kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/5859/1/skripsi.pdf · iv kata pengantar . puji dan syukur penulis...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
ANALISIS ENGAGEMENT MELALUI
KOMENTAR DI INSTAGRAM
WWF INDONESIA TERKAIT
EARTH HOUR 2018
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)
Dian Puspitasari
14140110242
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
ii
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
iii
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan penyertaan-Nya selama penulis menimba ilmu selama delapan semester di
bangku kuliah, hingga akhirnya mencapai titik puncak, yaitu sidang skripsi. Penulis
menyadari bahwa pembentukan hasil penelitian yang akan diajukan untuk sidang
skripsi ini tidak diraih seorang diri, melainkan atas bantuan dan juga dukungan dari
berbagai pihak terkasih, di mana dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Hanif Suranto M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang menuntun penulis
dengan sabar hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat
pada waktunya
2. Inco Hary Perdana, S. I. Kom., M. Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
melaksanakan sidang skripsi
3. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan perlindungan dan
dukungan yang membuat penulis tiba pada tahap sidang skripsi ini
4. Galih Prasongko dan Anastasia Joana dari Direktorat Komunikasi WWF
Indonesia selaku informan dalam peneliti melengkapi hasil penelitian
5. Christopher Antoni, sahabat layaknya keluarga penulis yang selalu ada
disaat senang dan susah, selalu menyemangati dan mendengar keluh kesah
penulis, serta selalu mengingatkan penulis agar dapat wisuda bersama tepat
pada waktunya yang menjadi motivasi terbesar penulis.
6. Novita Andriyani, Frecilia, Cynthia Nadia, Cindy Claudia, Jessica Crescent,
David Ananda, dan Imelda Amalia teman penulis yang memberikan
dukungan dan juga bantuan selama proses penyelesaian laporan skripsi ini
Tangerang, 3 Agustus 2018
Dian Puspitasari
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
v
ANALISIS ENGAGEMENT MELALUI KOMENTAR DI
INSTAGRAM WWF INDONESIA TERKAIT EARTH HOUR 2018
ABSTRAK
Oleh: Dian Pusptiasari
WWF Indonesia merupakan organisasi non-profit yang hadir sejak tahun
2007. Organisasi yang beroperasi di bidang perlindungan ekosistem ini
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menggunakan media sosial Instagram
untuk mengajak masyarakat agar ikut serta dalam Earth Hour 2018. Ajakan WWF
Indonesia mendapatkan berbagai respon masyarakat dalam bentuk komentar yang
ditulis pada kolom komentar akun Instagram WWF Indonesia. Penelitian ini
melakukan analisis isi terhadap komentar di Instagram dengan menghubungkannya
dengan konsep hierarchy of engagement yang dicetuskan oleh Evans dan Cothler
(2014, h. 10) yang menjelaskan mengenai tahap-tahap engagement pada media
sosial. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan
metode analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif dilakukan dengan komentar-
komentar yang menjadi objek penelitian disegmentasikan ke dalam coding frame
sesuai dengan kategorinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap engagement
advocate sudah dicapai oleh WWF Indonesia, namun tahap consume masih menjadi
tahap yang dominan. Konten yang dibentuk oleh WWF Indonesia juga memberikan
pengaruh terhadap engagement dari segi format penulisan, tone, konteks, timing,
dan repetition.
Kata Kunci: Analisis Konten, Hierarchy of Engagement
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
vi
ENGAGEMENT ANALYSIS FROM WWF INDONESIA
INSTAGRAM’S COMMENTS ABOUT EARTH HOUR 2018
ABSTRACT
By: Dian Puspitasari
WWF Indonesia is a non-profit organization that was created in 2007. This
organization that operates in ecosystem protection sector utilizing technological
advance and use social media Instagram to invite community to participate in Earth
Hour 2018. This invitation got many variant responds from netizen in the shape of
comments that was left behind in WWF Indonesia’s Instagram. This research
conducted by doing a content analyzing to the comments in Instagram and connect
it with hierarchy of engagement concept that was published by Evans and Cothrel
(2014, h. 10), which explain the engagement’s steps in social media. The research
was conducted with qualitative descriptive technique and qualitative content
analysis method. Qualitative content analysis was conducted with the comments
being segmented into coding frame and was matched to each category. The result
shows that WWF Indonesia already reach the advocate engagement but consume
engagement still dominate. The content that WWF Indonesia created also give
effects to engagement in terms of format, tone, context, timing, and repetition.
Keywords: Content Analysis, Hierarchy of Engagement
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.…….…….…….…….…….…….…….…….…….…….…i
HALAMAN PERNYATAAN.…….…….…….…….…….…….…….…….…..ii
HALAMAN PENGESAHAN...…….…….…….…….…….…….…….…….…iii
KATA PENGANTAR.…….…….…….…….…….…….…….…….…………..iv
ABSTRAK……………………………...…….…….…….…….…….………….v
ABSTRACT.…….…….…….…….…….…….…….…….……………………vi
DAFTAR ISI.…….…….…….…….…….…….…….…….………………..…vii
DAFTAR GAMBAR.…….…….…….…….…….…….…….…….…………...x
DAFTAR TABEL.…….…….…….…….…….…….…….…….……………..xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang….…….…….…….…….…….…….…………………1
1.2 Rumusan Masalah….…….…….…….…….…….…….……………. 11
1.3 Pertanyaan Penelitian….…….…….…….…….…….…….………… 11
1.4 Tujuan Penelitian….…….…….…….…….…….…….……………...12
1.5 Kegunaan penelitian….…….…….…….…….…….…….…………..12
1.5.1 Kegunaan Akademis….…….…….…….…….………….....12
1.5.2 Kegunaan Praktis….…….…….…….…….………………..12
1.5.3 Kegunaan Sosial….…….…….…….…….………………...12
1.6 Keterbatasan Penelitian…….…….…….…….…….………………...13
BAB II KERANGKA PEMIKIRIAN
2.1 Penelitian Terdahulu….…….…….…….…….………………...........14
2.1.1 “Where Does My Money Go? How Online Comments on a
Donation Campaign Influence the Perceived Trustworthiness of
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
viii
a Nonprofit Organization” (oleh Christian
Wiencierza,Katharina Gisela Poppela, dan Ulrike Rottgera)....15
2.1.2 “Analysing Engagement Towards the 2014 Earth Hour
Campaign in Twitter” (oleh Miriam Fernandez, Gregoire Burel,
Harith Alani, dan Lara)……………………………………….17
2.1.3 Matriks Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu………...18
2.2 Teori atau Konsep yang Digunakan…………………………………..21
2.2.1 Kampanye Public Relations….……………………..………..21
2.2.2 Online Public Relations……………………………………...24
2.2.3 Engagement Melalui Media Sosial……………..……………30
2.2.4 Instagram……………..……….……………..………………41
2.2.5 Organisasi Non-Profit……………..……….……………..….46
2.3 Alur Penelitian……………..……….……………..…………………49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian……………..……….……………..…………...51
3.2 Jenis dan Sifat Penelitian....…………..……….……………..………53
3.3 Metode Penelitian……………..……….……………..……………....56
3.4 Unit Analisis……………..……….……………..…………………....59
3.5 Teknik Pengumpulan Data……………..……….……………..……..62
3.6 Keabsahan Data……………..……….……………..………………...63
3.7 Teknik Analisis Data……………..……….……………..…………...65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian……………..………67
4.1.1 WWF Indonesia……………..……….……………..………….67
4.1.2 Earth Hour 2018……………..……….……………..…………72
4.1.3 Instagram WWF Indonesia……………..……………………...75
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
ix
4.2 Hasil Penelitian……………..……….……………..………………...77
4.2.1 Kategorisasi Konsep……………..……….……………..……...77
4.2.2 Coding Frame……………..……….……………..……………81
4.3 Pembahasan……………..……….……………..…………………….84
4.3.1 Consume……………..……….……………..……….…………84
4.3.2 Create……………..……….……………..…………………….85
4.3.3 Curate……………..……….……………..…………………….88
4.3.4 Advocate……………..……….……………..………………….91
4.4 Faktor yang Memengaruhi Engagement……..……….……………...93
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.……………..……….……………..……………………..114
5.2 Saran.……………..……….……………..………………………….116
5.2.1 Saran Akademis………………………….……..…………….116
5.2.2 Saran Praktis……………………………....……….………….117
DAFTAR PUSTAKA……..………..………..………..………..….…………..118
LAMPIRAN
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pengguna Internet di Indonesia………………………………………2
Gambar 1.2 Media Sosial yang Digunakan Masyarakat Indonesia……………….4
Gambar 1.3 Frekuensi Penggunaan Internet oleh Masyarakat Indonesia…………4
Gambar 1.4 Pengguna Instagram di Indonesia……………………………………7
Gambar 1.5 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Youtube…………………………...9
Gambar 1.6 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Facebook.……………………….10
Gambar 1.7 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Instagram ………………………10
Gambar 2.1 Hierarchy of Engagement.………………………………………….34
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………………….50
Gambar 4.1 Evolusi Logo WWF……………………………………………...…69
Gambar 4.2 Akun Instagram WWF Indonesia……………………………..……76
Gambar 4.3 Konten 26 Februari 2018……………………………………………93
Gambar 4.4 Konten 19 Maret 2018……………………………………………....97
Gambar 4.5 Konten 21 Maret 2018……………………………………………....99
Gambar 4.6 Konten 22 Maret 2018……………………………………………..101
Gambar 4.7 Konten 23 Maret 2018……………………………………………..103
Gambar 4.8 Konten 27 Maret 2018……………………………………………..105
Gambar 4.9 Konten 28 Maret 2018……………………………………………..107
Gambar 4.10 Konten 29 Maret 2018…………………………………………....108
Gambar 4.11 Konten 30 Maret 2018……………………………………………110
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
xi
Gambar 4.12 Konten 2 April 2018……………………………………………...112
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu………………….18
Tabel 4.1 Kategorisasi Konsep…………………………………………………..81
Tabel 4.2 Hasil Coding Frame Konten Foto……………………………………..82
Tabel 4.3 Hasil Coding Frame Konten Video………………………………...…83
Tabel 4.4 Hasil Coding Frame Keseluruhan…………………………………..…84
Tabel 4.5 Kategori Komentar Pada Konten 26 Februari 2018…………………...94
Tabel 4.6 Kategori Komentar Pada Konten 19 Maret 2018……………………...97
Tabel 4.7 Kategori Komentar Pada Konten 21 Maret 2018……………………...99
Tabel 4.8 Kategori Komentar Pada Konten 22 Maret 2018…………………….101
Tabel 4.9 Kategori Komentar Pada Konten 23 Maret 2018…………………….103
Tabel 4.10 Kategori Komentar Pada Konten 27 Maret 2018…………………...105
Tabel 4.11 Kategori Komentar Pada Konten 28 Maret 2018…………………...107
Tabel 4.12 Kategori Komentar Pada Konten 29 Maret 2018…………………...109
Tabel 4.13 Kategori Komentar Pada Konten 30 Maret 2018…………………...110
Tabel 4.14 Kategori Komentar Pada Konten 2 April 2018……………………..112
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi
terus berkembang dan menjadi semakin canggih dengan fitur-fitur terbaru
serta modifikasi lainnya. Teknologi yang semakin maju ini mempermudah
masyarakat Indonesia melaksanakan kegiatan sehari-harinya, terutama
semenjak hadirnya internet. Internet digunakan untuk berbagai hal, seperti
mencari informasi global, berkomunikasi jarak jauh, berjualan online,
mencari gambar atau video sebagai hiburan, bermain game online, dan lain
sebagainya. Kehadiran internet dan juga teknologi yang semakin canggih
ini menimbulkan fenomena baru, di mana para pengguna gadget sulit untuk
memisahkan dirinya dari gadget mereka masing-masing.
Salah satu pihak yang merupakan ahli mengenai keadaan pengguna
internet di Indonesia adalah Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia
(APJII). Selain menyediakan akses internet, APJII juga memiliki data hasil
survei yang dilakukan setiap tahunnya untuk mendapatkan informasi
mengenai bagaimana perkembangan internet di Indonesia. Data survei
dilampirkan dalam berbagai macam bentuk, seperti presentasi, data statistik,
dan lain sebagainya. Melalui hasil data survei APJII yang terbaru pada tahun
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
2
2017, didapatkan data bahwa pengguna internet di Indonesia kian
meningkat dari tahun 1998 dengan jumlah pengguna sebesar kurang lebih
500.000 jiwa, hingga pada tahun 2017 mencapai angka 143,26 juta jiwa
menggunakan akses internet. Dari total populasi penduduk Indonesia
sebanyak 262 juta, 54,68%-nya merupakan pengguna internet aktif.
Gambar 1.1 Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: Data survei APJII 2017
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
3
“Dalam survei ini, APJII menggunakan 2.500 responden
dengan dengan margin of error kurang lebih 1,96% dan level of
condifence 95%. Pengumpulan data ini melalui wawancara dengan
bantuan kuesioner. Responden berasal dari enam wilayah Indoensia,
yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan
Maluku Papua. APJII menggunakan metodologi multi stage cluster
sampling, yakni urban, rural-urban, dan rural. Survei dengan
metodologi ini diklaim bisa mengetahui persoalan yang dihadapi
terkait penetrasi Internet di Indonesia.” Kartini (2018, para. 13).
Selain APJII, organisasi yang juga beroperasional di bidang
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi adalah We Are Social. We
Are Social merupakan agensi global asal Amerika yang bergerak di bidang
penelitian mengenai generasi Z dan juga teknologi informasi dan
komunikasi yang semakin canggih dengan tujuan membantu masyarakat
dalam memanfaatkan informasi mengenai kedua hal tersebut dalam bisnis
maupun studi. Agensi ini juga menyediakan ide-ide kreatif dan juga hasil
data riset yang menunjukkan bahwa di era modern sekarang, penggunaan
perangkat digital semakin meningkat dan mendominasi kegiatan sehari-hari
manusia sehingga ide yang disampaikan agensi ini merupakan bagaimana
memanfaatkan fenomena di mana digital sangat memengaruhi aktivitas
masyarakat Indonesia sekarang ini.
Berdasarkan data riset We Are Social pada Januari 2018, ditemukan
bahwa media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia diraih oleh
Youtube, dengan 43% masyarakat Indonesia mengaksesnya. Peringkat
kedua diduduki oleh media sosial milik Mark Zuckerberg, di mana 41%
masyarakat Indonesia menggunakan Facebook, yang kemudian disusul
dengan penggunaan Whatsapp oleh 40% masyarakat Indonesia, dan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
4
Instagram menempati posisi ke-4 dengan angka mencapai 38%.
Penggunaan media sosial menjadi tren masyarakat Indonesia, yang kian
melebur menjadi aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data We Are Social,
terbilang bahwa 79% pengguna aktif internet mengakses internet mereka
setiap harinya, dan hanya 1% yang mengakses internet kurang dari sekali
dalam satu bulan
Gambar 1.2 Media Sosial yang Digunakan Masyarakat Indonesia
Sumber: We Are Social
Gambar 1.3 Frekuensi Penggunaan Internet oleh Masyarakat Indonesia
Sumber: We Are Social
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
5
Melalui data-data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa sebagian
besar masyarakat Indonesia hampir selalu terikat dengan internet dan juga
media sosial sebagai media hiburan dan komunikasi mereka. Tidak hanya
menerima saja, namun masyarakat Indonesia yang sudah semakin terdidik
juga memiliki kemampuan untuk bersikap skeptis dan selektif, di mana
mereka dapat memilih konten apa saja yang ingin dikonsumsi sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya. Adanya internet membuat masyarakat
Indonesia menjadi semakin mudah untuk mengetahui informasi yang
mereka butuhkan dan gemari maupun hal-hal yang di luar jangkauan
mereka.
Melihat perkembangan teknologi ini, salah satu organisasi non-
profit internasional yang sudah berdiri sejak 1961, yakni World Wild Fund
for Nature (WWF) memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk
berkomunikasi dengan masyarakat. Organisasi nirlaba yang bergerak di
bidang pelestarian alam dan lingkungan. WWF pertama kali berdiri pada
April 1961 di Switzerland dan memperluas organisasinya ke berbagai
belahan dunia, termasuk Indonesia. WWF Indonesia pertama kali hadir pada
tahun 1962 dan sudah melakukan berbagai kegiatan pelestarian ekosistem
bumi serta perlindungan binatang dan tanaman langka. Salah satu kampanye
tahunan yang rutin dilaksanakan oleh WWF sejak tahun 2007 adalah Earth
Hour, di mana organisasi mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk
mematikan lampu selama satu jam ataupun listrik tak terpakai guna
menghemat sumber daya listrik demi kelangsungan hidup bumi dan juga
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
6
kesejahteraan manusia. Kampanye ini dilakukan sebagai usaha untuk
mengingatkan masyarakat agar menjadi penduduk yang ramah lingkungan
demi menjaga kelestarian alam semesta, serta mengedukasi bahwa listrik
yang digunakan secara berlebihan dapat memberikan pengaruh negatif
terhadap ekosistem bumi, di mana salah satunya perubahan iklim yang
ekstrem.
Kali ini, WWF Indonesia pun kembali melakukan Earth Hour yang
dilaksanakan pada 24 Maret 2018. WWF Indonesia mengajak masyarakat
untuk turut serta berpartisipasi dalam Earth Hour dengan melakukan
pemadaman lampu atau listrik yang tidak digunakan selama satu jam dari
pukul 20.30 – 21.30 waktu setempat. Selain aktivitas mematikan lampu dan
listrik, WWF Indonesia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk ikut
serta dalam kegiatan berjalan kaki, berlari, atau bersepeda menggunakan
glow stick, atau baju yang menyala dalam kegelapan (glow-in-the-dark)
sebagai bentuk dukungan terhadap Earth Hour 2018 ini.
Dalam mengajak masyarakat Indonesia untuk mendukung dan juga
turut serta menjadi peserta Earth Hour, WWF Indonesia memanfaatkan
berbagai media untuk berkomunikasi dan mempersuasi penduduk
Indonesia, di mana salah satunya adalah penggunaan media sosial
Instagram sebagai bentuk online PR. Instagram merupakan media sosial di
mana para penggunanya berkomunikasi dengan mem-post foto atau video
untuk mendapatkan view, like, dan komentar dari para pengguna Instagram
lainnya. Instagram juga memiliki berbagai macam fitur lucu dan unik yang
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
7
menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan media
sosial ini.
Melalui data hasil survei yang dilakukan oleh We Are Social, jumlah
pengguna Instagram di Indonesia per-bulannya mencapai angka 53 juta,
yakni sekitar 20% dari total populasi Indonesia. Hasil survei juga
menunjukkan bahwa pengguna Instagram pria mencapai angka 51%, dan
pengguna Instagram wanita sebesar 49% dengan selisih 2%.
Gambar 1.4 Pengguna Instagram di Indonesia
Sumber: We Are Social
Media sosial yang meraih posisi keempat sebagai media yang paling
sering diakses oleh masyarakat Indonesia ini dimanfaatkan oleh WWF
Indonesia untuk mem-post berbagai konten dengan foto atau cuplikan video
singkat yang menarik untuk menginformasikan kegiatan WWF Indonesia
kepada masyarakat, serta mengedukasi masyarakat mengenai kegiatan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
8
pelestarian alam dan mengajak untuk turut serta mengikuti Earth Hour
2018. Namun, dengan sifat pengguna media sosial yang skeptis dan selektif,
sulit bagi WWF Indonesia untuk menciptakan konten yang dapat menarik
minat masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat Indonesia yang
kurang peduli terhadap alam dan yang tidak memiliki kepercayaan terhadap
organisasi WWF Indonesia.
Sehingga melalui kesempatan ini, peneliti melakukan penelitian
dengan menganalisis engagement dari kegiatan online PR yang dilakukan
oleh WWF Indonesia tersebut melalui analisis isi komentar-komentar yang
ditinggalkan pada Instagram WWF Indonesia mengenai kampanye Earth
Hour 2018. Mengetahui engagement melalui analisis isi komentar penting
untuk dilakukan karena komentar tersebut merupakan hasil atau efek dari
komunikasi pesan yang dilakukan oleh WWF Indonesia melalui konten
Instagram, sehingga dengan menganalisis komentar tersebut dapat
membantu WWF Indonesia mengetahui bagaimana masyarakat
menanggapi pesan tersebut serta menjadi salah satu evaluasi bagi WWF
Indonesia dalam mengemas pesan atau konten Instagram.
Media sosial Instagram dipilih sebagai media yang akan diteliti
karena akun Youtube dan Facebook WWF Indonesia kurang mendapatkan
atensi dari masyarakat Indonesia, yang terlihat dari jumlah respon yang
cukup kecil, di mana video ajakan Earth Hour 2018 yang di-post pada akun
Youtube Earth Hour Indonesia hanya dilihat oleh 13 orang saja. Ajakan
melalui Facebook yang merupakan media sosial paling sering diakses oleh
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
9
penduduk Indoensia kedua, post yang memiliki respon terbanyak hanya di-
like oleh 129 orang saja. Sedangkan Instagram yang menduduki posisi
keempat sebagai media sosial yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
berhasil menarik perhatian paling banyak dengan mendapatkan likes
sebanyak 2.788, sehingga media sosial Instagram lah yang akan diteliti.
Gambar 1.5 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Youtube
Sumber: Screenshot Akun Youtube Earth Hour Indonesia.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
10
Gambar 1.6 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Facebook
Sumber: Screenshot Akun Facebook WWF Indonesia.
Gambar 1.7 Ajakan Earth Hour 2018 melalui Instagram
Sumber: Screenshot Akun Instagram WWF Indonesia
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana engagement
yang dicapai WWF Indonesia melalui media sosial Instagram di mana
penelitian akan dilakukan dengan melakukan analisis terhadap komentar
masyarakat Indonesia pada konten WWF Indonesia terkait Earth Hour
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
11
2018, pada saat sebelum acara berlangsung hingga setelah acara selesai
digelar.
1.2 Rumusan Masalah
Media sosial Instagram memiliki kekuatan yang cukup kuat dalam
memengaruhi publik, sehingga WWF Indonesia memanfaatkan media
sosial ini untuk mengaplikasikan online PR dalam mengajak masyarakat
untuk mengetahui, mendukung, dan juga berpartisipasi dalam Earth Hour
2018. Foto dan video dipublikasikan semenarik mungkin sehingga
masyarakat yang tadinya tidak tertarik pun menjadi tergerak untuk
berpartisipasi dalam kampanye tersebut. Melalui media sosial Instagram
yang bersifat dua arah, komentar dari masyarakat Indonesia merupakan
respon terhadap konten Instagram atau efek dari komunikasi pesan yang
dilakukan oleh WWF Indonesia dan dari situ pula dapat terlihat sejauh mana
engagement-nya. Sehingga, peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Engagement Melalui Komentar di
Instagram WWF Indonesia Terkait Earth Hour 2018”.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Sejauh mana engagement Earth Hour 2018 dicapai oleh WWF
Indonesia melalui analisis komentar masyarakat di Instagram?
