laporan fisiologi kelompok b2

40
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MODUL KARDIOVASKULAR Disusun Oleh : Kelompok Praktikum B2 Umi Nurrahmah I1011131009 Rizka Ristanti I1011131011 Muhammad Irfan I1011131014 Putri Sondang Pasaribu I1011131017 Muhammad Ihsanuddin I1011131025 Fida Alawiyah I1011131027 Antony Halim I1011131029 Melianai Fransiska Andita I1011131032 Rina Rostiana I1011131039 Eka Yustriana I1011131059

Upload: muhammad-irfan

Post on 18-Dec-2015

146 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIMODUL KARDIOVASKULAR

Disusun Oleh :Kelompok Praktikum B2

Umi NurrahmahI1011131009Rizka RistantiI1011131011Muhammad Irfan I1011131014Putri Sondang PasaribuI1011131017Muhammad IhsanuddinI1011131025Fida AlawiyahI1011131027Antony HalimI1011131029Melianai Fransiska AnditaI1011131032Rina RostianaI1011131039Eka YustrianaI1011131059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSistem kardiovaskular atau sistem peredaran darah merupakan sistem organ yang berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh. Yang mana zat makanan tersebut berguna bagi pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak serta beraktivitas. Pada mudigah manusia cadangan makanan yang dimiliki sangat terbatas, sehingga mengandalkan pembentukan cepat sistem sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu untuk menyerap dan menyebarkan pasokan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan jaringan yang sedang berkembang.1Sistem sirkulasi manusia memiliki tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Ketiga komponen tersebut memiliki peranan serta fungsi masing-masing dalam menjalankan sistem sirkulasi.1 Jantung merupakan organ yang berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Pembuluh darah sediri berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh. Sedangkan darah merupakan medium pengangkut tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan seperti oksigen, karbondioksida, nutrien, zat sisa, elektrolit dan hormon yang akan diangkut jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.1Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang. Selain dua hal tersebut, biasanya dapat dilakukan pengukuran kolestrol dalam darah, yakni dengan mengukur rasio LDL atau kolestrol jahat terhadap HDL atau kolestrol baik, serta pemeriksaan tes doppler.2 Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri poplitea, arteri temporalis, arteri apical, serta arteri tibialis posterior.2 Sedangkan tekanan darah merupakan gaya yang ditumbulkan oleh darah terhadap satuan luas dunding pembuluh darah (arteri). Tekanan darah ini harus adekuat untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah, namun tekanan ini tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menmbulkan kerja tambahan bagi jantung.2Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tekanan darah dan denyut nadi merupakan indikator mudah pada sistem kardovaskular seseorang. Pada praktikum ini akan dilakukan penilaian tekanan darah serta denyut nadi pada berbagai macam perlakuan, untuk mengetahui berbagai macam faktor yang mempengaruhuinya.1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Intruksional Umum1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri manusia.2. Melakukan tes peningkatan tekanan daah dengan pendinginana (Cold-pressor Test).3. Menilai hasil Cold-presor Test seseorang.4. Melaksanakan tes keanggupan kardiovaskular cara Harvard.5. Melaksanakan tes kesanggupan kardiovaskular (YMCA Three-Minute Step Test).6. Menilai kesanggupan kardiovaskular seseorang.1.2.2. Tujuan Perlakuan Khusus1. Menerangkan peredaan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring, duduk dan berdiri.2. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darahpada ketiga sikap tersebut diatas.3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja otot.4. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot.5. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.6. Mengukur tekanan darah arteri brakhialis selama perangsangan.7. Menentukan waktu pemulihan tekanan darah arteri brakhialis.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan arteri darah pada manusiaTekanan darah arteri seperti yang kita ketahui tekanan dalam tubuh manusia terbagi menjadi tekanan darah vena dan tekanan darah arteri. Tekanan darah arteri adalah tekanan yang terjadi pada pembuluh darah arteri dan merupakan proses utama dalam mengedarkan darah ke seluruh jaringan tubuh. Tekanan darah dalam tubuh manusia biasanya diukur berdasarkan dua ukuran. Itulah kenapa ketika mengukur tekanan darah kita akan mendapati dua angka seperti 90/80. Angka tersebut sebenarnya menunjukan 2 tekanan darah yang terjadi dalam pembuluh darah manusia. Angaka pertama dalm ukuran tekanan darah merupakan tekanan darah atas atau tekanan sistolik (Redaksi, 2012). Tekanan sistolik adalah tekanan darah arteri yang diakibatkan oleh aktivitas jantung ketika melakukan pemompaan darah. Sedangkan angka kedua pada ukuran tekanan darah menunjukan tekanan bawah atau tekanan distolik. Tekanan ini menunjukan tekanan pada jantung ketika jantung beristirahat diantara proses pemompaan darah.3

