kata pengantarbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/04/laporan-kinerja-riau-tahun-2018.pdf · kata...
TRANSCRIPT
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan ucapan
terima kasih kepada Badan Restorasi Gambut (BRG) RI yang telah memberikan
kepercayaan kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk melaksanakan kegiatan Restorasi
Gambut melalui Tugas Pembantuan (TP) tahun anggaran 2018.
Pada bulan April tahun 2018, kegiatan Restorasi Gambut melalui Tugas
Pembantuan (TP) diawali dengan diterimanya DIPA tugas Pembantuan Restorasi
Gambut. Dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau ditunjuk
untuk menjadi satker pelaksana dan juga ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran.
Dalam pelaksanaan teknisnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Riau membagi kegiatan menjadi 3 (tiga) kegiatan utama yang tiap kegiatan ditunjuk
seorang Pejabat Pembuat Komitmen yang juga berasal dari Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Riau.
Syukur alhamdulillah, berkat bantuan dari semua pihak, Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutan Provinsi Riau, selaku Satker Pelaksana dapat menyelesaikan kegiatan
Restorasi Gambut melalui Tugas Pembantuan (TP) tahun anggaran 2018. Dalam
pelaksanaan kegiatan Restorasi Gambut yang telah dilaksanakan melalui kegiatan Dana
Tugas Pembantuan Restorasi Gambut TA 2018 tergambar dalam laporan ini.
Terakhir, Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan
ini, dan kami juga menyampaikan permintaan maaf apabila dalam pelaksanaan
kegiatan restorasi gambut tahun 2018 ini belum dapat memenuhi harapan semua
pihak, karena itu kritik dan saran akan kami terima secara terbuka untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekanbaru, Januari 2019 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau, Selaku
Kuasa pengguna Anggaran TP
Ir. H. ERVIN RIZALDI, MH Pembina TK. I NIP. 19640926 199303 1 003
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 4
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... ...... 5
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................... ...... 5
1.2 TUJUAN ..................................................................................................... 6
1.3 SASARAN ................................................................................................... 6
1.4 TARGET KINERJA....................................................................................... 6
1.5 DASAR HUKUM .......................................................................................... 7
II. PELAKSANAAN KEGIATAN .............................................................................. 8
2.1 RAPAT RUTIN TRGD ................................................................................... 8
2.2 PENYUSUNAN SID DAN DED ...................................................................... 12
2.3 PEMBANGUNAN SUMUR BOR....................................................................... 13
2.4
PEMBANGUNAN SEKAT KANAL ................................................................... 1420
2.5 REVEGETASI GAMBUT BEKAS TERBAKAR ................................................... 26
2.6
FEASIBILITY STUDY ANALISIS PENCAHARIAN MASYARAKAT DESA GAMBUT .................................................................................................. 27
2.7 PENGEMBANGAN KAPASITAS TEKNIS MASYARAKAT DESA .......................... 28
2.8 BANTUAN EKONOMI PRODUKTIF MASYARAKAT DESA GAMBUT ................... III REALISASI ANGGARAN ..................................................................................... 32
3.1 REALISASI ANGGARAN ............................................................................. 32 IV KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 35
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 35 4.2 SARAN ..................................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 1. Rapat Koordinasi Pelaksanaan PIPG .. ............................................... 8
Gambar 2. Rapat Sosialisasi ……………………………………………………………………………. 9
Gambar 3. Rapat Evaluasi dan Progres TP………………………………………………………. 9
Gambar 4. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Rokan – Mandau Kab. Kampar...13
Gambar 5. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Barumun – Kubu Kab. Rohil……13
Gambar 6. Peta titik Sekat Kanal KHG Siak Kecil – Siak Kab. Siak..........................14
Gambar 7. Peta titik Sumur Bor/Sekat kana KHG Enok-Batangi Kab.Inhil...............14
Gambar 8. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Tebing Tinggi Kab. Meranti……. 15
Gambar 9. Peta Titik Sumur Bor/Sekat Kanal KHG Padang Kab. Meranti………………16
Gambar 10.Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Tebing Tinggi (2) Kab. Meranti…17
Gambar 11. Konstruksi Pembangunan Sekat Kanal …………………………………………….19
Gambar 12. Bibit dan Proses Penanaman di Desa Kundur……………………………………20
Gambar 13. Kegiatan Revegetasi Gambut Bekas Lahan Terbakar di PulauT.Tinggi…21
Gambar 14. Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Kapasita Teknis Masyarakat……….28
Gambar 15. Peta Bantuan Ekonomi Prduktif Revitalisasi ekonomi Prov. Riau TA 20..29
Gambar 16. Kegiatan Revitalisasi Ekonomi………………………………………………………..29
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Peralatan Kantor ........................................................................................10
Tabel 2. Realisasi Pembangunan Sumur Bor Pada 4 KHG di Prov. Riau ....................... 13
Tabel 3. Daftar lokasi sekat kanal yang dilaksanakan di 6KHG Prioritas Restorasi
Gambut Tahun 2018 ..............................................................................18
Tabel 4. Kriteria dan Standar Mutu Bibit Kegiatan Revegetasi Lahan Gambut Bekas
Terbakar Seluas 20 Ha...........................................................................22
Tabel 5. Rekapitulasi Kegiatan Revegetasi Gambut di Pulau Tebing Tinggi.....................................................................................................23
Tabel 6. Kriteria dan Standar Mutu Bibit Kegiatan Revegetasi Lahan Gambut Bekas
Terbakar Seluas 30 Hadi Desa Sendanu Darul Ihsan..................................23
Tabel 7. Kegiatan Revitalisasi berupa Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Gambut sesuai pembagian KHG ............................................................................29
5
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Riau memiliki kawasan hidrologis yang luas yaitu sebesar 5.355.374 ha,
dan berdasarkan data kementerian LHK RI bahwa status kerusakan ekosistem gambut
provinsi riau telah mencapai ± 4.969.174 ha dengan kondisi rusak ringan sampai rusak
sangat berat
Pada tahun 2015, Provinsi Riau mengalami bencana kabut asap yang menjadi
perhatian dunia, bencana ini akibat dari kebakaran lahan gambut yang disebabkan oleh
beberapa faktor terutama faktor hidrologi kawasan gambut yang kering.
Restorasi Gambut adalah suatu tindakan pemulihan pengembalian ekologi lahan
gambut untuk kesejahteraan masyarakat. Upaya pemulihan gambut dilakukan melalui
tiga pendekatan yaitu pembasahan, penanaman ulang dan revitalisasi sumber mata
pencaharian masyarakat.
Lahan gambut sangatlah penting artinya, karena merupakan sistem penyangga
kehidupan yang berfungsi sebagai sumber air, sumber pangan, menjaga kekayaan
keanekaragaman hayati, dan berfungsi sebagai pengendali iklim global. Disamping itu
juga lahan gambut berperan di dalam menjaga dan memelihara keseimbangan
lingkungan. Secara hidrologi, ekosistem lahan gambut sangat penting dalam sistem
kawasan hilir suatu Daerah Aliran Sungai karena kemampuannya menyerap air sampai
dengan 13 (tiga belas) kali bobotnya.
