83: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

73

2) Menggunakan penanda koherensi perbandingan atau komparasi

“seperti’, dalam kalimat:

“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta

ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti

dilansir kantor berita Reuters”(paragraf 7)

Kata Ganti

1) Kata ganti diatas “milisi islam” digunakan sebagai kata ganti

Negara Islam Irak dan Suriah.

“Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang

memimpin penggulingan Presiden Mursi, menganggap milisi

Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika

Serikat”

3) Stilistik

Leksikon

Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini

terdapat pada paragraf 1, 3 dan 4.

1) “13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada

saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos

pemeriksaan di Kota Arish ”(paragraf 1)

2) “Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat

saat berusaha menjangkau korban” (paragraf 3)

3) “mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut

ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)

4) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut:

“Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi Mesir di

Semenanjung Sinai”

Page 84: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

74

Gambar 4.4 : Foto Polisi Mesir

Pada gambar pemberitaan ini SuaraIslam.com

menampilkan foto para anggota polisi Mesir di pinggir jalan.

Dalam foto ini SuaraIslam.com ingin menampilkan bentuk

pengamanan kota anggota polisi yang lengkap dengan seragam,

senjata dan kendaraan. Tampak bahwa para polisi tersebut sedang

melakukan penjagaan ketat di pinggir jalan kota guna

mengantisipasi serangan kelompok radikal.

Metafora

Metafora dalam berita ini terdapat pada paragraf 3 dan 5.

1) “Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat

saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut

informasi dari para sumber,”(paragraf 3)

2) “Mesir berjuang menghadapi perlawanan yang makin meluas

setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad

Mursi..,”(paragraf 5)

Ekspresi

Page 85: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

75

Ekspresi dalam berita ini bentuk unjuk rasa dan sikap tidak

suka terdapat pada paragraf 5.

“Mesir berjuang menghadapi perlawanan yang makin meluas

setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dari

Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam tertua dan terbesar di Mesir,

pada pertengahan 2013 menyusul protes besar-besaran

menentang pemerintahannya”89

(paragraf 5)

Tabel 4.4: Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi

Mesir di Semenanjung Sinai

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS

Mesir cabang Provinsi Sinai telah

menewaskan ratusan personel tentara

dan polisi (paragraf 6)

Superstruktur Skematik Pendahuluan :terdapat di paragraf 1,

yaitu pernyataan narasumber kepolisian

di kota Arish, Mesir, 13 polisi menjadi

korban tewas akibat tembakan yang

diduga dilakukan oleh ISIS.

Isi :terdapat di paragraf 2, 3, 4, dan 6,

pernyataan bahwa ISIS

bertanggungjawab atas serangan di

Mesir. Beberapa saksi mendengar

ledakan besar yang menimpa ambulans

yang membawa korban. Kejadian ini

menewaskan ratusan tentara dan polisi

juga target barat di negeri tersebut.

Penutup :terdapat di paragraf 8,

pernyataan bahwa serangan ISIS pada

Mesir dikarenakan ISIS telah menguasai

Negara-negara perbatasan Mesir.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar :terdapat di paragraf 8, terjadinya

serangan ISIS di Mesir, sebab ISIS telah

menguasai wilayah luas di Irak, Suriah,

dan Libya yang berbatasan dengan

Mesir.

Detil :terdapat di paragraph 1 dan 4,

pernyataan bahwa penyerangan ISIS

menewaskan 13 polisi Mesir ketika

kelompok tersebut menembakkan

senjata mesin. para saksi juga

mendengar ledakan besar. Kejadian ini

89

diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib

Page 86: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

76

hingga menutup jalan akses kota.

Maksud :terdapat di paragraf 7,

presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi

mengatakan bahwa penyerangan tersebut

merupakan ancaman utama Mesir,

sekutu Amerika.

Praanggapan : terdapat di paragraf 6,

kejadian ini menewaskan ratusan tentara

dan polisi juga target barat di negeri

tersebut.

Koherensi :menggunakan penanda

koherensi perbandingan‘seperti’ dan

koherensi tempat ‘di dalam’.

Bentuk Kalimat :terdapat kalimat aktif

berawalan me- yaitu ‘menembak’,

‘melaporkan’, ‘menguasai’,

‘mendengar’. Dan kalimat pasif

berawalan di- yaitu ‘dikabarkan’, ‘

ditutup’, ‘dikuasai’.

Kata Ganti : menggunakan kata ganti

ISIS yaitu ‘milisi islam’, dan kata ganti

Leksikon :terdapat pilihan kata dalam

berita yaitu, ‘mortir’, ‘senjata berat’.

Grafis :ditunjukkan dengan foto para

anggota polisi yang sedang menjaga

keamanan kota lengkap dengan atribut

baik senjata maupun kendaraan.

Metafora :menggunakan kata bukan

makna sebenarnya, seperti ‘senjata

berat’, ‘menggulingkan’.

Ekspresi :terdapat ekspresi unjuk rasa

dan sikap tidak suka, seperti ‘protes’,

‘menentang’.

Analisis Berita II Judul: “Kelompok Islamic State Akui Serangan

Kafe di Bangladesh” (Edisi 02 Juli 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema pada teks berita ini terdapat pada paragraf 1:

“Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan

terhadap satu kafe di Dhaka, Bangladesh..”90

(paragraf 1)

b. Super Struktur: Skematik

90

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 87: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

77

1) Bagian pendahuluan pada berita berisi berdasarkan sumber

berita Amaq bahwa ISIS mengakui tindakan penyerangan di

Bangladesh.

“Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan

terhadap satu kafe di Dhaka, Bangladesh, Jumat (01/07/2016),

tempat orang-orang bersenjata menahan sandera saat polisi

mengepung gedung, menurut Kantor Berita Amaq”91

(paragraf

1)

2) Bagian isi pada berita ini terdapat pada paragraf 6 dan 7.

Paragraph ini menjelaskan bahwa Negara Bangladesh

mengalami peningkatan serangan yang sebelumnya jarang

terjadi, selain itu penyerangan ini menargetkan para kaum non

muslim.

“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di

satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan

mematikan yang menargetkan ateis, gay, kaum liberal, orang

asing dan anggota minoritas agama di negara mayoritas

Muslim itu”(paragraf 6)

“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya

bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun

serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi

yang lebih terkoordinasi”(paragraf 7)

3) Pada bagian akhir berita, Bangladesh menegaskan bahwa tidak

adanya hubungan antara milisi Bangladesh dengan jaringan

jihad internasional atau ISIS.

“Pihak berwenang setempat mengatakan tidak ada hubungan

operasional antara milisi Bangladesh dan jaringan jihad

internasional”92

(paragraf 8)

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

91

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 92

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 88: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

78

Latar

Latar dalam berita ini terdapat poda paragraf 4.

“Dalam aksi bersenjata terbaru yang terjadi di negara Asia

Selatan, polisi mengatakan delapan sampai sembilan orang

bersenjata menyerang restoran Holey Artisan di wilayah kelas

atas Gulshan, Dhaka”(paragraf 4)

Detail

Detail dalam berita ini terdapat pada paragraf 2, 3 dan 4.

“Amaq juga mengatakan 24 orang tewas dan 40 luka-luka,

beberapa dari mereka adalah warga negara asing, dalam

serangan itu”93

(paragraf 2)

“Sementara Polisi Bangladesh melaporkan hanya dua polisi

ditembak mati dan setidaknya 15 orang terluka”94

(paragraf 3)

“polisi mengatakan delapan sampai sembilan orang bersenjata

menyerang restoran Holey Artisan di wilayah kelas atas

Gulshan, Dhaka” (paragraf 4)

Maksud

maksud dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.

“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di

satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan

mematikan yang menargetkan ateis, gay, kaum liberal, orang

asing dan anggota minoritas agama di negara mayoritas

Muslim itu” (paragraf 6)

Pra-Anggapan

Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 7.

Praanggapan dibuat wartawan sebagai pendukung isi berita.

“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya

bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun

serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi

yang lebih terkoordinasi”(paragraf 6)

93

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 94

Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.

Page 89: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

79

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapatkalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada

paragraf 5.

“Para penyerang, diyakini membawa senapan serbu dan granat,

melakukan baku tembak sporadis dengan polisi di luar gedung,

beberapa jam setelah serangan itu dimulai sekitar pukul 21:00

waktu setempat”(paragraf 5)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “namun”,

dalam kalimat berikut:

“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya

bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun

serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi

yang lebih terkoordinasi”(paragraf 6)

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, seperti

dalam kalimat:

“Amaq juga mengatakan 24 orang tewas dan 40 luka-luka,

beberapa dari mereka adalah warga negara asing, dalam

serangan itu,”(paragraf 2)

3) Stilistik

Leksikon

Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini

terdapat pada paragraf 5 dan 6.

“Para penyerang, diyakini membawa senapan serbu dan granat,

melakukan baku tembak sporadis dengan polisi di luar gedung,

beberapa jam setelah serangan itu dimulai sekitar pukul 21:00

waktu setempat”(paragraf 5)

Page 90: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

80

“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di

satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan

mematikan”(paragraf 6)

4) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut:

“Kelompok Islamic State Akui Serang Kafe di Bangladesh”

Gambar 4.5 :Foto Militer Bangladesh mengerahkan pasukan elite

dari berbagai kesatuan untuk membebaskan sandera.

Page 91: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

81

Pada gambar pemberitaan ini SuaraIslam.com

menampilkan foto para anggota militer Bangladesh di jalan umum

dengan membawa senjata. Dalam foto ini SuaraIslam.com ingin

menampilkan bahwa terkait penyerangan kafe di Dhaka,

Bangladesh, membuat negara tersebut mengerahkan pasukan elite

militer untuk melakukan operasi pembebasan para sandera yang

diduga dilakukan oleh ISIS.

Tabel 4.5: Kelompok Islamic State Akui Serangan Kafe di

Bangladesh

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema Kelompok ISIS mengaku bertanggung

jawab atas serangan terhadap satu kafe

di Dhaka, Bangladesh. (paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 1,

pernyataan ISIS di medianya mengaku

melakukan penyanderaan dan serangan

di sebuah kafe di Bangladesh.

Isi : terdapat di paragraf 6 dan 7.

