essay untuk jogja

11

Click here to load reader

Upload: gnuga-zagara-prastyo

Post on 04-Jul-2015

155 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESsay Untuk Jogja

Pembuatan Kompos di Taman Kanak-Kanak untuk Mendidik dan Mengajarkan Anak

Tentang Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Sejak Dini

Dalam menuju dan menghadapi zaman globalisasi, negara-negara berkembang

seperti kebanyakan dinegara-negara asia termasuk Indonesia, dituntut untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan-persaingan global sebagai efek

perkembangan teknologi yang mendasari zaman globalisasi. Akibat globalisasi selain

menimbulkan persaingan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

bahwasanya zaman globalisasi yang mempermudah masyarakat terutama masyarakat

industri dalam mencari sumber informasi baru mengakibatkan pihak industri lebih cepat

dan mudah untuk mendapatkan bahan baku industri dan memasarkan produk hasil olahan

industri tersebut kepada masyarakat luas. Akan tetapi sebagai bagian dari kegiatan

produksi bidang industri, kebutuhan bahan baku merupakan hal paling pokok dalam

menentukan kegiatan pabrik industri. Oleh karena itu, sering kali kegiatan industri dalam

mencari bahan baku sering kali mengeksploitasi secara berlebihan sumber-sumber

potensial tanpa memperhitungkan efek tersebut bagi keberlangsungan ekosistem sumber

daya tersebut berada. Hal itu diperburuk dengan penanganan limbah yang kurang baik oleh

sebagian besar pihak industri sehingga mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup

terutama didaerah perkotaan dekat lokasi industri.

Sebagai salah satu negara dikawasan asia tenggara yang merupakan negara

berkembang, Indonesia adalah negara di ASEAN yang paling banyak mendapatkan

perhatian dari dunia internasional terkait kerusakan lingkungan terutama kerusakan hutan

dan pencemaran lingkungan oleh limbah industri. Dalam upaya mengurangi tekanan dari

pihak internasional terhadap keruskan lingkungan pemerintah Indonesia membenahi

beberapa provinsi yang dinilai lalai dalam pelestarian lingkungan dan penanganan limbah

industri, sehingga provinsi tersebut diharapkan akan meningkat daya saingnya dari sisi

sumber daya alam dan sumber daya manusia serta memiliki dan melestarikan lingkungan

hidup yang baik. Salah satu provinsi yang mendapatkan perhatian dari pemerintah

Indonesia saat ini adalah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebagai kota yang sangat terkenal sebagai kota pelajar, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan potensi sumber daya manusia

Page 2: ESsay Untuk Jogja

yang sangat besar dan berkualitas, bahkan dengan status kota pelajar tersebut Yoyakarta

menjadi tolok ukur dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

pelajar dari seluruh Indonesia dan manca negara yang ingin melanjutkan studi di

universitas-universitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Akan tetapi dengan jumlah

masyarakat terdidik yang besar dan berkualitas tersebut kurang diimbangi oleh kesadaran

masyarakat untuk menjaga dan memperhatikan lingkungan tempat tinggal mereka. Padahal

sebagai masyarakat yang berpendidikan seharusnya mereka juga ikut peduli dan merawat

lingkungan, selain dilihat dari sisi kesehatan, lingkungan yang bersih akan memberikan

kenyamanan untuk tinggal dan menambah keindahan kota Yogyakarta. Sebagai salah satu

contoh kurangnya kesadaran terhadap masyarakat terhadap lingkungan hidup dapat dilihat

didaerah-daerah sekitar pinggiran sungai sekitar objek wisata Malioboro, dimana disekitar

kanan kiri sungai banyak sekali ditemukan lingkungan kumuh dan tidak sedap dipandang

mata. Hal ini semakin diperburuk oleh tumpukan sampah yang menumpuk disekeliling

daerah sekitar sungai, sehingga hal ini sangat mengkhawatirkan apabila dilihat dari sisi

kesehatan masyarakat.

Dalam menyikapi hal tersebut pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

menerapkan berbagai macam cara untuk mengurangi tekanan dari pihak pemerintah dan

pihak internasional terhadap kerusakan lingkungan yaitu salah satunya dengan cara

mempersiapkan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik mungkin, baik sumber daya

alam maupun sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumber daya yang ada,

pembentukan sumber daya manusia yang handal dan terampil merupakan hal paling pokok

dalam menghadapi persaingan global dan melestarikan lingkungan hodup. Hal ini

disebabkan sumber daya manusia yang baik akan menentukan dan mempengaruhi

pemakaian dan keberlangsungan sumber daya yang lain. Sebagai contoh, kelestarian

lingkungan hidup masyarakat tidak akan terjadi apabila masing-masing individu di

masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk peduli dan melestarikan lingkungan. Oleh

karena itu, dalam menciptakan sumber daya manusia yang baik, jalan terbaik yang dapat

dilakukan adalah dengan memperbaiki pendidikan yang ada. Perbaikan sisitem pendidikan

yang paling baik untuk dilakukan adalah perbaikan pendidikan dasar sejak usia dini, yaitu

sejak taman kanak-kanak.