Badan Restorasi Gambut (BRG) yang telah dibentuk oleh Presiden RI memalui
Perpres Nomor 1 Tahun 2016 memiliki kewajiban untuk menyusun rencana dan
pelaksanaan restorasi ekosistem gambut seluas ± 2.000.000 (dua juta) hektar di
Indonesia dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan seluas ± 814.730 ha adalah target
restorasi di Provinsi Riau yang tersebar di kawasan lindung maupun budidaya.
Di tahun 2018 ini, BRG memperioritaskan kegiatan restorasi gambut di 6 (Enam)
Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yakni:
1. KHG Pulau Padang (Kab. Kepulaun Meranti);
2. KHG Sungai Siak Kecil – (Bengkalis dan Siak);
3. Sungai Enok – Sungai Batang –(Kab. Indragiri Hilir);
4. Sungai Barumun – Sungai Kubu (Kab. RokanHilir);
5. PulauTebing Tinggi – (Kab. Kepulauan Meranti);
6. Sungai Rokan Kiri – Sungai Mandau (Kab. Kampar)
1.2 Tujuan
Melaksanakan kegiatan restorasi gambut melalui 3R (Rewetting, Revegetasi,
Revitalisasi) di Provinsi Riau.
6
1.3 Sasaran
Terpulihkannya lahan gambut yang telah mengalami degradasi.
1.4 Target Kinerja
Rincian indikator kinerja dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1. Target Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja
Target Tahun 2018
Rapat Rutin TRGD 1 Laporan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan 1
Laporan
Restorasi Gambut
Pengelolaan Program dan Pendukung Kegiatan 1 Layanan
Berkurangnya jumlah
Penyusunan SID dan DED 2 KHG
Kerusakan lahan gambut
4
KHG Pembangunan Sumur Bor
225
UNIT
Pembangunan Sekat Kanal
6 KHG
707
UNIT
Revegetasi Gambut Bekas Terbakar
1 KHG
50
HA
Feasibility Study Analisis Pencaharian Masyarakat 1
Dokumen
Desa Gambut
Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa 1 Laporan
Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Desa Gambut
6 KHG
20
PAKET
1.5 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2014 tentang Kehutanan.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 Pemerintahan Daerah.
4. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2001 tentang Izin Lingkungan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut sebagaimana diubah melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.14/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Tata cara inventarisasi dan
penetapan fungsi ekosistem gambut.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.15/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Tata cara pengukuran muka air
tanah di titik penataaan ekosistem gambut.
7
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.16/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Pedoman teknis pemulihan
ekosistem gambut
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.17/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.12/MenLHK-II/2015 tentang
Pembangunan Hutan Tanaman Industri.
11. Keputusan Kepala BRG SK.12 / BRG / KPTS / 2018 Tentang Penetapan Tim
pelaksana dan Instrumen supervisi dalam konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan
Infrastruktur pada lahan Konsesi di dalam area target BRG
12. Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 931/ XII/ 2017 Tanggal 11
Desember 2017 Tentang Pembentukan Tim Restorasi Gambut Daerah Di Provinsi
Riau.
8
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Rapat Rutin TRGD
Dalam Pelaksanaan Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Restorasi Gambut,
diperlukan adanya rapat pertemuan dan rapat koordinasi antar baik Internal Satuan
Kerja Tugas Pembantuan Restorasi Gambut Provinsi Riau, melibatkan maupun OPD
teknis terkait, Tim Restorasi Gambut Daerah Riau serta Stakeholders yang terkait
dalam bidang Gambut yang menjalankan tugas Kegiatan Restorasi Gambut.
Kegiatan ini merupan kegiatan untuk memfasilitasi rapat-rapat rutin dan
konsolidasi baik internal maupun eksternal dengan melibatkan beberapa intansi terkait
dalam Restorasi Gambut :
1. Rapat Pembahasan Proposal dan penandatanganan SPKS kegiatan Swakelola
Penelitian Perluan Riset Aksi 2018 di Ruangan Aula Rapat Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Provinsi Riau tanggal 5 Juni 2018 .
2. Rapat Koordinasi Pelaksanaan PIPG Tugas pembantuan 2018 Provinsi Riau di
Meeting Room Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau Tanggal 12
Juli 2018.
3. Rapat Koordinasi Teknis Restorasi Gambut di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Riau tanggal 18 juli 2018.
4. Rapat Sosialisasi Bidang Pengawasan Kepada Penanggung jawab Tugas
Perbantuan di Provinsi Riau di Ruang Peraga Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Riau tanggal 16 juli 2018.
Gambar 1. Rapat Koordinasi Pelaksanaan PIPG
9
5. Rapat Internal tentang revisi DIPA dana TP kegiatan Restorasi Gambut Provinsi
Riau Tahun 2018 di Meeting Room Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Riau tanggal 30 Juni 2018
6. Rapat Persiapan Pelaksanaan DIPA TP Tahun 2018 Provinsi Riau di Meeting Room
Dinas lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau tanggal 28 Juni 2018.
7. Rapat Evaluasi Kegiatan TP Riau di Ruangan Peraga Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Riau tanggal 30 Agustus 2018.
8. Rapat Rutin Satker Dinas lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau di Kopi
Tani Jl.Paus No.108 Pekanbaru tanggal 04 s/d 05 Agustus 2018.
9. Rapat Evaluasi dan Progres TP Tahun Anggaran 2018 di kantor TRGD jl.
Borobudur no. 11 Provinsi Riau tanggal 01 November 2018
1. Pengelolaan Program dan Pendukung Kegiatan
Pada pelaksanaan kerja sehari-hari satuan satuan kerja Tugas Pembantuan dan
Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Provinsi Riau , Memerlukan Fasiloitas
pendukung untuk menunjang kelancaran Operasional kegiatan yang dilakukan
pada keseharianya, baik itu tugas dalam Administrasi, Teknis dan Lapangan .
Sangat begitu pentingnya hal tersebut membuat kegiatan ini memerlukan dana
yang tidak sedikit dan anggaran yang besar. Beberapa peralatan kantor yang
diadakan menggunakan dana Tugas Pembantuan pada TRGD Provinsi Riau :
Gambar 2. Rapat Sosialisasi
Gambar 3. Rapat Evaluasi dan Progres TP
10
No. URAIAN BARANG TAHUN
PEROLEHAN JUMLAH
HARGA BARANG
KETERAN
GAN Harga
Satuan (Rp.)
Nilai
Total (Rp.)
