gagal nafas

Upload: ayu-ersya-windira

Post on 18-Jul-2015

438 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

GAGAL NAFASPENGERTIAN Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dankarbondioksida dalam jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) Gagal nafas merupakan sindroma dimana sistem pernafasan gagal mel aksanakan salah satu atau kedua fungsi pemeliharaan gas darah (memasukan O2 kedalam tubuh dan mengeluarkan CO2 dari tubuh). Secara umum kriteri a gagal nafas ialah apabila PaO2 < 60 mmHg dan atau PaCO2 > 50 mmHg pada pernafasan dengan udara kamar. Gagal nafas bisa terjadi secara mend adak (acute) atau menahun (chronis).

keadaan seperti disfungsi susunan saraf pusat, sedasi atau gangguan neuromuskular. 3. Gagal nafas tipe campuran : yaitu campuran antara tipe I dan II Berdasar kejadiannya, gagal nafas terbagi menjadi: 1.Akut : yaitu terjadi dalam waktu beberapa menit atau jam, yang ditandai denga n perubahan gas darah dan penurunan pH ( < 7,3 ) karena kompensasi ginjal masi h belum sempurna. 2.Khronis : yaitu terjadi dalam beberapa hari atau lebih, yang ditandai deng an perubahan gas darah dan pH; namun penurunan pH tidak terlalu rendah, karena sudah ada kompensasi dari ginjal (meningkatnya [bicarbonat]). Nam un dampak dari gagal nafas kronis akibat hipoksemia khronis seperti polycyth emia, corpulmonale, clubbing finger kadangkala nampak. Demikian juga dampak hiperkarbia khronis berupa asidosis yang khronis.

Patofisiologi gagal nafas.Secara umum, terjadinya gagal nafas akut disebabkan karena : 1. Hipoventilasi 2. Ketidak sesuaian antara ventilasi dan perfusi (V/Q mismatch). 3. Shunt 1. Hipoventilasi. Penyebab hipoventilasi antara lain gangguan pada pusat nafas (depresi karena ob at2an), gangguan pada neuromuskuler (kelumpuhan otot pernafasan, kerusaka n persyarafan otot pernafasan), gangguan / kelainan dinding dada (kegemuk an, kyphoscoliosis, cicatrix dinding dada). Hipoventilasi akan menyebabkan hi poksemia dan hiperkarbia. Hipoksemia akibat hipoventilasi ditandai dengan norm alnya perbedaan tekanan parsial O2 di alveoli dan di arteri (A-a DO2). Hipoksemia pada hipoventilasi bisa dikoreksi dengan pemberian (terapi) O2 2. V/Q mismatch (ketidak imbangan antara ventilasi dan perfusi). Merupakan penyebab tersering gagal nafas akut. Pada V/Q yang rendah (aki bat hipoventilasi, atau ventilasi yang normal namun perfusi yang relatif tingg i) akan terjadi hipoksemia dan hiperkapnia. Sedang pada V/Q yang tinggi bia sanya tidak mempengaruhi gangguan difusi gas, kecuali bila gangguannya san gat ekstrim. 3. Shunt. Yaitu keadaan dimana darah yang tidak teroksigenasi bercampur dengan dar ah yang teroksigenasi. Percampuran yang tidak normal tersebut bisa terjadi di ja ntung atau diluar jantung. Di jantung, biasanya akibat kelainan jantung bawaan (VSD, ASD), sedang diluar jantung yaitu di paru, seringkali akibat pneumonia , atelektasis, edema paru yang hebat. Dalam keadaan normal shunt juga ter jadi, namun hanya sekitar 2_3 % saja yaitu akibat sirkulasi di bronkhial dan thebesian. Pada shunt jarang terjadi hiperkapnia, kecuali bila shunt > 60%, nam un hipoksemia yang terjadi sulit bisa dikoreksi dengan terapi (pemberian) O2

ETIOLOGI1. Depresi Sistem saraf pusat Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal. 2. Kelainan neurologis primer Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangatmempengaruhiventilasi. 3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas. 4. Trauma Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar 5. Penyakit akut paru Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas. Beberapa keadaan klinis penyebab gagal nafas akut: 1. Gangguan di tingkat pusat pernafasan a.Depresi pusat nafas akibat obat2an, penyakit di otak (pusat nafas). b.Gangguan metabolik sehingga terjadi gangguan perangsangan pusat nafas. 2.Gangguan di sistem syaraf tepi, otot pernafasan dan dinding dada. a. Penyakit Guillain Barre. b.Penyakit myasthenia gravis c.Gangguan bentuk dada (kyphoscoliosis), kegemukan. 3. Gangguan di jalan nafas (bronchitis, asthma bronchiale). 4. Gangguan di alveoli (edema paru, atelectasis, pneumonia).

DIAGNOSISGagal napas tipe I:

Pernapasan: purse-lips Gagal napas tipe II:

PCO normal atau meningkat PO- turun Umumnya kurus Warna kulit: pink puffer Hiperventilasi

Klasifikasi gagal nafas.Ditinjau dari gambaran gas darah, gagal nafas terbagi menjadi : 1. Gagal nafas tipe hipoksemik (tipe I) : yaitu bila PaO2 < 60 mmHg deng an PaCO2 normal atau rendah. Tipe ini disebabkan karena gangguan pada o rgan tempat difusi (perpindahan) gas yaitu paru (pneumonia, ARDS, emphyse ma, atelectasis, edema paru). Gagal nafas tipe I adalah kegagalan paru untuk mengoksigenasi darah dan terjadi dalam 3 keadaan Gangguan ventilasi/perfusi (V/Q mismatch), terjadi bila darah mengalir kebagian paru untuk ventilasinya buruk atau rendah. Keadaan ini paling sering. Gangguan difusi yang disebabkan oleh penebalan membran alveolara atau pembentukan cairan interstitial pada sambungan alvolar-kapiler Pirau intrapulmonal yang terjadi bila aliran darah melalui area paru-paru yang tidak pernah mengalami ventilasi. 2. Gagal nafas tipe hiperkapnik (tipe II) : yaitu bila PaCO2 > 50 mmHg. Gagal naf as pada tipe ini adalah akibat gangguan di sistem pompa (gangguan di p usat nafas, kerusakan sistem neuromuskuler, gangguan rongga dada atau dinding dada) sehingga terjadi hipoventilasi alveoler. Gagal nafas tipe II terjadi karena hipoventilasi alveolar dan biasanya sekunder karena berbagai

PCO meningkat POmenurun Sianosis Umumnya kegemukan Hipoventilasi Tremor CO Edema Tanda dan Gejalaa. Tanda 1. Gagal nafas total Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi. Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan ventilasi buatan 2. Gagal nafas parsial Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan whizing. Ada retraksi dada b. Gejala Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

TerapiTahap I: Tahap II: Tahap III: Tahap IV: . Ventilasi Mekanik Stimulan pernapasan Mini trakeostomi jika retensi sputum Bronkodilator parenteral Kortikosteroid Perbaiki gangguan hipoksemia dengan terapi O2 Bronkodilator nebulizer Humidifikasi Fisioterapi dada Antibiotika