diktat urini

Upload: ariezta-kautsar-rahman

Post on 11-Jul-2015

424 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Handout Kuliah

TES FAAL GINJAL DAN URINALISIS

Maimun Zulhaidah A

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK FK UNIBRAW/RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG 2010

1

Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal dan urinalisis, menginterpretasikan hasilnya secara benar dan mampu melakukan asuhan keperawatannya. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan: Anatomi dan fisiologi dasar ginjal dan saluran kemih

Patofisiologi kelainan ginjal dan saluran kemihGlomerular filtration rate (GFR) Pemeriksaan laboratorium ureum, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Pemeriksaan laboratorium kreatinin, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Pemeriksaan laboratorium sistatin C dan menginterpretasikan hasilnya Pemeriksaan laboratorium bersihan kreatinin, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Pemeriksaan laboratorium asam urat, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Macam-macam sampel urin Persyaratan dan cara pengambilan sampel urin secara benar Pemeriksaan laboratorium urin makroskopis, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Pemeriksaan laboratorium urin kimiawi, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar Pemeriksaan laboratorium urin mikroskopis, menginterpretasikan hasilnya dan melakukan asuhan keperawatannya secara benar

2

Fisiologi dan Anatomi Dasar Ginjal dan Saluran Kemih Ginjal merepresentasikan sepasang organ yang terdiri dari cortex, medulla, dan pelvis. Fungsi ginjal dapat dibandingkan dengan alat filtrasiresorpsi yang mengikuti cara operasi yang relatif sederhana. Organ ini dapat dicharge untuk mengatur keseimbangan garam dan air tubuh (homeostasis) dan untuk mengekskresikan waste products, terutama yang berasal dari metabolisme nitrogen. Unit fungsional dasar ginjal adalah nefron, yang terdiri dari unit glomerulotubular tunggal. Ginjal mempunyai functional reserve yang besar; kehilangan 75% nefron tetap dapat menjamin homeostasis (Gambar). Selain merupakan organ ekskretori, ginjal merupakan organ endokrin. Organ ini mensintesis dan sekresi hormon, seperti eritropoietin dan renin/angiotensin. Ginjal mensintesis enzim yang mengubah vitamin D menjadi bentuk yang paling aktif, 1; 25 dihydroxycholecalciferol atau yang menghasilkan prostaglandin untuk melawan stimuli vasokonstriktor.

3

Gambar. Ginjal, saluran ekskretori dan nefron. Glomeruli Glomerulus atau filtering unit nefron dirancang untuk ultrafiltrasi plasma. Glomerulus terdiri dari kumpulan kapiler yang mengadakan anastomosis yang diselipkan antara arteriol afferent dan efferent dan dikumpulkan dalam ruang kosong yang dikelilingi oleh Bowman's capsule. Glomerulus merupakan filter semipermeabel. Glomerulus menyeleksi ion-ion yang melewatinya ke dalam urin. Glomerulus terdiri dari empat tipe sel dengan fungsi-fungsi yang khusus dan berbeda: (1) sel-sel mesangial dikelilingi oleh matriks kolagen; (2,3) sel-sel epitel endotel dan viseral dipisahkan oleh basement membran khusus; (4) sel-sel epitel parietal terletak pada basal lamina yang memisahkan dari tubuli yang mengelilinginya. Juxtaglomerular apparatus terletak pada hilus dari masingmasing glomerulus. Juxtaglomerular apparatus mengandung sel-sel untuk

