efektivitas ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor ...digilib.unila.ac.id/59663/3/skripsi tanpa...

66
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI STAINLESS STEEL 304 DALAM MEDIA KOROSI HCl 3% (SKRIPSI) Oleh Ratna Huzaupah FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 14-Mar-2020

34 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKASEBAGAI INHIBITOR KOROSI STAINLESS STEEL 304

DALAM MEDIA KOROSI HCl 3%

(SKRIPSI)

Oleh

Ratna Huzaupah

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

i

ABSTRAK

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITORKOROSI STAINLESS STEEL 304 DALAM MEDIA KOROSI HCL 3%

Oleh

RATNA HUZAUPAH

Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media korosi HCl 3%.Perendaman sampel dilakukan selama 168 jam dengan variasi konsentrasiinhibitor 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Diperoleh laju korosi terendah dengan metodekehilangan berat, pada sampel SS-304 dengan penambahan inhibitor 8% dengannilai laju korosi 2,7948 x10-3 mm/tahun. Data menunjukkan semakin besarkonsentrasi inhibitor maka laju korosi semakin berkurang. Efisiensi terbesarterdapat pada sampel SS-304 dengan inhibitor 8% dengan nilai efisiensi49,6060%. Karakterisasi dengan XRD terlihat bahwa fasa yang terbentuk adalahfasa Fe- (ferit) dan Fe- (austenit), dengan bidang 110, 200, 220 dan 211 yangmenunjukkan struktur kristal BCC.

Kata kunci: SS-304, ekstrak kulit semangka, XRD.

Page 3: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

ii

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF WATERMELON RIND EXTRACT ASINHIBITORS CORROSION ON STAINLESS STEEL 304 IN MEDIA

CORROSION HCl 3%

By

RATNA HUZAUPAH

Watermelon rind extract as an inhibitor of the SS-304 in corrosion media HCl 3%.Submersion the sample was carried out for 168 hours with variations in theinhibitor concentration of 0%, 2%, 4%, 6% and 8%. The lowest corrosion rateobtained by the method of weight loss, in the SS-304 sample with the addition of8% inhibitor with a corrosion rate of 2,7948 x10-3 mm / year. The data shows thatthe greater the inhibitor concentration, the less the corrosion rate. The greatestefficiency was found in SS-304 samples with 8% inhibitors with an efficiencyvalue of 49.6060%. Characterization with XRD shows that the phase formed isFe- (ferrite) and Fe- (austenite) with 110, 200, 220 and 211 fields which showthe BCC crystal structure.

Key Words: SS-304, watermelon rind extract, XRD.

Page 4: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKASEBAGAI INHIBITOR KOROSI STAINLESS STEEL 304

DALAM MEDIA KOROSI HCl 3%

Oleh

RATNA HUZAUPAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media
Page 6: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media
Page 7: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media
Page 8: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Kelurahan Sidodadi Kecamatan Kedaton

Bandar Lampung pada tanggal 31 Juli April 1994. Penulis merupakan anak

pertama dari pasangan Bapak Rasid Sarbini dan Ibu Hartini. Penulis

menyelesaikan pendidikan di SDN 1 Sumber Agung tahun 2005, SMPN 22

Bandar Lampung pada tahun 2008 dan SMKN 3 Bandar Lampung Jurusan

Busana Butik pada tahun 2011.

Selanjutnya pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur Penerimaan

Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menjadi mahasiswa,

penulis aktif di kegiatan kampus yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai

Garuda Muda pada tahun 2011-2012, Anggota Pemberdayaan Pengembangan

Sumber Daya Manusia (PPSDM) pada tahun 2012-2013. Penulis juga aktif di

kegiatan Himpunan Mahasiswa Fisika sebagai Anggota Muda Fisika pada tahun

2011-2012, Anggota Bidang Dana Usaha (DANUS) pada tahun 2012-2013,

Kepala Bidang Dana Usaha (DANUS) pada tahun 2013-2014. Penulis melakukan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT. Balai Pengolahan Mineral Lampung-LIPI

dengan judul “Pembuatan Bata Komposit Tanpa Bakar”. Penulis juga pernah

Page 9: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

viii

menjadi asisten praktikum Fisika Dasar I, Fisika Dasar II, Sol Gel, dan Fisika

Eksperimen. Kemudian penulis melakukan penelitian “Efektivitas Ekstrak Kulit

Semangka Sebagai Inhibitor Korosi Stainless Steel 304 dalam Media Korosif HCl

3%” sebagai tugas akhir di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNILA. sebagai tugas akhir di Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNILA.

Page 10: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

ix

MOTTO

Be Your Self

Learn from yesterday, Live for today,

Hope for tomorrow

-Albert Einstein-

Be better than you yesterday

Ketika kau bertarung dengan ketakutanmu karena keinginan

itulah “KEBERANIAN”

-TOP BigBang-

Page 11: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

ix

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT,Aku persembahkan karya ini untuk orang-orang yang

aku cintai dan aku sayangi karena Allah SWT

Kedua Orang Tua dan KeluargaTerimakasih atas segala Do’a dan pengorbanan yang telah diberikan

hingga aku mampu menyelesaikan pendidikan S1.

Bapak-Ibu dosenTerima kasih atas bekal ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang telah

membuka hati dan wawasanku

Para sahabat dan teman-teman seperjuanganTerima kasih atas kebaikan kalian dan kebersamaan yang kita lalui

dan

Almamaterku tercintaUniversitas Lampung

Page 12: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Efektifitas Estrak Kulit Semangka sebagai Inhibitor Korosi

Stainless Steel 304 dalam Media Korosif HCl 3%”

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan terdapat banyak kesalahan,

namun berkat rahmat dari Allah SWT serta bimbingan dan kerjasama dari

berbagai pihak sehingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan,

sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bandar Lampung, 22 Februari 2019

Penulis,

Ratna Huzaupah

Page 13: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xii

SANWACANA

Alhamdulillah, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik berkat dorongan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Ediman Ginting Suka, M.Si. selaku pembimbing I atas segala

dedikasi yang telah Beliau berikan selama menempuh pendidikan di kampus,

atas semua kebaikan, kesabaran, bimbingan dan ilmu sehingga penelitian dan

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Drs. Syafriadi, M.Si., selaku pembimbing II dan Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan serta nasehat

dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

3. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si., selaku pembahas atas bimbingan,

arahan dan ilmu yang telah diberikan.

4. Dengan segenap ketulusan hati, terima kasih untuk Bapakku Rasid Sarbini

dan Ibuku Hartini atas seluruh cinta, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan,

pengorbanan dan ketulusan do’a yang selalu dipanjatkan.

5. Bapak Prof. Warsito, D.E.A selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

6. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M.Eng. selaku Ketua jurusan Fisika FMIPA

Unila.

Page 14: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xiii

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika FMIPA Unila atas segala dedikasi, ilmu

dan pengalaman yang telah diberikan selama mengikuti perkuliahan di

kampus.

8. Terima kasih kepada embah, adikku Abi, Tiwi, Karlon dan keluarga atas

segala dukungan dan do’a yang tak pernah putus.

9. Sahabat seperjuangan Ayu Sevtia Anggraini, Dita Rahmayanti dan Nindy

Elyta Mawarti yang selalu mengajarkan tentang arti berbagi, cinta,

persahabatan dan kebersamaan.

10. Teman-teman seperjuangan Edward Jannert Ch. S., Heri Prasetiyo, Nika

Khumaidah, Umi Latifah, Sunarsih dan Ali Akbar Hasibuan serta adik-adik

tingkat atas segala dukungan dan semangat. Semoga kita dipertemukan di

puncak kesuksesan. Aamiin.

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran serta kritik dalam

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ketulusan dan bantuannya.

Bandar Lampung, 22 Februari 2019

Penulis,

Ratna Huzaupah

Page 15: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

PERYATAAN......................................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................vii

MOTTO ............................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN................................................................................................ x

KATA PENGANTAR………………………………………………………….xi

SANWACANA ....................................................................................................xii

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... …xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ..xviii

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ................................................................................... 11.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 41.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 41.4. Batasan Masalah................................................................................. 41.5. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel) ..................................................... 62.2. Baja Tahan Karat Austenitik SS 304 ................................................. 9

Page 16: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xv

2.3. Korosi .................................................................................................102.3.1. Faktor Korosi..........................................................................102.3.2. Jenis-Jenis Korosi...................................................................122.3.3. Mekanisme Terbentuknya Sel Korosi ....................................162.3.4. Laju Korosi.............................................................................182.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi ..................19

2.4. Inhibitor..............................................................................................212.4.1. Mekanisme Kerja Inhibitor ....................................................212.4.2. Jenis Inhibitor .........................................................................22

2.5. Semangka (Citrullus Lanatus) ...........................................................232.5.1. Gambaran Umum Tumbuhan Semangka ...............................232.5.2. Taksonotomi Tumbuhan Semangka.......................................252.5.3. Kadungan Kulit Semangka.....................................................252.5.4. Ekstrak Kulit Semangka Sebagai Inhibitor ............................26

2.6. XRD (X-Ray Diffraction) ...................................................................27

III. METODOLOGI PENELITIAN3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................313.2. Alat dan Bahan ...................................................................................313.3. Prosedur Penelitian.............................................................................32