1 Laptop Merk HP 14BS128/9TX 2018 2
Unit 8,486,193
16,972,386
Kondisi Baik
2 Lemari Filling Kabinet Merk SB-036 2018 2
Unit
1,995,955
3,991,910
Kondisi
Baik
3 Printer Merk Epson L565 2018 2
Unit
4,634,518
9,269,036
Kondisi
Baik
4 Meja Kerja Merk Orbitrend 2018 10 Unit 2,475,000
24,750,000
Kondisi Baik
5 Kursi Kerja Merk Orbitrend 2018 10 Unit
1,485,000
14,850,000
Kondisi
Baik
6 Sofa Merk Morres 2018 1 Set
16,830,000
16,830,000
Kondisi
Baik
7 Proyektor Merk Optima S341 2018 1 Unit 6,930,000
6,930,000
Kondisi Baik
8 Brankas Merk Oudbo 2018 1 Unit
14,850,000
14,850,000
Kondisi
Baik
9 Komputer PC Merk Acer Aspire C-22-
760 2018 4 Unit
14,850,000
59,400,000
Kondisi
Baik
10 Air Conditioner (AC) Merk Toshiba 2018 5 Unit 4,950,000
24,750,000
Kondisi Baik
11 Printer Merk Brother DCP-T310 2018 3 Unit
4,950,000
14,850,000
Kondisi
Baik
12 Drone Merk dji Model GL300F 2018 2 Unit
32,780,000
65,560,000
Kondisi
Baik
13 Baterai Extra (Penunjang Drone) for Phantom 4
2018 6 Unit 5,185,400
31,112,400
Kondisi Baik
14 Backpack (Penunjang Drone) dji 2018 2 Unit
402,600
805,200
Kondisi
Baik
15 Monitor Hood (Penunjang Drone) dji 2018 2 Unit 671,000
1,342,000
Kondisi Baik
16 Booster Antena (Penunjang Drone) dji 2018 2 Unit 402,600
805,200
Kondisi Baik
17 Neckstrap (Penunjang Drone) dji 2018 2 Unit
671,000
1,342,000
Kondisi
Baik
18 Charging Hub Phantom (Penunjang Drone) for Phantom 4
2018 2 Unit 536,800
1,073,600
Kondisi Baik
19 Charger Mobil (Penunjang Drone) for Phantom 4
2018 2 Unit 1,320,000
2,640,000
Kondisi Baik
20 Hardisk (Penunjang Drone) 2018 2 Unit
2,090,000
4,180,000
Kondisi
Baik
21 Smartphone Pengendali Drone Merk Xiaomi
2018 2 Unit 8,415,000
16,830,000
Kondisi Baik
22 Laptop Merk Apple 2018 2 Unit 33,462,000
66,924,000
Kondisi Baik
23 Flashdisk OTG 2018 2 Unit
1,188,000
2,376,000
Kondisi
Baik
24 Printer Merk Epson L565 2018 2 Unit 4,977,500
9,955,000
Kondisi Baik
25 Printer Merk Epson L1455 2018 1 Unit 17,000,000
17,000,000
Kondisi Baik
26 Proyektor Merk NEC NP-VE303G 2018 1 Unit
6,930,000
6,930,000
Kondisi
Baik
27 Lemari Arsip Secure Line Merk Optimax
2018 3 Unit 2,000,000
6,000,000
Kondisi Baik
28 Mesing Hitung Uang Merk Ecomac MC-400VM
2018 1 Unit 6,304,300
6,304,300
Kondisi Baik
29 GPS Merk Garmin Montana 680 2018 10 Unit
14,850,000
148,500,000
Kondisi
Baik
30 Gorden 2018 1 Unit 12,000,000
12,000,000
Kondisi Baik
TOTAL Rp 609.123.032
11
Printer Merk Brother DCP-T310 Kursi Kerja Merk Orbitrend
Sofa Merk Morres Meja Kerja Merk Orbitrend
Komputer PC Merk Acer Aspire C-22-60 Air Conditioner (AC) Merk Toshiba
12
Pada tahun 2018, Realisai Anggaran untuk pengadaan barang penunjang Kinerja
Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp 609.123.032,- (Enam Ratus Sembilan Juta
Seratus Dua Puluh Tiga Ribu Tiga Puluh Dua Rupiah).
2.2 Penyusunan SID dan DED
Penyusunan SID dan DED telah dilaksanakan dan menghasilkan 2 ( Dua)
dokumen SID dan DED untuk 2 (Dua) KHG yaitu KHG Sungai Pulau Rupat dan KHG
Sungai Gaung – Sungai Batang Tuaka. Kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktual
oleh PT. Multi Sarana Konsultan untuk KHG Sungai Pulau Rupat dan PT. Mitra Utama
Estuari untuk KHG Sungai Gaung – Sungai Batang Tuaka
Realisasi anggaran kegiatan ini mencapai 13,80% atau Rp 38.661.000.- dari
pagu yang ditetapkan (Rp.3.076.446.000.-).
2.3 Pembangunan Sumur Bor
Pembangunan SumurBor di laksanakan dalam rangka mendukung Program
Pemerintah dalam Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Riau. Sumur bor
adalah sarana dan alat berupa pipa atau sambungan serial pipa pvc yang
dipasang/ditanam kedalam tanah gambut guna mengalirkan/mengeluarkan sumber air
yang berlokasi dilapisan bawah tanah gambut (lapisan akuifer). Penggunaan sumur
bor ini di nilai efektif dan efisien untuk membasahi lahan gambut yang kering dengan
lebih cepat. Penentuan lokasi sumur bor pada penyususnan rencana tindakan restorasi
ini didasarkan pada 3 prinsip utama, yaitu :
1. Titik sumur bor berada di dalam wilayah bekas terbakar;
2. Memiliki jarak 200 meter atau lebih dari badan air atau kanal;
3. Memiliki jarak 200 meter antar sumur bor.
Proyektor Merk Optima S341
Printer Merk Epson L565 Lemari Filling Kabinet Merk SB-036
13
Tujuan pembangunan sumur bor diantaranya untuk mengatasi kelangkaan
sumber air permukaan yang umumnya terjadi pada musim kemarau. Pada kondisi
tersebut, umumnya muka air tanah gambut turun drastis dan sumber air permukaan
alami yang terdapat di kanal/parit, anak sungai, sungai dan danau mengalami
kekeringan dan jangkauannya sangat jauh. Fungsi sumur bor dalam upaya restorasi
gambut di BRG adalah sumber air untuk pembasahan gambut khususnya pada musim
kemarau. Namun demikian tidak menutup kemungkinan sumur bor juga dapat
digunakan sebagai sumber air untuk pemadaman awal kebakaran.
Tabel 2. Realisasi Pembangunan Sumur Bor pada 4 (empat) KHG di Provinsi Riau
No Nama Khg Kabupaten Rencana
Realisasi
Realisasi Tidak
Terealisasi
Jumlah
Pokmas
01 S. Enok – S. Batang Indragiri Hilir 25 SBO 25 SBO - 1
02 S. Siak Kecil – S. Siak
Bengkalis /
Siak
50 SBO 50 SBO - 1
03 S. RokanKiri – S. Mandau
Kampar 50 SBO 50 SBO - 1
04 S. Barumun – S.
Kubu
RokanHilir 100 SBO 100 SBO - 4
Total 225 SBO 225 SBO - 7
Total sumur bor yang terbangun adalah 225 unit dari target 225 unit, dapat
dikatakan bahwa telah membangun sebnayak 100% dari target unit capaian. Realisasi
anggaran pembangunan sumur bor adalah Rp.1.829.480.899,- dari total anggaran
Rp.4.432.625.000,- atau sekitar 43.14%
Gambar 4. Kegiatan Pembangunan Sumur Bor
14
2.4 Pembangunan Sekat Kanal
Kegiatan Pembangunan sekat kanal juga merupakan salah satu kegiatan
Rewetting (Pembasahan), selain sumur bor. Sama seperti kegiatan pembangunan
sumur bor, kegiatan ini bertujuan dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran di
lahan gambut serta memulihkan fungsi gambut kembali menjadi lahan basah.