4

produksi eritropoietin dan renin; dan sel-sel dengan reseptor-reseptor tekanan darah. Tubuli Tubuli ginjal terlibat dalam transportasi dan modifikasi glomerular ultrafiltrate melalui konsentrasi dan dilusi untuk menghasilkan final product. Tubuli terdiri dari segmen-segmen utama antara lain, proximal tubules, loops of Henle, distal tubules dan collecting ducts. Berbagai bagian tubuli mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Komponen-komponen jaringan lain termasuk pembuluh darah untuk nutrisi dan membersihkan organ juga interstitium sebagai supporting structure. Tubuli dan interstitium sangat erat berkaitan; kerusakan terhadap salah satu akan mempengaruhi yang lainnya. Tidak seperti glomeruli, tubuli mempunyai kecenderungan untuk regenerasi setelah injury. Fungsi Ginjal Beberapa fungsi ginjal secara ringkas adalah sebagai berikut: 1. Mengatur osmolalitas cairan tubuh. 2. Mengatur volume cairan ekstraseluler dengan cara mengontrol ekskresi natrium dan air. 3. Mengatur konsentrasi berbagai elektrolit di dalam cairan ekstraseluler, antara lain: ion-ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, khlorida, sulfat, dan fosfat. 4. Mengontrol konsentrasi bikarbonat plasma dan ion hidrogen, dengan demikian berperan penting dalam keseimbangan asam-basa. 5. Membuang sampah-sampah metabolik seperti urea, asam urat, dan kreatinin. Ginjal juga membuang banyak senyawa asing dari tubuh, termasuk obatobatan dan racun. 6. Memproduksi beberapa bahan khusus, misalnya: hormon eritropoietin, enzim proteolitik renin, kalikrein, dan berbagai prostaglandin dan tromboksan,

5

7. Ginjal mempunyai beberapa fungsi metabolik khusus, misalnya mengubah bentuk inaktif vitamin D menjadi bentuk aktifnya (1,25-dihydroxy-vitamin D3), mensintesa ammonia dari asam-asam amino, dan glukoneogenesis.

Patofisiologi Kelainan Ginjal dan Saluran Kemih

Proteinuria Orang dewasa sehat mengeluarkan < 150 mg protein dalam urin 24 jam: 60% dari hasil filtrasi protein plasma (20 40 mg albumin) dan 40% glikoprotein dan imunoprotein. Jika jumlah ekskresinya > 3,5 g/24 jam, maka proteinuria berada pada area nefrotik. Adanya gangguan pada glomerulus maka ukuran dan muatan barrier selektif dapat rusak. Umumnya filter glomerulus dapat dilalui oleh molekul < 17 , sedangkan albumin mempunyai radius 36 dengan bersihan fraksional 10% dari laju filtrasi glomeruler. Dinding kapiler glomerulus mempunyai muatan negatif (anionik) pada permukaan endotelnya sampai seluruh membrana basalis glomerulus dan pada lapisan sel epitelnya, sehingga dinding kapiler dapat menolak muatan positif dari protein plasma. Jika glomerulus intak, hanya jejak yang mengandung albumin yang dapat lolos melalui filtrasi glomerulus. Protein yang lebih kecil dari albumin (< 68.000 dalton), juga dapat difiltrasi sampai berbagai tingkat dan direabsorbsi oleh tubulus proksimalis, dimana protein mengalami katabolisme. Proteinuria tubuler terjadi jika tubulus proksimalis mengalami kerusakan, sehingga mengganggu reabsorpsi protein. Proteinuria bentuk ini jarang melebihi 1500 mg/24 jam kecuali jika disertai dengan kerusakan glomerulus. Jadi penyebab proteinuria antara lain,

6

1.

Kerusakan

membran

kapiler

glomeruli

yang

menyebabkan

peningkatan filtrasi protein dengan berat molekul (BM) tinggi, misalnya pada glomerulonefritis. 2. Peningkatan sekresi protein oleh sel-sel tubulus ke dalam lumen, misalnya pada pielonefritis.3.

Peningkatan kadar protein BM rendah di dalam plasma yang melebihi nilai ambang reabsorbsi tubuli, misalnya pada multipe myeloma. Penurunan daya reabsorbsi tubuli terhadap protein dengan BM rendah yang telah difiltrasi oleh glomeruli, misalnya pada renal tubular acidosis, acute renal failure.

4.

Hematuria Hematuria adalah terdapatnya eritrosit dalam jumlah yang abnormal di dalam urin. Nilai normal eritrosit di dalam urin adalah 0 3/lapangan pandang besar (LPB = pembesaran obyektif 40x mikroskop cahaya). Gross hematuria dapat dideteksi dengan mata telanjang, sedangkan microscopic hematuria dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hematuria bisa terdapat pada: 1. Batu saluran kemih 2. Glomerulonefritis akut 3. Trauma saluran kemih 4. Tumor saluran kemih 5. Radang kandung kemih Leukosituria Peningkatan jumlah leukosit di dalam urin menunjukkan adanya keradangan pada saluran kemih, misalnya: 1. Pielonefritis 2. Uretritis 3. Prostatitis4.