a. Tekanan darahTekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung didalam pembuluh darah compliance atau distensibilitas dinding pembuluh darah (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri sama dengan volume yang keluar dari arteri selama periode yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari ventrikel, sementara hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus keluar dari arteri, didorong oleh recoil elastic. Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama diastole disebut tekanan sistolik, adalah 120 mmHg. Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir sewaktu diastol disebut tekanan diastolik, rerata adalah 80 mmHg. Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mmHg sewaktu diastol nemun tekanan arteri tidak turun hingga 0 mmHg karena terjadi kontraksi berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar dari sistem arteri.1b. Tekanan nadiDenyut yang dapat dirasakan disebuah arteri yang terletak dekat dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini disebut tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan nadi adalah 40 mmHg (120 mmHg 80 mmHg).1

2.2 Kelainan tekanan darah Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis yaitu tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah. Kedua tekanan darah ini terjadi ketika ketika tekanan darah arteri melebihi atau kurang dari tekanan darah yang normal pada manusia yaitu 90/60 sampai 120/80 mmHg. Tekanan darah rendah biasanya kurang dari 90/60 mmHg. Walaupaun sering diabaikan tapi tekana darah rendah juga bisa mengakibatkan kerusakan pada fungsi organ vital dalam tubuh. Hal ini disebabkan tekanan darah arteri dan vena terlalu lemah untuk menyebarkan oksigen atau nutrisi ke seluruh jaringan organ tubuh. Sehingga organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara normal.3

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah2.2.1 Faktor Jenis KelaminTerdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardioaskuler. Dibandingkan dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa ventriel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio, yang mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri yang lebih rendah, kemampuan complince aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian mekanisme vasodilatasi. Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek protektif estrogen dan mungkin dapat menjelaskan mengapa pada wanita premenopause memiliki resiko lebih rendah menderita penyakit kardiovaskular. Tetapi, setelah menopause perbedaan jenis kelamin tidak akan berpengaruh pada kemungkinan terderitanya penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya jumlah estrogen pada wanita yang sudah menopause.2.2.2 Faktor GravitasiTekanan darah akan meningkat dengan 10 mmhg setiap 12 cm di bawah jantung karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama.

