identifikasi zw pada serat (golongan i,ii,iii,iv)

27
LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI TEKSTIL KIMIA II IDENTIFIKASI ZAT WARNA PADA SELULOSA GOLONGAN I (Zw Asam, Zw Basa, Zw Direk) GOLONGAN II (Zw Bejana, Zw Belerang, Zw Hidron) GOLONGAN III (Zw Naftol) dan GOLONGAN IV (Zw Pigmen, Zw reaktif) Disusun Oleh : Nama : Zulfikar Ari Perkasa Nrp : 11020055 Grup : 3 K3 Dosen : Khairul U., S.ST. Asisten : Luciana, S.Teks., M.Pd Solichin Tgl Praktek : 7, 14 dan 21 Oktober 2013 Pengumpulan : 28 Oktober 2013 1

Upload: zulfikar-ari-prkz

Post on 25-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

identify

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

LAPORAN PRAKTIKUM

EVALUASI TEKSTIL KIMIA II

IDENTIFIKASI ZAT WARNAPADA SELULOSA

GOLONGAN I (Zw Asam, Zw Basa, Zw Direk)GOLONGAN II (Zw Bejana, Zw Belerang, Zw Hidron)

GOLONGAN III (Zw Naftol) dan GOLONGAN IV (Zw Pigmen, Zw reaktif)

Disusun Oleh :

Nama : Zulfikar Ari Perkasa

Nrp : 11020055

Grup : 3 K3

Dosen : Khairul U., S.ST.

Asisten : Luciana, S.Teks., M.Pd

Solichin

Tgl Praktek : 7, 14 dan 21 Oktober 2013

Pengumpulan : 28 Oktober 2013

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTILBANDUNG

2013

1

Page 2: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Melakukan pengujian terhadap beberapa contoh uji untuk mengetahui zat warna

yang digunakan untuk mencelup contoh uji.

II. TEORI DASAR

Identifikasi zat warna pada serat umumnya sangat sukar, dan semua cara identifikasi

yang ada pada umumnya dimaksudkan untuk menentukan golongan zat warna. Cara

identifikasi zat warna didasarkan pada pemisahan golongan zat warna dan kemudian

dapat dilakukan pengujian selanjutnya secara sistematis untuk menentukan zat warna

apa yang digunakan.

Zat Warna pada Serat Selulosa

Serat selulosa sendiri mudah dikenal dengan uji pembakaran yang akan memberikan

abu yang rapuh dan bau seperti kertas terbakar. Zat warna yang mungkin digunakan

pada serat selulosa antara lain : zat warna direk, zat warna asam, zat warna basa, zat

warna direk dengan penyempurnaan resin, zat warna belerang, zat warna bejana, hitam

oksidasi (anilin dan difenil), direk dengan pengerjaan iring logam, direk dengan

pengerjaan iring formaldehida, zat warna naftol dan azo yang tidak larut, zat warna yang

didiazotasi dan dibangkitkan, pigmen, dan zat warna reaktif.

Zat warna yang biasa digunakan untuk mencelup serat selulosa dapat digolongkan

menjadi :

GOLONGAN I

Golongan I meliputi zat warna direk, asam, basa.

Penggolongan ini didasarkan atas kelunturan zat warna-zat warna tersebut didalam

larutan amonia atau asetat encer mendidih.

Zat Warna Direk

Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang disufonasi, zw ini disebut juga

zw substatif karena mempunyai afinitas yang besar terhadap selulosa. Beberapa zw

direk dapat mencelup serat binatang berdasarkan ikiatan hydrogen.

2

Page 3: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Zw direk umunya mempunyai ketahanan terhadap sinar cukup, tidak tahan terhadap

oksidasi dan rusak oleh zat pereduksi. Pencelupan kembali pada kain kapas didalam

larutan amonia dengan penambahan gram dapur yang menghasilkan warna yang sama

dengan warna contoh asli, menunjukkan zat warna direk.

Zat Warna Asam

Zw asam mengandung asam-asam mineral / asam-asam organic dan dibuat dalam

bentuk garam-garam natrium dari organik dengan gugus anion yang merupakan gugus

pembawa warna (kromofor) yang aktif. Struktur kimia zw asam menyerupai zw direk

merupakan senyawa yang mengandung gugusan sulfonat atau karboksilat sebagai gugus

pelarut.

