lecture mikro nutrisi, kurva tumbuh, faktor lingkungan akbid kul 4

30
KULIAH 4 MIKROBIOLOGI DASAR Dalia Sukmawati PERTUMBUHAN, PEMBIAKAN, METABOLISME, DAN FAKTOR LINGKUNGAN MIKROORGANISME

Upload: putriemiliayrz

Post on 22-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

try it :)

TRANSCRIPT

  • KULIAH 4

    MIKROBIOLOGI DASAR

    Dalia Sukmawati

    PERTUMBUHAN, PEMBIAKAN,

    METABOLISME, DAN FAKTOR

    LINGKUNGAN MIKROORGANISME

  • Nutrien

    Makronutrien

    Mikronutrien

    Growth Faktor

    Pertumbuhan Mikroorganisme

    Metabolisme Mikroorganisme

  • Nutrisi Mikroorganisme Elemen % berat

    kering

    Sumber Fungsi

    Carbon 50 senyawa organik atau

    CO2

    penyusun utama material sel

    Oxygen 20 H2O, senyawa

    organik, CO2, dan O2

    penyusun material sel dan sitoplasma, O2 sebagai

    akseptor elektron terakhir pada respirasi aerobik

    Nitrogen 14 NH3, NO3, senyawa

    organik, N2

    penyusun asam amino, asam nukleat, nucleotida dan

    koenzim

    Hydrogen 8 H2O, senyawa

    organik, H2

    penyusun utama senyawa organik dan sitoplasma

    Phosphorus 3 posfat anorganik

    (PO4)

    penyusun asam nukleat, nucleotida, phospholipid, Lipo

    poli Sakarida (LPS), asam tekoat

    Sulfur 1 SO4, H2S, SO,

    senyawa sulfur organik

    penyusun cysteine, methionine, glutathione, dan beberapa

    koenzim

    Potassium 1 garam Potassium kation seluler utama dan kofaktor beberapa enzim tertentu

    Magnesium 0.5 garam Magnesium kation anorganik seluler, kofaktor beberapa reaksi

    enzimatik

    Calcium 0.5 garam Calcium kation anorganik seluler, kofaktor beberapa enzim dan

    komponen endospora

    Iron 0.2 garam Iron komponen sitokrom dan nonheme iron-protein dan

    kofaktor beberapa reaksi enzimatik

    1. Makro Elemen

  • Nutrisi Mikroorganisme

    Trace elements adalah ion-ion logam yang dibutuhkan oleh sel dalam jumlah sangat kecil namun sangat diperlukan pertumbuhan mikroba.

    Sebagai ion logam, trace elemen umunya berfungsi sebagai kofaktor bagi reaksi enzimatik esensial dalam sel.

    Trace elemen untuk mikroba sifatnya spesifik untuk tiap-tiap mikroba dan berbeda untuk mikroba lainnya.

    Mn, Co, Zn, Cu, and Mo.

    2. Mikro Elemen (trace element)

    3. Zat Pengatur Tumbuh (growth factor)

    Purin dan pyrimidin: diperlukan untuk sintesis asam nukleat (DNA dan RNA)

    Asam amino : dibutuhkan untuk sintesis protein

    Vitamin: diperlukan sebagai koenzim dan gugus fungsional beberapa enzim tertentu

  • Nutrisi Mikroorganisme

    Tipe nutrisi pada bakteri secara umum dikelompokkan menjadi

    Tipe Sumber energi Sumber Carbon Contoh

    Photoautotrof Cahaya CO2 Cyanobacteria, some Purple and

    Green Bacteria

    Photoheterotrof Cahaya Senyawa organik Purple bacteria dan green bacteria

    Chemoautotrophs or

    Lithotrophs

    (Lithoautotrophs)

    senyawa anorganik

    ( H2, NH3, NO2,

    H2S)

