daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah …rancangan acak lengkap pola satu arah. metode yang...

130
i DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb.) DAN KENCUR (Kaempferia galanga L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Stephani Puspita Dewi NIM : 068114098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 01-May-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

i

DAYA ANTIINFLAMASI

EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb.) DAN

KENCUR (Kaempferia galanga L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Stephani Puspita Dewi

NIM : 068114098

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Page 2: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

ii

Page 3: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

iii

Page 4: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

iv

Jika ingin sukses milikilah mental juara. Seperti apa mental juara itu? Seorang

juara sejati akan terus berusaha meraih kemenangan hingga peluit tanda

pertandingan berakhir dibunyikan. Sebelum peluit berbunyi, seorang juara sejati

akan tetap memiliki pengharapan kuat untuk keluar sebagai pemenang, bahkan di

saat kelihatannya hal tersebut sangat mustahil.

Karya ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Alm. Papi Eddy Elyada Sutadi

Mami Jeanne Ratna Juniawati

Cece dan Koko

Semua yang mencintaiku

Teman dan Almamaterku tercinta

Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dengan keras

Pemenang bukanlah Pemimpin, tapi..yang bekerja keras itulah yang akan menjadi Pemimpin.

Page 5: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

v

Page 6: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

vi

PRAKATA

Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah Bapa di Surga atas berkat,

rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Jahe Merah (Zingiber officinale

Roxb.) dan Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Mencit Putih Jantan” sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.).

Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak

mendapat banyak bantuan dan dukungan baik moril maupun spiritual dari

berbagai pihak yang berupa bimbingan, dorongan, pengarahan, saran maupun

sarana. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran,

dan pengarahannya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. Selaku dosen penguji yang telah

memberikan pendampingan, dukungan, saran, dan kritik yang membangun.

4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan

pendampingan, dukungan, saran, dan kritik yang membangun.

5. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si, M.Pharm.,Apt., selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan pendampingan, dukungan, saran selama

melakukan studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Alm. Papi Eddy Elyada Sutadi yang selalu mendoakan dan melindungi penulis

dari Surga.

Page 7: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

vii

7. Mami Jeanne, Ce Lisa, Ce Ippi, Ce Lia, Ko Yongki, Ko Denny, Ko Afuk,

saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan, perhatian dan doa

yang senantiasa menyertai penulis.

8. Om Chandra, Tante Angela dan Ko Leo yang selalu mendukung melalui doa,

perhatian, nasehat dan kasih sayang kepada penulis.

9. Teman-teman kost Providentia, Reni, Ivin, Erin, Lina, Putri, M’Olive, Afni,

Dudun, Devi, M’Tere, Iyu.

10. Teman-teman seperjuanganku selama di Laboratorium, geng Kunyit, geng

Temulawak, Pius, Wiwit, Eka, Micell, Tony, Boim, Angel, Dani, Ricky, Jefry,

Felix, Dewi.

11. Segenap staf laboran yang telah memberikan masukan, bantuan, kebersamaan

dan kerjasamanya selama penelitian.

12. Semua pihak dan teman-teman yang telah memberi dukungan yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Mei 2010

Penulis

Page 8: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

viii

Page 9: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

ix

INTISARI

Jahe merah dan kencur merupakan obat tradisonal untuk mengatasi penyakit inflamasi. Adanya kandungan gingerol pada jahe merah dan ethyl p-methoxycinnamate pada kencur maka dapat menghambat aktivitas siklooksigenase dan lipoksigenase dalam asam arakhidonat sehingga menyebabkan penurunan jumlah prostaglandin dan leukotrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar daya antiinflamasi dan hubungan linieritas masing-masing dosis rimpang dalam meningkatkan % daya antiinflamasi serta mengetahui adanya kandungan gingerol pada jahe merah dan ethyl p-methoxycinnamate pada kencur.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal udema kaki mencit menggunakan jangka sorong digital. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Kolmorogorof-Smirnov, dilanjutkan analisis ANOVA satu arah taraf kepercayaan 95% dan uji Scheffe. Kemudian dilanjutkan lagi dengan uji Regresi Linier serta uji KLT-Densitometri.

Hasil daya antiinflamasi berturut-turut untuk ekstrak etanolik jahe merah dosis 107,5; 215; 430 mg/Kg sebesar 62,62%; 65,95%; 80,95%, sedangkan untuk ekstrak etanolik kencur dosis 112,84; 225,68; 451,36 mg/Kg sebesar 5,71%; 22,86%; 53,33%, serta Cataflam®D-50 sebesar 77,86%. Berdasarkan uji Regresi Linier semakin meningkatnya dosis masing-masing ekstrak etanolik maka dapat meningkatkan % daya antiinflamasi. Uji KLT ekstrak etanolik jahe merah diduga adanya kandungan gingerol dan uji KLT-Densitometri ekstrak etanolik kencur terbukti adanya ethyl p-methoxycinnamate pada kencur.

Kata kunci : Jahe merah, kencur, antiinflamasi, metode Langford yang

dimodifikasi.

Page 10: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

x

ABSTRACT

Red ginger and galingal a traditional medicine for inflammatory diseases. That it contains gingerol in ginger and ethyl p-methoxycinnamate in galangal it can inhibit the activity of cyclooxygenase and lipoxygenase arachidonic acid resulting in a decrease of prostaglandins and leukotrienes. This study aimed to find out how much is antiinflammatory effect and linearity of the relationship of each dose of rhizomes in the % antiinflammatory effect and know that it contains gingerol in ginger and ethyl p-methoxycinnamate in galangal.

This research includes pure experimental studies of completely randomized one-way pattern design. The method used is the method of Langford, et al., which has been modified. Measurement of feet thick udema mice using the digital caliper. The data obtained were analyzed by Kolmorogorof-Smirnov test, one-way ANOVA analysis followed by level of 95% and the Scheffe test. Then proceed again with Linear Regression and TLC-densitometric testing.

The results showed that red ginger ethanolic extract at a dose of 107.5; 215; 430 mg /kg BW respectively 62.62%, 65.95%, 80.95%, whereas for the galangal ethanolic extract at a dose of 112.84; 225, 68; 451.36 mg /kg BW respectively 5.71%, 22.86%, 53.33%, and Cataflam ® D-50 is 77.86%. According to the linier regression’s result, the increment of dosage in each extract will cause the increment of anti-inflammatory effect. TLC test red ginger ethanolic extract suspected that it contains gingerol and TLC-densitometric testing galangal ethanolic extract proved the existence ethyl p-methoxycinnamate in galangal.

Key word : red ginger, galangal, anti-inflammatory, Langford’s method which

has been modified

Page 11: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... viii

INTISARI ....................................................................................................... ix

ABSTRACT ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

1. Perumusan masalahan ........................................................... 3

Page 12: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xii

2. Keaslian karya ....................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ................................................................. 5

B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 7

A. Jahe merah ..................................................................................... 7

1. Keterangan botani ................................................................. 7

2. Pertelaan ................................................................................ 7

3. Kandungan dan khasiat ......................................................... 8

B. Kencur ........................................................................................... 8

1. Keterangan botani ................................................................. 8

2. Pertelaan ................................................................................ 9

3. Kandungan dan khasiat ......................................................... 9

C. Maserasi ....................................................................................... 9

D. Inflamasi ....................................................................................... 10

1. Definisi .................................................................................. 10

2. Gejala .................................................................................... 11

3. Mekanisme ............................................................................ 12

E. Cataflam® D-50 (K-Diklofenak) ................................................... 15

F. Metode Uji Daya Antiinflamasi .................................................... 16

G. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .................................................. 18

H. Landasan Teori .............................................................................. 19

I. Hipotesis ....................................................................................... 19

Page 13: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xiii

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 20

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 20

1. Variabel penelitian .................................................................. 20

2. Definisi operasional ................................................................ 21

C. Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 22

1. Bahan ...................................................................................... 22

2. Alat .......................................................................................... 22

D. Tata Cara Penelitian ....................................................................... 23

1. Pengumpulan, pengeringan, dan penyerbukan rimpang jahe

merah dan kencur .................................................................... 23

2. Determinasi tanaman ............................................................... 23

3. Pengumpulan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ........... 23

4. Penyiapan hewan uji ............................................................... 24

5. Pembuatan larutan karagenin 1% ............................................ 25

6. Penetapan dosis ....................................................................... 25

a. Penentuan dosis karagenin ................................................ 25

b. Penentuan dosis Cataflam® D-50 ...................................... 25

c. Penentuan dosis rimpang jahe merah ................................ 25

d. Penentuan dosis rimpang kencur ....................................... 26

e. Orientasi rentang waktu pengukuran kaki setelah injeksi

karagenin 1% .................................................................... 26

Page 14: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xiv

f. Orientasi waktu pemberian Cataflam® D-50 ..................... 26

g. Orientasi dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ... 27

h. Perlakuan hewan uji .......................................................... 27

i. Uji kualitatif minyak atsiri jahe merah dan kencur

secara KLT ........................................................................ 28

E. Analisis Hasil ................................................................................. 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 30

A. Hasil Pengumpulan, Pengeringan, dan Penyerbukan Rimpang

Jahe merah dan Kencur ................................................................. 30

B. Hasil Determinasi Tanaman Jahe merah dan Kencur ................... 31

C. Hasil Pengumpulan Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Kencur ..... 31

D. Uji Pendahuluan ............................................................................ 32

1. Orientasi rentang waktu pengukuran kaki setelah injeksi

karagenin 1% secara subplantar ............................................ 32

2. Orientasi rentang waktu pemberian Cataflam® D-50 ............ 35

3. Orientasi dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ........ 37

E. Hasil Uji Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Jahe merah

dan Kencur .................................................................................... 41

F. Hasil Uji Hubungan Linieritas Ekstrak Etanolik Jahe merah dan

Kencur terhadap Daya Antiinflamasi ............................................ 54

G. Hasil Uji Kualitatif dan Kuantitatif Minyak atsiri Ekstrak

Etanolik Jahe merah dan Kencur secara KLT ............................. 57

Page 15: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................................... 60

B. Saran ............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 111

Page 16: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil determinasi rimpang jahe merah dan kencur oleh CV Merapi Farma Herbal ............................................................. 31

Tabel II. Perbedaan pengumpulan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ........................................................................................... 31 Tabel III. Rata- rata tebal udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1% subplantar pada rentang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe .......................................................................................... 34 Tabel IV. Rata- rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian Cataflam® D-50 dalam waktu pemberian yang berbeda, beserta hasil uji Scheffe ................................................................ 36 Tabel V. Rata- rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanolik jahe merah pada rentang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe ............................................................................. 40 Tabel VI. Rata- rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanolik kencur pada rentang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe ............................................................... 41 Tabel VII. Hasil tebal udema kaki mencit, persentase daya antiinflamasi, dan uji Scheffe pada perlakuan ekstrak etanolik jahe merah beserta kontrolnya ........................................................................ 47 Tabel VIII. Hasil tebal udema kaki mencit, persentase daya antiinflamasi, dan uji Scheffe pada perlakuan ekstrak etanolik kencur beserta kontrolnya .................................................................................... 48

Page 17: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Metabolit asam arakhidonat dan pengaruhnya pada respon inflamasi akut ............................................................................. 14 Gambar 2. Struktur Cataflam® D-50 ............................................................. 15

Gambar 3. Pembagian kelompok hewan uji untuk orientasi dan perlakuan .. 27

Gambar 4. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 % subplantar pada rentang waktu tertentu .... 33

Gambar 5. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian Cataflam® D-50 dalam waktu yang berbeda .............. 35 Gambar 6. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat perlakuan jahe merah dan kencur dibanding dengan kontrol positif dan negatif pada rentang waktu tertentu ............................ 39 Gambar 7. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat perlakuan jahe merah dan kencur dalam 3 peringkat dosis beseta kontrolnya .......................................................................... 45 Gambar 8. Diagram batang rata-rata persen daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam 3 peringkat dosis beseta kontrolnya ..................................................................................... 46 Gambar 9. Struktur 6- Gingerol, n=4 ............................................................. 51

Gambar 10.Struktur ethyl p-methoxycinnamate ............................................. 53

Gambar 11.Grafik hubungan linieritas dosis I, II, III ekstrak etanolik jahe merah dengan meningkatnya persen daya antiinflamasi .............. 55

Gambar 12.Grafik hubungan linieritas dosis I, II, III ekstrak etanolik kencur

dengan meningkatnya persen daya antiinflamasi ......................... 56 Gambar 13.Hasil kromatogram ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ........ 59

Page 18: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat Kalibrasi Digital Caliper merek “Mitutoyo 04023431” ................................................................ 65 Lampiran 2. Surat Keterangan Pembelian Mencit di LPPT-Universitas Gajah Mada ( UGM ) ................................................................ 67 Lampiran 3. Surat Pengesahan Identifikasi Tanaman Jahe merah dan kencur ........................................................................................ 68 Lampiran 4. Foto Tanaman Jahe merah dan Kencur ...................................... 69 Lampiran 5. Foto Rimpang basah dan serbuk Jahe merah dan Kencur .......... 70 Lampiran 6. Foto Larutan Stok Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Kencur..... 71 Lampiran 7. Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ethyl p-methoxy cinnamate dari ekstrak etanolik kencur. ..................................... 72 Lampiran 8. a. Skema kerja orientasi rentang waktu pengukuran kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1%. ................................ 73 b. Perhitungan dosis karagenin 1% .......................................... 73 Lampiran 9. a. Skema kerja orientasi pemberian Cataflam® D-50 dalam rentang waktu tertentu ........................................................... 74 b. Perhitungan dosis Cataflam®D-50 ......................................... 74 Lampiran 10. a. Skema kerja orientasi pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan kencur ................................................................. 75 b. Perhitungan dosis ekstrak etanolik jahe merah ................... 75 c. Perhitungan dosis ekstrak etanolik kencur ........................... 77 Lampiran 11. Skema kerja pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis ............................................. 79 Lampiran 12. Data orientasi tebal udema kaki mencit pada rentang waktu tertentu setelah injeksi karagenin 1% subplantar............ 80

Page 19: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

xix

Lampiran 13. Data orientasi tebal udema kaki mencit akibat perlakuan Cataflam® D-50 pada rentang waktu tertentu ...... 81 Lampiran 14. Data orientasi tebal udema kaki mencit akibat pemberian Ekstrak etanolik jahe merah dan kencur .................................. 82 Lampiran 15. Data tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak Etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis beserta kontrolnya .................................................................... 83 Lampiran 16. Data hasil perhitungan % daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis beserta kontrolnya .................................................................... 84 Lampiran 17. Hasil ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi rentang waktu pengukuran kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% beserta hasil uji ................................................. 85 Lampiran 18. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi pemberian Cataflam® D-50 pada rentang waktu tertentu ............................................................ 88 Lampiran 19. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi pemberian ekstrak etanolik jahe merah dosis 2107,5 mg/Kg BB ; 430 mg/Kg BB dan kencur dosis 112,84 mg/Kg BB ; 451,36 mg/Kg BB beserta kontrolnya ..... 91 Lampiran 20. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan uji scheffe % DA perlakuan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam 3 peringkat dosis beserta kontrolnya 99 Lampiran 21. Hasil uji linieritas ekstrak etanolik jahe merah dan kencur terhadap peningkatan % daya antiinflamasi ............................ 107

Page 20: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Inflamasi atau peradangan merupakan suatu respon pada jaringan-jaringan

hidup di sekitar sel-sel atau jaringan tubuh yang cedera atau mati. Inflamasi saat

ini telah menjadi masalah utama penanganan sakit di masyarakat. Untuk

masyarakat yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan terpaksa menggunakan cara

tradisional yaitu dengan memarut dan menempelkan ampas serta merebus

simplisia atau menyeduh serbuk yang secara turun-temurun berkhasiat dalam

menangani inflamasi atau peradangan tersebut. Cara tersebut sangat tidak praktis

karena dalam penggunaannya tanaman tersebut memerlukan perlakuan terlebih

dahulu dengan memarut, selain itu juga ampas dan simplisia lebih tidak stabil atau

tidak tahan lama sehingga mudah rusak.

Tanaman yang digunakan untuk pengobatan inflamasi tersebut secara

tradisional adalah kencur dan jahe merah. Kandungan rimpang kencur yaitu

minyak atsiri sebesar 2,5-4% dengan komponen ethyl p-methoxycinnamate (50%),

etil sinamat (13-15%), n-pentadekan (9-22%), asam transinamat, p-metoksistiren,

asam p-komarik, borneol, kampen (Kardono, Artanti, Dewiyanti, Basuki, 2003),

sedangkan untuk kandungan rimpang jahe merah yaitu minyak atsiri sebesar 1-3%

dengan komponen zingiberen, seskuipeladren, beta-bisabolon dan oleoresin

sebesar 1-2,5% dengan komponen gingerol dan sogaol (Mills dan Bone, 2000).