Zw asam dapat mencelup serat-serat binatang, poliamida dan poliakrilat

berdasarkan ikatan elektrovalen / ikatan ionik.

Zat warna asam jarang digunakan untuk mencelup serat selulosa, kecuali untuk

identifikasi atau untuk jenis rayon yang dapat diwarnai dengan zat warna asam.

Apabila pada uji zat warna direk terjadi pelunturan warna tetapi tidak mencelup kain

kapas atau hanya mencelup dengan warna yang sangat muda, maka larutan ekstraksi

tersebut dinetralkan dengan asam asetat, kemudian ditambah lagi dengan 1 ml asam

asetat 10% dan kedalamnya masukkan wol putih setelah itu larutan didihkan selama ±½

menit, kemudian wol tersebut dicuci dengan air dan amati adanya pewarnaan pada wol

tersebut.

Pencelupan kembali pada wol oleh larutan dalam suasan asam menunjukkan adanya

zat warna asam.

Zat Warna Basa

Zw basa adalah zw yang mempunyai muatan positif / kation. Zw basa merupakan

suatu garam ; basa zw basa yang dapat membentuk garam dengan asam. Asam dapat

berasal dari hidro klorida atau oksalat.

Zw basa mampu mencelup serat-serat protein sedangkan pada serat poliakrilat yang

mempunyai gugus-gugus asam dalam molekulnya akan berlaku/bersifat seperti serat-

serat protein terhadap zw basa.

3

Page 4: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Dengan berkembangnya pemakaian zat warna reaktif akhir-akhir ini, zat warna basa

jarang dipakai untuk mencelup serat selulosa. Zat warna basa biasanya digunakan untuk

menimbulkan warna yang searah pada hasil celupan dengan zat warna belerang, atau

untuk mendapatkan bahan dengan warna yang cerah dan murah tetapi tahan luntur

warnanya jelek.

Apabila pada uji zat warna direk tidak terjadi pelunturan atau hanya luntur sedikit,

maka perlu dilakukan untuk pengujian zat warna basa.

Contoh uji dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan asam asetat glasial

lalu panaskan, ditambahkan lagi air kemudian didihkan.

Setelah itu contoh uji diambil, kemudian dalam tabung reaksi dimasukkan serat

poliakrilat yang dapat dicelup dengan zat warna kation, pencelupan kembali serat

poliakrilat menunjukkan adanya zat warna basa.

Golongan II

Golongan II meliputi zat warna belerang, bejana, hitam anilin dan hitam difenil.

Penggolongan ini didasarkan zat warna yang berubah warnanya pada reduksi dengan

natrium hidrosilfit dalam suasana alkali, dan pada oksidasi kembali oleh udara, warna

aslinya timbul kembali.

Zat Warna Bejana

Zw bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu dalam pencelupannya harus dirubah

menjadi bentuk leuko yang larut. Senyawa leuko tersebut memiliki substantivitas

terhadap selulosa sehingga dapat tercelup.

Adanya oksidator atau oksigen dari udara, bentuk leuko yang tercelup dalam serat

tersebut akan teroksidasi kembali kebentuk semula yaitu pigmen zw bejana.

Senyawa leuko zw bejana golongan indigoida larut dalam alkali lemah sedangkan

golongan antrakwinon hanya larut dalam alkali kuat dan hanya sedikit berubah

warnanya dalam larutan hipiklorit. Umunya zw turunan tioindigo dan karbasol warna

hamper hilang dalam uji hipoklorit dan didalam larutan pereduksi warnanya menjadi

kuning. Ikatan zw bejana dengan serat antara lain ikatan hydrogen dan iaktan sekunder

seperti gaya-gaya Van der Waals.

