gangguan memori

Upload: syahputra88

Post on 29-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

neurupatologi

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Memori menghubungkan masa lampau dengan masa kini, dimana memori membuat kita mampu menginterpretasi dan bereaksi terhadap persepsi yang baru dengan mengacu pada masa lampau (Lumbantobing, 2007). Memori merupakan istilah umum dari suatu proses mental yang menyebabkan seseorang dapat menyimpan informasi untuk recall selanjutnya. Jangka waktu untuk panggilan atau recall dapat singkat beberapa detik, atau panjang dalam beberapa tahun (Lesne dkk, 2006). Gangguan memori adalah suatu keadaan dimana pasien tidak mampu untuk mempelajari informasi baru atau untuk memanggil kembali informasi yang sudah didapat sebelumnya. Ganggguan memori merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada pasien sindrom mental organik. Mereka mungkin lupa tanggal, bulan, lupa rincian pekerjaannya atau gagal dalam mengingat janji yang diluar kegiatannya sehari hari. Tidak semua gangguan memori disebabkan oleh kelainan organik. Faktor psikiatrik, terutama depresi dan ansietas dapat juga mempengaruhi fungsi memori dan kognitif. Sering keluhan disfungsi memori pada usia lanjut lebih berkaitan dengan afektif daripada faktor neurologik (Lumbantobing, 2007). Proses penyimpanan memori terdiri atas 3 tahapa, yaitu ; 1) Registrasi,Pada tahap ini informasi diterima dan diregistrasi oleh suatu modalitas sensorik tertentu seperti sentuhan, pendengaran atau penglihatan. Setelah informasisensorikditerimadan diregistrasi, informasi tersebut dipertahankan sementara dalam working memory (memori jangka pendek), 2) Penyimpanan, Pada tahap ini informasi disimpan dalam bentuk yang lebih permanen (memori jangka panjang). Proses penyimpanan ini dapat ditingkatkan dengan pengulangan, sehingga dikatakan bahwa penyimpanan adalahsuatu proses aktif yang memerlukan usaha berupa latihan dan pengulangan, 3)Pemanggilan kembali (recall), Merupakan tahap akhir dari proses memori. Pada tahap iniinformasi yang sudah disimpan dipanggilkembali sesuai permintaan atau kebutuhan (lense dkk, 2006, Lumbantobing, 2006). Pada populasi paruh baya, keluhan gangguan memori dapat merupakan gejala awal dari penyakit neurodegeneratif, salah satunya demensia Alzheimer. Penyakit ini umumnya ditemukan pada usia lanjut dan memiliki fase pre klinis yang panjang dan progresif (Sidiarto, 2000). Adanya gambaran demensia dengan fase yang panjang ini menekankan akan pentingnya pengenalan terhadap faktor resiko di usia paruh baya. Beberapa faktor yang telah dikenal memiliki peranan terhadap perkembangan gangguan memori adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan, genetik serta beberapa faktor resiko vaskular seperti diabetes, obesitas, hipertensi, dan dislipidemia (Sidiarto, 2000).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Memori2.1.1. DefinisiMemori merupakan istilah umum dari suatu proses mental yang menyebabkan seseorang dapat menyimpan informasi untuk recall selanjutnya. Jangka waktu untuk panggilan/ recall dapat singkat beberapa detik, atau panjang dalam beberapa tahun (WHO, 2010).2.1.2. Tahapan Proses memori terdiri dari 3 tahapan:1. Registrasi Pada tahap ini informasi diterima dan diregistrasi oleh suatu modalitas sensorik tertentu seperti sentuhan, pendengaran atau penglihatan. Setelah informasi sensorik diterima dan diregistrasi, informasi tersebut dipertahankan sementara dalam working memory (memori jangka pendek). 2. Penyimpanan Pada tahap ini informasi disimpan dalam bentuk yang lebih permanen (memori jangka panjang). Proses penyimpanan ini dapat ditingkatkan dengan pengulangan, sehingga dikatakan bahwa penyimpanan adalah suatu proses aktif yang memerlukan usaha berupa latihan dan pengulangan 3. Pemanggilan kembali (recall) Merupakan tahap akhir dari proses memori. Pada tahap ini informasi yang sudah disimpan dipanggil kembali sesuai permintaan atau kebutuhan (disebut memori deklaratif) (Lumbantobing SM, 2007).