Pembangunan Sekat Kanal (Canal Blocking) merupakan Bangunan air berupa sekat
atau tabat yang dibangun di badan kanal buatan yang telah ada di lahan gambut
dengan tujuan untuk menaik kan daya simpan (retensi) air pada badan kanal dan
sekitarnya dan mengurangi mencegah penurunan permukaan air di lahan gambut
sehingga lahan gambut di sekitarnya tetap basah dan sulit terbakar.
Berikut daftar lokasi sekat kanal yang dilaksanakan di 5 KHG Prioritas Restorasi
Gambut Tahun 2018.
Gambar 6. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Rokan – Mandau Kab. Kampar
15
Gambar 8. Peta titik Sekat Kanal KHG Siak Kecil – Siak Kab. Siak
Gambar 7. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Barumun – Kubu Kab. Rohil
16
Gambar 9. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Enok-Batangi Kab. Inhil
Gambar 10. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Tebing Tinggi Kab. Meranti
17
Gambar 11. Peta titik Sumur Bor/ Sekat Kanal KHG Padang Kab. Meranti
18
Tabel 3. Daftar lokasi sekat kanal yang dilaksanakan di 6 (Enam) KHG Prioritas Restorasi Gambut
Tahun 2018
No Nama Khg Kabupaten Rencana Realisasi
Realisasi Tidak Terealisasi
Jumlah Pokmas
01 Pulau Padang Kep. Meranti 108 KSE 108 KSE 0 10
02 Sungai Siak Kecil – Sungai Siak
BengkalisdanSiak
125 KSE 125 KSE 0 15
03 Sungai Enok – Sungai Batang
Indragiri Hilir 60 KSE 60 KSE 0 6
04 Sungai Barumun – Sungai Kubu
RokanHilir 222 KSE 222 KSE 0 27
05 PulauTebingTinggi KepMeranti 172 KSE 174 KSE 8 20
06 Sungai RokanKiri – Sungai Mandau
Kampar 10 KSE 10 KSE 0 1
Total 707 KSE 699 KSE 8 79
Kanal merupakan bagian dari system pengelolaan air yang ditujukan untuk
membuang air berlebih. Di area budidaya kanal berfungsi untuk menjaga muka air
tanah sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman.
Kanal terbagi dalam 3 (tiga) tipe; kanal primer, kanal sekunder dan kanal tersier. Data
kanal yang telah di perolehakan di interpretasi dengan melakukan metode overlay
dengan data system badan air alam. Hasil interprestasi pada setiap interseksi ruas
kanal ini, baik kanal primer, sekunder dan tersierakan menjadi dasar ditetapkannya
lokasi titik sekat kanal.
Metode yang digunakan untuk menentukan karakteristik kanal, yaitu
menggunakan survey langsung kelapangan. Titik observasi ditentukan terlebih dahulu
dengan asas keterwakilan untuk masing-masing KHG yang dianalisis. Kondisi lebar
kanal dan kedalaman dianalisis dari hasil perekaman drone yang telah
dipertimbangkan, dibandingkan, dan atau disesuaikan pada keadaan lapang yang
langsung bias diamati.
Dalam pembangunan sekat kanal, Setelah lokasi sekat ditetapkan maka langkah
berikutnya adalah pengukuran lokasi dan pemasangan bowplank sebagai panduan
untuk penetapan dimensi dan batas lokasi bangunan struktur sekat. Pengukuran
lapangan dilaksanakan untuk mengetahui kondisi hidrologi, fisik topografi dan vegetasi
di titik lokasi dimana sekat/tabat akan dibangun. Pekerjaan pembangunan bagian
struktur/kerangka sekat pada umumnya dibagi menjadi tiga segmen yaitu bagian
badan utama (main frame), peluap (spillway) dan bagian sayap (wings). Kegiatan
utama yang dilakukan pada pembangunan struktur badan utama dan peluap sekat
adalah sebagai berikut:
19
Membangun bendung penghalang aliran di kanal/parit/saluran atau
membangun saluran pengalih aliran air di samping parit/saluran (side channel) untuk
menjaga agar titik lokasi pembuatan sekat kanal tetap kering; 2. Pembersihan lokasi
penyekatan parit/kanal; 3. Membangun pondok untuk para pekerja (jika sekat yang
dibangun besar); 4. Peruncingan tiang kayu (cerucuk) bulat (pancang, pengaku,
barisan kayu bulat);
Realisasi anggaran pembangunan sekat kanal adalah Rp.16.030.017.800,- dari total
anggaran Rp.25.767.539.000,- atau sekitar 62.21%
2.5 Revegetasi Gambut Bekas Terbakar
Revegetasi adalah upaya pemulihan tutupan lahan pada ekosistem gambut
melalui penanaman jenis tanaman asli pada fungsi lindung atau jenis tanaman lain
yang adaptif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budidaya.
Kegiatan revegetasi ini dilaksanakan di kec. Pulau tebing tinggi kab. Meranti seluas 50
Ha yaitu di 2 (dua) desa;
1. Desa Kundur seluas 20 Ha
Lokasi kegiatan terletak pada Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Pulau
Tebingtinggi. Lokasi penanaman terletak di kawasan budidaya masyarakat yang
pernah terjadi kebakaran pada tahun 2015 dan dekat dengan hutan sekunder.
Secara geografis terletak antara 00°55’51.0”LU - 00°56’16.4”LU dan 102°33’52.1”BT
- 102°34’ 13.4”BT.
Gambar 13. Konstruksi Pembangunan Sekat Kanal
20
Jenis tanah di lokasi rencana revegetasi adalah gambut ombrogen. Kesuburan
tanahnya tergolong kurang subur (oligotrofik). Tipologi ekosistem gambutnya
berupa Kahayan (KHY). Kedalaman gambut tergolong sedang, yaitu 100-200 cm.
Kondisi kelembaban tanah di lahan ini cukup kering.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan bahwa lokasi revegetasi merupakan
areal dengan tutupan lahan berupa semak yang didominansi oleh jenis tumbuhan
paku-pakuan, jenis-jenis liana dan belukar yang didominansi oleh jenis tumbuhan
Tenggek Burung (Euodia redleyi). Sebagaian besar tinggi semak belukar ± 1 s/d 3
meter. Berdasarkan informasi dari Ketua Kelompok Tani Terubus, rencana lokasi
kegiatan adalah lahan gambut bekas terbakar tahun 2015 yang saat ini telah
mengalami suksesi alami. Jenis tumbuhan asli hutan rawa gambut yang masih
dalam tingkat tiang adalah Gerunggang (Cratoxylum glaucum), Meranti (Shorea
sp.), Kelat (Eugenia sp.) dan Punak (Tetrameristra glabra). Terdapat pula jenis
tanaman budidaya, yaitu beberapa tanaman Sagu (Metroxylon sagu) yang
merupakan sisa/ tertinggal kebakaran.