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
12
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana engagement Earth Hour 2018
dicapai oleh WWF Indonesia melalui analisis komentar masyarakat di
Instagram.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Akademis
Secara akademis, penelitian ini dapat menambahkan
wawasan mengenai pengelompokan komentar masyarakat ke dalam
konsep engagement dan menjadi pedoman untuk penelitian
selanjutnya yang serupa
1.5.2 Kegunaan Praktis
Penelitian dapat berguna untuk menambahkan pengetahuan
mengenai respon masyarakat terhadap konten yang diberikan oleh
WWF Indonesia melalui Instagram terkait Earth Hour 2018
1.5.3 Kegunaan Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat membentuk gerakan sosial,
di mana masyarakat memiliki minat yang tinggi untuk ikut serta
dalam Earth Hour 2018 yang diselenggarakan oleh WWF
Indonesia.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
13
1.6 Keterbatasan Penelitian
1. Aktivitas online PR WWF Indonesia yang akan diteliti hanyalah
seputar kegiatan di media sosial Instagram terkait Earth Hour 2018
saja, dan tidak mencakup konten sehari-hari WWF Indonesia
ataupun Earth Hour yang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan
2. Dari berbagai media sosial yang dimiliki oleh WWF Indonesia,
peneliti hanya akan meneliti Instagram saja dikarenakan jumlah
respon yang kecil pada media sosial lainnya sehingga sulit untuk
melakukan penelitian di media sosial lainnya.
3. Instagram sebagai media yang dianalisis tidak menyediakan fitur di
mana publik dapat mengakses data mengenai jumlah view pada
konten foto, sehingga dalam menganalisis data pada Bab 4, peneliti
tidak dapat mengisi data mengenai jumlah consume masyarakat
terhadap suatu konten tertentu.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
14
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kegiatan mempelajari penelitian
serupa yang sudah pernah diteliti sebelumnya. Kegiatan ini memiliki peran
untuk membantu peneliti dalam mempelajari lebih dalam mengenai topik
penelitian, serta sebagai data pendukung dan juga referensi untuk
memperdalam pengetahuan perihal tema terkait. Penelitian terdahulu juga
membantu peneliti menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah
diteliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang merupakan kegiatan tinjauan
pustaka oleh Ardianto (2014, h. 37) meliputi pengidentifikasian secara
sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat
informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Menurut Ardianto (2014, h. 38), mempelajari penelitian sejenis
terdahulu memiliki lima fungsi, yaitu:
1. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk
penelitian yang direncanakan
2. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau
yang berhbungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Proses ini
menghindari pengulangan (duplication) yang tidak disengaja dari
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
15
penelitian-penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang
perlu diselidiki
3. Memberikan rasa percaya diri sebab melalui tinjauan pustaka semua
konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh
karena itu, kita menguasai informasi mengenai subjek tersebut
4. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi
dan sampel, instrumen pengumpulan data, serta perhitungan statistik
yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Jika
berhasil dalam tinjauan pustaka, hanya perlu membutuhkan
bimbingan sedikit dari pembimbing karena pertanyaan dapat
terjawab melalui tinjauan pustaka yang dilakukan pada tahap
penelitian
5. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan
penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan
dan kesimpulan kita.
Berikut penelitian sejenis terdahulu yang peneliti gunakan sebagai
referensi dan juga bantuan selama peneliti melakukan penelitian,
2.1.1 “Analysing Engagement Towards the 2014 Earth Hour Campaign
in Twitter” (oleh Miriam Fernandez, Gregoire Burel, Harith
Alani, dan Lara)
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
16
Penelitian terdahulu yang pertama dilakukan oleh
mahasiswa dari The Open University, UK pada tahun 2015.
Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana WWF Internasional
melakukan engagement terhadap publik melalui penerapan online
PR di media sosial Twitter terkait Earth Hour 2014. Keberhasilan
engagement dinilai dari tweeting, retweet, dan membalas (reply)
tweet tentang kampanye tersebut.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis kurang lebih 35
ribu tweets yang terkait dengan Earth Hour 2014. Tweets publik
yang sudah terkumpul pertama-tama dikategorikan sesuai dengan
berbagai macam segmen, seperti jumlah retweet terbanyak,
golongan usia, kompleksitas dan panjang konten, dan lain
sebagainya. Setelah tweets dikelompokan ke masing-masing
kategori, setiap kategori akan memiliki jenis tweets yang
mendapatkan engagement terbanyak oleh publik dan dari berbagai
tweets tersebut ditemukan ceruk pasar yang menjelaskan bahwa
konten yang memiliki engagement terbesar adalah konten yang
informasinya lengkap, pembawaan yang mudah dimengerti, dan
konten yang bernuansa positif. Hasil peneltiian ini diharapkan dapat
membantu pihak WWF untuk menciptakan konten yang lebih
menarik lagi dan berhasil menciptakan minat baca.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
17
2.1.2 “Where Does My Money Go? How Online Comments on a
Donation Campaign Influence the Perceived Trustworthiness of a
Nonprofit Organization” (oleh Christian Wiencierza, Katharina
Gisela Poppela, dan Ulrike Rottgera)
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 oleh tiga
mahasiswa dari University of Munster, Jerman. Penelitian dilakukan
untuk mengetahui apakah komentar di media online yang
ditinggalkan oleh publik di media sosial organisasi non-profit dapat
memengaruhi kepercayaan publik terhadap organisasi dan juga
reputasi organsiasi. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena
menurut ketiga peneliti ini organisasi non-profit sangat
mengandalkan reputasi dan juga trust agar terus mendapatkan
dukungan dari publik agar dapat terus beroperasi.
Penelitian dilakukan secara kuantitatif, di mana hipotesis
dari penelitian ini adalah bahwa komentar positif, negatif, netral, dan
bahkan tidak meninggalkan komentar pun akan memengaruhi
reputasi dan keterpercayaan organisasi yang dapat memengaruhi
kegiatan penggalangan dana yang diadakan. Penelitian dilakukan
dengan eksperimen dan pembagian kuesioner. Penelitian ini
membuahkan hasil bahwa komentar yang ditinggalkan oleh publik
memberikan pengaruh kepada reputasi dan rasa percaya kepada
perusahaan yang juga memengaruhi tindakan masyarakat untuk ikut
turut serta memberikan donasi atau tidak.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
18
2.1.3 Matriks Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu
Tabel 2.1
Matriks Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu
No Aspek
pembanding
Miriam
Fernandez,
Gregoire
Burel, Harith
Alani, dan
Lara.
The Open
University.
2015
Christian
Wiencierza,
Katharina
Gisela Poppela,
dan Ulrike
Rottgera.
University of
Munster.
2015
Dian
Puspitasari.
Universitas
Multimedia
Nusantara.
2018
1 Judul
Penelitian
Analysing
Engagement
Towards the
2014 Earth
Hour
Campaign in
Where Does My
Money Go? How
Online Comments
on a Donation
Campaign
Influence the
Perceived
Trustworthiness
of a Nonprofit
Organization
Analisis
Engagement
Melalui
Komentar di
WWF
Indonesia
Terkait Earth
Hour 2018
2 Tujuan
Penelitian
Mengetahui
bagaimana
pesan yang
disampaikan
melalui
Twitter terkait
Earth Hour
Mengetahui
bagaimana
komentar di
media online
terhadap
kampanye
penggalangan
Untuk
mengetahui
sejauh mana
engagement
Earth Hour
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
19
memengaruhi
publik
dana
mempengaruhi
kepercayaan
publik terhadap
organisasi
2018 dicapai
oleh WWF
Indonesia
melalui
analisis
komentar
masyarakat di
Instagram.
3 Teori yang
Digunakan
Public
Engagement
Strategic
Online
Communicatio
n
Trust
Reputation
Engagement
melalui Media
Sosial
4 Metode
Penelitian
Kualitatif Kuantitatif Kualitatif
5 Hasil
Penelitian
Konten yang
di-posting
melalui
Twitter WWF
Internasional
lebih
mendapatkan
respon dari
masyarakat
ketimbang
pengguna
Terbukti bahwa
komentar positif,
negatif, netral,
maupun tidak,
yang ditinggalkan
di media sosial
memengaruhi
tingkat
kepercayaan
publik dan
reputasi
Hasil
peneltiian ini
menemukan
bahwa Earth
Hour 2018
sudah
mencapai
tahap
advocate,
walaupun
tahap
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
20
akun Twitter
tersebut, di
mana konten
yang berhasil
menarik minat
baca publik
adalah konten
yang
informasinya
lengkap,
mudah
dimengerti,
dan bernuansa
positif.
perusahaan, di
mana tingkat
kepercayaan dan
reputasi
perusahaan
tersebut
memengaruhi
jumlah
penggalangan
dana yang
dilakukan.
consume
masih menjadi
tahap yang
dominan.
Selain itu
konten dan
juga waktu
posting
konten
memberikan
pengaruh
terhadap
engagement
dan respon
yang
diberikan
masyarakat.
6 Persamaan Yang diteliti adalah komentar pada media sosial
sebagai penerapan teknik online PR yang dilakukan
oleh organisasi non-profit
7 Perbedaan Penelitian
dilakukan
terhadap
media
sosial
WWF
Internasion
al
Penelitian
dilakukan secara
kuantitatif
dengan
eksperimen dan
pembagian
kuesioner
Penelitian
dilakukan untuk
mengetahui
Penelitian
dilakukan
terhadap
media sosial
WWF
Indonesia
Penelitian
dilakukan
untuk
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
21
Penelitian
dilakukan
untuk
mengetahui
engagemen
t terhadap
publik
Analisis
dilakukan
kepada
semua
tweet
terkait
Earth Hour
2014 yang
sudah
dikategoris
asikan
apakah
komentar publik
memengaruhi
kepercayaan dan
reputasi
terhadap
organisasi
mengetahui
sejauh mana
engagement
Earth Hour
2018
Analisis
dilakukan
kepada
komentar
seluruh post
WWF
Indonesia
terkait Earth
Hour 2018
Sumber: Olahan Peneliti
2.2 Teori atau Konsep yang Digunakan
2.2.1 Kampanye Public Relations
Public Relations merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menjalin hubungan baik dan mengubah persepsi publik melalui
komunikasi dua arah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat
berbagai cara dalam mengaplikasikan kegiatan komunikasi oleh
praktisi Public Relations, salah satunya adalah melalui kampanye
Public Relations. Kegiatan kampanye PR merupakan aktivitas
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
22
komunikasi untuk membujuk dan mempersuasi target kampanye
agar memiliki persepsi, sikap, dan perilaku sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pencetus kampanye yang diselenggarakan dalam
periode waktu tertentu.
Terdapat 5 komponen dalam kegiatan kampanye PR
(Ruslan. 2013, h. 28-35), yaitu:
1. Komunikator kampanye PR. Komunikator, atau praktisi PR
harus mampu menjelaskan atau menyampaikan kegiatan dan
program kerja kepada publiknya, sekaligus bertindak
sebagai mediator untuk mewakili organisasi terhadap publik.
Praktisi PR sebagai komunikator harus memiliki
kemampuan sebagai berikut,
a. Creator. Memiliki kreativitas dan menciptakan ide
atau gagasan cemerlang dalam berkomunikasi
b. Conseptor. Memiliki skill dalam penyusunan
program kerja kampanye PR
c. Problem Solver. Mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi, dinamis, solutif, dan proaktif dalam
menjalankan peranan PR, khususnya dalam
mengantisipasi gangguan dalam melaksanakan
perannya.
2. Pesan atau message adalah sesuatu yang harus disampaikan
kepada target kampanye yang merupakan ide, gagasan,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
23
informasi, aktivitas, atau kegiatan tertentu yang
dipublikasikan atau dipromosikan utnuk diketahui,
dipahami, dan dimengerti yang sekaligus diterima oleh
publiknya.
3. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan harus
sesuai dengan target kampanye untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
4. Komunikan atau publik yang menjadi target sasaran dalam
berkomunikasi secara langsung atau tidak
5. Efek atau dampak dari kampanye PR merupakan respon
setelah proses komunikasi berlangsung yang menimbulkan
umpan balik atau feedback.
Kegiatan kampanye PR dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, di mana menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson,
dan M. Dallas Burnett (dalam Ruslan. 2013, h. 37), terdapat 4 jenis
tujuan komunikasi kampanye PR dilaksanakan:
1. To secure understanding, agar target kampanye memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator
2. To establish acceptance, agar target kampanye menerima
atau setuju dengan pesan yang diberikan oleh komunikator
3. To motive action, agar target kampanye termotivasi untuk
bertindak sesuai dengan harapan komunikator
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
24
4. The goals which the communicator sought to achieve, agar
mencapai tujuan yang komunikator harapkan.
2.2.2 Online Public Relations
Kegiatan seorang praktisi PR berevolusi semenjak kehadiran
internet. Untuk dapat menjangkau publik, kegiatan PR berlanjut
dengan memanfaatkan media online dikarenakan masyarakat yang
sedang marak-maraknya menggunakan media online untuk
berkomunikasi, mengakses informasi, dan lain sebagainya.
Aktivitas ini disebut juga dengan online PR. Online Public Relations
adalah penerapan kegiatan PR dengan memanfaatkan media online.
Menurut Dasrun (2014, h. 96), media internet dimanfaatkan oleh PR
untuk membangun merek atau brand dan memelihara kepercayaan
publik. David Phillips dan Philip Young (2009, h. 269) menyatakan
bahwa kegiatan online PR perlu diterapkan akibat era yang sudah
berubah semenjak adanya internet dan kehadiran media sosial telah
mengubah kinerja seorang PR, terutama penyusunan strategi untuk
mendekatkan diri (approach) dengan target sasaran.
Salah satu alasan Online PR diterapkan adalah karena
internet kini sudah menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat, sesuai dengan pernyataan David
Phillips dan Philip Young (2009, h. 95) yang berbunyi, “Public
Relations Practitioner may be involved in online public relations
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
25
because the internet is important to people”. Penerapan online PR
dapat mempermudah praktisi PR untuk berkomunikasi dengan
publik, terlebih karena sifat internet yang memiliki konektivitas tak
terbatas sehingga mempermudah organisasi untuk melakukan
publikasi, mengetahui bagaimana persepsi publik, memantau isu-isu
terkini, melakukan monitoring terhadap kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh kompetitor, serta persuasi.
Menurut David Philips dan Philip Young (2009, h. 38), salah
satu elemen utama yang harus dimiliki dalam aktivitas online PR
adalah transparansi. Transparansi yang dimaksud adalah bersifat
terbuka, berkomunikasi, dan akuntabilitas yang dapat meningkatkan
kepercayaan publik terhadap perusahaan. Dalam menanamkan sikap
transparansi, perlu dipertimbangkan juga penggunaan platform atau
devices yang akan diakses oleh publik, channel komunikasi, dan
juga konten yang berkualitas dan menarik. Tidak hanya informasi
bersifat transparan saja, namun konten juga harus bersifat kaya
(richness) dan terjangkau (reach) oleh target sasaran.
Membentuk konten yang menarik merupakan salah satu
strategi untuk mengalahkan kompetitor di dunia online, yaitu agar
informasi terkait perusahaan sendiri lebih banyak diakses ketimbang
informasi mengenai perusahaan kompetitor. Salah satu cara
meningkatkan kekayaan konten adalah dengan menambahkan
gambar, video, diagram, suara, musik, dan lain sebagainya dengan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
26
memanfaatkan kecanggihan teknologi sesuai kebutuhan. Hal ini
sangat berbeda dengan membentuk konten iklan, di mana definisi
’kaya’ dalam konten iklan adalah untuk meningkatkan penjualan
demi mendapatkan keuntungan. Sedangkan konten yang ‘kaya’
dalam online PR adalah untuk membangun kepercayaan dan
menjaga hubungan baik dengan publik. Konten juga harus dapat
memberikan jawaban dari apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh
publik sehingga konten tersebut akan dicari oleh publik.
Menurut Duhe (2007, h. 29), salah satu kelebihan yang
dimiliki dalam melaksanakan online PR adalah meningkatnya
partisipasi publik. Dengan konten yang menarik dan forum
komunikasi yang luas dan interaktif, internet memberikan
keuntungan bagi organisasi, di mana masyarakat menjadi lebih
terbuka dan mudah dijangkau. Tingkat partisipasi masyarakat
terhadap konten yang dibentuk oleh organisasi juga meningkat,
terlebih dengan masyarakat yang kini lebih sering menggali
informasi atau menyampaikan pendapatnya di media sosial yang
dapat membantu organisasi dalam memahami apa yang dibutuhkan
atau diinginkan oleh publik. Partisipasi publik di sini dapat dalam
bentuk dukungan, komentar kritik maupun pujian, membagikan
informasi ke rekan, ikut serta dalam kegiatan yang dibentuk
organisasi, dan respon lainnya yang merupakan efek dari kegiatan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
27
online PR tersebut. seperti halnya pernyataan Duhe (2007, h. 27)
yang berbunyi,
“Scholars and practitioners have embraced the move toward
more interactive web sites, discussion forums, and blogs to
communicate with publics, further exploration of the ontological
status of public participation is required to adequately segment,
assess, and communicate with online publics.”
Aktivitas yang termasuk ke dalam kegiatan online PR
menurut Onggo (2004. dalam Dasrun. 2014, h. 98) adalah sebagai
berikut:
1. E-mail
Surat elektronik dapat membangun maupun
meruntuhkan reputasi. Jatuhnya reputasi perusahaan dapat
terjadi apabila menggunakan cara penulisan e-mail yang
salah ataupun terlalu lama dalam menjawab pertanyaan.
Salah satu membuat pesan menjadi efektif yaitu dengan
mencantumkan subject e-mail yang singkat namun menarik
untuk menggoda minat baca
2. Newsletter Elektronik (Ezine)
Majalah elektronik atau yang biasa disebut dengan
ezine biasanya berisikan berbagai macam artikel dan solusi
bagi pembacanya. Ezine yang kini sedang populer adalah
yang dikirim melalui e-mail. Ezine memiliki fungsi sebagai
majalah berbasis web, namun hanya artikel atau kolom
tertentu saja yang akan ditampilkan. Beberapa majalah
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
28
elektronik berbasis web mengharuskan pembaca menjadi
pelanggan (subscribe) jika ingin membaca artikel lebih
lengkap. Ezine biasanya lebih content-oriented dan
pembacanya lebih targeted.
3. Blog
Blog adalah sejenis manajemen konten yang
memudahkan siapa saja untuk mempublikasikan tulisan-
tulisan pendek yang dinamakan post. Blog bukanlah tempat
yang tepat untuk menyebarkan siaran pers bagi perusahaan,
namun blog lebih bersifat konversasional (percakapan
interaktif). Blog biasanya memiliki kolom komentar untuk
diisi oleh pembacanya, di mana sebisa mungkin perusahaan
yang mengelola sebuah blog harus memberikan respon
dengan cepat terhadap komentar yang diberikan, baik
komentar tersebut bernada negatif ataupun positif.
4. Twitter dan Microblogging
Microblogging adalah bentuk blogging yang
membatasi banyaknya jumlah konten pada setiap post-nya,
di mana salah satunya adalah Twitter. Twitter termasuk salah
satu media yang mudah dikelola karena hanya memerlukan
waktu yang singkat untuk membentuk suatu konten
5. Facebook
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
29
Perusahaan dapat membuat profil yang terbuka untuk
publik di saluran Facebook. Para pengguna media sosial
tersebut dapat saling terhubung melalui halaman Facebook
dan dapat memantau aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi. Facebook juga dapat digunakan untuk
memberikan pesan terbuka, berita kegiatan perusahaan, foto
dokumentasi, dan lain sebagainya.
6. Youtube
Media sosial dengan konten video ini merupakan
media yang memiliki peran cukup besar dalam memengaruhi
audiens melalui video pendek yang dikemas secara menarik
7. Wire Service
Merupakan layanan kepada publik yang
menyediakan berbagai informasi tentang perusahaan yang
dapat diakses oleh publik. Wire service dapat berupa situs
perusahaan, di mana terdapat berbagai informasi seperti
profil perusahaan, bagian info produk, layanan, kegiatan,
dan lain sebagainya.
Online PR juga memiliki karakteristik yang
membedakannya dari media konvensional (Dasrun. 2014, h. 107),
antara lain:
1. Direct Feedback
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
30
Perusahaan dapat memberikan respon yang cepat dan
langsung sehingga semua permasalahan dan pertanyaan dari
publik dapat diberikan respon dengan cepat pula
2. Peluang bersaing
Internet tidak mengenal jarak dan ruang, sehingga
setelah perusahaan terhubung ke dunia online, maka jutaan
masyarakat dapat menerima informasi yang disampaikan
oleh semua perusahaan, termasuk kompetitor
3. Terjadinya komunikasi dua arah
Interaktivitas dengan publik dapat membantu
perusahaan dalam mengetahui keinginan dan kebutuhan dari
publik tersebut serta mengelola hubungan yang kuat dengan
para stakeholder
4. Hemat
Organisasi tidak perlu menyiapkan anggaran yang
besar karena internet dapat mudah didapatkan dan juga
murah, beda halnya dengan media konvensional, seperti
televisi, di mana selain prosesnya yang lama, biaya juga
relatif lebih besar.
2.2.3 Engagement Melalui Media Sosial
Salah satu manfaat penggunaan media sosial oleh praktisi
Public Relations adalah untuk meningkatkan engagement.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
31
Engagement menurut Kerpen (2011, h. 65) adalah di mana suatu
organisasi atau perusahaan benar-benar tertarik untuk memahami
apa yang publik inginkan, di mana perusahaan harus bersikap aktif
untuk mendapatkan respon atau feedback dari publik dengan
kepercayaan bahwa respon tersebut merupakan informasi penting
yang dapat membuat organisasi menjadi lebih baik lagi. Dalam
menerapkan online PR, engagement dilakukan dengan organisasi
berusaha menjangkau publik dan membangun koneksi untuk
mendapatkan partisipasi publik dengan tetap mengutamakan visi
misi, tujuan, dan juga value organisasi. Dalam melaksanakan
kegiatan engagement, seorang praktisi PR tidak bisa merasa terpaksa
karena hal tersebut merupakan kewajibannya dalam bekerja, namun
praktisi tersebut harus memiliki komitmen untuk mengenal publik
lebih dalam. Yang dimaksud dengan berkomitmen yaitu di mana
praktisi PR memiliki rasa ketertarikan yang besar untuk mengetahui
bagaimana cara pandang publik, apa yang diinginkan publik, apa
yang dirasakan publik, dan membentuk koneksi serta relasi yang
kuat sebagai tujuan melakukan engagement tersebut.
Selain membentuk konektivitas, menurut Kerpen (2011, h.
67) engagement juga dilakukan untuk membangun kepercayaan
(trust) dan loyalitas (loyalty) publik terhadap organisasi. Dengan
mencari tahu apa yang dibutuhkan publik serta menghargai
partisipasi yang dilakukan oleh publik, kepercayaan dan loyalitas
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
32
publik terhadap organisasi juga akan tumbuh dan berkembang.
Selain bersifat aktif dan tertarik terhadap pendapat publik,
percakapan yang tidak memaksakan atau mendorong informasi
terkait produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi juga
memainkan peran yang penting dalam meningkatkan rasa percaya
dan loyalitas publik. “Those companies that talk at their customers
are less likely to create followers, while those who engage
consumers find they will be part of the conversation for life”
(Kerpen. 2011, h. 64).
