keputusan menteri perhubungan republik...

23
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 313 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2020, telah ditetapkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang di dalamnya memuat keberadaan pelabuhan penyeberangan untuk dilakukan pembangunan dan pengembangan; b. bahwa untuk penataan pembangunan dan pengembangan pelabuhan serta menjamin kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi pemangku kepentingan di pelabuhan penyeberangan, perlu pedoman penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan ' Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pedoman Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan;

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR KM 313 TAHUN 2020

    TENTANG

    PEDOMAN PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

    KP 432 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan

    Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun

    2020, telah ditetapkan Rencana Induk Pelabuhan

    Nasional yang di dalamnya memuat keberadaan

    pelabuhan penyeberangan untuk dilakukan

    pembangunan dan pengembangan;

    b. bahwa untuk penataan pembangunan dan

    pengembangan pelabuhan serta menjamin kepastian

    hukum dan kepastian berusaha bagi pemangku

    kepentingan di pelabuhan penyeberangan, perlu

    pedoman penetapan rencana induk pelabuhan

    penyeberangan;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

    ' Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pedoman

    Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan;

  • -2-

    Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

    Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4849);

    2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun

    2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

    Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5731);

    3. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

    4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

    Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

    5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun

    2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

    Penyeberangan;

    6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun

    2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

    Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2018 Nomor 1756);

    7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun

    2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional

    sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri

    Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2020 tentang

    Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

    KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan

    Nasional;

  • -3-

    Menetapkan

    MEMUTUSKAN:

    : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PEDOMAN

    PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN

    PENYEBERANGAN.

    PERTAMA : Menetapkan Pedoman Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri

    ini.

    KEDUA : Pedoman Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum

    PERTAMA digunakan dalam proses penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan.

    KETIGA : Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan sebagaimana

    dimaksud dalam Diktum KEDUA, harus dijadikan pedoman

    dalam pembangunan dan pengembangan pelabuhan

    penyeberangan.

    KEEMPAT : Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan

    pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Keputusan

    Menteri ini.

  • -4-

    KELIMA Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 1 Desember 2020

    MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    BUDI KARYA SUMADI

    Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional;4. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal

    Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan;5. Para Kepala Baiai Pengelola Transportasi Darat di lingkungan Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat.

    Salinan sesuai denean aslinva

  • -5-

    LAMPIRAN

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR KM 313 TAHUN 2020

    TENTANO

    PEDOMAN PENETAPAN RENCANA INDUK

    PELABUHAN PENYEBERANGAN

    PEDOMAN PENETAPAN

    RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari

    mata rantai kelancaran muatan angkutan laut dan darat, yang

    selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda

    transportasi.

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan

    Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64

    Tahun 2015 mengatur mengenai ketentuan pembangunan dan

    pengembangan pelabuhan yang didasarkan kepada Rencana Induk

    Pelabuhan, termasuk pelabuhan yang berfungsi untuk angkutan

    penyeberangan. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan hanya

    dapat dilakukan apabila berpedoman kepada rencana induk pelabuhan

    yang penetapannya menjadi kewenangan Menteri Perhubungan,

    Gubernur, Bupati/Wali Kota sebagaimana yang diatur dalam Undang-

    Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, serta pembangunan

    dan pengembangan pelabuhan yang dilakukan tanpa adanya rencana

    induk pelabuhan dapat dikenai sanksi pidana.

    Perencanaan pelabuhan berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan

    menjadi dasar bagi pembangunan dan pengembangan pelabuhan pada

    jangka pendek, menengah dan panjang. Hai tersebut menjadi indikator

    penting bahwa pelabuhan harus dikembangkan sesuai kebutuhan dan

  • -6-

    terintegrasi dengan rencana pengembangan wilayah, serta hierarkinya,

    mengingat pelabuhan merupakan bagian dari rantai logistik nasional

    dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan suatu

    wilayah.

    Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang

    Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana telah diubah dengan

    Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2020, telah

    menetapkan pelabuhan-pelabuhan baik pelabuhan pengumpan lokal,

    pelabuhan pengumpan regional, pelabuhan pengumpul, pelabuhan

    utama maupun pelabuhan penyeberangan. Adapun jumlah pelabuhan

    penyeberangan yang masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional

    adalah sebanyak 446 (empat ratus empat puluh enam) pelabuhan

    penyeberangan untuk dapat dikembangkan.

