peranan persatuan ulama malaysia dalam...
TRANSCRIPT
PERANAN PERSATUAN ULAMA MALAYSIA DALAM
PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAM DI MALAYSIA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Universitas !5!arn Nogen SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
fHtrrh1. tiari
l~I.
kL1sil1ka•;i : ............................................. . ZAINAB BINTI MOHAMAD
NIM:l08045200015
K 0 N S E N T R A S I S I Y A SA H S Y A R I' Y Y A H
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARl'YAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NE GERI
SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 HI 2009 M
PERANAN PERSATUAN ULAMA MALAYSIA DALAM PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAl\1 DI MALAYSIA
SKRIPSI
r-;;;~l"'USTAKMN UTAMA ·1 I Ull'l SYAH1D JAKA"'TA
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
Zainab Binti Mohamad NIM: 10804520015
Di Bawah Bimbingan Pembimbing:
~J -NIP: 195703121985031003
KONSENTRASI SIYASAH SY ARI'YYAH
PROGRAM STUD I JINA YAH SIYASAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1430 HI 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERANAN PERSATUAN ULAMA MALAYSIA DALAM
PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAM DI MALAYSIA telah diujikan
dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 8 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Saijana Hukum Islam (SHI) pada Program
Studi Jinayah Siyasah Konsentrasi Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syar'iyyah).
Jakarta, 8 Desember 2009
PAN IT IA UJIAN MUNAQASY AH
1. Ketua : Dr. Asmawi, M.Ag Nip: 197210101997031008
2. Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag. Nip: 197102151997032002
3. Pembimbing I : Dr.H.A.Mukri Aji, M.A Nip: 195703121985031003
4. Penguji I
5. Pcnguji ll
: H.M.Riza Afwi,M.A Nip: 196l0520199903 l 002
: Dr. JM. Muslimin. Ph.D Nip: 150295489
0:~ {·······················)
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salab satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN SyarifHidayatullab Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telab saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullab Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan basil karya saya atau
merupakan basil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullab Jakarta.
Jakarta, 24 Nopember 2009
Zainab Binti Mohamad
H-" )I CJA>. )I .&1 ('""'!
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya. Shalawat serta salam untuk junjungan
mulia Nabi Muhammad SAW, para sahabat, ahli keluarga dan seluruh pengikut yang
selalu setia hingga akhir zaman. Penulis amat bersyukur ke hadirat Rabbul Jzzati
yang telah memberikan taufiq dan inayah-Nya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan bukanlah
semata-mata atas usaha penulis sendiri, melainkan tak luput dari bantuan dan dari
pelbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang dalam, penulis
menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada yth:
I. Pihak pimpinan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta yang
telah mengizinkan penulis untuk menimba ilmu di sini.
2. Kepada Negara Indonesia yang telah memberikan penulis tzm tinggal
untuk mencari dan mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat.
3. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,S.H,M.A,M.M, Selaku Dekan
Fakultas Syariah & Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakatta. Dengan
kewenangan yang dimiliki telah memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk menyusun skripsi ini.
' . '
5. Bapak Dr. Asmawi.M.Ag dan ibu Sri Hidayati M. Ag selaku ketua
Progran Jinayah Siyasah dan Seketaris jurusan Jinayah Siyasah yang telah
banyak memberi motivasi dan bimbingan ke:pada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. H. Mukri Aji. MA, selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberi bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis hingga
tuntas skripsi ini. Hanya Allah S.W.T saja yang rnembalas jasa baiknya
kepada penulis.
7. Bapak Dr. JM. Muslimin, Ph.D dan bapak H.M. Riza Afwi, M.A selaku
dosen penguji ujian munaqasyah dan juga banyak memberi bimbingan
kepada penulis sepanjang proses pembaikan dilakukan.
8. Seluruh dosen-dosen Fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tidak lupa juga kepada staf perpustakaan, karyawan-karyawan
yang banyak membantu penulis memfasalitaskan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
9. Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia atas pengawasan dan kebajikan
yang mengambil alih peranan menjaga seluruh mahasiswa Malaysia di
bumi Indonesia.
l 0. Badan Dewan Pembina Asrama UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yang
telah menyediakan penempatan dengan segala fasilitas selama penulis
menjalani penkuliahan di Indonesia.
I I. Kepada Persatuan Ulama Malaysia umumnya dan khususnya En.
Baharom Kassim dan E.Azmi yang banyak membantu penulis dalam
mencari data untuk menyiapkan skripsi ini.
12. Teristimewa buat yang di hormati dan disayangi ayahanda Mohamad Bin
Shafie dan lbunda Badariah Binti Md Zam. Terima kasih yang tidak
terkira atas segala curahan kasih sayang, kesabaran mengasuh, mendidik,
mendoakan dan mengorbankan segala hal terutarna dari segi keuangan
kepada ananda tanpa jemu hingga ananda dapat menyelesaikan pengajian
di sini dengan selamat dan sebaik-baiknya.
13. Tidak dilupakan untuk seluruh saudaraku, kakanda Al-Bakri dan isteri
Rosnaini, adinda-adindaku Hadibah, Abd.Latif, Abd Fatah, Zubir,
Hafizudin, dan Aminuddin. Semoga kalian menjadi anak yang soleh dan
insan yang berguna di dunia & akhirat.
14. Pihak KUDQI( Kolej Universitas Darul Quran lslamiyyah) yang telah
banyak memberi bimbingan kepada penulis yaitu Ustaz Mahmood
Sulaiman selaku Rektor Kudqi, Ustaz Kamaruzz.aman Abdullah selaku
Hal Ehwal Pelajar, Ustaz Soud Bin Said selaku Hal Ehwal Akademik,
Ustaz Rezki Bin Alias, Ustaz Nik Mohd Nor,Ustaz Khalil, Ustaz
Syaari,Ustaz Asmadi,Ustaz Wan Awang,Ustaz Ismail,dan yang lainnya
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
15. Teman- teman seperjuangan angkatan 2008 yang sama- sama menimba
ilrnu di bumi Indonesia yakni Suhaida, Urnmu Aiman, Aishah, Hayati,
Nor Aishah, Hafizah, Khatijah, Syazwani, Marina, Saifullah, Zaki
Khairuddin, Zaki Long, Hilman, Zahid, Tuan lzzuddin, Fawwaz, Fakri,
Sufian, Daulah, Najib , Faiz, Yunus, juga teman yang diingati Nor
Halimah dan keluarga, Nor Syuhada, Nor Adilah clan suami se1ia teman
teman senior dan junior baik dari KUDQI, APID, atau IPA yang juga
sama-sama menimba ilmu di bumi Indonesia ini bersama saya. Terima
kasih saya ucapkan karena turut mendoakan kejayaan, memberi sokongan,
memberi partisipasi, dan semangat kepada saya demi keberhasilan
penulisan karya ilmiah ini. Tidak lupa buat tunangan tersayang Ibrahim
Abdullah dan keluarga, terima kasih karena sentiasa memberi semangat,
dokongan,nasihat dan sebagainya. Semoga hubungan yang terjalin ini
mendapat rahmat dan rid ha dari Allah S. W. T.
16. Teman-teman yang senantiasa terukir dalam memori yakni Hasanah, Siti
Hawa, Nazihah, Ummi Saadah, Shahidah, Hidayah, Aminah, Rozilawati
dan banyak lagi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas doa kalian dan tidak lupa juga teman-teman di Indonesia yang
juga banyak membantu penulis untuk memahami dan membantu penulis
dalam mene1jemahkan ke dalam bahasa Indonesia :;erta yang lainnya.
17. Semua pihak yang tel ah memberikan bantuan secara langsung maupun
tidak langsung sepanjang penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan
dan niat baik tersebut diterima sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT.
' '
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
lebih baik dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis.
Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan yang positif kepada
para pembaca. Penulis amat menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak
kekurangan, kekhilafan, dan kesalahan, maka kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan dalam rangka perbaikan, dan kesempurnaan
tulisan ini.
Kepada Allah SWT jualah penulis memohon, semoga jasa baik yang telah
kalian sumbangkan menjadi amal soleh dan mendapat balasan yang Iebih
baik dari Allah S.W.T.Amien
Ciputat, 24 November 2009
Penulis
DAFT AR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFT AR ISi ....................................................................................................... vi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... I
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ................................................. 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6
D. Review Studi terdahulu ..................................................................... 7
E. Metode Penelitian ................................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11
BAB II DISKRIPSI PERSATUAN UL.AMA MALAYSIA (PUM)
A. Sejarah Persatuan Ulama Malaysia ..................................................... 13
B. Kedudukan dan Peran Persatuan Ulama Malaysia di Malaysia .......... 31
C. Hubungan Persatuan Ulama Malaysia dengan Majelis Fatwa ............ 36
BAB III PERKEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAM DI MALAYSIA
A. Pengertian Undang-Undang Islam ..................................................... 39
B. Sejarah dan kedudukan Undang-Undang Islam Di Malaysia ............. 48
C. Implementasi Undang-Undang Islam Di Malaysia ............................. 57
BAB IV ANALISIS ULAMA DAN PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG
ISLAM DI MALAYSIA
A. Kinerja Persatuan Ulama dalam Pengembangan Undang-Undang
Islam di Malaysia ............................................................................ 65
B. Permasalahan dalam Pengembangan Undang-Undang Islam di
Malaysia ........................................................................................... 69
C. Penyelesaian Masalah ke Arah Pelaksanaan Undang-Undang Islam
di Malaysia ...................................................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 83
B. Saran ................................................................................................. 85
DAFT AR PUST AKA .......................................................................................... 88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bergulirnya semangat pembaharuan terhadap arus pemikiran Islam khususnya
dalam hukum Islam cukup mempunyai pengaruh bagi sikap dan tingkah Jaku
keberagaman, baik dalam konteks kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Pada
hakikatnya, pemikiran Islam merupakan hasil olah pikir kaum musiimin yang
dilakukan untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Pemikiran kaum muslimin itu sudah tentu menjadikan al-Quran dan Sunnah sebagai
titik tolak atau Jandasan yang sekaligus juga memberikan pengarnhan, ke arah mana
pemikiran itu harus dikembangkan. 1
Bila suatu produk pemikiran tidak dapat dikembalikan kepada dua sumber
hukum tersebut, yaitu al-Quran dan Sunnah, maka pemikirnn itu tidak akan
mempunyai Jegitimasi, kendati demikian, seringkali ditemukan aneka keragaman
pemikiran di kalangan kaum musiimin, padahal pemikiran sama-sama bertitik tolak
dari al-Quran dan Sunnah dan sama-sama mencoba tetap konsisten dengan
pengarahan kedua sumber hukum Islam tersebut.2
1 Siti Hajar Zaina! "Penerin1aan Fal\va Jabatan Multi Johar sebagai Sumber Hukun1 Dalam Negara Mcnurut Enakmen Pentadbiran Agama lslan1 Negeri Johar."( Skripsi St Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Syarif Hidayatullah,Jakarta, 2009), h. I.
2 Siti H~jar Zainal "Penerin1aan Fat\va Jabatan Mufti Johar sebagai Sumber Hukum Dala111 Negara Menurut Enakn1en Pentadbiran Againa lsla1n Negcri Johar, h, 2
2
Dengan adanya perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengakibatkan timbulnya persoalan-persoalan baru yang mana persoalan-
persoalan tersebut belum ada hukumnya. Oleh karena itu, hukurn islam yang bersifat
sa/ihun likulli zaman wa makan harus mampu menjawab berbagai persoalan tersebut.
Berkaitan dengan ha! ini, maka ijtihad perlu dilakukan untuk mencari atau menggali
hukum dalam rangka memberikan solusi atas persoalan-persoalan tersebut adalah
dengan memberikan atau mengeluarkan fatwa. 3
Setelah runtuhnya kekhalifahan Islam dan masuknya penjajah dari Eropa yang
mnyebabkan umat Islam terpecah menjadi berbagai negara. Hukum Eropa pun sedikit
demi sedikit diterapkan oleh kolonial dan akhirnya hingga saat ini walaupun negara-
negara mus! irn telah merdeka, akan tetapi masih ban yak yang rnenggunakan hukum-
hukum peninggalan penjajah tersebut. Hal ini bukan lagi ha! yang baru, narnun
tampak rnasih relevan, persoalannya mengapa ha! m1 terjadi? Di sini dapat
disimpulkan kepada lirna alasan, yaitu: Pertama, Secara umum dan keseluruhan,
masih banyak orang atau pihak yang beranggapan atau bahkan mengesankan seolah-
olah hukurn Islam itu sebagai hukum asing yang belum atau ::idak pernah berlaku
apalagi diberlakukan di Malaysia. Kedua, Masih banyak masyarakat Malaysia
termasuk untuk tidak mengatakan terutama yang beragama Islam yang sampai kini
masih bersifat dan bersikap kurang atau tidak peduli atas berlakunya hukum islam
tersebut. Ketiga, rnasih terlalu banyak orang atau pihak yang beranggapan bahwa
3 Siti Hajar Zainal "Penerimaan Fat\.va Jabatan Mufti Johor sebagai Sun1ber Hukun1 Dalam Negara Menu1ut Enakmen Pentadbiran Agama Islain Negeri Johar, h, 3
3
pemberlakuan hukum Islam tidak sesuai dengan kondisi obyektif bangsa yang
pluralis, termasuk dari sisi agama. Keempal, terkadang untuk tidak mengatakan
sering kali, ada orang atau pihak yang terkesan berupaya m·~mpertentang sistem
hukum Islam dengan sistem hukum yang lain. Meskipun hal tersebut dipastikan akan
merugikan bangsa dan Negara Malaysia. Kelima, masih ada kesan atau sengaja
dikesankan seakan-akan keberlakuan dan pemberlakuan hukum Islam tidak memiliki
tempat dan peran di Negara Malaysia.4 Manusia sebenarnya amat memerlukan
undang-undang bagi mengatur dan menyusun kehidupan. Ini ka.rena manusia secara
semula jadinya hidup bermasyarakat. Manusia saling memerlukan antara satu sama
lain bagi meneruskan kehidupan dan memenuhi keperluan masing-masing.5
Di samping itu, yang tidak kalah penting adalah bahwa di seluruh negara-
negara muslim terdapat suatu lembaga keagamaan yang menjadi wadah tempat
berkumpulnya para ulama dalam suatu negara dalam rangka memberikan jawaban
atau solusi atas permasalahan yang ada yang berkenaan dengan umat Islam. Di
Indonesia misalnya ada Majelis Ulama Indonesia adapun di Malaysia terdapat
Jabatan Mufti dan Persatuan Ulama Malaysia yang masing-masing mempunyai visi
dan misi tersendiri.6
4 M.An1in Suma,Kedudukan dan peranan /{uk11111 ls/arn di Negara fluku111 !ndonesia,Jakarta, 2009, h 7
5 Ruzian Marko1n, Apa itu undang~undang !s/a111, Kuala Lumpur, 2003. cet 1, h I
6 Siti 1-lajar Zainal. "'Penerhnaan Fat\va Jabatan Mufti Johor sebagai Sumber I-lukum Dalam Negara Menurut Enakmen Pentadbiran Agama Islam Negeri Johar, h, 4
4
Lembaga-lembaga atau badan-badan ini wujud adalah untuk menyambung
atau meneruskan wadah ulama yang terdahulu. Sebagaimana yang kita ketahui Ulama
diberikan status yang tinggi dan boleh menjadi saksi kepada manusia lain. Bahkan
Ulama diberikan kedudukan yang istimewa sesudah a/-anbiya' khususnya sesudah
Rasullullah s.a.w. Dalam ha! ini, para Ulama juga layak dianggap sebagai pewaris
yang berhak mewarisi tugas dan segala amanah yang diwasiatkan oleh Rasullullah
S.3.\V.
Ulama bukan hanya memahami ilmu agama secara teori, tetapi yang lebih
utama adalah kepahamannya dalam ilmu agama itu mesti disebarkan kepada
masyarakat secara praktis. Kedudukan Ulama dalam mengatasi permasalahan
manusia dan sebagai petunjuk kehidupan merupakan suatu pengorbanan yang agung.
Berkenaan dengan peri pentingnya Ulama ini telah ditegaskan oleh al-Ghazali dengan
syairnya:
" Ulama itu adalah manusia yang agung di da/am alam malakut, mereka
/aksana matahari, dirinya terang benderang di samping menerangi pula orang lain.
Diri mereka laksana kasturi yang sungguh wangi di samping mewangikan orang
lain"
Ulama sebenarnya berada dalam horizon bermasyarakat. Sekalipun pahaman
terhadap sufisme mungkin akan mengesampingkan hakikat ini, namun secara
relatifnya, pengasingan mereka lebih bermotifkan untuk mencari penyelesaian
terhadap problematika umat dan kekacauan zaman. Ini dapat dibuktikan melalui
5
sumbangan tokoh-tokoh sufi seperti al-Ghazali dan Iqbal yang merupakan pemecah
kebekuan tradisi pemikiran lslam. 7
Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa fungsi dan kedudukan ulama sangatlah
penting agar benih-benih kepahaman terus tumbuh subur dan membuahkan
pengalaman yang akan diterapkan dalam kehidupan umat Islam. Secara ekspilisit, ia
akan menjadi pendorong untuk meningkatkan kretivitas dan kecakapan, sehingga
menlahirkan tindakan altenatif yang bersifat pembelaan terhadap umat Islam sejagat.
Oleh karena itu ha! ini sangat menarik untuk diteliti, sehingga penulis jadikan
penelitian skripsi dengan judul: "PERANAN PERSA TUAN ULAMA MALAYSIA
DALAM PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAM DI MALAYSIA.
B. Pembatasan dan Perurnusan Masalah
Dalam penelitian skripsi adalah penting dengan adanya suatu pembatasan
masalah yang bertujuan agar penelitian menjadi terarah dan fokus terhadap
permasalahan yang akan diteliti. Pembahasan tentang p<iran ulama dalam
pergembangan hukum Islam ini sangat meluas sekali. Oleh karena yang demikian,
berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis melakukan pembatasan masalah
yaitu memfokuskan masalah hanya seputar Persatuan Ulama Malaysia saja.
Kemudian, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi "Peran
Persatuan Ulama Malaysia dalam Pengembangan Hukum Islam". Selanjutnya
7 Jamal Mohd Lokmam,Biografl Tuan Guru Dato Haji Nik Abdul A=i=, (Malaysia: SULFA Human Resources & Development,1999), cet 1, h.19
6
rumusan masalah m1 dapat diperinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
I) Bagaimana Kedudukan Persatuan Ulama Malaysia di Malaysia serta
perannya?