Manfaat dari meningkatkan engagement menurut Kerpen
(2011, h. 68) antara lain:
1. Membantu menjawab pertanyaan dari orang lain
Publik yang sudah mencapai tahap engagement yang
tinggi cenderung akan mengenal organisasi lebih dalam
ketimbang publik yang belum memiliki kedekatan yang erat
dengan organisasi. Dalam hal ini, publik yang belum
mengenal organisasi bisa saja melontarkan pertanyaan yang
sebelumnya sudah ditanyakan atau yang berbunyi sarkastik
di media sosial organisasi. Publik dengan tahap engagement
yang tinggi akan secara sukarela membantu menjawab
pertanyaan tersebut dan secara tidak sadar berusaha
mengubah persepsi publik dari yang negatif menjadi positif
2. Mendukung organisasi apabila mendapatkan kritikan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
33
Salah satu dampak positif yang didapatkan oleh
organisasi dengan adanya engagement terhadap publik
adalah mendapatkan dukungan dari publik. Dukungan ini
dapat membantu organisasi pada saat menerima kritikan
ataupun mengalami krisis yang dapat mencemarkan nama
baik. Publik dapat membantu memberikan testimoni positif
terkait organisasi yang dapat memberikan dampak yang
sangat sifnifikan. Hal ini dikarenakan pada saat organisasi
sedang dikritik, ucapan pembelaan yang dilontarkan oleh
organisasi cenderung tidak mendapatkan kepercayaan penuh
dari masyarakat, sehingga pihak ketiga, yaitu publik dapat
membantu menyuarakan hal-hal positif terkait organisasi
yang dapat meredakan komentar negatif dari masyarakat
3. Memperluas cakupan stakeholder
Tidak hanya mendukung organisasi saat menerima
kritikan, namun publik yang sudah mencapai tahap
engagement yang tinggi juga memiliki pengaruh yang sangat
kuat dalam memperluas cakupan stakeholder organisasi
melalui word-of-mouth. Dalam hal ini, publik yang sudah
percaya dengan organisasi cenderung akan
merekomendasikan organisasi tersebut kepada keluarga dan
rekan kerjanya yang dapat memperluas stakeholder
organisasi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
34
4. Meningkatnya reputasi dan juga visibilitas organisasi
Testimoni positif dan juga word-of-mouth akan
meningkatkan reputasi dan visibilitas organisasi di mata
publik secara positif juga.
Menurut Evans dan Cothrel (2014, h. 10), engagement
memiliki tahap-tahap yang dibentuk ke dalam hierarchy of
engagement sebagai berikut,
Gambar 2.1 Hierarchy of Engagement
Sumber: Evans dan Cothrel, 2014, h. 10
1. Consume
Tahap dasar atau fondasi dalam kegiatan engagement
adalah consume. Konsumsi di sini memiliki arti bahwa
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
35
publik membaca, mengunduh, menonton, ataupun
mendengar konten di media sosial. Kegiatan konsumsi ini
merupakan awal dari semua kegiatan online yang dilakukan
oleh publik di dunia internet. Banyak orang mengatakan
bahwa kegiatan browsing adalah aktivitas yang tidak berarti
di media sosial. Namun bagi seseorang yang membentuk
akun media sosial untuk bisnis atau mendapatkan dukungan
publik, maka kegiatan browsing yang dilakukan oleh publik
sangatlah berarti. Media sosial yang digunakan untuk
menjual produk atau meningkatkan citra brand
membuktikan bahwa semakin banyaknya orang yang
browsing atau viewing konten yang dibentuk lah yang
menimbulkan peningkatan penjualan dan jumlah klik pada
iklan atau promosi di media sosial. Faktanya, pengguna
media sosial yang tidak/jarang menciptakan konten justru
menggunakan media sosial mereka untuk membeli,
mempelajari, mencaritahu tentang suatu yang mereka
gemari.
2. Creation
Create memiliki arti bahwa organisasi harus
membentuk konten yang dapat memicu kontribusi publik
untuk membentuk suatu konten sendiri. Yang dimaksud
adalah konten harus memiliki sesuatu yang dapat diberikan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
36
respon oleh publik. Salah satu contohnya, yaitu konten yang
memunculkan ketertarikan untuk masyarakat mengetahui
lebih lanjut sehingga meninggalkan komentar, ajakan meng-
upload foto dengan hashtag tertentu, dan sebagainya. Dalam
membentuk konten semacam ini, poin yang paling penting
untuk mendapatkan partisipasi publik adalah pertanyaan atau
ajakan yang hanya perlu direspon dengan sesuatu yang
simple. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana
mengajak orang yang baru pertama kali melakukan kegiatan
seperti ini, di mana salah satu solusinya adalah dengan
organisasi membahas topik yang general, di mana semua
orang paham dan dapat berpartisipasi ke dalamnya.
3. Curation
Curation adalah tahap di mana publik sudah sampai
pada tahap engagement yang cukup erat dengan organisasi.
Publik di tahap curation akan memberikan rating dan
komentar terhadap konten yang dibentuk oleh orang lain
terkait organisasi, salah satu contohnya adalah ketika
seseorang meninggalkan komentar yang bersifat menilai
atau mengkritisi komentar orang lain di komentar orang lain
tersebut atau terhadap seseorang yang melakukan product
review. Ketika seseorang membentuk konten berupa product
review, pastinya orang tersebut memiliki harapan bahwa
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
37
kontennya dapat menjadi pertimbangan pemilihan keputusan
oleh pembacanya untuk menggunakan produk/jasa tersebut
atau tidak. Namun, penilaian terhadap produk pastinya
berbeda-beda bagi tiap orang tergantung kebutuhan masing-
masing. Di sinilah publik yang sudah menduduki tahap
curation memainkan peran yang sangat penting, di mana
publik dapat meninggalkan komentar di konten product
review tersebut yang juga dijadikan pertimbangan oleh
masyarakat mengenai bagaimana mereka akan menilai
produk maupun organisasi yang bergerak di belakangnya.
4. Advocacy
Puncak dari tahap engagement adalah advocate.
Advokasi adalah di mana publik melakukan co-creating,
merekomendasikan, dan membela suatu brand. Advokasi
adalah kegiatan di mana seseorang memengaruhi orang lain
agar menyukai dan menggunakan produk atau jasa yang
disediakan oleh organisasi. Kegiatan yang dilakukan oleh
publik apabila sudah mencapai tahap ini adalah word-of-
mouth mengenai hal-hal positif organisasi. Untuk mencapai
tahap hubungan ini pastinya sangatlah sulit. Berdasarkan Net
Promoter Score (NPS), seseorang yang merekomendasikan
suatu organisasi ke orang lain merupakan salah satu metode
pengukuran kepuasan publik terhadap organisasi.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
38
Selain word-of-mouth, tahap advokasi juga
mencakup kegiatan di mana publik ingin berpartisipasi
dalam kegiatan bisnis organisasi. Publik akan
memberitahukan organisasi apabila organisasi tidak seperti
biasanya yang menjunjung standar yang tinggi. Publik juga
akan menyarankan untuk organisasi tidak hanya
menyelesaikan masalah individual saja, namun juga
memperbaikinya untuk keuntungan semua pihak. Dalam
tahap advokasi publik juga melihat dirinya sebagai partner
dan ingin bekerja dengan organisasi (co-create) agar
operasional organisasi berjalan dengan baik.
Meningkatkan engagement publik melalui media sosial
dilakukan dengan mem-post konten ke dalam media sosial tersebut.
Menurut Santoso, Imam, dan Satria (2017, h. 50), konten post bisa
berdampak pada online engagement yang diwakili oleh like dan
komentar. David Phillips dan Philip Young (2009, h. 174)
mengemukakan terdapat 4 elemen yang harus dimiliki oleh suatu
konten agar masyarakat menjadi tertarik dengan konten tersebut,
antara lain:
1. Yang pertama adalah informasi. Konten yang dianggap
menarik adalah ketika konten memiliki informasi sesuai
dengan kebutuhan pembaca, seperti informasi mengenai
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
39
dunia yang luas ini, mencari saran untuk memecahkan
masalah pribadi, atau informasi untuk memenuhi kepuasan
masing-masing
2. Yang kedua adalah personal identity. Elemen ini
menyatakan bahwa seseorang akan tertarik untuk membaca
konten yang sesuai dengan identitas dirinya. Yang dimaksud
adalah ada yang membentuk konten di mana semua orang
memiliki relevansi personal terhadap konten tersebut, namun
ada juga yang membentuk konten yang hanya memiliki
relevansi kepada beberapa orang tertentu, di mana kedua
konten ini digolongkan menjadi konten personal, dan
profesional.
3. Yang ketiga adalah konten dapat memicu terjadinya
partisipasi masyarakat ketika konten berintegrasi dengan
kebutuhan pembacanya, terdapat pernyataan yang
memunculkan interaksi, dan menimbulkan adanya rasa sense
of belonging
4. Dan yang terakhir adalah konten yang bersifat menghibur, di
mana menurut David Phillips dan Philip Young, salah satu
hal yang dicari masyarakat melalui media sosial adalah
kenikmatan dan kesenangan.
Menurut (Gregory. 2000, h. 114-115), penampilan dan
pengemasan pesan melalui konten online PR memiliki beberapa
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
40
aspek penting yang dapat memengaruhi tingkat keseriusan
masyarakat dalam mengonsumsi informasi tersebut, yaitu:
1. Format
Pengemasan pesan secara menarik, seperti adanya
gambar, font tulisan, dan lain sebagainya harus disesuaikan
dengan topik informasi
2. Tone
Pemilihan kata dan bahasa yang tepat perlu
diperhatikan agar sesuai dengan suasana atau style sesuai
dengan informasi yang komunikator ingin sampaikan
3. Context
Suatu pesan disampaikan harus pada konteks yang
tepat agar tidak menciptakan perspektif lain di luar tujuan
komunikasi
4. Timing
Waktu yang tepat juga memainkan peran yang vital.
Gregory memberikan contoh bahwa tidak ada gunanya
sebuah perusahaan menginformasikan tawaran menarik
spesial Hari Raya Natal, apabila informasi tersebut
dipublikasikan setelah tanggal 25 Desember terlewatkan.
5. Repetiion
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
41
Pengulangan komunikasi pesan memiliki
kemungkinan besar pesan tersebut akan didengar dan
diterima
2.2.4 Instagram
Semenjak kehadiran ponsel, berbagai aplikasi diproduksi
oleh para ahli untuk mempermudah kegiatan pengguna ponsel
sehari-hari. Dari berbagai macam jenis aplikasi, salah satunya
adalah Instagram. Instagram diciptakan pada tahun 2010 oleh Mike
Krieger dan Kevin Systorm sebagai aplikasi berbagi foto (photo-
sharing application). Menurut kedua pencipta, tujuan Instagram
dibentuk adalah agar orang-orang dapat membagikan cerita
kehidupannya melalui foto yang diunggah secara instan dan dari
mana saja. Ide nama “Instagram” sendiri muncul dari kombinasi
kata “instant” dan ”telegram”, dua kata yang menjelaskan secara
singkat mengenai fungsi dari Instagram itu sendiri. Instagram
merupakan salah satu media sosial ternama di mana pengguna
Instagram dapat saling berinteraksi melalui foto atau video yang di-
post ke dalam media sosial tersebut.
Salah satu yang membuat Instagram menjadi terkenal adalah
fitur-fitur yang menarik dan juga operasional yang cukup berbeda
dari media sosial lain, di mana konten utama dari media sosial ini
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
42
adalah foto dan video. Fitur-fitur instagram menurut Scholl (2016,
h. 5), antara lain:
1. Web profile
Profil diri pengguna Instagram merupakan biodata
singkat mengenai bagaimana dirimu sebenarnya. Profil ini
cukup penting untuk ditulis sebaik mungkin, karena
pengguna Instagram lain cenderung menilai orang lain dari
profil nya terlebih dahulu, dan baru akan memutuskan
apakah akan mem-follow atau tidak. Profil juga sebisa
mungkin di perbaharui secara reguler sesuai dengan kondisi
penggunanya sekarang dan pastinya mencantumkan
informasi yang tepat.
2. Hashtag
Fitur hashtag (#) kurang lebih memiliki fungsi yang
sama dengan penggunaan tanda hashtag pada media sosial
Twitter. Fitur ini dapat mempermudah pengguna untuk
mengakses konten yang ingin dicari sesuai dengan
ketertarikan pengguna masing-masing. Yang perlu
dilakukan hanyalah mengunggah foto dan memberikan
hashtag yang relevan. Setelah foto dan hashtag di-post,
maka hashtag tersebut dapat diakses yang akan membawa
pengguna Instagram ke semua foto yang memiliki hashtag
yang sama maupun serupa.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
43
3. Follow
Sama seperti fitur follow pada Facebook, Twitter,
dan Pinterest, fitur ini membuat pengguna Instagram dapat
mengikuti pengguna Instagram lainnya, sehingga dapat
mengakses foto dan video yang telah di post oleh orang yang
diikuti secara lebih cepat dan efisien. Fitur ini juga
memberikan pengguna dua opsi, yaitu untuk membuka profil
kepada publik atau tidak. Apabila pengguna memilih
membuka profil kepada publik, maka tanpa perlu di-follow
pun, pengguna Instagram lainnya dapat langsung melihat
foto dan video yang sudah pernah diunggah sebelumnya.
Namun, apabila memilih untuk tidak terbuka untuk publik,
maka pengguna lain baru dapat melihat foto dan video
setelah ajakan follow disetujui oleh pengguna akun tersebut.
4. Filters
Filters merupakan salah satu fitur yang membuat
Instagram berhasil mencapai puncak kejayaannya. Filters
memberikan perubahan karakter pada foto dan video yang
hendak diunggah. Seperti, membuat warna menjadi hitam-
putih, menjadi lebih cerah, memiliki suasana senja, dan lain
sebagainya yang membuat hasil foto dan video menjadi lebih
elegan.
5. Fitur edit foto lainnya
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
44
Selain filters, Instagram juga menyediakan fitur
mengedit foto lainnya, seperti mengatur kontras warna,
menggabungkan beberapa foto, mengatur intensitas cahaya,
dan lain sebagainya.
6. The Web Feed
Pada tahun 2013, Instagram mengeluarkan
modifikasi baru, di mana Instagram jadi dapat diakses di
komputer. Awalnya, Instagram hanya dapat diakses di
ponsel saja, nsmun sekarang pengguna aplikasi sudah dapat
mengaksesnya di komputer dengan mengetik Instagram.com
di web browers-nya. Namun, penggunaan Instagram di
komputer membuat penggunanya tidak dapat mengunggah
foto ataupun video. Hal ini dikarenakan pencipta memiliki
kepercayaan bahwa Instagram seharusnya mem-post foto
atau video situasi pada saat itu juga, yang tidak
memungkinkan pengguna aplikasi harus melakukan transfer
data ke komputernya terlebih dahulu. Kelebihan dari
modifikasi ini adalah pengguna dapat melihat konten
Instagram secara lebih jelas dikarenakan layar komputer
yang lebih besar daripada ponsel, dan terutama sangat
menguntungkan apabila penggunaan aplikasi Instagram
pada komputer dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis.
7. Photo Maps
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
45
Fitur yang satu ini dapat mencantumkan waktu dan
lokasi foto atau video diambil. Hal ini dapat mempermudah
pengguna untuk memberitahukan kepada publik di mana
keberadaannya pada saat foto diambil.
8. The New Instagram Video
Instagram baru memperkenalkan fitur video pada
Juni 2013. Fitur ini membuat pengguna Instagram dapat
mengunggah video dengan maksimum durasi 15 detik. Fitur
video ini mendapatkan banyak respon positif dari
masyarakat karena tidak hanya sekedar mengunggah video
saja, namun juga terdapat filters yang lucu dan menarik, serta
proses mengedit yang mudah.
Penggunaan Instagram oleh suatu organisasi dgunakan
untuk berbagai macam tujuan. Menurut Luttrell (2015, h. 133),
berikut adalah tujuan penggunaan Instagram oleh sebuah organisasi:
1. Produk baru
Bagi organisasi profit yang menjual sebuah produk
dapat dengan mudah mempublikasikan dan memasarkan
produk terbarunya kepada publik melalui Instagram
2. Budaya perusahaan dan karyawan
Untuk memperkenalkan internal organisasi terhadap
publik, Instagram juga dapat digunakan untuk membagikan
foto-foto kinerja karyawan dan juga budaya kerja di
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
46
dalamnya sebagai salah satu bentuk transparansi yang
dilakukan organisasi
3. Trending Topic dan Event
Informasi terkait event yang diselenggarakan oleh
organisasi dan juga mem-post topik yang sedang nge-trend
dapat dilakukan dengan mudah sekaligus meningkatkan
engagement publik
4. Kontes Foto
Salah satu alasan publik menyukai Instagram adalah
karena mereka dapat mem-post foto yang lucu dan menarik
melalui fitur-fitur yang disediakan aplikasi tersebut. Dengan
memanfaatkan kelebihan Instagram, organsiasi dapat
mengadakan kontes foto agar publik dapat merasakan
dirinya sebagai bagian dari organisasi, dan juga merasa
disadari kehadirannya (earn recognition) oleh organisasi.
2.2.5 Organisasi Non-profit
Organisasi non-profit merupakan organisasi yang beroperasi
tanpa mencari untung dalam bentuk laba. Yang dimaksud adalah
organisasi tersebut tidak mengutamakan keuntungan ataupun
peningkatan penjualan, melainkan fokus utama organisasi non-
profit cenderung lebih mengarah kepada penerapan kegiatan yang
memiliki tujuan untuk merubah persepsi, sikap, dan perilaku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
47
masyarakat. Menurut Fishel (2008, h. 3), organisasi non profit
adalah organisasi yang berdiri secara independen yang tidak
mendistribusikan keuntungan kepada stakeholders, walaupun hal itu
mungkin saja diinginkan untuk memproduksi keuntungan untuk
modal di masa depan maupun cadangan mereka.
Ciri-ciri organisasi non-profit atau yang disebut juga dengan
organisasi nirlaba menurut Mahsun (2006, h. 201) adalah:
1. Sumber daya entitas
Sumber daya entitas adalah masyarakat yang
memberikan donasi atau sumbangan yang tidak
mengharapkan timbal balik
2. Menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan menumpuk
laba
Apabila organisasi menjualkan produk atau jasa
kepada publik, maka hasil laba yang diterima tidak akan
dibagikan kepada para pekerja maupun pemilik entitas,
namun akan dimanfaatkan untuk operasional organisasi
untuk menjalankan kegiatan selanjutnya
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi
bisnis
Berbeda dengan organisasi bisnis, kepemilikan
dalam organisasi non-profit tidak dapat diperjual belikan.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
48
Organisasi non-profit juga memanfaatkan media sosial
dalam mengubah persepsi publik. Berbeda dengan organisasi
berbasis bisnis, organisasi non-profit tidak mencari untung dalam
bentuk laba, namun lebih kepada meningkatkan awareness terhadap
isu sosial, serta mengubah persepsi, sikap dan juga perilaku dari
target sasarannya. Kegiatan online PR yang dilakukan oleh
organisasi non-profit diterapkan untuk mendapatkan dukungan atas
kegiatan yang dibentuk, mencari sukarelawan atau voluntir tenaga
kerja, pengumpulan donasi, dan lain sebagainya.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
49
2.3 Alur Penelitian
Susunan penelitian ini adalah WWF Indonesia mengadakan
kampanye Earth Hour 2018 dengan mengajak masyarakat Indonesia untuk
mematikan lampu atau listrik tidak terpakai selama 1 jam pada 24 Maret
2018. Dalam mengajak partisipasi masyarakat, WWF Indonesia
mengkomunikasikan pesan ini dengan melakukan kegiatan online PR
dengan menggunakan media sosial Instagram. Masyarakat yang menerima
pesan tersebut memberikan berbagai macam respon, salah satunya adalah
dengan meninggalkan komentar pada konten Instagram yang di post oleh
WWF Indonesia terkait Earth Hour 2018 tersebut. Peneliti melakukan
penelitian dengan melaksanakan analisis konten atau analisis isi terhadap
komentar-komentar tersebut dengan melaksanakan teknik analisis isi
kualitatif. Alur penelitian disusun dalam kerangka pemikiran penelitian
sebagai berikut,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
50
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Penelitian
Sumber: Olahan Peneliti
WWF Indonesia
mengadakan Earth Hour
2018
Mengkomunikasikan pesan
kepada masyarakat melalui
media sosial Instagram (online
PR)
Komunikan memberikan
respon berupa komentar
Menganalisis komentar
dengan teknik analisis isi
kualitatif
Mengetahui sejauh mana
engagement-nya dan faktor
apa saja yang memengaruhi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Capra (1996, dalam Moleong. 2010, h. 49) mendefinisikan
paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang
dialami bersama oleh masyarakat yang membentuk visi khusus tentang
realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya. Definisi ini
menjelaskan bahwa paradigma adalah penentu bagi peneliti untuk
memandang suatu situasi dari sudut tertentu. Dikarenakan suatu situasi
memiliki berbagai macam hal yang dapat diteliti, penetapan paradigma
merupakan solusi bagi peneliti untuk memastikan juga persepsi apa yang
akan dipilih oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Dalam paradigma kualitatif, terdapat tiga asumsi dasar yang
dinyatakan oleh Moleong (2010, h. 54) sebagai berikut,
1. Asumsi tentang kenyataan
Paradigma kualitatif memiliki kenyataan jamak yang dapat
diumpamakan sebagai susunan lapisan kulit bawang, di mana setiap
lapisan menyediakan perspektif kenyataan yang berbeda-beda dan
tidak ada lapisan yang dapat dianggap lebih benar daripada yang
lainnya
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
52
2. Asumsi tentang peneliti dan subjek
Paradigma alamiah berasumsi bahwa fenomena bercirikan
interaktivitas dan pendekatan yang baik memerlukan pengertian
tentang hal-hal yang akan memengaruhi interaktivitas
3. Asumsi tentang hakitkat pernyataan tentang kebenaran
Paradigma cenderung menolak generalisasi dan menyetujui
uraian rinci.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah
konstruktivistik karena hasil penelitian akan diberikan pemaknaan
tersendiri untuk membentuk suatu realitas. Konsep dari paradigma
konstuktivistik adalah realitas itu ada dalam beragam bentuk konstruksi
mental yang didasarkan pada pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik,
serta tergantung pada pihak yang melakukannya, karena itu realitas yang
diamati oleh seseorang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang
sebagaimana yang biasa dilakukan di kalangan positivis atau post-positivis
(Salim, 2006, h. 71).
Paradigma konstruktivistik memandang realitas sebagai konstruksi
sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks
spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Paradigma konstruktivistik
juga menyatakan bahwa pemahaman tentang suatu realitas atau temuan
penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.
Hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti hanya berasal dari
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
53
pemaknaan akan informasi yang diberikan oleh informan atau objek yang
diteliti sehingga hal ini bisa saja ditanggapi berbeda apabila informan
berinteraksi dengan peneliti lain yang meneliti kegiatan yang sama, namun
dari sisi atau konteks yang berbeda.