    Dengan masuknya pelabuhan penyeberangan dalam Rencana Induk

    Pelabuhan Nasional tentunya membawa konsekuensi kepada

    Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan

    untuk mengembangkan pelabuhan dengan terlebih dahulu

    menyiapkan rencana induk pelabuhan penyeberangan pada setiap

    pelabuhan.

    Penyusunan rencana induk pelabuhan tentunya membutuhkan

    mekanisme proses dan peryaratan-persyaratan guna mempercepat

    penetapannya, untuk itu guna menjamin kepastian hukum dan

    kepastian berusaha bagi pemangku kepentingan di pelabuhan

    penyeberangan tentunya diperlukan pedoman dan mekanisme

    penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan dimaksud.

    Pentingnya pedoman dalam proses dimaksud mengingat sampai

    dengan saat ini semenjak ditetapkannya Keputusan Menteri

    Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk

    Pelabuhan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan

    Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2020, masih belum ada

    regulasi yang dijadikan payung hukum.

  • -7-

    Oleh karena itu, diperlukan sualu pedoman penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan. Pedoman ini diharapkan akan memberi

    pengetahuan bagi penyelenggara pelabuhan dan pemangku

    kepentingan lainnya dalam menyusun Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan.

    2. Dasar Hukum

    Dasar hukum penyusunan Pedoman Penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan adalah sebagai bcrikut:

    a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

    b. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang

    Kepelabuhanan ;

    c. Keputusan Mcnteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2004 tentang

    Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan; dan

    d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017

    tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional sebagaimana telah

    diubah dengan Keputusan Mcnteri Perhubungan Nomor KM 30

    Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri

    Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk

    Pelabuhan Nasional.

    3. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Pedoman Penetapan ini mencakup seluruh kegiatan

    yang dilakukan dalam proses penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan di Kementerian Perhubungan. Penetapan Rencana

    Induk Pelabuhan Penyeberangan harus memperhatikan kondisi

    eksisting di masing-masing pelabuhan, kebutuhan dan hierarki

    pelabuhan tersebut. Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan laut

    yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan yang

    berfungsi menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur

    kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut

    penumpang dan kendaraan Deserta muatannya.

  • -8-

    4. Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dari disusunnya Pedoman Penetapan Rencana

    Induk Pelabuhan Penyeberangan agar dapat dijadikan sebagai

    panduan bagi penyelenggara pelabuhan dan pemangku kepentingan

    dalam menyusun Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan serta

    tertatanya pembangunan dan pengembangan pelabuhan sesuai dengan

    Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan.

    B. PROSEDUR PENETAPAN

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

    bahwa Rencana Induk Pelabuhan disusun oleh penyelenggara pelabuhan,

    dalam hai ini Baiai Pengelola Transportasi Darat dengan berpedoman pada:

    1. Rencana Induk Pelabuhan Nasional/Tatanan Kepelabuhanan

    Nasional;

    2. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

    3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

    5. Keserasian dan Keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi

    pelabuhan;

    6. Kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan; dan

    7. Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal.

    Prosedur penetapan Rencana Induk Pelabuhan dapat dibedakan sesuai

    dengan hierarki pelabuhan dan kewenangan penetapannya, sebagai

    berikut:

    1. Menteri untuk pelabuhan penyeberangan lintas propinsi dan antar

    negara;

    2. Gubernur untuk pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota;

    atau;

    3. Bupati/Wali kota untuk pelabuhan penyeberangan lintas dalam

    kabupaten / kota.

  • -9-

    Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Pedoman Penetapan Rencana

    Induk Pelabuhan Penyeberangan dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

    1. Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan penyeberangan lintas

    provinsi dan antar negara

    Penyelenggara pelabuhan penyeberangan mengajukan usulan

    penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan kepada Menteri

    Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Darat, dengan

    melampirkan:

    a. rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Wali kota mengenai

    kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota; dan

    b. hasil kajian rencana induk pelabuhan penyeberangan.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat akan melakukan penelitian

    terhadap usulan penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan,

    dengan memperhatikan:

    a. tatanan kepelabuhanan nasional;

    b. keamanan dan keselamatan pelayaran;

    c. prakiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan;

    d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang

    berpedoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan

    penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan

    maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah

    dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan

    penyeberangan; dan

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan

    dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata

    letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    Penelitian usulan penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan

    diselesaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak

    permohonan diterima secara lengkap.

