teori tentang sifat hakekat negara

32
TEORI TENTANG SIFAT TEORI TENTANG SIFAT HAKEKAT NEGARA HAKEKAT NEGARA Pokok Bahasan : Pokok Bahasan : Beberapa Definisi Beberapa Definisi Tinjauan Historis, Sosiologis, Tinjauan Historis, Sosiologis, dan Yuridis dan Yuridis Teori satu segi, teori dua segi, Teori satu segi, teori dua segi, dan teori tiga segi dan teori tiga segi Sifat-sifat khusus yang dimiliki Sifat-sifat khusus yang dimiliki negara negara Unsur-unsur yang dimiliki negara Unsur-unsur yang dimiliki negara

Upload: henry-sinurat

Post on 21-Jun-2015

5.689 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

TEORI TENTANG SIFAT TEORI TENTANG SIFAT HAKEKAT NEGARAHAKEKAT NEGARA

Pokok Bahasan :Pokok Bahasan :Beberapa DefinisiBeberapa Definisi

Tinjauan Historis, Sosiologis, dan YuridisTinjauan Historis, Sosiologis, dan YuridisTeori satu segi, teori dua segi, dan teori Teori satu segi, teori dua segi, dan teori

tiga segitiga segiSifat-sifat khusus yang dimiliki negaraSifat-sifat khusus yang dimiliki negara

Unsur-unsur yang dimiliki negaraUnsur-unsur yang dimiliki negara

Page 2: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Beberapa DefinisiBeberapa Definisi

1.1. George JellinekGeorge Jellineknegara ialah organisasi kekuasaan dari negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman sekelompok manusia yang telah berkediaman yang tertentuyang tertentu

2.2. R.M. KranenburgR.M. Kranenburgnegara adalah suatu organisasi yang timbul negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak suatu golongan atau karena kehendak suatu golongan atau bangsanya sendiribangsanya sendiri

3.3. LogemannLogemannnegara ialah organisasi (ikatan kerja) negara ialah organisasi (ikatan kerja) kemasyarakatan yang bertujuan mengatur dan kemasyarakatan yang bertujuan mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan memelihara masyarakat tertentu dengan kewibawaannyakewibawaannya

Page 3: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

4.4. BellefroidBellefroidnegara adalah suatu masyarakat hukum yang negara adalah suatu masyarakat hukum yang secara kekal menempati suatu daerah tertentu secara kekal menempati suatu daerah tertentu dan yang diperlengkapi dengan kekuasaan dan yang diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan umumtertinggi untuk mengurus kepentingan umum

5.5. R.M. Mac IverR.M. Mac Ivernegara adalah asosiasi (persekutuan) yang negara adalah asosiasi (persekutuan) yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan suatu sistem hukum yang berdasarkan suatu sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksamemaksa

Page 4: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

6.6. Max WeberMax Webernegara adalah suatu masyarakat yang negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan mempunyai monopoli dalam penggunaan kekuasaan fisik secara sah dalam suatu wilayahkekuasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah

7. Ludwig Gumplowicz7. Ludwig Gumplowicznegara itu tidak lain daripada organisasi dari negara itu tidak lain daripada organisasi dari kekuasaan golongan kecil atas golongan besarkekuasaan golongan kecil atas golongan besar

8.8. Prof. Mr. SunarkoProf. Mr. Sunarkonegara ialah suatu jenis dari suatu organisasi negara ialah suatu jenis dari suatu organisasi masyarakat yang mengandung tiga hakekat masyarakat yang mengandung tiga hakekat atau kriteria, yaitu harus ada daerah, warga atau kriteria, yaitu harus ada daerah, warga negara dan kekuasaan tertentu. negara dan kekuasaan tertentu.

Page 5: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Tinjauan Historis, Sosiologis, dan Tinjauan Historis, Sosiologis, dan Yuridis tentang negaraYuridis tentang negara

Tinjauan secara HISTORIS adalah Tinjauan secara HISTORIS adalah tinjauan dari perkembangan tinjauan dari perkembangan penggunaan istilah dan dasar penggunaan istilah dan dasar pemakaian istilah tersebut mengenai pemakaian istilah tersebut mengenai apa yang kini disebut sebagai “negara”, apa yang kini disebut sebagai “negara”, yakni sejak masa Yunani dan Romawi yakni sejak masa Yunani dan Romawi kuno, masa abad menengah, masa kuno, masa abad menengah, masa permulaan abad modern, hingga masa permulaan abad modern, hingga masa kini.kini.• Masa Yunani Kuno : negara dikenal dengan Masa Yunani Kuno : negara dikenal dengan

istilah Polis, yang kalau kita tinjau dari sudut istilah Polis, yang kalau kita tinjau dari sudut pandang sekarang artinya “suatu negara pandang sekarang artinya “suatu negara kota”kota”(city state)(city state) dengan segala sifat dengan segala sifat khususnya, seperti misalnya demokrasi khususnya, seperti misalnya demokrasi langsung. Dari sini kemudian timbul langsung. Dari sini kemudian timbul pengertian politik dan ilmu politikpengertian politik dan ilmu politik

Page 6: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Masa Romawi Kuno : negara dikenal Masa Romawi Kuno : negara dikenal dengan istilah “empiri, Empirio, dengan istilah “empiri, Empirio, Empirium”, dengan wilayah yang sudah Empirium”, dengan wilayah yang sudah sangat luas sangat luas (country state),(country state), dan dan penekanan pada segi pemerintahan penekanan pada segi pemerintahan (empire). Negara menjadi semacam (empire). Negara menjadi semacam milik suatu dinasti (wangsa, keturunan). milik suatu dinasti (wangsa, keturunan). Hal ini terus berkembang hingga jaman Hal ini terus berkembang hingga jaman modern dengan istilah : Kerajaan, modern dengan istilah : Kerajaan, Kekaisaran, Kesultanan, Kesunanan, dllKekaisaran, Kesultanan, Kesunanan, dll

