ilmu hakekat usul di22
DESCRIPTION
Ilmu Hakekat Usul Di22TRANSCRIPT
ILMU HAKEKAT USUL DIRI ZULKARNAIN BANDJAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
KATEGORI: RAHASIA22 Juni 2012
Tannazul Dzat = Taraqi = Jalan Pulang
Kematian dipahami bukan akhir dari segala kehidupan yang tidak mungkin lagi ada lagi kehidupan yang telah dilaluinya, kematian adalah perpindahan waktu/tempat untuk menuju kehidupan yang lebih sempurna dari kehidupan sebelumnya.
Pahamilah kematian sebagai kehidupan yang akan bermula kembali.
“Raihlah nilai-nilai kematian dengan nilai-nilai kehidupan sekarang ini”Tanamkan ilmu kematian sejak dini dalam diri, sehingga menyerap kedalam diri dan menyatu menjadi satu, kesempurnaan hidupun teraih dengan penuh ke gemilangan spritual.
Mursyid mengajarkan kematian dari pengalaman yang telah dilaluinya, sehingga mampu menceriterakan kembali tentangperjalanan kematian yang harus di lalui oleh muridnya.Ajaran kematatian inilah yang betul-betul telah teruji bukan sekedar ceritera yang didapat dari buku maupun dongeng yang tidak diketahui sumber otentiknya.
Carilah ilmu kematian dari orang yang telah mengalami kematian,dengan sempurna dan sekarang telah terlahir kembali dengan sempurna kedunia, untuk “mentransfer” pengetahuiannya agar dijadikan pedoman bagi hidup kita
Kalaulah kita telah memahami dengan sempurna dan mengamalkan terhadap ilmu kematian yang telah diberikan maka kita dapat meraih kematian dengan penuh ketenangan dan kegembiraan.
Al-Mukminun ayat 16 :
“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”. Perjalanan setelah di kuburkan dalam bumi :.
1. Dalam kandungan bumi selama 3 hari si-mayat sedang mem-bengkak belum ada yang musnah.2. Dalam 7 hari mulai-lah hancur tubuhnya, perutnya pun telah pecah3. Dalam 40 hari telah kehilangan urat, kulit, daging, rambut sudah terlepas namun tulang belulang masih utuh4. Dalam 1 tahun pertama telah ruku’5. Dalam 2 tahun telah sujud6. Dalam 1000 hari, semua tulang telah kumpul, segalanya sempurna dari qudrat dzat yang Maha Mulia, telah tiada rasa-rasa lagi, dan tidak merasa-rasa lagi, tinggalkan Asma Allah dan tiada diqudratNya..
Manusia yang sempurna kembali kejaman-nya sendiri, sebagaimana nyawa melompat jauh pulang didalam “Tanazul tarraqi”, sebagai berikut : 1. Cahaya kembali pulang gilang gemilang kepada alam Insan Kamil.2. Budi kembali pulang kepada alam Ajsam3. Rasa kembali pulang kepada alam Misal4. Rupa kembali pulang kepada alam Roh5. Warna kembali pulang kepada alam Wahdiyah6. Bau kembali pulang kepada alam Wahdah7. Angan-angan kembali pulang kepada alam Ahdiyah8. Hidup kembali pulang kepada alam Insan Kamil kembali sempurna terang benderang dari pada QudratNya..
Ber-awal yang sempurna di dalam bumi suci adalah : .1. Kulit2. Otak3. Urat
4. Tulang5. Rambut6. Darah7. Daging8. Sumsum..
Adapun Saudara Empat, Kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci :.
1. Air tuban2. Pembungkus3. Ari-ari4. Tali pusar5. Pancer.Semuanya telah pulang sempurna kembali kepada QudratNya .
Yang Hitam menyala menjadi merahYang Merah menyala menjadi kuningYang Kuning menyala menjadi putihYang Putih menyala menjadi terang benderang “Tungal pada Dzat Allah”(Maksudnya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang, tulang itu bernyala-nya dilebur menjadi cahaya yang bersifat pada makrifat yang abadi)
(Maksudnya lagi : telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu = Adam Hukumnya, adanya hamba itu melainkanDzattullah bercahaya dan yang ada
SAAT-SAAT AJAL MENJEMPUT .
Penglihatan orang akan mati = yang keluar saat-saat menjelang kematian, Yang keluar dari Tubuh kita takkala Sakaratul Maut menjelang diantaranya :1. Ketika datang cahaya hitam, itulah yang dipanggil cahaya ‘iblis’ maka pujinya : Lailaha Illalalh.2. Ketika datang cahaya merah, itulah yang dipanggil cahaya ‘yahudi’ maka pujinya : Al lah, Allah, Allah
3. Ketika datang cahaya kuning, itulah yang dipanggil cahaya ‘nasrani’ maka pujinya : Allah Hu, Allah Hu, Allah Hu.4. Ketika datang cahaya hijau, itulah yang dipanggil cahaya ‘Jibril’ maka pujinya : Allahu Yaa Hu, Allahu Yaa Hu, Allahu Yaa Hu.5. Ketika datang cahaya putih, itulah yang dipanggil cahaya ‘Nur Muhammad’ maka pujinya : Masyaa Allahu kanal mu’miniina Yaa Hu, Yaa Hu, Yaa Hu HAQ. Manakala sudah habis segala rupa cahaya pada penglihatan yang putih bersih, muncul cahaya sangat terang kembali, terangnya jauh dibandingkan cahaya matahari dan bulan, terangnya terus meliputi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada cahaya yang seumpamanya, tidak ada bandingnya, maka itulah yang disebut“Nurullah” menembus meliputi segala ruang.Kemudian nyata tubuh kita laksana pinang dibelah dua, persis rupanya tiada bedanya, serta kita pandang ada “Kaful Muhammad” maka itulah yang dinamai “Kalimatullah” dan “Kalimatu Muhammad”, itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan dilupakan,Yaa Hu.., Yaa Hu.., Yaa Hu…, Haqku. (Jangan berhenti pujinya hingga ‘hilang’)Demi Allah yang bersifat Rahman Rahiim, jangan ‘syak’ dan diam, begitulah pengajaran daripada Aulia Allah yang turun kepada guru yang Mursyid, maka kita serahkanlah dengan ridha, serta ikhlashmati kita itu, karena mati itu…tiada ….supaya ada….
HALANGAN SAAT SAKRATUL MAUT.
Pertama: Yang pertama nampak alam Ruhiyah yaitu alam Nyata,Terang benderang tapi bukan terangnya siangTiada, Timur, Barat, Utara, Selatan, Bawah dan atasDisitu nampak seolah-olah samudra tidak bertepi, itulah kenyataan(hati) berbaur cahaya akal, dan ditengah-tengah samudra itu ada Dzurriyyah jernihnya laksana langit diufuk barat kala petang hari, terang keemasan cahayanya, itulah kenyataan (jantung) berbaur cahayanya.Joharul awwal yang meliputi sejatinya (hati) sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,Bertempat dipenglihatan,Pendengaran,PenciumanPerasa,Dan perasaan,Disebut “Mukasifat” kekuasaannya hanya memimpin segala sifat Samwah, ketika itu janganlah sampai khilaf terhadap tanda rupa yang sejati,
.
Kedua:.
Yang kedua telah musnah Alam Ruhiyah, lalu nampak Alam Sirriyyah, yaitu alam Rahasia, terangnya melebihi ‘alam Ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna,Hitam, Merah, Kuning Putih,Itulah kenyataan budi mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing menjadi rintangan (hati) berturut-turut muncul kepermukaan satu persatu..
1. Yang mula-mula muncul adalah cahaya hitam, itulah nafsu lawamah, hawanya sewaktu hidup membawa : haus, lapar, mengantuk, dan yang sejenisnya,Tempatnya diperut besar,Keluarnya dari lisan,dan kejadiannya dalam cahaya hitam menampakan jenis-jenis binatang yang merayap, maka mereka akan menggoda agar dianggap sebagai tuhan. Tanda kehadirannya adalah gempa bumi,
Alam nafsu yang disebut “alam Nasut” yakni tempat ‘lupa’maksudnya adalah sewaktu hidupnya mempertuhankan “nafsu Lawamah”,Banyak lupa daripada mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :Makan, Minum, Tidur,Maka hendaknya ingat-ingatlah dengan segala ‘keteguhan’, jangan sampai hanyut berada didalam cahaya hitam, bisa-bisa menjelma menjadi hewan yang “merayap”..