Jenis tanaman yang akan ditanam sesuai dengan usulan Kelompok Tani Terubus
adalah Sagu (Metroxylon sagu). Sedangkan jenis tanaman kayu-kayuan/ endemik
gambut yang akan ditanam adalah jenis Meranti, Jelutung dan Merbau. Pada
kegiatan revegetasi ini pengadaan bibit Kayu-kayuan/Endemik dan Sagu dilakukan
dengan cara membeli bibit siap tanam yang memenuhi syarat sesuai dengan
spesifikasi bibit kepada penyedia bibit yang terdekat dengan lokasi kegiatan. Kriteria
dan standar mutu bibit kegiatan revegetasi mengikuti standar sebagai berikut.
Gambar 14. Kegiatan Penanaman Bibit Revegetasi
21
Gambar 15. Kegiatan Revegetasi Gambut Bekas Lahan Terbakar di PulauTebing Tinggi
22
Tabel 4. Kriteria dan Standar Mutu Bibit Kegiatan Revegetasi Lahan Gambut Bekas
Terbakar Seluas 20 Ha
No Kelompok
Jenis
Tujuan
Penggunaan Kriteria Standar
1. Kayu-kayuan/
Endemik
Gambut
Pembentukan
kembali tutupan
hutan
Pertumbuhan Umur 4-9 bulan di persemaian
Batang lurus, akar tanaman belum keluar dari polybag
Tampilan segar, sehat/ tidak terserang OPT
Media Media tanam kompak di dalam
Ukuran Polybag ≥ 10x15 cm
Tinggi Berbatang/ kayu ≥ 50 cm Diameter batang ≥ 0,5 CM Jumlah daun >6 lembar
2. Sagu Peningatan fungsi
lahan budidaya dan
nilai ekonomis
Pertumbuhan Umur 1-2 bulan di persemaian
Batang lurus, akar bentuk benir huruf ”L”
Tampilan segar, sehat/ tidak terserang OPT
Media Media tanam kompak di dalam
Tanpa Polybag
Tinggi Tunas vegetative (abut)≥ 50 cm
Tampilan tangkai pelepah/ daun hijau mengkilap
2. Desa Sendanu Darul Ihsan seluas 30 Ha
Lokasi kegiatan terletak pada Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) Pulau
Tebingtinggi. Lokasi penanaman terletak di kawasan budidaya masyarakat yang
pernah terjadi kebakaran pada tahun 2015 dan dekat dengan hutan sekunder. Secara
geografis terletak antara00° 49’ 13.1”LU - 00° 49’ 33.0”LU dan 103° 00’ 11.5”BT -
103° 0’ 12.0”BT.
Status lahan yang ditunjuk sebagai lokasi kegiatan revegetasi seluas 30 Ha ini
tanah milik desa. Berdasarkan riwayat kebakaran, areal ini pernah terbakar pada tahun
2015. Kondisi lahan pada saat survei ditutupi semak belukar dan ditemukan beberapa
tanaman Sagu yang mampu pulih pasca terbakar pada tahun 2015 lalu. Rencana
pengelolaan lahan ini untuk kedepannya diperuntukkan sebagai lahan perkebunan
Sagu.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan bahwa lokasi revegetasi merupakan
areal dengan tutupan lahan berupa semak yang didominansi oleh jenis tumbuhan
paku-pakuan, jenis-jenis liana dan belukar yang didominansi oleh jenis tumbuhan
Tenggek Burung (Euodia redleyi) dan Mahang (Macaranga sp.). Secara umum tinggi
23
semak belukar berkisar ±1 s/d 3 meter. Kondisi tersebut menandakan bahwa pada
lahan tersebut telah terjadi suksesi tingkat lanjut pasca terbakar pada tahun 2015.
Keberadaan beberapa rumpun Sagu yang masih bertahan memberikan gambaran
bahwa lokasi tersebut cocok untuk budidaya Sagu.
Jenis tanaman yang diusulkan oleh Kelompok Masyarakat Beringin Sejahtera
adalah Sagu (Metroxylon sagu). Sedangkan jenis tanaman kayu-kayuan/ endemik
gambut yang akan ditanam adalah Meranti, Jelutung dan Merbau.
Pada kegiatan revegetasi ini pengadaan bibit tanaman endemik gambut dan
bibit Sagu dilakukan dengan cara membeli bibit siap tanam yang memenuhi syarat
sesuai dengan spesifikasi bibit kepada penyedia bibit yang terdekat dengan lokasi
kegiatan. Kriteria dan standar mutu bibit kegiatan revegetasi mengikuti standar
sebagai berikut.
No Nama Khg Kabupaten Luas
Lahan
Jumlah
Bibit
Realisasi Jumlah
Pokmas
01 P. Tebing Tinggi Kep. Meranti 50 Ha 27.100 Btg 50 Ha 2
Total 50 Ha 27.100 Btg 50 Ha 2
Dari Total Anggaran Rp.1.515.696.000,- terealisasi sebesar Rp.133.036.800,- atau
sekitar 8.78%
Tabel 5. Rekapitulasi Kegiatan Revegetasi Gambut di Pulau Tebing Tinggi
24
Tabel 6. Kriteria dan Standar Mutu Bibit Kegiatan Revegetasi Lahan Gambut Bekas Terbakar
Seluas 30 Hadi Desa Sendanu Darul Ihsan
No Kelompok Jenis Tujuan
Penggunaan Kriteria Standar
1. Kayu-kayuan/
Endemik:
Pembentukan
kembali tutupan
hutan
Pertumbuhan Umur 4-9 bulan di persemaian Batang lurus, akar tanaman
belum keluar dari polybag Tampilan segar, sehat/ tidak
terserang OPT
Media Media tanam kompak di dalam Ukuran Polybag ≥ 10x15 cm
Tinggi Berbatang/ kayu ≥ 50 cm Diameter batang ≥ 0,5 CM Jumlah daun >6 lembar
2. Sagu Peningatan fungsi
lahan budidaya
dan nilai ekonomis
Pertumbuhan Umur 1-2 bulan di persemaian Batang lurus, akar bentuk
benir huruf ”L” Tampilan segar, sehat/ tidak
terserang OPT
Media Media tanam kompak di dalam Tanpa Polybag
Tinggi Tunas vegetative (abut)≥ 50 cm
Tampilan tangkai pelepah/ daun hijau mengkilap
Teknis pelaksanaan kegiatan revegetasi gambut bekas lahan terbakar diantaranya :
1. Pemeliharaan bibit di Lokasi Penampungan sementara
Bibit yang ditempatkan di lokasi penampungan bibit perlu dipelihara dengan
melakukan penyiraman pagi dan sore setiap hari. Pengangkutan bibit kelokasi
penanaman / tempat penampungan bibit sementara dilakukan setelah selesai
nyapembuatan lubang tanaman.
Bibit yang baru sampai di lokasi tanam/tempat penampungan bibit akan
mengalami stress dan tidak memungkinkan untuk langsung ditanam, bibit-bibit
tersebut perlu dipelihara terlebih dahulu dengan dilakukan penaungan dan
penyiraman untuk menghilangkan faktor stress, dilakukan sekitar 2 hari sampai 5
hari sebelum siap ditanam.