Page 7: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Masa Abad Menengah :Tinjauannya Masa Abad Menengah :Tinjauannya bersifat keagamaan, sehingga negara bersifat keagamaan, sehingga negara disebut dengan istilah disebut dengan istilah “civitas”(masyarakat). Dalam hal ini oleh “civitas”(masyarakat). Dalam hal ini oleh Augustinus, negara dipisahkan antara yang Augustinus, negara dipisahkan antara yang bersifat keagamaan/keilahian bersifat keagamaan/keilahian (civitas Dei)(civitas Dei) dan negara yang bersifat keduniawian dan negara yang bersifat keduniawian (civitas terrena (civitas terrena atau atau civitas diaboli)civitas diaboli), , dengan pandangannya yang bersifat dengan pandangannya yang bersifat teokratis-langsung, Augustinus teokratis-langsung, Augustinus berpendirian bahwa berpendirian bahwa civitas terrenacivitas terrena harus harus mendekati “mendekati “civitas Deicivitas Dei” yang diatur oleh ” yang diatur oleh hukum-hukum Tuhan. (teori ini sering hukum-hukum Tuhan. (teori ini sering dikenal sebagai “Teori Matahari-Rembulan” dikenal sebagai “Teori Matahari-Rembulan” yaitu bahwa Tuhan adalah matahari yang yaitu bahwa Tuhan adalah matahari yang sinar keilahiannya menerangi Raja/negara sinar keilahiannya menerangi Raja/negara sebagai Rembulan). sebagai Rembulan).

Page 8: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Dalam masa perkembangannya, dengan Dalam masa perkembangannya, dengan munculnya faham untuk memisahkan soal munculnya faham untuk memisahkan soal duniawi dengan soal keagamaan duniawi dengan soal keagamaan (sekularisme), timbulk teori yang oleh (sekularisme), timbulk teori yang oleh Thomas Aquino disebut “Teori Dua Thomas Aquino disebut “Teori Dua Pedang”( Zwei Zwaaden Theori) yaitu :Pedang”( Zwei Zwaaden Theori) yaitu :

Pedang Tuhan (Penguasa Keagamaan) Pedang Tuhan (Penguasa Keagamaan) dipegang Gerejadipegang Gereja

Pedang Dunia (Penguasa Dunia) yang Pedang Dunia (Penguasa Dunia) yang dipegang Raja, dimana keduanya terpisah, dipegang Raja, dimana keduanya terpisah, berkedudukan sama/sederajatberkedudukan sama/sederajat

Sehingga dalam masyarakat dikenal tiga Sehingga dalam masyarakat dikenal tiga organisasi masyarakat yaitu civitas Dei organisasi masyarakat yaitu civitas Dei (keagamaan), Civitas Terrena (Keduniawian) (keagamaan), Civitas Terrena (Keduniawian) dan Civitas Academika (Masyarakat Ilmiah)dan Civitas Academika (Masyarakat Ilmiah)

Page 9: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Selanjutnya dikenal pula istilah “La Stato” Selanjutnya dikenal pula istilah “La Stato” (staat, state) yang dikem,ukakan oleh (staat, state) yang dikem,ukakan oleh Machiavelli, yang mengandung maksud Machiavelli, yang mengandung maksud bahwa negara itu sifat hakekatnya adalah bahwa negara itu sifat hakekatnya adalah suatu ikatan tertentu atau status tertentu. suatu ikatan tertentu atau status tertentu. Pemikiran ini terus mengalami Pemikiran ini terus mengalami perkembangan terutama dengan perkembangan terutama dengan perkembangan teori hukum alam dimana perkembangan teori hukum alam dimana bernegara berarti suatu peralihan status bernegara berarti suatu peralihan status dari status alamiah ke status bernegara dari status alamiah ke status bernegara (dari status naturalis ke status civilis)(dari status naturalis ke status civilis)

• Istilah lain kita jumpai dari perkembangan Istilah lain kita jumpai dari perkembangan di Jerman pada masa perang dunia I, yaitu di Jerman pada masa perang dunia I, yaitu istilah ‘Reich’ atau ‘Rijk’ yang timbul akibat istilah ‘Reich’ atau ‘Rijk’ yang timbul akibat adanya teori Kedaulatan Negara. Istilah ini adanya teori Kedaulatan Negara. Istilah ini berasl dari kata “Regn-Regnum” yang berasl dari kata “Regn-Regnum” yang artinya memerintah, lalu menjadi Regering. artinya memerintah, lalu menjadi Regering. Dengan demikian penekanan ada pada Dengan demikian penekanan ada pada unsur Pemerintah, yang kemudian unsur Pemerintah, yang kemudian menimbulkan percampuradukan menimbulkan percampuradukan pengertian “state” (negara) dengan pengertian “state” (negara) dengan Government (Pemerintah).Government (Pemerintah).

Page 10: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Tinjauan secara SOSIOLOGIS Tinjauan secara SOSIOLOGIS ialah bertitik tolak dari ialah bertitik tolak dari keberadaan manusia yang selalu keberadaan manusia yang selalu bermasyarakat (Aristoteles : bermasyarakat (Aristoteles : Zoon PoliticonZoon Politicon, manusia ‘in , manusia ‘in concreto’) sehingga negara pada concreto’) sehingga negara pada hakekatnya adalah semacam hakekatnya adalah semacam organisasi sosial yang ada dan organisasi sosial yang ada dan berdampingan dengan organisasi berdampingan dengan organisasi lain. Negara merupakan suatu lain. Negara merupakan suatu kenyataan atau gejala sosial. kenyataan atau gejala sosial. Pertanyaan dasarnya ialah Pertanyaan dasarnya ialah bagaimana bentuk bagaimana bentuk pengelompokan manusia pengelompokan manusia sebelum adanya negara ?sebelum adanya negara ?

