kompetensi profesonal

87
Tulisan ini berjudul “Kompetensi Profesionalisme Guru” dirujuk dari pendapat para ahli tentang apa dan bagaimana kompetensi seorang guru yang profesional. Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat penting sekali untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Kita sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih eksis, sebab sampai kapanpun posisi/peran guru tersebut tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat apapun, mengapa ? Karena, guru sebagai seorang pendidik juga membina sikap mental yang menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam dalam arti berbeda antara satu siswa dengan lainnya. Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan sukses kelak. Tetapi perjuangan guru tersebut tidak berhenti sampai disitu, guru juga merasa masih perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru yang lebih baik dan lebih profesional terutama dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ; (a) faktor bawaan, seperti bakat, dan (b) faktor latihan, seperti hasil belajar. Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain : (a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, (b) bahan ajar yang diajarkan, (c) pengetahuan tentang karakteristik siswa, (d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar, (f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran, (g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan. Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional tersebut,

Upload: cutathiya

Post on 02-Jul-2015

193 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Tulisan ini berjudul “Kompetensi Profesionalisme Guru” dirujuk dari pendapat para ahli tentang apa dan bagaimana kompetensi seorang guru yang profesional. Dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, peranan guru sangat penting sekali untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Kita sadari, bahwa peran guru sampai saat ini masih eksis, sebab sampai kapanpun posisi/peran guru tersebut tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin sehebat apapun, mengapa ? Karena, guru sebagai seorang pendidik juga membina sikap mental yang menyangkut aspek-aspek manusiawi dengan karakteristik yang beragam dalam arti berbeda antara satu siswa dengan lainnya. Banyak pengorbanan yang telah diberikan oleh seorang guru semata-mata ingin melihat anak didiknya bisa berhasil dan sukses kelak. Tetapi perjuangan guru tersebut tidak berhenti sampai disitu, guru juga merasa masih perlu meningkatkan kompetensinya agar benar-benar menjadi guru yang lebih baik dan lebih profesional terutama dalam proses belajar mengajar sehari-hari. 

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. 

Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ; (a) faktor bawaan, seperti bakat, dan (b) faktor latihan, seperti hasil belajar.

Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain : (a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,(b) bahan ajar yang diajarkan,(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa,(d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan, (e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,(f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,(g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses pendidikan. 

Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Semua hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yakni dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar. 

Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ;a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit.c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.

Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain. 

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan. 

Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang desain sekolah, kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses penilaian.

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. 

Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya yang diterimanya. 5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam

kelas maupun diluar kelas.9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. 10. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar seperti yang telah diuraikan diatas. 

Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi Profesionalisme Guru” adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehingga ia mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik.

KESIMPULAN :UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL, SESEORANG HARUS :1. mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalisme.2. menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pendidikan.3. mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.4. berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata maupun bersikap.5. memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan suasana sekolah yang kondusif.6. mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia pendidikan.7. mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum.8. berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab.

Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bisa memberikan sumbangan pemikiran inovasi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri tentunya.

i

PROFESIONALISME GURU DAN HUBUNGANNYADENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTSAL-JAMII.AH TEGALLEGACIDOLOG SUKABUMI

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUntukMemenuhi Syarat Mencapai GelarSarjana Pendidikan Agama IslamDisusun Oleh :DIAN MAYA SHOFIANANIM. 104011000051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2008 M/1429 HivLEMBAR PENGESAHANSkripsi berjudul: .Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan PrestasiBelajar Siswa di MTs Al-Jamii.ah Tagallega Cidolog Sukabumi. diajukan kepadaIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada hari Selasa, 19 Agustus2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelarSarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.Jakarta, 19 Agustus 2008Panitia Ujian Munaqasyah,Tanggal Tanda TanganKetua Panitia (Ketua Jurusan PAI)Dr. H. Abd. Fattah Wibisono, MA. _________ ___________NIP : 150236009Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. _________ ___________NIP : 150299477Penguji IDrs. H. Mawardi Sutedjo _________ ___________NIP : 150011336Penguji IIDrs. H. Akyas Azhri _________ ___________NIP : 150023218Mengetahui,Dekan,Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.NIP : 150231356vABSTRAKDIAN MAYA SHOFIANA, NIM : 104011000051, PROFESIONALISMEGURU DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWADI MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA CIDOLOG SUKABUMIProfesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas

suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yangberkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.Profesionalisme guru yang dimaksud dalam skripsi ini adalah guru Fiqih yangprofesional. Adapun guru profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas,berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajarserta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa, yang nantinya akanmenghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik. Kompetensi guru yangditeliti meliputi empat kategori. Pertama, kemampuan guru dalam merencanakanprogram belajar mengajar. Kedua, kemampuan guru dalam menguasai bahanpelajaran. Ketiga, kemampuan guru dalam melaksanakan danmemimpin/mengelola proses belajar mengajar. Dan keempat, kemampuan dalammenilai kemajuan proses belajar mengajar.Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proseskegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuknilai yang diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapabidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua bentuk metode penelitian.Pertama, penulis menggunakan metode penelitian library research, melaluipenelitian ini penulis berusaha mengkaji buku-buku serta tulisan ilmiah yangberkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Kedua, menggunakanpenelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke MTsAl-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Teknik pengumpulan data yang penulislakukan yaitu melalui angket yang diberikan kepada peserta didik kelas VII danVIII yang dipilih secara acak, kemudian dengan observasi, wawancara dan denganstudi dokumentasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis menganalisis datadan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus product momen danmenggunakan rumus Koefisien Determinasi untuk mengetahui kontribusi keduaVariabel X dan Y. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalambentuk analisis interpretasi data.Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitianbahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara profesionalisme gurudalam bidang studi Fiqih dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ahTegallega Cidolog Sukabumi. Kontribusi profesionalisme guru Fiqih terhadapprestasi belajar siswa adalah 50%. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa di MTsAl-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi ditentukan atau dipengaruhi olehtingkat profesionalisme guru sebanyak 50%, dan 50% lagi ditentukan oleh faktoryang lain.viKATA PENGANTARAssalaamu.alaikum Wr.Wb.Alhamdulillaahirabbil.aalamin. Puji serta syukur bagi Allah swt. Tuhansemesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohompertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli .alaMuhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dansuri tauladan kita nabi Muhammad saw. yang telah membimbing kita pada jalan

yang diridhai Allah swt.Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkandukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada:1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatullahJakarta.2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.3. Bapak Drs. H. Alisuf Sabri, dosen pembimbing yang selalumembimbing penulis dengan penuh kebijaksanaan dan memberikanarahan-arahan.4. Bapak Tanenji, MA yang telah membimbing serta memotivasi penulisdalam menyelesaikan skripsi ini.5. Ibunda tercinta Ibu Imas Farida dan ayahanda Bapak Sofyan Holid,S.Pd.I yang telah memberikan dukungan moral dan material, do.a dansenyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapikesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi.6. Adik M. Farhan Kholidi dan M. Afda Fadhlan yang menjadi sumberinspirasi untuk berhasil.vii7. A Herik Chandra, terimakasih atas kesediaan untuk selalu menunggu,dan motivasi yang membuat penulis untuk segera menyelesaikanskripsi ini. Terimakasih pula atas kasih sayangnya.8. K.H. Muhsin, K.H. M. Mahmudin kakek sekaligus ketua YASPI Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi, semoga Allah memberikeberkahan dan kesehatan.9. Bapak Anwar Jahid, S.Ag, Kepala MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi.10. Semua dewan guru dan siswa/siswi MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi yang telah membantu penulis dalam prosespembuatan skripsi.11. Teman-teman kelas B PAI yang menjadi partner selama prosesperkuliahan.12. H. Darajat Sudrajat, almarhumah mamah Ruyi, teh Weni dan Wuri.13. Drs. Opik Taufik dan Ibu Eni Rustini, yang telah memfasilitasi penulisselama proses skripsi.14. Fathurrahman Azis, Asep Amarullah, yang telah perlindungan kepadapenulis di awal sampai akhir studi di UIN.Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari katasempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambutdengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.Wassalaamu.alaikum Wr.Wb.Jakarta, 15 Juli 2008Penulis,viii

DAFTAR ISILEMBAR SAMPUL ...................................................................................... iLEMBAR PERNYATAAN........................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING............................................... iiiLEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ ivABSTRAKSI................................................................................................... vKATA PENGANTAR.................................................................................... viDAFTAR ISI................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7C. Metode Pembahasan ................................................................... 8D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... 8E. Sistematika Penulisan................................................................. 9BAB II KEJIAN TEORIA. Profesionalisme Guru .................................................................1. Pengertian Profesionalisme Guru ......................................... 112. Profesionalisme Guru Islam............. 143. Perlunya Guru Profesional.................................................... 154. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional......................... 175. Aspek Guru Islam Profesional............. 256. Kriteria Guru Sebagai Profesi............................................... 267. Kriteria Guru Profesional ..................................................... 288. Indikator Guru Profesional ................................................... 29B. Prestasi Belajar ...........................................................................1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................... 312. Dalil Keutamaan Belajar.............. . 33ix3. Jenis-jenis Prestasi Belajar ................................................... 354. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............. 405. Indikator Prestasi Belajar ..................................................... 43C. Hubungan Profesionalisme Guru Dengan PrestasiBelajar Siswa ............................................................................. 43D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 43E. Hipotesis ..................................................................................... 45BAB III METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 46B. Variabel Penelitian ..................................................................... 46C. Populasi dan Sampel................................................................... 46D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 46E. Teknik Analisis Data .................................................................. 48BAB IV HASIL PENELITIANA. Kondisi Sekolah...................1. Deskripsi Lokasi Penelitian............. 512. Sejarah Singkat Sekolah................ 53

3. Sarana dan Prasarana................ . 54B. Deskripsi Data.....................1. Gambaran Umum Tingkat Profesionalisme Gur MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi............................. 552. Hasil Penelitian................. 573. Hubungan Profesionalisme Guru Dalam Bidang StudiFiqih Dengan Prestasi Belajar Siswa........... 65C. Analisis Interpretasi Data ........................................................... 67BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................. 69B. Saran ........................................................................................... 69DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 71LAMPIRANxDAFTAR TABELTabel 1 : Indikator Guru Profesional ............................................................ 27Tabel 2 : Kisi-kisi Angket Guru Fiqih Profesional....................................... 43Tabel 3 : Skor Jawaban Angket Guru Fiqih Profesiona ............................... 44Tabel 4 : Klasifikasi Skor Angket Guru Profesional .................................... 45Tabel 5 : Keadaan Dewan Guru MTs Al-Jamii'ah TegallegaCidolog Sukabumi Tahun Pelajaran 2007/2008........................... 52Tabel 6 : Skor Angket Penelitian Hubungan Profesionalisme GuruBidang Studi Fiqih dengan Prestasi Belajar Siswa ...................... 53Tabel 7 : Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme GuruDalam Bidang Studi Fiqih............................................................ 56Tabel 8 : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari AngketProfesionalisme Guru Fiqih.......................................................... 58Tabel 9 : Daftar Nilai Siswa dalam Mata Pelajaran Fiqih Semester ........... 59Tabel 10 : Klasifikasi dan Kualifikasi Jumlah Nilai Siswa dalamBidang Studi Fiqih ....................................................................... 60Tabel 11 : Analisis Korelasi Variabel X (Profesionalisme GuruDalam Bidang Studi Fiqih) dan Variabel Y (PrestasiBelajar Siswa)............................................................................... 611BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPrestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melaluiproses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melaluinilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telahdipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalumengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalamproses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagaifaktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilanpembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalamproses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya

kualitas guru harus diperhatikan.Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upayameningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitasguru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutupendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai denganprasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yangprofesional.Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasibelajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yangnantinya akan menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik.Kamal Muhammad .Isa mengemukakan: .bahwa guru atau pendidikadalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetakpara tokoh dan pemimpin ummat..1 Adapun pengertian guru menurutUndang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaknisebagaimana tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) sebagai1 Kamal Muhammad .Isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Anesta,1994), Cet. Ke-1, h. 64.2berikut: .guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik pada pendidikan dasar dan menengah..2 Selanjutnya Moh UzerUsman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional mendefinisikan bahwa:.guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahliankhusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas danfungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal..3Pendapat lain dikemukakan oleh Asrorun Ni.am Sholeh dalam bukuyang berjudul Membangun Profesionalitas Guru, mengungkapkan bahwa:dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmupengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkannilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didiksecara berkelanjutan. Dalam terminologi Islam, guru diistilahkan denganmurabby, satu akar kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Jadi, fungsi danperan guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi darisifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai-sampai Tuhan, dalampengertian sebagai rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul.alamin.Sang Maha Guru., .Guru seluruh jagad raya.. Untuk itu, kewajiban pertamayang dibebankan setiap hamba sebagai murid .Sang Maha Guru. adalahbelajar, mencari ilmu pengetahuan. Setelah itu, setiap orang yang telahmempunyai ilmu pengetahuan memiliki kewajiban untuk mengajarkannyakepada orang lain. Dengan demikian, profesi mengajar adalah sebuahkewajiban yang merupakan manifestasi dari ibadah. Sebagai konsekuensinya,barang siapa yang menyembunyikan sebuah pengetahuan maka ia telahmelangkahkan kaki menuju jurang api neraka.4Menanggapi apa yang telah dikemukakan oleh Asrorun Ni.am Shaleh,penulis memahami bahwa profesi mengajar adalah suatu pekerjaan yangmemiliki nilai kemuliaan dan ibadah. Mengajar adalah suatu kewajiban bagi

setiap orang yang memiliki pengetahuan. Selanjutnya, mengingat mengajaradalah suatu kawajiban bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan, maka2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 2-3.3 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),Cet. Ke-20, h. 15.4 Asrorun Ni.am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologis atasLahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), Cet. Ke-1, h. 3.3sudah sepantasnya bagi orang yang tidak menyampaikan ilmu pengetahuannyamaka akan berakibat dosa bagi dirinya.Selanjutnya Asrorunni.am Sholeh mengatakan bahwa di sisi lain,profesi mengajar merupakan kewajiban tersebut, hanya dibebankan kepadasetiap orang yang berpengetahuan. Dengan kata lain, profesi mengajar harusdidasarkan pada adanya kompetensi dengan kualifikasi akademik tertentu.Mengajar, bagi seseorang yang tidak mempunyai kompetensi profesionaluntuk itu justru akan berbuah dosa. Kemudian, .apabila sesuatu dilakukanoleh sesuatu yang bukan ahlinya, maka tunggulah suatu kehancurannya..Penggalan hadits Rasulullah saw. ini seolah memberikan warning bagi guruyang tidak memenuhi kompetensi profesionalnya.5Dari penjelasan yang dikemukakan Asrorunni.am Sholeh, penulisdapat menyimpulkan bahwa profesi mengajar merupakan kewajiban yanghanya dibebankan kepada orang yang berpengetahuan. Dengan demikian,profesi mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dan kualifikasitertentu bagi setiap orang yang hendak mengajar.Menurut Asrorunni.am Sholeh, secara konseptual, deskripsi duakondisi di atas memberikan dua hal prinsip dalam konteks membicarakanmengenai profesi guru dan dosen. Pertama, adanya semangat keterpanggilanjiwa, pengabdian dan ibadah. Profesi pendidik merupakan profesi yangmempunyai kekhusususan dalam membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dan memerlukan keahlian, idealisme, kearifan danketeladanan melalui waktu yang panjang. Kedua, adanya prinsipprofesionalitas, keharusan adanya kompetensi dan kualifikasi akademik yangdibutuhkan, serta adanya penghargaan terhadap profesi yang diemban. Makaprinsip idealisme dan keterpanggilan jiwa serta prinsip profesionalitas harusmendasari setiap perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat guru dandosen. Dengan demikian profesi guru dan dosen merupakan profesi tertutupyang harus sejalan dengan prinsip-prinsip idealisme dan profesionalitas secara5 Asrorun Ni.am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologis atasLahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), h. 4.4berimbang. Jangan sampai akibat pada perjuangan dan penonjolan aspekprofesionalisme berakibat penciptaan gaya hidup materialisme danpragmatisme yang menafikan idealisme dan keterpanggilan jiwa.6

Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikandan Kebudayaan dan Johson, sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yaminmencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b) kemampuansosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).7

Menyadari akan pentingnya profesionalisme dalam pendidikan, makaAhmad Tafsir mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah paham yangmengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yangprofesional.8Akan tetapi melihat realita yang ada, keberadaan guru profesionalsangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yangrendah mutunya memberikan suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalahsebuah wacana yang belum terrealisasi secara merata dalam seluruhpendidikan yang ada di Indonesia. Hal itu menimbulkan suatu keprihatinanyang tidak hanya datang dari kalangan akademisi, akan tetapi orang awamsekalipun ikut mengomentari ketidakberesan pendidikan dan tenaga pengajaryang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademisi, sehinggamereka membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melaluipemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru dari pelatihan sampaidengan intruksi agar guru memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1(S1).Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahamiintruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan6 Asrorun Ni.am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologis atasLahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), h. 4-5.7 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: GaungPersada Press, 2007), Cet. Ke-2, h. 4.8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2005), Cet. 6, h. 107.5kebutuhan yang sifatnya administratif. Sehingga kompetensi guru profesionaldalam hal inti tidak menjadi prioritas utama. Dengan pemahaman tersebut,kontribusi untuk siswa menjadi kurang terperhatikan bahkan terabaikan.Masalah lain yang ditemukan penulis adalah, minimnya tenagapengajar dalam suatu lembaga pendidikan juga memberikan celah seorangguru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga yangmenjadi imbasnya adalah siswa sebagai anak didik tidak mendapatkan hasilpembelajaran yang maksimal. Padahal siswa ini adalah sasaran pendidikanyang dibentuk melalui bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuanyang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorangguru. Maka hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut dapatterwujud secara utuh, sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkankesadaran dan keseriusan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengandemikian, apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadaphasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di atas tidak terealisasi dengan baik,maka akan berakibat ketidak puasan siswa dalam proses kegiatan belajarmengajar.Tidak kompetennya seorang guru dalam penyampaian bahan ajarsecara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran.Karena proses pembelajaran tidak hanya dapat tercapai dengan keberanian,melainkan faktor utamanya adalah kompetensi yang ada dalam pribadiseorang guru. Keterbatasan pengetahuan guru dalam penyampaian materi baik

dalam hal metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya akanberpengaruh terhadap pembelajaran.Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa profesionalisme gurudapat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Atas dasar wacana yang ada dilapangan, maka penulis ingin membuktikan apakah persepsi yang ada dikalangan masyarakat mengenai masalah profesionalisme guru itu benar atausebaliknya, dengan melakukan suatu penelitian.Berdasarkan dugaan penulis, pada umumnya kondisi sekolah yang adamasih terdapat guru yang belum profesional. Kompetensi guru yang ada di6sekolah tersebut belum sepenuhnya memenuhi kriteria sebagaimana yangdiinginkan oleh persyaratan guru profesional. Oleh karena itu, pemerintahmengadakan program sertifikasi keguruan dengan mensyaratkan pengajarmemiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 sesuai dengan bidangnya masingmasing.Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarikuntuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yangberjudul .PROFESIONALISME GURU DAN HUBUNGANNYA DENGANPRESTASI BELAJAR SISWA DI MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGACIDOLOG SUKABUMI.Alasan penulis mengambil judul skripsi ini adalah: Pertama, penulissangat tertarik dengan pembahasan yang berkaitan dengan masalahprofesionalisme guru. Karena penulis berpendapat bahwa profesionalismeguru dalam pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajarmengajar. Kedua, penulis berpendapat bahwa kegagalan pendidikan diIndonesia salah satu penyebabnya adalah tingkat profesionalisme guru yangkurang baik. Untuk itu, penulis ingin mengetahui pembenaran asumsi tersebutmelalui penelitian langsung ke MTs Al-Jamii.ah Tegallega CidologSukabumi. Ketiga, berawal dari suatu kasus yang ada di wilayah Suakabumiyang berkaitan dengan adanya intruksi pemerintah dalam penyetaraan standarkualififikasi tenaga pendidik minimal S1. Penulis melihat, intruksi tersebutditanggapi tenaga pendidik hanya sebagai pemenuhan administratif yang tanpamemperhatikan peningkatan mutu atau tingkat profesionalisme dalam prosesbelajar mengajar. Dengan demikian, penulis tertarik untuk mengadakanpenelitian apakah tenaga pengajar MTs Al-Jamii.ah termasuk guru yangmementingkan tingkat profesionalitas ataukah tidak. Keempat, adanya tenagapengajar yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannyaakan berdampak terhadap kualitas pendidikan. Penulis ingin mengetahuiapakah tenaga pengajar di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumimengalami masalah yang sama ataukah tidak. Untuk itu peneulis memilihMTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi, sebagai tempat untuk menguji7apakah ada hubungan yang signifikan antara profesionalisme guru denganprestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi.B. Pembatasan dan Perumusan Masalah1. Pembatasan MasalahAgar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak

menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka penulis membatasipenelitian ini pada permasalahan sebagai berikut:a. Secara garis besar, permasalahan yang menyangkut denganprofesionalisme guru sangat kompleks sekali. Adapun pada skripsi ini,profesionalisme guru yang dimaksud adalah profesionalisme guruIslam yang lebih spesifiknya guru Fiqih yang profesional, yaitu guruyang memiliki kompetensi, guru yang berkualitas yang dapatmempengaruhi prestasi belajar siswa. Kompetensi guru yang akanditeliti dalam skripsi ini dibatasi ke dalam empat kategori, yakni;merencanakan program belajar mengajar, menguasai bahan pelajaran,melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar,serta menilai kemajuan proses belajar mengajar.b. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalahkemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektifdan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupanilai raport dalam bidang studi Fiqih.2. Perumusan MasalahBerdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahyang akan diteliti adalah:a. Bagaimana profesionalisme guru Fiqih di MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi?b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang studi Fiqih di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi?8c. Apakah ada korelasi antara profesionalisme guru Fiqih dengan prestasibelajar siswa di MTs Al-Jmii.ah Tegallega?C. Metode Pembahasan1. Metode PenelitianDalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua bentukmetode penelitian. Yang pertama dengan metode penelitian libraryresearch, melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkajibuku-buku serta tulisan ilmiah yang berkaitan dengan masalah yangdibahas dalam skripsi ini. Kedua dengan metode penelitian lapangan(Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung keobyeknya melalui teknik angket, yaitu serangkaian pertanyaan yang harusdijawab oleh responden. Adapun pendekatan penelitian yang dilakukandalam skripsi ini adalah pendekatan analisis korelasional, yaitu mengujihubungan antara profesionalisme guru Fiqih dengan prestasi belajar siswa(nilai raport) bidang studi Fiqih.2. Metode PenulisanMetode penulisan yang menjadi rujukan dalam penelitian iniadalah buku Pedoman Skripsi Tim penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 dan ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, Suharsimi Arikunto, Rineka CiptaJakarta 2002 Cet. Ke-12.D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah:a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat profesionalisme gurudalam bidang studi Fiqih yang ada di sekolah MTs Al-Jamii.ah Tegallega.b. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa MTs Al-Jamii.ah Tegallega dam bidang studi Fiqih.9c. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dalam prosespembelajaran dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi Fiqih.Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini :a. Penelitian ini berguna untuk kepala sekolah untuk meningkatkanprofesionalisme dan kinerjan guru.b. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatanpembelajaran sekolah yang bersangkutan.c. Melalui penelitian ini diharapkan guru mampu meningkatkan kualitaspersonal dan profesional sebagai pendidik.d. Bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahanacuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupununtuk yang akan datang.e. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi barumengenai pengetahuan tentang profesionalisme yang harus dimilikiseorang guru. Sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan danpembekalan untuk proses kedepan.E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Setiap babdirinci ke dalam beberapa sub bab sebagai berikut:BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan danperumusan masalah, metode pembahasan yang terdiri dari metodepenelitian dan metode penulisan, tujuan dan manfaat penelitianserta sistematika penulisan.BAB II Berisi pembahasan tentang teori profesionalisme guru dan prestasibelajar, yang di dalamnya memuat pengertian profesionalismeguru, perlunya guru profesional, aspek-aspek kompetensi guruprofesional, kriteria guru sebagai profesi, kriteria guru profesionaldan indikator guru yang profesional. Kemudian pengertian prestasibelajar, jenis-jenis prestasi bealajar, faktor-faktor yang10mempengaruhi prestasi belajar, indikator prestasi belajar,hubungan profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa,kerangka berpikir dan hipotesis.BAB III Dalam bab ini dikemukakan metode penelitian, memuat tempat danwaktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data.BAB IV Hasil penelitian terdiri dari kondisi sekolah serta gambaran umumkondisi guru MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumidengan membahas jumlah guru, latar belakang pendidikan, dantugas-tugasnya. Selanjutnya deskripsi data meliputi

