dpd desak renegosiasi batas wilayah filemirza andreas p erjanjian per-batasan terkait wilayah camar...

1
MIRZA ANDREAS P ERJANJIAN per- batasan terkait wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu, di Kalimantan Barat, perlu segera dikaji dan ditinjau ulang. Pe- merintah pun diingatkan untuk tidak melupakan akar budaya dan aspek historisnya. Desakan itu mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan pe- merintah yang diwakili oleh Kementerian Pertahanan (Ke- menhan), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan Guber- nur Kalimantan Barat. Ketua Komite I DPD Dani Anwar menilai perbedaan antara peta MoU 1976 dan MoU 1978 telah merugikan Indonesia. “Oleh karena itu, kami minta renegosiasi kembali MoU 1978 berdasarkan data-data yang diberikan oleh Gubernur Kali- mantan Barat,” tandasnya. Salah satu dasar untuk melakukan renegosiasi, menu- rut Dani, ialah adanya beton se- gitiga yang kukuh buatan ma- nusia yang berada di wilayah Malaysia. “Tapi titik A1-nya malah diambil dari wilayah Indonesia.” Lebih jauh, Dani juga me- minta agar pada 2012 pemer- intah RI memfokuskan pemba- ngunan di wilayah perbatasan. Jadi, sambung dia, kementerian terkait dapat melakukan pem- bangunan secara terarah di wilayah perbatasan. “DPD juga membentuk tim pengawas wilayah negara untuk meng- awasi hal tersebut. Jangan lagi wilayah terdepan kita dibiar- kan seperti saat ini,” ujarnya. Dalam menanggapi itu, Direktur Jenderal Potensi Per- tahanan Kementerian Perta- hanan Pos Hutabarat menya- takan pihak Kemhan akan menyerahkan peninjauan ter- hadap perjanjian perbatasan kepada pihak Kementerian Luar Negeri. “Selama ini, pihak Kemenhan dan TNI akan men- jaga semua perbatasan sesuai dengan perjanjian yang ada,” ujarnya. Kini, menurut Pos Hutabarat, ada 49 pos penjagaan di per- batasan RI-Malaysia tersebut. Dirincikannya, 24 pos terda- pat di wilayah timur dan 25 pos lainnya di wilayah Barat. “Kesemua pos itu dibangun oleh TNI. Untuk tambahan pos baru, kami perlu meminta dukungan anggaran.” Teknologi GPS Soal rekondisi patok yang disebut-sebut rusak, Pos Hu- tabarat menyatakan pemba- ngunannya sudah diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri. “Ke depan, kita akan coba menggunakan teknologi global positioning system,” paparnya. Pada kesempatan itu, Pos Hutabarat juga menegaskan, tidak ada oknum TNI yang menjadi makelar dalam kasus perbatasan Camar Bulan dan Tanjung Datu. Namun, bila ada yang mendapati terjadinya hal serupa itu, dia berujar, “Kami akan lakukan penyelidikan dan akan menindaknya.” Sementara itu, Deputi Survei Sumber Daya Alam Bakosurta- nal Priyadi Kardono menyata- kan, pemetaan yang dilakukan oleh pihaknya sudah sesuai dengan MoU antara Indonesia- Malaysia, yang juga berdasar- kan pada kesepakatan antara Inggris-Hindia Belanda pada 1891. “Bila ada temuan patok yang tidak sesuai dengan MoU masih bisa direkonstruksi,” katanya. Priyadi menambahkan, pola watershed dalam penentuan batas negara masih dapat ter- deteksi di perbatasan Indone- sia-Malaysia. Walaupun kini, sambung dia, itu sudah terkikis oleh abrasi. Menilai bahwa MoU yang ada telah merugikan Indonesia, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis meyakini bahwa baik sesuai akar budaya maupun historis wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu merupakan wilayah Indonesia. “Hal ini perlu disampaikan kepada para pembuat keputusan poli- tik,” tandasnya. (*/P-3) [email protected] PEMERINTAH Republik Indo- nesia (RI) dan Amerika Serikat (AS), kemarin, di Nusa Dua, Bali, mulai membahas meka- nisme hibah pesawat tempur F-16. Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehor- matan Menteri Pertahanan AS Leon Panette. Panette berada di Bali untuk mengikuti per- temuan Menteri Pertahanan ASEAN dan mitra wicaranya. “Pertemuan itu di antaranya membicarakan rencana hibah F-16 dari AS dengan berbagai variasi,” paparnya. Dalam pertemuan itu, menu- rut Faizasyah, juga terungkap komitmen pemerintah AS dan pihak Kongres Amerika Serikat untuk memastikan terlaksana- nya kerja sama tersebut. Sebelumnya diberitakan, TNI telah memutuskan untuk menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16- A/B Fighting Falcon dari AS. Pertimbangan keputusan itu karena lebih efektif dan esien jika dibandingkan dengan membeli enam pesawat sejenis yang baru. Dari sisi teknologi, dua