cente web viewayat ini turun sekitar tahun 620 m, ... medis, bahkan juga senjata api dan granat...

12
Ayat ini turun sekitar tahun 620 M, hampir 7 tahun setelah Kerajaan Persia mengalahkan Byzantium tahun 613-614. Kekalahan ini mengakibatkan Byzantium mengalami kerugian yang sangat besar sehingga saat itu tampaknya tidak mungkin akan bangkit. Dengan kekalahannya di Antioch tahun 613, Persia mengambil alih kekuasan di Damaskus, Sisilia, Tarsus, Armenia, dan Jerusalem. Kehilangan Jerusalem tahun 614 sangat berbekas bagi rakyat Byzantium karena tempat sucinya dikuasai oleh Persia. Selain itu bangsa Avars, slav, dan Lombards menjadi ancaman bagi kerajaan Byzantium. Bangsa Avar telah mencapai dinding Contantinopel. Melihat hal itu, Raja Heraclius memerintahkan emas dan perak dikumpulkan dalam gereja dan dilebur menjadi uang untuk membiayai perang. Ini saja belum cukup lalu mereka menggunakan perunggu untuk membuat uang. Banyak gubernur membangkang terhadap perintah Heraclius, sehingga saat itu Byzantium di ujung tanduk kehancuran. Mesopatamia, Cicilia, Syria, Palestina, mesir, dan Armenia, yang sebelumnya dikuasai oleh Byzantium, telah jatuh ke Persia. Singkat cerita, semua orang meramalkan bahwa Byzantium pasti akan hancur. Akan tetapi ayat Quran yang turun kemudian meramalkan bahwa Byzantium akan kembali menang/berjaya dalam kurun 3 sampai 9 tahun. Menurut orang Arab jahiliyah saat itu, prediksi itu sangat mustahil. Seperti prediksi-prediksi Quran lainnya, kemenangan Byzantium menjadi kenyataan . Dalam tahun 622 M, Heraclius mendapat sejumlah kemenangan dan menguasai Armenia. Pada bulan Desember 627 M, kedua pasukan bertempur di dekat Nineveh, sekitar 50 km sebelah timur sungai Tigris, di Bagdad. Pertempuran ini lagi-lagi dimenangkan oleh pasukan Byzantium. Beberapa bulan kemudian Persia terpaksa menandatangani kesepakatan dengan Byzantium untuk mengembalikan daerah-daerah yang diambilnya. Suatu informasi yang terungkap dengan turunnya surat ar-Rum itu

Upload: phamliem

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Ayat ini turun sekitar tahun 620 M, hampir 7 tahun setelah Kerajaan Persia mengalahkan Byzantium tahun 613-614. Kekalahan ini mengakibatkan Byzantium mengalami kerugian yang sangat besar sehingga saat itu tampaknya tidak mungkin akan bangkit. Dengan kekalahannya di Antioch tahun 613, Persia mengambil alih kekuasan di Damaskus, Sisilia, Tarsus, Armenia, dan Jerusalem. Kehilangan Jerusalem tahun 614 sangat berbekas bagi rakyat Byzantium karena tempat sucinya dikuasai oleh Persia. Selain itu bangsa Avars, slav, dan Lombards menjadi ancaman bagi kerajaan Byzantium. Bangsa Avar telah mencapai dinding Contantinopel. Melihat hal itu, Raja Heraclius memerintahkan emas dan perak dikumpulkan dalam gereja dan dilebur menjadi uang untuk membiayai perang. Ini saja belum cukup lalu mereka menggunakan perunggu untuk membuat uang. Banyak gubernur membangkang terhadap perintah Heraclius, sehingga saat itu Byzantium di ujung tanduk kehancuran. Mesopatamia, Cicilia, Syria, Palestina, mesir, dan Armenia, yang sebelumnya dikuasai oleh Byzantium, telah jatuh ke Persia.

Singkat cerita, semua orang meramalkan bahwa Byzantium pasti akan hancur. Akan tetapi ayat Quran yang turun kemudian meramalkan bahwa Byzantium akan kembali menang/berjaya dalam kurun 3 sampai 9 tahun. Menurut orang Arab jahiliyah saat itu, prediksi itu sangat mustahil.

