diktat-pengawasan.doc

119
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIF) Margarana Tabanan (STATUS) Terakreditasi No 023/BAN-PT/AK-XIII/S1/XI/2010 Tgl 26- 11-2010 DIKTAT MATA KULIAH PENGENDALIAN/PENGAWASAN

Upload: aziz-nur

Post on 11-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: diktat-pengawasan.doc

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIF) Margarana Tabanan

(STATUS) Terakreditasi No 023/BAN-PT/AK-XIII/S1/XI/2010 Tgl 26-11-2010

DIKTAT MATA KULIAHPENGENDALIAN/PENGAWASAN

Drs. I Gusti Made Manuaba, M.Si

Page 2: diktat-pengawasan.doc

2

DAFTAR ISI

URAIAN HALI. PENDAHULUAN

1. Pendahuluan ...................................................................................... 4

2. Definisi Pengauditan ......................................................................... 4

3. Arti Penting Pengauditan .................................................................. 6

4. Sejarah Pengaditan ............................................................................ 6

5. Jenis-Jenis Audit ............................................................................... 6

6. Jenis-Jenis Auditor ............................................................................ 7

7. Standar Audit ................................................................................... 9

II. TUJUAN AUDIT

1. Pengertian Tujuan

Audit ................................................................... 10

2. Hubungan Resiko Dengan Tujuan

Audit ......................................... 11

3. Hubungan Akuntansi Dengan

Pengauditan ..................................... 12

4. Manfaat Ekonomis Suatu

Audit ...................................................... 12

5. Pihak-Pihak Yang Berinteraksi dengan

Auditor .............................. 12

6. Penentuan Keakuratan dan Keandalan Informasi

Keuangan .......... 13

7. Audit Laporan

Keuangan ................................................................ 13

8. Audit

Ketaatan ................................................................................ 14

9. Audit

Operasional ........................................................................... 14

10. Audit

Investigasi ............................................................................. 15

III. BUKTI AUDIT

1. Pengertian Bukti

Audit ................................................................... 16

2. Syarat-Syarat Bukti

Audit .............................................................. 16

Page 3: diktat-pengawasan.doc

3

3. Hubungan Bukti Audit dengan Materialitas dan

Resiko ............... 18

4. Jenis-Jenis Bukti

Audit .................................................................. 19

IV. TEKNIK AUDIT

1. Pengertian Tahapan, Prosedur dan Teknik

Audit .......................... 23

2. Hubungan Tujuan, Bukti dengan Teknik

Audit ............................ 24

3. Berbagai Teknik

Audit .................................................................. 25

V. PROGRAM KERJA AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT

A. PKA

1. Pengertian Program Kerja Audit (PKA) .............................. 30

2. Memahami Tujuan dan Manfaat PKA ................................. 30

3. Memahami Format dan Isi PKA .......................................... 31

4. Memahami Sifat PKA ........................................................... 34

B. KKA

1. Pengertian KKA .................................................................. 34

2. Hubungan PKA dgn KKA ................................................. 34

3. Tujuan dan Manfaat KKA ................................................. 35

4. Prinsi-Prinsip Penyusunan KKA ........................................ 37

5. Isi dan Format KKA .......................................................... 37

6. Pengelompokan KKA ....................................................... 38

VI. PRAKTEK TEKNIK AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT

1. Teknik Audit

Konfirmasi ........................................................... 39

2. Teknik Audit

Footing ................................................................ 41

3. Teknik Audit Cross

Footing ...................................................... 42

4. Teknik Audit

Rekonsiliasi ......................................................... 43

Page 4: diktat-pengawasan.doc

4

5. Kasus Penerimaan

Bantuan ....................................................... 44

6. Kasus Pengendalian Penerimaan

Kertas ..................................... 45

VII. KONSEP DASAR SISTEM PENGENDLIAN MANAJEMEN

1. Latar

Belakang ............................................................................ 46

2. Pengertian

SPM ........................................................................... 47

3. Pentingnya Pengendalian

Manajemen ......................................... 50

4. Pengendalian Manajemen dalam Instansi

Pemerintah ................ 50

5. Jenis-Jenis Pengendalian

Manajemen ......................................... 51

6. Keterbatasan Pengendalian

Manajemen ..................................... 52

VIII. PENGENDALIAN MANAJEMEN PENDEKATAN COSO

1. Lingkungan Pengendalian

Manajemen ....................................... 54

2. Penilaian

Resiko .......................................................................... 58

3. Informasi dan

Komonikasi .......................................................... 61

4. Aktivitas

Pengendalian ................................................................ 61

5. Monitoring ............................................................................

....... 69

IX. PENGUJIAN SUBSTANTIF DAN PENGEMBANGAN TEMUAN

1. Pengertian Pengujian

Substantif .................................................... 70

2. Tujuan ...................................................................................

........ 72

3. Aktivitas ................................................................................

....... 73

Page 5: diktat-pengawasan.doc

5

4. Hasil ......................................................................................

........ 73

5. Pelaporan ...............................................................................

....... 76

Bahan 1Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Pengauditan

A. POKOK PEMBAHASAN

1. Pengantar

2. Definisi Pengauditan

3. Arti Penting Pengauditan

4. Sejarah Pengauditan

5. Jenis-Jenis Audit

6. Jenis-Jenis Auditor

7. Standar Audit

B. PEMBAHASAN

1. Pengantar

Pengertian pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen (POAC) sehingga

maknanya lebih luas dari pada makna pengendalian karena pengendalian

merupakan bagian dari pengawasan, contoh pengendalian Pegawai dengan

absensi, tapi pengawasan Pegawai bukan hanya dengan absensi saja ada juga

metode lain seperti penilaian kinerja

Pengendalian

Mencakup berbagai aktivitas seperti persetujuan, otorisasi, verifikasi dan

rekonsiliasi yang dilaksanakan untuk mengendalikan resiko yang telah

terindentifikasi

Disesuaikan dengan ukuran, kompleksitas dan sifat organisasi yang

dikaitkan dengan proses penilaian resiko (PP 60 Tahun 2008 tentang

SPIP)

2. Definisi Pengauditan

Proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang

berhubungan dengan asersi tentang tindakan atau kejadian ekonomi secara

Page 6: diktat-pengawasan.doc

6

obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan (Jusup Al. Haryono. 2002. Auditing

(Pengauditan). Buku 2. STIE-YKPN. Yogyakarta

Segala komponen berupa proses, elemen maupun kegiatan yang terjalin

erat dan berfungsi untuk meyakinkan agar segala kegiatan yang telah

dilaksanakan ke arah tujuan organisasi sebagaimana yang ditetapkan

dengan cara-cara yang efektif dan efisien (Pusdilkat BPKP. 2002, SPM

edisi keempat)

Makna definisi diatas, yaitu:

Kata sistimatis

Perencanaan dan perumusan strategi audit harus saling berhubungan

dgn pemilihan bukti untuk tujuan audit tertentu menuntut auditor untuk

membuat banyak keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit

Proses sistimatis (statement of basic auditing concept)

Pengauditan didasarkan pada perencanaan audit yang terstruktur, tetapi

strategi dapat dilaksanakan dengan modifikasi yang cukup luas selama

audit berlangsung, yaitu ketika pengumpulan bukti berlangsung

dikaitkan dgn asersi seringkali juga menyangkut komponen laporan

keuangan yang berkaitan satu dengan yang lainnya

Evaluasi secara obyektif

Kegiatan ini dalam audit merupakan yang paling utama, bukti tentang

tingkat kesesuaian antara asersi dalam laporan keuangan dgn PABU

(Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum)

Asersi tindakan/kejadian ekonomi

Dalam laporan keuangan tersirat secara tidak tertulis, tetapi pembaca

mengerti asersi yang tidak diungkap secara tertulis tersebut, contoh

dalam laporan keuangan tercatat persediaan sebesar Rp750.000.000,00,

asersi yang melekat yaitu:

o Persediaan secara fisik benar-benar ada

o Dimiliki perusahaan untuk dijual

o Diklasifikasi secara tepat dan diungkapkan dalam neraca secara

memadai

Tingkat kesesuaian asersi dengan kriteria

Page 7: diktat-pengawasan.doc

7

Opini auditor akan menunjukan seberapa jauh asersi tersebut sesuai

dengan stansar atau kriteria yang telah ditetapkan, contoh kesesuaian

asersi kas dengan kriteria yaitu PP 24 Tahun Tahun 2005 tentang SAP

Mengkomunikasikan kepada pihak terkait

Hasil akhir LHA/P harus dikomunikasikan kepada auditan yg berisi

kondisi, kriteria, sebab, akibat dan rekomendasi (struktur temuan) untuk

mempermudah tidak lanjut hasil pemeriksaan.

3. Arti Penting Pengauditan

Pengauditan secara langsung diyakini paling tinggi efektivitasnya dalam

menjamin pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya, namun ternyata tidak

mencukupi karena terbatasnya waktu, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki

yang tidak sebanding dengan dinamika organisasi.

Arti pengauditan yang perlu ditekankan adalah:

a. Pengauditan adalah alat bantu manajemen untuk mencapai tujuan

Pengauditan bukan merupakan tujuan yang akan dicapai, tetapi hanya sebagai

tujuan antara oleh karena itu tolok ukur keberhasilan pengauditan adalah

efektivitas manajemen itu sendiri dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Pengauditan bukan jaminan bagi organisasi akan dapat mencapai tujuan

Semua berpulang pada kualitas pelaksanaan manajemen karena

sesungguhnya pengawasan tidak akan menggantikan fungsi manajemen.

Kedua asumsi ini penting dalam memahami arti dan fungsi pengauditan dalam

proses manajemen, secara umum pengauditan membantu manajemen untuk:

a. Meningkatkan kinerja organisasi

b. Memberikan informasi yang idependen atas kinerja organisasi

c. Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi terhadap deviasi dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi

4. Sejarah Pengauditan

Pengauditan mulai dilakukan pada abad 15 Masehi, tahun kelahiran pengauditan

tidak diketahui secara pasti, tetapi dari berbagai sumber diketahui jasa auditor

telah mulai digunakan di Inggris pada abad 15, meskipun pengauditan telah lahir

sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan pesatnya baru terjadi pada

abad ini.

Page 8: diktat-pengawasan.doc

8

a. Pengauditan sebelum Tahun 1990

Kelahiran pengauditaian di AS bagian utara berasal dari Inggris, para

akuntan AS mengadopsi laporan keuangan dari Inggris

Perusahan-perusahan pada saat itu tunduk pada UU yang disebut

Companies Act.

b. Perkembangan di abad 20

Abad ke 20 revolusi industri berkembang pesat, jumlah pedagang saham

semakin bertambah, kebanyakan para pemegang saham tidak paham

membaca/memahami laporan keuangan, maka peran auditor sangat

penting untuk menjamin kualitas laporan keuangan

c. Pengauditan di Indonesia

Profesi akuntan di Indonesia masih tergolong muda, pada jaman

penjajahan Belanda jumlah perusahan belum begitu banyak sehingga

akuntansi/audit dengan sendirinya belum banyak dikenal

Pada Tahun 1973 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-

Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dengan Norma Pemeriksaan Akuntan

(NPA)

Penetapan PAI dan NPA sepenuhnya menganut standar audit yang

berlaku di AS

5. Jenis-Jenis Audit

a. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Informasi kuantitatif yang akan diperikasa dinyatakan sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan

Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah PABU

Laporan keuangan yang diperiksa yaitu: Neraca, Lap L/R / LRA, LAK

dan CaLK.

Ada pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan

b. Audit kesesuaian/ketaatan (complience audit)

Untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti

peraturan/prosedur tertentu yang ditetapkan pihak berwenang.

Audit ketaatan pada sektor corporate dapat berupa mengkaji tariff upah

minimum yang ditetapkan pemerintah

Audit ketaatan pada instansi pemerintah lebih beraneka ragam karena

banyaknya peraturan yang ditetapkan pemerintah.

c. Audit operasional (operational audit)

Page 9: diktat-pengawasan.doc

9

Mengkaji setiap bagian dari prosedur yang ditetapkan suatu organisasi

dengan tujuan menilai apakah kegiatan yang dilakukan oleh auditan telah

dilakukan secara ekonomis, efisiensi dan efektivitas (3E) dan hasilnya adalah

rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi

Ciri-ciri audit operasional yaitu:

1) Bersifat konstruktif dan bukan mengkritik

2) Early worming (peringatan dini)

3) Data muktahir/kegiatan sedang berjalan

4) Manajemen oriented (memahami usaha-usaha manajemen)

d. Audit Investigasi

Audit yang dilaksanakan berkaitan dengan adanya tindak pidana korupsi dan

atau penyalahgunaan wewenang dan/atau mengganggu kelancaran

pembangunan

6. Jenis-Jenis Auditor

a. Auditor pemerintah

Auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada

instansi pemerintah.

Di Indonesia audit ini dilaksanakan oleh BPK (Badan Pemeriksa

Keuangan) bentuk berdasarkan Pasal 23 ayat (5) UUD 1945

BPK tidak tunduk kepada pemerintah sehingga dapat melakukan audit

secara independen

Di AS audit semacam ini dilaksanakan oleh suatu badan yang disebut

GAO (General Audit Officer), badan ini bertanggungjawab kepa

kongres, tugas mereka hamper sama dgn akuntan public, informasi

keuangan yang dibuat instansi pemerintah harus diaudit GAO sebelum

disampaikan ke Kongres, coba telaah apa beda audit di Indonesia antara

BPK dengan GAO AS ?

b. Auditor intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan

oleh karenanya statusnya sebagai pegawai pada perusahaan tersebut.

Tugas yang dilakukan untuk membantu manajemen perusahaan dimana

tempat bekerja dan mereka wajib memberikan laporan kepada

manajemen tertinggi atau komite audit yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris.

Page 10: diktat-pengawasan.doc

10

Pada instansi pemerintah tugas auditor intern dilaksanakan oleh

Inspektorat

c. Auditor independen (akuntan publik)

Tanggungjawab utama akuntan public adalah melakukan fungsi

pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.

Pengauditan dilakukan pada perusahaan terbuka (PT tbk) dan perusahaan

kecil serta organisasi yang mencari laba.

Praktik sebagai akuntan public harus dilakukan melalui Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang berijin dari Depkeu.

7. Standar Audit

Standar audit merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.

Standar audit terdiri-dari 10 standar rinci dalam bentuk Pernyataan Standar

Auditing (PSA).

Di instansi pemerintah Standar yang digunakan adalah sangat beranekaragam

Peraturan Perundang-undangan diantaranya PP 24 Tahun 2005 tentang SAP

yang dirubah dengan PP 71 Tahun 2010.