3.3.1. Pembuatan Larutan Inhibitor Dari Kulit semangka ...............353.3.2. Preparasi Sampel Baja SS 304 (Pemotongan

dan Pembersihan) ...................................................................363.3.3. Penimbangan Massa Awal Sampel ........................................363.3.4. Pembuatan Medium Korosif ..................................................373.3.5. Perendaman Sampel ...............................................................373.3.6. Pembersihan dan Penimbangan Massa Akhir Sampel ...........383.3.7. Perhitungan Laju Korosi ........................................................383.3.8. Analisis XRD (X-Ray Diffraction) .........................................39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Perhitungan Laju Korosi...........................................................414.2. Analisis XRD (X-Ray Diffraction) ....................................................43

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan.........................................................................................505.2. Saran...................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Korosi merata ................................................................................12

2.2. Korosi galvanis ..............................................................................13

2.3. Korosi sumuran .............................................................................13

2.4. Korosi celah...................................................................................14

2.5. Korosi batas butir ..........................................................................15

2.6. Korosi retak tegangan....................................................................15

2.7. Korosi erosi ...................................................................................16

2.8. Mekanisme Korosi.........................................................................17

2.9. Daun semangka .............................................................................24

2.10. Bunga dari tanaman semangka......................................................24

2.11. Bentuk umum buah semangka.......................................................25

2.12. Skema metoe difraksi sinar-X .......................................................28

2.13. Difraksi sinar-X oleh atom-atom pada bidang ..............................29

2.14. Ilustrasi transisi elektron dalam sebuah atom ...............................30

3.1. Diagram alir proses pembuatan inhibitor dan proses ujikandungan tanin.............................................................................33

3.2. Diagram alir preparasi baja ...........................................................34

3.3. Sampel SS-304 ..............................................................................34

3.4. Diagram alir penelitian dan karakterisasi sampel..........................35

Page 18: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xvii

4.1. Laju korosi SS-304 dengan konsentrasi inhibitor dalammedium korosif HCl ......................................................................42

4.2. Difraktogram hasil analisis XRD sampel SS-304/HCl(0%)dengan panjang gelombang yang digunakan λ = 1,54060 Å.........44

4.3. Difraktrogram hasil analisis XRD SS-304-HCl(8%) denganpanjang gelombang sinar-X yang digunakan = 1,54060Å .........46

4.4. Difraktogram sampel SS-304/HCl(8%) dan SS-304/HCl(8%) .....48

Page 19: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komposisi unsur kimia baja tahan karat tipe 304 ..............................10

2.2. Perbandingan satuan laju korosi mils per year (mpy) dengansatuan laju korosi yang lain................................................................19

2.3. Taksonotomi tumbuhan semangka.....................................................25

3.1. Konstanta laju korosi..........................................................................38

4.1. Data penelitian SS-304 dalam larutan HCl ........................................40

4.2. Hasil perhitungan laju korosi SS-304 ................................................41

4.3. Selisih nilai 2/d(Å) antara data XRD sampel

SS-304/HCl(0%) dengan data standar................................................45

4.4. Selisih nilai 2/d(Å) antara data XRD sampel SS-304HCl(8%)

dan data standar..................................................................................47

Page 20: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semangka (Citrullus lanatus) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis

dan subtropis yang buahnya cukup digemari masyarakat Indonesia. Seperti buah

lainnya, buah semangka hanya dikonsumsi bagian dagingnya dan lapisan putih

hingga kulit umumnya dibuang dan menjadi limbah. Limbah yang dihasilkan dari

semangka ini cukup banyak, yaitu sekitar 30% dari berat buah (Kementrian

pertanian, 2015). Pemanfaatan limbah kulit semangka masih kurang maksimal,

padahal berpotensi untuk dikembangkan menjadi berbagai produk yang berguna.

Kulit semangka mengandung beberapa atom berikatan kovalen dan nitrogen serta

oksigen, yang memungkinkan terjadinya interaksi ionik dengan permukaan logam

dan dapat berfungsi sebagai inhibitor korosi (Odewunmi et all a., 2015). Kulit

semangka juga mengandung L-citrulline yang memiliki sifat antioksidan yang

dapat menghambat proses korosi (Odewunmi et all b., 2015) Beberapa penelitian

juga telah memperlihatkan efektivitas kulit semangka sebagai biosorben yang

ekonomis dan telah diujikan pada larutan yang mengandung nikel (Ni), kobalt

(Co) (Lakshmipathy and Sarada, 2013), kromium (Cr) (Reddy et all., 2014),

kadmium (Cd) (Lakshmipathy et all., 2013) dan logam lainnya. Hal ini karena

Page 21: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

2

adanya kandungan gugus fungsi dalam kulit semangka, yaitu hidroksil (selulosa)

dan karboksil (pektin) yang dapat dengan mudah berikatan dengan ion-ion logam

(Lakshmipathy et all., 2014). Salah satu contoh logam yang dapat digunakan

adalah Stainless stel.

Stainless steel merupakan jenis baja yang tahan korosi karena memiliki unsur

kromium minimal 10% (Cobb, 1999). Berdasarkan struktur kristalnya, baja tahan

karat dikelompokkan menjadi lima yaitu baja tahan karat austenitik, baja tahan

karat martensitik, baja tahan karat feritik, baja tahan karat pengerasan

pengendapan dan baja tahan karat dupleks (Cobb, 1999). Baja tahan karat

austenitik (Austenitic stainless steel) merupakan baja yang mengandung 18% Cr

dan 8% Ni dengan kadar karbon rendah (Dewangan et all., 2015). Baja tahan

karat austenitik yang mengandung kromium dan nikel diberi nomor seri 300 dan

untuk baja yang menganung kromium, nikel dan mangan diberi nomor seri 200

(Cobb, 1999).

Baja SS-304 merupakan baja tahan karat jenis austenitik dengan kemampuan las,

kekuatan mekanik dan ketahanan korosi yang baik (Sumarji, 2011). Baja jenis ini

memiliki ketahanan korosi yang baik terdapat lapisan kromium oksida pada

permukaanya (Riszki dan Harmami, 2015). Tetapi, jenis baja tahan karat ini jika

bereaksi dengan klorida akan menimbulkan korosi (Dewangan et all., 2015).

Korosi yang terjadi dapat berupa korosi batas butir (intergranular corrosion),

korosi lubang (crevice corrosion), korosi sumuran (pitting corrosion) dan korosi

retak tegang (stress corrosion cracking) (Khatak dan Raj, 2002).

Page 22: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

3

Terjadinya korosi tidak bisa dihindari, tetapi lajunya dapat dikurangi. Laju proses

korosi dapat dikurangi dengan proteksi anodik, proteksi katodik, pelapisan

(coating), atau dengan penambahan inhibitor. Inhibitor korosi terbagi menjadi

inhibitor anorganik dan inhibitor organik. Inhibitor anorganik antara lain kromat,

arsenat, fosfat dan silikat yang merupakan jenis bahan kimia yang tidak ramah

lingkungan, mahal, serta tidak biokompatibel atau dapat berefek buruk bila

berinteraksi langsung dengan tubuh manusia. Oleh sebab itu, saat ini banyak

dilakukan pengembangan inhibitor organik yang lebih alami, aman dan

biokompatibel dengan tubuh (Ziebowicz et all., 2008). Inhibitor organik alami

bersifat lebih bio-degradable dan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan

inhibitor organik sintesis. Penggunaan produk tumbuhan sebagai inhibitor korosi

dengan senyawa fitokimia yang terkandung didalamnya secara struktur

elektrokimia dan molekuler mendekati sama dengan molekul inhibitor organik

konvensional (Umoren et all., 2011).

Pada penelitian kali ini, baja yang digunakan adalah baja SS-304 yang merupakan

baja tahan karat jenis austenitik, yang diaplikasikan dalam pembuatan peralatan

makanan. Baja SS-304 direndam dalam medium korosi HCl dengan penambahan

inhibitor 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%, dengan lama perendaman selama 144 jam.

Sampel baja SS-304 hasil korosi akan dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray

Diffraction) untuk melihat fasa pada baja dan menentukan laju korosi

menggunakan metode kehilangan berat.

Page 23: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

4

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak kulit

semangka dalam medium korosif HCl terhadap laju korosi pada baja SS-304.

2. Bagaimana struktur mikro dari produk-produk korosi yang terjadi pada baja

SS-304 setelah direndam dalam larutan HCl.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah:

1. Mengetahui laju korosi yang dihasilkan pada baja SS-304 dengan

penambahan inhibitor ekstrak kulit semangka pada medium korosif HCl.

2. Mengetahui struktur mikro dari produk-produk korosi yang terjadi pada baja

setelah direndam dalam medium korosif dengan penambahan inhibitor.

1.4. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, batasan masalah yang digunakan adalah:

1. Sampel yang digunakan adalah baja SS-304.

2. Medium korosif yang digunakan adalah HCl dengan konsentrasi 3%.

3. Konsentrasi inhibitor ekstrak kulit semangka (Citrullus Lanatus) yaitu

konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% selama 144 jam.