2) Sejauh manakah pengembangan Undang-Undang Islam di Malaysia?
3) Bagaimana kinerja Persatuan Ulama Malaysia dalam pengembangan
Undang-Undang Islam di Malaysia?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya:
I) Memberikan gambaran tentang Persatuan Ulama Malaysia, kedudukan
dan perannya.
2) Memberi gambaran sejauh mana pengembangan dan berkembangnya
Undang-Undang Islam di Malaysia.
3) Menjelaskan kinerja dan kebijakan Persatuan Ularna' Malaysia dalam
pengembangan Undang-Undang Islam di Malaysia.
Adapun dari segi manfaat yang hendak dicapai daripada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
I) Memberi kefahaman kepada para pembaca tentang Undang-Undang
Islam dan perkembangannya di Malaysia.
2) Mernberikan pengetahuan dan informasi tentang Persatuan Ulama
Malaysia.
7
3) Menambah wawasan bagi para akademik dan pembaca mengenat
Persatuan Ulama Malaysia dan sebagai sumbangan pemikiran dan
sekaligus pengembangkan khazanah keilmuan.
D. Review Studi Terdahulu
Dalam kajian pustaka ini, penulis berusaha mendata dan membaca beberapa
penelitian dengan bahasan pokok yang berkaitan dengan lembaga atau badan ulama
dan semacamnya, setidaknya ada beberapa penelitian tentang badan ulama yang
penulis temukan dalam bentuk skripsi, yaitu antara lain:
No Nama/ Judul dan Keterangan Perbedaan
Tahun
I Yanto/ 2004, Skripsi ini Perbedaan dengan
Metode Ijtihad menjelaskan yang dibahas
Majelis Ulama ten tang sejarah penulis am at I ah
Indonesia dalam MUI, Struktur berbeda, karena
menetapkan Fatwa organisasi MUI, penulis membahas
( Studi Kasus peranan MUI di menganai Pe ran
terhadap fatwa masyarakat, serta Persatuan Ulama
MUI tentang aliran met ode ijtihadf Malaysia daiam
Ahmadiyah) MUI dalam Pengembangan
menetapkan fatwa. Undang-undang ;
2
3
8
Islam di Malaysia.
Minwalun Nu'man/ Skripsi
2006, Peranan MUI menjelaskan
m1 Perbedaan dengan
skripsi penulis
dalam menjawab menganai sejarah ialah penulis tidak
Kontemporer fatwa dalam Islam menjelaskan
dengan Konsep dan MUI sebagai tentang sejarah
Saad-al-Dzariah ( institusi fatwa di Fatwa dalam Islam
Studi Analisa Indonesia. Juga tetapi penulis
Fatwa MUI tentang mengenai
Pengiriman Tenaga dalam
MUI hanya menjelaskan
upaya tentang hubungan
Kerja Wanita ke melahirkan fatwa- majelis
luar Negeri. fatwa konstektual Malaysia
yang dapat Persatuan
dipedomani oleh Malaysia.
masyarakat di
tengah transformasi
masyarakat modern
Fatwa
dengan
Ulama
Siti Hajar binti Skripsi
Zainal/ 2009, menerangkan
ini Penulis membahas
tentang kedudukan
Penerimaan Fatwa tentang kedudukan dan Peran
Jabatan Mufti dan wewenang Persatuan Ulama
9
Joh or sebagai Jabatan Mufti Malaysia di
sumber Hukum Joh or dan Malaysia dan
dalam Negara menjelaskan menjelaskan
Menurut bagaimana jabatan bagaimana kinerja
Pentadbiran Agama In! mengeluarkan PUM dalam
Islam Negeri Johor fatwa sebagai Pengembangan
sumber hukum di Undang-Undang
Johor. Islam di Malaysia.
Dan beberapa skripsi lagi yang membahas tentang badan ulama atau lembaga
ulama, yang penulis temukan kebanyakan tentang MUI di Indonesia,sedangkan kajian
tentang badan di Malaysia cuma satu yang membahasnya.
E. Metode penelitian dan Teknik Penulisan
I. Jen is penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (librmy
Reserch), yaitu penelitian yang kajiannya dilaksanakan dengan menelaah dan
menelusuri berbagai literatur,karena memang pada dasarnya sumber data yang
hendak digali lebih terfokus pada studi pustaka. Dengan demikian penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif di sini dimaksudkan dengan
10
membuat deskripsi secara sistematis dengan melihat dan menganalisis data-data
secara kualitatif.
2. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Persatuan Ulama Malaysia.
lni sangat menarik tentang bagaimana peranan Persatuan Ulama Malaysia dalam
mengembangkan Undang-Undang Islam.
3. Pengumpulan dan Jenis Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik pengumpulan
data dilakukan dengan studi dokumentasi dari bahan-bahan tertulis yakni dengan
mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai relevansi dengan objek
penelitian. Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data primer,sekunder,dan
tertier.
Yang termasuk ke dalam data primer adalah buku tentang Ulama di Malaysia
dan pentadbiran Undang-Undang Islam di Malaysia. Sedangkan sumber sekunder
seperti buku-buku dan literatur-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian.
Kemudian data tertier berupa kamus, jurnal dan artikel. Kemudian untuk menguatkan
data-data, penulis dapat melakukan wawancara dengan Persatuan Ulama' Malaysia.
4. Teknis Analisis Data
Untuk pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi atau bahan
tertulis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif, yaitu menganalisis
data yang dikumpulkan yang berisi informasi, pendapat dan konsep, serta analisis
11
hukum yang bersifat yuridis normatif yang menggambarkan tentang Persatuan Ulama
Malaysia.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam teknik penulisan ini, penulis menggunakan buku pedoman penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudahkan dan memperoleh gambaran yang utuh serta
menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I
BAB II
BABIII
Berupa pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan teknik
penulisan, serta sistematika penulisan.
Membahas tentang sejarah pertumbuhan Persatuan Ulama
Malaysia, kedudukan dan peran Persatuan Ulama Malaysia di
Malaysia serta Hubungan Persatuan Ulama Malaysia Dengan
Majelis Fatwa Malaysia.
Menjelaskan secara umum tentang Undang-Undang Islam,
dengan sub bab yaitu: Pengertian Undang-Undang Islam,
Sejarah dan Kedudukan Undang-Undang Islam Di
'
'
12
Malaysia,dan Implementasi Undang-Undang Islam Di
Malaysia.
BABIV Merupakan bab inti yaitu Analisis terhadap ulama dan
Pengembangan Undang-Undang Islam di Malaysia, dengan
sub bab yaitu: Kinerja PUM Dalam Pengembangan Undang-
Undang Islam di Malaysia, Permasalahan dalam
Pengembangan Undang-Undang Islam di Malaysia dan
Penyelesaian Masai ah ke arah Pelaksanaan U ndang-U ndang
Islam di Malaysia.
BABY Penutup yang berisi kesimpulan dan saranan.
BABU
DESKRIPSI TENT ANG PERSATUAN ULAMA MAlLAYSIA (PUM)
A. Sejarah Persatuan Ulama Malaysia
1. Sejarah Pertumbuhan Persatuan Ulama Malaysia
Terbentuknya Persatuan Ulama Malaysia (PUM) ini lahir dari kesadaran para
ulama yang menyertai Kongres Ekonomi Islam atas usulan Kementerian
Pembangunan Luar Bandar pada tahun 1972. Pada waktu itu telah berkumpul untuk
membincangkan pembentukan PUM yang telah diatur oleh beberapa orang tokoh
ulama dan ilmuan yang menyertai kongres tersebut yaitu pada 22 safar 1392
bersamaan 8 April 1972, bertempat di dewan al- Malik Faisal MP! (kini Pusat
Matrikulasi UIA) Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan.
Basil perbincangan tersebut, rancangan pembentukan Persatuan Ulama
Malaysia telah diatur oleh Allahyarham Prof. Tan Sri Ahmad Ibrahim yang telah
dilantik sebagai Penasihat Jawatankuasa Penaja,sementara Pengerusi Penaja ialah
allahyarham Hj. Nik Muhyidin bin Musa dan Wakil Penaja ialah Dr.Mohd Zain
Othman. Manakala seketaris Penaja ialah Dato' Hj Mohd Nakhaie hj. Ahmad,
sementara Bendaharanya ialah Tuan Syed Harun Syed Abd.Rahman al-Habsyi. Staf
ahli penaja terdiri dari Datuk Hj. Ghazali Abdullah dan Tuan Hj.Arshad Masjuri. 1
1 Pcrsatuan Ula1na Malaysia. Persatuan Ulluna N!a/aysia; Tiga Dasa1varsa, 2006, cet I, h. I
14
Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1974, PUM telah didirikan secara
resmi dalam satu rapat kali pertama yang diadakan di Kolej Islam Kelang, Selangor
Darul Ehsan. Draf perlembagaan telah diluluskan di dalam rapat tersebut.Sempena
berdirinya PUM itu telah diadakan seminar mengenai pendidikan Islam serta peranan
ulama' yang dihadiri oleh tokoh Islam dan mufti-mufti. Rapat pertama PUM ini telah
memilih Allahyarham Hj. Nik Muhyiddin Musa sebagai Yang Dipertua PUM
pertama. Manakala Hj. Ahmad Awang telah dipilih menjadi Yang Dipertua kedua
dari tahun 1981 hingga 1999. Hj. Abd Ghani Samsudin adalah Yang Dipertua ke tiga
dilantik sejak 1999 hingga 2003. Hj. Md. Saleh Hj. Ahmad merupakan Yang
Dipertua ke empat bermula dari 2003 hingga sekarang. 2 Di antara pemimpin awal
yang pernah terlibat dalam memimpin PUM ialah Allahyarham Dato' Fadhil Mohd
Nor, Dato' 1-Iaron Din, Dato' Dr. Abdul Hamid Othman, Ustaz Taib Azamuddin dan
ban yak lagi. 3
2. Tujuan Pertumbuhan Persatuan Ulama Malaysia
Persatuan Ulama Malaysia merupakan salah satu organisasi bukan kerajaan
(NGO) dan badan bukan politik yang mempunyai objektif untuk mempertahankan
institusi ulama. Organisasi ini merupakan sebuah wadah bagi para ulama dan
cendekiawan Islam mencetuskan ide-ide yang bagus dan progresif terhadap persoalan
2 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Februari J 996, h, 5
3 Wawancara, dengan E.Baharom Kassim, Selangor. 06 oktober 2009.
15
umat sedunia yang semakin rumit. Bidang-bidang yang disentuh termasuklah isu-isu
pendidikan,ekonomi,budaya,politik dan sebagainya.
Dalam kelembagaan PUM, pasal 111 disebutkan bahwa tujuan pembentukkan ialah
untuk:
I. Menyatukan Ulama dalam harakah Islamiyah dan mengembelingkan
tenaga untuk menegakkan syariat Islam dan mempertahankan kebenaran
dan kemurnian ajarannya.
2. Meninggikan kedudukan dan taraf Ulama di dalam masyarakat.
3. Menjalankan usaha-usaha kebajikan untuk ahli-ahli.
4. Menjalankan usaha-usaha penyelidikan ilmiah dan pengeluaran buku
buku ilmiah yang sah di sisi undang-undang serta menghidupkan karya
karya Islam yang lama.
5. Bekerjasama dengan persatuan-persatuan Islam yang lain di dalam negeri.
6. Meninggikan nilai-nilai akhlak dan rohaniah di dalam masyarakat dan
menhancurkan sendi-sendi keruntuhan moral.
7. Memainkan peranan dan memberi bimbingan kepada masyarakat untuk
membina dan membangun ummah menurut Islam.
8. Menjalankan ikhtiar untuk mensukseskan tujuan-tujuan di atas dan
meninggikan martabat Persatuan Ulama Malaysia.4
'1 http://\V\VW.e-ula111a.org blogspot.com, artikel diakses pada 23.Juli 2009
16
Persatuan Ulama Malaysia berpegang kepada hadis Rasullallah s.a.w:
cb•' ', . I ,' .\..9 <1..i\....J.i.9 cbl' ', . I ,' ,\..9 o.l..u 0 .• ~ .IO I .<' .• <;.., . oi.) ,' ~" • J "', . L ' .. .. \1,,..J, ' ... .. \1...1, ' ... ~~\""""!..;I .......--~ . ~~..../
Dari Abi Said Alkadri radhiyal/ahuanhu berkata: Beliau te/ah mendengar
Rasul/ah SAW bersabda: " Kalau kamu me/ihat kemungkaran, ubah/ah
dengan tangan (Iwasa). Jika tidak mampu, lakukan dengan lidah (lisan) dan
jika tidak mampu juga, maka bantahlah di dalam hati. ]tu/ah se/emah-lemah
iman.
3. Visi Dan visi Persatuan Ulama Malaysia
I. Visi
Visi Persatuan Ulama' Malaysia dirangkumkan demi merealisasikan:
a. Qiadah Jama 'ieyyah
b. Pengurusan Berhikmah
c. Persatuan U mat
1. Kepemimpinan Jama'ie
Kepimpinan Jama 'ie adalah melambangkan penghargaan kepada ilmu,
pengalaman dan takhassus setiap individu pemimpin dan pengikut. Ia merealisasikan
budaya hidup bermufakat, rasional, tidak memaksa secara arbitrary pendapat sendiri
17
kepada orang lain tanpa dasar-dasar pemikiran yang kukuh.5 Ini wajar selaras dengan
hadis Rasulullah SAW:
Orang yang bermu.fakat tidak akan kecewa manakala orang yang beristikharah tidak akan menyesal.
Kepemimpinan yang demokratis memberi ruang kepada pandangan yang
berbeda untuk dipertimbangkan tanpa .fardh wa al is ti 'la'. Dengan membudayakan
brainstorming dan wacana ilmiah akan tercapailah hasil pemikiran yang terbaik dan
bagus.
Kepemimpinan Jama 'ie tidak hanya bermakna ketua tidak ada kuasa, ia juga
bukan hanya sebagai moderator pertemuan semata-mata. Sebaliknya ia adalah
pem1mpm yang bersifat adil di antara sistem presidensial dan sistem demokrasi
liberal. Ia tidak mensia-siakan pandangan masyarakat. Dal.am masa yang sama
memberi ruang kepada ketua untuk bertindak dengan bijaksana menurut tuntutan
keadaan yang mendesak.6
2. Pengurusan Berhikmah
Pengurusan berhikmah atau bijak ialah pengurusan yang memanfaatkan segala
usaha dan sumber yang viable untuk kelancaran dan ketangkasan organisasi.
Sehubungan dengan itu, PUM sudah mulai bekerja ke arah melaksanakan konsep
5 Persatuan Ulama Malaysia, Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 2
6 Persatuan Ula1na Malaysia, H'acana Pengurusan, Ucapan Dasar 'YDP, h, 2
18
pengurusan yang bijaksana. Malah dalam konteks keahlian PUM misalnya, muatan
akses dimanfaatkan untuk memungkinkan pendaftaran keahlian secara on-line, selalu
kemaskinian dan data-data keahlian boleh dicapai melalui server.
Pengurusan ini menekankan work/low pentadbiran yang pantas dan benar,
baik dari segi keuangan, pembelian, pembayaran maupun dalam aspek pelaksanaan
agenda atau proyek yang telah diputuskan.
Kursus untuk peningkatan keahlian petugas akan dirangka dan dinilai dari
waktu ke waktu untuk memastikan para petugas PUM sebanding dengan tuntutan
semasa Harakah !slamiyyah sekarang ini.7
3, Perpaduan Ummah
PUM berjanji untuk sebisa mungkin mempereratkan hubungan silatun-ahim di
kalangan seluruh kumpulan gerakan Islam, bahkan seluruh kumpulan yang ingin
memperjuangkan cita-cita yang dirumuskan bersama, walaupun mungkin terdapat
sedikit perbedaan. Singkatnya perkara ini adalah suatu kewajiban utama PUM agar
dapat menyelamatkan umat dari kekeliruan, kebohongan serta perpecahan oleh para
pemimpin negara yang menggunakan cara-cara yang licik untuk menjatuhkan
martabat agama, bangsa, dan negara. lni selaras dengan ajaran Islam yang
menegaskan:
If~~ .,;...~ ·<~.=-! :Jili ~·~'\- c.-0'., r l ~., i ~ 1 • .. t~-~ I~ : ·, ,l\ GI ~ 0r 'f ~ ~ J /-?.Y ~ ~ Y, 0~.r-' ,
(\,: i~ /ul~l <.J_,..,)
7 Pcrsatuan Ula1na Malaysia, H1acana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 3
19
Artinya: "Sebenarnya orang-orang Yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu; dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu bero/eh rahmat. " ( Q.S. Al- Hujurat 49 : I 0)
2. MISI
Serentak dengan penekanan dan pennc1an visi PUM tersebut, untuk
merealisasikan v1s1 berkenaan, dengan menjadi tanggung jawab PUM
memperkenalkan misi-misi berikut:
1. Memupuk Syafafiyyah Ruhiyyah
Hubungan rohaniah yang hangat adalah faktor yang menjiwai dan menjalin
ikatan mahabbah antar pimpinan, ahli PUM, dan masyarakat. Oleh karena itu, suatu
misi penting pimpinan dan aktivis PUM ialah melaksanakan amalan-amalan yang
memberi kekuatan rohani atau mencapai potensi tersebut agar sampai kepada derajat
syafafiyyah yang tinggi sehingga hampir dengan maqam dan derajat rohani para
leluhur di waktu silam.8
Dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman:
8 http://www.e-ulama.org blogspol.com,ai1ikel diakses pada 23Juli 2009
20
Arlinya: Dari Abi Hurairah radhiyallahuanhu: re/ah bersabda Rasullu/lah SAW: Sesungguhnya Allah SWT berfirman: "Para hamba-Ku akan terus berusaha menghampirkan dirinya kepada-Ku dengan amalan sunat. Sehinggalah Aku mengasihi mereka. Apabila Aku mengasihi mereka, Akulah tangan yang menggerakkan, Aku/ah mata yang mereka me/ihat dengannya. "
2. Membentuk Prasarana Tarbiyyalz Harakiyyalz yang Viable dan Global
Pimpinan PUM dari masa ke rnasa berusaha menarnpilkan ide, bahan-bahan
yang relevan, sumber-surnber on-line, perisian yang perlu. dimiliki dan dikuasai
dalarn rnemanfaatkan teknologi inforrnasi masa kini.9
Melalui halarnan Web rasrni, tidak rasmi dan halaman Web sahabat PUM
mernbibitkan kesedaran mengenai dakwah, ilrnu, teknologi, politik, sosial dan
isu-isu sernasa untuk pimpinan dan pengikut. 10
a. Iltizam dengan Muntada Haraki
Hubungan berkala setiap rningguan atau dwi-rningguan rnerupakan keharusan
bagi para pemirnpin di setiap tingkat. Oleh karena itu suatu perternuan khusus
bagi Muntada Haraki PUM akan diusahakan oleh Lajnah Tarbiyyah PUM
Pusat dalam ternpoh terdekat. Sukatan usrah bagi Harakah Islamiyyah lain
rnungkin boleh rnenjadi sandaran untuk menghasilkan clraf sukatan Muntada.