    CO2 A few Bacteria and many Archaea

    Kemoheterotrof atau

    Heterotrof

    Senyawa organik Senyawa organik Most Bacteria, some Archaea

  • Pertumbuhan Bakteri

    Binary Fission

    Kurva Pertumbuhan Bakteri

    Pengukuran Pertumbuhan

    Pengukuran Masa Sel

    Pengukuran Jumlah Sel

    Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    pH

    Suhu

    Aw

    Oksigen

  • Binnary Fission

  • Kurva Pertumbuhan Bakteri

    Waktu

    Jum

    lah s

    el h

    idup

    Lag

    Stasioner

  • Kurva Pertumbuhan Bakteri

    1. Fase Lag

    Fase adaptasi

    Sesaat inokulasi, belum ada pembelahan

    Sel mengalami pertumbuhan (ukuran, volume),

    sintesis protein

    Bergantung, jumlah inokulum, waktu recover untuk

    adaptasi maupun sintesis enzim untuk metabolisme

  • Kurva Pertumbuhan Bakteri

    2. Fase Eksponensial / Logaritmik

    Fase eksponensial / logaritmik merupakan fase dimana sel bakteri

    membelah diri (binary fission) dengan berlipat ganda dalam waktu

    yang cepat sehingga membentuk pola eksponensial (geometric

    progression).

    Sel akan membelah diri dengan laju yang cepat tergantung pada

    komposisi medium pertumbuhan dan kondisi inkubasi.

    Geometric progression: 1, 2, 4, 8, dst. Atau 20, 21, 22, 23.........2n ( n =

    jumlah generasi). Hal tersebut dinamakan pertumbuhan eksponensial.

  • Kurva Pertumbuhan Bakteri

    3. Fase Stasioner

    Pertumbuhan eksponensial tidak dapat berlanjut pada kultur batch

    (sistem tertutup, spt: pada tabung). Pertumbuhan populasi sel dibatasi

    oleh:

    Berkurangnya nutrien

    Akumulasi produk akhir atau metabolit yang bersifat inhibitor

    Berkurangnya ruang "biological space"

    Selama fase stasioner jumlah populasi sel tetap (jumlah sel yang mati

    sama dengan jumlah sel yang baru membelah)

    Pada fase stasioner ini bakteri mulai menghasilkan metabolit sekunder

    Pada fase stasioner ini bakteri juga mulai membentuk spora

  • Kurva Pertumbuhan Bakteri

    4. Fase Kematian

    Jika inkubasi dilanjutkan setelah fase stasioner yang terjadi adalah fase

    kematian, dimana jumlah sel yang hidup berkurang dengan cepat.

    Hal ini disebabkan oleh keterbatasan 3 faktor tadi (makanan, metabolit

    sekunder dan keterbatasan ruan)

    Kematian sel terjadi secara eksponensial juga pada fase ini.

  • Pengukuran Pertumbuhan Bakteri

    Pengukuran Masa Sel

    1. Pengukuran Langsung

    1. Pengukuran fisik: berat kering atau berat basah dari volume sel

    setelah sentrifugasi.

    2. Pengukuran kimiawi: beberapa sifat kimiawi komponen sel

    seperti total N, total protein, atau total DNA.

    3. Pengukuran kekeruhan (turbiditas) terhadap suspensi sel.

    Turbiditas atau OD (optical density) suspensi sel berkaitan

    langsung dengan massa sel ataupun jumlah sel. Makin besar

    massa sel/jumlah sel makin keruh (OD nya besar).

    2. Pengukuran Tidak langsung

    1. Pengukuran aktivitas kimiawi seperti laju konsumsi atau

    produksi O2 production or consumption, produksi CO2 dll

  • Pengukuran Pertumbuhan Bakteri

    Pengitungan Jumlah Sel

    1. Penghitungan mikroskopis langsung menggunakan counting

    chambers. Sel mati tidak dapat dibedakan dengan yang hidup.

    2. Penghitungan langsung menggunakan Electronic counting

    chambers. Dengan alat ini penghitungan jumlah dan ukuran

    distribusi sel dapat dilakukan dengan cepat

    3. Penghitungan tidak langsung melalui teknik viable cell counts (plate

    counts).

    plating out (spreading) , koloni dihitung disebut sebagai colony forming unit (cfu).

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    1. pH

    pH atau konsentrasi ion hidrogen [H+] pada lingkungan alamiah

    berkisar antara 0,5 (pd tanah asam) sampai 10,5 (pada tanah kapur).