profesionalisme guru Fiqih, prestasi belajar siswa dalam bidangstudi Fiqih, dan hubungan antara profesionalisme guru Fiqihdengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi, dan yang terakhir adalah analisis interpretasidata.BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.10BAB IIPEMBAHASANPROFESIONALISME GURU DANHUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWAA. Profesionalisme Guru1. Pengertian Profesionalisme GuruIstilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam KamusInggris Indonesia, .profession berarti pekerjaan..1 Arifin dalam bukuKapita Selekta Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandungarti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukankeahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.2

Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul GuruProfesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikandisebutkan pula bahwa profesionalisme berasal dari kata profesi yangartinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni olehseseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaantertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yangdiperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah1 John M. Echols dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.Gramedia, 1996), Cet. Ke-23, h. 449.2 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,1995), Cet. Ke- 3, h. 105.11suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.3

Menurut Martinis Yamin profesi mempunyai pengertian seseorangyang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, danprosedur berlandaskan intelektualitas.4 Jasin Muhammad yang dikutipoleh Yunus Namsa, beliu menjelaskan bahwa profesi adalah .suatulapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknikdan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapanganpekerjaan yng berorientasi pada pelayanan yang ahli.. Pengertian profesiini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukanteknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yangmengacu pada pelayanan yang ahli.5Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwaprofesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkankompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperolahmelalui proses pendidikan secara akademis.Dengan demikian, Kunandar mengemukakan profesi guru adalahkeahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran,

dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalammemenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesiberarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahliandan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapatmelaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasilguna.63 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),Cet. Ke-1, h. 45.4 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 3.5 M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan MetodologiPengajaran Agama Islam, h. 29.6 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 46.12Adapun mengenai kata .Profesional., Uzer Usman memberikansuatu kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesionalmemerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajaridan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata .prifesional.itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai katabenda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter,hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifatprofesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh merekayang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukanoleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Denganbertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalahorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangkeguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagaiguru dengan kemampuan yang maksimal.7H.A.R. Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesionalmenjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengankata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutanprofesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkanprofesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme bertentangandengan amatirisme. Seorang profesional akan terus-menerusmeningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan danpelatihan.8Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah,suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalampekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melaluipendidikan khusus atau latihan khusus.9 Profesionalisme guru merupakankondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangandalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaanseseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yangprofesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan7 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14-15.8 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),Cet. Ke-1, h. 86.

9 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: BUMI AKSARA,1995), Cet. Ke- 3, h. 105.13untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain,maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orangyang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruansehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengankemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidikdan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.10 Sedangkan Oemar Hamalik mengemukakan bahwa guruprofesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikanguru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dantelah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.11

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalahsuatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalammemegang suatu jabatan tertantu, sedangkan profesionalisme adalah jiwadari suatu profesi dan profesional. Dengan demikian, profesionalisme gurudalam penelitian ini adalah profesionalisme guru dalam bidang studiFiqih, yaitu seorang guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khususdalam bidang studi Fiqih serta telah berpengalaman dalam mengajar Fiqihsehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru Fiqihdengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuaidengan kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumbermata pencaharian.2. Dalil Guru Profesional3. Perlunya Guru ProfesionalDalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing,pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yangmenarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas.10 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 46-47.11 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-4, h. 27.14Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasanakebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterimaoleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilandari seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya. Menyadari halitu, maka penulis menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangatdiperlukan.Guru yang profesional merupakan faktor penentu prosespendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harusmampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritasyang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama beberapa puluhtahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupanberbangsa dan bernegara.12

Mengomentari mengenai adanya keterpurukan dalam pendidikan

saat ini, penulis sangat menganggap penting akan perlunya keberadaanguru profesioanal. Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatasmenjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki keterpanggilan untukmelaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas pelayananterhadap anak didik baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnyayang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajarmengajar serta mampu mendatangkan prestasi belajar yang baik.Menyadari akan peran guru dalam pendidikan, Muhibbin Syahdalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Barumengemukakan bahwa guru dalam pendidikan modern seperti sekarangbukan hanya sekedar pengajar melainkan harus menjadi direktur belajar.Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkankegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerjaakademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatanpelaksanaan belajar mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dantanggung jawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dantanggung jawab tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsikhusus yang menjdi bagian integral dalam kompetensi profesionalismekeguruan yang disandang para guru. Menanggapi kondisi tersebut,12 Asrorun Ni.am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas,2006), Cet. Ke- 1, h. 9.15Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsisebagai:a. Designer of intruction (perancang pengajaran)b. Manager of intruction (pengelola pengajaran)c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).13

Dalam sebuah situs yang membahas mengenai profesionalismedunia pendidikan, Suciptoardi memaparkan bahwa guru diharapkanmelaksanakan tugas kependidikan yang tidak semua orang dapatmelakukannya, artinya hanya mereka yang memang khusus telahbersekolah untuk menjadi guru, yang dapat menjadi guru profesional.Tidak dapat dinaifkan bahwa memang tidak mudah merumuskan danmenggambarkan profil seorang guru profesional. Suciptoardi menegaskanbahwa guru itu adalah sebuah profesi. Sebagai profesi, memangdiperlukan berbagai syarat, dan syarat itu tidak sebegitu sukar dipahami,dan dipenuhi, kalau saja setiap orang guru memahami dengan benar apayang harus dilakukan, mengapa ia harus melakukannya dan menyadaribagaimama ia dapat melakukannya dengan sebaik-baiknya, kemudian iamelakukannya sesuai dengan pertimbangan yang terbaik. Dengan berbuatdemikian, ia telah berada di dalam arus proses untuk menjadi seorangprofesional, yang menjadi semakin profesional.14

Menanggapi kembali mengenai perlunya seorang guru yangprofesional, penulis berpendapat bahwa guru profesional dalam suatulembaga pendidikan diharapkan akan memberikan perbaikan kualitaspendidikan yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.Dengan perbaikan kualitas pendidikan dan peningkatan prestasi belajar,

maka diharapkan tujuan pendidikan nasional akan terwujud dengan baik.Dengan demikian, keberadaan guru profesional selain untuk13 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-13, h.250.14 http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-duniapendidikan-oleh -Winarno-Surakhmad/2008/05/12/.16mempengaruhi proses belajar mengajar, guru profesional juga diharapkanmampu memberikan mutu pendidikan yang baik sehingga mampumenghasilkan siswa yang berprestasi. Untuk mewujudkan itu, perludipersiapkan sedini mungkin melalui lembaga atau sistem pendidikan guruyang memang juga bersifat profesional dan memeliki kualitas pendidikandan cara pandang yang maju.4. Aspek-aspek Kompetensi Guru ProfesionalDalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahasmengenai pengertian profesionalisme guru, terlebih dahulu penulis akanmenjelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guruyang profesional. Karena seorang guru yang profesional tentunya harusmemiliki kompetensi profesional. Dalam buku yang ditulis oleh E.Mulyasa, Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakupempat aspek sebagai berikut:a. Kompetensi Pedagogik.Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butira dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuanmengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahamanterhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.15

b. Kompetensi Kepribadian.Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butirb, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensikepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, danberakhlak mulia.16

15 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja RosdaKarya: Bandung, 2008), Cet. Ke-3, h.75.16 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 117.17c. Kompetensi Profesioanal.Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butirc dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalahkemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas danmendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhistandar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar NasionalPendidikan17

d. Kompetensi Sosial.Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butird dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untukberkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik,dan masyarakat sekitar.18

Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutippernyataan Mitzel yang mengemukakan bahwa seorang guru dikatakanefektif dalam mengajar apabila ia memiliki potensi atau kemampuanuntuk mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk mengaturefektif tidaknya seorang guru, Mitzel menganjurkan cara penilaian dengan3 kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian seorangguru dapat dikatakan sebagai guru yang effektif apabila ia dari segi:presage, ia memiliki .personality attributes. dan .teacher knowledge.yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan mengajar yang mampumendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi process, ia mampumenjalankan (mengelola dan melaksanakan) kegiatan belajar-mengajaryang dapat mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi product iadapat mendatangkan hasil belajar yang dikehendaki oleh masing-masingmuridnya.Dengan penjelasan di atas berarti latar belakang pendidikan atauijazah sekolah guru yang dijadikan standar unsur presage, sedangkanijazah selain pendidikan guru berarti nilainya di bawah standar.Berdasarkan pemahaman dari uraian-uraian di atas dapat diambilkesimpulan bahwa mutu guru dapat diramalkan dengan tiga kriteria yaitu:presage, process dan product yang unsur-unsurnya sebagai berikut:17 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 135.18 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 173.181. Kriteria presage (tanda-tanda kemampuan profesi keguruan) yangterdiri dari unsur sebagai berikut:a. Latar belakang pre-service dan in-service guru.b. Pengalaman mengajar guru.c. Penguasaan pengetahuan keguruan.d. Pengabdian guru dalam mengajar.2. Kriteria process (kemampuan guru dalam mengelola danmelaksanakan proses belajar mengajar) terdiri dari:a. Kemampuan guru dalam merumuskan Rancangan ProsesPembelajaran (RPP).b. Kemampuan guru dalam melaksanakan (praktik) mengajar didalam kelas.c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.3. Kriteria product (hasil belajar yang dicapai murid-murid) yang terdiridari hasil-hasil belajar murid dari bidang studi yang diajarkan olehguru tersebut.Dalam prakteknya meramalkan mutu seorang guru di sekolah atau dimadrasah tentunya harus didasarkan kepada effektifitas mengajar gurutersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum sekarang yang berlaku,dimana guru dituntut kemampuannya untuk merumuskan dan

mengintegrasikan tujuan, bahan, metode, media dan evaluasipengajaran secara tepat dalam mendisain dan mengelola proses belajarmengajar, disamping itu guru juga harus mampu melaksanakan ataumembimbing terjadinya kualitas proses belajar yang akan dialami olehmurid-muridnya.19

Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secarakonseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan danKebudayaan dan Johnson mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuanprofesional, (b) kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).Kemudian ketiga aspek ini dijabarkan menjadi:a. Kemampuan profesional mencakup:1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahanyang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan daribahan yang diajarkannya itu.2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasankependidikan dan keguruan.19 Alisuf Sabri, Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta: Pusat Penelitian danPengabdian Pada Masyarakat IAIN, 1992, Cet. Ke-1, h. 16-18.193) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan danpembelajaran siswa.b. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan dirikepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawatugasnya sebagai guru.c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnyasebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan besertaunsur-unsurnya.2) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai seyogianyadianut oleh seseorang guru.3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan danteladan bagi para siswanya.20

Ahmad Sabri dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsamengemukakan pula bahwa untuk mampu melaksanakan tugas mengajardengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional, yaituterpenuhinya 10 kompetensi guru, yang meliputi:a. Menguasai bahan meliputi:1) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah;2) Menguasai bahn pengayaan/penunjang bidang studi;b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi :1) Merumuskan tujuan intsruksional;2) Mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional yangtepat;3) Melaksanakan program belajar mengajar;4) Mengenal kemampuan anak didik;c. Mengelola kelas, meliputi:1) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran;

2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi;d. Menggunakan media atau sumber, meliputi:1) Mengenal, memilih dan menggunakan media;2) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana;3) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar;4) Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalanlapangan;e. Menguasai landasan-landasan pendidikan.f. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.20 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 4-5.20g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.h. Mengenal fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan:a. Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan;b. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan;i. Mengenal dan menyelengarakan administrasi sekolah;j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitianpendidikan guna keperluan pengajaran.21

Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yangdiselenggarakan oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G),telah dirumuskan sejumlah kemampuan dasar seorang calon guru lulusansistem multistrata sebagai berikut:a. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalamkurikulum-kurikulum sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjangbidang studi.b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuaninstruksional, mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilihmateri dan prosedur instruksional yang tepat, melaksanakan programbelajar dan mengajar, mengenal kemampuan anak didik,,menyesuaikan rencana dengan situasi kelas, melaksanakan danmerencanakan pengajaran remedial, serta mengevaluasi hasil belajar.c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA,dan menciptakan iklim belajar yang efektif.d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, mebuatalat-alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelolalaboratorium, mengembangkan laboratorium, serta menggunakanperpustakaan dalam proses belajar mengajar.e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.f. Merencanakan program pengajaran.g. Mengelola interaksi belajar mengajar.h. Menguasai macam-macam metode mengajar.i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah.k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikanyang sederhana guna kemajuan pengajaran.22

Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 (Pasal 28) menegaskanmengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut:21 M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan MetodologiPengajaran Agama Islam, h. 37-38.22 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, h. 44-45.21a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagaiagen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilkikemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahtingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorangpendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/sertifikat keahlian yangrelevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasardan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:1) Kompetensi pedagogik;2) Kompetensi kepribadian;3) Kompetensi profesional; dan4) Kompetensi sosial.d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/sertifikat keahliansebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khususyang diakui dan diperlukan dapat dianggap menjadi pendidik setelahmelewati uji kelayakan dan kesetaraan.e. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4)dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.23

Dalam PERMENDIKNAS RI No. 16 Tahun. 2007 (Pasal 1 dan 2)mengenai Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan pulabahwa:Pasal 1a. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dankompetensi guru yang berlaku secara nasional.b. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana yangdimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteriini.Pasal 2Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhikualifikasi akademik diploma (D-IV) atau Sarjana (S1) akan diatur denganPeraturan Menteri tersendiri.24

Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas mengenai aspekaspekkompetensi guru profesional, untuk memudahkan penulis dalammelakukan penelitian, maka indikator yang akan diteliti dalam skripsi ini23http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005_STANDAR_NAS_PENDDKN.PDF/2008/01/09/.24http://www.setjen.depdiknas.go.id/prodhukum/dokumen/5212007134511Permen_16_2007.pdf./2008/05/04/.22akan merujuk kepada pendapat yang ditulis oleh Nana Sudjana dalam

bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Menurut Nana Sudjana, untuk keperluan analisis tugas gurusebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yangbanyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajardapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni:a. Merencanakan program belajar mengajar.Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahuluharus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasaisecara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalamperencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan programbelajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori,keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objekbelajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti dariperencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatuproyeksi/perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukansiswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebutsecara terinci harus jelas ke mana siswa akan dibawa (tujuan), apayang harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswamempelajarinya (metode dan teknik) dan bagaimana kita mengetahuibahwa siswa telah mencapainya (penilaian).25

b. Menguasai bahan pelajaran.Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dariproses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru.Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahanyang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran ternyatamemberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjanamengutip pendapat yang dikemukakan oleh Hilda Taba yangmenyatakan bahwa keefektifan pengajaran dipengaruhi oleh (a)karakteristik guru dan siswa, (b) bahan pelajaran, dan (c) aspek lainyang berkenaan dengan sistuasi pelajaran. Jadi terdapat hubunganyang positif antara penguasaan bahan pelajaran oleh guru dengan hasilbelajar yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaanbahan pelajaran oleh guru makain tinggi pula hasil belajar yangdicapai siswa.c. Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.Melaksanakan atau mengelola program belajar mengajar merupakantahap pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaanproses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifanguru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajarsesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Guruharus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat,25 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, 1998), Cet. Ke-4, h. 19-20.23apakah kegiatan mengajar dihentikan, ataukah diubah metodenya,,apakah mengulang kembali pelajaran yang lalu, manakala para siswabelum dapat mencapai tujuan pengajaran. Pada tahap ini di samping

pengetahuan teori tentang belajar mengajar, tentang pelajar,diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik mengajar.Misalnya prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran,penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajarsiswa, keterampilan memilih dan menggunakan strategi ataupendekatan mengajar.d. Menilai kemajuan proses belajar mengajar.Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yangdicapai para siswa, baik secara iluminatif-obsrvatif maupun secarastruktural-objektif. Penilaian secara iluminatif-observatif dilakukandengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dankemajuan yang dicapai siswa. Sedangkan penilaian secara strukturalobjektifberhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yangbiasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa.26

5. Aspek Guru Islam ProfesionalKamal Muhammas .Isa mengemukakan bahwa seorang gurudituntut harus memilki berbagai sifat dan sikap yang antara lain sebagaiberikut:a. Seorang guru haruslah manusia pilihan. Siap memikul amanah danmenunaikan tanggung jawab dalam pendidikan generasi muda.b. Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya sesempurnamungkin. Agar bisa berperan sebagai pendidik dekaligus sebagai da.iyang selalu menyeru ke jalan Allah. Oleh sebab itu, kebutuhan hidupguru, haruslah dapat dipenuhi oleh pihak penguasa. Agar dalamketenangan hidupnya, mereka bisa melaksanakan tugasnya denganpenuh rasa cinta dan ikhlas.c. Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalammelaksanakan tugasnya sehari-hari. Sehingga seorang guru sematamatahanya mengharapkan ganjaran dan pahala dari Allah swt.Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Hud as dalam Q.S. Huud ayat 51:.Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini.Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.Maka tidakkah kamu memikirkan-Nya?.. (Q.S. Huud (11): 51)d. Seorang guru haruslah dapat meyakini Islam sebagai konsep ilahidimana dia hidup dengan konsep itu, dan mampu mengamalkannya.26 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 20-22.24e. Seorang guru harus memilki sikap yang terpuji, berhati lembut,berjiwa mulia, ruhya suci, niatnya ikhlas, taqwanya hanya pada Allah,ilmunya banyak dan pandai menyampaikan berbagai buah pikirannyasehingga penjelasannya mudah ditangkap dengan atau tanpa alatperaga.f. Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi.g. Seorang guru seyogyanya juga mampu menjadi pemimpin yangshalih.h. Seruan dan anjuran seorang guru hendaknya tercermin pula dalamsikap keluarga atau para sahabatnya.

i. Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya. Tidak bolehangkuh dan tidak boleh menjauh, sebaliknya ia harus mendekati anakdidiknya.27

6. Kriteria Guru Sebagai ProfesiMenurut Glen Langford dalam buku yang ditulis oleh MartinisYamin menjelaskan, kriteria profesi mencakup: (1) upah, (2) memilikipengetahuan dan keterampilan, (3) memiliki rasa tanggung jawab dantujuan, (4) mengutamakan layanan, (5) memiliki kesatuan, (6) mendapatpengakuan dari orang lain atas pekerjaan yang digelutinya.28

Kemudian Robert W. Richey dalam bukunya .Preparing for aCarier in Education., yang dikutip Yunus Namsa mengemukakan ciri-cirisekaligus syarat-syarat dari suatu profesi sebagai berikut:a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal daripadakepentingan pribadi.b. Seorang pekerja profesional secara relatif memerlukan waktu yangpanjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsippengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memenuhi profesi tersebut sertamampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku sikapserta cara kerja.27 Kamal Muhammad .isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. FikahatiAnesta, 1994), Cet. Ke-1, h. 64-67.28 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 14.25e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanandisiplin diri dalam profesi, serta kesejahtraan anggotannya.g. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live carier) danmenjadi seorang anggota yang permanen.29

Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam bukunya Profesi Keguruanmengemukakan, Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya sudah ada yangmencoba menyusun kriteria profesi keguruan. Misalnya NationalEducation Association (NEA) 1998 dengan menyarankan kriteria sebagaiberikut:a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.b. Jabatan yang menggeluti satu batang tubuh ilmu yang khusus.c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yangbersinambungan.e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yangpermanen.f. Jabatan yang menentukan buku (standarnya) sendiri.g. Jabatan yang mempunya organisasi profesional yang kuat dan terjalinerat.30

Dalam buku yang dikutip Yunus Namsa, Sanusi mengutarakanciri-ciri utama suatu profesi sebagai berikut :

a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yangmenentukan (crusial).b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.c. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melaluipemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.29 M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan MetodologiPengajaran Agama Islam, h. 39.30 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2004 ), Cet. Ke-2, h. 18.26d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayakumum.e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi denganwaktu yang cukup lama.f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dansosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.g. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi ituberpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikanjudgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.i. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom danbebas dari campur tangan orang luar.j. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat danoleh karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsa,Syafaruddin dan Irwan Nasution berpendapat bahwa ada beberapa alasanrasional dan empirik sehingga tugas mengajar disebut sebagai profesiadalah; (1) bidang tugas guru memerlukan perencanaan yang matang,pelaksanaan yang mantap, pengendalian yang baik. Tugas mengajardilaksanakan atas dasar sistem; (2) bidang pekerjaan mengajarmemerlukan dukungan ilmu teoritis pendidikan dan mengajar; (3) bidangpendidikan ini memerlukan waktu lama dalam masa pendidikan danlatihan, sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tenaga keguruan.31

7. Kriteria Guru ProfesionalMenjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, sepertiyang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materidan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapatdikategori sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guruyang profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan,kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, danlain sebagainya.31 M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan MetodologiPengajaran Agama Islam, h. 31-32.27Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, guruprofesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi;

a. Memiliki bakat sebagai guru.b. Memiliki keahlian sebagai guru.c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.d. Memiliki mental yang sehat.e. Berbadan sehat.f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.h. Guru adalah seorang warga negara yang baik. 32

Kunandar mengemukakan bahwa suatu pekerjaan profesionalmemerlukan persyaratan khusus, yakni (1) menuntut adanya keterampilanberdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2)menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai denganbidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat pendidikan yangmemadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan daripekerjaan yang dilaksanakannya; (5) memungkinkan perkembangansejalan dengan dinamika kehidupan.Menurut Surya dalam buku yang ditulis oleh Kunandar, guru yangprofesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugasyang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam metode.Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalammelaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknyamampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepadapeserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guruprofesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral,dan spiritual.33