9 Persatuan Ulama Malaysia, Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h, 4
10 Persatuan Ulan1a Malaysia, Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h, 4
21
Para pem1mpm PUM disetiap tingkat dan Pengerusi Jawatankuasa Kecil
berkenaan di samping anggota dan ahli-ahli PlJM mustahak beriltizam dengan
program ini demi kelancaran pergerakan. 11
b. Mencapai Matlamat Organisasi Harakah Cemt~rlang
Dalam pengurusan terdapat masalah-masalah khusus diciptakan untuk
sesuatu organisasi mencapai mutu pengurusan yang tinggi dan cakap. Ada
yang disebut Standard ISO 9000 dan sebagainya. PUM perlu berilitzam agar
hal berkenaan dapat dicapai dalam masa-masa yang akan datang demi
memastikan keberhasilan kita dalam kerja dakwah dan tarbiyyah dan
kecemerlangan PUM itu sendiri. 12
3. Urusan Pejabat Yang Bagus
Pejabat bagus atau smart office adalah pejabat yang dilengkapkan dengan
segala prasarana sistem dan alat yang canggih dan moderan. Beberapa pelengkapan
lama perlu diganti dan direnofasi untuk mencapai kemajuan ini dari masa ke masa.
Penggunaan pencarian data secara on-line search adalah suatu yang
memudahkan tugas pengurusan dari sudut yang berkaitan dengan alamat ahli,
pekerjaan dan lain-lain. 13
11 Persatuan Ulama Malaysia. Persatuan Ulama Malaysia; Tiga Dasawarsa, 2006, cet I, h. 3
12 Persatuan Ulama Malaysia, Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 5
13 Persatuan Ula1na Malaysia, fVacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h, 5
22
a. Membangun Aset, Menambah Sumber Dana dmn Membuat Imarah
atau Kompleks Ulama'.
Sumber keuangan mudah dan perlu ditingkatkan dari masa ke masa. Ini
akan memudahkan PUM bergerak, mengadakan majelis-majelis ilmu dan
Tarbiyyah Harakiyyah tanpa mengharapkan sumbangan pihak-pihak luar
membantu sepenulmya kegiatan kita. Suatu usaha untuk mempromosikan
PUM dan mengumpulkan dana untuk menampung pelbagai kegiatan baik
oleh PUM, mahupun badan-badan yang seiring dengannya hendaklah
dibuat dengan proaktif agar halangan-halangan keuangan dapat diatasi 14
b. Pembudayaan Syura
Adab 'Hiwar' atau 'al-Munazarat' perlu dipahami, diamalkan dan dijadikan
budaya organisasi. Penghormatan kepada sahabat lebih lagi kepada
pemimpin, perlu ditampilkan dalam pembicaraan dan diskusi demi mencapai
kesepakatan dengan hujah-hujah yang sahih dan rasional. Apabila ruang
untuk menampilkan pandangan dibuka luas dengan penuh rasa penghargaan
satu sama lain tanpa terbawa-bawa dengan trend merendah-rendahkan
sahabat, kita akan mendapati kebaikan bermusyawarah dan bermufakat. Kita
akan dapat mencapai kata sepakat setelah melihat hujah yang beragam.
14Abd Ghani, Samsudin, Ucapan Dasar PUM 2002, Jawatankuasa Penerbitan PUM, h, 34
23
Hujah tersebut mematangkan pemikiran dan membawa kita kepada suatu
konklusi yang paling hampir kepada kebenaran. 15
c. Menambahkan Keahlian PUM
Jawatankuasa Intelektual dan Profesional mungkin boleh menganjurkan
majelis-majelis khusus di mana dalam majlis tersebut kita menerangkan
keperluan menyertai PUM dan kebaikan yang boleh diraih apabila seseorang
itu menjadi ahli.
Usaha untuk memperbaiki rekod ahli sedang dibuat oleh pihak Sekretariat
dan tindakan memperbanyakkan ahli boleh menjana kewangan dan sumber
tenaga manusia bagi PUM. 16
4. Menaikkan Martabat dan Pengenalan PUM (Dalam dan Luar Negara)
PUM perlu ikut serta dalam acara-acara peringkat kebangsaan dan
antarabangsa yang sesuai. Para ilmuan, professional dan alim ulama' boleh
membuktikan keunggulan dan sumbangan mereka dalam majelis-majelis yang
berkaitan. Dari sudut jangka panjang, PUM tidak akan rugi membiayai pelaburan dan
penyertaan demikian.
Dalam masa yang sama kita wajar mempunyai pendirian sendiri dalam segala
perkara yang menyentuh kepentingan rakyat dan isu semasa. l:ni bermakna think-tank
15 Persatuan Ulama Malaysia, U1acana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 5
16 Persatuan Ulan1a Malaysia, ~Vacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 5
24
kita perlu pantas, cakap, dan bermaklumat dalam perkara-perkara yang berkaitan
demi membekalkan pimpinan utama PUM dengan maklum balas yang segera.
5. Mengutamakan Keselarasan Gerakerja Organisasi dan Gerakan-gerakan
Islam
Perkembangan mutakhir telah memudahkan usaha untuk menyelaraskan
kegiatan gerakan-gerakan Islam yang ada di dalam negara kita. Namun tugas ini
tidaklah semudah yang diharapkan. Masih banyak perkara yang perlu
diperbincangkan dan disepakati. PUM mungkin antara wadah yang boleh berperan
dengan berkesan dalam bidang ini. Kita wajar mengamalkan budaya menghargai
antar sesama gerakan Islam, sama ada yang lama maupun yang baru. 17
6. Membentuk Masyarakat Madani
PUM perlu berusaha untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, yang disebut
sebagai bertamadun dan berperikemanusiaan; yaitu Masyarakat Madani. Ciri-ciri
Masyarakat Madani ialah masyarakat yang membudayakan ukhuwwah, rasa
persaudaraan dan kasih sayang; baik kepada orang Islam maupun kepada yang bukan
Islam, saling membantu untuk kebaikan, kebenaran dan keadilan. Ia menegaskan
amalan berkerjasama untuk mewujudkan kesejahteraan untuk semua, bagaikan aur
dengan tebing. Ia masyarakat yang melaksanakan tuntutan amr makruf dan nahi
mungkar, berlapang dad a untuk mendengar pendapat orang lain dan teguran yang
konstruktif. la masyarakat yang membangun akhlak dan membentuk kemurniaan
17 Persatuan Ula1na Malaysia, lt'acana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 14
25
jiwa, mendaulatkan keadilan dan budaya Syura, memajukan negara dalam dimensi
kerohanian, kemanusiaan dan kebendaan atas landasan taqwa dan 'ubudiah kepada
Allah SWT. 18
Prinsip asas Masyarakat Madani ialah sistem keyakinan (Aqidah) yang
berlandaskan Islam seperti yang diperuntukkan oleh Perlembagaan Malaysia Pasal 3
dan prinsip Khilafah. Prinsip-prinsip yang unggul ini bersifat global, mementingkan
ukhrawi, dan kehidupan duniawi; merangkum seluruh kepentingan manusia tanpa
diskriminasi; baik karena bahasa, wama kulit ataupun keturunan bangsa. Dasar yang
membebaskan manusia dari meterialistik dan keangkuhan diri untuk tunduk dan
patuh kepada perintah Allah SWT. 19
4. Kcahlian Pcrsatuan Ulama Malaysia
Walaupun PUM sentiasa memastikan ahlinya terdiri dari mereka yang
berpendidikan agama secara formal. Namun, untuk memperluas ruang aktivitas,
keterlibatan dan kehadirannya di dalam masyarakat, PUM juga menerima individu
individu mana yang berminat menjadi ahli,asalkan ia seorang rnuslim yang mencintai
atau beriltizam dengan tugas ulama. Para ahli PUM sekarang ditargetkan lebih kurang
3,000 orang di seluruh negara.20
18 Persatuan Ulan1a Malaysia, fflacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 6
19 Persatuan Ulama Malaysia, Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h 7
20 Persatuan Ula111a Malaysia, Persatuan Ulatna Malaysia: Tiga Dasau1arsa, cet 1,2006,h 3
26
Mengikut perlembagaan PUM,keahliannya terbagi kepada 3 kategori yaitu
Ahli Biasa,Ahli Seumur Hidup dan Ahli Kehormat.Ahli Biasa ialah individu-individu
yang beragama Islam,warganegara Malaysia yang mukallaf serta bernmur tidak
kurang dari 18 tahun.Mereka disyaratkan sanggup menerima clan mematuhi undang
undang persatuan.21 Manakala bagi ahli kehormat pula terdiri daripada tokoh-tokoh
yang pernah berjasa walaupun bukan rakyat Malaysia. la tidak seperti ahli biasa yang
mesti menjadi rakyat Malaysia sebagaimana yang yang ditetapkan dalam
perlembagaan PUM. 22 Ahli Seumur Hid up ialah individu yang tertakluk kepada
syarat-syarat yang sama seperti ahli biasa,tetapi dikenakan bayaran luran tahunan
sebanyak RM! 00.00 (RP 250.000) sekaligus,berbanding ahli biasa yang hanya
dikenakan luran tahunan sebanyak RMI0.00 (RP 25.000). Manakala Ahli Kehormat
ialah ahli yang dilantik dengan persetujuan 2\3 daripada Ahli Jawatankuasa Kerja
Pusat Persatuan.23
Sampai saat ini, jumlah ahli kehormat PUM yang telah dilantik ialah sebanyak
lima orang. Mereka ialah SS Datuk Seri Harussani Zakaria (Mufti Kerajaan Negeri
Perak Darul Ridzuan), Y AA Datuk Sheikh Ghazali Abdul Rahman (Ketua Pengarah/
Ketua Hakim Syarie, Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia), al-Fadhil Ustaz
Hj.Ahmad Awang (mantan YDP-PUM Kedua), Datuk Hj.Mohd Nakhaie Hj. Ahmad
21 Persatuan Ulama Malaysia, Persatuan Ulan1a Malaysia: Tiga Dasmvarsa, cet l,2006,h 4
22 Persatuan Ulama Malaysia, U/ama Menjawab, Februari 1996,h 21
23 Persatuan Ulan1a, Tiga Dasaivarsa, [bid h 3
27
(Yang Dipertua Y ADIM) dan al-Fadhil Ustaz Hj.Abd. Ghani Hj. Samsudin (mantan
YDP-PUM Ketiga).
Kesemua mereka merupakan kumpulan ahli kehormat pertama yang dilantik
pada bulan Juli 2006, bersempena dengan Seminar Kebangsaan 50 Tahun Merdeka
Perspektif Islam, anjuran bersama PUM dan Y ADIM. Pelantikan ahli kehormat PUM
dibuat berdasarkan sumbangan tokoh-tokoh yang berjasa kepada agama Islam di
•• 24 negara 1m.
5. Struktur Organisasi
PUM sebagai sebuah organisasi yang sudah matang, mempunyai struktur
jawatankuasa yang mantap, lengkap dan tersusun. Struktur jawatankuasa PUM dari
segi susunan organisasinya dibagikan kepada dua kategori, yaitu Jawatankuasa Kerja
PUM Pusat dan Jawatankuasa PUM Negeri (Cawangan). 25
a. Jawatankuasa Kerja PUM Pusat.
Struktur jawatankuasa Kerja PUM Pusat terdiri daripada sekurang-
kurangnya sembilan (9) orang dan tidak melebihi lima belas (15) orang.
Jumlah ini tidak termasuk Pengurus-pengurus PUM Negeri yang secara
otomatis juga merupakan Ahli Jawatankuasa Kerja PUM Pusat.
Sedangkan Pengurus Sekretariat Pemuda adalah ahli Jawatankuasa yang
24 Persatuan Ulama, Tiga Dasmvarsa, Ibid h 3
25 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Februari 1996,h 15
28
dilantik untuk turut menganggotai AJK PUM Pusat sebagai ahli
jawatankuasa tambahan.26
Struktur Organisasi PUM Pusat yang resmi ialah:
a. Seorang Yang Dipertua
b. Seorang Timbalan Yang Dipertua
c. Dua orang Naib Yang Dipertua
d. Seorang Setiausaha Agung
e. Seorang Penolong Setiausaha Agung
f. Seorang Bendahari Agung
r-;;;!"'USTAKAAN UTAMA .\ ~II SYAHIO JAKAJ'~T ,._
g. Tidak lebih lima orang ahli jawatankuasa yang terpilih di dalam
Musyawarah Agung Perwakilan Tahunan PUM.
h. Tiga orang AJK yang dilantik oleh YDP dengan persetujuan
Jawatankuasa Kerja Pusat,dan
i. Semua Pengurus PUM Negeri (cawangan)
b. Jawatankuasa PUM Negeri
Jawatankuasa PUM Negeri bertanggungjawab mengumpulkan ahli dari
kalangan para ulama setempat dan individu-individu yang berminat serta
berdedikasi terhadap Islam untuk menyatukan tenaga dan pikiran mereka
demi faedah agama dan masyarakat Islam. Mereka disarankan menjadi
26 Persatuan U\a111a, Tiga Dasawarsa, Ibid h, 4
29
pembimbing kepada orang banyak di dalam masalah agama dan
menasehati masyarakat ke arah menghayati cara hidup Islam.27
Jawatankuasa ini juga digalakkan mengadakan kerjasama yang erat
dengan badan-badan Islam setempat serta institusi-institusi lain untuk
mencapa1 tujuan-tujuan persatuan. Mereka juga digalakkan berusaha
membuat penyelidikan ilmiah dan mengeluarkan risalah-risalah,buletin
atau apa-apa saja sebagai bahan tertulis yang sah di sisi undang-undang
untuk disebarkan kepada orang banyak demi manfaat bersama.28
SENARAI STRUKTUR ORGANISASI PERSATUAN ULAMA
MALAYSIA SESI 2005-2009
Yang Dipertua : Al-Fadhil Dato' Hj. Md.Saleh Hj. Ahmad
Timbalan Yang Dipertua : Dato' Sheikh Abdul Halim Abdul Kadir
Naib Yang Dipertua I : Prof. Madya Dr. Abdul Karim Ali
Naib Yang Dipertua II : Prof.Madya Dr. Fauzi Deraman
Seketaris Agung
Bendahara Agung
: Dr. Mohd Rosian Mohd Nor
: En.Baharom Kasim
27 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Februari 1996, h 11
28 Persatuan Ula1na, T;ga Dasa111arsa, Ibid h, 5
30
Ahli-ahli Jawatankuasa Wilayah Pusat:
I. Ustaz Hj. Ghazali Abdul Hamid
2. YA Abu Bakar Mohd Daud
3. YAA Tuan Hj. Muhammad Abdullah
4. Dato' Hj. Najmi Hj Ahmad
5. Ustaz Rumaizi Ahmad
6. Ustaz Nik Yusri Musa
7. Prof. Mad ya Dr. Ishak Sulaiman
Pengurus-pengurus PUM negeri:
I. Wilayah Persekutuan : Prof Madya Dr. Lukman Abdullah
2. Selangor : Ustaz Mohd Zamri Mohd Shapik
3. Johor : En. Awwaluddin Juffery
4. Perak : Dato' Sheikh Mohd Noor Mansor
5. Kelantan : Prof. Madya Shukeri Mohamed
6. Terengganu : U staz Haj i. Y ass in Sall eh
7. Pulau Pinang : Dr Wan Salim Mohd Nor
8. Sabah : Ustaz Harn Haya29
29 http://www.e-ulama.org blogspotcom,artikel diakses pada 23Ju\i 2009
31
B. Kedudukan Dan Peran Persatuan Ulama Malaysia di Malaysia
Persatuan ulama didirikan adalah untuk memikul tanggungjawab atau amanah
penyebaran Islam sebagai satu amanah Rasul kepada Ulama. Sama ada masyarakat
Malaysia suka atau tidak suka, diakui atau tidak diakui itu adalah persoalan lain dan
terserah kepada tanggapan dan tafsiran masing-masing. PUM telah menyampaikan
dakwah berasaskan apa yang ada di dalam Al-Quran dan hadis, bukan berasaskan
kehendak manusia. Islam tidak tunduk kepada kemauan dan kehendak manusia serta
kehendak semasa, tetapi ia membentuk dan mengarahkan manusia apa yang wajib
dilakukannya untuk kebaikan manusia itu sendiri.30
Dengan ilmu Islam yang ada pada ulama, PUM telah memikul amanah yang
besar ini. PUM telah melakukan kerja-kerja dakwah berasaskan kepada panduan
bahwa ulama pewaris Nabi, PUM bukan hanya dibentuk sebagai sebuah kesatuan
sekerja,tetapi juga sebagai badan yang meneruskan penyampaian dakwah, suatu
usaha yang telah dilakukan oleh para nabi dan rasul hingga PUM meneruskan tugas
•. 31 1111.