4

Page 5: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Zat warna bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu dalam pencelupannya harus

diubah menjadi bentuk leuko yang larut. Senyawa leuko memiliki substantivitas

terhadap selulosa sehingga dapat tercelup. Adanya oksidator atau oksigen dari udara,

bentuk leuko yang tercelup dalam serat tersebut akan terosidasi kembali ke bentuk

semula yaitu pigmen zat warna bejan. Senyawa leuko zw bejana golongan indigoida larut

dalam alkali lemah sedangkan golongan antrakwinon hanya larut dalam alkali kuat dan

hanya sedikit berubah warnanya dalam larutan hipoklorit.

Zat Warna Belerang

Zw belerang adalah zw yang mengandung unsur belerang sebagai kromofor. Struktur

molekulnya merupakan molekul yang kompleks dan tidak larut dalam air oleh karena itu

dalam pencelupannya diperlukan reduktor natrium sulfide dan soda abu untuk

melarutkannya. Untuk membentuk zw maka perlu proses oksidasi baik dengan udara

maupun dengan bantuan oksidator-oksidator lainnya.

Contoh uji dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 ml air, 2 ml

natrium karbonat dankeripik natrium sulfida. Larutan dipanaskan sampai mendidih

selama 2 menit. Contoh uji diambil kemudian masukkan kapas putih kedalam tabung

reaksi dan tambahkan garam dapur. Setelah itu pada larutan tersebut didihkan selama 2

menit kemudian kapas diambil diletakkan diatas kertas saring dan dibiarkan di udara

supaya teroksidasi. Dengan cara ini zat warna belerang akan mencelup kembali kain

kapas dalam warna yang sama dengan warna contoh aslinya, tetapi warnanya lebih

muda.

Zat Warna Bejana-Belerang (Hidron)

Zat warna hidron memiliki sifat-sifat antara zw bejana dan zw belerang. Zw ini juga

mempunyai warna yang spesifik yaitu berwarna biru. Reduktor yang digunakan adalah

reduktor lemah seperti Na2S dan Na2CO3.

Zat warna bejana yang mengandung belerang, dalam pengujiannya dilakukan seperti

pengujian zat warna bejana dan belerang

5

Page 6: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Golongan III

Golongan III meliputi naftol dan direk dengan kerja iring logam.

Pada golongan ini zat warna rusak didalam larutan natrium hidrosilfit yang bersifat alkali.

Dan larutan ekstraksinya didalam air, air-amonia atau asam asetat tidak mencelup

kembali serat kapas putih atau warna tidak kembali kewarna asli setelah oksidasi.

Zat warna yang termasuk dalam golongan ini adalah : zw direk dengan pengerjaan

iring logam, zw direk dengan pengerjaan iring formaldehid, zw naftol, zw azo yang tidak

larut didiazotasi atau dibangkitkan

Zat Warna Naftol

Zw naftol merupakan zw yang terbentuk dalam serat pada waktu pencelupan dan

merupakan hasil reaksi antara senyawa naftol dengan garam diazonium (kopling).

Sifat-sifat umum dari zw naftol :

tidak luntur dalam air

luntur dalam piridin pekat mendidih

bersifat poligenetik dan monogenetic

karena mengandung gugus azo, maka tidak tahan terhadap reduktor

Jenis zat warna ini adalah zat warna azo yang terbentuk didalam serat dan tidak larut

di dalam air . Pengujian dilakukan dengan menunjukkan bahwa uji zat warna lainnya

memberikan hasil yang negatif dan didalam piridin zat warna ini akan luntur.

Di dalam larutan natrium hidroksida dan natrium hidrosulfit zat warna naftol akan

tereduksi menjadi kuning atau jingga, dan warna aslinya tidak akan timbul lagi pada

proses oksidasi kembali. Zat warna naftol juga memberikan uji-uji noda yang khusus

dengan asam sulfat pekat.

Golongan IV

Golongan IV meliputi zat warna pigmen dan reaktif.

Zw golongan IV merupakan zw yang sukar dilunturkan dalam berbagai pelarut

seperti ammonia, asam asetat dan piridin. Termasuk dalam golongan ini adalah zw

pigmen dan zw reaktif.

6

Page 7: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Zat Warna Pigmen

Zw pigmen adalah zw yang hanya mengandung kromofor saja sehingga pada

pencelupannya perlu dibantu dengan zat pengikat yang disebut binder.

