kisah 25 nabi dan rasul beserta mukjizat nya

161
Kisah 25 Nabi dan Rasul beserta Mukjizat nya 1. Adam AS Manusia pertama diciptakan. Manusia pertama di dunia, moyang dari seluruh umat manusia. Diciptakan dari tanah oleh Allah SWT, dan kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Semua makhluk di surga bersujud kepadanya atas perintah Allah SWT, hanya iblislah yang menolak, krn ia merasa dirinya yang diciptakan dari api lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Sebagai akibatnya, Allah SWT mengusir iblis dari surga dan melaknatnya sampai hari pambalasan. Sejak itu iblis bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan keturunannya hingga hari kiamat nanti, sebagai balasan bagi Adam yang dianggapnya telah menyebabkan ia terusir dari surga. Kisah penciptaan Adam, pembangkangan iblis, dan pengusiran iblis dari surga dinyatakan dalam surat Al-Baqarah: 30-38, Al-A'râf: 11-18, dan Shâd: 73-83. Larangan buah Khuldi Semula Adam AS tinggal seorang diri di surga, namun kemudian Allah SWT menciptakan Hawa sebagai istrinya. Iblis tak henti-hentinya menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang dilarang Allah SWT untuk dimakan di dalam surga. Godaan iblis ini berhasil, karena pada akhirnya Adam dan Hawa memakan buah itu. Meskipun sudah

Upload: risa-elok

Post on 11-Sep-2015

70 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pembahasan kisah-kisah Nabi dan Rasul

TRANSCRIPT

Kisah 25 Nabi dan Rasul beserta Mukjizat nya1. Adam AS

Manusia pertama diciptakan. Manusia pertama di dunia, moyang dari seluruh umat manusia. Diciptakan dari tanah oleh Allah SWT, dan kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Semua makhluk di surga bersujud kepadanya atas perintah Allah SWT, hanya iblislah yang menolak, krn ia merasa dirinya yang diciptakan dari api lebih tinggi derajatnya daripada Adam. Sebagai akibatnya, Allah SWT mengusir iblis dari surga dan melaknatnya sampai hari pambalasan. Sejak itu iblis bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan keturunannya hingga hari kiamat nanti, sebagai balasan bagi Adam yang dianggapnya telah menyebabkan ia terusir dari surga.

Kisah penciptaan Adam, pembangkangan iblis, dan pengusiran iblis dari surga dinyatakan dalam surat Al-Baqarah: 30-38, Al-A'rf: 11-18, dan Shd: 73-83.

Larangan buah KhuldiSemula Adam AS tinggal seorang diri di surga, namun kemudian Allah SWT menciptakan Hawa sebagai istrinya. Iblis tak henti-hentinya menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang dilarang Allah SWT untuk dimakan di dalam surga. Godaan iblis ini berhasil, karena pada akhirnya Adam dan Hawa memakan buah itu. Meskipun sudah menyatakan tobat dan Allah SWT pun sudah menerima tobat mereka, namun mereka berdua harus keluar dari surga, dan diturunkan ke bumi.Kisah pelanggaran terhadap larangan buah khuldi, dan diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi terdapat dalam surat Al-A'rf: 19-25 dan Thaha: 123.

Kisah Anak-anak AdamDi bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima. Namun Qabil menolak karena Iqlima lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah SWT, dan Allah SWT memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah SWT menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil berhak menentukan pilihannya.

Pembunuhan pertama di BumiQabil tidak puas dengan kejadian ini. Atas hasutan iblis ia lalu membunuh Habil. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi sepanjang sejarah hidup manusia. Setelah saudaranya tewas, Qabil merasa bingung mengenai apa yang harus ia lakukan terhadap jenazah saudaranya itu. Allah SWT tidak ingin mayat hamba-Nya yang saleh tersia-sia. Ia memberikan contoh kepada Qabil melalui perilaku burung yang menggali tanah untuk mengubur mayat lawannya yang kalah dalam pertarungan. Qabil pun meniru perilaku burung tsb dan menguburkan jenazah Habil.

Kisah putra-putri Nabi Adam AS ini terdapat dalam QS Al-M'idah: 27-32.

2. Idris AS

Nabi yang pandai menulis, menjahit, mengetahui ilmu binatang, dan menunggang kuda. Nabi Idris AS diutus kepada anak cucu Qabil yang durhaka kepada Allah SWT. Ia merupakan keturunan ke-6 dari Nabi Adam AS. Ia termasuk salah seorang nabi yang sabar dan taat beribadah.

Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris AS hidup di Mesir. Ia berdakwah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah SWT. Ia wafat dalam usia 82 tahun. Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan isra mi'raj, Nabi Idris AS dijumpai di langit ke-6 dan memberi salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam Al Quran terdapat 2 ayat yang menyebutkan tentang Nabi Idris AS, yaitu surat Maryam ayat 56 dan 57.

3. Nuh AS

Setelah berabad-abad berlalu dari masa Nabi Idris, dan moral manusia sudah terlalu jauh menyimpang dari kebenaran, Allah SWT menurunkan seorang nabi bernama Nuh. Ia merupakan keturunan ke-9 dari Nabi Adam AS.

Ia diangkat menjadi nabi dan rasul pada usia 480 tahun. Ia menjalankan misinya selama lima abad dan meninggal dalam usia 950 tahun.

Nabi Nuh terkenal sebagai nabi yang fasih berbicara, bijaksana, dan sabar dalam menjalankan tugas risalahnya. Namun demikian, ia hanya mendapatkan pengikut antara 70 sampai 80 orang, itu pun hanya dari kalangan orang-orang lemah.

Perahu Nabi Nuh

Melihat kaumnya yang keras kepala, Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT supaya kaumnya itu ditimpa musibah. Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh AS dan memerintahkan ia dan pengikutnya untuk membuat perahu. Segeralah Nabi Nuh AS dan pengikutnya membuat perahu di atas bukit. Kaumnya yang keras kepala, termasuk seorang anaknya yang bernama Kana'an, terus mengolok-olok perbuatan Nabi Nuh AS dan kaumnya ini. Di antara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran di dalam kapal yang belum selesai dibuat itu ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada disana. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tak seorang pun bisa menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka meminta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori, setelah itu mereka pun sembuh dari sakit perutnya.

Setelah perahu Nabi Nuh AS selesai, Nabi Nuh mengajak seluruh pengikutnya naik ke atas kapal. Nabi Nuh juga membawa seluruh jenis binatang masing-masing sepasang untuk tiap jenis. Ini supaya kelak jenis hewan tsb bisa berkembang biak kembali dan tidak ikut punah.

Setelah itu, azab Allah SWT berupa banjir besar yang dahsyat menghanyutkan seluruh kaumnya. Putra Nabi Nuh AS, Kana'an, termasuk di antara mereka. Dari atas geladak kapal, didorong oleh hati kecilnya, Nabi Nuh AS berteriak memanggil anaknya dan menyuruhnya bertobat, namun Kana'an tetap menolak sehingga akhirnya ia pun tenggelam.

Nabi Nuh AS sangat bersedih dan menyesali sikap putranya yang tetap keras kepala sampai saat terakhir menjelang ajalnya. Ia menyampaikan kegundahan perasaannya ini pada Allah SWT. Namun Allah SWT memberinya peringatan, bahwa meskipun putranya itu adalah keturunannya sendiri, tapi ia termasuk kafir karena mengingkari ajarannya.

Setelah kaum yang durhaka itu musnah, azab Allah SWT pun berhenti. Kapal Nabi Nuh AS tertambat di sebuah bukit. Kisah Nabi Nuh AS termuat di Al Qur'an dalam 43 ayat, 28 ayat diantaranya terdapat dalam surat Nuh.

4. Hud AS

Nabi Hud AS turun di tengah-tengah kaum Aad yang terkenal memiliki fisik tegar dan berotot kuat. Namun moral mereka sangat buruk, di antara mereka berlaku hukum rimba, siapa kuat, dialah yang menang. Kaum ini hidup di negeri Ahqaf, yaitu antara Yaman dan Umman. Mereka adalah kaum penyembah berhala-berhala bernama Shamud, Shada, dan Al Haba. Kejahatan dan kemaksiatan mereka benar-benar keterlaluan.

Nabi Hud adalah seorang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, penyantun, sabar namun cerdas dan tegas. Beliau adalah keturunan Sam bin Nuh AS, putra Nabi Nuh. Beliau diutus ke tengah-tengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar. Namun imbauan Nabi Hud AS agar kaumnya sadar dan melangkah di jalan Allah tidak diindahkan, sehingga Allah SWT menurunkan azab dalam 2 tahap.

Tahap pertama berupa kekeringan yang hebat. Nabi Hud AS berusaha meyakinkan mereka bahwa itu adalah azab Allah dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada Allah SWT. Kaum Aad tetap tidak percaya sehingga turunlah azab kedua berupa bencana angin topan yang dahsyat selama 7 malah 8 hari yang memusnahkan semua ternak dan tanaman. Bencana itu membinasakan kaum Aad yang congkak. Hanya Nabi Hud AS dan kaumnya yang selamat dari azab tsb.

Dalam Al Qur'an, kisah Nabi Hud AS terdapat dalam 68 ayat yang tertera dalam 10 surat, diantaranya surat Hd: 50-60.

5. Saleh AS

Nabi Saleh AS, menurut silsilah, beliau adalah putra dari 'Ubaidah bin Tsamud bin 'Amir bin Iram bin Sam bin Nuh AS. Ia diutus ke tengah-tengah bangsa Tsamud yang hidup di bekas reruntuhan kaum Aad. Bangsa Tsamud ternyata lebih pandai daripada kaum Aad. Setelah kaum Aad binasa, negeri mereka menjadi tandus dan kering. Kemudian negeri ini dibangun kembali oleh kaum Tsamud, sehingga bagai disulap menjadi negeri yang hijau dan makmur.

Akan tetapi seperti kaum pendahulunya, kaum Tsamud pun menjadi sombong dan lupa diri. Hukum rimba berlaku lagi, mereka yang kuat menekan mereka yang lemah. Mereka pun tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Saleh AS.

Mukjizat Nabi Saleh ASKaum Tsamud menantang Nabi Saleh AS menunjukkan mukjizat yang dikaruniakan Tuhan kepadanya. Menghadapi tuntutan yang demikian, tak ada jalan lain bagi Nabi Saleh kecuali memohon kepada Allah SWT agar memberikan mukjizat kepadanya. Allah mengabulkan doanya. Nabi Saleh AS kemudian mengajak kaumnya pergi ke kaki gunung. Orang-orang itu mengikuti ajakan Nabi Saleh, tapi sebenarnya bukan karena mereka mempercayai Nabi Saleh, melainkan karena mereka berharap agar Nabi Saleh tak dapat mengeluarkan mukjizat, dengan demikian mereka dapat mengolok-olok dan menghina Nabi Saleh.

Tetapi betapa terkejutnya orang-orang kafir itu. Tak lama setelah mereka berkumpul di kaki gunung, muncullah seekor unta betina dari perut sebuah batu karang besar. Unta itu besar dan gemuk, belum pernah mereka melihat unta sebagus itu.

Nabi Saleh kemudian berpesan pada kaumnya, "Inilah unta mukjizat dari Tuhanku. Unta ini boleh kalian peras susunya setiap hari. Susunya tidak akan habis-habis. Tetapi perhatikan pesanku, unta ini harus dibiarkan berkeliaran bebas, tak seorang pun boleh mengganggunya. Unta ini berhak meminum air di sumur, bergantian dengan penduduk. Jika hari ini unta ini minum, maka tak seorang pun dari penduduk boleh mengambil air sumur. Sebaliknya esok harinya, para penduduk boleh mengambil air sumur dan unta ini tidak minum air itu sedikit pun juga."

Kedurhakaan kaum TsamudTetapi rupanya keberadaan unta yang membawa berkah air susu ini membuat orang-orang kafir menjadi iri kepada Nabi Saleh. Mereka lalu mengadakan sayembara, siapa yang berani membunuh unta Nabi Saleh akan mendapatkan hadiah berupa gadis cantik. Tersebutlah dua orang pemuda yang nekad mengikuti sayembara ini. Mereka sudah sepakat akan menikmati hadiah gadis cantik itu bersama-sama. Sungguh mesum niat kedua pemuda ini.Demikianlah ketika unta itu baru saja minum di salah satu sumur penduduk, salah seorang dari pemuda itu melepaskan anak panah, tepat mengenai kaki unta. Unta itu berlari kesakitan, namun pemuda yang seorang lagi yang sudah siap dengan golok di tangan segera menghabisi unta itu. Mereka berhasil membunuh unta itu, dan memperoleh hadiah yang sudah dijanjikan.

