ibpe batik di medan sumatera utara - · pdf filejurnal ilmiah “intgritas” vol.1...

9

Click here to load reader

Upload: lynhi

Post on 07-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

1

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA

Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita

Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan

ABSTRAK

Pengabdian bagi produk ekspor ini akan diselenggarakan di kecamatan Medan Tembung dengan

dua mitra tim pelaksana yang menjadi perintis dan mempunyai usaha batik motif Sumatera

Utara. Kedua mitra UKM ini bernama UD Mitra Cahaya dan LKP Saudur Sadalanan.

Permasalahan yang ada adalah bahan baku, peralatan produksi, inovasi dan jenis produk,

manajemen, pemasaran, SDM, serta fasilitas kerja.

Luaran yang telah diperoleh kedua mitra dari kegiatan pengabdian ini adalah: daur ulang bahan

baku malam, penambahan alat – alat kantor dan produksi, bertambahnya produk turunan dari

batik dan jumlah lembaran batik yang dihasilkan dan dijual naik sekitar 10%, mampu mengelola

keuangan, administrasi dan produksi usaha modern secara efisien walau masih secara sederhana,

mulai berpromosi secara aktif dengan menggunakan kartu nama, brosur, katalog dan web based

marketing, pertambahan pegawai, penataan kantor, show room, dan ruang produksi beserta

dengan peralatannya.

Kata kunci: pengabdian, batik, sumatera utara

PENDAHULUAN

Batik yang selama ini diketahui luas

berasal dari berasal dari Jogja, Pekalongan,

Solo dan daerah lain di pulau Jawa dan

Madura. Tetapi ternyata ada batik yang

berasal dari daerah lain yang sedang

dikembangkan, contohnya adalah batik yang

berasal dari Sumatera Utara dengan corak

yang bernuansa etnik daerah tersebut.

Motifnya batik disesuaikan dengan lima

etnis Batak yang ada di Sumatera Utara,

yaitu Mandailing, Tapanuli Utara (Toba),

Simalungun, Karo, Pakpak Dairi, dan

Tapanuli Tengah. Motif batik dari lima etnis

Batak, itu di antaranya corak dari kain ulos

Batak, motif Hari Hara Sundung di Langit

yang menunjukkan ciri khas Batak Toba,

dan motif Pani Patunda dari Simalungun.

Selain itu, motif Melayu seperti pucuk

rebung, semut beriring, itik pulang petang.

Kemudian motif Toba ada desa nawalu,

gorga sitompi, dan juga Batak Mandailing

Page 2: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

2

dengan motif mataniari

(pemkomedan.go.id.2014).

Batik Sumatera Utara ini

terdiri dari dua jenis, yaitu batik cap dan

batik tulis yang digeluti oleh kedua mitra

dari tim pengabdian yaitu Ibu Nur Cahaya

Nasution pemilik UD Mitra Cahaya dengan

kelompok pengrajin batik yang dipunyainya

bernama Maju Bersama. dan Bapak Zuhair

Kustanto pemilik LKP Saudur Sadalanan

yang berlokasi di Medan Tembung. Ibu

Nurcahaya mempunyai visi kedepannya

yaitu agar batik Sumatera Utara mendunia.

Bapak Zuhair Kustanto sebagai

pemilik LKP Saudur Sadalanan, gigih dalam

memberikan pelatihan membatik dan juga

memproduksi lembaran batik hingga

menjadi baju, terutama baju seragam

sekolah. Selain itu beliau menjadi salah

seorang pendiri koperasi untuk produk-

produk yang berorientasi ekspor di Sumatera

Utara yang diwadahi oleh Dinas Koperasi

Sumatera Utara yang baru didirikan pada

tahun 2014 lalu.

Keberadaan batik ini berkembang

sedikit demi sedikit sehingga mulai dikenal

masyarakat, hingga telah dibawa kebeberapa

negara seperti Thailand, Malaysia dan

Nigeria. Walaupun begitu, masih banyak

lagi masyarakat luas yang belum mengenal

batik Sumatera Utara dan bertanya seperti

apa bentuk, motif dan rupanya, meskipun di

kota Medan mulai banyak masyarakat yang

mengetahui batik Sumatera Utara ini. Hal

tersebut merupakan peluang yang sangat

besar bagi kemajuan batik Sumatera Utara

dengan corak uniknya, warna - warna yang

memikat, dan hasil yang berkualitas

merupakan produk unggulan daerah yang

berorientasi besar untuk ekspor.

Pembuatan batik Sumatera Utara ini

tidak ada bedanya dengan batik dari daerah

Jawa, hanya berbeda pada corak yang

dihasilkan. Untuk batik yang berasal dari

daerah Jawa lebih utama pada motif hewan,

bunga dan sebagainya. Sedangkan untuk

batik Sumatera Utara coraknya condong

kepada berbagai etnik yang ada di Sumatera

Utara.