Page 11: diktat-pengawasan.doc

11

Bahan 2Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Tujuan Audit

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Pengertian Tujuan Audit

2. Hubungan Resiko Dengan Tujuan Audit

3. Hubungan Akuntansi Dengan Pengauditan

4. Manfaat Ekonomis Suatu Audit

5. Pihak-Pihak Yang Berinteraksi dengan Auditor

6. Penentuan Keakuratan dan Keandalan Informasi Keuangan

7. Audit Laporan Keuangan

8. Audit Ketaatan

9. Audit Operasional

10. Audit Investigasi

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Tujuan Audit, tujuan audit untuk menentukan apakah:

1) Informasi keuangan akurat dan dapat diandalkan

2) Resiko dapat diidentifikasi dan diminimalisir

3) Peraturan/kebijakan dan prosedur dapat dipenuhi

4) Sumber daya telah digunakan secara 3E (ekonomis, efektif dan efisien)

5) Tujuan organisasi telah dicapai

Daftar Jenis Audit dan Tujuannya

JENIS AUDIT TUJUAN AUDITAudit

Keuangan

Untuk menentukan apakah informasi keuangan telah akurat

dan dapat diandalkan, serta memberikan opini kewajaran

atas penyajian laporan keuangan

Audit Ketaatan Untuk menentukan apakah peraturan/kebijakan/prosedur

telah ditaati

Audit

Operasional

Untuk menentukan apakah:

Page 12: diktat-pengawasan.doc

12

1. Informasi operasi akurat dan dapat diandalkan

2. Peraturan/kebijakan/prosedur telah ditaati

3. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan

ekonomis

4. Tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif

Audit

Investigasi

Untuk menentukan apakah:

1. Adanya indikasi tipikor

2. Penyalahgunaan wewenang

3. Ketidaklancaran pembangunan

2. Hubungan Resiko Dengan Tujuan Audit

Sebagai ilustrasi auditor akan melaksanakan audit ketaatan terhadap disiplin jam

kerja PNS, maka pada saat survey pendahuluan dilakukan ytu:

Resiko Tujuan Audit Kriteria Pengendalian Tujuan Utk

Pengujian

Substantif

Pegawai

datang

terlambat

Menentukan

apakah

peraturan/kebijak

an/prosedur

tentang:

Jam kedatangan

pegawai

Waktu istirahat

dan jam pulang

Jam

masuk

08.00,

Jam

istirahat

12.00 s/d

13.30

dan Jam

pulang

15.30

Prosedur

Absensi

Pengawasan

Atasan

Langsung

Pengawas

Satuan

Budaya

Kerja

Rencana

Kerja Harian

Terdapat PNS

yang dating

terlambat

Pegawai

istirahat

lebih

lama

Terdapat PNS yg

menggunakan

Jam istirahat lbh

lama dr ketentuan

Pegawai

pulang

lebih

awal

Terdapat PNS yg

plg lebih awal

dari Jam 15.00

Tetapkan resiko yg mungkin terjadi kemudian teliti apakah kriteria telah

dipenuhi atau kriteria blm lengkap

Evalusi SPI yg dilakukan SKPD, kemudian laksanakan pengujian substantive

dgn mengacu resiko yang kemungkinan lebih besar akan terjadi.

KESIMPULAN : resiko mrp titik awal dari penentuan tujuan audit, kemudian

tujuan tsb dikembangkan selama pelaksanaan audit.

Page 13: diktat-pengawasan.doc

13

Contoh tujuan audit terkait dgn transaksi:

Pengeluaran kas tidak digunakan untuk pengeluaran fiktif

Seluruh transaksi kas yg telah terjadi telah dicatat

Contoh tujuan audit terkait dgn saldo ytu:

Kas di Bank dilaporkan dari hasil rekonsiliasi

Kas di Bank telah tercatat seluruhnya

3. Hubungan Akuntansi Dengan Pengauditan

Akuntansi adl proses identifikasi, mengukur dan menginformasikan informasi

keuangan kpd pihak2 yg berkepentingan

Audit adl proses mengevaluasi bukti2 berkaitan dgn asersi dibandingkan

kriteria utk dikomunikasikan kpd auditan

Seorg akuntan tdk hrs mengerti audit, tetapi seorg auditor hrs memahami

akuntansi

Akuntansi menghasilkan LK, sedangkan audit tdk menghasilkan data

akuntansi, melainkan meningkatkan nilai informasi keuangan tsb

4. Manfaat Ekonomis Suatu Audit

1) Akses ke Pasar Modal

UU mewajibkan perusahaan publik utk diaudit LK agar bisa menjual

sahamnya

2) Mencegah Terjadinya Kecurangan

Penelitian menunjukan – apabila perusahaan akan diaudit auditor

independen maka karyawan akan lebih hati2 bekerja

3) Mendapatkan Modal

Perusahaan yg telah diaudit biasanya mudah mendapat kredit dari Bank

4) Perbaikan Dalam Pengendalian dan Operasi

Audit akan dpt memperbaiki pengendalian utk mencapai efisiensi

5. Pihak-Pihak Yang Berinteraksi dengan Auditor

1) Manajemen

Hub baik dgn manajemen hrs dijaga utk memperoleh informasi/data obyek

pemeriksaan

Page 14: diktat-pengawasan.doc

14

Sikap Skeptis Profesional artinya Auditor bersikap tidak begitu saja

mempercayai asersi manajemen, auditor menilai scr obyektif atas kondisi

yg diaudit.

2) Dewan Komisaris

Dewan komisaris pada sebuah perseroan berkewajiban utk mengawasi

apakah perusahaan telah berjalan sesuai dgn kepentingan pemegang

saham.

3) Auditor Intern

Pekerjaan auditor intern tdk bisa sbg pengganti pekerjaan auditor ekternal,

melankan bisa menjadi pelengkap.

4) Pemegang Saham

Para pemegang saham mengandalkan LK yg telah diaudit utk

mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tugas dgn

baik.

Para pemegang saham adalah pemakai utama LK

6. Penentuan Keakuratan dan Keandalan Informasi Keuangan

Keakuratan Laporan Keuangan adl

o Penyajian yg akurat tentang seluruh transaksi dl th berjalan dan sel posisi

aset, kewajiban dan ekuitas per akhir tahun.

o Ciri laporan keuangan yg akurat adl lengkap dengan menyajikan nilai yg

tepat (akurat)

o Contoh tujuan audit terkait keakuratan:

- Kas di Bank dilaporkan dari hasil rekonsiliasi tercatat dgn akurat

- Pencatatan pengeluaran kas dilaksanakan dgn akurat sesuai kas yg

dibayarkan

Keandalan Laporan Keuangan adl penyajian sel transaksi dan posisi

keuangan yg sangat mendukung pengambilan keputusan.

o Contoh tujuan audit terkait keandalan:

- Pengeluaran kas tdk digunakan utk pengeluaran fiktif

- Kas di Bank dilaporkan dari hasil rekonsiliasi

- Pencatatan pengeluaran kas dilaksanakan pd hari pengeluaran terjadi

7. Audit Laporan Keuangan

Page 15: diktat-pengawasan.doc

15

Secara umum dilaksanakan oleh auditor external

Jika audit dilaksanakan auditor internal maka titik beratnya adl pada tujuan

utk menentukan keandalan dan keakuratan informasi LK.

Pernyataan pendapat adl pernyataan pendapat ttg kewajaran penyajian LK

Menurut Indra Bastian (2003) ada 5 (lima) jenis pendapat auditor:

1) WTP (Pendapat wajar tanpa pengecualian)/(un qualifed opinion).

2) WTPp(Pendapat wajar tanpa pengecualian dgn paragraf penjelas)

3) WDP (Pendapat wajar dengan pengecualian) (qualifed opinion)

4) Pendapat tidak wajar (Disclaimer)

5) Pernyataan tdk memberikan pendapat atau menolak memberikan

pendapat (adverse)

Tujuan audit tersebut dapat dicapai dengan pengujian tujuan2 audit berkaitan

dgn transaksi dan saldo yg dilaporkan dlm LK.

8. Audit Ketaatan

Audit ketaatan bertujuan utk memberikan informasi kpd pihak2 yg

berkepentingan ttg kesesuaian antara kondisi dgn peraturan yg berlaku.

Tujuan audit utk pengujian substantif dlm audit ketaatan adl berdasarkan

kriteria yg ditetapkan dan penyimpangan yg mungkin thd kriteria tsb.

9. Audit Operasional

Bertujuan utk menilai apakah sumber daya ekonomi yg tersedia tlh dikelola

scr 3E. Adapun 3E tsb ytu:

1) Efektivitas, ytu tercapainya tujuan/manfaat, tujuan auditnya sbb:

a) Output yg dihasilkan sesuai dgn yang direncanakan

o Keluarga Pra sejahtera direncanakan dpt beras 15 Kg/KK, tetapi

dilapangan ternyata KK miskin menerima 40,8 krn 0,2 Kg

dipotong biaya distribusi

b) Output yg dihasilkan telah dimanfaatkan

o Pemda Tabanan membangun 20 unit Rudin, tetapi jarang/tidak

dihuni sesuai rencana krn tempatnya jauh/tdk strategis.

c) Output yg dihasilkan digunakan sesuai rencana

o Kegiatan pelatihan direncakan utk petani, tetapi krn jarang

peminat maka dilakukan oleh penyuluh pertanian

2) Efisien

Efisien ytu hub antara input dgn output.

Page 16: diktat-pengawasan.doc

16

Efisien terjadi jika sejumlah output tertentu dpt dicapai dgn jumlah

input yg lbh kecil.

Contoh:

o Utk membuat 100 unit pot diperlukan 100 Kg tanah liat, efisien

terjadi jika tetap menghasilkan 100 unit pot tetapi dgn bahan

kurang dari 100 Kg tanah liat.

3) Ekonomis

Berhubungan dgn kegiatan ytu bila nilai/harga lebih rendah/murah.

Contoh:

o Dinas X membeli kain utk souvenis seharga @2 Jt/picis, setelah

dilakukan survey harga plus pajak diperoleh harga 1,5 Jt maka

terdapat tdk ekonomis 500 Ribu.

10. Audit Investigasi

Tujuan audit ini adalah utk memperoleh kepastian ttg ada tidaknya tindak

pidana korupsi dan atau penyalahgunaan wewenang dan/atau mengganggu

kelancaran pembangunan

Jadi audit investigasi berkaitan gdn resiko organisasi disebabkan oleh tipikor,

penyalahgunaan wewenang, dan atau hambatan pelaksanaan tugas.

Utk mencapai tujuannya auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti2 ttg:

1) APA – Audit hrs mengungkapkan apa yg terjadi, apakah telah terjadi

tipikor atau tiidak

2) SIAPA - Audit hrs mengungkapkan siapa yg bertanggungjwb

3) DIMANA - Audit hrs mengungkapkan dimana terjadinya suatu kejadian

4) BILAMANA - Audit hrs mengungkapkan kapan terjadinya suatu

kejadian

5) BAGAIMANA - Audit hrs mengungkapkan alur atau kronologis

kejadian

Page 17: diktat-pengawasan.doc

17

Bahan 3Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Bukti Audit

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Pengertian Bukti Audit

2. Syarat-Syarat Bukti Audit

3. Hubungan Bukti Audit dengan Materialitas dan Resiko

4. Jenis-Jenis Bukti Audit

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Bukti Audit

Bukti audit adl semua media informasi yg digunakan oleh auditor utk

mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasi dlm

meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dan kriteria.

Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, krn itu hrs dipilih, ytu bukti

audit yg andal shg meyakinkan pihak lain.

2. Ada 4 (empat) syarat-syarat bukti audit:

1) Relevan (RE)

o Maksudnya adl bukti logis yg mempunyai hubungan dgn permasalahan.

o Bukti yg tdk ada kaitannya dengan kondisi tentu tdk ada gunanya krn tdk

dpt dipakai guna mendukung argumentasi, simpulan dan rekomendasi

dari auditor

o Setiap informasi sekecil apapun hrs relevan dgn permasalahan.

o Contoh:

Seorang Pegawai (Sdr. Gareng) yg ditugaskan melakukan pembelian

komputer, diduga menggelapkan komputer yg dibeli kantor tsb dgn

cara penyerahan barang oleh penjual dilakukan di rumah Sdr. Gareng:

Bukti yg relevan berupa surat pernyataan dari Penjual bahwa

komputer pesanan kantor tsb atas perintah Sdr. Gareng dan ada

tanda terimanya.

Page 18: diktat-pengawasan.doc

18

Bukti tdk relevan berupa surat pernyataan dari Penjual bahwa

telah menyerahkan mesin ketik di rumah Sdr. Gareng.

2) Kompeten (KO)

Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti, cara

mendapatkan bukti dan kelengkapan yuridis bukti tsb.

Sumber bukti

Bukti ttg kepegawaian yg didpt dari BKD lebih kompeten dibandingkan

dgn bukti yg didpt dari pihak lain.

Cara mendapatkan bukti

o Bukti yg didpt auditor dari pihak luar auditan lebih kompeten dari

bukti yg didpt dari auditan.

o Bukti yg didpt dari pengamatan lsg oleh auditor sendiri lebih

kompeten dari bukti yg didpt melalui pihak lain.

Kelengkapan yuridis

o Bukti yg di tt, stempel, ada tanggal, meterai dll lebih kompeten dari

bukti yg tdk memenuhi syarat hukum.

Ada suatu pendapat/pandangan menyatakan, ”SPM juga menentukan

keandalan suatu bukti”:

Bukti yg didpt suatu organisasi memiliki SPM yg lbh baik dpt diandalkan

drpd bukti yg didpt dari orgas yg memiliki SPM kurang baik.

3) Cukup (CU)

Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kwantitas dan atau nilai

keseluruhan bukti.

Contoh:

Ada dugaan bahwa perjalanan dinas di instansi yg diaudit TA 2011

telah dilakukan scr tdk ekonomis/efektif. Jlh penugasan perjalanan

dinas 100 kali, sedangkan jumlah biaya sebesar Rp500.000.000,00

Auditor boleh menyimpulkan bahwa perjalanan dinas di instansi tsb

tdk ekonomis/efektif, apabila telah menguji dalam jumlah bukti yg

cukup, tergantung dari pertimbangan logis dari auditor (40% atau

50%).

4) Material (MA)

Adalah bukti yg mempunyai nilai yg cukup, berarti dan penting bagi

pencapaian tujuan organisasi.

Page 19: diktat-pengawasan.doc

19

Materialitas dapat dilihat dari:

1) Besarnya nilai uang (1% dari Belanja/Pendapatan/Anggaran)

2) Pengaruhnya terhadap kegiatan, walaupun nilainya tdk besar

3) Penting menurut peraturan (selisih kas tdk boleh terjadi, krn itu jika

terjadi selisih kas berapapun nilainya hrs dicari sebab-akibatnya)

4) Menyangkut tujuan audit

5) Kegiatan pd saat audit sedang menjadi perhatian umum

Simpulan REKOCUMA:

Syarat bukti REKOCUMA tdk berdiri-sendiri tetapi mrp satu kesatuan yg

menyeluruh

Bukti yg relevan, cukup dan material tdk ada gunanya bila tdk kompeten,

bukti yg kompeten tdk ada gunanya apabila tdk relevan.

3. Hubungan Bukti Audit dengan Materialitas dan Resiko

Audit pd dasarnya adl pengujian yg sistematis dan obyektif, krn itu kegiatan

audit adl mengumpulkan bukti-bukti. Agar bukti-bukti tsb mendukung

obyektivitas audit, maka pengumpulannya hrs memperhitungkan materialitas

dan resiko permasalahan yang diuji.

1) Materialitas

Sebelum bukti dikumpulkan terlebih dahulu hrs ditetapkan materialitas

permasalahannya, jika permasalahannya ditetapkan material, maka bukti-

bukti hrs dikumpulkan dan sebaliknya.

Contoh:

Permasalahan

Auditor menemui permasalahan bahwa Ketua Panitia Pengadaan

Barang/Jasa adl adik ipar SKPD, terhadap permasalahan ini tidak

dapat ditentukan nilai rupiahnya.

Materialitas

Pertimbangan auditor: permasalah ini dianggap material krn

mempunyai pengaruh besar thd kegiatan pengadaan barang/jasa,

krn itu auditor menetapkan bukti audit hrs dikumpulkan.

2) Resiko

Setelah mempertimbangkan materialitas, maka auditor hrs

mempertimbangkan resiko deteksi untuk menetapkan jumlah dan jenis

bukti. Semakin banyak jumlah dan beragam jenis bukti, maka resiko

deteksi semakin kecil.

Page 20: diktat-pengawasan.doc

20

Contoh

Auditor mengumpulkan bukti bahwa Ketua Panitia Pengadaan

Barang/Jasa adl adik ipar Kepala SKPD.