Setelah unta itu mati, orang-orang kafir merasa lega. Mereka dengan berani menantang Nabi Saleh, "Hai Saleh, unta yang kau banggakan itu sekarang sudah kami bunuh. Kenapa tidak ada balasan siksa bagi kami? Kalau kau memang utusan Allah, tentunya kau dapat mendatangkan siksa yang kau ancamkan kepada kami!"Berkata Nabi Saleh, "Kalian benar-benar telah berbuat dosa. Sekarang kalian boleh bersenang-senang selama 3 hari. Sesudah lewat 3 hari, maka datanglah ancaman yang dijanjikan Allah kepadamu."

Waktu 3 hari itu sebenarnya adalah kesempatan bagi bangsa Tsamud untuk bertobat, tetapi mereka malah mengejek Nabi Saleh dan menganggapnya hanya membual. Belum sampai 3 hari mereka datang lagi kepada Nabi Saleh dan berkata, "Hai Saleh, kenapa tidak kau percepat datangnya siksa itu kepada kami?"Nabi Saleh menjawab, "Wahai kaumku, mengapa kalian meminta disegerakan datangnya siksa? Bukan malah meminta kebaikan? Mengapa kalian tidak meminta ampun kepada Allah, semoha kalian diberi ampun."

Azab bagi kesombongan Kaum TsamudDiam-diam orang-orang kafir itu merasa takut. Bukankah ucapan Nabi Saleh selalu terbukti kebenarannya? Bagaimana kalau siksa itu benar-benar datang kepada mereka?Maka untuk mencegah datangnya siksa itu, sehari sebelum waktu yang dijanjikan, mereka mengadakan rapat gelap. Mereka bermaksud membunuh Nabi Saleh agar siksa itu tak jadi diturunkan. Sungguh bodoh akal mereka dan sungguh keji tindakan mereka. Apakah mereka mengira siksaan Allah dapat dibatalkan hanya karena mereka membunuh utusan-Nya?

Maha Suci Allah yang Maha Pengasih, Dia melindungi hamba-Nya, Nabi Saleh AS. Beliau selamat dari rencana pembunuhan yang keji itu. Sedang untuk kaum Tsamu sendiri, akibat kedurhakaan mereka, Allah SWT menurunkan azab yang sangat mengerikan. Bangsa Tsamud disambar petir yang meledak dan menggelegar membelah angkasa. Bumi juga ikut murka atas kesombongan bangsa yang ingkar itu. Gempa yang dahsyat telah menghancurkan dan memporak-porandakan tempat tinggal mereka yang megah dan besar. Sebelum azab diturunkan, atas kuasa Allah Nabi Saleh AS dan keluarnya mengungsi ke Ramlah, sebuah tempat di Palestina.

Kisah Nabi Saleh AS termuat di Al Qur'an dalam 73 ayat yang tersebar di 11 surat, diantaranya surat Al-A'rf: 73-79, Hd: 61-68, dan Al-Qamar: 23-32.

6. Ibrahim AS

Ibrahim dilahirkan di Babylonia, bagian selatan Mesoptamia (sekarang Irak). Ayahnya bernama Azar, seorang ahli pembuat dan penjual patung.

Nabi Ibrahim AS dihadapkan pada suatu kaum yang rusak, yang dipimpin oleh Raja Namrud, seorang raja yang sangat ditakuti rakyatnya dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Sejak kecil Nabi Ibrahim AS selalu tertarik memikirkan kejadian-kejadian alam. Ia menyimpulkan bahwa keajaiban-keajaiban tsb pastilah diatur oleh satu kekuatan yang Maha Kuasa.

Semakin beranjak dewasa, Ibrahim mulai berbaur dengan masyarakat luas. Salah satu bentuk ketimpangan yang dilihatnya adalah besarnya perhatian masyarakat terhadap patung-patung. Nabi Ibrahim AS yang telah berketetapan hati untuk menyembah Allah SWT dan menjauhi berhala, memohon kepada Allah SWT agar kepadanya diperlihatkan kemampuan-Nya menghidupkan makhluk yang telah mati. Tujuannya adalah untuk mempertebal iman dan keyakinannya.

Allah SWT memenuhi permintaannya. Atas petunjuk Allah SWT, empat ekor burung dibunuh dan tubuhnya dilumatkan serta disatukan. Kemudian tubuh burung-burung itu dibagi menjadi empat dan masing-masing bagian diletakkan di atas puncak bukit yang terpisah satu sama lain. Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk memanggil burung-burung tsb. Atas kuasa-Nya, burung yang sudah mati dan tubuhnya tercampur itu kembali hidup. Hilanglah segenap keragu-raguan hati Ibrahim AS tentang kebesaran Allah SWT.

Ibrahim menghancurkan berhala kaum BabyloniaOrang pertama yang mendapat dakwah Nabi Ibrahim AS adalah Azar, ayahnya sendiri. Azar sangat marah mendengar pernyataan bahwa anaknya tidak mempercayai berhala yang disembahnya, bahkan mengajak untuk memasuki kepercayaan baru menyembah Allah SWT. Ibrahim pun diusir dari rumah.

Ibrahim merencanakan untuk membuktikan kepada kaumnya tentang kesalahan mereka menyembah berhala. Kesempatan itu diperolehnya ketika penduduk Babylonia merayakan suatu hari besar dengan tinggal di luar kota selama berhari-hari. Ibrahim lalu memasuki tempat peribadatan kaumnya dan merusak semua berhala yang ada, kecuali sebuah patung yang besar. Oleh Ibrahim, di leher patung itu dikalungkan sebuah kapak.

Mukjizat Allah: Api menjadi dinginAkibat perbuatannya ini, Ibrahim ditangkap dan diadili. Namun ia menyatakan bahwa patung yang berkalung kapak itulah yang menghancurkan berhala-berhala mereka dan menyarankan para hakim untuk bertanya kepadanya. Tentu saja para hakim mengatakan bahwa berhala tidak mungkin dapat ditanyai. Saat itulah Nabi Ibrahim AS mengemukakan pemikirannya yang berisi dakwah menyembah Allah SWT.

Hakim memutuskan Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai hukumannya. Saat itulah mukjizat dari Allah SWT turun. Atas perintah Allah, api menjadi dingin dan Ibrahim pun selamat. Sejumlah orang yang menyaksikan kejadian ini mulai tertarik pada dakwah Ibrahim AS, namun mereka merasa takut pada penguasa.

Langkah dakwah Nabi Ibrahim AS benar-benar dibatasi oleh Raja Namrud dan kaki tangannya. Karena melihat kesempatan berdakwah yang sangat sempit, Ibrahim AS meninggalkan tanah airnya menuju Harran, suatu daerah di Palestina. Di sini ia menemukan penduduk yang menyembah binatang. Penduduk di wilayah ini menolak dakwah Nabi Ibrahim AS. Ibrahim AS yang saat itu telah menikah dengan Siti Sarah kemudian berhijrah ke Mesir. Di tempat ini Nabi Ibrahim AS berniaga, bertani, dan beternak. Kemajuan usahanya membuat iri penduduk Mesir sehingga ia pun kembali ke Palestina.

Ibrahim menikahi Siti HajarSetelah bertahun-tahun menikah, pasangan Ibrahim dan Sarah tak kunjung dikaruniai seorang anak. Untuk memperoleh keturunan, Sarah mengizinkan suaminya untuk menikahi Siti Hajar, pembantu mereka. Dari pernikahan ini, lahirlah Ismail yang kemudian juga menjadi nabi.

Ketika Nabi Ibrahim AS berusia 90 tahun, datang perintah Allah SWT agar ia meng-khitan dirinya, Ismail yang saat itu berusia 13 tahun, dan seluruh anggota keluarganya. Perintah ini segera dijalankan Nabi Ibrahim AS dan kemudian menjadi hal yang dijalankan nabi-nabi berikutnya hingga umat Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT juga memerintahkan Ibrahim AS untuk memperbaiki Ka'bah (Baitullah). Saat itu bangunan Ka'bah sebagai rumah suci sudah berdiri di Mekah. Bangunan ini diperbaikinya bersama Ismail AS. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 127.

Ibrahim AS adalah nenek moyang bangsa Arab dan Israel. Keturunannya banyak yang menjadi nabi. Dalam riwayat dikatakan bahwa usia Nabi Ibrahim AS mencapai 175 tahun. Kisah Nabi Ibrahim AS terangkum dalam Al Qur'an, diantaranya surat Maryam: 41-48, Al-Anbiy: 51-72, dan Al-An'm: 74-83.

7. Ismail ASNabi Ibrahim mengasingkan Hajar dan anaknyaDengan kelahiran bayi Ismail, Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim AS, berangsur-angsur merasa cemburu sehingga ia meminta kepada suaminya agar memindahkan Hajar dan anaknya ke suatu tempat yang jauh. Atas wahyu dari Allah SWT, Ibrahim AS memenuhi kehendak istrinya. Ia kemudian memindahkan Hajar dan bayinya ke tengah padang pasir di Mekah, dekat sebuah bangunan suci yang kemudian dikenal sebagai Ka'bah. Ia kemudian meninggalkan keduanya di tempat itu karena harus kembali ke Palestina untuk menemui Sarah. Dalam perjalanan pulang itu Ibrahim tak henti-hentinya memanjatkan doa memohon keselamatan bagi istri dan putra yang ditinggalkannya.

Mukjizat Air ZamzamSetelah makanan yang ditinggalkan habis, Hajar bersusah payah mencari air. Atas pertolongan Allah SWT melalui malaikat Jibril, tiba-tiba di dekat Ismail muncul sebuah mata air yang bening. Mata air itulah yang dikenal sebagai sumur zamzam dan masih ada hingga saat ini.

Ismail yang sudah beranjak remaja sangat menggembirakan hati Ibrahim, namun kegembiraan itu tiba-tiba buyar karena perintah Allah SWT lewat mimpinya yang meminta agar anak kesayangannya itu disembelih. Mula-mula Ibrahim sangat sedih menerima mimpi itu, namun sebagai orang yang saleh dan taat ia berniat menjalankan perintah Allah SWT tsb dan kemudian menyampaikan berita itu kepada putranya. Tanpa ragu, Ismail meminta ayahnya untuk melaksanakan perintah itu.

Pada akhirnya, ketika hal tsb dilaksanakan, Allah SWT mengganti Ismail dengan seekor kambing. Peristiwa ini selalu diperingati setiap tahun dengan anjuran menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha.

Nabi Ismail AS menikah dengan seorang anak pendatang baru di kawasan sumur zamzam. Anak itu berasal dari suku Jurhum. Ia kemudian menjadi penjaga sumur zamzam yang semakin hari semakin ramai dikunjungi orang. Menurut riwayat, Nabi Ismail AS meninggal dalam usia 137 tahun.

Kisah Nabi Ismail AS yang tidak bisa dilepaskan dari kisah Nabi Ibrahim AS diceritakan di Al Qur'an dalam 30 ayat yang tersebar dalam 5 surat, diantaranya adalah surat Ibrhm: 35-40, dan Al-Baqarah: 124-129.

8. Luth ASNabi Luth AS adalah kemenakan Nabi Ibrahim AS. Ketika Nabi Ibrahim AS berhijrah dari kota Harran menuju Palestina bersama istri dan para pengikutnya, Luth bin Harun ikut bersama mereka.

Ibrahim bersama Luth kemudian menuju Mesir di saat musibah kelaparan melanda Palestina. Setelah musibah itu mereda, mereka kembali dari Mesir dengan membawa ternak yang diberikan raja Mesir kepada mereka. Berhubung padang rumput yang ada tidak mencukupi bagi ternak yang banyak itu, maka sering timbul pertikaian antara gembala-gembala Ibrahim dan gembala-gembala Luth.Untuk mengatasi pertikaian ini, Ibrahim kemudian menawarkan kepada Luth memilih tempat lain untuk menggembalakan ternaknya. Luth memilih Yordania, dimana disana terdapat dua kota, yaitu Sadum dan Gomorrah, dan Luth menetap di kota Sadum.

Moral penduduk kota Sadum luar biasa rusaknya. Mereka melakukan berbagai kejahatan, seperti merampok, berzina, dan yang paling parah dan belum pernah dilakukan oleh seorang pun di antara anak-anak Adam, mereka memuaskan nafsu seksual dengan sesama jenis.

Nabi Luth AS berdakwah untuk memerangi kezaliman itu. Namun ia tidak berhasil, bahkan istrinya termasuk orang yang melakukan penyimpangan kaumnya itu.

Kebiadaban kaum Luth AS digambarkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabt: 28-29.

Beberapa malaikat menuju SadumNabi Luth AS kemudian berdoa kepada Allah SWT agar kaumnya diberi azab. Menurut Nabi Luth AS, itulah satu-satunya cara untuk membasmi umatnya agar akhlak yang rusak itu tidak menyebar ke umat-umat di wilayah lain, disamping sebagai pelajaran bagi umat di sekelilingnya.