6. Indikator Guru ProfesionalDalam penelitian ini, setelah penulis mengemukakan teorimengenai profesionalisme guru, maka selanjutnya untuk lebih32 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 5-7.33 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 47.28memudahkan proses penelitian, dibawah ini penulis mencantumkanindikator guru profesional yang akan diteliti dalam skripsi ini, adalahsebagai berikut:Tabel 1Indikator Guru ProfesionalNo. Kompetensi Konsep Sub Kompetensi Indikator1.1 Kemampuanmerencanakanprogrambelajarmengajar.a. Mampu membuatRencana programPembelajaran (RPP).b. Kemampuan gurudalam merumuskan

tujuan pembelajaran.1.2 Menguasaibahanpelajaran.a. Mampu menjelaskanmateri pelajarandengan baik.b. Mampu menjawabsoal/pertanyaan darisiswa.1. KompetensiProfesionalMerupakankondisi, arah,nilai, tujuandan kualitassuatu keahliandankewenangandalam bidangpendidikandanpengajaranyangberkaitandenganpekerjaanseseorangyang menjadimatapencaharian.Guruprofesionaladalah guruyang memilkikompetansiyang1.3Melaksanakan/mengelolaprosesbelajarmengajar.a. Mampumembangkitkanmotivasi kepadasiswa.b. Mampu memberikan

appersepsi kepadasiswa.c. Mampumenggunakanmetode mengajar29yang bervariasi.d. Mampumenggunakan alatbantu pengajaran.e. Mampu Mengatur danmengubah suasanakelas.g. Mampu memberikanteguran bagi siswa.h. Mampu mengaturanmurid.i. Mampu memberireward dan sanksipada siswa.i. Mampu Memberipujian kepada siswa.dipersyaratkanuntukmelakukantugaspendidikandanpengajaran.1.4 Menilaikemajuanprosesbelajarmengajar.a. Mampu membuat danmengkoreksi soal.b. Mampu memberikanhasil penilaian(raport).c. Mampu mengadakanremedial.Dalam penelitian ini, yang termasuk kategori guru Fiqih yang profesionaladalah guru yang memilki ijazah Strata 1 (S1) dengan latar belakang pendidikankeguruan dan telah berpengalaman dalam mengajar.30B. Prestasi Belajar1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu .prestasi. dan.belajar.. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksuddengan presatasi adalah: .Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan,dan sebagainya)..34

Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalahmerupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagaihasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhanhidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspektingkah laku. Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikansebagai berikut: .Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksidengan lingkungannya..35

M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan,mengemukakan bahwa belajar adalah .tingkah laku yang mengalamiperubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baikfisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahansuatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupunsikap.36

Dalam rumusan H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardimengemukakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke- 2, h. 895.35 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), Cet. Ke-4, h. 2.36 M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2003),Cet. Ke- 19, h. 85.31mulai dari mengamati, membaca, menurun, mencoba sampaimendengarkan untuk mencapai suatu tujuan.37

Selanjutnya, defini belajar yang diungkapkan oleh Cronbach didalam bukunya Educational Psychology yang dikutip oleh SumardiSuryabrata menyatakan bahwa: belajar yang sebaik-baiknya adalahdengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakanpancainderanya.38

Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas,maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa belajar adalahsuatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibatdaripengalaman atau latihan.Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantumdam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: .penguasaan pengetahuanatau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnyaditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru..39

Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam serjarah kehidupanmanusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurutbidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapatmemberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang

yang sedang menuntut ilmu di sekolah.Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubahsebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yangbersangkutan. Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara:a. Penilaian formatifPenilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untukmencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian37 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya:Usaha Nasional, 1983), Cet. Ke-1, h.17.38 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), Cet. Ke-2, h.231.39 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 895.32tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajaryang sedang atau yang sudah dilaksanakan.b. Penilaian SumatifPenilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperolehdata atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaianbelajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selamajangka waktu tertentu.40

2. Dalil Keutamaan BelajarDari Abu Daud Ad-Darda. radhiyallahu .anhu, ia berkata, .Akumendengar Rasulullah shallallahu .alaihi wasalallam bersabda:Artinya:.Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, niscaya Allahakan memudahkan baginya jalan menuju syurga. Sesungguhnya paramalaikat benar-benar akan membentangkan sayap-sayapnya bagipenuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan terhadap yang mereka lakukan.Sesungguhnya orang alim akan dimohonkan ampunan oleh seluruhmakhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan pun turutberistighfar untuknya. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadahseperti keutamaan bulan malam purnama atas seluruh bintang-bintang.Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnyapara Nabi tidak mewarisklan dinar atau dirham hanya mewariskan ilmu.Jadi barang siapa yang mengambilnya berart ia telah mengambil40 M Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-10, h. 26.33bagiannya yang banyak.. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan IbnuHibban).41

Dari hadits di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Allahswt. memberikan suatu penghargaan dan kemudahan bagi orang yangsenantiasa belajar dan menuntut ilmu sehingga Allah menjanjikan bagimereka kenikmatan untuk dimudahkan menuju pintu syurga. Selain itu,orang .alim tidak hanya diberikan keistimewaan oleh Allah swt.melainkan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi akanmemohonkan ampun baginya.3. Jenis-jenis Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputisegenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman danproses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalahmengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yangdapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa,baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa. Kunci pokok untukmemperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garisgarisbesar indikator (penunjuk adanya prestasi belajar) dikaitkan denganjenis-jenis prestasi yang hendak diukur.42

Dalam sebuah situs yang membahas Taksonomi Bloom,dikemukakan mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuanbelajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranahtersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proseskegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihattingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau41 Abu Muhammad bin Khallad Ad-Dimyati, Hadits Shahih Keutamaan AmalShalih, (Jakarta: Najla Press, 2003), Cet. Ke-1, h. 11.42 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 150.34ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan kata lain,prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaanketiga ranah tersebut. Maka Untuk lebih spesifiknya, penulis akan akanmenguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai yangterdapat dalam teori Bloom berikut:a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yangmenekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, danketerampilan berpikir.Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain initerdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan(kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan KeterampilanIntelektual (kategori 2-6).1). Pengetahuan (Knowledge)Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingatperistilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,metodologi, prinsip dasar dan sebagainya.43

Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akanhal-hal yang pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan.44

2). Pemahaman (Comprehension)Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkapmakna dan arti yang dari bahan yang dipelajari.45 Pemahaman jugadikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahamigambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dansebagainya.46

3). Aplikasi (Application)Aplikasi atau penerapan diartikansebagai kemampuan untukmenerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus43 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.

44 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, h. 247.45 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.46 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.35atau problem yang konkret dan baru.47 Di tingkat ini, seseorangmemiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja.48

4). Analisis (Analysis)Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatukesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhanatau organisasinya dapat dipahami dengan baik.49 Di tingkatanalisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yangmasuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalambagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya,dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab danakibat dari sebuah skenario yang rumit.50

5). Sintesis (Synthesis)Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatukesatuan atau pola baru.51 Sintesis satu tingkat di atas analisa.Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan strukturatau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, danmampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untukmenghasilkan solusi yang dibutuhkan.52

6). Evaluasi (Evaluation)Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatupendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama denganpertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria47 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.48 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.49 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.50 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.51 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.52 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.36tertentu.53 Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikanpenilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, denganmenggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untukmemastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.54

b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yangmenekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi,dan cara penyesuaian diri.55 Tujuan pendidikan ranah afektif adalahhail belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atauafektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek:1). Penerimaan (Receiving/Attending)Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsangdan kesediaan untuk memperhatikan rangsangsangan itu, sepertibuku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleg guru.56

2). Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada dilingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasandalam memberikan tanggapan.57

3). Penghargaan (Valuing)Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untukmemberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuaidengan penilaian itu.mulai dibentuk suatu sikap menerima,menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkahlaku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin.58

53 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.54 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.55 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.56 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.57 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.58 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.374). Pengorganisasian (Organization)Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik diantaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.59

Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuksuatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalamkehidupan. Nilai- nilai yang diakui dan diterima ditempatkan padasuatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan,mana yang tidak begitu penting.60

5). Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Valueor Value Complex)Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunyasehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.61 Karakterisasinyamencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupansedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) danmenjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannyasendiri.62

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilakuyang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.63

Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan,keterampilan ini disebut .motorik. karena keterampilan ini melibatkansecara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilanbenar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memilikiketerampiulan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuhdalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakananggota tubuh secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik iniialah adanya kemampuan .Automatisme. yaitu gerakan-gerik yang59 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.60 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.61 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.62 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.63 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.

38terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar danluwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukandan mengapa hal itu dilakukan. Keterampilan motorik lainnya yangkaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca danmenulis huruf Arab, keterampilan membaca dan melagukan ayat-ayatAl-Qur.an, keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat.Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajardengan prosedur latihan.64

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarKegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melaluibelajar mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya.Dengan demikian belajar berhubungan dengan perubahan dalam diriindividu sebagai hsil pengalamannya di lingkungan.Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswadapat kita bedakan menjadi dua macam:a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisijasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni:1) Aspek FisiologisKondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandaitingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapatmempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikutipelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkankualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak membekas.2) Aspek PsikologisBanyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapatmempengaruhi kuantitas dan kualits perolehan pembelajaransiswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang padaumumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswaIntelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagaikemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan ataumenyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja,melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akantetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalamhubungan dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak64 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet.Ke-2, h. 99-100.39merupakan .menara pengontrol. hampir seluruh aktifitasmanusia.Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapatdiragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarsiswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi

seorang siswa mak semakin besar peluangnya untukmemperoleh sukses.b) Sikap siswaSikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupakecenderungan untuk mereaksi atau merespon (responsetendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,barang,dan sebgainya, baik secara positif maupun negatif.65

Sikap merupakan faktor psikologis yang kan mempengaruhibelajar. Dalam hal ini sikap yang akn menunjang belajarseseorang ialah sikap poitif (menerima) terhadap bahan ataupelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajardan terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti:kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dansebagainya.66

c) Bakat SiswaSecara umum, bakat adalah kemampuan potensial yangdimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masayang akan datang. Dengan denikian, sebetulnya setiap orangmempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapaiprestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasmasing-masing. Jadi, secara global bakat mirip denganintelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensisangat cerdas (superior) atau cerdas luar bisa (very superior)disebut juga sebagai gifted, yakni anak berbakat intelektual.d) Minat siswa65 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 135.66 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h.84.40Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dankegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu. Minatdapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswadalam bidang-bidang studi tertentu.67

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktorlingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:1) Faktor-faktor LingkunganFaktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagianyaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungansosial.Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialahseperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang,malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya.Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia danrepresentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi prosesdan hasil belajar siswa.2) Faktor-faktor InstrumentalFaktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,

sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dankurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yangdigunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.68