Gingerol dalam rimpang jahe merah dan ethyl p-methoxycinnamate dalam

rimpang kencur merupakan senyawa aktif yang bertanggungjawab

Page 21: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

2

dalam proses inflamasi yaitu penghambatan aktivitas siklooksigenase dan

lipoksigenase dalam asam arakhidonat sehingga menyebabkan penurunan jumlah

prostaglandin dan leukotrien (Anonim, 2003; Mills dan Bone, 2000)

Pemanfaatan rimpang jahe merah dan kencur di pasaran pada umumnya

berupa serbuk dan simplisia kering, yang dibuat minuman sebagai penghilang

bengkak, penghangat tubuh, dapat juga untuk mengatasi masuk angin. Di pasaran

kemungkinan belum ada yang memanfaatkan jahe merah dan kencur sebagai obat

antiinflamasi dalam bentuk ekstrak etanolik. Oleh karena itu diperlukan penelitian

untuk memperluas penggunaan tanaman jahe merah dan kencur sebagai obat

antiinflamasi dengan membuat sediaan yang diharapkan lebih praktis dan dapat

langsung digunakan masyarakat yaitu ekstrak kental etanolik. Keunggulan ekstrak

daripada simplisia, yaitu kandungan kimianya tinggi, lebih mudah distandarisasi,

lebih stabil dan ringkas, lebih fleksibel (luwes atau lentur) untuk diolah menjadi

bentuk sediaan yang diinginkan.

Atas dasar kenyataan di atas, adanya kandungan gingerol pada jahe merah

dan ethyl p-methoxycinnamate pada kencur yang memiliki daya antiinflamasi,

maka jahe merah dan kencur sangat menarik untuk diteliti sebagai alternatif

pengobatan antiinflamasi secara oral karena penggunaan secara oral lebih praktis

dibanding dengan memarut dan menempel ampas secara langsung.

Mengingat adanya berbagai macam obat antiinflamasi non-steroid

(OAINS) seperti Cataflam®D-50 (K-Diklofenak) yang berdasarkan beberapa

survei, menimbulkan beberapa keluhan, terutama yang berkaitan dengan saluran

Page 22: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

3

pencernaan (Anonim, 2009). Maka, peneliti memilih obat tradisional sebagai

alternatif yang dapat mengurangi efek samping tersebut.

Untuk itulah dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah

ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dapat mengurangi gejala inflamasi

sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti OAINS seperti

Cataflam®D-50 dan juga mengetahui seberapa besar kemampuan kedua ekstrak

etanolik tersebut dalam mengurangi gejala inflamasi serta mengetahui hubungan

linieritas dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam meningkatkan %

daya antiinflamasi.

Berdasarkan tujuan di atas, kemampuan antiinflamasi ekstrak etanolik

dalam mengurangi gejala inflamasi dapat diperoleh dengan mengukur tebal

udema menggunakan metode dari Mahmood, Aorahman, Tariq, dan Hussain,

(2009) di mana pengukurannya menggunakan jangka sorong digital. Melalui

pengukuran tersebut dihitung dengan Metode Langford, et al., (1972)

termodifikasi untuk mendapat % daya antiinflamasi, dilanjutkan dengan pengujian

secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%.

1. Perumusan masalah

a. Apakah ekstrak etanolik jahe merah dan kencur mempunyai daya

antiinflamasi ?

b. Seberapa besar daya antiinflamasi dari ekstrak etanolik jahe merah dan

ekstrak etanolik kencur ?

c. Apakah ada hubungan linieritas antara dosis ekstrak etanolik jahe merah

dan kencur dengan meningkatnya % daya antiinflamasi?

Page 23: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

4

d. Apakah gingerol terdapat dalam ekstrak etanolik jahe merah sedangkan

ethyl p- methoxycinnamate terdapat dalam ekstrak etanolik kencur ?

2. Keaslian karya

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian

Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Jahe merah (Zingiber officinale Roxb.)

dan Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Mencit Putih Jantan yang sudah

pernah dilakukan antara lain berdasarkan Pumiyuki, Shibuya, Sankawa,

(1982) melaporkan ekstrak metanolik jahe memiliki kemampuan

penghambatan terhadap biosintesis prostaglandin. Raji, Udoh, Oluwadara,

Akinsomisoye, Awobajo, Adeshoga, (2002) melaporkan ekstrak etanolik jahe

yang diinjeksikan secara intraperitonial pada dosis 50 dan 100 mg/Kg

memiliki kemampuan menghambat mediator inflamasi akibat penginduksian

karagenin 1%, sedangkan John, (2006) melaporkan pada dosis 50-800 mg/Kg,

akibat penginduksian dengan telur putih yang mengandung albumin di mana

kedua penelitian tersebut pengukuran udemanya menggunakan metode

penimbangan kaki mencit. Tanasorn, et al., (2007) melaporkan ekstrak

metanolik kencur dengan menggunakan fase gerak heksan:etil asetat (70:30)

memiliki komponen utama etil sinamat. Perbedaan penelitian yang dilakukan

oleh penulis dengan penelitian sebelumnya adalah untuk mengetahui daya

antiinflamasi dari ekstrak etanolik jahe merah dan kencur secara oral dan

sebagai kontrol positifnya digunakan Cataflam®D-50 (K- Diklofenak),

kemudian pengukuran udema dengan menggunakan jangka sorong digital.

Page 24: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis.

Untuk menambah informasi tentang kemampuan antiinflamasi rimpang

jahe merah dan kencur.

b. Manfaat metodologis.

Menambah informasi tentang metode pengukuran tebal udema dengan

jangka sorong digital yang dapat digunakan untuk mengetahui daya

antiinflamasi antara ekstrak etanolik jahe merah dan kencur.

c. Manfaat praktis.

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dosis efektif

ekstrak etanolik jahe merah dan kencur secara oral sebagai antiinflamasi

dari obat tradisional.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengobatan

tradisional secara oral terhadap penyakit inflamasi/radang dengan

menggunakan ekstrak etanolik jahe merah (Zingiber officinale Roxb.) dan

kencur (Kaempferia galanga L.) yang diduga dapat mengatasi inflamasi atau

peradangan.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah (Zingiber

officinale Roxb.) dan kencur (Kaempferia galanga L.) pada mencit putih

jantan.

Page 25: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

6

b. Mengetahui seberapa besar daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe

merah (Zingiber officinale Roxb.) dan kencur (Kaempferia galanga L.).

c. Mengetahui hubungan linieritas antara dosis ekstrak etanolik jahe merah

(Zingiber officinale Roxb.) dan kencur (Kaempferia galanga L.) dalam

meningkatkan % daya antiinflamasi.

d. Mengetahui adanya kandungan gingerol dalam ekstrak etanolik jahe

merah (Zingiber officinale Roxb.) dan ethyl p-methoxycinnamate dalam

ekstrak etanolik kencur (Kaempferia galanga L.).

Page 26: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jahe merah (Zingiber officinale Roxb.)

1. Keterangan botani

Jahe merah (Zingiber officinale Roxb.) merupakan anggota famili

Zingiberaceae, dengan nama ginger (Inggris) dan jahe (Indonesia). Jahe

merah mudah tumbuh di tempat yang terbuka sampai tempat yang agak

ternaung, misalnya kebun atau pekarangan. Tanaman ini juga dapat tumbuh

di tanah yang padat, kering atau gembur dengan ketinggian 0-900 m di atas

permukaan laut. Jahe merah banyak dijumpai di negara tropis dan subtropis

(Anonim, 1978; Anonim, 1999).

2. Pertelaan

Jahe merah merupakan tanaman herba tegak dengan tinggi 30–60 cm.

Tanaman ini berbatang semu, beralur, berwarna hijau. Daun tunggal berwarna

hijau tua. Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung runcing dan

pangkalnya tumpul. Panjang daun 20–40 cm dan lebarnya 2–4 cm. Bunga

majemuk, berbentuk bulir dengan tangkai sepanjang 25 cm yang berwarna

hijau kemerahan. Kelopak bunga berbentuk tabung bergerigi tiga. Mahkota

bunga berbentuk corong, panjangnya 2–2,5 cm berwarna ungu. Buah kotak

berbentuk bulat sampai bulat panjang berwarna coklat. Biji bulat berwarna

hitam. Akar serabut berwarna putih kotor. Rimpangnya bercabang-cabang,

tebal dan agak melebar (tidak silindris), serta berwarna kuning pucat. Bagian

dalam rimpang berserat agak kasar , berwarna kuning muda dan ujungnya

Page 27: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

8

merah muda. Rimpang berbau khas dan rasanya pedas menyegarkan (Anonim,

1978).

3. Kandungan dan khasiat

Rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri dengan komponen

utama zingiberen dan zingiberol, oleoresin dengan komponen utama gingerol

± 1-3 %. Oleoresin merupakan campuran homogen antara minyak atsiri dan

resin, di mana kemampuannya untuk menguap kurang dibandingkan dengan

minyak atsiri murni (Obie, 2009). Gingerol merupakan senyawa fenol yang

memiliki khasiat sebagai antiinflamasi (Sudarsono, et al., 1996, Mills dan

Bone, 2000).

B. Kencur ( Kaempferia galanga L. )

1. Keterangan botani

Kencur (Kaempferia galangal L.) merupakan anggota famili

Zingiberaceae, dengan nama galangal (Inggris) dan kencur (Indonesia).

Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran

rendah sampai pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam

dan berpasir, di tempat yang sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di

Indonesia, terutama di pulau Jawa (Anonim, 1977).

2. Pertelaan

Terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih kurang 20

cm. Tumbuh dalam rumpun. Daun tunggal, berwarna hijau dengan pinggir

merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar,

Page 28: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

9

panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya

rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah

berbulu halus tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam

dalam tanah, panjang 1,5-3,5 cm, berwarna putih. Bunga tunggal, bentuk

terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm,

berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan. Akar serabut

berwarna coklat kekuningan. Rimpang pendek berwarna coklat, berbentuk jari

dan tumpul. Bagian luarnya seperti bersisik. Daging rimpang tidak keras,

rapuh, mudah patah dan bergetah.Berbau harum dengan rasa pedas yang khas

(Anonim, 1977).

3. Kandungan dan khasiat

Rimpang kencur mengandung senyawa-senyawa polifenol dan minyak

atsiri (2,4-3,9 %) (Kardono, et al., 2003). Ekstrak rimpang kencur berupa

cairan jernih, berbau khas kencur. Rimpang kencur dapat digunakan sebagai

obat antiinflamasi karena diduga adanya kandungan ethyl p-

methoxycinnamate sebagai komponen paling utama (Anonim, 2003).

C. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari dengan bantuan

penggojogan. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam

rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dan karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan yang di luar sel,

maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut terjadi berulang

Page 29: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

10

sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan yang di luar sel dan di

dalam sel. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol

(Anonim, 1987).

Metode maserasi dipilih karena metode tersebut sangat sederhana di mana

serbuk dari masing-masing tanaman direndam dan digojog dengan alat yang

disebut dengan maserator sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selain itu

juga metode maserasi dipilih karena tidak membutuhkan panas akibat sifat dari

senyawa aktif termasuk oleoresin, di mana tidak memerlukan pemanasan untuk

menarik senyawa aktif yang terkandung dalam kedua rimpang. Adapun pelarut

yang digunakan disesuaikan dengan senyawa yang diinginkan seperti jahe merah

menggunakan etanol 70% sedangkan kencur menggunakan etanol 95%. Pemilihan

pelarut ini didasarkan keselektifitasannya dalam menarik senyawa yang

diinginkan, mudah diperoleh, bereaksi netral, tidak mudah terbakar, tidak

mempengaruhi zat aktif dan juga tingkat keamanan dari pelarut tersebut bilamana

ada sisa selama proses penguapan berlangsung.

D. Inflamasi

1. Definisi

Inflamasi atau peradangan merupakan suatu respon jaringan luka. Luka ini

biasanya disebabkan reaksi kimia, reaksi fisika, infeksi dengan mikroorganisme

atau parasit. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aliran darah, meningkatnya

suhu, merah, membengkak dan nyeri (Anonim, 2007).

Page 30: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

11

Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme pertahanan dimana tubuh

berusaha untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada

tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan perbaikan jaringan, ketika

proses inflamasi berlangsung terjadi reaksi vaskuler di mana cairan, elemen-

elemen darah, sel darah putih dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera

jaringan atau infeksi berbagai mediator kimia dilepaskan selama proses inflamasi

(Setyarini, 2009).

2. Gejala

Gejala reaksi radang dapat diamati; pemerahan (rubor), panas meningkat

(calor), pembengkakan (tumor), nyeri (dolor) dan gangguan fungsi

(fungsiolaesa). Gejala-gejala ini merupakan akibat dari gangguan aliran darah

yang terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh vaskuler, gangguan

keluarnya plasma darah (ekdusasi) ke dalam ruang ekstra sel akibat meningkatnya

pembuluh kapiler dan perangsangan reseptor nyeri (Mutschler, 1986). Tanda-

tanda utama radang:

Warna kemerahan (rubor), Jaringan yang mengalami radang akut tampak

berwarna merah, seperti pada kulit terkena sengatan matahari, selulitas karena

infeksi bakteri atau konjungtivitas akut. Warna kemerahan ini akibat adanya

dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang mengalami kerusakan (Setyarini,

2009).

Panas (calor), Peningkatan suhu banyak tampak pada bagian perifer (tepi),

seperti pada kulit. Peningkatan suhu ini diakibatkan oleh meningkatnya aliran

darah melalui daerah tersebut mengakibatkan sistem vaskuler dilatasi dan

Page 31: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

12

mengalirkan darah yang hangat pada daerah tersebut. Demam sistemik sebagai

hasil dari beberapa mediator kimiawi, proses radang juga ikut meningkatkan

temperatur lokal (Setyarini, 2009).

Bengkak (tumor), pembengkakan sebagai hasil adanya udema merupakan

suatu akumulasi cairan dalam rongga ekstra vaskuler yang merupakan bagian dari

cairan eksudat dan dalam jumlah sedikit kelompok sel radang yang masuk dalam

darah tersebut (Setyarini, 2009).

Nyeri (dolor), pada radang akut rasa sakit merupakan salah satu gambaran

yang dikenal baik oleh penderita rasa sakit sebagian disebabkan oleh regangan

atau distorsi jaringan akibat udema dan terutama karena adanya tekanan di dalam

rongga abses. Beberapa mediator kimiawi pada radang akut termasuk,

prostaglandin, dan serotonin diketahui juga menyebabkan rasa sakit (Setyarini,

2009).

Gangguan fungsi (fungsiolaesa), merupakan konsekuensi dari suatu proses

radang. Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik dilakukan secara langsung

atau reflek akan mengalami hambatan rasa sakit. Pembengkakan yang hebat

secara fisik mengakibatkan kurangnya gerak jaringan (Setyarini, 2009).

3. Mekanisme

Kerusakan sel yang menyertai peradangan menyebabkan pelepasan enzim

lisosom dari leukosit melalui kerja atas membran sel, kemudian asam arakhidonat

dilepaskan dari senyawa precursor oleh fosfolipase. Enzim siklooksigenase

merubah asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase

ialah enzim yang merubah asam arakhidonat menjadi leukotrien. Leukotrien

Page 32: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

13

mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada eosinofil, neutrofil dan makrofag

yang mendorong terjadinya bronkokonstriksi dan perubahan permeabilitas

vaskuler (Mycek, Harvey, dan Champe, 2001).

Prostaglandin dan senyawa yang berkaitan (tromboksan, leukotrien,

asamhidroksieikosatetraenoat/HETE) diproduksi dalam jumlah kecil oleh semua

jaringan. Umumnya bekerja lokal pada jaringan tempat prostaglandin tersebut

disintesis, dan cepat dimetabolisme menjadi produk inaktif pada tempat kerjanya

(Mycek, et al., 2001).

Metabolisme asam arakhidonat berlangsung melalui salah satu dari dua

jalur utama, yaitu sesuai dengan enzim yang mencetuskan reaksi :

a) jalur siklooksigenase (COX)

Mula-mula dibentuk suatu endoperoksida siklik prostaglandin G2

(PGG2), yang kemudian dikonversi menjadi prostaglandin H2 (PGH2) oleh

peroksidase. PGH2 sendiri sangat tidak stabil, lalu membentuk prostasiklin

(PGI2) dan Tromboksan (TXA2), prostaglandin D2 (PGD2), prostaglandin E2

(PGE2), prostaglandin F2 (PGF2). Aspirin dan agen antiinflamasi non steroid

(AINS) seperti indometasin menghambat siklooksigenase dan karena itu

menghambat sintesis prostaglandin (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

b) jalur lipoksigenase

Reaksi awal pada jalur ini ialah adanya tambahan gugus hidroperoksi

pada posisi karbon 5-, 12-, 15- yang oleh enzim masing-masing membentuk

lipoksigenase-5, lipoksigenase-12, lipoksigenase-15. Lipoksigenase-5

merupakan enzim utama neutrofil dan metabolit-metabolit hasil kerjanya

Page 33: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

14

berciri khas. Derivat 5-hidroperoksi asam arakhidonat yang disebut 5-

HPETE, sangat tidak stabil dan direduksi sebagai 5-HETE (yang bekerja

kemotaksis untuk neutrofil) atau diubah menjadi golongan leukotrien.

Leukotrien pertama yang dihasilkan dari 5-HPETE disebut leukotrien A4

(LTA4), kemudian oleh hidrolisis enzim membentuk leukotrien B4 (LTB4)

atau leukotrien C4 (LTC4) dengan penambahan glutation. Leukotrien C4

(LTC4) diubah menjadi leukotrien D4 (LTD4) dan akhirnya menjadi

leukotrien E4 (LTE4). Leukotrien B4 merupakan agen kemotaksis kuat dan

menyebabkan agregasi neutrofil. Leukotrien C4 dan LTD4 menyebabkan

vasokonstriksi, spasmus bronkus dan meningkatkan permeabilitas vascular

( Chandrasoma dan Taylor, 1995).