2.1.3. Klasifikasi2.1.3.1. Berdasarkan jenis materi yang diingat, memori dibagi atas : a. Memori prosedural Disebut juga memori implisit. Merupakan bentuk memori yang tidak dapat dinyatakan atau dibawa ke fikiran melalui penglihatan. Bentuk memori ini lebih menekankan pada kemahiran dan recall keahlian kognitif dan motorik setelah suatu prosedur khusus (misal belajar berjalan, mengendarai sepeda, atau mobil). Daerah yang berperan adalah neostriatum, serebellum dan korteks sensorimotor. b. Memori deklaratif Disebut juga memori eksplisit. Berupa pengetahuan yang dapat dinyatakan dan dibawa ke dalam fikiran selama penglihatan sadar, seperti fakta- fakta, kata, nama dan wajah seseorang, yang dapat dipanggil kembali dari memori, ditempatkan dalam fikiran, dan dilaporkan. Jenis memori ini sangat erat kaitannya dengan fungsi hipokampus dan struktur lobus temporal mesial lainnya. Terbagi menjadi memori episodik dan memori semantik. Memori episodik menunjuk kepada kejadian khusus atau pengalaman seseorang, misalnya menghadiri acara pernikahan teman dekat. Memori semantik menunjuk kepada proses belajar dan recall fakta-fakta dan pengetahuan umum (Kempler, 2005).

2.1.3.2. Berdasarkan modalitas materi yang diingat, terdiri dari : a. Memori verbal Berkenaan dengan proses belajar dan recall informasi yang didapat dari bahasa. b. Memori non verbal Berhubungan dengan proses belajar dan recall informasi visual, melodi, sensasi sentuh dan bau. (Kempler, 2005).

2.1.3.3. Berdasarkan jangka waktu materi diingat, dibagi menjadi : a. Immediate memory Istilah yang digunakan bila memori dipanggil kembali setelah jangka waktu beberapa detik. Disebut juga immediate recall. Immediate memory sangat bergantung pada atensi dan konsentrasi. Contoh memori ini adalah mengingat nama baru yang baru saja didengar. Daerah yang berperan adalah daerah asosiasi neokorteks dan prefrontal. b. Recent Memory Berkaitan dengan recall memori setelah beberapa menit, jam atau hari. Memori ini ditingkatkan dengan proses belajar dan pengulangan. Beberapa peneliti telah menemukan adanya perubahan pada sinaps, yang disebut dengan long term synaptic potentiation yang dapat menjelaskan keadaan ini. Contoh dari memori ini adalah mempelajari materi baru dan memanggil materi itu setelah beberapa menit, jam, atau hari. Daerah yang berperan adalah lobus temporal medial (hipokampus, amigdala) dan diencephalon (nucleus dorsomedial thalamus dan corpus mamilare dari hipotalamus) c. Remote Memory Menunjuk kepada recall kejadian yang telah terjadi bertahun- tahun sebelumnya, misalnya mengingat nama- nama guru, dan teman- teman sekolah yang lama, tanggal lahir, dan fakta sejarah. Pada pasien yang mengalami gangguan pada recent memory, remote memory menunjuk kepada recall kejadian- kejadian sebelum onset terjadinya gangguan recent memory. Struktur otak yang terlibat dalam remote memory adalah korteks asosiasi kanan dan kiri. (Kempler, 2005)

Dalam literatur lain disebutkan bahwa klasifikasi gangguan memori dibagi dalam:a. Memori sensorikSensasi yang dirasakan melalui penglihatan, suara, rasa bau dan sentuhan. Masing-masing indera dikaitkan dengan jenis memori yang memungkinkan kita sebentar untuk mempertahankan kesan pengalaman tertentu.b. Memori jangka pendekTangki holding sementara untuk informasi. Sebagai orang yang telah mencoba untuk mengingat nomor telepon baru cukup lama untuk memanggil ia tahu kapasitas penyimpanan ini sangat terbatas.