3.2 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan tata cara pendekatan
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi instrumen
kunci (Ardianto, 2014, h. 58). Manusia sebagai instrumen kunci memiliki
arti bahwa sebagai satu-satunya orang yang dapat mengumpulkan data
penelitian harus memanfaatkan seluruh inderanya dengan cermat agar
memperoleh informasi selengkap-lengkapnya. Peneliti harus melakukan
analisis secara komprehensif dan mendalam agar hasil penelitian menjadi
rinci. Menurut Danim (2002, dalam Ardianto. 2014, h. 59), penelitian
kualitatif percaya bahwa “kebenaran” (truth) adalah dinamis dan dapat
ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam
interaksinya dengan situasi sosial kesejarahan. Pernyataan ini menyatakan
bahwa penelitian kualitatif dilakukan untuk menemukan bukti nyata dari
apa yang dirasakan oleh subjek yang diteliti.
Guba dan Lincoln (1981, dalam Moleong. 2010, h. 169) menyatakan
bahwa manusia sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-ciri sebagai
berikut,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
54
1. Responsif
Manusia sebagai instrumen harus memiliki sifat responsive
dan juga interaktif terhadap lingkungan dan juga orang-orang atau
aspek yang menciptakan lingkungan tersebut
2. Dapat menyesuaikan diri
Manusia sebagai instrumen dapat menyesuaikan diri pada
keadaan dan situasi pengumpulan data, seperti pada saat wawancara,
tidak hanya mendengarkan saja, namun juga perlu memerhatikan
komunikasi non-verbal, cara berpakaian, lingkungan sekitar, dan
lain-lain
3. Menekankan keutuhan
Manusia sebagai instrument memanfaatkan imajinasi dan
kreativitasnya dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi
sebagai konteks yang berkesinambungan di mana memandang
dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, benar,
dan mempunyai arti, baik hal tersebut berupa pandangan, suara, bau
dari kehidupan subjek peneltian. Manfaat dari merasakan keutuhan
ini yaitu agar peneliti dapat membenamkan dirinya secara utuh ke
dalam lingkungan yang baru dan menahan keputusan nilainya
sendiri
4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
55
Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti sudah
dibekali dengan pengetahuan dan juga latiha-latihan yang
diperlukan terkait kebutuhan penelitian
5. Memproses data secepatnya
Kemampuan lain yang terdapat pada manusia sebagai
instrument penelitian adalah memproses data secepatnya setelah
diperoleh, menyusun kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar
penemuannya, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di
lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu pada respondennya
6. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan
mengiktisarkan
Manusia sebagai instrumen juga memiliki kemampuan untuk
menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh responden. Hal ini
terjadi apabila informasi yang diberikan oleh responden berubah,
peneliti akan mengetahuinya dan kemudian akan berusaha menggali
lebih dalam lagi apa yang melatarbelakangi perubahan tersebut.
Selain itu, peneliti juga dapat mengikhtisarkan informasi yang
begitu banyak yang diceritakan oleh responden
7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim
Manusia sebagai instrumen juga memiliki kemampuan untuk
menggali informasi yang tidak direncanakan semula, yang tidak
terduga terlebih dahulu, atau yang tidak lazim terjadi untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
56
Sifat penelitian ini termasuk ke dalam deskriptif kualitatif. Menurut
Ardianto (2014, h. 60), deskriptif kualitatif digunakan ketika peneliti terjun
ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Peneliti tidak
bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Peneliti
bebas mengamati objek, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan
baru sepanjang penelitian di mana penelitiannya terus-menerus mengalami
reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan.
Menurut Moleong (2010, h. 11), ciri-ciri dari penelitian kualitatif
deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
gambar, bukan angka-angka sehingga laporan penelitian akan berisi
berbagai kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan
penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menggunakan angka,
penelitian kualitatif justru berfokus pada permainan kata, di mana tulisan
atau narasi disajikan secara terstruktur dan berhasil menjelaskan hasil
penelitiannya secara komprehensif.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi kualitatif. Analisis isi kualitatif merupakan metode yang cocok
untuk mendeskripsikan materi atau data yang membutuhkan proses
interpretasi secara sistematis, baik material tersebut berbentuk verbal
maupun visual (Schreier, 2012, h. 2-3). Yang dimaksud dengan sistematis
adalah di mana analisis isi kualitatif mengecek semua materi atau data yang
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
57
telah dikumpulkan dan kemudian dikategorikan ke dalam coding frame
sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Selain sistematis, analisis isi kualitatif juga merupakan metode yang
fleksibel. Metode ini dikatakan fleksibel dikarenakan peneliti akan selalu
menghubungkan materi penelitian ke dalam coding frame agar hasil analisis
menjadi valid. Coding frame dapat menentukan validitas data selama data
yang diperoleh sesuai dengan kategori yang telah dibentuk, di mana kategori
tersebut merupakan representasi dari konsep yang digunakan dalam
penelitian. Analisis isi kualitatif juga mengurangi beberapa data yang
kurang relevan dan hanya berfokus pada aspek-aspek tertentu (Schreier.
2012, h. 7).
Guba dan Lincoln (dalam Moleong. 2010, h. 220) menyatakan
bahwa analisis isi memiliki lima ciri utama:
1. Dalam melakukan kajian isi, proses mengikuti aturan adalah hal
yang fundamental untuk dilakukan. Setiap langkah dilakukan atas
dasar aturan dan prosedur yang disusun secara eksplisit. Aturan
tersebut harus berasal dari kriteria dan prosedur yang telah
ditentukan sebelumnya.
2. Kajian isi merupakan proses yang sistematis di mana dalam
membentuk suatu kriteria harus sesuai dengan aturan yang taat asas
dan harus dipatuhi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
58
3. Kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk
menggeneralisasi. Penemuan dalam penelitian harus mendorong
pengembangan pandangan yang berkaitan dengan konteks
4. Kajian isi mempersoalkan isi yang termanifetasikan, sehingga
penarikan kesimpulan pun harus berdasarkan isi suatu dokumen
yang termanifestasikan
5. Kajian isi dapat dilakukan secara kuantitatif maupun dilaukan
bersama analisis kualitatif.
Analisis konten kualitatif juga dijelaskan oleh Philipp Mayring
(2000, dalam Moleong. 2010, h. 222), bahwa ide dasar analisis konten
dalam bidang komunikasi didasarkan atas empat hal:
1. Menyesuaikan materi ke dalam model komunikasi
Sehingga harus ditentukan bagian mana dari komunikasi
yang perlu diteliti dengan aspek-aspek komunikator, yaitu
pengalaman dan perasaannya, disesuaikan dengan hasil teks yang
dihasilkan, latar belakang sosial budaya, dengan teks itu sendiri, dan
dengan akibat terhadap pesan
2. Aturan analisis
Materi yang dianalisis secara bertahap mengikuti aturan
prosedur, yaitu membagi-bagi materi ke dalam satuan-satuan
3. Kategori adalah pusat dari analisis
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
59
Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan
penelitian, dimasukkan ke dalam kategori. Kategori itu ditemukan
dan direvisi di dalam proses analisis
4. Kriteria kredibilitas dan validitas
Prosedur harus secara komprehensif inter-subjektif, yaitu
dengan jalan membandingkan dengan penelitian lainnya dengan
memanfaatkan triangulasi.
3.4 Unit Analisis
Unit analisis adalah semua materi yang relevan dengan penelitian
yang akan digunakan untuk dianalisis dalam penelitian analisis isi kualitatif.
“The unit of analysis refers to that unit which you have selected for
qualitative content analysis, each unit yielding one text; often, the unit of
analysis will be identical to the cases” (Schreier. 2012. h. 130).
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian akan dipilih
berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik ini adalah teknik
pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif dengan pemilihan sampel
berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Purposive
sampling artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, tidak
menekankan pada jumlah atau keterwakilan, tetapi lebih kepada kualitas
informasi, kredibilitas dan kekayaan informasi yang dimiliki oleh informan
atau partisipan (Raco. 2010, h. 115)
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
60
Menurut Moleong (2010, h.224-225), purposive sampling memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rancangan sampel yang muncul. Sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu
2. Pemilihan sampel secara berurutan. Tujuan memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan
dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas
informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat
dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang
ditemui. Dari mana atau dari siapa ia mulai tidak menjadi persoalan,
tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya
bergantung pada apa keperluan peneliti
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunaannya. Namun, sesudah semakin banyak
informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja,
akan ternyata bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus
penelitian
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Pada sampel
bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-
pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya
memperluas informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat
dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri. Jadi,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
61
kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan
informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.
Sesuai dengan tujuan penelitian, sumber data yang akan digunakan
dalam penelitian ini berasal dari komentar yang ditinggalkan oleh
masyarakat dalam akun Instagram WWF Indonesia. Kriteria penentuan
sumber data adalah:
1. Sumber data berasal dari media sosial WWF Indonesia dengan
konten Earth Hour 2018 karena peneliti hanya akan meneliti tentang
komentar pada kampanye Earth Hour 2018 saja dan bukan pada
informasi kegiatan WWF Indonesia lainnya
2. Kriteria kedua sumber data penelitian adalah konten yang di post
oleh akun resmi Instagram WWF Indonesia terkait Earth Hour
2018. Hal ini menjadi salah satu ketentuan dikarenakan media sosial
WWF Indonesia lainnya juga ikut mempublikasikan Earth Hour
2018, namun peneliti hanya akan menganalisis konten dari media
sosial Instagram WWF Indonesia dikarenakan media sosial ini
memiliki respon yang lebih tinggi daripada Facebook dan Youtube.
3. Dikarenakan Earth Hour ini dilakukan setahun sekali dan bisa saja
mendapatkan respon yang berbeda-beda di setiap tahunnya,
komentar yang diteliti haruslah pada konten Earth Hour pada tahun
2018.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
62
4. Komentar yang akan diteliti hanyalah komentar yang relevan
dengan kampanye tersebut yang ditinggalkan pada konten Earth
Hour 2018
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti teks dan harus
mengumpulkannya secara langsung, sehingga peneliti memiliki fungsi
sebagai alat pengumpulan. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti
akan melakukan observasi terhadap media sosial Instagram WWF
Indonesia. Berbeda dengan kegiatan observasi pada umumnya yang
melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk melihat bagaimana
sikap, tindakan, pembicaraan, dan interaksi seseorang (Raco. 2010, h.110),
peneliti akan melakukan observasi komentar pada Instagram WWF
Indonesia terkait kegiatan Earth Hour 2018 dan kemudian menganalisisnya
Dalam teknik pengumpulan data ini, akan dibentuk kategorisasi
konsep. Kategorisasi konsep adalah kegiatan melakukan segmentasi atau
pengelompokan materi yang akan diteliti ke dalam kategori sesuai dengan
konsep yang digunakan dalam penelitian. Menurut Neuman (2014, h. 344),
kategorisasi konsep merupakan sebuah cara yang dilakukan agar data yang
didapat dapat disesuaikan dengan konsep yang digunakan untuk menyusun
data-data tersebut agar dapat diberikan pemaknaan.
Dalam pengkategorian konsep yang akan ditekankan adalah konsep
engagement di media sosial, dengan tahapan engagement yang menjadi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
63
indikator pembagian sub-category yang akan dilakukan terhadap objek
yang diteliti, yaitu komentar masyarakat yang dituliskan dalam Instagram
WWF Indonesia terkait post Earth Hour 2018.
3.6 Keabsahan Data
Pelaksanaan kegiatan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan
dalam penelitian kualitatif disebut juga dengan keabsahan data. Keabsahan
data ini melalui sebuah instrumen atau alat ukur yang sah dalam penelitian
kualitatif di mana peneliti sebagai instrument kunci dan alat lain yang
digunakan harus valid dan reliabel (Ardianto. 2014, h. 194). Dalam
penelitian yang menggunakan metode analisis isi kualitatif ini, kegiatan
keabsahan data dilakukan dengan cara coding atau mengkode data. Coding
adalah proses segmentasi dan membuat label teks untuk membentuk
deskripsi dan memberikan pemaknaan bagi unit analisis sesuai dengan
kategori yang sudah dibentuk. Dalam penelitian kualitatif, coding meliputi
dua kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu mechanical data
reduction dan analytic data categorization (Neuman. 2014, h. 344).
Kegiatan coding dilakukan untuk mengurangi banyaknya data-data mentah
yang didapat pertama kali, menjadi jumlah yang lebih sedikit sesuai dengan
coding frame.
Menurut Schreier (2012, h. 61), coding frame adalah sebuah cara
menstrukturisasi materi atau data yang terkumpulkan, melalui proses filter,
yaitu dengan membagi unit analisis tersebut ke dalam main categories dan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
64
juga sub-categories. Dalam membentuk coding frame, berbagai makna
yang terdapat dalam materi akan dikurangi dan disesuaikan dengan kategori
yang dibentuk. Sehingga, walaupun teknik ini membantu peneliti
menghadapi jumlah data yang sangat banyak, namun data yang tidak sesuai
dengan kategori akan tereliminasi dan tidak akan dilakukan analisis lebih
lanjut.
Dalam penelitian ini, coding frame akan dibentuk menjadi satu main
category dengan beberapa sub-category seperti yang telah dibentuk dalam
kategorisasi konsep. Pengisian coding frame akan dilakukan dengan
mencocokan materi penelitian ke dalam sub-catergory sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Menurut Schreier (2012, h.71-77), terdapat
empat syarat dalam membentuk coding frame, antara lain:
1. Unidimensionality
Uni-dimensi memiliki arti bahwa setiap dimensi coding
frame harus merepresentasikan satu aspek/konsep saja agar tidak
tercampur dengan konsep lain. Hal ini berlaku untuk jenis coding
frame yang memiliki lebih dari satu konsep, di mana dengan adanya
beberapa konsep yang digunakan, maka seharusnya terbentuk dua
coding frame, atau lebih.
2. Mutual Exclusiveness
Syarat kedua dalam membentuk coding frame adalah sub-
categories harus saling meniadakan satu sama lain (mutually
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
65
exclude each other) agar setiap materi yang diperoleh dapat masuk
ke dalam satu sub-category saja
3. Exhautiveness
Coding frame dikatakan lengkap (exhaustive) apabila semua
materi yang di-coding termasuk ke dalam setidaknya satu jenis sub-
category.
4. Saturation
Syarat yang terakhir ini menyatakan bahwa setiap sub-
category harus diisi oleh setidaknya satu coding, dan tidak ada sub-
category yang kosong. Akan tetapi, dengan penelitian berbasis
konsep (concept-driven way), besar kemungkinan bahwa ada coding
yang tidak sesuai dengan beberapa kategori konsep. Sehingga,
dalam kasus seperti ini, syarat saturation tidaklah berlaku. Namun,
sub-category yang tidak terisi ini tetap harus dicantumkan ke dalam
coding frame, karena jika tidak dicantumkan maka peneliti tidak
dapat mengetahui bahwa tidak ada materi yang koresponden dengan
sub-category tersebut.
3.7 Teknik Analisis Data
Kegiatan menganalisis data adalah proses di mana peneliti
menyusun data sedemikian rupa agar dapat ditafsirkan. Menurut Ardianto
(2014, h. 215), kegiatan menyusun data berarti menggolongkannya dala
pola, tema atau kategori karena tanpa kategorisasi atau klasifikasi data, akan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
66
terjadi chaos. Tafsiran menurut Ardianto (2014, h. 215) berarti memberikan
makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan
antara berbagai konsep, di mana hasil interpretasi ini hanya
menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti saja, dan bukan
kebenaran.
Menurut Raco (2010, h. 123-124), analisis data kualitatif dapat
dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Membaca berkali-kali data yang diperoleh sambil mengurangi
informasi tumpang tindih atau berulang-ulang
2. Melihat signifikansi atau pentingnya data yang diperoleh
3. Mengklasifikasi atau mengkoding data yang memiliki kemiripan
atau kecocokan dengan data lain. Hasil klasifikasi data ini kemudian
dibuat label (labelling).
4. Mencari pola atau tema yang mengikat pikiran yang satu dengan
lainnya
5. Mengkonstruksikan framework untuk mendapatkan esensi dari apa
yang hendak disampaikan oleh data tersebut
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian
4.1.1 WWF Indonesia
Salah satu organisasi non-profit yang sudah mendunia
adalah World Wild Fund for Nature (WWF). WWF pertama kali
berdiri pada tahun 1961 di Switzerland. merupakan organisasi yang
bergerak di bidang pelestarian alam dan lingkungan serta konservasi
hutan dan sudah memperluas jangkauannya ke berbagai negara,
salah satunya adalah Indonesia.
WWF Indonesia sendiri berdiri sejak tahun 1962. Pada tahun
1996, WWF Indonesia resmi berstatus yayasan dan menjadi entitas
legal yang berbadan hukum sesuai dengan ketentuan di Indonesia.
WWF Indonesia kini beroperasi di 17 propinsi di Indonesia dengan
mendirikan 28 kantor pusat. Sejak tahun 2006, WWF Indonesia
memiliki lebih dari 64.000 pendukung yang tersebar di seluruh
Indonesia.
WWF Indonesia memiliki misi utama yaitu melestarikan,
merestorasi, serta mengelola ekosistem dan keanekaragaman hayati
Indonesia secara berkeadilan, demi keberlanjutan dan kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia, yang dicapai melalui upaya:
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
68
1. Menerapkan dan mempromosikan praktik-praktik
konservasi terbaik yang berbasis sains, inovasi, dan kearifan
tradisional
2. Memfasilitasi pemberdayaan kelompok-kelompok yang
rentan, membangun koalisi dan bermitra dengan masyarakat
madani, dan bekerjasama dengan pemerintah dan sektor
swasta
3. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta
aksi konservasi di kalangan masyarakat Indonesia
4. Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, hukum,
dan institusi terkait untuk mendorong tata kelola lingkungan
yang lebih baik.
Sedangkan visi dari WWF Indonesia berbunyi, “Ekosistem
dan keanekaragaman hayati Indonesia terjaga dan dikelola secara
berkelanjutan dan merata, untuk kesejahteraan generasi sekarang
dan yang akan datang”.
WWF Indonesia dan WWF Internasional memiliki logo
yang sangat khas, yaitu seekor panda. Berdasarkan website resmi
WWF Indonesia, Sir Peter Scott, salah satu pendiri WWF
Internasional asal Inggris menjelaskan bahwa penggunaan panda
sebagai logo WWF dikarenakan adanya keinginan untuk
memperlihatkan satwa yang karismatik, terancam punah, dan
dicintai oleh banyak orang di dunia. Sir Peter Scott juga
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
69
mempertimbangkan biaya percetakan logo untuk menghemat dana
dan memutuskan untuk menggunakan gambar panda yang hanya
membutuhkan tinta berwarna hitam saja. Tidak hanya karakteristik
satwa dan biaya yang cukup murah saja, namun penggunaan panda
raksasa sebagai logo WWF juga menjadi simbol dari semua spesies
terancam punah dan mewakilkan komitmen WWF untuk
melindungi kehidupan alam liar, termasuk satwa liar, dan
habitatnya, serta seluruh ekosistem penting di planet bumi. Logo
panda kini sudah secara resmi digunakan oleh WWF di seluruh
dunia.
Gambar 4.1 Evolusi Logo WWF
Sumber: Website WWF Indonesia
WWF Indonesia memiliki berbagai macam kegiatan yang
digolongkan menjadi tiga kategori:
1. Program Iklim dan Energi
Program terkait iklim dan energi diadakan semenjak
perubahan iklim semakin drastis. Akibat yang ditimbulkan
dari fenomena ini yaitu terjadinya pemutihan (bleaching)
pada terumbu karang yang mengancam kehidupan
masyarakat di wilayah pesisir. Selain itu, perubahan iklim
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
70
juga meningkatkan terjadinya kebakaran, curah hujan yang
meningkat, perubahan habitat, dan lain sebagainya. Dalam
mengatasi perubahan iklim ini, WWF percaya bahwa
bantuan manusia memiliki peran yang penting dalam
membantu alam dan komunitas untuk beradaptasi dengan
perubahan iklim yang terjadi melalui beberapa program yang
diadakan oleh WWF, seperti program pengurangan emisi,
kampanye We Love Cities, Earth Hour, dan lain-lain.
2. Program Kehutanan – Spesies
Penggundulan dan kerusakan hutan tropis semakin
meningkat seiring berjalannya waktu. Berdasarkan
pernyataan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO)
dalam website WWF Indonesia, rata-rata 14,6 juta hektar
hutan hilang setiap tahunnya dikarenakan pohon yang
ditebang habis, diubah menjadi lahan pertanian atau
perkebunan. Akan tetapi, kandungan hara yang terdapat di
dalam tanah sangat rendah sehingga kondisi tanah menjadi
tidak subur dan kehidupan hayati menjadi tidak terjamin.
Untuk memperbaiki keadaan ini, WWF Indonesia
menjalankan program untuk melindungi hutan alam
Indonesia, menjamin pengelolaan produk-produk hutan yang
berkelanjutan, serta menyembuhkan hutan yang rusak.
Menjaga kelestarian hutan juga dilengkapi dengan menjaga
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
71
satwa yang tinggal di habitatnya tersebut. Program tersebut
antara lain kampanye #LiveGreener, #ConnectToEarth, dan
lain sebagainya
3. Program Kelautan – Spesies
Situasi kelautan di Indonesia sudah semakin
memburuk dikarenakan eksploitasi yang berlebihan. Para
nelayan yang mencari nafkah melalui penangkapan ikan di
laut mulai mengalami kesulitan akibat jumlah ikan yang
sedikit dan juga ukuran yang kecil. Berdasarkan website
WWF Indonesia, dari seluruh ikan hasil tangkapan nelayan
kecil di wilayah pesisir, 70-90% merupakan ikan yang hidup
di terumbu karang, di mana berdasarkan pernyataan
Departeme Kelautan dan Perikanan, hanya 6% terumbu
karang di Indonesia dengan kondisi yang baik. Dengan
kekhawatiran terhadap laut Indonesia, WWF Indonesia
bekerjasama dengan pemerintah, komunitas, para ahli
lingkungan, industri, dan berbagai kelompok kepentingan di
seluruh dunia untuk menjaga dan memulihkan harta
kekayaan laut dengan menerapkan program #SOShark,
Southern Eastern Sulawesi Subseascape (SESS), dan lain-
lain.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
72
4.1.2 Earth Hour
Salah satu kampanye yang diterapkan setiap tahunnya oleh
WWF Indonesia sebagai upaya menjaga iklim dan juga sumber
energi adalah dengan mengadakan Earth Hour. Earth Hour
merupakan kegiatan melindungi bumi dan mencegah perubahan
iklim dengan salah satunya melakukan gerakan mematikan lampu
atau listrik tidak terpakai secara serentak selama satu jam. Kegiatan
mematikan lampu ini pertama kali diterapkan oleh WWF
Internasional di Sydney, Australia pada tahun 2007 dengan
sebanyak kurang lebih 2,2 juta rumah dan pelaku bisnis mematikan
lampu selama satu jam. Pada tahun 2008, pesan yang ingin
disampaikan melalui Earth Hour ini berhasil mendapatkan respon
positif dalam jumlah yang besar, sehingga semakin tersebar dan kini
sudah menjadi gerakan perbaikan lingkungan terbesar di dunia.
