keperawatan jiwa tugas (by_muhammad ulul amrie)
TRANSCRIPT
GANGGUAN INSIGHT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Jiwa I
Dosen Pengampu: Ns. Emi Wuri
oleh
Muhammad Ulul Amrie
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
Gangguan insight merupakan suatu gangguan yang mana gangguan tersebut dialami oleh orang yang
tidak cukup memahami apa yang memotivasinya, terutama ketika terjadi konflik antara kebutuhan dan
dorongan.( London 1964, 1968)
Gangguan insight juga pernah dibahas oleh Carl gustav Jung ( 1875-1961) yaitu dalam teorinya yang
berjudul psikologi analisis. Jung menyusun hipotesis bahwa selain kesadaran kita, kesadaran kolektif
( collective unconscious) juga diperlukan. Kesadaran kolektif merupakan tempat penyimpana seluruh
pengalaman yang dimiliki masyarakat selama berabad- abad yang didalamnnya terdapat bnayk
pengalaman , ide kreatif dan aspek positif lainnya.Jung juga menyusun berbagai tipe kepribadian,
mungkin yang terpenting diantaranya adalah extraversi (orientasi ke dunia luar) versus introversi
(orientasi ke dalam diri objektif) atau insight. Dimensi kepribadian ini juga dianggap angat penting
hingga saat ini.
Dari pengertian diatas gangguan insight bisa diartikan sebagai gangguan yang bisa disebabkan oleh
banyak hal, terutama lebih terkait kepada dua hal yaitu dari individu itu sendiri dan lingkungan. Contoh
gangguan yang mengakibatkan gangguan insight dari factor individu adalah gangguan depersonalisasi.
Gangguan depersonalisasi adalah gangguan dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri
sendiri berubah secara menyedihkan dan mengganggu. Gangguan depersonalisasi tidak mencakup
gangguan memori hal inilah yang mendasari gangguan ini dijadikan acuan sebagai salah satu gangguan
insight. Dalam episode depersonalisasi yang umum pemicu utamanya adalah oleh stress, individu secara
mendadak kehilangan rasa diri serta percaya diri mereka. Mereka mengalami pengalaman sensori yang
tidak biasa contohnya ukuran tangan dan kaki mereka terasa berbeda dan aneh ketika mengenali suara
mereka sendiri.
Kemudian akibat adanya gangguan inilah konflik sering terjadi akibat adanya gangguan pada persepsi
dan kebutuhan yang diinginkan oleh orang tersebut, seperti tertera pada pengertian awal bahwa
gangguan ini terjadi akibat adanya konflik dan ketidakmampuan mencari motivasi yang tepat.
Berikutnya setelah gangguan depersonalisasi penyebab lainnya dari gangguan insight adalah gangguan
disosiatif. Istilah gangguan disosiatif merujuk pada mekanisme, disasosiasi, yang diduga menjadi
penyebab dari gangguan insight. Dalam sejarahnya, konsep ini berasal dari tulisan karya Pierre janet.
Pemikiran dasarnya adalah kesadaran biasanya merupakan kesatuan pengalaman, termasuk kognisi,
emosi dan motivasi. Namun dalam kondisi stress memori stress dapat disimpan dengan suatu cara
sehingga dikemudian hari tidak dapat diakses oleh kesadaran seiring dengan kembali normalnya kondisi
orang yang bersangkutan (Kihlstrom,tataryn, & holt, 1993).
Sebuah masalah dalam semua teori, baik psiko analisis atau behaviora yang beranggapan bahwa
berbagai kenangan traumatis dilupakan atau didisosiasikan karena sifatnya yang menyakitkan bahwa
tingkat stress yang tinggi umumnya melemahkan memori. Ini merupakan suatu hal yang dapat
ditemukan pada gangguan stress pasca trauma, dan gangguan insight, dimana seseorang terkadang
dikuasai oleh berbagai citra yang menggangu dan berulang tentang kejadian traumatik dimasa lalu.
Selain itu gangguan insight juga memiliki etiologi gangguan ansietas menyeluruh mencakup perspektif
psikoanalisis, kognitif behafioral, dan biologis. Pandangan psikoanalisis berpendapat bahwa kecemasan
menjadi sumber utama dalam konflik yang tidak disadari antara ego dan lingkungan karena sumber
kecemasan tidak disadari, individu terkait mengalami kecemasan dan distress tanpa diketahui mengapa
demikian. Sumber-sumber kecemasan yang sebenarnya yaitu hasrat yang berhubungan dengan impuls
id yang ditekan untuk mengekspresikan diri. Dengan kata lain cemas merupakan salah satu problem
dalam gangguan insight yang sulit untuk dihindari.
Karena memandang gangguan ansietas menyeluruh berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian
besar psikoanalisis bekerja untuk membantu pasien dalam menghadapi sumber-sumber konflik yang
sebenarnya. Penangannya hampir sama dengan penanganan fobia.
Pendekatan behavioral. Para ahli klinis behaviorial menangani kecemasan menyeluruh dengan berbagai
cara. Jika terapis mengganggap kecemasan sebagai serangkaian respon terhadap berbagai situasi yang
dapat diidentifikasi, apa yang nampak sebagi kecemasan yang bebas mengalir dapat diformulasi ulang
pada satu fobia atau lebih atau kecemasan. Sebagai contoh, seorang terapis behavioral dapat
menyimpulkan bahwa klien yang mengalami kecemasan menyeluruh tampaknyas ecara lebih spesifik
memiliki ketakutan untuk dikritik dan dikritik orang lain. Tentu saja berdasarkan sudut pandang DSM,
pasien semacam itu tidak akan memenuhi kriteria GAD.
