fraktur vertebra - hindiyah, susanti dan ikeruy

32
FRAKTUR VERTEBRAE FRAKTUR VERTEBRAE pembimbing : dr. Erwien Isparnadi pembimbing : dr. Erwien Isparnadi SpBO SpBO Hindiyah Efendi Hindiyah Efendi Susanti Agustina Susanti Agustina Ike Trisnawati Ike Trisnawati

Upload: arief-mauludhy

Post on 28-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jhfjhfjhf

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

FRAKTUR VERTEBRAEFRAKTUR VERTEBRAE

pembimbing : dr. Erwien Isparnadi SpBOpembimbing : dr. Erwien Isparnadi SpBO

Hindiyah EfendiHindiyah Efendi

Susanti AgustinaSusanti Agustina

Ike TrisnawatiIke Trisnawati

Page 2: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

PendahuluanPendahuluan

Cedera akut tulang belakang spinal cord Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling sering dari merupakan penyebab yang paling sering dari kecacatan dan kelemahan setetah traumakecacatan dan kelemahan setetah trauma

Dahulu cedera ini lebih banyak disebabkan Dahulu cedera ini lebih banyak disebabkan oleh jatuh dari ketinggian oleh jatuh dari ketinggian terjadinya terjadinya penyulit berupa infeksi saluran kemih, gagal penyulit berupa infeksi saluran kemih, gagal ginjal, pneumonia atau dekubitus. ginjal, pneumonia atau dekubitus.

kini penyebabnya lebih beraneka ragam kini penyebabnya lebih beraneka ragam seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian di tempat kerja dan kecelakaan ketinggian di tempat kerja dan kecelakaan olah raga.olah raga.

Page 3: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

11 TRAUMA PADA TRAUMA PADA CERVICAL CERVICAL SPINESPINE

Secara klinis stabilitas cervical menyangkut 3 Secara klinis stabilitas cervical menyangkut 3 hal:hal:

Deformitas atau abnormalitas displacement Deformitas atau abnormalitas displacement tidak terjadi pada beban fisiologistidak terjadi pada beban fisiologis

Tidak terjadi deformitas atau abnormalitas Tidak terjadi deformitas atau abnormalitas displacement pada proses penyembuhandisplacement pada proses penyembuhan

Tidak terdapat injuri atau kompresi pada Tidak terdapat injuri atau kompresi pada elemen neural dan tidak akan timbul pada elemen neural dan tidak akan timbul pada penggunaan beban fisiologis.penggunaan beban fisiologis.

Page 4: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy
Page 5: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

White dan Panjabi membuat check list instabilitas pada Lower White dan Panjabi membuat check list instabilitas pada Lower cervical spine, dikatakan tidak stabil bila (+) ≥ 5 point:cervical spine, dikatakan tidak stabil bila (+) ≥ 5 point:

Terdapat anterior collum destruksiTerdapat anterior collum destruksi Angulasi sagital >110Angulasi sagital >110 Pada sagital plane translasi > 3,5 mmPada sagital plane translasi > 3,5 mm Positif stretch test atau gangguan spinal cord Positif stretch test atau gangguan spinal cord

timbul (disc 1,7 mm, angulasi 7,50) > unstabletimbul (disc 1,7 mm, angulasi 7,50) > unstable Terdapat gangguan radix atau penyempitan Terdapat gangguan radix atau penyempitan

discusdiscus Anticipated the patient will place great stress Anticipated the patient will place great stress

on his cervical spineon his cervical spine

Page 6: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Gejala: Gejala:

Bergantung pada letak dan besarnya Bergantung pada letak dan besarnya kerusakan kerusakan

kerusakan melintang kerusakan melintang hilangnya fungsi hilangnya fungsi motorik dan sensorik kaudal dari tempat motorik dan sensorik kaudal dari tempat kerusakan disertai shock spinal. kerusakan disertai shock spinal.

kelumpuhan flasid, anestesia, arefleksia, kelumpuhan flasid, anestesia, arefleksia, hilangnya prespirasi, gangguan fungsi hilangnya prespirasi, gangguan fungsi rektum dan kandung kemih, priapismus, rektum dan kandung kemih, priapismus, bradikardi, dan hipotensi bradikardi, dan hipotensi

Page 7: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Sindrom tulang belakang bagian depan Sindrom tulang belakang bagian depan menunjukkan kelumpuhan otot lurik di bawah menunjukkan kelumpuhan otot lurik di bawah tempat kerusakan disertai hilangnya sensasi tempat kerusakan disertai hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan sensasi raba dan posisi tidak terganggu.sensasi raba dan posisi tidak terganggu.