Dengan adanya PUM, suara ulama akan didengar. Walaupun di Malaysia
telah mempunyai pegawai agama atau mufti yang boleh bersuara, tetapi apabila
suaranya tidak dapat diterima oleh pihak tertentu, maka fatwa atau pandangannya
terpaksa dimasukkan ke dalam fail sahaja. Tetapi jika suaranya disalurkan melalui
30 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Februari I 996 h 22
" Persatuan Ulama Malaysia, U/ama Menjawab, h 22
32
PUM, orang banyak akan menganggap bahwa suara tersebut adalah dari suara ulama
bukan suara-suara individu. 32
Persatuan Ulama Malaysia adalah merupakan satu badan bukan kerajaan
(NGO) berbeda dengan majelis Agama Islam di bawah pentadbiran kerajaan negeri
negeri. Fungsi Majelis agama islam adalah untuk menjaga hal ihwal orang Islam itu
sendiri sementara kewujudan PUM pula hanya bersifat seba.gai satu badan bukan
kerajaan (NGO) untuk mengemukakan Islam secara sempurna kepada umat tanpa
memerlukan sebarang otoritas. Kewujudan PUM sebenarnya adalah untuk
mengemaskinikan perjalanan dakwah dari simpang siur dan salah paham mengenai
Islam akibat daripada sistem nasionalis sekular yang dipaksakan kepada masyarakat
Islam oleh kerajaan.33
PUM juga telah mengambil bagian yang aktif dalam seminar-seminar Islam
antarbangsa di luar negara dan pandangan wakil-wakil PUM telah diterima baik
dikalangan jamaah Islam antarbangsa. Sementara itu PUM juga telah menganjurkan
berbagai seminar di peringkat nasional yang membincangkan berbagai masalah
ummat. Dan PUM juga menyertai berbagai seminar Islam anjuran dari pelbagai
badan di dalam negeri.34
32 Persatuan Ularna Malaysia, Ulama Menjawab, h 23
n Abd Ghani, Sarnsudin, Ucapan Dasar PUM 2002, Jawatankuasa Penerbitan PUM, h 21
34Abd Ghani, Sarnsudin, Ucapan Dasar PUM 2002,h, 6
33
PUM sebagai sebuah badan dakwah dan bukan badan kerajaan (NGO), dari
masa ke masa telah mengadakan hubungan dengan pertubuhan-pertubuhan NGO,
sama ada pertubuhan dalam negeri maupun luar negara.Di lingkungan antarbangsa,
PUM merupakan salah satu persatuan yang menyertai World Assembly of Muslim
Youth ( MAMY), melalui pejabat cawangan W AMY di Malaysia. Selain dari
MAMY, PUM juga merupakan ahli Organisasi Ulama Sedunia yang dipimpin oleh
Prof.Dr.Yusuf al-Qardawi. Di peringkat Nasional, PUM mempunyai hubungan yang
erat dengan organisasi non pemerintah (NGO) seperti ABIM( Angkatan Belia Islam
Malaysia), JIM( Jamaah Islam Malaysia), Persatuan Dam! Fitrah Malaysia, Malaysia
Chinese Muslim Association (MACMA) dan lain-lain. PUM turut menganggotai
Allied Coordinating committee of Islamic NGOs ( ACCIN), sebuah badan penyelaras
bagi aktivitas dan program yang diwakili oleh berbagai organisasi Islam di
Malaysia. 35
Peranan PUM dalam konteks is/ah dan dakwah di negara kita iaitu untuk
menyegarkan kembali aspek-aspek penghayatan Islam dalam segala bidang. Islam
perlu diketengahkan sebagai penyelesaian yang viable bagi kemelut kemanusiaan di
dalam dan luar negari. Agenda-agenda kemasyarakatan, ekonomi, politik, budaya dan
sosial Islam perlu dtampilkan tanpa rasa malu dan diselubungi sikap inferiority
complex. Sumbangan agama Islam tetap unggul dan tidak ada agama serta dasar
falsafah lain yang dapat mengatasi keunggulan Islam. Dalam usaha memartabatkan
~ 5 Persatuan Ulan1a Malaysia, Persatuan Ula111a Malaysia: Tiga Dasal11arsa, cet l 12006,h 21
34
Islam, kita yakin PUM mempunyai ruang untuk berkisar dan berperan, di samping
sekian banyak organisasi dan badan-badan dakwah yang beragam dalam negara kita.
Kita yakin dengan apa yang clikatakan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi sebagai
Ta 'addud a/-Tanawwu' yang saling berkerjasama clan bukan Ta 'addud al-Ta 'aarudh
- kehadiran yang saling bercakaran clan bertentangan. 36
Firman Allah SWT dalam Surah Yusufayat 67:
/ .,. be .,,,,,. be be
;!}0~3:~1\ j3;~1~ ~~-~_, &; ;J.c ~ ~1 ~ S>} ~~.x ~I::._;
Artinya: " Dan ia berkata lagi: "Wahai anak-anakku! janganlah kamu masuk (ke
bandar Mesir) dari sebuah pintu sahaja, tetapi masuk/ah dari beberapa buah pintu
Yang ber/ainan. dan Aku (dengan nasihatku ini), tidak dapat menyelamatkan kamu
dari sesuatu takdir Yang telah ditetapkan a/eh Allah. Kuasa menetapkan sesuatu
(sebab dan musabab) itu hanya tertentu bagi Allah. kepadaNyalah Aku berserah
diri,dan kepadaNyalah hendaknya berserah orang-orang Yang mahu berserah diri''.
( Surah Yusuf, 12:67)
36 Persatuan Ula1na Malaysia, IVacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP, h I
35
Selaras dengan asas Fiqhu/ Harald di atas, maka adalah menjadi kewajipan
setiap aktifis harakah PUM agar memastikan kesuksesan wadah ini dalam
mendaulatkan Islam di negara kita. Dengan pencapaian cemerlang setiap Harakah
lslamiyyah yang terwujud di setiap tempat maka kecemerlangan pencapaian itu akan
berpadu membentuk puncak kegemilangan kejayaan Islam itu sendiri. 37
Persatuan Ulama Malaysia berdiri atas nama orga111sas1 yang tidak
menyatukan diri dengan politik kepartaian. PUM dapat meluaskan dakwah Islam dan
boleh cliterima baik oleh masyarakat clan agensi- agensi atau institusi agung di
Malaysia. PUM juga boleh diterima oleh mereka yang tidak menyertai sebarang
pat1ai politik. Jacli PUM clapat meluaskan dakwah dan sasarannya yang meliputi
berbagai tingkat golongan clan orgarnsas1. Sikap PUM dijelaskan clalam undang
undang tubuhnya yaitu untuk mengerahkan tenaga para ·c1lama dalam harakah
Islamiah bagi melaksanakan syariat Islam.38
Di antara peranan PUM lagi ialah membina kesaclaran umat untuk memahami
Islam sebagai agama yang .1yu11111/, sekaligus membina sebuah masyarakat yang
bertakwa. Tingkatan sepenuh takwa adalah menegakkan unclang-undang clan
peraluran Allah di clalam kehidupan kita walau di mana pun juga kita beracla. PUM
juga meluaskan media Islam sebagai alat untuk menyebarkan kepahaman Islam, ini
37 Persatuan Ulan1a Malaysia, fVacana Pengurusan, Ucapan l)asar YC,P, h I
>s Persatuan Ul;:itna Mnlaysia, U/0111a Aie11fa11·ah h, 30
36
karena PUM melihat kebanyakan media hari ini memberikan gambaran buruk
terhadap Islam, menghina Islam dan sebagainya. Di antaranya lagi PUM juga ingin
berusaha semampunya untuk menarik sebanyak mungkin organisasi Islam, dengan ini
dapat memperbanyakkan saluran dakwah Islam terutama dikalangan pejabat kerajaan
clan S\Vasta. 39
C. Hubungan Persatuan Ulama Malaysia Oengan Majelis Fatwa Malaysia
Majelis fatwa adalah merupakan badan hukum tertinggi dan berotoritas bagi
negeri-negeri. Majelis fatwa merupakan salah satu sumber perunclangan Islam di
Malaysia. selain dari clraf-clraf dan undang-unclang tertulis.Majelis fatwa mempunyai
peranan dan tanggungjawabnya yang tersendiri untuk rnenyelesaikan apa-apa
persoalan mengenai Hukum Syarak serta menjelaskan kekeliruan dan kesamaran
sesuatu hukum yang timbul dalam masyarakat bagi rnembolehkan umat Islam
mengamalkan ajran-ajaran Islam dengan lebih sempurna berpedornankan pada fatwa
tersebu1.·1° Fatwa adalah dari nas jawab Mufti, atau ia adalah hukum Syarak yang
clikeluarkan oleh mufti dengan fatwa-fatwanya. Sepanjang fatwa itu mengandungi
hukurn Syarak, maka wajib ianya berlandaskan kitab Allah clan hadis Nabi SA W. 41
w Pcrsatuan Ula111a Malaysia, U/c1111a k!e1?ia11·ah h, 30
iu !nstitut f(efaha1nan lsla111 Malaysia, Asas Dan Kerangka I'eru11danga11 1Vegara /sh1111 1\ !ala.1'sio. cet l, 2005 h 49
41 Abdul Kari111 Zaidnn. l)sulul IJak11·ah, 2001, cct 3. h. 166
37
Orang yang memberikan fatwa henclaklah mempunyai ilmu clan bersifat
benar. Karena tugas ini tugas suci yang pernah clilakukan oleh ulama sahabat. Allah
telah mengharamkan seseorang itu memberikan fatwa clan menjatuhkan hukuman
tan pa i I 111 u :12
Persatuan Ulama Malaysia clan Majelis fatwa aclalah merupakan dua badan
yang berbeda peranan clan fungsinya.Persatuan Ulama juga bukanlah suatu baclan
yang beracla clalam sebuah perlembagaan clan juga bukan baclan kerajaan
sebagaimana Majelis fatwa Malaysia.Persatuan Ulama hanyalah merupakan suatu
baclan bukan kerajaan, namun Persatuan Ulama aclajuga berhubungan clengan Majelis
fatwa walaupun seclikit yaitu Persatuan Ulama acla juga memberi panclangan kepacla
fvlajelis fatwa tentang unclang-unclang atau fatwa yang ingin clikeluarkan. Dan
cliantara ahli Persatuan Ulama juga aclalah merupakan ahli Maj el is Fatwa yaitu Yang
DiPertua Persatuan Ulama A!-Faclhil Dato Haji Mad Saleh Haji Ahmad adalah
seorang Mufii empat buah negeri iaitu Selangor, Kedah,Pulau Pinang,dan Perak.Ini
memudahkan antar clua badan ini beke1jasama memberi pendapat atau ide tentang
masalah- masalah yang berlaku dalarn masyarakat clan dalam rnengeluarkan fatwa. 43
PUM rnengeluarkan pandangan adalah tidak asing atau salah, ini karena para
ilmuan agama, dan yang bertaraf profesor atau tidak aclalah bebas memberi
pandangan atau tidak memberi pandangan apabila ditanya. Bagairnanapun ia
'12 Mnhn1ud Saedon.Oth111an, !nslitusi Pe111adhiran U11dang-U11da11g dan l\.ehaki1na11 /sla111,
Malaysia. 1996, eel I, h. 145
i; \\i;J\\'<l!lCara. dcngan r:.13aharo111 Kassi111. Sclangor. 06 oktober 2009.
38
mempunyai bak memberi pandangan. Dan ia wajar memberi pandangan karena itu
adalah kewajibannya dan tanggung jawabnya sebagai orang yang diberi ilmu oleh
Allah SWT. Hak dan kebebasannya untuk rnenjawab berdasarkan ilmunya clan
keyakinannya tidak boleh dinafikan sernata-rnata karena ia tidak cliiktiraf sebagai
mufti. Hak tersebut tidak boleh dinafikan dengan alasan bahwa fatwa atau hak
rnernberi fatwa hanya rnutii sahaja.
Jika hak memberi pandangan ini dihapuskan oleh pihak berkuasa, maka
hapusnya hak rnenjawab persoalan agarna oleh ilmuan Islam. kecuali rnereka yang
dilantik sebagai mufti saja. la bercanggah dengan hak asasi manusia dan Islam sendiri
yang rnengamanahkan ilmuan !slam supaya mernberikan pandangan dan
rnembenarkan kekelirnan yang timbul. lnilah hale arnanah, dan peran yang sedang
dilaksanakan oleh Ulama khususnya Persatuan Ulama Malaysia.•·1
11 Persatuan U!an1a ivlalaysia, [J/a111a Ale11ja11'ah h, 14
BAB III
PERKEMBANGAN UNDANG-UNDANG ISLAM DI MALAYSIA
A. Pengertian Undang-Undang Islam
Undang-Undang Islam merupakan hukum yang diturunkan oleh Allah s.w.t
untuk kebaikan dan keselamatan manusia serta sekalian alam semesta yang termaktub
dalam dua sumber yang utama yaitu al-Quran dan Sunnah. Hukum Islam ialah
undang-undang yang benar dan adil. 1 Sebagaimana firman Allah s.w.t dalam al-
Quran:
Artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu (Wahai Muhammad) Kitab (Al-Quran) Dengan membawa kebenaran, untuk mengesahkan benarnya Kitab-kitab suci Yang telah diturunkan sebelumnya dan untuk memelihara serta mengawasinya. makajalankanlah hukum di antara mereka (Ahli Kitab) itu Dengan apa Yang telah diturunkan oleh Allah (kepadamu), dan janganlah
1 Institut Kefahaman Islam Malaysia, Asas Dan Kerangka Perundangan Negara IslamMalaysia, cet I, 2005 h 89
39
40
Engkau rnengikut kehendak hawa nafsu rnereka (dengan rnenyeleweng) dari apa Yang telah datang kepadarnu dari kebenaran. bagi tiap-tiap urnat Yang ada di antara karnu, Kami jadikan (tetapkan) suatu syariat dan )a/an ugarna (yang wajib diikuti oleh masing-masing). dan kalau Allah menghendaki nescaya ia menjadikan kamu satu umat (yang bersatu Dalam ugama Yang satu), tetapi ia hendak menguji kamu (dalarn rnenjalankan) apa Yang telah disampaikan kepada kamu. oleh itu berlurnba-lumbalah kamu membuat kebaikan {berirnan dan beramal so/eh). kepada Allahjualah tempat kembali kamu sernuanya, rnaka ia akan mernberitahu kamu apa Yang kamu berselisihan padanya."
(Q.S. Al-Maidah 5 : 48)
Bagi orang Islam, sejauh mana pentingnya hukum islam itu adalah berkait erat
dengan keimanan mereka karena menjadi satu kewajiban ke atas mereka untuk
menegakkan, mengikuti, dan mengamalkannya. Hal ini dapat dilihat dari firman
Allah s.w.t :
,., J .. ) .,,J ) } /. "" ~ .J ,,. ) t J" ,,.
L>Y-:?Ji (£ 0J Jr]lj ~I JJ o_,~ j ~:.f>
(6~: t I W1 ;;.J_,.._.,) ~ ~_,E ~\j
Artinya: "Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan Taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang Yang berkuasa) dari kalangan kamu. kemudianjika kamu berbantah-bantah (berselisihan) Dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengernbalikannya kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) Rasu!Nya - jika karnu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. " (Q.S. An- Nisa' 4 : 59)
Undang- undang Islam adalah bersifat komprehensif dan adalah undang-
undang tertinggi dalam sistem perundangan Islam. Ianya tidak boleh ditandingi oleh
undang-undang ciptaan manusia yang ketara kelemahan dan kekurangannya. Undang-
41
undang Islam meliputi setiap aspek kehidupan manusia selaras dengan sifat syumul
Islam itu sendiri. 2 Kesempurnaan Islam berdasarkan kepada kesyumulan risalah al-
Quran dalam firmannya :
/ >, ? J ;:: ,, .,, ;:: > .,.. J ,,, ;::' .... / ?,J ,,.< ,,. .... / '~--
i®l i.:.r..,•!'·•ll e>pj ~jj 0..uij ~:_;:,, ~ 1 .. :!} <-,-~I •!_le W_rj
(A~ : \ '\ I J,..:il\ 0 _)J-"')
Artinya: " Dan ingatlah pada hari kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi alas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan Kitab (A/Quran) kepadamu untuk menje/askan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang- orang Islam"
( Q.S. An- Nahl 16: 89)
Pengertian hukum dalam konteks ilmu hukum islam (usu! fikih) ialah "
Doktrin Allah yang berhubungan dengan tindakan orang dewasa( mukallaf), baik itu
dalam bentuk tuntutan (iqtidha) maupun berupa kebebasan untuk memilih (takhyir)
antara melakukan atau tidak melakukan, dan atau dalam bentuk ketetapan (wadha').
Berbeda dengan semua sistem hukum yang lain, yang sumber hukumnya
semata-mata berdasarkan tradisi dan atau budaya dalam hal ini aka! pikiran para
pembentuk undang-undang. Sistem hukum islam selalu dan selamanya bersumberkan
wahyu Allah dalam hal ini terutama Al-quran Al-karim yang kemudian diikuti Al-
2 Ruzian Markom, Apa illl Undang- Undang Islam. Kuala Lumpur, 2003, cet I, h 22
42
hadis dan barn digali serta dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli hukum Islam
melalui literatur fikih para fuqaha. 3
Undang- undang Islam ini juga adalah mernpakan perantaraan bukan sahaja
mernpakan sebuah matlamat, perantaraan adalah perbuatan yang mampu untuk
mencapai tujuan te11entu. Undang-undang ini juga mampu untuk menyatukan umat,
hakim atau sultan berhak untuk menyatukan umat dan ianya adalah matlamat yang
benar dan juga salah satu matlamat dalam Islam.4
Undang-undang Islam amat luas mencakup semua aspek kegiatan manusia,
sebagai hamba Allah, sebagai rakyat sebuah negara, sebagai anggota masyarakat dan
juga sebagai anggota keluarga.Undang-undang Islam meliputi undang-undang
berhubung dengan ibadat khas seperti sembahyang, puasa, zakat dan ibadat am
seperti munakahat, muamalat, jinayat, kehakiman, dan seternsnya. 5
Undang-Undang Islam juga adalah mernpakan undang-undang yang terns
hidup, sesuai dengan undang-undang gerak dan subur. Dia mempunyai gerak yang
tetap dan perkembangan yang terns menerns. Karenanya Hukum Islam senantiasa
berkembang, dan perkembangan itu mernpakan tabiat hukum islam yang terns
3 M.A1nin Su1na,Kedudukan dan peranan Hukun1 !sla1n di Negara Huk111n lndonesia,Jakarta, 2009,h 19
' Husin, Mohd Alkhasri, A!-Syariah A!-ls/amiah Solihah Likul!i Zaman wa Makan, Damsyik, 1391M, h, 128
5 Mahmud Saedon.Othman, lnstitusi Pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h, 230
43
hidup.Oleh karena itu Hukum Islam berdiri atas empat dasar, yaitu: Al-Quran, As-
Sunnah, Ijma' dan Qiyas.6
Undang-undang Islam datangnya dari Allah s.w.t sesuai dengan fitrah
manusia. Oleh karena itu, ia tidak akan berubah, tidak boleh di ubah serta tidak ada
sebarang kekurangan dan kecacatan. 7Firman Allah s.w.t:
Artinya: "Sesudah itu, Patutkah mereka berkehendak lagi kepada hukum-hukum jahiliyah? padahal - kepada orang-orang Yang penuh keyakinan - tidak ada seseorang Yang boleh membuat hukum Yang /ebih daripada Allah."