skuadron pesawat hibah itu dapat di-upgrade disesuaikan dengan teknologi terbaru, atau setara dengan F-16 varian ter- baru, yakni F-16 C/D Block 52. Pesawat F-16 yang dihibah- kan itu masih bisa digunakan hingga 20-25 tahun lagi. Pembahasan soal hibah F-16 juga dibeberkan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal. Hanya saja, Dino mengatakan detail kerja sama itu belum sepenuhnya diba- has. “Detailnya, seperti soal harga dan teknis belum (dilakukan). Itu masih perlu dibahas lebih lanjut,” ujarnya. Pada pertemuan yang ber- langsung sekitar selama 45 menit itu, Dino membeberkan, secara umum memang mem- bahas komitmen AS untuk mendorong arsi- tektur regional. Dalam pertemuan bilateral, Menhan RI Purnomo Yusgian- toro mengungkapkan sejumlah informasi tentang kebijakan penting terkait pengembangan pertahanan Indonesia. Hingga kini, menurut dia, persenjataan TNI belum sempat dimoderni- sasi karena krisis ekonomi yang masih melilit bangsa. Saat menanggapi itu, Menhan RI mengatakan pihak AS justru menyatakan akan tetap hadir di kawasan Asia Pasik meski ter- jadi pemotongan bujet di sektor pertahanan. (OL/Ant/P-3) S ELURUH hadirin tak henti-hentinya bertepuk tangan saat menyaksikan atraksi pesawat jet yang tengah berakrobat di atas langit Nusa Dua, Bali, kemarin pagi. Deru suara pesawat dan atraksi mendebarkan membuat semua hadirin terpukau dan sesekali terhenyak menahan napas, tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama sejumlah petinggi negara ASEAN yang tengah menghadiri pembukaan ASEAN Fair. Aksi yang mengundang decak kagum dari para pilot pesawat tempur itu juga dinikmati Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), termasuk Nyoman Minta, seorang tukang kebun yang bertugas di sekitar tempat acara. Sambil menuntun sepeda ontelnya, sesekali ia melihat jalan di depannya karena matanya seperti terhipnosis oleh atraksi akrobat di atas langit. Beberapa kali ia bahkan menghentikan sepedanya dan berdiri di samping sejumlah anggota Paspampres yang juga tengah asyik menyaksikan pesawat tempur yang berputar-putar membelah langit. Begitu memukaunya atraksi itu seakan membawa para anggota Paspampres sejenak melupakan orang yang harus dijaga mereka, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perhatian mereka pun sudah tidak lagi tertuju pada orang nomor satu di negeri ini. Alhasil, Nyoman Minta yang tidak termasuk daftar undangan protokoler kepresidenan bisa tepat berada di depan Presiden dalam jarak kurang dari 10 meter bersama dengan sepeda ontelnya dan alat berkebun; karung dan sabit. Tak ayal, seorang anggota intelijen yang kebetulan matanya lebih awas dan berada di dekat Presiden langsung menyergap pria tua itu. Nyoman pun langsung digiring ke belakang podium kehormatan diikuti tatapan heran puluhan mata tamu kehormatan. “Saya tidak tahu apa-apa. Saat saya lewat pun tidak ada anggota yang melarang. Maka saya jalan terus pakai sepeda. Saya pikir ada acara biasa di Nusa Dua,” ujar Nyoman dengan nada gemetar. Insiden itu sontak membuat Pangdam IX/Udayana Mayjen Leonard dan Kapolda Bali Irjen Totoy H Indra turun dari panggung kehormatan serta memarahi aparat keamanan. “Bapak dari mana? Masuk lewat mana?” tanya Pangdam kepada Nyoman. Dari reka ulang kejadian, Nyoman rupanya mulai tak terawasi anggota Paspampres mulai dari jarak 200 meter dari pengamanan ring satu. Saat itu semua mata sedang melihat ke atraksi akrobat yang baru saja dimulai. Nyoman pun melenggang santai hingga persis berada di depan Presiden. “Jalan ini adalah jalan setapak dan bisa menembus langsung ke panggung tempat Presiden. Itu jalan banyak semacam semak-semak, dan sudah biasa saya lewati, tidak tahu kalau ada yang jaga.” (Arnoldus Dhae/T-1) P OLKAM Salah satu dasar renegosiasi ialah berdirinya beton segitiga yang kukuh buatan manusia di wilayah Malaysia. DPD Desak Renegosiasi Batas Wilayah Sesuai akar budaya maupun historis, wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu merupakan wilayah Indonesia.” Cornelis Gubernur Kalimantan Barat RI - AS Bahas Hibah F-16 Keasyikan Nonton Presiden Diabaikan SELASA, 25 OKTOBER 2011 5 DIGIRING PASPAMPRES: Tukang kebun Nyoman Minta digiring anggota Paspampres saat berlangsungnya atraksi pesawat jet dalam pembukaan ASEAN Fair yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Nusa Dua, Bali, kemarin. DOK METRO TV