Menurut Asfriati, Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang

pendidikan paling awal. Jenjang pendidikan ini memang tidak wajib diikuti seorang anak,

Page 3: ESsay Untuk Jogja

mengingat orang tua juga memiliki kemampuan penuh untuk melakukannya. Pada jenjang

ini, anak akan dibina agar siap memasuki pendidikan umum. Karena itu, pada jenjang ini

lebih ditekankan untuk merangsang pikiran anak dan perkembangan jasmani seorang anak

(Asfriati, 2003). Oleh karena untuk merangsang pemikiran anak, PAUD sangat tepat untuk

membekali seorang anak untuk cinta dan peduli terhadap lingkungan hidup. Dalam jangka

pendek hal ini tidak akan langsung memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

lingkungan tempat tinggal anak, akan tetapi dalam jangka panjang langkah ini sangat

efektif guna menciptakan lingkungan tempat tinggal yang baik dan nyaman untuk

masyarakat. Sebab dengan pendidikan yang memperhatikan kelestarian lingkungan yang

diterima anak sejak kecil maka dimasa mendatang anak-anak tesebut akan terbiasa untuk

menjaga kebersihan, peduli dan menjaga kelestarian lingkungan hidup khususnya disekitar

tempat tinggal mereka. Kemudian dalam memberikan rangsangan cinta lingkungan

terhadap anak, tidak semudah dan tidak cukup hanya dengan berwisata alam atau hanya

bermain dan belajar disekitar alam terbuka, seperti yang sering dan biasa dilakukan oleh

sebagian besar sekolah taman kanak-kanak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Akan

tetapi seorang anak harus dilibatkan langsung kedalam kegiatan-kegiatan yang menambah

minat dan merangsang anak untuk tertarik melstarikan alam, yaitu salah satunya dengan

mengajarkan anak untuk membuat pupuk kompos dan menanam pohon dengan

menggunakan media kompos yang telah dibuat.

Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami

pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki

kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga

mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman

(Warsana, 2009). Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan

organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa

kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa

dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang.

Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah

dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian

besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit

dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan

antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.

Page 4: ESsay Untuk Jogja

Cara pembuatan kompos sangatlah murah dan mudah untuk dilakukan. Berikut ini

adalah cara-cara yang lazim dan paling mudah untuk diajarkan kepada anak.

1. Kumpulkan sampah yang bersifat alamiah dan bisa diuraikan dalam tanah, termasuk

sampah berupa daun yang sudah tua.

2. Kumpulkan sampah-sampah tersebut dalam wadah tersendiri, seperti: karung beras

yang sudah tidak terpakai, ember, dan bisa juga membuat kolam mini dengan menggali

tanah.

3. Setelah sampah alamiah tersebut terkumpul, potong-potong, masukan kedalam wadah

dan biarkan selama beberapa hari. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih

cepat maka perlu diadakan perlakuan tambahan. Pembuatan kompos dipercepat dengan

menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad

renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos,

misalnya adalah cacing tanah. Tentu saja agar tidak mencemari lingkungan sampah-

sampah organik yang sudah terkumpul tersebut bisa ditutup.

4. Beberapa hari kemudian, pupuk kompos sudah terbentuk dan bisa dipakai untuk

menyuburkan tanah.

Setelah pembuatan kompos selesai sebaiknya di taman kanak-kanak juga diajarkan

untuk menanam tanaman baik pohon, sayur atau buah-buahan dengan menggunakan

kompos yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar siswa-siswi TK tersebut semakin mengerti

tentang tujuan dan kegunaan pembuatan kompos dan akhirnya mereka semakin tertarik

untuk menanam pohon dan menjaga kelesatarian lingkungan dikemudian hari. Dalam

penggunaan kompos yang sudah jadi atau matang, tidak perlu dilakukan perlakuan

tambahan apapun sebab kompos tersebut dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak

ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih

banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan

untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot atau polybag, kompos harus dicampur

dengan tanah dengan perbandingan satu bagian kompos berbanding tiga bagian tanah.

Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh

lebih baik.

Pengajaran pembuatan kompos di taman kanak-kanak dan menanam tanaman di

taman kanak-kanak banyak memberikan manfaat positif yang dapat merangsang dan

menarik minat anak untuk cinta terhadap lingkungan hidup tempat mereka tinggal. Berikut

Page 5: ESsay Untuk Jogja

ini adalah beberapa contoh manfaat positif yang dapat diperoleh dari pengajaran

pembuatan kompos di sekolah taman kanak-kanak, yaitu :

1. Membekali para siswa sejak dini tentang cara-cara menghargai lingkungan hidup dan

menjaga kelestarian lingkungan, agar dikemudian hari kerusakan lingkungan yang

terjadi maupun yang akan terjadi dapat dikurangi dan dapat terhindarkan.

2. Mendidik para siswa untuk berlatih menjaga kebersihan dan membantu pengurangan

tumpukan sampah yang selama ini mencemari lingkungan, sebab dengan pelatihan

pengajaran pembuatan kompos dapat membiasakan para siswa untuk membuang

sampah pada tempatnya. Diharapkan setelah pengajaran pembuatan kompos para siswa

sejak dini dapat membedakan bahan-bahan yang dapat dikomposkan dan yang tidak

dapat dikomposkan, sehingga mereka berlatih membuang sampah pada tempatnya

sesuai dengan macam tempat sampah yang yang selama ini disediakan pemerintah

Provinsi Yogyakarta.

3. Mendukung program pembuatan paru-paru kota dan menambah keindahan kota, sebab

dengan pengajaran pembuatan kompos dan menanam pohon sejak dini akan semakin

menghijaukan kota dikemudian hari, sehingga udara bersih akan semakin terjamin

diwilayah perkotaan terutama di Provinsi Yogyakarta.

4. Dengan mendidik dan mengajarkan anak membuat kompos dan menanam pohon

diharapkan secara tidak langsung orang tua anak yang bersangkutan juga akan tergerak

hatinya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Sebab perilaku dan kebiasaan

seorang anak dapat mempengaruhi apa yang akan dilakukan orang tua anak tesebut.

Hal ini dikarenakan seorang anak merupakan saluran atau media penyuluhan yang

paling efektif dalam menyampaikan pesan untuk cinta terhadap lingkungan yang

selama ini sangat sulit mempengaruhi orang tua anak apabila disampaikan oleh seorang

penyuluh ataupun seorang pecinta lingkungan.

Setelah mengetahui manfaat dari kegiatan pembuatan kompos, maka kegiatan

pembuatan kompos tersebut dapat aplikasikan kedalam pembelajaran yang mengacu pada

standar kompetensi dengan berbasis kurikulum yang ada. Dalam kurikulum pendidikan

anak usia dini dan taman kanak-kanak tahun 2004, terdapat standar kompetensi berupa

kecerdasan natural. Kecerdasan natural yaitu suatu intelegensia anak untuk berusaha

berbaur dan merawat lingkungan. Sebagai contoh aplikasi di sekolah, siswa-siswi di taman

kanak-kanak diajari untuk menyiram tanaman, dan membuang sampah pada tempatnya.

Page 6: ESsay Untuk Jogja

Akan tetapi apabila anak-anak di taman kanak-kanak hanya diajari menyiram tanaman dan

membuang sampah pada tempatnya saja, maka manfaat dari kegiatan pembelajaran

tersebut akan dirasa kurang, sebab anak-anak akan menganggap hal tersebut sangatlah

biasa dan umum untuk dilakukan sehingga perasaaan untuk timbul dan cinta terhadap

lingkungan akan sangatlah jauh dari apa yang diharapkan dari kecerdasan natural tersebut

diajarkan disekolah. Untuk itu guna menambah minat dan kecintaan terhadap lingkungan,

kegiatan pembuatan kompos digunakan untuk menyempurnakan kegiatan yang sudah ada

dan yang selama ini dilakukan disekolah untuk mendidik anak dalam mengembangkan

kecerdasan natural. Sebab kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan disekolah seperti

menyiram tanaman dan membuang sampah pada tempatnya merupakan bagian dari

pembuatan kompos, sehingga dalam prakteknya dilapangan kegiatan pembuatan kompos

hanya memerlukan sedikit penambahan dan modifikasi dari kegiatan yang sudah

dilakukan. Sebagai gambaran, anak didik mula-mula diajarkan untuk membuang sampah

pada tempatnya, kemudian anak-anak diajarkan untuk membedakan dan memisahkan

sampah antara sampah yang dapat dikomposkan dan yang tidak dapat dikomposkan.

Akhirnya setelah hal tersebut dilakukan, anak didik diajari secara langsung dalam

pembuatan kompos dan cara menggunakan kompos tersebut untuk menanam berbagai

macam tanaman baik berbagai macam sayuran dan buah-buahan serta cara merawat

tanaman yang ditanam tersebut.

Setelah mengaplikasikan pendidikan pembuatan kompos di taman kanak-kanak

tersebut diharapkan untuk beberapa tahun yang akan datang anak-anak hasil pembinaan di

taman kanak-kanak tersebut mau dan mampu menyebarluaskan rasa cinta dan keinginan

melestarikan lingkungan hidup untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang lebih

baik. Untuk itu semoga hal ini menjadikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin

berkualitas dari sisi sumber daya manusia sehingga mampu bersaing secara global dengan

tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menjadi kota yang bersih dari sampah

serta kota yang indah serta nyaman untuk dihuni warga masyarakatnya.

Page 7: ESsay Untuk Jogja

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Dan Raudhatul Athfal 2004.

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Anne Ahira. 2008. Http://www.anneahira.com/pendidikan dasar untuk anak. diakses

tanggal 6 Februari 2011 pukul 18.09 WIB.

Asfriati. 2003. Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Anak. Universitas Sumatra Utara.

Sumatra Utara.

Warsana. 2009. Kompos Cacing Tanah (Casting). BPTP Jawa Tengah. Jawa Tengah