4. Laju korosi dihitung dengan metode kehilangan berat.

5. Karakterisasi sampel menggunakan XRD (X-Ray Diffraction).

Page 24: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

5

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh konsentrasi larutan

inhibitor ekstrak kulit semangka (Citrullus Lanatus) pada baja SS-304 pada

medium korosif.

2. Tambahan referensi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

terutama di Jurusan Fisika.

Page 25: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Baja tahan karat merupakan baja paduan tinggi dengan kandungan unsur kromium

minimal 10%, sehingga mempunyai sifat tahan korosi. Selain unsur kromium

terdapat unsur tambahan lain yaitu Ni, Mo, Mn, Al, Cu, Ti, C dan Nb (Cobb,

1999). Setiap unsur memiliki pengaruh dalam proses oksidasi suhu tinggi. Proses

oksidasi akan menghasilkan senyawa FeO, Fe3O4, Fe2O3, Cr2O3 dan CrO

(Bandriyana dkk., 2004).

Unsur dalam baja tahan karat antara lain:

1. Kromium (Cr)

Kromium (Cr) dapat meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan, ketangguhan,

ketahanan terhadap abrasi dan korosi karena membentuk lapisan pasif

kromium oksida.

2. Nikel (Ni)

Nikel (Ni) adalah unsur yang sangat penting dalam pembuatan baja tahan

karat. Nikel dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan serta ketahanan

terhadap korosi.

Page 26: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

7

3. Molibdenum (Mo)

Molibdenum (Mo) berfungsi untuk meningkatkan kekuatan, kekerasan,

ketangguhan dan ketahanan baja terhadap korosi.

4. Mangan (Mn)

Mangan (Mn) dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik.Selain itu,

dapat mengurangi distorsi pada baja.

5. Aluminium (Al)

Aluminium (Al) dapat meningkatkan ketahanan korosi pada saat oksidasi.

6. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) dapat meningkatkan ketahanan korosi dalam larutan asam

tertentu, menurunkan kekerasan dan meningkatkan machinability.

7. Titanium (Ti)

Titanium (Ti) digunakan sebagai penstabil unsur dalam baja tahan karat.

8. Karbon (C)

Karbon (C) merupakan komponen utama dari baja karena dapat

meningkatkan kekuatan tarik, kekerasan dan ketahanan. Unsur karbon dapat

menurunkan keuletan, ketangguhan dan machinability pada baja

(Outokumpu, 2013).

Page 27: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

8

Berdasarkan struktur kristalnya, baja tahan karat dibagi menjadi lima yaitu:

1. Baja tahan karat austenitik (austenitic stainless steel)

Austenitic stainless steel merupakan baja yang mengandung 18% Cr dan 8%

Ni dengan kadar karbon rendah. Baja jenis ini diaplikasikan dalam pembuatan

peralatan makanan. Baja austenitik bersifat non-magnetik, ulet, mudah

dibentuk dan dilas serta tahan korosi. Tetapi, jika bereaksi dengan klorida

akan menimbulkan korosi retak tegang (SCC). Jenis baja austenitik misalnya

AISI 201, 202, 304, 302 dan 316 (Dewangan et all., 2015).

2. Baja tahan karat feritik (ferritic stainless steel)

Ferritic stainless steel merupakan baja dengan kandungan 11 – 27% kromium

dan sedikit nikel atau tidak ada sama sekali. Tidak dapat dikeraskan dengan

perlakuan panas, namun dapat dikeraskan dengan perlakuan dingin. Bersifat

magnetik, ulet, tahan terhadap korosi dan oksidasi. Jenis baja tahan karat

feritik misalnya AISI 430 dan 409 (Cobb, 1999).

3. Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless steel)

Martensitic stainless steel merupakan baja dengan kadar kromium 10,5 –

18% dan karbon sekitar 1,2% tanpa tambahan nikel. Dikeraskan melalui

pendinginan cepat (quenching). Bersifat magnetik dan rapuh, sehingga

diperlukan proses tempering untuk mendapatkan keuletannya. Jenis baja

martensit misalnya AISI 410 dan 440 (Davis, 1994).

4. Baja Tahan Karat Dupleks (Duplex Stainless Steel)

Duplex Stainless Steel merupakan baja dengan bentuk struktur campuran

antara austenitik dan feritik, mempunyai kekuatan tarik dan luluh lebih tinggi

Page 28: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

9

dibandingkan dengan jenis austenitik maupun feritik. Baja ini biasa

digunakan dalam peralatan atau mesin yang memiliki tegangan dinamis. Tipe

dari baja ini antara lain AISI 2205 dan 2304 (Yunaidi, 2016).

5. Baja Tahan Karat Pengerasan Pengendapan (Precipitation Hardenable

Stainless Steel)

Precipitation Hardenable Stainless Steel merupakan baja dengan kandungan

11 – 17,5% Cr, 4 – 8% Ni dan 0 – 2% Mo. Bersifat magnetik dan dapat

dikeraskan dengan perlakuan panas. Jenis baja ini misalnya S17400 dan

S13800 (Davis, 1994).

2.2. Baja Tahan Karat Austenitik SS-304

Baja tahan karat austenitik tipe 304 merupakan baja paduan dengan kandungan Cr

18 – 20% dan Ni 8 – 10,5% (Roberge, 2000). Baja jenis ini biasa digunakan

sebagai bahan konstruksi utama dalam beberapa industri seperti industri nuklir,

kimia dan makanan. Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik karena terdapat

lapisan kromium oksida pada permukaannya (Riszki dan Harmami, 2015).

Ketahanan korosi SS-304 akan menurun jika direndam secara terus menerus

dalam larutan asam maupun air laut. Semakin lama baja tersebut direndam dalam

medium korosif, laju korosinya akan semakin menurun (Iliyasu et all., 2012). SS-

304 merupakan baja yang memiliki tingkat kekerasan rendah sekitar 123 HB dan

kekuatan tarik sebesar 505 N/mm2 (Nasir, 2014). Tabel 2.1 menunjukkan

komposisi unsur kimia penyusun baja SS-304.

Page 29: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

10

Tabel 2.1. Komposisi unsur kimia baja tahan karat tipe 304Unsur Fe C Si Mn Cr Mo Ni S PKadar(%)

72,07 0,0423 0,57 1,1973 17,289 0,024 8,4 0,0008 0,04

2.3. Korosi

Korosi atau yang lebih dikenal dengan pengkaratan, secara umum didefinisikan

sebagai penurunan mutu dari logam akibat reaksi elektrokimia dengan

lingkungannya (Trethewey dan Chamberlain, 1991). Kondisi lingkungan yang

sering menyebabkan terjadinya korosi pada logam adalah udara dan air (Fontana

dan Greene, 1986). Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan

oksigen (udara) mengalami reduksi. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses

elektrokimia, yaitu proses (perubahan atau reaksi kimia) yang melibatkan adanya

aliran listrik. Bagian tertentu dari logam berlaku sebagai kutub negatif (elektroda

negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda

positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadi

peristiwa korosi (Daryanto, 2003).

2.3.1. Faktor Korosi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya korosi antara lain adalah udara, air,

tanah dan zat-zat kimia.

1. Udara

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan bumi dan

komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konsisten. Adanya oksigen

yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam

Page 30: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

11

yang lembab sehingga kemungkinan terjadi korosi lebih besar (Trethewey

dan Chamberlain, 1991).

2. Air

Air dapat dibedakan atas air laut dan air tawar. Air laut merupakan larutan

yang mengandung berbagai macam unsur yang bersifat korosif. Jumlah

garam dapat dinyatakan dengan salinitas, yaitu jumlah bahan-bahan padat

yang terlarut dalam satu kilogram air laut. Karena banyaknya bahan-bahan

padat yang terdapat dalam air laut maka akan mempengaruhi laju korosi suatu

bahan logam. Air laut sangat mempengaruhi laju korosi dari logam yang

dilalui atau yang kontak langsung dengannya. Hal ini dikarenakan air laut

mempunyai konduktivitas yang tinggi dan memiliki ion klorida yang dapat

menembus permukaan logam (Kirk dan Othmer, 1965).

Air tawar seperti air sungai, air danau atau air tanah dapat mengandung

berbagai macam garam alami, asam, oksigen dan zat-zat kimia lain yang

berasal dari susunan geologi dan mineral dari daerah yang bersangkutan.

Biasanya zat terlarut yang membentuk asam, misalnya belerang dioksida,

karbon dioksida akan mempercepat laju korosi (Sulaiman, 1978).

3. Zat-zat kimia

Zat kimia yang dapat menyebabkan korosi antara lain asam, basa dan garam,

baik dalam bentuk cair, padat maupun gas. Pada umumnya, korosi oleh zat

kimia pada suatu material dapat terjadi bila material mengalami kontak

langsung dengan zat kimia tersebut (Trethewey dan Chamberlin, 1991).

Page 31: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

12

2.3.2. Jenis-Jenis Korosi

Penyebab terjadinya korosi berdasarkan lingkungan maupun jenis material yang

diserang. Korosi terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:

1. Korosi merata (uniform corrosion)

Korosi merata yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat

pengikisan permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logam

berkurang sebagai akibat permukaan terkonversi oleh produk karat yang

biasanya terjadi pada peralatan-peralatan terbuka, misalnya permukaan pipa.