Page 11: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Pengelompokan sederhana : negara Pengelompokan sederhana : negara adalah kelanjutan dari masyarakat adalah kelanjutan dari masyarakat keluarga -keluarga -from the familiy to statefrom the familiy to state (Mac Iver). Negara adalah (Mac Iver). Negara adalah organisasi masyarakat yang organisasi masyarakat yang bertujuan untuk mengatur dirinya bertujuan untuk mengatur dirinya sendiri. Yakni mengatur kekuasaan. sendiri. Yakni mengatur kekuasaan. Jadi negara hanyalah semata Jadi negara hanyalah semata sebagai alat. Sehingga sifat sebagai alat. Sehingga sifat hakekat negara adalah sebagai : hakekat negara adalah sebagai : Organisasi kekuasaan/kewibawaan, Organisasi kekuasaan/kewibawaan, Dwang OrganisatieDwang Organisatie, , Zwang Zwang ordnung, coersive instrumentordnung, coersive instrument..

Page 12: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Pengelompokan yang lebih komplek : Pengelompokan yang lebih komplek : negara merupakan pengelompokan negara merupakan pengelompokan manusia yang merasa dirinya manusia yang merasa dirinya senasib dan punya tujuan sama. senasib dan punya tujuan sama. Tetapi bagaimana mereka Tetapi bagaimana mereka berkelompok ? Ada beberapa berkelompok ? Ada beberapa pandangan :pandangan :

Mac Dougall menggunakan kriteria :Mac Dougall menggunakan kriteria :• Terjadi secara wajar dan alamiah -naturalTerjadi secara wajar dan alamiah -natural• Terjadi secara sengaja dan buatan -artivicial Terjadi secara sengaja dan buatan -artivicial

(negara)(negara) Ferdinand Tonnies mengelompokkan Ferdinand Tonnies mengelompokkan

manusia ke dalam :manusia ke dalam :• Gemeninscaft/paguyuban misalnya Gemeninscaft/paguyuban misalnya

keluarga-dinastikeluarga-dinasti• Geselscaft /pamrih : organisasi– Geselscaft /pamrih : organisasi–

masyarakat--- negaramasyarakat--- negara

Page 13: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Kranenburg menggunakan kriteria Kranenburg menggunakan kriteria setempat-tidak setempat dan teratur-setempat-tidak setempat dan teratur-tidak teratur, sehingga menghasilkan 4 tidak teratur, sehingga menghasilkan 4 model pengelompokan :model pengelompokan :

• Setempat-teraturSetempat-teratur misal sekolah, gereja, misal sekolah, gereja, mesjidmesjid

• Setempat-tidak teratur misal pasarSetempat-tidak teratur misal pasar• Tidak setempat-tidak teratur misal pembaca Tidak setempat-tidak teratur misal pembaca

korankoran• Tidak setempat-teratur misal negara Tidak setempat-teratur misal negara

Untuk hal yang ke empat tidak Untuk hal yang ke empat tidak setempat-tetapi teratur, misal karena setempat-tetapi teratur, misal karena merasa ada bahaya bersama, merasa ada bahaya bersama, membutuhkan kesadaran nasional, jadi membutuhkan kesadaran nasional, jadi ada rasa bersatu yang erat untuk ada rasa bersatu yang erat untuk menghadapi bahaya bersama. menghadapi bahaya bersama.

Page 14: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Tinjauan sosiologis bersifat politis Tinjauan sosiologis bersifat politis dikemukan oleh dikemukan oleh Rudolf SmendRudolf Smend yang yang mengatakan bahwa tugas/fungsi mengatakan bahwa tugas/fungsi negara yang terpenting adalah untuk negara yang terpenting adalah untuk integrasi (mempersatukan). Jadi integrasi (mempersatukan). Jadi hakekat negara ialah sebagai faktor hakekat negara ialah sebagai faktor pengintegrasi, yang meliputi pengintegrasi, yang meliputi persoonlijkpersoonlijk (misal rakyat), (misal rakyat), zakelijkzakelijk (tanah/wilayah), dan (tanah/wilayah), dan functioneelfunctioneel(fungsi (fungsi memerintah dan diperintah). Oleh memerintah dan diperintah). Oleh karena itu negara ialah ikatan-ikatan karena itu negara ialah ikatan-ikatan keinginan dari manusia agar dalam keinginan dari manusia agar dalam keadaan tetap (punya status), begitu keadaan tetap (punya status), begitu lepas keninginan itu negara tidak ada.lepas keninginan itu negara tidak ada.