Upload: vandung

Post on 15-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MIRZA ANDREAS

PE R J A N J I A N p e r-b a t a s a n t e r k a i t wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu, di

Kalimantan Barat, perlu segera dikaji dan ditinjau ulang. Pe-merintah pun diingatkan untuk tidak melupakan akar budaya dan aspek historisnya.

Desakan itu mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan pe-merintah yang diwakili oleh Kementerian Pertahanan (Ke-menhan), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan Guber-

nur Kalimantan Barat. Ketua Komite I DPD Dani Anwar menilai perbedaan antara peta MoU 1976 dan MoU 1978 telah merugikan Indonesia.

“Oleh karena itu, kami minta renegosiasi kembali MoU 1978 berdasarkan data-data yang diberikan oleh Gubernur Kali-mantan Barat,” tandasnya.

Salah satu dasar untuk melakukan renegosiasi, menu-rut Dani, ialah adanya beton se-gitiga yang kukuh buatan ma-nusia yang berada di wilayah Malaysia. “Tapi titik A1-nya malah diambil dari wilayah Indonesia.”

Lebih jauh, Dani juga me-minta agar pada 2012 pemer-intah RI memfokuskan pemba-ngunan di wilayah perbatasan. Jadi, sambung dia, kementerian terkait dapat melakukan pem-bangunan secara terarah di wilayah perbatasan. “DPD juga membentuk tim pengawas wilayah negara untuk meng-awasi hal tersebut. Jangan lagi wilayah terdepan kita dibiar-

kan seperti saat ini,” ujarnya.Dalam menanggapi itu,

Direktur Jenderal Potensi Per-tahanan Kementerian Perta-hanan Pos Hutabarat menya-takan pihak Kemhan akan menyerahkan peninjauan ter-hadap perjanjian perbatasan

kepada pihak Kementerian Luar Negeri. “Selama ini, pihak Kemenhan dan TNI akan men-jaga semua perbatasan sesuai dengan perjanjian yang ada,” ujarnya.

Kini, menurut Pos Hutabarat, ada 49 pos penjagaan di per-batasan RI-Malaysia tersebut.

