edisi : v / 13 april 2014

4
“Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati” Edisi : V / 13 April 2014 HARI MINGGU PALMA “Mengenang Sengsara Tuhan Yesus” Bacaan Minggu ini, 13 April 2014 Bacaan Minggu depan, 20 April 2014 Bacaan I : Yes 50:4-7 Bacaan I : Kis 10:34a,37-43 II : Flp 2:6-11 II : Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8 Bacaan Injil Mat 26:14-27 Bacaan Injil Yoh 20:1-9 14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15 Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid- murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” 18 Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid- Ku.” 19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” 22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” 23 Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” 25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.” 26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak PERAYAAN-PERAYAAN LITURGIS SELAMA PEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH (0leh : Rm. C.H. SURYANUGRAHA, OSC) PERAYAAN JUMAT AGUNG 1. Makna a. Hari Jumat Agung: Hari ini ditetapkan sebgai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagai hari Puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah. b. Makna Perayaan JUMAT AGUNG yaitu Pengenangan Sengsara Tuhan: Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, dan merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia. 2. Ketentuan liturgi b. Tidak ada perayaan Ekaristi, namun komuni kudus dibagikan kepada umat hanya dalam Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan (kecuali untuk orang- orang sakit). c. Perayaan dimulai pada jam 15.00 atau karena alasan pastoral boleh juga tidak lama setelah jam 12.00. Jangan sesudah jam 21.00 malam. d. Tatacara dan urutan Ibadat (Liturgi Sabda, Ritus Penghormatan Salib, Ritus Komuni) harus ditaati dengan setia dan tertib. e. Warna liturgi : merah. f. Semua bacaan (Pertama dan Kedua) harus dibacakan. Masmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil dinyanyikan. Pewarta Injil tentang Kisah Sengsara (Yohanes) dinyanyikan atau dibacakan oleh (para) diakon atau petugas yang layak. Sesudahnya Imam Selebran memberi homili, lalu hening sejenak. f Dilarang merayakan Sakramen apapun pada hari ini, kecuali Sakramen Rekonsiliasi dan pengurapan orang sakit. Upacara pemakamanpun harus dilaksanakan tanpa nyanyian, musik, atau bunyi lonceng. g Hanya satu salib boleh dipergunakan untuk penghormatan itu, agar salib itu sungguh-sungguh mendukung simbolisasi ritualnya. h Setelah Ibadat selesai, altar dikosongkan kembali. Salib yang dihormati tadi tetap di tempatnya dengan didampingi empat lilin. Boleh juga dipindahkan ketempat khusus di dalam gereja yang dihiasi, agar umat dapat kembali menghormati dan berdoa/meditasi secara pribadi dihadapan salib itu. I Bantuk-bentuk devosi yang berkaitan dengan kesengsaraan Yesus dapat diadakan untuk mengisi waktu-waktu hening hingga Sabtu Suci siang. Misalnya : Perarakan Salib (drama penyaliban), devosi tujuh sabda Yesus di salib, dan sebagainya. 3. Unsur-unsur khas g. Imam dan para petugas berarak memasuki ruang ibadat tanpa iringan, tanpa nyanyian. Lalu mereka menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depan altar sebagai simbol pernyataan kefanaan manusia. h. Pewartaan Injil tentang Kisah Sengsara Tuhan hendaknya dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), yakni Yesus sendiri yang bersabda. Bukan suatu tafsiran dramatik kisah sengsara itu (kateketis), yang tidak menyimbolkan “Allah bersabda”. Jika dibawakan oleh para diakon atau awam, mereka meminta berkat dulu kepada Imam Selebran sebelum membawakan Kisah Sengsara. i. Doa Umat dibacakan secara khusus, baik secara kuantitatif (ada 10 ujud panjang) maupun kualitatif (dibacakan dan dinyanyikan). Ujud-ujud doa itu adalah untuk Gereja, Paus, para klerus dan awam, para calon baptis,

Upload: presta

Post on 14-Feb-2016

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PERAYAAN-PERAYAAN LITURGIS SELAMA PEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH (0leh : Rm. C.H. SURYANUGRAHA, OSC) PERAYAAN JUMAT AGUNG Makna Hari Jumat Agung : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi :  V / 13 April 2014

“Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati”