Mula-mula auditor hanya memperoleh informasi/bukti lisan dari

seorang Pegawai, artinya auditor hanya memiliki 1 jumlah dan

jenis bukti.

Pada tahap ini resiko deteksi sangat tinggi, utk menurunkan

resiko tersebut, auditor hrs mencari bukti tambahan dari 2 org

Pegawai lainnya.

Saat bukti tsb memperkuat bukti pertama, maka auditor telah

mendapatkan 3 buah bukti.

Selanjutnya auditor trs mengumpulkan bukti hingga

memperoleh keterangan dari Ketua Panitia Pengadaan

Barang/Jasa bahwa ia memang benar adik ipar Kepala SKPD,

pada tahap ini resiko telah minimal, auditor telah memperoleh 4

buah bukti dan 2 jenis bukti.

Karena resiko telah minimal maka auditor dpt menghentikan

proses pengumpulan bukti thd permasalahan tsb.

4. Jenis-Jenis Bukti Audit, bukti audit dpt dibedakan mjd bbrp jenis:

1) Bukti fisik

Bukti fisik adl bukti yg diperoleh melalui pengamatan langsung dgn

mata kepala auditor sendiri.

Pengamatan lsg oleh auditor dilakukan dgn cara inventarisasi fisik

(opname) dan inspeksi lapangan (on the spot) – BAP fisik, foto dan

surat pernyataan.

Contoh:

Kas yg ada dlm berankas blm tentu seluruhnya milik instansi

ybs, mungkin ada uang titipan dll

Mobil yg digunakan Pejabat blm tentu milik istansi ybs,

mungkin mobil pinjaman

o BAP fisik sekurang-kurangnya dilakukan oleh 2 org, krn mrt

Hukum/KUHP 1 org bukan saksi, selain itu BAP hrs

ditandatangani oleh atasan auditan.

o Bila bukti fisik berbentuk foto/denah/peta sebaiknya ada

identitas dari auditan berupa tanda-tangan/legalisir dll yg

Page 21: diktat-pengawasan.doc

21

menunjukan tempat dan waktu, klu bentuk surat pernyataan hrs

bermeterai.

2) Bukti dokumen

Bukti yg paling banyak ditemui auditor adl dokumen. Bukti ini

umumnya terbuat dari kertas yg mengandung huruf, angka dan

simbul-simbul.

o Dalam mengevaluasi bukti auditor hrs menilai sistim

pengendalian intern organisasi yg diperiksa

o Jika SPI lemah maka auditor tidak sepenuhnya mempercayai

bukti dokumen yg didapat dan memperluas pengujian dengan

dokumen lain.

Dilihat dari sumbernya bukti dokumen dpt berupa:

a) Bukti intern yg aslinya diserahkan ke pihak ketiga (bukti kas

masuk/slip setoran)

b) Bukti ekstern yg aslinya ada di auditan (bukti kas keluar/faktur)

c) Bukti yg didpt auditor lsg dari pihak ketiga (rekening koran)

d) Bukti audit yg msh disimpan auditan (DPA, sisdur dan tembusan

dokumen)

Contoh

Buku kas, Buku Bank, Buku Persediaan, KIR, KIB dll

3) Bukti analisis

Yang termasuk bukti analisis adl analisis dan perhitungan, adapun

rinciannya yaitu:

a) Bukti analisis ytu:

o Bukti analisis adl bukti audit yg diperoleh auditor dgn melakukan

analisis atas data-data auditan dan yg berkaitan dgn auditan, dlm

hal ini auditor dpt menggunakan rumus2 atau rasio2.

o Contoh:

Rasio pemakaian bahan bakar (1:6 = satu liter BBM

menempuh 6 Km perjalanan)

b) Bukti perhitungan ytu:

o Bukti yg didapat dari perhitungan yg dulakukan sendiri oleh

auditor.

o Perhitungan yg dilakukan oleh auditor digunakan antara lain

untuk menguji perhitungan yg telah dibuat auditan.

Page 22: diktat-pengawasan.doc

22

o Contoh:

Perhitungan pajak (PPh)

Perhitungan pemakaian kertas/persediaan

4) Bukti keterangan

Yang termmasuk bukti keterangan adl bukti kesaksian, bukti lisan dan

bukti spesialis, adapun rinciannya ytu:

a) Bukti kesaksian

Bukti peyakin yg didapat dari pihak lain karena diminta oleh

auditor, peyakin yang dimaksud adl utk mendukung bukti2 yg

telah didpt auditor, biasanya bukti dokumen baru dilengkapi bukti

kesaksian

Contoh:

Surat pernyataan/konfirmasi dari yg berhutang mengenai

besar hutangnya (piutang auditan)

Surat keterangan konfirmasi mengenai harga barang dari

penjual resmi.

b) Bukti lisan

Bukti yang didapat auditor dari orang lain melalui pembicaraan

secara lisan, org lain tsb dpt berasal dari luar maupun pihak

auditan sendiri.

Banyak informasi lisan yg didpt, tetapi pihak yg memberikan

informasi tdk bersedia memberikan pernyataan tertulis yg

ditandatanganinya.

Contoh:

Seorang sopir menginformasikan bahwa salah satu mobil di

kantor tsb telah dibiayai perbaikan turun mesin, faktanya

turun mesin tdk dilakukan.

c) Bukti spesialis

Bukti spesialis adl bukti yg didpt dari tenaga ahli baik pribadi

maupun institusi yg memiliki keahlian yg kompeten di

bidangnya.

Tenaga spesialis tsb spt: ahli pertambangan, kedokteran, ahli

hukum, tehnik sipil dll

Contoh:

Suatu tim audit terdiri-dari seorang akuntan dan beberapa

staf sarjana ekonomi serta hukum, ditugaskan mengaudit

Page 23: diktat-pengawasan.doc

23

pekerjaan konstruksi. Tentu saja tim tdk sepenuhnya dpt

menilai tingkat kewajaran bangunan tsb, maka tim tsb

boleh menggunakan tenaga ahli yg kompeten ytu tenaga

tehnik sipil atau instansi PU atau konsultan tehnik.

Page 24: diktat-pengawasan.doc

24

Bahan 4Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Teknik Audit

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Pengertian Tahapan, Prosedur dan Teknik Audit

2. Hubungan Tujuan, Bukti dengan Teknik Audit

3. Berbagai Teknik Audit

II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Tahapan, Prosedur dan Teknik Audit

Penilaian dalam audit dilaksanakan melalui pengujian2 yg dilaksanakan scr

sistimatis dan obyektif. Sistimatis artinya melalui proses yang terintegrasi mulai

dari tahapan, prosedur hingga teknik pengujian utk mencapai tujuan audit.

1) Tahapan Audit

Tahap-tahap yg dilalui suatu proses audit. Tiap jenis audit memiliki

tahapan yg berbeda, contoh :

a) Tahapan audit keuangan mrt Arens and Loebecke (1997) ytu:

Perencanaan dan desain pendekatan audit

Pelaksanaan uji substansi transaksi

Pelaksanaan uji rinci

Penerbitan laporan

b) Tahapan audit operasional ytu:

Perencanaan audit

Pengumpulan dan evaluasi bukti

Pelaporan dan tindak lanjut

c) Tahapan audit secara umum mrt Taylor dan Glezen ytu:

Survey pendahuluan

Evaluasi SPM

Pengujian substantif dan pengembangan temuan

Pelaporan

2) Prosedur Audit

Urutan langkah yg diperlukan oleh auditor utk mendapatkan bukti2 audit

sesuai sasaran yg ingin dicapai dg menggunakan teknik audit yg sesuai.

Page 25: diktat-pengawasan.doc

25

Dengan kata lain prosedur audit terdiri-dari beberapa teknik audit utk

mencapai tujuan tertentu.

3) Teknik Audit

Cara2 yg ditempuh oleh auditor utk mendapatkan bukti2 yg diperlukan.

4) Hub tahapan – prosedur – teknik audit

Tahapan Prosedur Teknik Contoh

Evaluasi

SPM

Pemahaman

SPM

Permintaan

keterangan

Minta keterangan lisan

atau tertulis ttg prosedur

pengeluaran kas

Verifikasi

dokumen

Verifikasi prosedur baku

pengeluaran kas utk

melihat prosedur

pengendalian kas

Observasi Observasi prosedur

pengeluaran kas

Pengujian

SPM

Verifikasi

dokumen

Verifikasi otorisasi dan

keakuratan dukumen

pengeluaran kas

Pembandingan Bandingkan voucher

pengeluaran kas dengan

bukti2 pendukungnya

2. Hubungan Tujuan, Teknik Audit dengan Bukti

Tahapan dalam audit berkaitan dengan pengembangan tujuan. Pada tiap

tahap, penetapan tujuan akan memudahkan auditor dlm menentukan teknik2

audit apa yg akan digunakan dan memperkirakan bukti apa yg akan

terkumpul. Pilihan teknik akan terdokumentasi pada PKA dan bukti yg

terkumpul akan terdokumentasi dalam KKA.

Page 26: diktat-pengawasan.doc

26

Contoh

Hubungan tujuan, teknik audit dengan bukti

Tahap Tujuan Teknik Jenis bukti

Survey

pendahulu

an

Mengumpulkan informasi ttg

perencanaan kegiatan

- Permintaan

keterangan

- Verifikasi

dokumen

- Keterangan

- Dokumen

Evaluasi

SPM

Menguji prosedur penerimaan

barang (otorisasi dan akurasi

informasi)

- Verifikasi

dokumen

- Dokumen

Pengujian

substantif

Menentukan apakah

kendaraan bermotor roda 2 yg

diterima sesuai dgn rencana

dlm jenis/spesifikasi,

kwantitas maupun mutu

- Verifikasi

dokumen

- Inventarisasi

- Pembandingan

- Permintaan

keterangan

- Dokumen

- Fisik

- Analisis

- Keterangan

3. Berbagai Teknik Audit

1) Teknik audit utk bukti fisika) Observasi/pengamatan

Peninjauan/pengamatan atas suatu obyek scr hati-hati, ilmiah dan kontinue selama kurun waktu tertentu utk membuktikan suatu keadaan atau masalah.

Teknik ini sering dilakukan jarak jauh tanpa disadari oleh obriks dgn kekuatan panca indra, observasi umum dilakukan pada tahap survey pendahuluan utk mendeteksi kondisi yg tdk memenuhi kriteria, kemudian hasil pengamatan akan diikuti dengan pengujian subtantif.

Contoh: Dgn menggunakan mobil melihat apakah reboasasi telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dari observasi ini terlihat apakah penanaman kembali tumbuh dgn baik.

b) Opname Pemeriksaan fisik dgn menghitung fisik barang, menilai kondisi

(rusak, baik, rusak berat) dan membandingkan dgn saldo menurut buku (administrasi), kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu BAP

Dapat diterapkan seperti terhadap: barang inventaris, alat kantor, ternak, kas, persediaan dll

Page 27: diktat-pengawasan.doc

27

Contoh

BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS

Pada hari ini ..... tanggal .... yg bertandatangan dibawah ini:1. Nama :

Pangkat/Gol :Jabatan :

2. Nama : Pangkat/Gol :Jabatan :

Sesuai dengan surat tugas .... tanggal ..... nomor .... dan setelah memperlihatkan bukti diri kami melakukan pemeriksaan setempat pada:

Nama : Pangkat/Gol :Jabatan :

Berdasarkan Surat Keputusan ..... tanggal ...... Nomor ...... ditugaskan mengurus uang .... dan berdasarkan hasil pemeriksaan kas serta bukti-bukti yang berada dalam pengurusan ini, kami menemukan kenyataan sebagai berikut:

Jumlah yang kami hitung dihadapan pejabat tersebut adalah:a. Uang kertas Bank Rp...........b. Alat pembayaran lain Rp...........c. Saldo Bank Rp............d. Surat berharga lainnya Rp............e. J u m l a h Rp.... .......

Saldo mrt BKU Rp............

Perbedaan positif/negatif Rp...........(Penjelasan terlampir)

Bendaharawan, Tim Pemeriksa,

1. ............

2. ...........

Atasan langsung bendaharawan,

Page 28: diktat-pengawasan.doc

28

c) Inspeksi Meneliti scr langsung ke tempat kejadian, yg lazim dsb on the spot

inspection, yg dilakukan scr rinci dan teliti. Inspeksi sering dilakukan dengan dadakan dan diikuti dengan pembuaan BAP.

Contoh: Inspeksi pelaksanakan tupoksi dgn mengecek jumlah pegawai Inspeksi apakah ruang kerja bersih dan rapi

2) Teknik audit utk bukti dokumena) Verifikasi

Pengujian scr rinci ttg kebenaran, ketelitian perhitungan, pembukuan dan eksistensi suatu dokumen.

Contoh: Kesesuaian angka dengan huruf Kesesuaian tanggal Prosedur telah diikuti, ada otorisasi Materai yang cukup

b) Cek Menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan teliti. Contoh:

Cek apakah merk mesin yang diterima sesuai dengan yang dipesan

Cek peralatan yg dibeli baru dan lengkap Cek apakah barang yang dibeli dapat berfungsi sesuai

spesifikasi yang ditetapkanc) Test

Test yg dilakukan mencakup hal-hal yg esensial Contoh

Uji rumus yg digunakan oleh auditan Uji apakah metode kerja yg digunakan oleh auditan tepat,

efisien dan hematd) Footing

Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas kebawah (vertikal)

e) Cross footing Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari kiri ke kanan

(horizontal)f) Vouching

Menelusuri suatu data dalam suatu dokumen ke pencatatan pendukungnya (vuecher).

Contoh: Pemeriksaan kontrak pemborongan dilakukan dgn mentrasir dari

laporan ke catatan buku kas, kemudian ke bukti kwitansi yg dihubungkan ke BAP Fisik

g) Trasir/Telusur Menelusuri suatu bukti transaksi menuju ke penyajian dalam suatu

dokumen Contoh:

Pemeriksaan mengambil sampel suatu bukti penerimaan retribusi pasar, kemudian menelusuri ke buku kas, pencatatan

Page 29: diktat-pengawasan.doc

29

rekap di UPTD Pasar, selanjutnya ke laporan penerimaan bulanan.

h) Scanning Penelahaan scr umum dan dilakukan dgn cepat tetapi teliti utk

menemukan hal-hal yg tdk lazim atas suatu data. Contoh:

Scanning terhadap absensi Pegawai utk melihat jumlah kehadiran dan sesuatu yg tdk lazim

Scaning buku pemakaian BBM utk melihat sesuatu yg tdk lazimi) Rekonsiliasi

Mencocokan dua data yg terpisah mengenai hal sama yg dikerjakan oleh unit/instansi yg berbeda.

Contoh: Rekonsiliasi lazim digunakan utk saldo Buku Bank auditan

dengan rekening koran dari Bank Rekonsiliasi saldo persediaan barang menurut buku dengan

jumlah barang di gudang

3) Teknik audit utk bukti analisisa) Analisis

Memecah data ke dalam unsur2 yg lebih kecil shg dpt diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting yg tersembunyi.Dari analisis ini diketahui adanya kekurangan, kecendrungan dan kelemahan yg perlu diperhatikan. Analisis tsb dlm bentuk:a).1 Analisis rasio

Teknik yg biasanya digunakan dlm audit laporan keuangan. Bentuk rasio tsb spt rasio penggunaan BBM, rasio jumlah dokter, rasio persediaan dll.

a).2 Analisis statistikAnalisis menggunakan teknik2 perhitungan statistik utk melihat rata2, korelasi, kecendrungan lain.

a).3 Pembandingan dgn instansi lain (benchmarking)b) Evaluasi

Cara memperoleh suatu kesimpulan dengan mencari pola hubungan berbagai informasi yg telah diperoleh.Evaluasi dapat dilaksanakan dgn membuat bagan arus (Flowchart)

c) Investigasi Upaya utk mengupas scr intensif suatu permasalahan melaui

penjabaran, menguraikan scr mendalam. Investigasi mrp proses pendalaman dari verifikasi setelah adanya

indikasid) Pembandingan

Membandingkan data dari suatu unit kerja dengan data dari unit kerja yg lain , atas hal yg sama dan periode yg sama atau hal yg sama periode yg berbeda

Contoh: Bandingkan belanja modal tahun 2011 dgn 2012 Bandingkan harga beli dengan harga pasar menurut penawaran

umum

4) Teknik audit utk bukti keterangan

Page 30: diktat-pengawasan.doc

30

a) Konfirmasi

Memperoleh bukti sbg peyakin bagi auditor, dengan meminta

informasi yang sah dari pihak yg relevan, umumnya pihak luar

auditan. Secara umum auditor telah memiliki data yg akan

dikonfirmasi.

