anatomi dan fisiologi golongan darah

of 20 /20
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH KELOMPOK/GELOMBANG: II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223) RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355) ANTON ARDIANSYAH (1204015036) DOSEN PEMBIMBING : ELLY WARDANI JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 29 MEI 2013

Author: xdine-mj

Post on 19-Jul-2015

416 views

Category:

Healthcare


7 download

Embed Size (px)

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM

    ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

    PENENTUAN GOLONGAN DARAH

    KELOMPOK/GELOMBANG: II/I

    KELAS : II C

    ANGGOTA :

    CIPTO SURIANTIKA (1204015080)

    FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163)

    KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)

    RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355)

    ANTON ARDIANSYAH (1204015036)

    DOSEN PEMBIMBING :

    ELLY WARDANI

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

    29 MEI 2013

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena

    adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel

    darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut

    antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

    Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : Sejak ratusan

    tahun yang lalu ahliahli telah berpendapat, bahwa penderitapenderita yang

    kekurangan darah seperti orangorang yang mengalami perdarahan yang hebat,

    seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakitpenyakit

    perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita

    tersebut.

    Mulamula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada

    penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga

    yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah

    binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian.

    Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke

    XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat

    dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata

    mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan

    pemindahan darah (transfusi darah).

    Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya

    tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah

    (transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita-

    penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr.

    Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebabsebab kematian yang dulu akibat dari

    transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat yang

    dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh

    tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan

  • larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Erythrocyt diluar

    tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum

    ditransfusikan kedalam tubuh penderita.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan

    clotting time ini yaitu :

    a. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui golongan darah.

    b. Agar mahasiswa mengetahui pembagian golongan darah.

    c. Agar mahasiswa mengetahui akibat-akibat yang dapat di timbulkan dari

    perbedaan Rhesus.

    d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis golongan darah yang dapat di

    donorkan.

    e. Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah anak yang

    akan dilahirkan dari seorang ibu.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di

    dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan

    darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.

    Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,

    golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid,

    2010).

    Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua

    kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia

    kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini

    disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).

    Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan

    A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis

    antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi

    darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi

    imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian

    (Rasyid, 2010).

    Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih

    dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh

    dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip

    untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O.

    Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang

    mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang

    mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),

    atau tidak sama sekali (tipe O).

    Sekitar 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif

    (Rh Positif). Pada 15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak

    digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009).

  • Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif)

    adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa

    Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya

    perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita

    Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya

    antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan

    berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%.

    Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh

    proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang

    timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari

    wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati,

    2005)

    Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh

    sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat

    dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah

    merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang

    disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam

    melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia

    Red Cross, 2008).

    Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan

    mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui

    dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus

    kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita

    , 2009).

    Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika

    darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,

    protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan

    mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel

    darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh

    resipien (Azmielvita, 2009).

  • BAB III

    METOLOGI PRAKTIKUM

    A. Waktu dan Tempat

    Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di

    Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof.

    Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari rabu 10 April

    2013, pukul 08:00-10:30 WIB

    B. Alat

    Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)

    2. Kapas

    3. Alkohol 70 %

    4. Lancet

    5. Jarum pentul

    C. Bahan

    Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Serum Anti A

    2. Serum Anti B

    3. Serum Anti AB

    4. Serum Anti D

    D. Prosedur Kerja

    Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah disediakan.

    2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan

    alkohol 70%.

    3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,

    lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.

  • 4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat

    yang berbeda sesuai nomor.

    5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu

    aduklah dengan gerakan memutar menggunakan jarum pentul. Amatilah

    apa yang terjadi.

    6. Kemudian lakukan langkah untuk ke 3 serum yang lainnya juga sampai kita

    mengetahui golongan darah orang tersebut.

    7. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain.

    Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah kami

    lakukan, data yang dapat kami ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang

    telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut kami buat dalam bentuk

    tabel sebagai berikut :

    No. Nama Anti A Anti B Anti AB Anti D

    (Rh) Ket.

    1 Yessi - + + + B+

    2 Kudrat + - + + A+

    3 Ridho - - - + O+

    4 Jenny - - - + O+

    5 Oka - + + + B+

    Ket :

    (+) : Menggumpal

    ( - ) : Melarut (tidak menggumpal)

    B. Pembahasan

    Untuk menentukan golongan darah manusia itu bisa dengan sistem

    ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem

    yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negatif.

    Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan ternyata dari

    beberapa relawan di dapatkan golongan darah mereka yaitu A+

    , B+

    , dan O+.

    Ternyata memang benar bila tetesan darah di campur dengan serum maka

    akan dapat melihat darah tersebut termasuk golongan darah apa. Sebagai

    contoh dari hasil data praktikum yang telah di lakukan untuk golongan darah

    A+

    yang dimiliki oleh Kudrat bila tetesan darahnya di campur dengan serum

    anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B maka tidak akan

  • menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D

    (Rh) maka akan menggumpal (+).

    Untuk golongan darah B+ yang dimiliki oleh Yessi bila tetesan

    darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan

    anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal

    (+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+) dan untuk golongan

    darah O+ yang dimiliki oleh Ridho dan Jenny bila tetesan darahnya di campur

    dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak

    menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D

    (Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk lebih jelasanya dalam mengetahui

    golongan darah dengan sistem ABO, tabel di bawah ini akan lebih

    menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai

    berikut :

    Anti A Anti B Anti AB Anti D (Rh) Gol. Darah

    + - + + A+

    - + + + B+

    + + + + AB+

    - - - + O+

    Ket :

    (+) : Menggumapal

    (-) : Melarut (tidak menggumpal)

    Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam

    golongan darah yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain :

    Golongan Darah Aglutinogen (anti gen)

    pada eritrosit

    Aglutinin (anti bodi)

    plasma darah

    A A B

    B B A

    AB A & B -

    O - A & B

  • - Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi

    (penggumpalan)

    - Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi

    (penggumpalan)

    - Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi

    (penggumpalan)

    - Darah + anti Rhesus = aglutinasi (terdapat anti gen) (Rhesus gol.