Berdasarkan website Earth Hour International, kini sudah terdapat
lebih dari 172 negara yang ikut berpartisipasi dalam Earth Hour, di
mana terdapat lebih dari 10.400 iconic landmark yang turut serta
mematikan listrik pada saat acara utama Earth Hour
diselenggarakan.
Earth Hour yang merupakan sebuah global environment
movement, atau gerakan menjaga lingkungan dalam jangkauan
global yang diselenggarakan oleh WWF terdaftar sebagai salah satu
kegiatan charity pada Charities Act di Singapur. Walaupun kegiatan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
73
ini dapat dilakukan oleh siapa saja, namun Earth Hour sudah secara
legal menjadi trademark di seluruh dunia dan memiliki lisensi
bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh WWF.
Kampanye Earth Hour memang identik dengan kegiatan
utamanya yaitu mematikan lampu dan listrik tidak terpakai selama
satu jam, setahun sekali. Namun, beberapa negara yang turut
mendukung perlindungan ekosistem tidak hanya merayakan Earth
Hour pada hari yang sudah ditentukan saja, melainkan juga berusaha
mengajukan berbagai petisi kepada pemerintah untuk menghijaukan
kembali negara mereka. Salah satu usaha yang dilakukan adalah di
mana penduduk Brazil mengumpulkan 50.000 persetujuan agar
pemerintah membangun sistem perlindungan terhadap sumber daya
alam perairan, yang merupakan masalah terbesar negara ini. Di
Malaysia, masyarakat sedang berusaha mempersuasi pemerintah
untuk membangun taman Tun Mustapha, di mana apabila diberikan
izin akan menjadi kawasan perlindungan laut terbesar di negara
tersebut.
WWF Indonesia pun turut melaksanakan Earth Hour dengan
pertama kali melakukan aksi pemadaman lampu selama satu jam di
area Jakarta, 28 Maret 2009 pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Berdasar informasi pada website WWF Indonesia, memadamkan
lampu di DKI Jakarta selama 1 jam, sama dengan:
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
74
- 300MW (cukup untu mengistirahatkan 1 pembangkit listrik
dan menyalakan 900 desa)
- Mengurangi beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp
200.000.000
- Mengurangi emisis sekitar 284 ton karbondioksida
- Menyelematkan lebih dari 284 pohon
- Menghasilkan oksigen untuk lebih dari 568 orang
Pada tahun ini, WWF Indonesia mengadakan Earth Hour
2018 dengan mengangkat tema Connect2Earth yang bertujuan
untuk membangun kesadaran publik agar kembali terhubung dengan
bumi sebagai tempat tinggal bersama dengan mahluk hidup lainnya.
Acara utama Earth Hour dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Maret
2018 pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Kampanye ini
dipublikasikan di semua media sosial WWF Indonesia untuk
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam melindungi
kelestarian bumi.
Dalam menyelenggarakan Earth Hour 2018, WWF
Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Asian Games Organizing
Committee (INASGOC) 18th Asian Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PKK GBK).
Penerangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno dipadamkan
selama satu jam sebagai penerapan aksi Earth Hour dan juga
simbolis dukungan Asian Games 2018 dan Gelora Bung Karno
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
75
terhadap kelestarian alam dan perubahan iklim sekaligus
mengadakan acara night run dan night cycling. Tidak hanya
mengajak masyarakat untuk mematikan lampu dan listrik saja,
namun kegiatan lari di malam hari (night run) dan juga bersepeda di
malam hari (night cycling) selama satu jam yang digelar di area
Gelora Bung Karno (GBK). Dua kegiatan ini dilaksanakan dengan
partisipan menggunakan baju yang menyala dalam kegelapan (glow
in the dark) atau membawa glow stick yang juga merupakan bentuk
dukungan untuk Earth Hour sekaligus menanamkan gaya hidup
sehat. Bagi partisipan yang tidak dapat bergabung di GBK, juga
dapat berpartisipasi dalam kegiatan lari dan bersepeda ini dengan
mengirimkan bukti atau meng-submit hasil lari atau bersepedanya
ke dalam website www.virtualrun.id.
4.1.3 Instagram WWF Indonesia
Dalam menginformasikan kegiatan WWF Indonesia sehari-
hari dan mempublikasikan acara yang diadakan oleh WWF
Indonesia, organisasi non-profit ini mengaplikasikan kegiatan
online PR melalui media sosial Instagram, dengan id @wwf_id.
Dengan logo panda sebagai ciri khas WWF terpasang sebagai foto
profil, akun Instagram WWF Indonesia diikuti oleh sekitar 153.000
orang, dan sudah mengunduh konten sebanyak 891 posts.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
76
Gambar 4.2 Akun Instagram WWF Indonesia
Sumber: Screenshot Akun Instagram WWF Indonesia
Dari 891 posts konten oleh WWF Indonesia, beragam jenis
konten dipublikasikan, seperti aktivitas yang dilakukan WWF
Indonesia, edukasi, perayaan hari raya, dan lain sebagainya. Namun,
dengan penelitian ini menggunakan purposive sampling, di mana
sampel bertujuan yang sengaja dipilih agar sesuai dengan kriteria
penelitian, peneliti melakukan filterisasi dengan hanya
menggunakan post yang berhubungan dengan Earth Hour 2018.
Kegiatan purposive sampling ini menghasilkan hanya 10 posts saja
yang akan diteliti komentarnya, dengan rentang waktu posts dari 26
Februari hingga 2 April 2018. Dari 10 posts tersebut, didapati
komentar yang berhubungan dengan Earth Hour 2018 sejumlah 192
komentar yang akan dianalisis oleh peneliti dalam coding frame.
Namun, sebelum berlanjut ke coding frame, peneliti akan
membentuk kategorisasi konsep terlebih dahulu yang akan berguna
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
77
untuk melakukan pembagian atau segmentasi komentar ke dalam
sub-category tertentu sesuai dengan kriterianya masing-masing.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kategorisasi Konsep
Dengan engagement di media sosial sebagai konsep utama
yang akan diteliti, peneliti membentuk tabel kategorisasi konsep
untuk membantu melakukan segmentasi dengan membagi setiap
unit analisis ke dalam beberapa sub-category yang memiliki
kriterianya masing-masing, di mana sub-category terisikan dengan
tahap-tahap dari hierarchy of engagement, yaitu consume, create,
curate, dan advocate.
Tahap awal dalam hierarchy of engagement, yaitu consume.
Engagement pada tahap consume dapat dilihat dari berapa banyak
jumlah orang yang melihat (view) konten Instagram WWF
Indonesia terkait Earth Hour 2018. Akan tetapi, data mengenai
jumlah orang yang menyaksikan konten dari Instagram WWF
Indonesia, peneliti hanya mendapatkan jumlah penonton dari konten
yang dipublikasikan dalam bentuk video saja, dan tidak dapat
mengetahui berapa total orang yang sudah mencapai tahap consume
apabila konten yang di-post oleh WWF Indonesia adalah dalam
bentuk foto. Hal ini disebabkan karena dari media sosial Instagram
sendiri menyediakan fitur yang hanya dapat memperlihatkan jumlah
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
78
view pada konten berupa video saja. Untuk melengkapi data jumlah
view konten foto, peneliti mengumpulkan informasi dari pihak
WWF Indonesia yang dibantu oleh Pak Galih dan Bu Anastasia dari
Direktorat Komunikasi WWF Indonesia melalui email yang peneliti
cantumkan pada Lampiran 3.
Setelah tahap consume, terdapat tahap create. Kriteria yang
tergolong ke dalam sub-category create adalah ketika seseorang
meninggalkan komentar pada kolom komentar Instagram. Namun,
komentar yang ditinggalkan pun memiliki kriteria tertentu.
Komentar yang tergolong create adalah komentar yang hanyalah
sebuah pernyataan saja, namun tidak ada unsur memengaruhi orang
lain secara langsung. Inti dari tahap consume yang membedakannya
dari tahap yang lain adalah di mana pernyataan komentator tidak
memberikan pengaruh terhadap orang lain secara langsung,
melainkan hanya memberikan komentar yang mungkin
memengaruhi orang lain secara tidak langsung. Yang dimaksudkan
dengan memengaruhi orang lain secara tidak langsung adalah,
walaupun komentator tidak menunjuk secara langsung komentar
ditujukan kepada siapa dengan memanfaatkan fitur mention (@)
pada Instagram, namun komentar yang hanya sekedar
menyampaikan pendapat pribadi bisa saja memengaruhi orang lain
yang membacanya untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai Earth
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
79
Hour 2018, sehingga tahap create dikatakan memberikan pengaruh
secara tidak langsung.
Tahap yang ketiga adalah curate. Komentar yang tergolong
curate adalah komentar yang merespon komentar yang ditinggalkan
oleh orang lain. Namun, komentar yang ditinggalkan dalam
merespon komentar orang lain pun tidak sembarangan, melainkan
memiliki kriterianya sendiri. Komentar yang tergolong curate
terjadi ketika seseorang membantu menjawab pertanyaan orang lain
di mana komentar orang lain tersebut sebenarnya ditujukan kepada
organisasi. Terkadang organisasi lalai dan tidak membalas semua
pertanyaan yang ditinggalkan oleh masyarakat pada kolom
komentar yang sudah tersedia. Sedangkan komentar seharusnya
segera dibalas dengan respon yang tepat dan cepat agar tidak
menimbulkan kekecewaan pada organisasi oleh komentator
tersebut. Dalam hal ini, seseorang yang sudah mencapai tahap curate
akan membantu organisasi dengan menjawab pertanyaan tersebut
sesuai dengan informasi yang benar. Hal ini lah yang membedakan
komentar seseorang pada komentar orang lain di tahap curate
berberda dengan komentar orang pada tahap create. Dikarenakan
aplikasi Instagram yang memiliki fitur reply (membalas pesan), atau
membalas pesan secara langsung kepada komentator pertama, tidak
semua komentar yang ditinggalkan oleh orang yang menulis pada
fitur reply tergolong curate. Hal ini dikarenakan reply yang
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
80
dilakukan orang tersebut haruslah bersifat memberikan dampak
positif kepada organisasi.
Tahap puncak atau tertinggi pada hierarcy of engagement
adalah advocate. Komentar yang tergolong tahap advocate adalah
komentar yang bersifat merekomendasikan ke orang lain dan juga
memberikan masukan atau kritikan kepada organisasi dengan tujuan
untuk membantu kelancaran operasionalisasi organisasi ataupun
kegiatan yang diselenggarakan. Merekomendasikan organisasi atau
suatu acara kepada orang lain termasuk ke dalam advocate karena
merekomendasikan memiliki arti menyarankan orang lain untuk
percaya juga kepada organisasi, yaitu WWF Indonesia dan juga
untuk mendukung dan berpartisipasi dalam Earth Hour 2018.
Dalam memberikan komentar yang bersifat mengkritik pun, orang
yang mencapai tahap advocate melakukannya agar organisasi dapat
memperbaiki kekurangan yang sekarang dimiliki untuk kelancaran
operasional di masa yang akan datang, sehingga kritikan yang
diberikan pun bersifat membangun, dan bukanlah komentar negatif
yang berbunyi protes.
Tahap hierarchy of engagement inilah yang akan dijadikan
sebagai acuan pengelompokan komentar masyarakat sesuai dengan
kriteria yang dimiliki oleh masing-masing tahap. Dan kriteria ini
dirangkum dalam sebuah tabel yang dinamakan tabel kategorisasi
konsep di bawah ini,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
81
Tabel 4.1
Kategorisasi Konsep
Main
Category
Sub
Category Kriteria
Engagement
pada Media
Sosial
Consume - View
Create - Memberikan komentar pada akun
Instagram organisasi yang hanya
sekedar memberikan pernyataan
Curate - Merespon komentar orang lain
yang memberikan dampak positif
terhadap organisasi
Advocate - Merekomendasikan ke orang lain
- Memberikan masukan untuk
kemajuan organisasi
- Mendukung organisasi apabila
mengalami krisis
Sumber: Olahan Peneliti
4.2.2 Coding Frame
Setelah terbentuk kategorisasi konsep yang berisikan konsep
utama, sub-category dan juga kriteria dari masing-masing sub-
category, peneliti lanjut ke tahap selanjutnya yaitu menyocokan
setiap unit analisis ke dalam sub-category pada kategorisasi konsep
dengan membentuk coding frame. Pembentukan coding frame
dilakukan dengan peneliti menjabarkan semua komentar yang
tertera pada setiap post WWF Indonesia terkait Earth Hour 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
82
yang kemudian dicocokan dengan kriteria setiap sub-category dari
hierarchy of engagement. Komentar yang seseuai dengan sub-
category tertentu akan diberikan warna pada kolom yang sesuai.
Sedangkan untuk sub-category consume hanya dapat diketahui
melalui jumlah view pada konten berupa video saja dilihat.
Pemaparan coding frame dapat dilihat pada Lampiran 2.
Berdasarkan pemamparan coding frame yang terdapat pada
Lampiran 2, berikut ini adalah rangkuman dari coding frame yang
telah dilakukan. Tabel 4.2 adalah coding frame yang dilakukan
terhadap konten Earth Hour 2018 yang berbentuk foto. Berdasarkan
informasi dari WWF Indonesia melalui email, jumlah consume yang
dilakukan oleh pembaca konten foto adalah 29.086 views. Kemudian
terdapat 73 komentar yang tergolong create dan 16 komentar
tergolong curate. Tahap advocate memiliki komentar paling banyak
yaitu sejumlah 82 komentar.
Tabel 4.2
Hasil Coding Frame Konten Foto
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 29.086
2 Create 73
3 Curate 16
4 Advocate 82
Sumber: Olahan Peneliti
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
83
Tabel 4.3 adalah coding frame yang dilakukan terhadap
konten Earth hour 2018, di mana konten yang di-posting oleh WWF
Indonesia berbentuk video. Berdasarkan coding frame, terdapat
23.550 jumlah views yang tergolong consume, 9 komentar tergolong
create, 7 komentar tergolong curate, dan 5 komentar termasuk ke
tahap advocate.
Tabel 4.3
Hasil Coding Frame Konten Video
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 23.550
2 Create 9
3 Curate 7
4 Advocate 5
Sumber: Olahan Peneliti
Tabel 4.4 merupakan hasil coding frame dari keseluruhan
konten foto dan video yang di-posting oleh WWF Indonesia terkait
Earth Hour 2018. Keseluruhan consume mencapai angka 52.636
views. Komentar yang tergolong create sejumlah 82 komentar,
komentar tergolong curate sebanyak 23, dan 87 komentar termasuk
ke dalam tahap advocate. Frekuensi yang didapatkan pada setiap
sub-category ini didapatkan dari penjumlahan frekuensi hasil coding
frame konten foto dan video.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
84
Tabel 4.4
Hasil Coding Frame Keseluruhan
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 52.636
2 Create 82
3 Curate 23
4 Advocate 87
Sumber: Olahan Peneliti
4.3 Pembahasan
Pada tahap pembahasan, peneliti akan membahas hasil coding frame
yang telah dianalisis dengan mengkaitkannya dengan hierarchy of
engagement secara lebih mendalam dengan membagi tiap sub-category ke
beberapa sub-bab di bawah ini.
4.3.1 Consume
Berdasarkan hasil analisis peneliti, semua orang yang
meninggalkan komentar baik komentar tersebut tergolong ke dalam
tahap advocate, curate, maupun create pastilah terlebih dahulu
sudah melakukan konsumsi konten, yaitu dengan melihat (view) dan
memproses konten seperti apa yang disampaikan oleh WWF
Indonesia terkait Earth Hour 2018 yang kemudian diberikan
tanggapan dalam bentuk komentar. Namun, peneliti tidak dapat
menyimpulkan bahwa seluruh komentar yang ditinggalkan oleh
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
85
komentator pada tahap create, curate, dan advocate tergolong tahap
consume. Karena walaupun komentator tersebut memang
melakukan konsumsi terhadap konten, namun respon yang mereka
berikan dalam bentuk komentar ini lah yang menunjukkan bahwa
tahap engagement mereka lebih dari sekedar consume.
WWF Indonesia membetuk konten dalam bentuk foto
maupun video. Instagram memberikan kemudahan bagi publik di
mana publik dapat mengetahui jumlah views yang didapat pada
konten video. Sehingga dengan tersediakannya akses untuk
mengetahui data jumlah view pada konten video, peneliti
menemukan angka sebesar 23.550 views pada konten video saja.
Sedangkan untuk data jumlah views pada konten foto, peneliti
mendapatkannya melalui pengumpulan informasi dari pihak WWF
Indonesia melalui tukar menukar email. Pihak WWF Indonesia
memberikan data bahwa jumlah views pada konten foto terdapat
sebesar 29.086 views. Dan apabila keduanya dijumlahkan
mendapatkan angka sebesar 52.636 views pada 10 konten terkait
Earth Hour 2018.
4.3.2 Create
Pada konten foto, teradapat 73 komentar yang tergolong
create dengan komentar yang tergolong create tersebut memiliki
konten yang memberikan pernyataan pribadi, bertanya, dan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
86
memberikan dukungan kepada WWF Indonesia. Sedangkan pada
konten video, terdapat 9 komentar yang tergolong create dengan
konten komentar yang sama dengan komentar create pada konten
foto, yaitu hanya sekedar menyampaikan pernyataan saja. Secara
keseluruhan terdapat 82 komentar yang tergolong create
Beberapa komentar yang peneliti temukan yang tergolong
tahap create pada konten foto dan video antara lain berbunyi
demikian:
- “Kereeenn”
- “Mau ikuttt”
- “Ngikut matiin lampunya aja deh gw”
- Dan lain sebagainya
Beberapa komentar yang peneliti temukan di mana komentar
tersebut berupa pertanyaan, antara lain:
- “Ini di kota mana?”
- “Kab. Banyuwangi ada juga?”
- “Ini venue-nya di mana ya, min?”
Sedangkan komentar yang mendukung WWF Indonesia
maupun Earth Hour 2018 yang ditemukan adalah:
- “Mantap. Saya dukung min semoga hewan-hewan di dunia
ini terjaga habitatnya”.
- “Goodluck all”
- “Sukses acaranya”
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
87
- Dan lain sebagainya
Walaupun komentar ini mendukung organisasi dan juga
Earth Hour 2018, namun komentar ini bukan termasuk ke dalam
advocate, melainkan tahap create. Hal ini dikarenakan dukungan ini
hanyalah pernyataan yang menyampaikan pendapat personal
terhadap organisasi, dan tidak memberikan dampak langsung
kepada orang tertenu. Dukungan yang diberikan dalam tahap create
juga tidak tergolong advocate dikarenakan dukungan advocate lebih
mengarah kepada dukungan yang diberikan masyarakat pada saat
organisasi mengalami krisis ataupun mendapatkan kritikan pedas
dari orang lain, dan bukan dukungan dalam kegiatan sehari-harinya.
Melalui komentar-komentar ini, peneliti menyadari bahwa
komentator yang tergolong ke dalam create ini hanyalah sekedar
memberikan pernyataan saja dan ingin menyampaikan pendapat
pribadi mengenai Earth Hour 2018. Komentar yang ditinggalkan
pada konten foto dan video juga tidak memiliki perbedaan yang
signifikan walaupun format penyampaian pesan komunikasi
dilakukan melalui dua cara yang berbeda, yaitu gambar yang diam
(foto) dan gambar yang bergerak dan dilengkapi dengan suara
(video).
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
88
4.3.3 Curate
Melihat dari konten foto, peneliti menemukan adanya 16
komentar yang termasuk ke dalam sub-category curate. Sedangkan
komentar yang tergolong curate pada konten video sejumlah 7
komentar. Komentar yang tergolong curate cenderung merupakan
komentar yang membantu menjawab pertanyaan orang lain, seperti
apabila ada yang menanyakan di mana acara gelar yang ditujukan
kepada admin dari Instagram WWF Indonesia, namun dibantu
jawab oleh komentator lain. Salah satu komentar yang tergolong
curate yang peneliti temukan dalam konten foto adalah,
Ada yang bertanya : “Ini venue-nya di mana ya, min?”
Komentator lain menjawab : “Ini bisa lari di mana saja, asal daftar
di virtualrun.id”.
Kata “min” dalam komentar yang bertanya merupakan
singkatan dari kata admin, yaitu ditujukan kepada admin atau
pengelola media sosial WWF Indonesia itu sendiri. Namun, balasan
(reply) terhadap pertanyaan tersebut bukanlah berasal dari WWF
Indonesia, melainkan dari komentator lainnya yang membantu
menjawab dengan memberikan informasi terkait kegiatan night run
yang juga termasuk ke dalam rangkaian acara pada saat Earth Hour
2018 berlangsung. Komentar yang bertanya termasuk (create) dan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
89
komentator lain yang membantu menjawab pertanyaan tersebut
tergolong ke dalam tahap curate.
Selain membantu menjawab pertanyaan orang lain,
komentar yang tergolong curate juga mencakup komentar yang
menjawab pertanyaan atau ajakan dari WWF Indonesia. Terkadang
WWF Indonesia membentuk konten yang dihadiri dengan
pertanyaan maupun ajakan yang bersifat interaktif, seperti
menanyakan kepada masyarakat mengenai apa yang akan mereka
lakukan untuk menjaga kelestarian bumi. Dalam hal ini, WWF
Indonesia ingin mendapatkan respon untuk dapat berkomunikasi
dengan masyarakatnya dan memang ditemukan bahwa cara ini
berhasil mendapatkan respon dari masyarakat dengan beragam
jawaban. Salah satunya adalah konten video yang di-posting oleh
WWF Indonesia pada 19 Maret 2018 yang diakhiri dengan
pertanyaan kepada masyarakat dan mendapatkan berbagai macam
komentar yang menjawab pertanyaan tersebut, seperti di bawah ini:
Caption post : “Tak terasa 5 hari lagi menuju #EarthHour 2018!
Tahun ini, Earth Hour tak hanya sekadar aksi
melawan perubahan iklim dengan emmatikan
lampu selama 1 jam. Kini Earth Hour mengajak
sobat untuk meningkatkan kepedulian melalui aksi
nyata #Connect2Earth. Yuk lindungi bumi dengan
mulai menggunakan sumberdaya alam secara
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
90
bijak, agar kelestarian hutan, laut, dan lingkungan
hidup tetap terjaga. Apa aksimu untuk menyambut
Earth Hour 2018?”
Komentar yang menjawab: - 1 jam tidak membakar sampah
- Menantang diri untuk tidak
menggunakan kantong plastik
- Menggunakan kertas bekas yang
masih bisa dipakai ketimbang
memakai kertas baru
- Bawa botol minum kemana mana,
sebisa mungkin beli minum dari gelas
kaca bukan plastik
- Dan lain sebagainya
Melalui komentar-komentar ini, peneliti menyadari bahwa
komentator yang tergolong curate memiliki ketertarikan yang cukup
besar terhadap organisasi ataupun Earth Hour 2018 karena sudah
memahami kampanye yang diadakan oleh WWF Indonesia dan rela
meluangkan waktunya untuk membantu organisasi dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari komentator lain yang baru mencapai
tahap create. Komentar-komentar curate juga memengaruhi
pembaca komentar lainnya dengan memberikan edukasi lebih sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan oleh WWF Indonesia. Yang
dimaksud dengan edukasi adalah dengan adanya kemungkinan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
91
masyarakat lain ada yang tidak mengetahui aktivitas apa saja yang
termasuk ke dalam Earth Hour, komentar pada tahap curate
membantu memberikan wawasan lebih kepada masyarakat luas.