( Q.S Al-Maidah, 5: 50)
Keistimewaan dan Kesempurnaan Undang-undang Islam
Undang-undang Islam adalah undang-undang yang diridhai Allah. Oleh
karena itu, sudah pasti undang-undang itu mempunyai keistimewaaan, yang tidak
dapat ditandingi oleh undang-undang ciptaan manusia.
Keistimewaan itu menyebabkan manusia amat memerlukan undang-undang Islam
dalam kehidupan. Ada dua keistimewaan undang-undang Islam ialah:
6 M.Hasbi Ash- Shiddieqy, Falsafah Hukum ls/am, eel I, 1975, Jakarta, h 45
7 Mohd Sukki Othman, Mengapa Perlu kepada Undang-undang Jenayah Islam, eel I, 2008, Kuala Lumpur, h 14
44
1. Fitrah Insaniah
Undang-undang islam bersifat sempurna karena ia datang dari Allah s.w.t. Ia
merangkumi dan menangani semua keperluan manusia pada zaman dulu,
sekarang, dan akan datang.
Justru, Hukum Islam bertujuan memelihara lima perkara utama yang menjadi
keperluan manusia, yaitu agama, nyawa, aka!, kehormatan, dan harta. Hidup
manusia akan sempurna sekiranya dapat memelihara kelima-lima perkara itu.
2. Ketinggian dan Keadilan
Keistimewaan undang-undang ciptaan Allah s.w.t ialah ia mempunyai sifat
ketinggian, yaitu setiap kaedah dan asasnya lebih tinggi daripada kedudukan
manusia. Ini berbeda dengan undang-undang yang diciptakan manusia yang
terkadang tunduk kepada manusia yang mempunyai pangkat dan kedudukan
yang lebih tinggi. 8Undang-undang Islam bersifat adil dan tidak memihak
kepada siapapun walaupun kepada orang yang mempunyai pangkat yang
tinggi. Firman Allah s.w.t:
'Mohd Sukki Othman, Mengapa Perlu kepada Undang-undang .Jenayah Islam, h 14
45
Artinya: "Wahai orang-orang Yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang Yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. hendaklah kamu berlaku adil {kepada sesiapa jua) kerana sikap adil ilu lebih hampir kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui Dengan mendalam akan apa Yang kamu lakukan."
( Q.S. Al-Maidah,5 : 8)
Perbedaan antara Undang-undang Islam Dengan Undang- undang Di Malaysia
Terdapat perbedaan yang jelas antara undang-undang Islam dengan Undang-
undang ciptaan manusia. Perbedaan itu disebabkan sandaran undang-undang
berkenaan berlainan antara satu sama lain .. 9 Undang- Undang Islam adalah undang-
undang Allah atau diistilahkan juga sebagai tasyrik rabbani. Manakala undang-
undang ciptaan manusia adalah suatu peraturan yang diperbuat sebagai panduan oleh
suatu badan tertinggi yang mempunyai kuasa ke atas golongan tertentu. 10 Undang-
undang Islam mengatasi undang-undang Malaysia dalam semua keadaan, terutama
dari segi kemampuan dan kesesuaiannya bagi seluruh umat manusia setiap zaman dan
tempat. Kedudukan ini dapat ditinjau secara perbandingan di antara kedua undang-
undang tersebut, terutamanya dari segi prinsip dan matlamatnya.
9 Mohd Sukki Othman, Mengapa Perlu kepada Undang-undang Jenayah Islam, cet 1,2008, Kuala Lumpur, h 16
'0 Ruzian Markom, Apa itu Undang- Undang Islam, Kuala Lumpur, 2003, cet I, h 26
46
1. Prinsip undang-undang Islam dan undang-undang Malaysia
Undang-undang Islam pada hakikatnya merupakan sebagian daripada
undang-undang ciptaan Allah s.w.t untuk seluruh alam ini. Ia diciptakan
untuk mengatur hidup umat manusia sesuai dan selaras dengan
perkembangan dan perjalanan alam dan fitrah manusia sendiri.Ulama-
ulama Islam telah sepakat pendapat menyatakan bahwa undang-undang
Islam adalah sempurna, sesuai untuk dilaksanakan di dalam kehidupan
seluruh umat manusia dari masa ke masa. Keyakinan kepada undang-
undang Islam dan pelaksanaanya adalah merupo.kan akidah. Adapun
undang-undang Malaysia, tidak meletakkan akidah dan akhlak sebagai
dasarnya. Malah meletakkan segala kebenaran dan kebaikan itu kepada
sebagian kecil manusia mengikut perubahan keadaan dan waktu. Oleh
karena itu ia tidak mampu mendorong setiap orang taat dan patuh
kepadanya dan tidak dapat menjamin keadilan. 11
Undang-undang Malaysia adalah undang-undang ciptaan manusia,yang
tidak luput dari kepentingan individu dan hawa nafSu tidak berupaya dan
berdaya memahami dan mengetahui segala kehendak dan keperluan alam
manusia itu sendiri. Oleh karena itu sama ada manusia mau atau tidak,
mereka terpaksa menerima kenyataan bahwa mereka tidak berupaya
11 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu,Malaysia, h 163
94
47
mengatur hidup mereka sebagai umat manusia sesuai dan selaras dengan
perkembangan dan pejalanan alam semesta dan fitrah mereka sendiri. 12
Oleh karena itu, undang-undang Islam mengatasi undang-undang
Malaysia dalam semua keadaan. Kedudukan ini adalah menunjukkan
bahwa hanya undang-undang Islam yang hams dilaksanakan, karena tidak
ada undang-undang lain yang lebih lengkap dan sesuai melainkan undang-
undang tersebut. 13
2. Sumber Undang-undang Islam dan Undang-undang Malaysia
Undang-undang Islam bersumberkan kepada dua kategori asas: sumber
utama dan sumber sampingan. Sumber utama yang telah diterima oleh
seluruh dunia ialah al- Quran dan Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. Sumber
sampingan pula menurut Said Ramadan, ialah Al-Istihsan, Al- Istislah, Al
Urf. 14Dan adat kebiasaan orang-orang melayu, China dan Hindu juga
dijadikan sumber bagi undang-undang Malaysia, terutamanya yang
berhubung dengan hak milik tanah, warisan clan pemilihan pemimpin
tradisional, perkawinan, perceraian dan warisan haita pusaka. Di samping
itu undang-undang Islam dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kekeluargaan orang-orang Islam juga bersumberkan kepada undang-
12 Abdul Manan, Re/ormasi Hukum Islam di lndonesia,Jakarta,2006,Raja Grafido,2006, cet I, h,
13 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu,Malaysia, h 64
14 Ziaudin Safar, Masa Hadapan Islam Bentuk Idea Yang Akan Datang, Kuala Lumpur, 1990, cet I, h, 117
"' I
48
undang Malaysia. Undang-undang yang terpakai di Malaysia ialah
undang-undang Islam mengikut mazhab sunni beserta adat melayu yang
disesuaikan dengan undang-undang Islam. 15Pada hakikatnya, undang-
undang Islam ialah undang-undang Allah yang unggul yang meliputi
segala kegiatan manusia yang menghubungkan manusia dengan Allah dan
manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta, malahan
menghubungkan manusia dengan dirinya sendiri. 16
B. Sejarah,Kedudukan Dan Pengembangan Hukum Islam l[)i Malaysia
Kedatangan Islam ke Malaysia berkait erat dengan ked.atangannya ke seluruh
Kepulauan Melayu. Mengikut De Jong bahwa ia merupakan sebagian daripada
gerakan yang besar dan harus ditinjau dalam hubungan yang luas meliputi seluruh
Kepulauan Melayu.
Menurut kajian ahli sejarah menunjukkan bahwa Malaysia merupakan negara
yang paling awal menerima kedatangan Islam. Waiau bagaimanapun mereka masih
belum sependapat mengenai tarikh yang tepat, karena belum d.itemui sumber sejarah
yang tepat berkenaan dengan hal tersebut. 17 ,--- I PEl'tPUSTAl<AAN UTAMA UIN SY~HID JAK-4.~TA
15 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu,Malaysia, h 170
16 Mahmud Saedon.Othman, fnstitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h, 229
17 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang /slam Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu,Malaysia, h I
49
Islam datang ke tanah melayu pada abad yang ke empat belas masihi melalui
pedagang arab dan mubaligh sufi. Kedatangan arab itu mempengaruhi nama,
percakapan dan bahasa masyarakat melayu ketika itu. Dan sufi pula mempengaruhi
sifat paribadi seperti sifat toleransi dalam sebuah lingkungan kehidupan masyarakat.
Apabila kesultanan Malaka berdiri pada awal abad kelima betas Masihi, yang
didirikan oleh Parameswara, yang telah menganut agama Islam, ia mula dikenali
sebagai Sultan Iskandar Shah. Rumah- rumah dan bangunan-bangunan di negeri
Melayu yang mana budaya dan politiknya bersandarkan kesultanan Melayu Malaka
yang ada hubungan dengan tradisi Islam di negeri arab. Kesultanan Melayu mencuba
untuk membentuk undang-undang dan kerajaan berdasarkan undang-undang Islam
dan hukum adat melayu. 18 Ahli sejarah berbeda pendapat tentang siapa dan dari mana
para pandakwah yang menyebarkan Islam di Kepulauan Melayu. Kebanyakan ahli
sejarah Barnt berpendapat agama Islam dibawa oleh pendakwah dari India. Terdapat
juga pendapat yang menyatakan Islam datang ke Kepulauan Melayu melalui negeri
China. 19
Dari pendapat ahli sejarah di atas, bahwa yang menyatakan Islam dibawa ke
kepulauan Melayu oleh pedagang-pedagang dan ahli-ahli sufi secara langsung dari
tanah Arab lebih diterima. Kedatangan Islam ke Malaysia diawali pada abad pertama
Hijrah ( ketujuh Masehi) dan bertambah pesat penyebarannya di sekitar abad kelima
18Fatimi, S.Q, Islam Comes To Malaysia, Singapore, 1963, h, 165 19 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986,
Terengganu,Malaysia, h I
;.,, '
50
belas dan sesudahnya. Oleh karena penyebaran Islam itu dilakukan secara aman
dengan usaha-usaha para pendakwah terdiri dari pedagang-pedagang ataupun ahli-
ahli sufi, maka agama Islam mudah diterima oleh penduduk di negara ini.
Kedatangan dan penerimaan Islam secara aman ini telah memberi kesan yang
mendalam dalam menukarkan cara hidup masyarakat di Kepulauan Melayu umumnya
dan Malaysia khususnya kepada Islam, terutama di dalam meletakkan undang-undang
Islam sebagai undang-undang asas di Malaysia.20 Perundangan Islam dipercayai mula
diamalkan oleh golongan masyarakat Islam sejak tertubuhnya Pemerintahan Kerajaan
Melayu Malaka. Keadaan semakin jelas apabila raja pada masa itu telah memeluk
agama Islam. Teks undang-undang yang dapat dikesan dan dipakai oleh pemerintahan
Melayu Malaka ialah "Undang-undang Malaka" atau Risalah Hukum
Malaka. 21 Undang-undang kanun Melaka ini pada keseluruhannya berdasarkan
undang-undang Islam menurut mazhab Syafie. Antara bukti mazhab Syafie dijadikan
asas kepada kanun ini ialah Undang-undang kanun Malaka telah memperuntukkan
hukum qisas dalam pasal 5(1), (3), 8 (2), (3), 18(4), dan 39. Antaranya ialah tentang
pembunuhan yang sengaja dilakukan oleh orang Islam ke atas orang kafir, orang
merdeka ke atas hamba dan bapa atau datuk membunuh anak atau cucunya.22 Versi
yang terawal mengandung hanya undang-undang adat, tetapi versi-versi yang
20 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pe/aksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h 4
21 Abd Munir Yaakob, /ntisari Perundangan Islam, Saujana (m) sdn.bhd, 1985, cet I, h 66
22 Mahmud Saedon.Othman, lnslitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet 1, h,219
51
kemudian memperuntukkan kedua-duanya yaitu undang-undang adat dan undang
undang lslam.Misalnya dalam peruntukan pasal 12.2 mengenai perzinaan. Versi-versi
kemudian Risalah Hukum Kanun mengandungi bagian mengenai perkawinan dan
perceraian. Pasal 25 hingga 28 Hukum Kanun menyebut hal-hal berhubung dengan
wali, saksi- saksi perkawinan, peraturan-peraturan mengenai khiyar dan talak. Ada
juga pasal-pasal yang menyebut tentang undang-undang dan acara mengenai
perdagangan Islam, timbangan dan ukuran, larangan riba, kaeclah menjual tanah dan
sebagainya. Dalam undang-undang Pahang yang diusahakan semasa pemerintahan
Sultan abdul Ghafar (1592- 1614 M ) clan mengikut hukum karmn, clidapati pengaruh
adat melayu semakin berkurang clan unclang-undang Islam pada umumnya cliikuti.
Dengan itu terclapat peruntukan berdasarkan unclang-undang Islam seperti mengenai
qisas, dencla, penzinaan, mencuri, merampok, murtad dan sebagainya. 23
Kedudukan Islam clalam perlembagaan Perseketuan aclalah satu 1su yang
penting terutamanya isu ini berkait rapat clengan kepercayaan dan iktikad mayoritas
pencluduk di Tanah Melayu clan Malaysia sekarang ini. Isu ini juga merupakan isu
yang sensetif karena bagi orang melayu agama ticlak bisa clipisahkan dari kehidupan
harian mereka. Demikianlah Islam cliletakkan di tempat yang sangat tinggi.
Perlembagaan yang pertama yang clitulis di Ta.nah Melayu adalah
perlembagaan Johor 1895, telah menampakkan ciri- ciri keislamannya. Satu ketetapan
21 Ahmad Mohamed Ibrahim, Sis/em Undang-undang di Malaysia, cet 2, 1986, Kuala Lumpur, h 45
52
dalam perlembagaan tersebut menyatakan bahwa pemerintahan hendaklah seorang
yang berbangsa Melayu, berketurunan di Raja Johor dan beragama Islam. 24
Undang-undang Johor juga mengikut Hukum Kanun clan sebagai tambahan
pada awal abad kedua puluh, pengkanunan undang-undang Islam yang dibuat di
Turki dan Mesir diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan digunakan. Dalam tahun
1895, perlembagaan disusun bagi Johor dan ini biarpun menunjukkan pengaruh
penggubalan peguam-peguam Inggris, sedikit banyak ada menunjukkan pengaruh
undang-undang Islam.25
Di Terengganu, perlembagaan tahun 1911 menunjukkan ada pengaruh
undang-undang Islam, terdapat undang-undang mengenai pendirian mahkamah
dikeluarkan pada tahun 1885 yang tampaknya membuat peruntukan bagi pentdabiran
undang-undang Islam negeri itu. Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa ada
percobaan pada zaman sebelum kedatangan Inggris untuk mengubahsuai undang-
undang adat Melayu dan mengambil undang-undang Islam. Proses ini terhenti apabila
lnggris datang ke Tanah Melayu clan menggunakan pengaruhnya.Sebelum
kedatangan British, undang-undang Islam adalah undang-undang negara di Malaysia.
Mazhab yang diikuti ialah mazhab Syafie.26Mazhab Syafie amat berpengaruh
sehingga ia menjadi mazhab rasmi kerajaan Islam di rantau i:ni sejak beratus- ratus
24 Mohamad bin Ariffin, Islam Dalam Perlembagaan Perseketuan, Kuala Lumpur( Dewan Bahasa dan Pustaka, Tahun 200 I), h, 99
25 Ahmad Mohamed Ibrahim, Sistem Undang-undang di Malaysia, cet 2, 1986, Kuala Lumpur, h 47
'" Ahmad Mohamed Ibrahim, Sistem Undang-undang di Malaysia, h, 48
53
tahun yang lalu. Lebih jauh daripada itu undang-undang Islam berdasarkan pendapat
mazhab ini juga telah dikammkan, ia menjadi undang - undang negara, dan
dilaksanakan. 27
Setelah itu Malaysia telah mengalami perubahan besar dari segi perumusan
perundangannya. Perubahan ini dapat dilihat dalam pentadbiran sistem kesultanan-
kesultanan Melayu di Malaysia. Antaranya Kesultanan Kedah yang mula dibentuk
dari tahun 1923, Kelantan yang dibentuk sebelum tahun 1907, Melaka sejak tahun
I 400M sehingga 1511 M dan beberapa negeri yang lain.Sistem pentadbiran undang-
undang Islam telah diwujudkan seiring dengan zaman awal kedatangan agama Islam
itu sendiri ke Negara ini.Undang-undang Islam ini dimulakan perubahannya pada
masa kesultanan Melaka di bawah pemerintahan Sultan Muzzafar Syah ( 1446- 1456)
dan dilengkapkan oleh Hang Sidi Ahmad semasa Malaka di bawah pemerintahan
;g Sultan Mahmud Shah ( 1488- 1511).-
Kejatuhan Kesultanan Melayu Melaka kepada penjajah Portugis pada tahun
1511, tidak melemahkan dan menghapuskan sama sekali pengamalan sistem
perundangan dan kehakiman Islam kerajaan-kerajaan Melayu di Tanah Melayu ketika
itu. Mereka telah terns menyambung usaha yang dilakukan oleh generasi-generasi
sebelum mereka. Malahan terus menambah baik dan memperkembangkan slop
27 Mahmud Saedon.Othman, /nstitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h,217
28 Mahn1ud Saedon.Othman, Jnstitusi pentadbiran Undang-Undang clan Kehakitnan Jsla111, h, 47
54
pernndangan Islam dan disesuaikan dengan keadaan dan adat istiadat apabila undang-
undang itu dipraktikkan. 29
Walaupun Malaysia telah Merdeka namun pengarnh undang-undang lnggris
terns berkembang dan berpengarnh. Pada masa yang sama undang-undang Islam
masih terns diperkecilkan peranannya, tarafnya masih diperendahkan, bidang
penggunaanya masih dipersempitkan, kedudukan dan taraf mahkamah Syariah dan
pentadbirannya masih rendah dan serba kekurangan. Undang-undang Islam yang
diamalkan hanyalah yang berhubung dengan undang-undang diri sahaja yang berkuat
kuasa ke atas orang-orang Islam sahaja. 30 Waiau bagaimanapun, dalam pernntukan-
pernntukan perlembagaan m1 masih mempunyai rnang yang luas untuk
mengembangkan pengamalan undang- undang Islam, seperti sebelum kedatangan
penjajah Inggris.31
Ketika Kerajaan Melaka diperintah oleh Potugis dan Belanda, kedudukan dan
pelaksanaan undang-undang Islam tidak terjejas. Ia masih cliamalkan di Melaka clan
di negeri-negeri lain di bawah empayarnya. Tetapi clengan keclatangan penjajah
lnggris dan kejayaannya mengambil Pulau Pinang clari sultan Keclah pacla tahun
29 Mahmud Saedon.Othman, !nstitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman !slam, h, 47
30 Mahmud Saedon.Othman, Institusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h, 225
31 lnstitut Kefahaman Islam Malaysia, Asas Dan Kerangka Perundangan Negara lslamMalaysia, eel I, 2005, h, 46
55
1786, telah merupakan titik permulaan pemakaian sistem undang-undang Inggris dan
penggeseran undang-undang Islam di Malaysia. 32
Malaysia mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus l 957, Perseketuan Tanah
Melayu telah mempunyai perlembagaan bertulis sendiri yaitu hasil rundingan Raja -
raja melayu dan penjajah Inggris pada waktu itu. Pada tahun 1956 sebuah
Suruhanjaya yang diketuai oleh Road Reid telah ditubuhkan bagi membuat draf
Perlembagaan. Anggota suruhanjaya itu terdiri daripada lima orang yang kesemuanya
bukan rakyat Malaysia, yaitu Kanada, India, Pakistan, Australia dan Britain, daripada
lima orang itu hanya seorang saja yang beragama Islam yaitu Hakim Abdul Hamid
dari Pakistan.33
Tentang kedudukan undang-undang Islam di Malaysia, dan sejauh mana
perkembangannya boleh dilihat berdasarkan peruntukan-peruntukan perlembagaan
dan undang-undang yang berhubung dengannya serta ulasan dan pandangan beberapa
orang pakar undang-undang. Perlembagaan Perseketuan telah memperuntukkan
kedudukan agama Islam dari segi bidang kuasa dan pentadbirannya seperti berikut:
I. Islam sebagai agama bagi perseketuan, tetapi agama-agama lain boleh
diamalkan dengan aman dan damai di mana-mana bagian Perseketuan.