Doa Luth terkabul. Beberapa malaikat datang ke rumah Ibrahim AS sebagai tamu yang menyamar dalam bentuk pemuda-pemuda. Mereka memberitakan pada Ibrahim bahwa mereka akan membinasakan penduduk Kota Sadum disebabkan pembangkangan mereka terhadap Nabi Luth AS dan perbuatan-perbuatan keji mereka.

Ibrahim sangat terkejut mendengar berita ini, karena disana terdapat putera saudaranya, yaitu Luth. Namun para malaikat itu mengatakan, "Kami tahu bahwa di sana terdapat Luth, dan bahwa kebinasaan tidak terjadi kecuali atas orang-orang kafir yang tidak beriman kepada Allah. Adapun Luth dan keluarganya serta para pengikutnya, mereka itu pasti akan selamat, kecuali istrinya yang akan ditimpa siksaan seperti orang-orang kafir, dan kedudukannya sebagai istri Luth tidak bisa menyelamatkannya, karena buruk perbuatannya disamping ia mengkhianati suaminya serta terus membangkang dan berada dalam kekafiran".

Kisah kedatangan para malaikat kepada Ibrahim AS ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabt: 30-32.

Malaikat bertamu ke rumah LuthPara malaikat itu meninggalkan Ibrahim dan pergi ke kota Sadum. Mereka datang ke rumah Luth yang tidak mengetahui siapa sebenarnya para tamunya yang berwajah tampan itu. Hati Luth sangat cemas, karena ia khawatir tamu-tamunya itu akan diperkosa oleh kaumnya.Tersebar berita di antara kaum Luth tentang kedatangan tamu-tamu yang tampan di rumah Luth, maka segeralah mereka datang ke sana dengan maksud berbuat maksiat.

Untuk melindungi para tamunya, Luth AS berusaha membujuk mereka dengan menawarkan putri-putrinya untuk dinikahi dengan syarat mereka tidak mengganggu tamu-tamunya. Namun kaum Luth tetap bersikeras melaksanakan niat mereka.

Ketika mereka tetap pada pendiriannya, maka malaikat-malaikat itu membutakan mata mereka hingga gagallah upaya mereka dalam keadaan terhina. Para malaikat itu pun akhirnya mengungkapkan kepada Luth tentang siapa mereka sebenarnya dan memberitahunya bahwa mereka datang untuk membinasakan kaumnya setelah membutakan mata mereka hingga mereka tak dapat menyelamatkan diri.Adapun untuk Luth AS dan pengikutnya, para malaikat memerintahkan mereka untuk meninggalkan desanya di malam hari, karena azab Allah akan diturunkan di waktu subuh. Dan janganlah seorang pun di antara mereka menoleh ke belakang agar tidak melihat siksaan yang akan terjadi.

Kisah kedatangan para malaikat ke rumah Luth dan perbuatan kaum Luth diceritakan dalam Al-Qur'an surat Hd: 77-81, Al-Ankabt: 33-34, dan Al-Qamar: 37.

Azab Allah terhadap kaum Luth ASDi waktu subuh, turunlah azab yang amat dahsyat berupa bencana alam yang sangat mengerikan. Tanah desa tempat tinggal kaum Luth menjadi rendah dan turunlah hujan batu dari tanah keras menimpa mereka secara berturut-turut hingga mereka binasa. Hanya Nabi Luth AS dan kedua putrinya, serta para pengikutnya yang beriman, yang selamat dari bencana tsb.Siksa Allah telah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim dan fasik.

Kisah azab terhadap kaum Nabi Luth AS terdapat dalam surat Al Anbiy: 74-75, Hd: 82-83, dan Al-Qamar: 33-38.Daerah yang ditimpa siksaan atas kaum Nabi Luth AS adalah daerah yang kita kenal sekarang sebagai Laut Mati atau Danau Luth.

9. Ishaq ASNabi Ishaq AS adalah salah satu putra Nabi Ibrahim AS dari istrinya yang bernama Sarah. Ishaq adalah kata dalam bahasa Ibrani yang berarti tertawa. Dalam Al Qur'an dikisahkan bahwa Sarah tertawa ketika mendapat keterangan bahwa dirinya akan memperoleh seorang anak laki-laki, sementara usianya sudah sangat lanjut, yaitu 90 tahun.

Tatkala Ibrahim merasa ajalnya hampir tiba, Ishaq belum menikah. Ibrahim tidak ingin menikahkan ia dengan wanita Kana'an yang tidak mengenal Allah dan asing di dalam keluarganya. Oleh sebab itu ia menugaskan seorang pelayan agar pergi ke Harran, Irak, dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan itu adalah Rafqah binti Batuwael bin Nahur. Nahur adalah saudara Ibrahim AS, sehingga Rafqah adalah putri kemenakan Ibrahim AS. Perempuan itu kemudian dinikahkan dengan Ishaq.

Setelah 20 tahun menikah, Ishaq dikaruniai 2 anak kembar, yang pertama diberi nama Al-Aish, yang kedua keluar dengan memegangi kaki saudaranya sehingga ia diberi nama Ya'qub.

Nabi Ishaq AS meninggal dalam usia 180 tahun dan dimakamkan di gua tempat ayahnya, Nabi Ibrahim AS, dimakamkan, yaitu di kota Al-Khalil.

Kisah Nabi Ishaq AS terdapat di Al Qur'an dalam surat Hd: 69-74, Maryam: 49, dan As-Safft: 112-113.

10. Ya'qub ASSebagaimana disebutkan sebelumnya, Nabi Ya'qub AS adalah putra Nabi Ishaq AS, dan ia memiliki saudara kembar bernama Aish. Ayahnya lebih menyayangi Aish saudaranya karena ia lahir lebih dulu, sedang ibunya lebih menyayanginya karena ia lebih kecil.

Ketika usianya sudah sangat lanjut, Nabi Ishaq tak dapat melihat lagi. Ia sering dilayani oleh Aish yang pandai berburu dan sering mendapatkan kijang. Sedang Ya'qub sangat pendiam dan lebih senang berada di rumah mempelajari ilmu-ilmu agama.

Perselisihan Ya'qub AS dengan saudaranyaSuatu hari, Ishaq menginginkan suatu makanan, ia meminta Aish untuk mengambilkannya. Namun atas suruhan ibunya, Ya'qublah yang lebih dulu mengambilkan makanan itu untuknya. Setelah Ya'qub melayaninya, Ishaq lalu mendoakannya, "Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja."Doa nabi adalah doa yang mustajab, dan memang kita ketahui dalam sejarah bahwa keturunan Ya'qub kelak akan melahirkan banyak para nabi dan raja.

Aish yang mengetahui bahwa saudaranya telah mendapat doa yang baik dari ayahnya menjadi iri. Ia pun marah dan bahkan mengancam akan membunuh Ya'qub supaya keturunannya tidak ada yang menjadi nabi dan raja.Mengetahui hal ini, Rafqah kemudian menyuruh Ya'qub agar mengungsi ke tempat pamannya, Laban bin Batwil, di kota Harran, Irak.

Dalam perjalanan ke rumah pamannya, Ya'qub tidak berani berjalan di siang hari karena takut akan ditemukan dan disiksa oleh saudaranya. Ia hanya berani berjalan di malam hari, sedang bila tiba waktu siang ia beristirahat. Oleh sebab itulah ia juga dikenal dengan nama Israil, yang artinya berjalan di malan hari. Kelak keturunannya pun dikenal dengan nama Bani Israil.

Keturunan Ya'qub ASLaban memiliki dua orang puteri, yang pertama bernama Leah, dan yang kedua bernama Rahel. Sebenarnya Ya'qub ingin menikah dengan Rahel, karena ia lebih cantik. Akan tetapi Laban mengatakan bahwa bukanlah kebiasaan mereka menikahkan yang kecil sebelum yang besar. Jika Ya'qub ingin menikahi Rahel maka ia harus menikahi Leah lebih dahulu, kemudian bekerja selama 7 tahun kepada Laban agar dapat meminang Rahel.Saat itu hukum menikahi dua gadis sekandung diperbolehkan.

Kepada masing-masing puterinya, Laban memberi seorang sahaya perempuan. Kepada Leah ia memberikan sahaya perempuan bernama Zulfa, dan kepada Rahel ia memberikan sahaya perempuan bernama Balhah. Leah dan Rahel kemudian memberikan sahaya mereka untuk diperistri pula oleh Ya'qub, sehingga istri Ya'qub menjadi 4 orang.Dari keempat istrinya ini Ya'qub AS memperoleh 12 orang anak lelaki.Dari istrinya Leah, ia dikaruniai Ruben, Syam'un, Lewi, Yahuda, Yasakir, dan Zabulon.Dari istrinya Rahel, ia dikaruniai Yusuf dan Bunyamin.Dari istrinya Balhah, ia dikaruniai Daan dan Naftali.Dari istrinya Zulfa, ia dikarunian Jaad dan Asyir.

Putra-putra Ya'qub inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut sebagai Al-Asbath, yang berarti cucu-cucu.Sibith dalam bangsa Yahudi adalah seperti suku dalam bangsa Arab, dan mereka yang berada dalam satu sibith berasal dari satu bapak. Masing-masing anak Ya'qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani Israil. Maka seluruh Bani Israil berasal dari putra-putra Ya'qub yang berjumlah 12 orang.

Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para nabi, antara lain:Sibith Lewi, di kalangan mereka terdapat Nabi Musa, Harun, Ilyas, dan Ilyasa.Sibith Yahuda, di kalangan mereka terdapat Nabi Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.Sibith Bunyamin, di kalangan mereka terdapat Nabi Yunus.

Setelah lewat 20 tahun Ya'qub tinggal bersama pamannya, ia pun meminta izin untuk kembali kepada keluarganya di Kana'an. Saat ia hampir tiba di Kana'an, ia mengetahui bahwa Aish saudaranya telah bersiap menemuinya dengan 400 orang, sehingga Ya'qub merasa takut dan mendoakannya serta menyiapkan hadiah besar bagi saudaranya itu yang dikirimkan melalui orang-orang utusannya.

Lunaklah hati Aish mendapat hadiah pemberian saudaranya. Kemudian ditinggalkannya negeri Kana'an bagi saudaranya lalu ia pergi ke Gunung Sa'ir.Sedangkan Ya'qub, ia pergi kepada ayahnya Ishaq dan tinggal bersamanya di kota Hebron yang dikenal dengan nama Al-Khalil.

Dalam Al Qur'an, kisah Nabi Ya'qub AS secara tersendiri tidak ditemui, namun namanya disebut dalam kaitannya dengan nabi-nabi lain, diantaranya Nabi Ibrahim AS (kakeknya), dan Nabi Yusuf AS (putranya).

11. Yusuf ASPutra tersayang Nabi Ya'qub ASNabi Yusuf AS adalah salah satu dari 12 orang putra Nabi Ya'qub AS. Rasa sayang Ya'qub yang berlebihan terhadapnya membuat saudara-saudaranya menjadi iri hati terhadapnya. Lebih dari itu, wajah Yusuf pun jauh lebih tampan dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.

Suatu hari Yusuf bermimpi tentang 11 bintang, matahari dan bulan, turun dari langit dan bersujud di depannya. Ia menceritakan mimpinya ini kepada ayahnya. Ya'qub sangat gembira mendengar cerita itu dan menyatakan bahwa Allah SWT akan memberikan kemuliaan, ilmu, dan kenikmatan hidup yang mewah bagi putranya.

Saudara-saudara Yusuf membinasakan YusufSaudara-saudara Yusuf merasa iri hati atas kelebihan kasih sayang yang dicurahkan ayah mereka kepada Yusuf dan adiknya, Bunyamin. Mereka merencanakan persekongkolan untuk membinasakan Yusuf. Salah satu dari mereka menyarankan agar jangan membunuhnya, tetapi membuangnya jauh-jauh ke dalam sumur, agar ia tidak bisa kembali kepada ayahnya.

Yusuf kecil diajak bermain-main oleh kakak-kakaknya, setelah mereka berhasil membujuk ayahnya untuk mengizinkan mereka membawa Yusuf. Saat itulah mereka melaksanakan niat jahat mereka untuk menyingkirkan Yusuf. Ketika sampai di suatu tempat, mereka menceburkan Yusuf ke dalam sebuah sumur yang dalam. Baju Yusuf dikoyak-koyak dan dilumuri darah kambing. Kemudian dengan wajah sedih mereka menyampaikan berita pada ayah mereka bahwa Yusuf telah tewas dimakan serigala.

Kisah mimpi Nabi Yusuf AS dan perbuatan saudara-saudaranya ini terdapat dalam Al Qur'an surat Ysuf: 4-21.