Contoh:

Konfirmasi surat penawaran lelang suatu kegiatan pengadaan

pakaian PNS

b) Permintaan Informasi

Permintaan informasi bagi pihak yg berkompeten. (inquiry) dpt

dilakukan untuk menggali informasi tertentu dari berbagai pihak yg

berkompeten

Page 31: diktat-pengawasan.doc

31

Bahan 5Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Program Kerja Audit dan Kertas Kerja Audit

I. POKOK PEMBAHASAN

C. PKA

5. Pengertian Program Kerja Audit (PKA)

6. Memahami Tujuan dan Manfaat PKA

7. Memahami Format dan Isi PKA

8. Memahami Sifat PKA

D. KKA

C. Pengertian KKA

D. Hubungan PKA dgn KKA

E. Tujuan dan Manfaat KKA

F. Prinsi-Prinsip Penyusunan KKA

G. Isi dan Format KKA

H. Pengelompokan KKA

A. PEMBAHASAN PKA

1. Pengertian Program Kerja Audit (PKA)

Rancangan prosedur dan teknik audit yg disusun scr sistematis yg hrs

dilaksanakan oleh auditor dlm kegiatan audit utk mencapai tujuan.

PKA disusun oleh auditor utk memperoleh pemahaman yg cukup ttg

tujuan auditnya di tiap tahap

Pemahaman ini diperoleh sebelum penugasan, saat survey pendahuluan

dan evaluasi SPM/I

Konsep PKA disiapkan Ketua Tim direviu Pengendali Teknis (Dalnis) utk

memberikan arahan dan tambahkan informasi.

PKA boleh disebutkan sbg istilah peta bagi turis yg ingin menuju suatu

tempat yg ia blm tahu

2. Tujuan dan Manfaat PKA

Sarana pemberian tugas kepada tim audit

Sarana pengawasan pelaksanaan audit scr berjenjang

Page 32: diktat-pengawasan.doc

32

Pedoman kerja bagi auditor

Sarana utk mengawasi mutu audit

3. Format dan Isi PKA

Yang wajib ada dalam PKA:

1) Pendahuluan

2) Tujuan audit

3) Langkah kerja audit

4) Yang melaksanakan

5) Waktu

6) Nomor KKA

Tiap instansi memiliki PKA tersendiri, tetapi berikut ini disampaikan isi PKA

secara umum ytu:

Page 33: diktat-pengawasan.doc

33

Inspektorat Kab. Tabanan No PKA

Jl Pahlawan 19 Tabanan

Nama Auditan :

Tahun/Masa Audit :

PROGRAM KERJA AUDIT SURVEY PENDAHULUAN

NO URAIAN DILAKS OLEH NO

KKA

CATATAN

WAKTU YG

DIPERLUKAN

RENC REAL RENC REAL

A

B

C

Pendahuluan

Tujuan

Audit

.............

Langkah

Kerja

1. ............

2. ............

dst

Direviu Oleh Tabanan, .......

Tanggal .... Disusun oleh

(..............................) (..............................)

Disetujui Oleh

Tanggal .....

Pengendali Mutu

Page 34: diktat-pengawasan.doc

34

(...........................)

Penjelasan ttg format PKA:

1) Pendahuluan

Dimuat informasi mengenai kegiatan /fungsi/program instansi scr singkat

yg berguna sbg latar belakang bagi auditor utk memahami dan

melaksanakan PKA.

Berisi informasi ttg temuan yg akan dikembangkan

Tim Audit hrs memperhatikan bagian ini utk memahami latar belakang

yg berhubungan dgn prosedur dan teknik audit yg akan dilaksanakan.

2) Tujuan audit

Sasaran yg ingin dicapai dari audit, yg telah diidentifikasi mengandung

kelemahan dan yg memerlukan perbaikan.

Tujuan audit hrs jelas shg dapt dipedomani bagi auditor utk

dikembangkan

TA hrs memahami tujuan audit dgn baik, krn langkah kerja yg akan

dilaksanakan hrs diarahkan utk mencapai tujuan dimaksud.

3) Langkah kerja

Perintah kerja kpd auditor dlm melaksanakan tugas.

Biasanya merupakan instruksi tertulis dgn kalimat perintah dgn

menerapkan prosedur dan teknik-teknik audit.

Contoh: dapatkan, bandingkan, amati, konfirmasi dll

TA hrs melaksanakan proosedur yg ditetapkan PKA dan menuangkan

dlm KKA

4) Yang melaksanakan

PKA sbg perintah kerja ditujukan AT yg ditugaskan

Apabila AT yg ditugaskan tdk mampu/kendala audit maka ia hrs melapor

ke KT shg dpt dilimpahkan ke yg lain.

5) Waktu

Perkiraan waktu yg dibutuhkan utk melaksanakan prosedur dan teknik

audit yg disesuaikan dg tingkat kesulitan mendapatkan bukti dan

banyaknya jumlah bukti yg diperlukan.

Alokasi waktu tsb berkaitan dengan hari audit scr keseluruhaan utk

menyelesaikan penugasan audit, shg diharapkan LHA dpt diterbitkan

sg diperoleh perlu ditulis nomor esuai jadwal.

6) Nomor KKA

Page 35: diktat-pengawasan.doc

35

Untuk memudahkan penelusuran pelaksanaan PKA ke bukti audit

4. Sifat PKA yaitu:

PKA memiliki sifat luwes artinya disesuaikan dgn perkembangan dan kondisi

lapangan sehingga masih membuka kesempatan bagi auditor utk

mengembangkan.

PKA yg kaku akan menyebabkan auditor apatis dan hanya melaksanakan

seperti apa yg ada di dokumen saja.

B. PEMBAHASAN KKA

1. Pengertian KKA

Menurut SAS (Statements Audit Standards) Nomor 41 KKA adalah catatan

yg dibuat oleh auditor mengenai bukti2 yg dikumpulkan, teknik dan

prosedur audit yg diterapkan, serta simpulan2 yg dibuat.

Dokumen yg dibuat auditor dpt berupa kertas, foto, rekaman dll

2. Hubungan PKA dengan KKA

Contoh;

Progran Kerja Audit Nomor PKA AR-2

Tujuan : Bangku yang diterima tdk sesuai dgn yg dipesan, baik jumlah maupun

spesifikasinya

No Langkah Kerja Auditor Waktu No KKA

1 Lakukan inspeksi dan verifikasi

dokumen atas nota pembelian dan

catatan lainnya

Restu Taufan 1 HP 2.1

Kertas Kerja Audit No. KKA : 2.1

Ref PKA : AR-2

Disusun oleh : Restu Taufan

Hasil inspeksi dan uji perhitungan atas nota pembelian

NO URAIAN REF

INFORMASI DAN ANALISIS

Page 36: diktat-pengawasan.doc

36

Ada ketidak wajaran dari uji perhitungan nota yaitu rekanan penyedia barang hanya

satu rekanan

Beberapa bangku masih belum lengkap

KESIMPULAN

Perlu dilakukan pendalaman terhadap hasil pengadaan

3. Tujuan dan Manfaat KKA

1) Pendukung laporan audit

KKA mrp penghubung antara audit yg dilaks dgn LHA, jadi

informasi dlm LHA hrs dpt dirujuk ke KKA.

2) Dokumentasi informatif

KKA mendokumentasikan informasi yg diperoleh melalui teknik dan

prosedur audit

3) Identifikasi temuan audit

Sarana utk mencari hubungan berbagai fakta yg tlh ditemukan

membandingkan dan menilai besarnya pengaruh suatu temuan

4) Pendukung pembahasan

Selama audit berlangsung pemahaman tsb hrs didokumentasikan ke

dlm KKA shg saat pembahasan informasi yg relevan dpt sgr dirujuk

5) Media reviu pengawas

Reviu pengawas ini bertujuan utk memberikan rekomendasi teknik

dan prosedur audit tambahan yg diperlukan.

6) Bahan pembuktian

KKA ini dpt mjd bahan pembuktian di Pengadilan dlm TIPIKOR dan

auditor bertindak sbg pemberi keterangan ahli

Dlm hal menghadapi tuntutan pengguna LHA/KKA yg lengkap dpt

menjadi alat utk membela diri ttg kecukupan prosedur audit sesuai

standar profesi.

7) Referensi

KKA dpt menjadi referensi dlm pelaksanaan tugas periode berikutnya

8) Membantu audit ekstern

Auditor ektern berkepentingan mereviu SPI/M, termasuk mereviu

pekerjaan auditor intern

9) Sarana pengendalian mutu

Page 37: diktat-pengawasan.doc

37

KKA memungkinkan dilakukan reviu oleh rekan sejawat (peer review)

atau lembaga yg berwenang, juga sbg pertgjwb bahwa audit tlh dilaks

sesuai standard

Contoh: KKA STATISTIK

INSPEKTORAT KAB. TABANAN No KKA : A/II/1-5

Jl Pahlawan 19 Tabanan Ref PKA No : IV/2

Disusun oleh : Taufan Tgl/Paraf : Nama Auditan : Dinas PU Direviu oleh : SuyasaTahun/Masa Audit : 2011 Tgl/Paraf :

ANALISIS PENYAMPAIAN GAMBAT TEKNIS

(REKAPITULASI HASIL PENGUJIAN)

POPULASI

KEG

A

KEG

B

KEG

C

TOTAL

Gambar selesai semester lalu 150 130 140 420

Sampel diambil dari registrasi penyampaian

barang

20 20 20 60

Keterlambatan:

10 – 20 hari

21 – 30 hari

31 – 40 hari

41 – 50 hari

-

1

1

3

-

-

-

-

2

2

3

1

2

3

4

4

5 - 8 13

Tidak melalui pengecekan 4 0 0 4

Tidak mendapat tanda tangan 3 - - -

Simpulan:

1) Kegiatan A dan C tidak mempunyai sistim monitoring

2) Kegiatan A tidak melakukan prosedur utk mereviu gambar

Sumber data: Rekapitulasi gambar di

Page 38: diktat-pengawasan.doc

38

bidang BG DPU

4. Prinsip penyusunan KKA

1) Relevan

Informasi (angka/kata kalimat relevan dg tujuan audit)

2) Sesuai PKA

KKA disusun sesuai dgn langkah2 yg dimuat dlm PKA

3) Lengkap dan cermat

Kelengkapan dan kecermatan lebih berhubungan dgn informasi/data

atas suatu permasalahan bukannya populasi data.

4) Mudah dipahami

KKA menggunakan bahasa sederhana, ringkas, runtut alur pikirnya,

hindari penggunaan jargon2 dan istilah teknis perlu dibuat penjelasan

5) Rapi

KKA ditulis dengan satu muka shg mudah dibaca dgn jelas

6) Seragam

KKA sebaiknya disiapkan dgn tampilan, bentuk dan ukuran yg baku

5. Pengelompokan KKA

1) Dosir aktual (current file)

KKA yg berisi informasi yg berhub dg tahap audit yg sedang berjalan

(aktual) dan tidak dipertimbangkan dipakai utk penugasan berikutnya

Contoh:

PKA

Reviu SPM

KKA

Bukti audit

2) Dosir tetap (Permanent file)

KKA berisi informasi yg digunakan berulang kali dlm audit berikutnya.

Contoh:

Page 39: diktat-pengawasan.doc

39

Peraturan per UU

Struktur organisasi

Kebijakan anggaran, prosedur dan pelaporan

6. Penguasaan KKA

1) Kepemilikan KKA

KKA adl milik instansi auditor

Auditan tdk mempunyai hak atas KKA, meskipun berisi data ttg auditan

2) Kerahasiaan KKA

KKA bersifat rahasia thd auditan

KKA bersifat rahasia thd pihak ketiga

Aparat penegak hukum dpt menggunakan KKA sesuai ketentuan yg

berlaku

Page 40: diktat-pengawasan.doc

40

Bahan 6

Mata Kuliah : Pengendalian /Pengawasan

Judul : Praktek Teknik Audit dan Kertas Kerja Audit

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Teknik Audit Konfirmasi

2. Teknik Audit Footing

3. Teknik Audit Cross Footing

4. Teknik Audit Rekonsiliasi

5. Kasus Penerimaan Bantuan

6. Kasus Pengendalian Penerimaan Kertas

II. PEMBAHASAN

1. Konfirmasi

Berikut ini disampaikan contoh surat konfirmasi kepada Rektor UGM atas

kebenaran kepemilikan Ijazah Pasca Sarjana atas nama Blasius Rawe

Page 41: diktat-pengawasan.doc

41

INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

JL PAHLAWAN 19 TABANAN

Konfirmasi Nomor : R-07/11/2010 10 Nopember 2010Hal : Konfirmasi Ijazah

Yth. Sdr. Rektor UGMJl. Bulak SumurDIY

Sehubungan dengan adanya pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kab. Tabanan sesuai Surat Tugas Nomor: 700/171/Itkab, tanggal 2 Nopember 2010, kami mengharapkan bantuan Saudara tentang kebenaran Ijazah Pasca Sarjana yang dimiliki oleh:

N a m a : Ignatius De LoyolaTempat/Tanggal Lahir : TTU, 10 Oktober 1971Nomor Seri Ijazah : MZ-1996Tanggal Dikeluarkan : 14 Mei 1996Nomor Induk Mahasiswa : 199295

Jawaban Saudara dapat dikirim ke Tim Auditor Inspektorat Kab. Tabanan dengan alamat seperti dalam sampul jawaban yang kami sertakan dengan surat ini.

Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih

An. Bupati Tabanan Inspektur

Kabupaten Tabanan,

I PG Wirawan, S.Sos, M.Si Pembina TK.1

NIP. 195712311980031004

Page 42: diktat-pengawasan.doc

42

2. Teknik Audit Footing

Pada audit atas penyampaian sembako kepada masyarakat, auditor menguji

kebenaran penjumlahan dgn teknik footing atas Laporan Rekapitulasi

Penyerahan Sembako yang dibuat oleh Dinas Sosial Kab. Tabanan

INSPEKTORAT KAB. TABANAN No KKA : A/I/1-5

Jl Pahlawan 19 Tabanan Ref PKA No : III/2

Disusun oleh : Taufan Tgl/Paraf : Nama Auditan : Dinsos Kab. Tabanan Direviu oleh : SuyasaTahun/Masa Audit : 2012 Tgl/Paraf :

Pengujian Penyampaian Bantuan SembakoRekapitulasi per Kecamatan

KECAMATAN BERAS

(Kg)

GULA

PASIR (Kg)

MINYAK

GORENG

(Kg)

1. Muntilan 1.400.000,00 800.000,00 950.000,00

2. Mungkit 1.600.000,00 960.000,00 1.100.000,00

3. Borobudur 1.250.000,00 760.000,00 640.000,00

4. Mertoyudan 1.550.000,00 940.000,00 1.150.000,00

J U M L A H 5.800.000,00 3.450.000,00 3.800.000,00

TICKMARK

Page 43: diktat-pengawasan.doc

43

Keteranga √ footing benar Sumber: BAST

≠≠ footing salah

3. Teknik Audit Cross Footing

Pada audit atas penyampaian buku kejar paket A kepada massyarakat, auditor

menguji kebenaran penjumlahan dgn teknik cross footing atas Laporan Rekapitulasi

Penyerahan Buku Kejar Paket A yang dibuat oleh Disdik Kab. Tabanan.