Unsur-unsur yang terdapat didalam zw pigmen antara lain, garam-garam organic,

oksida organic, gugus azo, logam berwarna dan lain-lain. Zw ini luntur dalam dimetil

formamida pekat dan dimetil formadida 1:1. kecuali untuk zw pigmen ftalosianin atau

yang berasal dari zat warna pigmen anorganik.

Ekstraksi contoh uji dalam pelarut organik pada suhu mendidih misalnya dimetil

formamida (DMF) berguna untuk membedakan beberapa golongan zat warna dan juga

sebagai uji pendahuluan untuk at warna pigmen.

Contoh uji dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan dimetil

formadida 100% dan kemudian dilakukan pengujian yang sama seperti diatas. Tua

mudanya pewarnaan pada pelarut merupakan cara untuk membedakan antara serat zat

warna pigmen dengan zat warna reaktif.

Apabila contoh uji dicelup dengan azt warna reaktif dan tidak dicuci dengan

sempurna, maka contoh uji akan luntur sendiri didalam dimetil formadida air (1 : 1).

Zat warna Reaktif

Zw reaktif adalah zw yang dapat mengadakan reaksi dengan serat, sehingga zw

tersebut merupakan bagian dari serat ( ikatan kovalen ). Oleh karena itu zw ini

mempunyai ketahanan cuci yang baik ( tahan luntur tinggi ) . Zw ini mempunyai berat

molekul yang kecil oleh karena itu kilapnya lebih baik dibandingkan dengan zw direk.

Sifat-sifat umum :

larut dalam air

berikatan kovalen dengan serat

karena kebanyakan gugusnya azo maka zw ini mudah rusak oleh reduktor kuat

tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor ( NaOCl )

Zat warna reaktif dikenal sebagai zat warna yang dapat bereaksi secara kimia

dengan serat selulosa dalam ikatan yang stabil. Ikatan ini memberikan sifat tahan luntur

warna yang baik terhadap pelarut organik dan air. Karena tidak ada cara yang khusus

untuk menguji zat warna reaktif, maka perlu diadakan dulu pengujian yang

menunjukkan zat warna tersebut adalah zat warna reaktif.

7

Page 8: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Untuk beberapa jenis pengujian, zat warna pigmen dan zat warna reaktif

menunjukkan reaksi yang sama. Oleh karena itu sifat tidak luntur dari zat warna dalam

pelarut organik, dan pengaruhzat-zat reduktor dan oksidator terhadap zat-zat warna

merupakan cara pengujian untuk membuktikan adanya zat warna reaktif.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan :

1. Gelas Piala 600ml 11. Penyaring

2. Tabung Reaksi

3. Penjepit

4. Pembakar Bunsen

5. Kassa

6. Gelas Ukur 100ml

7. Pipet

8. Pengaduk

9. Rak Tabung

11. Sendok

Zat-zat Kimia yang digunakan dan fungsinya :

- Amonia 10% : zat persduksi

- Asam asetat 10% : melunturkan zat warna asam

- Asam Asetat glasial : melunturkan zat warna basa

- NaOH 10% : zat pereduksi

- Natrium Karbonat : zat pereduksi

- Natrium Sulfida : zat pereduksi

- Larutan DMF 1:1 dan DMF 100% : melunturkan zw pigmen

- NaOCl : oksidator, merusak zw belerang

- HCl 1% : merusak lapisan binder pada zw pigmen

- H2SO4 pekat : memberikan suasana asam pada pencelupan

serat wol.

- Lar as.sulfat 0,2% dan 6 mg Na2SO4 : melunturkan zw reaktif

- Parafin : melelehkan zw dalam kain

8

Page 9: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

I. PERCOBAAN

GOLONGAN I

Zat Warna Direk

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi : - Amonia 10 % - NaCl

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan ± 4 ml amonia 10 %

3. Didihkan sehingga sebagian besar zw terekstraksi

4. Ambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna

* Catatan : sebaiknya larutan ekstraksi dibagi dua, satu bagian untuk uji zw

direk dan satu bagian lagi untuk uji zw asam.

5. Masukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih masing-masing ± 10 mg

kemudian tambahkan 5-10 mg NaCl.

6. Didihkan selama 0,5-1,5 menit kemudian biarkan menjadi dingin

7. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

8. Pencelupan kembali kain kapas lebih tua dibandingkan dengan wol dan akrilat

menunjukkan zw direk.

Zat Warna Asam

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Kertas Lakmus

3. Pereaksi :

- Amonia 10 % - Asam Asetat 10 %

Cara Kerja :

Apabila dalam uji zw direk terjadi pelunturan warna tetapi tidak mencelup kembali

kain kapas atau hanya menodai dengan warna yang sangat muda, maka dikerjakan

pengujian untuk zw asam.

1. Netralkan larutan ekstraksi yang diperoleh dari larutan amonia dengan asam

asetat 10 % ( periksa dengan kertas lakus atau kertas pH )

9

Page 10: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

2. Tambahkan ± 1 ml asam asetat 10 %

3. Masukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih didihkan selama 1 menit

4. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

5. Pencelupan kembali kain wol putih oleh larutan ekstraksi dalam suasan asam

menunjukkan adanya zw asam

Zat Warna Basa

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Asam Asetat 10 % - Asam Asetat Glasial

- Natrium Hidroksida 10 % - Eter

Cara Kerja :

Apabila dalam uji zw direk tidak terjadi pelunturan atau hanya luntur sedikit maka

dilakukan pengujian untuk zw basa.

1. Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan ±1 ml asam asetat glasial tambahkan 3-5 ml air didihkan sampai

terjadi ekstraksi

3. Ambil contoh uji dan bagilah ekstraksi menjadi dua bagian ( satu bagian untuk

pencelupan dan satu bagian lagi untuk uji penentuan )

4. Masukkan kain-kain contoh uji ( kapas, wol ,akrilat )

5. Didihkan selama 0,5-1,5 menit kemudian biarkan menjadi dingin

6. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

7. Pencelupan kembali kain akrilatdengan warna tua menunjukkan zw basa.

Uji Penentuan :

1. Tambahkan 3 ml larutan NaOH 10 % ( sampai alkalis ) ke dalam larutan

ekstraksi zat warna yang panas

2. Dinginkan dan kemudian tambahkan 3 ml eter

3. Kocok larutan tersebut, biarkan memisah ( air dibawah eter diatas )

4. Pindahkan lapisan eter kedalam tabung reaksi lain

5. Tambahkan 1-3 ml asam asetat 10 % kocok lagi

10

Page 11: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

6. Pewarnaan kembali lapisan larutan asam asetat dengan warna yang sama

dengan warna yang asli menunjukkan adanya zw basa

GOLONGAN II

Pengujian Golongan II

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi : - Natrium Hidroksida 10 % - Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2-3 ml air, tambahkan ± 2 ml NaOH 10 %, didihkan selama 1 menit

3. Ambil kain-kain tersebut kemudian diangin-anginkan / oksidasi dengan udara

4. Warna kembali kewarna semula maka menunjukkan zw golongan II

Zat Warna Belerang

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Kertas saring

3. Pereaksi :

- Natrium Karbonat

- Na2S

- NaCl

- Natrium Hidroksida 10 %

- HCl 16 %

- SnCl2

- Larutan Pb AC 10 %

- NaOCl 10 %

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2-3 ml air, Natrium karbonat panaskan kemudian

masukkan Na2S

3. Panaskan sampai mendidih selama 1-2

4. Ambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna

5. Masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-2 menit

6. Ambil kapas, letakkan diatas kertas saring atau cuci dengan air dan terkena

udara.