Page 15: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Variasi pendangan bersifat sosiologis Variasi pendangan bersifat sosiologis karena beda penekanan :karena beda penekanan :

Rudolf SmendRudolf Smend menekankan pada menekankan pada ‘willen verhalthis’‘willen verhalthis’( keinginan ( keinginan bersama) bukan bersama) bukan ‘herrschafts ‘herrschafts verhalthis’verhalthis’ (kekuasaan/pemerintahan)(kekuasaan/pemerintahan)

KranenburgKranenburg menekankan menekankan hakekat negara sebagai ikatan hakekat negara sebagai ikatan orang-orang yang satu bangsa orang-orang yang satu bangsa (group verbanu, (group verbanu, volksgemeinscahft)volksgemeinscahft)

Page 16: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Herman HellerHerman Heller dan dan LogemannLogemann menekankan pada kewibawaan menekankan pada kewibawaan ((gezag)gezag) yaitu kekuasaan tertinggi ada yaitu kekuasaan tertinggi ada pada siapa dan berlakunya untuk pada siapa dan berlakunya untuk siapa. Sebab kenyataan menunjukkan siapa. Sebab kenyataan menunjukkan bahwa banyak negara yang bukan bahwa banyak negara yang bukan merupakan suatu bangsa. penekanan merupakan suatu bangsa. penekanan pada kewibawaan berarti pada kewibawaan berarti memandang negara itu sebagai memandang negara itu sebagai organisasi atau kesatuan untuk organisasi atau kesatuan untuk memutuskan dan kesatuan untuk memutuskan dan kesatuan untuk bekerjasama. Sebagai kesatuan untuk bekerjasama. Sebagai kesatuan untuk memutuskan, negara merupakan memutuskan, negara merupakan organisasi kewibawaan.organisasi kewibawaan.

Page 17: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Menurut Menurut max weber,max weber, ada 3 macam dasar ada 3 macam dasar kewibawaan :kewibawaan :

Charismatisch gezagCharismatisch gezag : kekuasaan yang bersandarkan : kekuasaan yang bersandarkan sifat gaib (sifat gaib (magisch religieusmagisch religieus, seperti pada nabi, , seperti pada nabi, wali,dsb)wali,dsb)

Tradisioneel gezagTradisioneel gezag : kewibawaan yang bersandar pada : kewibawaan yang bersandar pada tradisi, misal kewibawaan yang dimiliki para raja tradisi, misal kewibawaan yang dimiliki para raja karena keturunankarena keturunan

Rationeel gezagRationeel gezag : kewibawaan karena dasar : kewibawaan karena dasar pertimbangan rasional. Misal kewibawaan pada para pertimbangan rasional. Misal kewibawaan pada para tentara dan birokrasi, karena hierarki dan disiplin serta tentara dan birokrasi, karena hierarki dan disiplin serta adanya sanksiadanya sanksi

• Menurut Menurut Prof LogemannProf Logemann, ada 5 macam , ada 5 macam gezaggezag /kewibawaan : /kewibawaan :

Magisch-gezagMagisch-gezag (termasuk (termasuk teocratisch gezagteocratisch gezag)) Dynastiek gezagDynastiek gezag : kewibawaan bersandar keturunan : kewibawaan bersandar keturunan Charismatisch gezagCharismatisch gezag : kewibawaan karena kekuatan : kewibawaan karena kekuatan

pribadi seseorangpribadi seseorang Kewibaan yang dilegitimasikan sebagai simbol Kewibaan yang dilegitimasikan sebagai simbol

perwakilan (mitos politik pada abad 19 : kedaulatan perwakilan (mitos politik pada abad 19 : kedaulatan rakyat dan perwakilan )rakyat dan perwakilan )

Kewibawaan suatu elit : misal mitos abad 20, pasukan Kewibawaan suatu elit : misal mitos abad 20, pasukan pelopor, kaum proletar, fasisme, nasional-sosialisme.pelopor, kaum proletar, fasisme, nasional-sosialisme.

Page 18: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• OppenheimerOppenheimer memandang negara memandang negara sebagai organisasi penaklukan wilayah sebagai organisasi penaklukan wilayah yang satu terhadap wilayah lain. Jadi sifat yang satu terhadap wilayah lain. Jadi sifat hakekat negara adalah organisasi yang hakekat negara adalah organisasi yang menaklukan kelompok lain.menaklukan kelompok lain.

• Leon DuguitLeon Duguit menyatakan bahwa sifat menyatakan bahwa sifat hakekat negara ialah organisasi dari hakekat negara ialah organisasi dari orang-orang kuat yang memaksakan orang-orang kuat yang memaksakan kehendaknya terhadap orang-orang yang kehendaknya terhadap orang-orang yang lemahlemah

• Pandangan lain dari Pandangan lain dari Johan KasparJohan Kaspar yang yang melihat sifat hakekat negara sebagai melihat sifat hakekat negara sebagai organisasi yang hidup (organisasi yang hidup (organis/de organis/de organische staatleerorganische staatleer) dan mempunyai ) dan mempunyai kehidupan sendiri yang dalam berbagai kehidupan sendiri yang dalam berbagai hal menunjukkan kemiripan dengan hal menunjukkan kemiripan dengan organisme manusia serta dapat bertindak organisme manusia serta dapat bertindak seolah-olah seperti orang, bahkan seolah-olah seperti orang, bahkan mempunyai kehendak sebagai orang, mempunyai kehendak sebagai orang, kehendak negara dilakukan oleh organ kehendak negara dilakukan oleh organ negara (seperti parlemen, presiden dll)negara (seperti parlemen, presiden dll)

Page 19: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Johan kasparJohan kaspar menggambarkan negara menggambarkan negara sebagai suatu pribadi moral dan spiritual sebagai suatu pribadi moral dan spiritual yang dapat dibandingkan dengan manusia. yang dapat dibandingkan dengan manusia. Yang seolah-olah merupakan badannya Yang seolah-olah merupakan badannya organisasi konstiusionalnya negara yang organisasi konstiusionalnya negara yang seperti manusia yang juga tunduk pada seperti manusia yang juga tunduk pada hukum pertumbuhan, kemunduran, dan hukum pertumbuhan, kemunduran, dan akhirnya kematian. Yang dapat dipandang akhirnya kematian. Yang dapat dipandang sebagai nyawanya ialah semangat nasional sebagai nyawanya ialah semangat nasional dari rakyatnya yang terjelma dalam bentuk dari rakyatnya yang terjelma dalam bentuk bahasa nasional dan adat kebiasaan serta bahasa nasional dan adat kebiasaan serta pandangan hidup rakyatnya.pandangan hidup rakyatnya.

Teori organisme ini sebenarnya sudah Teori organisme ini sebenarnya sudah dirintis oleh Plato, Aristoteles, Thomas dirintis oleh Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, dan Alfarabi. Kata Aquino, dan Alfarabi. Kata AlfarabiAlfarabi : negara : negara sebetulnya adalah suatu tubuh yang hidup sebetulnya adalah suatu tubuh yang hidup sebagai halnya tubuh manusia sebagai halnya tubuh manusia ( the state is ( the state is the body politics as the body pysical)the body politics as the body pysical)

Page 20: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Tinjauan YURIDIS tentang sifat hakekat negara Tinjauan YURIDIS tentang sifat hakekat negara dimulai dengan bertitik tolak pada manusia ‘in dimulai dengan bertitik tolak pada manusia ‘in abstracto’/ manusia di alam bebas terlepas dari abstracto’/ manusia di alam bebas terlepas dari masyarakat yang hanya dikuasai oleh hukum masyarakat yang hanya dikuasai oleh hukum alam. Manusia bebas tersebut dengan rasionya alam. Manusia bebas tersebut dengan rasionya ingin mengikatkan diri sehingga mempunyai ingin mengikatkan diri sehingga mempunyai status tertentu, yaitu status ‘civilis’(status status tertentu, yaitu status ‘civilis’(status bernegara). Metodenya bersifat fiksi, spekulatif, bernegara). Metodenya bersifat fiksi, spekulatif, tak peduli apakah dalam kenyataannya ada, tak peduli apakah dalam kenyataannya ada, sehingga juga a histori. Sifat teori ini logis-sehingga juga a histori. Sifat teori ini logis-rasional, yakni memberi tempat pada logika dan rasional, yakni memberi tempat pada logika dan rasio manusia.rasio manusia.

Page 21: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Pandangan yuridis ada 3 variasi :Pandangan yuridis ada 3 variasi :• Teori hak milik yang memandang negara sebagai obyek Teori hak milik yang memandang negara sebagai obyek

hukum hukum (rechts objekt)(rechts objekt)negara sebagai objek hukum berarti negara sebagai obyek dari negara sebagai objek hukum berarti negara sebagai obyek dari orang-orang yang telah bisa bertindak. Teori ini dengan orang-orang yang telah bisa bertindak. Teori ini dengan sendirinya memandang negara sebagai suatu alat dari sendirinya memandang negara sebagai suatu alat dari manusia dan dalam hal ini manusia tertentu yang lebih tinggi manusia dan dalam hal ini manusia tertentu yang lebih tinggi daripada yang dijadikan objek (negara). Teori ini dijumpai pada daripada yang dijadikan objek (negara). Teori ini dijumpai pada abad menengah, dimana negara dianggap sebagai objek abad menengah, dimana negara dianggap sebagai objek perjanjian dari para tuan tanah, raja-raja, dan para panglima. perjanjian dari para tuan tanah, raja-raja, dan para panglima. Prosesnya : tuan-tuan tanah yang memiliki wilayah/tanah luas Prosesnya : tuan-tuan tanah yang memiliki wilayah/tanah luas tidak dapat sendiri menguasai tanahnya, lalu mengangkat para tidak dapat sendiri menguasai tanahnya, lalu mengangkat para panglima tentara dengan imbalan jasa tanah. Tanah yang panglima tentara dengan imbalan jasa tanah. Tanah yang dimiliki panglima tambah luas lalu lama-lama menjadi negara, dimiliki panglima tambah luas lalu lama-lama menjadi negara, karena pemilikan tanah-tanah itu menimbulkan hak-hak lain karena pemilikan tanah-tanah itu menimbulkan hak-hak lain menurut hukum, seperti hak atas orang-orang yang diam menurut hukum, seperti hak atas orang-orang yang diam disitu, hak untuk memungut pajak, hak untuk kerja paksa, dll. disitu, hak untuk memungut pajak, hak untuk kerja paksa, dll. Sehingga raja, tuan tanah dan para panglima kedudukannya Sehingga raja, tuan tanah dan para panglima kedudukannya lebih tinggi daripada negaralebih tinggi daripada negara

Page 22: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Teori Perjanjian, yang memandang negara sebagai Teori Perjanjian, yang memandang negara sebagai ‘Rechtsverhaltnis‘Rechtsverhaltnis’ yaitu negara sebagai hasil perjanjian ’ yaitu negara sebagai hasil perjanjian dari orang-orang tertentu dan kemudian orang-orang dari orang-orang tertentu dan kemudian orang-orang tertentu itu membentuk bangunan yang disebut negara. tertentu itu membentuk bangunan yang disebut negara. Teori perjanjian ini ada 2 macam, yaitu:Teori perjanjian ini ada 2 macam, yaitu:

Perjanjian Perdata yang bersifat dualistis Perjanjian Perdata yang bersifat dualistis (bertemunya dua kepentingan yang berbeda, misal (bertemunya dua kepentingan yang berbeda, misal kepentingan akan uang dan kepentingan akan kepentingan akan uang dan kepentingan akan perlindungan)perlindungan)

Perjanjian Publik/perjanjian kemasyarakatan (Perjanjian Publik/perjanjian kemasyarakatan (social social contractcontract) yang didasarkan atas persamaan ) yang didasarkan atas persamaan kepentingan (kepentingan (gesamt-aktgesamt-akt), yakni kepentingan ), yakni kepentingan bernegara. bernegara.