  • -10-

    Dari hasil penelitian tersebut, dokumen rencana induk pelabuhan

    penyeberangan yang perlu dilakukan perbaikan akan diberikan batas

    waktu perbaikan sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal

    penyampaian perbaikan dokumen Rencana Induk Pelabuhan

    penyeberangan dari Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan

    Penyeberangan kepada Penyelenggara Pelabuhan.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darai akan menyiapkan Rancangan

    Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan dan dokumen Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan untuk menjadi lampiran surat usulan penetapan

    Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan oleh Menteri Perhubungan.

    Menteri Perhubungan melalui Sekretaris Jenderal akan mengevaluasi

    Rancangan Keputusan Menteri Perhubungan dan dokumen Rencana

    Induk Pelabuhan Penyeberangan dimaksud untuk proses penetapannya

    oleh Menteri Perhubungan.

    Menteri Perhubungan menetapkan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan dengan memperhatikan hasil penelitian paling lambat 5

    (lima) hari kerja sejak hasil penelitian diterima secara lengkap.

    Setelah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan, selanjutnya Rencana

    Induk Pelabuhan Penyeberangan dimaksud akan disampaikan kepada

    Penyelenggara Pelabuhan dalam hai ini Baiai Pengelola Transportsi

    Darat, sebagai aset barang tak berwujud dan dipublikasikan di

    Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Perhubungan.

  • -11-

    DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT(OIT. TSDP, BAG. HUKUM, BAG. PERENCANAAN)

    MENTE RI PERHUBUNGAN CO. SEKRETAR1S JENDERAL (BIRO HUKUM, BIRO PERENCANAAN)

    REKOMENDASI GUBERNUR/

    BUPATI/WAU ROTA

    SURAT PERMOHONAN PENETAPAN

    B A D A N U SAH A PELABU H AN M ELALU I PEN YELEN G G ARA PELABU H AN

    __i_PUBLIKASI

    RENCANAINDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    JDIH KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    PERBAIKAN D O K U M EN(M A K S 1 BLN)

    PENYELENGGARAPELABUHAN

    TiDAK

    PENETAPAN

    MENTERI PERHUBUNGAN

    .......................................DISAMPAIKAN KEPAOA

    PENYELENGGARA PELABUHAN

    MENTERIPERHUBUNGAN

    PERBAIKAN

    TIOAK__ ____

    Skema Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan

    Lintas Provinsi dan Antarnegara

  • -12-

    SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN LINTAS PROVINSI DAN ANTARNEGARA

    Contoh 1

    Nomor : .............. , .............................Lampiran : KepadaPerihal : Permohonan Persetujuan Yth. Menteri Perhubungan

    Penetapan RencanaInduk Pelabuhan di

    Tempat

    1. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor .....Tahun ..... tentang Penyelenggaraan PelabuhanPenyeberangan, dengan ini kami mengajukan permohonan Persetujuan Penetapan Rencana Induk pelabuhan penyeberangan d i ...............

    2. Sebagai bahan pertimbangan terlampir disampaikan 1 (satu) berkas dokumen untuk melengkapi permohonan dimaksud, yang terdiri dari:a. tatanan kepelabuhanan nasional;b. keamanan dan keselamatan pelayaran;c. prakiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan;d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan

    yang berpedoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan;

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    3. Demikian permohonan kami, dan atas perhatian serta bantuan yang diberikan disampaikan terima kasih.

    Pemohon

    Tembusan:1 .2 .

    ( )

  • -13-

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANO PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

    TENTANOPENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN................

    Contoh 2

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERHUBUNGAN,

    bahwa....................................;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan .......................... ;

    dst;

    MEMUTUSKAN:Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

    PENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHANPENYEBERANGAN ....................

    PERTAMA : ................................

    KEDUA : dst

    KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

    Menimbang : a.b.

    Mengingat : 1.2 .3.

    Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

    MENTERI PERHUBUNGAN

    Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:i ..................................................;2. dst.

  • -14-

    2. Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan penyeberangan lintas

    kabupaten/ kota

    Penyelenggara pelabuhan penyeberangan mengajukan usulan

    penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan kepada Gubernur,

    dengan melampirkan:

    a. rekomendasi dari Bupati/Wali kota mengenai kesesuaian dengan

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

    b. pertimbangan teknis dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    dan

    c. hasil kajian rencana induk pelabuhan penyeberangan.