Sistitis

7

Glukosuria Bila kadar glukosa darah sangat tinggi seperti pada diabetes melitus, maka proses reabsorbsi akan terhenti dan filtrat glukosa akan keluar bersama urin. Nilai ambang terhadap glukosa adalah kadar glukosa darah yang dapat menyebabkan terhentinya reabsorbsi glukosa di tubuli, normal 160-180 mg/dl. Glukosuria terdapat pada: 1. Diabetes mellitus2.

Gangguan reabsorbsi pada tubulus, seperti sindroma Fanconi, penyakit ginjal yang parah

3. Kerusakan otak 4. Sindroma Cushing Ketonuria Benda keton merupakan hasil metabolisme intermediate lemak yang terdiri dari aseton, asam aseto-asetik, asam beta hidroksi butirat. Bila metabolisme berjalan sempurna akan terbentuk air dan CO2, maka di dalam urin tidak terdapat keton. Tetapi bila penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi terhambat atau tidak ada, maka lemak di dalam tubuh akan dimetabolisir dan akan menimbulkan ketonuria. Ketonuria terdapat pada: 1. Diabetes melitus 2. Muntah-muntah yang parah 3. Pada kelaparan 4. Keracunan bahan kimia atau obat-obatan. Hemoglobinuria Pada keadaan hemolitik intravaskuler akan terbentuk hemoglobin bebas dan masuk ke dalam plasma, dan bila jumlahnya berlebihan akan difiltrasi oleh gomeruli dan keluar bersama urin. Hemoglobinuria terdapat pada: 1. Reaksi trranfusi hemolitik 2. Luka bakar yang luas

8

3. PNH 4. Malaria tropika Bilirubinuria dan Urobilinuria Adanya bilirubin dalam urin memberi petunjuk adanya penyakit hati jauh sebelum gejala klinik ikterus terlihat jelas. Bilirubin urin ini merupakan bilirubin direk yang bersifat larut dalam air dan dialirkan dari hati ke dalam usus lewat saluran empedu. Bila terjadi sumbatan atau kerusakan pada salurannya, bilirubin ini akan masuk sirkulasi kemudian difiltrasi oleh glomeruli dan keluar bersama urin. Bilirubinuria terdapat pada: 1. Hepatitis 2. Sumbatan saluran empedu 3. Sirosis hepatis Bilirubin dalam usus akan dirubah menjadi urobilinogen dan sterkobilinogen. Urobilinogen akan diabsorbsi oleh dinding usus masuk ke sirkulasi kemudian difiltrasi oleh glomeruli dan keluar bersama urine. Urobilinogen urin meningkat terutama pada peristiwa hemolitik, seperti: 1. AIHA 2. Thalassemia 3. Malaria

Uji Fungsi Ginjal Penilaian fungsi ginjal yang pertama kali sebaiknya dikerjakan dan yang paling efektif dari segi biaya adalah pemeriksaan kadar blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin serum. Peningkatan BUN dan kreatinin dengan perbandingan BUN terhadap kreatinin 20 atau kurang, menunjukkan adanya gagal ginjal. Spesimen-spesimen urin sewaktu dengan spesimen-spesimen darah dapat digunakan untuk mengukur klirens dengan analit-analit yang lain dalam serum dan urin untuk mendeteksi abnormalitas-abnormalitas yang minimal dan mengestimasi tingkat keparahan penyakit ginjal.9

Jika terdapat penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR = glomerular filtration rate) yang bermakna (azotemia dengan atau tanpa uremia), pengukuran elektrolit dan status asam-basa diperlukan. Kalium serum sangat penting juga untuk dievaluasi. Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi glomerulus &/atau tubulus. Tes faal ginjal terdiri dari: 1. Tes fungsi glomerulus: pengukuran Glomerular filtration rate (GFR) 2. Tes fungsi tubulus 3. Urinalisis

Persiapan sampel uji fungsi ginjal: Sampel darah a. Persiapan penderita: - sebaiknya puasa 8 jam sebelum pemeriksaan b. Bahan yang dianjurkan: - serum atau plasma c. Jumlah darah yang diperlukan dan prosedur pengambilan: - jumlah darah yang diambil 3 ml - hindarkan pembendungan dengan torniket terlalu lama, hindari kekeruhan - segera kirim bahan-bahan tersebut dengan label lengkap dan jelas Kegunaan: Mendeteksi disfungsi & kerusakan ginjal