11

Page 12: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

6. Kain kapas akan tercelup kembali dengan warna yang sama dengan warna

contoh asli tetapi lebih muda

Uji Penentuan 1

1. Didihkan contoh uji dalam 3 ml larutan NaOH 10 % kemudian cuci bersih ( 2

kali dengan air mengalir )

2. Masukkan contoh uji ( bersih ) kedalam tabung reaksi, tambahkan ± 2 ml HCl

16 %

3. Didihkan selama 0,5-1 menit biarkan dingin

4. Tambahkan ± 3 ml SnCl 10 %

5. Letakkan kertas timbal asetat pada mulut tabung ( kertas Pb Ac ; kertas saring

dibasahi dengan larutan Pb Ac 10 % ) panaskan

6. Warna coklat atau hitam pada kertas Pb Ac menunjukkan zw Belerang

Uji Penentuan 2

1. Rendam contoh uji dengan larutan NaOCl 10 %

2. Zat warna belerang akan rusak dalam waktu 5 menit

Zat Warna Bejana

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Lilin Parafin

3. Kertas saring

4. Pereaksi : - NaOH 10 % - Na2S2O4 - NaCl

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan ± 2 ml air dan ± 2 ml NaOH 10 %

3. Didihkan dan tambahkan Na2S2O4

4. Didihkan selama 1 menit

5. Ambil contoh uji masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-1,5

menit, biarkan dingin.

12

Page 13: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

6. Ambil kain kapas tersebut letakkan diatas kertas saring dan biarkan

terkena

Udara.

7. Pencelupan kembali kain kapas dengan waran yang lebih muda.

Uji Penentuan

1. Masukkan contoh uji kedalam lelehan parafin dalam kui

porselen.

2. Apabila padatan parafin pada kertas saring berwarna maka

menunjukkan

adanya zw bejana.

* zw belerang tidak mewarnai paraffin

Zat Warna Bejana-Belerang (Hidron)

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Natrium Karbonat

- Na2S

- NaCl

- Natrium Hidroksida 10 %

- HCl 16 %

-SnCl2

-Larutan Pb AC 10 %

-NaOCl 10 %

-NaOH 10 %

-Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Kerjakan contoh uji seperti pada pengujian zw bejana

dan zw belerang

2. Kain yang dicelup dengan zw hidron akan mencelup

kembali kain kapas

pada uji bejana dan positif untuk uji zw belerang

* Dapat diamati dari hasil uji sebelumnya.

Uji Penentuan 1

1. Kerjakan contoh uji seperti pada uji penentuan 1zw belerang

13

Page 14: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

2. Kain yang dicelup dengan zw hidron akan memberikan noda coklat

atau

hitam.

Uji Penentuan 2

Pengujian dengan menggunakan lilin parafin ( + )

GOLONGAN III

Pengujian Golongan III

Bahan :

1. Contoh uji

2. Pereaksi :

- Natrium Hidroksida 10 %

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi tambahkan ± 3 ml air, ± 2

ml NaOH dan Na2S2O4

2. Panaskan sampai mendidih selama 3 menit

3. Semua zw golongan II akan rusak, ditandai dengan perubahan warna

terhadap contoh uji atau larutan ekstrsksi, menjadi putih, abu-abu, kuning

atau jingga dan warna tidak kembali setelah oksidasi

Zat Warna Naftol

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Lilin PArafin

3. Pereaksi :

- Natrium Hidroksida 10 %

- Alkohol

- Na2S2O4

- NaCl

Uji Penentuan 1

14

Page 15: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi.

2. Tambahkan 1ml NaOH 10 % dalam 3 ml alkohol didihkan.

3. Tambahkan Na2S2O4 panaskan / didihkan ( warna akan tereduksi )

4. Dinginkan, ambil contoh uji amati warnanya.

5. Warna rusak menunjukkan adanya zw naftol atau reaktif ( dengan

oksidasi warna akan kembali ).

6. Kedalam filtrat ( lunturan ) masukkan kapas putih dan NaCl didihkan

selama 2 menit.

7. Kapas berwarna kuning dan berpendar dibawah sinar ultra lembayung

menunjukkan zw naftol.