Dirincikannya, 24 pos terda-pat di wilayah timur dan 25 pos lainnya di wilayah Barat. “Kesemua pos itu dibangun oleh TNI. Untuk tambahan pos baru, kami perlu meminta dukungan anggaran.”

Teknologi GPSSoal rekondisi patok yang

disebut-sebut rusak, Pos Hu-tabarat menyatakan pemba-ngunannya sudah diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri. “Ke depan, kita akan coba menggunakan teknologi global positioning system,” paparnya.

Pada kesempatan itu, Pos Hutabarat juga menegaskan, tidak ada oknum TNI yang menjadi makelar dalam kasus perbatasan Camar Bulan dan Tanjung Datu. Namun, bila ada yang mendapati terjadinya hal serupa itu, dia berujar, “Kami akan lakukan penyelidikan dan akan menindaknya.”

Sementara itu, Deputi Survei Sumber Daya Alam Bakosurta-nal Priyadi Kardono menyata-

kan, pemetaan yang dilakukan oleh pihaknya sudah sesuai dengan MoU antara Indonesia-Malaysia, yang juga berdasar-kan pada kesepakatan antara Inggris-Hindia Belanda pada 1891. “Bila ada temuan patok yang tidak sesuai dengan MoU masih bisa direkonstruksi,” katanya.

Priyadi menambahkan, pola watershed dalam penentuan batas negara masih dapat ter-deteksi di perbatasan Indone-sia-Malaysia. Walaupun kini, sambung dia, itu sudah terkikis oleh abrasi.

Menilai bahwa MoU yang ada telah merugikan Indonesia, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis meyakini bahwa baik sesuai akar budaya maupun historis wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu merupakan wilayah Indonesia. “Hal ini perlu disampaikan kepada para pembuat keputusan poli-tik,” tandasnya. (*/P-3)

[email protected]

PEMERINTAH Republik Indo-nesia (RI) dan Amerika Serikat (AS), kemarin, di Nusa Dua, Bali, mulai membahas meka-nisme hibah pesawat tempur F-16.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehor-matan Menteri Pertahanan AS Leon Panette. Panette berada di Bali untuk mengikuti per-temuan Menteri Pertahanan ASEAN dan mitra wicaranya. “Pertemuan itu di antaranya membicarakan rencana hibah F-16 dari AS dengan berbagai variasi,” paparnya.

Dalam pertemuan itu, menu-rut Faizasyah, juga terungkap komitmen pemerintah AS dan pihak Kongres Amerika Serikat untuk memastikan terlaksana-nya kerja sama tersebut.

Sebelumnya diberitakan, TNI telah memutuskan untuk menerima tawaran hibah dua skuadron pesawat tempur F-16-A/B Fighting Falcon dari AS. Pertimbangan keputusan itu karena lebih efektif dan efi sien jika dibandingkan dengan membeli enam pesawat sejenis yang baru.

Dari sisi teknologi, dua skuadron pesawat hibah itu dapat di-upgrade disesuaikan

dengan teknologi terbaru, atau setara dengan F-16 varian ter-baru, yakni F-16 C/D Block 52. Pesawat F-16 yang dihibah-kan itu masih bisa digunakan hingga 20-25 tahun lagi.

Pembahasan soal hibah F-16 juga dibeberkan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal. Hanya saja, Dino mengatakan detail kerja sama itu belum sepenuhnya diba-has. “Detailnya, seperti soal harga dan teknis belum (dilakukan). Itu masih perlu dibahas lebih lanjut,” ujarnya.