2. Setelah cahaya hitam lenyap lalu nampak cahaya merah, itulah nafsu amarah,.
Tempatnya diampedu,Keluarnya dari telinga,kejadiannya dalam cahaya merah menampakkan jenis-jenis kelakuan ‘sarani’ dan bangsa hantu, masing-masing menggoda agar dianggap sebagai Tuhan, tanda-tandanya ‘api menyala besar menjulang’, alam nafsu itu disebut “alam Jabarut”, tabiatnya geram, tempat menderita kesukaran, awas..! disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu ‘amarah’ seperti:mengumbar marah, panas hati, inkar, dendam, hasut, dan sejenisnya..,Ingat-ingatlah hendaknya teguh, jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah, bisa-bisa menjelma jadi “hantu”.
.
3. Setelah cahaya merah lenyap lalu nampaklah cahaya kuning,itulah keadaan “nafsu sufiayah”, Tempatnya dilimpa,Keluarnya dari mata,
Kejadianannya didalam cahaya kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung yang dapat terbang, masing-masimg memgoda agar dianggap sebagai Tuhan,
Tanda-tandanya : angin ribut yang besar,alam nafsu itu disebut alam “lahut”tabiatnya suka berubah-rubah,
tempatnya di dalam rongga anggota badan,
disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa kemurkaan : kesukaan pada kesenangan dunia sampai lupa mengingat Allah.
Awas ingat-ingatlah! Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya kuning, bisa-bisa menjelma menjkadi jenis-jenis hewan yang dapat terbang seperti kelalawar dan sebagainya. 4. tiada lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih datang, Itulah keadaan nafsu mutmainah, tempatnya ditulang, keluarnya dihidung,Kejadiaannya didalam cahaya putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra Rahmah,
Masing-masing menggoda agar dianggap sebagai Tuhan,
Tanda-tandanya, air jernih tidak ketahuan asalnya,
Alam nafsu ini disebut “alam malakut” artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang Maha Mulia, hanya penggoda saja, disinilah tempat tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti nafsunya yang menyuruh pada : Rakus, Tamak, Gila harta dankedudukan atau kemasyuran, gila dunia dan sejenisnya.Ingat-ingat dan waspadalah ! hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut didalam cahaya putih kalau-kalau menjelma pada ikan atau bangsa hewan dalam air.
Ketiga :.
Yang ketiga : setelah musnah “alam Sirriyyah” lalu nampak “alam Nurriyyah” yakni alam cahaya, terangnya melebihi alam sirriyyah, disitu datang alam panca warna.Hitam, Merah, Kuning, Putih, Hijau,Berbarengan dengan itu nampak terbentang !istana seribu ke-indah-an permai semua, itulah kenyataan panca indra yang disebut “alam hidayah” yakni petunjuk karena memang menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana sejati yang teratur Maha Mulia, melainkan hanyalah : “istana pana sarana”namanya misalnya juga :1.Istana yang indah teratur nampak cahaya hitam,Itulah cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2.Istana yang indah teratur nampak cahaya merah,Itulah istananya bangsa hantu,
3.Istana yang indah teratur nampak cahaya kuning,Itulah istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4.Istana yang indah teratur nampak cahaya putih,Itulah istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5.Istana yang indah teratur nampak cahaya hijau,Itulah istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang Agung Maha Mulia, padahal itu semua bukannya istana yang sejati maka hendaknya ingat-ingat dan waspadalah jangan sampai tergoda untuk memilih salah satu, bisa-bisa termasuk kedalam istana yang sesat istana “pana sarana” namanya, dan disinilah banyak terjerumus yang selagi hidupnya, Berdusta, Menipu, Licik, Curang dan sejenisnya, .
Ke empat : Yang kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahaya Jernih, didalam cahaya da nyala berdiri memancarkan sinar delapan Warna : Hitam, Merah, Kuning, Putih, Hijau, Biru, Ungu dan Merah muda,Berbarengan dengan itu nampak seakan-akan surga seribu permai semua, itulah kenyataannya “sukma”, yang disebut “alam iskhat” yakni alam birahi ‘syaghafi’ karena tempat
menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada surga yang terbentang itu, padahal sesungguhnya bukan surga yang suci yang penuh nikmat,1 . Yang nampak surga seribu hitam licin gelap gemerlap, itulah kanyataan rasa, Maka jikalau berada disitu bisa-bisa jadi raja jin hitam. Hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.2 . Yang nampak seaka-akan surga seribu merah kemerahan. Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa. Hati-hatilah jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin merah,3 . Yang nampak seaka-akan surga seribu kuning keemasan, Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan Hati-hatilah jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin kuning.4 . Yang nampak seaka-akan surga seribu putih, bersinar bersih, Itulah kejadian dari kesetiaan cipta/kebiasaan berkhayal ; Jika berada disitu bisa-bisa menjadi penghulunya jin putih.5 . Yang nampak seakan-akan surga seribu hijau pelangi, Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan, Jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin hijau.6 . Yang nampak seakan-akan surga seribu biru gelap gemerlap, Itula dari reka daya cipta, Jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin biru.7 . Yang nampak seakan-akan surga seribu ungu, Itulah kejadian dari kelayakkan cipta, Jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin ungu.8 . Yang nampak seaka-akan surga seribu merah muda berpancaran serupa merah delima, Itulah kejadian dari berubah-rubah cipta, Jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin merah muda, Maka tiba-tiba menghembus segala bayangan itu semerbak bau harum yang menarik rasa, padahal palsu belaka,Ingat-ingatlah jangan sampai dirasakan, semuanya termasuk surga penyesatan.Orang tergoda disini yaitu mereka yang selagi hidupnya suka terbenam dalam khayal /lamunan,malas bekerja, suka memusatkan daya cipta pada jalan yang tercela, maka itu : berhati-hatilah!.