2.4 Tes YMCAYMCA step test merupakan salah satu jenis tes untuk mengukur ketahanan jantung dan paru saat melakukan aktivitas fisik. YMCA step test adalah test untuk mengukur ketahanan sistem kardiovaskular, dengan melakukan aktifitas latihan fisik selama 3 menit.4Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling mudah dipantau yang memperlihatkan baik respon segera terhadap olahraga maupun adaptasi jangka panjang terhadap program olahraga teratur. Sewaktu seseorang melakukan gerakan badan, sel-sel otot aktif menggunakan lebih banyak oksigen untuk menunjang peningkatan energy mereka. Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak darah beroksigen ke otot. Jantung beradaptasi terhadap olahraga teratur dengan intensitas dan durasi yang cukup, dengan meningkatkan kekuatan dan efisiensinya, sehingga ia dapat memompa lebih banyak darah perdenyutnya. Peningkatan kemampuan memompa itu menyebabkan jantung tidak perlu berdenyut lebih cepat untuk memompa darah dalam jumlah tertentu seperti sewaktu sebelum olahraga teratur.5Peran utama sistem sirkulasi (kardiovaskular) dalam latihan fisik adalah meningkatkan cardiac output. Peningkatan ini bertujuan untuk meningkatkan suplai O2 dan zat nutrisi ke sel otot serta membawa CO2 dan sisa metabolisme lain dari jaringan otot. Selain itu sistem sirkulasi juga mengangkut hormone-hormon untuk mengatur keseimbangan osmotik cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan pengaturan panas. Berbagai mekanisme kardiovaskular dan pernapasan harus bekerja secara terpadu untuk memenuhi O2 jaringan aktif dan mengeluarkan CO2 beserta panas saat melakukan aktivitas fisik. Perubahan sirkulasi meningkatkan aliran darah ke otot, sambil mempertahankan sirkulasi yang adekuat di bagian tubuh lain. Selain itu, ambilan O2 dari darah di otot yang bekerja akan meningkat sehingga jumlah O2 tambahan akan tersedia dan sebagian panas serta kelebihan CO2 dapat dikeluarkan.6Skala pengukuran denyut jantung dalam YMCA step test adalah sebagai berikut:4

2.5 Harvard Step TestTes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi dan atau mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu ukuran yang bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. Semakin cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.7Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa lelah. Subjek (orang yang meelakukan tes) melangkah naik dan turun pada papan setinggi 45 cm. jumlah langkah yaitu 30 langkah permenit dalam 5 menit atau sampai subjek kelelahan. Kelelahan adalah ketikaa saat subjek tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya dalam 15 detik. Subjek didudukkan dan merupakan akhir dari tes, dan denyut jantungnya kemudian dihitung dalam 1 sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3 sampai 3,5 menit. Kelebihan dan Kekurangan Tes Harvada. Kelebihan Tes Harvard1. Peralatannya sederhana2. Mudah untuk dilakukan 3. Dapat dikelola sendirib. Kekurangan Tes Harvard1. Tingkat stres tinggi1. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak1. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (HR)

