kesaksian mengharukan siti aisyah catatan ahmadun yosi ... · ditulis dalam prosa yang indah dan...

36
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jln. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselboard (022) 4264944, 4264957, 4264973 BANDUNG (40171) 1 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR: 422.1/15346-Set.Disdik TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA, SEKOLAH MENENGAH ATAS TERBUKA DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TERBUKA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas Terbuka dan Sekolah Menengah Kejuruan Terbuka pada pasal 10, Gubernur memberi mandat kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk menetapkan mekanisme, prosedur dan daya tampung penerimaan peserta didik baru; b. bahwa mekanisme, prosedur dan daya tampung penerimaan peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a, perlu disusun dalam bentuk Petunjuk Teknis; c. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan penerimaan peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat atas nama Gubernur Jawa Barat tentang Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas Terbuka dan Sekolah Menengah Kejuruan Terbuka Tahun Pelajaran 2017/2018. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang

Upload: trinhthuy

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesaksian Mengharukan Siti Aisyah Catatan Ahmadun Yosi ... · Ditulis dalam prosa yang indah dan berdasarkan riset teliti, novel luar biasa ini menjadi kisah yang sangat menyentuh

1

Kesaksian Mengharukan Siti AisyahCatatan Ahmadun Yosi Herfanda

Sejujurnya, saya merasa canggung untuk membahas karya besar yang

berkisah tentang perempuan mulia yang bersaksi tentang manusia yang

paling mulia di dunia yakni Rasulullah SAW. Ini sungguh novel yang luar

biasa yang berkisah tentang manusia-manusia yang luar biasa, dari kaca

mata seorang perempuan yang sangat mulia, Siti Aisyah -- dikenal dengan

Humaira – tokoh utama novel yang juga menjadi judul karya Kamran

Pasha ini, dan tokoh-tokoh penting lain yang menjadi saksi sejarah

perjuangan Rasulullah beserta para sahabatnya.

Dalam novel ini sangat terasa Kamran Pasha memang jagoan berkisah

secara puitis sekaligus mengharukan. Gaya bertuturnya yang indah bagai

magnet yang langsung membetot perasaan pembaca sejak kalimat-kalimat

pertama. Gaya bertutur yang indah tanpa kehilangan kekuatan citraan dan

daya pencerahannya, serta pandangan kritisnya terhadap realitas umat Islam.

Dan, itu sangat terasa pada novel Humaira ini. Siapa pun akan terpesona

pada keindahan gaya bertutur Kamran Pasha seperti terasa pada kutipan

berikut ini:

“Aku tidak mengeluh karena ada saatnya aku berharap mati bertahun-

tahun lalu, atau bahkan tak pernah dilahirkan. Aku memandangi pepohonan

yang hidup mereka terdiri hanya dari mimpi akan matahari dan kenangan

akan hujan. Aku cemburu pada mereka. Ada kalanya aku berharap aku salah

satu bebatuan yang berjejer di bukit-bukit di luar Madinah yang diabaikan

dan dilupakan oleh orang-orang yang menginjak-injak mereka.” (Humaira,

Kamran Pasha, halaman 9).

Page 2: Kesaksian Mengharukan Siti Aisyah Catatan Ahmadun Yosi ... · Ditulis dalam prosa yang indah dan berdasarkan riset teliti, novel luar biasa ini menjadi kisah yang sangat menyentuh

2

Kisah yang diangkat ke dalam novel ini terjadi pada empat belas abad

silam, di tengah gurun pasir Arabia, ketika risalah pencerahan Nabi

Muhammad SAW telah menyapu seluruh Jazirah Arab dan menyatukan

suku-suku yang semula bertikai. Istri kesayangan Rasulullah, yakni Aisyah

binti Abu Bakar, yang berjuluk Humaira, melalui novel ini seakan

mengisahkan kesaksiannya atas perubahan Muhammad dari seorang nabi

menjadi salah satu negarawan yang paling berpengaruh di dunia.

Dengan pusat pengisahan (point of view) orang pertama (Aku), sebagai

saksi dan penutur peristiwa, Kamran Pasha begitu berhasil memasuki

relung-relung hati dan pikiran, sekaligus kesaksian, Siti Aisyah, dan

menuturkan fase terbesar perjuangan Rasulullah beserta romantika

kehidupan cintanya, dengan sangat memukau. "Novel historis paling indah

dan cemerlang yang pernah saya baca dalam beberapa tahun terakhir. Karya

Pasha ini menghidupkan masa sejarah awal Islam dan menyingkap kisah

hidup salah satu perempuan paling memukau dalam sejarah dunia. Anda

akan jatuh cinta pada buku ini,” komentar Reza Aslan, penulis No god but

God , tentang novel Humaira ini.