Serangan di Bangladesh oleh ISIS yang

terkoordinasi ini, mengalami

peningkatan dan yang menjadi target

kaum liberal, asing, Bay, ateis, dan

minoritas agama selain Muslim.

Penutup : terdapat di paragraf 8,

pernyataan Bangladesh menegaskan

bahwa tidak adanya hubungan antara

milisi Bangladesh dengan jaringan

jihad internasional atau ISIS.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : terdapat di paragraf 4,

serangan aksi senjata terbaru yang

terjadi di negara Asia Selatan, polisi

mengatakan delapan sampai sembilan

orang bersenjata menyerang restoran

Holey Artisan di wilayah kelas atas

Gulshan, Dhaka

Detil : terdapat di paragraf 2, 3 dan 4,

Pernyataan bahwa korban serangan

ISIS setidaknya 24 orang tewas dan 40

luka-luka. Serta menewaskan 2 polisi.

Diketahui delapan sampai sembilan

Page 92: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

82

orang bersenjata adalah pelaku

penyerangan.

Maksud :Bangladesh menjadi sasaran

kelompok ISIS, hal ini berdasarkan

analisa tulisan pada berita yang

menerangkan penyerangan ditujukan

khususnya kaum ateis, gay, dan liberal.

Selain itu terjadi peningkatan serangan

di Bangladesh.

Praanggapan :terdapat di paragraf 6,

di Bangladesh kekerasan dalam

penyerangan tidak seperti biasanya,

kali ini lebih terkoordinasi seperti yang

biasanya ISIS lakukan dalam aksi

penyerangan.

Koherensi : menggunakan penanda

hubungan koherensi pertentangan

‘namun’

Bentuk Kalimat : terdapat kalimat

aktif berawalan me- yaitu ‘melakukan’,

dan kalimat pasif berawalan di- yaitu

‘diyakini’

Kata Ganti :menggunakan kata ganti

orang ketiga jamak seperti ’mereka’.

Leksikon :terdapat pilihhan kata

dalam berita seperti ‘sporadis’,

‘mematikkan’.

Grafis :ditunjukkan dengan foto

Militer Bangladesh pasukan elite untuk

melakukan orasi membebaskan

sandera.

Analisis Berita III Judul: “Tentara Islamic State Tembak Jatuh

Helikopter Tempur Rusia” (Edisi 13 Juli 2016)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema atau topik teks berita ini terdapat di paragraf 1:

“Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah menembak jatuh

helikopter tempur Rusia di wilayah Palmyra, Suriah. ..”

Tema dalam berita ini diangkat berdasarkan isi berita yaitu

bentuk penyerangan yang diakui kelompok ISIS, yaitu jatuhnya

Page 93: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

83

helikopter tempur Rusia yang ditembaki oleh Islamic State hingga

menewaskan dua orang kru helikopter.

b. Super Struktur: Skematik

1) Bagian pendahuluan dalam berita diawali pernyataan kementrian

pertahanan Rusia, bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah

menyerangan helikopter tempur milik Rusia. Terdapat pada

paragraf 2.

"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter

mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara Rusia

tewas dalam konflik Suriah menjadi 12 orang," kata Kementerian

Pertahanan Rusia”95

(paragraf 2)

2) Bagian isi berita menjelaskan bahwa penyerangan akibat

sebelumnya Rusia melakukan serangan udara pada posisi ISIS.

terdapat pada paragraf 4.

“Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak

jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca

melakukan serangan. "Mereka telah menggunakan semua amunisi

yang mereka miliki, dan sedang dalam perjalanan pulang kembali,"

imbuhnya”96

(paragraf 4)

3) Bagian penutup berita berisi pernyataan ISIS menyerang helikopter

milik Rusia dilansir SITE yakni situs kontroversial pemantau

aktivitas jihad.

"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu Rusia

ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini

mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang yang

ada di dalam helikopter," kata ISIS, seperti dikutip

SITE”97

(paragraf 6)

c. Struktur Mikro:

95

“Tentara Islamic State Tembak Jatuh Helikopter Tempur Rusia” diakses dari

www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 96

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 97

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.

Page 94: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

84

1) Semantik

Latar

Latar dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 6.

"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu

Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini

mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang

yang ada di dalam helikopter," kata ISIS, seperti dikutip

SITE”98

(paragraf 6)

Detail

Detail dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 2 dan 5.

"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter

mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara

Rusia tewas dalam konflik Suriah menjadi 12

orang”99

(paragraf 2)

“IS dalam pernyataannya menuturkan bahwa mereka suskes

menghacurkan helikopter, dan menewaskan pilot helikopter

tersebut..”(paragraf 5)

Maksud

Maksud dalam teks berita ini terdapat pada paragraf 4.

“Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak

jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca

melakukan serangan. "Mereka telah menggunakan semua

amunisi yang mereka miliki, dan sedang dalam perjalanan

pulang kembali," imbuhnya” (paragraf 4)

Pra-Anggapan

Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.

Praanggapan dibuat wartawan sebagai pendukung pernyataan

helikopter milik Rusia jatuh.

“Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu

Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini

98

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 99

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.

Page 95: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

85

mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang

yang ada di dalam helikopter”100

(paragraf 6)

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Kalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini terdapat pada

paragraf 1 dan 4.

1) “Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah menembak jatuh

helikopter tempur Rusia di wilayah Palmyra,

Suriah”101

(paragraf 1)

2) “Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak

jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca

melakukan serangan”(paragraf 4)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi sebab-akibat “sehingga”,

dalam kalimat:

"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter

mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara

Rusia tewas dalam konflik Suriah menjadi 12 orang,"(paragraf

2)

2) Menggunakan penanda koherensi waktu “ketika”, dalam

kalimat:

"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu

Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami”(paragraf

6)

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, seperti

pada kalimat:

“Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter

mereka ditembak jatuh oleh ISIS”102

(paragraf 2)

100

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 101

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.

Page 96: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

86

2) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak “kami”, pada

kalimat:

"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu Rusia

ketika mencoba untuk menyerang posisi kami”(paragraf 6)

5) Stilistik

Leksikon

Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini

terdapat pada paragraf 5.

1) “IS dalam pernyataannya menuturkan bahwa mereka suskes

menghancurkan helikopter, dan menewaskan pilot helikopter

tersebut” (paragraf 5)

6) Retoris

Grafis

Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai

berikut:

“Tentara Islamic State Tembak Jatuh Helikopter

Tempur Rusia”

102

Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.

Page 97: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

87

Gambar 4.6 : Helikopter Rusia (foto)

SuaraIslam.com menampilkan gambar helikopter tempur

milik Rusia. Dalamberita ini foto tersebut sebagai salah satu

helikopter yang jatuh ditembak oleh para anggota ISIS,

sebagaimana dalam berita. Helikopter diatas digunakan untuk

menyerang posisi ISIS sebelum akhirnya ditembak dan jatuh.

Tabel 4.6: Tentara Islamic State Tembak Jatuh

Helikopter Tempur Rusia

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah

menembak jatuh helikopter tempur Rusia di

wilayah Palmyra, Suriah (paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,

pernyataan kementrian pertahanan Rusia,

melaporkan, ISIS menembak jatuh

helikopter tempur Rusia menewaskan dua

kru, kejadian ini menambah jumlah tentara

tewas menjadi 12 orang dalam konflik

Suriah.

Isi :terdapat di paragraf 4, pernyataan

kementerian menambahkan bahwa

helikopter ditembak jatuh saat berusaha

kembali ke pangkalan udara, pasca

melakukan serangan.

Penutup :terdapat di paragraf 6, dilansir

SITE, mengatakan bahwa ISIS menyerang

helikopter Rusia karena mencoba untuk

menyerang posisi kelompok radikal

tersebut.

Makro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar :terdapat paragraf 6, menyatakan

alasan ISIS menembak helikopter tempur

Rusia, seperti dilansir SITE, mengatakan

bahwa ISIS menyerang helikopter Rusia

karena mencoba untuk menyerang posisi

kelompok radikal tersebut.

Detil :terdapat di paragraf 2 dan 5,

pernyataan bahwa helikopter yang

ditembak jatuh oleh ISIS menewaskan 12

Page 98: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

88

orang. ISIS pun mengakui hal tersebut

dengan menuturkan kesuksesan mereka

menghancurkan helikopter tempur.

Maksud : terdapat di paragraf 4. Dalam

berita ini tersirat maksud bahwa serangan

ISIS ditengarai oleh serangan Rusia yang

lebih dahulu menyerang posisi ISIS.

Praanggapan : terdapat di paragraf 6,

dalam penjelasan narasumber mengatakan

helikopter itu ditembak jatuh di saat

berusaha kembali ke pangkalan udara,

pasca melakukan serangan.

Koherensi :terdapat penanda koherensi

yang menunjukkan hubungan sebab-akibat

‘sehingga’ dan koherensi waktu ‘ketika’.

Bentuk Kalimat : terdapat kalimat aktif

berawalan me- yaitu ‘menembak’,

‘melakukan’ dan kalimat pasif berawalan

di- yaitu ‘dilaporkan’, ‘ditembak’.

Kata Ganti :menggunakan kata ganti

orang ketiga yaitu ‘mereka’ dan kata ganti

narasumber atas pernyataan ‘sambungnya’.

Leksikon :terdapat pilihan kata dalam

berita yaitu, ‘menghancurkan’.

Grafis :menunjukkan dengan foto

helikopter tempur milik Rusia. Sebagai

gambaran helikopter yang ditembak jatuh

oleh anggota ISIS.