Adaptasi Akut Kardiovaskuler Pada Kerja FisikAdaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalamadaptasi akut dan kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja dilakukan dan adaptasikronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode program latihan fisik. Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan mengakibatkan teijadinya mekanisme penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung kepada usia, suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang terlibat selama kerja fisik tersebut.Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke jaringan yang aktif termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebut beberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :1. Frekuensi denyut jantung1. Curah jantung 1. Volume sekuncup (Stroke Volume)1. Arus darah1. Tekanan darahGerak badan yang sangat berat merupakan stress yang dihadapi oleh sistem sirkulasi normal, karena aliran darah khususnya di dalam otot meningkat sampai 20 kali lipat dan juga karena massa otot rangka yang semakin besar dalam tubuh. Ada 3 efek utama yang timbul selama gerak badan, penting bagi sirkulasi untuk memberikan aliran darah sangat banyak yang diperlukan otot, antara lain peningkatan curah jantung, pencetusan susunan saraf simpatis, dan peningkatan tekanan arteri. Selama olahraga, otot- otot berkontraksi dan mengalami pemendekan, sehingga terjadi penekanan pada pembuluh vena menyebabkan aliran darah ke jantung meningkat. Selain itu, aliran darah total ke otot dapat menjadi lebih besar karena pembuluh darah mengalami vasodilatasi akibat berkurangnya oksigen di dalam jaringan otot (pembuluh darah tidak dapat mempertahankan kontraksinya). Karena itu saat melakukan aktivitas berat, frekuensi inspirasi lebih besar daripada ekspirasi sebagai bentuk adaptasi akan kebutuhan oksigen yang meningkat.8Selama melakukan kerja, distribusi curah jantung disesuaikan untuk menunjang peningkatan aktivitas fisik tersebut. Persentase curah jantung yang mengalir ke otot rangka dan jantung meningkat, sehingga lebih banyak O2 dan nutrient yang disalurkan untuk menunjang peningkatan kecepatan konsumsi ATP di kedua jaringan tersebut. 1,7Pada permulaan gerak badan, stimulus-stimulus tidak hanya dikirimkan dari otak ke otot untuk menimbulkan kontraksi otot tetapi juga dari otak ke dalam sistem saraf simpatis. Secara bersamaan, stimulus parasimpatis ke jantung dilemahkan. Karena itu, jantung dirangsang untuk sangat meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan pemompaan, selain itu, semua pembuluh darah dari sirkulasi perifer berkontraksi kuat kecuali pembuluh di dalam otot yang aktif, yang sangat melebar oleh efek vasodilator dari otot itu sendiri. Jadi jantung dirangsang untuk menyuplai peningkatan darah yang diperlukan oleh otot-otot tersebut dan aliran darah melalui kebanyakan daerah bukan otot untuk sementara waktu dikurangi.1,7Pencetusan simpatis secara besar-besaran di seluruh tubuh selama beraktivitas dan vasokonstriksi meningkatkan tekanan arteri, kecuali pembuluh darah di dalam otot yang berkontraksi. Bila seseorang melakukan aktivitas dalam keadaan sangat tegang tetapi hanya menggunakan beberapa otot saja, reaksi simpatis masih terjadi di seluruh tubuh tetapi vasodilatasi hanya terjadi di beberapa otot saja, sehingga peningkatan tekanan arteri sangat besar. Akan tetapi, bila orang yang melakukan kerja seluruh tubuh, kenaikan tekanan arteri tidak terlalu besar karena vasodilatasi yang terjadi, di dalam massa otot yang besar.1,7Persentase curah jantung yang mengalir ke kulit meningkat sebagai cara untuk menyalurkan kelebihan panas yang dihasilkan otot ke permukaan tubuh untuk dieliminasi. Peningkatan persentase aliran darah ke otot rangka dan jantung diimbangi oleh penurunan persentase curah jantung ke organ lain. Hanya besar aliran darah ke otak yang tidak berubah pada saat terjadi penyesuaian distribusi curah jantung ketika berolahraga. Salah satu penyebab peningkatan curah jantung adalah arus balik vena (vena return) yang mana di pengaruhi oleh 3 faktor antara lain, pompa respirasi, pompa otot rangka, dan saraf simpatis. Pompa respirasi akan mempengaruhi tekanan intra abdomen yang akan menyebabkan penurunan tekanan vena cava inferior sehingga meningkatkan laju aliran balik vena. Pompa otot rangka terjadi saat otot-otot rangka borkontraksi sehingga terjadi penekanan terhadap vena yang berada di otot tersebut dan karena vena memiliki katup sehingga darah hanya mengalir menuju jantung karena penekanan otot tersebut. Pada pengaruh saraf simpatis, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya saat seseorang berkativitas berat maka saraf simpatis akan bekerja lebih banyak, sehingga terjadi vasokontriksi vena yang akan menyebabkan peningkatan kecepatan arus vena menuju jantung. Ketiga hal tersebut terjadi saat seseorang melakukan aktivitas berat, sehingga akan menyebabkan peningkatan isi sekuncup (stroke volume) yang meningkatkan curah jantung (cardiac output).8