Sindrom brown squard disebabkan oleh Sindrom brown squard disebabkan oleh kerusakan paruh lateral sumsum tulang kerusakan paruh lateral sumsum tulang belakang (gangguan motorik dan hilangnya belakang (gangguan motorik dan hilangnya rasa vibrasi pada posisi ipsilateral, di rasa vibrasi pada posisi ipsilateral, di kontralateral terdapat gangguan nyeri dan kontralateral terdapat gangguan nyeri dan suhu)suhu)

Page 8: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Kerusakan tulang belakang setinggi vertebra Kerusakan tulang belakang setinggi vertebra L1 –L2 mengakibatkan anestesia perianal, L1 –L2 mengakibatkan anestesia perianal, gangguan fungsi defekasi, miksi, impotensi gangguan fungsi defekasi, miksi, impotensi serta hilangnya refleks anal serta hilangnya refleks anal bulbokavernosusbulbokavernosus sindrom konus medialis. sindrom konus medialis.

Sindrom kauda ekuina disebabkan oleh Sindrom kauda ekuina disebabkan oleh kompresi pada radiks lumbo sakral setinggi kompresi pada radiks lumbo sakral setinggi ujung konus medularis dan menyebabkan ujung konus medularis dan menyebabkan kelumpuhan dan anestesia di daerah lumbo kelumpuhan dan anestesia di daerah lumbo sakral yang mirip dengan sindrom konus sakral yang mirip dengan sindrom konus medularis.medularis.

Page 9: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Evaluasi radiologis:Evaluasi radiologis:

Setelah primary survey, pemeriksaan Setelah primary survey, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan external, tahap berikutnya adalah external, tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic tercakup evaluasi radiographic tercakup didalamnya, plain foto fluoroscopy, didalamnya, plain foto fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau polytomography CT-Scan tanpa atau dengan myelography dan MRI.dengan myelography dan MRI.

Page 10: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

• Lesi spesifik:Lesi spesifik:

1.1. Occipital condyle fracturesOccipital condyle fractures

2.2. Atlanto occipital dislocationAtlanto occipital dislocation

3.3. Atlas FractureAtlas Fracture

4.4. Axis FractureAxis Fracture

5.5. Patah Tulang Servikal BawahPatah Tulang Servikal Bawah

Page 11: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Occipital condyle Occipital condyle fracturesfractures

Tipe I : fracture dikarenakan beban axial dari Tipe I : fracture dikarenakan beban axial dari tengkorak ke tulang atlas, fracture terjadi di tengkorak ke tulang atlas, fracture terjadi di occipital condyle tanpa/minimal displacement occipital condyle tanpa/minimal displacement ke foramen magnumke foramen magnum

Tipe II : fracture dari condylus sampai foramen Tipe II : fracture dari condylus sampai foramen magnum. magnum. Tampak fracture linien CT-Scan Tampak fracture linien CT-Scan merupakan fracture stabilmerupakan fracture stabil

Tipe III : Condyle fracture avulsi Mekanisme Tipe III : Condyle fracture avulsi Mekanisme trauma biasanya rotasi atau lateral bending trauma biasanya rotasi atau lateral bending atau keduanya merupakan fracture unstable atau keduanya merupakan fracture unstable dan harus dilakukan craniocervical fusion.dan harus dilakukan craniocervical fusion.

Page 12: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Atlanto occipital Atlanto occipital dislocationdislocation

Diagnosa ditegakkan dari perhitungan Diagnosa ditegakkan dari perhitungan lateral skull X-ray :lateral skull X-ray :

Normal: 0.7 Normal: 0.7 ++ 0.009 0.009 Cervical traksi merupakan kontra indikasi. Cervical traksi merupakan kontra indikasi.

Halo vest, atlanto occipital fusion,Occipital Halo vest, atlanto occipital fusion,Occipital fusion merupfusion merupakan pilihan.akan pilihan.