Berdasarkan identifikasi

permasalahan yang telah dilakukan antara

tim pengabdian dan kedua mitra bahwa

permasalahan yang akan diselesaikan pada

tahun pertama kegiatan adalah masalah

bahan baku, proses produksi, produk

turunan, pengelolaan manajemen,

pemasaran offline dan online, kurangnya

sumber daya manusia (pembatik), dan

fasilitas produksi dan administrasi yang

memadai. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Page 3: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

3

Sriyana (2010) bahwa pada umumnya UKM

di Indonesia masih dihadapkan pada

berbagai permasalahan yeng menghambat

kegiatan usahanya. Berbagai hambatan

tersebut meliputi kesulitan pemasaran,

keterbatasan finansial, keterbatasan SDM

berkualitas, masalah bahan baku,

keterbatasan teknologi, infrastruktur

pendukung dan rendahnya komitmen

pemerintah.

Rincian dari permasalahan yang ada

yaitu: lilin (malam) dan pewarna sebagai

bahan baku masih dikirim dari Jawa,

sehingga harga lembaran batik yang

ditawarkan kepada konsumen masih

tergolong tinggi. Padahal ada kemungkinan

untuk mendapatkan bahan baku di Sumatera

Utara sendiri yang berasal dari getah tusan

(pinus). Pengerjaan satu lembar batik yang

lama, membutuhkan waktu sekitar tiga hari

untuk batik cap, karena alat yang digunakan

masih berupa cap tembaga yang berat, dan

untuk memperolehnya harus pesan dari

Solo. Produk yang dihasilkan sementara

hanya berupa lembaran batik cap dan batik

tulis, dan belum mempunyai produk turunan

dari lembaran batik tersebut, seperti: bantal

kursi, kap lampu, dan lain – lain. Bagi

pengelolaan usaha, belum adanya

perencanaan jangka pendek, menengah dan

panjang yang dilakukan. Pembukuan dan

administrasi juga masih dilakukan secara

sederhana. Pasar utama produk masih di

kota Medan dengan cara konvensional,

padahal produk berpotensi besar untuk

dipasarkan ke mancanegara. Sumberdaya

pembatik yang ada masih sangat kurang

dibandingkan dengan cerahnya prospek

usaha kedepannya. Terakhir adalah fasilitas

yang seadanya untuk ruang kantor dan

produksi.

Identifikasi permasalahan mitra seperti

tampak pada Gambar 1:

Page 4: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

4

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah

METODE

Metode pendekatan dalam kegiatan

ini dilakukan dengan metode partisipatif

kelompok dan individual melalui

pendampingan dan koordinasi serta

pemantauan, metode ceramah dan diskusi

melalui pelatihan – pelatihan yang akan

diberikan. Koordinasi dan pemantauan akan

dilakukan setiap dua minggu sekali atau

disesuaikan dengan keperluan mitra UKM

guna memperlancar kegiatan. Pendampingan

dan pemantauan akan dilakukan secara

optimal agar dapat memberikan motivasi

kepada mitra dalam menciptakan usaha

produk berorientasi ekspor yang

berkelanjutan.

Potensi Mitra : - Jumlah produksi

- Produk orientasi

ekspor

Permasalahan Mitra:

- bahan baku,

- proses produksi,

- produk turunan,

- pengelolaan manajemen,

- pemasaran offline dan online,

- kurangnya sumber daya manusia (pembatik), dan

- fasilitas produksi dan administrasiyang memadai.

Alternatif Pemecahan Masalah:

- Pencarian bahan baku alternatif

- Penambahan peralatan membatik, kantor, dan produksi

- Inovasi dan pengembangan produk berupa bertambahnya corak, jenis

produk, dan jumlah produk yang dihasilkan.

- pelatihan manajemen baik produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran.

- Pemasaran secara offline dan online

- Pelatihan membatik untuk penambahan SDM pembatik

- Penambahan fasilitas kantor, show room dan produksi

Peningkatan hasil dan jumlah

produksi batik berkualitas ekspor

Page 5: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

5

Solusi yang Ditawarkan

Solusi yang ditawarkan untuk usaha batik ini

adalah:

1. Pencarian bahan baku alternatif

pembuatan batik seperti lilin ( malam).

2. Penambahan peralatan produksi untuk

membatik/ produksi barang turunan

(sepatu, tas, kap lampu, dan lain-lain).

3. Penambahan produk barang turunan,

seperti: tas, sepatu,dan kap lampu

(kesempatan magang bagi pegawai

ketempat penghasil barang turunan

batik).

4. Pemberian pelatihan manajemen

keuangan, produksi, administrasi, dan

kearsipan secara manual dan

komputerisasi,

5. Pemberian pelatihan pemasaran offline

dan online untuk pemasaran nasional dan

internasional.

6. Pemasaran langsung ke kantor-kantor,

menitipkan batik ke hotel, toko souvenir,

toko oleh – oleh, pameran dan lain-lain

dengan alat promosi yang digunakan

meliputi penggunaan kartu nama, brosur,

dan buku katalog. Untuk pemasaran

online menggunakan web base

marketing.

7. Pemberian pelatihan membatik bagi

masyarakat dan mahasiswa untuk

menambah tenaga pembatik.

8. Penataan ruang kantor, show room, dan

produksi serta penambahan/ pengadaan

peralatan, seperti: meja, kursi, komputer,

dan lain-lain.

Pada tahun ini, tim pelaksana membantu

kedua UKM untuk mencarikan penyuplai

alternatif bahan baku malam (lilin) yang

berasal dari Sumatera Utara. Pencarian

alternatif produksi barang turunan dengan

melakukan kunjungan ke tempat

pembuatannya langsung, ke Solo dan

Yogyakarta. Selain itu, juga dijajaki untuk

pembuatan mesin batik, yang akan dikerjakan

oleh salah seorang dosen jurusan Teknik

Mesin Politeknik Negeri Medan pada tahun

kedua.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Target luaran yang diharapkan

adalah dalam aspek bahan baku, produksi,

produk, manajemen, pemasaran, SDM dan

fasilitas. Pengetahuan pemasaran online

merupakan salah satu cara yang sebaiknya

diajarkan untuk memperkaya pengetahuan

mitra dalam pemasaran modern. Karena

sumber daya pada sebuah usaha sering tidak

berwujud, seperti pengetahuan yang unik

dan teknologi yang eksklusif (Kraus &

Kauranen.2009).

Page 6: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

6

Sesuai dengan kesepakatan antara

tim dan kedua mitra mengenai kegiatan

pengabdian, maka kegiatan dilaksanakan

sesuai dengan hal – hal yang telah

direncanakan bersama. Tahap pelaksanaan

tahun pertama ini diawali dengan pemberian

informasi kepada masyarakat dan mitra

tentang pelaksanaan kegiatan melalui

sosialisasi program IbPE pada Kecamatan

Tembung. Hal ini bertujuan untuk memberi

pemahaman kepada masyarakat tentang

pentingnya pengembangan produk unggulan

terutama yang berorientasi ekspor.

Berikutnya adalah pelaksanaan

pelatihan membatik bagi masyarakat yang

berminat untuk menjadi pembatik dan

menjadikannya sebagai penghasilan tetap

ataupun tambahan hingga mahir selama 4 hari.

Pelatih berasal dari LKP. Saudur Sadalanan

dan diadakan sebanyak 2 kali dalam tahun

pertama kegiatan. Peserta pelatihan adalah

masyarakat sekitar kota Medan yang tertarik

untuk membatik sebanyak 10 orang setiap

kegiatan. Walaupun kegiatan ini diharapkan

mampu untuk menambah jumlah pembatik

secara signifikan, tetapi ternyata hanya empat

orang saja yang serius untuk mendalami

proses membatik hingga saat ini.

Tahap pelaksanaan selanjutnya adalah

pemberian pelatihan manajemen usaha

modern bagi mitra yang mencakup aspek

administrasi (pencatatan segala kegiatan),

keuangan (pembukuan dan laporan keuangan),

serta produksi (pemilihan dan perencanaan

produk, pengelolaaan bahan baku, serta proses

produksi). Pelatihan manajerial ini ditujukan

agar mitra dapat menjalankan UKM mereka

dengan berdasarkan manajemen yang tertata

baik, untuk pencapaian usaha yang efektif dan

efisien. Semua kegiatan telah terlaksana

dengan peserta dari kedua pemilik UKM

beserta anak dan istri, serta beberapa orang

karyawan sebanyak enam orang pada setiap

kegiatan.

Kemudian, pelatihan pemasaran

(pemilihan lokasi pemasaran, penentuan

harga, target pasar dan promosi) untuk pasar

lokal menuju nasional, mejadi agenda

selanjutnya. Meskipun diluar dari pelatihan,

tim dan mitra sering berdiskusi mengenai

tindakan pemasaran yang sebaiknya dilakukan

oleh mitra. Pada tahap ini juga diberikan alat

promosi seperti kartu nama, brosur, dan

katalog serta website sebagai toko online

kedua mitra yang berbahasa Indonesia dan

Inggris. Pembuatan website bilingual ini

bertujuan agar produk batik Sumatera Utara

bukan hanya dikenal lokal dan nasional, tapi

juga dapat merambah hingga ke mancanegara

dengan keunikan pada motifnya yang beragam

dan tidak dipunyai daerah lain di Indonesia.