Edisi : V / 13 April 2014HARI MINGGU PALMA

“Mengenang Sengsara Tuhan Yesus” Bacaan Minggu ini, 13 April 2014 Bacaan Minggu depan, 20 April 2014Bacaan I : Yes 50:4-7 Bacaan I : Kis 10:34a,37-43 II : Flp 2:6-11 II : Kol 3:1-4 atau 1Kor 5:6b-8Bacaan Injil Mat 26:14-27 Bacaan Injil Yoh 20:1-9 14Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 17Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” 18Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” 19Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.20Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.21Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” 22Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?”23Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” 25Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.”26Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 27Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.28Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

PERAYAAN-PERAYAAN LITURGIS

SELAMA PEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH(0leh : Rm. C.H. SURYANUGRAHA, OSC)

PERAYAAN JUMAT AGUNG1. Makna

a. Hari Jumat Agung:Hari ini ditetapkan sebgai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagai hari Puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah.

b. Makna Perayaan JUMAT AGUNG yaitu Pengenangan Sengsara Tuhan: Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, dan merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia.

2. Ketentuan liturgib. Tidak ada perayaan Ekaristi, namun komuni kudus dibagikan kepada umat hanya

dalam Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan (kecuali untuk orang-orang sakit).c. Perayaan dimulai pada jam 15.00 atau karena alasan pastoral boleh juga tidak lama

setelah jam 12.00. Jangan sesudah jam 21.00 malam.d. Tatacara dan urutan Ibadat (Liturgi Sabda, Ritus Penghormatan Salib, Ritus Komuni)

harus ditaati dengan setia dan tertib.e. Warna liturgi : merah.f. Semua bacaan (Pertama dan Kedua) harus dibacakan. Masmur Tanggapan dan Bait

Pengantar Injil dinyanyikan. Pewarta Injil tentang Kisah Sengsara (Yohanes) dinyanyikan atau dibacakan oleh (para) diakon atau petugas yang layak. Sesudahnya Imam Selebran memberi homili, lalu hening sejenak.

f Dilarang merayakan Sakramen apapun pada hari ini, kecuali Sakramen Rekonsiliasi dan pengurapan orang sakit. Upacara pemakamanpun harus dilaksanakan tanpa nyanyian, musik, atau bunyi lonceng.

g Hanya satu salib boleh dipergunakan untuk penghormatan itu, agar salib itu sungguh-sungguh mendukung simbolisasi ritualnya.

h Setelah Ibadat selesai, altar dikosongkan kembali. Salib yang dihormati tadi tetap di tempatnya dengan didampingi empat lilin. Boleh juga dipindahkan ketempat khusus di dalam gereja yang dihiasi, agar umat dapat kembali menghormati dan berdoa/meditasi secara pribadi dihadapan salib itu.

I Bantuk-bentuk devosi yang berkaitan dengan kesengsaraan Yesus dapat diadakan untuk mengisi waktu-waktu hening hingga Sabtu Suci siang. Misalnya : Perarakan Salib (drama penyaliban), devosi tujuh sabda Yesus di salib, dan sebagainya.

3. Unsur-unsur khasg. Imam dan para petugas berarak memasuki ruang ibadat tanpa iringan, tanpa

nyanyian. Lalu mereka menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depan altar sebagai simbol pernyataan kefanaan manusia.

h. Pewartaan Injil tentang Kisah Sengsara Tuhan hendaknya dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), yakni Yesus sendiri yang bersabda. Bukan suatu tafsiran dramatik kisah sengsara itu (kateketis), yang tidak menyimbolkan “Allah bersabda”. Jika dibawakan oleh para diakon atau awam, mereka meminta berkat dulu kepada Imam Selebran sebelum membawakan Kisah Sengsara.

i. Doa Umat dibacakan secara khusus, baik secara kuantitatif (ada 10 ujud panjang) maupun kualitatif (dibacakan dan dinyanyikan). Ujud-ujud doa itu adalah untuk Gereja, Paus, para klerus dan awam, para calon baptis, kesatuan umat kristiani, mereka yang tidak percaya akan Kristus, semua pegawai umum, dan untuk mereka yang berkekurangan. …………. (bersambung minggu depan)