32 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, eel I, 1986, h 109
" Abu Hasan Othman dan Razak Mamat, Pengaiian Am. Proses Dan Prosedur, Selangor, 1990, cetl,h,75
56
2. Dalam tiap-tiap negeri melainkan negeri yang tidak mempunyai raJa,
kedudukan raja sebagai ketua agama Islam dalam negerinya secara setakat
mana yang diakui dan diisytiharkan oleh perlembagaan negeri itu.
3. Perlembagaan-perlembagaan bagi negeri-negeri Malaka, Pulau Pinang,
Sabah dan Sarawak hendaklah masing-masing membuat peruntukan bagi
memberi kepada yang dipertuan Agung.
Peruntukan di atas tadi menjelaskan bahwa Islam ialah agama Perseketuan
dan mempunyai kedudukan istimewa dibandingkan dengan agama lain.34
Kedudukan agama Islam sebagai agama bagi persekutuan tidaklah bermakna
semua undang-undang dan pentadbiran negara berpandukan Islam, karena pengertian
agama yang dimaksudkan ialah pengertian yang sempit yang hanya untuk memberi
beberapa keutamaan kepada agama tersebut di dalam beberapa perkara yang
ditentukan oleh pelembagaan. Perlembagaan persekutuan dianggap sebagai undang-
undang tertinggi dan sumber segala undang-undang telah tidak memberi ruang
kepada undang-undang Islam sebagai undang- undang tertinggi dan sumber kepada
segala undang-undang yang hendak diluluskan. Malahan sebagian besar undang-
undang yang diberi tempat oleh Perlembagaan ialah undang-undang yang berasaskan
undang-undang Inggris.35
34 Mahmud Saedon.Othman, lnstilusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam. Malaysia, 1996, cet 1, h, 226
35 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1, 1986, h, 360
57
Di dalam bidang Perhakiman, Sistem kehakiman Malaysia terdapat dua
sistem, iaitu sistem kehakiman yang berdasarkan sistem kehakiman Inggris dan
sistem kehakiman Islam. Sistem kehakiman yang berlainan ini merupakan halangan
ke arah pelaksanaan sistem kehakiman Islam, karena kedua sistem kehakiman ini
tidak mengikuti sistem kehakiman Islam. Undang-undang civil yang dilaksanakan di
Malaysia adalah berdasarkan undang-undang Inggris. Kebanyakan akta dan ordinan
undang-undang kontrak Malaysia adalah berdasarkan undang-undang Inggris dan
berlainan dengan undang-undang Islam. Kebanyakan undang-undang pidana yang
diperuntukkan dalam kanun kesiksaan (pindaan dan Perluasan 1976) dan beberapa
akta pidana serta undang-undang Pentadbiran Hukum Syarak adalah berlainan dengan
undang-undang Pidana Islam.Perbedaan ini telah menghalang ke arah pelaksanaan
undang-undang jenayah Islam. 36
C. Impelementasi Penerapan Undang-Undang Islam di Malaysia
Upaya melaksanakan hukum Islam selain bidang ibadah dan kekeluargaan
(perkawinan, perceraian, kewarisan) di negara-negara Asia Tenggara saat ini
merupakan fenomena kultural umat yang latar belakangnya dapat dilihat dari
berbagai segi. Diantaranya ialah bahwa hukum Islam telah menjadi hukum yang
36 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pe/aksanaan Undang-undang ls/am Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu. Malaysia, h 365, h366
58
hidup di dalam masyarakat yang beragama Islam di Asia Tenggara, karena hukum
Islam berkembang bersamaan dengan masuknya Islam di kawasan ini. 37
Jika diamati, implementasi hukum Islam di Malaysia, tampak dari kodifikasi
yang dilakukan yang telah melewati tiga fase, masing-masing periode Melayu,
penjajahan Inggris, serta fase kemerdekaan. Kodifikasi hukum paling awal termuat
dalam prasasti Trengganu yang di tulis dalam aksara Jawi. Mengikut Prof.
Muhammad Naguib al- Attas, Batu bersurat tersebut bertarikh 22 Februari,
1303Masihi bersamaan 14 Rejab 702 Hijrah. Ianya memuat daftar singkat
perisytiharan Rukun Iman dan Rukun Islam, tetapi sudah tercatat mengenai beberapa
undang- undang Islam bagi kesalahan dan hukuman orang-orang yang mencuri,
berzina dan perkara hutang- piutang38. Pada fase penjajahan Inggris, pengaruh
undang- undang lnggris dalam pentadbiran negeri Melayu turut berkembang sehingga
ia berjaya mempengaruhi undang- undang Islam yang menjadi undang- undang dasar
negeri Melayu.Pelaksanaan undang-undang Islam dipersempitkan hanya kepada ha!
seperti nikah cerai, pembahagian harta pusaka dan hal-hal yang berhubung dengan
kekeluargaan. 39 Pada fase awal kemerdekaan Malaysia, pengaruh serta pakar hukum
"" Penerapan Hukum Islam di Malaysia". Artikel diakses pada 27 September 2009 dari
http://j arin gskripsi. word press. com/2009/09/27
38 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986, Terengganu, Malaysia, h, 6
39 Nasimah Huss in. Undang-undang !s/a111, Jenayah, Keterangan dan Prosedur, Kuala Lumpur, 2007,jilid 13, h, 104
59
Inggris masih begitu kuat, namun di beberapa negara bagian telah diundangkan
undang-undang baru mengenai administrasi hukum Islam. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan dasar konstitusi serta wewenang pada Majelis Agama Islam,
Departemen Agama, dan Pengadilan Syari'ah.40
Pada dekade 80-an telah diupayakan perbaikan hukum Islam di berbagai negara
bagian. Tugas undang-undang Is;Iam yang paling utama di malaysia adalah
pencapaian keseragaman bidangkuasa bagi setiap negeri. Sejak tahun 1952 telah
mencuba untuk menyeragamkan antara pelbagai negeri di Malaysia. Dan hasilnya, 13
buah negeri di Malaysia mempunyai pentadbiran agama Islam dan undang-undang
Islam yang berbeda. Setiap negeri itu memiliki pentadbiran undang-undang Islam
tetapi hanya dipersempitkan dalam hukum keluarga Islam sahaja.41 Untuk itu, sebuah
konferensi nasionasl telah diadakan di Kedah untuk membicarakan hukum Islam,
khususnya yang berkaitan dengan masalah hukum pidana. Maka dibentuklah sebuah
komite yang terdiri dari ahli hukum Islam dan anggota bantuan hukum, kemudian
mereka dikirim ke berbagai negara Islam untuk mempelajari hukum Islam dan
penerapannya di negara-negara tersebut. Sebagai wujud perhatian pemerintah federal
kepada hukum Islam, maka pada saat yang sama dibentuk beberapa komite
diantaranya bertujuan untuk menelaah struktur, yuridiksi, dan wewenang Pengadilan
40" Penerapan Hukum Islam di Malaysia''. Artikel diakses pada 27 September 2009 dari
http://j aringskripsi. wordpress. com/2009/09/27
41 Mohammad I-Iashin1 Ka1nali, !sla111ic Laiv in Malaysia: Issues and Deve/opn1ents, I(uala Lumpur, llmiah Publishers, 2000, cet 3
60
Syari'ah dan merekomendasikan pemberian wewenang dan kedudukan yang lebih
besar kepada hakim Pengadilan Syaria'ah, mempertimbangkan suatu kitab UU
hukum keluarga Islam yang barn guna mengantikan yang lama sebagai
penyeragaman UU di negara-negara bagian. Dan salah satu komite juga
mempertimbangkan proposal adaptasi hukum acara pidana dan perdata bagi
Pengadilan Syari'ah.42
Sebagai hasilnya, beberapa UU telah ditetapkan yaitu :
I. Administrasi Hukum Islam.
I. UU Administrasi Pengadilan Kelantan, 1982.
2. UU Mahkamah Syari'ah Kedah, 1983.
3. UU Administrasi Hukum Islam Wilayah Federal, 1985.
4. Hukum Keluarga
I .Perkahwinan
Hukum Wali- pasal 25
Rukun Nikah- pasal 25
Kedudukan Perkahwinan- pasal 28
Perceraian- pasal 28 Hukum Khiyar- pasal 2743
42" Penerapan Hukum Islam di Malaysia". http://jaringskripsi.wordprnss.com/2009/09/27
43 Ruzian Markom, Apa itu Undang-undang Islam, Kuala Lumpur, cet I, 2003, h, 122
5. Acara Pidana.
I . UU Acara Pidana Islam Kelantan , 1983.
2. UU Hukum Acara Pidana Islam Wilayah Federal.
3. Acara Perdata.
I. UU Hukum Acara Perdata Islam Kelantan 1984.
2. UU Hukum Acara Perdata Islam Kedah , 1984.
6. Pembuktian.
UU Pembuktian Pengadilan Syari'ah Wilayah Federal.
I. Baitul Mal.
UU Baitul Mal Wilayah Federal. 44
61
Pada dasarnya hukum Islam di Malaysia, ada yang rnenyangkut persoalan
perdata dan ada yang menyangkut persoalan pidana.
Dalam bidang perdata meliputi :
1. Pe1tunangan, nikah cerai, membatalkan nikah atau perceraian.
2. Memberi harta benda atau tuntutan terhadap harta akibait perkara di atas.
3. Nafkah orang di bawah tanggungan, anak yang sah, penjagaan dan
pemeliharaan anak.
4. Pemberian haita wakaf.
5. Perkara lain yang diberikan kuasa berdasarkan undang-undang.
Dalam persoalan pidana mengatur ha! sebagai berikut:
I. Penganiayaan terhadap istri dan tidak patuh terhadap suami.
2. Melakukan hubungan seks yang tidak normal.
·" http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/27/ "penerapan-hukum-islam-di-malaysia"
62
3. Penyalah-gunaan minuman keras.
4. Kesalahan terhadap anak angkat.
5. Kesalahan-kesalahan lain yang telah diatur lebih jauh dalam undang-undang.
45
Walaupun beberapa masalah telah diatur dalam hukum Islam di Malaysia, namun
hukum Inggris tetap diberlakukan pada sebagian besar legislasi dan yudisprudensi.
UU Hukum Perdata 1956 menyebutkan bahwajika tidak didapatkan hukum tertulis di
Malaysia, Pengadilan Perdata harus mengikuti hukum adat Inggris atau aturan lain
yang sesuai. Dengan demikian hukum Islam hanya berlaku pada wilayah yang
terbatas, yaitu yang berhubungan dengan keluarga dan pelanggaran agama. Dalam
hukum keluarga, pengadilan perdata tetap memiliki yuridiksi, seperti dalam kasus hak
milik, warisan, serta pemeliharan anak. Bila terdapat pertentangan antara pengadilan
perdata dan syari'ah, maka kewenagan peradilan perdata lebih diutamakan. 46
Melihat kenyataan tersebut di atas, eksistensi hukum Islam di Malaysia
sesungguhnya belum berlaku secara menyeluruh terhadap semua penduduk negara
tersebut. Hal ini karena masih adanya pengaruh hukum koloni lnggris yang pemah
menjajah Malaysia.
45 http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/27/ "penerapan-hukurn-islam-di-malaysia"
45 Ahmad Mohamed lbrahim,Sislem Undang-undang di Malaysia, cct 2, 1986, Kuala Lumpur , h 45
63
Tampaknya hukum Islam di Malaysia masih membutuhkan penelaahan
secara menyeluruh dan legislasi untuk membuat hukum Islam di Malaysia menjadi
efektif.
Meskipun Malaysia dianggap sebagai sebuah negara muslim yang
menyatakan Islam sebagai agama resmi, namun sesungguhnya ia adalah sebuah
negara pluralitas yang sekelompok minoritas penting penduduknya adalah non
muslim.47
Malaysia merupakan kerajaan Federal yang terdiri dari tiga belas negara
bagian. Sebelas diantaranya terletak di Malaysia Barat dan dua di Malaysia Timur.
Jika dilihat dari sejarahnya maka kedatangan Islam dalam proses Islamisasi Malaysia
melalui jalur perdagangan para pedagang muslim dan mubaliq dari Arab dan Gujarat.
Pada awal abad 15 berdiri kerajaan Islam Malaka dengan rajanya Parameswara
Iskandar Syah, dengan undang-undangnya yang disebut undang-undang Malaka.48
Peranan Islam dalam politik Malaysia, tampak pada gerakan-gerakan dakwah
atau partai Islam seperti PAS( Partai Islam Semalaysia), ABIM( Angkatan Belia
Islam Malaysia), dan Dami Arqam yang pada dasamya me11ginginkan penerapan
hukum Islam, dimana pemimpin-pemimpin gerakan ini banyak membawa pengaruh
47 http://j aringskrips i. wordpress. com/2009/09/27 I "penerapan-hukum-islam-di-malaysia"
48 http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/27/ "penerapan-hukum-islam-di-malaysia"
64
pada pemerintahan Malaysia. Dan terlebih lagi Perdana Menteri menempatkan
UMNO/pemerintahan di jalur yang berorientasikan Islam.49
Implementasi penerapan hukum Islam nampak dari kodifikasi yang dilakukan
yang meliputi tiga fase yaitu periode Melayu, penjajahan Inggris, dan fase
kemerdekaan.
Pada dasarnya penerapan hukum Islam di Malaysia belum berlaku secara
menyeluruh terhadap semua penduduk. Hal ini desebabkan karena adanya beberapa
faktor penghambat yaitu:
I. Adanya pluralisme agama.
2. Adanya pengaruh penjajahan.
3. Adan ya pengaruh sekularisasi dan modernisasi50
49 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Februari 1996,h ,21
50 http://jaringskripsi.wordpress.com/2009/09/27/ "penerapan-hukum-islam-di-malaysia"
BAB IV
ANALISIS ULAMA DAN PENGEMBANGAN UNDANG-UNDANG
ISLAM DI MALAYSIA
A. Kinerja Persatuan Ulama Malaysia dalam Pengembangan Undang-Undang
Islam di Malaysia
PUM secara dasamya sentiasa menjalankan program-program yang
berlandaskan dakwah dan menyebarkan risalah Islam, di samping memperjuangkan
kemumian pemikiran Islam di dalam masyarakat. Untuk itu, PUM telah menjalankan
program-program dakwah ditingkat pusat dan daerah. Ahli jawatankuasa PUM juga,
sama ada atas nama individu atau atas nama persatuan kerap diundang untuk
menyampaikan ceramah-ceramah umum dan kuliah di setiap tempat seperti masjid
masjid, surau- surau, pejabat- pejabat kerajaan serta swasta dan lain-lain. 1
Antara kegiatan PUM yang lain, termasuklah membantu atau berperan terns
dalam memberikan masukan dan ide mengenai sesuatu isu atau perkara tertentu
kepada pihak kerajaan atau mana-mana pihak yang berkaitan. Umpamanya, ketika
konsep Perbankan Islam masih kabur dan tidak diyakini oleh masyarakat di Malaysia,
ide atau pemikiran mengenai Bank Islam dicetuskan melalui seminar anjuran PUM
yaitu Seminar Ekonomi dan Bank Islam pada tahun 1982. Hasil dari seminar tersebut,
PUM menerbitkan sebuah buku iaitu I 00 soal Jawab Bank Islam. PUM juga telah
1 Persatuan Ula111a Malaysia, Persatuan Ulan1a A4alaysia: Tiga Dasalvarsa, cet 1,2006,h 8
65
66
bertindak menyelesaikan banyak persoalan-persoalan semasa sepe1ii masalah
Amanah Saham Nasional yang mana suatu ketika dulu dianggap sensitif, masalah
pajak gadai Islam dan lain-lain isu yang relevan mengikut waktu tertentu. PUM juga
terlibat di tingkat antarabangsa. Delegasi/ wakil PUM turut diundang ke luar negara
seperti brunei, Indonesia, Singapura, Britain, Mesir dan lain-lain negara; di samping
menerima kunjungan tamu dari luar negara seperti Pakistan, Kashmir, Amarika, Iran,
Turki, British, Australia dan negara- negara Islam lain semata-mata untuk
memperbincangkan persoalan umat Islam sedunia.
Selain berdakwah, PUM sentiasa mengambil kira isu-isu umat dan dibuat
seminar. Oleh karena itu program PUM yang berterusan ialah seminar- seminar.