B. Analisis Kognisi Sosial

1. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di Republika Online

Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk

mengamati kognisi sosial, yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Karena

teks berita merupakan suatu hasil dari buah pemikiran wartawan. Segala konsep

yang ada terlebih dulu akan melewati tahap pemikiran konsep dari para pelaku

media. Dalam analisis wacana Van Djik, kognisi sosial terutama dihubungkan

dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita

adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini

Page 99: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

89

tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga

memasukkan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan

dimaknai oleh wartawan.103

Dalam penelitian ini, analisis tidak hanya dilakukan pada teksnya saja

tetapi juga dilakukan pendalaman mengenai bagaimana proses terbentuknya teks

tersebut sehingga bisa diterbitkan. Peneliti telah melakukan wawancara kepada

Agung Sasongko selaku Redaktur Republika Online. Dalam wawancara yang

dilakukan peneliti, Agung menyatakan bahwa proses produksi berita Republika

Online diawali dengan melihat isu dilapangan. Seperti yang dikatakan berikut ini:

“Dalam membuat berita biasanya kita mengawali dengan Redaktur

melihat isu yang ada di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan rapat

redaksi untuk mengungkap isu apa yang menarik, setelah menentukan apa

yang akan digarap dengan berbagai diskusi lalu kita kejar informasi

tersebut dengan mendistribusikan penugasan kepada para reporter. Kita

punya reporter sendiri, ada juga digabung dengan newsroom jadi ada dua,

jadi kita distribusikan misalnya dinewsroom dibagian apa, kita garap yang

lainnya di reporter.”104

Proses produksi berita di Republika Online, seperti yang telah dijelaskan

dalam kutipan wawancara, ada tiga tahapan dalam memproduksi sebuah berita

sebelum akhirnya diterbitkan di website Republika Online. Tahap proses ini

diawali dengan Redaktur melihat isu yang sedang terjadi di lapangan. Setelah

mengamati isu yang yang berkembang dimasyarakat, tahapan dilanjutkan dengan

rapat redaksi, untuk membahas dan mengungkap isu apa yang menarik. Hasil

rapat menentukan isu apa yang akan digarap. Tahap terakhir kemudian melakukan

pencarian informasi dengan mendistribusikan penugasan liputan kepada reporter.

103

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS,

2001), h. 266. 104

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 100: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

90

Republika Online menggunakan sistem newsroom atau ruang berita yaitu

sistem dimana para wartawan atau reporter Republika Online membuat berita

kemudian dikirim ke newsroom yang kemudian akan di publikasikan menjadi

sebuah berita untuk pembaca.

Berdasarkan pemaparan wawancara tadi, Republika Online dalam

menentukan berita yang akan dimuat didahulukan dengan melihat isu yang ada di

lapangan. Tak terkecuali dengan pemberitaan aksi-aksi radikal Negara Islam Irak

dan Suriah atau ISIS. Hingga kini, berbagai media di tanah air terus memuat

berita gerakan kelompok garis keras tersebut, hal ini menandakan eksistensi ISIS

terus berkembang.

Sebagai media online komunitas muslim terbesar di Indonesia. Republika

Online berusaha memberikan pencerahan atas isu internasional ini. Pentingnya

mengawal Isu ini yakni mengingat Indonesia adalah Negara dengan penduduk

mayoritas umat muslim, sangat sensitif dan berpengaruh dengan pemberitaan

Islam di Negara belahan dunia lain. Seperti dikatakan berikut ini :

“Kita memang mengikuti isu ini karena seperti yang dibilang tadi bahwa

ISIS ini jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil alamin, dan ini

berbahaya, selain merusak, lebih banyak negative kita melihatnya. Artinya

kita juga menilai kepada masyarakat bahwa Islam itu tidak seperti yang

dilakukan ISIS, kita ingin menampakkan bahwa Islam yang benar seperti

apa, kemudian kita tampilkan bahwa ISIS misalnya seperti ini, kemudian

gerak-geriknya seperti apa, itu harus kita tampakkan dan bagi Republika

itu penting untuk mengawal isu ini ya.”105

Dari kata-kata diatas, terlihat ketidaksetujuan penulis dengan kelompok

radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad, namun kerap

melakukan aksi-aksi kekerasan yang sama sekali jauh dari ajaran Islam yang tidak

105

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 101: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

91

mengajarkan bentuk kekerasan. Keadaan ini membuat Islam dipandang sebelah

mata oleh dunia dan menjadi momok menakutkan, ditandai dengan munculnya

istilah Islamophobia sebagai bentuk ketidaksukaan pada Islam atau anti Islam.

Maka dari itu sebagai media Islam, Republika Online ingin memberikan

pencerahkan kepada pembaca bahwa Islam tidak seperti yang terkonstruk dengan

adanya isu internasional ISIS ini.

Bentuk kekhawatiran Republika Online atas berkembangnya eksistensi

gerakan ISIS ini akan semakin menyudutkan Islam, memperluas opini di

masyarakat bahwa Islam negative dengan berbagai bentuk teror dan kekerasan.

Kecemasan ini lah yang membuat media Islam ini terus mengawal dan memuat

pemberitaan ini.106

Berdasarkan visi Republika Online memiliki prinsip yakni menjaga

persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil

Alamin, dalam mengusung objektivitas suatu berita wartawan Republika Online

menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan. Artinya, Republika Online

tidak hanya menampilkan narasumber yang sepaham ideologi, sebab persoalan

gerakan ISIS ini dinilai menjadi kekhawatiran bersama jika ISIS masuk Indonesia,

sehingga dinilai perlu diatasi secara bersama-sama.107

Jadi secara kognisi sosial terlihat jelas bahwa wartawan Republika Online

memiliki motivasi kognisi sosial yang kuat dalam bentuk penolakan terhadap

kelompok radikal ISIS. Pertama, ketidaksetujuan penulis dengan gerakan

kelompok radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad, serta

106

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016. 107

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 102: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

92

kerap melakukan aksi-aksi kekerasan hingga menimbulkan korban, hal ini

bukanlah Islam sebagaimana dikatakan Rahmatan Lil Alamin. Selain itu nampak

bentuk kekhawatiran akan eksistensi gerakan ISIS ini akan semakin menyudutkan

Islam, memperluas opini di masyarakat bahwa Islam negatif.

2. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di SuaraIslam.com

Penulis melakukan wawancara pribadi dengan Muhammad Syah Agusdin

selaku sekretaris redaksi media Suara Islam. Dalam wawancara yang berlangsung

selama dua jam, peneliti membahas pemberitaan aksi kelompok radikal yang

dimuat salah satu media online bernuansa Islam tersebut. Dari data yang didapat

dalam proses wawancara, Agusdin berpendapat bahwa SuaraIslam.com tidak pada

posisi mendukung atau menentang kelompok ISIS. Seperti dikatakan berikut ini :

“Kita tidak bisa langsung menilai ISIS itu bagaimana dan seperti apa. Kita

tidak mengecek langsung ke negaranya, tapi dilihat dari pemberitaannya,

ada yang menyebut bahwa ISIS adalah perpecahan dari tentara-tentara

Sunni-Irak, artinya juga anak buahnya Sadam Husein yang bergabung

dengan kelompok-kelompok milisi Sunni-Irak yang sesudah Irak dikuasai

ISIS tadi,istilahnya itu sebutlah syiah. Ditekan dia kemudian bentroklah

kelompok sunni dan kelompok syiah, di Irak itu ada kelompok bekas

tentara-tentara Sunni-Irak bergabung, kemudian juga al-Qaeda Irak

membentuk ISIS itu. Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari

CIA, Amerika. Nah sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai

teroris padahal mereka sendiri yang merekayasa”108

Dilihat dari pernyataan di atas menanggapi perihal isu internasional ISIS,

media SuaraIslam.com tidak dalam posisi sebagai media yang mendukung atau

menyudutkan ISIS, sebab SuaraIslam.com tidak memungkinkan untuk meliput

secara langsung ISIS di negaranya. Selama ini pemberitaan yang dimuat

berdasarkan pantauan pemberitaan ISIS yang berkembang, sehingga kebenaran

108

Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com,

Senin 8 Agustus 2016.

Page 103: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

93

yang sebenarnya tidak dapat diungkap oleh SuaraIslam.com. Selain itu,

pemberitaan yang berkembang di media menyebutkan asal muasal ISIS dengan

versi yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa ISIS dibentuk oleh al-Qaeda,

sementara beredar pemberitaan terbentuknya kelompok radikal ISIS adalah hasil

rekayasa CIA-Amerika. Berdasarkan hal ini, SuaraIslam.com menilai tidak bisa

menjudge satu keburukan tanpa adanya kejelasan yang sebenar-benarnya

Lahirnya SuaraIslam.com berangkat dari kepedulian akan aspirasi dan

hak-hak umat Islam memungkinkan terbengkalai jika hanya mengandalkan media

massa sekuler. Membahas pemberitaan kelompok ISIS, memang banyak media

yang cenderung memarjinalkan dan mengkategorikan kelompok tersebut sebagai

gerakan terorisme, radikal dan eksremisme. Sebagai media yang berlandaskan

Islam, sangat perlu mengungkap kebenaran yang sebenar-benarnya menyangkut

isu internasional ISIS untuk memenuhi hak umat Islam di dunia. Namun

keterbatasan informasi yang valid membuat SuaraIslam.com berusaha untuk tidak

menyudutkan pihak manapun. Seperti kutipan berikut :

“Jadi selama ini kita tidak bisa menyudutkan ISIS begini begitu, juga tidak

bisa dikatakan ISIS itu pejuang-pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk

volume kita tidak pada posisi untuk mendukung atau menentang ISIS.”

Dalam wawancara terdapat pernyataan yang menunjukkan keraguan

narasumber terhadap ISIS sebagai kelompok pelaku kekerasan. Menurutnya,

pejuang Islam atau mujahidin yang mengusung Khilafah dalam gerakannya

seperti al-Qaeda, Talliban, atau mujahidin lainnya tidak melakukan kekerasan

yang tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Seperti dikatakan narasumber berikut

ini :

Page 104: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

94

“Banyak aksi-aksi kesadisan yang tidak pernah dipraktikan oleh kelompok

mana, al-Qaeda enggak, talliban afganistan enggak, mujahidin enggak

seperti itu, yang ada seperti itu hitler, mossalini, ya kelompok-kelompok

nazi lah. Jadi kita berkesimpulan, apa iya pejuang Islam seperti ini ya kan,

apalagi kan ISIS mempromosikan khilafah juga.”

Menurut Agusdin ISIS dapat dikatakan sebagai kelompok jihad berfaham

radikal. Dalam bentuk kekerasan seperti yang dilakukan kelompok tersebut tidak

dibenarkan dalam Islam, namun tidak dapat dipungkiri dalam al-Qur’an terdapat

istilah Jihad, yaitu apabila seseorang dalam posisi diperangi, ditekan, disudutkan,

maka Islam memperbolehkan untuk membela diri.

