iv - v

25
47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Puskesmas Kampung Sawah Bandar Lampung 1. Luas Wilayah : 239,3 Ha 2. Jumlah Penduduk : 39063 orang Tabel 2. Gambaran wilayah dan jumlah penduduk No . Kelurahan Luas wilayah (ha) Jumlah penduduk Total Rata-rata L P 1 Sawah lama 20,3 2938 3032 5970 6,5 2 Sawah brebes 46,0 4052 4181 8233 4,7 3 Kebun jeruk 25,0 2399 2469 4868 8,02 4 Tanjung agung 13,0 3371 3478 6849 3,7 5 Kota baru 135,0 6469 6674 13143 2,9 Jumlah 239,3 1922 4 1983 4 39063 25,82

Upload: zerri-ilham

Post on 27-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 4

TRANSCRIPT

Page 1: IV - V

47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Puskesmas Kampung Sawah Bandar Lampung

1. Luas Wilayah : 239,3 Ha

2. Jumlah Penduduk : 39063 orang

Tabel 2. Gambaran wilayah dan jumlah penduduk

No. Kelurahan Luas wilayah

(ha)

Jumlah

penduduk

Total Rata-rata

L P

1 Sawah lama 20,3 2938 3032 5970 6,5

2 Sawah brebes 46,0 4052 4181 8233 4,7

3 Kebun jeruk 25,0 2399 2469 4868 8,02

4 Tanjung agung 13,0 3371 3478 6849 3,7

5 Kota baru 135,0 6469 6674 13143 2,9

Jumlah 239,3 1922

4

19834 39063 25,82

Sumber: Puskesmas Kelurahan kampung sawah (2014)

jumlah bayi atau balita yang berada di puskesmas kampung sawah sebanyak 800

anak. Dari 30 posyandu dan diambil sample sebanyak 90 anak.

Page 2: IV - V

48

Tabel 3. Gambaran jumlah anak di wilayah kerja puskesmas Kampung Sawah

Posyandu

Jumlah

Anak1 102 123 404 135 106 607 238 229 2510 2111 2012 3713 1914 915 4216 1917 2118 3219 2320 2321 3822 3423 2424 4225 2226 2027 5828 2229 2130 2631 12

Jumlah 800

Sumber: Puskesmas Kelurahan kampung sawah (2014)

3. Data kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota

Bandar Lampung.

Page 3: IV - V

49

Berikut ini adalah data kelengkapan imunisasi di wilayah kerja puskesmas kampung

sawah kota Bandar Lampung :

Tabel 4. Cakupan imunisasi dasar untuk masing-masing jenis imunisasi

Jenis imunisasi PersentaseBCG 87Polio-1 100Polio-2 96Polio-3 94Polio-4 87Hepatitis B0 97Hepatitis B1 93Hepatitis B2 93DPT-1 94DPT-2 91DPT-3 87Campak 87

Sumber: Puskesmas Kelurahan kampung sawah (2014)

B. Hasil

Penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan status ekonomi dengan

kelengkapan imunisasi wajib pada anak usia 1 tahun di wilayah kerja puskesmas

kampung sawah Bandar Lampung telah dilakukan pada bulan November 2014- Januari

2015. Jumlah populasi penelitian adalah 800 anak dan yang memenuhi kriteria inklusi

untuk menjadi responden (sampel) berjumlah 90 anak.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara langsung menggunakan

kuesioner dan data sekunder didapatkan dari Puskesmas  Kampung sawah. Data yang

didapat dianalisis dengan metode analisis univariat dan analisis bivariat.