    Pemerintah Provinsi akan melakukan penelitian terhadap usulan

    penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan, dengan

    memperhatikan:

    a. tatanan kepelabuhanan nasional;

    b. keamanan dan keselamatan pelayaran;

    c. prakiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan;

    d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang

    berpedoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan

    penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan

    maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah

    dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan

    penyeberangan;

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan

    dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata

    letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    Penelitian usulan penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan

    diselesaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak

    permohonan diterima secara lengkap.

  • -15-

    Dari hasil penelitian tersebut, dokumen rencana induk pelabuhan

    penyeberangan yang perlu dilakukan perbaikan akan diberikan batas

    waktu perbaikan sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal

    penyampaian perbaikan dokumen Rencana Induk Pelabuhan

    penyeberangan dari Pemerintah Provinsi kepada Penyelenggara

    Pelabuhan.

    Pemerintah Provinsi akan menyiapkan Rancangan Keputusan

    Gubernur tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan

    dan dokumen Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan untuk

    menjadi lampiran surat usulan penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan oleh Gubernur.

    Gubernur akan mengevaluasi Rancangan Keputusan Gubernur dan

    dokumen Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan dimaksud untuk

    proses penetapannya oleh Gubernur.

    Gubernur menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan

    dengan memperhatikan hasil penelitian paling lambat 7 (tujuh) hari

    kerja sejak hasil penelitian diterima secara lengkap.

    Setelah ditetapkan oleh Gubernur, selanjutnya Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan dimaksud akan disampaikan kepada

    Penyelenggara Pelabuhan sebagai aset barang tak berwujud dan

    disampaikan kepada Kementerian Perhubungan melalui Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat.

  • -16-

    DISAMPAIKAN KEPADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Cq. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

    Skema Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Lintas Kabupaten/Kota

  • -17-

    Contoh 3

    SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PENETAPAN RENCANA INDUKPELABUHAN PENYEBERANGAN LINTAS KABUPATEN/KOTA

    NomorLampiranPerihal

    KepadaPermohonan Persetujuan Yth. GubernurPenetapan RencanaInduk Pelabuhan di

    Tempat

    1. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor ..... Tahun..... tentang Pcnyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, denganini kami mengajukan permohonan Persetujuan Penetapan Rencana Induk pelabuhan penyeberangan d i ...............

    2. Sebagai bahan pertimbangan terlampir disampaikan 1 (satu) berkas dokumen untuk melengkapi permohonan dimaksud, yang terdiri dari:a. tatanan kepelabuhanan nasional;b. keamanan dan keselamatan pelayaran;c. prakiraan pcrmintaan jasa angkutan penyeberangan;d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang

    berpcdoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan;

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    3. Demikian permohonan kami, dan atas perhatian serta bantuan yang diberikan disampaikan terima kasih.

    Pemohon

    Tembusan: (.................................. )1.2 .

  • -18-

    Contoh 4

    KEPUTUSAN GUBERNUR........NOMOR

    TENTANGPENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN..........

    KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PENETAPAN RENCANA INDUKPELABUHAN PENYEBERANGAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    GUBERNUR

    Menimbang

    Mengingat

    a. bahwa....................................;b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a, perlu menetapkan KeputusanGubernur...... tentang Penetapan Rencana IndukPelabuhan Penyeberangan .......................... ;

    5. dst;

    MEMUTUSKAN:Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR..............TENTANG PENETAPAN

    RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    PERTAMA : ................................

    KEDUA : dst

    KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

    Ditetapkan di pada tanggal

    GUBERNUR..

    Salinan Keputusan Gubernur ini disampaikan kepada:i ...............................;2. dst.

  • -19-

    3. Prosedur Penetapan Rencana Induk Pelabuhan penyeberangan lintas

    dalam kabupaten/kota

    Penyelenggara pelabuhan penyeberangan mengajukan usulan penetapan

    rencana induk pelabuhan penyeberangan

    kepada Bupati/Wali kota, dengan melampirkan:

    a. pertimbangan teknis dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    dan

    b. hasil kajian rencana induk pelabuhan penyeberangan.

    Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penelitian terhadap

    usulan penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan, dengan

    memperhatikan:

    a. tatanan kepelabuhanan nasional;

    b. keamanan dan keselamatan pelayaran;

    c. prakiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan;

    d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang

    berpedoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan

    penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan

    maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah

    dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan;

    dan

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan

    dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata

    letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    Penelitian usulan penetapan rencana induk pelabuhan penyeberangan

    diselesaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan

    diterima secara lengkap.