“Apa jihad itu, radikal gak? Kan enggak, terserah mau bilang apa ini itu

tapi dalam al-Qur’an itu sendiri ada jihad. Kalo kita dalam satu posisi

diperangi, ditekan, Islam itu tidak bisa membiarkan kita dalam keadaan

itu, ada proses untuk membela diri. Dalam al-Qur’an itu bila kita dalam

posisi diserang, dihancurkan nah itu gak boleh kita berdiam diri aja kita

membela dengan cara jihad. Kita diperangi dengan fisik ya kita perang

dengan fisik, kita diperangi dengan senjata ya kita perang dengan senjata.”

Berkaitan dengan pemberitaan ISIS yang kerap diidentikkan sebagai

kelompok radikalisme, SuaraIslam.com menjelaskan bahwa dalam Islam tidak

mengenal istilah kata radikal, namun dalam anjuran Islam terdapat istilah Jihad,

yaitu suatu keadaan ketika situasi diperangi maka dianjurkan untuk tidak berdiam

diri.

Seluruh Negara di dunia kini mengkhawatirkan ISIS dan menempatkannya

sebagai musuh bersama. Pemberitaan di media menyudutkan dan memarjinalkan

kelompok tersebut tak terkecuali SuaraIslam.com. Dilihat dalam segi kognisi

sosial bahwa SuaraIslam.com sebagai media berlandaskan Islam, tidak

memosisikan medianya untuk menyudutkan ISIS, serta tidak pula mendukung

ISIS. Hasil analisis penulis berdasarkan pemaparan narasumber di atas,

Page 105: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

95

berkesimpulan bahwa media SuaraIslam.com bersimpatik terhadap kelompok

radikalisme ISIS.

C. Analisis Konteks Sosial

1. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di Republika Online

Dimensi terakhir analisis Van Djik adalah analisis sosial. Menurut Guy

Cock, konteks merupakan salah satu dari tiga hal yang sentral dalam wacana. Ia

berpendapat bahwa konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di

luar teks dan memengaruhi pemakaian bahasa. Analisis sosial (konteks sosial)

berkaitan dengan latar, situasi, peristiwa, atau kondisi sosial yang sedang terjadi

saat itu.

Dunia tentu masih ingat peristiwa serangan 11 Sepetember 2011, saat dua

pesawat jet penumpang dibajak dan ditabrakan ke kedua menara kembar di New

York City. Menara tersebut runtuh seketika dan memakan banyak korban jiwa.

Al-Qaeda selaku organisasi mendapat label dari Amerika sebagai teroris

internasional, mengingat Al-Qaeda adalah organisasi yang identik dengan

pemahaman Islam radikal yang dipimpin Osama bin Laden. Sejak saat itu nama

Islam mencuat kepermukaan dan menjadi paling disudutkan hingga fenomena

ISIS muncul.

Gerakan ISIS sangat menyita perhatian publik di seluruh dunia. Tentunya

perlu perhatian khusus untuk menyikapi fenomena ini. ISIS kini menjadi momok

yang berbahaya bagi sebagian besar negara di dunia. Kurangnya pemahaman

agama bagi sebagian masyarakat, dapat dengan mudah terpengaruh untuk menjadi

bagian kelompok radikal ini. Khususnya kalangan pemuda, radikalisasi mereka

lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. Faktor teknologi informasi dan

Page 106: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

96

komunikasi modern menjadi hal penting yang berperan dalam transmisi paham

atau sikap radikal kelompok baru ini.109

“Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Selasa (24/3/2015)

mengungkapkan, ISIS memilih menyebarkan pahamnya melalui jalur

dunia maya. Saat ini tercatat lebih dari 70 situs yang terkait ISIS dan

terorisme”110

Kelompok jihad di Indonesia begitu bersemangat membantu Mujahidin

Suriah, mulai dari mengumpulkan dana, mengirimkan berbagai macam bantuan

kemanusiaan, hingga mendorong orang agar ikut berperang di sana. Departemen

luar negeri Indonesia memperkirakan ada 50-an orang Indonesia yang berperang

di Suriah melawan pasukan pemerintah Bashar Al-Assad.111

Alasan isu internasional ISIS menjadi topik pemberitaan juga dikarenakan

isu ini menambah daftar pelecehan terhadap Islam, keadaan ini sangat

memprihatinkan terutama bagi masyarakat Muslim yang selalu disudutkankan

dalam berbagai aksi teror yang terjadi di manapun. Seperti aksi Mohamed

Lahouaiej Bouhlel yang menabrakkan truk berbobot 19 ton ke arah kerumunan

orang yang sedang merayakan Hari bastille di Nice, Perancis. Umat muslim

khususnya yang tinggal di Prancis kembali mendapatkan sorotan tajam setelah

terjadinya aksi penabrakan di Nice dan menewaskan puluhan orang termasuk

anak-anak.

“Walaupun ada kabar bahwa yang melakukan aksi tersebut adalah seorang

pemabuk dan tidak ada kaitannya dengan teror atau ISIS, namun

dikarenakan banyaknya tragedi yang berbuntut tewasnya banyak orang

109

M. Zaki Mubarak, Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam

Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume 10 No. 1, Juni 2015, h. 81. 110

Dikutip dari http://news.liputan6.com/read/2196152/begini-cara-isis-merayu-wni

diakses pada Jumat, 1 Juli 2016 pukul 10.15 wib. 111

Reno Muhammad, ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global, (Bandung: Mizan Media

Utama, 2014), h. 6.

Page 107: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

97

karena ulah kelompok ekstrimis Islam, maka mau tidak mau umat muslim

di Prancis terkena getahnya”112

Seperti hal nya dalam pemberitaan di media massa Reuters yang sudah

pasti akan direlay berbagai media di dunia, termasuk media di Indonesia karena

adalah portal berita terkemuka, dianggap terpercaya. Namun, dalam pemberitaan

isu ISIS menyudutkan Muslim sebagai pelaku teror.

“Baru saja Reuters menurunkan berita Paris attacks kill 127, Islamic State

threatens France, dengan menyertakan paragraf ‘Tidak ada klaim

pertanggungjawaban secara langsung, tapi ISIS mengeluarkan video tanpa

tanggal. Video itu berisi ancaman ISIS bahwa Prancis tidak akan hidup

damai sepanjang tetap ikut serta mengebom ISIS bersama Amerika’

(Reuters.com 14/11 pukul 16.53 WIB)”

Ketidakjelasan kebenaran berita diatas tentu saja sangat disayangkan

karena belum ada investigasi, belum ada siaran pers dari yang mengaku

bertanggungjawab, Reuters sudah menanamkan zhon bahwa pelaku teror Paris

adalah Muslim. Sebagai media sudah mutlak untuk cover bot side dalam

pemberitaan. Elemen jurnalistik Bill Kovack rasanya perlu diingat terus, bahwa

kewajiban pertama jurnalistik adalah pada kebenaran.

Pada keadaan yang sama, Muslim melihat Palestina diserang Israel dalam

gelombang intifada ketiga dengan korban yang tak sedikit, tidak banyak media

yang memuat. Begitu juga saat Rusia atau tentara sekutu Amerika mengebom

Suriah empat hari lalu, media relatif sunyi.

Ini tentu saja tidak membantu terciptanya dunia yang aman, damai bagi

semua. Banyak penduduk umat Islam di dunia akan merasa tersudutkan dan

dibuat tidak nyaman dengan propaganda teror identik dengan Islam. Belum lagi

112

Dikutip dari https://www.suratkabar.id/16594/news/tragedi-di-nice-membuat-muslim-

di-prancis-tersudutkan diakses pada Kamis, 16 Agustus 2016 pukul 22.28 wib.

Page 108: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

98

jika mereka melihat pada saat yang sama, tindakan serupa di belahan bumi

Muslim diakui sebagai tindakan memertahankan diri.

Banyaknya polemik yang memperkeruh keadaan atas isu internasional ini,

menjadi pekerjaan rumah bagi media Islam untuk terus mengawal pemberitaan

ini. seperti Republika Online, bardasarkan hasil wawancara dengan redaktur

Republika Online mengatakan situasi ini sangat mempengaruhi masyarakat

Muslim di Indonesia.

“dalam sehari wacana terkait ISIS bisa mencapai jutaan viewers, kita

punya sistemnya kita lihat pemberitaan ini sangat banyak peminatnya,

kemudian dari sisi komentar yang mereka share berita itu juga rata-rata

memang responnya bagus. Bagus dalam artian oh ini merasa tercerahkan

gitu. Ya kan banyak yang kita tahu mungkin media barat mengompor tapi

kita harus menggawangi dengan fakta-fakta yang tidak ditampilkan

mereka itu”113

Indonesia adalah negara mayoritas penduduk adalah umat Muslim.

Dipastikan masyarakat sangat tanggap adanya isu internasional ISIS ini. Selain

sebagai mewaspadai gerakan radikalisme yang berkembang, masyarakat juga

memiliki beban tersendiri sebagai jiwa muslim atas pelecehan bagi Islam.

2. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di SuaraIslam.com

Dalam analisis konteks sosial ini menurut Van Djik ada dua poin penting.

Yang pertama adalah kekuasaan (power) dan yang kedua adalah akses (acces).

Kekuasaan menurut Van Djik dapat diartikan sebagai kepemilikan yang dimiliki

oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Selain itu,

Van Djik memberi perhatian pada akses. Kelompok elit memiliki akses lebih

besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Mereka yang lebih

113

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 109: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

99

berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mempunyai akses pada

media, dan kesempatan besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak.114

Konstruksi praktik kekuasaan dalam isu internasional kelompok jihad

berfaham radikal yakni ISIS adalah dominasi ISIS dalam memperluas

kekuasaannya di Timur Tengah.

“November tahun lalu lalu, Baghdadi muncul dalam sebuah rekaman

audio, sekaligus menunjukkan bahwa dia masih hidup. Dalam rekaman itu,

Baghdadi menerima baiat dari wilayat di luar Irak dan Suriah,

mengumumkan perluasan khalifah menjadi tujuh wilayat di Yaman, Arab

Saudi, Aljazair, Libya dan Semenanjung Sinai di Mesir.”115

Dari tulisan paragraf di atas jelas sekali tingginya perhatian media

terhadap isu internasional ini adalah upaya kelompok ini dalam menguasai

sebagian besar wilayah di negara Timur Tengah. Situasi ini menjadi menekankan

bahwa ISIS bukanlah kelompok militan sembarangan. Sebuah bocoran dokumen

yang dikutip The Guardian menunjukkan bahwa ISIS serius membangun sebuah

negara.