Page 34: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

15

Gambar 1. Metabolit asam arakhidonat dan pengaruhnya pada respon inflamasi akut (Chandrasoma dan Taylor, 1995)

E. Cataflam® D-50 ( K-Diklofenak )

Cataflam®D-50 merupakan diklofenak bebas asam 50 mg/tablet dispersibel

yang diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek inflamasi dan nyeri,

oesteroartritis, gout, reumatik artikuler. Dosis awal 2-3 tablet sehari, untuk kasus

sedang dan anak diatas 14 tahun 2 tablet sehari (Anonim, 2009).

Page 35: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

16

Cataflam merupakan turunan dari asam benseasetat dengan nama kimia 2-

[(2,6-dichlorophenyl)amino] benzeneacetic acid (C14H10Cl2NKO2). Strukturnya

yaitu

Gambar 2. Struktur Cataflam 2-[(2,6-dichlorophenyl)amino] benzeneacetic acid

Cataflam® D-50 merupakan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang mampu

menghambat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik dalam model hewan.

Mekanisme aksi dari Cataflam seperti OAINS lainnya yaitu menghambat proses

pelepasan sintesis prostaglandin (Anonim, 2009).

F. Metode Uji Daya Antiinflamasi

Metoda pengujian aktivitas antiinflamasi suatu bahan calon obat dilakukan

berdasarkan pada kemampuan obat uji mengurangi atau menekan derajat udema

yang diinduksi pada hewan percobaan. Ada berbagai macam teknik pengujian

yang telah diperkenalkan untuk mengevaluasi antiinflamasi. Perbedaan di antara

metoda-metoda pengujian tersebut terletak pada cara menginduksi udema pada

hewan percobaan yaitu induksi secara kimia (menggunakan berbagai bahan kimia

dan berbagai cara pemberian induktor), secara fisika (penyinaran radiasi

ultraviolet), secara mekanik dan induksi oleh mikroba (Anonim, 1991).

Adapun metoda yang akan digunakan dalam penelitian ini metode

Langford, et al., termodifikasi yaitu dengan menginduksi pada hewan uji berupa

Page 36: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

17

mencit dilakukan dengan cara penyuntikan subplantar pada telapak kaki mencit,

suatu senyawa iritan yang dapat menimbulkan radang yaitu karagenin. Bahan uji

diberikan 1 jam sebelum penyuntikan suspensi karagenin 1% dalam NaCl

fisiologis. Prosentase daya antiinflamasi dapat dihitung dari perubahan bobot kaki

hewan uji.

Adapun rumus aslinya adalah sebagai berikut :

Daya antiinflamasi (%) = �𝑈𝑈−𝐷𝐷𝐷𝐷� 𝑥𝑥 100 %

Keterangan :

U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal (kaki kanan) D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki normal (kaki kanan) Karena prosentase daya anti-inflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema

menghasilkan > 100% maka rumus di atas diubah menjadi sebagai berikut:

Daya antiinflamasi (%) = �𝑈𝑈−𝐷𝐷𝑈𝑈� 𝑥𝑥 100 %

Keterangan:

U = rata-rata bobot kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata bobot kaki kelompok normal (tanpa perlakuan) D = rata-rata bobot kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata bobot kaki kelompok normal (tanpa perlakuan)

Letak perbedaannya adalah bahwa pada metode Langford,et al., persen

(%) daya antiinflamasi kelompok perlakuan merupakan hasil selisih rata-rata berat

kaki kelompok karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan

dibandingkan dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan, sedangkan pada

cara perhitungan yang digunakan adalah persen (%) daya antiinflamasi kelompok

perlakuan merupakan hasil perbandingan selisih rata-rata berat kaki kelompok

Page 37: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

18

karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan dengan

rata-rata berat kaki kelompok karagenin. Kedua cara perhitungan ini sama-sama

dapat memberikan hasil negatif (-) bila harga U < D. Selain itu juga letak

perbedaan pada pengukuran udema untuk mengetahui daya antiinflamasi tidak

menggunakan pemotongan kaki dan ditimbang, namun diukur menggunakan

jangka sorong digital.

Pengukuran tebal udema ini mengadopsi dari Mahmood, et al., (2009) di

mana pengukurannya terletak pada ketebalan kaki mencit (dari telapak kaki

mencit dengan posisi jangka sorong vertikal).

Adapun metode lain yang dapat digunakan untuk pengukuran tebal kaki

mencit yang telah diinduksi dengan zat inflamatogen karagenin yaitu mengukur

luas permukaan kaki mencit (panjang x lebar) menggunakan jangka sorong

(Tohda, Nakayama, Hatanaka, Komatsu, 2006). Kelemahan dari metode ini

adalah tidak dapat diketahuinya tebal udema yang sebenarnya karena hanya

diukur melalui telapak kaki mencit saja, padahal udema jelas nampak pada bagian

atas permukaan kaki mencit.

G. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KLT adalah metoda pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan,

yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga

berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah,

berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita. Setelah pelat atau lapisan

ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok,

Page 38: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

19

pemisahan terjadi selama pengembangan (Stahl, 1985). Fase diam yang umum

digunakan adalah silica gel, alumina, selulosa (Sastrohamidjojo, 1991).

Fase gerak yang digunakan berupa cairan dan pemilihannya tergantung

dari tingkat kepolaran senyawa yang akan dipisahkan (Stahl, 1985). Reagen

pendeteksi yang dipakai misalnya untuk mengetahui gingerol digunakan vanilin-

sulphuric acid reagent (Wagner, 1996).

H. Landasan Teori

Ekstrak etanolik jahe merah mengandung senyawa gingerol sedangkan

kencur mengandung ethyl p-methoxycinnamate yang mampu menghambat

aktivitas siklooksigenase dan lipoksigenase dalam asam arakhidonat sehingga

menyebabkan penurunan jumlah prostaglandin dan leukotrien (Anonim, 2000;

Kardono, et al., 2003).

I. Hipotesis

Ekstrak etanolik jahe merah dan kencur mempunyai daya antiinflamasi

dengan cara menghambat aktivitas siklooksigenase dan lipoksigenase dalam asam

arakhidonat. Dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur memiliki hubungan

linieritas dalam meningkatkan % daya antiinflamasi. Ekstrak etanolik jahe merah

mengandung gingerol sedangkan ekstrak etanolik kencur mengandung ethyl-p

methoxycinnamate.

Page 39: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni

menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis ekstrak etanolik jahe merah

dan kencur yang diberikan pada mencit putih jantan yang mengalami radang

buatan dengan larutan karagenin 1% pada waktu pengukuran tertentu.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah tebal udema pada kaki mencit

yang mengalami radang buatan dengan larutan karagenin 1%.

c. Variabel pengacau terkendali

Variabel yang dapat dikendalikan dalam penelitian ini adalah :

1) Mencit yang digunakan adalah mencit jantan, galur Swiss

2) Umur mencit jantan yang digunakan adalah 2-3 bulan

3) Berat badan mencit jantan yang digunakan adalah 20-30 gram

4) Suhu ruangan mencit selama proses penelitian berlangsung 23°±2°C

5) Makanan mencit yang diberikan adalah 10% dari berat badan mencit

6) Proses aklimitisasi selama 2 minggu sejak pembelian mencit

Page 40: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

21

7) Kondisi hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah sehat.

d. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini adalah :

1) Waktu pengumpulan rimpang oleh petani selama musim penghujan dan

kemarau.

2) Waktu panen tanaman jahe merah dan kencur berkisar 2-3 bulan

3) Panjang dan lebar kaki mencit

2. Definisi operasional

b. Uji daya antiinflamasi

adalah uji dengan menggunakan mencit jantan galur Swiss sebagai hewan uji

yang telah diberikan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur secara oral,

kemudian diradangkan telapak kakinya dengan karagenin 1% dan diukur

tebal udema yang terbentuk menggunakan jangka sorong digital, lalu

dibandingkan dengan kontrol positif dan kontrol negatif.

c. Ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara maserasi serbuk kering jahe merah

dan kencur dengan pelarut ethanol selama 6 jam kemudian didiamkan hingga

24 jam, proses diulang 2 kali yang kemudian maserat dikumpulkan dan

diuapkan dengan bantuan rotari evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental

jahe merah dan kencur.

Page 41: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

22

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

a. Hewan uji : mencit jantan galur Swiss dengan usia 2-3 bulan, bobot badan

20-30 gram, yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Terpadu (LPPT-UGM), Yogyakarta.

b. Bahan uji: Jahe merah (Zingiber officinale Roxb.) dan Kencur

(Kaempferia galanga L.) diperoleh dari Merapi Farma, Yogyakarta.

c. Zat inflamatogen : karagenin tipe I (Sigma Chemical Co.) diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi USD.

d. Pensuspensi karagenin : NaCl 0,9% fisiologis dari Apotik Kimia Farma,

Yogyakarta

e. Pelarut Ethanol 96% : larutan etanol (teknis), yang diperoleh dari Alfa

Kimia, Yogyakarta.

f. Kontrol Positif : Cataflam® D-50 (K-Diklofenak) yang diperoleh dari

Apotik Jadi Waras, Yogyakarta.

g. Air mineral merk “Aqua”.

2. Alat

Glassware (Pyrex-Germany), alat suntik dengan jarum yang

dimodifikasi untuk oral dan jarum subplantar (Terumo), gunting, jangka

sorong digital, stopwatch, alat maserasi (modifikasi Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma), timbangan analitik, alat

serbuk, oven, rotari evaporator.

Page 42: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

23

D. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan, pengeringan dan penyerbukan rimpang jahe merah dan kencur

Rimpang jahe merah (Zingiber officinale Roxb.) dan kencur

(Kaempferia galanga L.) yang masih basah diperoleh dari Merapi Farma

pada bulan Juli 2009 yang bertempat di jalan Kaliurang, Yogyakarta. Bahan

tersebut dicuci bersih, dan dirajang menjadi potongan-potongan kecil

melintang dengan tebal ± 2-3 mm. Setelah dirajang bahan tersebut

dikeringkan di oven dengan suhu ± 45°C, pengeringan dilakukan sampai

bahan mudah dipatahkan (Anonim, 1985). Kemudian dilakukan penyerbukan

terhadap hasil pengeringan simplisia jahe merah dan kencur.

2. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran

tanaman jahe merah dan kencur yang digunakan. Determinasi tanaman jahe

merah dan kencur telah dilakukan oleh pihak dimana asal tanaman tersebut

tumbuh yaitu Merapi Farma, Kaliurang, Yogyakarta.

3. Pengumpulan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

Ekstrak etanolik dibuat dengan cara maserasi menggunakan etanol

70% (untuk rimpang jahe merah) dan etanol 95% (untuk rimpang kencur).

Waktu yang digunakan untuk proses maserasi dengan masing-masing penyari

adalah 24 jam. Cara kerja dari proses penyarian metode maserasi yaitu 100

gram serbuk kering rimpang jahe dan kencur masing-masing dimasukkan ke

dalam maserator, ditambah 1000 ml etanol 70% (untuk isolasi rimpang jahe)

dan etanol 95% (untuk isolasi rimpang kencur), direndam selama 6 jam

Page 43: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

24

sambil diaduk, kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan

menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat vakum dan proses

diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Pada prinsipnya

metode maserasi merupakan metode sederhana, dimana serbuk direndam

menggunakan cairan penyari yang sesuai.

Setelah tahap maserasi selesai maka fraksi yang diperoleh dievaporasi

sampai cairan menguap semua hal ini ditandai dengan tidak menetesnya

kembali cairan penyari (Anonim, 2004). Namun hasil fraksi ini belum dapat

dinyatakan sebagai ekstrak kental bilamana 2 kali penimbangan setelah

pemanasan selama 1 jam berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap

gram sisa yang ditimbang (Anonim, 1995), sehingga perlu adanya perlakuan

lebih lanjut untuk mengatasi hal ini yaitu dengan pemanasan menggunakan

oven. Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat.

4. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan

galur Swiss, usia 2-3 bulan, bobot badan 20-30 gram. Mencit yang dibutuhkan

sebanyak 66 ekor dan dikelompokkan sebagai berikut :

a. lima ekor untuk orientasi waktu pengukuran setelah diinjeksi karagenin

b. sembilan ekor untuk orientasi waktu pemberian Cataflam® D-50 (K-

Diklofenak), masing-masing 3 ekor

c. dua belas ekor untuk orientasi dosis ekstrak etanolik jahe merah dan

kencur, masing-masing 6 ekor

Page 44: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

25

d. sepuluh ekor untuk kelompok kontrol positif (Cataflam® D-50) dan

kontrol negatif ( Aquadest), masing-masing 5 ekor

e. tiga puluh ekor mencit untuk perlakuan tiga peringkat dosis ekstrak

etanolik jahe merah dan kencur, masing-masing 5 ekor untuk setiap

kelompok.

5. Pembuatan larutan karagenin 1%

Timbang seksama 1000 mg karagenin, dilarutkan dalam NaCl

fisiologis 0,9 % hingga volume 100,0 ml.

6. Penetapan dosis

a. Penentuan dosis karagenin

Dosis karagenin diketahui yaitu dengan kadar 1% dan volume pemberian

0,05 ml (Williamson, 1996), berat badan mencit rata-rata 20 gram = 0,02 kg

sehingga didapat dosis larutan karagenin sebesar 25 mg/kg BB (perhitungan

dosis dapat dilihat pada lampiran 8b).

b. Penetuan dosis Cataflam® D-50

Dosis Cataflam®D-50 (K-Diklofenak) sebesar 50 mg untuk manusia dengan

berat badan 50 kg. Berat badan mencit rata-rata 20 gram = 0,02 kg, sehingga

diperoleh dosis untuk mencit 20 gram sebesar 9,1 mg/Kg BB mencit

(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9b).

c. Penentuan dosis rimpang jahe merah

Dalam penelitian ini ekstrak etanolik rimpang jahe merah dibuat dalam tiga

peringkat dosis yaitu 107,5; 215; 430 mg/Kg BB mencit. Hal ini didasarkan

pada pemakaian serbuk kering rimpang jahe merah yang biasa digunakan

Page 45: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

26

masyarakat umum menurut Ferlina (2009) diperoleh dosis untuk dewasa dan

anak-anak di atas 12 tahun adalah 0,5 - 2 gram sehari untuk sekali minum,

atau dibagi menjadi beberapa kali minum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 11b.

d. Penentuan dosis rimpang kencur

Dalam penelitian ini ekstrak etanolik rimpang kencur dibuat dalam tiga

peringkat dosis yaitu 112,84; 225,68; 451,36 mg/Kg BB mencit. Hal ini

didasarkan pada pemakaian rimpang kering kencur yang biasa digunakan

masyarakat umum untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun adalah 5-10

gram sehari untuk sekali minum, atau dibagi menjadi beberapa kali minum

(Anonim, 2009). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11c.

e. Orientasi rentang waktu pengukuran kaki setelah injeksi karagenin

Hewan uji dibagi dalam beberapa 3 kelompok (@ kelompok : 5 ekor ,

kemudian diberi injeksi subplantar 0,05 ml suspensi karagenin. Selanjutnya

tiap kelompok hewan uji diukur pada selang waktu tertentu, yaitu 1, 2 dan 3

jam setelah injeksi karagenin subplantar pada kedua kaki belakang

menggunakan jangka sorong digital.

f. Orientasi waktu pemberian Cataflam®D-50 (K-Diklofenak)

Hewan uji dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing kelompok diberi

perlakuan Cataflam®D-50 dengan dosis 9,1 mg/Kg BB mencit dengan variasi

waktu 1 jam sebelum, sesaat sebelum dan 1 jam sesudah pemberian injeksi

subplantar karagenin 1%.

Page 46: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

27

g. Orientasi dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

Hewan uji dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan

oral ekstrak etanolik jahe merah pada selang waktu yaitu hasil orientasi waktu

pemberian Cataflam®D-50 (1 jam sebelum, sesaat sebelum dan 1 jam

sesudah) pemberian injeksi subplantar karagenin 1%. Kelompok 2 diberi

perlakuan oral ekstrak etanolik kencur, kemudian kedua kakinya diukur

mengunakan jangka sorong digital.

h. Perlakuan hewan uji tersaji pada gambar 3.

Gambar 3. Pembagian kelompok hewan uji untuk orientasi dan perlakuan

Page 47: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

28

i. Uji Kualitatif Minyak Atsiri Jahe merah dan Kencur secara KLT

Sebanyak 10 µl (ekstrak etanolik jahe merah) dan 1 µl (ekstrak etanolik

kencur) ditotolkan pada plat silika Gel GF254. Plat dimasukkan ke dalam

chamber yang telah jenuh dengan fase gerak heksan: dietil eter (40:60 v/v)

untuk ekstrak etanolik jahe merah dan heksan-etil asetat (4:1 v/v) untuk

ekstrak etanolik kencur. Kemudian, senyawa dielusikan hingga batas yang

telah ditentukan kemudian diamati pada UV 254 dan 365 serta visibel yang

disemprot dengan reagen pendeteksi vanilin asam sulfat.

E. Analisis Hasil

Daya antiinflamasi dihitung dengan rumus pada metode Langford, et al.,

yang telah dimodifikasi, yaitu :

Daya antiinflamasi (%) = �𝑈𝑈−𝐷𝐷𝑈𝑈� 𝑥𝑥 100 %

U = harga rata-rata tebal kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata tebal kaki normal (tanpa perlakuan)

D = harga rata-rata tebal kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata tebal kaki normal (tanpa perlakuan)

Data kuantitatif daya antiinflamasi selanjutnya dianalisis secara statistik

menggunakan metode analisa varian pola searah. Untuk mengetahui normalitas

distribusi data menggunakan uji Kolmorogorof-Smirnov, jika terdistribusi normal

dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Kemudian dilanjutkan

dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna

(signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).