Kisah Yusuf dan ZulaikhaTanpa sepengetahuan saudara-saudaranya, Yusuf ditolong oleh seorang kafilah yang lewat di tempat itu. Ia kemudian dibawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak hingga akhirnya dibeli oleh keluarga pembesar Mesir yang bernama Kitfir. Wajah Yusuf yang sangat tampan itu membuat istri pembesar yang bernama Zulaikha terpikat. Suatu ketika pada saat suaminya tidak ada di rumah, Zulaikha mengajak Yusuf untuk berbuat tidak senonoh, akan tetapi Yusuf menolak ajakan tsb sehingga terjadilah ketegangan. Sementara kejadian itu berlangsung, suami Zulaikha datang dan Zulaikha memutarbalikkan fakta dengan mengatakan bahwa Yusuf telah berlaku tidak senonoh terhadapnya. Pembesar itu sangat murka, namun belum sempat ia berbuat sesuatu terhadap Yusuf tiba-tiba bayi yang ada di sekitar tempat itu berbicara dengan fasihnya. Bayi itu mengatakan bahwa jika kemeja Yusuf robek di bagian depan maka Yusuflah yang bersalah, tetapi kalau kemejanya robek di bagian belakang, maka Zulaikha yang bersalah. Setelah pembesar itu memeriksa, ternyata yang robek adalah kemeja bagian belakang Yusuf. Dengan demikian Yusuf pun selamat.

Cerita tsb kemudian menyebar ke masyarakat luas. Zulaikha yang merasa malu karena menjadi pembicaraan orang lalu mengundang istri-istri para pembesar Mesir ke rumahnya. Mereka diberinya makanan yang enak-enak serta masing-masing diberi sebilah pisau untuk mengupas buah. Ketika mereka sibuk mengupas buah, Zulaikha menyuruh Yusuf keluar. Ketika melihat wajah Yusuf, saking terpesonanya tanpa sadar para wanita itu mengiris jari-jari tangan mereka sendiri. Kini mereka mengerti mengapa Zulaikha begitu terpikat pada Yusuf. Sebagian dari mereka menyarankan Yusuf untuk menerima keinginan Zulaikha, lagipula Zulaikha sendiri adalah wanita yang sangat cantik.Mendengar itu, Nabi Yusuf AS berdoa agar tetap diberi keteguhan iman. Akhirnya, atas permintaan Zulaikha yang merasa terhina, Yusuf AS dimasukkan ke dalam penjara.Kisah ini terdapat dalam surat Ysuf: 22-35.

Kecerdasan Yusuf menafsirkan mimpiNabi Yusuf AS dikaruniai oleh Allah kemampuan untuk menafsirkan mimpi. Saat Yusuf AS di penjara, suatu hari dua orang teman sepenjaranya bercerita padanya tentang mimpi mereka. yang pertama adalah kepala tukang pembuat minuman bernama Nabu, bermimpi bahwa ia melihat dirinya memeras anggur untuk membuat arak. Orang kedua adalah kepala tukang roti bernama Malhab, bermimpi bahwa ia melihat dirinya memikul roti di atas kepalanya, yang mana kepalanya itu dimakan oleh burung-burung.

Yusuf pun menafsirkan mimpi mereka, ia berkata kepada kedua orang itu, "Wahai engkau kepala tukang minuman, bergembiralah, engkau akan memberi minum tuanmu dengan khamar, yang berarti engkau akan dibebaskan lantaran engkau tidak terbukti terlibat persekongkolan melawan raja.Adapun engkau hai kepala tukang roti, maafkan aku dengan terpaksa aku mengatakan bahwa engkau akan dihukum mati dengan cara disalib, dan burung-burung akan memakan sebagian kepalamu, karena engkau terbukti terlibat persekongkolan melawan raja.Demikian putusan Allah sebagaimana yang aku terangkan, dan itu pasti terjadi karena aku tidak berbicara sembarangan melainkan apa yang telah diilhamkan Tuhanku kepadaku dalam menafsirkan mimpi kalian berdua."

Semua yang diramalkan Yusuf benar-benar terjadi, dan kepala minuman akhirnya menerima kebebasannya. Saat ia akan keluar, Yusuf berpesan padanya agar ia menceritakan kepada raja perihal keadaan dirinya. Ia ingin raja meninjau kembali keputusannya karena sesungguhnya ia tidak bersalah. Akan tetapi karena terlalu gembiranya tukang minuman itu sehingga ia lupa menyampaikan pesan Yusuf pada raja, dan mengakibatkan Yusuf harus tinggal di penjara beberapa tahun lagi.

Kemampuan Nabi Yusuf AS dalam menafsirkan mimpi kedua rekannya ini diceritakan dalam Al-Qur'an surat Ysuf: 36-42.

Mimpi RajaPada suatu hari, raja mengalami mimpi yang sangat menggelisahkan dan menakutkan dirinya. Ia lalu mengumpulkan dukun-dukun dan orang-orang pintar untuk meminta mereka menafsirkan mimpinya. Ia berkata, "Sesungguhnya aku telah bermimpi melihat 7 ekor sapi gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi kurus, dan aku bermimpi pula melihat 7 batang gandum hijau dan 7 batang gandum kering, maka terangkanlah takwil mimpi itu jika kalian mampu menafsirkannya."

Orang-orang yang ada di situ terkejut mendengar mimpi raja ini. Mereka merasa bingung dan memberikan jawaban yang tidak memuaskan dengan mengatakan bahwa mimpi itu tidak bisa ditafsirkan karena ia hanya berupa impian yang kacau dari raja dan tidak memiliki makna apa-apa, disamping mereka sebenarnya memang tidak memiliki pengetahuan perihal penafsiran mimpi.

Saat itu kepala tukang minuman mendengar mimpi raja dan jawaban dari para dukun dan orang-orang pintar itu. Ia pun teringat kembali pada Yusuf. Segera berkata ia pada hadirin yang ada di ruangan itu, "Aku sanggup memberitahu kalian tentang arti dari mimpi ini, karena di dalam penjara ada seorang pemuda bernama Yusuf. Aku dan kepala tukang roti pernah ditahan bersamanya. Kami pernah bermimpi dan telah diterangkan oleh Yusuf dan terbukti kebenarannya. Apabila paduka setuju mengirimkan aku kepada Yusuf, maka aku akan membawa penafsiran dari mimpi ini."

Akhirnya diutuslah kepala tukang minuman itu kepada Yusuf. Setelah berbincang-bincang dengan Yusuf dan menceritakan sebab-sebab kealpaannya terhadap pesan Yusuf, ia pun mengutarakan maksud kedatangannya."Hai Yusuf yang berkata benar, terangkanlah arti mimpi berikut: 7 ekor sapi gemuk dimakan 7 ekor sapi kurus, dan 7 batang gandum hijau berdekatan dengan 7 batang gandum kering.Berilah fatwa kepadaku hai Yusuf tentang hakikat mimpi ini, supaya aku memberitahukannya kepada orang-orang di kerajaan, barangkali mereka mengetahui keutamaan dan kedudukan ilmumu."

Yusuf pun mulai menerangkan arti mimpi raja. Bukan hanya itu, ia menerangkan pula pemecahan kesulitan yang timbul dari arti mimpinya. Ia berkata, "Mesir akan mengalami 7 tahun yang subur, maka pada tahun-tahun itu hendaklah kamu menanami tanahmu dengan gandum dan sya'ir, kemudian hasil panenannya kamu simpan dalam batang-batang gandumnya, dan jangan boros dalam pemakaian, gunakan sekedar yang dibutuhkan saja. Setelah itu akan datang 7 tahun yang kering dimana kamu akan memakan persediaan gandum yang kamu simpan, dan jangan pula dihabiskan, supaya dapat digunakan sebagai bibit untuk tahun-tahun berikutnya.Setelah lewat tahun-tahun kering ini, akan datang satu tahun yang subur dimana turun hujan dan tanah akan menghasilkan biji-bijian yang banyak dan sari buah-buahan seperti anggur dan zaitun."

Kisah tentang mimpi raja ini diceritakan dalam surat Ysuf: 43-49.

Yusuf dibebaskan dari penjaraKepala tukang minuman segera menyampaikan tafsir mimpi yang telah diterangkan Yusuf kepada raja, maka raja pun mengirim utusan untuk memanggil Yusuf dan menjelaskan kembali secara rinci. Akan tetapi Yusuf enggan keluar dari penjara sebelum namanya dibebaskan dari segala tuduhan yang difitnahkan kepadanya. Ia minta supaya pihak kerajaan menyelidiki persekongkolan terhadap dirinya dan menanyai wanita-wanita yang menghadiri jamuan makan di rumah istri pembesar bekas majikannya dulu tentang sebab-sebab penahanannya supaya mereka menjadi saksi dalam perkaranya.

Permintaan Yusuf ini kemudian disampaikan oleh utusan kepada raja. Raja pun menyuruh para utusan untuk memanggil wanita-wanita itu dan menjelaskan fakta yang sebenarnya. Mereka pun bersaksi bahwa Yusuf memang tidak bersalah, dan bahwa istri pembesar Mesir, Zulaikha, itulah yang justru merayu Yusuf. Setelah adanya kesaksian dari wanita-wanita ini, Zulaikha sendiri tidak bisa menyangkal lagi. Akhirnya ia pun mengakui perbuatannya.

Dengan demikian keluarlah Yusuf dari penjara dengan diri yang bersih dari segala tuduhan dan fitnah. Raja kemudian juga merehabilitasi namanya di masyarakat. Allah telah mentakdirkan kezaliman yang selama ini diterima oleh Yusuf berganti dengan kemuliaan.

Kisah ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ysuf: 50-53.

Kebenaran tentang Yusuf telah menambah kepercayaaan raja kepadanya, sehingga ia kemudian mengangkatnya menjadi menteri yang mengurusi berbagai masalah ekonomi dan keuangan bagi negara Mesir. Inilah balasan Allah kepada hamba-hambaNya yang saleh.Kisah pengangkatan Yusuf dalam kedudukan yang mulia ini diterangkan dalam surat Ysuf: 54-57.

Pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranyaTakwil mimpi yang telah diterangkan Yusuf kemudian benar-benar terwujud. Pada masa 7 tahun yang subur, Yusuf telah memerintahkan rakyat Mesir untuk menyimpan kelebihan biji-bijian dari hasil tanaman mereka. Kemudian datanglah masa paceklik pada 7 tahun berikutnya. Timbul bencana kelaparan dan kekeringan, terutama di negeri-negeri tetangga lantaran ketiadaan persiapan penduduk untuk menghadapinya, termasuk negeri Palestina dimana keluarga Yusuf tinggal.

Ya'qub dan anak-anaknya juga mengalami kesulitan ini. Ia mendengar bahwa di Mesir ada persediaan makanan yang cukup, maka ia pun menyuruh anak-anaknya, kecuali Bunyamin, untuk pergi ke Mesir dengan membawa perbekalan berupa barang-barang dan perak serta lainnya untuk ditukar dengan gandum dan sya'ir.

Tatkala mereka telah tiba di istana kerajaan Mesir dan bertemu dengan Yusuf, melihat raut wajah mereka dan pakaian mereka yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari Palestina, tahulah Yusuf bahwa itu adalah saudara-saudaranya. Namun mereka tidak mengenali dirinya dikarenakan kondisi Yusuf yang sudah jauh berubah, pakaiannya yang khusus, dan logat bicaranya yang menggunakan bahasa Mesir kuno.

Yusuf memperlakukan saudara-saudaranya layaknya seorang tamu, dan menimbang gandum dan sya'ir bagi mereka dengan takaran yang dilebihkan, serta memberi bekal untuk perjalanan pulang mereka. Ketika mereka bersiap-siap akan pergi, Yusuf berkata, "Bawalah kepadaku seorang lagi saudaramu yang seayah denganmu. Jika kalian tidak membawanya, maka aku tidak akan mau menukarkan makanan lagi bagi kalian, jika kalian kembali ke Mesir untuk kedua kalinya."Mereka pun berkata, "Kami akan membujuk ayah kami supaya beliau mengizinkan kami membawanya ke Mesir, dan kami tegaskan kepadamu bahwa kami akan melaksanakan perintahmu."

Ketika mereka hendak berangkat pulang, Yusuf menyuruh pelayan menyisipkan kembali barang-barang saudaranya yang telah ditukar dengan gandum dan sya'ir itu ke dalam karung-karung mereka tanpa sepengetahuan mereka. Hal ini dimaksudkan supaya mereka merasa senang dan berbaik sangka kepadanya, sehingga mereka akan kembali lagi ke Mesir karena berharap akan mendapat lebih banyak lagi kebaikan darinya.