Page 13: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Atlas FractureAtlas Fracture

Mekanisme traumanya adalah Mekanisme traumanya adalah pembebanan aksial (anak muda yang pembebanan aksial (anak muda yang terjun menukik ke sungai yang terjun menukik ke sungai yang dangkal) dangkal) patah os atlas berkeping patah os atlas berkeping – keping dengan dislokasi fragmen – keping dengan dislokasi fragmen ke semua jurusan atau menyebar.ke semua jurusan atau menyebar.

Page 14: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Pada anamnesis didapatkan keluhan nyeri Pada anamnesis didapatkan keluhan nyeri leher bagaian atas atau neuralgia. Kadang leher bagaian atas atau neuralgia. Kadang penderita merasa tidak dapat penderita merasa tidak dapat mempertahankan kepala dalam posisi tegak mempertahankan kepala dalam posisi tegak sehingga kepala harus ditopang terus sehingga kepala harus ditopang terus menerus dengan kedua tanganmenerus dengan kedua tangan

Bila terdapat kelumpuhan biasanya dalam Bila terdapat kelumpuhan biasanya dalam bentuk pentaplegia yang berakibat fatal bentuk pentaplegia yang berakibat fatal sehingga penderita tidak sempat masuk sehingga penderita tidak sempat masuk rumah sakit. rumah sakit.

Page 15: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Penanganan : imobilisasi dengan gips Penanganan : imobilisasi dengan gips minervac dan halo vest traksi selama 3 minervac dan halo vest traksi selama 3 bulan, bila fracture avulsi dengan axial bulan, bila fracture avulsi dengan axial traksi. traksi.

Bila terdapat patah tulang atlas disertai Bila terdapat patah tulang atlas disertai rupture ligament transversum, diperlukan rupture ligament transversum, diperlukan tindakan bedah untuk stabilisasi posterior tindakan bedah untuk stabilisasi posterior yang memfusikan os oksipitale, vertebra yang memfusikan os oksipitale, vertebra servikal pertama dan vertebra servikal servikal pertama dan vertebra servikal kedua.kedua.

Page 16: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Axis FractureAxis Fracture

Odontoid fractureOdontoid fracture Traumatic spondylolistesis Traumatic spondylolistesis

(Hangman’s fracture)(Hangman’s fracture) SciworaSciwora

Page 17: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Odontoid fractureOdontoid fracture

Pada anamnesis Pada anamnesis keluhan nyeri pada keluhan nyeri pada setiap geraka leher serta nyeri pada leher setiap geraka leher serta nyeri pada leher bagian belakang yang dikenal dengan bagian belakang yang dikenal dengan neuralgia oksipitalis neuralgia oksipitalis

Pada patah tulang odontoid gangguan Pada patah tulang odontoid gangguan neurologik yang timbul adalah akibat dari neurologik yang timbul adalah akibat dari terangsangnya saraf oksipitalis mayor yang terangsangnya saraf oksipitalis mayor yang menimbulkan neuralgia oksipitalis menimbulkan neuralgia oksipitalis rasa rasa tebal karena anestesia pada daerah tebal karena anestesia pada daerah oksipital. oksipital.

Pemeriksaan: open mount Ro, CT axial, Pemeriksaan: open mount Ro, CT axial, coronal, sagitalcoronal, sagital

Page 18: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Penatalaksanaan dibagi 3 tipe:Penatalaksanaan dibagi 3 tipe:

1.1. Avulsi Avulsi distal odontoid distal odontoid cervical collar cervical collar

2.2. Fracture pada basis odontoid Fracture pada basis odontoid imobilisasi 12 mgg halo orthosisimobilisasi 12 mgg halo orthosis

3.3. Fracture melewati body axis Fracture melewati body axis hale vest hale vest 12 mgg12 mgg

Tindakan bedah operatif dilakukan dari Tindakan bedah operatif dilakukan dari anterior dan posterior bila terdapat anterior dan posterior bila terdapat instabilitas.instabilitas.

Page 19: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Traumatic spondylolistesis Traumatic spondylolistesis (Hangman’s fracture)(Hangman’s fracture)

Dibagi 3 tipe:Dibagi 3 tipe:1.1. Subluksasi C2 – C3 < 3 mm Subluksasi C2 – C3 < 3 mm Philadelpia collarPhiladelpia collar2.2. Terpisah discus C2 – C3 dan posterior longitudinal Terpisah discus C2 – C3 dan posterior longitudinal

ligament subluksasi C2 – C3 < 4 mm atau angulasi > ligament subluksasi C2 – C3 < 4 mm atau angulasi > 11o11o

IIA Seperti II, angulasi lebih besarIIA Seperti II, angulasi lebih besar3.3. Facet C2 – C3 terpisah, Anterior longitudinal ligament Facet C2 – C3 terpisah, Anterior longitudinal ligament

terpisah.terpisah.