Bibit harus dijaga 1 x 24 jam selama Bibit berada di lokasi penampungan.
Penjagaan ini dilakukan bukan saja mengantisipasi perbuatan dari orang-orang
yang tidak bertanggung jawab, tetapi juga menjaga dari kemungkinan gangguan
binatang atau ternak yang dapat merusak bibit tanaman.
2. Persiapan Lapangan
Untuk menciptakan pra-kondisi dalam rangka meningkatkan persentase
keberhasilan kegiatan revegetasi Desa Kundur Kecamatan Tebingtinggi Barat
Kabupaten Kepulauan Meranti, perlu dilakukan persiapan yang matang terhadap
25
lahan yang menjadi sasaran lokasi kegiatan. Beberapa persiapan yang harus
dilaksanakan adalah :
a. Pengecekan Batas Lokasi. Sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan pembuatan
tanaman, terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap patok batas lokasi yang
sebelumnya telah dipasang, sehingga memudahkan dalam pengawasan dan
pelaksanaannya. Pengecekan batas dilakukan disekeliling lokasi yang akan
dikerjakan.
b. Pembangunan Embung
Embung dibuat dengan ukuran panjang 4 meter, lebar 2 meter dan kedalaman
1.5 meter sebanyak 1 unit/hektar. Tujuan pembuatan embung adalah untuk
menyediakan kebutuhan air untuk penyiraman tanaman diawal masa
pertumbuhannya. Pembuatan embung tersebut dibuat dengan menggunakan
peralatan seperti cangkul, sekop dan lainnya.
c. Pembuatan Jalur Tanam
Pembuatan jalur tanam dilakukan dengan menebas semak-semak, tunggul,
resam dan tanaman pengganggu lainnya yang berada pada jalur selebar ± 1,5
meter. Cara pembersihan gulma dapat dengan cara manual, mekanis dan kimia
atau kombinasi. Arah larikan tanaman ditandai dengan patok arah larikan,
dengan maksud memberikan arah yang pasti dalam pelaksanaan pekerjaan
pembersihan lapangan/pembuatan jalur tanam dan pemasangan ajir. Jumlah
patok arah larikan disesuaikan dengan kondisi areal, sehingga mudah digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Harus diperhatikan dalam pembuatan jalur tanam harus dihindari rusaknya
tanaman/tumbuhan yang produktif yang telah ada. Pembuatan jalur tanam
bertujuan untuk menciptakan prakondisi untuk meningkatkan persentase hidup
dan pertumbuhan tanaman.
d. Pemancangan Ajir Tanaman.
Bahan untuk ajir tanaman terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang berasal
dari lokasi setempat. Ukuran ajir dibuat tinggi 150 cm dengan diameter 2–3 cm.
Pemasangan ajir dilakukan setelah pembersihan lahan dengan cara menarik tali
dari arah larikan pertama dengan arah sejajar dan mengikuti jarak tanaman yang
ada. Ajir ditanam dengan kedalaman 50 cm dan sisanya 100 cm di atas
permukaan tanah. Ajir diperlukan selain sebagai pengatur jarak tanam, juga
diperlukan sebagai penopang tanaman dari goncangan/ hempasan air.
Pemasangan ajir tanaman disesuaikan dengan jarak tanam yang diterapkan.
26
e. Pembuatan piringan dan lubang tanam
Lubang tanaman untuk tanaman sagu dibuat dengan ukuran ± 50 cm x 50 cm,
kedalamnya ±50 cm, sedangkan untuk tanaman kehutanan dengan ukuran ± 30
cm x 30 cm, kedalamnya ±30 cm. Piringan tanaman dibuat sekeliling tanaman
radius 50 cm mengelilingi lubang tanaman. Pembuatan piringan tanaman
dilakukan dengan membersihkan semak dan rumput tanaman lainnya sehingga
menjadi bersih. Apabila lubang tanam terdapat dilokasi yang miring maka
piringan tanaman dibuat datar dan tidak mengikuti kemiringan lereng. Pada saat
penggalian lubang harus diperhatikan penumpukan tanah galian, dimana tanah
bagian atas atau top soil dan tanah bagian bawah harus dipisahkan karena pada
saat penanaman sebaiknya top soil yang terlebih dahuludimasukan ke lubang
tanaman. Piringan dibuat dengan membersihkan semak, rumput, maupun
tanaman lain mengelilingi lobang tanam dengan jari-jari ± 50 cm. Contoh tipikal
lobang tanam dan cara penempatan tanah galian disajikan pada lampiran.
f. Pengangkutan Bibit dari Tempat Penampungan ke Lokasi Tanam
Bibit dapat diangkut dengan menggunakan keranjang dengan dipikul sampai ke
lokasi penanaman. Hal ini guna menghindari kerusakan pada saat pengangkutan.
Waktu pengangkutan adalah pada pagi atau sore hari. Sebelum diangkut bibit
tanaman disiram terlebih dahulu. Selanjutnya bibit diletakkan dekat dengan lubang
tanaman yang telah dipersiapkan.
3. Penanaman
Penanaman bibit dilakukan pada lubang tanam yang telah disediakan
sebelumnya pada saat musim penghujan.Untuk menghindari evapotranspirasi
yang tinggi maka penanaman dilakukan pada saat cuaca teduh (pagi atau sore
hari). Pelaksanaan penanaman dapat dikakukan dengan cara sebagai berikut;
a. Bibit Sagu
Bibit dimasukkan kedalam lubang yang tersedia sedalam leher batang dan
ditutup kembali dengan memasukan tanah galian (Top Soil terlebih
dahulu) dan diberi penyangga bersilang agar bibit tegak dan tidak goyah.
Diupayakan pada waktu menanam sedemikian rupa akar tidak bengkok.
Untuk penyulaman spesifikasi bibit sama dengan bibit yang ditanam.
b. Bibit Tanaman Hutan
Polybag yang berisi bibit terlebih dahulu dibuka/dipotong bagian bawahnya
dengan hati-hati dan tidak merusak akarnya. Akar yang keluar dari
polybag dipotong lebih dahulu kecuali akar tunggang.
27
Bibit dimasukkan kedalam lubang yang tersedia sedalam leher akar dan
ditutup kembali dengan memasukan tanah galian (Top Soil terlebih
dahulu) dan dipadatkan dengan menginjak-injak tanah sekitar leher akar
agar bibit tegak dan tidak goyah.
Diupayakan pada waktu menanam sedemikian rupa akar tidak bengkok.
Sisa/bekas polybag dipasang pada ajir sebagai tanda bahwa bibit sudah
ditanam.
Untuk penyulaman spesifikasi bibit sama dengan bibit yang ditanam
2.6 Feasibility Study Analisis Pencaharian Masyarakat Desa Gambut
Tujuan Feasibility Study Analisis Pencaharian Masyarakat Desa Gambut
adalah untuk Menyediakan acuan dalam pengembangan mata pencaharian
masyarakat desa yang berada di dalam dan sekitar lahan gambut.