Kelima :.
Yang kelima : musnah (‘Alam Nurriyyah,) maka menampak ‘Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya : ‘Alam ketuhanan, terangnya Melebihi Alam Nuriyyah dan disitu nampak cahaya memancar, didalam cahaya itu ada berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom
Fana, itulah warna sukma yang menambahi warna semua dan adalah meliputi didalam jagat Raya dan jagat kecil beserta Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa. lalu saat itu datang malaikat menyerupakan bapak dan kakek laki-laki/leluhur Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : di suruh membawa ke “Karamtullah”, hati-hatilah dan ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh ! jangan sekali-sekali meng-imankan! dinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya suka membanyakan kesesatan dan penyesatan jalan ketuhanan.
Keenam :.
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin bertambah terangnya disitu tampak cahaya bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam patung Kecil dari gading/semacam anak-anakan dari mutiara, bukan laki, bukan perempuan, bukan-banci berdiri dimaqom baqau, itulah purnamnya rahasia yang menguasai di alam semua, tetapi hidupnya, dari “Dzat Athma” pada ketika itu datanglah beda ari menyerupai ibu dan nenek yaitu leluhur perempuan dan mengaku katanya : utusan Dzat yang maha suci yang disuruh untuk membawa ke “Karamatullah”, maka ingat-ingat-lah jangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang selagi hidupnya menggemari olok-olokan bermain-main.
Ketujuh :.
Yang ketujuh : didalam Uluhiyah,terang benderang tiada hingganya tiada bandingnya, disitu tiada menampak apa-apa melainkan Nur cahaya gilang gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang disebut sajatinya Dzat, yang : Tiada Awal, Tiada Ahkir, Tiada Arah Jihat, Tiada batas angan tempat, Tiada Rupa, Tiada Warna, Tiada berkesudahan, Aslinya segala asal,Azali abadi, semestanya meliputi sekalin Alam semua,
Meliputi menguasai segala maqom sempurna,
Hidup serta menghidupkan,
Maha suci Dzatnya yang Maha Agung,
Yang berkuasa Asmanya serta sempurna Af’alnya, yakni :
“Laisya kamislihi syaii-un”, artinya : tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga:“Lam yakun lahu kufuan ahad”, artinya : berada didalam hidup kita peribadi“Wahuwa ma’akumm ainama kuntum”, artinya : tiada jarak antara,‘manunggal hamba tuhan’,.Perhatian ! Janganlah ‘syak’ dan diam dam janganlah dipersoalkan apalagi diperdebatkan dan terutama tidak boleh dibicarakan ilmu ini dengan siapa-siapa yang tidak satu maqam,Hati-hatilah hidup dIalam syahaah ini : waktu jangan disia-siakan, Tuhan jangan dilupakan dan hawa nafsu jangan diikuti tetapi mesti dikendalikan, Karena hidup ini sebenarbenarnya mati, Mati sebenar-benarnya hidup,
Jalan Taraqi atau jalan naik mulai dari Alam Insan sampai ke Hakekatul Dzat :
Tinggalkan Komentar
21 Juni 2012
” MAQOM SARABA AMPAT “
B E R H I M P U N
.