Gambar 2.1. menunjukan korosi merata.

Gambar 2.1. Korosi merata (sumber: Priyotomo, 2008).

Korosi ini terjadi ketika luas permukaan logam terkorosi sepenuhnya dalam

lingkungan seperti cairan elektrolit (larutan kimia, logam cair), gas elektrolit

(udara), atau elektrolit hybrid (air, organisme biologis). Contohnya seperti

stainless steel yang direndam dalam lingkungan natrium klorida (NaCl), tangki

baja yang berkarat karena terkena udara, korosi pada pipa dekat rel kereta api dan

lain-lain (Perez, 2004).

2. Korosi galvanis (galvanic corrosion)

Korosi galvanis merupakan proses pengkaratan elektro kimiawi. Korosi ini dapat

terjadi apabila dua jenis logam yang berbeda potensial dimasukkan ke dalam satu

Page 32: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

13

elektrolit (Widharto, 1999). Contoh korosi galvanis dapat dilihat pada Gambar

2.2.

Gambar 2.2. Korosi Galvanis (sumber: ASM Handbook, 1991).

Logam dengan potensial elektroda lebih tinggi (katodik) akan mengalami

reduksi, sedangkan logam yang memiliki potensial elektroda lebih rendah

(anodik) akan mengalami oksidasi dan terkorosi (Roberge, 2000).

3. Korosi sumuran (pitting corrosion)

Korosi sumuran yaitu korosi terbentuk lubang-lubang pada permukaan logam

karena hancurnya film dari proteksi logam disebabkan oleh laju korosi yang

berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya pada permukaan logam

tersebut. Kerusakan dimulai akibat komposisi tidak homogen. Gambar 2.3.

menunjukkan korosi sumuran.

Gambar 2.3. Korosi sumuran (sumber: Priyotomo, 2008)

Page 33: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

14

Umumnya lubang-lubang halus pada logam atau material digambarkan

sebagai rongga atau lubang dengan diameter lubang kira-kira sama bahkan

lebih kecil dari kedalamannya. Bentuk sumuran atau pit yang terjadi akibat

korosi jenis ini bervariasi (Berlian, 2011).

4. Korosi celah (crevice corrosion)

Korosi celah terjadi ketika permukaan logam terkena medium korosif yang

menyebabkan korosi terlokalisasi (Sidiq, 2013). Bentuk korosi celah dapat dilihat

pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Korosi celah (sumber: Priyotomo, 2008).

Korosi celah biasanya terjadi pada logam pasif akibat dari kerusakan lapisan

oksida pelindung dari logam. Korosi terjadi akibat dari adanya konsentrasi

senyawa korosif pada bagian permukaan logam. Untuk kasus ini, konsentrasi

terjadi akibat dari adanya celah yang sangat kecil antara dua permukaan

logam (Priyotomo, 2008).

5. Korosi Batas Butir (intergranular corrosion)

Korosi batas butir merupakan korosi yang secara lokal menyerang batas butir-

butir logam sehingga butir-butir logam akan hilang atau kekuatan mekanik

dari logam akan berkurang. Gambar 2.5.menunjukkan korosi batas butir.

Page 34: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

15

Gambar 2.5. Korosi batas butir (sumber: Budianto dkk., 2009)

Korosi ini disebabkan adanya kotoran (impurity) batas butir, adanya unsur

yang berlebih pada sistem perpaduan atau penghilangan salah satu unsur pada

daerah batas butir (Priyotomo, 2008).

6. Korosi retak-tegangan (stress corrosion cracking)

Korosi retak tegang merupakan korosi yang terjadi akibat adanya tegangan

tarik atau geser, tegangan sisa dan media korosif yang menyebabkan terjadi

penampakan retak pada logam (Landolt, 2007). Gambar 2.6 menunjukkan

korosi retak-tegangan.

Gambar 2.6. Korosi retak-tegangan (sumber: Priyotomo, 2008).

Biasanya retakan-retakan korosi retak-tegangan tidak mudah dilihat,

terbentuk dipermukaan logam dan berusaha merembet ke dalam. Korosi

Page 35: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

16

retak-tegangan ini disebabkan kombinasi dari tegangan tarik dan lingkungan

yang bersifat korosif sehingga struktur logam melemah (Priyotomo, 2008).

7. Korosi erosi (erosion corrosion)

Jenis korosi ini terjadi pada industri yang mengalirkan minyak memakai pipa.

Contoh dari korosi ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Korosi Erosi (sumber: Priyotomo, 2008)

Korosi erosi disebabkan oleh kombinasi fluida korosif dan kecepatan aliran

yang tinggi. Bagian fluida yang kecepatan alirannya rendah akan mengalami

laju korosi rendah, sedangkan fluida kecepatan tinggi menyebabkan

terjadinya erosi dan dapat menggerus lapisan pelindung sehingga

mempercepat korosi (Lucya, 2012).

2.3.3. Mekanisme Terbentuknya Sel Korosi

Secara umum mekanisme korosi yang terjadi di dalam suatu larutan berawal dari

logam yang teroksidasi dan melepaskan elektron untuk membentuk ion logam

yang bermuatan positif. Larutan akan bertindak sebagai katoda dengan reaksi

yang umum terjadi adalah pelepasan H2 dan reduksi O2, akibat ion H+ dan H2O

yang tereduksi. Reaksi ini terjadi di permukaan logam yang akan menyebabkan

Page 36: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

17

pengelupasan akibat pelarutan logam ke dalam larutan secara berulang-ulang

(Nurdin dkk, 1998). Gambar 2.8 menunjukkan mekanisme korosi

Gambar 2.8. Mekanisme Korosi

Di dalam logam atau bahan itu sendiri terdapat dua komponen penting dalam

penentuan terjadinya reaksi korosi, yaitu:

a. Anoda

Anoda adalah bagian permukaan yang mengalami reaksi oksidasi atau

terkorosi. Pada anoda ini logam terlarut dalam larutan dan melepaskan elektron

untuk membentuk ion logam yang bermuatan positif. Reaksi korosi suatu

logam M dinyatakan dalam persamaan berikut:

Μ →Μn+ + ne- (2.1)

Page 37: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

18

b. Katoda

Katoda adalah elektroda yang mengalami reaksi reduksi menggunakan elektron

yang dilepaskan oleh anoda. Pada lingkungan air alam, proses yang sering

terjadi adalah pelepasan H2 dan reduksi O2.

Pelepasan H2 dalam larutan asam dan netral

evolusi hidrogen / larutan asam : 2H+ + 2e- → H2 (2.2)

reduksi air / larutan netral / basa : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH- (2.3)

Reduksi oksigen terlarut dalam larutan asam dan netral

reduksi oksigen / asam : O2 + 4H+ + 4e- → 2H2O (2.4)

reduksi oksigen / netral atau basa : O2 + 2H20 + 4e- → 4OH- (2.5)

Reduksi ion logam yang lebih elektronegatif

M3+ + e- → M2+ (2.6)

2.3.4. Laju Korosi

Laju korosi didefinisikan sebagai banyaknya logam yang dilepas tiap satuan

waktu pada permukaan tertentu. Laju korosi umumnya dinyatakan dengan satuan

mils per year (mpy). Satu mils adalah setara dengan 0,001 inchi (Fontana,1986).

Laju korosi dapat dirumuskan sebagai berikut:

= (2.7)

Dimana: C = Laju korosi (mm/y)K = Konstanta laju korosiW = Selisih massa (mg)T = Waktu perendaman (tahun)A = Luas permukaan (mm2)ρ = Massa jenis (mg/mm3)

Page 38: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

19

Metode pengurangan berat merupakan metode pengukuran laju korosi paling

sederhana. Massa sampel sebelum dan setelah dilakukan uji ditimbang untuk

mengetahui selisih massanya (Kumar, 2014).

Tabel 2.2 menunjukkan perbandingan nilai laju korosi dalam mpy dengan unit

satuan yang lain. Laju korosi dalam mm/tahun menampilkan nilai bentuk pecahan,

µm/tahun memberikan hasil dalam bilangan bulat besar dan nm/jam serta pm/jam

menunjukkan nilai laju korosi dengan bilangan bulat kecil. Nilai laju korosi

tersebut menunjukkan ketahanan suatu logam terhadap proses korosi.

Tabel 2.2. Perbandingan satuan laju korosi mils per year (mpy) dengan satuan lajukorosi yang lain

Laju korosi relatif mil/tahun mm/tahun μm/tahun nm/jam pm/detik

Amat sangat baik < 1 < 0,025 < 25 < 2,89 < 0,8Sangat baik 1 – 5 0,025 – 0,1 25 – 100 2,89 – 10 0,8– 4Baik 5 -20 0,1 – 0,5 100 – 500 10 – 50 4 – 16Sedang 20 – 50 0,5 – 1 500 – 1000 50 – 150 16 – 40Buruk 50 - 200 1 – 5 1000 – 5000 150 – 500 40 – 161Sangat buruk 200+ 5+ 5000+ 500+ 161+

Sumber: (Jones, 1996).

Suatu baja dapat dikatakan memiliki ketahanan korosi baik jika laju korosinya < 1

mils per year (mpy) (Jones, 1996).