Page 48: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

29

Selain itu juga, untuk mengetahui hubungan linieritas antara ekstrak

etanolik jahe merah dan kencur dalam meningkatkan daya antiinflamasi

menggunakan uji Regresi Linier.

Uji kualitatif dan kuantitatif kandungan kimia sediaan uji dianalisis

dengan KLT-Densitometri dan dibandingkan dengan data atau informasi dari

pustaka.

Page 49: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan, Pengeringan dan Penyerbukan Rimpang Jahe

merah dan Kencur

Sebelum dilakukan pengumpulan ekstrak etanolik, terlebih dahulu rimpang

segar jahe merah dan kencur harus dicuci, dirajang dan dikeringkan. Tujuan

pencucian adalah untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya, seperti debu,

pasir dan sebagainya, karena faktor tersebut mengandung berbagai mikroba dalam

jumlah tinggi yang dapat mempengaruhi bahan. Perajangan bertujuan untuk

merusak dinding sel sehingga senyawa aktif yang terjebak dalam sel jaringan

tanaman dapat keluar ke permukaan bahan dan terlarut bersama pelarut yang

sesuai, sedangkan pemotongan 2-3 mm agar tidak terlalu tebal juga tidak terlalu

tipis, sehingga dapat mempercepat waktu pengeringan. Semakin tipis bahan

semakin cepat penguapan air. Namun jika terlalu tipis dapat menyebabkan

berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap sehingga dapat

mempengaruhi kualitas komposisi, bau, dan rasa. Sebaliknya irisan yang terlalu

tebal akan membutuhkan waktu pengeringan yang lama dan dapat mengakibatkan

face hardening (bagian luar bahan sudah kering, namun bagian dalam masih

basah) sehingga bahan dapat mudah rusak/busuk di bagian dalam.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih tersisa pada

bahan yang dapat menjadi media pertumbuhan mikrobia. Suhu pengeringan 45°C,

agar panas yang mengenai rimpang tidak terlalu tinggi dan penguapan senyawa

aktif tidak terlalu besar sehingga jumlah yang diperoleh tinggi.

Page 50: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

31

Hasil pengumpulan akhir yang diperoleh dari rimpang jahe merah sebesar

718,1 gram serbuk, sedangkan untuk rimpang kering kencur sebesar 404 gram.

B. Hasil Determinasi Tanaman Jahe merah dan Kencur

Determinasi ini dilakukan langsung oleh pihak CV. Merapi Farma Herbal

(Tabel I). Untuk lebih jelasnya lihat lampiran 3.

Tabel I. Hasil determinasi rimpang jahe merah dan kencur oleh CV. Merapi Farma Herbal

Hasil determinasi tanaman jahe merah dan kencur di atas telah

menunjukkan keyakinan dan kepastian bahwa tanaman yang digunakan telah

sesuai.

C. Hasil Pengumpulan Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Kencur

Pengumpulan ekstrak etanolik jahe merah dan kencur menggunakan

metode maserasi. Hasil yang didapat dari proses ini berupa ekstrak etanolik

sebagai berikut :

Tabel II Perbedaan hasil ekstrak etanolik jahe merah dan kencur Aspek Jahe merah Kencur Bentuk Warna

Bau Rasa

Berat ekstrak Rendemen

Ekstrak kental Kuning kecoklatan

Aromatis kuat khas jahe Sangat pedas

25,44 g 4,24 % b/b

Ekstrak kental Kuning kecoklatan

Aromatis khas kencur Pedas

12,08 g 7,66 % b/b

Nama Jahe merah Kencur Divisi Spermatophyta Spermatophyta Sub Divisi Angiospermae Angiospermae Kelas Monocotyledone Monocotyledone Suku Zingiberaceae Zingiberaceae Marga Zingiber Kaempferia Spesies Zingiber officinale var. Rubra Kaempferia galanga L.

Page 51: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

32

Dari hasil yang diperoleh dilakukan perhitungan hingga diperoleh dosis

yang setara dengan mencit 20 gram (lihat lampiran 10b, c). Dari dosis awal ini

dibuat tiga peringkat dosis, dosis lazim yang digunakan oleh manusia digunakan

sebagai dosis pertama atau awal.

D. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan atau orientasi yang dilakukan dalam penelitian daya

antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah dan kencur pada mencit putih jantan

bertujuan untuk mengoptimasi metode dan cara kerja yang tepat dan sesuai.

1. Orientasi rentang waktu pengukuran kaki setelah injeksi karagenin 1%

sub plantar

Orientasi tersebut bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran kaki

mencit yang tepat (menghasilkan udema yang paling besar) setelah injeksi

karagenin 1%. Karagenin merupakan agen inflamasi atau senyawa yang

menyebabkan radang atau inflamasi yang mekanisme kerjanya dengan

menginduksi cedera sel sehingga terjadi pelepasan mediator inflamasi, terutama

PGE 1 dan PGE 2 yang mengawali proses inflamasi sehingga terjadi peningkatan

permeabilitas vaskuler (Giyastuti, 2000). Alasan pemilihan karagenin sebagai zat

inflamatogen radang, antara lain: karagenin merupakan salah satu iritan yang

sering dipakai dalam memprediksi efektivitas potensial terapetik dari obat-obat

antiinflamasi baik pada golongan steroid maupun non steroid; karagenin tidak

Page 52: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

33

menimbulkan respon yang peka terhadap obat antiinflamasi; karagenin juga tidak

menimbulkan bekas dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan pada kaki mencit.

Orientasi ini menggunakan lima ekor mencit jantan. Masing-masing

mencit diinjeksikan dengan karagenin 1% 0,05 ml pada kaki belakang sebelah kiri

secara subplantar, sedangkan kaki belakang sebelah kanan hanya disuntik dengan

spuit kosong sebagai pembanding. Kemudian mencit diukur satu, dua dan tiga jam

setelah diinjeksi dengan karagenin 1%. Berdasarkan hasil yang diperoleh akan

dipilih rentang waktu pengukuran yang menghasilkan udema paling besar. Hal ini

menandakan bahwa pada rentang waktu tersebut, radang yang dihasilkan oleh

injeksi karagenin bekerja dengan maksimal. Skema kerja dapat dilihat pada

lampiran 8a.

Hasil orientasi rentang waktu pengukuran kaki mencit dapat dilihat pada

lampiran 12 dan diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit setelah injeksi

karagenin 1 % pada rentang waktu tertentu

Page 53: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

34

Data tebal udema kaki mencit kemudian dianalisis dengan analisis varian

satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, terlihat pada tabel III hasil analisis

statistik menunjukkan bahwa data antar kelompok memberikan hasil yang

signifikan (p<0,05).

Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna atau

tidak bermakna, dilakukan uji Scheffe yang dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Rata-rata tebal udema kaki mencit akibat diinjeksi karagenin 1% subplantar pada rentang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe

Kel.

Rata-rata tebal udema (mm)

X ± SE Hasil uji Scheffe pemberian karagenin 1% pada rentang waktu

tertentu

Terhadap kelompok I

Terhadap kelompok II

Terhadap kelompok III

I 0,84 ± 0,1384 - tb b II 0,494 ± 0,1438 tb - tb III 0,198 ± 0,0588 b tb -

Keterangan : Kelompok I : Mencit diukur satu jam setelah diinjeksi dengan karagenin 1% Kelompok II : Mencit diukur dua jam setelah diinjeksi dengan karagenin 1% Kelompok III : Mencit diukur tiga jam setelah diinjeksi dengan karagenin 1%

tb : Berbeda tidak bermakna b : Berbeda bermakna X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n) Setelah diuji Scheffe, ternyata antar kelompok I terhadap III menunjukkan

perbedaan yang bermakna (p<0,05), sedangkan antar kelompok I terhadap II serta

kelompok II terhadap III menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05).

Selain itu juga berdasarkan diagram batang, dapat dilihat dengan jelas bahwa

kelompok I (mencit diukur satu jam setelah diinjeksi karagenin 1% ) memiliki

rata-rata tebal udema yang paling besar diantara kelompok lainnya. Maka, dalam

percobaan berikutnya dipilih waktu pengukuran satu jam setelah injeksi karagenin

Page 54: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

35

1% karena udema yang dihasilkan paling besar berarti radang yang dihasilkan

karagenin pada jam tersebut sudah maksimal.

2. Orientasi waktu pemberian Cataflam®D-50 (K-Diklofenak)

Orientasi ini bertujuan untuk menentukan waktu pemberian Cataflam®D-

50 (K-Diklofenak) yang paling efektif sebagai antiinflamasi bagi mencit dalam

percobaan ini. Skema kerja dapat dilihat pada lampiran 9a.

Hasil orientasi dapat dilihat pada lampiran 13 dan ditampilkan dalam

bentuk diagram batang pada gambar 5.

Gambar 5. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian

Cataflam® D-50 dalam waktu yang berbeda. Data tebal kaki mencit kemudian dianalisis varian satu arah dengan taraf

kepercayaan 95%. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa antar kelompok

perlakuan memberikan hasil yang signifikan (p<0,05).

Page 55: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

36

Selanjutnya untuk mengetahui berbeda bermakna atau tidak bermakna

antar kelompok perlakuan, maka dilakukan uji Scheffe yang dapat dilihat pada

tabel IV.

Tabel IV. Rata-rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian Cataflam® D-50 dalam waktu pemberian yang berbeda, beserta hasil uji Scheffe

Kel.

Rata-rata tebal udema (mm)

X ± SE

Hasil uji Scheffe pemberian Cataflam® D-50 pada rentang waktu tertentu

Terhadap kelompok I

Terhadap kelompok II

Terhadap kelompok III

I 0,1833 ± 0,0120 - b tb II 0,3867 ± 0,7333 b - b III 0,1233±0,1856 tb b -

Keterangan : Kelompok I : Satu jam sebelum pemberian karagenin 1% Kelompok II : Sesaat sebelum pemberian karagenin 1% Kelompok III : Satu jam setelah pemberian karagenin 1%

tb : Berbeda tidak bermakna b : Berbeda bermakna X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n) Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Scheffe menunjukkan bahwa

antar kelompok perlakuan I terhadap II serta II terhadap III memiliki perbedaan

yang bermakna (p<0,05) sedangkan untuk kelompok perlakuan I terhadap III

memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Dosis Cataflam yang

digunakan dalam percobaan ini adalah 50 mg/Kg BB, dosis ini merupakan dosis

efektif yang direkomendasikan pada pemberian sehari untuk manusia 50 kg, bila

dikonversikan ke mencit maka dosis yang digunakan adalah 9,1 mg/Kg BB

mencit. Berdasarkan hasil tersebut maka digunakan pemberian Cataflam 1 jam

sebelum pemberian karagenin karena menunjukkan hasil perbedaan yang tidak

bermakna terhadap kelompok III. Meskipun demikian berdasarkan diagram

Page 56: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

37

batang tampak bahwa rata-rata tebal udema yang paling kecil justru pada

kelompok III (1 jam setelah pemberian Cataflam), namun tidak dipilih untuk

perlakuan selanjutnya. Hal ini bisa saja dikarenakan udema pada kaki mencit telah

berkurang sebelum diukur dengan menggunakan jangka sorong digital pada

waktunya, sehingga penurunan udema tidak hanya disebabkan cataflam tetapi

juga karena waktu yang terlalu lama sejak penginjeksian karagenin diawal.

3. Orientasi dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

Orientasi ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak etanolik jahe

merah dan kencur dalam menghasilkan daya antiinflamasi yang optimal. Hasil

yang maksimal ditandai dengan adanya udema yang paling kecil setelah mencit

diinjeksikan subplantar menggunakan karagenin 1% pada waktu tertentu.

Pemilihan jahe merah dan kencur dalam percobaan mengacu banyaknya

penggunaan tanaman tersebut untuk menghilangkan pegal-pegal atau nyeri, serta

bengkak. Ekstrak etanolik dipilih karena memiliki sifat lebih fleksibel dapat

dibentuk sediaan apapun, misal tablet, kapsul, dan lain sebagainya. Selain itu

bentuk ekstrak etanolik memiliki keuntungan lain seperti tidak mudah rusak/lebih

stabil, dibandingkan dengan bentuk minyak atsiri maka ekstrak tidak mudah

menguap karena kandungan minyak yang ada di dalam ekstrak terjebak oleh

komponen lain sehingga kandungan kimianya lebih tinggi dibanding minyak atsiri

murni dan juga simplisia baik basah maupun kering. Penggunaan tanaman jahe

merah dan kencur di pasaran kebanyakan simplisia dan serbuk. Penggunaan jahe

merah berupa serbuk yang biasa digunakan masyarakat yaitu 2 gram serbuk

Page 57: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

38

kering. Serbuk kering tersebut kemudian dibuat dalam bentuk ekstrak etanolik

menjadi 0,4724 gram. Sama halnya dengan ekstrak etanolik kencur, didapatkan

penggunakan kencur di pasaran yaitu 5 gram rimpang kering. Rimpang tersebut

kemudian dibuat ekstrak etanolik menjadi 0,62 gram. Berdasarkan asumsi tersebut

dapat dihitung dosis ekstrak etanolik jahe merah dan kencur untuk manusia 70 kg.

Kemudian hasilnya dikonversikan ke mencit dengan berat badan 20 gram.

Pada orientasi ini digunakan 2 kelompok hewan uji untuk masing-masing

ekstrak etanolik. Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor mencit, dan tiap

kelompok diberi ekstrak etanolik jahe merah dengan dosis 107,5 mg/Kg BB dan

dosis 430 mg/Kg BB sedangkan kelompok yang lain diberi ekstrak etanolik

kencur dengan dosis 112,84 mg/Kg BB dan dosis 451,36 mg/Kg BB. Pemberian

ekstrak etanolik ini 1 jam sebelum injeksi karagenin. Setelah itu, kedua kaki

mencit diukur menggunakan jangka sorong digital.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian ekstrak etanolik jahe merah

dan kencur telah menunjukan bahwa pada ekstrak etanolik jahe merah pada dosis

107,5 mg/Kg BB kurang menunjukkan berkurangnya tingkat udema, namun ada

penurunan sedikit udema sedangkan pada dosis 430 mg/Kg BB menunjukkan

daya antiinflamasi yang tinggi. Lain halnya pada ekstrak etanolik kencur tampak

bahwa dosis 112,84 mg/Kg BB sama sekali belum menghasilkan daya

antiinflamasi karena sama dengan kontrol negatif, namun pada dosis 451,36

mg/Kg BB menunjukkan sedikit meningkatkan daya antiinflamasi. Data dapat

dilihat pada lampiran 14 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang

dalam gambar 6.

Page 58: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

39

Gambar 6. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat perlakuan

ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dibanding dengan kontrol positif dan negatif pada rentang waktu tertentu.

Data tebal kaki mencit kemudian dianalisis varian satu arah dengan taraf

kepercayaan 95%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa data antar

kelompok perlakuan memberikan hasil yang signifikan (p<0,05).

Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna atau

tidak bermakna, dilakukan uji Sceffe yang dilihat pada Tabel V dan Tabel VI.

Page 59: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

40

Tabel V. Rata-rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanolik jahe merah pada rentang waktu tertentu beserta hasil uji Scheffe

Kel.

Rata-rata tebal udema (mm)

X ± SE

Hasil uji Scheffe pemberian ekstrak etanolik jahe merah dosis 107,5 dan 430 mg/Kg pada rentang waktu tertentu

Terhadap kelompok

I

Terhadap kelompok II

Terhadap kelompok III

Terhadap kelompok IV

I 0,186 ± 0,0144 - b b tb II 0,678 ±0,02596 B - b b III 0,313 ± 0,043 B b - b IV 0,163 ± 0,0219 tb b b -

Keterangan : Kelompok I : kontrol positif Cataflam 9,1 mg/Kg BB Kelompok II : kontrol negatif Aquadest Kelompok III : ekstrak etanolik jahe merah dosis : 107,5 mg/Kg BB Kelompok IV : ekstrak etanolik jahe merah dosis : 430 mg/Kg BB tb : Berbeda tidak bermakna b : Berbeda bermakna

X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n)

Berdasarkan uji Scheffe tampak bahwa antara kontrol positif cataflam

dengan dosis 430 mg/Kg BB ekstrak etanolik jahe merah memiliki hasil yang

berbeda tidak bermakna (p>0,05). Selain itu juga berdasarkan diagram batang

tampak bahwa kontrol positif dan juga dosis 430 mg/Kg BB memiliki rata-rata

tebal udema yang kecil sehingga disimpulkan bahwa pada dosis 430 mg/Kg BB

daya antiinflamasi telah berpengaruh di dalamnya. Melalui hal inilah maka perlu

adanya pembuktian lebih lanjut untuk dosis yang lain untuk mengetahui seberapa

jauh pengaruhnya terhadap daya antiinflamasi.