Seluruh 23 komentar curate yang merupakan jumlah komentar pada
konten foto dan video kurang lebih memiliki isi yang sama dan
komentar tersebut tergantung pada konteks dan konten seperti apa
yang di-posting oleh WWF Indonesia.
4.3.4 Advocate
Komentar yang tergolong advocate pada konten foto
terdapat 82 komentar, sedangkan komentar pada konten video
ditemukan sebanyak 5 komentar. Akan tetapi, hasil analisis terhadap
87 komentar tersebut, menghasilkan komentar yang serupa, di mana
komentar advocate bersifat mengajak orang lain agar ikut serta
untuk mematikan lampu ataupun mengikuti kegiatan berlari yang
diadakan oleh WWF Indonesia sebagai salah satu rangkaian
kegiatan Earth Hour 2018 juga. Komentar ini termasuk advocate
karena komentator me-mention (@) orang lain yang merupakan
wujud mengajak dan memberikan pengaruh secara langsung
terhadap orang yang di mention agar membaca post yang
dipublikasikan oleh WWF Indonesia. Komentar yang tergolong
advocate memberikan dampak positif kepada organisasi, di mana
dengan komentator melakukan word-of-mouth communication dari
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
92
sudut pandang orang ketiga, persuasi yang dilakukan oleh
komentator tersebut akan berjalan lebih efektif. Komentar semacam
ini banyak ditemukan dengan intonasi dan gaya menulis mengajak
orang lain, seperti:
- “Yok @cynn_thia89”
- “@kijar,cikarang @cicits @farida_depipuh @tutiwiras
matikan lampu selama 1 jam mulai pukul 20.30 waktu
setempat #earthhour2018”
- “Gw bisa pamer dan bangga se rt or bahkan se rw, rumah
paling go green banyak pohon dan tanaman. Tapi di satu sisi
gw belum bisa menggerakan tetangga sekitar rumah untuk
go green. Setiap belanja bisa dipastikan gw bisa menolak
menggunakan plastik. Bahkan setiap makan or minum di
resto or pinggir jalan gw selalu maksa untuk refill jika
tambah maka or minum di piring atau dalam gelas atau
kemasan yang sama @cindysirait @drewolfk @sigitpram
@ferdiseptriadi”
- Dan lain sebagainya
Berdasarkan hasil analisis, tiap komentar yang tergolong ke dalam
sub-category dari hierarchy of engagement ini dipengaruhi oleh konten
yang dibentuk oleh WWF Indonesia, sehingga pada sub-bab selanjutnya,
peneliti akan membahas mengenai faktor yang memengaruhi engagement.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
93
4.4 Faktor yang Memengaruhi Engagement
Melalui hasil analisis komentar, peneliti akan membahas mengenai
konten yang menjadi faktor yang memengaruhi engagement Earth Hour
2018. Pada 26 Februari 2018, WWF Indonesia mem-posting konten ke
Instagram untuk pertama kalinya dan memberikan informasi terkait Earth
Hour 2018. Konten yang berupa foto ini diberikan caption sebagai berikut,
“Puncak perayaan Earth Hour tahun ini akan diadakan pada tanggal 24
Maret 2018. Ambil bagian dalam kampanye global untuk menyelamatkan
bumi kita! Dimanapun kamu berada mari berlari dan bersepeda dalam kurun
waktu 23-25 Maret 2018. Daftar sekarang di www.virtualrun.id
#EarthHour2018 #EarthHour #Connect2Earth #VirtualRun”
Gambar 4.3 Konten 26 Februari 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
94
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten pertama WWF Indonesia menghasilkan berbagai macam
komentar yang dikelompokan ke dalam tahap engagement dengan proporsi
sebagai berikut,
Tabel 4.5
Kategori Komentar pada Konten 26 Februari 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 1.996 views
2 Create 23 komentar
3 Curate 3 komentar
4 Advocate 21 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil pengelompokan komentar sesuai dengan tahap
hierarchy of engagement di atas, konten pertama ini mencapai tahap
engagement advocate dengan komentar yang tergolong tahap ini sebanyak
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
95
21 komentar, akan tetapi komentar yang paling banyak ditemukan terdapat
pada tahap create dengan jumlah 23 komentar, dan yang paling sedikit
adalah curate yang berjumlah 3 komentar. Pada konten ini ditemukan
beberapa jenis komentar seperti,
a. Terdapat komentar create yang menanyakan lokasi acara
diselenggarakan. Salah satu elemen yang harus dimiliki suatu
konten adalah tersedianya informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pembaca. Dari sinilah peneliti melihat bahwa konten yang diberikan
oleh WWF Indonesia masih menimbulkan pertanyaan bagi beberapa
masyarakat.
b. Terdapat komentar advocate yang sifatnya mengajak akibat konten
post yang menciptakan keikutsertaan publik
Konten yang di-posting pada 26 Februari 2018 pukul 17.14 WIB ini
memiliki format pengemasan pesan di mana ukuran tulisan dan font yang
digunakan mudah untuk dibaca. Pemilihan kata pada konten kurang dapat
dimengerti oleh beberapa orang dengan masih ditemukan komentator yang
tidak paham dengan pesan konten tersebut dikarenakan adanya bahasa yang
asing atau jarang didengar, yaitu istilah “virtual run”. Virtual run sebagai
rangkaian acara Earth Hour 2018 memiliki arti bahwa masyarakat di
seluruh Indonesia dapat mendukung Earth Hour 2018 dengan melakukan
aktivitas berlari di daerah masing-masing, dan tidak harus berlari di tempat
acara utama Earth Hour 2018 berlangsung. Namun, masih ditemukan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
96
komentar yang berbunyi pertanyaan terkait virtual run tersebut, di mana
komentar tersebut tergolong create.
Konten kedua yang di-posting oleh WWF Indonesia pada tanggal 19
Maret 2018 pada pukul 16.18 WIB adalah konten yang berupa video.
Konten video ini diawali dengan hitungan mundur dari angka 5 hingga
angka 1 yang menunjukkan bahwa tinggal 5 hari lagi hingga Earth Hour
2018 diadakan. Dalam video tersebut terdapat foto-foto bangunan terkenal
dari beberapa negara yang masih menyala dan dilanjutkan dengan
peringatan bahwa Earth Hour 2018 hampir tiba yang disampaikan
menggunakan Bahasa Inggris. Konten video ini diakhiri dengan
ditunjukannya foto atau dokumentasi media sosial WWF terkait Earth Hour
pada tahun-tahun sebelumnya.
Konten tersebut memiliki caption sebagai berikut, “Tak terasa 5 hari
lagi menuju #EarthHour 2018! Tahun ini, Earth Hour tak hanya sekadar aksi
melawan perubahan iklim dengan mematikan lampu selama 1 jam. Kini
Earth Hour mengajak sobat untuk meningkatkan kepedulian melalui aksi
nyata #Connect2Earth. Yuk lindungi bumi dengan mulai menggunakan
sumberdaya alam secara bijak, agar kelestarian hutan, laut, dan lingkungan
hidup tetap terjaga. Apa aksimu untuk menyambut Earth Hour 2018?”
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
97
Gambar 4.4 Konten 19 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten video ini menghasilkan komentar yang digolongkan ke
dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.6
Kategori Komentar pada Konten 19 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 8.812 views
2 Create 5 komentar
3 Curate 7 komentar
4 Advocate 5 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Konten ini sudah mencapai tahap engagement advocate di mana
konten menghasilkan 5 komentar yang tergolong advocate dan sebanding
dengan jumlah komentar yang tergolong create. Namun, peneliti
menemukan bahwa komentar pada tahap curate-lah yang paling banyak
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
98
yaitu sejumlah 7 komentar. Faktor yang menyebabkan komentar curate
terbentuk paling banyak adalah karena konten WWF Indonesia bersifat
interaktif dengan menanyakan “Apa aksimu untuk menyambut Earth Hour
2018?” sehingga komentar yang disampaikan oleh masyarakat kebanyakan
menjawab pertanyaan dari WWF Indonesia sesuai dengan konteksnya.
Konten ketiga di-posting oleh WWF Indonesia pada tanggal 21
Maret 2018 pukul 18.36 WIB dengan konten berupa foto yang diberikan
caption sebagai berikut, “Tahun ini, WWF Indonesia bekerjasama dengan
Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan Pusat
Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK-@love_gbk) dalam
pelaksanaan #EarthHour 2018! Penerangan di Stadion Utama Gelora Bung
Karno akan dipadamkan selama satu jam sebagai simbolis dukungan Asian
Games 2018 dan GBK terhadap kelestarian alam dan perubahan iklim.
Kerjasama ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian alam dengan memulai gaya
hidup yang lebih ramah lingkungan. Apa aksi yang ingin sobat lakukan
untuk ikut serta menjaga kelestarian lingkungan? #Connect2Earth
#AsianGames2018 #EnergyofAsia”. Konten ini dikemas dengan WWF
Indonesia mencantumkan informasi mengenai waktu Earth Hour 2018
digelar yang dilengkapi dengan 3 maskot ASIAN Games. Peletakan ketiga
maskot tersebut menunjukkan bahwa ASIAN Games juga turut mendukung
kegiatan Earth Hour 2018.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
99
Gambar 4.5 Konten 21 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten ketiga ini menghasilkan komentar yang digolongkan ke
dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.7
Kategori Komentar pada Konten 21 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 4.478 views
2 Create 11 komentar
3 Curate 12 komentar
4 Advocate 2 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Tabel ini menunjukan bahwa konten telah berhasil mencapai tahap
engagement advocate dengan terbentuknya 2 komentar yang tergolong
tahap tersebut, namun tahap curate masih mendominasi dengan jumlah
komentar sebesar 12 komentar, dan komentar yang tergolong create
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
100
sebanyak 11 komentar. Melalui analisis komentar, peneliti menemukan
bahwa,
a. Komentar terbanyak yang didapatkan melalui konten ketiga ini
adalah komentar yang tergolong curate karena konten yang di-
posting oleh WWF Indonesia bersifat interaktif, masyarakat dapat
memberikan komentar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
WWF Indonesia
b. Ditemukan juga komentar pada tahap create yang mengajukan
pertanyaan mengenai keefektifan Earth Hour 2018 yang
menunjukan bahwa adanya ketidakjelasan manfaat Earth Hour
2018 secara detil
Konten selanjutnya di-posting pada 22 Maret 2018 pukul 17.06 WIB
berupa foto tersebut dikemas dengan penulisan dan pemilihan kata yang
cukup jelas dan juga informasi yang lengkap mengenai waktu, lokasi, dan
rangkaian acara Earth Hour 2018. Konten ini memiliki caption sebagai
berikut, “EARTH HOUR TINGGAL 2 HARI LAGI! Yuuk rayakan Earth
Hour 2018 bersama WWF Indonesia, @asiangames2018, dan @love_gbk
di Plaza Timur SUGBK pada Sabtu 24 Maret 2018 pukul 19.00-22.00. Akan
ada night run, night cycling, kemah ceria, permainan tradsional, music
performance, dan berbagai kegiatan seru lainnya bersama Panda Movile,
indorunners, Indoesia Kemah Ceria, Longboarfer CDF Indonesia, dan
masih banyak lagi! Jangan lupa bawa botol minum, glow stick atau kenakan
kaos glow in the dark mu untuk menambah serunya perayaan nanti! Sobat
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
101
di luar Jakarta juga bisa berpartisipasi dengan Virtual Run – berlari,
bersepeda, ataupun jalan kaki selama 60 menit pada kurun waktu tanggal
23-25 Maret 2018. Untuk sobat lainnya dimanapun berada, bisa ikut
merayakan dengan mematikan lampu dan alat elektronik yang tak terpakai
pada pukul 20.30-21.30 sebagai tanda dukunganmu untuk aksi nyata atasi
perubahan iklim. Selamat merayakan #EarthHour 2018! #IniAksiku
#Connect2Earth #AsianGames2018 #EnergyofAsia”
Gambar 4.6 Konten 22 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten ini menghasilkan komentar dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.8
Kategori Komentar pada Konten 22 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 2.788 views
2 Create 5 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 11 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
102
Komentar terbanyak yang didapatkan adalah 11 komentar yang
tergolong advocate yang mengajak orang lain melalui fitur mention (@),
dan tidak terdapat komentar yang tergolong curate, serta tidak ada komentar
create yang masih bertanya, di mana peneliti melihat bahwa faktor yang
menyebabkan tahap engagement advocate lebih dominan adalah karena
konten yang dibentuk oleh WWF Indonesia ini memang lebih lengkap
daripada konten lainnya, dengan adanya tanggal, jam, lokasi, dan rangkaian
kegiatan yang diadakan dijelaskan secara lengkap dan informatif.
Konten kelima yang di-posting pada tanggal 23 Maret 2018 pukul
20.18 WIB dikemas dengan konten mencamtukan kota-kota yang turut
melaksanakan Earth Hour 2018 dan juga waktu Earth Hour 2018
dilaksanakan. Tulisan dan penggunaan bahasa dapat terbaca jelas dan pada
konten ini WWF Indonesia menuliskan kata “Indonesia” dengan ukuran
tulisan yang cukup besar untuk menunjukkan bahwa kota-kota di seluruh
Indonesia bersatu untuk turut serta mengikuti Earth Hour 2018. Konten ini
memiliki caption sebagai berikut, “Apa rencana sobat untuk semarakkan
#EarthHour 2018 besok? Sobat bisa ikut mematikan lampu selama satu jam
mulai pukul 20.30 waktu setempat dan mengikuti berbagai aktivitas dalam
perayaan Earth Hour 2018 di kotamu. Untuk sobat yang berada di Jakarta,
sobat bisa ikut serta bersama WWF Indonesia, @asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur Stadion Utama Gelora Bung Karno mulai pukul
20.00 WIB GRATIS! Cari tahu informasi perayaan Earth Hour 2018 di
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
103
berbagai kota di Indonesia selengkapnya di @ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku”
Gambar 4.7 Konten 23 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten ini menghasilkan komentar yang digolongkan ke dalam
tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.9
Kategori Komentar pada Konten 23 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 6.200 views
2 Create 17 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 46 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Komentar terbanyak adalah komentar yang tergolong advocate
sejumlah 46 komentar dengan konten komentar tersebut berupa ajakan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
104
dengan me-mention (@) orang lain, dan tidak ada komentar yang tergolong
curate.
a. Salah satu faktor konten yang menyebabkan tingginya engagement
adalah faktor timing, di mana konten harus di-posting tepat pada
waktunya. Konten ini di-posting sehari sebelum Earth Hour 2018
sebagai pengingat bagi masyarakat mengenai acara utama Earth
Hour 2018 dan menciptakan ketertarikan yang tinggi yang terlihat
dari jumlah komentar yang tergolong advocate cukup banyak
b. Dalam komentar yang tergolong create masih ditemukan pertanyaan
mengenai informasi terkait acara utama yang akan digelar, sehingga
informasi dalam konten ini masih kurang lengkap untuk memenuhi
kebutuhan pembaca.
Setelah WWF Indonesia mem-posting konten pada 23 Maret 2018,
yaitu H-1 acara, WWF Indonesia tidak mem-posting konten pada saat acara
utama terlaksanakan, yaitu 24 Maret 2018. WWF Indonesia kembali aktif
mem-posting konten di Instagram pada tanggal 27 Maret 2018 pukul 10.31
WIB, yakni 3 hari setelah Earth Hour 2018 dilaksanakan. Konten video ini
dikemas dalam bentuk dokumentasi di mana penerangan pada gedung
Gelora Bung Karno dimatikan dan tidak ada kata-kata yang dicantumkan ke
dalam video tersebut. Post ini memiliki caption sebagai berikut,
“Pelaksanaan #EarthHour 2018 merupakan pembuktian bahwa aksi kecil
yang dilakukan bersama-sama bisa memberikan dampak besar bagi bumi.
Terimakasih atas dukungan @asiangames2018 @love_gbk @kesdm
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
105
@virtualrunid @indorunners @indonesia_kemah_ceria dan sobat semua
yang telah berpartisipasi dan berjuang untuk melindungi kelestarian bumi
dan keanekaragaman hayati. Ayo teruskan perjuangan untuk masa depan
bumi yang lebih baik! Let’s #Connect2Earth! #IniAksiku #EnergyofAsia”
Gambar 4.8 Konten 27 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten berupa video ini menghasilkan komentar yang digolongkan
ke dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.10
Kategori Komentar pada Konten 27 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 8.345 views
2 Create 1 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 0 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Konten yang berupa dokumentasi acara Earth Hour 2018 yang
diadakan tersebut tidak mendapatkan komentar yang tergolong advocate,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
106
maupun curate, namun hanya menciptakan 1 komentar yang tergolong
create dengan komentar tersebut menunjukan rasa terimakasihnya kepada
WWF Indonesia. Konten ini tidak memiliki informasi segnifikan yang ingin
disampaikan karena hanya berupa dokumentasi saja. Konten juga tidak
dikemas secara interaktif yang menyebabkannya konten tersebut
menghasilkan engagement yang rendah. Dengan konten di-posting 3 hari
setelah acara berlangsung, timing konten kurang tepat karena ketertarikan
masyarakat terkait Earth Hour 2018 sudah reda.
Pada 28 Maret 2018 pukul 14.29 WIB, WWF Indonesia kembali
membentuk konten foto yang berisikan dokumentasi masyarakat
menyalakan lilin bersama dengan lilin disusun hingga membentuk angka 60
sebagai aksi mematikan lampu selama 1 jam, atau 60 menit. Konten foto
juga tidak dicantumkan penulisan di dalamnya, dan pada caption tertera
tulisan sebagai berikut, “Gerakan #EarthHour terus menyebar ke segala
penjuru Indonesia dan dunia, semua baik tua maupun muda menunjukkan
dukungannya untuk bumi yang lestari. Terimakasih atas partisipasinya
@ehpontianak! Terus kobarkan semangat untuk selamatkan bumi dan
bagikan pengalamanmu di connect2earth.org Let’s #Connect2Earth
#IniAksiku”.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
107
Gambar 4.9 Konten 28 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten berupa foto ini menghasilkan komentar yang digolongkan
ke dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.11
Kategori Komentar pada Konten 28 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 3.496 views
2 Create 12 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 1 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Konten ini memunculkan 12 komentar pernyataan yang tergolong
create namun tidak ada komentar yang tergolong curate. Akan tetapi,
dengan konten WWF Indonesia yang masih mengajak masyarakat untuk
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
108
terus mengobarkan semangat untuk menyelamatkan bumi, ditemukan
adanya 1 komentar yang tergolong advocate.
Konten ke delapan yang di-posting pada 29 Maret 2018 pukul 07.13
WIB berupa foto menunjukkan gambar pemadaman lampu pada salah satu
bangunan besar di Aceh. Konten foto ini tidak diberikan penulisan apapun
dan konten ini memiliki caption sebagai berikut, “Tahukan sobat jika
Museum Tsunami di Aceh juga ikut berpartisipasi di #EarthHour hari Sabtu
lalu? Terimakasih @earthhouraceh dan seluruh warga Aceh atas
dukungannya untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan! Apa
aksi dan komitmen untuk bumi yang telah sobat lakukan di #EarthHour
2018? Jangan lupa ceritakan di connect2earth.org ya! #Connect2Earth
#IniAksiku”
Gambar 4.10 Konten 29 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
109
Konten berupa video ini menghasilkan komentar yang digolongkan
ke dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.12
Kategori Komentar pada Konten 29 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 3.953 views
2 Create 4 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 0 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Terdapat 4 komentar yang ditinggalkan masyarakat pada konten ini,
di mana keempat komentar tersebut semuanya tergolong ke dalam tahap
create yang hanya menyampaikan pernyataan pribadi. Komentar ini
menunjukan bahwa engagement sangatlah kecil yang disebabkan karena
konten tersebut tidak bersifat interaktif dan juga timing mem-posting konten
yang sudah terlalu lama, di mana acara utama digelar 5 hari yang lalu.
Konten selanjutnya di-posting oleh WWF Indonesia pada 30 Maret
2018 pukul 10.52 WIB dalam bentuk foto di mana terdapat dua orang wanita
yang sedang menyalakan lilin sebagai aksi Earth Hour 2018. Tidak terdapat
penulisan apapun pada konten foto, namun konten ini memiliki caption
yang berbunyi sebagai berikut, “Tahukah sobat jika EarthHour pertama kali
dilaksanakan pada tahun 2007 di Sydney, Australia? Kini Earth Hour juga
diikuti oleh ratusan kota di berbagai negara, termasuk banyak kota di
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
110
Indonesia. Earth Hour tak lagi hanya sebatas aksi mematikan lampu selama
satu jam, tetapi juga mendorong berbagai aksi lainnya demi kelestarian
bumi seperti penanaman pohon, terumbu karang, dan mangrove,
penghematan energi, pengurangan penggunaan plastik, pemberantasan
penjualan satwa dilindungi, dan lainnya. Yuk ceritakan aksi yang sobat
lakukan untuk lestarikan bumi! Cek @ehindonesia untuk lihat perayaan
Earth Hour 2018 di kota lainnya #Connect2Earth #IniAksiku”
Gambar 4.11 Konten 30 Maret 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten berupa video ini menghasilkan komentar yang digolongkan
ke dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi sebagai berikut,
Tabel 4.13
Kategori Komentar pada Konten 30 Maret 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 6.175 views
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
111
2 Create 1 komentar
3 Curate 1 komentar
4 Advocate 1 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Konten ini merupakan salah satu konten yang menerima komentar
sangat sedikit, yaitu sebanyak 3 komentar walaupun jumlah views mencapai
6.175 views. Salah satu alasannya adalah karena konten tidak memenuhi
kebutuhan pembaca dengan menggunakan format visual yang kurang tepat.
Format visual dikatakan kurang tepat karena dapat dilihat pada image yang
di-posting WWF Indonesia yang tidak memiliki kesinambungan dengan
caption yang dicantumkan. Konten juga tidak dikemas secara interaktif dan
timing yang kurang tepat.