2.3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Korosi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju korosi yaitu:

1. Kandungan Gas dan Padatan Terlarut

a. Oksigen (O2)

Page 39: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

20

Gas oksigen yang terlarut akan menyebabkan laju korosi pada material

meningkat. Kelarutan dalam air merupakan fungsi dari tekanan,

temperatur dan kandungan klorida. Oksigen akan bereaksi dengan besi

yang kemudian menghasilkan karat.

b. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida yang terlarut dalam air akan membentuk asam karbonat

dan menyebabkan pH air menurun sehingga korosifitas meningkat. Jenis

korosi yang dihasilkan berupa korosi piting atau sumuran.

c. Klorida (Cl-)

Klorida akan menyerang lapisan pelindung pada material yang

menyebabkan terjadinya korosi sumuran, korosi celah dan pecahnya

paduan.

d. Sulfat (SO4)

Ion sulfat dalam air dapat berubah menjadi sulfida yang bersifat korosif.

2. Temperatur

Laju korosi pada umumnya akan meningkat seiring dengan bertambahnya

temperatur meskipun kelarutan oksigen berkurang. Hal ini disebabkan karena

reaksi kimia akan meningkat pada temperatur yang lebih tinggi.

3. Derajat keasaman (pH)

Suatu lingkungan akan bersifat asam jika pH < 7 dan basa jika pH > 7. Laju

korosi akan meningkat dengan menurunnya pH. Penurunan pH akan

Page 40: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

21

menjadikan lingkungan bersifat semakin asam dan kandungan hidrogennya

meningkat.

4. Bakteri Pereduksi

Bakteri pereduksi sulfat (SRB) akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S.

Apabila gas tersebut kontak dengan material logam akan menyebabkan

terjadinya korosi (Gunaatmaja, 2011).

2.4. Inhibitor

Inhibitor korosi adalah suatu senyawa organik atau anorganik yang apabila

ditambahkan dalam jumlah relatif sedikit ke dalam sistem logam akan efektif

menurunkan laju korosi logam. Syarat umum suatu senyawa yang dapat

digunakan sebagai inhibitor korosi adalah senyawa-senyawa yang mampu

membentuk senyawa kompleks atau memiliki gugus fungsi yang mampu

membentuk ikatan kovalen koordinasi (Dalimunthe, 2004).

2.4.1. Mekanisme Kerja Inhibitor

Adapun mekanisme kerja inhibitor sebagai berikut:

1. Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam dan membentuk suatu lapisan

tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini tidak dapat

dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat penyerangan lingkungan

terhadap logamnya.

2. Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat

mengendap dan selanjutnya teradsorpsi pada permukaan logam serta

Page 41: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

22

melindunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,

sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.

3. Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya dan menghasilkan suatu zat kimia

yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut

membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.

4. Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya

(Dalimuthe, 2004).

2.4.2. Jenis Inhibitor

Berdasarkan materialnya, inhibitor korosi terbagi menjadi dua, yaitu inhibitor

organik dan anorganik.

1. Inhibitor anorganik

Inhibitor anorganik dapat menginhibisi material logam secara anodik atau

katodik karena memiliki gugus aktif (Wiston, 2000). Inhibitor ini terdiri dari

beberapa senyawa anorganik seperti fosfat, kromat, dikromat, silikat, borat,

molibdat dan arsenat. Senyawa-senyawa tersebut sangat berguna dalam

aplikasi pelapisan korosi, namun inhibitor ini memiliki kelemahan yaitu

bersifat toksik (Ameer at all., 2000).

3. Inhibitor organik

Inhibitor organik berperan sebagai inhibitor anodik dan katodik karena dapat

menginhibisi reaksi anodik dan katodik, sehingga akan terjadi penurunan laju

korosi yang ditandai dengan melambatnya reaksi anodik, reaksi katodik atau

Page 42: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

23

bahkan kedua reaksi tersebut (Argrawal at all., 2004). Senyawa yang

digunakan sebagai inhibitor organik adalah senyawa heterosiklik yang

mengandung atom nitrogen, sulfur atau oksigen yang mempunyai elektron

bebas (Stupnisek at all., 2002).

Inhibitor dapat mempengaruhi seluruh permukan dari suatu logam yang

terkorosi apabila digunakan dalam konsentrasi yang cukup. Efektifitas dari

inhibitor ini bergantung pada komposisi kimia, struktur molekul dan

permukaan logam.Inhibitor organik diklasifikasikan ke dalam 2 bentuk, yaitu

sintetik dan alami. Inhibitor sintetik dapat menghambat laju korosi logam,

namun inhibitor ini sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan

karena inhibitor sintetik bersifat toksik. Sedangkan untuk inhibitor organik

alami bersifat non-toksik dan ramah lingkungan karena berasal dari senyawa

bahan alam seperti tumbuh-tumbuhan (Oguzie dkk, 2007).

2.5. Semangka (Citrullus Lanatus)

2.5.1. Gambaran Umum Tumbuhan Semangka

Tanaman semangka adalah tanaman semusim yang tumbuh merambat hingga

mencapai kepanjangan 3-5 meter. Batang tanaman ini lunak, berambut, bersegi

dan panjangnya mencapai 1,5-5 meter. Daun semangka berseling, bertangkai,

helaian daunnya lebar dan unjungnya runcing, tepian daun bergelombang dan

tulang daunnya berbentuk menjari. Panjang daun sekitar 3-25 cm dan lebar daun

1,5-5 cm (Sobir, 2010). Bentuk dari daun semangka dapat dilihat pada Gambar

2.9.

Page 43: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

24

Gambar 2.9. Daun Semangka

Bunga tanaman semangka berwarna kuning cerah dan terdiri dari tiga jenis, yaitu

bunga betina (pistillate), bunga jantan (staminate) dan bunga sempurna

(hermaphrodite). Pada umumnya perbandingan jumlah bunga jantan dan betina

pada tanaman semangka yaitu 7:1 (Sobir, 2010). Gambar 2.10 menunjukkan

bunga dari tanaman semangka.

Gambar 2.10. Bunga dari tanaman semangka

Buah semangka memiliki bentuk bervariasi dengan diameter 15-20 cm, panjang

20-40 cm dan berat 4-20 kg. Bentuk buahnya secara umum dibedakan menjadi

tiga, yaitu bulat, oval dan lonjong. Semangka memiliki kulit buah yang tebal, licin

dan berdaging. Warna kulit luar semangka beragam, seperti hijau tua, hijau muda

bergaris putih, atau kuning agak putih. Daging kulit semangka berwarna putih dan

disebut albedo. Sedangkan daging buah semangka renyah, mengandung banyak

air, manis dan umumnya berwarna merah, tetapi ada juga yang berwarna kuning

Page 44: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

25

dan jingga. Bentuk biji semangka pipih, memanjang dan warnanya hitam, putih,

kuning atau coklat kemerahan, serta ada juga semangka yang tidak memiliki biji

(seedless) (Sobir, 2010). Buah umum buah semangka dapat dilihat pada Gambar

2.11.

Gambar 2.11.Bentuk umum buah semangka

2.5.2. Taksonomi Tumbuhan Semangka

Taksonomi tanaman semangka ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Taksonotomi Tubuhan SemangkaKlasifikasi Ilmiah

Kerajaan PlantaeDivisi TracheophytaSubdivisi SpermatophytinaKelas MagnoliopsidaOrdo CucurbitalesFamili CucurbitaceaeGenus CitrullusSpesies Citrullus lanatus

Sumber: (Paris, 2015), (Wang et all., 2012).

2.5.3. Kandungan kulit semangka

Penelitian menunjukkan bahwa kulit, daging dan biji semangka mengandung

beberapa senyawa fitokimia seperti alkaloid, tanin, fenol, saponin, oksalat dan

sebagainya (Johnson et all., 2012). Sedangkan kulit semangka sendiri

Page 45: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

26

mengandung 13% pektin, 20% selulosa, 23% hemiselilosa, 10% lignin, 12% silika

dan protein (Lakshmipathy dan Sarada, 2013). Penelitian oleh Odewunmi et all

b.,(2015) mendapatkan bahwa kulit semangka juga mengandung L-citrulline yang

memiliki sifat antioksidan yang dapat menghambat proses korosi.

2.5.4. Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor korosi

Kulit semangka mengandung 20% selulosa dan 10% lignin yang merupakan

penyusun dinding sel (Lakshmipathy dan Sarada, 2013). Selulosa berpotensi

untuk dijadikan adsorben karena adanya kandungan gugus –OH yang

menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben. Dengan demikian selulosa

lebih kuat menyerap zat yang bersifat polar daripada zat yang kurang polar

(Mandasari dan Purnomo, 2016).

Pektin merupakan salah satu senyawa yang terdapat pada dinding sel tumbuhan

darat. Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang dihubungkan

oleh ikatan α-1,4 glikosidik dan banyak terdapat pada lamella tengah dinding sel

tumbuhan (Wong et all., 2008). Proses biosorpsi logam oleh pektin dapat terjadi

karena adanya gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas seperti gugus

karboksilat dan hidroksil yang terdapat pada senyawa tersebut, sehingga kation

logam dapat tertarik dan berikatan membentuk kompleks pektin dan logam

(Mandav dan Pusphalatha, 2002). Hasil karakterisasi dengan FT-IR pada ekstrak

kulit semangka menunjukkan adanya gugus –OH, –C=O, –COO dan –C–O yang

merupakan gugus fungsi yang mudah berikatan dengan logam (Lakshmipathy et

all., 2013).