Uji Penentuan 2

Lelehan dalam parafin positif (+)

GOLONGAN IV

Zat Warna Pigmen

Bahan :

1. Contoh uji

2. Pereaksi :

- DMF 1:1

- DMF 100 %

- HCl 1 %

- HNO3 pekat

- H2SO4 pekat

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml DMF 1:1

2. Didihkan selama ± 2 menit amati warnanya

3. Ulangi penerjaan butir (1) dan (2) dengan DMF 100 %

4. Pewarnaan muda dalam larutan DMF 1 : 1 dan pewarnaan tua dalam

DMF 100 % menunjukkan adanya zw pigmen

Uji Penentuan 1

15

Page 16: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

1. Masukkan contoh uji dalam 3 ml larutan HCl 1 % didihkan selama ± 5

menit

2. Cuci Bersih

3. Ambil Seratnya, amati dibawah mikroskop

4. Bila terdapat partikel-partikel zw pada permukaan serat menunjukkan zw

pigmen dengan zwt pengikat. Bila partikel warna terdapat diseluruh serat

menunjukkan zw pigmen dengan pencelupan polimer

Uji Penentuan 2

Khusus zw pigmen yang berwarna biru

Apabila :

- Contoh uji ditetesi HNO3 pekat warna violet

- Contoh uji ditetesi H2SO4 pekat warna hijau

Menunjukkan zw pigmen Alician Biru

Zat Warna Reaktif

Bahan :

1. Contoh uji Wol

2. Pereaksi :

- DMF 1:1

- DMF 100 %

- Natrium Hidroksida 5 %

- H2SO4 pekat

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan

DMF 1:1 didihkan selama 2 menit

2. Ulangi pengerjaan butir (1) dalam 3 ml larutan DMF 100 %

3. Amati warna kedua larutan ekstraksinya

- Ekstraksi DMF 1:1 akan terwarnai sangat muda

- Ekstraksi DMF 100 % tidak terwarnai menunjukkan zw reaktif.

16

Page 17: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Uji Penentuan 1

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3

ml larutan NaOH 5 %

2. Didihkan selama 2 menit

3. Asamkan dengan larutan H2SO4 pekat ( ± 2-3 tetes )

4. Masukkan serat wol didihkan

5. Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zw reaktif

Uji Penentuan 2

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml

larutan ( asam sulfat 0,2 % dan 6 mg Na2SO4 )

2. Didihkan selama 2 menit

3. Masukkan serat wol didihkan

4. Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zw reaktif

IV. DATA PERCOBAAN

TERLAMPIR

V. DISKUSI

Identifikasi zat warna golongan I :

Pada uji identifikasi golongan 1, terwarnainya serat kapas yang lebih tua

dibandingkan dengan serat wol dan akrilat, menunjukkan terkandungnya zat warna

direk, hal ini terjadi pada contoh uji no.5, kain kapas tercelup lebih tua.

Pada pengujian zat warna asam ditunjukkan oleh tercelupnya serat wol paling tua

dibandingkan dengan serat kapas dan akrilat oleh hasil ekstraksi dari pelunturan zat

warna. Dalam hal ini wol tercelup semuanya oleh larutan ekstraksi, namun contoh wol

yang tercelup paling tua ada pada no.18.

17

Page 18: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Pada pengujian zat warna basa, terwarnainya serat akrilat yang paling tua

dibandingkan wol dan kapas. Dalam hal ini, serat akrilat yang tercelup paling tua ada

pada contoh uji no.18. Sedangkan pada contoh uji no.9 dan no.5, serat akrilat hamper

tidak terwarnai sama sekali.

Identifikasi zat warna golongan II :

Pada pengujian zat warna belerang, warna yang timbul dari pencelupan oleh filtrat

lebih muda dibandingkan dengan warna asal. Dalam hal ini, kapas yang terwarnai adalah

no.30 dan 14. Pada uji penentuan 1, jika kertas Pb Asetat terdapat noda hitam/coklat,

maka terkandung zat warna belerang pada contoh uji. Dalam hal ini, kertas Pb Asetat

tidak ada yang ternodai. Pada uji penentuan 2, contoh uji yang rusak menandakan

adanya zat warna belerang. Dalam hal ini, contoh uji no.5 tidak luntur atau rusak,

sedangkan contoh uji no.14 dan no.30 terjadi pelunturan zat warna, namun zat warna

yang paling banyak luntur terdapat pada contoh uji no.30. Pada uji parafin, lelehan

paraffin yang tidak terwarnai (-), menunjukan adanya zat warna belerang. Dalam hal ini,

lelehan pada contoh uji no.30 tidak terwarnai (-).