ISIS mengatur wilayah secara ketat. Ada prosedur yang harus dipenuhi

agar sebuah daerah bisa menjadi wilayah ISIS. Di antaranya, seperti yang

diberitakan International Business Times, wilayah harus memiliki fungsi strategis

bagi ISIS, yaitu menerapkan syariat Islam dengan ketat.

Gejolak yang terjadi di negara-negara Timur Tengah sesungguhnya tidak

terlepas dari kelompok-kelompok jihad yang berfaham radikal yang berperan di

dalamnya, sebut saja kelompok bersenjata Syi’ah pemimpin Muqtada Al-Sadr

yang berusaha memukul mundur tentara USA dari tanah Najf Irak, Asa’ib Ahl-

114 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantara Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,

2001), h. 271-272. 115

Dikutip dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151228150715-120-

100731/mengukur-luas-wilayah-kekuasaan-isis-di-tahun-2015/ diakses pada Jumat 5 Agustus

2016 pukul 09.30 wib.

Page 110: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

100

haq kelompok yang menamakan diri The League of Righteous (Liga Orang Benar)

yang juga bertempur melawan USA di tanah Irak, Kataib Hezbullah, Kelompok

bersenjata Sunni Dewan Militer Umum Pendukung Revolusi Irak, tentara Islam

Irak, Tentara Onde Naqsyabandi, dan yang paling hangat diperbincangkan saat ini

ialah Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq Ana Syiria/ ISIS).116

Pada 29 Juni 2014, ISIS memproklamirkan dalam khotbah di Masjid

Agung Kota Mosul, Irak. Pria bernama Abubakar al-Baghdadi, mengklaim

sebagai khalifah negara baru berlandaskan sepenuhnya pada agama Islam. ISIS

bagaikan wabah menyebar ke seluruh dunia. Mesin propaganda kelompok militan

itu sangat siap di dunia maya. Dalam waktu singkat menjelma jadi garda yang

sanggup menandingi kekuatan militer sebuah negara. Tapi sepak terjang ISIS

memicu ketakutan di mana-mana sebab aksi-aksinya yang kerap marenggut jiwa.

Situasi meresahkan publik dunia, hingga mempertanyakan apa maksud

dan tujuan sebenarnya dari ISIS. Maklumat yang disampaikan Abubakar al-

Baghdadi yakni membentuk khalifah namun disertai berbagai bentuk teror

kekerasan dinilai keliru. Hingga muncul pertanyaan siapa dalang dibalik

terbentuknya ISIS?

“Kamis (26/2), Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali Jaber yang berceramah di

Banda Aceh melontarkan pernyataan mengejutkan. Dia tegas menyebut

Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) bikin rusuh dunia Arab beberapa

waktu terakhir, sebetulnya didalangi Amerika Serikat”117

Tidak sedikit yang menyatakan ISIS adalah rekayasa buatan Amerika

Serikat, salah satunya seperti yang dikatakan Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali

Jaber saat berceramah di Banda Aceh. Statement yang sama disampaikan oleh M.

116

Reno Muhammad, ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global, (Bandung: Mizan Media

Utama, 2014), h. 23-19. 117

Dikutip dari http://www.merdeka.com/ lima-teori-populer-ini-jelaskan-dalang-di-

balik-ISIS/ diakses pada Kamis 11 Agustus 2016.

Page 111: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

101

Syah Agusdin ketika peneliti melakukan wawancara. Agusdin paparkan bahwa

ISIS bisa jadi hasil rekayasa negara Adidaya Amerika. Seperti hal nya Talliban

Afganistan ketika masih dikuasai oleh Soviet, Amerika tidak ingin tersaingi oleh

Soviet, maka dibentuklah mujahidin-mujahidin Afganistan untuk melawan

penjagaan Soviet.118

Dilihat dari paragraf diatas, faktor terbentuknya wacana di berbagai media,

disebabkan banyaknya versi yang berusaha mengungkap dalang terbentuknya

Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Seperti pernyataan diatas, namun tidak

sedikit media yang kerap menyudutkan umat Islam adalah pelaku terror yang

terjaring pada kelompok ISIS.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diasumsikan bahwa ISIS kini

dikenal dunia sebagai kelompok jihad yang berfaham radikal. Di atas agama

Islam, ISIS menyerukan jihad sebagai bentuk yang semestinya dilakukan sebagai

umat Muslim. Kenyataannya kini dalam pemberitaan bentuk-bentuk gerakan ISIS

yang radikal, dalam berbagai peristiwa kekerasan seperti pengeboman dan

penyerangan di berbagai negara, bahkan kelompok tersebut mengunggah video

pemenggalan terhadap manusia ke sosial media, sudah termasuk ke dalam

kategori teror dan ancaman bagi dunia.

Peristiwa-peristiwa tersebut semakin menambah situasi mencekam dan

membuat resah seluruh dunia terutama umat Muslim. Nampak ketika masing-

masing pemimpin negara mengharamkan faham tersebut masuk ke negaranya.

Keadaan ini berdampak pada umat Muslim di seluruh dunia yang termarjinalkan.

118

Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi Suara Islam, Senin 8

Agustus 2016.

Page 112: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

102

Maka dari itu pentingnya media mengawal isu internasional ini, dengan tujuan

mengungkap yang sebenar-benarnya, khususnya bagi media-media Islam.

D. Interpretasi Penelitian

Dalam proses melakukan analisis, peneliti menggunakan teori konstruksi

sosial sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Konsep awal teori ini diawali

gagasan Alfred Schultz yaitu konsep fenomenologi. Merupakan sebuah konsep

yang mengamati gejala-gejala sehingga dapat menggambarkan bagaimana

fenomena tersebut dihadirkan di publik. Konsep ini didukung oleh Peter Berger

dan Thomas Luckman dengan aliran interaksi simbolis dan fenomenologi Schultz.

Berger berpendapat bahwa konstruksi realitas secara sosial memusatkan

perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi kejadian disekitarnya

berdasarkan pengalaman.119

Mereka menyatakan bahwa pengertian dan

pemahaman kita terhadap sesuatu muncul akibat komunikasi dengan orang lain

realitas sosial sesungguhnya tidak lebih dari sekedar hasil konstruksi sosial dalam

komunikasi tertentu.120

Seperti yang telah dibahas dalam bab dua bahwa teori konstruksi sosial

atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi,

objektifitas, dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan yang

lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial

tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis intersubjektif.121

Berdasarkan

119

Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh

Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008), h. 22-23. 120

Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise

in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75. 121

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 202.

Page 113: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

103

objek penelitian ini yaitu pemberitaan aksi radikal ISIS, oleh karena itu peneliti

memfokuskan hanya pada realitas subjektif dan realitas simbolik.

Proses sosial Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari

suatu peristiwa objektif sebagai pengungkap suatu makna, artinya sebagai suatu

manifestasi dari proses-proses subjektif orang lain yang demikian menjadi

bermakna subjektif bagi (individu) sendiri.122

Dalam proses inilah bangunan

realitas subjektif tercipta, yaitu bagaimana penulis berita atau wartawan dalam

memahami dan menafsirkan fenomena Islamic State of Iraq and Syria.

Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Redaktur Republika Online,

Agung Sasongko, terdapat realitas subjektif yang tercipta di media tersebut

mengenai fenomena radikalisme ISIS. Penulis berita menafsirkan bahwa

kelompok radikal ISIS identik mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad,

namun tidak mancerminkan Islam rahmatan ‘lil alamin yakni memberikan

kedamaian yang menyeluruh dalam segala aspek kehidupan, namun justru kerap

melakukan aksi-aksi kekerasan yang dinilai sama sekali jauh dari ajaran Islam

yang tidak mengajarkan bentuk kekerasan. Seperti yang dikatakan berikut ini :

“Kita memang mengikuti isu ini karena seperti yang dibilang tadi bahwa

ISIS ini jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil alamin, dan ini

berbahaya, selain merusak, lebih banyak negative kita melihatnya. Selalu

melakukan kekerasan, baik itu pengeboman, pembunuhan, pemenggalan,

dan banyaklah, seperti yang kita saksikan di media.”123

Sebagai media yang notabene adalah media Islam di Indonesia, Republika

Online mengkhawatirkan eksistensi gerakan ISIS yang semakin menyudutkan

Islam, memperluas opini di masyarakat bahwa Islam adalah agama yang negatif

122

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, h. 197-198. 123

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 114: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

104

dengan berbagai bentuk kekerasan. Kecemasan ini lah yang membuat media ini

terus mengawal dan memuat pemberitaan ini serta berusaha memberikan

pencerahan atas isu internasional ini, mengingat negara Indonesia mayoritas

penduduk umat Muslim.124

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Agung Sasongko, peneliti

melakukan pengkajian terhadap realitas subjektif yang disampaikan narasumber.

Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa Republika Online tidak bersimpatik

terhadap kelompok radikalisme ISIS.

Di SuaraIslam.com peneliti juga melakukan wawancara dengan

Muhammad Syah Agusdin, selaku Sekretaris Redaksi media Suara Islam. Hasil

wawancara menjelaskan realitas subjektif yang ada di media tersebut mengenai

fenomena ISIS. SuaraIslam.com tidak dalam posisi sebagai media yang

mendukung atau menyudutkan ISIS, sebab SuaraIslam.com tidak memungkinkan

untuk meliput secara langsung ISIS di negaranya. Selama ini pemberitaan yang

dimuat berdasarkan pantauan pemberitaan ISIS yang berkembang, sehingga

kebenaran yang sebenarnya tidak dapat diungkap oleh SuaraIslam.com,

mengingat media massa memiliki kepentingan dan keberpihakkan. Selain itu,

pemberitaan yang berkembang di media menyebutkan asal muasal ISIS dengan

versi yang berbeda. Syah Agusdin juga mengatakan bahwa ISIS dibentuk oleh al-

Qaeda, sementara beredar pemberitaan terbentuknya kelompok radikal ISIS

adalah hasil rekayasa CIA-Amerika. Berdasarkan hal ini, SuaraIslam.com menilai

tidak bisa menjudge satu keburukan tanpa adanya kejelasan yang sebenar-

benarnya. Seperti yang dikatakan berikut :

124

Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16

Agustus 2016.