  • -20-

    Dari hasil penelitian tersebut, dokumen rencana induk pelabuhan

    penyeberangan yang perlu dilakukan perbaikan akan diberikan batas

    waktu perbaikan sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal

    penyampaian perbaikan dokumen Rencana Induk Pelabuhan

    penyeberangan dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Penyelenggara

    Pelabuhan.

    Pemerintah Kabupaten/Kota akan menyiapkan Rancangan Keputusan

    Bupati/Wali kota tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

    Penyeberangan dan dokumen Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan

    untuk menjadi lampiran surat usulan penetapan Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan oleh Bupati/Wali kota.

    Bupati/Wali kota akan mengevaluasi Rancangan Keputusan Bupati/Wali

    kota dan dokumen Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan dimaksud

    untuk proses penetapannya oleh Bupati/Wali kota.

    Bupati/Wali kota menetapkan Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan

    dengan memperhatikan hasil penelitian paling lambat 7 (tujuh) hari kerja

    sejak hasil penelitian diterima secara lengkap.

    Setelah ditetapkan oleh Bupati/Wali kota, selanjutnya Rencana Induk

    Pelabuhan Penyeberangan dimaksud akan disampaikan kepada

    Penyelenggara Pelabuhan sebagai aset barang tak berwujud dan

    disampaikan kepada Kementerian Perhubungan melalui Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat serta Gubernur Provinsi setempat.

  • -21-

    DISAMPAIKAN KEPAOA PENYELENGGARA PELABUHAN

    DISAMPAIKAN KEPAOA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

    Cq. DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN OARAT ________________ DAN GUBERNUR_______________

    Skema Penetapan Rencana Induk Peiabuhan Penyeberangan Lintas Dalam Kabupaten/Kota

  • -22-

    Contoh 5

    SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PENETAPAN RENCANA INDUKPELABUHAN PENYEBERANGAN LINTAS DALAM KABUPATEN/KOTA

    Nomor : .............. , .............................Lampiran : KepadaPerihal : Permohonan Persetujuan Yth. Bupati/Wali kota................

    Penetapan RcncanaInduk Pelabuhan di

    Tempat

    1. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor ..... Tahun..... tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, denganini kami mengajukan permohonan Persetujuan Penetapan Rencana Induk pelabuhan penyeberangan d i ...............

    2. Sebagai bahan pertimbangan terlampir disampaikan 1 (satu) berkas dokumen untuk melengkapi permohonan dimaksud, yang terdiri dari:a. tatanan kepelabuhanan nasional;b. keamanan dan keselamatan pelayaran;c. prakiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan;d. prakiraan kebutuhan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang

    berpedoman pada standar atau kriteria perencanaan yang berlaku;

    e. rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan baik untuk pelayanan kegiatan pemerintahan maupun pelayanan jasa kepelabuhanan serta kebutuhan tanah dan/atau perairan untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan;

    f. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan, rencana tata guna lahan dan tata letak fasilitas pelabuhan penyeberangan.

    3. Demikian permohonan kami, dan atas perhatian serta bantuan yang diberikan disampaikan terima kasih.

    Pemohon

    Tembusan: (.................................. )1 .

    2 .

  • -23-

    KEPUTUSAN BUPATI/WALI KOTA........NOMOR

    TENTANGPENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN................

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI/WALI KOTA ..................... ,

    a. bahwa....................................;b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati/Walikota...... tentang Penetapan Rencana Induk PelabuhanPenyeberangan .......................... ;

    Contoh 6

    KEPUTUSAN BUPATI/WALI KOTA TENTANG PENETAPAN RENCANA INDUKPELABUHAN PENYEBERANGAN

    3. dst;

    MEMUTUSKAN:KEPUTUSAN BUPATI/WALI KOTA..............TENTANGPENETAPAN RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN

    dst

    Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan d i ...........pada tanggal

    BUPATI/WALI KOTA.................

    Salinan Keputusan Bupati/Wali kota ini disampaikan kepada:i ........................................... ;2. dst.

    Menimbang

    Mengingat :

    Menetapkan :

    PERTAMA :

    KEDUA :

    KETIGA :

    dengan aslinya HUKUM,

    HERPRIARSONO

    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    BUDI KARYA SUMADI