Membantu diagnosis penyakit ginjal Monitor terapi, kerusakan fungsional, & progresi penyakit Membedakan antara insufisiensi dengan gagal ginjal Menentukan perubahan-perubahan fungsi yg dapat mempengaruhi terapi

10

Syarat uji fungsi ginjal yang baik:

Pelaksanaan tak menyulitkan penderita

Mudah diinterpertasi hasilnya

Tak toksik, sebaiknya bahan yang diperiksa endogen

Tak dipengaruhi organ lain Pemeriksaan berulang mempunyai nilai prognostik Pemeriksaan fungsi ginjal secara umum = GFR Pengukuran berdasarkan prinsip clearance (bersihan): Pengukuran ekskresi bahan X di urin yg difiltrasi lengkap dari darah oleh glomerulus Bahan-bahan tsb bisa: Petanda eksogen: Inulin, iohexol, 31cr-EDTA Petanda endogen: Kreatinin, urea, protein BM rendah, sistatin-c Keunggulan petanda endogen: Tak perlu injeksi Sampel tunggal Kriteria petanda yang ideal untuk GFR:

Difiltrasi bebas oleh glomerulus Tak diabsorpsi oleh tubulus ginjal Kadar di dalam plasma stabil (baik eksogen maupun yang endogen)

1. Kreatinin

11

Dipengaruhi oleh massa otot, usia, inflamasi, jenis kelamin, latihan fisik Kreatinin tak linier dengan GFR Tak sensitif untuk GFR yang turun ringan sampai sedang Di sirkulasi tak terikat oleh protein Difiltrasi bebas oleh glomerulus, tapi disekresi oleh tubulus (tidak konstan) Pemeriksaan: interferens (pengganggu) banyak, tapi murah dan mudah

Rentang nilai normal: Laki-laki dewasa: 0,8 1,4 mg/dl Perempuan dewasa: 0,6 1,1 mg/dl

Anak-anak: 0,2 1,0 mg/dl Panic value (nilai kritis) 10 mg/dl pada penderita nondialisis.

Meningkat pada: Gagal ginjal Chronic nephritis Urinary tract obstruction

Muscle diseases seperti gigantism, acromegaly, dan myasthenia gravis

Congestive heart failure Shock Menurun pada: Orang tua, orang-orang dengan ukuran tubuh kecil, massa otot yang menurun, muscle atrophy atau inadequate dietary protein. Pre-test nursing care: Jelaskan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan banyaknya sampel darah yang diperlukan. Puasa 8 jam sebelumnya

12

Instruksikan kepada penderita agar menghindari latihan berat 8 jam sebelum pemeriksaan Instruksikan kepada penderita agar tidak makan daging merah 24 jam sebelum pemeriksaan. Post-test nursing care: Tekan di tempat bekas pengambilan darah. Label specimen dan kirim ke laboratorium segera Laporkan temuan abnormal kepada dokter

2. Cystatin-c o Endogen alamiah o Produksi sel bernukleuso o o

BM kecil: 13 kDa ; 132 asam amino Super famili cysteine protease inhibitor Difiltrasi bebas, reabsorpsi sempurna, dikatabolisme oleh tubulus proksimalis

o

Tak dipengaruhi oleh usia, BB, diet, obat, inflamasi & keganasan (kecuali melanoma, Ca kolorektal)

o

Darah, CSF, cairan seminal

3. Urea/BUN Disintesa hepar sebagai produk akhir katabolisme AA. Indikator nonspesifik fungsi ginjal. Kadar urea darah bervariasi tergantung: kandungan protein diet, kecepatan katabolisme protein, dan fungsi hepar.

13

Kadar urea darah indikator sensitif fungsi ginjal. Kadar urea biasanya meningkat sebelum adanya perubahan kreatinin yang bermakna. Karena

dilaporkan dalam istilah N yang dilepaskan, maka konsentrasi

urea = mg Blood urea nitrogen (BUN)/dL. Nilai 1. 2. 3.