Dengan lihai dan tanpa terasa janggal, penutur kesaksian berpindah-

pindah ke tokoh-tokoh lain, dengan tetap menggunakan pusat pengisahan

orang pertama tunggal (Aku). Sehingga, sosok Siti Aisyah (Humaira)

sebagai tokoh utama tidak hanya muncul dari kesaksiannya sendiri, tapi juga

dari kesaksian tokoh lain, seperti kesaksian Abdullah bin Zubair (hlm 599-

606). Sementara, kesaksian tentang sosok Rasulullah beserta kemuliaan-

kemuliaannya, lebih banyak dituturkan oleh Siti Aisyah. Begitu juga sosok

dan karakter para sahabat sejak sebelum masuk Islam. Dalam Bagian Kedua

yang bertajuk Lahirnya Sebuah Kota (hlm 150-167), misalnya dituturkan

Page 3: Kesaksian Mengharukan Siti Aisyah Catatan Ahmadun Yosi ... · Ditulis dalam prosa yang indah dan berdasarkan riset teliti, novel luar biasa ini menjadi kisah yang sangat menyentuh

3

bagaimana Rasulullah, dengan penuh kasih sayang, memperhatikan Siti

Aisyah dan kawan-kawannya sedang bermain kuda-kudaan.

Sedangkan kesaksian-kesaksian terhadap peristiwa-peristiwa besar

sering juga dituturkan oleh pengarangnya berdasar rujukan dan hasil

penelitiannya. Dan, pada tahap ini, sang pengarang kerap menggunakan

pusat pengisahan orang pertama jamak (Kami) sebagai saksi dan penutur

peristiwa sejarah (hlm 267-384), dan kadang berseling atau berganti Aku.

Maka, novel ini menjadi mata rantai kesaksian-kesaksian panjang

tentang kehidupan Siti Aisyah, bersama Rasulullah, para sahabat, juga

musuh-musuhnya, dan berbagai peristiwa penting yang melibatkan mereka

pada zamannya, yang dituturkan secara memukau. Detik-detik terakhir

kehidupan Rasulullah yang sangat mengharukan pun dikisahkan dalam

novel ini, yakni detik-detik wafatnya sang Nabi dalam pelukan Humaira, tak

lama setelah momen puncak kemenangannya. Sebagai seorang janda muda

yang dihormati, Aisyah pun menemukan dirinya berada di pusat imperium

muslim yang baru terbentuk dan kemudian beralih peran sebagai seorang

guru bangsa, pemimpin politik, dan bahkan panglima perang.

Materi yang diangkat ke novel ini memang sudah luar biasa. Sebuah

awal kelahiran peradaban baru, sekaligus penegakan iman dan Tauhid, yang

disertai perjuangan yang penuh intrik dan kekerasan. Penuh konfliksekaligus

keteladanan, penuh kekejaman sekaligus cinta dan kasih sayang, penuh

kepencundangan sekaligus kepahlawanan, penuh pengkhianatan sekaligus

kesetiaan. Berikut ini kutipan adegan mencekam, ketika Humaira berjalan di

tengah pertempuran antara pasukan Ali dan pasukan Muawiyah, dengan

tubuh tertutup haudah, di bawah hujan anak panah, melintasi hamparan

mayat-mayat korban perang yang berdarah-darah. Gambaran situasi

sepeninggal Rasulullah, ketika perjuangan menegakkan agama Allah telah

Page 4: Kesaksian Mengharukan Siti Aisyah Catatan Ahmadun Yosi ... · Ditulis dalam prosa yang indah dan berdasarkan riset teliti, novel luar biasa ini menjadi kisah yang sangat menyentuh

4

bergeser menjadi konflik politik dan perebutan kekuasaan antar umat Islam

sendiri.

“Ketika kegilaan menyebar, untaku melintasi samudra prajurit

berjumlah duapuluh ribu yang saling bantai secara brutal. Anak-anak panah

menyerang haudahku dari segala sisi, tapi lapisan ganda cincin-cincin besi

menyelamatkanku, meski haudah itu kini mulai tampak seperti kulit landak.

Aku berhasil melihat pertempuran melalui sebuah lubang kecil di tirai

haudah, tapi yang dapat kulihat adalah pemandangan darah dan kematian

yang mengabur serta bau busuk menyengat yang membuatku ingin muntah.”

Ditulis dalam prosa yang indah dan berdasarkan riset teliti, novel luar

biasa ini menjadi kisah yang sangat menyentuh. Meskipun begitu,

pengarangnya, Kamran Pasha, novel ini tetaplah fiksi – karena ia telah

mengangkat, mengemas, dan menempatkan kisah-kisah di dalamnya sebagai

fiksi. Peranan imajinasi Kamran Pasha, tentu, sangat besar, dalam

menuturkan kisah-kisah di dalamnya, dalam merekonstruksi adegan-adegan

luar biasa di seputar perjuangan Rasulullah, dengan sudut pandang seorang

novelis.

Karena itu, dengan berendah hati, Kamran Pasha tidak ingin

menempatkan novelnya ini sebagai rujukan utama sejarah, dan ia pun

menyebut sederet buku-buku lain yang harus pembaca jadikan sumber

sejarah Islam dan kehidupan Nabi Muhammad, seperti dikatakannya pada

catatan penutupnya. “Buku ini adalah karya fiksi. Kendati berdasarkan pada

peristiwa-peristiwa sejarah, buku ini bukanlah sejarah dari peristiwa-

peristiwa tersebut,” tegas Kamran Pasha pada catatan penutupnya itu.

Pamulang, 21 Oktober 2010