Saudara-saudara Yusuf kembali ke Palestina dan menceritakan tentang kebaikan dari menteri ekonomi Mesir serta penghormatan yang mereka terima. Mereka juga menyampaikan permintaan menteri Mesir itu agar mereka membawa Bunyamin jika nanti mereka hendak kembali ke Mesir.Rupanya setelah ditinggalkan oleh Yusuf, Ya'qub sangat berduka. Setiap hari ia menangis sampai matanya memutih dan buta. Mendengar permintaan yang disampaikan saudara-saudara Yusuf ini, Ya'qub tidak mempercayai mereka. Namun mereka terus membujuk dan mengatakan bahwa jika Bunyamin tidak mereka bawa, mereka tidak akan mendapatkan makanan lagi dari menteri Mesir itu.Mereka juga berjanji akan menjaga Bunyamin dengan sebaik-baiknya dan tidak akan menyia-nyiakannya.Setelah mendengar janji putra-putranya ini, hati Ya'qub sedikit lebih tentram. Akhirnya dengan berat hati Ya'qub pun mengizinkan mereka membawa Bunyamin. Ia juga berpesan pada mereka supaya masuk ke kota melalui beberapa pintu agar tidak menarik perhatian.

Kisah pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya ini diterangkan dalam surat Ysuf: 58-67.

Yusuf menahan BunyaminSaat mereka datang lagi ke Mesir bersama Bunyamin, Yusuf berusaha mencari kesempatan untuk bisa berdua saja dengan Bunyamin, kemudian ia mengatakan padanya bahwa ia adalah Yusuf, saudaranya sekandung. Ia menceritakan tentang apa yang telah dilakukan saudara-saudaranya dulu kepadanya, dan apa yang telah terjadi padanya.

Yusuf memiliki rencana untuk bisa menahan Bunyamin lebih lama bersamanya. Ketika saudara-saudara Yusuf akan pulang, Yusuf menyelipkan piala untuk minum raja ke dalam karung Bunyamin. Saat mereka sudah akan berangkat, salah seorang pegawai Yusuf memanggil mereka kembali, dan mengatakan bahwa piala raja telah hilang. Barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan seberat muatan seekor unta.

Saudara-saudara Yusuf bersumpah bahwa mereka tidak mencuri. Salah seorang pegawai Yusuf kemudian bertanya, "Apa balasannya jika ternyata kalian berdusta?"Mereka menjawab, "Pada siapa diketemukan barang yang hilang itu dalam karungnya, maka dia dijadikan budak. Ini adalah balasan yang adil bagi pencuri menurut syariat Ya'qub."

Maka mulailah Yusuf dan para pegawainya memeriksa karung-karung mereka. Sengaja karung Bunyamin diperiksa paling akhir supaya tidak timbul kecurigaan pada saudara-saudaranya yang lain bahwa pencurian itu telah diatur.Saat ditemukan piala itu dalam karung Bunyamin, saudara-saudara Yusuf sangat terkejut menyaksikan hal itu. Mereka merasa malu dengan peristiwa ini, karenanya mereka berkata, "Sesungguhnya telah mencuri pula saudaranya sebelum ini."Tentu saja yang mereka maksud adalah Yusuf sendiri. Yusuf memahami apa yang dimaksud saudara-saudaranya ini, dan sesungguhnya ia merasa jengkel dan kecewa terhadap mereka, tapi sikap itu tidak diperlihatkannya.

Menurut riwayat, tatkala Rahel ibu Yusuf pergi bersama Yusuf menuju Palestina, ia membawa sebuah patung kecil milik ayahnya Laban. Laban yang merasa kehilangan patung itu kemudian mencarinya, tapi ia tidak bisa menemukannya baik pada Rahel maupun orang lain, karena Rahel telah menyembunyikannya di sela-sela perlengkapan unta yang dinaikinya.Ketika Ya'qub dan keluarganya tiba di Palestina, patung itu berada pada Yusuf dan dibuat mainan lantaran ia menyerupai boneka yang biasa dimainkan oleh anak-anak kecil. Itulah sebabnya Yusuf dituduh mencurinya dari rumah kakeknya Laban, padahal kenyataannya tidaklah begitu.

Saudara-saudara Yusuf memohon padanya agar Bunyamin dibebaskan dan mengambil salah satu dari mereka sebagai penggantinya. Mereka berkata, "Wahai Al-Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambilah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik."Maka Yusuf pun menjawab, "Aku tidak akan menahan seseorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya. Jika kami menahan orang yang tidak bersalah, maka kami termasuk orang-orang yang zalim."

Saudara-saudara Yusuf merasa bingung dan putus asa. Mereka telah berjanji pada ayah mereka untuk menjaga Bunyamin dengan sebaik-baiknya. Sebelum ini mereka telah menyia-nyiakan Yusuf, jika sekarang mereka tidak membawa Bunyamin pulang, pastilah ayah mereka akan marah dan tidak mempercayai mereka.Setelah berunding dan berbisik-bisik, berkatalah yang tertua dari mereka, "Aku tidak akan meninggalkan Mesir sampai ayah mengizinkan aku kembali, atau Allah memberikan keputusan kepadaku. Dan Dia adalah hakim yang paling adil."Namun Yusuf berkata, "Kembalilah pada ayahmu, dan katakan bahwa anaknya telah mencuri, dan bahwasanya kalian hanya menyaksikan apa yang terjadi dan tak mampu menjaga barang yang hilang."

Akhirnya saudara-saudara Yusuf pulang tanpa Bunyamin. Dengan demikian siasat Yusuf untuk menahan adik kandungnya akhirnya berhasil. Kisah ini diterangkan dalam surat Ysuf: 68-82.

Yusuf berkumpul kembali bersama keluarganyaYa'qub sangat sedih mendengar kejadian yang menimpa Bunyamin. Ia tidak mempercayai perkataan anak-anaknya dan sangat kecewa terhadap mereka. Kendati demikian, ia memasrahkan semuanya kepada Allah SWT dan percaya bahwa Allah pasti akan mewujudkan harapannya untuk bisa bertemu kembali dengan kedua putra tercintanya itu.

Ya'qub memerintahkan anak-anaknya untuk mencari kabar tentang Yusuf dan Bunyamin. Putra-putranya mematuhi perintah ayah mereka, dan kembali ke Mesir. Kepada Yusuf, mereka memohon belas kasihannya agar ia berkenan melepaskan Bunyamin. Mereka pun mengadukan keadaan mereka yang miskin dan membutuhkan makanan dengan harapan Yusuf mau memberi mereka bahan makanan yang cukup.

Timbul rasa iba dalam hati Yusuf mendengar keluhan saudara-saudaranya, sehingga terpikir olehnya untuk mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya supaya mereka bisa tinggal bersamanya dalam keadaan sejahtera. Kemudian ia memanggil Bunyamin, lalu berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, "Tahukan kalian akan buruknya perlakuan kalian kepada Yusuf dan saudaranya? Ingatkah kalian akan perbuatan kalian memisahkan Yusuf dan ayahnya dengan membuangnya ke dalam sumur?Dan kepada Bunyamin, maka kalian telah membuatnya bersedih atas kehilangan saudaranya sehingga ia pun ikut menderita."

Mendengar perkataan Yusuf, mulai timbul dugaan dalam diri saudara-saudaranya, jangan-jangan pembesar yang berbicara di hadapan mereka ini adalah Yusuf.Dengan berdebar-debar mereka bertanya, "Apakah engkau Yusuf?"Yusuf menjawab, "Benar, aku Yusuf. Dan ini saudaraku Bunyamin."

Maka saudara-saudara Yusuf pun segera memohon ampun dan meminta maaf kepadanya atas kejahatan yang pernah mereka lakukan dahulu. Dengan berlapang dada, Yusuf memaafkan kesalahan saudara-saudaranya. Ia lalu memerintahkan mereka untuk menjemput ayahnya beserta keluarga mereka untuk datang ke Mesir.Mengetahui bahwa ayahnya telah kehilangan penglihatan lantaran kesedihan yang amat sangat semenjak kepergiannya, Yusuf memberikan gamisnya untuk diusapkan ke wajah ayahnya supaya ia dapat melihat kembali.Setelah mengusapkan gamis Yusuf ke wajahnya, Ya'qub dapat merasakan keberadaan Yusuf dan segera mengetahui bahwa Yusuf masih hidup. Karena gembira dengan kenyataan itu ia pun dapat melihat kembali dengan seizin Allah.

Akhirnya Yusuf pun dapat berkumpul kembali dengan kedua orangtua dan saudara-saudaranya di Mesir. Ya'qub dan anak-anaknya telah diliputi rasa hormat kepada Yusuf yang telah diberi kemuliaan oleh Allah. Mereka pun memberikan penghormatan kepadanya dengan cara menundukkan kepala sesuai dengan adat pada masa itu dalam menghormati pembesar yang berkuasa.Melihat ini, Yusuf teringat akan mimpinya dulu ketika ia masih kecil, maka ia berkata kepada ayahnya, "Inilah tafsir mimpiku yang dulu kuceritakan kepadamu, ketika di dalam mimpi aku melihat 11 bintang serta matahari dan bulan bersujud kepadaku."

Kisah mengharukan berkumpulnya Yusuf dengan keluarganya ini terdapat dalam surat Ysuf: 83-101

12. Ayyub ASNabi Ayyub AS adalah putra dari Aish bin Ishaq AS bin Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Nabi Yaqub AS, Aish adalah saudara kembar Nabi Yaqub AS, jadi Nabi Ayyub masih kemenakan Nabi Yaqub AS dan sepupu Nabi Yusuf AS.

Nabi Ayyub AS adalah salah seorang nabi yang terkenal kaya raya, hartanya melimpah, ternaknya tak terbilang jumlahnya. Namun demikian ia tetap tekun beribadah, gemar berbuat kebajikan, suka menolong orang yang menderita, terlebih dari golongan fakir miskin.

Keraguan iblis terhadap ketaatan Nabi Ayyub ASPara malaikat di langit terkagum-kagum dan membicarakan tentang ketaatan Ayyub dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah. Iblis yang mendengar pembicaraan para malaikat ini merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayyub agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka.

Mula-mula iblis mencoba sendiri menggoda Nabi Ayyub agar tersesat dan tidak bersyukur kepada Allah, namun usahanya ini gagal, Nabi Ayyub tetap tak tergoyahkan. Lalu iblis menghadap Allah, meminta agak ia diizinkan untuk menguji keikhlasan Nabi Ayyub. Ia berkata, "Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub senantiasa patuh dan berbakti kepada-Mu, senantiasa memuji-Mu, tak lain hanyalah karena takut kehilangan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya, karena ia ingin kekayaannya tetap terpelihara. Semua ibadahnya bukan karena ikhlas, cinta, dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, serta anak-anak dan istrinya, belum tentu ia akan tetap taat dan ikhlas menyembah-Mu."

Allah berfirman kepada iblis, "Sesungguhnya Ayyub adalah hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku. Ia sesorang mu'min sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kepada-Ku. Iman dan taqwanya takkan tergoyahkan hanya oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku takkan berkurang walaupun ditimpa musibah apa pun yang melanda dirinya, karena ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya, atau Ku-jadikan berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan prasangkamu.Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku, anak cucu Adam, berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keimanannya pada takdir-Ku, Ku-izinkan kau menggoda dan mencoba memalingkannya dari-Ku. Kerahkan seluruh pembantu-pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikan keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah, sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan Ayyub hamba-Ku."

Ujian dan cobaan Allah terhadap Nabi Ayyub ASDemikianlah, iblis dan para pembantunya mulai menyerbu keimanan Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak pemeliharaan Ayyub, disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertaniannya yang terbakar dan musnah.Iblis mengira Ayyub akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan pertaniannya, namun ternyata Ayyub tetap berhusnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah. Segalanya ia pasrahkan kepada Allah. Harta adalah titipan Allah yang sewaktu-waktu dapat saja diambil kembali.

Berikutnya iblis mendatangi putra-putra Nabi Ayyub AS yang sedang berada di sebuah gedung yang besar dan megah. Mereka menggoyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu roboh dan anak-anak Ayyub yang berada di dalamnya mati semuanya.Iblis mengira usahanya kali ini akan berhasil menggoyahkan iman Nabi Ayyub yang sangat menyayangi putra-putranya itu, namun sekali lagi mereka harus kecewa. Nabi Ayyub tetap berserah diri kepada Allah. Ia memang bersedih hati dan menangis, tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa jika Allah yang Maha Pemberi menghendaki sesuatu, tak ada seorang pun yang mampu menghalangi-Nya.

Iblis yang masih belum puas, lalu menaruh baksil di sekujur tubuh Ayyub sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikkan, hingga ia dijauhi sanak famili dan tetangganya. Istri-istrinya banyak yang lari meninggalkannya, hanya seorang saja yang tetap setia mendampinginya, yaitu Rahmah. Lebih parah lagi, para tetangga Nabi Ayyub AS yang tidak mau ketularan penyakit yang diderita Nabi Ayyub, mengusirnya dari kampung mereka. Maka pergilah Nabi Ayyub dan istrinya Rahmah ke sebuah tempat yang sepi dari manusia.