BUN dikonversi menjadi konsentrasi urea:

Berat atom Nitrogen (N) = 14 g/mol, BM urea=60,06 g/mol. Urea mengandung 2 Nitrogen per mol. Nitrogen urea = 46,6% berat urea (28/60,06) 0,36 mmol/L urea, atau

4. Oleh karena itu: 10 mg/L BUN/0,466 = 21,46 mg/L urea = mg N urea N/L X 2,146 = mg urea/L mg N urea N/L X 0,036 = mmol urea/L Harga normal

Bervariasi antar lab. BUN 820 milligrams per deciliter (mg/dL) BUN-to-creatinine ratio: usia lebih dari 12 bulan: 10 : 1 20 : 1 bayi: sampai 30 : 1

Kadar tinggi:

Dapat menunjukkan kidney injury atau penyakit ginjal. Dapat disebabkan oleh obat-obat tertentu: allopurinol (Alloprin), aminoglycosides (Garamycin), furosemide (Lasix), indomethacin (Indocin), methotrexate (MTX), aspirin, amphotericin B, carbamazepine (Tegretol), vancomycin (Vancocin), propranolol (Inderal), rifampin (Rifadin), dan spironolactone (Aldactone), tetracyclines, thiazide diuretics,

triamterene (Dyrenium).

Dapat juga disebabkan oleh diet tinggi protein, Addison's disease, kerusakan jaringan berat, atau perdarahan gastrointestinal tract.

14

Dapat menunjukkan adanya gangguan ginjal yang disebabkan oleh diabetes. Rasio BUN-creatinine yang tinggi terjadi pada gagal ginjal akut.

Kadar rendah

Dapat disebabkan oleh diet rendah protein, malnutrisi, atau kerusakan hepar berat. Overhidrasi. Kehamilan trimester 3. Rasio BUN-creatinine yang rendah berkaitan dengan diet protein rendah, rhabdomyolysis, cirrhosis, atau syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH).

Spesimen Serum dan heparinized plasma Fluorida menghambat reaksi urease. Amonium heparin tidak boleh untuk metode urease. Urin: diencerkan 1 : 20 sampai 1 : 50.

Serum dan urin yang tidak segera dikerjakan disimpan di dalam 4 8oC karena urea peka terhadap degradasi bakterial.

Pre-test nursing care: Jelaskan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan banyaknya sampel darah yang diperlukan. Tidak diperlukan puasa sebelumnya

Instruksikan kepada penderita agar menghindari diet tinggi daging merah sebelum pemeriksaan.

Post-test nursing care: Tekan di tempat bekas pengambilan darah. Label specimen dan kirim ke laboratorium segera Laporkan temuan abnormal kepada dokter

15

Klirens Ginjal Keseluruhan fungsi ginjal dan beberapa aspek fisiologisnya dapat ditentukan dengan pemeriksaan klirens ginjal. Dengan mengukur mengukur bahan-bahan seperti kreatinin dalam urin (U) dan volume urin dalam waktu tertentu (V), juga konsentrasi bahan tersebut dalam plasma (S) atau plasma (P) dari pengumpulan darah midperiod. Volume serum atau plasma yang mengandung bahan yang diukur yang diekskresikan ke dalam urin per unit waktu (biasanya satu menit) dapat dihitung. Volume ini, dalam mililiter per menit, disebut sebagai klirens ginjal. Klirens (mL/menit) = U (mg/dL) X V (mL/menit) S (mg/dL) Klirens serum proporsional terhadap jumlah total dan ukuran glomerulus, yang proporsional terhadap massa parenkim ginjal. Biasanya dilakukan standarisasi klirens absolut dengan faktor 1,73/A, yang mewakili external surface area (m2) dari rata-rata ukuran badan seseorang (daerah permukaan standar) yang dibagi oleh area permukaan tubuh seseorang (ditentukan dari normogram atu dari formula yang berkaitan dengan berat badan dan tinggi badan terhadap permukaan tubuh), yaitu, Klirens (ml/menit/std. surface area) = U X V X 1,73 S A Klirens molekul-molekul kecil yang tidak terikat oleh protein dan, oleh karena itu, molekul-molekul tersebut bebas difiltrasi oleh glomerulus dan tak direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus merupakan pengukuran GFR, yang merupakan jumlah ultrafiltrat dari darah yang masuk ke dalam lumen tubulus ginjal selama waktu tertentu. Inulin merupakan senyawa ideal untuk mengukru GFR, tetapi tidak rutin dilakukan karena diperlukan infus intravena yang kontinyu dan pengukuranya secara manual.