Page 2: Edisi :  V / 13 April 2014

REFLEKSI : Stigma sebagai pengkhianat melekat pada diri Yudas Iskariot sepanjang masa. Semua orang akan mengenang dirinya sebagai sosok hitam yang mengingkari cinta kasih Tuhan. Hasil selama bertahun-tahun kebersamaannya dengan Yesus hanya dihargai tiga puluh keping perak, tidak ada artinya untuk orang seagung Yesus. Namun Yudas sudah memutuskan hal itu, menjual Yesus demi keuntungan sesaat. Adakah “Yudas” modern yang bergentayangan pada jaman sekarang?Yudas itu mungkin ada dalam diri kita, dalam diri seorang pemimpin, atau dalam diri para aktivis gereja, dan lain-lain. Ketika relasi dengan Yesus tidak diberi makna yang tepat, orang dapat menjual dirinya demi kepuasan dan keuntungan sesaat. Orang tidak sulit menjadi “Yudas”, Ikuti saja hawa nafsu setan, maka semua akan mengarah kepada kehancuran. Kita bisa saja menghina dan merendahkan Yesus, agar kita merasa aman di lingkungan kita berada. Kita takut membanggakan Yesus, karena konsekwensinya berat. Itulah “Yudas” jaman sekarang. Sungguh sangat ironis. Pada hari Minggu Palma ini, kita diajak kembali mengenang sengsara Tuhan Yesus, diawali ketika Yesus disambut dan dielu-elukan sebagai seorang Raja yang dihormati dan dinanti-nantikan kedatangan-Nya. Yesus memperlihatkan kerendahan hati yang luar biasa. Kedatangan-Nya dengan menunggang keledai adalah simbol dari kerendahan hati seorang Gembala yang baik, yang di hati-Nya hanya ada satu kehendak dan keinginan, yaitu menyelamatkan umat yang dicintai-Nya. Tetapi mengapa kita masih ingin menjadi “Yudas” si pengkhianat itu? Pada minggu ini kita memasuki secara intensif “MISTERI PASKAH KRISTUS”. Sengsara-Nya kita kenang dalam hidup kita sehari-hari. Ekaristi-Nya kita rayakan dengan pelayanan pembasuhan. Kematian-Nya kita renungkan sebagai jalan menuju kebangkitan mulia. Hari ini kita dipanggil untuk mengikuti Yesus, menjauhkan diri berprilaku seperti Yudas Iskariot.Berkat Allah menyertai kita semua. Amin

PEKAN LITURGI MINGGU INI, MENGENANG SENGSARA TUHAN YESUS :1. Senin, 14 April 2014 4. Kamis, 17 April 2014

Sta. Lidwina. St. Valerianus, MaximuS KAMIS PUTIH, HUT Kongg. FCJBacaan I : Yes 42:1-7 Bacaan I : Kel 12:1-8,11-14Bacaan Injil Yoh 12:1-11 Bacaan Injil Yoh 13:1-15

2. Selasa, 15 April 2014 5. Jumat, 18 April 2014St. Pedro Gonzalez, Damian de Veuster JUMAT AGUNGBacaan I : Yes 49:1-6 Bacaan I : Yes 52:13, 53:12Bacaan Injil Yoh 13:21-33, 36-38 Bacaan Injil Yoh 18:1, 19:42

3. Rabu, 16 April 2014 6. Sabtu, 19 April 2014St. Paternus, Sta. Bernadette. S SABTU SUCIBacaan I : Yes 50:4-9a Bacaan I : Kej 1:1, 26-31a

II : Rm 6:3-11 Bacaan Injil Mat 28:1-10

Allah Bapa di surga, Jauhkanlah aku dari segala sifat seperti Yudas Iskariot yang menjual diri-Mu demi kepuasan Sesaat. Bimbinglah aku, supaya aku mampu memperlihatkan kerendahan hati bagi sesama demi kemuliaan-Mu di Surga.Amin

4. JADWAL PETUGAS PENGAMANAN GEREJA (PAM GEREJA)

Kamis Putih, 17 April 2014 Koordinator : Bpk. Aan Anggota : Sdr. Anes : Sdr. Daniel

Jumat Agung, 18 April 2014 Koordinator : Bpk. Hendra Efendi: Sdr. Paulus: Sdr. Wiwin/Antonius Handoko