INSPEKTORAT KAB. TABANAN No KKA : A/II/1-5

Jl Pahlawan 19 Tabanan Ref PKA No : IV/2

Disusun oleh : Seraya Tgl/Paraf : Nama Auditan : Disdik Kab. Tabanan Direviu oleh : SuyasaTahun/Masa Audit : 2012 Tgl/Paraf :

Pengujian Penyampaian Buku Kejar Paket ARekapitulasi per UPTD Kecamatan

KECAMATAN SEMESTE

R I

SEMESTE

R II

JUMLAH TICKM

ARK

1. Jogonalan 11.200 33.200 44.400

2. Prambanan 15.650 4.250 19.900

3. Jatinom 8.450 23.150 31.650

4. Manisrenggo 15.350 26.600 41.950

J U M L A H 50.650 87.200 137.900

Keterangan: √ Cross footing benar Sumber:

BAST

≠≠ Cross footing salah

Page 44: diktat-pengawasan.doc

44

4. Rekonsiliasi

INSPEKTORAT KAB. TABANAN No KKA : A/III/1-5

Jl Pahlawan 19 Tabanan Ref PKA No : III/2

Disusun oleh : Seraya Tgl/Paraf : Nama Auditan : PD Pasar Tabanan Direviu oleh : AriyasaTahun/Masa Audit : 1 Apr s/d Des 2012 Tgl/Paraf :

Rekonsiliasi Bank per 31 Desember 2010

Saldo R/K Bank per 31 Desember 2010 sebesar Rp50.000.000,00 sedangkan

saldo menurut BKU per tanggal tersebut adalah sebesar Rp30.000.000,00,

sehingga terdapat selisih sebesar Rp20.000.000,00 disebabkan oleh:

1) Bank belum membukukan cek tanggal 30 Desember 2010 untuk

pembayaran kepada rekanan atas pembelian ATM sebesar

Rp15.000.000,00. Rekanan baru menguangkan cek tersebut pada

bulan Januari 2011.

2) Perusahaan belum membukukan penerimaan premi melalui Bank per

31 Desember 2010 sebesar Rp5.000.000,00. Bukti Bank baru diterima

pada tanggal 2 April 2011.

Buatlah uraiannya berapa saldo yang seharusnya disajikan !

Page 45: diktat-pengawasan.doc

45

5. Kasus Penerimaan Bantuan

Anda mendapatkan tugas untuk menguji bahwa kelompok-kelompok tani telah

menerima bantuan secara utuh. Tiap kelompok tani seharusnya menerima bantuan

sebesar Rp500.000,00. Anda memutuskan untuk langsung mengkonfirmasi

kepada 10 sampel kelompok tani penerima. Hasil konfirmasi Anda sebagai

berikut:

NO KELOMPOK

TANI

BANTUAN

DITERIMA

KETERANGAN

1 Kelompok A Rp450.000,00 Dipotong biaya transpor

petugas

2 Kelompok B Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

3 Kelompok C Rp500.000,00

4 Kelompok D Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

5 Kelompok E Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

6 Kelompok F Rp500.000,00

7 Kelompok G Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

8 Kelompok H Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

9 Kelompok I Rp450.000,00 Dipotong biaya transpor

petugas

10 Kelompok J Rp400.000,00 Dipotong biaya administrasi

Page 46: diktat-pengawasan.doc

46

Susunlah KKA hasil konfirmasi tersebut. KKA harus pula mengkonfirmasi selisih

yang terjadi dan kesimpulan yang harus Anda ambil !

6. Kasus Pengendalian Penerimaan Kertas

Anda mendapat tugas untuk menguji bahwa pengendalian terhadap penggunaan

kertas memadai. Berikut disampaikan hasil verifikasi Anda secara uji petik

terhadap bukti pengeluaran barang:

NO NO BUKTI KUANTITAS

KERTAS

KETERANGAN

1 BUKTI NO A 4 RIM Tidak ada otorisasi

2 BUKTI NO B 10 RIM Tidak sesuai dengan surat

permintaan

3 BUKTI NO C 2 RIM -

4 BUKTI NO D 5 RIM Tidak ada otorisasi

5 BUKTI NO E 2 RIM -

6 BUKTI NO F 2 RIM Tidak ada otorisasi

7 BUKTI NO G 7 RIM -

8 BUKTI NO H 8 RIM Tidak ada otorisasi

9 BUKTI NO I 3 RIM Hanya berdasar rekap, bukti

hilang

10 BUKTI NO J 4 RIM -

.

Page 47: diktat-pengawasan.doc

47

Susunlan KKA hasil konfirmasi tersebut. KKA harus pula menginformasikan kelemahan

pengendalian yang ada dan kesimpulan yang Anda ambil tentang memadai dan tidaknya

pengendalian

Bahan 7Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Latar Belakang

2. Pengertian SPM

3. Pentingnya Pengendalian Manajemen

4. Pengendalian Manajemen dalam Instansi Pemerintah

5. Jenis-Jenis Pengendalian Manajemen

6. Keterbatasan Pengendalian Manajemen

II. PEMBAHASAN

1. LATAR BELAKANG

Pengawasan mrp salah satu fungsi dari manajemen untuk mengendalikan

jalannya organisasi untuk tercapainya tujuan. Termasuk dalam pengendalian

jalannya manajemen seluruh harta kekayaan, personil dan metode yang akan

digunakan oleh organisasi untuk menjalankan misinya.

Tuntutan kualitas pengelolaan yang sangat tinggi dan semakin ketatnya

persaingan dalam kehidupan yg semakin majemuk, telah merombak tata cara

pengelolaan kegiatan dan sumber daya dalam organisasi. Pengawasan scr

langsung diyakini paling tinggi efektivitasnya ternyata tidak mencukupi karena

keterbatasan waktu, pengetahuan dan keahlian manajemen organisasi, tidak lagi

memadai dibandingkan dinamika organisasi. Manajemen modern memerlukan

jenis pengawasan lain, selain pengawasan scr langsung utk mengatasi sgl

Page 48: diktat-pengawasan.doc

48

kompleksitas kegiatan organisasi. Salah satu di antara bentuk pengawasan

lainnya adalah Sistem Pengendalian Manajemen (SPM).

Sebelum membahas arti pengawasan yang sebenarnya, perlu ditekankan bahwa:

a) Pertama; Pengawasan adl alat bantu manajemen untuk mencapai tujuan

Pengawasan bukanlah tujuan yg hendak dicapai, tetapi hanya boleh

dipandang sebagai tujuan antara, oleh karena itu tolok ukur dari

keberhasilan pengawasan adalah efektifitas manajemen itu sendiri.

b) Kedua; Adanya pengawasan bukanlah jaminan bagi organisasi akan dapat

mencapai tujuannya

Semua berpulang pada kualitas pelaksanaan manajemen, krn

sesungguhnya pengawasan tidak akan dapat menggantikan manajemen

yang efektif.

Kedua asumsi ini penting dalam memahami arti, posisi dan fungsi pengawasan

dalam organisasi serta perannya dalam proses manajemen.

Secara umum pengawasan membantu manajemen dalam 3 (tiga) hal ini:

1) Meningkatkan kinerja organisasi.

2) Memberikan informasi yg independen atas kinerja organisasi.

3) Mengerahkan manajemen untuk melakukan koreksi terhadap deviasi dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

2. PENGERTIAN SPM

Pengendalian manajemen dapat dipandang dari 2 (dua) sisi, yaitu dalam arti

statis dan dinamis.

a. Sistem Pengendalian Statis

Pengendalian manajemen mrp kebijakan dan prosedur yg diciptakan

manajemen utk memberikan keyakinan yg memadai bhw tujuan

organisasi dpt dicapai.

Konsep ini dikembangkan oleh AICPA (American Institute Of Certified

Public Accountants) ytu suatu organisasi profesional dlm bidang

akuntansi publik yg kenggotannya hanya berlaku bagi akuntan publik

terdaftar (certified public accountants) melalui Statement of Auditing

Standard (SAS) No. 55

Dalam konsep ini, AICPA memperkenalkan 3 (tiga) komponen struktur

pengendalian manajemen, ytu:

a. Lingkungan Pengendalian

Page 49: diktat-pengawasan.doc

49

Lingkungan pengendalian suatu organisasi mencerminkan

keseluruhan sikap, kesadaran dan tindakan para anggota dewan

pengawas, manajemen dan pemilik organisasi sehubungan dgn

pentingnya pengendalian pada organisasi.

Secara umum lingkungan pengendalian menyediaakan pola bagi

terciptanya pengendalian dalam sistem operasi dan pencatatan.

b. Sisten Akuntansi

Dalam sistem akuntansi terdapat prosedur2 pengendalian yg

mengendalikan integritas catatan serta keamanan aktiva dalam

aliran transaksi suatu organisasi.

Sistem akuntansi yg efektif disusun dari metode2 dan catatan2

untuk:

a) Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yg sudah diotorisasi

b) Menjelaskan transaksi tsb pd saat yg tepat, mjd rincian yg

cukup utk mengklasifikasikannya utk tujuan pelaporan

keuangan

c) Mengukur nilai transaksi shg nilai keuangannya dpt dicatat

dlm laporan keuangan

d) Menyajikan transaksi dlm laporan keuangan lengkap dgn

pengungkapan yg diperlukan

3) Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan

diterapkan pd berbagai bagian dan tingkatan organisasi. Hal ini

dpt diintegrasikan dlm komponen khusus dari lingk. Pengendalian

dan sistem akuntansi

Prosedur pengendalian rancangannya hrs disesuaikan dgn

kompleksitas kegiatannya, oleh krn itu prosedur pengendalian

akan berbeda-beda detailnya.

Berikut dapat disampaikan prosedur pengendalian akan memuat

unsur-unsur sebagai berikut:

a) Otorisasi yg tepat atas transaksi

Page 50: diktat-pengawasan.doc

50

b) Pemisahan fungsi, untuk meminimal terjadinya perbuatan

kesalahan dan kecurangan, misal pemisahan fungsi otorisasi,

mencatat dan menyimpan pd orang2 yg berbeda.

c) Dokumen dan catatan dirancang utk menjamin transaksi yg

tepat, misal pemantauan no urut formulir dan pengamanan yg

cukup thd aset

d) Reviu yg bebas, termasuk atas pelaksanaan kegiatan dan

penilaian thd jlh yg dicatat, misal pengecekan ketelitian

penulisan, rekonsiliasi dan pencocokan fisik dgn catatan.

b. Sistem Pengendalian Dinamis

Pengandalian manajemen mengalami perubahan dari ketersediaan

alat pengendalian menjadi konsep proses untuk mencapai tujuan, dgn

semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia, maka alat-alat

pengendalian memerlukan penelaah ulang.

Sistem pengendalian manajemen dlm arti dinamis diuraikan oleh

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) dan Government Accounting Office/GAO

a. Pengertian Pengendalian Menurut COSO

Coso adl suatu komisi yg bertujuan utk merumuskan

pengendalian intern scr lebih mendalam dan beranggotakan

wakil2 dari Financial Executives Institute, AICPA, American

Accounting Associations Institute of Internal Auditors.

Pengertian pengendalian manajemen mrt COSO adl Pengendalian

intern mrp suatu proses yg dipengaruhi oleh dewan komisaris,

manajemen dan personil lainnya yg dirancang utk menyediakan

keyakinan yg memadai berkaitan dgn pencapaian tujuan dlm

bernagai katagori:

Efektivitas dan efisiensi kegiatan

Keandalan pelaporan keuangan

Ketaatan thd peraturan

Menurut COSO pengendaliam manajemen terdiri-dari 5 (lima)

komponen utama yg saling berkaitan ytu:

a) Lingkungan pengendalian

b) Penaksiran resiko

Page 51: diktat-pengawasan.doc

51

c) Aktivitas pengendalian

d) Informasi dan komonikasi

e) Pemantauan

b. Pengendalian Manajemen Menurut GAO

Konsep pengendalian mrt GAO dpt dilakukan melalui 8 (delapan)

sarana yg sering disebut sbg pengendalian intern ytu:

a) Pengorganisasian

b) Kebijakan

c) Prosedur

d) Personil

e) Perencanaan

f) Pencatatan

g) Pelaporan

h) Reviu Intern

3. PENTINGNYA PENGENDALIAN MANAJEMEN DIPELAJARI

a. Keterkaitan SPM dengan Pekerjaan Auditor

Auditor yg sedang melaksanakan audit keuangan, menggunakan

pengujian thd pengendalian manajemen utk melihat dpt tidaknya data yg

dihasilkan dlm proses manajemen dpt dipercaya.

Berdasarkan kompetensi data, auditor dpt mentapkan ruang lingkup audit

utk menentukan sifat dan luas pengujian yg akan dilakukan. Scr umum

manfaat auditor memahami dan menguji SPM adalah:

a. Menghindari terjadinya resiko audit

b. Dasar menetapkan arah, luas, sifat dan lamanya audit

c. Mempercepat proses audit krn telah terarah

d. Memberikan jaminan sasaran audit telah benar

b. Evaluasi SPM

Kegiatan evaluasi SPM yg bertujuan utk memantapkan bahwa tujuan

audit sementara (TAO) dpt ditetapkan menjadi sasaran audit yang

pasti (FAO) guna diproses lebih lanjut pd tahap audit rinci.

4. PENGENDALIAM MANAJEMEN DALAM INSTANSI

PEMERINTAH

Page 52: diktat-pengawasan.doc

52

Pengendalian manajemen di lingkungan pemerintah mempunyai sifat

khusus, organisasi pemerintah dikelola dgn cara dan nilai yg berbeda

dibandingkan dgn sektor swasta.

Pengelolaan sumber daya pada sektor publik tidak semata-mata

dilakukan dgn prinsip ekonomi spt yg dianut sektor swasta, tetapi salah

satu tugas Pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa yg tdk dpt

disediakan oleh sektor swasta.

Agar dpt menjalankan tugas dgn baik, APIP wajib mengindahkan SAP

(Standar Akuntansi Pemerintahan) sebagaimana diatur dalam PP 24

Tahun 2005 dan PP 71 Tahun 2010

5. JENIS-JENIS PENGENDALIAN MANAJEMEN

Menurut jenisnya SPM dpt diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kelompok ytu:

a. Pengendalian preventif (Preventive controls)

b. Pengendalian detektif (Detective controls)

c. Pengendalian korektif (Correcting controls)

d. Pengendalian langsung (Directive controls)

e. Pengendalian kompensasi (Compensating controls)

Secara rinci pengendalian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengendalian preventif (Preventive controls)

Untuk mencegah terjadinya kerugian/penyimpangan, disamping untuk

mengarahkan kegiatan2 agar sesuai dgn rencana.

Pengendalian preventif sering dikatakan lebih baik dibandingkan

pengendalian detektif dan korektif karena:

a. Pengendalian preventif sifatnya lebih mudah

b. Biaya lebih rendah

c. Lebih baik mencegah dari pada mencari pemecahan suatu masalah

yang timbul

b. Pengendalian detektif (Detective controls)

Dimaksudkan untuk mengidentifikasikan adanya kesalahan yg terjadi

dlm pelaksanaan aktivitas.

Page 53: diktat-pengawasan.doc

53

Kelemahan pengendalian ini adl pengendalian detektif hanya dapat

memberitahukan/mencegah mengenai masalah yg timbul saja, tetapi

tdk dpt mencegah terjadi persoalan yg ada.