BAB IIIMETODELOGI

3.1 Tekanan Darah3.1.1 Alat dan Bahan1. Sfigmomanometer air raksa2. Stetoskop3. Metronome3.1.2 Cara Kerja1. Lakukan tes ini minimal pada 2 probandus2. Probandus berbaring telentang dengan tenang selama 5 menit3. Selama menunggu pasang manset sfigmanometer pada lengan atas probandus4. Setelah 5 menit, ukur tekanan darah probandus sebanyak 2 kali5. Catat hasil. Hitung rata-rata tekanan darah.6. Tanpa melepas manset, probandus duduk selama 3 menit.7. Setelah tiga menit, hitung tekanan darah sebanyak 2 kali. 8. Catat hasil. Hitung rata-rata tekanan darah.9. Tanpa melepas manset, probandus berdiri selama 3 menit.10. Setelah tiga menit, hitung tekanan darah sebanyak 2 kali. 11. Catat hasil. Hitung rata-rata tekanan darah12. Tanpa melepas manset, probandus berlari di tempat dengan frekuensi 120 loncatan/menit selama 2 menit. Segera setelah selesai, probandus disuruh duduk dan ukur tekanan darahnya13. Catat hasil pengukuran.3.2 Tekanan Darah dengan Cold Pressure Test3.2.1 Alat dan Bahan1. Sfigmomanometer dan stetoskop2. Stopwatch3. Wadah berisis air + es4. Thermometer kimia

3.2.2 Cara kerja1. Lakukan tes ini minimal pada 2 probandus2. Probandus berbaring tenang selama 5 menit3. Selama menunggu, pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas probandus.4. Setelah 5 menit ukur tekanan darah probandus sebanyak 2 kali5. Tanpa membuka manset, masukkan tangan kiri probandus ke dalam wadah berisis air es sampai pergelangan tangan6. Hitung tekanan darah pada menit pertama dan kedua.7. Catat hasil pengukuran

3.3 YMCA3.3.1 Alat dan Bahan1. Bangku setinggi 12 inchi2. Metonom (frekuensi 96x/menit)3. Stopwatch3.3.2 Cara kerja1. Lakukan tes ini minimal pada 2 probandus2. Probandus menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan detakan metronom dengan frekuensi 96x/menit3. Probandus menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada waktu detakan metronome4. Pada detakan berikutnya (detakan kedua), kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga probandus berdiri tegak di atas bangku5. Siklus tersebut diulang selama 3 menit tanpa berhenti6. Segera setelah itu, probandus disuruh duduk, kemudian hitung dan catat frekuensi denyut nadi selama 1 menit

3.4 Harvard Test3.4.1 Alat dan Bahan1. Bangku setinggi 18 inchi2. Metronome (frekuensi 120x/menit)3. Stopwatch

3.4.2 Cara kerja1. Lakukan tes ini minimal pada 2 probandus2. Probandus menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan detakan metronome dengan frekuensi 120 kali per menit3. Probandus menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada waktu detakan metronome4. Pada detakan berikutnya (detakan kedua), kaki lainnya dinaikkan ke bangku sehingga probandus berdiri tegak di atas bangku5. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai probandus tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit6. Hitung dan catat berapa lama probandus mampu melakukkannya dengan menggunakan stopwatch7. Segera setelah itu, probandus disuruh duduk, kemudian hitung dan catat frekuensi denyut nadi selama 30 detik, kemudian pada menit ke 1, ke 2 dan ke 3 setelah naik turun bangku

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tekanan darah4.1.1 HasilKondisiProbandus 1Probandus 2