Page 60: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

41

Tabel VI. Rata-rata tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanolik kencur pada rentang waktu tertentu beserta hasil uji Scheffe

Kel. Rata-rata tebal udema (mm)

X ± SE

Hasil uji Scheffe pemberian ekstrak etanolik kencur dosis 112,84 dan 451,36 mg/Kg pada rentang waktu tertentu

Terhadap kelompok I

Terhadap kelompok II

Terhadap kelompok V

Terhadap kelompok VI

I 0,186 ± 0,0144 - b b b II 0,678 ±0,02596 b - tb b V 0,74 ± 0,08 b tb - b VI 0,45± 0,0310 b b b -

Keterangan : Kelompok I : kontrol positif Cataflam 9,1mg/Kg BB Kelompok II : kontrol negatif Aquadest Kelompok V : ekstrak etanolik kencur dosis : 112,84mg/Kg BB Kelompok VI : ekstrak etanolik kencur dosis : 451,36 mg/Kg BB tb : Berbeda tidak bermakna

b : Berbeda bermakna X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n)

Berdasarkan uji Scheffe menunjukkan bahwa pada kontrol negatif dan

dosis 112,84 mg/Kg BB memiliki hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05),

artinya pada dosis 112,84 mg/Kg BB belum menimbulkan efek antiinflamasi,

sedangkan untuk kontrol positif dan kontrol negatif terhadap dosis 451,36 mg/Kg

BB menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05), artinya dapat lebih tinggi

atau lebih rendah dari kedua kontrol. Berdasarkan gambar 6, tampak pada dosis

451,36 mg/Kg BB lebih tinggi dari kontrol positif, namun lebih rendah dari

kontrol negatif sehingga pada dosis 451,36 mg/Kg BB sedikit menimbulkan

efeknya sebagai antiinflamasi.

E. Hasil Uji Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Kencur

Penelitian uji daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah (Zingiber

officinale Roxb.) dan kencur (Kaempferia galanga L.) pada mencit putih jantan

Page 61: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

42

ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sekaligus besarnya kemampuan daya

antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah dan kencur. Daya antiinflamasi ditandai

dengan penurunan tebal udema kaki mencit setelah diinjeksi karagenin 1% secara

subplantar akibat pemberian ekstrak etanolik tersebut secara peroral. Besarnya

daya antiinflamasi dapat dilihat berdasarkan hasil persentase daya antiinflamasi

yang dihitung berdasarkan metode Langford, et al., (1972). Metode pengukuran

daya antiinflamasi yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi Mahmood, et

al., (2009) di mana pengukurannya terletak pada ketebalan kaki mencit (dari

telapak kaki mencit dengan posisi jangka sorong vertikal).

Alat jangka sorong digital ini sebelumnya dikalibrasi terlebih dahulu untuk

memastikan bahwa alat ukur masih layak pakai dan menjamin keakuratan serta

keterulangan alat tersebut dalam mengukur secara tepat. Kalibrasi dilakukan

dengan membandingkan alat ukur yang digunakan dengan alat ukur lain

(kalibrator) yang bersertifikat. Berdasarkan hasil kalibrasi tampak bahwa alat

yang digunakan memiliki penyimpangan sebanyak ± 1μm, sedangkan resolusi

yang direkomendasikan adalah 2 μm sehingga alat tersebut dapat digunakan

secara tepat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Alasan

pemilihan metode ini karena sederhana, baik dari instrumen yang dibutuhkan,

proses perlakuan, pengamatan, pengukuran sampai dengan pengolahan data.

Pada pengujian ini, zat penginduksi dipilih karagenin 1% karena karagenin

merupakan salah satu zat inflamatogen udem pada kaki mencit yang paling

banyak digunakan untuk memprediksi efektivitas potensial terapetik dari obat-

obat antiinflamasi, baik dari golongan steroid maupun non steroid. Selain itu

Page 62: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

43

karagenin juga tidak menimbulkan kerusakan jaringan pada kaki mencit. Adapun

mekanisme kerja dari karagenin yaitu senyawa akan menginduksi inflamasi dalam

2 fase, fase pertama terjadi sekitar 60 menit setelah induksi karagenin, dimana

terjadi pelepasan histamin, serotonin dan bradikinin. Fase kedua berlangsung

sekitar 60 menit sampai kurang lebih 3 jam setelah injeksi. Fase ini berhubungan

dengan pelepasan radikal bebas neutrofil seperti hidrogen peroksida, superoksida,

radikal hidroksil serta prostaglandin (Suleyman, Demircan, Karagoz, Oztasan, dan

Suleyman, 2004)

Aquades dipilih sebagai kontrol negatif untuk mengetahui apakah aquades

yang digunakan sebagai pelarut memiliki pengaruh terhadap aktivitas

antiinflamasi pada ekstrak etanolik jahe merah, kencur dan cataflam atau tidak,

juga sebagai pembanding aktivitas antiinflamasi.

Cataflam®D-50 (K-Diklofenak) dipilih sebagai kontrol positif karena

termasuk dalam salah satu obat antiinflamasi non steroid (OAINS) yang

mengandung Na-diklofenak. Pemilihan kontrol positif tersebut berdasarkan

penggunaan produk antiinflamasi yang banyak di pasaran, namun tablet yang ada

di pasaran kebanyakan telah di‘coated’ dengan tujuan mengurangi iritasi lambung.

Coated yang biasa digunakan adalah salut enterik, di mana bahan salut tersebut

berfungsi untuk mempertahankan obat di dalam lambung terhadap asam lambung

hingga menuju ke usus kemudian siap diabsorbsi. Melalui hal inilah maka obat

tersebut tidak hanya mengandung Na-diklofenak saja melainkan ada lapisan yang

melindunginya (coated), sedangkan dalam percobaan penelitian ini tablet

diharuskan untuk digerus dan ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan, jika

Page 63: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

44

terdapat lapisan salut ini maka dapat mempengaruhi penimbangan sekaligus efek

obat itu sendiri dalam menimbulkan daya antiinflamasi. Bisa saja justru yang

ditimbang hanya salut enteriknya saja bukan obat yang seharusnya digunakan

sebagai zat antiinflamasi. Untuk itu dipilih Cataflam yang tanpa dicoated dan

dispersibel (D) dengan tujuan mempermudah dalam proses pelarutan bersama

aquades sehingga lebih homogen ketika akan diberikan pada mencit secara

peroral.

Pada uji daya antiinflamasi ini, ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

diberikan dalam 3 peringkat dosis, untuk mengetahui masing-masing

perbandingan khasiat jahe merah dan kencur terhadap kontrolnya sebagai

antiinflamasi. Ketiga peringkat dosis ekstrak etanolik jahe merah berturut-turut

sebesar 107,5; 215; 430 mg/Kg BB mencit, sedangkan dosis ekstrak etanolik

kencur berturut-turut sebesar 112,84; 225,68; 451,36 mg/Kg BB mencit, hasilnya

dapat dilihat pada lampiran 15.

Diagram batang pada gambar 7 menunjukkan bahwa kontrol karagenin

1%, aquades dan cataflam (K-Diklofenak) masing-masing memberikan rata-rata

tebal udema sebesar 0,83 mm; 0,678 mm; dan 0,186 mm. Perlakuan ekstrak

etanolik jahe merah dengan dosis 107,5; 215; 430 mg/Kg BB mencit masing-

masing menunjukkan rata-rata tebal kaki mencit sebesar 0,314 mm; 0,286 mm;

dan 0,16 mm sedangkan untuk perlakuan ekatrak etanolik kencur dengan dosis

sebesar 112,84; 225,68; 451,36 mg/Kg BB mencit masing-masing menunjukkan

rata-rata tebal kaki mencit sebesar 0,792 mm; 0,648 mm; dan 0,392 mm.

Page 64: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

45

Gambar 7. Diagram batang rata-rata tebal udema kaki mencit akibat perlakuan

ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis beserta kontrolnya

Keterangan : Kelompok I : kelompok kontrol karagenin 1% Kelompok II : kelompok aquadest Kelompok III : kelompok kontrol Cataflam®D-50 dosis 9,1 mg/Kg BB Kelompok IV : ekstrak etanolik jahe merah dosis I: 107,5 mg/Kg BB Kelompok V : ekstrak etanolik jahe merah dosis II: 215 mg/Kg BB Kelompok VI : ekstrak etanolik jahe merah dosis III: 430 mg/Kg BB Kelompok VII : ekstrak etanolik kencur dosis I: 112,84 mg/Kg BB Kelompok VIII : ekstrak etanolik kencur dosis II: 225,68 mg/Kg BB Kelompok IX : ekstrak etanolik kencur dosis III: 451,36 mg/Kg BB

Untuk mengetahui persen daya antiinflamasi, maka data yang terdapat

pada lampiran 15 dihitung menggunakan metode Langford, et al., (1972)

termodifikasi. Dari hasil perhitungan diperoleh data persen daya antiinflamasi

kelompok aquadest dan cataflam (K-Diklofenak) dosis 9,1 mg/Kg BB masing-

masing sebesar 19,29% dan 77,86%, sedangkan untuk kelompok perlakuan

ekstrak etanolik jahe merah dosis 107,5; 215; 430 mg/Kg BB mencit masing-

masing menunjukkan persen daya antiinflamasi sebesar 62,62%; 65,95% dan

Page 65: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

46

80,95% serta untuk perlakuan ekatrak kencur dengan dosis sebesar 112,84;

225,68; 451,36 mg/Kg BB mencit masing-masing menunjukkan persen daya

antiinflamasi sebesar 5,71%; 22,86% dan 53,33%. Data ini juga dapat dilihat pada

lampiran 16. Untuk lebih jelasnya pada gambar 8.

Gambar 8. Diagram batang rata-rata persen daya antiinflamasi ekstrak etanolik

jahe merah dan kencur dalam 3 peringkat dosis beserta kontrolnya Keterangan : Kelompok I : kelompok aquadest Kelompok II : kelompok kontrol Cataflam®D-50 dosis 9,1 mg/Kg BB Kelompok III : ekstrak etanolik jahe merah dosis I: 107,5 mg/Kg BB Kelompok IV : ekstrak etanolik jahe merah dosis II: 215 mg/Kg BB Kelompok V : ekstrak etanolik jahe merah dosis III: 430 mg/Kg BB Kelompok VI : ekstrak etanolik kencur dosis I: 112,84 mg/Kg BB Kelompok VII : ekstrak etanolik kencur dosis II: 225,68 mg/Kg BB Kelompok VIII : ekstrak etanolik kencur dosis III: 451,36 mg/Kg BB

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa kontrol aquadest dan cataflam

menunjukkan persen daya antiinflamasi yang berbeda masing-masing sebesar

19,29% dan 77,86%. Artinya, aquadest tidak memiliki kemampuan menurunkan

Page 66: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

47

inflamasi sedangkan cataflam memiliki kemampuan menurunkan inflamasi yang

besar.

Selanjutnya dilakukan analisis statistik mengunakan ANOVA satu arah

dengan taraf kepercayaan 95%. Hasilnya dapat dilihat pada lampiran 20. Hasil

analisis statistik menunjukkan bahwa data antar kelompok perlakuan memberikan

hasil yang signifikan (p<0,05). Kemudian untuk mengetahui perbedaan antar

kelompok perlakuan bermakna atau tidak bermakna, dilakukan uji Scheffe yang

dapat dilihat pada tabel VII dan VIII.

Tabel VII. Hasil tebal udema kaki mencit, persentase daya antiinflamasi dan hasil uji Scheffe pada perlakuan ekstrak etanolik jahe merah beserta kontrolnya

Kel Rata-rata tebal

% DA ± SE Hasil uji Scheffe terhadap

udema (mm) kelompok X ± SE I II III IV V

I 0,678 ± 0,0256 19,29 % ± 3,09 - b b b b II 0,186 ± 0,0144 77,86 % ± 1,71 b - b tb tb III 0,314 ± 0,0234 62,62 % ± 2,78 b b - tb b IV 0,286 ± 0,0214 65,95 % ± 2,54 b tb tb - b V 0,16 ± 0,0122 80,95 % ± 1,46 b tb b b -

Keterangan : I : kelompok kontrol negatif aquadest II : kelompok kontrol positif Cataflam®D-50 dosis 9,1 mg/Kg BB III : ekstrak etanolik jahe merah dosis I: 107,5 mg/Kg BB IV : ekstrak etanolik jahe merah dosis II: 215 mg/Kg BB V : ekstrak etanolik jahe merah dosis III: 430 mg/Kg BB b : berbeda bermakna tb : berbeda tidak bermakna X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n) % DA : % daya antiinflamasi

Page 67: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

48

Berdasarkan tabel di atas, untuk ekstrak etanolik jahe merah dapat dilihat

bahwa pada kontrol positif dan dosis 215 mg/Kg BB serta kontrol positif dan

dosis 430 mg/Kg BB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05),

sedangkan pada dosis 430 mg/Kg BB dan dosis 215 mg/Kg BB menunjukkan

perbedaan yang bermakna (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis 215

mg/Kg BB telah menimbulkan efeknya sebagai antiinflamasi.

Tabel VIII. Hasil tebal udema kaki mencit, persentase daya antiinflamasi dan hasil uji Scheffe pada perlakuan ekstrak kencur beserta kontrolnya

Kel Rata-rata tebal

% DA ± SE Hasil uji Scheffe terhadap

udema (mm) kelompok X ± SE I II III IV V

I 0,678 ± 0,0256 19,29 % ± 3,09 - b tb tb b II 0,186 ± 0,0144 77,86 % ± 1,71 b - b b b III 0,792 ± 0,0682 5,71 % ± 8,12 tb b - tb b IV 0,648 ± 0,0436 22,86 % ± 5,19 tb b tb - b V 0,392 ± 0,0395 53,33 % ± 4,71 b b b b -

Keterangan : I : kelompok kontrol negatif aquadest II : kelompok kontrol positif Cataflam®D-50 dosis 9,1 mg/Kg BB III : ekstrak etanolik kencur dosis I: 112,84 mg/Kg BB IV : ekstrak etanolik kencur dosis II: 225,68 mg/Kg BB V : ekstrak etanolik kencur dosis III: 451,36 mg/Kg BB b : berbeda bermakna tb : berbeda tidak bermakna X : Mean (Rata-rata) SE : Standard Error (SD/√n) % DA : % daya antiinflamasi

Untuk ekstrak etanolik kencur dapat dilihat bahwa antara kontrol positif

dengan dosis 451,36 mg/Kg BB dan dosis 225,68 mg/Kg BB menunjukkan

perbedaan yang bermakna (p<0,05), sedangkan untuk kontrol negatif dan dosis

225,68 mg/Kg BB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05).

Artinya, pada dosis 225,68 mg/Kg BB belum dapat menimbulkan efeknya sebagai

Page 68: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

49

antiinflamasi. Dosis 451,36 mg/Kg BB secara statistik juga belum menimbulkan

efeknya sebagai antiinflamasi sehingga perlu adanya peningkatan dosis lebih

tinggi agar dapat menimbulkan efek sebagai antiinflamasi.

Jika dibandingkan dengan kelompok aquades, kelompok perlakuan ekstrak

etanolik jahe merah dalam semua peringkat dosis memiliki rata-rata daya

antiinflamasi yang lebih besar. Artinya, aquades tidak memiliki kemampuan

untuk mengurangi inflamasi atau menghambat udema yang ditimbulkan oleh

karagenin 1% sebagai zat penginduksi inflamasi, sedangkan ekstrak etanolik jahe

merah memiliki kemampuan menurunkan inflamasi. Sama halnya dengan ekstrak

etanolik kencur jika dibandingkan dengan kelompok aquades, kelompok

perlakuan ekstrak etanolik kencur dalam beberapa peringkat dosis memiliki rata-

rata daya antiinflamasi yang lebih besar, namun tidak demikian untuk dosis I:

112,84 mg/Kg BB. Hal ini disebabkan pada dosis tersebut terdapat dua mencit

yang mengalami pembengkakan kaki yang cukup besar, karena dimungkinkan

pada saat penginjeksian secara subplantar, jarum suntik tersebut merobek jaringan

sehingga pembengkakan jadi meningkat. Hal inilah yang mempengaruhi

perhitungan persen daya antiinflamasi. Akan tetapi secara umum kelompok

perlakuan tersebut memiliki kemampuan menurunkan inflamasi dibuktikan oleh

dua peringkat dosis lainnya (dosis II dan III).

Sebaliknya, jika kelompok perlakuan ekstrak etanolik jahe merah dalam

beberapa peringkat dosis dibandingkan dengan kontrol positif dosis 9,1 mg/Kg

BB mencit rata-rata persen daya antiinflamasinya jauh di bawah rata-rata persen

daya antiinflamasi Cataflam®D-50 (77,86%). Namun tidak demikian untuk dosis

Page 69: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

50

III ekstrak etanolik jahe merah dosis 430 mg/Kg BB mencit rata-rata persen daya

antiinflamasi di atas rata- rata persen daya antiinflamasi Cataflam®D-50

(77,86%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya dosis ekstrak

etanolik jahe merah maka semakin besar kemampuan antiinflamasi. Sedangkan

untuk kelompok perlakuan ekstrak etanolik kencur dalam beberapa peringkat

dosis dibandingkan dengan kontrol positif dosis 9,1 mg/Kg BB mencit rata-rata

persen daya antiinflamasinya jauh di bawah rata-rata persen daya antiinflamasi

Cataflam®D-50 (77,86%).

Cataflam®D-50 (K-Diklofenak) dan juga dosis III ekstrak etanolik jahe

merah 430 mg/Kg BB mencit mempunyai persen daya antiinflamasi yang besar

dibanding dengan yang lainnya, artinya kemampuan menurunkan inflamasinya

jauh lebih besar dibanding kedua dosis ekstrak etanolik jahe merah (dosis I dan II)

dan ekstrak etanolik kencur. Hal tersebut disebabkan Cataflam®D-50 merupakan

OAINS dengan mekanisme utama menghambat kerja enzim siklooksigenase

sehingga asam arakhidonat tidak dapat diubah menjadi prostaglandin. Demikian

juga pada inflamasi yang diinduksi oleh karagenin, Cataflam®D-50 lebih efektif

dalam menghambat fase kedua dari proses inflamasi. Mekanisme kerja

Cataflam®D-50 terjadi dengan menghambat produksi radikal bebas yang berperan

pada pembentukan lipid peroksida reaktif yang menstimulasi aktivitas fosfolipase

pada fosfolipid, sehingga tidak terbentuk asam arakhidonat (Ari, 2001).