Pada pertemuan yang ber-langsung sekitar selama 45 menit itu, Dino membeberkan, secara umum memang mem-bahas komitmen AS untuk mendorong arsi-tektur regional. Dalam pertemuan bilateral, Menhan RI Purnomo Yusgian-toro mengungkapkan sejumlah informasi tentang kebijakan penting terkait pengembang an pertahanan Indonesia. Hingga kini, menurut dia, persenjataan TNI belum sempat dimoderni -sasi karena krisis ekonomi yang masih melilit bangsa. Saat menanggapi itu, Menhan RI mengatakan pihak AS justru menyatakan akan tetap hadir di kawasan Asia Pasifi k meski ter-jadi pemotongan bujet di sektor pertahanan. (OL/Ant/P-3)

SELURUH hadirin tak henti-hentinya bertepuk tangan saat

menyaksikan atraksi pesawat jet yang tengah berakrobat di atas langit Nusa Dua, Bali, kemarin pagi. Deru suara pesawat dan atraksi mendebarkan membuat semua hadirin terpukau dan sesekali terhenyak menahan napas, tak terkecuali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama sejumlah petinggi negara ASEAN yang tengah menghadiri pembukaan ASEAN Fair.

Aksi yang mengundang decak kagum dari para pilot pesawat tempur itu juga dinikmati Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), termasuk Nyoman Minta, seorang tukang kebun yang bertugas di sekitar tempat acara.

Sambil menuntun sepeda ontelnya, sesekali ia melihat jalan di depannya karena matanya seperti terhipnosis oleh atraksi akrobat di atas langit. Beberapa kali ia bahkan menghentikan sepedanya dan berdiri di samping sejumlah anggota Paspampres yang juga tengah asyik menyaksikan pesawat tempur yang berputar-putar membelah langit.

Begitu memukaunya atraksi itu seakan membawa para anggota Paspampres sejenak melupakan orang yang harus dijaga mereka, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perhatian mereka pun sudah tidak lagi tertuju pada orang nomor satu di negeri ini.

Alhasil, Nyoman Minta yang tidak termasuk daftar undangan protokoler

kepresidenan bisa tepat berada di depan Presiden dalam jarak kurang dari 10 meter bersama dengan sepeda ontelnya dan alat berkebun; karung dan sabit.

Tak ayal, seorang anggota intelijen yang kebetulan matanya lebih awas dan berada di dekat Presiden langsung menyergap pria tua itu. Nyoman pun langsung digiring ke belakang podium kehormatan diikuti tatapan heran puluhan mata tamu kehormatan.

“Saya tidak tahu apa-apa. Saat saya lewat pun tidak ada anggota yang melarang. Maka saya jalan terus pakai sepeda. Saya pikir ada acara biasa di Nusa Dua,” ujar Nyoman dengan nada gemetar.

Insiden itu sontak membuat Pangdam IX/Udayana Mayjen Leonard dan Kapolda Bali Irjen Totoy H Indra turun dari panggung kehormatan serta memarahi aparat keamanan. “Bapak dari mana? Masuk lewat mana?” tanya Pangdam kepada Nyoman.

Dari reka ulang kejadian, Nyoman rupanya mulai tak terawasi anggota Paspampres mulai dari jarak 200 meter dari pengamanan ring satu. Saat itu semua mata sedang melihat ke atraksi akrobat yang baru saja dimulai.

Nyoman pun melenggang santai hingga persis berada di depan Presiden. “Jalan ini adalah jalan setapak dan bisa menembus langsung ke panggung tempat Presiden. Itu jalan banyak semacam semak-semak, dan sudah biasa saya lewati, tidak tahu kalau ada yang jaga.” (Arnoldus Dhae/T-1)

POLKAM

Salah satu dasar renegosiasi ialah berdirinya beton segitiga yang kukuh buatan manusia di wilayah Malaysia.

DPD Desak Renegosiasi Batas Wilayah

Sesuai akar budaya maupun

historis, wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu merupakan wilayah Indonesia.”CornelisGubernur Kalimantan Barat

RI - AS Bahas Hibah F-16

Keasyikan NontonPresiden Diabaikan

SELASA, 25 OKTOBER 2011 5

DIGIRING PASPAMPRES: Tukang kebun Nyoman Minta digiring anggota Paspampres saat berlangsungnya atraksi pesawat jet dalam pembukaan ASEAN Fair yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Nusa Dua, Bali, kemarin.

DOK METRO TV