Dari semua faktor di atas, dalam penelitian kali ini akan diarahkanpada faktor instrumental yang di dalamnya guru profesional itu akanditunjukan.Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi satu sama lain.Misalnya: Seorang siswa yang conserving terhadap ilmu pengetahuanbiasanya cenderung mengambil pendekatan yang sederhana dan tidakmendalam. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki kemampun67 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 136.68 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 59-60.41intelegensi yang tinggi (faktor Iternal) dan mendapat dorongan positif dariorang tua atau gurunya (faktor eksternal) akan lebih memilih pendekatanbelajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Akibat pengaruhfaktor-faktor tersebut di atas muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi,rendah atau gagal sama sekali.Dalam hal ini seorang guru yang memiliki kompetensi yang baikdan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinankemungkinanmunculnya siswa yang menunjukkan gejala kegagalandengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menjadipenghambat proses belajar siswa.4. Indikator Prestasi BelajarIndikator prestasi belajar siswa dalam penelitian ini akan diperolehdari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,yang dirangkum dalam nilai raport siswa dalam bidang studi Fiqih.C. Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Prestasi Belajar SiswaDari penjelasan diatas, penulis memberikan kesimpulan bahwa yangmenjadi alasan adanya hubungan profesionalisme guru dengan prestasi belajarsiswa dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam dua hal sebagai berikut:1. Karena keberadaan guru dalam kelas adalah sebagai manajer bidang studi..Yaitu, orang yang merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilbelajar di sekolah.2. Karena guru di sekolah bertugas menentukan keberhasilan siswa. Olehkarena itu, apabila siswa belum berhasil, maka guru perlu mengadakanremedial.Untuk itu, guru yang mampu merencanakan, melaksanakan, danmengevaluasi hasil belajar adalah guru yang profesional.42D. Kerangka BerpikirProfesionalisme berasal dari kata profesion yang mengandung artipekerjaan yang memerlukan keahlian yang dapat diperoleh melalui jenjangpendidikan atau latihan tertentu.Berbicara mengenai profesionalisme, guru adalah termasuk suatuprofesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawabyang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru adalah individu yang

memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan anak didik yang beradadibawah pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhioleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru profesionaldiharapkan akan memberikan sesuatu yang positif yang berkenaan dengankeberhasilan prestasi belajar siswa.Dalam pelaksanaannya, tanggung jawab guru tidak hanya terbataskepada proses dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Banyak hal yangmenjadi tanggung jawab guru, yang salah satunya adalah memilikikompetensi idealnya sebagaimana guru profesional. Kompetensi di sinimeliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifatpribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, guru yang profesional inimemiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia mampumelaksanakan tugasnya secara maksimal dan terarah.Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru profesional harusterlebih dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudianmelaksanakan program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasilpembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,seorang guru profesional akan menghasilkan anak didik yang mampumenguasai pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional apabila mampumenciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkanprestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka barudikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai43materi pelajaran dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi ituakan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan.Kehadiran guru profesional tentunya akan berakibat positif terhadapperkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan.Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guruyang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar.Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guruakan berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Karena,disadari ataupun tidak, bahwa guru adalah faktor eksternal dalam kegiatanpembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proseskegiatan pembelajaran itu. Untuk itu, kualitas guru akan memberikanpengaruh yang sangat berarti terhadap proses pembentukan prestasi anakdidik. Maka oleh karena itu, dengan keberadaan seorang guru profesionaldiharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kelancarandan keberhasilan proses belajar mengajar serta mampu memaksimalkan hasilprestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya.E. HipotesisUntuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel X(profesionalisme guru) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa), makapenulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalismeguru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah Tegallega

Cidolog Sukabumi.Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antaraprofesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi.Dari hipotesis di atas, penulis memiliki dugaan sementara bahwaterdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalisme guru denganprestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi.Untuk itu, penulis sepakat dengan petnyataan Ha di atas. Adapun untuk44kebenarannya, maka akan dibuktikan melalu hasil penelitian yang dilakukandi sekolah yang bersangkutan.46BAB IIIMETODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Desa.Tegallega, Kecamatan. Cidolog, Kabupaten. Sukabumi, Propinsi. Jawa barat.Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2008 sampaidengan bulan Juli 2008.B. Variabel PenelitianDalam penelitian ini penulis menguji profesionalisme guru danhubungannya dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi.1. Variabel bebas (independent variable) profesionalisme guru.2. Variabel terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar siswa atauhasil belajar (nilai raport) mata pelajaran Fiqih.C. Populasi dan SampelDalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa/siswi MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi kelas VII dan VIII, tahun pelajaran2007/2008 yang berjumlah 110 orang. Adapun sampelnya diambil secara acak(Random Sampling). Melalui penelitian ini penulis mengambil sampelsebanyak 40% dari populasi yaitu 40 orang, dengan 20 orang laki-laki dan 20orang perempuan.D. Teknik Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, makapenulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:` 471. Angket (kuesioner)Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasimengenai kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru dalam prosesbelajar mengajar.Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empatkemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untukmenghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidakmempunyai jawabanyang jelas.Penyusunan angket kompetensi guru mengacu kepada aspek-aspek

kemampuan guru (kompetensi profesionalisme guru) yang terdiri dari 25item dengan perincian sebagai berikut:Tabel 2Kisi-kisi Angket Guru Fiqih ProfesionalVariabel Indikator Sub Variabel Nomor AngketPositif(+)Negatif(-)a. Kemampuan merencanakanprogram belajar mengajar1 -b. Menguasai bahan pelajaran 3,4,5 2c. Melaksanakan/mengelolaproses belajar-mengajar6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,20,21,2212KompetensiProfesionalGuru Fiqihd. Menilai kemajuan prosesbelajar-mengajar23,24,25 -2. ObservasiSebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan denganpengamatan dan pencatatan sistematik fenomena-fenomena yangdiselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisisekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi.` 483. WawancaraWawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperolehdata yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yangdiperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah.4. Studi DokumentasiPeneliti mencari data tentang prestasi belajar siswa, yaitu nilairaport pada mata pelajaran Fiqih semester ganjil tahun 2007/2008.E. Teknik Analisis DataTeknik analisis data merupakan cara yang digunakan untukmenguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar datatersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapijuga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagaiberikut:1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalahediting. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentangkelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar darikekeliruan dan kesalahan.2. ScoringSetelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulismemberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket.Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah:Tabel 3Skor Jawaban Angket Guru Fiqih ProfesionalPositif (+) Negatif (-)Jawaban Skor Jawaban SkorSelalu 4 Selalu 1Sering 3 Sering 2` 49Kadag-kadang 2 Kadag-kadang 3Tidak pernah 1 Tidak pernah 4Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-ratajumlah skor, dengan klasifikasi sebagai berikut:Tabel 4Klasifikasi Skor Angket Guru ProfesionalKlasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban25 . 50 Rendah51 . 75 Sedang76 . 100 Tinggi3. Pengujian HipotesisSelanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telahada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antaraprofesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa, maka yang dipakaiadalah rumus .r. product moment. Adapun rumusnya adalah sebagaiberikut:rxy : Angka indeks korelasi .r. product momentN : Jumlah respondenxy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor yx : Jumlah seluruh skor xy : Jumlah seluruh skor yKemudian memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi.r. product moment dengan interpretasi kasar atau sederhana, yaitu{ ( ) }{ ( ) }( )( )N X 2 X 2 N Y 2 Y 2

N XY X Yrxy

` 50dengan mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi .r.product moment.Selanjutnya untuk menentukan data penelitian ini signifikan atautidak, interpretasi juga menggunakan tabel nilai .r. (rt), dengan terlebihdahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yangrumusnya adalah:df : degrees of freedomN : Number of CasesNr : Banyaknya variabel (Profesionalisme guru Fiqih dan Prestasibelajar Siswa).Rumus selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel Xterhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:KD : Koefision Determination (kontribusi variabel X terhadap variabelY).r : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.df N nrKD = r2 x 100%51BAB IVHASIL PENELITIANA. Kondisi Sekolah1. Deskripsi Lokasi PenelitianMTs Al-Jamii'ah Teagallega terletak di kabupaten Sukabumi,tepatnya di desa Tegallega, kecamatan Cidolog. Jaraknya dari kotamadyaSukabumi (Kota) kurang lebih 66 km dengan kondisi jalan yang berbelokbelokdan relatif buruk. Sedangkan kecamatan Cidolog berada di sebelahselatan desa Tegallega. Di kecamatan ini terdapat dua sekolah lanjutanyaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah itu sendiri dan sekolah tingkatLanjutan Pertama Negeri (SLTPN) yang berada di desa Cidolog yangnotabene adalah kecamatan. Jarak tempuh dari desa Tegallega kekecamatan Cidolog adalah 7 km.Salah satu kecamatan yang cukup penting untuk disebutkan di siniadalah Sagaranten karena ia merupakan tempat alternatif yang menjadisentral pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat dari daerah-daerahyang berada di selatannya selain harus ke kotamadya Sukabumi. Jaraktempuh antara Tegallega dan Sagaranten adalah 13 km dan dari kotamadya Sukabumi ke Sagaranten berjarak 53 km.Di kecamatan Sagaranten sendiri terdapat SLTP Negeri, MadrasahTsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Umum.Dari paparan di atas tergambar bahwa MTs Al-Jamii'ah berada diantarakecamatan yang memilki sekolah negeri.Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah memiliki bangunan sendiri yangterdiri dari enam lokal dengan rincian:a. Tiga lokal dipakai untuk kelas (I, II dan III);b. Satu lokal untuk ruang guru (kantor);

c. Satu lokal untuk perpustakaan;d. Dan satu mesjid untuk kegiatan shalat berjamaa'ah;52e. Asrama atau pondok untuk siswa-siswi yang rumahnya jauh darisekolah.MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi dalam pelaksanaankegiatan belajar mengajar mempunyai visi dan misi sebagai berikut:Visi:Visi MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi yaitu:.Dengan ilmu kita tahu, dengan agama kita bertakwa..Misi:Adapun yang menjadi misi dari MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi yaitu:a. Mencetak kader yang berilmu dan beragama.b. Membentuk karakter siswa/siswi dengan nilai-nilai ajaran Islam untukmelahirkan manusia yang berakhlaqul karimah.c. Mempersiapkan siswa/siswi untuk melanjutkan ke pendidikanberikutnya, baik jurusan agama maupun umum.d. Mempersiapkan siswa/siswi agar dapat mengaplikasikan ilmupengetahuan dan keterampilannya di tengah-tengah masyarakat.Kegiatan belajar-mengajar di MTs Al-Jamii'ah ini dilaksanakan dipagi dan siang hari. Sebagian siswa ada yang melaksanakan kegiatanbelajar mengajar di pagi hari, dan sebagian siswa yang lain melaksanakankegiatan belajar-mengajar pada siang hari. Hal itu dilakukan secarabergantian mengingat tempat yang tersedia tidak sesuai dengan jumlahsiswa yang ada. Keseluruhan siswa-siswi MTs Al-Jamii'ah Tegallegaberjumlah 165 orang, dengan jumlah siswa setiap kelas sebanyak 55 orang.Tenaga pengajar dan pengelola sekolah MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi secara keseluruhan berjumlah 16 orang denganklasifikasi sebagai berikut:a. Jenis KelaminLaki-laki : 11 orang.Perempuan : 5 orang.53b. Tingkat PendidikanS1 : 10 orang.D2 : 3 orang.PGA : 1 orang.SLTA : 2 orang.Letak Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii.ah Tegallega CidologSukabumi berada pada lokasi yang strategis, yakni di sekitarnya terdapatempat Sekolah Dasar (SD) yaitu:a. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegallega.b. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipamingkis.c. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puncak Batu.d. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilengka.