    Rhesus +)

    - Darah + serum alfa = aglutinasi (terdapat aglutinogen A) (gol A)

    - Darah + serum beta = aglutinasi (terdapat aglutinogen B) (gol B)

    Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak

    digunakan pun tidak apa-apa.

    Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu

    bukan hal yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu

    pewarisan dari orang tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah

    pada anak dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :

    Ayah

    Ibu O A B AB

    O O O,A O,B A,B

    A A,O O,A O,A,

    B,AB A,B,AB

    B B,O O,A

    B,AB O,B A,B,AB

    AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B.AB

  • Contoh soal penentuan dan presentase golongan darah yang akan muncul di

    anak.

    Untuk menentukan golongan darah anak yang terdiri dari golongan darah ayah

    A heterozigot dan ibu golongan darah AB, maka tentukan golongan darah

    anakanya dan presentasenya ?

    Ayah Ibu

    A AB

    IAIO X IAIB

    IAIA IAIB IAIO IBIO

    A AB A B

    Berdasarkan tabel di atas ternyata memang benar kemungkinan

    golongan darah yang akan muncul yaitu A, B, dan AB.

    Untuk presentasinya sebagai berikut :

    Gol. Darah A : 2

    4 100 % = 50%

    Gol. Darah B : 1

    4 100 % = 25%

    Gol. Darah AB : 1

    4 100 % = 25%

    Dari contoh soal ini kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan gol.

    Darah anaknya yang akan terjadi antara A, B, dan AB. Tetapi setelah

    dilakukan presentsinya kemungkinan besar gol. Darah anaknya yang akan

    terjadi yaitu golongan darah A.

    Sekitar 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan

    Rhesus Positif (Rh Positif). Pada 15% sisanya kebanyak di Eropa, yang sel-

    selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus

    negatif (Rh negatif).

    Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui

    karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang

  • tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah

    yang di antaranya adalah :

    Tabel kecocokan RBC :

    Gol. Darah

    resipien

    Donor

    O- O

    + A

    - A

    + B

    - B

    + AB

    - AB

    +

    O- x x x x x x x

    O+ x x x x x x

    A- x x x x x x

    A+ x x x x

    B- x x x x x x

    B+ x x x x

    AB- x x x x

    AB+

    Tabel kecocokan plasma :

    Resipien Donor

    O A B AB

    O x x x

    A x x

    B x x

    AB

    Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena

    adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane

    sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah

    penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Secara keseluruhan sekitar

    85% orang-orang di dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di

  • Asia dan Eropa, tetapi untuk sisanya yang 15% memiliki Rhesus negatif

    (Rh-) terutama untuk daerah Eropa yang memiliki Rhesus ini.

    Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus

    positif (Rh+) menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-),

    maka kebanyakan akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan

    anak pertamanya lahir dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya

    sering terjadi keguguran, semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang

    di kandung sama ibunya mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif

    (Rh+), dan itu sangat berbeda dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif

    (Rh-), karena perbedaan inilah yang akan membuat jadi masalah pada

    kelahiran anak.

    Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus

    positif (Rh+) dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+)

    juga. Maka tidak akan jadi masalah.

    1. Prinsip Dasar Penggolongan Darah

    a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang

    terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.

    b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang

    bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut

    Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis

    terdapat pada tubuh manusia.

    2. Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan

    antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :

    a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan

    antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody

    terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

    golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang

    dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

    b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada

    permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap

  • antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan

    darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan

    golongan darh B-negatif atau O-negatif.

    c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan

    antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen

    A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun

    dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah

    Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Ab-

    positif.

    d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,

    tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga,

    orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya

    kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor

    universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya

    dapat menerima darh dari sesama O-negatif.

    Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan

    dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan

    Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi

    imunitas tubuh.

    a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh

    positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh

    negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif.

    b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif

    tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

    c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka

    aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak

    membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan

    mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.

  • d. Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat

    terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh

    positif

    1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar

    antigen Rh positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk

    menolak antigen tersebut.

    2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan

    selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran

    darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi

    yang mengalaminya akan terlahir anemia.

    3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi

    berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah

    melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber Rh positif, maka

    anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi

    lawannya.

  • BAB V

    KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil

    praktikum yang telah kami lakukan tentang penentuan golongan darah.

    Bahwa dengan melakukan praktikum ini kami lebih banyak mengetahu

    bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang memiliki dua

    sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan sistem

    Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-).

    Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan

    dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta),

    dan Anti D (Rhesus). Selain itu kami juga banyak mengetahui golongan darah

    mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki

    yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita

    yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan

    janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki

    Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://biologimoelaporan29.blogspot.com/2013/02/praktikum-golongan-

    darah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013

    http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah di akses pada hari sabtu tanggal

    1 Juni 2013

    http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/ di akses pada hari sabtu

    tanggal 1 Juni 2013

    http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68871-1%20BioMed-

    Cara%20Memeriksa%20Golongan%20Darah.html di akses pada hari sabtu

    tanggal 1 Juni 2013

  • LAMPIRAN