Waktu 7 tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan ujian terberat bagi Ayyub dan Rahmah, namun Nabi Ayyub tetap bersabar dan berzikir menyebut Asma Allah. Diriwayatkan bahwa istrinya berkata, "Hai Ayyub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu, niscaya dia akan membebaskanmu."Namun Nabi Ayyub AS malah menjawab, "Aku telah hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat, dan Allah baru mengujiku dalam keadaan sakit selama 7 tahun. Ketahuilah, itu amat sedikit dibandingkan masa 70 tahun."

Begitulah, Nabi Ayyub menerima ujian dari Allah SWT dengan sabar dan ikhlas. Ia telah hidup dalam kenikmatan selama puluhan tahun, maka ia merasa malu untuk berkeluh kesah kepada Allah SWT atas kesengsaraan yang hanya beberapa tahun. Sakit Nabi Ayyub membuat tidak ada lagi anggota badannya yang utuh kecuali jantung/hati dan lidahnya. Dengan hati dan lidahnya ini, Nabi Ayyub AS tak pernah berhenti berzikir kepada Allah, baik di waktu pagi, siang, sore dan malam hari.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Rahmah terpaksa bekerja pada suatu pabrik roti. Pagi ia berangkat, sorenya ia kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-kelamaan majikannya mengetahui bahwa Rahmah adalah istri Nabi Ayyub yang memiliki penyakit berbahaya. Mereka khawatir Rahmah akan membawa baksil yang dapat menular melalui roti, oleh sebab itu mereka kemudian memecatnya.

Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. Ia meminta agar majikannya berkenan memberinya hutang roti, tetapi permintaannya ini ditolak. Majikannya hanya mau memberinya roti jika ia memotong gelung rambutnya yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai suaminya. Namun demi untuk mendapatkan roti, Rahmah akhirnya setuju dengan usul majikannya itu.

Ternyata, perbuatannya itu membuat Ayyub menduga bahwa ia telah menyeleweng. Akhirnya pada suatu hari, mungkin karena sudah tidak tahan dengan penderitaan yang terus-menerus dihadapi, Rahmah pamit untuk meninggalkan suaminya. Ia beralasan ingin bekerja agar dapat menghidupi suaminya. Nabi Ayyub melarangnya, tapi Rahmah tetap bersikeras sembari berkeluh kesah. Sesungguhnya tindakan Rahmah ini pun tak lepas dari peranan iblis yang menghasutnya untuk meninggalkan suaminya Ayyub.

Mendengar keluh kesah istrinya, berkatalah Ayyub, "Kiranya kau telah terkena bujuk rayu iblis, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah. Awas, kelak jika aku telah sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkan aku seorang diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan takdir-Nya."

Dengan demikian tinggallah kini Nabi Ayyub seorang diri setelah ia mengusir Rahmah istrinya. Di tengah kesendiriannya, Nabi Ayyub AS bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih-Nya. Allah SWT menerima doa Nabi Ayyub AS yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi ujian dan cobaan. Berfirmanlah Ia kepada Nabi Ayyub, "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ akan memancar air yang dengannya kau akan sembuh dari penyakitmu. Kesehatanmu akan pulih jika kau mempergunakannya untuk minum dan mandi."

Setelah meminum dan mandi dengan air itu, Ayyub pun sembuh seperti sedia kala. Sementara itu Rahmah istrinya yang telah pergi meninggalkannya, rupanya lama-kelamaan merasa kasihan dan tak tega membiarkan suaminya seorang diri. Ia datang untuk menjenguk, namun ia tak mengenali lagi suaminya, karena kini Nabi Ayyub tampak lebih sehat, lebih segar, dan lebih tampan. Nabi Ayyub sangat gembira melihat istrinya kembali, namun ia teringat sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. Ia harus melaksanakan sumpah itu, tapi ia bimbang karena bagaimanapun istrinya telah turut menderita sewaktu bersamanya 7 tahun ini. Tegakah ia memukulnya seratus kali?

Allah mengetahui kebimbangan yang dirasakan Nabi Ayyub AS. Maka datanglah wahyu Allah kepada Nabi Ayyub, "Hai Ayyub, ambillah lidi seratus batang dan pukullah istrimu sekali saja. Dengan demikian tertebuslah sumpahmu."Nabi Ayyub merasa lega dengan jalan keluar yang diwahyukan Allah itu. Dengan lidi seratus, dipukulnya istrinya dengan satu kali pukulan yang sangat pelan, maka sumpahnya telah terlaksana.

Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayyub AS dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari Rahmah, ia kemudian memperoleh anak bernama Basyar yang kemudian hari menjadi seorang nabi yang dikenal dengan nama Zulkifli.

Kisah Nabi Ayyub AS ini merupakan teladan bagi hamba-hamba-Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman. Riwayat Nabi Ayyub AS terdapat dalam surat Al-Anbiy: 83-84 dan surat Sd: 41-44.

13. Zulkifli ASNama aslinya ialah Basyar, anak Nabi Ayyub AS dari istrinya Rahmah. Seperti ayahnya, Zulkifli juga mempunyai sifat yang sabar dan teguh dalam pendirian. Ia hidup di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang Raja yang arif bijaksana. Pada suatu hari Raja tsb mengumpulkan rakyatnya dan bertanya, "Siapakah yang sanggup berlaku sabar, jika siang berpuasa dan jika malam beribadah?"

Tak ada seorang pun yang berani menyatakan kesanggupannya. Akhirnya anak muda bernama Basyar mengacungkan tangan dan berkata ia sanggup melakukan itu.Sejak saat itulah ia dipanggil dengan Zulkifli yang artinya sanggup.

Nabi Zulkifli AS juga seorang raja. Di waktu malam ia beribadah dan di waktu siang ia berpuasa. Ia juga diangkat menjadi hakim. Tidurnya di waktu malam sangat sedikit sekali. Pada suatu malam, ketika ia hendak pergi tidur ada seorang tamu yang hendak mengganggunya. Mestinya saat itu adalah saat beristirahat bagi Zulkifli, tapi ia melayani tamunya dengan sabar."Ada apakah saudara kemari di malam hari?" tanya Zulkifli."Hamba seorang musafir, barang-barang hamba dirampok di perjalanan", jawab tamu itu."Datanglah besok pagi atau petang hari," kata Zulkifli.

Namun besok paginya orang itu tidak datang, padahal Zulkifli sudah menunggunya di ruang sidang. Petang harinya orang itu juga tidak datang, padahal ia telah menyatakan bersedia untuk datang.Malam harinya, ketika Zulkifli sedang bersiap-siap untuk tidur, orang itu datang lagi."Mengapa waktu sidang dibuka kau tidak datang?" tanya Zulkifli."Orang yang merampok saya cerdik Tuanku. Jika waktu sidang dibuka, barang saya dikembalikan, jika sidang hendak ditutup, barang saya dirampasnya lagi", jawab orang itu.

Pada suatu malam, Raja Zulkifli sangat mengantuk. Ia telah berpesan pada penjaga agar menutup semua pintu dan menguncinya. Saat ia hendak membaringkan diri, terdengar suara pintu kamarnya diketuk orang."Siapa yang masuk?" tanya Zulkifli pada prajurit penjaganya."Tidak ada seorang pun Tuanku", jawab prajurit penjaganya dengan nada heran. Jelas tadi ia mendengar suara pintu diketuk. Lalu diperiksanya sekeliling rumah, ternyata ia menemukan seseorang. Ia merasa heran, jelas semua pintu telah terkunci rapat. Bagaimana orang itu bisa masuk?"Kau bukan manusia, kau pasti iblis!" kata Zulkifli."Ya, aku memang iblis yang ingin menguji kesabaranmu. Ternyata memang benar, kau orang yang dapat memenuhi kesanggupanmu dulu."

Memang demikianlah adanya. Zulkifli adalah Nabi yang sabar, selalu mempergunakan akal sehatnya, tidak pernah marah kepada para tamunya. Dikisahkan bahwa suatu hari terjadi peperangan antara negerinya dengan pemberontak yang durhaka kepada Allah. Raja Zulkifli memerintahkan prajurit dan rakyatnya untuk pergi ke medan juang. Tapi apa yang terjadi? Ternyata rakyatnya takut berperang. Mereka takut mati.Rakyatnya hanya mau berperang jika Zulkifli mau mendoakan kepada Allah agar Allah menjamin hidup mereka, agar mereka tidak mati. Mendengar itu Zulkifli tidak lantas marah, bahkan ia pun bersedia memenuhi permintaan rakyatnya untuk berdoa kepada Allah. Maka Allah mewahyukan kepadanya, "Aku telah mengetahui permintaan mereka, dan aku mendengar doamu. Semua itu akan Kukabulkan."

Akhirnya dalam peperangan itu mereka memperoleh kemenangan, dan sesuai janji Allah, tidak satu pun dari mereka yang mati di medan juang.

Nama Nabi Zulkifli hanya 2 kali disebut dalam Al Qur'an, yaitu dalam surat Al-Anbiy ayat 85 yang artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar." dan surat Sd ayat 48 yang artinya: "Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik."

14. Syu'aib ASSyu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Saleh, dan Muhammad SAW. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.

Nabi Syu'aib AS diutus ke tengah kaum Madyan yang tinggal di Ma'an, suatu daerah di pinggir Syam (sekarang Suriah), yang berbatasan dengan Hijjaz dan dekat Danau Luth. Sesuai namanya, bangsa Madyan adalah bangsa Arab yang bernasab dari Madyan bin Ibrahim AS.Kaum ini menyembah Aikah, yaitu sebidang tanah padang pasir yang ditumbuhi sejumlah pohon.

Dakwah Nabi Syu'aib AS pada kaum MadyanMasyarakat Madyan terkenal korup dan menjalankan praktek-praktek perdagangan yang curang. Mereka menggunakan alat ukur yang besar kalau membeli dan menggunakan alat ukur yang kecil kalau menjual, sehingga kekayaan bertumpuk pada segelintir orang saja.

Dalam kondisi demikian, Nabi Syu'aib AS memperingatkan kaumnya agar meninggalkan praktek-praktek yang curang itu, tetapi ia ditanggapi dengan kasar, bahkan mereka mengancam akan menyiksa dan merajamnya jika ia tidak mau menghentikan dakwahnya.

Akhirnya Nabi Syu'aib AS dan pengikutnya pindah ke negeri lain, karena penduduk Madyan sudah tidak bisa diharapkan lagi. Beberapa saat setelah Nabi Syu'aib dan pengikutnya pergi, tiba-tiba penduduk Madyan dikejutkan oleh adanya gempa maha dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.

Berdakwah pada kaum Ashabul AikahNabi Syu'aib dan pengikutnya pindah ke negeri Aikah sesuai petunjuk Allah SWT yang memang menugaskannya berdakwah disana. Ternyata penduduk Aikah juga sama durhakanya dengan penduduk Madyan. Mereka menolak ajakan Nabi Syu'aib untuk menyembah Allah. Mereka bahkan mengejek dan menantang Nabi Syu'aib agar mensegerakan azab yang dijanjikan Allah.

Karena kedurhakaan mereka ini, akhirnya turunlah azab Allah SWT berupa iklim panas yang membakar dan menyesakkan dada. Dengan sia-sia kaumnya lari kesana-kemari mencari tempat perlindungan.Saat mereka kebingungan, tiba-tiba muncul segumpal awan hitam. Orang-orang menyangka bahwa itu adalah awan pertolongan. Ketika kaum durhaka itu bernaung di bawahnya, tiba-tiba awan itu mengeluarkan gemuruh yang dahsyat dan menghancurkan mereka semua.

Binasalah kaum yang durhaka itu. Satu pun tak ada yang tersisa. Hanya Nabi Syu'aib AS dan para pengikutnya yang bisa selamat berkat rahmat dan perlindungan Allah SWT.

Kisah Nabi Syu'aib AS diceritakan dalam surat Asy-Syu'ar': 176-191, Hd: 84-95, Al-A'rf: 85-93, dan Al-Hijr: 78-79

15. Musa ASNabi Musa AS diutus untuk berdakwah di negeri Mesir, dan mengajak Bani Israil menyembah Allah SWT. Musa dan Harun adalah keturunan ke-4 dari Nabi Ya'qub AS yang tinggal di Mesir sejak Nabi Yusuf berkuasa disana.

Mesir saat itu dikuasai oleh Fir'aun. Penduduknya terdiri dari 2 bangsa, yaitu penduduk asli Mesir yang disebut sebagai orang Qubti, dan orang Israil, yaitu keturunan Nabi Ya'qub AS.Kebanyakan orang Qubti menduduki jabatan-jabatan tinggi, sedang orang Israil hanya berkedudukan rendah, seperti buruh, pelayan dan pesuruh.