16

Kreatinin dibentuk dalam kecepatan yang relatif konstan oleh otot, tempat penyimpanan utama kreatin fosfat. Pemeriksaan kreatinin merupakan pemeriksaan yang paling banyak dikerjakan. Ekskresi kreatinin tidak dipengaruhi oleh diet rutin, masukan protein, atau metabolisme dan dehidrasi. Pemeriksaan klirens kreatinin secara serial dapat menunjukkan adanya progresi penyakit ginjal atau respon terhadap terapi. Pengumpulan urin dilakukan selama 24 jam, dengan spesimen darah diambil pada awal atau akhir pengumpulan. Banyak laboratorium mengerjakan dengan urin 2 jam (hydrated clearance), dengan spesimen darah di tengah-tengah waktu 40 menit yang ke dua karena sampel urin 24 jam repot, lama, dan sulit. Nilai referensi untuk GFR berdasarkan klirens kreatinin adalah 85 - 125 ml/menit/1,73 m2 untuk laki-laki dan 75 - 115 ml/menit/1,73 m2 untuk perempuan. Formula yang dipakai untuk menghitung klirens kretinin adalah Formula Cockcroft-Gault: GFR (Ccr) = (140 - usia) X BB (kg)/0.825 X kreatinin plasma ( mol/L) Cara mencegah kesalahan klirens kreatinin: o Hindari latihan fisik berat sebelum tes o Minum cukup (diuresis 2 ml / menit) o Waktu & volume urin tampung harus tepat o Urin tampung diberi pengawet (thymol) Pre-test nursing care: - Jelaskan prosedur pengumpulan urin 24 jam kepada penderita - Tekankan pentingnya menyimpan semua urin dalam waktu 24 jam. - Instruksikan kepada penderita untuk menghindarkan kontaminasi air dan feses pada urin. - Jelaskan bahwa sampel darah juga diperlukan.

17

- Instruksikan kepada penderita untuk menghindari latihan berlebihan 8 jam sebelum pemeriksaan. 4. Asam Urat Di dalam plasma normal asam urat terutama terdapat sebagai urat. Urat disintesa oleh tubuh dan berasal dari diet.

75% dieliminasi dengan mekanisme renal dan 25% oleh usus. Urat difiltrasi glomerulus, dan hampir 98% direabsorbsi tubulus proksimal. 8% diekskresi ke dalam urin.

Hiperurikemia: familial trait. 25% akibat peningkatan sintesis purin. Lainnya akibat penurunan kemampuan ginjal di dalam mensekresi urat.

Gout: konsentrasi asam urat 58 150 mg/L, rata-rata 98 mg/L. Urin: Rasio asam urat terhadap kreatinin sampel urin dapat untuk tes skrining untuk mendeteksi penurunan aktifitas enzim hipoxantin-guanin fosforibosiltransferase.

Kadar asam urat serum berkorelasi positif dengan kadar urat cairan sinovial.

Leukemia: Asam urat meningkat pada penderita dengan pertumbuhan selsel lekemik yang cepat dan masif. Xantin: inhibitor kompetitif false negatif kadar asam urat pada metode urikase. Keadaan-keadaan lain yang berkaitan dengan hiperurikemia: Uric acid nephrolithiasis, chronic uric acid interstitial nephropathy, gagal ginjal (setelah kemoterapi leukemia atau limfoma, heat stress berat, setelah kejang epileptik, dan setelah terapi kortikosteroid untuk reaksi-reaksi alergi berat).

Spesimen Asam urat

Serum atau plasma, hindari EDTA dan sodium fluoride positive interference.

18

Asam urat stabil pada 2 6oC selama 3 5 hari dan 6 bulan pada suhu -20oC. Alikuot urin tampung 24 jam. Untuk mencegah presipitasi urat, ditambahkan NaOH 500 g/L. Asam urat urin stabil selama 3 hari pada suhu kamar.