Ekstrak etanolik jahe merah bekerjanya menghambat pembentukan

prostaglandin (salah satu mediator antiinflamasi). Menurut Raji, et al., (2002)

bahwa ekstrak etanolik jahe merah memiliki kandungan gingerol yang berpotensi

Page 70: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

51

sebagai antiinflamasi sekaligus antianalgesik. Saat ekstrak etanolik tersebut

dikonsumsi, berbagai komponennya masuk ke dalam tubuh. Satu diantaranya

yaitu gingerol, jadi senyawa tersebut akan menghambat pada kedua

siklooksigenase dan lipoksigenase pada biosintesis prostaglandin dan leukotrien.

Selain itu, gingerol telah terbukti memiliki potensi yang lebih dalam menghambat

biosintesis prostaglandin dan 5-lipoksigenase dibandingkan dengan indometasin

(Mills dan Bone, 2000). Ditinjau secara struktural terlihat adanya gugusan eter,

alkohol, aril dan juga keton dalam gambar dibawah ini.

O

HO

O OH

(CH2)nCH3

H3C

Gambar 9. Struktur 6- Gingerol, n = 4 (reagent (Wagner, 1996).

Berdasarkan Emran, (2002) ditinjau secara struktural terdapat beberapa

golongan inhibitor selektif COX-2, yaitu: (1) turunan karboksiklis dan heterosiklis

yang terikat dengan visinal dengan moieties aril, (2) turunan diaril dan

aril/heteroaril-eter dan –tioeter, (3) turunan cis-stilben, serta (4) keton diaril dan

aril/heteroaril. Secara normal –NH2 side pocket pada COX 2 harusnya berikatan

dengan O2 dari Hemoglobin, kemudian terjadi reaksi oksidasi sehingga mengubah

asam arakhidonat menjadi prostaglandin (mediator inflamasi). Akan tetapi dengan

adanya gingerol maka atom O dari Hb akan digantikan oleh atom O dari gingerol

sehinggga terjadi penghambatan pembentukan prostaglandin. Adapun

mekanismenya secara umum yaitu sisi aktif dari gugusan atom O dan H yang

Page 71: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

52

kemungkinan dapat menyebabkan selektifitas terhadap COX-2 akan berikatan

hidrogen dengan atom N pada –NH2 side pocket, yang pada akhirnya

menghambat pengubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin.

Jika antar kelompok perlakuan ekstrak etanolik jahe merah dibandingkan,

pada kelompok dosis 107,5 mg/Kg BB dan 215 mg/Kg BB menunjukkan rata-

rata persen daya antiinflamasi yang hampir sama, masing-masing sebesar 62,62%

dan 65,95%. Artinya, pada kedua dosis tersebut mempunyai kemampuan untuk

menurunkan inflamasi yang hampir sama. Sedangkan kelompok perlakuan ekstrak

etanolik jahe merah dosis 430 mg/Kg BB memiiki persen daya antiinflamasi yang

paling tinggi sebesar 80,95%. Artinya pada dosis tersebut memiliki kemampuan

menurunkan radang yang lebih besar dibandingkan dengan dua dosis lainnya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin meningkatnya dosis ekstrak

etanolik jahe merah maka semakin meningkat pula daya antiinflamasinya.

Untuk ekstrak etanolik kencur jika dibandingkan, memiliki perbedaan

yang cukup jauh antar kelompoknya. Dosis 112,84 mg/Kg BB memiliki persen

daya antiinflamasi yang paling kecil dibandingkan dosis 225,68 mg/Kg BB dan

451,36 mg/Kg BB. Hal ini disebabkan adanya dua mencit yang mengalami

pembengkakan yang cukup besar pada dosis 112,84 mg/Kg BB sehingga hasilnya

mempengaruhi perhitungan. Jika dibandingkan kelompok dosis 225,68 mg/Kg BB

dan 451,36mg/Kg BB menunjukkan rata-rata persen daya antiinflamasi masing-

masing sebesar 22,86% dan 53,33%. Perbedaan ini cukup jauh, artinya dosis

451,36 mg/Kg BB jauh lebih besar memiliki kemampuan daya antiinflamasinya

dibanding dosis 225,68 mg/Kg BB. Hal ini membuktikan bahwa semakin

Page 72: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

53

meningkatnya dosis dibarengi pula dengan meningkatnya daya antiinflamai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 16.

Adanya kemampuan antiinflamasi pada kencur dapat pula dijelaskan

secara struktural. Melalui gambar 10 tampak bahwa adanya gugusan eter, turunan

karboksilat dan juga atom O, di mana gugusan tersebut juga akan berikatan

hidrogen dengan atom N pada –NH2 side pocket untuk menggantikan O2 dari

hemoglobin supaya tidak terjadi reaksi pembentukan prostaglandin (mediator

inflamasi).

O CH3

O

OC2H5

Gambar 10. Struktur ethyl p-methoxycinnamate (Anonim, 2003)

Selain itu juga adanya kemampuan sebagai antiinflamasi dapat dijelaskan

menurut Evan, 2008 dan Trilaksani, 2003 bahwa adanya gugusan OH fenolik

pada gingerol merupakan salah satu ciri khas bahwa senyawa tersebut berpotensi

sebagai antioksidan, dimana mekanismenya yaitu penangkapan senyawa radikal

bebas dan oksigen reaktif lalu menetralkannya, menghambat oksidasi asam

arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim

lipoksigenase. Apabila oksidasi asam arakhidonat dapat dihambat maka tidak

Page 73: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

54

terbentuk oksigen reaktif yang dapat menyebabkan inflamasi sehingga proses

inflamasi dapat dihambat. Penurunan aktivitas enzim lipoksigenase menyebabkan

tidak terbentuknya leukotrien yang dapat mengaktivasi leukosit yang memacu

terjadinya peradangan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ethyl p-

methoxycinnamate juga mempunyai potensi sebagai antioksisan yang akan

menagkap radikal bebas, akan tetapi lebih kecil dibanding gingerol (Evan, 2008).

F. Hasil Uji Hubungan Linieritas antara Dosis Ekstrak Etanolik Jahe

merah dan Kencur terhadap Daya Antiinflamasi

Pengujian daya antiinflamasi kemudian dilanjutkan dengan Uji Regresi

Linier. Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan linieritas antara persen daya

antiinflamasi dengan meningkatnya dosis ekstrak etanolik masing-masing. Untuk

mengetahui ED50 yang sebenarnya dari grafik linieritas maka perlu adanya

ekstrapolasi dari grafik tersebut dengan cara menurunkan dosisnya sehingga

didapatkan nilai ED 50 yang memasuki syarat linieritas dari 0,2-0,8. Effective

Dose 50 (ED 50) merupakan dosis untuk menimbulkan efek sebesar 50% dari

efek/respon maksimal antiinflamasi. Pengujian ekstrak etanolik jahe merah dosis

I, II, dan III terhadap % daya antiinflamasi memiliki persamaan Y = 30,44x –

1,169 dengan nilai r = 0,9386. Melalui persamaan tersebut dapat diketahui ED 50

untuk ekstrak etanolik jahe merah sebesar 47,95 mg/Kg BB mencit. Berikut

adalah grafik kurva kekerabatan ekstrak etanolik jahe merah dengan % daya

antiinflamasi.

Page 74: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

55

Gambar 11. Grafik hubungan linieritas dosis I, II, III ekstrak etanolik jahe merah dengan meningkatnya persen daya antiinflamasi

Keterangan : Dosis I : 107,5 mg/Kg BB (% Daya Antiinflamasi = 62,62 %) Dosis II : 215 mg/Kg BB ( % Daya Antiinflamasi = 65,95 %) Dosis III : 430 mg/Kg BB ( % Daya Antiinflamasi = 80,95 %)

Untuk pengujian ekstrak etanolik kencur dosis I, II dan III terhadap % daya

antiinflamasi memiliki persamaan Y = 79,10x – 158,9 dengan nilai r = 0,9872.

Melalui persamaan tersebut dapat diketahui ED 50 untuk ekstrak etanolik kencur

sebesar 437,01 mg/Kg BB mencit. Berikut adalah gambar grafik kurva hubungan

linieritas ekstrak etanolik kencur dengan % daya antiinflamasi.

y = 30,44x - 1,169R² = 0,881

0

25

50

75

100

0 1 2 3

% D

aya

Ant

iinfla

mas

i

Log Dosis

Grafik Kurva Log Dosis Ekstrak EtanolikJahe merah vs % Daya Antiinflamasi

% Daya Antiinflamasi

Linear (% Daya Antiinflamasi)

Page 75: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

56

Gambar 12. Grafik kekerabatan dosis I, II, III ekstrak etanolik kencur dengan meningkatnya persen daya antiinflamasi

Keterangan : Dosis I : 112,84 mg/Kg BB ( % Daya Antiinflamasi = 5,71 %) Dosis II : 225,68 mg/Kg BB ( % Daya Antiinflamasi = 22,68 %) Dosis III : 451,36 mg/Kg BB ( % Daya Antiinflamasi = 53,33 %)

Berdasarkan gambar kedua grafik di atas tampak bahwa untuk dosis ekstrak

etanolik jahe merah semakin meningkat maka akan dibarengi pula dengan

meningkatnya daya antiinflamasi, sama halnya dengan dosis ekstrak etanolik

kencur semakin meningkat dosisnya maka akan dibarengi pula dengan

meningkatnya daya antiinflamasi. Melalui kedua grafik di atas pula dapat

dikatakan bahwa adanya hubungan linieritas antara masing-masing ekstrak

etanolik jahe merah dan kencur dengan meningkatnya daya antiinflamasi.

y = 79,10x - 158,9R² = 0,973

0

10

20

30

40

50

60

0 1 2 3

% D

aya

Ant

iinfla

mas

i

Log Dosis

Grafik Kurva Log Dosis Ekstrak Etanolik Kencur vs % Daya Antiinflamasi

% Daya Antiinflamasi

Linear (% Daya Antiinflamasi)

Page 76: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

57

G. Hasil Uji Kualitatif Minyak Atsiri Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Uji

Kuantitatif Minyak atsiri Ekstrak Etanolik Kencur

Hasil fraksinasi yang berupa ekstrak etanolik terlebih dahulu dilakukan

pengujian kualitatif dan kuantitaif dengan metode kromatografi lapis tipis-

densitometri, baru kemudian diujikan pada hewan uji. Pengujian kualitatif pada

ekstrak etanolik jahe merah dan kuantitatif pada ekstrak etanolik kencur ini

bertujuan untuk memastikan sekaligus mempertegas adanya komponen dalam

tanaman yang diduga berpotensi sebagai antiinflamasi serta mengetahui kadar

yang terdapat dalam ekstrak etanolik tersebut.

Hasil dari uji kualitatif untuk ekstrak etanolik jahe merah dengan pelarut

ethanol 70% menunjukkan positif adanya minyak atsiri yang memiliki warna dan

harga Rf yang diduga sama dengan literatur yang digunakan untuk mengetahui

adanya kandungan senyawa aktif gingerol, hal ini terlihat pada gambar 13 bahwa

bercak yang terdeteksi di bawah sinar UV 254 nm dan setelah disemprot dengan

vanillin-asam sulfat menimbulkan warna ungu violet sampai biru dengan rata-rata

harga Rf 3 kali replikasi sampel ekstrak etanolik jahe merah sebesar 0,31, warna

biru. Berdasarkan Anonim, (1999), bahwa gingerol memiliki Rf sebesar 0,30

dengan warna spot violet. Dengan diduga adanya kandungan gingerol pada

ekstrak etanolik jahe merah ini telah berpengaruh terhadap uji farmakologi pada

mencit, tampak bahwa pada dosis II : 215 mg/Kg BB, efek antiinflamasi mulai

terlihat yaitu dengan rata-rata tebal udema yang hampir sama dengan kontrol

positif, selain itu juga setelah diuji dengan ANOVA taraf kepercayaan 95% dan

uji Scheffe ternyata memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kontrol

Page 77: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

58

positif sehingga ekstrak etanolik jahe merah dengan kandungan gingerol telah

mampu menimbulkan daya antiinflamasi.

Untuk ekstrak etanolik kencur dengan pelarut ethanol 95% menunjukkan

positif adanya minyak atsiri ethyl-p methoxycinnamate, hal ini dapat dilihat pada

gambar 14 dan juga pada lampiran 7 (hasil pengujian kuantitatif di LPPT-UGM)

bahwa bercak tersebut mengalami peredaman pada panjang gelombang 254 nm

dan sesuai dengan standar yang digunakan. Adapun rata-rata harga Rf yang

dihasilkan dari 3 kali replikasi sampel ekstrak etanolik kencur sebesar 0,85

dengan kadar sebesar 5,39%. Berdasarkan Tanasorn, et al., (2007), Majeed dan

Prakash, (2006) bahwa ethyl-p methoxycinnamate merupakan komponen utama

dalam kencur yang berpotensi sebagai antiinflamasi dengan harga Rf sebesar 0,8-

0,9 dan kadar sebesar 30%.

Kadar dari ekstrak etanolik kencur yang digunakan dalam penelitian ini

sangat kecil yaitu 5,39%, sedangkan kadar yang seharusnya digunakan untuk

menimbulkan efeknya sebagai antiinflamasi adalah 30%, sehingga efek

antiinflamasi dalam penelitian sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini

menyebabkan pada dosis III : 451,36 mg/Kg BB belum menimbulkan efeknya

sebagai antiinflamasi. Terbukti pada gambar 7 diagram batang serta hasil

ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan uji Scheffe menghasilkan perbedaan

yang bermakna baik pada kontrol positif maupun negatif. Hal ini mungkin dapat

disebabkan karena adanya perbedaan tempat tumbuh kencur, waktu panen kencur

masih terlalu muda dan waktu pengambilan kencur pada musim penghujan, serta

selama proses pengumpulan ekstrak etanolik, pelarut yang digunakan belum

Page 78: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

59

mampu mendesak senyawa aktif untuk keluar sehingga banyak kandungan zat

aktif yang hilang atau masih terjebak.

Kedua senyawa tersebut mengalami peredaman warna karena adanya

senyawa cincin aromatis baik pada gingerol maupun pada ethyl-p

methoxycinnamate. Selain itu juga penyemprotan vanillin-asam sulfat bertujuan

untuk memperpanjang ikatan konjugasi sehingga dapat membantu proses

penampakan bercak.

Berdasarkan kedua hal di atas dapat disimpulkan bahwa substansi yang

diduga berpotensi sebagai antiinflamasi telah sesuai dengan literatur yang ada.

Ekstrak etanolik jahe merah Ekstrak etanolik kencur Gambar 13. Hasil kromatogram ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

Page 79: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. ekstrak etanolik jahe merah dan kencur memiliki daya antiinflamasi

2. persentase daya antiinflamasi yang ditimbulkan oleh ekstrak etanolik jahe

merah dengan dosis 107,5; 215; 430 mg/Kg BB mencit berturut-turut sebesar

62,62%; 65,95% dan 80,95% sedangkan untuk ekstrak etanolik kencur dengan

dosis 112,84; 225,68; 451,36 mg/Kg BB mencit berturut-turut sebesar 5,71%;

22,86% dan 53,33%.

3. adanya hubungan linieritas dengan meningkatnya dosis ekstrak etanolik jahe

merah dan kencur terhadap meningkatnya daya antiinflamasi.

4. diduga adanya kandungan gingerol dalam ekstrak etanolik jahe merah secara

KLT dan terbukti adanya ethyl p-methoxycinnamate dalam ekstrak etanolik

kencur secara KLT-Densitometri.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk

melanjutkan penelitian mengenai:

1. kombinasi kedua ekstrak etanolik tersebut dengan dosis kencur yang lebih

tinggi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap daya antiinflamasi.

2. peningkatan dosis kencur yang lebih tinggi dengan pemilihan asal tanaman

kencur pada daerah lain sehingga dapat menekan udema lebih besar.

Page 80: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

61

3. identifikasi mekanisme kerja kedua senyawa aktif dalam menghambat proses

metanolisme asam arakhidonat secara in vitro.

Page 81: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 53-57, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen POM, Jakarta

Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, 113-121, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen POM, Jakarta Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 1-27, 105-116, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1987, Analisis Obat Tradisional, Jilid I, 106, Departemen Kesehatan

R.I., Jakarta. Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian

Klinik, Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Alam, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, Jakarta

Anonim, 1999, Zingiber officinale, 1-11, Natural Remedies-Research centre,

Veerasandra Indl, Bangalore. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 17-19, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Anonim, 2000, Acuan Sediaan Herbal, edisi I, 25-28, Departemen Kesehatan RI

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta Anonim, 2003, TEGO® Galanga, A Natural Extract Obtained from The Roots of

kaempferia galanga, www.degussa-personal-care.com, diakses tanggal 16 Februari 2010

Anonim, 2004, Monografi: Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Vol.I, 18-20,45-

47, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jakarta Anonim, 2007, Inflammation, http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/ Biology

Page/I/Inflammation. html diakses tanggal 5 Agustus 2009

Anonim, 2009, Cataflam:NSAID,http://moko31.wordpress.com/2009/05/24/ cataflam-nsaid-tinjauan-produk

, diakses tanggal 5 Agustus 2009

Page 82: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

63

Ari, P. S., 2001, Daya Anti-Inflamasi Fraksi Heksana dan Fraksi Etanol Jahe merah ( Zingiber officinale Roxb. var Rubrum) pada Tikus Putih Jantan, 18, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Candrasoma, P dan Taylor, C. R, 1995, Concise Pathology, 2nd ed., 35-36, Prentice-Hall International Inc.,USA

Emran, R. K, 2002, Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid, 17(4), 75-90 Evan, S.P., 2008, Antioksidan Alami di Sekitar Kita, http://www.chem-is-

try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/antioksidan-alami-di-sekitar-kita/, diakses tanggal 19 April 2010

Ferlina, 2009, Ginger Action and Uses, Ginger Extract, Gingerol, http://www.

