hadis kedokteran

23
DEFINISI HADIS DAN SUNNAH 1.Sunnah adalah aktifitas Rasulullah, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan taqrir selama hayat beliau. 2.Hadis adalah rekaman atas aktifitas Rasulullah, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan taqrir. Aktifitas Rasulullah pertama kali direkam oleh sahabat kemudian di sampaikan kepada generasi berikutnya. Cara merekam dapat dilakukan dalam bentuk tulisan dan lisan. KOMPONEN HADIS 1.Matan , yaitu isi dari rekaman itu sendiri tentang aktifitas Rasulullah, sahabat dan tabiin. 2.Sanad , yaitu mata rantai yang membawa matan, mulai dari zaman sahabat, tabiin, tabiit tabiin samapai kepada kita sekarang ini. 3.Mukhaarin , yaitu pembuku hadis sehingga sampai kepada kita. Ada banyak pembuku hadis: Imam al- Bukhari, Imam Muslim, Imam an-Nasai, Imam at- Turmudzi, Imam Ibn Majah, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam ad-Daruqutni, Imam al-Hakim, Imam ad-Darimi, Imam Abu Daud. Dll. 4.Jarak antara Nabi dan para Imam di atas adalah 150 sampai 200 tahun. CONTOH HADIS NABI:

Upload: rimarahmadipta

Post on 24-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mmmmmmmmmmm

TRANSCRIPT

DEFINISI HADIS DAN SUNNAH1. Sunnah adalah aktifitas Rasulullah, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan taqrir selama hayat beliau.2. Hadis adalah rekaman atas aktifitas Rasulullah, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan dan taqrir. Aktifitas Rasulullah pertama kali direkam oleh sahabat kemudian di sampaikan kepada generasi berikutnya. Cara merekam dapat dilakukan dalam bentuk tulisan dan lisan.KOMPONEN HADIS1. Matan, yaitu isi dari rekaman itu sendiri tentang aktifitas Rasulullah, sahabat dan tabiin.2. Sanad, yaitu mata rantai yang membawa matan, mulai dari zaman sahabat, tabiin, tabiit tabiin samapai kepada kita sekarang ini. 3. Mukhaarin, yaitu pembuku hadis sehingga sampai kepada kita. Ada banyak pembuku hadis: Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam an-Nasai, Imam at-Turmudzi, Imam Ibn Majah, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam ad-Daruqutni, Imam al-Hakim, Imam ad-Darimi, Imam Abu Daud. Dll.4. Jarak antara Nabi dan para Imam di atas adalah 150 sampai 200 tahun.CONTOH HADIS NABI: ()

()CONTOH SANAD HADIS

CARA PERIWAYATAN HADISPeristiwa munculnya hadis dari Rasulullah:1. Pada majlis-majlis Rasulullah. Secara teratur, Rasulullah mengadakan majelis-majelis berkaitan dengan pengajaran Islam. Majelis ini dihadiri, baik laki-laki maupun perempuan. Ada juga majelis yang khusus untuk perempuan. Pada majelis ini para sahabat menerima hadis. Setelah selesai pertemuan, para sahabat mengulang lagi dan menghafalnya. Anas b malik berkata: kami berada di sisi Rasulullah kami mendengar hadis dari Rasulullah. Apabila telah selesai, maka kami mempelajari kembali dan menghafalnya.2. Pada peristiwa yang Rasulullah mengalaminya kemudian beliau menerangkan hukumnya. Abu Hurairah telah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah lewat di muka seorang pedagang bahan makanan. Rasulullah bertanya tentang bagaimana barang itu dijual kemudian penjual itu menjelaskannya. Setelah itu Rasulullah bersabda: ( ) Artinya: Bukanlah dari golongan kami, siapa yang menipu (HR. Ahmad)3. Pada peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin, kemudian menanyakan hukumnya kepada Rasulullah. Para sahabat, adakalanya mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan dirinya sendiri, atau berhubungan dengan sahabat lain. Di saat mengalami itu, sahabat bertanya kepada Rasulullah dan mendapat menjelsan dari beliau.4. Pada peristiwa yang disaksikan langsung oleh para sahabat terhadap apa yang terjadi atau dilakukan Rasulullah. Banyak sekali peristiwa yang disaksikan oleh para sahabat yang berhubungan dengan diri Rasulullah. Misalnya, cara salat, cara makan, cara haji, dsb.