Jadi pada hakekatnya negara adalah produk suatu Jadi pada hakekatnya negara adalah produk suatu perjanjian baik bersifat Perdata (dualistik) maupun perjanjian baik bersifat Perdata (dualistik) maupun bersifat Publik (gesamt-akt).bersifat Publik (gesamt-akt).

Page 23: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

• Pandangan mengenai negara sebagai subjek Pandangan mengenai negara sebagai subjek hukum hukum (rechtssubjekt),(rechtssubjekt), yakni negara bertindak yakni negara bertindak sebagai pembentuk hukum, sebagai sebagai pembentuk hukum, sebagai ‘rechtspersoon‘rechtspersoon’, sebagai badan hukum, sebagai ’, sebagai badan hukum, sebagai penjelmaan tata hukum nasional (kelsen), sebagai penjelmaan tata hukum nasional (kelsen), sebagai organisasi kekuasaan atau jabatan yang dapat organisasi kekuasaan atau jabatan yang dapat memaksakan kehendaknya berupa hukum. Dari memaksakan kehendaknya berupa hukum. Dari pandangan ini sangat terkenal ialah pandangan ini sangat terkenal ialah “reine “reine rechtslehrerechtslehre” ” Hans kelsenHans kelsen. Menurut kelsen negara . Menurut kelsen negara pada hakekatnya adalah suatu ketertiban norma-pada hakekatnya adalah suatu ketertiban norma-norma hukum, suatu ‘norma hukum, suatu ‘normen ordnungnormen ordnung’, karena ’, karena tersusun dari norma-norma hukum yang mengikat, tersusun dari norma-norma hukum yang mengikat, maka sebagai konsekuensi logis negara punya maka sebagai konsekuensi logis negara punya kekuasaan. akibatnya negara kedudukannya lebih kekuasaan. akibatnya negara kedudukannya lebih tinggi daripada rakyat. tinggi daripada rakyat. dalam pandangan yang ‘dalam pandangan yang ‘norm logischnorm logisch’ ini yaitu ’ ini yaitu yang memandang negara sebagai suatu sistem yang memandang negara sebagai suatu sistem hukum semata, ketertiban negara tidak lain adalah hukum semata, ketertiban negara tidak lain adalah merupakan ketertiban hukum. Dengan demikian merupakan ketertiban hukum. Dengan demikian negara dan hukum dianggap identik, sedangkan negara dan hukum dianggap identik, sedangkan organ negara adalah identik dengan organ hukum. organ negara adalah identik dengan organ hukum. Negara merupakan personifikasi dari hukum.Negara merupakan personifikasi dari hukum.

Page 24: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Stufen TheorieStufen Theorie Hans kelsenHans kelsen ( (general Theoriy of law and stategeneral Theoriy of law and state, 1945) , 1945)

mengemukakan teori yang sangat terkenal tentang hirarki mengemukakan teori yang sangat terkenal tentang hirarki norma-norma hukum (norma-norma hukum (stufen theoriestufen theorie) yang berbentuk ) yang berbentuk kerucut/stupa. Kelsen mengemukakan dua lapis norma kerucut/stupa. Kelsen mengemukakan dua lapis norma hukum, sedangkan muridnya Hhukum, sedangkan muridnya Hans nawiaskyans nawiasky mengemukakan tiga lapis norma hukum. Yaitu :mengemukakan tiga lapis norma hukum. Yaitu :• Lapis pertama norma hukum menurut kelsen maupun Lapis pertama norma hukum menurut kelsen maupun

nawiasky ialah apa yang disebut ‘nawiasky ialah apa yang disebut ‘GrundnormGrundnorm’ yaitu norma ’ yaitu norma dasar yang tertinggi yang bersifat dasar yang tertinggi yang bersifat presupposedpresupposed dan tidak dan tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dasar berlakunya, tidak perlu dapat ditelusuri lebih lanjut dasar berlakunya, tidak perlu diperdebatkan lagi, karena merupakan sesuatu yang fiktif, diperdebatkan lagi, karena merupakan sesuatu yang fiktif, hipotetis, aksioma. Pencerminannya di Indonesia ialah hipotetis, aksioma. Pencerminannya di Indonesia ialah Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 (yang bersifat Filosofis)Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 (yang bersifat Filosofis)

• Kalau kelsen langsung menuju ke lapis norma-norma hukum Kalau kelsen langsung menuju ke lapis norma-norma hukum yang bertingkat-tingat, nawiasky mengemukakan lapis kedua yang bertingkat-tingat, nawiasky mengemukakan lapis kedua setelah ‘setelah ‘grundnorm’grundnorm’ ialah ialah staatsgrundgesetzestaatsgrundgesetze (aturan dasar (aturan dasar negara), pencerminan di Indobnesia ialah batang tubuh UUD negara), pencerminan di Indobnesia ialah batang tubuh UUD 1945, ini masih aturan dasar yang pokok bagi negara sebagai 1945, ini masih aturan dasar yang pokok bagi negara sebagai penjabaran dari penjabaran dari GrundnormGrundnorm

• Lapis ketiga ialah yang oleh kelsen disebut Lapis ketiga ialah yang oleh kelsen disebut normnorm (biasa) atau (biasa) atau oleh nawiasky disebut oleh nawiasky disebut formelle Gestzeformelle Gestze, berupa peraturan , berupa peraturan perundangan, misal di Indonesia UU dan perpu, PP, Kepres, perundangan, misal di Indonesia UU dan perpu, PP, Kepres, dsb.dsb.