Page 4: IV - V

50

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi

Distribusi pengetahuan Orang tua mengenai kelengkapan imunisasi disajikan pada

tabel berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan imunisasi

Pengetahuan Jumlah Persentase

Kurang Baik 14 15.6

Cukup Baik 38 42.2

Baik 38 42.2

Total 90 100.0

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 38 orang tua bayi (42,2 %) yang memiliki

pengetahuan baik mengenai imunisasi, terdapat 38 orang tua bayi (42,2 %) yang

memiliki pengetahuan cukup baik dan 14 orang tua bayi (15,6 %) yang memiliki

pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi.

b. Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga terhadap kelengkapan imunisasi

Distribusi tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap kelangkapan imunisasi

disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Distribusi Tingkat Sosial Ekonomi keluarga

Penghasilan Jumlah Persentasi

Rendah (≤ 1.300.000) 18 20.0

Tinggi (> 1.300.000) 72 80.0

Total 90 100.0

Page 5: IV - V

51

Tabel 6 menunjukan bahwa terdapat 72 keluarga (80,0 %) yang memiliki tingkat

sosial ekonomi tinggi dan 18 keluarga (20,0 %) yang memiliki tingkat sosial

ekonomi rendah terhadap kelengkapan imunisasi.

c. Kelengkapan Imunisasi

Distribusi kelengkapan imunisasi disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Distribusi Kelengkapan Imunisasi

kelengkapan_imunisasi Jumlah Persentasi

Tidak Lengkap 17 18.9

Lengkap 73 81.1

Total 90 100.0

Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat 73 bayi (81,1 %) yang lengkap imunisasi

dan 17 Bayi (18,9 %) yang tidak lengkap imunisasi.

2. Analisis Bivariat

a. Analisis Bivariat Deskriptif

1. Distribusi Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan Imunisasi

Distribusi pengetahuan orangtua terhadap kelengkapan imunisasi disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Pengetahuan orang tua terhadap kelengkapan Imunisasi

Pengetahuan kelengkapan_imunisasi

Tidak lengkap Lengkap Total

jumlah presentasi jumlah presentasi jumlah presentasi

Page 6: IV - V

52

Kurang baik 9 10.0% 5 5.6% 14 15.6%

Cukup baik 3 3.3% 35 38.9% 38 42.2%

Baik 5 5.6% 33 36.7% 38 42.2%

Total 17 18.9% 73 81.1% 90 100.0%

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 90 orangtua bayi terdapat 38 orang tua (42,2

%) yang memiliki pengetahuan baik terhadap Imunisasi. Dari jumlah tersebut

terdapat 33 orang tua bayi (36,7 %) melengkapi tindakan imunisasi dan 5

orang tua bayi (5,6 %) tidak melengkapi tindakan imunisasi.

Orang tua bayi yang memiliki pengetahuan cukup baik terhadap imunisasi

berjumlah 38 orang (42,2 %). Dari jumlah tersebut terdapat 35 orang tua bayi

(38,9 %) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 3 orang tua bayi (3,3 %)

tidak melengkapi tindakan imunisasi

Orang tua bayi yang memiliki pengetahuan kurang baik terhadap imunisasi

berjumlah 14 orang (15,6 %). Dari jumlah tersebut terdapat 5 orang tua bayi

(5,6 %) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 9 orang tua bayi (10,0 %)

tidak melengkapi tindakan imunisasi

2. Distribusi Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Imunisasi

Distribusi tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi disajikan pada

tabel berikut :

Tabel 9. Distribusi tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi

Penghasilan kelengkapan_imunisasiTidak lengkap lengkap Total

jumlahpresentasi

jumlah

presentasi

jumlah

presentasi

Rendah 10 11.1% 8 8.9% 18 20.0%

Page 7: IV - V

53

(≤1.300.000)Tinggi (>1.300.000)

7 7.8% 65 72.2% 72 80.0%

Total 17 18.9% 73 81.1% 90 100.0%

Dari tabel 9 menunjukkan bahwa dari 90 keluarga terdapat 72 keluarga

(80,0%) yang memiliki tingkat sosial ekonomi tinggi yang melengkapi

imunisasi. Dari jumlah tersebut terdapat 65 keluarga (72,2%) yang

melengkapi imunisasi dan 7 keluarga (7,8%) yang tidak melengkapi imunisasi.