Firaun memerintah dengan tangan besi. Ia diktator bengis yang tidak berperi kemanusiaan. Mabuk dan rakus kekuasaan, sampai-sampai ia berani menyebut dirinya sebagai Tuhan.

Kekejaman Fir'aun membunuh bayi laki-lakiSuatu ketika, Fir'aun bermimpi, yang oleh dukun peramalnya mimpi itu diartikan dengan akan lahirnya seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang akan merampas kekuasaan raja. Seketika itu Fir'aun menginstruksikan seluruh pasukannya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.

Ibu Musa, Yukabad, istri Imron bin Qahat bin Lewi bin Ya'qub AS, merasa sangat gelisah karena begitu ketatnya penyelidikan para petugas. Suatu ketika ibu Musa mendapat petunjuk melalui mimpinya agar anaknya yang berusia 3 bulan dimasukkan ke dalam kotak lalu dihanyutkan ke sungai Nil. Allah SWT menjamin bahwa bayinya pasti akan selamat, bahkan Yukabad kelak tetap akan dapat merawatnya.

Isyarat itu dilaksanakan dengan penuh ketabahan dan tawakal. Kakak Musa diperintahkan untuk mengikuti kemana peti itu hanyut dan di tangan siapakah Musa nanti ditemukan. Kotak yang berisi bayi itu tiba-tiba tersangkut di pohon dan berhenti di belakang rumah Fir'aun. Puteri Fir'aun menemukan peti tsb, dan ia adalah seorang yang berpenyakit belang. Ketika menyentuh Musa, mendadak penyakitnya sembuh. Dengan perasaan gembira ia membawa peti itu kepada Asiah, istri Fir'aun, dan memberitahu apa yang telah terjadi. Asiah mengambil bayi itu dan berniat untuk memeliharanya.

Asiah adalah seorang yang beriman kepada Allah SWT. Namun lantaran takut oleh kekejaman Fir'aun, ia menyembunyikan keimanannya. Ketika itu Fir'aun mendengar adanya wanita cantik bernama Asiah, dan ia pun menikahinya. Namun tatkala ia hendak menggauli istrinya itu, seluruh badannya tiba-tiba menjadi kaku sehingga ia pun tidak bisa mendekatinya, hanya bisa memandangnya.

Fir'aun merasa curiga terhadap bayi yang ditemukan istrinya, tetapi Asiah tetap bersikeras untuk memeliharanya karena ia sudah lama mendambakan anak. Bayi itu oleh Asiah diberi nama Musa, yang artinya air dan pohon (mu = air, sa = pohon).

di antara sejumlah inang pengasuh pilihan Asiah, bayi Musa hanya mau menyusu pada Yukabad, sehingga Asiah akhirnya menerima Yukabad sebagai inang pengasuh Musa. Dengan demikian janji Allah SWT bahwa Yukabad tetap akan mendapatkan kembali bayinya terpenuhi.Kisah ini dapat ditemui dalam surat Al-Qasas: 4-13.

Musa meninggalkan MesirSetelah selesai masa penyusuan bersama ibunya, Musa dikembalikan lagi ke istana Fir'aun. Ia dipelihara sebagaimana anak-anak raja yang lain. Berpakaian seperti Fir'aun, mengendarai kendaraan Fir'aun, sehingga ia dikenal sebagai Pangeran Musa bin Fir'aun.

Walaupun dididik dalam tradisi istana, sejak kecil Musa memahami bahwa ia bukan anak Fir'aun melainkan keturunan Bani Israil yang tertindas. Karena prihatin terhadap nasib rakyat yang dianiaya oleh keluarga raja dan para pembesar kerajaan, Musa bertekad untuk membela kaumnya yang lemah.

Suatu saat tindakan Musa membela seorang anggota kaumnya yang berkelahi melawan seorang dari golongan Fir'aun menyebabkan yang terakhir ini tewas. Seorang saksi yang melihat kejadian itu lalu melaporkan pada Fir'aun. Mengetahui bahwa Musa membela orang Israil, Fir'aun segera memerintahkan orang untuk menangkap Musa. Akhirnya Musa melarikan diri dan memutuskan untuk meninggalkan Mesir. Ia bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Saat itu ia berusia 18 tahun.Kisah ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 14-21.

Musa pergi ke Madyan, kota tempat tinggal Nabi Syu'aib AS. Dari Mesir ke Madyan harus ditempuh berjalan kaki selama 8 hari. Karena kelelahan dan merasa lapar, Musa beristirahat di bawah pepohonan. Tak jauh dari tempatnya beristirahat, ia melihat dua orang gadis berusaha berebut untuk mendapatkan air di sumur guna memberi minum ternak yang mereka gembalakan. Kedua gadis itu berebutan dengan sekelompok pria-pria kasar yang tampak tidak mau mengalah.Melihat itu, Musa segera bergerak menolong kedua gadis tsb. Laki-laki kasar tadi mencoba melawan Musa, tapi Musa dapat mengalahkan mereka.

Musa menikahKedua gadis ini tak lain adalah putri-putri Nabi Syu'aib AS. Mereka lalu melaporkan kejadian yang telah dialami bersama Musa kepada ayah mereka. Syu'aib lalu menyuruh kedua putrinya untuk mengundang Musa datang ke rumah mereka.

Musa memenuhi undangan itu. Keluarga Syu'aib sangat senang melihat Musa. Sikapnya sopan dan tampak sekali ia seorang pemuda bermartabat dari kalangan bangsawan. Kepada Syu'aib, Musa menceritakan peristiwa pembunuhan yang telah dilakukannya, yang menyebabkan ia terusir dari Mesir. Syu'aib menyarankan agar ia tetap tinggal di rumahnya agar terhindar dari kejaran orang-orang Fir'aun.

Syu'aib bermaksud menikahkan Musa dengan salah seorang putrinya. Sebagai syarat mas kawin, Musa diminta bekerja menggembalakan ternak-ternak milik Nabi Syu'aib selama 8 tahun. Musa menyanggupi syarat tsb, bahkan ia menggenapkan masa kerjanya menjadi 10 tahun. Ia menjalani pekerjaannya dengan sabar. Selama itu, nampaklah oleh keluarga Syu'aib bahwa Musa adalah pemuda yang kuat, perkasa, jujur dan dapat diandalkan. Tak salah jika Nabi Syu'aib mengambilnya sebagai menantu.Musa sangat bahagia hidup bersama istrinya. Nabi Syu'aib juga lega karena anaknya mendapat pelindung yang dapat dipercaya.

Kisah tentang hal ini terdapat dalam surat Al-Qasas: 22-28.

Musa kembali ke MesirSepuluh tahun setelah meninggalkan Mesir, Musa berniat kembali ke sana bersama istrinya. Musa sadar, tidak mustahil bahwa orang-orang Mesir masih akan mencarinya, oleh sebab itu ia dan istrinya tidak berani melalui jalan biasa melainkan memilih jalan memutar.

Sampai suatu malam, mereka tersesat tak tahu arah mana yang harus ditempuh untuk meneruskan perjalanan ke Mesir. Saat itulah Musa melihat ada cahaya api terang benderang di atas sebuah bukit. Musa berkata kepada istrinya, "Tunggu disini, aku akan mengambil api itu untuk menerangi jalan kita."Tatkala Musa menghampiri api tsb, tiba-tiba terdengar suara menyeru, "Hai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku."

Inilah wahyu pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa AS. Dengan diterimanya wahyu ini, maka Musa telah diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Sebagai rasul, Allah SWT memberinya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangannya yang dapat bersinar putih cemerlang setelah dikepitkan di ketiaknya.Kisah ini dapat dilihat pada surat Th: 9-23.

Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk berdakwah kepada Fir'aun. Musa masih merasa takut karena dulu ia pernah membunuh orang Mesir, namun Allah menjanjikan perlindungan untuknya, maka tentramlah hatinya. Untuk lebih memantapkan dakwahnya, Musa memohon kepada Allah agar ia ditemani oleh Harun, saudaranya, karena Harun amat cakap dalam berbicara dan berdebat. Permintaan Musa dikabulkan. Harun yang masih berada di Mesir digerakkan hatinya oleh Allah sehingga ia berjalan menemui Musa.

Hal tsb dinyatakan dalam surat Al-Qasas: 32-35 dan surat Th: 42-47.

Akhirnya bersama-sama Harun, Musa menghadap Fir'aun. Ia mengadakan dialog dengan Fir'aun tentang Tuhan. Namun Fir'aun menanggapinya dengan sinis dan mengejek Musa tak tahu diri. Dulu ia diasuh dan dibesarkan di istana Mesir, tapi kini ia malah berbalik menentang Fir'aun. Musa menjawab bahwa semua itu terjadi disebabkan karena ulah Fir'aun sendiri. Seandainya Fir'aun tidak memerintahkan membunuh bayi laki-laki, tidak mungkin ia dihanyutkan di sungai Nil sampai akhirnya ditemukan dan diangkat anak oleh istri Fir'aun. Musa tidak merasa berhutang budi pada Fir'aun.

Musa mengatakan bahwa sesungguhnya Fir'aun bukanlah Tuhan. Ada Tuhan lain yang berhak disembah, Tuhan nenek moyang mereka, Tuhan seluruh alam semesta. Fir'aun sangat murka dan meminta Musa untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran Tuhan.

Keberhasilan Musa melawan ahli-ahli sihir Fir'aunDi depan masyarakat luas, Nabi Musa AS dapat menunjukkan mukjizatnya menghadapi ahli-ahli sihir Fir'aun. Musa mempersilakan ahli-ahli sihir Fir'aun untuk mempertunjukkan kebolehan mereka lebih dulu. Mereka lalu melemparkan tali dan tongkat-tongkatnya. Tak lama kemudian tali-tali dan tongkat-tongkat itu berubah menjadi ular yang ribuan ekor banyaknya. Fir'aun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para ahli sihirnya. Masyarakat yang hadir disana juga terkagum-kagum.

Dengan tenang Musa melemparkan tongkatnya, tongkat itu segera berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung melahap ular-ular para ahli sihir Fir'aun. Dalam waktu singkat, ular-ular itu habis ditelan oleh ular Nabi Musa.

Para ahli sihir itu terbelalak heran. Apa yang diperlihatkan Musa bukanlah seperti sihir yang mereka pelajari dari syaitan. Sadar akan hal itu, para ahli sihir tsb berlutut kepada Musa, dan menyatakan diri sebagai pengikut ajaran yang dibawanya. Mereka bertaubat dan hanya akan menyembah Allah saja.Kisah ini dijelaskan dalam surat Asy-Syu'ar': 18-51

Fir'aun sangat murka melihat pembelotan para ahli sihir yang telah bertaubat itu. Ia mengancam akan menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat kejam, namun para ahli sihir itu tetap memilih menjadi pengikut Musa. Akhirnya Fir'aun memerintahkan untuk memotong tangan dan kaki mereka, serta menyalib mereka di batang pohon kurma. Mereka pun menerimanya dengan sabar dan tetap beriman kepada Allah. Jumlah mereka saat itu 70 orang.

Azab bagi Fir'aun dan pengikutnyaKejengkelan Fir'aun memuncak setelah Nabi Musa AS memperoleh pengikut yang lebih banyak. Fir'aun menjadi semakin kejam terhadap Bani Israil. Nabi Musa AS senantiasa menyuruh kaumnya untuk bersabar menghadapi kesewenang-wenangan Fir'aun. Fir'aun pun tak henti-hentinya mengejek dan menghina Musa.

Karena semakin lama tindakan Fir'aun makin merajalela, Nabi Musa AS berdoa kepada Allah SWT agar Fir'aun dan pengikutnya diberi azab. Allah SWT mengabulkan doa Musa. Kerajaan Fir'aun dilanda krisis keuangan. Selain itu wilayah Mesir dilanda kemarau panjang. Banyak panen yang gagal, tanaman dan pepohonan banyak yang mati, disusul badai topan yang merobohkan rumah-rumah mereka. Jutaan belalang berdatangan menyerbu hewan dan perkebunan, juga kutu dan katak. Setelah kemarau, muncul banjir besar. Akibat banjir itu kemudian juga muncul wabah penyakit. Anak laki-laki bangsa Mesir mendadak mati, tak terkecuali anak-anak Fir'aun sendiri, termasuk putra mahkota.

Pengikut Fir'aun mendatangi Nabi Musa AS untuk memohon agar azab itu dicabut dari mereka dengan janji mereka akan beriman. Namun ketika Allah SWT mengabulkan permintaan itu, mereka ingkar terhadap janjinya.Riwayat ini terdapat dalam surat Al-Mu'minn: 26, Az-Zukhruf: 51-54, Ynus: 88-89, dan Al-A'rf: 130-135.

