isnÂd & dokumentasi hadis
DESCRIPTION
ISNÂD & DOKUMENTASI HADIS. Ada 2 istilah yg sering disamakan oleh sbgian ulama’ (spt: al-Suyuthi & al-Thibi), y i: سَنَدٌ (jama‘ nya : أَسْناَد ( & إِسْنَاد (jama‘nya: ( أسَانِيدُ . - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
1
ISNÂD & DOKUMENTASI HADISAda 2 istilah yg sering disamakan oleh sbgian ulama’
(spt: al-Suyuthi & al-Thibi), yi: ن�د� :jama‘nya) س�
نا�د س�ن�اد & ) أ� إ س� (jama‘nya: (يد� ان .أس�
Sanad adalah Silsilah pr periwayat yg menukil matan dr
sumbernya yg awal, sdg isnâd adalah ع� الحديث ف� ر� mengangkat/menyandarkan hds kpd yg) إلى قائ لهmenuturkannya). Hadis yg diungkap scr lengkap sanad &
matannya disebut: ن�د� .م�س�Isnâd sangat penting dlm menyampaikan hadis. Sebab suatu berita yg disandarkan kpd Nabi saw tanpa menyebutkan sanadnya, tdk bisa disebut sbg hadis. Inilah sebabnya, Ibn al-Mubârak (w 181H) berkata:
، ولوال اإلسناد لقال ن�اد� م ن� الد(ين اإلس�م�ن� شاء ما شاء
2
DOKUMENTASI HADIS
Kegiatan dokumentasi yg terjadi antar periwayat yg terdekat dlm suatu sanad, dikenal dg istilah:
�د�اء�ه� أ م.ل� الحديث و� & penerimaan)ت�ح�penyampaian hadis). Yang paling penting bagi ulama hadis dlm pembicaraan mengenai kegiatan dokumentasi ini adalah siapa yang layak untuk menyampaikan hadis yg diterimanya, bukan siapa yg layak menerima hadis. Hal ini karena dalam hal menerima hadis, syarat yang diajukan oleh ulama hadis tidak begitu ketat. Penerimaan hadis oleh anak kecil atau orang kafir, tetap sah.
3
a. Beragama Islam (Muslim)b. Mukallaf (sdh terbebani tggjwb, yi: âqil & bâligh)c. Melaksanakan ketentuan agamad. Menjaga muru’ah yakni dg menjauhkan diri dari
ma‘shiyat & perkara yg syubhat. = taqwa.
Unsur ‘Âdil
Unsur Dlâbitha. Periwayat hapal dg baik riwayat yg diterimanyab. Periwayat mampu menyampaikan riwayat yg
diterimanya dg baik, kapanpun ia kehendaki, minimal smp ia menyampaikannya pd periwyt lain.
Tetapi utk menyampaikan hds, riwayat mrk tidak sah hingga periwayatnya memenuhi syarat terpercaya/kuat (tsiqah) yakni ‘âdil & dlâbith.
4
Adapun metode tahammul al-hadîts ada 8 cara, yaitu:
ماع.1 Mendengar/menyimak langsung dari : الس(
syekh/ guru mereka. Contoh: \حد7ثني ، ع�ت� سمنا ب�ر� حد<ثنا، أخ�
رائ�ة.2 Murid membaca / mengkonfirmasikan : الق
bacaannya kpd gurunya. Contoh: قرأ�ت�. Metode qirâ’ah ini lebih akurat drpd metode simâ‘ krn guru bisa langsung mengoreksi bacaan murid jika ada kesalahan.
ة.3 Guru mmbri rekomendasi kpd muridnya : اإلجاز�utk merwytkan hdsnya.
5
4 . المن�او�لة : Guru memberi kitab hds pd
muridnya. Contoh: ناو�ل�ني. Dlm hal ini guru memberikannya dg 2 cara, yaitu: a) dg ijâzah; & 2) tanpa ijâzah.
5 .الم�كات�بة : Guru menulis hds utk diberikn pd mrdnya. Caranya idem dg munawalah. Contoh ungkapan: ب� إلي�� �ت ك
6اإلع�الم . : Guru membrithkan hds/ktb hds pd mrdnya tnpa psan mrwytknya.
ي7ة .7 Guru mewasiatkan kitab hdsnya pd : الو�ص
mrdnya. Contoh: أو�ص�ى إلي�8 .الو جاد�ة : Seorg mendapatkan tulisan/kitab hds, tanpa
pesan sama sekali.
6
Umumnya ulama hadis dapat mengetahui metode penerimaan hadis mereka dari ungkapan tahammul yang
mereka gunakan, spt: نا �ر� ب ، حد�ثنا، أخ� .dsb سم�ع�ت�Dari ungka-pan tsb, dapat diketahui bgmn metode penerimaan mereka, apakah muttashil (bersambung) atau munqathi‘ (terputus).
Hanya saja ada ungkapan tahammul yang masih samar
kebersambungannya --spt أن7 & ع�ن� -- shg tidak bisa dipastikan apakah bersambung atau tidak. Karena kehati2an pr ulama hadis shg mereka menganggap sanadnya terputus kecuali memenuhi tiga syarat, yakni:
1. Sanad tsb tidak ada tadlîs (penyembunyian cacat)
2. Telah trjdi pertemuan, atau minimal hidup semasa.
3. Periwayat tersebut harus tsiqah (terpercaya).
7
Di antara faktor penyebab trjadinya perbedaan matan, adalah:1. Karena telah terjadi periwayatan hadis secara makna.
Periwayatan bil-ma‘na tetap sah & dibolehkan, yg penting substansi beritanya sama. Hanya saja --dlm dunia hadis-- periwayatan bil-lafdzi lebih diutamakan drpd bil-ma‘na.
2. Karena kesalahan periwayatan oleh periwayat sendiri. Meskipun periwayat dinilai jujur namun kadang juga
pernah salah. (Lafal penilaian: ئ د�وق ي�خ�ط ( ص�3. Karena terjadi kesalahan dlm penelitian hadis karena salah
dalam menggunakan pendekatan thdp matan yang diteliti.4. Karena memang Nabi saw menyampaikan hadis ini lebih
dari 1 kali dalam kesempatan yang berbeda.
Sebab2 terjadinya perbedaan matan Dalam pendokumentasian hadis, sering ditemukan suatu matan, berbeda bahkan “bertentangan” dg hadis sederajat yg lain.