Dan dua Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu:a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibengang.b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cipari.Siswa/siswi tingkat dasar tersebut antara 50%-70% meneruskansekolahnya dan MTs Al-Jamii.ah Tegallega menjadi alternatif utamasekolah lanjutan karena jaraknya yang relatif lebih dekat dengan SekolahDasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang berada di sekitarnya dibandingsekolah lanjutan lainnya.2. Sejarah Singkat SekolahPembentukan Yayasan Pendidikan Islam (YASPI) Al-Jamii'ahTegallega berawal dari keinginan untuk membangun MadrasahTsanawiyah yang kemudian berhasil didirikan pada tanggal 23 Maret 1986dengan tempat kegiatan belajar sementara berlokasi di Madrasah Diniyah(MD) Annur, kampung Sinapeul, desa Tegallega kecamatan Cidolog.Adapun para pendirinya adalah:1). K.H. M. Mahmudin2). K.H. M. Didin3). H. Daradjat Sudrajat544). H. Ridwan Syafe'i5). M. Tabrani6). Iim Ibrahim7). M. Sarmaja (Alm)Baru pada tanggal 9 Mei 1986 mendapat pengesahan dari AkteNotaris: Ibrahim Basya No. 5 dan terdaftar pada Pengadilan NegeriSukabumi No. W8. DLHM 07.01.50/1986-PN-Smi. Mts Al-Jamii'ah mulaiberoperasi/membuka tahun ajaran baru pada tanggal 16 Juli 1986 denganjumlah pendaftar perdana 42 siswa.Tujuan utama pendirian Madrasah Al-Jamii'ah ini adalah untukmencetak lulusan-lulusan yang berintelektual-santri dan bersantriintelektual.Oleh karena itu dalam kegiatan dipadukan antara pengajaran disekolah dan kegiatan pengajian Al-Qur'an dengan materi ayat-ayat pilihanyang disesuaikan dengan pelajaran agama di sekolah yang menggunakanmetode tahfidz berikut terjemahannya terutama ayat-ayat yang berkenaandengan akhlak (moral).Pada tahun 1995 Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah resmi memilikibangunan sendiri dengan lima lokal dan menyediakan asrama putera/puteribagi siswa yang tempat tinggalnya jauh namun bersungguh-sungguh untukbelajar di Madrasah Tsanawiyah tersebut. Sampai saat ini Tsanawiyah Al-Jamii'ah Tegallega telah mengeluarkan 21 angkatan/lulusan. Adapun yangmenjabat sebagai ketua yayasan MTs Al-Jamii.ah Tegallega CidologSukabumi saat ini adalah Bapak H. Muhammad Mahmudin yangmerupakan pendiri dan pemilik tanah sekaligus sekolah MTs Al-Jamii.ahTegallega Cidolog Sukabumi.3. Sarana dan PrasaranaSarana yang tersedia di MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog

Sukabumi adalah sebagai berikut:1). Alat Praktek IPAAlat praktek IPA yang ada di MTs Al-Jamii'ah yaitu:55a. Mikroskop.b. Alat peraga tubuh/kerangka manusia.c. Alat peraga elektronik sederhanad. Jenis batu-batuan alam.e. Alat Pengujian teori IPA sederhana.2). Asrama siswa3). Gedung sekolah milik sendiri4). Mesjid5). Lapangam Volley Ball6). Lapangan Tenis MejaKegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi yaitu:a. Pramukab. Majlis Training Dakwahc. Sepak bolad. Volley Balle. Tenis MejaB. Deskripsi Data1. Gambaran Umum Tingkat Profesionalisme Guru MTs Al-Jamii'ahTegallega Cidolog Sukabumi.Jumlah guru MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumiseluruhnya berjumlah 16 orang dengan latar belakang pendidikan sebagaiberikut:Tabel 5Keadaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi MTs Al-Jamii'ahTegallega Cidolog Sukabumi Tahun Pelajaran 2007/2008No. Nama JenjangPendidikan danJurusanJabatan Tugas MataPelajaran1. Anwar Jahid, S.Ag S1 SPI, UINSYAHID Jakarta,KepalaSekolahIPS, SKI561996/1997Akta IVDarussalamSukabumi2. Kustandi AR, S.Pd.I S1 PBA UIN

SYAHID Jakarta2002/2003BidangKurikulumBahasa Arab,Bahasa Inggris3. Saprudin, S.Pd.I S1 PAI STAISukabumi2004/2005SaranaPrasaranaAqidah Akhlaq4. Wahidin, A.Ma D2 PAI SyamsulUlum Sukabumi1999/2000Humas Aqidah Akhlaq5. MT Syahrudin, S.Ag S1 PAI STAISukabumi1996/1997Kesiswaan Qur'an Hadits6. Drs. Opik Taufiq S1 MTK UINSYAHID Jakarta1992/1993Wali Kelas Matematika7. Mansur Yatin, S.Pd.I S1 PAIDaarussalamSukabumi2004/2005Wali Kelas Fiqih8. Leni Puspita, S.Pd.I S1 MIPA UNISBABandung2001/2002Wali Kelas IPA9. Ali Supriadi, S.Pd.I S1 IAIN SunanGunung JatiBandung2003/2004Guru Fiqih10. Uswandi D2 PGSD STKIPSukabumi2004/2005Guru Penjaskes11. Asep Muluyadi, S.Ag S1 PendidkanBahasa IndonesiaIAIN Bandung1997/1998

Guru BahasaIndonesia,Bahasa Daerah12. Eni Rustini PGA1987/1988Guru PPKN13. Nia Susanti SLTA2002/2003Guru KTK5714. Taufikurrahman, S.Th.I S1 Tafsir HaditsUIN SYAHIDJakarta2005/2006Guru Qur'an Hadits,Kaligrafi15.Wiwi NopianaSLTA2006/2007TU Tenagaadministrasi16.Iis MuhsonahD2 PAI STAISukabumi1997/1998Guru MTKDari tabel di atas, guru Fiqih yang ada di MTs Al-Jamii'ahTegallega Cidolog Sukabumi berjumlah 2 orang. Keduanya merupakanlulusan Strata 1 (S1) Sarjana Pendidikan Agama Islam.2. Hasil PenelitianProfesionalisme Guru Dalam Bidang Studi FiqihTabel 6Skor Angket PenelitianHubungan Profesionalisme Guru Bidang Studi Fiqih denganPrestasi Belajar SiswaNama: ............ No. Responden : ...Kelas: ............ Jenis Kelamin : (P/L)Petunjunk Pengisian:Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda cek list (√) padakolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu.Alternativ jawaban dan skor yang disediakan adalah sebagai berikut:Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah sebagai berikut:Selalu (S) : 4 Kadang-kadang (KK) : 2Sering (SR) : 3 Tidak pernah (TP) : 1

Adapun skor jawaban pertanyaan negatif adalah sebagai berikut:58Selalu (S) : 1 Kadang-kadang (KK) : 3Sering (SR) : 2 Tidak pernah (TP) : 4No Pertanyaan & pernyataan S SR KK TP1. Sebelum menjelaskan materi pembelajaran,apakah guru Fiqih memberitahu terlebih dulumengenai tujuan pembelajaran?2. Apakah guru bidang studi Fiqih dalammenjelaskan materi pembelajaran melihat isibuku yang berkaitan dengan materi?3. Apakah guru bidang studi Fiqih mampumenjelaskan materi pembelajaran dengan jelassehingga mudah difahami siswa?4. Dalam menyampaikan bahan pelajaran, apakahguru bidang studi Fiqih memberikan contohsehingga apa yang disampaikan mudahdimengerti?5. Apakah guru bidang studi Fiqih mampumenjawab dengan jelas pertanyaan yangdiberikan siswa dalam proses kegiatan belajar?6. Apakah guru Fiqih dalam mengajarmenggunakan metode secara bervariasi(ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, kerjakelompok) ?7. Setiap memulai pelajaran, apakah guru Fiqihmengulas dan menanyakan pelajaran yang lalu?8. Dalam menyajikan materi pelajaran, apakahguru Fiqih menciptakan kegiatan atau perlakuanyang berbeda antara karakteristik siswa yangmemiliki kemampuan rendah dengan siswayang memilki kemampuan tinggi?9. Apakah guru Fiqih menyapa (menanyakankabar siswa) ketika masuk kedalam kelas?5910. Apakah guru Fiqih memberikan teguran kepadasiswa yang mengganggu kegiatan belajarmengajar?11. Sebelum memulai pelajaran, apakah guru Fiqihmengatur kerapihan tata ruang kelas terlebihdahulu serta kesiapan siswa untuk belajar?12. Apakah guru Fiqih mengalami kesulitanmengatur siswa dalam kelas?13. Selain buku pegangan, apakah guru Fiqihmenggunakan buku-buku lain yang menunjangmateri pembelajaran?

14. Selain buku, papan tulis, apakah guru Fiqihmenggunakan alat bantu belajar yang lainseperti karton, peta dan sarana prasaranalainnya?15. Apakah guru Fiqih dalam mengajar merancangdan membuat alat bantu (alat peraga) belajaryang sederhana?16. Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah guruFiqih menggunakan laboratorium atau alatperaga?17. Apakah guru Fiqih memanfaatkan perpustakaandalam mengajar?18. Dengan alat peraga yang digunakan oleh guruFiqih, apakah kamu lebih mengerti materi yangdiajarkan?19. Apakah guru Fiqih memberikan pujian kepadasiswa ketika menjawab pertanyaan dengan tepatserta mengarahkan bagi siswa yang menjawabpertanyaan kurang tepat?20. Apakah guru Fiqih memberikan motivasi,nasihat dan ide cemerlang kepada murid ketikamengajar?6021. Dalam mengajar, apakah guru Fiqihmenanyakan kembali pembahasan yang telahdipelajari sebelumnya?22. Setelah selesai pembelajaran, apakah guru Fiqihmampu menyimpulkan materi pelajaran denganbaik?23. Apakah soal-soal yang diberikan guru Fiqihdalam ulangan sesuai dengan materi yangdiajarkan?24. Bila guru Fiqih memberi tugas, apakah selaludinilai dan diberikan kepada siswa?25. Apabila hasil tes siswa rendah, apakah siswadiberikan kesempatan untuk memperbaiki?Angket yang disebarkan kepada siswa kemudian dianalisis dandiberikan skor jawaban per item soal dengan perincian sebagai berikut:Tabel 7Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme Guru Dalam Bidang StudiFiqihITEM ANGKETSUBYEK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

JUMLAHSKOR1 2 1 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 1 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 4 562 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 4 4 62

3 4 3 3 3 4 2 4 1 2 3 2 4 2 3 3 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 744 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 1 2 1 2 2 3 2 4 4 4 625 2 3 3 3 3 4 4 1 1 4 2 3 3 2 1 1 2 3 4 3 1 2 3 4 4 656 1 2 3 2 4 3 1 1 1 3 2 3 3 1 1 1 1 3 2 3 2 1 4 4 3 557 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 2 2 3 3 1 2 4 2 3 2 1 3 4 4 658 3 2 3 2 3 3 4 1 2 3 1 3 3 2 1 1 1 3 4 2 1 3 3 4 4 629 2 3 4 2 3 2 3 1 3 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 2 3 1 3 4 4 606110 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 1 1 4 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 4 5611 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 4 2 6312 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 4 2 6213 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 4 2 3 6114 4 2 2 2 2 3 2 1 2 4 1 1 4 2 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 4 5715 1 2 2 2 2 4 4 1 2 4 2 3 4 1 1 1 1 3 4 2 2 3 4 4 3 6216 3 2 2 2 2 3 3 1 1 3 1 1 4 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 4 5617 1 2 3 2 1 4 4 1 1 4 2 3 4 1 1 1 1 3 4 2 3 3 4 4 3 6118 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 4 5519 3 4 2 3 3 2 3 1 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 6620 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 6221 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 4 1 2 1 1 3 3 2 3 1 4 3 4 6322 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 1 1 2 2 1 4 2 2 2 2 3 4 2 5623 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 4 2 3 6024 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 2 3 1 4 3 4 5825 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 4 1 2 1 1 3 4 2 3 1 4 3 4 6226 3 2 3 3 2 4 4 1 1 3 2 3 3 2 1 1 2 3 4 3 1 2 3 4 4 6427 3 2 2 2 1 3 4 1 1 4 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 5628 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 4 4 4 6829 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 6230 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 5531 2 1 3 2 1 2 2 1 2 4 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 1 4 2 4 5432 3 1 2 3 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 4 2 4 5633 2 1 2 2 4 1 3 1 4 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4 3 4 5734 2 1 2 2 4 2 3 1 2 3 1 3 2 2 3 1 1 4 2 3 2 1 4 2 3 5635 2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 4 4 4 6736 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 5037 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 4 4 4 6738 3 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 4 5039 3 4 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 4 4 4 6640 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 4 4 4 66=40 Jumlah Skor =2415Setelah jumlah skor dibagi oleh jumlah responden (2415 : 40),maka hasil yang diperoleh adalah 60.375. Dengan demikian, jumlah skor62rata-rata tingkat profesionalisme guru Fiqih MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi adalah cukup baik.Dari tabel 2 diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:Tabel 8Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket ProfesionalismeGuru FiqihKlasifikasi Jumlah Siswa Keterangan Jumlah SkorJawaban25-50 2 Siswa Rendah