Setelah tahu bagaimana gangguan insight tersebut, maka kita juga bisa mengkaji terapi-terapi yang
tepat yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan insight. Yang pertama adalah “Terapi
psikodinamika interpersonal”.
Terapi psikodinamika personal adalah salah satu jenis terapi psikodinamika singkat, sering kali disebut
terapi interpersonal, terdapat dalam sekelompok terapi yang menekankan interaksi antara pasien dan
lingkungan sosialnya. Pelopor perkembangan pendekatan ini adalah psikiater amerika Harry Stack
Sullivan. Sulivan berpendapat bahwa kesulitan mendasar pasien adalah kesalahan persepsi terhadap
kenyataan berakar dari disorganisasi hubungan interpersonal di masa kecil, terutama hubungan anak
dan orang tua.1 Contoh kontemporer terapi interpersonal adalah terapi interpersonal (interpersonal
therapy) dari Klerman dan Weissman (Klerman dkk., 1984). IPT berkonsentrasi pada kesulitan
interpersonal pasien pada saat ini dan pada pembahasan dengan pasien bahkan mengajarkan kepada
pasien secara langsung tentang berbagai cara yang lebih baik untuk berhubungan dengan orang lain.
Walaupun IPT menggunakan berbagai pemikiran psikodinamika namun tetap berbeda , trutama dengan
bentuk psikoanalisis tradisional. Teknik –teknik yang terapis IPT menggabungkan antara mendengarkan
dengan empati dan saran-saran perubahan behavioral serta bagaimana menerapkannya. Sebagai
contoh, terapis dapat menggali ersama pasien kompleksitas berbagai masalah, dengan penekanan
1 Psikologi abnormal Hal. 47
hubungan pasien dengan orang lain. Kemudian terapis dapat menolong dapat mendorong pasien
melakukan perubahan behavioral spesifik.
Terapi berikutnya yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan insight adalah terapi dialektikal
( dialectical Behavior Therapy – DBT). DBT adalah sebuah pendekatan yang mengkombinasikan empati
dan penerimaan yang terpusat pada klien dengan penyelesaian masalah kognitif behavioral dan
pelatihan keterampilan social diperkenalkan oleh Marsha Linehan ( 1987). Pendekatan yang disebutnya
adalah terapi perilaku dialektikal yang memiliki 3 tujuan menyeluruh bagi para individu ambang :
1. Mengajari mereka untuk mengubah dan mengendalikan emosionalitasnya an perilaku ekstrem
mereka.
2. Megajari mereka untuk menoleransi perasaan tertekan
3. Membantu mereka mempercayai pikiran dan emosi mereka sendiri
Konsep dialektik berasal dari filsuf Jerman Hegel (1770-1831). Dalam konteks ini cukup bagi kita untuk
mengetahuibahwa dialektik merupakan suatu pandangan terhadp dunia yang menyatakan realitas
adalah hasil ketegangan konstan antara dua hal yang bertentangan. Setiap peristiwa disebut tesis
cenderung menciptakan sesuatu kekuatan yang bertentangan dengannnya disebut antithesis.2
Linehan menggunakan istilah dialetik untuk menggambarkan posisi yang tampak bertentangan yang
harus diambil terapis terhadap pasien sekalligus membantunya berubah.
Setelah kita tahu beberapa terapi yang bisa digunakan pada gangguan insight yang tidak lain merupakan
bagian dari gangguan psikoanalisis, kita bisa mengkroscek dengan empat asumsi yang dibuat oleh
Sigmun freud yaitu 3:
1. Pengalaman-pengalaman masa kecil membentuk kepribadian di masa dewasa. Walaupun
mengakui peran genetik, para ahli klinis masih menganggap pengalaman masa kecil sebagai hal
penting
2. Ada pengaruh ketidaksadaran dalam perilaku. Hal ini berarti banyak orang ang tidak sadar akan
apa yang dilakukannya.
3. Orang menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengontrol kecemasan atau stress
4. Penyebab dan maksud perilaku manusia tidak tampak jelas. Freud dan para pengikutnya
membuat para ahli klinis dan psikopatolog dari berbagai generasi peka terhadap penyebab dan
maksud perilaku manusia yang tidak tampak jelas. Psikoanalisis meemberi perinatan kepada
kita agar tidak menerima segala sesuatu yang tidak tampak jelas.
2 Psikologi Abnormal Hal. 604
3 Psikologi abnormal Hal. 49
Berikutnnya kita melihat gangguan insight dari segi keperawaan secara spesifik. Gangguan insight disini
dalam pengertiannya diatas merupakan kumpulan dari konflik individu dan tidak tahunya motivasi yang
digunakan untuk mendukung dirinya, dalam asuhan keperawatan jiwa gangguan insight ini bisa
dimasukkan dalam asuhan keperawatan klien dengan gangguan berhubungan (isolasi social).
Isolasi social sendiri memiliki arti yaitu ketidakmampuan individu mengadakan hubungan dengan orang
luar dan dengan lingkungan sekitarnya scara wajar dan realistis. Unuk etiologinya sendiri ada beberapa
factor yaitu factor predisposisi, dan factor prisispitasi. Faktor predisposisi yang paling penting adalah
factor dalam keluarga yang mana terdapat gangguan komunikasi dalam keluarga. Dan yang paling
penting dalam factor prisipitasi adalah stress psikologis yang menimbulkan ansietas yang tinggi akibat
adanya isolasi social.
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Gerald C, dkk.2006. Psikologi Abnormal edisi ke-9. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Dalami , Ermawati. 2009. Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : CV. Trans Info
Media
Stuart, Gail. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Sujanto, Agus. 2008. Psikologi kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara
Atkinson, Rita. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga