hibah terhadap anak antara pemerataan dan...

52
HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilan Oleh: fAJAR IMAMUDllN NIM: 1964312814 Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum fakultas Syari'ah UIN Syarff llidayatullah Jakarta 2002 M/142311

Upload: vuliem

Post on 10-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilan

Oleh:

fAJAR IMAMUDllN NIM: 1964312814

Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum fakultas Syari'ah UIN Syarff llidayatullah

Jakarta 2002 M/142311

Page 2: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

Shripsi. Diajuhan Kepada fahultas Syari'ah untuh

Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Hullum Islam (SHI)

Oleh:

fAJAR IMAMUDIN NIM: 1964312814

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Minh jul Falah. M. A\l. NIP: 150031216

Pembimbinl! II

Jurusan Perbandingan Mazhab dan Dullum fakttltas Syari'ah UIN Syarif lllidayatullah

Jaharta 2002 M/142311

/

Page 3: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul H!BAH TERHADAP ANAK ANTARA

PEMERATAAN DAN KEADilAN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah

Fakultas Syari'ah UlN SyarifHidayatullah Jakarta, pada tanggal 06 Juli 2002. skripsi ·

ini tclah ditcrima scbagai salah satu syarat lmtuk mcmperolch gclar Sa~jana Program

Strata l (SI) pada Jurusan Perbadingan Mazhab dan Hukum.

Jakarta, 06 Juli 2002

Mengesahkan

:r;a:;__ Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA. NIP : 150050917

Panitia Sidang Mnnaqasyah

fo{Lp__ Prof. Dr. I-1. Hasanuddin AF MA. NIP: 150050917

Sekretaris

l'embimbing !l

Page 4: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

KATA PENGAN'fAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Illahi Rabbi atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad saw. yang telah memberikan

obor kehidupan kepada umat manusia di seluruh dunia.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini banyak

mengalami hambatan dan rintangan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak,

penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

I. Bapak Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., selaku Dekan Fakultas Syari'ah.

2. Bapak Drs. H. Minhajul Falah, M.Ag., dan Bapak Jaenal Aripin, M.Ag., selaku

pembimbing skripsi.

3. Thu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo dan Bapak Jaenal Aripin. M.Ag.,

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas

Syari'ah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta.

4. Pimpinan berserta seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Syari'ah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta.

5. Kedua orang tua tercinta, dan adik-adikku yang kucintai.

Page 5: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

6. Saudari Aljulaila Annita yang telah banyak memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi.

7. Teman-temanku HAMPA '96 yang telah banyak memberikan kontribusi yang

sangat berharga bagi penulis.

8. Semua pihak yang tel ah membantu yang tidak mungkin penulis menyebutkan satu

persatu.

Akhirnya penulis berdo'a semoga Jasa mereka dibalas Allah dengan

ganda.

Penulis menyadari. isi dari skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan dari semua pihak untuk memberikan saran dan usu! demi

kesempurnaan. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaai:. Amin.

Jakarta, Juni 2002 M Rabiul Awai 1423 H

Penulis

Page 6: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

DAFTARISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. .

DAFTARISI ................................................................................................. . Ill

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..... ........ .... .... ... ...... .......... .... .... I

B. Batasan dan Rumusan Masalah................... ............................. 3

C. Tujuan Penelitian ........................................ .............. ........ ... .... 4

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan................................. 4

E. Sistematika Penulisan............ .. . . . .. . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. ... ... . . 5

BAB II PANDANGAN UMUM TENTANG IDBAH

A. Pengertian Hibah...................................................................... 7

B. Legalitas Hibah .... ....... ..................................................... ........ 9

C. Rukun Hi bah . ... ....... ... . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . .. . . .. . . . . . . ... . .. . . . . . . .. . .. . . . . 11

D. Syarat-syarat Hibah.................................................................. 12

BAB ill HAL-HAL YANG BERKENAAN Jl)ENGAN HIBAH

A. Menghibahkan Semua Harta .. . . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 16

B. Hi bah dalam Keadaan Sakit... .. . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . .. . . . . . . .. . . . . . 17

C. Penghibahan Barang yang Tidak I Bel um Ada........................ 18

D. Rujuk dalam Hibah . .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . ... . . . . . .. . . . .. . . . 19

E. Balasan bagi Penghibah . . . . . . . .. . . ... . . . ... . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 21

111

Page 7: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

F. Hibah yang Tidak Boleh Ditolak ............................................. 22

G. Pujian dan Do'a bagi yang Memberi Hibah............................. 24

BAB IV KEADILAN DAN PEMERATAAN DALAM HIBAH

A. Aspek Keadilan ............... ,........................................................ 26

B. Pen!,>uasaan Orang Tua atas Hibah untuk Anaknya ................. 28

C. Pemerataan Pemberian Kepada Anak ...................................... 29

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................... ........... ............. ....... 40

B. Saran-saran............................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

BAB I

PENDAUULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu yang menurut kebiasaannya untuk mendekatkan

hubungan di hati manusia, memanamkan rasa cinta di dalamnya dan

menguatkan ikatan kasih sayang adalah dituntut dan amat diharapkan

dalam pandangan hukum Islam. Tuntutan dan harapan mengenai ha!

tersebut memang berbeda-beda sesuai dengan kehutuhan manusia

terhadapnya. Apabila yang perlu diulurkan mereka itu merupakan

kebutuhan pokok bagi kehidupan mereka, maka melakukan aktifitas hi bah

tersebut merupakan yang mesti dilakukan oleh setiap individu seperti

zakat ma! (harta) yang diwajibkan oleh Allah SWT. 1

Salah satu bentuk taqarrub kepada Allah SWT. dalam rangka

mempersempit kesenjangan sosial serta menumbuhkan rasa

kesetiakawanan dan kepedulian sosial, adalah h1bah atau pemberian.

Hibah yang dalam pengertian umum shadaqah atu hadiah, dilihat dari

aspek vertikal (hubungan n'lanusia dengan Tuhan) memiliki dimensi

taqarrub, artinya ia dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, inilah

aspek vertikal hibah.

1 Abdurrahman al-Jaziri, a/-Fiqh Ala Mazahib al-Arba ah, (Beirut: Dar al-Fikri, Maktabah at-Tijariyah, 1987), Jilid 4, h. 480

Page 9: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

2

Disamping hibah memiliki dimensi taqarrub dan sosial yang mulia

di sisi lain juga dapat menimbulkan iri dan dengki, bahkan ada pula yang

menimbulkan perpecahan di antara mereka yang menerima hibah,

terutama hibah dalam keluarga. Hib.ah seorang ayah dalam keluarga

terhadap anaknya tidak sedikit yang menimbulkan iri hati, bahkan

perpecahan keluarga. Artinya hibah yang semula memiliki tujuan mulia

yaitu taqarrub dan kepedulian sosial dapat menjadi bencana dan

malapetaka dalam keluarga. 2

Inilah permasalahan yang mgm penulis bahas dalam skripsi ini,

suatu permasalahan yang mungkin banyak dihadapi dan dialami oleh

banyak orang baik di kota atau di daerah. Sengketa yang ditimbulkan

hibah boleh jadi timbul antara isteri tua dan isteri muda di mana mereka

diperlakukan tidak adil oleh suami mereka, atau masalah timbul antara

anak laki-laki dan anak perempuan di mana si ayah ingin memberikan

hibah lebih banyak kepada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki

dengan pertimbangan anak laki-laki kelak akan menerima warisan yang

lebih banyak dua kali lipat dibanding anak perempuan, sehingga si ayah

perlu memberikan hibah dua kali lebih banyak dibandingkan dengan

anaknya yang laki-laki agar terjadi keseimbangan.

2 Huzaemah T. Y., Prob/ema/ika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), Buku 3, h. 81

Page 10: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

3

Bo I eh jadi karena fakior bahwa anak laki-laki diberikan pendidikan

yang lebih tinggi sebagai bekal hidupnya kelak, sedangkan yang

perempuan dengan pendidikan yang pas pasan karena menurut orang tua

nantinya hanya menjadi pendamping suami sebagai ibu rumah tangga, atau

bisa jadi karena faktor kecondongan hati, seorang ayah boleh jadi

membeda-bedakan pemberian kepada anak-anaknya. Inilah pokok masalah

yang ingin penulis bahas dalam skripsi ini.

Dalam ha! ini terkadang kita berfikir kembali untuk memberikan

hibah kepada keluarga atau khususnya kepada anak-anak. Apakah

membeda-bedakan pemberian terhadap anak laki-laki dan perempuan

ataupun menyamaratakannya sudah mencakup keadilan di dalamnya ? ,

pembahasan ini merupakan tema pokok dari skripsi yang akan penulis

bahas.

Kemudian JUga tidak ketinggalan pula keadaan-keadaan atau

kondisi tertentu yang berkenaan dengan hibah, seperti halnya dengan

menghibahkan semua harta yang dimiliki, hibah dalam keadaan sakit,

rujuk dalam hibah, ha! ini juga yang melatar belakangi dalam pembahasan

1111.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berangkat dari berbagai macam persoalan yang ada dalam masalah

hibah, maka penulis membatasi permasalahan hibah ini ditinjau dari

Page 11: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

4

hukum Islam, bukan dari aspek ekonomi, sosial dan budaya. Yaitu penulis

akan lebih menekankan masalah ini dengan hibah terhadap anak, antara

pemerataan dan keadilan.

Untuk memudahkan dalam penibahasan skripsi ini kiranya penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

I. Bagaimana jalan yang terbaik dalam menghibahkan harta, apakah

disamaratakan ataukah dibeda-bedakan sesuai d1mgan jenis kelamin,

ataukah menurut kondisinya agar tercapai keadilan ?

2. Bagaimana nilai keadilan yang terkandung dalam hibah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitin skripsi ini antara lain :

I. Untuk mengetahui jalan yang terbaik dalam menghibahkan harta

terhadap anak-anak.

2. Untuk mengetahui nilai keadilan yang terkandung dalam hibah.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode

deskriptif analisis. Penulis menganalisis data secara induktif yaitu dari

yang khusus menuju umum. Sedangkan data-data penelitian penulis

peroleh dari buku-buku sumber baik primer maupun skunder yang ada

relevannya dengan topik pembahasan. Deqgan demikian teknik

Page 12: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

5

pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan (/ibrm}'

research).

Adapun teknik penulisan berpedoman kepa.da buku "l'edoman

Sknps1, Tesis dan Desertasi hag1 JAIN Jakarta." Dengan ketentuan

sebagaiberikut:

1. Dalam daftar kepustakaan, al-Quran ditulis pada urutan pertama lalu

disusul dengan yang lain sesuai abjad.

2. Kutipan ayat-ayat al-Quran tidak diberi footnote, tetapi hanya

diberikan nama surat dan nomor ayat diakhirnya, dan terjemah dari

ayat-ayat al-Quran tersebut berpedoman kepada ''Al-Quran dan

Terjemahnya" terbitan Departemen Agama RI.

3. Dalam menterjemahkan al-Quran, hadis, kutipan dari aslinya

menggunakan satu spasi.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan masalah, maka perm.asalahan skripsi ini

dibahas dalam lima bab, sebagai berikut:

BAB!. PENDAHULUAN, dalam bab ini diuraikan tenteng latar

belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Page 13: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

BAB II

6

PENDANGAN UMUM TENT ANG HIBAH, dalam bab ini

diuraikan tentang pengertian hibah, legalitas hibah, serta

rukun dan syarat hibah.

BAB III HAL HAL YANG BE!}KENAAN DENGAN HIBAH, dalam

bab ini diuraikan tentang merighibahkan semua harta, hibah

ketika dalam keadaan sakit, penghibahan barang yang tidak

atau belum ada, rujuk dalam hibab, hibah yang tak boleh

ditolak, balasan bagi penghibah, pujian dan do' a bagi pemberi

hibah.

BAB IV KEADILAN DAN PEMERATAAN DALAM HIBAH,dalam

bab ini diuraikan tentang aspek keadilan dan pemerataan

hi bah.

BAB V PENUTUP, dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari

rangkaian pembahasan dan sedikit saran yang penulis tujukan

kepada beberapa pihak.

Page 14: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

BAB II

PANDANGAN UMUM TENTANG HlBAH

A. Pengertian Hibah

Kata hibah merupakan rangkaian kata dalam bahasa arab yang

berasal dari kata wahaba-yahabu-hibatan berarti memberi atau

pemberian. 1 Dalam al-Quran terdapat kata-kata yang bermakna hibah

seperti dalam firman Allah SWT.:

0

c -

Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisili Engkau seorang anak yang baik, sesungguhnya Engkau maha mendengar do 'a". ( S. Ali Imran :38)

Dalam penggunaannya hibah merupakan bentuk pemberian suka

rela kepada orang lain, baik pemberian itu berupa h~.rta atau bukan. Dalam

bidang hukum syara' hibah diartikan sebagai aqad yang pokok

persoalannya adalah pemberian harta milik seseornng kepada orang lain

tatkala masih hidup tanpa adanya imbalan.2

1 Luwis Mahluf, al-Mmyidji al-Lughah, (Beirut: Dar al-Ma,,yriq, 1973), cet.21, h.920 2 Sayid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), Jilid 3, h. 388

7

Page 15: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

h. 1

8

Wahbah Zuhaili mengartikan hibah sebagai akad yang dapat

memindahkan milik sesuatu tanpa perlu menukar ganti, karena dibuat

secara suka re la. 3

Mazhab Hanafi mengartikan hibah adalah memberikan suatu benda

dengan tanpa menjanjikan sesuatu imbalan.4

Mazhab Maliki mengartikan hibah sebagai akad yang memberikan

hak milik sesuatu zat tanpa imbalan kepada orang yang diberi5

Mazhab Syafii memberikan pengertian hibah adalah memberikan

milik secara sadar, bukan untuk menghormat, bukan karena mengharapkan

pahala atau karena sesuatu hajat dengan ijab dan qabul. 6

Mazhab Hambali memberikan pengertian hibah adalah pemberian

milik yang dilakukan orang dewasa terhadap sejumlah harta yang

diketahui atau tidak diketahui karena sulit mengetahuinya, harta tersebut

memang ada dapat diserahkan dalam kondisi tidak wajib dalam hidup ini

dan tanpa imbalan7

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dikecualikan beberapa

ha!, yaitu orang yang diperbolehkan hartanya dipergunakan oleh orang

3 Wabbah az-Zuhaili, Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz 5,

4 al-Jaziri, Op cit, h.481 5 Ibid, h.483 6 Ibid, h 484 7 Ibid, h 485

Page 16: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

9

lain tanpa bermaksud memiliki harta tersebut kepadanya yang disebut

sebagai peminjam, artinya apabila seseorang memberikan hartanya kepada

orang lain untuk dimanfaatkan tetapi tidak diberikan hak pemilikan, maka

ha! tersebut disebut i'arah (pinjaman). Sedangkan bila pemberian suatu

barang dilakukan setelah ia meninggal dunia, disebut wasiat. Apabila

pemilikan tersebut disertai dengan imbalan maka disebut sebagai jual beli.

Hibah tidak menghendaki adanya imbalan, baik hibah kepada orang yang

sederajat ataupun kepada yang lebih rendah atau yang lebih tinggi

kedudukannya. Inilah pengertian hibah secara khusus. Adapun hibah

dalam makna umum maka ia meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Ibraa, yaitu menghibahkan hutang kepada orang yang berhutang.

2. Sedekah, yaitu menghibahkan sesuatu barang kepada orang lain

dengan mengharapkan pahala di akhirat.

3. Hadiah, yaitu suatu pemberian kepada orang lain dengan harapan si

penerima merasa terikat untuk membalasnya.

B. Legalitas Hibah

Allah SWT mensyariatkan hibah karena di dalamnya terkandung

upaya menjinakkan hati dan memperkuat tali kasih sayang diantara

manusia, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah:

Page 17: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

10

...dt'a ,,,..)1(J,Jl./)*d,,,'

J.J--"") J~ -~ ".&1

Artinya: "Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw. Bersabda: "Saling memberi hadiahlah kamu, maka kamu akan sa/ing mencintai ". (HR.Bukhari)

Rasulullah telah mganjurkan untuk menenma hadiah sekalipun

hadiah itu sesuatu yang kurang berharga oleh sebab itu ulama berpendapat

makruh hukumnya menolak hadiah dan jangan menganggap sepele atas

pemberian orang lain meskipun hanya berupa kikil kambing.9Sabda Nabi

saw:

Artinya: "Dari Anas ia berkata: telah bersabda Rasulu/lah saw: "Seandainya aku diberi hadiah sepotong kaki binatang tentu aku akan menerimanya,dan seandainya aku diundang untuk memakan sepotong kaki tentu aku akan mengabulkan undangan tersebut ".(HR.Ahmad dan Tirmidzi)

8 Abdurrahman bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Maktabah al­Ashriyyah, 1997), h. 776

9 As-Shan'ani, Subulu as-Salam, (Beirut: Daral-Fikr), Juz 3, tt., h 93 10 Abdurrahman Jalaluddin bin Abi Bakar as-Suyuthi, Jami' as-Shaghir,

(Beirut:Maktabah al·lslami, 1988), Jilid 2, h 280

Page 18: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

11

Di dalam al-Quran j uga Allah menganjurkan agar kita selalu tolong

menolong dalam kebaikan, firman Allah:

,,,. .... .Jt// ..- ....

~ I~ J t.,,___; J

Artinya: ".. tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan." (QS. al-Maidah :2)

Dan dalam ayat yang lain juga Allah berfirman:

/

(\VY :oji.}I) '."..\\

Artinya: "Dan berikanlah sebagian harta yang dicintainya kepada orang yang punya hutang, anak-anak yatim, fakir miskin dan ibn sabil "(QS. al-Baqarah : 177)

C. Rukun Hibah

Adapun rukun hibah menurut jumhur ulama itu ada empat yaitu: 11

1. Pemberi, adalah orang yang memiliki barang yang diberikan, jikalau

benar ia pemilik yang sah, maka dia berhak memberi.

2. Penerima, adalah semua orang yang diberi hibah, artinya orang yang

menerima pemberian tersebut.

11 Wahbah az-Zuhaili, Op cit, h. 4

Page 19: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

12

3. Barang yang dihibahkan, adalah sesuatu zat barang yang diserahkan

pernberi kepada penerima.

4. Shighat, adalah segala perkataan yang dituntut dalam ijab dan qabul

berupa perkataan atau perbuatan

Hibah itu sah melalui ijab dan qabul, bagaimanapun bentuk ijab

clan qabul yang ditujukan oleh pemberi harta tanpa imbalan. Misalnya

penghibah berkata: aku hibahkan kepadamu, aku berikan kepadamu atau

yang serupa dengan itu; " . sedang yang lain berkata ya aku terima

pemberianmu. Malik dan Syafii berpendapat bahwa qabul-lah yang

dipegang dalam hibah. Sedang Hanafiyah berpendapat bahwa ijab saja

sudah cukup, sedang Hambaliyah berpendapat hibah itu sah dengan

menunjukkan pemberian kepadanya, karena Nabi diberi dan memberi

hadiah, begitu pula yang dilakukan oleh para sahabat serta tidak

dinukilkan dari mereka bahwa mereka mensyaratkan ijab qabul dan yang

serupa dengan itu.

D. Syarat-syarat Hibah

Adapun mengenai syarat-syarat hi bah adalah sebagai berikut: 12

I. Syarat-syarat penghibah:

a. Penghibah memiliki apa yang dihibahkan.

----------~-- .. ------·--·-·· . ·--·-12 Sayid Sabiq, Op cit, h. 389

Page 20: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

13

b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan.

c. Penghibah itu orang dewasa, sebab anak-anak kurang

kemampuannya.

d. Penghibah tidak dipaksa, sebab hibah itu harus dilandasi dengan

keridhaan dalam keabsahannya.

2. Syarat-syarat yang diberi hibah:

a. Benar-benar ada waktu diberi hibah, bi la tidak ada atau

diperkirakan adanya misalnya berbentuk janin, maka hibahnya

tidak sah.

b. Apabila orang yang diberi hibah itu masih kecil atau gila, maka

hibah itu diambil oleh walinya.

3. Syarat-syarat barang yang dihibahkan:

a. Benar-benar ada atau wujud dalam kenyataanya sewaktu dilakukan

hi bah.

b. Hendaknya yang mempunyai nilai harga.

c. Dapat dimiliki zatnya, dapat diterimakan, yakni apa yang

dihibahkan itu apa yang biasanya dimiliki, diterima peredarannya,

dapat dipindah tangan, maka tidak sah menghibahkan air di sungai,

ikan dilaut dan burung di udara.

d. Tidak berhubungan dengan tempat milik penghibah, seperti

menghibahkan tanaman, pohon atau bangunan tanpa tanahnya.

Page 21: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

14

e. Dikhususkan, yakni yang dihibahkan itu bukan untuk umum,

kecuali bila ditentukan.

f. Barang tersebut memang secara sah milik pemberi.

Di antara syarat-syarat hibah yang terkenal adalah penerimaan (al-

qabdh), dalam ha! ini ulama berselisih pendapat apakah penerimaan itu

menjadi syarat sahnya akad atau tidak.

Imam ats-Tsauri, Syafi'i dan Abu Hanifah berpendapat bahwa

syarat sahnya hibah adalah penerimaan, apabila tidak diterima maka

pemberi hibah tidak terikat.

Imam Malik berpendapat bahwa hibah menjadi sah dengan adanya

penerimaan, dan boleh dipaksa untuk menerima seperti halnya jual beli,

jadi menurut Imam Malik penerimaan merupakan kelengkapan hibah

bukan syarat sahnya hibah.

!mama Ahmad dan Abu Tsaur berpendapat bahwa hibah menjadi

sah dengan terjadinya akad, sedang penerimaan tidak menjadi syarat sama

sekali, baik sebagai syarat kelengkapan ataupun syarat sahnya hibah.

Pendapat ini juga dikemukakan oleh golongan Zhahiri. Tetapi dari Imam

Ahmad juga diriwayatkan bahwa penerimaan menjadi syarat sahnya hibah

pada barang yang dapat ditakar dan ditimbang. 13

13 Ibn Rusd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, (Beirut: Dar al-Fikr, 1972), h. 347

Page 22: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

15

Fuqaha yang tidak mensyaratkan penerimaan pada hibah berpegang

dengan dipersamakannya hibah dengan jual beli. Disamping bahwa pada

dasarnya untuk sahnya akad itu tidak dipersyaratkan adanya penerimaan,

kecuali jika ada dalil yang mensyaratkan penerimaan

Akan halnya Imam Malik menjadikan penerimaan dalam hibah

sebagai syarat kelengkapan dan sebagai kewajiban bagi orang yang diberi

hibah. Kemudian jika ia berlambat-lambat sehingga masa penerimaan

habis, karena pemberi hibah menderita sakit atau m.engalami pailit, maka

orang yang diberi hi bah ini gugur haknya. 14

14 Ibid, h. 349

Page 23: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

BAB HI

HAL HAL YANG BERKENAAN DENGAN HIBAH

A. Menghibahkan Semua Harta

Dalam masalah menghibahkan semµa harta ada dua pendapat,

menurut jumhur ulama orang boleh menghibahkan semua apa yang

dimilikinya kepada orang lain. Yang kedua pendapat Muhammad Ibn

Hasan dan sebagian pentahqiq~ Hanafi berkata bahwa tidak sah

menghibahkan semua harta meskipun untuk kebaikan, mereka

menganggap orang yang berbuat demikian sebagai orang yang dungu dan

waj i b dibatasi tindakannya.

Orang yang sanggup bersabar atas kemiskman dan kekurangan

harta, maka tidak ada halangan baginya untuk menyedakahkan sebagian

besar hartanya atau semua hartanya, dan barang siapa menjaga dirinya

dari meminta-minta kepada manusia diwaktu dia merlukan, maka tidak

halal baginya untuk menyedekahkan sebagian hartanya atau semua

hartanya. 1

Dalam ha! ini alangkah baiknya dalam memberikan harta kepada

orang lain hendaknya tidak lebih atau tidak melampaui dari sepertiga

hartanya karena menJaga diri dari meminta-minta kepada orang lain di

1 Sayid Sabiq ,Op. cit., h. 390

16

Page 24: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

17

waktu masih memerlukan harta akan lebih mulia dari pada ia meminta­

minta kepada orang lain.

B. Hibah Ketika dalarn Keadaan Sakit

Dalam ha! ini apabila seseorang dalam keadaan sakit yang

membawa kematian memberikan hartanya kepada orang lain, maka hukum

hibahnya sama dengan hukum wasiat, yaitu dianggap sah bila yang

dihibahkan tidak lebih dari sepertiga hartanya.

Kemudian jika orang dalam keadaan sakit memberikan hartanya

kepada ahli warisnya kemudian si wahib (pemberi) ini meninggal dunia,

sementara ahli waris lainnya berpendapat bahwa pemberian itu dilakukan

dalam keadaan sakit yang membawa kematian, sementara yang menerima

hibah beranggapan bahwa pemberian itu dilakukan ketika masil) hidup,

maka orang yang menerima hibah harus mempertahankan ucapannya, jika

ia tidak dapat mempertahankan ucapannya maka hibah tersebut dianggap

diberikan dalam keadaan sakit. Dengan demikian berlakulah ketentuan

yang ada bahwa pemberian tersebut dapat diluluskan sepanjang para ahli

warisnya menyetujuinya.

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa sakit yang dapat menghalangi

hibah ialah sakit yang menghawatirkan. Imam Malik menambahkan

keadaan-keadaan yang menghawatirkan, seperti t>erada diantara dua

Page 25: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan
Page 26: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

18

barisan perang, menjelang persalinan bagi orang hamil, serta penumpang

kapal laut yang tinggi gelombangnya. Tetapi dalam ha! ini masih terdapat

perselisihan, akan halnya mengenai penyakit menalirnn, maka menurut

pendapat mreka tidak menjadi penghalang hibah.

Dan dalam ha! lain jika seorang yang sakit memberikan hibah

kepada orang lain atau ahli warisnya, kemudian ternyata ia sembuh dari

sakitnya maka hibahnya dianggap sah. 2

C. Penghibahan Barang yang Tidak/Belum Ada

Dalam hal ini tidak diperselisihkan lagi dalam Mazhab Maliki

tentang kebolehan menghibahkan barang yang tidak jelas (majhul) dan

barang yang tidak (belum) ada (ma'dum), tetapi dapat dinantikan

keberadaannya. Pendek kata adalah barang yang tidak sah dij ual menurut

syara 'dari segi ketidakjelasannya.

Sedangkan menurut Imam Syafi'i berpendapat bahwa setiap barang

yang boleh dijual boleh pula dihibahkan. Dan setiap barang yang tidak

boleh dijual tidak boleh dihibahkan, j uga setiap barang yang tidak sah

diterima maka menurutnya tidak sah pula dihibahkan, :seperti piutang dan

gadai. 3

2 Ibid, h. 391 3 lbn Rusd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, (Beirut: Dar al-Fikr, 1972),

h. 346

Page 27: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

19

D. Rujuk dalam Hibah

Rujuk dalam hibah atau menarik kembali pemberian, menurut

jumhur ulama berpendapat bahwa rujuk di dalam hibah itu haram

sekalipun rujuk itu dilakukan antara suami isteri, kecuali bila hibah itu

dilakukan orang tua kepada anaknya maka rujuknya diperbolehkan. 4 Sabda

Nabi saw:

,,.-·,,,., / / / () ......

"' .\'.iii ~) y1b iY' / .,. /

,,, .I -'... .,,,. ,,.,.

J>--) ~:; & .... .... /

/ - .A//'/

.o..U) • ,>

/ " I • / / ' ~ / a

• ..Ul_,_JI :JI I€.. • / ,,, ,,,. .,,...

/ . • 11

" / // ,r..J-

5 (<..>~ _r)I) 4>.-L. j!I) (£WI).;, )by.I ol)J) M g j .;,\_p -( / ,. ...

II

Artinya: Dari Jabir radhiallahu 'anhuma dari Nabi saw. Bersabda: Tidak halal bagi seorang lelaki untuk memberikan pemberian atau menghibahkan suatu hibah kemudian ia mengambil kembali pemberiannya, kecuali bila hibah itu dari orang tua kepada anaknya. Perumpamaan bagi orang yang memberikan suatu pemberian kemudian dia rujuk dida!amn)'a (menarik kembali pemberiannya) maka ia itu bagaikan anjing yang makan, lalu setelah anjing itu makan kenyang ia muntah, kemudian ia makan muntahannya kembali." (HR. Abi Dawud, an-Nasa 'i, lbn A1ajah, At-Tirmid:;i)

4 Ibid 5 Sulaiman bin Asy-ats as-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Riyadh: Maktabah Ma'arif,

1988), Jilid 3, h. 368

Page 28: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

260

20

Hadis ini jelas sekali menerangkan haramnya menarik kembali

hibah yang telah diberikan. Imam Malik berkata; ora.ng tua diperbolehkan

rujuk dalam hibah yang diberikan kepada anaknya, kecuali bila barang

yang dihibahkannya telah berubah keadaanya, maka dia tidak boleh lagi

menarik kembali apa yang telah dihibahkannya. Imam Abu Hanifah

berkata; orang tua tidak boleh rujuk dalam hibah yang diberikan kepada

setiap orang yang mempunyai hubungan kerabat dengannya, dia hanya

boleh menarik kembali pemberiannya, jika hibah yang diberikan kepada

orang lain. Demikian pnla diperbolehkan menarik kembali hibah dimana

penghibah menghibahkan hartanya guna mendapatkan balasan dan

imbalan atas hibahnya, sedang orang yang diberi hibah belum

membalasnya. 6

Sabda Nabi saw:

Artinya: "Dari Umar Jbn Kha/tab berkata; dari Na bi saw. bersabda: Barang siapa hendak memberi hadiah, maka ia /ebih berhak terhadapnya se/ama ia be/um dibalas. (HR. Tirmidzi)

6 Sayid Sabiq, Op. Cit., h.390 7 Imam at-Tirmidzi, Sunan at-llrmidzi, (Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1988), jilid 3, h.

Page 29: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

21

Ibnul Qayyim berpendapat bahwa penghibah yang tidak

diperbolehkan ditarik kembali adalah penghibah yang semata-mata

mernberikan tanpa merninta irnbalan, dan penghibah yang diperbolehkan

ditarik kembali pemberiannya adalah penghibah yang mernbrkan agar

pemberiannya itu diberi imbalan dan diba!a's sedang orang diberi hadiah

tidak rnembalasnya, 8

E. Balasan Bagi Penghibah

163

Dalam rnasalah hibah atau hadiah disunatkan membalas hibah atau

hadiah tersebut, sekalipun hadiah itu dari orang yang lebih tinggi kepada

orang yang lebih rendah, Sabda Rasulullah saw,:

; . 9 (cf.l,,.. rJIJ ;:, )\;:, y.I) c,?}-"~'1) ..Li'-\ o\J_;) ~~

Artinya: "Dari A 'isyah dia berkata; adalah Rasuluflah saw tefah menerima hadiah dan memba!asnya, Dan lafaz Jbn Abi Syaibah; dan memba!as dengan apa yang lebih baik darinya," (HR.Bukhari, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)

8 lbnu al-Qayyim al-juz'iyyah, !'lam al-Muwaqi 'in,(Beirut: Dar al-Jail, tt), Juz 2, h,

9 Abdullah bin lsma'il al-Bukhari, Op, cit,, h, 778

Page 30: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

22

Rasulullah berbuat demikian itu untuk membalas kebaikan dengan

kebaikan yang semisal atau yang lebih baik lagi, sehingga tak ada

seorangpun yang menghutangkan kebajikan kepada beliau.

Diantara para ulama ada yang menjadikan keadaan manusia dalam

ha! hadiah ke dalam tiga tingkatan: 10

1. Pemberian seseorang kepada orang lain yang lebih rendah dari

dirinya, perti kepada pembantu dan yang serupa dengan itu karena

menghormati dan mengasihinya, pemberian yang demikian tidak

menghendaki balasan.

2. Pemberian orang kecil kepada orang besar untuk mendapatkan

kebutuhan manfaat, pemberian yang demkian wajib dibalas.

3. pemberian dari seseorang kepada orang la.in yang setingkat

dengannya, pemberian m1 mengandung makna kecintaan dan

pendekatan, dikatakan pula pemberian ini wajib dibalas.

Ada.pun orang yang diberikan suatu pemberian dan disyaratkan

membalasnya maka wajib baginya untuk membalasnya ..

F. Ilibah Yang Tidak Boleh Ditolak

Dalam ha! ini ada hibah dan hadiah yang tidak boleh ditolak,

Rasulullah saw bersabda:

10 Sayid Sabiq, Op. cit, h. 183

Page 31: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

23

Artinya: "Dari lbn Umar dia berkata; relah bersabda Rasulullah saw : tiga pemberian tidak bofeh "dito/ak, yailu bantal, minyak wangi dan susu. "(HR. Tirmidzi)

Dalam hadis yang lain juga Rasulullah bersabda:

Artinya: "Dari Abi Hurairah ia berkata; telah bersabda Rasulullah saw; barang siapa lelah diberi wewangian, maka janganlah ia menolak, karena wewangian itu enteng dibawa dan harum baunya ".(HR. Muslim)

Juga dalam hadisnya yang lain Rasulullah bersabda:

Artinya: "Dari Anas bahwasanya Nabi saw tidak pernah menolak hadiah yang berupa wewangian ". (HR. Muslim)

Dari keterangan hadis di atas ada tiga macam barang yang kalau

diberikan kepada seseorang tidak boleh ditolak, yaitu bantal, susu dan

11 Imam at-Tirmidzi, Op. cit. h. 261 12 Abi al-Husein Muslin bin al-Hajaj al-Qusairi, Shahih Muslim, (Cairo: Dar al­

Hadits, 1994), Juz 6, h. 72 13 Ibid, h. 73

Page 32: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

24

minyak wangi. Nabi juga pernah menenma pemberian dari selain orang

Islam dan Rasulullah menerima pemberian tersebut. 14

G. Pujian dan Do'a bagi yang Memberi Hibah

Bagi orang yang telah memberikan. hibahnya kepada seseorang,

maka Rasulullah pun menerangkan dalam hadisnya:

'II,,,,,.,,,,,.,,.,,,, 15((f~ _;:)IJ ~ Jb ..ti\ o\JJ) J)j ~y <...r'-'°YS'

...;. ~ /

Artinya: "Dari Jabir dari Nabi saw bersabda; barang siapa yang diberi suatu pemberian maka hendaklah ia membalasnya, bi/a tidak ada maka hendalklah ia memuji pemberiannya karena orang yang telah memuji itu adalah orang yang telah bersyukur, dan barang siapa yang telah mnyembunyikannya berarli ia telah mengkufiirinya, dan barang siapa yang menyembunyikan pemberian maka bagaikan orang yang berdusta yang mengatakan apa yang tidak ada." (/-JR. Abu Dawud dan Tinnid:::i)

Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda: ...> / ,. r •J'q/ a/'/ ? o// ;_,,..;' •'-'-', ~ ,,,., •.-'/<"''/ 9/ ,,,.,,,,,.,,,,;.,,.....

J J .T-" ..,_JI ~ Lr" ~ J ~ 4\) I J-"" ,~I r' .J ,j \j -~j 0-! I :t.,.L,, I .y / / .,,,. ... "' .-:.. ,,..

. ./ ,.., / / ., / "1,,,.. .,, .I 9/ .)\ / ./ ./ ,,. / / ...

'6 ( (f-Y _;.l I , I J .J) ,_ l!_J I J ~I ...L.i_! I ft"'- 4\) I ~I _r- . .cl____y Li.l J L...<.; / ./ // ,,; ...

14 Ahmad bin Ali lbn Hajar al-Asqalani, Fathu al-Bari, (Beirut: Dar al-Fikr, It.), Juz 5, h. 511

" Sulaiman bin Asy-Ats as-Sajastani, Op. cit., h. 369

16 !mam at-Tirmidzi, Op. cit, h. 261

Page 33: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

25

Artinya: "Dari Usamah bin Zaid berkata; Rasulullah saw bersabda; barang siapa yang mendapatkan kebajikan lalu ia mengatakan kepada orang yang membuat kebajikan itu "Jazaakallahu khaira" (semoga Allah membalasmu), maka cukup besarlah pujian itu." (HR. Tirmidzi)

Dari hadis di atas dikatakan bahwa memberikan balasan bagi

pemberi suatu pemberian itu sangat dianjurkan, tapi apabila tidak bisa

membalasnya maka cukup memuji dan mendo'akannya.

Page 34: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

BAB IV

KEADILAN DAN PEMERATAAN DALAM HIBAH

A. Aspek Keadilan

Keadilan merupakan suatu tujuan dari risala.h ilahi,sesungguhnya

keadilan merupakan salah satu dari nilai-niiai Islam yang tinggi. hal ini

disebabkan menegakkan keadilan dan kebenaran dapat menebarkan

ketentraman, meratakan keamanan, memperkuat hubungan antara individu

dengan individu yang lain, menambah kesejahteraan dan meneguhkan

tradisi sehingga tradisi itu tidak mengalami kerusakan atau kekacauan.

Sesungguhnya keadilan itu dapat diwujudkan dengan

menyampaikan setiap hak kepada yang berhak dan dengan melaksanakan

hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah dan dengan menjauhkan diri

dari hawa nafsu melalui pembagian yang adil diantara sesama manusia. 1

Sebenarnya tugas dari para rasul tidak lain dan tidak bukan untuk

menjalankan dan melaksanakan urusan ini, sebagaimam firman Allah

dalam al-Quran:

. . ('l'O :~...\;:l\) _b.,.<i\\., , _, .,,

Artinya: "Sungguh kami telah mengutus · rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan

1 Sayid Sabiq, Op. cit., h. 387

26

Page 35: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

27

bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS. al-Hadid :25)

Demikian juga dengan hibah, hibah dalam ha! ini diharapkan agar memenuhi

aspek keadilan. Yaitu membagikan suatu• hibah kepada yang berhak menerimanya

menurut kebutuhan atau proporsinya masrng-masing. Hal mi haruslah

dimusyawarahkan dengan anggota keluarga, agar antara penerima hibah yang satu

dengan yang lainnya tidak terjadi kesalahfahaman dan dapat merasakan keadilan

hibah tersebut

Dalam penjelasan tentang hukum Islam dari literatur barat

ditemukan definisi "keseluruhan khitab Allah yang mengatur kehidupan

setiap muslim dalam segala aspeknya, da.ri defnisi ini lebih dekat ke

pengertian syariah".3

Hasbi a.s-Shiddiqi memberikan definisi hukum Islam dengan

"koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, pengertian ini lebih mendekati ke makna

fikih. 4

Untuk memberikan kejelasan tentang arti hukum Islam, perlu

diketahui arti dari kata hukum, sebenarnya tidak ada arti yang sempurna

tentang hukum. Namun untuk mendekatkan pengertian yang mudah

--- ·----~--------------

2 Fathurrahman Djamil, Fi Isa/at Hukum ]slam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet 5, h. 11

3 Joseph Schaht, An Jntruduction of Islamic Law, (Oxford: University Press, 1964\, h. l 4 Muhammad Hasbi As-Shiddiqi, Fi/sajat Hukum Js/am,{Jakarta: Bulan Bintang, 1993),

Cet.5, h. 44

Page 36: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

28

difahami meski masih mengandung kelemahan, difinisi yang diambil oleh

Muhammad Muslehuddin perlu diungkapkan, menurutnya hukum adalah

sekumpulan aturan baik yang berasal dari aturan formal ataupun adat yang

dikui oleh masyarakat dan bangsa. tertentu sebagai pengikat bagi

anggotanya". 5

Bila hukum dihubungkan dengan Islam maka hukum Islam adalah

seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul

tentang tingkah laku manusia mukaliaf yang diakui dan diyakini berlaku

dan mengikat semua umat yang beragama Islam.6

B. Penguasaan Orang Tua Atas HiJ>ah Untuk Anaknya

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa seorang ayah boleh menguasa1

barang yang diberikan olehnya sendiri kepada anaknya yang kecil yang

berada dalam kekuasaanya juga kepada orang dewasa yang bodoh.

Demikian pula ia boleh menguasai hibah yang diberikan orang lain kepada

keduanya. Dan cukup baginya dalam ha! penguasaan itu untuk

mempersaksikan adanya hibah dan mengumumkan nnya. Semua ini adalah

pada selain emas dan perak serta pada barang yang tidak tertentu.

5 Muslehuddin, Philosophy of Islamic Lmv and the Orientalist, (Lahore: Islamic Publication, 1980), cet 2, h. 17

6 Amir Syarifuddin, Pengertian dan Sumher Hukum Islam, (Jakarta: Departemen Agama, Bumi Aksara, 1992), b. 14

Page 37: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

29

Imam Malik dan pengikutnya berpendapat tentang harus adanya

penguasaan pada barang yang ditempati dan dipakai. Jika pemberian

tersebut rumah yang ditempati, maka rumah tersebut harus dikosongkan,

begitu pula halnya dengan pakaian. Jika pakaian tersebut dipakai sendiri

oleh pemberi hibah, maka hibahnya tersebut batal. Adapun pada barang­

barang lainnya mereka sependapat dengan para foqaha lainnya. Yakni

bahwa dalam hal ini cukup dengan pemberitahuan dan persaksian.

Mengenai emas dan perak maka pendapat yang diriwayatkan dari

Imam Malik berbeda-beda. Diriwayatkan dari padanya tentang tidak

bolehnyaseorang ayah menguasai hibahnya sendiri kepada anaknya yang

berupa emas dan perak.kecuali jika rn mengerluarkannya dari

penguasaannya kepada penguasaan orang lain. tetapi dari padanya juga

diriwayatkan tentang kebolehannya, yakni jika ia menempatkan emas dan

perak itu pada suatu wadah (peti misalnya) dan terkunci serta

dipersaksikan kepada beberapa saksi.

C. Pemerataan Pemberian Kepada .Anak

Pada bab ini akan diuraikan bagaimana sika.p yang harus diambil

oleh orang tua jika ingin memberikan hibah kepada anak-anaknya menurut

tinjauan syariat Islam tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang

menunjang tercapainya "Maqashid Syari'ah".

Page 38: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

30

Tidak ada perbedaan di kalangan mayoritas ulama bahwa bagi

orang tua disunnatkan bersikap adil dan menyamaratakan pemberian

kepada anak-anaknya, dan makruh membeda bedakannya. Akan tetapi

mereka (ulama) berbeda pendapat dalam mengartikan apa yang dimaksud

dengan pemerataan (taswiyah) dalam pemberian itu. Abu Ysuf dari

kalangan Hanafiyah serta dari golongan Malikiyah dan Syafi'iyah ini

merupakan kelompok mayoritas berpendapat bahwaorang tua disunnatkan

menyamaratakan pemberian dan tidak membeda bedakan dalam pemberian

kepada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Anak-anak

perempuan akan menerima pemberian yang sepadan dengan apa yang

diberikan anak Iaki-laki.7seperti petunjuk yang diberikan Nabi saw:

Artinya: "Dari Ibn Abbas; dari Nabi saw bersabda; bersikaplah sr;una dalam pemberian kepada anak-anakmu, jika akan melebihkan lebihkanlah anak-anak perempuan atas laki-laki. " (HR.Baihaqi)

Dari hadis di atas tampak Nabi menceritakan bersikap adil dalam

pemberian kepada anak-anak, dan kalau akan bersikap melebihkan maka

kita diperintahkan untuk melebihkan pemberian kepada anak-anak

7 Sayid Sabiq, Op. cit., h. 388 8 Abu Bakar bin Jisain al-Baihaqi, S1ma11 al-Baihaqi, (Cairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,

lt.),h. 140

Page 39: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

31

perempuan. Sikap adil dalam pmberian dan dalam muamalat memang

merupakan hal yang dituntut agama. Hanya saja mayoritas ulama

memandang perintah ini sebagai sunnah saja9

Musyawarah merupakan peintah Tuhan yang langsung kepada Nabi

saw sebagai teladan untuk umat. Musyawarah adalah suatu proses

pengambilan keputusan dalam masyarakat yang menyangkut kepentingan

bersama. Sedangkan mufakat adalah terjadinya persetujuan atas suatu

keputusan yang diambil melalui musyawarah. Musyawarah JUga

merupakan gambaran tentangbagaimana kaum beriman menyelesaikan

urusan sosiat mereka. 10

Sementara itu menurut Hanabilah dan Imam Muhammad dari

kelompok Hanafiyah, seorang ayah harus memberikan bagian yang sama

dalam pemberiannya seperti pembagian yang ditetapkan Allah SWT dalam

warisan. Seorang laki-laki mesti memperoleh dua bagian dari seorang

perempuan. Mereka dengan memandang bahwa pemberian ketika masih

hidup harus disamakan dan diqiyaskan dengan pemberian ketika sudah

meninggal.

Imam Ahmad sendiri mengharamkan pelebihan diantara anak bila

tidak ada ha! yang mendorong ke arah itu. Apabila ada yang mendorong

atau menghendaki pelebihan diantara anak-anak maka tidak ada halangan

9 Wahbah aj-Zuhaili, Op. cit., h. 34 10 Nurcholis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 2000), Cet.2, h. 8

Page 40: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

32

untuk melebihkannya. Misalnya anak itu sangat membutuhkan, cacat,

buta, banyak keluarga, sibuk dengan ilmu atau kelebihan-kelebihan lain

d · II yang serupa engan 1tu.

Sayid Sabiq lebih tegas lagi menyatakan bahwa tidak dihalalkan

bagi seseorang melebihkan pemberian antar a'nak-anaknya, karena ha! itu

mengandung usaha menaburkan benih permusuhan JUga dapat

memutuskan hubungan silaturrahmi yang justru dilarang oleh Allah.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat Imam Ahmad, Ishaq, at-Tsauri,

Thawus, dan sebagian Malikiyah. Menurut mereka melebihkan diantara

anak-anak dalam pemberian merupakan tindakan yang batil dan

menyimpang, oleh karena itu wajib bagi pelakunya untuk membatalkan

perbuatannya dan menarik pemberian tersebut. 12 Mereka berdalil dengan

apa yang diriwayatkan dari lbn Abbas dari Nabi saw:

..> • ~ ./..,.

, •. L;, .;I //.,, / ~ ..,. 1--L> I '),-..,,,,,_,.... •

/ ..

Artinya: "Dari /bn Abbas ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Persamakanlah diantara anak-anakmu didalam pemberian,

" Ibnu Qudamah, Al-Muglmy, (Riyadh: Maktabah ar-Riyadh al-Hadis, It.), Juz. 4, h. 456

12 Sayd Sabiq, Op. cit., h. 389

13 Abu Bakar Ibn Jisain a!Baihaqi, Op. cit., h. 242

Page 41: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

l' • .,.,1 v·

33

seandainya aku hendak melebihkan seseorang, tentulah aku me!ebihkan anak-anak perempuan." (HR. Thabrani, Baihaqi)

Ada hadis lain menyatakan :

/ / '-: / / • ~ ,.

jl,.,...J\ ·,.>- ~\ . ·,.Y '-' '-' ,. ,.

/

///,p/r1

J w 4.l ..:JJ~ ,.

,1/1 // /\ _,,._., /~ o-' •/ 11<"'/

..:Jj\ Ju ..:.\J~ J.v .!J~I 01 ~L' / ,. ,.

.,,. / / / .. ,.Jf / • ,I" { / ./ • / 9/ .. "':.

Ju ~0w.:J1 ~1 L. ~ ~1

,... / 0 / ,/ 1

Ju .'-f_;:);- 1h

~ /.

~\

14 Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny, Suna11 lb1111 Majjah, (Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1988), Juz. 3, h. 368

Page 42: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

34

Artinya: "Dari Sya 'bi dari Nu 'man bin Basyir ia mengatakan: Ayahku tel ah memberikan suatu pemberian kepadaku "-menurut Ismail bin Salim yang diberikan adalah seorang hamba- selanjutnya ia (Nu 'man) berkata lagi: kemudian ihuku Amrah binti Rawahah, berkata kepada ayahku: Datang/ah menghadap Rasulullah dan mintalah beliau menyaksikannya, maka ayahku datang kepada Rasulullah dan iapun berkata: Ya Rasulullah aku telah memberikan sesuatu kepada anakku Nu 'man, sementara isteriku Amrah meminta agar paduka mempersaksikan pemberian tersebut. Rasulu/lah balik bertanya; Apakah engkau mempunyai anak selain Nu 'man?" Ayahku menjawab: "Ya". Rasululah kemudian bertanya lagi: "Apakah kepada yang lain engkau berikan juga seperti yang engkau berikan kepada Nu 'man?" Ayahku menjawab: "Tidak ". Menurut sebagian ahli hadis Rasulullah kemudian berkata: "Jni adalah ketidakadilan Oaur) ". Menurut yang lain Rasu/ul/ah berkata: "Jni adalah pilih kusih (talj 'iah), maka persaksikanlah kepada se/ain aku! ". Menurut Mughirah Nabi mengatakan: "Tidakkah engkau ingin seandainya mereka (anak-anakmu) berbuat baik dan kasih sayang yang sama? ". Maka ayahku menjawab: "!ya". Menurut mujahid Nabi kemudian berkata: "bahwasanya engkau berkewajiban untuk bersikap adil kepada mereka seperti halnya mereka berkewajiban berbuat baik kepadamu". (HR. Baihaqi, Nasa'i, Jbn Nfajjah~

Hadis ini berarti menjelaskan tentang penncian keadilan yang

diperintahkan Allah di dalam kitab-Nya, yang dengannya langit dan bumi

dapat tegak berdiri dan atasnya syari'at menetapkan hukum-hukum-Nya,

maka keadilan itulah yang sesuai dengan al-Quran ketimbang qiyas

manapun dimuka bumi ini" Itulah petunjuk (dilalah) yangjelas dan kukuh.

Dengan begitu tertolaklah anggapan semua fihak yang mengatakan bahwa

setiap orang lebih berhak atas hartanya ketimbang anaknya atau manusia

lainnya, (kullu ahadin ahaqqu bimaalihi min waladihi wannaasi ajma'in),

bila seseorang lebih berhak atas hartanya , ini berarti ia boleh

Page 43: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

103

35

membelanjakan hartanya sesuka hatinya termasuk memberikan kepada

orang lain, pengertian ini jelas bersifat umum, sedangkan perintah

keadilan bersifat khusus, jadi yang khusus mesti didahulukan dari yang

um um. 15 Tapi mazhab hambali berpendapat bahwa yang sebenarnya yang

dimaksud persamaan itu adalah menjadikan l:iagian untuk seorang laki-laki

sama dengan dua orang perempuan berdasarkan pembagian harta pusaka.

Dalam pada itu seperti dikemukakan dimuka yaitu kelompok

Hanafiyah, Asy-Syafi'i, Malik dan mayoritas ulama berpandangan bahwa

mempersamakan terhadap anak-anaknya itu hukumnya sunat, sedang

membeda-bedakan makruh hukumnya. Mereka menjawab hadis

an_nu'man dengan sepuluh jawaban, semua jawaba:n itu ternyata ditol<tk

seperti diketengahkan oleh Syaukani. 16

Jawaban pertama, bahwa harta yang dibe:rkan kepadaNu'man

adalah semua harta milik ayahnya seperti diceritakan Abu Abdi! Barri.

Jawaban ini ditolak, karena banyak riwayat hadis yang meriwayatkan

bahwa yang diberikan itu hanya sebagian, seperti hadis di atas bahwa yang

diberikan adalah seorang hamba.

Jawaban kedua, bahwa pemberian tersebut tidaklah terlaksana

(belum dilaksanakan). Yang terjadi Basyir datang kepada Nabi saw. untuk

meminta pertimbangan dalam ha! itu, lalu Nabi saw. mengisyaratkan

15 Ibn al-Qayyim al-Juziyyah, Op. cit., h. 168 16 Asy-Syaukani, Nail al-Authar, (Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyah, 1983), Juz. 6, h.

Page 44: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

36

kepadanya agar tidak melakukannya, maka rnpun meninggalkan

rencananya demikian riwayat at-Thabari. Jawaban ini ditolak karena

adanya perintah Nabi untuk menarik kembali pemberiannya, hal ini

menunjukkan bahwa pemberian itu benar-benar terlaksana (tanjiz), bukan

reneana belaka.

Jawaban ketiga, bahwa Nu,man itu sudah besar dan ia belum

melakukan timbang terima (qabadh) atas pemberian itu, demikian kata at­

Thahawi. Jawanban ini menurutnya menyalahi kebanyakan riwayat hadis,

khususunya arja 'alw yang berarti ia menarik kembacli pemberiannya, ini

menunjukkan bahwa sebelumnya telah terjadi timbang terima, akan tetapi

yang banyak didukung banyak riwayat adalah bahwa Nu'man masih keeil,

maka ayahnyalah yang melakukan penerimaan.

Jawaban keempat, sesungguhnya ucapan Nabi Arji'hu

(kembalikanlah) adalah dalil yang sah sebab seandainya tidak sah maka

rujuknya pun tidak sah pula, Nabi menyuruh menarik kembal bukan

berarti karena hibah itu tidak sah , tapi memang seorang ayah berhak

menarik kembali pemberian atas anaknya, sekalipun yang lebih utama

orang tua tidak boleh berbuat yang demikian, namun disunatkan

mempersamakan diantara anak-anaknya. Oleh karena menarik kembali

lebih utama (rajih) maka Nabi pun memerintahkan untuk melakukannya.

Jawaban ini mengandung kelemahan, sebab yang jelas perintah tariklah

Page 45: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

37

kembali berarii janganlah dibiarkan hibah tersebut terjadi, dan m1 tidak

berarti bahwa hibah telah dianggap sah sebelumnya.

Jawaban kelima, bahwa ucapan Nabi "asyhid 'ala hadza

ghairi"(persaksikanlah ha! ini kepada selainku), ini menunjukkan izin dari

Nabi untuk melakukan persaksian kepada orang lain, Nabi menolak

melakukan persaksian karena kedudukan beliau sebagai imam, seakan

akan Nabi menyatakan jangan aku menyaksikan, karena imam tidak Jayak

menyaksikan (bersaksi ), yang la yak bagi imam adalah menghukumi,

demikian riwayat at-Thahawi dan didukung oleh lbn Qashar. Jawaban ini

dapat disanggah bahwa tidak mesti jika imam itu tidak layak untuk

menjadi saksi, berarti ia tidak boleh menjadi saksi jika tidak ada saksi­

saksi Jain, izin yang diberikan Nabi itu bersifat mencerca, bukan benar­

benar izin.

Jawaban keenam, bahwa memperhatikan sabda Nabi "hendaklah

kamu memperlakukan sama antara mereka", maka ini menunjukkan

perintah yang disunahkan, menurutnya jawaban ini menarik, seandainya

benar ada kata-kata Nabi seperti itu. Ini hanyalah tarnbahan atas teks hadis

yang sebenamya tidak ada.

Jawaban ketujuh, mereka mengatakan bahwa yang dipesan Nabi

dalam hadis Nu'man adalah perintah mendekatkan bukan menyamakan

(Qaribu baina awladikum, la sawwu). Sanggahannya mereka tidak dapat

Page 46: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

38

memenuhi perintah untuk mendekatkan, sepe1ii halnya tidak dapat

memenuhi perintah menyamakan.

Jawaban kedelapan, dalam tasybih (perumpamaan) antara

mempersamakan anak-anak dalam pemberian dengan perlakuan sama

dalam berbuat kebaikan, ini terdapat qarinah (indikasi) yang menunjukkan

bahwa perintah tersebut adalah untuk menunjukkan kesunahan. Jawaban

ini disanggah bahwa diucapkannya kata-kata al jaur (perbuatan yang

curang atau tidak adil) untuk menunjuk sikap tidak menyamakan

pemberian dan adanya larangan untuk membeda-bedakan, ini berarti

larangan ini menunjukkan waj ib, dengan demikian maka alasan tersebut

tidak pantas untuk memalingkan dari wajib ke sunat, kalaulah ucapan itu

pantas tentulah perintah itu menunjukkan kepada sunat.

Jawaban kesembilan, apa yang dilakukan oleh Abu Bakar bahwa

dia memberikan kepada A'isyah suatu pemberian tidak kepada yang lain,

demikian pula apa yang diriwayatkan oleh at-Thahawi dari Umar bin

Khattab, bawa dia memberikan sesuatu kepada anaknya Ashim dan tidak

memberikanya kepada semua anak-anaknya, seandainya pelebihan tidak

dibolehkan, tentulah perbuatan itu tidak akan terjadi dari kedua khalifah

di atas. Jawaban ini disanggah bahwa dalam kisab A'isyah bahwa saudara­

saudaranya semua ridha akan ha! tersebut, dan seperti itu pula dijawab

daiam kisah Ashirn, yakni bahwa perbuatan kedua khalifah tersebut tidak

Page 47: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

39

dapat menjadi hujjah khususnya bila bertentangan dengan yang marfu'

(yang disandarkan kepada Nabi).

Jawaban kesepuluh, adanya ijma' bahwa seseorang boleh

memberikan hartanya kepada orang Jain (selain kepada anaknya). Apabila

seseorang diperbolehkan mengecualikan semua anaknya dari hartanya dan

memberikan kepad orang lain, mak ia boleh pula mengecualikan

memberikan hartanya kepada selain anaknya, dan jika ia boleh tidak

memperhatikan anaknya dan memperhatikan orang lain tentunya baginya

boleh tidak memperhatikan sebagian dari anak-anaknya dan

memperhatikan sebagian yang lain. jawaban ini Jemah karena didalamnya

terdapat analogi ( qiyas ), padahal nash ada.

Orang-orang yang mewajibkan persamaan, berselisih pendapat

mengenai cara mempersamakan. Sebagian orang-orang Maliki dan Syafi'i

mengatakan bahwa yang namanya adil adalah memberikan kepada anak

laki-laki dua kali lipat dari bagian anak perempuan seperti dalam warisan,

sedang yang Jain berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara anak laki­

laki dan anak perempuan, karena perintah yang je:las dari masalah ini

adalah memerintahkan persamaan.

Page 48: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

1. Pada dasarnya berbuat adil dalam segala hal itu wajib hukumnya,

demikian juga dalam hibah .Dalam memberikan hibah kepada ank­

anak sebaiknya anak laki-laki diberikan dua bagian dari pada

perempuan, karena hal ini dikiaskan pada harta pusaka dalam waris.

Karena pada akhirnya nanti anak laki-laki nanti berkewajiban

memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Sedangkan

perempuan nantinya akan mengikuti suami. Hal ini berdasarkan pada

ketentuan Allah dalam al-Qur'an tentang waris.

2. Nilai keadilan yang terkandung dalam hibah adalah memberikan

bagian kepada anak laki-laki dengan dua bagian anak perempuan. Dan

apabila akan melebihkan pemberian pada yang lain, maka ha! inipun

harus ada faktor yang dibolehkan oleh syara' rnisalnya keadaan cacat

yang menjadikan seseorang tidak dapat bekerja untuk mencari nafkah

seperti lumpuh, buta, tidak mampu bekerja, sibuk mencari ilmu, sakit

yang membutuhkan biaya besar dalam penyembuhan, dan lain-lain.

Hal ini jika ada faktor-faktor seperti di atas, maka hibah hendaknya

diberikan sesuai dengan kebutuhan, dan jika tidak ada maka pemberian

hibah sesuai dengan pembagian warisan.

40

Page 49: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

41

B. Saran-saran

I. Kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya umat Islam diharapkan

untuk dapat berlaku adil dalam segala hal. Karena keadilan yang

sesuai dengan hukum Allah dan · rasu!Nya akan dapat rnenciptakan

damai dan tentram.

2. Untuk orang tua yang hendak menghibahkan hartanya kepada anak­

anaknya, hendaklah pemberian itu disesuaikan dengan pembagian

wansan, dan hendaklah dalam memberikan hibah itu dilandasi

musyarawah dengan para anggota keluarga

Page 50: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim

Asqalani, Ahmad bin Ali Ibn Hajar, Fathul Bari, Beirut: Dar al-Fikri, tt., Juz 5

Baihaqi, Abu Bakar bin Jissain, Sunan al-Baihaqi, Cairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1997

Bukhari, Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Beirut: Maktabah al­Ashriyyah, 1997

Djamil, Fathurrahman, DR., Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos, 1997

Hasbi, Muhammad, as-Shiddiqi, Filsafat Hkum Jslam, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet. Ke-5

Jaziri, Abdurrahman, Al-Fiqh 'alaMazahibi al-Arba'ah, Beirut: Dar al-Fikri, 1987

Juziyyah, Ibn al-Qayyim, !'lam al-Muwaqi 'ian, Beirut: Dar al-Jail, tt.

Mahluf, Luwis, Al-Mur!}id Ji al-Lughah wa A 'lam, Beirut: Dar al- Masyriq, 1973, Cet. Ke-21

Majid, Nurcholis, Masyarakat Religiz1s, Jakarta: Paramadina, 2000, Cet.ke-2

Muslehuddin, Philsopy of Islamic Law and The Orientalist, Lahore: Islamic Publication, 1980, Cet. Ke-2

Qazwini, Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Jbn lvfaJ1ah, Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1988, Juz 3

Qudamah, Tun, Al- Mughyi, Riyadh: Maktabah Riyadh al-Hadits, tt., Juz. 4

Qusairi, Abi al-Husein Muslim bin al-Hajaj, Shahih Muslim, Cairo: Dar al-Hadits, 1994, Juz 6

Rusd, Ibn, Bidayah al-Mujtahidwa Nihayah al-Muqtashid, Beirut: Dar al-Fikri, 1972

Sabiq, Sayid, Fiqh as-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikri, 1981, Cet. Ke-4, Jilid 3

Page 51: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan

Sajastani, Sulaiman bin Asy-ats, Sunan Abu Dcnvud, Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1988, Juz 3

Schacht, Joseph, An Introduction to Islamic Law, Oxford: University Press, 1964

Shan'ani, Subulu as-Salam, Beirut: Dar al-Fikri, tt., Juz 3

Suyuthi, Abdurrahman Jalaluddin bi Abi Bakar, Jami' as-.Shaghir, Beirut: Dar al­Fikri, 1988, Jilid 2

Syrifuddin, Amir, Pengertian dan Sumber Hukum Islam, Jakarta: Departemen Agama, Bumi Aksara, 1992

Syaukani, Nail al-Authar, Beirut: Dar al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1983, Jilid 6

Tahido Y., Huzaemah, Prof, DR., Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997

Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1988

Zujaili, Wahbah, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, Beirut: Dar al-Fikri, 1998, Juz 5

Page 52: HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan Keadilanrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15736/1/FAJAR IMAMUDIN-FSH.pdf · HIBAH TERHADAP ANAK Antara Pemerataan dan KeadUan