Pada pengujian zat warna bejana, ditandai jika kapas terwarnai lebih muda dari

warna asal dan pada uji paraffin, lelehan parafin terwarnai (+). Dalam hal ini, kapas yang

tercelup muda pada kapas no.30 dan no.14, sedangkan pada uji parafin, lelehan parafin

terwarnai pada lelehan parafin no.14 dan no.5.

Pada pengujian zat warna hidron, pengujiannya merupakan gabungan dari hasil

identifikasi zat warna bejana dan zat warna belerang. Dalam hal ini, pada kertas Pb

Asetat tidak ada yang ternodai. Pada uji parafin, lelehan akan terwarnai (+). Lelehan

parafin, contoh uji no.14 dan no.5 terwarnai, sedangkan contoh uji no.30 tidak.

Identifikasi zat warna golongan III dan IV :

Pada pengujian zat warna naftol, langsung dilakukan uji penentuan. Pada uji

penentuan 1, contoh uji akan terlihat berwarna kuning berpendar dibawah sinar UV.

Dalam hal ini, contoh uji no.22 berwarna kuning berpendar dibawah sinar UV, sedang

kan contoh uji no.32 dan no.35 tidak. Pada uji parafin, lelehan parafin terwarnai (+).

Dalam hal ini, lelehan pada contoh uji no.32 terwarnai (+), sedangkan lelehan pada

contoh uji no.22 dan no.35 tidak (-).

18

Page 19: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

Pada pengujian zat warna pigmen, langsung dilakukan uji penentuan. Pada uji

penentuan 1, serat yang mengandung zat warna pigmen akan terlihat bintik-bintik di

sekitar serat dibawah mikroskop. Dalam hal ini, contoh uji no.35 terlihat bintik-bintik

kecil di sekitar serat, sedangkan contoh uji no.32 dan no.22 tidak.

Pada uji penentuan 2, uji penentuan 2 dilakukan jika ada contoh uji/sample kain

yang berwarna biru, untuk menentukan jenis zat warna pigmen yang digunakan untuk

mencelup. Dalam hal ini dilakukan pengujian pada contoh uji no.35, hasil keduanya

positif (+) menggunakan zat warna pigmen Alcian biru.

Pada pengujian zat warna reaktif, langsung dilakukan uji penentuan. Pada uji

penentuan 1 dan 2, wol yang terwarnai menunjukkan adanya zat warna reaktif. Dalam

hal ini, wol terwarnai pada contoh uji no.32, sedangkan contoh uji no.22 dan no.35 tidak

terwarnai. Pada hasil uji penentuan 2, wol yang terwarnai ada pada contoh uji no.32,

sedangkan contoh uji no.22 dan no.35 tidak terwarnai. Pada uji penentuan 3, jika contoh

uji rusak/berubah setelah ditetesi NaOCl, berarti terkandung zat warna reaktif. Dalam

hal ini, contoh uji no.32 terjadi kerusakan/perubahan warna yang sangat signifikan,

sedangkan pada contoh uji no.35 dan no.22 tidak.

VI. KESIMPULAN

Identifikasi zat warna pada selulosa golongan I :Contoh uji no.19 diwarnai dengan zat warna AsamContoh uji no.5 diwarnai dengan zat warna DirekContoh uji no.18 diwarnai dengan zat warna Basa

Identifikasi zat warna pada selulosa golongan II :Contoh uji no.14 diwarnai dengan zat warna Bejana-Belerang (Hidron)Contoh uji no.5 diwarnai dengan zat warna BejanaContoh uji no.30 diwarnai dengan zat warna Belerang

Identifikasi zat warna pada selulosa golongan III :Contoh uji no.22 diwarnai dengan zat warna NaftolContoh uji no.32 diwarnai dengan zat warna ReaktifContoh uji no.35 diwarnai dengan zat warna Pigmen

19

Page 20: Identifikasi ZW Pada Serat (Golongan I,II,III,IV)

VII. DAFTAR PUSTAKA

Modul Penuntun Praktikum Pengujian dan Evaluasi Tekstil II. Bandung : Sekolah Tinggi

Teknologi Tekstil

20