Berbaring (5 menit)75/50 mmHg110/60 mmHg

Duduk (3 menit)90/70 mmHg110/75 mmHg

Berdiri (3 menit)100/80 mmHg130/90 mmHg

Lari ditempat ( 2 menit)110/65 mmHg140/70 mmHg

4.1.2 PembahasanPraktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan tekanan arteri brachialis pada sikap berbaring, duduk, berdiri dan setelah lari ditempat. Probandus yang melakukan praktikum ini sebanyak 2 orang laki-laki. Yang mana masing-masing probandus melakukan sikap atau posisi secara bersamaan. Sikap yang dilakukan adalah berbaring selama 5 menit kemudian diukur tekanan darah probandus, setelah itu duduk selama 3 menit diukur lagi tekanan darah dari probandus, selanjutnya probandus berdiri selama 3 menit dan diukur lagi tekanan darahnya serta yang terakhir probandus lari ditempat selama 2 menit lalu diukur lagi tekanan darahnya. Pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebanyak 2 kali yang mana akan dihitung rata-ratanya.Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, terdapat perbedaan tekanan pada setiap sikap yang dilakukan oleh probandus satu maupun probandus dua. Perbedaan yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor gravitasi, yang mana tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmHg setiap 12 cm di bawah jantung karena pengaruh gravitasi. Di atas jantung, tekanan darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdir, maka tekanan darah systole adalah 210 mmHg di kaki tetapi hanya 90 mmHg di otak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama.Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung.a. BerbaringKetika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% -- 60% VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup; hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut).9b. DudukSikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen.10 Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.11 Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak 11c. BerdiriBerdiri Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.9 Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup9Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan menjadi berkurang.10d. Lari ditempatPercobaan kali ini didapatkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada posisi sebelumnya baik dari probandus 1 maupun 2. Hal ini disebabkan oleh proses kontraksi jantung, otot memerlukan pasokan oksigen yang banyak untuk memenuhi kebutuhan energi. Darah berfungsi menyuplai O2 untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, curah jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi melalui peningkatan aliran darah. Selain itu, perangsangan impuls simpatis menyebabkan vasokontriktor pembuluh darah pada tubuh kecuali pada otot yang aktif, terjadi vasodilatasi. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah akan meningkat setelah melakukan aktivitas fisik seperti lari-lari kecil ditempat. Selain itu, sewaktu otot-otot berkontraksi, otot tersebut menekan pembuluh darah dari pembuluh perifer ke jantung dan paru-paru. Sehingga akan meningkatkan curah jantung.12

4.2 Tekanan Darah dengan Cold Pressure Test4.2.1 Hasil NoKondisiWaktu (menit)Tekanan Darah (mmHg)

Probandus 1Probandus 2

1.Berbaring5110/65110/60

2.Cold Pressure1120/90160/90

2130/80140/100

4.2.2 Pembahasan Praktikum ini, kami mengukur tekanan darah pada kondisi tangan dimasukkan ke dalam air es bersuhu 4oC. Pada percobaam diatas terlihat bahwa tekanan darah sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostasis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada di bawah temperatur yang lebih rendah, maka pembuluh-pembuluh darah akan mengalami penyempitan (vasokontriksi), terutama pembuluh darah perifer. kemudian meningkatkan tekanan balik ke jantung melalui vena yang yang menyebabkan peningkatan volume sukuncup. Peningkatan volume sukuncup dapat meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah meningkat. Selain itu tujuan adanya vasokonstriksi pembuluh darah tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokontriksi tersebut berdampak pada peningkatan naiknya tekanan darah sistol dan diastol.Kemungkinan lain, yang menyebabkan tekanan praktikan meningkat adalah sebelum praktikan memasukkan tangan kedalam air es bersuhu 4oC tersebut, praktikan merasa takut dan grogi akan dinginnya air es yang merendami tangannya sehingga tekanan darah praktikan meningkat.Disamping itu adanya respon stress yang dialami praktikan pada saat tangannya dimasukkan ke dalam air es bersuhu 4oC juga mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah praktikan. Suhu yang dingin ini akan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu diseksresinya hormon adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskular termasuk peningkatan pembuluh darah.13