II, IIA, III II, IIA, III halo orthosis, bila gagal anterior fusion plate halo orthosis, bila gagal anterior fusion plate fixasifixasi

Patah tulang yang stabil, pengobatannya konservatif Patah tulang yang stabil, pengobatannya konservatif dengan immobilisasi gips minerva selama 8 – 12 dengan immobilisasi gips minerva selama 8 – 12 minggu.minggu.

Page 20: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

SciworaSciwora

Spinal cord injury tanpa abnormalitas Spinal cord injury tanpa abnormalitas radiographic secara klinis radiographic secara klinis mekanisme injury biasanya mekanisme injury biasanya hiperfleksi, dislokasi, dengan reduksi hiperfleksi, dislokasi, dengan reduksi segera oleh otot-otot atau prolap segera oleh otot-otot atau prolap cervical disc yang temporer cervical disc yang temporer

Page 21: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Patah Tulang Servikal Patah Tulang Servikal BawahBawah

Cedera pada tulang servikal bagian Cedera pada tulang servikal bagian bawah paling sering terjadi karena bawah paling sering terjadi karena vertebra C 4, 5, 6 adalah vertebra vertebra C 4, 5, 6 adalah vertebra servikal yang paling banyak servikal yang paling banyak bergerak.bergerak.

Penatalaksanaan:Penatalaksanaan: Pemulihan Spinal StabilityPemulihan Spinal Stability Penanganan OperasiPenanganan Operasi

Page 22: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

• DISLOKASI INTERFASETAL DISLOKASI INTERFASETAL BILATERAL :BILATERAL :

Dislokasi interfasetal bilateral Dislokasi interfasetal bilateral merupakan suatu bentuk trauma merupakan suatu bentuk trauma tulang belakang khususnya di daerah tulang belakang khususnya di daerah servikal,dan merupakan suatu servikal,dan merupakan suatu trauma yang serius dan berbahaya trauma yang serius dan berbahaya karena dapat menyebabkan karena dapat menyebabkan kematian ataupun gangguan kematian ataupun gangguan neurology. neurology.

Page 23: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Penilaian status neurologis yang sederhana dan Penilaian status neurologis yang sederhana dan mudah dapat menggunakan skala mudah dapat menggunakan skala FrankelFrankel, yaitu :, yaitu :

Frankel A : Defisit neurologi yang komplit.Frankel A : Defisit neurologi yang komplit. Frankel B : Hanya terdapat fungsi sensorik Frankel B : Hanya terdapat fungsi sensorik

pada distal cederapada distal cedera Frankel C : Sebagian motorik Frankel C : Sebagian motorik

nonfungsional pada distal cedera.nonfungsional pada distal cedera. Frankel D : Motorik fungsional pada distal Frankel D : Motorik fungsional pada distal

cederacedera Frankel E : Normal.Frankel E : Normal.

Page 24: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

22 TRAUMA PADA DAERAH TORAKALTRAUMA PADA DAERAH TORAKAL

Penyebab fraktur:Penyebab fraktur:1.1. trauma vertical sepanjang aksis longitudinal trauma vertical sepanjang aksis longitudinal

tulang belakang baik karena trauma dari kepala tulang belakang baik karena trauma dari kepala atau dari bawah. Pada keadaan ini terjadi fraktur atau dari bawah. Pada keadaan ini terjadi fraktur rekah seperti pada trauma vertebra servikalrekah seperti pada trauma vertebra servikal

2.2. trauma hiperfleksi terjadi fraktur dengan kolaps trauma hiperfleksi terjadi fraktur dengan kolaps satu atau dua vertebra di depan dan berbentuk satu atau dua vertebra di depan dan berbentuk baji yang akan memberikan kifosisbaji yang akan memberikan kifosis

3.3. fleksi disertai dengan rotasi akan menghasilkan fleksi disertai dengan rotasi akan menghasilkan fraktur serta dislokasi sendi intervertebra, fraktur serta dislokasi sendi intervertebra, dimana terjadi pergeseran vertebra diatas dimana terjadi pergeseran vertebra diatas terhadap vertebra dibawahnyaterhadap vertebra dibawahnya