Page 115: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

105

“Kita tidak bisa langsung menilai ISIS itu bagaimana dan seperti apa. Kita

tidak mengecek langsung ke negaranya, tapi dilihat dari pemberitaannya,

ada yang menyebut bahwa ISIS adalah perpecahan dari tentara-tentara

Sunni-Irak, artinya juga anak buahnya Sadam Husein yang bergabung

dengan kelompok-kelompok milisi Sunni-Irak yang sesudah Irak dikuasai

ISIS tadi,istilahnya itu sebutlah syiah. Ditekan dia kemudian bentroklah

kelompok sunni dan kelompok syiah, di Irak itu ada kelompok bekas

tentara-tentara Sunni-Irak bergabung,kemudian juga al-Qaeda Irak

membentuk ISIS itu. Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari

CIA, Amerika. Nah sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai

teroris padahal mereka sendiri yang merekayasa”125

Lahirnya SuaraIslam.com berangkat dari kepedulian akan aspirasi dan

hak-hak umat Islam memungkinkan terbengkalai jika hanya mengandalkan media

massa sekuler. Membahas pemberitaan kelompok ISIS, memang banyak media

yang cenderung memarjinalkan dan mengkategorikan kelompok tersebut sebagai

gerakan terorisme, radikal dan eksremisme. Sebagai media yang berlandaskan

Islam, sangat perlu mengungkap kebenaran yang sebenar-benarnya menyangkut

isu internasional ISIS untuk memenuhi hak umat Islam di dunia. Namun

keterbatasan informasi yang valid membuat SuaraIslam.com berusaha untuk tidak

menyudutkan pihak manapun. Seperti kutipan berikut :

“Jadi selama ini kita tidak bisa menyudutkan ISIS begini begitu, juga tidak

bisa dikatakan ISIS itu pejuang-pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk

volume kita tidak pada posisi untuk mendukung atau menentang ISIS.”

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Muhammad Syah Agusdin,

peneliti melakukan pengkajian terhadap realitas subjektif yang disampaikan

narasumber. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa SuaraIslam.com

memberikan ruang simpatik terhadap kelompok radikalisme ISIS.

125

Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com,

Senin 8 Agustus 2016.

Page 116: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

106

Eksternalisasi (penyesuaian diri), ekspresi ini diwujudkan dengan tujuan

untuk mewarnai atau bahkan dalam kondisi ekstrem merubah nilai-nilai semula

dengan nilai baru yang diyakini kebenarannya. Dalam proses sosial ini, peneliti

menemukan realitas simbolik yang terjadi dalam memaknai sebuah realitas. Sejak

peristiwa serangan 11 September 2011, saat dua pesawat jet penumpang dibajak

dan ditabrakan ke kedua menara kembar di New York City, Al-Qaeda yang

notabene adalah organisasi Islam mendapat label dari Amerika sebagai teroris

internasional. Sejak itu nama Islam mencuat kepermukaan dan menjadi paling

disudutkan hingga fenomena ISIS muncul. ISIS melalui pengakuannya dan

pemberitaannya di media massa membuat realitas yang dimunculkan di media

dikenal sebagai momok yang mengkhawatirkan bagi publik. ISIS kini dikenal di

mata masyarakat sebagai kelompok yang ekstrem dan radikal yang seharusnya

dihindari. Berbagai media memunculkan pemberitaan radikal ISIS dengan

berbagai bentuk pengeboman, pembunuhan, pemenggalan dan kekerasan lainnya.

Kini muncul istilah Islamophobia atau anti Islam, keadaan ini melecehkan agama

Islam yang umat Islam pun prihatin atas tercorengnya Islam akibat aksi teror yang

dikaitkan dengan agama seperti ISIS.

Page 117: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai analisis wacana pemberitaan ISIS di

Republika Online dan SuaraIslam.com yang terlihat dari tiga dimensi yang

telah dijelaskan oleh Teun. A Van Djik adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi teks, ISIS memiliki Citra buruk dalam pemberitaan

baik di Republika Online maupun SuaraIslam.com, dikategorisasikan

sebagai gerakan terorisme, radikal, dan ekstremisme, secara tidak

langsung mendelegitimasi kelompok tersebut. Konstruksi ISIS di

Republika Online lebih menekankan makna dan pemilihan kata yang

ditonjolkan, bila dibandingkan dengan SuaraIslam.com. Sehingga

cenderung memarjinalkan kelompok tersebut sebagai gerakan

radikalisme. Republika Online juga lebih banyak menggunakan

kalimat aktif dibanding kalimat pasif.

2. Dilihat dari segi kognisi sosial, wartawan Republika Online

memandang Isu ini dengan rasa tidak bersimpatik terhadap kelompok

ISIS, sebab kerap melakukan bentuk kekerasan dan aksi teror,

meskipun dengan tujuan mendirikan negara Islam. Keadaan ini dinilai

Republika Online bukanlah wujud dari Islam yang dikatakan

Rahmatan ‘Lil Alamin. Stigma masyarakat terhadap Islam akibat

eksistensi ISIS dianggap sebagai pelecehan untuk agama Islam.

Sedangkan wartawan SuaraIslam.com menanggapi isu internasional

ini dengan tidak memposisikan sebagai pendukung atau pun

Page 118: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

108

menentang kelompok radikal ini, disebabkan kebenaran sesungguhnya

dalang atau pelaku pembentuk ISIS belum terungkap. SuaraIslam.com

meyakini bahwa ISIS adalah bentuk rekayasa negara Amerika, sama

halnya seperti membentuk Talliban di Afganistan untuk memerangi

kekuasaan Soviet. Menurut wartawan SuaraIslam.com Islam tidak

mungkin melakukan tindak kekerasan seperti yang dituduhkan pada

ISIS tersebut. Berdasarkan analisis peneliti atas pemaparan

SuaraIslam.com, bahwa media tersebut memberikan rasa simpatik

terhadap kelompok ISIS.

3. Dilihat dari segi konteks sosial, ISIS kini menjadi momok yang

berbahaya bagi sebagian besar negara di dunia. Kekerasan yang

signifikan dilakukan ISIS, kerap menjadi topik hangat di berbagai

media massa. Tak jarang beberapa media menilai berbagai teror

diidentikan dengan Islam. Ini termasuk pelecehan terhadap Islam,

keadaan ini sangat meresahkan dan memprihatinkan terutama bagi

umat Islam. Sampai saat ini pun perbincangan masyarakat terkait

pelaku pendiri ISIS masih simpang siur kebenarannya.

B. Saran

Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi para pembaca diharapkan untuk lebih cermat dan teliti dalam

melihat dan menyikapi suatu berita yang diberikan oleh media,

Page 119: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

109

sehingga tidak menciptakan anggapan negatif terhadap isu yang

sedang terjadi.

2. Masyarakat atau publik mampu bersikap kritis dan memberikan

penilaian terhadap isu pemberitaan, sehingga masyarakat mendapatkan

apa yang disampaikan sumber penulis berita.

Page 120: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

110

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Al-Makassary, Ridwan dan Gaus AF, Ahamd. Benih-Benih Islam Radikal,

Studi Kasus Jakarta dan Solo. Jakarta: Center for teh Study of

Religion Ana Culture. 2010

Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media. 2007.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. 2008.

Denzin, Norman K dan Guba, Egon. Teori dan Paradigma Penelitian

Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. 2001

Djik, Teun Van. Principles of Critical Discourse Analysis. London: Sage.

2002.

Djik, Teun A. Van. News as Discourse. New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates. 1988.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti. 2003.

Eriyanto. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.

Yogyakarta: LkiS. 2002.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS. 2012.

Hamas, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta:

Granit. 2004.

Kuswarno M.S, Engkus. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan

Contoh Penelitiannya. Jakarta: Widya Padjajaran. 2008.

Luckman, Thomas dan Berger, Peter L. The Social Construction of

Reality, A Treatise in The Sosiological of Knowledge. Jakarta:

LP3ES.1990.

Mubarak, M. Zaki. Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan,

Pemikiran dan Prospek Demokrasi. Jakarta: LP3ES. 2008.

Page 121: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

111

Mubarak, M. Zaki. 2015. Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan

Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer.

Episteme, Volume 10 (1).

Muhammad, Reno. ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global. Bandung: Mizan

Media Utama. 2014.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya. 2006.

Moelong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda. 2007.

Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2012.

Nurjannah. 2003. Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas

Nama Dakwah. Jurnal Dakwah, Vol. XIV (2).

Rahmat, M.I. Arus Baru Islam Radikal. Jakarta: Erlangga. 2005.

Suhandang, Kustandi. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk

dan Kode Etik. Bandung: Penerbit Nuansa. 2004.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Semiotik, dan Analisis Framing. Bangdung: Rosdakarya.

2009.

Syam, Nur. 2006. Radikalisme dan Masa Depan Hubungan Agama-agama:

Rekonstruksi Tafsir Sosial Agama. Jurnal ilmu-ilmu Keislaman.

hlm. 208-209.

Taher, Tarmidzi. Islam dan Tantangan Radikalisme Global. Jakarta:

Republika. 1995.

Thalib, J.U. Radikalisme dan Islamophobia, Islam dan Terorisme.

Yogyakarta: UCY. 2003.

Turmudi, Endang dan Sihbudi, Riza. Islam dan Radikalisme di Indonesia.

Jakarta: Lipi Press. 2005.

Turner, Lynn H. Pengamat Teori Komunikasi dan Aplikasi. Jakarta:

Penerbit Salemba Humanika. 2008.

Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda dan Islam Kita: “Agama

Masyarakat Negara Demokrasi”. Jakarta: The Wahid Institute.

2006.