Minggu Paskah, 20 April 2014 Koordinator : Bpk. BagusAnggota : Sdr. Frans Napitu

: Sdr. Thomas5. JADWAL MISA TRIHARI PASKAH DAN PEKAN PASKAH BULAN APRIL

2014Minggu, 13 April 2014, pukul 11.00 WIB : Misa Minggu Palma (Rm. Wolfram)Kamis, 17 April 2014, pukul 17.00 WIB/jam 5 sore :Misa Kamis Putih (Rm. Wolfram)Jumat, 18 April 2014, pukul 15.00 WIB/jam 3 sore :Misa Jumat Agung (Rm. Rio)Sabtu, 19April 2014, pukul 18.00 WIB/jam 6 sore :Liturgi Sabtu Suci (mlm Paskah)Minggu, 20 April 2014, pukul 11.00 WIB : Misa Perayaan Paskah (Babtisan) (Rm. Roy)Minggu, 27 April 2014, pukul 17.00 WIB/jam 5 sore : Misa Stasi (Rm. Roy)

6. PETUGAS MISDINAR SELAMA PEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH : _____________________________________________________________________________________No : MINGGU PALMA KAMIS PUTIH JUMAT AGUNG MINGGU PASKAH

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Angela Augustin Ugen Tika Anggita2. Anggita Okto Okta Silva3. Ugen Silva Vincent Angela Augustin4. Silva Anggita Nico Tika5. Vincent ---- ---- Vincent6. Elisabet Turnip ---- ---- Elisabet Turnip_____________________________________________________________________________________

7. LOMBA PASKAH SEKAMI STASI NATAR Dalam rangka menyambut perayaan paskah 2014, KKI Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton akan melaksanakan kegiatan lomba bagi adik-adik SEKAMI, khususnya adik-adik SEKAMI stasi Natar. Informasi selengkapnya dapat menghubungi Sdri. Stefani, contact person : 085709128804.

8. KOLEKTE HARI MINGGU, 6 APRIL 2014 : A. Kolekte : Rp 400.000,- (u/Paroki) B. Dana Pembangunan dan

perawatan Gereja : Rp 450.000,-C. Sekolah Minggu: Rp ---------D. PARKIR : Rp 82.000,-

“Terpujilah yang datang atas nama Tuhan”“Akulah Terang Dunia”

Page 3: Edisi :  V / 13 April 2014

MAKNA PERAYAAN MINGGU PALMA Minggu Palma adalah hari raya Kristen yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah. Perayaan ini ada pada empat Ayat, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Perayaan ini merupakan perayaan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum ia disalibkan. Masuknya Yesus ke kota suci atau Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya hanya sekali seumur hidup Yesus. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem. Dalam liturgi Minggu Palem Katolik, umat dibagikan daun palem dan ruang gereja Katolik dipenuhi ornamen palem. Daun palem juga adalah simbol dari kemenangan. Daun palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan. Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13). Daun palem memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi diatas musim salju atau kehidupan di atas kematian, juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik. Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem. Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang, kota Allah, di mana ada kedamaian. Minggu Palma telah kita rayakan bersama, sadar tidak sadar dalam seminggu ke depan kita akan mengikuti banyak kebaktian, misa di gereja untuk memperingati perjamuan terakhir, penyaliban Yesus, dan akhirnya kebangkitannya. Namun apakah semua perayaan yang kita ikuti memberikan makna religius kepada kita atau hanya sebuah perayaan keagamaan yang kering yang hanya bersifat rutin??

“Terpujilah yang datang atas nama Tuhan”“Akulah Terang Dunia”

PENGUMUMAN GEREJA1. PETUGAS LITURGI KAMIS PUTIH, 17 APRIL 2014 :

Lektor : Sdri. Khery Mazmur : Ibu Ida Situngkir Dirigen : Ibu Elisabet Kolektan : Ibu Devi dan Ibu Deni Dekorasi : Kel ; Ibu Ari dan Ibu Danarti Misdinar : Ugen, Okto, Silva, dan Anggita Daharan Romo : Kel : Ibu Rohani

PETUGAS LITURGI JUMAT AGUNG, 18 APRIL 2014 : Lektor : Sdri. Yuyun Mazmur : Sdri. Leony Dirigen : Ibu Rosita Kolektan : Bpk dan ibu Supardi Dekorasi/Kebersihan : OMK Misdinar : Tika, Okta, Vincent, dan Nico Daharan Romo : Kel : Bpk. Ponidi