WWF Indonesia mem-posting konten terakhir mengenai Earth Hour
2018 pada 2 April 2018 pukul 10.26 WIB dalam bentuk video, di mana
video dikemas dengan menunjukan hasil dokumentasi kegiatan Earth Hour
2018 pada 24 Maret 2018 yang lalu. Caption yang dicantumkan pada video
tersebut adalah sebagai berikut, “#EarthHour 2018 telah berakhir, namun
semangat untuk terus melindungi bumi tak boleh berhenti! Ayo lanjutkan
aksimu, cari tahu berbagai aksi untuk lestarikan bumi atau ceritakan kisah
perjuanganmu di connect2earth.org. Terimakasih sudah berpartisipasi di
#EarthHour 2018, let’s #Connect2Earth! #IniAksiku”
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
112
Gambar 4.12 Konten 2 April 2018
Sumber: Screenshot Instagram WWF Indonesia
Konten berupa video ini menghasilkan komentar yang
digolongkan ke dalam tahap-tahap engagement dengan proporsi
sebagai berikut,
Tabel 4.14
Kategori Komentar pada Konten 2 April 2018
No Sub Category Frekuensi
1 Consume 6.393 views
2 Create 3 komentar
3 Curate 0 komentar
4 Advocate 0 komentar
Sumber: Olahan Peneliti
Konten terakhir ini menciptakan 3 komentar create yang
berbunyi pernyataan pribadi mengenai Earth Hour 2018. Dengan
tidak adanya interaktivitas yang dimunculkan dalam konten ini,
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
113
tahap engagement yang dicapai pun menjadi kecil dan hanya sampai
tahap create saja. Serta timing yang sudah terlalu lama dari tanggal
pada saat acara berlangsung juga memengaruhi engagement-nya.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
114
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan simpulan bahwa Earth
Hour 2018 yang dipublikasikan pada media sosial Instagram WWF Indonesia
telah mencapai tahap advocate pada hierarchy of engagement yang terlihat dari
komentar yang bersifat mengajak dan merekomendasikan Earth Hour 2018
kepada orang lain. Akan tetapi, walaupun sudah mencapai tahap advocate,
respon yang mendominasi kegiatan online PR Earth Hour 2018 pada Instagram
ini adalah tahap consume, di mana orang-orang hanya melihat konten namun
tidak memberikan respon dalam bentuk komentar. Jumlah consume secara
keseluruhan mencapai 52.636 views, sedangkan jumlah komentar hanya
mendapatkan 82 komentar create, 23 komentar curate, dan 87 komentar
advocate. Peneliti juga menemukan bahwa baik konten yang di post berupa foto
maupun video menghasilkan engagement yang serupa, di mana komentar yang
diberikan masyarakat justru tergantung dari konten yang di post oleh WWF
Indonesia.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
115
Melalui analisis ini, konten WWF Indonesia yang memengaruhi
engagement di media sosial menjelaskan bahwa konten dengan informasi yang
kurang lengkap akan menumbuhkan kebingungan bagi masyarakat sehingga
mereka meninggalkan komentar yang tergolong create dengan hanya bertanya
kepada WWF Indonesia saja. Sedangkan konten yang interaktif akan
menghasilkan respon yang tergolong curate dengan komentator membentuk
komentar yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh WWF Indonesia.
Format, tone, konteks, timing, dan juga pengulangan komunikasi melalui
konten yang di post di Instagram juga memberikan pengaruh terhadap
engagement masyarakat, di mana melalui analisis isi ini ditemukan pada
beberapa konten bahwa pengemasan format, tone, dan juga konteks masih
menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat sehingga beberapa orang
meninggalkan komentar yang bersifat create. Waktu posting konten di mana
konten di post dengan jangka waktu yang cukup lama setelah acara usai digelar
menghasilkan respon yang sangat sedikit serta engagement yang sangat rendah.
Berbeda dengan konten yang di post oleh WWF Indonesia sebelum Earth Hour
2018 dilaksanakan yang menghasilkan respon lebih banyak dan juga level
engagement yang lebih tinggi hingga mencapai advocate. Pengulangan
komunikasi pesan sudah cukup baik dilakukan oleh WWF Indonesia dengan
organisasi mem-posting konten secara berulang kali menjelang Earth Hour
2018 untuk mengingatkan masyarakat kembali mengenai Earth Hour 2018
tersebut.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
116
5.2 Saran
5.2.1 Saran Akademis
Selama melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa hal
yang dapat dilengkapi atau diperbaiki melalui penelitian berikutnya,
antara lain:
1. Dalam penelitian kali ini, peneliti hanya menganalisis mengenai
bagaimana respon masyarakat melalui analisis pada komentar di
Instagram WWF Indonesia saja. Namun, hal ini tidak menutup
kemungkinan untuk penelitian lain dapat melakukan analisis
secara lebih menyeluruh, di mana tidak hanya komentar pada
Instagram saja yang diteliti, namun bisa juga meneliti jumlah
retweet dari Twitter WWF Indonesia, jumlah share dari
Facebook WWF Indonesia dan lain sebagainya yang dapat
melengkapi penelitian terkait engagement terhadap Earth Hour.
2. Penelitian analisis isi kualitatif ini pastinya tidak dapat
memenuhi berbagai macam pertanyaan yang muncul di benak
pembaca, dan hanya akan menjawab pertanyaan dari rumusan
masalah peneliti, di mana rumusan masalahnya hanyalah ingin
melihat bagaimana respon masyarakat dan tergolong sub-
category apakah respon tersebut. Apabila ingin mendapatkan
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
117
data yang lebih jelas dan secara eksak, maka penelitian ini dapat
juga dilanjutkan menggunakan jenis penelitian lainnya.
5.2.2 Saran Praktis
Selain saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti juga memiliki
beberapa saran praktis untuk WWF Indonesia, yaitu:
1. Melihat adanya beberapa pertanyaan dari masyarakat yang tidak
direspon oleh WWF Indonesia, sebaiknya WWF Indonesia
memberikan respon terhadap komentar-komentar tersebut agar
tidak membingungkan masyarakat
2. WWF Indonesia disarankan untuk mengemas konten yang dapat
memperbanyak komentar yang tergolong advocate, seperti
konten yang sudah cukup lengkap informasinya dan juga yang
konten yang menimbulkan partisipasi masyarakat.
3. Melihat respon masyarakat yang hanya tergolong create setelah
acara selesai, WWF Indonesia diharapkan agar membentuk
konten yang sifatnya tetap mengajak masyarakat untuk tetap
menanamkan gaya hidup cinta bumi walaupun Earth Hour 2018
telah usai.
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
118
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro. 2014. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif
dan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. 2017. “Hasil Survei Penetrasi dan Perilaku
Pengguna Internet Indonesia 2017”. Diakses pada 18 Maret 2018.
https://www.apjii.or.id/survei
Berger, Arthur Asa. 2011. Media and Communication Research Methods; an
Introduction to Qualitative and Quantitative Approaches 2nd Edition. San
Francisco State University: SAGE Publications, Inc.
Bohang, Fatimah Kartini. 2018. “Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia?”.
Kompas.com. 11 Februari. Diakses pada 18 Maret 2018
https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177/berapa-jumlah-
pengguna-internet-indonesia.
Christian Wiencierza, Katharina Gisela Pöppela, dan Ulrike Röttgera. 2015. “Where
Does My Money Go? How Online Comments on a Donation Campaign
Influence the Perceived Trustworthiness of a Nonprofit Organization”.
International Journal of Strategic Communication, vol. 9, no. 2, h. 102-117.
Diakses pada 2 Mei 2018.
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/1553118X.2015.1008634
Duhe, Sandra C. 2007. New Media and Public Relations. New York: Peter Lang
Publishing, Inc.
Evans, Dave dan Joe Cothrel. 2014. Social Customer Experience; Engage and Retain
Customers Through Social Media. E-book. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.
Diakses pada 1 Juni 2018. https://www.wiley.com/en-
gb/Social+Customer+Experience%3A+Engage+and+Retain+Customers+thro
ugh+Social+Media-p-9781118927120
Facebook WWF Indonesia. 2018. Diakses pada 3 April 2018.
https://www.facebook.com/WWFIndonesia/
Fishel, David. 2008. The Book of the Board: Effective Governance for Nonprofit
Organisations. Leichhardt: The Federation Press.
Gregory, Anne. 2000. Planning and Managing Public Relations Campaigns 2nd
Edition. London: Kogan Page
Hidayat, Dasrun. 2014. Media Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
119
Instagram WWF Indonesia 2018. Diakses pada 3 April 2018.
https://www.instagram.com/wwf_id/?hl=en
Jennings Bryant, Susan Thompson, dan Bruce W. Finklea. 2013. Fundamental of
Media Effects; second edition. USA: Waveland Press. Inc.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE.
Miriam Fernandez, Gregoire Burel, Harith Alani, dan Lara. 2015. “Analysing
Engagement Towards the 2014 Earth Hour Campaign in Twitter”. UK: The
Open University. Diakses pada 3 Mei 2018. http://oro.open.ac.uk/43621/
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualtitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
Kerpen, Dave. 2011. Likeable Social Media: How to Delight Your Customers, Create
an Irresistible Brand, and Be Generally Amazing on Facebook (and Other
Social Networks). USA: The McGraw Hill Companies.
Luttrell, Regina. 2015. Social Media; How to Engage, Share, and Connect. London:
The Rowman and Littlefield Publishing Group, Inc
Neuman, Lawrence. 2014. Basics of Social Research: Qualitative & Quantitative
Approach 3rd Edition. England: Pearson Education Limited
Phillips, David dan Philip Young. 2009. Online Public Relations; A Practical Guide to
Developing an Online Strategy in the World of Social Media 2nd Edition.
London: Kogan Page
Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: PT Grasindo
Ruslan, Rosady. 2013. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajawali
Pers
Salim, Agus. 2006. Teori Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Santoso, Amanda P., Imam Baihaqi, dan Satria F. Persada. 2017. “Pengaruh Konten
Post Instagram terhadap Online Engagement: Studi Kasus Pada Lima Merek
Pakaian Wanita”. Jurnal Sains dan Seni ITS (Institut Teknologi Sepuluh
Nopember), vol. 6, no. 1, h. 50-54. Diakses pada 13 Juli 2018.
https://media.neliti.com/media/publications/193101-ID-pengaruh-konten-
post-instagram-terhadap.pdf
Scholl, Hillary. 2016. Instant Profits Guide to Instagram Success. United Kingdom:
Hillary Scholl. Diakses pada 8 Mei 2018.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=QJYnCwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PT10&dq=Instant+Profits+Guide+to+Instagram+Success&ots=zVvCHt
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
120
ygjj&sig=qRFUC8bF_JoyS1xLqOQTvp0qr00&redir_esc=y#v=onepage&q=I
nstant%20Profits%20Guide%20to%20Instagram%20Success&f=false
Schreier, Margrit. 2012. Qualitative Content Analysis in Practice. London: SAGE
Publications Ltd
We Are Social. 2018. “Digital in 2018 in Southeast Asia”. Diakses pada 11 April 2018.
https://www.slideshare.net/wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-part-
2-southeast-86866464
Website Earth Hour International. 2018. Diakses pada 3 April 2018.
https://www.earthhour.org/
Website WWF Indonesia. 2018. Diakses pada 3 April 2018. https://www.wwf.or.id/
Website WWF International. 2018. Diakses pada 3 April 2018.
https://www.worldwildlife.org/
Youtube WWF Indonesia. 2018. Earth Hour Indonesia. Online Video. Diakses pada 3
April 2018. https://www.youtube.com/user/WWFIndonesia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
LAMPIRAN
1. Posts WWF Indonesia di Instagram terkait Earth Hour 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Lampiran 2. Coding Frame
Konten Berupa Foto
Advocate Curate Create Consume
1 @ditasip
2 @akurza tah ki event lari
3 Bagus nih
4 Kuy!!
5 Yok @cynn_thia89
6 @nurfitriyanti lari mau?
7 @buchorioi @alvi_arya
8
Yok anak kota agung
@rahmicarolina
@beno.f.syahri
9
(membalas komen no 8)
Yooook… aku sih yes. Ga
tau kalau komandan
@beno.f.syahri
10
(membalas komen no 9)
@rahmicarolina catet.
Tolong ya @mochanovi
@claris_sa Mimi mau lari
nih wkwkwk
Hierarchy of Engagement
26 Februari 2018
Caption post:
Puncak perayaan Earth Hour
tahun ini akan diadakan pada
tanggal 24 Maret 2018.
Ambil bagian dalam kampanye
global untuk menyelamatkan
bumi kita! Dimanapun kamu
berada mari berlari dan
bersepeda dalam kurun waktu 23-
25 Maret 2018.
Daftar sekarang di
www.virtualrun.id
#EarthHour2018 #EarthHour
#Connect2Earth #VirtualRun
No Tanggal dan Caption Komentar
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
11
(membalas komen no 10)
main lah orang lampung.
Hahahaah
12
(membalas komen no 11)
Mainlahhh.. jangan jauh
jauh wwkwk
13 Yukk @marcellkurniawan
14 @rioraptorr
15(membalas komen no 14)
yukk hahaha
16 Ini di kota mana?
17 @ming_chiang_lukito
18 > #SaveEarth <
19 Kuy @masevs
20 @budiyasa
21(membalas komen no 20)
wew kok aku baru tau :v
22 Wadaw mantep
23Kab. Banyuwangi ada
juga?
24@amivalinia @marshlnd
ikutan ga nih?
25
(membalas komen no 24)
ngikut matiin lampunya
aja deh w
26 kereeenn
26 Februari 2018
Caption post:
Puncak perayaan Earth Hour
tahun ini akan diadakan pada
tanggal 24 Maret 2018.
Ambil bagian dalam kampanye
global untuk menyelamatkan
bumi kita! Dimanapun kamu
berada mari berlari dan
bersepeda dalam kurun waktu 23-
25 Maret 2018.
Daftar sekarang di
www.virtualrun.id
#EarthHour2018 #EarthHour
#Connect2Earth #VirtualRun
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
27Ini venue nya dimana yaa
min
28
(membalas komen no 27)
ini bisa lari di mana aja,
asal daftar di virtualrun.id
29Ikut ini dong
@muflihmappaujung
30Dimana acara nya? itu
registernya ya?
31
Jadi kita lari tidak di track
yang disediakan panitia?
Panitia hanya
menyediakan jersey sama
mendali?
32
(membalas komen no 31)
iya, makanya namanya
virtual run. Kita bisa lari
dimana aja, bahkan di
rumah kita sendiri pun
juga bisa
33 Ikut ini aja @rreski
34(membalas komen no 33)
kuy
35(membalas komen no 34)
cek jadwal
36Acaranya dmn ini gan?
Thanks
26 Februari 2018
Caption post:
Puncak perayaan Earth Hour
tahun ini akan diadakan pada
tanggal 24 Maret 2018.
Ambil bagian dalam kampanye
global untuk menyelamatkan
bumi kita! Dimanapun kamu
berada mari berlari dan
bersepeda dalam kurun waktu 23-
25 Maret 2018.
Daftar sekarang di
www.virtualrun.id
#EarthHour2018 #EarthHour
#Connect2Earth #VirtualRun
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
37Cuy, kalo mau ikut ayok
@fa_fathi @ikhlasp
38 JJ
39 Tjakep
40Ndang daftar
@nasgul_dako
41 @rosyid_96
42 @katanyasyukron
43 Keren nih @me_rinandu
44 @yogisiahaann yog ayo
45 Dat @olesandria
46
(membalas komen no 45)
acaranya dimana ini dat?
Dan kapan?
47
(membalas komen no 46)
klo lgsg join di gbk atau
virtual run di mana aja
lokasinya bisa, tgl 24 dat)
21 3 23 1.996
48
Bawa tumbler untuk
mengurangi penggunaan
botol kemasan plastik
49Stop pakai sedotan
#lessplastic
26 Februari 2018
Caption post:
Puncak perayaan Earth Hour
tahun ini akan diadakan pada
tanggal 24 Maret 2018.
Ambil bagian dalam kampanye
global untuk menyelamatkan
bumi kita! Dimanapun kamu
berada mari berlari dan
bersepeda dalam kurun waktu 23-
25 Maret 2018.
Daftar sekarang di
www.virtualrun.id
#EarthHour2018 #EarthHour
#Connect2Earth #VirtualRun
Jumlah
21 Maret 2018
Caption post:
Tahun ini, WWF Indonesia
bekerjasama dengan Indonesian
Asian Games Organizing
Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian
Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno (PPK GBK-
@love_gbk) dalam pelaksanaan
#EarthHour 2018!
Penerangan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno akan
dipadamkan selama satu jam
sebagai simbolis dukungan
Asian Games 2018 dan GBK
terhadap kelestarian alam dan
perubahan iklim. Kerjasama ini
diharapkan bisa menjadi contoh
bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian
terhadap kelestarian alam dengan
memulai gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
Apa aksi yang ingin sobat
lakukan untuk ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan?
#Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
50
Udah setahun ini stop
bawa barang belanjaan
pake plastik. Selalu bawa
kantong belanja sendiri.
Sekarang mau menaikan
level dg stop penggunaan
tissue dan bawa tempat
makan da minum sendiri
biar ga bungkus pake
kemasan plastik
51
Jika bisa membawa tanpa
plastik dari supermarket
atau minimarket, maka
masukkan saja barang
bawaan ke dalam tas
#lessplastics
52
Berusaha untuk
menghemat energi. Lampu
yang tidak dipakai
dimatikan. Kurangin
pemakaian plastic. Dan
tidak ada bosennya
mengajak orang sekitar
untuk menjaga bumi
21 Maret 2018
Caption post:
Tahun ini, WWF Indonesia
bekerjasama dengan Indonesian
Asian Games Organizing
Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian
Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno (PPK GBK-
@love_gbk) dalam pelaksanaan
#EarthHour 2018!
Penerangan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno akan
dipadamkan selama satu jam
sebagai simbolis dukungan
Asian Games 2018 dan GBK
terhadap kelestarian alam dan
perubahan iklim. Kerjasama ini
diharapkan bisa menjadi contoh
bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian
terhadap kelestarian alam dengan
memulai gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
Apa aksi yang ingin sobat
lakukan untuk ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan?
#Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
53
Meminimalisir
penggunaan tissue dengan
menggantinya dengan
bahan yang bisa dicuci dan
dipakai kembali,
membawa tempat makan
sendiri dan memakai
tumbler sebagai botol
minum, hal ini untuk
mengurangi bahaya plastik
bagi tubuh manusia dan
lingkungan
54Menyiram tanaman waktu
subuh atau malam hari
55Melakukan 3R. Reduce,
reuse, recycle
56 Keren
57
Kereeen. Tapi selama
#earthhour dilakukan,
efektif gak min? dan
berapa jumlah energi yang
dihematkan dengan adanya
earth hour ini?
58Matikan lampu saat tdk
terpakai
59Tidak meludah
sembarangan
21 Maret 2018
Caption post:
Tahun ini, WWF Indonesia
bekerjasama dengan Indonesian
Asian Games Organizing
Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian
Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno (PPK GBK-
@love_gbk) dalam pelaksanaan
#EarthHour 2018!
Penerangan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno akan
dipadamkan selama satu jam
sebagai simbolis dukungan
Asian Games 2018 dan GBK
terhadap kelestarian alam dan
perubahan iklim. Kerjasama ini
diharapkan bisa menjadi contoh
bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian
terhadap kelestarian alam dengan
memulai gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
Apa aksi yang ingin sobat
lakukan untuk ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan?
#Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
60 @keppalsmandak_
61 @fisdfx
62
Mantap. Saya dukung min
semoga hewan2 di dunia
ini terjaga habitatnya
63
Salah satunya adalah
mendaki gunung tanpa
sampah, pulang membawa
sampah. Maksudnya
adalah bahwa kita harus
menjaga kebersihan
lingkungan dimanapun dan
menjaga ekosistem, salah
satunya adalah dengan
pulang sehabis mendaki
gunung membawa sampah
yang ditinggalkan oleh
pendaki lain yang tidak
bertanggung jawab, karena
gunung membawa pun
bukan hanya dinikmati
untuk kita saja tetapi untuk
orang lain juga
64 JJ
21 Maret 2018
Caption post:
Tahun ini, WWF Indonesia
bekerjasama dengan Indonesian
Asian Games Organizing
Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian
Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno (PPK GBK-
@love_gbk) dalam pelaksanaan
#EarthHour 2018!
Penerangan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno akan
dipadamkan selama satu jam
sebagai simbolis dukungan
Asian Games 2018 dan GBK
terhadap kelestarian alam dan
perubahan iklim. Kerjasama ini
diharapkan bisa menjadi contoh
bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian
terhadap kelestarian alam dengan
memulai gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
Apa aksi yang ingin sobat
lakukan untuk ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan?
#Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
65 Klo smua org tau psti bgus
66Di Bali malah sampai 24
jam matiin lampu
67 Jam berapa min?
68 Goodluck all
69 Earth our every day
70 J
71Menjaga kebersihan
lingkungan
72 Earth hour J
2 12 11 4,478
[email protected] kece sih
ini tp gua fullday dong
74Nih gladis biar bisa pamer
@gladiasuwesti
75 Suksesss acaranya
76 J
77
@ss.susanto.ss @rickybani
@kemalakim91
@andhika_masgetir
@muhamadreza21
78
@sarayangx
@naidaovtavia
@destiseptyara
Jumlah
21 Maret 2018
Caption post:
Tahun ini, WWF Indonesia
bekerjasama dengan Indonesian
Asian Games Organizing
Committee (INASGOC -
@asiangames2018) 18th Asian
Games Jakarta-Palembang 2018
dan Pusat Pengelolaan Komplek
Gelora Bung Karno (PPK GBK-
@love_gbk) dalam pelaksanaan
#EarthHour 2018!
Penerangan di Stadion Utama
Gelora Bung Karno akan
dipadamkan selama satu jam
sebagai simbolis dukungan
Asian Games 2018 dan GBK
terhadap kelestarian alam dan
perubahan iklim. Kerjasama ini
diharapkan bisa menjadi contoh
bagi masyarakat untuk
meningkatkan kepedulian
terhadap kelestarian alam dengan
memulai gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan.
Apa aksi yang ingin sobat
lakukan untuk ikut serta menjaga
kelestarian lingkungan?
#Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
22 Maret 2018
Caption post:
EARTH HOUR TINGGAL 2
HARI LAGI!
Yuuk rayakan Earth Hour 2018
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018, dan
@love_gbk di Plaza Timur
SUGBK pada Sabtu 24 Maret
2018 pukul 19.00-22.00
Akan ada night run, night
cycling, kemah ceria, permainan
tradsional, music performance,
dan berbagai kegiatan seru
lainnya bersama Panda Movile,
indorunners, Indoesia Kemah
Ceria, Longboarfer CDF
Indonesia, dan masih banyak
lagi!
Jangan lupa bawa botol minum,
glow stick atau kenakan kaos
“glow in the dark” mu untuk
menambah serunya perayaan
nanti!
Sobat di luar Jakarta juga bisa
berpartisipasi dengan Virtual
Run – berlari, bersepeda,
ataupun jalan kaki selama 60
menit pada kurun waktu tanggal
23-25 Maret 2018.
Untuk sobat alinnya dimanapun
berada, bisa ikut merayakan
dengan mematikan lampu dan
alat elektronik yang tak terpakai
pada pukul 20.30-21.30 sebagai
tanda dukunganmu untuk aksi
nyata atasi perubahan iklim.
Selamat merayakan #EarthHour
2018!
