f.i. silogisme kul kesebelas (3 des '10)

11
Oleh : Dr. Witarsa Tambunan, M.Si KULIAH KESEBELAS

Upload: raisa-rianie

Post on 21-Jul-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh : Dr. Witarsa Tambunan, M.SiKULIAH KESEBELAS

WAKTU 5 MENIT

APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG SILOGISME ? JELASKAN

Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi kesimpulan. Silogisme kategoris berarti argumen yang terdiri atas tiga proposisi kategoris yang saling berkaitan, dua menjadi dasar kesimpulan (premis), satu menjadi kesimpulan yang ditarik (konklusi). Seluruh argumen mengandung tiga proposisi : 1. Pengertian yang menjadi subjek (S) kesimpulan disebut term minor. 2. Pengertian yang menjadi predikat (P) kesimpulan tersebut term mayor. 3. Pengertian yang tidak terdapat dalam kesimpulan, tapi terdapat dalam kedua premis tersebut term antara/pembandingan.

Ada 4 pola silogisme: a. Silogisme Sub-Pre. Silogisme yang term pembandingannya (M) menjadi subjek dalam premis mayor dan menjadi predikat dalam premis minor. Rumus polanya adalah : MP SM SP b. Silogisme Bis-Pre. Silogisme yang term pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis mayor dan premis minor. Rumus polanya : PM

SMSP C. Silogisme Bis-Sub. Silogisme yang term pembandingnya (M) menjadi subjek dalam premis mayor dan premis minor. Rumus polanya : MP SM SP d. Silogisme Pre-Sub. Silogisme yang term pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis mayor dan menjadi subjek dalam premis minor. Rumus polanya : PM SM

SP

Silogisme Barbara: Semua binatang adalah makhluk hidup. Semua kerbau adalah binatang. Jadi, semua kerbau adalah makhluk hidup. Silogisme Baroco: Semua kucing adalah binatang. Sebagian makhluk hidup bukanlah binatang. Jadi sebagian makhluk hidup bukanlah kucing. Silogisme Bocardo: Sebagian manusia bukan mahasiswa. Semua manusia membutuhkan makan. Jadi sebagian yang membutuhkan makanan bukan mahasiswa.

Terdapat 8 kaidah atau hukum yang berlaku dalam penyusunan silogisme kategoris. Masing-masing 4 menyangkut term, dan 4 menyangkut proposisi. Kaidah-kaidah tersebut adalah sebagai berikut :a. Term Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (minor; mayor, antara). Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan. Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam premis. Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/pengertian universal.

b. Proposisi1. 2. 3. 4. Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif. Kedua premis tidak boleh negatif. Kedua premis tidak boleh partikular. Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemah. Jika salah satu premis negatif, maka kesimpulannya harus negatif. Jika salah satu premis negatif dan partikular, maka kesimpulannya negatif dan pertikular. Jika salah satu premis partikular kesimpulannya partikular.

Silogisme tidak beraturan atau silogisme tidak standar yaitu sebagai berikut :1. EntimemaEntimema suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya, tetapi ada satu premis yang tidak dinyatakan. Contoh : PKI adalah berhaluan komunis, maka PKI tidak boleh berkembang di negara Pancasila. Contoh tersebut yang tidak disebutkan adalah pada premis Komunis tidak boleh berkembang di negara Pancasila.

2. EpikheiremaEpikheirema suatu bentuk silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan alasan. Premis yang disertai dengan alasan itu sebenarnya merupakan kesimpulan dari silogisme tersendiri. Contoh: Semua pemimpin partai terlarang bersifat pasif, karena mereka dilarang melakukan kegiatan politik. Hasan adalah pemimpin partai terlarang. Jadi Hasan adalah bersifat pasif.

3. SoritesSorites suatu bentuk silogisme yang premisnya saling berkaitan lebih dari dua proposisi, sehingga kesimpulannya berbentuk hubungan antara salah satu term proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terakhir yang keduanya bukan term pembanding. Contoh: manusia itu berakal budi. Berakal budi itu berbudaya. Berbudaya itu perlu makan. Makan memerlukan barang. Jadi manusia memerlukan barang.