Page 46: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

27

Kandungan lain yang terdapat pada semangka yaitu L-citrulline yang mengandung

heteroatom (nitrogen dan oksigen) dan cincin aromatik dalam struktur kimianya

memungkinkan terjadinya interaksi ionik dengan permukaan logam dan dapat

berfungsi sebagai inhibitor korosi (Odewunmi et al b, 2015).

2.6. XRD (X-Ray Diffraction)

Suatu material dapat dipelajari kisi-kisi ruang dari intensitasnya secara cepat dan

akurat menggunakan difraksi sinar-X (Brindley dan Brown, 1980). Sinar-X pertama

kali ditemukan oleh Wilhelm Rontgen pada tahun 1895. Difraksi sinar-X (XRD)

merupakan proses hamburan sinar-X oleh kristal. Sinar-X adalah gelombang

elektromagnetik transversal. Panjang gelombang sinar-X yang digunakan dalam

difraksi sekitar 0,5 – 2,5 Å. Bila seberkas sinar-X dengan panjang gelombang

diarahkan pada permukaan kristal dengan sudut datang , maka sinar tersebut akan

dihamburkan oleh bidang atom kristal dan menghasilkan puncak-puncak difraksi

yang dapat diamati dengan peralatan difraktor (Cullity, 1978).

Difraksi sinar-X atau yang dikenal dengan XRD adalah alat yang digunakan untuk

menentukan struktur dan pengenalan bahan-bahan baik keramik, logam, gelas

maupun komposit. Teknik dasar XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa

kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi untuk

mendapatkan ukuran partikel (Widhyastuti dkk, 2009).

Komponen dasar XRD terdiri dari sumber sinar-X (X-Ray source), material uji

(spesimen) dan detektor sinar-X (X-Ray detector) (Sartono, 2006). Dalam teknik

pengujian dengan metode difraksi sinar-X, sampel yang digunakan dapat berupa

Page 47: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

28

serbuk atau padatan kristalin yang diletakkan pada plat kaca. Skema metode

difraksi sinar-X seperti pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Skema metode difraksi sinar-X.

Sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X dalam keadaan vakum pada tegangan

tinggi dan dengan kecepatan tinggi menumbuk permukaan logam (Cu) atau

sampel padatan kristalin. Kemudian sinar-X tersebut akan diabsorbsi,

ditransmisikan dan sebagian dihamburkan terdifraksi ke segala arah sampel.

Selanjutnya detektor bergerak dengan kecepatan sudut yang konstan, untuk

mendeteksi pola difraksi sinar-X tersebut. Pola difraksi yang dihasilkan berupa

deretan puncak-puncak difraksi dengan intensitas relatif yang bervariasi sepanjang

2θ tertentu. Besarnya intensitas relatif bergantung pada jumlah atom atau ion yang

ada dan distribusinya di dalam sel satuan material tersebut. Selain itu, pola

difraksi setiap padatan kristalin sangat khas berdasarkan kisi kristal, unit

parameter dan panjang gelombang sinar-X yang digunakan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sangat kecil kemungkinan dihasilkan pola difraksi yang

sama untuk suatu padatan kristalin yang berbeda (Warren, 1969).

Page 48: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

29

Difraksi sinar-X oleh atom-atom pada bidang dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. Difraksi sinar-X oleh atom-atom pada bidang (Ismunandar,

2006).

Gambar 2.13. difraksi sinar-X oleh atom-atom pada bidang atom paralel a dan a1

yang terpisah oleh jarak d. Dua berkas sinar-X yaitu a dan a1 dianggap bersifat

paralel, monokromatik dan koheren dengan panjang gelombang λ datang pada

bidang dengan sudut θ. Jika kedua berkas tersebut terdifraksi berturut-turut oleh

M dan N menjadi i1’ dan i2’ yang masing-masing akan membentuk sudut θ

terhadap bidang dan bersifat paralel, monokromatik dan koheren.

Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron suatu atom dari

tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Adanya

tingkat-tingkat energi dalam atom dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya

spektrum sinar-X dari suatu atom (Gambar 2.14). Sinar-X yang terbentuk melalui

proses ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua

tingkat energi elektron tersebut. Karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat

Page 49: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

30

energi elektron yang berbeda-beda maka sinar-X yang terbentuk dari proses ini

disebut karakteristik Sinar-X.

Gambar 2.14. Ilustrasi transisi elektron dalam sebuah atom

Karakteristik Sinar-X terjadi karena elektron yang berada pada kulit K terionisasi

sehingga terpental keluar. Kekosongan kulit K ini segera diisi oleh elektron dari

kulit diluarnya. Jika kekosongan pada kulit K diisi oleh elektron dari kulit L,

maka akan dipancarkan karakteristik sinar-X Kα Jika kekosongan itu diisi oleh

elektron dari kulit M, maka akan dipancarkan karakteristik Sinar-X Kβ dan

seterusnya.

Page 50: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

31

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Agustus 2018 di

Laboratorium Kimia Organik Universitas Lampung, Laboratorium Mesin SMK N

2 Bandar Lampung, Laboratorium Universitas Padang.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: penguap putar vakum

(rotary evaporator), neraca digital, alat pemotong baja, gergaji mesin, jangka

sorong digital, gelas ukur, decicator, plastik kecil, botol film, beaker glass,

blender, spatula, pipet tetes, benang, kayu kecil, kertas saring, aluminium foil,

kertas amplas, XRD (X-Ray Diffraction).

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kulit semangka,

baja SS 304, asam klorida (HCl), etanol 70%, aseton, aquades dan aquabides.

Page 51: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

32

3.3. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa tahapan dalam preparasi bahan diantaranya

pembuatan larutan inhibitor, preparasi sampel baja, hingga proses perendaman

dan karakterisasi. Untuk lebih terperinci preparasi bahan pada penelitian ini

seperti berikut.

a. Prosedur pembuatan larutan inhibitor ekstrak buah semangka dapat dilihat pada

diagram alir dalam Gambar 3.1.

Page 52: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

33

Gambar 3.1. Diagram alir proses pembuatan inhibitor dan

proses uji kandungan tanin

Mengeringkan kulit buah semangka selama 4hari

Mengoven kulit buah semangka selama 2 jampada suhu 100o C

Menghaluskan sampel yang telah kering

Merendam kulit buah semangka denganetanol 70% selama 5 hari

Menyaring hasil rendaman dengan kertassaring

Menguapkan filtrate menggunakan rotaryevarotor engan kecepatan 200 rpm pada suhu

50o C

Hasil ekstrak

Menyiapkan kulit buah semangka 3500 gram

Page 53: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

34

b. Prosedur preparasi sampel baja dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Diagram alir preparasi baja

Gambar 3.3. Sampel SS-304

c. Prosedur penelitian untuk melihat laju korosi pada baja yang telah dipreparasi

dengan inhibitor ekstrak kulit buah semangka apat diliat pada Gambar 3.4.

Memotong Sampel baja

Mengamplas sampel sampai permukaan halus

Mencelupkan sampel baja ke dalam aseton

Mencuci sampel dengan cairan pembersih

Baja hasil preparasi

Page 54: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

35

Gambar 3.4. Diagram alir penelitian dan karakterisasi sampel

3.3.1. Pembuatan Larutan Inhibitor dari Kulit semangka

Pembuatan larutan inhibitor dari kulit semangka yaitu:

1. Mengeringkan sampel kulit semangka segar sebanyak 3500 gram

dalam suhu kamar selama 4 hari untuk menghilangkan kadar air.

2. Mengoven kulit semangka yang sudah setengah kering dengan suhu

100oC selama 2 jam.

3. Menghaluskan sampel yang telah kering dengan blender untuk

mempermudah dan memaksimalkan proses ekstraksi.

4. Mengekstrak kulit semangka menggunakan metode maserasi.

Penimbangan massa awal sampel

Pembuatan medium korosif HCl 3%

Perendaman sampel dalam larutan HCl3% dengan menambahkan inhibitor

ekstrak kulit semangka 0%, 2%, 4%, 6%,8% selama 144 jam

Pembersihan sampel

Penimbangan massa akhir sampel

Uji XRD

Page 55: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

36

5. Melakukan metode maserasi dengan memasukkan kulit semangka

yang telah halus ke dalam wadah botol yang berisi etanol 70% selama

5 hari.

6. Menyaring hasil perendaman menggunakan kertas saring hingga

memperoleh filtrat.

7. Kemudian menguapkan filtrat dari hasil proses tersebut menggunakan

alat penguap putar vakum (rotary evaporator) dengan kecepatan 200

rpm dan suhu 50ºC hingga menghasilkan ekstrak pekat.

3.3.2. Preparasi Sampel Baja SS 304 (Pemotongan Dan Pembersihan)

Untuk menyiapkan baja SS 304 dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Memotong baja SS 304 dengan panjang 8 mm, lebar 8 mm dan tinggi 8

mm.