Cara sahabat menerima dan menyampaikan hadis1. Menerima secara langsung dari Nabi. Cara ini dilakukan oleh para sahabat yang mengikuti majelis-majelis Rasulullah. Mereka langsung mendengar, melihat, menyaksikan tentang apa yang dilakukan, disabdakan atau berhubungan dengan diri Rasulullah. 2. Menerima secara tidak langsung dari Nabi. Cara ini dilakukan oleh para sahabat yang secara tidak langsung mendengar, melihat, atau menyaksikan tentang apa yang dilakukan, disabdakan yang berhubungan dengan Rasulullah saw. Kepada mereka, nabi berpesan: ()Artinya: Hendaknya di antara kamu yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir (HR. al-Bukhari).Redaksi periwayatan matan hadis1. Kata atau kalimat langsung dikutip seperti yang disampaikan Rasulullah2. Dengan makna (kata atau kalimat disusun oleh orang yang mendengar tetapi maknanya tidak berubah).

Metode Meriwayatkan Hadis1. : Seorang guru membacakan matan hadis yang dihafalnya atau yang ada di dalam kitab tertentu di hadapan murid.2. atau : seorang murid membaca matan hadis di hadapan guru.3. : pemberian izin seorang guru kepada murid untuk meriwayatkan beberapa matan hadis tanpa membaca hadis tersebut satu demi satu.4. : seorangb guru memberi sebuah atau beberapa hadis atau kitab untuk diriwayatkan.5. : seorang guru menulis hadis untuk seseorang.6. : pemberian informasi guru kepada murid bahwa hadis-hadis yang ada di dalam kitab tertentu itu hasil periwayatan yang diperoleh guru dari si polan, tanpa menyebut izin/ijazah periwayatan si murid kepada orang lain.7. : seorang guru mewasiatkan buku-buku hadis kepada muridnya sebelum pergi atau meninggal.8. : ada orang menemukan catatan atau buku hadis yang ditulis tanpa ada rekomendasi /izin untuk meriwayatkan hadis di bawah bimbingan dan kewenangan seseorang.

Sighat sanad:Lafad yang ada dalam sanad yang digunakan oleh Rawi pada waktu menyampaikan hadis atau riwayat (memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain [murid], atau mendewankan/membukukan hadis ke dalam dewan hadis).

Martabat-martabat sighat sanad:Martabat pertama: : Saya telah mendengar : Kami telah mendengar: Ia telah menceritakan kepadaku: Ia telah menceritakan kepada kami : Ia telah berkata kepadaku : Ia telah berkata kepada kami: Ia telah menyebutkan kepadaku: Ia telah menyebutkan kepada kami

Martabat kedua: Ia telah mengabarkan kepadaku: Saya telah membacakan kepadanya

Martabat ketiga: Ia telah mengabarkan kepada kami : Dibaca kepadanya sedangkan saya Mendengarkan. : Kami telah membacakan kepadanya

Martabat keempat: Ia telah memberitahu kepadaku: Ia telah memberitahu kepadaku: Ia telah memberitahu kepada kami: Ia telah memberitahu kepada kami

Martanat kelima: Ia telah menyerahkan kepadaku

Martabat keenam: Ia telah mengucapkan kepadakuMartabat ketujuh : Ia telah menulis kepadaku

Martabat kedelapan: Dari, : Sesungguhnya, bahwasanya : Saya dapati dalam kitab saya, dari: Ia telah meriwayatkan: Ia telah berkata: Ia telah menyebut: Telah sampai kepadaku : Saya telah memperoleh dengan tulisan Fulan.

Catatan tambahan: : Disingkat dengan: atau atau : Disingkat dengan: atau atau atau : Disingkat dengan : Disingkat dengan : Singkatan dari (sudah sah) atau (sampai akhir hadis) atau (memindahkan dari satu hadis ke sanad lain)

Mengapa hadis itu harus diteliti?1. Hadis sebagai sumber ajaran Islam. Penegasan ini tertuang dalam 59/7:

Juga terdapat dalam 3/32: (31) (32)

Juga terdapat dalam 4/80 (80)

Juga terdapat dalam 33/21

(21)Dengan ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis itu merupakan sumber ajaran Islam. Karena itu, orang yang menolaknya adalah menolak petunuk al-Quran itu sendiri.Melakukan penelitian menjadi penting karena dimaksudkan untuk menghindari penggunaan hadis sebagai dalil namun ternyata itu bukan dari Rasulullah saw.2. Tidak seluruh hadis tertulis pada zaman Nabi.Nabi ketika masih hidup, pernah melarang dan menyuruh untuk menulis hadis. Kebijakan ini memiliki implikasi terhadap beredarnya hadis di kalangan sahabat. Sebagai dampaknya, dokumentasi hadis pada zaman menjadi terbatas, dan lebih banyak berlangsung secara hafalan saja daripada tertulis. Baru pasca wafatnya Nabi, banyak hadis baru dibukukan. Kenyataan ini membawa kemungkinan pada ada kemungkinan salah dalam periwayatan. Untuk itu, perlu diadakan penelitian.3. Telah timbul berbagai pemalsuan hadis. Pemalsuan hadis sudah terjadi sejak kekhalifan Ali b Abi Thalib. Faktornya adalah kepentingan politik saat terjadinya konflik Ali b Abi Thalib dengan Mu`awiyah. Para pendukung masing-masing berupaya untuk memperkuat kelompoknya dengan cara memalsukan hadis. Bahkan, dalam catatan Ahmad b Hanbal, ia pernah memergoki seorang dai memalsukan hadis.