Extract Ginger, html, diakses tanggal 1 september 2009. Giyastuti, 2001, Daya Antiinflamasi Minyak Atsiri jahe gajah (Zingiber officinale

Roxb. var. “Gajah” ) pada Tikus Putih, 30, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

John, A.O., 2006, Analgesic, Antiinflammatory and Hypoglycaemic Effect of

Ethanol Extract of Zingiber officinale (Roscoe) Rhizomes (Zingiberaceae) in Mice and Rats, J.Pharm, 20, 764-772

Kardono, L.B.S., Artanti, N., Dewiyanti, I.D., dan Basuki, T., 2003, Selected

Indonesian Medical Plants: Monographs and Descriptions, 1, 269-281, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Langford, F. D., Holmes, P. A., Amele, J. F., 1972, Objective Methode for

Evaluation of Analgesic-Anti-inflammatory Activity, J.Pharm. Sci. Mahmood, K., Aorahman, Z.A., Tariq, I. N., and Hussain, S.A.R, 2009, Dose-

dependent anti-inflammatory effect of silymarin in experimental animal model of chronic inflammation, African journal of Pharmacy and Pharmacology, 3 (5), 242-247

Mills, S. dan Bone, K., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, Modern

Herbal Medicine,394-402, Churchill Livingstone, Washington, USA. Mutschler, E., 1986, Arieneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Mathilda B.,

Widyanto dan Ranti, Dinamika Obat, 177 – 197, ITB, Bandung. Mycek, M. J., Harvey, R. A., and Champe, P. C., 2001, Pharmachology, 2nd ed.,

diterjemahkan oleh Azwar A, 404, Widya Medika, Jakarta

Page 83: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

64

Obie, 2009, Ekstrak Jahe, http://ebie-bie-bie.blogspot.com/2009/03/ekstrak-jahe.html, diakses tanggal 10 Juni 2009

Pumiyuki, K., Shibuya, M., Sankawa, U, 1982, Inhibitors of Prostaglandin

Biosynthesis from Ginger, Pharmaceutical Society of Japan, 30, 754-757 Raji, Y., Udoh, U.S., Oluwadara O. O., Akinsomisoye, O.S., Awobajo, O.,

Adeshoga, K, 2002, Anti-Inflammatory And Analgesic Properties Of The Rhizome Extract Of Zingiber Officinale, J. Biomed., Res, Vol.5, 121-124

Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, 26, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta Setyarini, H., 2009, Uji Daya Antiinflamasi Gel Ekstrak Etanol Jahe 10%

(Zingiber officinale Roscoe) yang diberikan Topikal terhadap Udem Kaki Tikus yang diinduksi Karagenin,13-15, Skripsi, UMS, Surakarta.

Stahl, E., 1985, Drug Analysis by Chromatography and Microscopy,

diterjemahkan oleh Padwinata, K. dan Sudiro, I, 3-17, ITB, Bandung. Sudarsono, Pudjoarinto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I., Dradjad,

M., Wibowo, S., 1996, Tumbuhan Obat, 150-155, Pusat Penelitian Obat Tradisional, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., Oztasan, N., and Suleyman, B., 2004,

Anti-Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors, Pol. J. Pharmacol., 56, 775-780

Tanasorn, T., Chanida, P., Anusorn, R., Somchai, I., Niran, V., Anchalee, C.,

Nijsiri, R., et al., 2007, Pharmacognostic Specification of Kaempferia Galanga Rhizome in Thailand, J. Health, 21 (3), 207-214

Tohda, C., Nakayama, N., Hatanaka, F., Komatsu, K, 2006, Comparison of Anti-

inflammatory Activities of Six Curcuma Rhizomes: A Possible Curcuminoid-independent Pathway Mediated by Curcuma phaeocaulis Extract, 1-6, Oxford University Press, USA

Trilaksani, W., 2003, Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran

Terhadap Kesehatan, http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/06223/wini_trilaksani.htm, diakses tanggal 21 April 2010

Wagner, H., 1996, Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromatography Atlas, 2 th

ed, 291-302, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany

Page 84: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

65

Lampiran 1. Sertifikat Kalibrasi Digital Caliper merek “Mitutoyo 04023431”

Page 85: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

66

Page 86: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

67

Lampiran 2. Surat Keterangan Pembelian Mencit di LPPT-Universitas Gajah Mada ( UGM )

Page 87: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

68

Lampiran 3. Surat Pengesahan Identifikasi Tanaman Jahe merah dan Kencur

Page 88: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

69

Lampiran 4. Foto Tanaman Jahe merah dan Kencur

(a)

(b)

(a) Tanaman Jahe merah (b) Tanaman Kencur

Page 89: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

70

Lampiran 5. Foto Rimpang basah dan serbuk Jahe merah dan Kencur

(a) (b)

(a) Rimpang basah jahe merah (b) Serbuk jahe merah

(a) (b)

(a) Rimpang basah kencur (b) Serbuk kencur

Page 90: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

71

Lampiran 6. Foto Larutan Stok Ekstrak Etanolik Jahe merah dan Kencur

(a) Larutan Stok Ekstrak Etanolik Jahe merah

(b) Larutan Stok Ekstrak Etanolik Kencur

Page 91: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

72

Lampiran 7. Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ethyl p-methoxy cinnamate dari ekstrak etanolik kencur.

Page 92: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

73

Lampiran 8. a. Skema kerja orientasi rentang waktu pengukuran kaki mencit setelah

diinjeksi karagenin 1%

Lima belas ekor mencit dibagi dalam tiga kelompok ( n= 5 )

Kelompok 1 Kelompok II Kelompok III

( 1 jam setelah injeksi ) ( 2 jam setelah injeksi ) ( 3 jam setelah injeksi )

diukur bagian telapak kaki kiri mencit dengan jangka sorong digital

b. Perhitungan dosis karagenin 1%

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷𝑘𝑘 ∶ 0,05 𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑥𝑥 1000 𝑚𝑚𝑘𝑘

100 𝑚𝑚𝑚𝑚0,02 𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐵𝐵𝐵𝐵

: 25 mg/kg BB

Page 93: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

74

Lampiran 9. a. Skema kerja orientasi pemberian Cataflam® D-50 dalam rentang waktu

tertentu

Sembilan ekor mencit dibagi dalam tiga kelompok ( n=3 )

Kelompok 1 Kelompok II Kelompok III

1 jam sebelum sesaat sebelum satu jam setelah

injeksi karagenin injeksi karagenin injeksi karagenin

1 jam sesudahnya

diukur bagian telapak kaki kiri mencit dengan jangka sorong digital

b. Perhitungan dosis Cataflam ® D-50

Dosis untuk manusia 50 kg / hari (3 dosis @ 50 mg) : 150 mg.

Dosis untuk manusia 70 kg sebesar 70 mg.

Konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20 gram sebesar 0,0026

Sehingga dosis untuk mencit 20 gram : 70 mg x 0,0026

: 0,182 mg/20 g BB mencit

: 9,1 mg/kg BB mencit

Page 94: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

75

Lampiran 10. a. Skema kerja orientasi pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan

kencur

Dua belas ekor mencit dibagi dalam dua kelompok (n=3)

Diberikan per oral masing-masing ekstrak etanolikjahe merah dan kencur sesuai dosis 1 jam sebelum injeksi karagenin 1%

Kelompok 1 Kelompok II Jahe merah Kencur

(a) (b) (c) (d)

1 jam setelah injeksi karagenin 1%

diukur pada bagian telapak kaki kiri mencit dengan jangka sorong digital

b. Perhitungan dosis ekstrak etanolik jahe merah Dosis untuk manusia 50 kg ± 2 gram serbuk jahe merah.

Serbuk kering jahe merah yang digunakan = 107,71 gram, sehingga didapat

ekstrak etanolik sebanyak 25,44 gram.

Maka, Ekstrak etanolik untuk 2 gram serbuk jahe merah :

2 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘107,71 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘

𝑥𝑥 25,44 𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷𝑒𝑒𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑒𝑒𝑘𝑘𝑚𝑚 = 0,4724 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷𝑒𝑒𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑒𝑒𝑘𝑘𝑚𝑚

= 0,4724 gram/ 50 kg BB

(d)

Page 95: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

76

Untuk manusia 70 kg :

7050

𝑥𝑥 0,4724 = 0,8267𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚

Untuk mencit 20 gram : 0,8267 gram x 0,0026

: 0,00215 gram

: 107,5 mg/Kg BB mencit

(a) Dosis I : 107,5 mg/Kg BB (b) Dosis II : 215 mmg/Kg BB (c) Dosis III : 430 mg/Kg BB

Rumus umum perhitungan volume => 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵

𝐶𝐶

Dimana: D : dosis (g/kg BB) BB : berat badan mencit (g)

C : konsentrasi (mg/ml) V : volume (ml)

Dosis III = 8,6 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik jahe merah : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

0,5 = 8,6 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 25,8 mg/ml

C = 258 mg/10 ml

Dosis II = 4,3 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik jahe merah : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

0,5 = 4,3 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 12,9 mg/ml

C = 129 mg/10 ml

Dosis I = 2,15 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik jahe merah : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

Page 96: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

77

0,5 = 2,15 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 6,45 mg/ml

C = 64,5 mg/10 ml

c. Perhitungan dosis ekstrak etanolik kencur

Dosis untuk manusia 50 kg ± 5 gram rimpang kering kencur

Rimpang kering yang digunakan 100 gram kemudian menghasilkan serbuk

sebanyak 95 gram.

Berdasarkan dosis diatas maka : 5100

𝑥𝑥 95 𝑘𝑘 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘 = 4,75 𝑘𝑘 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘

Dosis untuk manusia 50 kg = 4,75 g serbuk kencur.

Serbuk yang digunakan untuk memperoleh ekstrak etanolik : 92,58 g dan

didapat ekstrak kental sebanyak 12,08 g

Ekstrak kental untuk 4,75 gram serbuk kencur :

4,75 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘92,58 𝐷𝐷𝑘𝑘𝑘𝑘𝑠𝑠𝑠𝑠𝑘𝑘

𝑥𝑥 12,08 𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷𝑒𝑒𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑒𝑒𝑘𝑘𝑚𝑚 = 0,62 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘𝐷𝐷𝑒𝑒𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑒𝑒𝑘𝑘𝑚𝑚

= 0,62 gram/ 50 kg BB

Untuk manusia 70 kg :

7050

𝑥𝑥 0,62 = 0,868 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑚𝑚

Untuk mencit 20 gram : 0,868 gram x 0,0026

: 0,0022568 gram

: 112,84 mg/Kg BB

(a) Dosis I : 112,84 mg/Kg BB (b) Dosis II : 225,68 mg/Kg BB (c) D osis III : 451,36 mg/Kg BB

Page 97: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

78

Rumus umum perhitungan volume =>

𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

Dimana: D : dosis (g/kg BB) BB : berat badan mencit (g)

C : konsentrasi (mg/ml) V : volume (ml)

Dosis III = 9,0272 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik kencur : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

0,5 = 9,0272 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 27,08 mg/ml

C = 270,8 mg/10 ml

Dosis II = 4,5136 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik kencur : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

0,5 = 4,5136 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 13,5408 mg/ml

C = 135,408 mg/10 ml

Dosis I = 2,2568 mg/20 gramBB mencit =>

Larutan stok ekstrak etanolik kencur : 𝑉𝑉 = 𝐷𝐷 𝑥𝑥 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐶𝐶

0,5 = 2,2568 𝑚𝑚𝑘𝑘 20 𝑘𝑘⁄ 𝑥𝑥 30 𝑘𝑘 𝐶𝐶

C = 6,7704 mg/ml

C = 67,704 mg/10 ml

Page 98: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

79

Lampiran 11. Skema kerja pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis

Tiga puluh ekor mencit dibagi dalam dua kelompok

Kelompok Jahe merah Kelompok Kencur (mg/Kg BB) (mg/Kg BB)

Dosis I Dosis II Dosis III Dosis I Dosis II Dosis III 107,5 mg 215 mg 430 mg 112,84 mg 225,68 mg 451,36 mg

1 jam setelah injeksi karagenin 1%

diukur pada bagian telapak kaki kiri mencit dengan jangka sorong digital

Page 99: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

80

Lampiran 12. Data orientasi tebal udema kaki mencit pada rentang waktu tertentu setelah injeksi karagenin 1% sub plantar

No. Keterangan Tebal kaki mencit (mm) pada

rentang waktu (jam) setelah injeksi karagenin 1%

1 2 3 1 Kaki kiri 3.16 2.67 2.35 Kaki kanan 2.27 2.26 2.25 Tebal Udema 0.89 0.41 0.1 2 Kaki kiri 3.07 2.59 2.58 Kaki kanan 2.59 2.55 2.54 Tebal Udema 0.48 0.04 0.04 3 Kaki kiri 3.9 3.42 2.6 Kaki kanan 2.58 2.5 2.32 Tebal Udema 1.32 0.92 0.28 4 Kaki kiri 3.19 2.88 2.77 Kaki kanan 2.49 2.41 2.41 Tebal Udema 0.7 0.47 0.36 5 Kaki kiri 3.07 2.91 2.48 Kaki kanan 2.26 2.28 2.24 Tebal Udema 0.81 0.63 0.24 Rata-rata tebal

Udema ± SE 0,84 ± 0,1384 0,494 ± 0,1438 0,198 ± 0,0588

Keterangan : tebal udema = (kaki kiri – kaki kanan)

Page 100: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

81

Lampiran 13. Data orientasi tebal udema kaki mencit akibat perlakuan Cataflam® D-50 pada rentang waktu tertentu

ORIENTASI WAKTU PEMBERIAN CATAFLAM D-50

No. Keterangan 1 Jam Sebelum Sesaat

Sebelum 1 jam Setelah

injeksi karagenin 1% (mm) 1 Kaki kiri 2.69 2.94 2.5 Kaki kanan 2.49 2.48 2.34 Tebal Udema 0.2 0.46 0.16 2 Kaki kiri 2.52 3 2.41 Kaki kanan 2.33 2.76 2.3 Tebal Udema 0.19 0.24 0.11 3 Kaki kiri 2.58 2.92 2.5 Kaki kanan 2.42 2.46 2.4 Tebal Udema 0.16 0.46 0.1 Rata-rata tebal

0,1833 ± 0,0120 0,3867 ± 0,7333 0,1233±0,1856 Udema ± SE

Page 101: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

82

Lampiran 14. Data Orientasi tebal udema kaki mencit akibpat pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan kencur

No. Keterangan Jahe merah Kencur

Dosis I Dosis III Dosis I Dosis III 1 Kaki Kiri 3,01 2,96 3,16 2.87

Kaki Kanan 2,78 2,78 2,34 2.38

Tebal Udema 0,23 0,18 0,82 0.49

2 Kaki Kiri 2,97 2,77 3,00 2.79

Kaki Kanan 2,60 2,65 2,42 2,40

Tebal Udema 0,37 0,12 0,58 0.39

3 Kaki Kiri 2,88 2,83 3,39 2.92

Kaki Kanan 2,54 2,64 2,57 2.45

Tebal Udema 0,34 0,19 0,82 0.47

Rata-rata tebal Udema ± SE 0,3133 ± 0,0430 0,1633 ± 0,0219 0,74 ± 0,08 0,45± 0,0310

Page 102: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

83

Lampiran 15. Data tebal udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis beserta kontrolnya

No. Keterangan

Tebal udema (mm) pada berbagai kelompok perlakuan

Karagenin 1% Aquadest

Dosis (mg/Kg BB mencit ) Cataflam®D-50

9,1 Jahe merah

107,5 Jahe merah

215 Jahe merah

430 Kencur 112,84

Kencur 225,68

Kencur 451,36

1 Kaki Kiri 3.16 3.11 2.69 3.01 2.56 2.96 2,98 3,16 2,87 Kaki Kanan 2.27 2.38 2.49 2.78 2.27 2.78 2,27 2,54 2,38 Tebal Udema 0.89 0.73 0.2 0.23 0.29 0.18 0,71 0,62 0,49 2 Kaki Kiri 3.07 3.18 2.52 2.97 2.74 2.77 3,17 3,00 2,79 Kaki Kanan 2.59 2.47 2.33 2.6 2.49 2.65 2,37 2,42 2,40 Tebal Udema 0.48 0.71 0.19 0.37 0.25 0.12 0,8 0,58 0,39 3 Kaki Kiri 3.9 3.03 2.58 2.88 2.69 2.83 3,15 3,39 2,92 Kaki Kanan 2.58 2.42 2.42 2.54 2.46 2.64 2,23 2,57 2,45 Tebal Udema 1.32 0.61 0.16 0.34 0.23 0.19 0,92 0,82 0,47 4 Kaki Kiri 3.19 3.11 2.7 2.88 2.8 2.45 3,70 2,86 2,73 Kaki Kanan 2.49 2.39 2.47 2.56 2.45 2.3 2,75 2,24 2,44 Tebal Udema 0.7 0.72 0.23 0.32 0.35 0.15 0,95 0,62 0,29 5 Kaki Kiri 3.07 3.15 2.73 2.63 2.82 2.84 3,15 2,96 2,77 Kaki Kanan 2.26 2.53 2.58 2.36 2.51 2.68 2,57 2,36 2,45 Tebal Udema 0.81 0.62 0.15 0.31 0.31 0.16 0,58 0,60 0,32

Rata-rata 0,84 0,678 0,186 0,314 0,286 0,16 0,792 0,648 0,392 Tebal Udema ± ± ± ± ± ± ± ± ± ± SE 0,1384 0,02596 0,0144 0,0234 0,0214 0,0122 0,0682 0,0436 0,0395

Page 103: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

84

Lampiran 16. Data hasil perhitungan % daya antiinflamasi ekstrak etanolik jahe merah dan kencur dalam tiga peringkat dosis beserta kontrolnya

Contoh cara perhitungan % daya antiinflamasi :

Page 104: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

85

Lampiran 17. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi rentang waktu pengukuran kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% beserta hasil uji Scheffenya

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 15 .5127 .36642 .04 1.32

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 15

Normal Parametersa Mean .5127

Std. Deviation .36642

Most Extreme Differences Absolute .136

Positive .136

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .525

Asymp. Sig. (2-tailed) .946

a. Test distribution is Normal.