Contoh: akses ke komputer terhenti apabila sampai 3 kali seseorang

salah memasukan password.

c. Pengendalian korektif (Correcting controls)

Tujuan dari pengendalian ini adl utk memberikan informasi yg

diperlukan utk perbaikan kesalahan yg telah terdeteksi.

Contoh: Pemberian kartu berobat bagi GAKIN, dalam pelaksanaannya

KADES dpt salah menentukan pemberian kartu tsb kpd org yg tdk

berhak. Dari hasil audit ditemukan kondisi tsb, maka

direkomendasikan kpd KADES untuk merubah tata cara pemberian

kartu tsb.

d. Pengendalian langsung (Directive controls)

Pengendalian yg dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung

agar kegiatan yg dilaksanakan berjalan sesuai rencana.

Contoh: Kegiatan supervisi yg dilakukan langsung oleh atasan kpd

bawahan atau pengawasan oleh mandor thd aktivitas pekerja.

e. Pengendalian kompensatif (Compensating controls)

Pengendalian ini dimaksudkan utk memperkuat pengendalian karena

terabaikannya suatu aktivitas pengendalian.

Contoh: Pengawasan langsung pimpinan thd kegiatan pegawainya pd

saat tertentu karena ketidakjelasan pemsahan fungsi.

6. KETERBATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Berikut ini disampaikan beberapa hal merupakan keterbatasan yg dpt

mengakibatkan kegagalan dlm suatu sistem pengendalian, ytu:

a. Pertimbangan yang kurang matang

Efektivitas pengendalian dipengaruhi oleh pengambilan keputusan

yg dipengaruhi oleh bbrp pertimbangan atas waktu yg tersedia,

informasi yg dimiliki dan tekanan yg berasal dari lingkungan

tertentu.

Ada kalanya bbrp keputusan yg diambil scr demikian akan dpt

memberikan hasil yg kurang efektif dari yg diharapkan.

Page 54: diktat-pengawasan.doc

54

b. Gagal menterjemahkan perintah

Walaupun SPM dirancang dgn baik, sistem tsb masih mungkin

mengalami kegagalan, kegagalan ini akibat pegawai yg

menyalahartikan suatu perintah.

Mereka membuat kesalahan sebagai akibat ketidaktahuan,

keteledoran, ataupun kealpaan. Kegagalan ini akan lebih besar

pengaruhnya jika yg membuat kesalahan adalah seorang pimpinan.

c. Pengabaian manajemen

Istilah ”Pengabaian Manajemen” ytu tindakan manajemen yg

mengabaiakan pengendalian dgn tujuan utk kepentingan pribadi atau

utk meningkatkan penyajian kondisi laporan keuangan.

Contoh: Seorang pimpinan mungkin akan mengabaikan SPM dgn

alasan utk menutupi terjadinya ketidaktepatan pencapaian target

pendapatan atau untuk menyembunyikan tindakan melawan hukum

yg berlaku.

d. Kolusi

Terjadinya kolusi antara dua pihak atau lebih dpt mengakibatkan

kegagalan SPM. Para pelaku melakukan perobahan data keuangan

manajemen dgn cara yg tdk dpt diidentifikasikan oleh pengawas.

Contoh: Pemasok memberikan barang dgn kualitas yg berbeda,

tetepi dinyatakan dlm faktur penagihan sesuai dgn yg dipesan. Dilain

pihak Penerima barang memproses penerimaan barang seolah-olah

telah diterima sesuai dgn kualitas yg dipesan.

Page 55: diktat-pengawasan.doc

55

Bahan 8Mata Kuliah : Pengendalian /PengawasanJudul : Pengendalian Manajemen Pendekatan COSO

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Lingkungan Pengendalian Manajemen

2. Penilaian Resiko

3. Informasi dan Komonikasi

4. Aktivitas Pengendalian

5. Monitoring

II. PEMBAHASAN

Perkembangan terakhir dengan adanya hasil kajian oleh Commitee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commision (COSO) diperkenalkan 5

(lima) komponen dari pengendalian manajemen yang meliputi: Lingkungan

Pengendalian, Penilaian Resiko Manajemen, Sistim Komonikasi dan Informasi,

Aktivitas Pengendalian dan Monitoring.

Berikut akan disampaiakan masing-masing sarana dengan 5 (lima)

komponen pengendalian yaitu:

1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Page 56: diktat-pengawasan.doc

56

Lingkungan pengendalian merupakan perwujudan suatu iklim manajemen

dimana sejumlah orang melaksanakan kegiatan dan tanggung jawab

pengendalian. Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian

dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil organisasi tentang

pengendalian serta merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern

yang membentuk disiplin dan struktur.

Beberapa faktor yang dapat membentuk lingkungan pengendalian adalah :

1. Integritas dan nilai etika

2. Komitmen terhadap kompetensi

3. Dewan komisaris dan komite audit

4. Filosofi dan gaya operasi manajemen

5. Struktur organisasi

6. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab

7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik

dan pimpinan organisasi mengenai pentingnya pengendalian intern. Efektifitas

informasi dan komunikasi serta aktifitas pengendalian sangat ditentukan oleh

suasana yang diciptakan lingkungan pengendalian. Berikut ini penjelasan rinci

dari sub komponen lingkungan pengendalian sebagai berikut:

1. Integritas dan Nilai Etika

Efektifitas pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang yang

mendisain dan melaksanakannya. Pengendalia intern yang memadai

disainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi

integritas dan tidak memiliki etika, akan mengakibatkan tidak terwujudnya

tujuan pengendalian intern. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen

adalah menjunjung tinggi nilai integritas, suatu kemampuan untuk

mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya.

Disamping itu, dalam menjalankan aktivitas organisasi, manajemen dituntut

untuk mendasarkan pada etika organisasi tersebut. Nilai integritas dan etika

organisasi tersebut dikomunikasikan oleh manajemen melalui personal

behavior dan operational behavior, manajemen mengkomunikasikan nilai

integritas dan etika melalui tindakan individual mereka, sehingga nilai-nilai

tersebut dapat diamati oleh karyawan dalam organisasi tersebut. Melalui

operational behavior, manajemen mendisain sistem yang digunakan untuk

membentuk prilaku yang diinginkan, yang berdasarkan nilai integritas dan

etika.

Page 57: diktat-pengawasan.doc

57

2. Komitmen terhadap Kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan paduan antara

kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan

kompetensi. Untuk mencapai tujuan organisasi personil di setiap tingkat

organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Sebagai contoh disamping

pendidikan dibidang manajemen keuangan, kepala bagian keuangan dituntut

memiliki keterampilan sebagai hasil pelatihan dan pengalaman, untuk

memungkinkan secara efektif mengelola dana yang ada sesuai dengan

ketentuan yang ada.

3. Dewan Komisaris dan Komite Audit

Sub komponen ini ditekankan dalam pengendalian intern dari perusahaan

swasta dan Badan Usaha Milik Negara, sehingga untuk organisasi

pemerintah hal ini belum bisa digunakan, karena dalam kegiatan

pemerintahan tidak dikenal istilah dewan komisaris dan komite audit.

Dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas, jika penunjukan auditor

dilakukan oleh manajemen puncak, kebebasan auditor dapat tampak

berkurang dipandang dari sudut pemegang saham. Hal ini karena manajemen

puncak adalah pihak yang seharusnya dinilai kejujuran pertanggungjawaban

keuangannya oleh auditor, padahal manajemen puncak menentukan

pemilihan auditor yang ditugasi dalam audit atas laporan keuangan yang

dipakai untuk pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen puncak. Oleh

karena itu, untuk menciptakan independensi auditor, perusahaan-perusahaan

yang go public sebaiknya mengalihkan wewenang penunjukan auditor dari

tangan manajemen puncak ketangan dewan komisaris atau komite audit

(audit committee).

Dewan komisari adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan

hukum perseroan terbatas. Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan

perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi). Dengan demikian

dewan komisaris yang aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah

konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak ditangan manajemen (direksi).

Jika anggota dewan komisaris terutama terdiri dari manajemen puncak

perusahaan. Hubungan antara auditor dengan dewan komisaris tidak ada

bedanya dengan hubungan antara auditor dengan manajemen perusahaan.

Page 58: diktat-pengawasan.doc

58

Dalam keadaan ini tidak ada pihak yang independen yang dapat berfungsi

sebagai penengah antara manajemen dengan auditor.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia yang go public ada yang telah

membentuk komite audit (audit committee) yang anggotanya seluruh atau

terutama terdiri dari pihak luar perusahaan. Pembentukan komite audit ini

ditujukan untuk memperkuat independensi auditor yang oleh masyarakat

dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang

dilakukan oleh manajemen.

4. Filosofi dan Gaya Operasi

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi

parameter bagi organisasi dan karyawannya. Flosofi merupakan apa yang

seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh

organisasi. Contoh filosofi yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi

yang menekankan integritas dalam menjalankan kegiatannya, sehingga

manajemen yang memiliki filosofi ini akan menjadikan semua tindakannya

atas dasar rencana yang disusun lebih dulu secara matang, sehingga tidak ada

kejadian yang terlaksana tanpa rencana. Semua kegiatan adalah direncanakan

dengan baik, sehingga rencana kegiatan dan anggaran benar-benar digunakan

sebagai tolak ukur persentasi manajemen.

Gaya operasi mencerminkan ide manajemen tentang bagaimana oparasi suatu

organisasi harus dilaksanakan. Ada manajemen yang memilih gaya operasi

yang sangat menekankan pentingnya pelaporan keuangan, penyusunan dan

penggunaaan anggaran sebagai alat ukur kinerja manajemen, dan pencapaian

tujuan yang dicanangkan dalam anggaran, namun ada pula manajemen yang

tidak demikian. Ada manajemen organisasi yang memilih gaya operasi yang

lebih condong pada desentralisasi kekuasaan ketangan manajemen menengah

kebawah. Manajemen dengan gaya operasi sentralisasi memerlukan alat

pengendalian atau kontrol yang cenderung berbiaya tinggi, karena sense of

control tidak tumbuh didalam diri manajemen menengah kebawah.

Manajemen organisasi yang gaya operasinya bersifat desentralisasi akan

meletakkan peran perencanaan dan pengendalian ditangan manajemen

menengah dan bawah. Dengan gaya operasi ini sense of control akan tumbuh

didalam diri manajemen menengah dan bawah, sehingga biaya pengendalian

cenderung rendah.

5. Struktur Organisasi

Page 59: diktat-pengawasan.doc

59

Organisasi dibentuk oleh manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Orang bergabung dalam suatu organisasi dengan maksud utama untuk

mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat dicapainya dengan kemampuan

yang dimilikinya sendiri. Struktur organisasi memberikan kerangka untuk

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas

organisasi. Struktur organisasi mancakup pembagian wewenang dan

pembebanan tanggung jawab didalam suatu organisasi dalam mencapai

tujuan organisasi.

6. Pembagian Wewenang dan Pembebanan Tanggung Jawab

Merupakan perluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan

pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan

berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.

Disamping itu, pembagian wewenang yang jelas akan memudahkan

pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian

tujuan organisasi. Jika kepada seorang manajemen dibebankan wewenang

yang terlalu banyak, hal ini akan berakibat timbulnya iklim yang mendorong

ketidakberesan dalam pelaksanaan wewenang tersebut.

7. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia

Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian intern, jika

suatu organisasi memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur

pengendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum dan

organisasi tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang

dapat diandalkan. Pengendalian intern yang baik tidak akan dapat

menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan oleh

karyawan yang tidak kompeten dan tidak jujur. Namun, karyawan yang

kompeten dan jujur bukan merupakan satu-satunya unsur pengendalian

intern. Mereka dapat bosan atau tidak puas dengan pekerjaan, memiliki

masalah pribadi yang dapat mengganggu pelaksanaan fungsi mereka. Atau

tujuan mereka tidak lagi sesuai dengan tujuan organisasi. Karena pentingnya

suatu organisasi memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta

lingkungan pengendalian yang baik. Maka organisasi tersebut perlu memiliki

metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi

mereka, menilai prestasi dan memberikan kompetensi atas prestasi mereka.

2. PENILAIAN RESIKO MANAJEMEN

Page 60: diktat-pengawasan.doc

60

Penilain risiko manajemen adalah rangkain kegiatan mengenali resiko,

mengukur resiko dan memprioritaskan resiko. Untuk dapat menilai resiko

langkah-langkahyang harus dilakukan adalah :

1. Mengestimasi tingkat signifikan dari resiko-resiko

2. Mengukur tingkat kemungkinan terjadinya risiko

3. Mempertimbangkan bagaimana risiko dikelola.

Secara lebih rinci langkah tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Mengestimasi tingkst signifikan dari risiko-risiko.

Mengestimasi terjadinya risiko dapat dilakukan dengan cara

mengindentifikasi:

a. Risiko apakah yang akan terjadi

Risiko yang akan terjadi dapat berasal dari dalam organisasi maupun

luar organisasi, antara lain:

1) Aktifitas manajemen dan pengendalian

2) Kejadian-kejadian alam

3) Perubahan politik

4) Keuangan dan peraturan yang berlaku

5) Perekonomian

6) Adanya teknologi baru

b. Bagaimana dan mengapa risiko itu terjadi

Dalam hal ini manajemen harus mengidentifikasi dengan cara

membuat daftar kejadian-kejadian yang ada, kemudian

mempertimbangkan penyebab dan skenario terjadinya resiko

tersebut. Setelah mengetahui penyebabnya menejemen mengambil

inisiatif yang penting untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya

hal tersebut.

2. Mengukur tingkat kemungkinan terjadinya risiko.

Analisis risiko dapat dilakukan untuk berbagai tingkat yang diperlukan

tergantung dari risiko informasi dan data yang tersedia. Analisis risiko

dapat dilakukan dengan metode kualitatif, semikuantitatif atau kuantitatif

atau pun kombinasi kualitatif dan kuantitatif. Dalam praktif analisis

kualitatif digunakan pertama kali untuk memperoleh indikaasi umum

tingkat risiko yang ada, kemudian digunakan analisis kuantitatif jika

diperlukan.

3. Mempertimbangkan bagaimana risiko dikelola.

Page 61: diktat-pengawasan.doc

61

Untuk mempertimbangkan pengelolaan risiko, dapat dilakukan dengan

cara–cara sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi opsi penanganan risiko yaitu:

a. Menghindari risiko

b. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko

c. Mengurangi akibat terjadinya risiko

d. Memindahkan risiko yang ada

e. Menangani risiko yang masih ada

b. Menentukan opsi penanganan risiko

Opsi penanganan risiko yang dipilih didasarkan pada besarnya

risiko yang dapat dikurangi dan besarnya benefit yang mungkin

dapat diperoleh

c. Membuat rencana penanganan risiko

Dalam membuat rencana penanganan risiko harus diidentifikasi

tentang pertanggungjawaban, skedul, hasil yang diperkirakan,

budget, ukuran kinerja dan proses reviu apabila telah dilaksanakan.

Selain itu rencana penanganan risiko harus termasuk penentuan

mekanisme pengetrapan opsi yang dipilih terhadap ukuran kinerja,

pertanggungjawaban individu dan tujuan lainnya serta monitoring

kejadian penting.

d. Pelaksanaan Penanganan risiko

Penanganan risiko harus dipilih metode/cara yang dapat

memberikan pengendalian risiko yang paling bagus. Keberhasilan

pengetrapan penanganan risiko diperlukan adanya sistem

manajemen yang efektif atas metode yang dipilih, menentukan

siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tersebut serta

monitoring atas kriteria yang telah ditentukan.

Dalam hal penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan

keuangan adalah kegiatan mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengelola risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan

laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima

umum di indonesia.

Penaksiran risiko manajemen untuk tujuan pelaporan

keuangan adalah penaksiran risiko, yang terkandung dalam asersi

tertentu dalam laporan keuangan, disain dan implementasinya.