4.3 Tes YMCA4.3.1 Hasil YMCA (12)Probandus 1 (OP1)Probandus 2 (OP2)

1 menit10090

4.3.2 PembahasanPraktikum YMCA ini dilakukan oleh dua OP dengan umur yang sama namun dengan bobot tubuh yang berbeda. Hasil YMCA pada praktikum ini di dapatkan OP1 mendapat nilai lebih tinggi yaitu sebesar 100 (Average / Rata-rata), sedangkan pada OP2 nilai YMCA yang di dapatkan adalah 90 (Above Average / di atas rata-rata). Hasil YMCA ini di dapatkan berdasarkan perhitungan denyut nadi OP selama 1 menit setelah dilakukan tes. Seseorang yang memiliki aktivitas yang banyak, VO2 maksimal akan berkurang secara perlahan. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan menaiki dan menuruni bangku setinggi 12 inci akan menyebabkan peningkatan dari kebutuhan jantung akan oksigen. Pada saat melakukan aktivitas fisik terjadi berbagai respon pada tubuh, salah-satunya adalah respon kardiovaskular. Ada beberapa hal yang terjadi saat melakukan aktivitas fisik, antara lain: vasodiatasi yang terjadi akibat peningkatan konsumsi oksigen, menyebabkan aliran darah kapiler meningkat dan resistensi perifer menurun. Sehingga terjadi peningkatan aliran balik vena dan terjadi peningkatan laju pernapasan yang mendorong darah ke vena cava dengan pompa pernapasan. Sedangkan curah jantung juga meningkat akibat peningkatan aliran balik vena dan refeks atrial. Stimulasi simpatis juga terjadi yang menyebabkan peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung. Peningkatan denyut jantung terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan akan aliran darah, pengaruh simpatis ini menyebabkan peningkatan frekuensi pembentukkan potensial aksi yang menyebabkan kecepatan denyut jantung meningkat. Peningkatan kontaktilitas jantung menyebabkan stroke volume dan heart rate meningkat yang mengakibatkan cardiac out put-nya juga meningkat.Aktivitas fisik juga dapat menyebabkan peningkatan dari kebutuhan jantung akan oksigen., karena jantung tidak akan dapat mengambil lebih banyak oksigen tambahan dari pembuluh-pembuluuhnya untuk menunjang aktivitas metabolik. Pada saat terjadi peningkatan kerja jantung yang juga meningkatkan kebutuhan oksigennya, maka terjadi peningkatan peningkatan aliran darah ke sel-sel otot jantung yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen.Faktor yang dicurigai berperan besar terhadap perbedaan nilai yang di dapat antara kedua OP adalah postur dan komposisi tubuh. Yang mana OP 1 memiliki postur dan komposisi tubuh lebih besar dibandingkan dengan OP 2. Seseorang yang memiliki lemak dengan persentasi tinggi memilki konsumsi oksigen maksimum yang lebih rendah, sehingga setelah aktivitas fisik ia akan berusaha menaikan volume oksigen yang akan menaikkan pula denyut nadi. Sedangkan pada seseorang yang memiliki massa otot yang lebih padat dan kuat, volume oksigen maksimum akan lebih tinggi. Sehingga jika seseorang dapat mengurangi lemak dalam tubuhnya, maka konsumsi oksigen maksimal akan bertambah tambahan latihan.14Faktor lain yang diduga berpengaruh pada hal ini adalah faktor latihan / olah raga. Dengan latihan daya tahan yang sistematis, akan memperbaiki konsumsi oksigen maksimal dari 5% hingga 25%. Dengan konsumsi oksigen yang lebih baik akan membuat denyut jantung pada saat olahraga lebih stabil. Pada keadaan ini, OP 2 lebih banyak beraktivitas fisik jika di bandingkan dengan OP 1. Karena sebelum dilakukannya tes YMCA ini OP 2 juga telah melakukan aktivitas fisik berupa harvard tes, sehingga pada OP 2 denyut nadi lebih stabil yang membuat hasil YMCA pada OP2 lebih rendah dibandingkan dengan OP1.Setelah aktivitas fisik, tubuh akan melakukan proses homeostasis dengan cara mengaktifkan kerja sistem saraf parasimpatis yaitu dengan cara menurunkan kecepatan heart rate dan kontraktilitas otot jantung sehingga mengakibatkan stroke volume dan cardiac output menurun.14

4.4 Harvard Step test4.4.1 HasilWaktuProbandus 1 (355)Probandus 2 (244)

0-30 detik4140

1 menit -1,5 menit3233

2 menit-2,5 menit3029

Total103102

Probandus 1Level of fitness= 30000 (pulse1 + pulse2 + pulse3)= 30000 103= 291 (excellent)IKB =T x 100

2( N1+N2+N3)

= 114 (Sangat Baik)