51-75 38 Siswa Sedang76-100 - TinggiJadi, tingkat profesionalisme guru Fiqih menurut pendapat siswadianggap sedang, yakni antara 51-75, sebanyak 38 siswa.Prestasi BelajarPrestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai siswa pada bukudaftar nilai (legger), prestasi belajar yang diambil oleh penulis adalah nilairaport siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 sebagai berikut:Tabel 9Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Semester 1No. Nama Responden Nilai1. Pipit Pitaloka Kartika 752. Deki Ramdani 753. Pita Yuli Rahayu 804. Fachrurrazi 755. Kholifah 75636. Nana Suryana 707. Suci Yulistiani 758. Asep Mulyana 709. Lintang Wira Ningrum 8010. Ajat Sudrajat 6511. Dede Trisnawati 8012. Riadi Syauqi 6513. Ridwan Sawita 7514. Elisa Mutiara 7515. Didis Kurniadi 8016. Diana Melida Puji 6517. Nurjaman 7518. Siti Jenabiah 7019. Rinal Anbiya 7520. Siti Julaeha 8021. Hendri Nugroho 8022. Eni Verawati 7523 Deri Kusmana 8024. Nita Fitriani 7025. Imadduddin 8026. Siti Mira 7527. Bayu 7028. Siska Suci N 8029 Aan Irawan 7530. Euis Kartika 7031. Angga Lesmana 6532. Susi 7033. Gunawan 7534. Neuis Larasati 75

35. Hifdullah 806436. Tuti Alawiyah 6537. Fajri Ginanjar 8038. Fitri 6539. Nurodin 8040 Komala Sari 80ΣN=40 ΣNilai=2970Jumlah nilai keseluruhan bidang studi Fiqih siswa/siswi MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi yang diteliti adalah 2970. Setelahjumlah nilai 2970 dibagi dengan jumlah responden yang berjumlah 40orang, maka nilai rata-rata siswa/siswi MTs Al-Jamii.ah TegallegaCidolog Sukabumi dalam bidang studi Fiqih adalah 74.25. Dengandemikian, nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam bidang studi Fiqih diMTs Al-Jamii.ah Tegallega adalah cukup baik.Dari tabel diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa padabidang studi Fiqih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Tabel 10Klasifikasi dan Kualifikasi Jumlah Nilai Siswa DalamBidang Studi FiqihKlasifikasi Jumlah Siswa Kualifikasi80-89 13 Siswa Tinggi70-79 21 Siswa Sedang60-69 6 Siswa RendahJadi, tingkat prestasi belajar siswa dalam pelajaran Fiqih dianggapsedang, yakni antara klasifikasi 70-79 sebanyak 21 siswa.653. Hubungan Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi Fiqih DenganPrestasi Belajar Siswa.Untuk menguji data antara skor angket profesionalisme guru dalambidang studi Fiqih dengan prestasi belajar siswa, terlebih dahuludikorelasikan kedua variabel tersebut, seperti pada tabel di bawah ini:Tabel 11Analisis Korelasi Variabel X (Profesionalisme Guru Dalam Bidang StudiFiqih) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)Responden X Y X² Y² XY1 56 75 3136 5625 42002 62 75 3844 5625 46503 74 80 5476 6400 59204 62 75 3844 5625 46505 65 75 4225 5625 48756 55 70 3025 4900 38507 59 75 3481 5625 44258 62 70 3844 4900 43409 60 80 3600 6400 480010 56 65 3136 4225 3640

11 63 80 3969 6400 504012 62 65 3844 4225 403013 61 75 3721 5625 457514 57 75 3249 5625 427515 62 80 3844 6400 496016 56 65 3136 4225 364017 61 75 3721 5625 457518 55 70 3025 4900 385019 66 75 4356 5625 495020 62 80 3844 6400 49606621 63 80 3969 6400 504022 56 75 3136 5625 420023 60 80 3600 6400 480024 58 70 3364 4900 406025 62 80 3844 6400 496026 64 75 4096 5625 480027 56 70 3136 4900 392028 68 80 4624 6400 544029 62 75 3844 5625 465030 55 70 3025 4900 385031 54 65 2916 4225 351032 56 70 3136 4900 392033 57 75 3249 5625 427534 56 75 3136 5625 420035 67 80 4489 6400 536036 50 65 2500 4225 325037 67 80 4489 6400 536038 50 65 2500 4225 325039 66 80 4356 6400 528040 66 80 4356 6400 5280ΣN=40 ΣX=2415 ΣY=2970 ΣX²=146829 ΣY²=221600 ΣXY=18006022 2 N NNr y

40.146829 - (2415)2 .40.221600 - ( 2970)2 40.180060 - (2415).( 2970) 5873160 - 5832225.8864000 - 88209007202400 - 7172550 6740925.43100

29850 176429850029850 42003,5529850 0,710654220,710C. Analisis Interpretasi DataDari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara Variabel X danVariabel Y sebesar 0,710 itu berarti klorelasi tersebut bertanda positif.Untuk melihat interpretasi terhadap angka indeks korelasi productmoment secara kasar atau sederhana terletak pada angka 0,70 - 0,90 yangberarti korelasi antara Variabel X dan Variabel Y itu adalah terdapat korelasiyang kuat atau tinggi .Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan Variabel X danVariabel Y itu signifikan atau tidak, maka .r. hasil perhitungan dibandingkandengan .r. tabel. Sebelum membandingkannya, maka terlebih dahulu dicari.df. atau .db. nya dengan rumus df = N-nr. Berdasarkan tabel di atas, siswayang di teliti atau yang menjadi sampel penelitian di sini adalah 40 orang.Dengan demikian N = 40. Variabel yang dicari korelasinya adalah Variabel Xdan Variabel Y; jadi nr = 2. Maka dengan mengacu kepada rumus diatas,dengan mudah dapat kita peroleh df-nya yaitu: df = 40-2 = 38. Dengan.df. sebesar 38, dikonsultasikan dengan tabel nilai .r., baik pada tarafsignifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%.Dengan melihat .rt. diperoleh hasil sebagai berikut:Pada taraf signifikansi 5% = 0,304Pada taraf signifikansi 1% = 0,39368Ternyata, .rxy. atau .ro. lebih besar dari .r. tabel atau .rt. baik padataraf signifikansi 5% maupun 1% yaitu (0,710>0,304/0,393). Dengandemikian hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa alternatif (Ha)diterima. Ini berarti bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif dansignifikan antara profesionalisme guru dalam bidanng studi Fiqih denganprestasi belajar siswa.Kemudian, untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabeltersebut maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus KoefisienDeterminasi, yaitu KD = r²x100%. KD = r²x100% = (0,710)²x100% =0,50x100 = 50%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa,prestasi belajar siswa ditentukan atau dipengaruhi oleh profesionalisme gurusebesar 50%. Maka 50% lagi ditentukan oleh faktor lain.69BAB VPENUTUPA. KesimpulanDari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulansebagai berikut:

1. Dari jawaban siswa mengenai profesionalisme guru dalam bidang studiFiqih, sebagian besar siswa berpendapat bahwa guru bidang studi FiqihMTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi berada pada kualifikasisedang. Sedangkan menurut pendapat sebagian siswa yang lain, gurumempunyai tingkat kompetensi profesional yang rendah. Dengandemikian, sesuai dengan data yang ada, profesionalisme guru dalambidang studi Fiqih di MTs Al-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumiadalah berada pada rata-rata sedang atau cukup baik.2. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar Fiqih siswa kelas VII dan VIII MTsAl-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi tergolong cukup baik atausedang.3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme gurudalam bidang studi Fiqih dengan prestasi hasil belajar Fiqih siswa MTsAl-Jamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Profesionalisme gurutersebutdapat mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa 50%. Adapun50% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.B. SaranDalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberikan beberapasaran kepada sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolahkhususnya peningkatan dalam proses kegiatan belajar mengajar yangdilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun saran yang diajukan penulis adalahsebagai berikut:1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme guruberpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan persentase yang cukup70baik, akan tetapi bukan berarti guru bidang studi maupun siswa merasapuas dengan situasi yang ada. Penulis mengharapkan, baik guru maupunmurid lebih meningkatkan profesionalisme dan prestasi belajar yang ada.Sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal.2. Meskipun prestasi belajar siswa dapat dikualifikasikan cukup baik, akantetapi siswa diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajar baik secarakonseptual maupun praktis. Karena khusus dalam bidang studi Fiqih,penguasaan siswa tidak hanya terbatas kepada penguasaan konsep,melainkan siswa harus mampu mempraktekkan dan menghayatinya.Dengan demikian, apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,maka tujuan perestasi belajar akan lebih optimal.3. Bagi kepela sekolah atau bidang kurikulum, setelah penelitian inidilakukan, diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan.Pembinaan terhadap siswa lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa adanyapengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja guru akanmenurun. Khusus untuk tenaga pengajar, penulis berharap bisa lebihmeningkatkan kualitasnya baik secara personal, profesional, maupunsecara sosial. Dengan demikian diharapkan akan memberikan iklimpembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik secara akademikmaupun non akademik.4. Meskipun dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak memberikan

kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yangbersangkutan, penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjutuntuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.71DAFTAR PUSTAKAArifin, H.M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,1995, Cet. Ke-3.Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12.Departemen Pendidikn dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke- 2.Dimyati, Abu Muhammad bin Khallad, Hadits Shahih Keutamaan Amal Shalih,Jakarta: Najla Press, 2003, Cet. Ke-1.Gani, Bustami, A, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1970, Cet. Ke-1.Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2006, Cet, Ke-4.http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005_STANDAR_NAS_PENDDKN.PDF/2008/01/09/.http://www.setjen.depdiknas.go.id/prodhukum/dokumen/5212007134511Permen_162007.pdf/2008/01/09/.http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-dunia-pendidikanoleh-winarno-surakhmad/2008/01/09/..Isa, Kamal Muhammad, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: PT. FikahatiAnesta, 1994, Cet. Ke-1.Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Gur, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, Cet. Ke-1.Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. RemajaRosda Karya: Bandung, 2008, Cet. Ke-3.Namsa, M. Yunus, Kiprah Baru Profesi Guru Indonsia Wawasan MetodologiPengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Mapan, 2006, Cet. Ke-1.Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. Ke-10.72_________________, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2003, Cet. Ke-19.Sabri, Alisuf, Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta: Pusat Penelitian danPengabdian Pada Masyarakat IAIN, 1992, Cet. Ke-1._________________, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996,Cet. Ke-2.Sholeh, Asrorun, Ni.am, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologisatas Lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: eLSAS, 2006,Cet. Ke-1.Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2003, Cet. Ke-4.

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004,Cet. Ke-2.Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, Cet.Ke-10.Sudjana, Nana, Dasar-dasar Pproses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar BaruAlgesindo, 1998, Cet. Ke-4.Sukardi, Dewa, Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya:Usaha Nasional, 1983, Cet. Ke-1.Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada,2002, Cet. Ke-2.Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. Ke-2.Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2005, Cet. Ke-6.Tilaar, H.A.R, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002,Cet. Ke-1.Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegeruan UIN Syarif HidayatullahJakarta, Pedoman Skripsi 2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru danDosen, Bandung: Citra Umbara, 2006, Cet. Ke-1.73Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2006, Cet. Ke-20.Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, Cet. Ke-4.Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: GaungPersada Press, 2007, Cet. Ke-2.Zurinal Z. Dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006,Cet. Ke-1.