Page 25: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Klasifikasi:Klasifikasi:

1.1. fraktur prosesus transversesfraktur prosesus transverses

2.2. fraktur kompresi yang bersifat baji fraktur kompresi yang bersifat baji dari badan vertebradari badan vertebra

3.3. fraktur rekah badan vertebrafraktur rekah badan vertebra

4.4. dislokasi dan fraktur dislokasidislokasi dan fraktur dislokasi

Page 26: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

33 TRAUMA PADA DAERAH LUMBALTRAUMA PADA DAERAH LUMBAL

Mekanisme TraumaMekanisme Trauma Seperti pada fraktur vertebra torakal, Seperti pada fraktur vertebra torakal,

fraktur pada vertebra lumbal dapat fraktur pada vertebra lumbal dapat terjadi karena trauma aksis terjadi karena trauma aksis longitudinal pada daerah kepala dan longitudinal pada daerah kepala dan bokong.bokong.

Page 27: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Klasifikasi:Klasifikasi:

fraktur prosesus transversusfraktur prosesus transversus farktur kompresi yang bersifat baji farktur kompresi yang bersifat baji

dan badan vertebradan badan vertebra fraktur rekah badan vertebrafraktur rekah badan vertebra dislokasi dan fraktur dislokasidislokasi dan fraktur dislokasi trauma Jack-knifetrauma Jack-knife

Page 28: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

4 4 TRAUMA PADA SUMSUM DAN SARAF TULANG BELAKANGTRAUMA PADA SUMSUM DAN SARAF TULANG BELAKANG

Konkusi sumsum tulang belakang Konkusi sumsum tulang belakang (spinal syok, neuropraksia)(spinal syok, neuropraksia)

Trauma pada akar sarafTrauma pada akar saraf Trauma pada sumsum tulang belakangTrauma pada sumsum tulang belakang Trauma pada kauda ekuinaTrauma pada kauda ekuina

Page 29: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Pengelolaan fraktur Pengelolaan fraktur torakolumbaltorakolumbal

Konservatif dengan reduksi posturalKonservatif dengan reduksi postural Terapi operatif apabila ada indikasiTerapi operatif apabila ada indikasi

Page 30: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Pengelolaan penderita dengan Pengelolaan penderita dengan paralisisparalisis

Pengelolaan kandung kemih yang meliputi pemberian Pengelolaan kandung kemih yang meliputi pemberian cairan yang cukup, kateterisasi tetap atau intermiten, cairan yang cukup, kateterisasi tetap atau intermiten, evakuasi kandung kemih dengan kompresi suprapubik evakuasi kandung kemih dengan kompresi suprapubik setelah 2 minggu. Juga perlu diberikan antibiotik atau setelah 2 minggu. Juga perlu diberikan antibiotik atau pembilasan kandung kemihpembilasan kandung kemih

Pengelolaan saluran pencernaan dengan pemberiaan Pengelolaan saluran pencernaan dengan pemberiaan laxansia atau enema setiap hari atau setiap 2 harilaxansia atau enema setiap hari atau setiap 2 hari

Pencatatan cairan yang masuk dan keluarPencatatan cairan yang masuk dan keluar Perawatan yang hati-hati dan teraturPerawatan yang hati-hati dan teratur Pemberian nutrisi yang baik dengan diet protein tinggi, Pemberian nutrisi yang baik dengan diet protein tinggi,

cairan secara intravena, kalsium dan tranfusi darahcairan secara intravena, kalsium dan tranfusi darah Cegah dekubitusCegah dekubitus Fisioterapi untuk mencegah kontraktur dan pneumoniaFisioterapi untuk mencegah kontraktur dan pneumonia

Page 31: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy

Rehabilitasi penderita Rehabilitasi penderita paraplegiparaplegi

FisioterapiFisioterapi Terapi okupasiTerapi okupasi Terapi vokasionalTerapi vokasional Rehabilitasi sosialRehabilitasi sosial Menjadi anggota asosiasi paraplegiMenjadi anggota asosiasi paraplegi PsikoterapiPsikoterapi Perawatan untuk menggunakan toiletPerawatan untuk menggunakan toilet

Page 32: Fraktur Vertebra - Hindiyah, Susanti Dan Ikeruy