Peristiwa Laut Merah terbelahBani Israil yang makin menderita karena ulah Fir'aun dan pengikutnya meminta Nabi Musa AS untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Setelah mendapat wahyu dari Allah agar mengajak kaumnya pergi meninggalkan Mesir, Musa lalu membawa kaumnya ke Baitulmakdis. Mereka pergi secara diam-diam di malam hari. Ketika sampai di tepi Laut Merah, mereka baru menyadari bahwa tentara Fir'aun mengejar mereka. Para pengikut Musa sangat panik karena tidak bisa lari kemana pun. Saat itulah turun wahyu agar Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Laut pun membelah hingga terbentang jalan bagi Musa dan pengikutnya untuk menyeberang. Fir'aun dan tentaranya mengejar rombongan itu, namun ketika Musa dan pengikutnya telah sampai di tepi sementara Fir'aun dan tentaranya masih di tengah laut, atas perintah Allah laut pun kembali menutup hingga Fir'aun dan pasukannya tenggelam.

Di saat-saat terakhir menjelang kematiannya, Fir'aun sempat bertaubat dan menyatakan diri beriman kepada Allah. Namun taubat menjelang ajal yang dilakukan oleh Fir'aun itu sudah terlambat dan tidak lagi diterima oleh Allah, sehingga matilah ia dalam keadaan tetap kafir.

Kisah tentang ini terdapat dalam surat Th: 77-79, Asy-Syu'ar: 60-68, dan Ynus: 90-92.

Ternyata, mayat Fir'aun tetap utuh sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Ynus: 92, sebagai tanda bagi umat yang kemudian. Ini telah terbukti dengan diketemukannya mummi Fir'aun (Pharaoh) di Mesir pada abad ke-20 M.

Karunia bagi Bani IsrailDalam perjalanan ke Mesir, Bani Israil sangat manja. Saat mereka haus, Musa memukulkan tongkatnya ke batu. Dari batu tsb, memancarlah 12 mata air, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing suku memiliki mata air sendiri.Di Gurun Sinai yang panas terik, tak ada rumah untuk dihuni, tak ada pohon untuk berteduh, maka Allah menaungi mereka dengan awan.Ketika bekal makanan dan minuman mereka habis, mereka pun meminta Musa memohon pada Allah SWT agar diberikan makanan dan minuman, maka Allah menurunkan kepada mereka Manna dan Salwa. Manna adalah makanan yang turun dari udara seperti turunnya embun, turun di atas batu dan daun pohon. Rasanya manis seperti madu. Sedang Salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti sampai-sampai hampir menutupi bumi lantaran banyaknya.

Mendapat karunia dan rezki yang demikian melimpahnya dari Allah, Bani Israil bukannya bersyukur, malah mereka meminta makanan dari jenis yang lain lagi. Disinilah mulai terlihat betapa Bani Israil itu sangat kufur terhadap nikmat Allah.

Berbagai tuntutan dan permintaan dari Bani Israil ini diceritakan dalam surat Al-A'rf: 160 dan Al-Baqarah: 61.

Turunnya kitab TauratSetelah persoalan dengan Fir'aun selesai, Nabi Musa AS memohon untuk diberikan kitab suci sebagai pedoman. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Musa AS untuk berpuasa selama 30 hari dan pergi berkhalwat ke Bukit Thur Al-Aiman atau Thursina. Sebelum pergi, Musa meminta Harun menjadi wakilnya untuk mengurus kaumnya.

Setelah berpuasa selama 30 hari, Allah memerintahkannya berpuasa 10 hari lagi untuk menggenapkan ibadahnya menjadi 40 hari. Setelah itu Allah berbicara kepadanya dengan Kalam-Nya yang Azali, sehingga Musa pun memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh manusia lain.

Dalam kesempatan bermunajat di Bukit Thursina ini, timbul kerinduan Musa untuk bertemu Allah SWT. Ia pun meminta agar Allah SWT mengizinkan dirinya untuk melihat Zat-Nya. Allah SWT mengatakan bahwa ia telah meminta sesuatu yang diluar kesanggupannya. Allah SWT kemudian menyuruh Musa untuk melihat ke sebuah bukit. Allah akan menampakkan wujudnya kepada bukit itu. Jika bukit itu tetap tegak berdiri, maka Musa dapat melihat-Nya, namun jika bukit yang lebih besar darinya itu tak mampu bertahan, maka lebih-lebih lagi dirinya. Ketika Musa mengarahkan pandangan ke bukit tsb, seketika itu juga bukit itu hancur luluh. Melihat itu Musa merasa terkejut dan ngeri, ia pun jatuh pingsan.

Setelah sadar, ia bertasbih dan bertahmid seraya memohon ampun kepada Allah SWT atas kelancangannya. Selanjutnya, Allah SWT memberikan kitab Taurat sebagai kitab suci yang berupa kepingan-kepingan batu. Di dalamnya tertulis pedoman hidup dan penuntun beribadah kepada Allah SWT.

Kisah munajat Nabi Musa AS di Bukit Thursina ini diceritakan dalam surat Al-A'rf: 142-145.

Patung anak sapiSepeninggal Nabi Musa AS, Bani Israil dihasut oleh seorang munafik bernama Samiri. Karena keyakinan tauhid mereka yang memang belum terlalu tebal, dengan mudah mereka termakan hasutan Samiri. Bani Israil membuat patung anak sapi yang disembah sebagai tuhan mereka.

Sebelum pergi ke bukit Thursina, Musa berkata kepada kaumnya bahwa ia akan meninggalkan mereka tidak lebih dari 30 hari. Ketika Allah memerintahkannya untuk menambah ibadahnya 10 hari lagi sehingga bertambah lama kepergiannya, maka mereka menganggapnya telah melupakannya. Samiri mengatakan kepada Bani Israil bahwa keterlambatan Musa ini disebabkan karena mereka telah membuat marah Tuhan dengan mengambil perhiasan-perhiasan dari kuburan orang-orang Mesir. Maka untuk meminta ampun kepada Tuhan dan agar Musa mau kembali pada mereka, mereka harus melemparkan perhiasan-perhiasan tsb ke dalam api.

Mereka pun percaya dengan hasutan Samiri. Para wanita-wanita Bani Israil lalu melemparkan perhiasan-perhiasan emas mereka ke dalam api. Dari emas yang terkumpul itu Samiri lalu membuat patung anak sapi. Dengan teknik khusus, ia membuat angin bisa masuk dan menimbulkan suara dari mulut patung itu sehingga seolah-olah patung itu dapat berbicara. Kemudian Samiri menyuruh Bani Israil untuk menyembahnya.

Nabi Harun AS tidak berdaya menghadapi kaumnya yang kembali murtad itu. Ketika Nabi Musa AS kembali, ia sangat marah dan bersedih hati melihat perilaku kaumnya. Mula-mula ia pun marah kepada Harun yang dianggapnya tidak bisa menjaga kaumnya dengan baik, namun setelah mendengar penjelasan dari Harun, ia pun tenang kembali. Ia mengusir Samiri dan menjelaskan pada kaumnya tentang perbuatan mereka yang salah. Sebagai hukuman, Samiri diberi kutukan oleh Allah, jika ia disentuh atau menyentuh manusia, maka badannya akan menjadi panas demam. Itulah azab Samiri di dunia, seumur hidupnya ia tidak bisa berhubungan dengan siapa pun.

Setelah Samiri pergi, Musa membakar patung anak sapi sembahan Bani Israil dan membuang abunya ke laut. Allah SWT kemudian memerintahkan Musa AS agar membawa sekelompok kaumnya untuk memohon ampun atas dosa mereka menyembah patung anak sapi. Musa mengajak 70 orang terpilih dari Bani Israil ke Bukit Thursina. Setelah mereka berpuasa menyucikan diri, muncullah awan tebal di bukit itu. Nabi Musa AS dan rombongannya memasuki awan gelap itu dan bersujud. Ketika bersujud, 70 orang itu mendengar percakapan antara Nabi Musa AS dengan Allah SWT. Timbul keinginan mereka untuk melihat Zat Allah. Bahkan mereka menyatakan tidak akan beriman sebelum melihat-Nya. Seketika itu pula tubuh mereka tersambar halilintar hingga mereka pun tewas.

Nabi Musa AS memohon agar kaumnya diampuni dan dihidupkan kembali. Maka Allah SWT pun membangkitkan kembali 70 orang pengikut Musa itu. Musa lalu menyuruh mereka bersumpah untuk berpegang teguh pada kitab Taurat sebagai pedoman hidup, dan beriman kepada Allah SWT.Cerita ini terdapat dalam Al Qur'an surat Al-A'rf: 149-155 dan Al-Baqarah: 55, 56, 63, 64.

Sapi Betina (Al Baqarah)Suatu hari terjadi peristiwa pembunuhan di antara kaum Nabi Musa. Untuk mengetahui siapa pembunuh orang tsb, atas petunjuk Allah SWT, Musa memerintahkan kaumnya untuk mencari seekor sapi betina. Dengan lidah sapi itu nantinya mayat yang terbunuh akan dipukul dan akan hidup lagi atas kehendak dan izin dari Allah SWT.

Kaum Bani Israil sebenarnya enggan melaksanakan perintah ini, karenanya mereka sangat cerewet dan banyak bertanya dengan harapan supaya Allah SWT akhirnya membatalkannya, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah: 67-71.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata: Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan? Musa menjawab: Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil. (QS. 2:67)Mereka menjawab: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami, agar dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu? Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. (QS. 2:68)Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya. Musa menjawab: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya. (QS. 2:69)Mereka berkata: Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu). (QS. 2:70)Musa berkata: Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya. Mereka berkata: Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. (QS. 2:71)Nama surat Al-Baqarah yang berarti sapi betina diambil karena dalam surat ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina.

Dapat dilihat pada ayat-ayat tsb bahwa sikap Bani Israil yang cerewet justru telah menyulitkan mereka sendiri. Seandainya ketika diperintahkan pertama kali mereka langsung melaksanakannya, tentulah mereka tidak akan repot, tetapi mereka malah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang rumit sehingga hampir saja mereka tidak dapat menemukan sapi sesuai ciri-ciri yang diterangkan oleh Musa.

Begitu sapi sudah diperoleh, mereka lalu menyembelihnya dan lidah sapi itu dipukulkan ke tubuh mayat orang yang terbunuh. Seketika itu ia menjadi hidup kembali dan menceritakan bahwa ia telah dibunuh oleh sepupunya sendiri.

Allah mengharamkan tanah Palestina bagi Bani IsrailAllah SWT memerintahkan Nabi Musa AS membawa kaumnya ke Palestina, tempat suci yang telah dijanjikan bagi Nabi Ibrahim AS sebagai tempat tinggal anak cucunya. Bani Israil yang telah mendapat berbagai karunia dari Allah SWT adalah kaum yang keras kepala dan tidak bersyukur.

Sebelum mengajak kaumnya berhijrah, Musa mengutus perintis jalan untuk menyelidiki tentang penduduk penghuni Palestina. Ketika kembali, para perintis jalan itu mengabarkan bahwa tanah suci tsb dihuni oleh suku Kana'an yang kuat-kuat, dan kota-kotanya memiliki benteng yang kokoh. Mengetahui hal itu, merasa gentarlah Bani Israil dan tidak mau mematuhi perintah Musa untuk menyerang. Mereka hanya mau kesana jika suku itu telah disingkirkan terlebih dahulu.

Nabi Musa AS sangat marah terhadap sikap kaumnya itu, karena sikap tsb mencerminkan bahwa mereka belum benar-benar beriman kepada Allah SWT, padahal Allah SWT telah berjanji bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan mampu mengalahkan suku Kana'an. Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa kalimat yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, "Pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini."

Habislah kesabaran Musa. Ia lalu memanjatkan doa agar Allah SWT memberikan putusan-Nya atas sikap kaumnya. Sebagai hukuman bagi Bani Israil yang menolak perintah Allah SWT, Allah SWT mengharamkan wilayah Palestina selama 40 tahun bagi mereka. Mereka akan tersesat, padahal tanah yang dijanjikan sudah ada di depan mata. Selama itu mereka akan berkeliaran di muka bumi tanpa memiliki tempat bermukim yang tetap.

Hal ini dikisahkan dalam surat Al-Maidah: 20-26.

Pertemuan Musa dengan orang salehPada suatu kesempatan berkhutbah di hadapan kaumnya, Nabi Musa AS mengatakan bahwa dirinyalah yang paling pandai dan berpengetahuan. Allah SWT menegur sikapnya ini dan berfirman, "Sesungguhnya Aku mempunyai seorang hamba di tepi laut yang lebih pandai darimu."Berkatalah Musa, "Wahai Tuhanku, apa yang harus kuperbuat untuk bertemu dengannya?"Allah berfirman, "Ambillah seekor ikan kecil dan letakkan di dalam keranjang. Dimanapun engkau kehilangan ikan itu, maka disitulah ia berada."

Musa melaksanakan apa yang telah dip