Keluarga yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah terhadap imunisasi

berjumlah 18 orang tua bayi (20,0%). Dari jumlah tersebut terdapat 8 keluarga

(8,9%) yang melengkapi imunisasi dan 10 keluarga (11,1%) yang tidak

melengkapi imunisasi.

b. Analisis Bivariat Analitik

1. Hubungan Pengetahuan Orang tua bayi Terhadap Imunisasi

Analisis hubungan pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi dengan

menggunakan uji Rank spearman, disajikan pada tabel berikut:

Tabel 10. Analisis hubungan pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi

Tingkat

pengetahuan

Tindakan

Imunisasi

Tingkat

pengetahuan

Koefisien

Korelasi (r)1.000 0.295

Signifikansi (p- - 0.005

Page 8: IV - V

54

value)

Tindakan

IMUNISASI

Koefisien

Korelasi (r)0.295 1.000

Signifikansi (p-

value)0.005 -

Dari hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji rank spearman

pada hubungan pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi didapatkan p-

value = 0,005 dan r = 0,295

2. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kelengkapan

imunisasi

Analisis hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi dengan

menggunakan uji Chi- Square, disajikan pada tabel berikut :

Tabel 11. Analisis hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap

imunisasi

Tindakan

Imunisasi

Tingkat

Sosial

Ekonomi

Chi Square 19,744

Signifikansi (p-

value) 0.000...

Dari hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji chi-square pada

hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi didapatkan nilai

chi-square = 19,744 dan p-value = 0,000.

Page 9: IV - V

55

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

Dari hasil analisis univariat pengetahuan orang tua bayi terhadap kelengkapan

imunisasi, dapat diketahui bahwa dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik

mengenai imunisasi berjumlah 38 (42,2%) responden, yang memiliki pengetahuan

cukup baik mengenai imunisasi berjumlah 38 (42,2%) dan sisanya yaitu 14 (15,6%)

responden memiliki pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi. Pengetahuan baik

disini berarti responden tahu tentang imunisasi, hal-hal yang berhubungan dengan

imunisasi dan waktu pemberian imunisasi serta pemberian imunisasi dasar lengkap

yang ideal.

Analisis univariat tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap imunisasi menunjukan

bahwa 72 keluarga (80,0%) memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Disini untuk

tingkat sosial ekonomi dapat diukur dari pendapatan keluarga perbulan. Dapat

diartikan bahwa di wilayah kerja puskesmas kampung sawah umtuk tingkat

pendapatan per kapita sudah melebihi dari UMP Lampung yaitu Rp 1.300.000,00.

Sisanya yaitu 18 keluarga (20,0%) memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.

Analisis univariat tindakan imunisasi bayi menunjukkan bahwa 73 responden (81,1%)

melengkapi imunisasi dan sisanya 17 responden (18,9%) tidak melengkapi imunisasi.

Melengkapi imunisasi dalam penelitian ini berarti anak usia 0-12 bulan di wilayah

kerja puskesmas kampung sawah telah memperoleh imunisasi BCG, HEP B, Polio,

DPT dan Campak sesuai dengan usia anak.

Page 10: IV - V

56

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Orang tua bayi terhadap imunisasi

Dari hasil analisis data, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki

pengetahuan baik mengenai imunisasi sebanyak 38 responden (42,2%).

Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner dengan kriteria nilai

berdasarkan total skor lebih besar dari 80. jumlah responden yang memiliki

pengetahuan cukup baik mengenai imunisasi sebanyak 38 responden (42,2%).

Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner dengan kriteria nilai

berdasarkan total skor 70 -80. Sedangakan sisanya 14 responden (15,6%)

memiliki pengetahuan kurang baik mengenai imunisasi.

Penentuan responden yang melengkapi tindakan imunisasi yaitu 73 responden

(81,1%) dan 17 responden (18,9%) yang tidak melengkapi tindakan imunisasi,

dilakukan dengan analisis jawaban kuesioner dan observasi.