4. Proses penghimpunan hadis yang memakan waktu lama. Penghimpunan hadis secara resmi dan massal terjadi atas perintah Umar B Abd Aziz (wafat 101H/720). Dilihat dari sini, kemudian diukur dengan wafatnya Nabi, jelas memakan waktu kira-kira 200 tahun.5. Jumlah kitab hadis yang banyak dengan metode penyusunan yang beragam.Jumlah kitab himpunan hadis yang dihimpun oleh periwayat hadis cukup banyak, yang angkanya tidak bisa dipastikan. Lebih-lebih, sebagian dari para penghimpun hadis itu ada yang menghasilkan karya himpunan hadis lebih dari satu kitab.Di antara kitab himpunan hadis, ada kitab yang tidak bisa dilacak dan ada yang bisa dilacak. Yang disebut terakhir ini, misalnya, Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Daud, Sunan al-Turmudzi, Sunan al-Nasai, Sunan al-Darimi, Sunan Ibn Majah, Musnad Ahmad b Hanbal, Muwatha` Malik, Sahih Ibn Khuzaimah, Sunan al-Baihaqi, al-Mustadrak al-Hakim, Musnad al-Humaidi, Musnan Abi `Auwwanah.Metode yang dipergunakan berbeda karena focus dari npenghimpunan itu tidak terletak pada metode tetapi pada penghimpunan hadis.6. Telah terjadi periwayatan hadis secara makna.Di kalangan sahabat ada perbedaan sedikit berkaitan dengan periwayatan hadis secara makna. Ali b Abi Thalib, Ibn Abbas, Ibn Mas`ud, Anas b Malik, Abu Darda`, Abu Hurairah, dan Aisyah adalah sederet tokoh yang memperbolehkan periwayatan hadis secara makna.Berbeda dengan tokoh-tokoh di atas, tokoh-tokoh berikut ini adalah tokoh yang tidak setuju dengan periwayatan hadis dengan makna, tetapi harus dengan lafdzi. Mereka adalah Umar b Khatab, Ibn Umar dan Zaid b Arqom.Dengan periwayatan secara makna ini membawa kemungkinan redaksi matan hadis menjadi sangat variatif sehingga dimungkinkan adanya kekeluruan. Karena itu perlu diteliti.CARA MENELITI HADIS (KRITIK SANAD DAN MATAN) MELALUI TAKHRIJUL HADISA. Kritik Sanad: PengertianSecara sederhana tahrijul hadis adalah penelusuran suatu matan yang diidhafahkan kepada Nabi melalui kitab-kitab hadis induk (himpunan hadis-hadis Nabi) yang dalam konteks perkuliahan ini berjumlah sembilan kitan hadis (al-Bukhari, Muslim, al-Turmudzi, al-Nasa`I, Abu Daud, Ibn Majjah, al-Musnad, Muwatha` Imam Malik dan al-Darimi), yang selanjutnya untuk diketahui kualitasnya, menunjukkan suatu hadis pada kitab-kitab induk mana dan rangkaian rawi dalam suatu sanad.Manfaat tahrij adalah mengetahui sumber-sumber hadis, kitab asal suatu hadis berikut rawi-rawi yang terlibat dalam periwayatan. Kedua, dapat mengetahui kualitas hadis melalui kualitas sanad dan matan. Ketiga, mengetahui redaksi matan hadis secara lengkap.