4. PolisilogismePolisilogisme suatu bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme, sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya selalu menjadi premis pada silogisme berikutnya. Contoh: Jika Isa adalah seorang nabi, dan nabi adalah manusia, maka Isa adalah manusia, dan manusia adalah berakal budi, maka Isa adalah berakal budi, dan berakal budi adalah memerlukan makan, maka Isa memerlukan makan.

Proposisi majemuk pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat dinilai benar atau salah. Berdasarkan bentuk hubungan antara dua bagian itu proposisi majemuk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu proposisi hipotetik, proposisi disjungtif, dan proposisi konjungtif.1. Proposisi Hipotetik Proposisi hipotetik atau hipotetis pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang hubungan kedua bagian itu adalah ketergantungan yang satu sebagai antesenden (premis) yang satu sebagai konsekuen (kesimpulan). 2. Proposisi Disjungtif Proposisi ini ditandai dengan atau. Proposisi disjungti dibagi menjadi: a. Eksklusif: -ditandai dengan atau. Jadi dua bagian merupakan pilihan tetapi tidak dapat menyatu dan ada kemungkinan ketiga. Misalnya: si Amir ketika terjadi pembunuhan berada di kampus atau di rumah.

b. Ingklusif: -ditandai dengan dan atau salah satu/keduanya dapat benar, tidak bisa keduanya salah. Misalnya: Peserta pelatihan logika adalah mahasiswa dan atau guru. Mencuri dan atau merampok akan dihukum.c. Alternatif: Ditandai dengan atau tetapi dua bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada kemungkinan ketiga. Jadi, salah satu harus benar atau harus salah. Misalnya: benda X itu termasuk benda hidup atau benda mati. 3. Proposisi konjungtif Proposisi majemuk yang menegaskan bahwa 2 predikat dihubungkan dengan subjek yang sama. Proposisi ini ditandai dengan dan Misalnya: Bung Karno adalah seorang proklamator dan Presiden pertama RI

1. Silogisme Disjungtif InklusifSilogisme Disjungtif inklusif berbentuk Modus Tolendo Ponen (MTP), yaitu suatu penyimpulan dengan cara mengingkari salah satu bagian disjungtif inklusif sebagai premis mayor maka kesimpulannya adalah mengakui bagian yang lain. Misal: Anda bisa mengambil mangga dan atau pisang, ternyata tidak mengambil mangga, maka pasti mengambil pisang. 2. Silogisme Disjungtif Eksklutif Silogisme Disjungtif Eksklusif berbentuk Modus Ponendo Tolen (MPT) yaitu suatu penyimpulan dengan cara mengakui salah satu bagian disjungsi eksklusif sebagai premis mayor maka kesimpulannya adalah mengingkari bagian yang lain. Misal: Andi hanya diperbolehkan minum kopi atau sirup. Ternyata ia memilih sirup. Jadi pasti tidak minum kopi. 3. Silogisme Disjungtif Alternatif Silogisme Disjungtif Alternatif dapat berbentuk MPT atau MTP. Misalnya: Benda x itu termasuk benda hidiup atau mati. Ternyata benda x itu benda hidup. Jadi, benda x itu pasti tidak mati. Bentuk silogisme tersebut adalah MPT. Andang melahirkan laki-laki atau perempuan. Ternyata Andang melahirkan tidak laki-laki. Jadi, pasti melahirkan perempuan. Bentuk silogisme tersebut adalah MPT.

Sesat pikir dapat terjadi ketika menimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya (latius hos). Contoh: Kucing berkumis. Candra berkumis. Jadi Candra kucing. Sesat pikir juga dapat terjadi dalam berbagai hal, antara lain: Dalam membuat definisi yang tidak memperjelas (kata-katanya sulit, abstrak, negatif, dan mengulang). Dalam membuat penggolongan: Dasar penggolongan tidak jelas. Tidak konsisten. Tidak lengkap karena tidak bisa menampung seluruh fenomena yang ada. Sesat pikir juga terjadi karena bentuknya tidak tepat atau tidak sahih. Kesesatan demikian itu adalah kesesatan formal. Kesesatan formal terjadi karena pelanggaran terhadap kaidahkaidah logika. Penalaran juga dapat sesat karena tidak ada hubungan logis antara premis dan konklusi.

FISIP UKI 3122010