ONEWAY Udema BY Waktu /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS

Page 105: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

86

/POSTHOC=SCHEFFE ALPHA(0.05) Oneway Descriptives

Udema

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 jam 5 .8400 .30943 .13838 .4558 1.2242 .48 1.32

2 jam 5 .4940 .32161 .14383 .0947 .8933 .04 .92

3 jam 5 .2040 .13145 .05879 .0408 .3672 .04 .36

Total 15 .5127 .36642 .09461 .3097 .7156 .04 1.32

ANOVA

Udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.014 2 .507 7.026 .010

Within Groups .866 12 .072

Total 1.880 14

Page 106: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

87

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Udema Scheffe

(I) Waktu

(J) Waktu

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 jam 2 jam .34600 .16989 .168 -.1276 .8196

3 jam .63600* .16989 .010 .1624 1.1096 2 jam 1 jam -.34600 .16989 .168 -.8196 .1276

3 jam .29000 .16989 .271 -.1836 .7636 3 jam 1 jam -.63600* .16989 .010 -1.1096 -.1624

2 jam -.29000 .16989 .271 -.7636 .1836 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets Udema

Scheffe

Waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2

3 jam 5 .2040 2 jam 5 .4940 .4940 1 jam 5 .8400

Sig. .271 .168

Udema

Scheffe

Waktu N

Subset for alpha = 0.05

1 2

3 jam 5 .2040 2 jam 5 .4940 .4940 1 jam 5 .8400

Sig. .271 .168

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 107: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

88

Lampiran 18. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi pemberian Cataflam® D-50 pada rentang waktu tertentu.

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 9 .2311 .13670 .10 .46

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 9

Normal Parametersa Mean .2311

Std. Deviation .13670

Most Extreme Differences Absolute .257

Positive .257

Negative -.175

Kolmogorov-Smirnov Z .770

Asymp. Sig. (2-tailed) .594

a. Test distribution is Normal.

Page 108: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

89

Oneway Descriptives

Udema

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 3 .1833 .02082 .01202 .1316 .2350 .16 .20

2 3 .3867 .12702 .07333 .0711 .7022 .24 .46

3 3 .1233 .03215 .01856 .0435 .2032 .10 .16

Total 9 .2311 .13670 .04557 .1260 .3362 .10 .46

ANOVA

Udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .114 2 .057 9.741 .013

Within Groups .035 6 .006

Total .149 8

Page 109: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

90

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Udema Scheffe

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 2 -.20333* .06254 .047 -.4039 -.0028

3 .06000 .06254 .652 -.1406 .2606 2 1 .20333* .06254 .047 .0028 .4039

3 .26333* .06254 .016 .0628 .4639 3 1 -.06000 .06254 .652 -.2606 .1406

2 -.26333* .06254 .016 -.4639 -.0628 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets Udema

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

3 3 .1233 1 3 .1833 2 3 .3867

Sig. .652 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 110: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

91

Lampiran 19. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data orientasi pemberian ekstrak etanolik jahe merah dosis 2107,5 mg/Kg BB ; 430 mg/Kg BB dan kencur dosis 112,84 mg/Kg BB ; 451,36 mg/Kg BB beserta kontrolnya

(a) Ekstrak etanolik jahe merah

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 16 .3594 .23251 .12 .73

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 16 Normal Parametersa Mean .3594

Std. Deviation .23251 Most Extreme Differences Absolute .274

Positive .274 Negative -.172

Kolmogorov-Smirnov Z 1.094 Asymp. Sig. (2-tailed) .182 a. Test distribution is Normal.

ONEWAY Udema BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS

Page 111: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

92

/POSTHOC=SCHEFFE ALPHA(0.05).

Oneway

ANOVA Udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .780 3 .260 99.518 .000 Within Groups .031 12 .003

Total .811 15

Descriptives Udema

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) 5 .1860 .03209 .01435 .1462 .2258 .15 .23

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780 .05805 .02596 .6059 .7501 .61 .73 Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB) 3 .3133 .07371 .04256 .1302 .4964 .23 .37

Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB) 3 .1633 .03786 .02186 .0693 .2574 .12 .19

Total 16 .3594 .23251 .05813 .2355 .4833 .12 .73

Page 112: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

93

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Udema Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB)

Kontrol Negatif Aquadest -.49200* .03232 .000 -.5966 -.3874

Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB) -.12733* .03732 .038 -.2481 -.0066

Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB) .02267 .03732 .945 -.0981 .1434

Kontrol Negatif Aquadest Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) .49200* .03232 .000 .3874 .5966

Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB) .36467* .03732 .000 .2439 .4854

Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB) .51467* .03732 .000 .3939 .6354

Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) .12733* .03732 .038 .0066 .2481

Kontrol Negatif Aquadest -.36467* .03732 .000 -.4854 -.2439 Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB) .15000* .04172 .028 .0150 .2850

Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) -.02267 .03732 .945 -.1434 .0981

Kontrol Negatif Aquadest -.51467* .03732 .000 -.6354 -.3939 Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB) -.15000* .04172 .028 -.2850 -.0150

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 113: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

94

Homogeneous Subsets

Udema

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Dosis III Ekstrak Jahe merah (8,6 mg/20g BB) 3 .1633

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) 5 .1860

Dosis I Ekstrak Jahe merah (2,15 mg/20g BB) 3 .3133

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780

Sig. .945 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 114: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

95

(b) Ekstrak etanolik kencur

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 16 .4933 .24420 .15 .82

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 16 Normal Parametersa Mean .4933

Std. Deviation .24420 Most Extreme Differences Absolute .172

Positive .172 Negative -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .688 Asymp. Sig. (2-tailed) .731 a. Test distribution is Normal.

Page 115: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

96

Oneway

Descriptives Udema

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) 5 .1860 .03209 .01435 .1462 .2258 .15 .23

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780 .05805 .02596 .6059 .7501 .61 .73 Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) 3 .7410 .13944 .08050 .3946 1.0874 .58 .82

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) 3 .4500 .05292 .03055 .3186 .5814 .39 .49

Total 16 .4933 .24420 .06105 .3632 .6234 .15 .82

ANOVA

Udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .832 3 .277 53.631 .000

Within Groups .062 12 .005

Total .895 15

Page 116: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

97

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Udema Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB)

Kontrol Negatif Aquadest -.49200* .04549 .000 -.6392 -.3448

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.55500* .05253 .000 -.7250 -.3850

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) -.26400* .05253 .003 -.4340 -.0940

Kontrol Negatif Aquadest Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) .49200* .04549 .000 .3448 .6392

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.06300 .05253 .703 -.2330 .1070

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) .22800* .05253 .008 .0580 .3980

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) .55500* .05253 .000 .3850 .7250

Kontrol Negatif Aquadest .06300 .05253 .703 -.1070 .2330 Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) .29100* .05873 .003 .1010 .4810

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) .26400* .05253 .003 .0940 .4340

Kontrol Negatif Aquadest -.22800* .05253 .008 -.3980 -.0580 Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.29100* .05873 .003 -.4810 -.1010

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 117: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

98

Homogeneous Subsets

Udema

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20 g BB) 5 .1860

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) 3 .4500

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) 3 .7410

Sig. 1.000 1.000 .703

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 118: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

99

Lampiran 20. Hasil ANOVA pola satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan uji scheffe % DA perlakuan ekstrak etanolik

jahe merah dan kencur dalam 3 peringkat dosis beserta kontrolnya

(a) Ekstrak etanolik jahe merah

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 25 .3088 .16659 .12 .73

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 25 Normal Parametersa Mean .3088

Std. Deviation .16659 Most Extreme Differences Absolute .162

Positive .162 Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .812 Asymp. Sig. (2-tailed) .525 a. Test distribution is Normal.

Page 119: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

100

Oneway Test of Homogeneity of Variances

Udema Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.721 4 20 .185

ANOVA

Udema

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .607 4 .152 51.408 .000

Within Groups .059 20 .003

Total .666 24

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Udema Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit

Kontrol Negatif Aquadest -.41200* .03436 .000 -.5283 -.2957

Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit -.12800* .03436 .026 -.2443 -.0117

Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit -.10000 .03436 .116 -.2163 .0163

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit .02600 .03436 .964 -.0903 .1423

Page 120: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

101

Kontrol Negatif Aquadest Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit .41200* .03436 .000 .2957 .5283

Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit .28400* .03436 .000 .1677 .4003

Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit .31200* .03436 .000 .1957 .4283

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit .43800* .03436 .000 .3217 .5543

Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit

Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit .12800* .03436 .026 .0117 .2443

Kontrol Negatif Aquadest -.28400* .03436 .000 -.4003 -.1677 Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit .02800 .03436 .953 -.0883 .1443

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit .15400* .03436 .006 .0377 .2703

Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit

Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit .10000 .03436 .116 -.0163 .2163

Kontrol Negatif Aquadest -.31200* .03436 .000 -.4283 -.1957 Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit -.02800 .03436 .953 -.1443 .0883

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit .12600* .03436 .029 .0097 .2423

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit

Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit -.02600 .03436 .964 -.1423 .0903

Kontrol Negatif Aquadest -.43800* .03436 .000 -.5543 -.3217 Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit -.15400* .03436 .006 -.2703 -.0377

Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit -.12600* .03436 .029 -.2423 -.0097

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 121: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

102

Homogeneous Subsets Udema

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Dosis III Ekstrak Jahe Merah 8,6 mg/20 g BB Mencit 5 .1600

Kontrol Positif Cataflam D-50 0,182 mg/20 g BB Mencit 5 .1860 .1860

Dosis II Ekstrak Jahe Merah 4,3 mg/20 g BB Mencit 5 .2860 .2860

Dosis I Ekstrak jahe Merah 2,15 mg/20 g BB Mencit 5 .3140

Kontrol Negatif Aquadest 5 .5980

Sig. .964 .116 .953 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(b) Ekstrak etanolik kencur

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Udema 25 .5392 .24041 .15 .95

Page 122: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

103

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Udema

N 25 Normal Parametersa Mean .5392

Std. Deviation .24041 Most Extreme Differences Absolute .167

Positive .101 Negative -.167

Kolmogorov-Smirnov Z .837 Asymp. Sig. (2-tailed) .485 a. Test distribution is Normal.

Oneway Descriptives

Udema

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) 5 .1860 .03209 .01435 .1462 .2258 .15 .23

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780 .05805 .02596 .6059 .7501 .61 .73 Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) 5 .7920 .15255 .06822 .6026 .9814 .58 .95

Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) 5 .6480 .09757 .04363 .5269 .7691 .58 .82

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) 5 .3920 .08843 .03955 .2822 .5018 .29 .49

Total 25 .5392 .24041 .04808 .4400 .6384 .15 .95

Page 123: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

104

ANOVA

Udema Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.207 4 .302 33.524 .000 Within Groups .180 20 .009

Total 1.387 24

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Udema Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB)

Kontrol Negatif Aquadest -.49200* .06001 .000 -.6952 -.2888

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.60600* .06001 .000 -.8092 -.4028

Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) -.46200* .06001 .000 -.6652 -.2588

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) -.20600* .06001 .046 -.4092 -.0028

Kontrol Negatif Aquadest Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) .49200* .06001 .000 .2888 .6952

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.11400 .06001 .481 -.3172 .0892

Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) .03000 .06001 .992 -.1732 .2332

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) .28600* .06001 .003 .0828 .4892

Page 124: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

105

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) .60600* .06001 .000 .4028 .8092

Kontrol Negatif Aquadest .11400 .06001 .481 -.0892 .3172 Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) .14400 .06001 .258 -.0592 .3472

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) .40000* .06001 .000 .1968 .6032

Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) .46200* .06001 .000 .2588 .6652

Kontrol Negatif Aquadest -.03000 .06001 .992 -.2332 .1732 Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.14400 .06001 .258 -.3472 .0592

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) .25600* .06001 .009 .0528 .4592

Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB)

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) .20600* .06001 .046 .0028 .4092

Kontrol Negatif Aquadest -.28600* .06001 .003 -.4892 -.0828 Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) -.40000* .06001 .000 -.6032 -.1968

Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) -.25600* .06001 .009 -.4592 -.0528

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 125: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

106

Homogeneous Subsets

Udema

Scheffe

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol Positif Cataflam D-50 (0,182 mg/20g BB) 5 .1860 Dosis III Ekstrak Kencur (9,0272 mg/20g BB) 5 .3920 Dosis II Ekstrak Kencur (4,5136 mg/20g BB) 5 .6480

Kontrol Negatif Aquadest 5 .6780

Dosis I Ekstrak Kencur (2,2568 mg/20g BB) 5 .7920

Sig. 1.000 1.000 .258

Page 126: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

107

Lampiran 21. Hasil uji linieritas ekstrak etanolik jahe merah dan kencur terhadap peningkatan daya antiinflamasi

(a) Ekstrak etanolik jahe merah

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kelompok 2.3323 .25455 15

Daya 69.8407 9.56214 15

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Kelompoka . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Daya

Correlations

Kelompok Daya

Kelompok Pearson Correlation 1 .810**

Sig. (2-tailed) .000

N 15 15 Daya Pearson Correlation .810** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .810a .657 .630 5.81422

a. Predictors: (Constant), Kelompok

Page 127: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

108

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 840.616 1 840.616 24.866 .000a

Residual 439.467 13 33.805 Total 1280.083 14

a. Predictors: (Constant), Kelompok b. Dependent Variable: Daya

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.158 14.317 -.081 .937

Kelompok 30.441 6.105 .810 4.987 .000

a. Dependent Variable: Daya

Page 128: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

109

(b) Ekstrak etanolik kencur Correlations

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kelompok 2.3535 .25439 15

Daya 27.3013 24.08231 15

Correlations

Kelompok Daya

Kelompok Pearson Correlation 1 .836**

Sig. (2-tailed) .000

N 15 15 Daya Pearson Correlation .836** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Kelompoka . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Daya

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .836a .698 .675 13.72883

a. Predictors: (Constant), Kelompok

Page 129: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

110

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5669.161 1 5669.161 30.078 .000a

Residual 2450.249 13 188.481

Total 8119.410 14

a. Predictors: (Constant), Kelompok

b. Dependent Variable: Daya

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -158.868 34.130 -4.655 .000

Kelompok 79.103 14.423 .836 5.484 .000

a. Dependent Variable: Daya

Page 130: DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK JAHE MERAH …rancangan acak lengkap pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode Langford, et al., yang telah dimodifikasi. Pengukuran tebal

111

BIOGRAFI PENULIS

Stephani Puspita Dewi, penulis skripsi yang berjudul

“DAYA ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOLIK

JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb.) DAN

KENCUR (Kaempferia galanga L.) PADA

MENCIT PUTIH JANTAN”, lahir di Purworejo pada

tanggal 04 Oktober 1987 dari pasangan Bapak Eddy

Elyada Sutadi dan Ibu Jeanne Ratna Juniawati, memiliki

saudara perempuan bernama Elisa Veronika Purnama

Dewi, Silvia Kusumadewi, Rosalia Kartika Dewi. Riwayat

pendidikan penulis yaitu dimulai dari TK-SD Maria Purworejo SLTP-SMA Bruderan

Purworejo dan pada tahun 2006 melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta hingga selesai pada tahun 2010. Selama kuliah penulis

pernah menjadi asisten praktikum Farmakologi (2010) dan Formulasi Teknologi

Sediaan Steril (2010). Selain itu, penulis juga pernah berperan serta sebagai

pemakalah Seminar Nasional Farmasi ‘Immunomodulator’ (2010), sebagai pemenang

Program Kreativitas Mahasiswa (2009), sebagai anggota TTM pada Kegiatan

Pelatihan dan Sarasehan Edukasi Penyakit Asthma (2008), sebagai peserta Seminar

Teknik Presentasi Mahasiswa Angkatan 2006 (2008), pernah ikut dalam kepanitiaan

Pharmacy Performance (2007), sebagai peserta Seminar ‘Glutation’ sebagai Pencegah

dan Penyembuh Penyakit (2006).