Berhimpun Syareat, Tarekat, Hakekat dan Makrifat dinamakan Diri yang empatBerhimpun Iman, Islam, Tauhid, Makrifat dinamakan Nurani
Berhimpun Ujud, Ilmu, Nur , Syuhud dinamakan Syawa’an
Berhimpun Hayat, Kudrat, Iradat, Ilmu dinamakan Sirr
Berhimpun Nafas, Anfas, Tanafas, Nufus dinamakan Insan
Berhimpun Tanah, Air, Api, Angin dinamakan Jisim
Berhimpun Badan, Hati, Nyawa, Rasa dinamakan Rohani
Berhimpun Wadi, Maddi, Mani, Manikam dinamakan Basyariah
Berhimpun Kulit, Daging, Tulang dan Urat dinamakan Jasad
Berhimpun Loh, Kalam, Nur , Akal dinamakan Manusia
Berhimpun Warna, Rupa, Rasa, Penciuman dinamakan Jasad
Berhimpun Roh, Nur, Kalam, Akal dinamakan Ruh Idhafi
Berhimpun Dzat, Sifat, Asma, Afaal dinamakan Allah
Berhimpun Jamal, Jalal, Kamal, Kahar dinamakan Ya Dzal Jalalli wal Ikram.
SIRI SATU
.
Dinamakan = SYAREAT = Menyembah Allah Ta’ala dengan perbuatan, mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Rasulnya (Al-quran dan Sunnah)
Dinamakan TAREKAT = Menyembah Allah Ta’ala saja dengan ilmu dan amal yang diketahuinya.
Dinamakan HAKEKAT = Memanandang Allah Ta’ala dengan cahaya yang dipancarkan oleh Allah Ta’ala di Hati Sanubari yang dinamakan Sirullah
Dinamakan MAKRIFAT = Meliputi seluruh tubuh yaitu Hakekat Allah : Kun, Hu, Dzat.
.
SIRI DUA
.
Adapun SYAREAT = Menjadi tauladan dan tubuh bagi kita
Adapun TAREKAT = Menjalankan kerja Syareat
Adapun HAKEKAT = Menjadi kunci kita menghadap Allah
Adapun MAKRIFAT = Melihat sesuatu tanpa hijab dinamakan juga Amar Nizam.
.
SIRI TIGA
.
SYAREAT = Air di dalam tubuh kita, sebab itu kita bisa berkata-kata
TAREKAT = Angin di dalam diri kita, sebab itu kita bisa bernafas
HAKEKAT = Tanah di dalam tubuh kita, sebab itulah kita boleh tetap
MAKRIFAT = Api di dalam tubuh kita, sebab itulah kita boleh mengetahui lebih.
.
SIRI EMPAT
.
Ilmu SYAREAT = Dinamakan Sirullah, ibadahnya adalah Nurul Hadi
Ilmu TAREKAT = Dinamakan Ayan Sabitah, ibadahnya adalah Sirul Asral
Ilmu HAKEKAT = Dinamakan Sirr Hayan, ibadahnya adalah Sirrul Iman
Ilmu MAKRIFAT = dinamakan Gaibul Guyub, ibadahnya adalah Sirrul Islam
.
SIRI LIMA
.
SYAREAT = Syuhud
TAREKAT = Nur
HAKEKAT = Ilmu
MAKRIFAT = Ujud
.
SIRI ENAM
.
Ilmu SYAREAT = Daripada Usuluddin
Ilmu TAREKAT = Daripada Tasawuf
Ilmu HAKEKAT = Daripada Tauhid
Ilmu MAKRIFAT = Daripada Usul Muftahul Guyub
.
SIRI TUJUH
.
SYAREAT = Daging, Darah, Tulang, Urat, yang dinamakan Manusia
TAREKAT = Tanah, Air, Api, Angin yang dinamakam Insan
HAKEKAT = Ujud, Ilmu, Nur, Syuhud yang dinamakan Syaiun (Muhammad)
MAKRIFAT = Dzat, Sifat, Afaal, Asma yang dinamakan Allah
.
SIRI DELAPAN
.
Ibadah orang SYAREAT = Mengerjakan segala Rukun Islam yang lima
Ibadah orang TAREKAT = Mengerjakan SYAREAT + Taubat, Syukur, Tawakkal, Tahmid, Tawadha’, Harap, Ridha, Sabar, Ikhlas
Ibadah orang HAKEKAT = SYAREAT + TAREKAT + megesakan Afaal Allah, mengesakan Asma Allah, Mengesakan Sifat Allah dan Mengesakana Dzat Allah.
Ibadah orang MAKRIFAT = SYAREAT + TAREKAT + HAKEKAT + Mujahadah, Muraqabah, Muqaballah, Musyahadah, Tawajuh dan Tafakur
.