2. Membersihkan baja SS 304 dan memperhalus permukaannya

menggunakan kertas amplas untuk menghilangkan pengotor.

3. Mencelupkan baja SS 304 ke dalam aseton untuk membersihkan

pengotor yang menempel pada baja.

3.3.3. Penimbangan massa awal sampel

Baja yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui

massa sebelum pengkorosian.

Page 56: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

37

3.3.4. Pembuatan medium korosif

Medium korosif adalah larutan yang dapat mengakibatkan terjadinya

korosi. Medium korosif pada penelitian ini adalah HCl dengan konsentrasi

3%. Cara pembuatan larutan HCl yaitu mengencerkan HCl yang memiliki

konsentrasi 37% dengan aquades. Untuk pengenceran larutan HCl

ditentukan secara matematis berdasarkan persamaan (3.1).

V1 x M1 = V2 x M2 (3.1)

Dimana: V1 = Volume mula-mulaM1 = Konsentrasi mula-mulaV2 = Volume setelah pengenceranM2 = Konsentrasi setelah pengenceran

Dari rumus pengenceran, HCl yang digunakan 40,54 ml ditambah aquades

sebanyak 459,46 ml. Karena volume medium korosi dibuat dalam 500 ml.

3.3.5. Perendaman Sampel

Dalam tahap perendaman ini sampel yang digunakan sebanyak 5 buah.

Sampel direndam pada medium korosif HCl 3% dengan menambahkan

inhibitor ekstrak kulit semangka. Konsentrasi inhibitor yang digunakan

sebesar 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Menurut ASTM G31-72 (2004) waktu

perendaman umum sampel untuk pengukuran laju korosi skala

laboratorium adalah 2 – 7 hari. Dalam penelitian ini, perendaman sampel

dilakukan selama 7 hari.

Page 57: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

38

3.3.6. Pembersihan dan Penimbangan Massa Akhir Sampel

Sampel yang telah direndam dalam medium korosif ditambah inhibitor

dibiarkan hingga kering. Selanjutnya sampel ditimbang untuk mengetahui

massa akhir sampel.

3.3.7. Perhitungan Laju Korosi

Perhitungan laju korosi dilakukan menggunakan metode kehilangan berat

sampel tiap satuan luas dan waktu menggunakan persamaan (3.2) dengan

konstanta laju korosi yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Konstanta laju korosi

No Laju Korosi K

1 Mills per years (mpy) 3,45 x 106

2 Inches per years (ipy) 3,45 x 103

3 Inches per month (ipm) 2,87 x 102

4 Milimetres per years (mm/y) 8,76 x 104

5 Micrometres per years (μm/y) 8,76 x 107

6 Picometres per second (pm/s) 2,78 x 106

7 Gram per square metre per hour )g/m2.h) 1,00 x 104 x Da

8Milligrams per square decimeter per day(mmd)

2,40 x 106 x Da

9Micrograms per square metre per second(μg/m2.s) 2,78 x 106 x Da

Sumber: ASTM International, 2005. hal 23.

= (3.2)

Dimana: C = Laju korosi (mm/y)K = Konstanta laju korosiW = Selisih massa (mg)T = Waktu perendaman (tahun)A = Luas permukaan (mm2)ρ = Massa jenis (mg/mm3)

Page 58: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

39

Sedangkan untuk menghitung efisiensi penggunaan inhibitor dihitung

menggunakan persamaan (3.3).(%) = 100% (3.3)

Dimana: η = Efisiensi inhibitor (%)CRuninhibited = Laju korosi tanpa inhibitor (mm/y)CRinhibited = Laju korosi dengan inhibitor (mm/y)

(Fontana, 1986).

3.3.8. Uji XRD (X-Ray Diffraction)

Sampel yang telah mengalami pengkorosian kemudian diuji menggunakan

XRD (X-Ray Diffraction) yang bertujuan untuk mengetahui fasa yang

terbentuk pada sampel.

Page 59: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

50

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Semakin besar konsentrasi inhibitor ekstrak kulit semangka yang digunakan

maka laju korosi akan semakin berkurang dan inhibisi akan semakin

menigkat.

2. Efisiensi terbesar terdapat pada SS-304-HCl(8%) dengan inhibitor 8% dengan

nilai efisiensi 49,6060%.

3. Hasil karakterisasi XRD memperlihatkan bahwa fasa yang terbentuk adalah

fasa Fe- (ferit) dan Fe- (austenit) dengan struktur kristal BCC.

4. Dari hasil karakterisasi dan perhitungan laju korosi didapatkan bahwa

inhibitor ekstrak kulit semangka efektif dalam menginhibisi laju korosi pada

logam SS-304.

Page 60: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

51

5.2. SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian selanjutnya adalah

penambahan konsentrasi HCl di atas 3% dan perlakuan panas untuk logam SS-

304 melihat apakah struktur kristal berubah.

Page 61: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

DAFTAR PUSTAKA

Ameer, M. A., Khamis, E., dan Al-Senani, G. 2000. Effect ofThiosemicarbozoneson Corrosion of Steel of Phoporic Acid Produced byWet Process: Ads.Science Technologies. Vol 2 pp 127-138.

Argrawal, Y. K., Talati, J. D., Desai, M. N., dan Shah, N. K. 2004. ScihiffBasesof Ethylenediamine as Corrosion Inhibitors of Zinc in SulphuricAcid.Corrosion Science. Vol 46 pp 633-651.

ASM handbook. 1991. ASM Handbook Heat Treating. ASM International.USA.Vol 4 pp 1012.

ASTM Internasional. 2005. Corrosion Test and Standar: Application andInterpretation. Second Edition.ASTM International. pp 23.

ASTM International. 2004. ASTM G31-72: Standard Practice for LaboratoryImmersion Corrosion Testing of Metals. United States of America. pp 5.

Bandriyana, B., Udhi, N dan Bagus, J. 2004.Ketahanan Korosi Baja Anti Karatpada Operasi Suhu Tinggi. Inasea. Vol 5 hal 117–126.

Baldenebro, F. J., Gomez, C. D., Ramon, C., Susana, P. A., Manuel, J. P., Jose, E.L., Roberto, M and Jose, M. H. 2015. Influence of Size on theMicrostructure and Mechanical Properties of an AISI 304L Stainless Steel –A Comparison between Bulk and Fiber. Materials. 8: 451 – 461.

Berlian, M. T. I. 2011. Pengaruh Kekerasan Baja AISI 1045 Hasil Proses Sekrapterhadap Laju Korosi dilingkungan Industri, Pantai, dan PegunungandiProvinsi Lampung (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.hal 42.

Budianto, A., Purwantini, K dan BA. Tjipto, S. 2009. Pengamatan Struktur Mikropada Korosi Antar Butir dari Material Baja Tahan Karat Austenitik setelahMengalami Proses Pemanasan. Jurnal Forum Nuklir. Vol 3(2) hal 107–130.

Chan, S. G., Beck, T. R., 1993. Electrochemical Technology Corp. SeattleWashington. United State of America. pp 125-129.

Page 62: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

Cobb, H. M. 1999. Steel Products Manual: Stainless Steel. Iron and Steel Society.United States of America. pp 1.

Dalimunthe, I. S. 2004. Kimia dari Inhibitor Korosi. Universitas Sumatera Utara.Medan. pp 45-48.

Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Bumi Aksara. Jakarta. hal 61-89.

Davis, J. R. 1994. ASM Specialty Handbook: Stainless Steels. ASM International.United States of America. pp 14-17, 34.

Dewangan, A. K., Patel, A. D and Bhadania, A. G. 2015. Stainless Steel for Dairyand Food Industry: A Review. Journal of Material Science andEngineering. Vol (4) pp 1-4.

Fontana, M. G. 1987. Corrosion Engineering. McGraw-Hill Book. Singapore. pp5-30.

Fontana, M. C., dan Greene, M. D. 1986. Corrosion Enginering Hand Book.McGraw Hill Book Company. New York. pp 144-147.

Griffin, H. dan Riessen, V. A. 1991. Scanning Electron Microscopy Course Notes.The University of Western Australia, Nedlands. pp 1-8.

Gunaatmaja, A. 2011. Korosi pada Baja Karbon Rendah dengan PenambahanEkstrak Ubi Ungu sebagai Inhibitor Organik di Lingkungan NaCl 3,5%.(Skripsi). Universitas Indonesia. Depok. hal 9-13.

Iliyasu, I., D. S. Yawas and Aku, S. Y. 2012. Corrosion Behaviour of AusteniticStainless Steel in Sulphuric Acid at Various Concentrations. Advanced inApplied Science Research. Vol 3 pp 3909-3915.

Ismunandar. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia Buku Online.http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id. Diakses tanggal 28 Maret2018.Pukul. 11.00 WIB.

Johnson J, Iwang E, Hemen J, Odey M, Efiong E, Eteng O. 2012. Evaluation ofanti-nutrient contents of watermelon Citrullus lanatus. J Ann Biol Res; Vol3(11) pp 5145-5150.

Jones, Denny A. 1992. Principles and Preventation of Corrosion.MaxwellMacmillan. Singapura. pp 12.

Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik produksihortikultura tahun 2014. Direktorat Jenderal Hortikultura, Jakarta:Kementrian Pertanian; hal 34.