Adapun Sasaran dan manfaat yang ingin dicapai ialah Masyarakat pada
desa-desa yang berada di dalam dan sekitar lahan gambut target Badan
Restorasi Gambut (BRG) serta tersedia acuan dalam pengembangan mata
pencaharian masyarakat desa yang berada di dalam dan sekitar lahan gambut
dan Tersusun dokumen rencana pengembangan mata pencaharian masyarakat
desa di dalam di sekitar lahan gambut.
Kegiatan Feasibility Study Analisis Pencaharian Masyarakat Desa Gambut
dilakukan pada 6 KHG, 6 Kabupaten, 14 Kecamatan, 23 Desa. Realisasi
anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 138.153.000,- (seratus tiga puluh delapan
juta seratus lima puluh tiga ribu rupiah) dari paguanggaran sebesar Rp.
267.665.000,- (dua ratus enam puluh juta enam ratus enampuluh lima ribu
rupiah) atau sebesar 51.60%. Yang terdiri dari Belanja Bahan, BelanjaHonor
Output Kegiatan, Belanja Jasa Profesi serta Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota.
2.7 Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa
Kegiatan Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa Gambut
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada kelompok
masyarakat tentang teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat agar
terlaksananya kelompok masyarakat sebagai pelaksana ekonomi produktif
restorasi gambut di desa nya serta terlatihnya masyarakat untuk dapat
melaksanakan pemberdayaan ekonomi produktif.
Realisasi Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp.1.064.030.400,- (satu milyar
enam puluh empatjuta tiga puluh ribu empat ratus rupiah) dari pagu anggaran
sebesar Rp.2.551.070.000,- (dua milyar lima ratus lima puluh satu juta tujuh
puluh ribu rupiah) atau sebesar 41.71 %.
28
2.8 Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Desa Gambut
Pemerintah Provinsi Riau bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut
Republik Indonesia (BRG RI) memberikan Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Desa
Gambut pada tahun 2018 pada KHG yang mengalami kebakaran pada tahun 2015
kemarin, untuk menanggulangi Terbakarnya Lahan Gambut di 6 KHG Prioritas yang
terdiri dari :
1. KHG Pulau Padang
2. KHG Pulau Tebing Tinggi
3. KHG Sungai Barumun – Sungai Kubu
4. KHG Sungai Enok – Sungai Batang
5. KHG Sungai Rokan Kiri – Sungai Mandau
6. KHG Sungai Siak Kecil – Sungai Siak
Diantara 6 KHG tersebut dibagi sebanyak 23 Kelompok Masyarakat (POKMAS)
pada 23 Desa Prioritas yang mendapatkan Bantuan Ekonomi Produktif agar
masyarakat pada sekitar KHG tersebut dapat meningkatkan taraf ekonomi serta tidak
lagi berfikir untuk membakar lahan gambut dalam rangka membuka lahan
pertaniannya. Salah satukriteria lainnya untuk Desa yang diberikan bantuan adalah
Desa yang terdampak akibat adanya pembangunan sekat kanal.
Realisasi Anggaran Kegiatan Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Desa
Gambut pada 6 KHG ialah sebesar Rp.2.055.401.200,- (dua milyar lima puluh lima
juta empat ratus satu ribudua ratus rupiah) dari pagu anggaran sebesar
Rp.5.498.684.000,- (lima milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta enam ratus
delapan puluh empat ribu rupiah) atau sebesar 37.38%.
Gambar 16. Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa
Gambar 16. Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa
29
Gambar 17. Peta Bantuan Ekonomi Produktif Revitalisasi ekonomi Provinsi Riau TA 2018
Gambar 18. Kegiatan Revitalisasi Ekonomi
Gambar 16. Kegiatan Sosialisasi Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa
30
m
2.7 Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Restorasi Gambut di Kawasan
berizin
Sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Badan Restorasi Gambut
No.SE.2/SB/RENKUM/8/2018 tanggal 14 Agustus 2018, menjelaskan bahwa
ada 4 tahapan dalam pelaksanaan kegiatan supervise restorasi gambut di
kawasan berizin yaitu :
1. Kegiatan Pra Supervisi, yaitu fasilitas pendataan seluruh ijin Pemanfaatan
Hutan dan HGU di Kesatuan Hidrologis Gambut yang menjadi target
restorasi;
2. Sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Supervisi kepada pemegang ijin
Pemanfaatan Hutan HGU di wilayah Kesatuan Hidrologis Gambut yang
menjadi target retorasi;
3. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Rencana Supervisi Restorasi Gambut
Tahun 2018 dan 2019;
4. Fasilitasi Pelaksanaan Supervisi Restoasi Gambut di Kawasan Berijin pada
wilayah kerja BRG.
Tabel 7. Kegiatan Revitalisasi berupa Bantuan Ekonomi Produktif Masyarakat Gambut sesuai pembagian KHG
31
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau selaku Satker
Pelaksana Ttidak bias menjalani Kegiatan Supervisi Restorasi Gambut di
Kawasan Berizin dikarenakan beberapa hal, yaitu :
1. Belum adanya Petunjuk Teknis pelaksanaan kegiatan Supervisi dari KLHK
Sebagai acuan menjalankan kegiatan tersebut.
2. Tidak Sejalannya Waktu antara Staf Kedeputian 3 BRG dengan Satker TP ,
sehingga ada beberapa kali perbuhanan jadwal dan waktu untuk
menyesuaikan pertemuan.
3. Terbatasnya waktu Pelaksanaan , karena banyak kegiatan lain yang harus
dilaksanaan pada waktu yang bersamaan.