Pelatihan pemasaran ini juga dihadiri oleh

pemilik beserta keluarganya dengan jumlah

peserta tetap enam orang. Pada pelatihan ini

Page 7: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

7

diberikan teori tentang pemasaran mulai dari

penentuan segmentasi pasar hingga penentuan

harga dan macam–macam promosi.

Gambar 2. Motif Batik Sumatera Utara yang Lebih Berwarna dan Beragam

Perjalanan seorang anggota tim

pengabdian dan kedua mitra ke Solo dan

Yogya pada tanggal 29 Agustus – 1

September 2015, menjadi pengalaman yang

berharga bagi kedua belah pihak. Ketika di

Solo, mitra belajar cara membatik yang baik

secara sederhana dari ketua Canting Kakung

Solo sebagai pelopor batik modern. Beliau

mengajarkan cara melukis, pewarnaan dan

pencampuran warna, mencelup ke water glass,

serta penjemuran. Selanjutnya perjalanan ke

Yogya semakin menambah ilmu yang baru

bagi kedua mitra, yaitu begitu banyaknya

produk turunan dari batik yang dapat

dihasilkan, seperti: tempat tisu, bros, tas,

bando, dan lainnya.

Setelah pelatihan dan kegiatan diatas,

adalah tahap implementasi dimana mitra

menerapkan hasil dari pelatihan dan ilmu yang

diperoleh. Mitra sudah mempunyai

pembukuan yang mulai rapi. Selain itu, pada

produk yang dihasilkan mulai terlihat berbeda;

yaitu: warna lebih bervariasi, motif semakin

banyak, bertambahnya jumlah produksi dan

permintaan konsumen terhadap batik

Sumatera Utara yang naik sekitar 10%.

Produk turunan yang dihasilkan juga telah

ada, yaitu gantungan kunci, tas, kipas, dan

busana wanita serta pria. Sementara ini,

Page 8: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

8

produk turunan yang dihasilkan masih sedikit,

tetapi kedepannya mitra akan berusaha untuk

mengembangkannya untuk kepentingan

ekspor.

Selama tahun pertama kegiatan

pengabdian ini, mitra pertama banyak

melakukan perjalanan pameran baik dalam

kota Medan, maupun kota lainnya di Jawa d

an Kalimantan. Pameran yang telah diikuti

berada dikota – kota seperti Yogyakarta,

Pekalongan dan Jakarta serta Banjarmasin.

Mitra kedua juga sering mengunjungi kota lain

di Sumatera Utara untuk memberi pelatihan

membatik.

Penataan ruang kantor, show room,

dan ruang produksi menjadi tahap selanjutnya.

Tim pelaksana membantu mitra UKM untuk

menata ruangan dan mengisinya dengan

perabot dan peralatan kantor. Pada tahap ini,

mitra dengan, inisiatif sendiri membangun

gedung untuk kantor dan show roomserta

tempat produksi.

KESIMPULAN

1. Kegiatan IbPE dengan tujuan pengabdian

kepada masyarakat yang diberikan

kepada dua orang mitra pemilik usaha

batik dan LKP dilaksanakan selama tiga

tahun.

2. Pada kegiatan tahun pertama, bertujuan

untuk menyelesaikan masalah yang

dialami kedua mitra,yaitu: bahan

baku,proses produksi,produk turunan,

pengelolaan manajemen,

pemasaran,kurangnya sumber daya

manusia (pembatik), danfasilitas

produksi dan administrasi yang

memadai.

3. Luaran yang telah diperoleh kedua mitra

dari kegiatan pengabdian ini adalah:

daur ulang bahan baku malam,

penambahan alat – alat kantor dan

produksi, bertambahnya produk turunan

dari batik dan jumlah lembaran batik

yang dihasilkan dan dijual naik sekitar

10%, mampu mengelola keuangan,

administrasi dan produksi usaha modern

secara efisien, mulai berpromosi secara

aktif dengan menggunakan kartu nama,

brosur, katalog dan web based

marketing, pertambahan pegawai,

penataan lantor, show room, dan ruang

produksi beserta dengan peralatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kraus. S & Kauranen.2009.Strategic

Management and entrepreneurship.Friends

or Foes. International Journal of Business

and Applied Management.Vol 4. Hal.39.

Sriyana, Jaka. 2010. Strategi

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

(UKM): Studi Kasus di Kabupaten Bantul.

Simposium Nasional 2010: Menuju

Purworejo Dinamis dan Kreatif.

Page 9: IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA - · PDF fileJurnal ilmiah “INTGRITAS” Vol.1 No. 4 esember 2015 1 IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan

Jurnal ilmiah “INTEGRITAS” Vol.1 No. 4 Desember 2015

9

Sumber Lain

Batik Medan.

http://pemkomedan.go.id/cirikhas_detail.php

?id=927. Dilihat pada 10 November 2015.