Khatak, H. S and Raj, B. 2002. Corrosion of Austenitic Stainless Steel. Alpha ScienceInternational Ltd. India. pp 1 – 163.

Page 63: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

Kirk dan Othmer. 1965. Enclyclopedia of Chemical Technology, Second Edition.Vol 6 pp 320.

Kriston, Paramita. 2017. Efektivitas Ekstrak Kulit Semangka Sebagai InhibitorKorosi Pada Kawat ortodonsi Berbahan Stainless Steel (Skripsi).Universitas Hasanudin. Makasar.

Kumar, N., Singh, A. K., Ajit, K and Sushi, PP. 2014. Corrosion Behaviour ofAustenitic Stainless Steel Grade 316 in Strong Acid Solution.InternationalJournal of Advanced Research. Vol 2(5) pp 1 – 9.

Lakshmipathy R, Sarada NC. 2013. Application of watermelon rind as sorbent forremoval of nickel and cobalt from aqueous solution. Int. J Miner Process;Vol 122 pp 63–65.

Lakshmipathy R, Sarada NC. 20.14. Adsorptive removal of basic cationic dyesfrom aqueous solution by chemically protonated watermelon (Citrulluslanatus) rind biomass. J Desalin Water Treat ; Vol 52 pp 6175-84

Lakshmipathy R, Vinod AV, Sarada NC. 2013. Watermelon rind as biosorbent forremoval of Cd2+ from aqueous solution: FTIR, EDX, and Kinetic studies.J Indian Chem Soc; Vol 90 pp 1147–1154

Landolt, D. 2007. Corrosion and Surface Chemistry of Metals. EPFL Press.Swiss. pp 461 – 462, 505 – 508.

Lucya. 2012. Pengaruh Temperatur dan Waktu Tahan Karburasi Padat terhadapKekerasan Permukaan Baja AISI-SAE 1522. Prosiding Seminar nasionalaplikasi sains dan teknologi. Institut Sains dan Teknologi Akprind.

Madhav A, Pusphalatha PB. 2002. Characterization of pectin extracted fromdifferent fruit wastes. J Trop Agri; Vol 40(1) pp 53-55.

Mandasari I, Purnomo A. 2016. Penurunan ion besi (Fe) dan mangan (Mn) dalamair dengan serbuk gergaji kayu kamper. J Teknik ITS ; Vol 5(1) pp 11-16.

Nasir, N. I. 2014. The Effect of Heat Treatment on the mechanical Properties ofStainless Steel Type 304. International Journal of Scientific Engineeringand Research. Vol 3(8) pp 87-93.

Nurdin, Isdriayani dan Syahri, M. 1998. Inhibisi Korosi Baja Karbon di dalamLarutan Karbonat Bikarbonat. ITB. Bandung.

Odewunmi NA, Umoren SA, Gasem ZM. (a). 2015. Utilization of watermelonrind extract as a green corrosion inhibitor for mild steel in acidic media. JInd Eng Chem; Vol 21 pp 239–247.

Page 64: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

Odewunmi NA, Umoren SA, Gasem ZM, Ganiyu SA, Muhammad Q. (b). 2015.L-citrulline: An active corrosion inhibitor component of watermelon rindextract for mild steel in HCl medium. J Taiwan Inst Chem Eng; Vol 51pp177–85.

Oguzie, E. E. 2007. Corrosion Inhibition of Aluminium in Acidic and AlkalineMedia by Sansevieria Trifas-Ciata Extract. Corrosion Science. Vol 49 pp402-417.

Outokumpu. 2013. Handbook of Stainless Steel. Outokompu Oyj. Sweden. pp 12-15.

Paris HS.2015. Origin and emergence of the sweet dessert watermelon, Citrulluslanatus. J Annals Botany: Vol 116 pp 133-148.

Perez, N. 2004. Electrochemistry and Corrosion Science. Kluwer AcademicPublisher. New York. pp 1-6.

Pozio, A., Silva, R. F dan A Masci. 2008. Corrosion Study of SS430/Nb asBipolar Plate Materials for PEMFCs. International Journal of HydrogenEnergy. 33: 5697 – 5702.

Priyotomo, G. 2008. Kamus Saku Korosi Material. Metalurgi LIPI. Tangerang.hal 4-14.

Qulub. 2011. Scanning Electron Microscope dan Energi Dispersive X-RaySpectroscopy(SEM-EDS). http://www.Munawirul-q.blogspot.com/2011/031. Diakses tanggal 28 Maret 2018, pukul 12.00WIB.

Reddy NA, Lakshmipathy R, Sarada NC. 2014. Application of Citrullus lanatus rindas biosorbent for removal of trivalent chromium from aqueous solution. JAlexandria Eng; Vol 53(4) pp 969–975.

Reed, S. J. B. 1993. Electron Microprobe Analysis and ScanningElectronMicroscopy in Geology. Cambridge University Press, Florida. pp23-24.

Richman, M. H. 1967. An Introduction to The Science of Metals. BlaisdellPublishing Company, United State of America. pp 78-79.

Riszki, T. I dan Harmami. 2015. Pengaruh Suhu Terhadap Kualitas Coating(Pelapisan) Stainless Steel Tipe 304 dengan Kitosan secara Elektroforesis.Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 4(1) hal 25 – 28.

Roberge, P. R. 2000. Handbook of Corrosion Engineering. McGraw-Hill.NewYork. pp 333 – 351,754, 1093.

Page 65: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

Sari, D. M., Handani, S., dan Yetri, Y. 2013. Pengendalian Laju Korosi Baja St-37dalam Medium Asam Klorida dan Natrium Klorida menggunakan InhibitorEkstrak Daun Teh (Camelia Sinensis). Jurnal Fisika Unand . Vol. 2. P. 204-211.

Sartono, A. A. 2006. Difraksi Sinar-X (XRD). (Skripsi). Universitas Indonesia.Depok.

Schmieg, S. 2012. Scanning Electron Microscopy. http://sebastian-schmieg.Blogspot.com/2012/07/scanning-electron-microscopy.html. Diakses padatanggal 28 Maret 2018 pukul 12.15 WIB.

Sembiring, S. 2012. Mikroskopi Elektron (SEM). Bandar Lampung: UniversitasLampung.

Sidiq, M. F. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya. Jurnal Foundry. Vol3(1) hal 25 – 30.

Smith, F. W. 1990. Principles of Material Science and Engineering,secondedition. McGraw-Hill, Inc. New York. pp 864.

Sobir, Siregar FD. 2010. Budidaya semangka panen 60 hari. Jakarta: PenebarSwadaya; pp 12-5.

Stupnisek, L. E., Gazioda, A., dan Madzarac, M. 2002. Low Toxicity CopperCorrosion Inhibitor. Corrosion Science. Vol 47 pp 4189.

Sulaiman, A. 1978. Korosi Laut, Lingkungan dan Pengaruhnya terhadap Korosi.Seminar Nasional Elektrokimia Publitbang LIPI. Serpong Tangerang. hal34.

Sumarji. 2011. Studi Perbandingan Ketahanan Korosi Stainless Steel Tipe SS 304 danSS 201 menggunakan Metode U-Bend Test secara Siklik dengan Variasi Suhudan pH. Jurnal ROTOR. Vol 4(1) hal 1 – 8.

Thretewey, K. R dan J. Chamberlein. 1991. Korosi untuk Mahasiswa Sains danRekayasawan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hal 1 – 393.

Umoren, S.A., Obot, I.B., And Obi-Egbedi. 2011. Corrosion Inhibition andAbsorption Behaviour For Alumunium by Exract of Aningeria Robusta inHCL Solution: Synergistic Effect of Iodide Ions. University of Uyo.Nigeria. pp 21-22.

Wang, YH, Behera TK, Kole C. 2012. Genetics, genomics and breeding ofcucurbits. Florida: Taylor & Francis Group; pp 162-163.

Warren, E. 1969. X-Ray Diffraction Addittion-wesley pub. Institute of TechnologyMessachssetfs. New York.

Page 66: EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT SEMANGKA SEBAGAI INHIBITOR ...digilib.unila.ac.id/59663/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Ekstrak kulit semangka sebagai inhibitor SS-304 dalam media

Wiston, R. 2000. Uhlig’s Corrosion Handbook, 2nd edition. John willey andsonsInc. New York. pp 1091.

Wong WW, Abbas FMA, Liong MT, Azhar ME. 2008. Modification of durianrind pectin for improving biosorbent ability. J Int Food Res; Vol 15(3) pp363-365.

Yunaidi. 2016. Perbandingan Laju Korosi pada Baja Karbon Rendah dan StainlessSteel Seri 201, 304, dan 430 dalam Media Nira. Jurnal Mekanika danSistem Termal. Vol 1 hal 1 – 6.

Zakaria. 2003. Analisis Kandungan Magnetik pada Batuan Beku Daerah IstimewaYogyakarta dengan Metode X-Ray Diffraction. (Skripsi). UniversitasHaluoleo. Kendari.

Ziebowics A, Walke W, Barucha-Kepka A, Kiel M. 2008. Corrosion behavior ofmetallic biomaterials used as orthodontic wires. J AMME; Vol 27(2) pp 151-2.