    Kisaran pH dimana mikroba dapat tumbuh dikenal dengan istilah tiga

    titik kardinal pH :

    pH minimum, pH dimana di bawah nilai tersebut mikroba tidak dapat

    tumbuh

    pH maximum, pH dimana di atas nilai tersebut mikroba tidak dapat

    tumbuh

    pH optimum, pH dimana mikroba tumbuh paling baik

    Pertumbuhan bakteri akan meningkat pada rentang pH minimum ke

    optimum, namun akan menurun setelah melewati nilai pH optimum

    menuju ke maksimum, yang merefleksikan pengaruh pH terhadap

    reaksi enzimatis.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    1. pH

    Sebagian besar pH optimum bakteri adalah pada pH netral (7,0).

    Pengelompokan mikroba berdasarkan pH optimumnya:

    Acidofil: mikroba dengan pH optimum di bawah pH 7,0

    Neutrofil: mikroba dengan pH optimum pada pH netral (7,0)

    Alkalifil: mikroba dengan pH optimum di atas pH 7,0

    Acidofil Neutrofil Alkalifil

    Laj

    u p

    ertu

    mbuhan

    rel

    atif

    Nilai pH 7 1 12

  • Mikroorganisme

    pH Minimum

    pH Optimum

    pH Maximum

    Thiobacillus thiooxidans

    0.5

    2.0-2.8

    4.0-6.0

    Sulfolobus acidocaldarius

    1.0

    2.0-3.0

    5.0

    Bacillus acidocaldarius

    2.0

    4.0

    6.0

    Zymomonas lindneri

    3.5

    5.5-6.0

    7.5

    Lactobacillus acidophilus

    4.0-4.6

    5.8-6.6

    6.8

    Staphylococcus aureus

    4.2

    7.0-7.5

    9.3

    Escherichia coli

    4.4

    6.0-7.0

    9.0

    Clostridium sporogenes

    5.0-5.8

    6.0-7.6

    8.5-9.0

    Erwinia caratovora

    5.6

    7.1

    9.3

    Pseudomonas aeruginosa

    5.6

    6.6-7.0

    8.0

    Thiobacillus novellus

    5.7

    7.0

    9.0

    Streptococcus pneumoniae

    6.5

    7.8

    8.3

    Nitrobacter sp

    6.6

    7.6-8.6

    10.0

    Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    1. pH

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    2. Suhu

    Suhu pada lingkungan alamiah berkisar antara suhu di bawah 0oC (pd

    daerah kutub) sampai > 100oC (sumber air panas).

    Kisaran suhu dimana mikroba dapat tumbuh dikenal dengan istilah tiga

    titik kardinal suhu :

    Suhu minimum, suhu dimana di bawah nilai tersebut mikroba tidak

    dapat tumbuh

    Suhu maximum, suhu dimana di atas nilai tersebut mikroba tidak dapat

    tumbuh

    Suhu optimum, suhu dimana mikroba tumbuh paling baik

    Pertumbuhan bakteri akan meningkat pada rentang suhu minimum ke

    optimum, namun akan menurun setelah melewati nilai suhu optimum

    menuju ke maksimum, yang merefleksikan pengaruh suhu terhadap

    reaksi enzimatis.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    2. Suhu

    Pengelompokan mikroba berdasarkan suhu optimumnya:

    Psikrofil: mikroba dengan suhu optimum antara 10 15oC

    Mesofil: mikroba dengan suhu optimum antara 27 37oC

    Termofil: mikroba dengan suhu optimum antara 45 70oC

    Hipertermofil: mikroba dengan suhu optimum antara 80 115oC

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    3. Aktivitas air (Aw)

    Air adalah komponen utama sel

    Keberadaan air menjadi faktor kritis yang mempengaruhi pertumbuhan

    sel

    Keberadaan air untuk kebutuhan sel tergantung pada keberadaannya di

    atmosfer (dikenal dgn kelembaban relatif) atau keberadaannya dalam

    substrat (dikenal dgn water activity).

    Aktivitas air (Aw) dari H2O murni nilainya 1.0 (100% air).

    Aktivitas air dipengaruhi oleh adanya zat terlarut sperti garam atau

    gula yang terlarut di dalam air. Makin tinggi konsentrasi zat terlarut

    dalam air, nilai Aktivitas air (Aw) makin rendah.

    Mikroorganisme hidup pd kisaran Aw antara 1.0 sampai 0.7.