Antaranya ide pembentukan Universitas Islam Antarabangsa (UIA) walaupun
dibantah oleh salah seorang ahli partai kerajaan, tetapi ide ini akhirnya telah disetujui
oleh Perdana menteri yang pada ketika itu untuk meneruskan penubuhan UIA. 2PUM
juga telah mengambil langkah menangani isu semasa, selain dari itu juga PUM dan
badan NGO islam yang lain juga telah mengeluarkan kenyataan bersama bagi
menyokong Draf undang-undang hudud atau Draf Cadangan Undang-Undang
Jenayah Syariah.3
Antar aktiviti teras dan paling menonjol, serta menjadi tradisi bagi PUM ialah
menganjurkan program-program berbentuk seminar, persidangan, maupun konvensi,
2 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, 1996 h, 24
3 Abd Ghani, Samsudin, Ucapan Dasar PUM 2002, Jawatankuasa Penerbitan PUM, h 3
67
mengenai isu-isu tertentu setiap tahun. Sehingga kini dianggarkan PUM Pusat telah
mengadakan lebih daripada 30 buah seminar dan persidangan, sama ada di peringkat
kebangsaan, serantau,maupun antara bangsa. Semua seminar tersebut mengcakupi
berbagai aspek.4 Antara program-program tersebut ialah :
1. Muktamar Ulama Malaysia (1975)
2. Muzakarah Ulama Malaysia (1982)
3. Seminar Ekonomi dan Bank Islam; Konsep dan Pelaksanaan (1982)
4. Muzakarah Ulama Asia Tenggara ( MUAT) (1983)
5. Seminar Zakat dan Cukai Pendapatan di Malaysia (1986)
6. Seminar Usahawan Muslimin Peringkat Kebangsaan (1987)
7. Seminar Bahasa Melayu dan Pembangunan Insan (1988)
8. Seminar Model Perlembagaan Islam (1991)
9. Nadwah Pendedahan Jenayah Salman Rushdie dan Kegiatan Musuh Islam
Antarabangsa (1993)
10. Seminar Pasaran Saham Dari Perspektif Islam ( 1994)
11. Seminar Pembangunan Akhlak Dari Perspektif Islam ( 1996)
12. Seminar Pemikiran Islam Menangani Cabaran AlafBarn (1997)
13. Seminar Dakwah,Ulama dan IT (2000)
14. Seminar Islam dan Orientalis Peringkat Kebangsaan (2002)
15. Seminar Islam dan Cabaran Pemikiran Semasa (2005)
16. Seminar Islam dan Pemikiran Liberal (2008)
4 Persatuan Ula1na Malaysia, Persatuan U/an1a Malaysia: Tiga Dasai.varsa, h, 9
68
17. Seminar Dunia Islam Kontemporer (2009)
Selain di atas banyak lagi aktiviti atau acra-acara yang telah dilakukan oleh
PUM dalam mengembangkan Islam dan sebagainya.Selain dari melakukan aktiviti,
PUM juga telah aktif menghasilkan bahan-bahan bacaan ilmiah, buku-buku bacaan
umum, risalah-risalah penerangan atau sebarang penerbitan yang sesuai untuk
menfaat masyarakat pelbagai peringkat. Bahan-bahan tersebut ada yang diterbitkan
atas nama PUM sendiri, atau diterbitkan bersama institusi lain, atau bahan yang
ditulis oleh pimpinan PUM yang diurusterbit oleh syarikat penerbitan tempatan.5
Antara buku-buku yang telah ditulis oleh pimpinan utama PUM atau diterbitkan oleh
PUM I bagi pihak PUM secara langsung atau tidak langsung ialah:
I. Tinta dan Minda abdul Ghani Samsudin Mengenai Islam, Ulama dan
Umara (karangan Prof. Madya Dr. Abdul Karim Ali dan Baharom
Kassim)
2. Risalah Ahkam ( karangan Hj.Md Saleh Hj. Ahmad)
3. Ke Arah Penghayatan al-Mathurat ( karangan Hj.Pauzi Hj. Awang)
4. Kontroversi Mebgenai Memo Kepada Majlis Raja-raja Melayu; Islam
Dicabar Rasullah s.a.w dan Ulama Dihina ( karangan Persatuan Ulama
Malaysia)
5. Islam Dan Politik Kenegaraan ( Hj.Abd Ghani Hj. Samsudin)
6. Ulama Menjawab Isu Semasa (Persatuan Ulama Malaysia)
5 http://www.e-ulama.org blogspot.com,artikel diakses pada 23Juli 2009
''" l
69
7. Kedudukan Hadith dalam Islam ( Hj.Abd Ghani Hj.Samsudin)
8. Rujuk Kepada al-Quran dan al-Sunnah; Menjawab Cabaran Buku Hadith
Satu Penilaian Semula (Hj.Ahmad Azzam Hanapiah)
9. Undang-Undang Jenayah Islam, mengenai Jenayah Qisas Bunuh ( Prof
Madya Dr. Mahfodz Mohamed)
I 0. I 00 Soai Jawab Bank Islam (Persatuan Ulama Malaysia
Ini bermalma bahwa PUM memainkan peranan yang amat penting dalam
merealisasikan kehidupan umat Islam.6
B. Permasalahan dalam pengembangan dan pelaksanaan Hukum Islam di
Malaysia
I. Masalah Politik dan Kerajaan
a. Sikap Kerajaan
Umumnya untuk menentukan dengan tepat sikap kerajaan baik positif atau
negatif terhadap undang-undang Islam dengan perlaksanaannya di
Malaysia adalah merupakan suatu perkara yang sukar, karena sikap
keraj aan yang sentiasa berubah mengikut aliran pentadbiran pucuk
pimpinan dan kemauan masyarakat.7
6 Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, 1996 h, 5
7 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pe/aksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986,h 268
70
Dilihat dari segi Perlembagaan partai Pemerintah dan Manifestonya, tidak
menunjukkan kerajaan yang memerintah ketika ini ingin melaksanakan
undang-undang Islam sebagai undang-undang negara secara menyeluruh,
karena ia tidak dinyatakan di dalam perlembagaan dan manifesto partai
tersebut. Partai yang memerintah Malaysia sekarang adalah partai UMNO.
Dasar UMNO adalah Kebangsaan Melayu ( Nasionalisme). Perjuangan
UMNO adalah bermatlamatkan bangsa dan jelas menunjukkan bahwa
hasrat ke arah menegakkan Syariat Islam tidak ada di dalam perlembagaan
UMNO. Walaupun UMNO mengakui bahwa proses Islamisasi merupakan
pelaksanaan yang besar telah dilakukan sepanjang pemerintahan UMNO
namun sebenarnya mengikut pandangan para- para fuqaha khususnya
maksud menegakkan Islam di dalam masyarakat umat Islam sebagai
sebuah Negara Islam ialah dengan terlaksananya syariat Islam secara
menyeluruh. 8
b. Sikap Ahli Undang-undang
Adalah sukar untuk menentukan sikap yang tepat dan menyeluruh di
kalangan ahli undang-undang terhadap undang-undang Islam, karena
sebagian di kalangan mereka saja yang menyatakan sikap secara terbuka
mengenai undang-undang tersebut.9
' Marwan Hakim, Ideologi Politik di Malaysia, ( Kuala Lumpur, Antara Press, 1996), h, 18
9 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986,h 270
71
Terdapat di kalangan ahli undang-undang Barat dan Islam yang bersikap
prasangka buruk terhadap undang-undang Islam; dengan menuduh
undang-undang tersebut dipengaruhi oleh undang-undang Barat, undang
undang Islam tidak sesuai di zaman moden dan sebagian hukum Islam
adalah kejam dan tidak boleh dilaksanakan. Di samping itu ada sebagian
mereka yang bersikap jujur dan memandang baik terhadap undang-undang
Islam dengan menolak tuduhan liar terhadap undang.·undang tersebut.
Mengenai sikap ahli undang-undang dan ulama. Islam di Malaysia
terhadap undang-undang Islam dan pelaksanaanya di negara ini juga sukar
ditentukan, karena beberapa orang saja ahli undang-undang yang
beragama Islam menyatakan sikap mereka secara terbuka, sedangkan
kebanyakan dari mereka, terutamanya orang bukan Islam belum
menyatakan sikap yang nyata. Namun demikian, mungkin kenyataan
kenyataan yang dikeluarkan oleh sebagian dari mereka sudah
menggambarkan sikap mereka secara umum terhadap undang-undang
terse but.
Sikap sebagian ahli undang-undang di Malaysia adalah keterlaluan jika
dibandingkan dengan sikap sebagian dari ahli undang-undang yang
beragama Islam dikebanyakan negara Islam, karena mengikut al-Shahid
72
Abd Al-Qadir Awdah, mereka masih tetap yakin dengan undang-undang
Islam, walaupun tidak kesel uruhannya. 10
Waiau bagaimanapun sikap negatif dan keterlal uan mereka terhadap
undang-undang Islam, berkemungkinan besar karena kejahilan mereka
terhadap undang-undang Islam, walaupun tidak keseluruhannya.
c. Sikap Masyarakat Majemuk
Masyarakat Malaysia adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari
pelbagai kaum dan bangsa yang menganut agama yang berbagai - bagai.
Menyadari hakikat ini, maka pelaksanaan undang- undang Islam bukanlah
suatu pemaksaan. 11 Namun demikian pemyataan sikap yang dikemukakan
oleh beberapa orang yang berpengaruh di dalam masyarakat
menggambarkan bahwa masyarakat majemuk di Malaysia masih bersikap
negatif terhadap undang-undang Islam. Walau bagaimanapun gambaran
yang diberikan itu tidaklah dapat dijadikan asas yang kuat bagi
mempastikan sikap mereka yang sebenamya, karena mengikut satu kajian
yang dibuat didapati bahwa umat Islam bersikap positif dan mahukan
undang-undang Islam dilaksanakan. 12
'°Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia,h 271
11 Ahmad Ibrahim, Pelaksanaan Undang-Undang Islam Di Malaysia Dalam Bengkel Eksklusif Penjelasan Kamm Jenayah Syariah, Kuala Lumpur, 25 Januari 1994, h, 5
12 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986,h 272
73
C. Penyelesaian Masalah ke Arab Pelaksanaan Undang-Undang Islam di
Malaysia
Untuk mengatasi atau mengurangkan masalah dalam penyelesaian masalah ke
arah pelaksanaan undang-undang Islam di Malaysia, perlu beberapa langkah yang
perlu diambil. Dari segi perundangan, 13 politik, kemasyarakatan dan sistem
pemerintahan, terutamanya Perlembagaan dan undang-undang negara. Jalan
penyelesaian untuk melaksanakan undang-undang Islam di Malaysia ada dan boleh
dilaksanakan. 14
a. Penyelesaian Masalah Politik dan Kemasyarakatan
Untuk dapat melaksanakan undang-undang Islam di Malaysia, PAS hams
memenangi pemilihan umum dan menumbangkan pemerintahan yang ada sekarang
dari Barisan Nasional (BN) yang didominasi oleh UMNO. PAS akan memenangi
pemilihan umum syariat Islam amnya, dan hukum hudud, qisas, takzir khasnya
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar, menengah, dan perguruan
tinggi pada semua lembaga pendidikan dan menjadi program materi penataran yang
diadakan untuk para khatib, mubaligh, guru, dosen, da'i, politisi, waiiawan media
tulis, media cetak dan sebagainya. 15Mengikut Prof. Ahmad Ibrahim, langkah pertama
yang hams diambil ialah mendidik akidah dan iman di kalangan umat Islam, supaya
JJ Mahmud Saedon.Othman, lnstitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h, 268
14 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h' 321
15 Marwan Hakim, /deologi Politik di Malaysia, ( Kuala Lumpur, Antara Press, 1996), h, 27
74
mereka benar-benar yakin dan bersedia menerima undang-undang Islam. Kepahaman
yang jelas harus diberi, supaya mereka merasa bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan undang-undang Islam serta tidak rela membiarkan dan hanya
menyaksikan saja undang-undang bukan Islam dilaksanakan. Di kalangan orang
bukan Islam, harus diberi kepahaman yang jelas mengenai kebenaran undang-undang
Islam, supaya mereka dapat menerima pelaksanaan undang-undang tersebut.
Penerimaan mereka lebih bermakna sekiranya terlebih dahulu diyakini dan diterima
oleh umat Islam sendiri. 16
Di kalangan ahli undang-undang dan sebagian kecil ulama Islam harus
didakwahi dan diajari dengan ilmu undang-undang Islam, supaya mereka yakin dan
bersedia menerima undang-undang tersebut. Begitujuga di kalangan menteri-menteri,
wakil-wakil rakyat harus didakwah dan diajar undang-undang Islam supaya mereka
benar-benar yakin dan percaya terhadap undang-undang Islam untuk dilaksanakan di
negara inin
Tugas dan tanggungjawab mendakwah mengenai ilmu undang-undang Islam
adalah terletak kepada semua pihak di kalangan umat Islam. Mengikut Al-Shahid
Abd al-Qadir Awdah, meskipun tugas dan tanggungjawab ini menurut taraf
kedudukan masing-masing, tetapi pada dasarnya ia adalah merupakan tugas dan
16 fnstitut Kefahaman Islan1 Malaysia, Asas Dan Kerangka Perundangan Negara !s/a1n Malaysia, cet I, 2005, h, 15
17 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet
l,1986,h' 323
75
tanggungjawab yang mesti dipikul oleh seluruh umat !:;Jam tanpa sebarang
l . 18 pengecua ian.
Perlu dijelaskan juga kepada masyarakat bahwa tidak ada cara lain untuk
menyelesaikan masalah jenayah, kehancuran akhlak, penyelewengan dan sebagainya
kecuali dengan hanya kembali kepada cara Islam yang syumul. 19
Para Ulama Islam, terutamanya yang mempunyai pengetahuan luas dan
mendalam dalam undang-undang Islam hendaklah membetulkan sikap dan
mengembalikan identitas mereka sebagai ulama, mereka tidak harus bersikap lemah
dan berdiam diri terhadap pelaksanaan undang-undang bukan Islam di negara ini.
Tetapi mereka hendaklah berani dan tegas berusaha menegakkan undang-undang
Islam,mereka juga bertanggungjawab di atas kejahilan umat Islam dan juga kerajaan
mengenai hakikat undang-undang Islam. Para Ulama juga harus berhubungan erat
dengan ahli undang-undang yang berpendidikan barat, mendakwah dan memberi
kesadaran kepada mereka mengenai kebaikan undang-undang Islam dan
kesesuaiannya mengatasi undang-undang Malaysia yang dilaksanakan ketika ini.20
Para ulama dan cendikiawan Islam perlu memandu masyarakat supaya mereka
sentiasa diberi peringatan tentang kewajiban mereka mengikut garis panduan al-
18Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h, 324
19 Ahmad Ibrahim, Al-Ahkam, Undang-undang Pentadbiran Keadilan Jenayah Di Malaysia. Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990jilid 2, h, 32
20 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h' 325
76
Quran, as- Sunnah, Ijma dan Qiyas oleh para ulama muktabar d.i kalangan umat Islam
sendiri.21
Sesebuah kerajaan adalah bertanggungjawab mewujudkan keamanan d.an
keadilan di dalam sesebuah negara.Keamanan dan keadilan ini hanya dapat
diwujudkan apabila dilaksanakan undang-undang dan peraturan yang sesuai dengan
fitrah umat manusia. Undang-undang tersebut tidak lain dan tidak bukan hanyalah
undang-undang yang diciptakan oleh Allah sebagai pencipta manusia yang bersifat
maha adil. Maka oleh itu kerajaan bertanggungjawab melaksanakan undang-undang
ini.22
Mengikut ulama-ulama Islam, tugas dan tanggungjawab melaksanakan
undang-undang Islam adalah sebagian besarnya terletak pada kerajaan.la juga
bermakna usaha-usaha ke arah perlaksanaan undang-undang tersebut adalah menjadi
tugas dan tanggungjawabnya. Untuk melaksanakan tugas ini kerajaan hendaklah
mengubahkan sikap negatifnya terhadap undang-undang Islam dan sikapnya
mempertahankan undang-undang dan perlembagaan negara yang berasaskan undang-
undang Inggris. Sebaliknya hendaklah digantikan dengan sikap maukan undang-
undang Islam dilaksanakan dan menggantikannya dengan perlembagaan dan undang
undang yang sesuai dengan Islam. 23
21 Aid it, Ghazali, Peranan Ulama Dalam Pembangunan Menjelang Abad ke-21, h, 23
22 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1.1986,h, 326
"Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h,326
77
Di dalam usaha ke arah pelaksanaan undang··undang Islam dan
mengesampingkan undang-undang Malaysia, maka dukungan dari seluruh lapisan
masyarakat sangatlah diperlukan. 240leh karena itu kerajaan hams bertindak memberi
dukungan dan kebebasan kepada mereka di dalam usaha memperkenalkan undang-
undang Islam, selagi cara aktivitas-aktivitas mereka selaras dengan kehendak Islam.25
Ini bukanlah bermakna, usaha-usaha ke arah perlaksanaan undang-undang
Islam bergantung kepada kehendak sejumlah besar dari rakyat, karena pelaksanaan
undang-undang tersebut adalah merupakan tanggungjawab dan amanah yang mesti
dilaksanakan oleh kerajaan samaada dipersetujui oleh seluruh rakyat atau tidak.
Walaubagaimanapun biasanya rakyat akan mengikut dan tunduk kepada apa yang
dilaksanakan oleh kerajaan ke atas mereka, lebih-lebih lagi undang-undang yang
memberi keadialan dan keamanan kepada mereka, karena Allah s.w.t telah memberi
jaminan kemenangan dan pertolongan kepada sesiapa yang melaksanakan undang-
undangnya.26
Tindakan-tindakan bagi menyelesaikan Masalah Politik dan kemasyarakatan
Beberapa langkah perlu diambil oleh semua pihak terutamanya Kerajaan
Malaysia bagi menyelesaikan masalah kemasyarakatan yang menghalang ke arah
24 Mohamad Arifin, Pentadbiran Undang-undang Islam, Pahang: PTS Publications &Distributor Sdn.Bhd., 2003, cet. I, h, 6
25 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet I, 1986,h , 327
"'Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h, 328
78
pelaksanaan undang-undang Islam. Langkah utama ialah memberi kepahaman dan
keyakinan kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai kebaikan dan kesesuaian
undang-undang Islam mengatasi undang-undang Malaysia yang sedang berkuasa
ketika ini.27 Sepatutnya setiap individu muslim hendaklah beramal dengan kehendak
Syariat Islamiah. Apabila diamalkan dengan sepenuhnya dengan sendiri tertegaklah
syariat islamiah, dan akan memudahkan lagi proses islamisasi di negara ini.28
Langkah-langkah tersebut dapat dijalankan dengan berbagai cara. Antaranya
menerusi sistem pelajaran dan pendidikan, melalui media massa, pertubuhan politik,
badan-badan dakwah, sukarela dan sebagainya. 29
a. Menerusi sistem Pelajaran dan Pendidikan
1. Kerajaan Malaysia melalui Kementerian Pelajaran dan pertubuhan
Swasta hendaklah membentuk institusi-institusi pelajaran dan
pendidikan yang berasaskan pendidikan Islam di semua peringkat
pengaJian
2. Memasukkan mata kuliah asas-asas perbandingan undang-undang
Islam dengan undang-undang Malaysia ke dalarn sukatan pelajaran di
semua peringkat pengajian rendah, menengah dan tinggi.