#IniAksiku #Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
79
@almandatriandini
tiketnya sudah di booking
persiapkan dirimu
80 @elc_learning_care
81 Wahhh
82
Ikut gak coiii @astriswnd
@destyseptyara
@naidaoctavia
83(membalas komen no 99)
hayukkk
84
Kami insyaallah bakal
ngadain earth hour di
lapangan pemprov
lampung
85 @mahmudin_bagas
86 Ini @uhal_hugal
87@galang_soeratam ikutan
ini bg
22 Maret 2018
Caption post:
EARTH HOUR TINGGAL 2
HARI LAGI!
Yuuk rayakan Earth Hour 2018
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018, dan
@love_gbk di Plaza Timur
SUGBK pada Sabtu 24 Maret
2018 pukul 19.00-22.00
Akan ada night run, night
cycling, kemah ceria, permainan
tradsional, music performance,
dan berbagai kegiatan seru
lainnya bersama Panda Movile,
indorunners, Indoesia Kemah
Ceria, Longboarfer CDF
Indonesia, dan masih banyak
lagi!
Jangan lupa bawa botol minum,
glow stick atau kenakan kaos
“glow in the dark” mu untuk
menambah serunya perayaan
nanti!
Sobat di luar Jakarta juga bisa
berpartisipasi dengan Virtual
Run – berlari, bersepeda,
ataupun jalan kaki selama 60
menit pada kurun waktu tanggal
23-25 Maret 2018.
Untuk sobat alinnya dimanapun
berada, bisa ikut merayakan
dengan mematikan lampu dan
alat elektronik yang tak terpakai
pada pukul 20.30-21.30 sebagai
tanda dukunganmu untuk aksi
nyata atasi perubahan iklim.
Selamat merayakan #EarthHour
2018!
#IniAksiku #Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
88 @wnoefa tar malm wil
merapat moal
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
11 0 5 2.788
89 @ehtanjungselor
Jumlah
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
22 Maret 2018
Caption post:
EARTH HOUR TINGGAL 2
HARI LAGI!
Yuuk rayakan Earth Hour 2018
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018, dan
@love_gbk di Plaza Timur
SUGBK pada Sabtu 24 Maret
2018 pukul 19.00-22.00
Akan ada night run, night
cycling, kemah ceria, permainan
tradsional, music performance,
dan berbagai kegiatan seru
lainnya bersama Panda Movile,
indorunners, Indoesia Kemah
Ceria, Longboarfer CDF
Indonesia, dan masih banyak
lagi!
Jangan lupa bawa botol minum,
glow stick atau kenakan kaos
“glow in the dark” mu untuk
menambah serunya perayaan
nanti!
Sobat di luar Jakarta juga bisa
berpartisipasi dengan Virtual
Run – berlari, bersepeda,
ataupun jalan kaki selama 60
menit pada kurun waktu tanggal
23-25 Maret 2018.
Untuk sobat alinnya dimanapun
berada, bisa ikut merayakan
dengan mematikan lampu dan
alat elektronik yang tak terpakai
pada pukul 20.30-21.30 sebagai
tanda dukunganmu untuk aksi
nyata atasi perubahan iklim.
Selamat merayakan #EarthHour
2018!
#IniAksiku #Connect2Earth
#AsianGames2018
#EnergyofAsia
88 @wnoefa tar malm wil
merapat moal
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
90
Go green ladies & boys!!!
Jgn lupa bsk matikan
lampu 1 jam yaaa
@nandaayutanjung
@anggunhk_
@novia_wldr @dewiut
@dheapasangka_
@anmaulana_ @malekk20
@dilabasirall
@adeviaputri1
91(membalas komen no 107)
siap bos
92 @daeng_sewang
93 @meegasari
94Perbaikan ekosistem
dimulai
95
Min kalo di semarang
event wwf dimana ya?
Simpang 5 kah?
96 Medan ga ada L
97 @maulidazahraaa
98 Medan ga ada ya?
99Siap pak, demi menjaga
kelestarian alam
100Bismillah. Kalau bukan
kita siapa lagi
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
101
@angginadiah9
@isma_ayadinii
@atikagitaa
@nurahadefinta
@selfinuryanti828
@bellmdrr @fegafegafe
@dittashanty
@apriliaromadhona
102Nahh biar pintar kau sikit
@richard_sinaga1609
103
@sarayangx
@destyseptyara
@naidaoctavia
104
@justiararevinganti
@juniaaisyahcahyani
@muslimah_sederhana
@musbiir
@budi.andriantoo
@wardahbafadhal tag yang
lain jugaaa
@azkadont @gasduasatu
106 @plazaatrium
107
Dari kita untuk kita oleh
kita. March 24th
2018, i’m
ready!
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
108 Siaappp
109
Yuk @auliamaidikta
@stiwindani
@fakhrunisaa @suci_br
110 Matiin lampu @frncn.xx
111 Kapan kui @fermansyahh
112 @ricreynal
113
@gchatrine
@romainisrirezeki
@ninaelvina10
@nurlinda_
@syarifahlailaa
114 @ricreynal
115 Malang 20.30 got it
[email protected] @intanjegeg
@trimun20
117 Saya akan hadir min
118
@aam_priadi
@bayi_prasodjo2810
@ffitrifebrianti
@harnisanab
@putridevieyanti
119@adkhilnaa04_
@afifahadilahs_
120
@nurdewip
@elisabethhutajulu30
@sriwahyuningsih
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
121 @ahmadriza803
122
@alfianadwisundari
@josronpratama
@dewijuliasafitri
@emi.nurhasmidah
123
Siap2 mati lampu guys
@petrisiamaya
@triwahyu2608
@iant_sulistiyanto
124 Hadir! Bawa senter
125
@jessha_2 @parwatinany
@nanyparwati
@putrisyaaw_
@pilariakreshna
126@banggasidoarjo
@exploresidoarjo
127 Nihh!! @zazkiiii1995
128 @siskakaw
129
Di daerahku uda ada
announcement pemadaman
listrik sabtu 24 march
2018 dari jam 9am sampai
4pm
130 @ayunurmalasari28
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
131
@amelia_situmorang19
@st.anggarini
@roshifahmudahmudah
@febybrahmana
132
@nadyarahmaah
@silviiapf @ridhaav
@fatwawidari
@hannyyulizar
133 @evilbibiguan
134
#connect2earth #iniaksiku
@tianapr_05 @im.ersi
@hanifahipey
@heruchristsetiawan
@gitaulia20
@mgaizalrizki
135 @fabachtiar
136 Support
137
Matiin lampunya ntar
malam mas
@agus.wahyudi91
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
138
@rizqizwageri
@naravidya
@ghinaoctaviani
@ngungrum
@anjardimasa nih bebss,
at least matiin lampu dan
elektronik ga kepake
doang kok. Ikutan yuk
yuk!
139
Matiin lampu besok ye,
jaga bumi kite
@rizkynuriza @fridzfly99
@triazpra
140
@sayyidazakiah
@dyingtale
@alyahastriana mari guys
matiin listrik nanti malem
141
@kijar,cikarang @cicits
@farida_depipuh
@tutiwiras matikan lampu
selama 1 jam mulai pukul
20.30 waktu setempat
#earthhour2018
142
@ianchristiann
@fakhrihabibi
@hudanurahman
@gilang_prokoso
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
143 @herningtiasnw
144 @inkaprynka
145 @herlynce_ringu dgr tuh
146
Jangan lupa padamkan
lampu 1 jam 24 Maret
2018 #connect2earth
147 Love this go go go
148 Okee
149 @lulumarjan98
150
@ristanadasiregar Ta,
kayaknya iki maksude
kancamu. Kita dihimbau
ikut mematikan lampu dari
jam 20.30-21.30 dlm
rangka earth hour, bukan
pemadaman listrik
sakjember dari PLN
151
Medan gada, padahal
pingkin kali nengok langit
malem hari
46 0 17 6.200
152 Yes
153 Mau ikutan
154
Semua bisa ikutan
menjaga bumi, mungkin
dengan cara kecil seperti
diet plastik.
Jumlah
28 Maret 2018
Caption post:
Gerakan #EarthHour terus
menyebar ke segala penjuru
Indonesia dan dunia, semua baik
tua maupun muda menunjukkan
dukungannya untuk bumi yang
lestari. Terimakasih atas
partisipasinya @ehpontianak!
Terus kobarkan semangat untuk
selamatkan bumi dan bagikan
pengalamanmu di
connect2earth.org Let’s
#Connect2Earth #IniAksiku
23 Maret 2018
Caption post:
Apa rencana sobat untuk
semarakkan #EarthHour 2018
besok?
Sobat bisa ikut mematikan
lampu selama satu jam mulai
pukul 20.30 waktu setempat dan
mengikuti berbagai aktivitas
dalam perayaan Earth Hour 2018
di kotamu
Untuk sobat yang berada di
Jakarta, sobat bisa ikut serta
bersama WWF Indonesia,
@asiangames2018 dan
@love_gbk di Plaza Timur
Stadion Utama Gelora Bung
Karno mulai pukul 20.00 WIB
GRATIS!
Cari tahu informasi perayaan
Earth Hour 2018 di berbagai kota
di Indonesia selengkapnya di
@ehindonesia #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
155
Tidak boros listrik, atau
mengurangi pemakaian
kendaraan berbahan bakar
fosil. Terimakasih
156 @krisnaaryan
157 Mantaapp @ehpontianak
158 Yeayyy sukaa
159(membalas komen no 176)
ntaps banget ya hahaha
160(membalas komen no 177)
iya kak
161Bangga ih jadi saksi
kekerenan begini
162 Sungguh bangga
163 J
164 Pontianak J
1 0 12 3.496
165 Waaa keren
166Kerenn!! Let’s
#connect2earth
167 Kereenn
Jumlah
28 Maret 2018
Caption post:
Gerakan #EarthHour terus
menyebar ke segala penjuru
Indonesia dan dunia, semua baik
tua maupun muda menunjukkan
dukungannya untuk bumi yang
lestari. Terimakasih atas
partisipasinya @ehpontianak!
Terus kobarkan semangat untuk
selamatkan bumi dan bagikan
pengalamanmu di
connect2earth.org Let’s
#Connect2Earth #IniAksiku
168
29 Maret 2018
Caption post:
Tahukan sobat jika Museum
Tsunami di Aceh juga ikut
berpartisipasi di #EarthHour hari
Sabtu lalu? Terimakasih
@earthhouraceh dan seluruh
warga Aceh atas dukungannya
untuk meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan!
Apa aksi dan komitmen untuk
bumi yang telah sobat lakukan di
#EarthHour 2018? Jangan lupa
ceritakan di connect2earth.org
ya! #Connect2Earth #IniAksiku
Gokil
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
0 0 4 3.953
169
Selalu bawa tas belanja
biar ga pake kresek!
Kurangin pake kendaraan
pribadi juga biar ga polusi,
lumayan jadi ngirit krn
diitung2 murahan pake
umum sih
Jumlah
168
30 Maret 2018
Caption post:
Tahukah sobat jika EarthHour
pertama kali dilaksanakan pada
tahun 2007 di Sydney, Australia?
Kini Earth Hour juga diikuti oleh
ratusan kota di berbagai negara,
termasuk banyak kota di
Indonesia.
Earth Hour tak lagi hanya
sebatas aksi mematikan lampu
selama satu jam, tetapi juga
mendorong berbagai aksi lainnya
demi kelestarian bumi seperti
penanaman pohon, terumbu
karang, dan mangrove,
penghematan energi,
pengurangan penggunaan plastik,
pemberantasan penjualan satwa
dilindungi, dan lainnya.
Yuk ceritakan aksi yang sobat
lakukan untuk lestarikan bumi!
Cek @ehindonesia untuk lihat
perayaan Earth Hour 2018 di
kota lainnya #Connect2Earth
#IniAksiku
29 Maret 2018
Caption post:
Tahukan sobat jika Museum
Tsunami di Aceh juga ikut
berpartisipasi di #EarthHour hari
Sabtu lalu? Terimakasih
@earthhouraceh dan seluruh
warga Aceh atas dukungannya
untuk meningkatkan kepedulian
terhadap lingkungan!
Apa aksi dan komitmen untuk
bumi yang telah sobat lakukan di
#EarthHour 2018? Jangan lupa
ceritakan di connect2earth.org
ya! #Connect2Earth #IniAksiku
Gokil
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
170Earth day dilakukan di
Bali untuk nyepi hehehe
30 Maret 2018
Caption post:
Tahukah sobat jika EarthHour
pertama kali dilaksanakan pada
tahun 2007 di Sydney, Australia?
Kini Earth Hour juga diikuti oleh
ratusan kota di berbagai negara,
termasuk banyak kota di
Indonesia.
Earth Hour tak lagi hanya
sebatas aksi mematikan lampu
selama satu jam, tetapi juga
mendorong berbagai aksi lainnya
demi kelestarian bumi seperti
penanaman pohon, terumbu
karang, dan mangrove,
penghematan energi,
pengurangan penggunaan plastik,
pemberantasan penjualan satwa
dilindungi, dan lainnya.
Yuk ceritakan aksi yang sobat
lakukan untuk lestarikan bumi!
Cek @ehindonesia untuk lihat
perayaan Earth Hour 2018 di
kota lainnya #Connect2Earth
#IniAksiku
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
171
30 Maret 2018
Caption post:
Tahukah sobat jika EarthHour
pertama kali dilaksanakan pada
tahun 2007 di Sydney, Australia?
Kini Earth Hour juga diikuti oleh
ratusan kota di berbagai negara,
termasuk banyak kota di
Indonesia.
Earth Hour tak lagi hanya
sebatas aksi mematikan lampu
selama satu jam, tetapi juga
mendorong berbagai aksi lainnya
demi kelestarian bumi seperti
penanaman pohon, terumbu
karang, dan mangrove,
penghematan energi,
pengurangan penggunaan plastik,
pemberantasan penjualan satwa
dilindungi, dan lainnya.
Yuk ceritakan aksi yang sobat
lakukan untuk lestarikan bumi!
Cek @ehindonesia untuk lihat
perayaan Earth Hour 2018 di
kota lainnya #Connect2Earth
#IniAksiku
Gw bisa pamer dan bangga
se rt or bahkan se rw,
rumah paling go green
banyak pohon dan
tanaman. Tapi di satu sisi
gw belum bisa
menggerakan tetangga
sekitar rumah untuk go
green. Setiap belanja bisa
dipastikan gw bisa
menolak menggunakan
plastik. Bahkan setiap
makan or minum di resto
or pinggir jalan gw selalu
maksa untuk refill jika
tambah maka or minum di
piring atau dalam gelas
atau kemasan yang sama
@cindysirait @drewolfk
@sigitpram
@ferdiseptriadi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
1 1 1 6.175
Total Keseluruhan 82 16 73 29.086
Jumlah
30 Maret 2018
Caption post:
Tahukah sobat jika EarthHour
pertama kali dilaksanakan pada
tahun 2007 di Sydney, Australia?
Kini Earth Hour juga diikuti oleh
ratusan kota di berbagai negara,
termasuk banyak kota di
Indonesia.
Earth Hour tak lagi hanya
sebatas aksi mematikan lampu
selama satu jam, tetapi juga
mendorong berbagai aksi lainnya
demi kelestarian bumi seperti
penanaman pohon, terumbu
karang, dan mangrove,
penghematan energi,
pengurangan penggunaan plastik,
pemberantasan penjualan satwa
dilindungi, dan lainnya.
Yuk ceritakan aksi yang sobat
lakukan untuk lestarikan bumi!
Cek @ehindonesia untuk lihat
perayaan Earth Hour 2018 di
kota lainnya #Connect2Earth
#IniAksiku
Gw bisa pamer dan bangga
se rt or bahkan se rw,
rumah paling go green
banyak pohon dan
tanaman. Tapi di satu sisi
gw belum bisa
menggerakan tetangga
sekitar rumah untuk go
green. Setiap belanja bisa
dipastikan gw bisa
menolak menggunakan
plastik. Bahkan setiap
makan or minum di resto
or pinggir jalan gw selalu
maksa untuk refill jika
tambah maka or minum di
piring atau dalam gelas
atau kemasan yang sama
@cindysirait @drewolfk
@sigitpram
@ferdiseptriadi
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Coding Frame Konten Berupa Video
Advocate Curate Create Consume
1@ardhan_izza
nul_moeniri
2
1 jam tidak
membakar
sampah
3
Habis
ngalamin
nyepi.
Andaikan
seluruh dunia
bisa ada 1 hari
kayak nyepi di 4 Love this
5
Menantang diri
untuk tidak
menggunakan
kantong plastik
6
Menggunakan
kertas bekas
yang masih
bisa dipake
ketimbang
make kertas
baru7 :)
8@beatrixtingg
ogoy !!!
9
(membalas
komen no 8)
nda pake ac 2
jam sehari
Hierarchy of EngagementNo Tanggal dan Caption Komentar
19 Maret 2018
Caption post:
Tak terasa 5 hari lagi
menuju #EarthHour
2018! Tahun ini,
Earth Hour tak hanya
sekadar aksi
melawan perubahan
iklim dengan
mematikan lampu
selama 1 jam. Kini
Earth Hour mengajak
sobat untuk
meningkatkan
kepedulian melalui
aksi nyata
#Connect2Earth.
Yuk lindungi bumi
dengan mulai
menggunakan
sumberdaya alam
secara bijak, agar
kelestarian hutan,
laut, dan lingkungan
hidup tetap terjaga.
Apa aksimu untuk
menyambut Earth
Hour 2018?
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
10
Kuy
@echikristin
@clarajessica
@maulidyanoo
rliza
@zulfatulqoria
11
(membalas
komen no 10)
gelap gelapan
di kos nih?
wkwkw
12
(membalas
komen no 11)
bikin acara
candlelight
gitu loh, di
kamar bu ulfa
ngelingker
seru juga
13
Kuy bantu
perlindungan
bumi
@dea_purnom
o
@ratnasarims
@dhinda.dewi
14
Bawa botol
minum
kemana mana,
sebisa
mungkin beli
minum dari 15 Reboisasi
16 Gardening
17 @angger_yuda
5 7 5 8.812Jumlah
27 Maret 2018
Caption post:
Pelaksanaan
#EarthHour 2018
merupakan
pembuktian bahwa
aksi kecil yang
dilakukan bersama-
sama bisa
memberikan dampak
besar bagi bumi
Terimakasih atas
dukungan
@asiangames2018
@love_gbk @kesdm
@virtualrunid
@indorunners
@indonesia_kemah_
ceria dan sobat
semua yang telah
berpartisipasi dan
berjuang untuk
melindungi
kelestarian bumi dan
keanekaragaman
hayati. Ayo teruskan
perjuangan untuk
masa depan bumi
yang lebih baik!
Let’s
#Connect2Earth!
#IniAksiku
#EnergyofAsia
18 Trimakasih jg
19 Maret 2018
Caption post:
Tak terasa 5 hari lagi
menuju #EarthHour
2018! Tahun ini,
Earth Hour tak hanya
sekadar aksi
melawan perubahan
iklim dengan
mematikan lampu
selama 1 jam. Kini
Earth Hour mengajak
sobat untuk
meningkatkan
kepedulian melalui
aksi nyata
#Connect2Earth.
Yuk lindungi bumi
dengan mulai
menggunakan
sumberdaya alam
secara bijak, agar
kelestarian hutan,
laut, dan lingkungan
hidup tetap terjaga.
Apa aksimu untuk
menyambut Earth
Hour 2018?
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
0 0 1 8.345
172 Besttt!!!
173 Kerennn
27 Maret 2018
Caption post:
Pelaksanaan
#EarthHour 2018
merupakan
pembuktian bahwa
aksi kecil yang
dilakukan bersama-
sama bisa
memberikan dampak
besar bagi bumi
Terimakasih atas
dukungan
@asiangames2018
@love_gbk @kesdm
@virtualrunid
@indorunners
@indonesia_kemah_
ceria dan sobat
semua yang telah
berpartisipasi dan
berjuang untuk
melindungi
kelestarian bumi dan
keanekaragaman
hayati. Ayo teruskan
perjuangan untuk
masa depan bumi
yang lebih baik!
Let’s
#Connect2Earth!
#IniAksiku
#EnergyofAsia
18 Trimakasih jg
174
Jumlah
2 April 2018
Caption post:
#EarthHour 2018
telah berakhir,
namun semangat
untuk terus
melindungi bumi tak
boleh berhenti! Ayo
lanjutkan aksimu,
cari tahu berbagai
aksi untuk lestarikan
bumi atau ceritakan
kisah perjuanganmu
di connect2earth.org
Terimakasih sudah
berpartisipasi di
#EarthHour 2018,
let’s
#Connect2Earth!
#IniAksiku
J
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
Jumlah 0 0 3 6.393
Total Keseluruhan 5 7 9 23.550
174
2 April 2018
Caption post:
#EarthHour 2018
telah berakhir,
namun semangat
untuk terus
melindungi bumi tak
boleh berhenti! Ayo
lanjutkan aksimu,
cari tahu berbagai
aksi untuk lestarikan
bumi atau ceritakan
kisah perjuanganmu
di connect2earth.org
Terimakasih sudah
berpartisipasi di
#EarthHour 2018,
let’s
#Connect2Earth!
#IniAksiku
J
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
3. Pengumpulan informasi dari pihak WWF Indonesia melalui Email
Informan : Galih Prasongko dan Anastasia Joana
Direktorat Komunikasi WWF Indonesia
Pertanyaan: Dikarenakan fitur Instagram tidak memberikan akses kepada publik
mengenai jumlah view pada konten foto, apakah saya boleh tahu
berapa jumlah view konten foto Earth Hour 2018?
Jawaban :
Tanggal Jumlah View
26 Feb 2018 1.996
19 Mar 2018 (Video Counting EH 2018) 8.854
21 Mar 2018 4.478
22 Mar 2018 2.788
23 Mar 2018 6.200
27 Mar 2018 8.390
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018
28 Mar 2018 3.496
28 Mar 2018 4.270
29 Mar 2018 3.953
30 Mar 2018 6.175
2 Apr 2018 6.462
Pertanyaan : Pada jam berapa saja media sosial Instagram mem-posting konten
Earth Hour 2018? (karena publik/saya hanya bisa mengakses tanggal
berapa konten di-posting) Apakah ada strategi tertentu dalam
menetapkan waktu posting konten tersebut?
Jawaban : Untuk prime time pukul 09.00-12.00, 16.00-17.00 dan 19.00-21.00
Pertanyaan : Siapa target dari komunikasi melalui Instagram terkait Earth Hour
2018 ini?
Jawaban : Usia yang menjadi target utama adalah 18 - 34 tahun. Jenis kelamin
keduanya termasuk target kami (L/P). Kelas sosial ekonomi dan gaya
hidup lebih menitikberatkan pada masyarakat perkotaan dan kota besar
(Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dll)
Pertanyaan : Bagaimana pengemasan pesan/konten di Instagram agar pesan
tersampaikan ke khalayak?
Jawaban : Konten di Instagram meminimalisir caption yang panjang jika konten
sudah berupa infografis. Selain itu kami juga memperhatikan timing
posting yakni hanya saat prime time seperti yang sudah kami sebutkan di
atas. Dan yang terpenting kami selalu menggunakan hashtag sesuai
dengan konteks konten agar memudahkan pembaca mencari postingan
kami
Analisis Engagement Melalui..., Dian Puspitasari, FIKOM UMN, 2018