B. Metode Tahrij dalam Kritik Sanad.Setidaknya, ada lima metode tahrij. Pertama, tahrijul hadis bi ma`rifati lafadh min alfadhil hadis (penelusuran hadis melalui kata tertentu yang terdapat dalam hadis yang hendak ditahrij). Cara ini bisa melalui buku al-mu`jam al-mufahraj li alfadh al-hadis al-nabawiyah, karya Aj. Wensinck.Kedua, tahrijul hadis bi ma`rifati maudhu`I al- hadis (proses penelusuran hadis melalui pengetahuan tema hadis yang akan ditakhrij). Cara seperti ini dapat dilakukan melalui kitab-kitab induk hadis.Ketiga, tahrijul hadis bi ma`rifati sifat al-hadis (Proses penelusuran hadis yang didasarkan pada pengetahuan akan status hadis). Contoh kitab yang membahas hal ini adalah al-Fawaid al-Mutakatsirah fi al-Akhbar al-Mutawitirah, karya al-Suyuti.Keempat, tahrijul hadis bima`rifat al-rawi al-a`la (proses penelusuran hadis yang didasarkan pada pengetahuan akan rawi teratas atau di tingkat sahabat). Salah kitab yang membantu dengan metode ini adalah al-Musnad Ahmad b Hanbal. Kelima, tahrijul hadis bima`rifat mathla` al-hadis (Proses penelusuran yang didasarkan pada pengetahuan akan lafad awal suatu hadis. Contoh kitab yang membahas tahrij model ini adalah al-Jami` al-Shaghir min Hadis al-Basyir, karya Imam al-Suyuti.Dalam konteks perkuliahan ini yang dipakai adalah metode tahrij pertama, yaitu tahrijul hadis bi ma`rifati lafadh min alfadhil hadis (penelusuran hadis melalui kata tertentu yang terdapat dalam hadis yang hendak ditahrij). Buku yang dijadikan rujukan adalah buku al-mu`jam al-mufahraj li alfadh al-hadis al-nabawiyah, karya Aj. Wensinck. Tapi kalau pakai computer, yang pakai maushu`ah al-hadis al-syarif.Tujuan dan Objek Penulusuran Hadis.Tujuan penelusuran hadis dalam konteks perkuliahan ini adalah pertama, untuk mengetahui suatu hadis itu berada pada kitab induk hadis mana. Kedua, untuk mengetahui status suatu hadis. Berdasarkan tujuan di atas, maka objek penelusuran adalah sanad dan matan hadis. Namun, dalam perkualiahan ini penelusuran lebih difokuskan pada penelusuran sanad. Adapun aspek-aspek sanad sebagai sasaran (objek) penelusuran adalah kualitas rawi dan ketersambungan rawi dalam sanad. Adapun langkah-langkah penelusuran secara manual untuk keperluan penelitian hadis adalah sebagai berikut:Pertama, mencari salah satu lafad dari lafad-lafad yang ada dalam hadis. Kedua, mencari lafad tadi di buku al-mu`jam al-mufahraj li alfadh al-hadis al-nabawiyah, karya Aj. Wensinck. Di buku ini akan diinformasikan bahwa lafad hadis tersebut terdapat dalam kitab induk hadis. Ketiga, setelah ditemukan di kitab induk hadis, maka tugas kita adalah mencari pada kitab induk hadis yang ditunjuk oleh al-mu`jam tadi. Di dalam mu`jam ini, di samping menunjukkan pada kitab induk hadis, juga menyebutkan pada bab dan halaman berapa. Di dalam kitab mu`jam ini disebutkan tanda-tanda singkatan yang menunjuk pembuku kitab induk hadis.Keempat, setelah ditemukan, maka kita harus mengutip semuanya, mulai rawi-rawi sampai kepada matannya. Setelah itu, kita membuat skema sanad-sanad hadis (i`tibar).Kelima, dilanjutkan dengan meneliti kualitas pribadi-pribadi, dalam bentuk keadilan dan kedhabitan hadis dan kertersambungan rawi-rawi dalam sanadnya.Keenam, melakukan penyimpulan terhadap hasil penelusuran.

Kritik Matan hadis: Upaya pengujian atas keabsahan matan hadis yang dilakukan untuk memisahkan antara matan-matan hadis yang sahih dengan yang tidak sahih.Caranya:1. Terhindar dari Syadz (kejanggalan): adanya pertentangan atau ketidaksejalanan riwayat seorang rawi yang meyendiri dengan seorang rawi yang lebih kuat hafalan dan ingatannya. Pertentangan ini terkait dengan menukil matan hadis sehingga terjadi penambahan, pengurangan, perubahan tempat.2. Terhindar dari illat, yaitu suatu sebab tersembunyi yang terdapat pada matan hadis yang secara lahir tampak berkualitas sahih. Sebab tersebut adalah masuknya redaksi hadis lain pada hadis tertentu, atau redaksi dimaksud memng bukan lafad yang mencerminkan sebagai hadis rasulullah sehingga pada akhirnya matan hadis tersebut seringkali menyalahi nas-nas yang lebih kuat bobot akurasinya.

Klasifikasi Hadis1. Dilihat dari kuantitas perawinya, ada hadis mutawatir dan ahad.2. Dilihat dari sumber awal hadis: ada hadis marfu`, mauquf dan maqthu`.3. Dilihat dari kualitas sanad dan matan: ada hadis sahih, hasan dan dha`if.