kekeluargaan vs profesionalitas dalam organisasi.pdf

Upload: fathi-rifati-azkiah

Post on 09-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEKELUARGAAN VS PROFESIONALITAS DALAM ORGANISASI

    Fathi Rifati Azkiah

    16413260-12513041

    Organisasi adalah sekelompok orang dalam suatu wadah yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

    bersama. Tentunya di setiap organisasi mempunyai peraturan, asas, visi dan misi masing-masing. Dalam

    suatu organisasi pastilah kita mengenal istilah profesionalitas. Profesionalitas sendiri adalah sikap para

    anggota profesi yang benar-benar menguasai dan sungguh-sungguh kepada profesinya. Tanpa adanya

    nilai profesionalitas dalam setiap diri anggota suatu organisasi, maka organisasi tersebut tidak akan

    benar-benar menjalankan tujuannya. Organisasi yang menjunjung tinggi profesionalitas, sudah barang

    tentu ia akan mengutamakan integritas, dan bisa jadi organisasi ini akan berkembang pesat dan menjadi

    hebat dan besar. Akan tetapi, jika dalam suatu organisasi hanya mengedepankan profesionalitas,

    organisasi tersebut akan seperti sebuah robot yang hanya berfungsi untuk melaksanakan perintah. Tidak

    akan ada rasa kenyamanan bagi para anggotanya, atau bisa jadi yang mereka rasakan hanya

    ketengangan dan kejenuhan menghadapi pekerjaan/target yang mereka inginkan.

    Sementara itu, ada suatu hal yang tidak kalah penting dalam organisasi. Hal ini seperti jiwa organisasi.

    Mengalirkan kehangatan kepada setiap anggotanya. Ya, hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah

    kekeluargaan. Jika profesionalitas adalah otaknya, maka kekeluargaanlah yang menjadi rohnya. Dalam

    organisasi, hendaklah tidak hanya profesionalitas saja yang diutamakan, tetapi kekeluargaan juga harus

    dipertimbangkan. Bolehlah suatu organisasi terlihat professional, tapi alangkah baiknya jika suasana di

    dalamnya yang kita tonjolkan adalah kekeluargaan. Karena merasa keluarga, maka akan tumbuh rasa

    kepedulian satu sama lain antar anggota. Jika ada salah satu yang tidak aktif atau tiba tiba menghilang,

    maka anggota yang lain menanyakan apa masalah yang sedang ia hadapi, jika bisa, sampai membantu.

    Hal ini akan menimbulkan kenyamanan pada anggota karena setiap dari mereka merasakan dirinya

    dibutuhkan dalam organisasi tersebut.

    Dua hal tersebut sebaiknya diseimbangkan agar organisasi berjalan dengan lancar, baik dari segi

    mencapai tujuan ataupun hubungan antar anggota itu sendiri. Namun, untuk menyatukan kedua hal

    tersebut tidaklah mudah, karena profesionalitas dan kekeluargaan pada dasarnya bertolak belakang.

    Misalnya saja saat profesionalitas menginginkan kualitas, kekeluargaan menginginkan kuantitas. Target

    kualitas dan kuantitas memang tidak begitu saja dapat dicapai, contohnya pada saat suatu organisasi

    mengejar suatu kualitas, namun dalam suatu pergerakan, anggota yang berpartisipasi hanya itu itu saja,

    sedangkan program tersebut butuh massa yang banyak, maka dibutuhkan waktu untuk menunggu

    kedatangan anggota yang lain dsb. Dari hal ini akhirnya kita bisa belajar bahwa kita tidak bisa mengejar

    keduanya, paling tidak harus ada satu yang dikorbankan agar program berjalan efektif dan efisien.

    Selain itu, ketika profesionalitas menginginkan pendekatan rasional, kekeluargaan menginginkan

    pendekatan emosional. Ya, dua hal itu memang sangat bertolak belakang. Oleh karena itu, dapat

    disimpulkan bahwa dalam suatu organisasi memang dikatakan baik jika terjadi keseimbangan dalam

    profesionalitas dan kekeluargaan, namun dalam situasi sulit dan mendesak, kita tidak bisa menginginkan

    keduanya, melainkan harus mengorbankan salah satunya agar segala sesuatunya berjalan lancar.