PETUGAS LITURGI MINGGU PASKAH, 20 APRIL 2014 : Lektor : Ibu Agnes Mazmur : Ibu Yuli Dirigen : Bpk. Sarwoko Kolektan : Bpk dan ibu YR. Singgih Dekorasi : Seluruh umat + OMK Misdinar : Anggita, Silva, Angela Augustin, Tika

Vincent, dan Elisabet Turnip Daharan Romo : Kel : Bpk. YR. Singgih dan Kel : Bpk/ibu. Iwan/Popy

2. DOA ARWAHDimohon kehadiran seluruh umat Stasi Natar, pada hari ini Minggu, 13 April 2014, setelah perayaan Minggu Palma, bertempat di rumah keluarga ibu Linda, Padmosari, untuk mendoakan arwah Bapak Markus Guntur Fendi yang telah dipanggil Allah 13 tahun yang lalu.

3. DAFTAR PETUGAS PEMBASUHAN KAKI PERAYAAN KAMIS PUTIHBagi umat yang namanya disebutkan di bawah ini supaya mempersiapkan diri untuk mengikuti “pembasuhan kaki” pada perayaan Kamis Putih. Dimohon datang lebih awal.Adapun nama-nama petugas tersebut adalah :LINGKUNGAN St. STEFANUS BERANTI LINGKUNGAN St. THOMAS NATAR1. Agustinus Manane 7. Cornelius Bebeng Agus2. C. Kristanto Sidabutar 8. Emanuel Kriswanto3. Yustinus Napitu 9. Fx. Tamtanus4. K. Manurung 10. Ignatius Johari5. S. M Turnip 11. P. Manalu6. Yohanes Ponidi 12. Y. Sadiman Santo

Page 4: Edisi :  V / 13 April 2014

Minggu Palma sebagai sebuah awal perjalanan Yesus menuju Bapa-Nya di surga. Minggu Palma memang sedikit aneh, Yesus dielu-elukan bagaikan seorang raja, memasuki kota Yerusalem, namun pada akhirnya ia akan mati di kayu salib, sebuah fenomena yang sungguh membingungkan, saat orang orang banyak mengelu-elukan Dia, saat semua mata tertuju pada Nya, adakah ketulusan dari mereka? Adakah sesuatu yang menjadi movement dalam diri mereka? Atau mereka hanya sebatas ikut-ikutan saja. Karena ketika Yesus dijatuhi hukuman mati, tak ada satupun lidah mereka yang berani berucap menolong Yesus sang Mesias. Hal itu sama dengan zaman sekarang ini bukan? Saat kita berbondong bondong datang ke gereja untuk meramaikan perayaan Minggu Palma atau pun perayaan keagamaan lainnya, adakah kita tulus dan otentik ikut merayakannya? Atau hanya sebatas rutinitas belaka? Ya, begitulah realita yang sering terjadi di dalam kehidupan kita. Mungkin kita tidak menyadari hal itu, namun sekali lagi, perayaan Minggu Palma telah kehilangan essensinya, hanya menjadi sebuah perayaan yang mengharuskan orang datang ke gereja untuk menyambut Kristus dengan daun palma, tapi mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan, memang tidak semua orang seperti itu, namun apakah kita akan terus terjebak dalam situasi yang seperti itu? Maka dari itu, saatnya marilah kita bangkit dari tidur kita, kita harus sadar, karena kesadaran adalah kunci dari kesuksesan.Sumber : http://cintaku.mywapblog.com/makna-minggu-palma-renungan-katolik.xhtml

“Terpujilah yang datang atas nama Tuhan”“Akulah Terang Dunia”

SIMBOL DALAM MINGGU PALMA

Daun palem adalah simbol dari kemenangan. Daun palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan. Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13).

Daun palem memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan darimusim semi diatas musim salju atau kehidupan di atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik. Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem. Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang: kota Allah, di mana ada kedamaian.

Minggu Sengsara Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Dalam tradisi peribadahan gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palem (melambai-lambaikan daun palem), umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib.

Sumber : id.wikipedia.com/wiki/minggu_palma