c. Memori kerjaMemori jenis ini digunakan untuk menyimpan informasi untuk waktu yang singkat, sementara otak memanipulasi dan proses itu. Sebagai contoh, memori kerja yang digunakan dalam proses yang membutuhkan penalaran, seperti mempertahankan makna dari beberapa kalimat untuk memahami seluruh paragraf atau melakukan dan mempertahankan semua langkah dari perhitungan mental untuk sampai pada jawaban akhir.d. Memori jangka panjangMereka yang bertahan selama lebih dari 30 detik. Mereka dapat diklasifikasikan sebagai deklaratif atau prosedural. Memori deklaratif melibatkan fakta dan peristiwa dipelajari melalui recall sadar: waktu, tempat, makna kata-kata, bentuk ukuran, dan warna benda, memahami adat istiadat sosial. Prosedur melibatkan memori "bagaimana" pengetahuan seperti pola tertentu dari tangan dan gerakan jari yang dibutuhkan untuk bermain piano atau tindakan otot yang diperlukan untuk mengendarai sepeda (WHO, 2010).2.2 Gangguan Memori2.2.1 Defenisi Gangguan memori adalah suatu keadaan dimana pasien tidak mampu untuk mempelajari informasi baru atau untuk memanggil kembali informasi yang sudah didapat sebelumnya (Kempler, 2005). Gangguan memori merupakan keluhan kognitif yang paling sering terjadi pada pasien dengan sindrom behavioral organik. Hampir seluruh pasien demensia menunjukkan gangguan memori pada awal gejala timbulnya penyakit (Biller. J, 2006).2.2.2 Etiologi Beberapa kondisi neurologis yang dapat menyebabkan gangguan memori adalah: a.Penyakit degeneratif Demensia kortikal: Penyakit Alzheimer Picks disease Demensia lobus frontal Demensia frontotemporal

b. Demensia sub kortikal Penyakit Parkinson Penyakit Huntington Progressive Supranuclear Palsy

c. Kondisi degeneratif lainnya Demensia yang berhubungan dengan Immunodeficiency virus disease dan Immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) Multiple sclerosis

b. Trauma Kepala c. Penyakit serebrovaskular: Stroke Ruptur aneurisma Demensia vaskular d. Keracunan Alkohol (alcoholic korsakoffs syndrome atau wernicke korsakoffs syndrome) Neurotoksin lain misal logam-logam (seperti timah, air raksa), bahan pelarut bahan bakar, dan pestisida e. Tindakan operasi, misalnya temporal lobectomy pada pasien epilepsi (Tranel dkk, 2009). Gangguan memori juga bisa berasal dari kelainan non neurologis, misalnya pada pasien depresi, dan penyakit psikiatrik lainnya (Strub dkk, 2000).

2.2.3 DiagnosisThe ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, mendiagnosis gangguan dengan:a. Penurunan Memory, terwujud dalam kedua:- gangguan terhadap memori baru (gangguan materi baru) dengan manifestasi yang cukup untuk mengganggu kehidupan sehari-hari, dan- kemampuan berkurang untuk mengingat pengalaman masa lalu.b. Tidak ada gejala (atau relatif tidak ada):- cacat di ingat langsung (seperti yang diuji, misalnya, dengan rentang digit);- kesadaran berkabut dan gangguan perhatian- penurunan intelektual global (demensia).c. Tidak ada bukti objektif dari pemeriksaan fisik dan neurologis,Tes laboratorium, atau riwayat gangguan atau penyakit otak (terutama melibatkan bilateral struktur temporal yang diencephalic dan medial), selain yang berkaitan dengan penggunaan narkoba, yang cukup dapat dianggap bertanggung jawab untuk manifestasi klinis yang dijelaskan di bawah kriteria A (WHO, 2010)

BAB IIIDAFTAR PUSTAKA

Biller. J. 2008. Practical Neurology 3rd Ed. Lippincott Williams & Wikins. USACorwin. 2008. Patofisiologi (Buku Saku). Penerbit Buku Kedokteran EGC. JakartaKempler, D. 2004. Neurocognitive Disorder in Aging. Sage Publication. CaliforniaLesne, S. 2006. A Specific Amyloid- Beta Protein Assembly in The Brain Impairs Memory Lumbantobing, S.M. 2007. Kecerdasan pada Usia Lanjut dan Demensia. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.Sidiarto, D.L. 2000. Subjective memory impairment in normal aging Indonesians. Neurol J Southeast AsiaWorld Health Organization (WHO). 2010. Neurological Disorder. Available from:http://www.who.int/mental_health/neurology/chapter1_neuro_disorders_public_h_challenges.pdfWorld Health Organization (WHO). 2010. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders: Diagnostic Criteria for Research. Available from:http://www.who.int/substance_abuse/terminology/ICD10ResearchDiagnosis.pdf