Rentang nilai rujukan (harga normal) Serum atau plasma Lk= 36 77 mg/L (214 458 mol/L) PR= 25 68 mg/L (149 405 mol/L. Urin 250 750 mg/24 jam > 450 mg/24 jam > 1 g/24 jam diet rata-rata diet rendah purin

diet tinggi purin

Pre-test nursing care: Jelaskan kepada penderita tujuan pemeriksaan dan banyaknya sampel darah yang diperlukan. Puasa 8 jam sebelumnya Instruksikan kepada penderita agar tidak makan diet tinggi purin 24 jam sebelum pemeriksaan. Post-test nursing care: Tekan di tempat bekas pengambilan darah. Label specimen dan kirim ke laboratorium segera Laporkan temuan abnormal kepada dokter

Urinalisis

19

Pemeriksaan

urin

sudah

dilakukan

selama

beberapa

abad

(Hippocratespun menyebut urinalisis dalam tulisan-tulisannya), yang selanjutnya menjadi sangat penting karena tesnya relatif sederhana, pengumpulan dan penyediaan spesimen mudah, dan karena kurangnya informasi klinik yang dapat diperoleh dari satu pemeriksaan rutin. Hayashi et al. telah mengemukakan 3 alasan penting untuk melakukan urinalisis: (1) kegunaannya sebagai tes skrining untuk mendeteksi berbagai kelainan endokrin atau metabolik dimana fungsi ginjal normal tetapi mengekskresikan sejumlah produk akhir metabolik khusus yang abnormal; (2) urinalisis memberikan informasi yang berguna mengenai ada atau tidak adanya penyakit-penyakit ginjal dan penyakit-penyakit lainnya; yakni membantu dalam diagnosa, dan (3) urinalisis rutin merupakan metode yang sangat sederhana untuk memantau perjalanan penyakit dan keberhasilan pengobatan. Urinalisis modern terdiri dari beberapa pemeriksaan fisikokimia disamping pemeriksaan mikroskopik sedimen urin.

Pengumpulan Sampel Urin 1. Macam sampel urin1.

Urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

2.

Urin pagi, yaitu urin yang pertamakali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari yang dikeluarkan pada siang hari. Urin baik untuk pemeriksaan sedimen, BJ, protein, tes kehamilan berdasarkan kadar hCG di dalam urin.

3.

Urin postprandial, yaitu urin yang dikeluarkan pertama kali 11/2 sampai 3 jam setelah makan. Urin ini baik untuk pemeriksaan glukosuria.

4. Urin 24 jam, yaitu urin yang dikeluarkan selama 24 jam. Urin baik untuk menetapkan suatu zat dalam urin secara kuantitatif untuk menafsirkan proses-proses metabolic, missal klirens kreatinin. Cara pengumpulan,

20

misalnya mula jam 7 pagi sampai dengan jam 7 pagi berikutnya, dengan cara sbb: pada jam 7 pagi penderita diminta kencing sepuasnya, urinnya kemudian dibuang. Setelah itu, setiap kali BAK urin ditampung sampai dengan jam 7 pagi berikutnya.5.

Urin 3 gelas dan 2 gelas pada pria, yaitu urin yang ditampung pada 3 atau 2 gelas. Urin ini baik untuk melihat gambaran lokasi radang atau lesi lain yang menyebabkan adanya pus atau darah dalam urin pria. Cara mendapatkannya: penderita diberitahu untuk tidak BAK beberapa jam sebelum pemeriksaan. Kemudian penderita diminta BAK langsung ke dalam gelas tanpa menghentikan aliran urinnya ke botol 1 20 30 ml, ke botol 2, kemudian ke botol 3 (beberapa ml saja). Botol 1 terutama berisis sel-sel dari pars anterior dan prostatika uretra, botol 2 unsur dari v urinaria, dan 3 unsur dari pars prostatika uretra dan getah prostat yang terperas.

2. Pengawet urin Urin sebaiknya diperiksa dalam keadaan masih segar. Jika urin disimpan dapat terjadi perubahan susunan urin oleh kuman-kuman, karena urin tidak dikumpulkan pada wadah yang steril. Untuk meminimalkan perubahan itu, urin disimpan dalam suhu 4oC. Perubahan yang dapat terjadi antara lain,

Kuman mengurai ureum menjadi ammonia dan CO2, ammonia menguap. kalsium dan magnesium fosfat.