Page 25: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Teori satu segiTeori satu segi Teori satu segi tentang hakekat negara Teori satu segi tentang hakekat negara

maksudnya bahwa pandangan-pandangan maksudnya bahwa pandangan-pandangan teoritik tentang hakekat negara baik yang teoritik tentang hakekat negara baik yang bersifat sosiologis, maupun yang bersifat bersifat sosiologis, maupun yang bersifat yuridis menunjukkan bahwa pandangannya yuridis menunjukkan bahwa pandangannya tentang hakekat negara hanya terhadap tentang hakekat negara hanya terhadap satu aspek/segi saja. Yaitu kalau tidak pada satu aspek/segi saja. Yaitu kalau tidak pada hakekat negara dalam sosoknya sebagai hakekat negara dalam sosoknya sebagai suatu kenyataan sosial atau institusi sosial, suatu kenyataan sosial atau institusi sosial, atau pada hakekatnya negara sebagai suatu atau pada hakekatnya negara sebagai suatu bangunan/bentukan hukum, suatu institusi bangunan/bentukan hukum, suatu institusi hukum. Pandangan yang demkian di sebut hukum. Pandangan yang demkian di sebut ““Eine-seiten-theorie”Eine-seiten-theorie” tentang hakekat tentang hakekat negara, yang tentunya belum dapat negara, yang tentunya belum dapat memberikan gambaran sesungguhnya memberikan gambaran sesungguhnya tentang negara secara lebih utuh. Sehingga tentang negara secara lebih utuh. Sehingga mendorong lahirnya teori dua segimendorong lahirnya teori dua segi

Page 26: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

teori dua segiteori dua segi Teori dua segi dikemukan oleh Jellinek yang Teori dua segi dikemukan oleh Jellinek yang

membagi ilmu negara umum dalam dua aspek membagi ilmu negara umum dalam dua aspek yakni ilmu negara sosiologis dan ilmu hukum yakni ilmu negara sosiologis dan ilmu hukum negara atau ilmu negara yuridis.negara atau ilmu negara yuridis.• Negara dalam pengertian sosiologis ialah kesatuan Negara dalam pengertian sosiologis ialah kesatuan

ikatan yang hidup bersama dan kerjasama, yang ikatan yang hidup bersama dan kerjasama, yang dilengkapi dengan kekuasaan memerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan memerintah yang asli, pada suatu wilayah tertentu, maka pengertian asli, pada suatu wilayah tertentu, maka pengertian negara sosiologis mengandung empat unsur :negara sosiologis mengandung empat unsur :

Wilayah negara Wilayah negara Bangsa negaraBangsa negara KewibawaanKewibawaan Konstitusi negaraKonstitusi negara

• Negara dalam makna yuridis ialah badan wilayah Negara dalam makna yuridis ialah badan wilayah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk mengatur yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk mengatur diri sendiri. diri sendiri.

Page 27: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Lebih jelas lagi menurut Jellinek, hakekat Lebih jelas lagi menurut Jellinek, hakekat negara sosiologis ialah negara sebagai negara sosiologis ialah negara sebagai ‘soziales factum’‘soziales factum’, yaitu negara dipandang , yaitu negara dipandang dari luar yang menampak sebagai suatu dari luar yang menampak sebagai suatu ‘ganzneiy’‘ganzneiy’ (kebulatan/totalitas) dari suatu (kebulatan/totalitas) dari suatu bentuk kehidupan sosial. bentuk kehidupan sosial.

Sedangkan negara secara yuridis ialah Sedangkan negara secara yuridis ialah pandangan terhadap negara dari dalam yang pandangan terhadap negara dari dalam yang menampak sebagai suatu struktur atau menampak sebagai suatu struktur atau organisasi yang terdiri dari lembaga-lembaga organisasi yang terdiri dari lembaga-lembaga kenegaraan yang adanya karena penetapan kenegaraan yang adanya karena penetapan didalam ketentuan hukum tertentu dan didalam ketentuan hukum tertentu dan melaksanakan tugasnya berdasarkan melaksanakan tugasnya berdasarkan ketentuan hukum pula. ketentuan hukum pula.

Atas jasanya dalam mengemukakan hakekat Atas jasanya dalam mengemukakan hakekat negara secara lebih lengkap, baik dalam negara secara lebih lengkap, baik dalam sosok sebagai kenyataan sosial maupun sosok sebagai kenyataan sosial maupun sebagai bentukan hukum, Jellinek digelari sebagai bentukan hukum, Jellinek digelari sebagai bapak Ilmu Negara.sebagai bapak Ilmu Negara.

Page 28: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

teori tiga segiteori tiga segi

Pelopor teori ini adalah Pelopor teori ini adalah Han Han nawiaskynawiasky yang mengemukakan yang mengemukakan hakekat negara dilihat dalam tiga hakekat negara dilihat dalam tiga segi, yakni :segi, yakni :• Negara sebagai ideaNegara sebagai idea• Negara sebagai gejala sosialNegara sebagai gejala sosial• Negara sebagai gejala/ pengertian Negara sebagai gejala/ pengertian

hukumhukum

Page 29: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Negara sebagai idea/gagasan, dirangkum Negara sebagai idea/gagasan, dirangkum sebagai persekutuan sosial yang sebagai persekutuan sosial yang membulat/organisasi, yang berdaulat, membulat/organisasi, yang berdaulat, mengatasi perhubungan pribadi individual, mengatasi perhubungan pribadi individual, dari tingkat yang tertinggi dengan tujuan dari tingkat yang tertinggi dengan tujuan duniawi yang mencakup (terakhir). Jadi duniawi yang mencakup (terakhir). Jadi sebagai suatu gagasan negara itu harus sebagai suatu gagasan negara itu harus bersifat menyeluruh atau mengatasi individu bersifat menyeluruh atau mengatasi individu dan kolektifitas yang lain. Yang pertama ialah dan kolektifitas yang lain. Yang pertama ialah gagasan bernegara dulu, setelah itu baru gagasan bernegara dulu, setelah itu baru aspek sosiologis dan yuridis.aspek sosiologis dan yuridis.