SIRI SEMBILAN
.
Ikhlas orang-orang SYAREAT itu dinamakan ikhlas Mubtadaq
Ikhlas orang-orang TAREKAT itu dinamakan ikhlas Mutawwasit
Ikhlas orang-orang HAKEKAT itu dinamakan ikhlas Muntaha
Ikhlas orang-orang MAKRIFAT juga dinamakan ikhlas Muntaha
.
SIRI SEPULUH
.
Jalan SYAREAT = Jalan orang-orang Awam
Jalan TAREKAT = Jalan orang-orang Khas
Jalan HAKEKAT = Jalan orang-orang Khas ul khas
Jalan MAKRIFAT =Jalan orang-orang Khawas
.
SIRI SEBELAS
.
SYAREAT = Afaal Allah
TAREKAT = Asma Allah
HAKEKAT = Sifat Allah
MAKRIFAT = Dzat Allah
.
SIRI DUABELAS
.
SYAREAT = Ilmu Yakin
TAREKAT = Ainul Yakin
HAKEKAT = Haqqul Yakin
MAKRIFAT = Akmal Yakin
.
SIRI TIGA BELAS
.
SYAREAT = Dzahir
TAREKAT = Batin
HAKEKAT = Akhir
MAKRIFAT = Awal
.
SIRI EMPAT BELAS
.
SYAREAT = Muhammad Dzahir
TAREKAT = Muhammad Batin
HAKEKAT = Muhammad Akhir
MAKRIFAT = Muhammad Awal
.
SIRI LIMA BELAS
.
Cara zikir SYAREAT = Dengan Lidah
Cara zikir TAREKAT = Dengan Hati
Cara zikir HAKEKAT = Dengan Nyawa
Cara zikir MAKRIFAT = Dengan Rahasia
.
SIRI ENAM BELAS
.
Pekerjaan SYAREAT = Dikatakan oleh Lidah dan dikerjakan oleh Hati
Pekerjaa TAREKAT = Hati yang mengerjakan baik atau jahat
Pekerjaan HAKEKAT = Nyawa yang mengerjakn baik atau jahat
Pekerjaan MAKRIFAT = Rahasia yang mengerjakan baik atau jahat
.
SIRI TUJUH BELAS
.
Rumah SYAREAT = Lidah
Rumah TAREKAT = Hati
Rumah HAKEKAT = Budi
Rumah MAKRIFAT = Roh
.
SIRI DELAPAN BELAS
.
Adab orang SYAREAT = Orang-orang yang berdiri dengan tanda-tanda kenyataan
Adab orang TAREKAT = Orang-orang yang berzikir tanpa tanda , hanya karunia Allah
Adab orang HAKEKAT = Orang-orang yang haknya dan hak Allah
Adab orang MAKRIFAT = Orang-orang yang mengetahui perkataan dan maqam
.
SIRI SEMBILAN BELAS
.
Sembahyang orang SYAREAT = Tubuhnya yang menyembah Allah
Sembahyang orang TAREKAT = Hatinya yang menyembah Allah
Sembahyang orang HAKEKAT = Nyawanya yang menyembah Allah
Sembahyang orang MAKRIFAT = Wahadatul wujud yang menerima sembahnya, inilah sembahyang para Nabi-nabi, Wali-wali Allah, Ahli-ahli sufi dan orang Kamil dan Mukamil
.
SIRI DUA PULUH
.
Pintu SYAREAT = Mata
Pintu TAREKAT = Dua lubang hidungnya
Pintu HAKEKAT = Dua biji mata
Pintu MAKRIFAT = Di antara mata putih dan mata hitam
.
SIRI DUA PULUH SATU
.
Martabat SYAREAT = Alam Roh
Martabat TAREKAT = Alam Malakut
Martabat HAKEKAT = Alam Jabarut
Martabat MAKRIFAT = Alam Lahut
.
SIRI DUA PULUH DUA
.
Tujuan SYAREAT = Agar Hatinya ada Nur
Tujuan TAREKAT = Agar Dirinya dan Nyawanya jadi mulia
Tujuan HAKEKAT = Agar dapat memisahkan antara Hak dan Batil
Tujuan MAKRIFAT = Agar dapat derajat Saddikin
.
SIRI DUA PULUH TIGA
.
SYAREAT = Ibarat buih
TAREKAT = Ibarat ombak
HAKEKAT = Ibarat laut
MAKRIFAT = Ibarat air