Dari hasil analisis bivariat deskriptif diketahui bahwa dari 38 responden (42,2%)

yang memiliki pengetahuan baik terdapat 33 responden (36,7%) yang melengkapi

tindakan imunisasi dan 5 responden (5,6%) yang tidak melengkapi tindakan

imunisasi. untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup baik yaitu 38

(42,2%) responden terdapat 35 responden (38,9%) melengkapi tindakan imunisasi

dan 3 responden (3,3%) tidak melengkapi tindakan imunisasi. Dan untuk

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 14 (15,6%) responden

Page 11: IV - V

57

terdapat 5 responden (5,6%) melengkapi tindakan imunisasi dan 9 responden

(10,0%) tidak melengkapi tindakan imunisasi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji rank

spearman didapatkan p-value = 0,005 lebih kecil dari taraf signifikansi yang

digunakan (α = 0,005) dan nilai r hitung (0,295) yang lebih besar dari r tabel

(0,286) dengan demikian hasil ini dinyatakan bermakna dengan r hitung (0,295)

berarti korelasi memiliki keeratan lemah. (Nugroho, 2005).

Oleh karena itu hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yang menyatakan ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi,

dapat diterima. Sehingga dapat dinyatakan adanya keeratan lemah pada hubungan

pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi.

Hal ini didukung oleh penelitian (Ranuh, 2008 ), yang menyatakan bahwa

pengetahuan dan sikap orang tua terutama ibu sangat penting untuk memahami

tentang manfaat imunisasi bagi anak Indonesia.

Hal ini juga didukung oleh (Ayubi, 2009) yang menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah status ekonomi dan tingkat

pengetahuan ibu. Status ekonomi dan pengetahuan tentang imunisasi akan

mempengaruhi motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

Page 12: IV - V

58

Rendahnya tingkat penegetahuan orang tua akan pentingnya imunisasi bagi anak

serta status ekonomi yang rendah juga berperan dalam mempengaruhi prilaku

orang tua untuk mengikut sertakan dalam kegiatan imunisasi (Widyaastuti, 2008).

Pengetahuan itu sendiri merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasaan dan perabaan. Pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan juga dapat di definisikan sebagai kumpulan informasi yang di

perbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan

sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau

lingkungannya. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (Notoatmodjo, 2010).

b. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga terhadap IMUNISASI

Dari hasil analisis data, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki tingkat

sosial ekonomi tinggi sebanyak 72 responden (80%). Responden yang termasuk

dalam kriteria ini adalah responden yang dapat mengisi pertanyaan pada kuesioner

dalam kelompok pertanyaan “jumlah pendapatan keluarga perbulan” dengan

kriteria nilai berdasarkan total skor lebih besar dari Rp. 1.300.000,00. Sedangakan

sisanya 18 responden (20%) memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah.

Responden yang termasuk dalam kriteria ini adalah responden yang dapat mengisi

pertanyaan pada kuesioner dalam kelompok pertanyaan “jumlah pendapatan

Page 13: IV - V

59

keluarga perbulan” dengan kriteria nilai berdasarkan total skor lebih kecil dari Rp.

1.300.000,00.

Kemudian dari hasil kedua analisis tersebut, dilakukan analisis bivariat untuk

menentukan analisis variasi distribusinya. Dari hasil analisis bivariat deskriptif

diketahui bahwa dari 72 responden (80%) yang memiliki tingkat sosial ekonomi

tinggi terdapat 65 responden (72,2%) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 7

responden (7,8%) yang tidak melengkapi tindakan imunisasi. Dan untuk

responden yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah yaitu 18 responden (20%)

terdapat 8 responden (8,9%) yang melengkapi tindakan imunisasi dan 10

responden (11,1%) yang tidak melengkapi tindakan imunisasi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat analitik dengan menggunakan uji chi-square

didapatkan p-value = 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (α =

0,05) menjadikan Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis kerja (Ha) dapat

diterima.

Oleh karena itu hipotesis kerja (Ha) yang diajukan pada penelitian ini yang

menyatakan ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap

kelengkapan imunisasi dapat diterima. Sehingga dapat dinyatakan Hipotesis nol

(Ho) ditolak yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat sosial

ekonomi keluarga terhadap kelengkapan imunisasi.

Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Menurut Faturrahman dan Mollo

(1995) dalam Sumiarto yaitu tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan

yang akan berpengaruh pada status kesehatan masyarakat (Sumiarto, 1993).

Page 14: IV - V

60

Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka pendapatan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai kesehatan

lingkungan (Sumiarto, 1993).

Penelitian terhadap status sosial ekonomi yang rendah memliliki tingkat kesehatan

yang lebih rendah dibandingkan dengan status sosial ekonomi yang tergolong

tinggi. Beberapa studi telah mencari bukti nyata didalam kondisi kehidupan

dengan menjadikan kemiskinan sebagai objeknya dan berbagai penjelasan yang

tidak adekuat untuk menjelaskan perbedaan kesehatan diantara sosial ekonomi

rendah dengan sosial ekonomi tinggi (Widyastuti, 2008)

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan dan

keterbatasan yang pada umumnya disebabkan oleh :

1. Ketidakbiasaan responden menjadi obyek penelitiaan menyebabkan sedikit

keragu-raguan dalam merespon kuesioner yang diberikan. Banyak responden

yang meminta kejelasan tujuan dan konsekuensi dari hasil jawabanya, walaupun

telah diberikan arah dan penjelasan mengenai maksud dan tujuannya sehingga

responden benar-benar memberikan respon secara jujur dan obyektif.

Page 15: IV - V

61

2. Ketiga variabel yang diukur memiliki kemungkinan masih terdapat kekurangan

dalam penyusunan dan pengembanganya.

3. Kelemahan dalam pengumpulan data yang sulit dihindari antara lain karena orang

tua bayi yang terpilih sebagai responden merasa tidak berkepentingan dalam

penelitiaan ini.

4. Waktu yang digunakan untuk mengisi angket dan observasi terlalu singkat

sehingga menyebabkan kelelahan dan kejenuhan sehingga pikiran pikiran dan

perasaan orang tua bayi yang menjadi responden kurang berkonsentrasi

sepenuhnya menjawab pertanyaan instrumen dengan baik, bahkan ada

kecendrungan responden mengisi instrumen hanya untuk memenuhi kewajibanya

sebagai responden saja.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Page 16: IV - V

62

1. Pengetahuan orang tua bayi mengenai imunisasi pada wilayah kerja puskesmas

kampung sawah kota Bandar Lampung sebagian besar baik, yaitu sebanyak 38

(42,2%) responden memiliki pengetahuan baik, 38 (42,2%) responden memiliki

pengetahuan cukup baik dan 14 responden (15,6%) memiliki pengetahuan kurang

baik.

2. Tingkat sosial ekonomi keluarga pada wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota

Bandar Lampung sebagian besar tingkat sosial ekonomi tinggi, yaitu 72 responden

(80%) dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi dan 18 responden (20%) dengan

tingkat sosial ekonomi yang rendah.

3. Kelengkapan imunisasi bayi di wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota Bandar

Lampung sebagian besar melengkapi tindakan imunisasi yaitu 73 responden (81,1%)

melengkapi imunisasi dan 17 responden (18,9%) yang tidak melengkapi tindakan

imunisasi.

4. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap

Kelengkapan imunisasi.

5. Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat sosial ekonomi keluarga terhadap

Kelengkapan imunisasi.

Page 17: IV - V

63

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian serupa tentang hubungan faktor-faktor predisposisi orang

tua bayi terhadap kelengkapan imunisasi ditempat-tempat lain.

2. Bagi institusi kesehatan, perlu lebih meningkatkan sosialisasi program imunisasi agar

angka kelengkapan imunisasi dapat mencapai target.

3. Bagi masyarakat terutama di wilayah kerja puskesmas kampung sawah kota Bandar

Lampung, perlu meningkatkan kepedulian mengenai program imunisasi yang

dicanangkan pemerintah.