Page 122: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

112

B. Website

http://www.republika.co.id/page/about

http://www.SuaraIslam.com

http://DahlanDahi.com/2013/08/jumlah-visitor

http://teorionline .wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/

http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis-dan

perkembangannya

http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html

http://www.ensiklopediasli.co.id/2015/06/sejarah-isis-di-dunia-dan-

diindonesia-serta-apa-tujuannya

http://www.merdeka.com/struktur-organisasi-isis

http://news.liputan6.com/read/2196152/begini-cara-isis-merayu-wni

https://www.suratkabar.id/16594/news/tragedi-di-nice-membuat-muslim-

di-prancis-tersudutkan

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151228150715-120-

100731/mengukur-luas-wilayah-kekuasaan-isis-di-tahun-2015/

http://www.merdeka.com/ lima-teori-populer-ini-jelaskan-dalang-di-balik-

ISIS/

Page 123: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

113

LAMPIRAN

Page 124: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Transkip Wawancara

Dengan : Agung Sasongko

Jabatan : Redaktur Republika Online

Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016

1. BAGAIMANA SEJARAH BERDIRINYA REPUBLIKA ONLINE?

Jawab: Ketika pameran teknologi Republika Online untuk pertama kalinya

diperkenalkan sebagai sebuah portal pertama di Indonesia. Memang sifat

beritanya adalah religi edisi koran yang dionlinekan gitu. Tapi pada saat itu

sudah terhitung sangat bersejarah. Kemudian disempurnakan dari yang telah

dilakukan para pendahulu Republika, sehingga memiliki divisi sendiri di

Republika Online dari sistem keredaksian, pemberitaan, penulisan dan segala

macam. Selengkapnya silahkan cek di website kami.

2. APAKAH KARAKTER PENULISAN BERITA ROL SAMA DENGAN

TABLOID HARIAN REPUBLIKA ATAU MEDIA CETAKNYA ?

Jawab: Bisa dikatakan berbeda, sebab berita Online kan secara langsung

intinya tapi kontinu. Kita punya bank berita/ newsroom, adalah yang

membawahi reporter yang dapat diberdayakan orang, majalah, maupun

Online. Sistem karakternya seperti kebanyakan media Online namun tetap

dengan gaya bahasa Republika yang telah dikenal masyarakat. Meskipun

perkembangan bahasa Online tidak melulu mengacu pada kaidah bahasa

Indonesia tapi kita tetap dalam koridor kaidah jurnalistik.

3. ADAKAH CIRI KHAS MENGENAI GAYA PENULISAN YANG

DIMILIKI REPUBLIKA ONLINE?

Jawab: Kita menyesuaikan dengan pembaca Online, jika gaya penulisan

Online seperti koran, terlalu kaku. Nah untuk Online kita pilih kata yang

menarik tapi tidak kompor namun santun. Bahasa yang cerdaslah.

4. BAGAIMANA KEBIJAKAN REDAKSINYA, APA PERBEDAAN

KEBIJAKAN REDAKSI PADA REPUBLIKA ONLINE DENGAN

MEDIA CETAKNYA ATAU HARIAN REPUBLIKA?

Page 125: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Jawab: Kebijakan memang tidak berbeda, hanya kebutuhan pemberitaan saja

lebih kepada gaya penyajiannya. Artinya misalkan koran itu harus in depth

namun terbit besok. Sedangkan Online detik itu juga harus segera di upload

namun tidak in depth.

5. BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN BERITA DARI IDE AWAL

BERITA SAMPAI MENJADI SEBUAH BERITA DI REPUBLIKA

ONLINE?

Jawab: Biasanya redaktur terutama melihat isu di lapangan, dilanjutkan

diskusi semacam rapat redaksi menghasilkan isu apa yang menarik. Lalu

disusun apa yang ingin digarap. Lalu ditentukan persoalan mana yang segera

di running lalu kemudian didistribusikan kepada para reporter. ROL punya

reporter sendiri, tapi ada juga yang digabung dengan newsroom. Jadi

dinewsroom kepagian garap isu 1 reporter garap isu 2.

6. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES

PEMBUATAN BERITA HINGGA DITAMPILKAN DI SITUS ?

Jawab: Secepatnya ya, artinya reporter melakukan penugasan, lalu hasilnya

dikirim ke newsroom lalu segera di upload ke Republika Online.

7. BAGAIMANA REPUBLIKA ONLINE MEMANDANG ISU

INTERNASIONAL YAKNI NEGARA ISLAM IRAK DAN SURIAH ?

Jawab: Beberapa tahun belakangan memang ISIS menjadi isu tinggi bagi

Republika. Sebab diluar ISIS pun Islam menjadi paling tersudutkan

diberbagai isu, belum lagi bentuk pelecehan segala macam. ISIS salah

satunya, dapat dikatakan jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil lamin. Ini

berbahaya, selain merusak lebih banyak negatifnya kita melihat. Kita juga

ingin mengabarkan bahwa Islam itu bukan ISIS atau ISIS bukan Islam, kita

ingin menampakkan bahwa Islam yang benar. Kemudian kita tampilkan ISIS

seperti ini, gerak-geriknya, aksi-aksinya, itu harus kita tampakkan dan bagi

republika sangat penting untuk mengawal isu ini.

8. SEBAGAI MEDIA YANG BISA DIKATAKAN “DAKWAH BIL

QALLAM” APA YANG SUDAH REPUBLIKA ONLINE LAKUKAN

TERKAIT ISU INTERNASIONAL ISIS ?

Page 126: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Jawab: Kita punya rubrik khasanah, hikmah segala hikmah, kemudian

banyak rubrik-rubrik yang kita sajikan dari sisi fiqhnya ada dari segi fatwa

juga ada kemudian dari sisi sejarah ISISnya ada dan itu bagian dari dakwah

kami juga. Jadi kita membahas ISIS dari berbagai sudut pandang, dan itu

terlihat dari berita yang kami sajikan.

9. MENURUT ANDA SEBERAPA PENTING YANG DAPAT

DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT TERKAIT ISU

INTERNASIONAL INI ?

Jawab: Sangat penting sekali ya, masyarakat kita ini masih banyak yang

belum paham mengenai isu ini. kami khawatir ISIS ini menyudutkan Islam.

Opini masyarakat menilai Islam negatif, Islam kekerasan, Islam konservatif

dan lain-lain. Maka dari itu kami menginformasikan apa pun yang terkait

ISIS.

10. APAKAH NARASUMBER YANG DIPILIH REPUBLIKA ONLINE

DALAM SEBUAH BERITA BERDASARKAN SESUAI IDEOLOGI

REPUBLIKA ONLINE?

Jawab: Sebagai media harus cover booth ide ya, maka semua kalangan,

elemen kita minta pendapatnya. Dan isu ini sudah masuk ke negara kita maka

bukan lagi masalah satu agama saja kan. Yang dikhawatirkan ISIS ini masuk

ke Indonesia, maka kita harus bareng-bareng mengawal persoalan ini. dalam

hal ini kita merangkul agama lain, kita punya kekhawatiran yang sama.

11. APA HARAPAN PENULIS TENTANG PEMBERITAAN ISIS

TERSEBUT ?

Jawab: Tidak ada lagi ISIS yang lainnya, sebab formatnya berubah-berubah

nanti ISIS, besok apalah, ini itu dan macam-macam entah seperti apa lagi

bentuknya dan siapa lagi pelakunya. Artinya harapan kita ingin Islam itu

dengan format yang baik, cerdas. Tidak ada lagi yang mengatasnamakan

Islam dalam bentuk kekerasan, radikal, garis keras dan lain-lain.

12. MENURUT ANDA BAGAIMANA PENGARUH BERITA TERSEBUT

PADA MASYARAKAT ?

Jawab: Pengaruh indikatornya ada dua, pertama bisa dilihat jiwa

pembacanya yang melihat isu tersebut. Kita punya sistem yang menampilkan

Page 127: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

berita dengan peminat yang tinggi. Kedua dari sisi komentar yang mereka

share berita tersebut. Rata-rata responnya bagus. Bagus dalam arti

tersecerahkan, kan banyak media yang barat yang mengompori tapi kita harus

menggawangi dengan fakta-fakta yang tidak mereka tampilkan.

13. BAGAIMANA CARA REPUBLIKA ONLINE DALAM MENJAGA

OBJEKTIVITAS SUATU BERITA YANG DIBUAT?

Jawab: Objektivitas itu sama seperti cover booth side harus dan selalu kita

jaga. Misalnya ini, kalau pun ada tudingan yang ditunggangi Barat hal itu

harus kita tampilkan dengan fakta dan data. Pokoknya kita pegang fakta, data,

akurasi segala macam.

14. APA SAJA KENDALA WARTAWAN DALAM MELIPUT SEBUAH

BERITA ?

Jawab: Kendala di lapangan sifatnya dinamis, tidak bisa diprediksi. Namun

sejak awal reporter kami latih melihat lapangan dengan hati. Mereka

disiapkan untuk menghadapi masalah di lapangan.

15. BERAPA JUMLAH PENGAKSES MEDIA ONLINE REPUBLIKA

ONLINE PERHARINYA ?

Jawab: Perhari ROL dapat mencapai jutaan viewers. Sebab itu kami menilai

ini sangat berpengaruh.

Page 128: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Asap membubung dari Bandara Zaventem, Brussels, Belgia, setelah terjadi ledakan pada Selasa (22/3).

Page 129: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 130: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 131: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 132: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Transkip Wawancara

Dengan : Muhammad Syah Agusdin

Jabatan : Sekretaris Redaksi Suara Islam

Hari/ Tanggal : Senin, 8 Agustus 2016

1. BAGAIMANA SEJARAH BERDIRINYA SUARAISLAM.COM ?

Jawab: Suara Islam itu mulanya adalah media cetak tabloid edisi perdananya

18 Juli 2006. Lalu 2009 kalau tidak salah ingat baru launching onlinenya.

Suara Islam diterbitkan dalam rangka untuk menampung dan menyuarakan

aspirasi umat Islam. Sebab saat itu media Islam sangat kurang dibandingkan

media non Islam. Kebanyakan media nasional sekuler. Jika masyarakat kita

membaca media sekuler maka akan berpengaruh pada sikap dan perilakunya.

Kemudian dari situlah kita terbit ingin menjadi bagian dari media-media Islam

untuk mencerahkan, mencerdaskan umat Islam. Lalu berkembangnya ilmu

teknologi muncul media online, menjadikan masyarakat lebih mudah

mengakses maka kami buat SuaraIslam.com.

2. APAKAH KARAKTER PENULISAN BERITA SUARAISLAM.CO,

SAMA DENGAN TABLOID SUARA ISLAM ATAU MEDIA

CETAKNYA ?