Amonia menyebabakn pH urin basa sehingga terjadi pengendapan pH basa juga merusak silinder. Kuman juga mengurai glukosa urin Tanpa kuman, asam urat dan garam urat mengendap. Untuk itu bila hendak memeriksa, urin sebaiknya dikocok dulu agar yang mengendap bercampur lagi.

21

1. Pemeriksaan Urin Kimiawi Dipstik Pengertian Pemeriksaan urin kimiawi dipstick adalah pemeriksaan urin dengan menggunakan reagen kimia kering berupa stik atau pita dengan parameter pengukuran meliputi berat jenis, lekosit esterase, nitrit, pH, protein, glukosa, keton, urobilin, bilirubin, dan darah/Hb. Sampel urin yang digunakan tanpa disentrifus. Pemeriksaan urin dengan kimiawi dipstick ini sangat cepat dan mudah dikerjakan, serta dapat menggantikan pemeriksaan konvensional. Pada salah satu sisi stik atau pita terdapat 10 bagian kertas hisap atau bahan penyerap yang masing-masing mengandung reagen spesifik terhadap salah satu zat dalam urin. Adanya dan banyaknya zat tersebut dalam urin ditandai oleh perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik. Perubahan warna yang terjadi memiliki skala yang menunjukkan kadar zat dalam urin, sehinggga pemeriksaan urin kimia stik ini merupakan pemeriksaan semi - kuantitatif.

Tujuan Pemeriksaan urin kimia stik ini bisa digunakan untuk : 1. Pemeriksaan urin rutin 2. Mengetahui kelainan penyakit ginjal dan saluran kemih 3. Mengetahui kelainan penyakit sistemik tertentu, antara lain penyakit metabolisme karbohidrat, penyakit hepar dan saluran empedu, dan penyakit hemolitik 4. Monitor terapi, misalnya monitor terapi bagi penderita diabetes melitus. Parameter yang diperiksa: 1. Berat Jenis (BJ) Indikasi/aspek klinis : Pemeriksaan BJ urin dapat untuk : - menilai kemampuan konsentrasi ginjal22

- monitor pencegahan urolithiasis - mengecek ada tidaknya sel-sel lisis. BJ urin tergantung dari intake cairan, jenis penyakit, dan pada orang normal dapat bervariasi dari 1,000 (setelah intake cairan berlebihan) sampai 1,040 (setelah restriksi cairan yang lama). Urin yang sangat encer dapat juga disebabkan karena menurunnya kemampuan konsentrasi urin oleh ginjal, misalnya pada diabetes melitus, defisiensi ADH (diabetes insipidus), efek samping obat, dan hiperaldosteronisme. Untuk mengetahui secara pasti kemampuan konsentrasi ginjal, digunakan sampel urin pagi hari setalah semalaman puasa tanpa minum air, BJ urin yang didapatkan berkisar pada 1,020. Pada BJ urin yang sangat encer mungkin terjadi lisis dari sel-sel eritrosit.

2. Leukosit (Leukosit esterase) Indikasi /aspek klinis: Leukosituria merupakan tanda utama infeksi ginjal dan/atau saluran kemih bawah. Leukosituria lebih sering didapatkan pada wanita karena kontaminasi urin oleh sekresi leukosit dari vagina. Leukosit yang diekskresikan di urin hampir semuanya adalah netrofil. Bila didapatkan leukosituria dan bakteriuria, maka merupakan tanda adanya pielonefritis akut atau kronis. Leukosituria juga merupakan tanda utama dari infeksi saluran kemih bawah, seperti sistitis dan uretritis.

3. Nitrit Evaluasi: Hasil positif ditunjukkan oleh perubahan warna menjadi merah muda sampai merah, mengindikasikan adanya bakteri pembentuk nitrit. Intensitas warna merah menunjukkan konsentrasi nitrit dalam urin, tetapi tidak menunjukkan derajat atau beratnya infeksi. Bila tidak terjadi perubahan warna tidak23

menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang tidak membentuk nitrit, atau tidak ada bahan nitrat (diet sayur), atau bakteri terlalu sedikit oleh karena pemberian antibiotika.

4. pH Evaluasi: Nilai pH urin segar pada orang sehat adalah 5-6. Jika pH 7-8 kemungkinan didapatkan infeksi saluran kemih. Jika pH urin asam (