32
III. REALISASI ANGGARAN
NO
PEJABAT PEMBUAT KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
KOMITMEN ( Rp) (Rp)
1 PPK I F Penyusunan SID dan DED
1 Belanja Bahan 8.910.000
DINAS DLHK 2 Honor Output Kegiatan 4.560.000
Prop. Riau 3 Belanja Jasa Konsultan 1.960.892.000
4 Belanja perjalanan biasa 280.136.000 38.661.000 13,80
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 35.000.000
6 Belanja Barang Penunjang Tugas
Pembantuan untuk diserahkan kepada pemerintah Daerah
70.000.000
G Pembangunan Sumur Bor
1 Belanja Bahan 182.212.000 56.144.000 30,81
2 Honor Output Kegiatan 111.600.000 72.800.000 65,23
3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 151.700.000 25.000.000 16,48
4 Belanja Jasa Profesi 37.800.000
5
Belanja Biaya Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin 27.900.000 2.417.924 8,67
6 Belanja Perjalanan Biasa 871.878.000 433.127.600 49,68
7
Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota 1.219.508.000 322.840.000 26,47
8
Belanja Peralatan dan Mesin utk diserahkan kpd
Masyarakat/Pemda 504.165.000 326.431.875 64,75
9
Belanja Baran Fisik Lainnya utk
diserahkan masyarakat /Pemda 1.007.100.000 590.719.500 58,66
10 Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan untuk diserahkan
kepada pemerintah Daerah
127.000.000
H Pembangunan Sekat Kanal
1 Belanja Bahan 91.200.000 77.599.750 85,09
2 Honor Output Kegiatan 316.200.000 204.000.000 64,52
3
Belanja Barang Non Operasional
Lainnya 1.448.000.000 0,00
4 Belanja Jasa Profesi 49.500.000 0,00
5 Belanja Perjalanan Biasa 2.030.105.000 734.288.400 36,17
6
Belanja perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota 322.000.000 252.000.000 78,26
7 Belanja Barang Fisik Lainnya
untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
21.510.534.000 14.762.129.650 68,63
J Revegetasi Gambut Berkas terbakar
1 Belanja Bahan 12.738.000 0,00
2 Honor Output Kegiatan 1.910.000 0,00
3
Belanja Barang Non Operasional
Lainnya 1.034.700.000 18.920.000 1,83
4 Belanja Jasa Profesi 466.348.000 114.116.800 24,47
33
5 Belanja Perjalanan Biasa
2 PPK 2 K
Fasility Study Analisis Pencaharian
Masyarakat Desa Gambut
1 Belanja Bahan 4.692.000 2.240.000 47,74
DINAS DLHK 2 Honor Output Kegiatan 4.800.000 4.800.000 100,00
Prop. Riau 3 Belanja Jasa Profesi 67.800.000 54.300.000 80,09
4 Belanja perjalanan biasa 108.756.000 66.013.000 60,70
5
Belanja perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota 81.680.000 10.800.000 13,22
L Pengembangan Kapasitas Teknis Masyarakat Desa
1 Belanja Bahan 127.320.000 16.480.000 12,94
2 Honor Output Kegiatan 12.300.000 0,00
3 Belanja Jasa Profesi 160.800.000 0,00
4 Belanja perjalanan biasa 1.140.290.000 212.350.400 18,62
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 105.000.000 417.600.000 397,71
6 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 1.005.360.000 417.600.000 41,54
M
Bantuan Ekonomi Produktif
Masyarakat Desa Gambut
1 Belanja Bahan 9.720.000 0,00
2 Honor Output Kegiatan 3.100.000 0,00
3 Belanja perjalanan biasa 885.864.000 218.432.000 24,66
4
Belanja Barang Lainnya untuk
diserahkan kepada masyarakat/Pemda 4.600.000.000 1.836.969.200 39,93
3 PPK 3 A Rapat Rutin TRGD
1 Belanja Bahan 67.600.000 7.835.000 11,59
DINAS DLHK 2 Belanja Jasa Profesi 19.200.000 0,00
Prop. Riau 3
Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota 245.000.000 23.600.000 9,63
B
Koordinasi dan Konsolidasi
Restorasi Gambut
1 Belanja Bahan 37.138.000 37.032.000 99,71
2
Belanja Barang Non Operasional
Lainnya 3.454.159.000 0,00
3 Belanja Jasa Profesi 13.500.000 6.600.000 48,89
4 Belanja perjalanan biasa 1.030.000.000 517.274.877 50,22
5 Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 98.912.000 96.352.000 97,41
C
Monev Pelaksanaan Kegiatan
Restorasi Gambut
1 Belanja Bahan 5.591.000 0,00
2 Belanja perjalanan biasa 601.258.000 211.092.400 35,11
D
Pengelolaan Program dan
Pendukung Kegiatan
1 Belanja Keperluan Perkantoran 320.736.000 294.008.000 91,67
2
Belanja pengiriman surat dinas
pos pusat 12.000.000 1.689.500 14,08
3 Honor Operasional Satuan Kerja 154.400.000 153.270.000 99,27
4 Belanja Bahan 26.684.000 10.664.294 39,97
34
5 Honor Output Kegiatan 95.400.000 95.400.000 100,00
6
Belanja Barang Persediaan
Barang Konsumsi 30.200.000 22.444.250 74,32
7 Belanja Langganan Listrik 12.000.000 2.961.173 24,68
8 Belanja Langganan Telepon 4.800.000 1.097.000 22,85
9 Belanja Langganan Air 2.400.000 0,00
10 Belanja Sewa 156.000.000 156.000.000 100,00
11 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 71.770.000 22.506.791 31,36
12 Belanja Barang Penunjang Tugas
Pembantuan untuk diserahkan
kepada pemerintah daerah
394.500.000 380.873.332
96,55
E
Pelaksanaan Kegiatan Supervisi Restorasi Gambut di Kawasan
Berizin
1 Belanja Bahan 13.200.000
2 Honor Output Kegiatan 3.800.000
3 Belanja Jasa Profesi 26.600.000
4 Belanja Perjalanan Biasa 245.528.000
5
Belanja Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota 172.000.000
35
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Tahun 2018 ini merupakan tahun pertama kegiatan Restorasi Gambut
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi melalui mekanisme Tugas
Pembantuan, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Provinsi Riau ditunjuk untuk menjadi Satuan Kerja (Satker) pelaksana
Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) Restorasi Gambut di Provinsi Riau
Tahun Anggaran 2018;
2. Realisasi Kegiatan Restorasi Gambut tahun 2018 dengan progress fisik
96,94% dan progress keuangan 87.43% sebesar Rp. 40.234.071.811,-l;
3. Realisasi Pembangunan Sekat Kanal sebanyak 707 Unit di 6 KHG secara
swakelola dengan 79 Pokmas;
4. Realisasi Pembangunan Sumur Bor sebanyak 225 Unit di 4 KHG secara
swakelola dengan 7 Pokmas;
5. Revitalisasi sebanyak 20 Paket di 6 KHG secara swakelola dengan 23
Pokmas;
6. Pelaksanaan kegiatan Restorasi Gambut melalui Tugas Pembantuan tahun
2018 terdapat kendala-kendala baik itu di lapangan maupun secara
administrasi, diantaranya:
a. Waktu efektif pelaksanaan kegiatan yang di mulai pada bulan Agustus
2018, dikarenakan keterlambatan dalam terbitnya DIPA, sehingga
secara efektif pelaksanaan kegiatan hanya kurang dari 5 (lima) bulan
untuk melaksanakan anggaran sebesar Rp.49.862.000.000,-
b. Mengingat kegiatan Tugas Pembantuan Restorasi Gambut merupakan
tahun pertama, masih banyak ha-hal yang perlu dipelajari sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan menggunakan prinsip “penuh kehati-
hatian”;
c. Adanya Petunjuk Teknis/Arahan Teknis/Surat Edaran dari Badan
Restorasi Gambut yang keluar di tahun berjalan, sehingga perlu
melakukan beberapa kali revisi RKA KL menyesuaikan Juknis dan/atau
arahan BRG.
d. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia dan belum berpengalaman
dalam memproses belanja tipe Swakelola dengan Kelompok
Masyarakat (Pokmas) serta belanja pihak ke tiga (kontraktual).
36
4.2 Saran
1. Agar DIPA Tugas Pembantuan Restorasi Gambut dapat terbit dan
digunakan di awal tahun berjalan;
2. Petunjuk Teknis atau Surat Edaran atau Arahan Teknis berkenaan dengan
pelaksanaan Tugas Pembantuan Restorasi Gambut, dapat dikeluarkan
sebelum tahun berjalan, tidak dikeluarkan di tahun berjalan, sehingga
dapat meminimalisir revisi RKA KL.
37