Jawab: Secara garis kebijakannya sama, tetapi jurnalisme online sama

jurnalisme cetaknya itu beda. Teknik penulisannya beda, tapi kebijakan dan

arah redaksinya itu sama.

3. ADAKAH CIRI KHAS MENGENAI GAYA PENULISAN YANG

DIMILIKI SUARAISLAM.COM?

Jawab: Kalo di online lebih bersifat straight news lebih lugas tapi tidak in

depth sebab 4 sampai 5 alinea saja sudah menjadi sebuah berita. Kalau

cetaknya kan harus in depth lebih mendalam.

4. BAGAIMANA KEBIJAKAN REDAKSINYA, APA PERBEDAAN

KEBIJAKAN REDAKSI PADA SUARAISLAM.COM DENGAN

TABLOID SUARA ISLAM ?

Jawab: Kita sering membaca media-media nasionalis sekuler yang

menampilkan pemberitaan dengan sudut pandang Islam yang minim. Sebab itu

Page 133: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

Suara Islam memuat berita itu dengan sudut pandang Islam. Jadi kebijakan

redaksinya berdasarkan sudut pandang Islam karena kita menyuarakan aspirasi

umat Islam.

5. BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN BERITA DARI IDE AWAL

BERITA SAMPAI MENJADI SEBUAH BERITA DI

SUARAISLAM.COM ?

Jawab: Rapat redaksi pasti ada, namun jika untuk Online wartawan bisa

langsung mengupload di lapangan setelah meliput.

6. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES

PEMBUATAN BERITA HINGGA DITAMPILKAN DI SITUS ?

Jawab: Kalau Online cepat ya tidak seperti cetak pastinya. Tidak

membutuhkan waktu lama. Langsung di tempat kejadian pun jika bawa tab,

laptop wartawan kami bisa langsung mengupload.

7. BAGAIMANA SUARAISLAM.COM MEMANDANG ISU

INTERNASIONAL YAKNI NEGARA ISLAM IRAK DAN SURIAH ?

Jawab: Suara Islam memandang ISIS tidak bisa langsung menilai itu seperti

apa, sebab kita tidak mengecek langsung ke negaranya. Tapi melihat

pemberitaan-pemberitaannya, ada yang menyebut ISIS itu perpecahan dari

tentara-tentara sunni-Irak artinya juga anak buahnya Sadam Husein bergabung

dengan kelompok-kelompok milisi sunni Irak yang sesudah Irak dikuasai ISIS

tadi kemudian menjadi istilahnya, sebutlah syiah lalu ditekan dia kemudian

bentroklah kelompok sunni dan kelompok syiah di Irak itu. Kelompok bekas

tentara-tentara sunni Irak bergabung itu kemudian juga al-qaeda Irak

membentuk ISIS . Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari CIA

sama kaya talliban jadi prosesnya itu sama kaya talliban Afganistan ketika

masih dikuasi oleh Soviet, Amerika tidak mau Afganistan yang dikuasai Soviet

itu menjadi kuat dan dia memerangi dengan cara mujahidin-mujahidin

Afganistan melawan penjagaan Soviet itulah yang dimanfaatkan Amerika,

CIA. Sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai teroris padahal

mereka sendiri yang merekayasa. Karna kepentingannya udah berbeda dulu

untuk melawan Rusia, sekarang sama Irak juga begitu. Jadi selama ini kita

tidak bisa menjudge ISIS begini begitu, tidak bisa kalo ISIS itu pejuang-

Page 134: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk volume kita tidak pada posisi untuk

mendukung atau menentang. Coba bayangkan banyak aksi-aksi kesadisan yang

tidak pernah dipraktikan oleh kelompok mana, al-qaeda enggak, talliban

Afganistan enggak, mujahidin enggak seperti itu ya kan, yang ada seperti itu

Hitler, Mossalini, kelompok-kelompok nazi. Jadi kita berkesimpulan, apa iya

pejuang Islam seperti ini ya kan, apalagi kan ISIS mempromosikan khilafah

juga.

8. SEBAGAI MEDIA YANG BISA DIKATAKAN “DAKWAH BIL

QALLAM” APA YANG SUDAH SUARAISLAM.COM LAKUKAN

TERKAIT ISU INTERNASIONAL ISIS ?

Jawab: Jihad itu kan bukan radikal. Terserah mau bilang apa ini itu tapi dalam

al-Qur’an itu sendiri ada jihad. Dalam al-Qur’an bila kita dalam posisi

diserang, dihancurkan kita tidak boleh berdiam diri saja kita membela dengan

cara jihad. Kita diperangi dengan fisik yang kita perang dengan fisik, kita

diperangi dengan senjata ya kita perang dengan senjata. Jadi kalo kita

menyuarakan Islam dengan jihad bukan berarti kita radikal. Kalau pun disebut

sebagai radikal itu perseorangan. Misalnya palestina dijajah dengan Israel

lantas jika melakukan perlawanan apa bisa disebut radikal, tentu tidak. Jadi kita

tidak dalam posisi kita gak mau disebut sebagai media yang radikal, itu kan

menyudutkan. Tapi kalau nilai-nilai islam jika diserang kita melakukan

pertahanan perlawanan itu namanya konsep jihad. Ya mau dibilang radikal atau

gimana terserah tapi jihad itu memang ada.

9. MENURUT ANDA HAL PENTING APA YANG DAPAT

DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT TERKAIT ISU

INTERNASIONAL INI ?

Jawab: Isu internasional itu penting yak karena kita Indonesia, ini terutama isu

islam internasional, karena Indonesia ini umat islamnya besar bahkan disebut

umat Islam paling banyak di dunia. Setiap kejadian-kejadian terkait isu islam

internasional, penting buat umat Islam di Indonesia. Sebab muslim Indonesia

mana tau peristiwa yang terjadi pada Islam di belahan dunia lain.

Page 135: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

10. APAKAH NARASUMBER YANG DIPILIH SUARAISLAM.COM

DALAM SEBUAH BERITA BERDASARKAN SESUAI IDEOLOGI

SUARA ISLAM?

Jawab: Tentu sesuai dengan ideologi kita, kalau kita mencari informasi dari

saluran media yang radikal, namanya kita media yang radikal begitu kan. Jadi

misalkan ada narasumber tokoh pandangannya radikal tentang ISIS ya kita

bersebrangan sama itu enggak, kita begini dia begitu. Upayanya agar isu ini

tidak memecahbelah kita gitu kan.

11. APA HARAPAN PENULIS TENTANG PEMBERITAAN ISIS

TERSEBUT ?

Jawab: Isu ini kan terus berkembang di masyarakat, kita gak bisa berhenti

pada satu titik, oh begini, gak bisa kan. Misalnya pada awal-awal isu ISIS ini

kan wah langsung booming ada yang pro ada yang kontra, kita sebagai

pembaca media bisa secara cerdas mengetahui bagaimana yang sebenar-

benarnya. Kita gak bisa secara face-to-face langsung ke irak, kan kita di sini

(Indonesia). Nah tujuan kita memuat berita-berita sana itu agar pembaca

Indonesia tau isu ini.

12. BAGAIMANA CARA SUARAISLAM.COM DALAM MENJAGA

OBJEKTIVITAS SUATU BERITA YANG DIBUAT?

Jawab: Berita internasional itu banyakan dari sumber kantor-kantor berita

sama. Contoh yang biasa menjadi sumber-sumber berita kita itu kan alArabiya,

alJazira, worldbulletin, arabnews, banyaklah, itu yang sudah kelas

internasional. Jadi kita membanding dengan media lain, misalnya alArabiya

memberitakan apa media ini memberitakan apa, itu ada yang sama tapi juga

ada variasi ya kita tergantung kreatifitas jurnalistiknya. Tapi pada inti beritanya

sama, makanya jika ditanya onjektifitasnya bagaimana, ya kita lihat media-

media lain pemberitaannya apa jadi berbagai sumber tapi yang Islam.

13. APA SAJA KENDALA WARTAWAN DALAM MELIPUT SEBUAH

BERITA ?

Jawab: Kendala yang umumnya masyarakat kita peminatnya kurang kepada

media Islam, lebih kepada media nasional. Karena umat kita itu masih

berpedoman pada nilai-nilai medianyanya sendiri dengan nilai Islamnya,

Page 136: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

berbanding lurus. Ini membuktikan bahwa umat Islam Indonesia itu nilai-nilai

sekulernya masih tinggi. Orang bisa lihat sejauh mana media islam dalam

kendala itu dengan apa yang paling banyak dibaca oleh masyarakatnya itu.

Bukan salah mereka juga, kita mengajak mengubah perilaku mereka dari

kesenangannya yang sekuler menjadi kesenangan yang Islamic habbit.

14. BERAPA JUMLAH PENGAKSES MEDIA ONLINE

SUARAISLAM.COM PERHARINYA ?

Jawab: Alhamdulillah meningkat ya, perhati itu bisa mencapai puluhan ribu.

Page 137: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 138: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 139: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …
Page 140: KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS …

SURAT KETERANGAN No. 010-ist/Suara Islam/VIII/2016 Bersama ini Redaksi Suara Islam, menerangkan bahwa : N a m a : Devi Yuliana Tempat/Tgl/Lahir : Jakarta, 26 Desember 1993 No. Pokok : 1112051100016 Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Fakultas :Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan/Konsentrasi :Jurnalistik Alamat : Jl. Rawa Bola RT.004/007No. 71 Ciracas, Kelapa II Wetan

Telah benar-benar melakukan WAWANCARA dengan Redaksi Suara Islam pada Hari Senin, Tanggal 8 Agustus 2016, untuk keperluan penulisan Skripsi dengan judul:

“KonstruksiRadikalisme di Media Islam, AnalisaWacanaPemberitaan Isi di Republika Online dan Suara-Islam.Com”

Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 10 Agustus 2016

Redaksi Suara Islam

Drs. M. Syah Agusdin Sekretaris Redaksi

Kantor: Jl. Kalibata Tengah No. 3-A, Jakarta Selatan, Telp 021-227914, 021-7942240e-mail : [email protected], website www.suara-islam.com Bank : Bank Mumalat Indonesia No. 121-077-4222, Bank Mandiri No. 132-000-5489-414 (a/n SyaifulFalah)