Negara senagai gejala sosial, dapat diringkas Negara senagai gejala sosial, dapat diringkas dalam rumusan sebagai suatu institusi sosial dalam rumusan sebagai suatu institusi sosial untuk mewujudkan gagasan negara untuk mewujudkan gagasan negara (modalita) dalam realita.(modalita) dalam realita.

Negara sebagai pengertian hukum ialah Negara sebagai pengertian hukum ialah pengertian yang menyeluruh dari organisasi pengertian yang menyeluruh dari organisasi yang merupakan suatu ikatan duniawi yang yang merupakan suatu ikatan duniawi yang memangku jabatan pengaturan hukum yang memangku jabatan pengaturan hukum yang tertinggi. Ini menuntut perhubungan antara tertinggi. Ini menuntut perhubungan antara warga-warganya diperkuat dengan sanksi. warga-warganya diperkuat dengan sanksi.

Page 30: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Sifat-sifat khusus yang dimiliki Sifat-sifat khusus yang dimiliki negaranegara

Prof. Miriam BudiarjoProf. Miriam Budiarjo mengemukakan tiga mengemukakan tiga sifat karakteristik negara, yaitu :sifat karakteristik negara, yaitu :• Sifat memaksaSifat memaksa, dalam arti mempunyai , dalam arti mempunyai

kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal, misalnya menggunakan sarana secara legal, misalnya menggunakan sarana polisi, tentara, dll agar peraturan perundangan polisi, tentara, dll agar peraturan perundangan ditaati, sehingga ketertiban masyarakat tercapai ditaati, sehingga ketertiban masyarakat tercapai dan anarki dapat dicegah.dan anarki dapat dicegah.

• Sifat monopoliSifat monopoli, dalam arti negara sendirilah , dalam arti negara sendirilah yang mempunyai hak tunggal untuk menetapkan yang mempunyai hak tunggal untuk menetapkan tujuan-tujuan bersama dalam masyarakat, tujuan-tujuan bersama dalam masyarakat, menetapkan asas/ideologi negara, dllmenetapkan asas/ideologi negara, dll

• Sifat mencakup semuaSifat mencakup semua, dalam arti kekuasaan , dalam arti kekuasaan negara itu meliputi dan mengatasi semua negara itu meliputi dan mengatasi semua kekuasaan organisasi atau entitas lainnya yang kekuasaan organisasi atau entitas lainnya yang ada di masyarakatada di masyarakat

Page 31: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Unsur-unsur yang dimiliki negaraUnsur-unsur yang dimiliki negara Prof. NasrunProf. Nasrun mengatakan bahwa negara mengatakan bahwa negara

adalah organisasi kemasyarakatan yang adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus dan tertinggi, dimana kekhususan khusus dan tertinggi, dimana kekhususan dan ketinggiannya terletak pada unsur-dan ketinggiannya terletak pada unsur-unsurnya yang hanya dimiliki negara, dan unsurnya yang hanya dimiliki negara, dan tidak dimiliki oleh organisasi yang lain.tidak dimiliki oleh organisasi yang lain.

Unsur negara di bedakan antara unsur yang Unsur negara di bedakan antara unsur yang bersifat konstitutif yaitu unsur pembentuk, bersifat konstitutif yaitu unsur pembentuk, yang merupakan syarat mutlak yang yang merupakan syarat mutlak yang bersifat primer untuk adanya negara, dan bersifat primer untuk adanya negara, dan unsur yang bersifat deklaratif, yang unsur yang bersifat deklaratif, yang merupakan syarat yang bersifat sekunder merupakan syarat yang bersifat sekunder (fakultatif)(fakultatif)

Unsur yang bersifat konstitutif ialah :Unsur yang bersifat konstitutif ialah :• Unsur wilayah negara (darat, laut. Udara);Unsur wilayah negara (darat, laut. Udara);• Unsur bangsa (rakyat);Unsur bangsa (rakyat);• Unsur pemerintah yang berdaulat (baik ke Unsur pemerintah yang berdaulat (baik ke

dalam maupun ke luar)dalam maupun ke luar)

Page 32: Teori Tentang Sifat Hakekat Negara

Sedangkan Unsur yang bersifat deklaratif ialah Sedangkan Unsur yang bersifat deklaratif ialah berupa adanya pengakuan negara lain. Ini berupa adanya pengakuan negara lain. Ini merupakan unsur tambahan agar suatu negara merupakan unsur tambahan agar suatu negara dapat diterima dilingkungan pergaulan dapat diterima dilingkungan pergaulan internasional. Unsur ini tidak harus ada untuk internasional. Unsur ini tidak harus ada untuk negara bisa eksis.negara bisa eksis.

Tetapi dipandang dari sudut hukum internasional, Tetapi dipandang dari sudut hukum internasional, masalah pengakuan termasuk unsur mutlak. masalah pengakuan termasuk unsur mutlak. Seperti tercantum dalam Pasal 1 Konvensi Seperti tercantum dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933 yang menegaskan bahwa Montevideo tahun 1933 yang menegaskan bahwa negara sebagai persona internasional harus negara sebagai persona internasional harus memiliki kemampuan menyelenggarakan memiliki kemampuan menyelenggarakan perhubungan-perhubungan dengan negara lain.perhubungan-perhubungan dengan negara lain.