Probandus 2 Level of fitness= 30000 (pulse1 + pulse2 + pulse3)= 30000 102= 294 (excellent)IKB =T x 100

2( N1+N2+N3)

= 80 (Baik)

4.4.2 PembahasanPada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.9Harvard Step Test adalah tes untuk mengukur ketahanan kardiovaskuler seseorang dengan metode naik turun tangga dengan irama yang telah ditentukan menggunakan metronom. Dari percobaan Harvard Step Test, dapat ditentukan indeks kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Indeks kesanggupan badan dipengaruhi oleh waktu selama probandus mampu terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya.9,15Saat beraktivitas (dalam hal ini naik turun bangku harvard) tekanan darah dan denyut akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan oksigen yang meningkat pada saat beraktivitas, secara otomatis aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh semakin banyak, sehingga tekanan darah menigkat, atau dengan kata lain sirkulasi peredaran darah di dalam tubuh lebih cepat dari biasanya. Kemudian hal tersebut juga disebabkan karena keelastisitasan dinding aliran darah di pengaruhi oleh otot yang membungkus arteri dan vena sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Oleh karena itu, agar kebutuhan tersebut terpenuhi, maka curah jantung meningkat. Peningkatan curah jantung tersebut menyebabkan darah akan lebih banyak dipompakan melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah, dan akhirnya juga berdampak pada kecepatan tekanan darah arteri dan denyut nadi meningkat.16Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan IKB probandus 1 sangat baik yaitu 114, dan IKB probandus yaitu 80 (baik). Hal Ini berarti kedua probandus ini memiliki kesanggupan badan yang masih tergolong baik dan menandakan bahwa oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh mencukupi.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Kondisi atau sikap yang berbeda dapat mempengaruhi tekanan darah pada seseorang dan faktor lainnya yang mempengaruhi tekanan darah adalah umur, jenis kelamin, gaya gravitasi, aktivitas fisik dan lain-lain2. Tekanan darah sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es, akibat dari mekanisme homeostatis tubuh.3. OP1 mendapat nilai lebih tinggi yaitu sebesar 100 (Average / Rata-rata), sedangkan pada OP2 nilai YMCA yang di dapatkan adalah 90 (Above Average / di atas rata-rata. Hal ini dipengarui oleh faktor umur, berat badan serta aktivitas fisik.4. IKB probandus 1 sangat baik yaitu 114, dan IKB probandus yaitu 80 (baik). Hal Ini berarti kedua probandus ini memiliki kesanggupan badan yang masih tergolong baik dan menandakan bahwa oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh tubuh mencukupi.5.2 SaranPraktikum yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, namun diperlukan probandus lebih banyak agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan dan lebih teliti lagi dalam mengukur tekanan darah serta pemanfaatan waktu yang digunakan supaya bisa optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. Jakarta : EGC, 2012.2. Saladin, Ken. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third Edition. McGraw-Hill.2003.3. Redaksi, 2012, Tekanan Darah Arteri, http://indobeta.com/tekanan-darah-arteri/3456/, diakses tanggal 38 November 2012.4. ACSM's resource manual for Guidelines for exercise testing and prescription / American College of Sports Medicine ; senior editor, Jeffrey L. Roitman ; section editors, Matt Herridge ... [et al.]. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, c2001.5. Sherwood, L.,2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, alih bahasa Brahm U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6. Ganong, Willia F.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC7. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC8. Silverthorn DU. Human physiology: An Intergrated approach. 6thEd. San francisco : Pearson Education, Inc; 20049. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC; 200210. Guyton,Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta.11. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.12. Guyton, Arthur.2006.Ed. 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier Saunders. 13. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia; dari Sel ke Sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2011.14. Mohrman D, Jane H. Cardiovascular Physiology. Edisi ke-6. USA: McGraw-Hill Companies, Inc: 2006. P.185-203.15. Johson B, Nelson J. Practical Measure Evolution In Physical Education. New York: Macmilan Publishing Company; 201016. Guyton A, Hall J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: ECG; 2008.

24