Aktivitas pengendalian ditujukan untuk mengurangi risiko tersebut

Page 62: diktat-pengawasan.doc

62

pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan

manfaat. Penaksiran risiko manajemen harus mencakup

pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari

perubahan keadaan, seperti:

1. Adanya bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan

prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal.

2. Perubahan standar akuntansi.

3. Hukum dan peraturan baru.

4. Restrukturisasi organisasi.

5. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi

baru yang digunakan untuk pengolahan informasi.

6. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi

pengolahan dan pelaporan informasi, serta personil yang

terlibat di dalam fungsi tersebut.

3. INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Sistem akuntasi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit,

menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu

entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan kewajiban

entitas tersebut. Transaksi terdiri dari pertukaran aktiva dan jasa antar entitas

dengan pihak luar, dan tranfer atau penggunaan aktiva dan jasa dalam entitas.

Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan

sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang

mencegah salah saji dalam asersi manajemen di laporan keuangan.

Sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan yang

memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah: sah, telah

diotorisasi, telah dicatat dan dinilai serta digolongkan secara wajar,dalam

periode yang seharusnya, serta dimasukkan ke dalam buku pembantu, juga

diringkas dengan benar.

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personil

yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka

berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di

luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan

kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman

Page 63: diktat-pengawasan.doc

63

akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan

bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern.

4. AKTIVITAS PENGENDALIAN

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat

untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen

telah dilaksanakan.Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa

tindakan yang diperlukan telah dilaksakan untuk mengurangi resiko dalam

pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain suatu organisasi memerlukan

kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi

akan tercapai.

Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan

diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi. Aktivitas

pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat

digolongkan ke dalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan

adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian pengolahan informasi

a. Pengendalian umum

b. Pengendalian aplikasi

1) Prosedur otoritas memadai

2) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai

3) Pengecekan secara independen

2. Pemisahan fungsi yang memadai

3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan

4. Reviu atas kinerja

Berikut ini diuraikan unsur-unsur aktivitas penggolongan:

1. Pengendalian Penggolongan Informasi

Banyak organisasi sekarang menggunakan komputer untuk pengolahan

informasi umum dan terutama informasi akuntansinya.

Pengendalian pengolahan informasi dibagi menjadi pengendalian umum

dan pengendalian aplikasi

a. Pengendalian Umum (General Control)

Page 64: diktat-pengawasan.doc

64

Unsur pengendalian umum ini meliputi : organisasi pusat pengolahan

data, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan

sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.

b. Pengendalian aplikasi (Application Control)

Berbeda dengan pengendalian umum seperti yang telah diuraikan di

atas, pengendalian aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan

pengendalian khusus setiap aplikasi.

Pengendalian aplikasi mempunyai tujuan berikut ini :

1) Menjamin bahwa semua transaksi, yang telah diotorisasi telah di

proses sekali saja secara lengkap.

2) Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti.

3) Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai

dengan keadaan.

4) Menjamin bahwa hasil pengolahan data di manfaatkan untuk

tujuan yang telah di tetapkan.

5) Menjamin bahwa aplikasi dapat terus menerus berfungsi.

Pengendalian aplikasi terhadap pengolahan transaksi tertentu di

kelompokkan menjadi:

1) Prosedur otorisasi memadai.

Didalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar

otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui

terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, di dalam

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

Contoh, prosedur otoritas transaksi pembelian

a) Kepala fungsi gudang: Memberikan otoritas atas

permintaan pembelian yang ditujukan kepada fungsi

pembelian.

b) Kepala fungsi pembelian: Berwenang memberikan otorisasi

atas surat order pembelian yang diterbitkan oleh fungsi

pembelian.

c) Kepala fungsi penerimaan: berwenang memberikan

otorisasi pada laporan penerimaan barang yang diterbitkan

ole3h fungsi penerimaan.

Page 65: diktat-pengawasan.doc

65

d) Kepala fungsi akuntansi: berwenang memberikan otorisasi

pada bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar

pencatatan terjadinya transaksi pembelian.

Dengan demikian, transaksi pembelian akan dicatat dan

disajikan dengan ketelitian dan keandalan yang tinggi, karena

didasarkan atas dokumen sumber (bukti kas keluar) dan

dokumen pendukung (surat order pembelian, laporan

penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) yang dihasiljkan

melalui prosedur otorisasi seperti yang telah diuraikan di atas.

Pengendalian akuntansi tersebut akan menjamin:

a) Barang dan jasa yang dibeli adalah yang di perlukan oleh

organisasi, yang dibuktikan dengan adanya surat

permintaan pembelian dari fungsi gudang atau dari

pemakai.

b) Barang yang diterima adalah barang yang di pesan, yang

dibuktikan dengan adanya surat order pembelian yang

diotorisasi oleh kepala fungsi pembelian.

c) Transaksi yang dicatat adalah kewajiban organisasi atas

barang atau jasa yang dibeli dan diterima oleh organisasi,

yang dibuktikan dengan bukti kas keluar yang dilampiri

laporan penerimaan barang, dan ditandatangani oleh kepala

fungsi penerimaan barang, faktur dari pemasok, serta surat

order pembelian.

2. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang

cukup.

Formulir merupakan media yang digunakan untuk

merekam penggunaan wewenang untuk memberikan

otorisasi terlaksannya transaksi di dalam organisasi.

Oleh karena itu, penggunaan formulir harus diawasi

sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.

Di lain pihak, formulir merupakan dokumen yang dipakai

sebagai dasar untuk pencatatan transaksi di dalam catatan

akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin

data yang direkam di dalam formulir, dficatat dengan

tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Dengan

Page 66: diktat-pengawasan.doc

66

demikian prosedur otorisasi akan menjamin dihasilkannya

dokumen sumber yang dapat dipercaya, sehingga akan

menjadi masukan yang handal bagi proses akuntansi.

Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan

menghasilkan informasi yang teliti dan handal mengenai

kegiatan suatu organisasi.

Dalam perancangan dokumen dan catatan, unsur-unsur

pengendalian manajemen yang perlu dipertimbangan

adalah sebagai berikut:

a) Perancangan dokumen bernomor urut tercetak

Penggunaan formulir bernomor urut tercetak

(Prenumberate Form), harus dipertanggungjawabkan

pemakainnya oleh yang berwenang, hal ini dapat

menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya setiap

transaksi.

b) Pencatatan transaksi harus dilakukan pada saat transaksi

terjadi, atau segera setelah transaksi terjadi.

Jika pencatatan transaksi dilakukan dalam jarak waktu

yang semakin jauh dari saat terjadinya transaksi, catatan

akuntansi akan semakin kurang keandalannya dan

kemungkinan terjadinya kesalahan akan semakin tinggi

c) Perancangan dokumen dan catatan harus cukup

sederhana.

Hal ini untuk menjamin kemudahan dalam pemahaman

terhadap dokumen dan catatan tersebut.

d) Sedapat mungkin dokumen dirancang untuk memenuhi

berbagai keperluan sekaligus.

e) Perancangan dokumen dan catatan yang mendorong

pengisian data yang benar.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan unsur

pengecekan intern dalam pengisian dokumen atau

catatan. Sebagai contoh, suatu dokumen berisi instruksi

yang jelas tentang cara pengisian dan distribusinya,

ruang untuk otorisasi, dan kolom khusus untuk dan

berupa angka.

Page 67: diktat-pengawasan.doc

67

3. Pengecekan secara independen

Pengecekan secara independen mencakup verifikasi

terhadap:

a) Pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya oleh individu

atau bagian lain atau

b) Penilaian semestinya terhadap jumlah yang dicatat

Untuk mencamin bahwa setiap karyawan organisasi

melaksanakan aktivitas pengendalian. Yang telah

ditetapkan, diperlukan pengecekan secara independen

terhadap kinerja karyawan. Cara yang paling murah

biayanya adalah dengan pemisahan fungsi otorisasi

transaksi, fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi.

Pemisahan fungsi ini akan secara otomatis menciptakan

verifikasi independen terhadap pelaksanaan masing2

fungsi dalam pelaksaaan suatu transaksi.

Kunci penting yg diperlukan dalam pelaksanaan

verifikasi intern ini adalah independensi karyawan yang

melaksanakan verifikasi tersebut. Jika seorang

karyawan melaksanakan suatu tahap transaksi dan

kinerjanya akan di verifikasi secara independen oleh

karyawan lain, maka prosedur ini akan menjamin

masing-masing karyawan akan bekerja sesuai dengan

prosedur yang telah di tetapkan, karena masing-masing

karyawan sadar bahwa pekerjaannya akan di verifikasi

oleh karyawan lainnya. Untuk menjamin independensi,

verifikasi kinerja tidak boleh dilaksanakan oleh

karyawan yang memiliki kedudukan di bawah

karyawan yang di verifikasi kinerjanya.

Contoh pengecekan secara independen dan asersi yang

berkaitan disajikan berikut ini:

a) Karyawan Bagian Penerimaan memverifikasi

kesesuaian jenis, jumlah, dan kualitas barang yang

diterima dari pemasok dengan data barang yang

tercantum dalam copy order pembelian yang

Page 68: diktat-pengawasan.doc

68

diterima dari Bagian Pembelian (asersi keberadaan

dan keterjadian serta kelengkapan).

b) Kepala Bagian Keuangan mem-verifikasi jumlah

yang tercantum dalam formulir cek yang di buat

oleh karyawan dari bagian tersebut dengan

dokumen yang mendukung cek tersebut (bukti kas

keluar dan dokumen pendukungnya) sebelum

menandatangani cek tersebut (asersi penilaian atau

alokasi).

2. Pemisahan Fungsi yang Memadai

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas kepada unit-unit

organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

organisasi, untuk mencegah kesalahan yang disengaja maupun tdk

disengaja. Pembagian tugas di dalam organisasi ini di dasarkan pada

prinsip-prinsip berikut ini:

a. Pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi.

b. Pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva

yang bersangkutan.

c. Pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi.

Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk

mendeteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam pelaksanaan

tugas yang dibebankan kepada seseorang. Jika seseorang memiliki

kesempatan untuk melakukan kesalahan dan ketidakberesan dalam

melaksanakan tugasnya tanpa dapat dicegah atau tanpa dapat di deteksi

segera oleh unsur-unsur pengendalian manajemen, jabatan orang tersebut

merupakan incompatible accupation. Misalnya fungsi penyimpanan di

gabungkan ditangan seseorang yang memiliki fungsi akuntansi, maka

penggabungan ke dua fungsi ini akan mengakibatkan orang tersebut

menduduki posisi yang incompatible, karena orang tersebut memiliki

kesempatan untuk melakukan kesalahan atau ketidakberesan dengan cara

mengubah catatan akuntansi untuk melakukan kesalahan atau

ketidakberesan dengan cara mengubah catatan akuntansi untuk menutupi

kecurangan yang dilakukan atas aktiva organisasi yang disimpannya,

tanpa dapat di cegah atau di deteksi segera oleh unsur pengendalian

manajemen yang lain.

Page 69: diktat-pengawasan.doc

69

Sebagai contoh, dalam transaksi pembelian, fungsi-fungsi yang terlibat,

yaitu fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, dan fungsi

akuntansi; sebaiknya dipisahkan agar tidak terjadi penyalahgunaan

wewenang yang akan merugikan organisasi.

Pemisahan fungsi dalam pelaksanaan transaksi pembelian tersebut

dilakukan untuk membagi berbagai tahap transaksi tersebut ke berbagai

fungsi yang di bentuk, agar semua tahap transaksi pembelian tidak di

selesaikan oleh satu fungsi saja. Dengan demikian pelaksanaan suatu

transaksi terdapat pengecekan intern (internal check) diantara fungsi yang

melaksanakan transaksi.

Dengan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi-fungsi otorisasi transaksi

dan fungsi penyimpanan, catatan akuntansi yang di selenggarakan dapat

mencerminkan transaksi sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit

organisasi yang memegang fungsi otorisasi transaksi dan fungsi

penyimpanan. Penggabungan fungsi otorisasi transaksi dengan fungsi

akuntansi, atau penggabungan fungsi akuntansi dengan fungsi

penyimpanan akan mengakibatkan kemungkinan timbulnya

ketidakberesan. Jika fungsi penyimpanan disatukan dengan fungsi

akuntansi perangkapan fungsi ini akan membuka kemungkinan terjadinya

pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga data

akuntansi yang dihasilkan tidak dapat di percaya kebenarannya, dan

sebagai akibatnya, kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya.

3. Pengendalian Fisik atas Kekayaan dan Catatan

Cara yang paling baik dalam perlindungan kekayaan dan catatan adalah

dengan menyediakan perlindungan secara fisik. Sebagai contoh

penggunaan gudang untuk menjaga persediaan akan melindungi persediaan

dari kemungkinan kerusakan dan pencurian. Penggunaan lemari besi tahan

api untuk penyimpanan uang dan surat berharga, merupakan perlindungan

yang baik terhadap jenis kekayaan tersebut.

Perlindungan fisik juga diperlukan untuk catatan dan dokumen. Pembuatan

kembali catatan yang rusak akan memerlukan biaya yang besar dan waktu

yang banyak.

Page 70: diktat-pengawasan.doc

70

Penggunaan alat mekanik dapat digunakan untuk menambah jaminan

bahwa informasi akuntansi dicatat secata teliti dan tepat waktu. Sebagai

contoh penggunaan mesin penghitung uang kas akan menambah

perlindungan terhadap fisik kas dan ketelitian kas organisasi.

4. Reviu atas Kinerja

Reviu atas kinerja mencakup reviu dan analisa yang dilakukan oleh

manajemen atas:

a. Laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun

buku pembantu, seperti Daftar Umur Piutang Usaha, laporan penjualan

menurut daerah pemasaran, wiraniaga, produk, dan customer.

b. Kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran,

prakiraan, atau jumlah tahun yang lalu.

c. Hubungan antara serangkaian data, seperti data keuangan dengan data

non keuangan.

5. MONITORING

Monitoring (pemantauan) adalah proses penilaian kualitas kinerja

pengendalian manajemen sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh

personil yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, proses pemantauan

dilakukan sepanjang waktu baik pada tahap disain maupun pengoperasian

pengendalian, dan untuk menentukan apakah pengendalian manajemen

tersebut memerlukan perubahan, karena terjadinya perubahan keadaan.

Aktivitas monitoring berhubungan dengan penilaian secara periodik

atas efektivitas dari rancangan dan implementasi sistem pengendalian

manajemen yang dilakukan oleh manajemen. Kegiatan monitoring ini dapat

berfungsi untuk menentukan apakah pengendalian manajemen telah bekerja

sebagaimana mestinya atau apakah perlu dilakukan modifikasi sesuai dengan

kondisi yang ada. Informasi untuk penilaian dapat berasal dari berbagai

sumber termasuk dari studi atas sistem pengendalian manajemen yang ada,

laporan auditor internal, laporan kegiatan, kebijakan pemerintah, umpan balik

dari petugas operasional, dan lain-lain.

Page 71: diktat-pengawasan.doc

71

Pada kebanyakan organisasi yang sudah berkembang menjadi besar,

departemen/bagian/unit pengawasan internal merupakan bagian yang

potensial untuk melaksanakan kegiatan monitoring. Agar fungsi audit internal

itu berfungsi secara efektif, maka kedudukan dan staf departemen/bagian/unit

pengawasan internal harus diupayakan untuk di posisikan seindependen

mungkin dan melaporkan hasil auditnya kepada pihak yang memiliki otoritas

tertinggi dalam organisasi yaitu: manajemen puncak atau komite audit.