    Aw darah manusia = 0.99; air laut = 0.98; syrup = 0.90.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    3. Aktivitas air (Aw)

    Zat terlarut yang umum di alam ini adalah garam NaCl. Mikroorganisme

    yang membutuhkan garam NaCl untuk pertumbuhannya disebut mikroba

    halofilik. Mild halofilik membutuhkan 1-6% garam, halofilik sedang

    membutuhkan 6-15% garam; ekstrem halofilik membutuhkan 15-30%

    NaCl .

    Bakteri yang dapat tumbuh pd konsentrasi garam yang sedang, namun

    tumbuh lebih baik bila tidak ada NaCl, disebut halotoleran.

    Istilah Osmofilik dan Osmotoleran di lingkungan yang berkadar

    gula tinggi.

    Istilah Xerofilik di lingkungan kering (gurun pasir, tepung).

    Konsep penurunan Aw mencegah pertumbuhan bakteri pengawetan

    makanan dengan cara pengeringan (sinar matahari atau evaporasi) atau

    dengan penambahan gula atau garam dalam konsentrasi tinggi.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    3. Aktivitas air (Aw)

    Osmolaritas ditentukan oleh

    konsentrasi bahan terlarut (solute) di

    lingkungan

    Osmolaritas berbanding terbalik

    dengan water activity (Aw), dimana

    makin tinggi konsentrasi bahan

    terlarut (solute) berarti makin tinggi

    osmolaritas, makin rendah Aw

    Keterangan: (a) bakteri nonhalofil

    spt E. coli atau Pseudomonas. (b)

    bakteri halotoleran spt

    Staphylococcus aureus, (c) ekstrim

    halofil spt Halococcus.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    4. Oksigen

    Pengelompokan mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen:

    Obligat aerob: membutuhkan O2 bebas untuk pertumbuhannya; O2 digunakan

    sebagai aseptor elektron terakhir pada respirasi aerobik.

    Obligate anaerob (aerofob): tidak membutuhkan O2 untuk tumbuhnya. O2

    bersifat toksik dan dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan. Prokariot

    obligate anaerob hidup secara fermentarif, respirasi anaerobik, bacterial

    photosynthesis, atau secara methanogenesis.

    Fakultatif anaerob (fakultatif aerob): mikroba yang dapat menggnti

    metabolisme antara aerobik dan anaerobik. Pada kondisi anerobik (no O2)

    mereka tumbuh secara fermentasi atau respirasi anaerobik, tetapi bila ada O2

    mereka dapat beralih ke respirasi aerobik.

    Aerotoleran anaerob : bakteri yang ekslusif anaeroik (metabolisme

    fermentatif) namun mereka tidak begitu sensitif dengan adanya O2. Mereka

    akan tetap bertahan dengan tumbuh secara fermentatif saat tidak ada atau ada

    Oksigen.

  • Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan

    Bakteri

    4. Oksigen

    Environment

    Group

    Aerobic

    Anaerobic

    O2 Effect

    Obligate Aerobe

    Growth

    No growth

    Required (utilized for

    aerobic respiration)

    Microaerophile

    Growth if level not too

    high

    No growth

    Required but at levels

    below 0.2 atm

    Obligate Anaerobe

    No growth

    Growth

    Toxic

    Facultative Anaerobe (Facultative Aerobe)

    Growth

    Growth

    Not required for

    growth but utilized

    when available

    Aerotolerant Anaerobe

    Growth

    Growth

    Not required and not

    utilized

  • Metabolisme

    Salah satu ciri mahluk hidup adalah metabolisme. Artinya proses metabolisme yang terjadi di dalam sel menjadi ciri adanya kegiatan hidup atau kehidupan dari sel tersebut.

    Definisi Metabolisme:

    Seluruh aktifitas kimiawi yang terorganisir yang terjadi di dalam sel, dimana mencakup 2 tipe proses yaitu produksi energi dan penggunaan energi (Pelczar et al., 1986)

    Untuk menggambarkan terjadinya proses kimiawi di dalam sel yang mencakup dua tipe proses yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses penyusunan molekul kompleks dari molekul sederhana yang diperoleh dari lingkungan. Proses anabolisme juga sering disebut sebagai proses biosintesis. Proses katabolisme yaitu proses perombakan molekul kompleks menjadi molekul sederhana, untuk memperoleh energi (Madigan et al., 1997).

  • Metabolisme

    Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam konteks biologi

    pekerjaan yang dilakukan sel macamnya sangat banyak dan beragam,

    memerlukan energi dalam jumlah yang banyak pula.

    Energi diperlukan untuk : membangun komponen fisik sel seperti dinding

    dan membran sel ; sintesa enzim, protein, lemak, asam nukleat,

    polisakarida dan komponen kimia sel lainnya ; memperbaiki kerusakan

    sel ; pertumbuhan dan berkembang biak ; melakukan pengambilan

    nutrien dari lingkungan atau membuang senyawa dari dalam sel ke luar ;

    dan motilitas (Pelczar et al. 1986).

    Metabolism : Keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam sel hidup.

    Metabolisme terdiri atas 2 tipe proses yaitu:

    Katabolisme : proses perombakan senyawa kompleks menjadi senyawa yang

    lebih sederhana dan akan menghasilkan energi (elektron)

    Anabolisme : proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa sederhana

    untuk membangun struktur sel. Proses ini memerlukan energi.

  • Kategori Katabolisme

    Fermentasi : suatu proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi yang

    lebih sederhana (namun umumnya belum monomer akhir) dengan akseptor

    elektron terakhir adalah senyawa organik. Energi yang dihasilkan tidak maksimal

    karena masih banyak energi yang terkandung dalam produk akhir yang belum

    final.Contoh: Katabolisme glukosa menjadi etanol oleh yeast.

    Respirasi aerobik : suatu proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi

    yang lebih sederhana dengan akseptor elektron terakhirnya adalah oksigen

    bebas. Umumnya senyawa organik tersebut terurai sempurna menjadi H2O dand

    CO2, sehingga energi yang dihasilkan maksimal.

    Respirasi anaerobik : suatu proses perombakan senyawa organik kompleks

    (kadang senyawa anorganik) menjadi yang lebih sederhana dengan akseptor

    elektron terakhir adalah senyawa anorganik selain oksigen (contoh: nitrat, sulfat

    dan carbonat). Energi yang dihasilkan lebih besar daripada fermentasi namun

    lebih kecil daripada respirasi aerobik.

  • Metabolisme

  • Metabolisme Primer & Sekunder

    Metabolisme primer didefinisikan sebagai bagian dari proses kimiawi yang umum terjadi pada setiap organisme dan manfaatnya (produknya) sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Hasil intermediet ataupun hasil akhir dari jalur metabolisme primer disebut metabolit primer (Bentley & Bennet 1988).

    Metabolisme sekunder, adalah sebagai suatu jalur metabolisme yang terjadi pada organisme spesifik dengan melibatkan metabolit primer (sebagai precursor), menghasilkan produk akhir atau intermediet (metabolit) yang sifatnya spesifik spesies baik dari sifat kimiawi maupun fungsinya dan biasanya tidak digunakan untuk pertumbuhan sel (Bentley & Bennet 1988). Sampai saat ini kita masih sukar untuk secara absolut mendefinisikannya, disebabkan keterkaitannya yang sangat erat dengan metabolisme primer. Sebagai dasar pemikirannya adalah bahwa proses metabolisme

    sekunder tidak dapat berdiri sendiri (terlepas sama sekali dari metabolisme primer).

  • Metabolit Primer vs Sekunder

    Met. Primer Met. Sekunder

    Dihasilkan oleh semua jenis sel Dihasilkan oleh sel khusus

    (spesifik)

    Proses nya terjadi mandiri dan tidak

    memerlukan met. sekunder

    Proses nya melibatkan metabolit

    primer sebagai prekursor

    Produk masih diperlukan untuk

    pertumbuhan &

    perkembangbiakannya

    Produk sudah tidak diperlukan lagi

    untuk pertumbuhan dan

    perkembangbiakannya

    Produk bersifat umum Produk bersifat spesies spesifik dari

    kimiawi & fungsinya

    Disintesis selama hidup Disintesis pd kondisi pertumbuhan

    terbatas atau kondisi kritis

    Contoh: Glikolisis, Siklus Krebs, dll Contoh: Antibiotik