27 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-zmdang Islam Di Malaysia, h, 328
28 Abd Munir Yaacob, Intisari Perundangan !slam, Kuala Lu111pur, Saujana M, Sdn Bhd, 1985, eel/, h, 77
29 Abu Bakar Abdullah, Ke Aralz Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h' 328
79
3. Mewajibkan calon-calon peperiksaan S.R.P, S.P.M dan S.T.P.M
mengambil mata kuliah perbandingan undang-undang Islam dengan
undang-undang Malaysia dan wajib lulus dalam mata kuliah tersebut
bagi medapatkan sij il.
4. Membentuk institusi undang-undang perbandingan di beberapa buah
negeri di Malaysia. 30
5. Membentuk fakultas Syariah di setiap buah universitas tempatan di
Malaysia dan mewajibkan pelajar-pelajar di universiti tersebut
mengambil kursus perbandingan undang-undang Islam dengan
undang-undang Malaysia dan mewajibkan lulus mata kuliah tersebut
untuk mendapat ij azah.
Diantaranya lagi, dari segi latihan dijalankan program Diploma Undang-
undang Islam dan pentadbiran kehakiman, dengan adanya latihan ini diharapkan
dapat mengurangkan masalah yang dihadapi oleh mahkamah Syariah. 31
Langkah tersebut adalah untuk melahirkan wargane:gara Malaysia, tanpa
mengira agama yang memahami dan yakin tentang kesempumaan dan kesesuaian
undang-undang Islam untuk dilaksanakan di Malaysia.Di samping itu juga dapat
melahirkan tenaga-tenaga pengajar di semua peringkat pengajian yang mempunyai
'0 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h, 329
" Mahmud Saedon.Othman, lnstitusi Pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet I, h, 269
80
ilmu perundangan Islam, hakim-hakim,advokat-advokat dan pegawai-pegawai dalam
pekhidmatan kehakiman yang memahami dan yakin terhadap undang-undang Islam.32
b. Menerusi Media Massa
Penerangan mengenai Syariat Islam atau Undang·-Undang Islam boleh
dimasukkan ke dalam majalah, koran dan telivisi serta di masukkan ke
dalam kurikulum sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi pada
semua lembaga pendidikan, agar masyarakat dapat memahami urgensi
perlaksanaan Syariat Islam. Penjelasan tentang keadilan, dan jaminan hak
asasi manusia perlu diberikan kepada masyarakat non muslim sementara
masyarakat muslim perlu diingatkan tentang kewajiban perlaksanaan
Syariat Islam.33
c. Meneruskan organisasi Politik dan Dakwah
Pertubuhan politik, sama ada dari partai pemerintah atau dari partai
oposisi hendaklah memainkan peranan masing-masing dalam usaha untuk
melaksanakan undang-undang Islam di Malaysia. Umpamanya kursus-
kursus megenai undang-undang Islam hendaklah diberikan kepada setiap
ahli pertubuhan berkenaan dari masa ke semasa, terutamanya di kalangan
ahli-ahli partai yang menduduki Dewan Rakyat atau Dewan Undangan
Negeri. Untuk penerangan agresif tentang kandungan Syariat Islam perlu
32 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pelaksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h' 329
13 Abdul Qadir Audah, !slam dan Pelaksanaan, Dewan Pustaka Fajar, 1986, cet I, h, 12
81
dilakukan dengan memanfaatkan sarana mimbar jumat, majlis ta'alim dan
sebagainya. 34
Begitu juga pertubuhan Dakwah seperti ABIM, ARQAM, PERKIM,
USIA, BINA dan Yayasan Dakwah Islamiah hendaklah menjalankan
aktiviti penerangan secara menyeluruh mengenai kebaikan undang-undang
Islam. Kursus-kursus dan tamrin mengenai undang-undang tersebut
hendaklah diadakan kepada pegawai-pegawai, terutamanya hakim-hakim,
advokat-advokat dan pegawai-pegawai dalam perkhidmatan kehakiman
se11a pensyarah undang-undang di universitas- universitas tempatan.
Aktivitas-aktivitas badan tersebut hendaklah mendapat kerjasama
sepenuhnya dari Jabatan Perdana Menteri dan seluruh Jabatan Hal Ehwal
Agama Islam di Malaysia.35
Untuk menyelesaikan masalah sistem pemerintahan, kerajaan Malaysia
hendaklah mengubah sistem pemerintahan yang diamalkan ketika ini kepada sistem
pemerintahan Islam. Perlembagaan Persekutuan dan undang-undang Malaysia
hendaklah diubah supaya sesuai dengan undang-undang Islam.36
34 Abd Munir Yaacob, Intisari Perundangan Islam, Kuala Lumpur, Saujana M, Sdn Bhd,1985, eel/, h, 15
35 Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pe/aksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h' 330
36 lnstitut Kefahaman !slain Malaysia, Asas Dan Kerangka Perundangan Negara !sla111 Malaysia, cet I, 2005, h,45
82
Tindakan kerajaan bagi menyelesaikan masalah Perlembagaan Perseketuan
bolehlah dijalankan dengan membentuk sebuah Suruhanjaya diRaja Perlembagaan
Malaysia. Suruhanjaya ini hendaklah dikendalakan oleh Ketua Hakim Negara
Malaysia dan dianggotai oleh Peguam Negara Malaysia, hakim di Mahkamah Awam
dan Mahkamah Syariah serta peguam dan ahli undang-undang Malaysia dan ahli
undang-undang Islam, ahli-ahli politik, Ketua Polisi Negara, Panglima Angkatan
Tentera dan ahli Profesional. Suruhanjaya ini hendaklah menggubal Perlembagaan
Islam Malaysian
Bagi menyelesaikan masalah undang-undang Malaysia, kerajaan hendaklah
mengambil tindakan menubuhkan sebuah Suruhanjaya Undang-undang Malaysia
bagi mengkaji dan menyusun undang-undang Islam Malaysia dalam semua bidang.
Undang-undang yang disusun ini hendaklah dikemukakan di Parlemen untuk
diluluskan. Dengan tindakan- tindakan tersebut, maka sudah tentulah usaha ke arah
pelaksanaan undang-undang Islam di Malaysia mencapai matlamatnya.38
37 Abu Bakar Abdullah, Ke A rah Pe/aksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, cet 1,1986,h, 367
"Abu Bakar Abdullah, Ke Arah Pe/aksanaan Undang-undang Islam Di Malaysia, h, 367
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Setelah penulis menjelaskan dan menguraikan mengenai Peranan Persatuan
Ulama Malaysia dalam pengembangan Undang-undang Islam, maka penulis telah
membuat beberapa kesimpulan berkenaan perbahasan yaitu:
I. Persatuan Ulama merupakan sebuah badan non-pemerintah yang dibentuk
untuk memikul tanggungjawab atau amanah untuk menyebarkan Islam dan
menyampaikan dakwah yang berasaskan al-Quran dan Hadis bukan
berasaskan kehendak manusia semata-mata. Mengenai peranan PUM, ia
berperan dalam konteks islah dan dakwah di negara Malaysia dan juga ban yak
mengeluarkan risalah-risalah atau buku-buku agar dapat menjadi panduan dan
rujukan untuk masyarakat .
2. Mengenai undang-undang Islam di Malaysia pula, ia. belum diberlakukan
secara menyeluruh karena sebab-sebab yang tertentu terha.lang diantaranya
seperti masalah politik dan kerajaan, masalah masyarakat yang majemuk dan
yang paling utama ialah masalah kerajaan yang memerintah Malaysia ketika
ini tidak menunjukkan tanda- tanda ingin melaksanakan undang-undang
Islam, karena partai yang memerintah Malaysia ketika ini adalah partai
UMNO. Karena perjuangan UMNO adalah bermatlamatkan bangsa dan jelas
83
84
menunjukkan bahwa hasrat ke arah menegakkan Syariat Islam tidak ada di
dalam perlembagaan UMNO. Malaysia ketika ini banyak melaksanakan atau
mengguna pakai lagi undang-undang yang berdasarkan undang-undang
Inggris. Undang-undang Islam sebelumnya yang pernah dilakukan meliputi
tiga fase yaitu periode melayu, penjajahan Inggris dan fase kemerdekaan.
3. Persatuan Ulama secara dasarnya senantiasa menjalankan program-program
yang berlandaskan dakwah dan menyebarkan risalah Islam, di samping
memperjuangkan kemurnian pemikiran Islam di dalam masyarakat. Untuk itu,
PUM telah menjalankan program-program dakwah ditingkat pusat dan daerah.
Antara kegiatan PUM yang lain, termasuklah membantu atau berperanan terns
dalam memberikan masukan dan ide mengenai sesuatu isu atau perkara
tertentu kepada pihak kerajaan atau mana-mana pihak yang berkaitan. Antara
aktivitas teras dan paling menonjol, serta menjadi tradisi bagi PUM ialah
menganjurkan program-program berbentuk seminar, diantara seminar yang
diadakan PUM dan paling mendapat komitmen dan penjelasan yang jelas
tentang masalah-masalah yang berlaku di zaman sekarang diantaranya
mengenai pemikiran masyarakat terhadap penerimaan undang-undang Islam
yaitu seminar Pemikiran Islam Menangani Cabaran A.laf Baru. Seminar ini
banyak menjelaskan bagaimana untuk mengatasi masalah-masalah yang
berlaku dilingkungan masyarakat ketika ini, terutamanya negara Malaysia.
Diantara program lain yang dijalankan PUM ialah persidangan, maupun
konvensi, mengenai isu-isu tertentu setiap tahun.
85
B. Saran-Saran
Bagi melaksanakan undang-undang Islam di malaysia secara menyeluruh,
penulis mempunyai beberapa pandangan untuk memperbaharni konstitusi Malaysia.
Konstitusi yang berlandaskan Hukum Islam adalah satu yang ditunggu- tunggu oleh
umat Islam yang merinduan era kekhalifahan Islam berdasarkan perancangan
perancangan yang tertulis dalam kertas dan dijadikn satu undang-undang. Namun ada
beberapa saran yang ingin penulis titipkan dalam penulisan ini adalah:
l. Sesungguhnya perlembagaan perseketuan tidak menyebut bahwa undang
undang tertinggi negara adalah undang-undang Islam, namun demikian
kedudukan undang-undang Islam bisa dikatakan berada dalam kedudukan
yang membanggakan.Profesor Ahmad Ibrahim pemah mencadangkan
sekiranya undang-undang Islam hendak dilaksanakan sepenuhnya, maka
satu ketetapan perlu diadakan dalam perlembagaan perseketuan dan
ketetapan itu berbunyi " mana-mana undang-undang yang bertentangan
dengan undang-undang Islam hendaklah terbatal dan dianggap tidak sah
setakat mana yang bertentangan"
2. Dalam keadaan belum ada ketetapan yang sedemikian, usaha yang positif
kearah menegakkan prinsip-prinsip kerajaan Islam memang bisa dilakukan
dengan mengambil kira kepentingan semua kaum bangsa di Malaysia. Ini
disebabkan wujudnya perlembagaan itu adalah hasil daripada perundingan
dan tolak ukur antara kaum di Malaysia.
86
3. Pada masa yang sama usaha perlu dilakukan untuk memastikan bahwa
undang- undang Islam yang ada itu dilaksanakan dengan baik dan adil.
Perlembagaan perseketuan telah diamandemen bertujuan membebaskan
Peradialn Agama daripada pengaruh Peradilan Umum dan pasal 121 (IA)
memperuntukkan bahwa Peradilan Umum Tinggi dan Peradilan-peradilan
dibawahnya tidak mempunyai wewenang berkenaan dengan apa-apa
wewenang yang ada pada Peradilan Agama.
4. Kepada Persatuan Ulama Malaysia agar lebih memberi komitmen pada
masyarakat dalam mengembangkan undang-undang Islam di Malaysia,
dan agar lebih melangkah jauh dalam meneruskan dakwah dalam
pengembangan undang-undang Islam di Malaysia.
5. Kepada orang banyak supaya mematuhi undang-undang Islam telah
berjalan sekarang dan akan datang karena ianya benar dan bersumberkan
al-Quran dan As-Sunnah.
6. Untuk bisa undang-undang Islam dilaksanakan dengan sempurna,
beberapa undang-undang yang bercanggah dengan undang-undang Islam
terutamanya yang diluluskan pada zaman penjajah perlu diamandemen
supaya ia tidak bercanggah dan tidak bertentangan dengan undang-undang
Islam.
Semoga dengan adanya undang-undang Islam yang mungkin dilaksanakan di
Malaysia akan membawa kemakmuran, pembangunan ruhiyyah dan jasadiyah dari
segi pemikiran dan perlaksanaannya kepada masyarakat sehingga memberi
87
keberuntungan bukan sekedar untuk Negara urnat Islam bahka:n untuk negara-negara
non rnuslirn yang lainnya. Bahkan ia adalah satu tuntutan untuk rnenyebarkan agama
Islam kepada negara yang mayoritas penduduknya non muslim. Sebagai Negara yang
mayoritas umat Islam disinilah bermula dimensi baru dalam konstitusi kepada
masyarakat dunia.
DAFTAR PUST AKA
Al-Quran Al-Karim
Abd Ghani, Samsudin, Ucapan Dasar PUM 2002, Jawatankuasa Penerbitan PUM
Abd Munir ,Yaakob, lntisari Perundangan Islam, Saujana (m) sdn.bhd, 1985, cet 1
Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di lndonesia,Jakarta,2006,Raja Grafido,2006, eel 1
Audah ,Abdul Qadir, Islam dan Pelaksanaan, Dewan Pustaka Fajar, 1986, cet 1
Abdullah, Abu Bakar, Ke Arah Pelaksanaan Undang-Undang Islam Di Malaysia: masalah Dan Penyelesaiannya, Terengganu, Pustaka Damai, cet 1, 1986
Abu Hasan Othman dan Razak Mama!, Pengajian Am, Proses Dan Prosedur, Selangor, 1990, cet 1
Ibrahim, Ahmad, Al-Ahkam, Undang-undang Pentadbiran Keadilan Jenayah Di Malaysia. Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990,jilid 2
_____ , Pelaksanaan Undang-Undang Islam Di Malaysia Dalam Bengke/ Eksklusif Penjelasan Kamm Jenayah Syariah, Kuala Lumpur, 25 Januari 1994
_____ , Sistem Undang-undang di Malaysia, cet 2, 1986, Kuala Lumpur
Aidit, Ghazali, Peranan Ulama Dalam Pembangunan Menje/ang Abad ke-21
Fatimi, S.Q, Islam Comes To Malaysia, Singapore, Edited by Shirle Gordon, 1963
Has bi Ash- Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, cet 1, I 975, Jakarta
Kamali,Mohammad Hashim, Islamic Law in Malaysia: Issues and Developments, Kuala Lumpur, Ilmiah Publishers, 2000, cet 3
Kassim, Baharom,Ali Abdul Karim, Persatuan U/ama Malaysia: Tiga Dasawarsa, Selangor, cet 1, 2006
Mahmud Saedon.Othman, lnstitusi pentadbiran Undang-Undang dan Kehakiman Islam, Malaysia, 1996, cet
Marwan Hakim, ldeologi Politik di Malaysia, ( Kuala Lumpur, Antara Press, 1996)
Md Supi, Shamsiah, Asas dan Kerangka Perundangan Negara L~lam-Malaysia Institut Kefahaman Islam Malaysia, Kuala Lumpur, cet I ,2005
88
89
Mohamad Arifin, Pentadbiran Undang-undang Islam, Pahang: PTS Publications &Distributor Sdn.Bhd., 2003, cet.l,
______ ,Islam Dalam Perlembagaan Perseketuan, Kuala Lumpur( Dewan Baha sa dan Pustaka, Tahun 2001)
Mohd Sukki Othman, Mengapa Perlu kepada Undang-undang Jenayah Islam, cet 1, 2008, Kuala Lumpur
Mohd Alkhasri, Husin, Al-Syariah Al-Islamiah Solihah Likulli Zaman wa Makan, Damsyik, 1391M
Nasimah Hussin. Undang-undang Islam, Jenayah, Keterangan dan Prosedur, Kuala Lumpur, 2007,jilid 13
Persatuan Ulama Malaysia, Ulama Menjawab, Selangor, 1996
_________ , Wacana Pengurusan, Ucapan Dasar YDP
Ruzian, Markom, Apa itu Undang-undang Islam, Pahang: PTS Publications & Distributor Sdn. Bhd., 2003,cet 1
Sulaiman, Jamal Mohd Lokman, Biograji Tuan Guru Haji Nik Abdul Aziz, cet 1, Selangor, Penerbitan SULFA Human Resources & Development
Suma,M.Amin, Kedudukan dan Peranan Hukum Islam di Negara Hukum Indonesia,2009
Wawancara Pribadi dengan En.Baharom Kassim, Bendahari Persatuan Ulama Malaysia, 6 ugustus 2009
Zaidan ,Abdul Karim, Usulul Dakwah, 2001, cet 3 PERPUSTPKA.AN UTAM.A lHf\1 SVll!-111"' .J•t<ARTA I
Zainal, Siti Hajar "Penerimaan Fatwa Jabatan Mufti Johor ,;eb1rga:i-·SUmberl'fukmTI-·Dalam Negara Menurut Enakmen Pentadbiran Agama folam Negeri Johor."( Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Syarif Hidayatullah,Jakarta, 2009)
Ziaudin Safar, Masa Hadapan Islam Bentuk Idea Yang Akan Datang, Kuala Lumpur, 1990, cet 1
Artikel dari Internet:
"Penerapan Hukum Islam di Malaysia". Artikel ini diakses pada 27 September 2009 dari http ://j aringskri psi. wordpress. com/2009 /09 /2 7 /penerapan-hukum-islam-dimalaysia/
http://www.e-ulama.org blogspot.com,artikel diakses pada 23Juli 2009