Bahan 9Mata Kuliah : Pengendalian/PengawasanJudul : Pengujian Substantif dan Pengembangan Temuan

I. POKOK PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengujian Substantif

2. Tujuan

3. Aktivitas

4. Hasil

5. Pelaporan

II. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBTANTIF

Pengujian substantif/audit rinci/audit lanjutan ytu: suatu masalah atau

penyimpangan benar-benar terjadi atau tidak, masalah tersebut adalah FAO

(Firm Audit Objectives)

Page 72: diktat-pengawasan.doc

72

Berikut disampaikan contoh pengembangan tujuan audit dari PAO menjadi

FAO

POTENSIAL AUDIT

OBJECTIVES (PAO)

TENTATIVE AUDIT

OBJECTIVES (TAO)

FIRM AUDIT

OBJECTIVES (FAO)

EFEKTIVITAS

- Output yg dihasilkan

sesuai dgn

direncanakan, dlm

jenis/spesifikasi,

kuantitas dan mutu

- Output yg dihasilkan

telah/dpt

dimanfaatkan

- Output yg dihasilkan

digunakan sesuai

rencana

1. Buku-buku yg dipesan

bukan buku-buku yg

diperlukan

2.Buku-buku yg diterima tdk

sesuai dgn yg dipesan, baik

jlh maupun spesifikasinya

1. Buku-buku yg diterima

tdk sesuai dgn yg

dipesan, baik jlh

maupun spesifikasinya

3.Buku-buku yg telah

diterima tdk dpt

dimanfaatkan

2. Buku-buku yg telah

diterima tdk dpt

dimanfaatkan

4.Jumlah pengadaan buku tdk

sesuai kebutuhan dan

rencana pengadaan

3. Jumlah pengadaan buku

tdk sesuai kebutuhan

dan rencana pengadaan

Mula-mula PAO dirinci menjadi TAO dan diseleksi sesuai kondisi auditan

TAO diseleksi lagi dan diberi urutan prioritas sesuai kondisi SPM auditan

TAO yg berlanjut mjd FAO (pd contoh diatas TAO no 2,3 dan 4) adl tujuan2

audit yg memerlukan pengujian lbh lanjut krn blm diperoleh bukti yg

mencukupi. Pengujian substantif bertujuan utk memenuhi kecukupan bukti dgn

menerapkan luas dan jenis pengujian yg sesuai.

Perlu dicatat bhw perincian PAO mjd TAO dan pengembangan mjd FAO

bertujuan utk membuat asersi dpt diuji substansinya. Pd contoh diatas, asersi

efektivitas telah dirinci mjd 4 TAO, kemudian terseleksi melalui Evaluasi SPM

hanya mjd 3 FAO yg perlu diuji substansinya

Alur Pikir Pengembangan TAO mjd FAO

No TAO EVALUSI SPM FAO

1 Ketidaktaatan thd Kebijakan

PBJ

Prosedur Pemahaman:

- Permintaan

Keterangan

- Verifikasi dokumen

- Observasi

1.Pelanggaran thd Tugas

Pokok dan Persyaratan

Para Pihak

2 Pelangaran Etika Pengadaan 2.Ketidaktaatan thd

Prinsip Penetapan

Sistem Pengadaan

3 Pelanggaran thd Tugas 3.Buku-buku yg

Page 73: diktat-pengawasan.doc

73

Pokok dan Persyaratan Para

Pihak

diterima tdk sesuai

dgn yg dipesan, baik

jlh maupun

spesifikasinya

4 Ketidaktaatan thd Jadwal

Pelaksanaan Pemilihan

Penyedia Barang/Jasa

4.Buku-buku yg telah

diterima tdk dpt

dimanfaatkan

5 Ketidaktaatan thd Ketentuan

Penetapan HPS

5.Jumlah pengadaan

buku tdk sesuai

kebutuhan dan

rencana pengadaan

6 Ketidaktaatan thd Prinsip

Penetapan Sistem

Pengadaan

Prosedur Pengujian

Pengendalian:

-Analisa

-Observasi

- Permintaan

Keterangan

-Cek

-Footing

-Cross footing

-Scanning

-Konfirmasi

-Opname

-Inspeksi

Hasil:

- Panitia Pengadaan

kurang memahami

aturan

- Panitia Penerima

Barang tdk

mengecek barang

- Kurang disiplin dlm

penggunaan

anggaran

- Kesalahan dlm

penetapan HPS

6.Terdapat Kemahalan

Harga dalam

Pengadan Buku2

7 Ketidaktaatan thd Sistem

Pengadaan Barang/Jasa

8 Pelanggaran Kontrak

Pengadaan Barang/Jasa

9 Buku2 yg dipesan bukan

buku2 yang diperlukan

10 Buku-buku yg diterima tdk

sesuai dgn yg dipesan, baik

jlh maupun spesifikasinya

11 Buku-buku yg telah diterima

tdk dpt dimanfaatkan

12 Jumlah pengadaan buku tdk

sesuai kebutuhan dan

rencana pengadaan

13 Terdapat Kemahalan Harga

dalam Pengadan Buku2

2. TUJUAN

Page 74: diktat-pengawasan.doc

74

Dlm pengujian SPM yg dinilai baru sebagian kecil, belum menyangkut

seluruh transaksi. Utk meyakini kondisi tersebut auditor hrs mengembangkan

auditnya dengan memperbanyak jlh sampling auditnya.

Jadi, tujuan pengujian substansi adl utk meningkatkan perolehan bukti shg

diperoleh keyakinan atas kesesuaian kondisi dgn kriteria.

Contoh hubungan Evalusi SPM dgn Pengujian Substantif

- PAO tentang efisiensi mensyaratkan agar tdk ada pemborosan sumber

daya. Salah satu bentuk efisiensi adl penyetoran sisa kas akhir tahun. Pd

tahap evalusi SPM auditor mdpt pemahaman bhw pengendalian atas resiko

sisa kas tdk disetorkan adl pemeriksaan fisik Kas oleh Atasan Langsung

Bdh pada Akhir 3 bulan. Pengendalian lainnya adl bukti setor dari Bank.

- Setelah memahami pengendalian, Auditor menguji efektivitasnya dgn

mencek keberadaan tanga tangan Atasan lsg Bdh pd penutupan BKU.

Kemudian Auditor memverifikasi BAP Kas dan Bukti setor, maka Auditor

dpt menilai efektivitas pengendaliannya. Jika Auditor mempertimbangkan

permasalahan penyetoran sisa kas adl material dan resiko deteksinya

moderat, maka Auditor dpt melanjutkan ke evalusi bukti ke tahap

pengujian substantif.

3. AKTIVITAS

Langkah Audit lebih lanjut dapat dirumuskan sbb:

a. Perumusan tujuan audit substantif

Pelaksanaan Audit tentunya sangat tergantung dari tenaga, waktu dan

biaya yg tersedia, oleh krn itu kita hrs memilih kondisi mana yg akan

didahulukan.

b. Perumusan program kerja pengujian substantif

Berdasarkan kondisi yg dijumpai pd saat pengujian terbatas atas SPM dan

sesudah disusun urutan prioritas mana yn akan diaudit, maka disusunlah

PKA Pengujian Substantif untuk masing-masing kondisi. Prosedur dan

teknik yg cocok utk pengujian yg dipilih dan dituangkan dlm PKA.

c. Melaksanakan PKA/P, Membuat KKA/P dan Daftar temuan

Bila Auditor telah memperoleh keyakinan mengenai kekuatan dan

kerentanan kendali serta telah menetapkan substansi yg akan diuji, maka

pd saat ini Auditor hrs menguji substansi kegiatan itu scr memadai

apakah kegiatan itu sesuai atau menyimpang dari kriteria yg telah

ditetapkan.

Page 75: diktat-pengawasan.doc

75

Dalam melaksanakan PKA, pada tahap ini berarti kita melakukan audit scr

mendalam guna mencapai sasaran audit yg ditetapkan, yaitu:

Ketaatan thd peraturan

Pencapaian tujuan yg telah ditetapkan (efektivitas kegiatan)

Kehematan dlm memperoleh/menggunakan sumber dana

Efisiensi penggunaan sumber dana

Dalam melaksanakan audit, auditor hrs menaruh perhatian pada senua bidang

pertgjwban manajemen, tetapi dgn tingkat tekanan yang berbeda-beda utk

masing2 penugasan. Bidang mana yg memperoleh perhatian yg lebih besar

tergantung pd pertimbangan berbagai faktor yg terlibat pd penentuan arah dan

resiko yg dihadapi organisasi.

4. HASIL

Hasil dari tahap pengujian substantif adalah TEMUAN. Temuan audit

berpangkal tolak dari perbandingan kondisi dgn kriteria, mengungkapka

penyebab dan akibat yg ditimbulkan serta lah mencari rekomendasi utk

menghilangkan penyebab atau akibat. Istilah ini dikenal dgn 5 struktur temuan

yaitu:

a. Kondisi (apa yg sebenarnya terjadi)

b. Kriteria (apa yg seharusnya terjadi)

c. Sebab (mengapa terjadi perbedaan kondisi dan kriteria)

d. Akibat (apa dampak yg ditimbulkan adanya perbedaan antara kondisi dan

kriteria)

e. Rekomendasi (apa yg dpt dilakukan utk memperbaiki)

a. Kondisi (apa yg sebenarnya terjadi)

Kondisi menunjukan realita yg ada dari suatu pelaksanaan kegiatan yg

mencakup apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana, utk menyatakan

kondisi auditor hrs mengumpulkan bukti yg relevan, kompeten, cukup

dan material.

Kelemahan yg ditemui dlm menentukan kondisi ytu:

Kondisi yg diungkap kurang didukung fakta pembuktian yg kuat.

Kondisi yg dikemukakan apabila diungkap, sebagian kurang berarti

bila dikaitkan dgn kegiatan organisasi auditan.

Akibat yg ditimbulkan tdk jelas atau kurang material.

Page 76: diktat-pengawasan.doc

76

b. Kriteria (apa yg seharusnya terjadi)

Kriteria berupa:

a. Peraturan perundang-undangan yg berlaku

b. Ketentuan manajemen yg hrs dilaksanakan

c. Pengendalian manajemen yg handal

d. Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan kehematan

e. Standar dan norma/kaidah

Kriteria yg diperoleh hrs diuji dan dianalisa scr tepat, setelah itu

barulah dpt digunakan sbg tolok ukur atau pembanding dengan kondisi

yg dijumpai.

Permasalahan yg dihadapi dan menonjol adl tdk tersedianya kriteria

dimaksud di tempat auditan. Secara tertulis penetapan kriteria yg jelas

merupakan salah satub tanggungjawab auditan. Apabila kriteria tdk

tersedia auditor dpt melakukan beberapa hal antara lain:

1. Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga (misalnya dalam hal

harga barang/jasa)

2. Bersama dgn auditan melakukan formulasi kriteria yg akan dipakai

sbg tolok ukur (misalnya kriteria perjanjian kerjasama yg saling

menguntungkan)

3. Norma standar yg sejenis dgn kegiatan auditan

4. Menggunakan keterangan tenaga ahli (misalnya keterangan tentang

ketebalan/density dari suatu jalan aspal)

c. Sebab (mengapa terjadi perbedaan kondisi dan kriteria)

Materi penyebab mrp hal yg penting apabila ditinjau dari tujuan audit

ytu menghasilkan rekomendasi ke arah perbaikan di masa yg akan

datang. Ciri suatu penyeban antara lain:

Kegiatan yg kurang/blm dilaksanakan dan ketentuan yg blm

dilaksanakan.

Dpt diidentifikasikan subyek yg bertgjwb atas kelemahan

pelaksanaan kegiatan.

Pada dasarnya materi penyebab ini mengungkapkan tentang mengapa

terjadi kondisi tsb, dlm praktek masih ditemui dlm merumuskan

penyebab ytu:

Sebab yg diungkap kurang jelas

Sebab yg dirumuskan blm mrp sebab yg hakiki atau utama

Page 77: diktat-pengawasan.doc

77

Kunci terpenting utk menentukan penyebeb ytu menelusuri berbagai

kejadian yg terkait sampai kita mendapat kesimpulan bahwa kita dpt

merumusskan rekomendasi utk memperbaiki masalah yg ditemukan.

d. Akibat (apa dampak yg ditimbulkan adanya perbedaan antara

kondisi dan kriteria)

Akibat yg ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dgn kriteria

sangat menentukan arti penting bobot dari suatu temuan. Oleh krn itu

materialitas dari akibat hrs didukung oleh fakta pembuktian yang

cukup.

Materi unsur akibat dapat berupa:

Ketidakekonomisan

Ketidakefisienan

Ketidakefektipan

Ketidaklancaran pelayanan kpd masyarakat

Dalam menentukan unsur akibat suatu temuan, msh terdapat pula

kelemahan ytu:

Akibat yg diungkap kurang didukung bukti yg memadai

Akibat yg diungkap lbh tepat apabila dijadikan kondisi

Akibat yg diungkap bersifat umum

Akibatnya belum pasti atau msh dpt dipertanyakan terjadinya dimasa

datang.

e. Rekomendasi (apa yg dpt dilakukan utk memperbaiki)

Tujuan audit operasional adl utk menghasilkan rekomendari ke arah

perbaikan thd pengelolaan aktivitas auditan, materi rekomendari hrs

dirancang guna:

Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab).

Meminimalisasi akibat dari kelemahan yg ada.

Syarat-syarat rekomendasi ytu:

o Subyek jelas (ditujukan kpd siapa)

o Mengarah pada tindakan nyata

o Dapat dilaksanakan oleh auditan

o Biaya yg akan terjadi dlm melaksanakan rekomendasi hrs tdk

melebihi manfaat yg akan diperoleh.

5. PELAPORAN

a. Devinisi

Page 78: diktat-pengawasan.doc

78

LHA adl sarana mengkomonikasikan hasil audit kpd pemakai laporan.

Auditan mengharapkan informasi yg akurat dan obyektif yg digunakan

dlm melaksanakan tugas

Menyampaiakn informasi yg tepat waktu mengenai temuan dan

rekomendasi dlm bentuk laporan mrp bagian penting dari kegiatan audit.

b. Isi laporan

a. Informasi umum

Tersedia informasi yg tepat bagi pembaca laporan mengenai dasar

hukum, tujuan audit, ruang lingkup, organisasi dan program/kegiatan

b. Temuan dan rekomendasi

Temuan mrp pesan pokok yg hendak diteruskan auditor kpd para

pembaca, temuan audit menyangkut hal-hal sbb:

Ketidakefisienan

Ketidakefektipan

Pemborosan

Pendapatan/pengeluaran yg tdk tepat

Ketidaktaatan

Temuan dpt diteruskan kpd pengguna hrs memenuhi syarat:

Akibat temuan tsb cukup material

Berdasarkan fakta dan bukti REKOCUMA

Simpilan hrs logis dan jelas

Dikembangkan scr obyektif

c. Bentuk laporan

a. Bab

Ketentuan mengenai bentuk bab biasanya sudah diatur berdasarkan

ketentuan yg berlaku. Laporan bentuk ban sangat sesuai utk

menyampaikan informasi penting dgn jumlah materi yg banyak.

b. Surat

Laporan bentuk surat biasanya digunakan apabila hal2 yg dilaporkan

relatif sedikit dan segera.

d. Tindaklanjut

Untuk mendorong efektivitas pemantuan tindak lanjut temuan audit,

pemantauan TL hrs memenuhi standar ytu:

Page 79: diktat-pengawasan.doc

79

Auditor hrs mengkomonikasikan kpd manajemen bhw tgjwb

menyelesaikan TL adl pihak auditan

Auditor hrs memantau TL atas temuan beserta rekomendasinya

Auditor hrs melaporkan status temuan sebelumnya yg blm diTL

Terhadap temuan yg berindikasi melawan hukum. Auditor hrs membantu

aparat hukum dlm upaya terkait.