Seperti prediksi-prediksi Quran lainnya, kemenangan Byzantium menjadi kenyataan . Dalam tahun 622 M, Heraclius mendapat sejumlah kemenangan dan menguasai Armenia. Pada bulan Desember 627 M, kedua pasukan bertempur di dekat Nineveh, sekitar 50 km sebelah timur sungai Tigris, di Bagdad. Pertempuran ini lagi-lagi dimenangkan oleh pasukan Byzantium. Beberapa bulan kemudian Persia terpaksa menandatangani kesepakatan dengan Byzantium untuk mengembalikan daerah-daerah yang diambilnya.

Suatu informasi yang terungkap dengan turunnya surat ar-Rum itu adalah soal daerah yang saat itu tidak diketahui oleh seorang manusia pun: mereka akan dikalahkan di daerah terendah di muka bumi. Bahasa Arabnya adalah adna al-ard, banyak yang menterjemahkan sebagai daerah terdekat. Ini bukanlah makna tulisan, melainkan sebuah tafsiran. Kata adna diturunkan dari kata dani (rendah) , yang artinya daerah rendah. Sehingga adna al-ard berarti tempat terendah di muka bumi, yaitu di daerah Laut Mati. Maha Suci Allah.. daerah terendah itu baru diketahui setelah ditemukannya alat-alat pengukur di jaman modern ini.

Tiga negara yang membatasi daerah laut Mati adalah Jordania, Palestina, dan Syiria. Kedalaman daerah di sekitar laut mati adalah 394.6 m (1269 ft) di bawah permukaan laut. Di kedalaman 40 m kadar garam Laut Mati mencapai 300 gram garam/kilogram air laut. Orang bisa membaca sambil tiduran di air laut karena berat jenis Laut Mati lebih besar dibanding BJ manusia.

Perang Merebut Kota Konstantinopel ; Turki Ottoman VS Byzantium Empire

Profil Byzantium

Kekaisaran Byzantium merupakan pecahan dari kekaisaran Romawi pada masa Justianus (527-565), wilayahnya mencakup sebelah timur Romawi, Yunani, Semenanjung Balkan, Asia Barat, Mesir dan sebagian Italia.

Nouve Rome, Constantinoupolis atau Constantinopel adalah ibukota Byzantium. Kota ini dikelilingi oleh tembok-tembok besar yang kokoh, disebut juga sebagai tembok Konstantin.

Berbeda dengan Romawi, agama resmi Byzantium adalah Nasrani. Setelah jatuhnya Romawi, kekaisaran Byzantium menjadi pelindung bagi wilayah Eropa Barat dari orang-orang Barbar, yaitu Bangsa Slavia Utara, Kaum Nomad di Rusia Selatan, para penunggang kuda Kirghizia, dan Bangsa Hun. Namun ancaman utamanya adalah Kekaisaran Ottoman.

Mehmet IILahir dengan nama Muhammad Al Fatih di Edirne, sebuah kota perbatasan antara Yunani dan Bulgaria. Ia adalah keturunan dari Beyazid I. Ayahnya seorang Sultan Kekaisaran Ottoman bernama Sultan Murad II, dan ibunya Huma Hatun.

Spoiler for Turki Ottoman:

Kekaisaran Turki Ottoman didirikan oleh bangsa keturunan mongol. Mereka berasal dari dinasti Saljuk. Dengan kaisar pertamanya Beyazid I.

Selagi dalam kandungan, seorang guru spiritual pernah mengatakan kepada Murad II, bahwa Tuhan telah mentakdirkan anaknya sebagai penakluk Constantinopel. Hal ini membuat Murad II semakin giat mengajarkan anaknya lmu perang, matematika, agama, bahasa Arab, Persia dan Turki.

Pada usia 11 tahun, Al Fatih hijrah dari Edirne menuju Amsya, bersamaan dengan meletusnya Perang Salib antara pasukan Serbia-Hunggaria dengan Turki Ottoman. Dalam pertempuran ini, Murad harus rela kehilangan Nis, Sofia, Wallachia dan Varna berikut tahta kesultanannya. Secara otomatis, Al Fatih bergelar Mehmet II menjadi sultan boneka bagi Eropa.

Perang VarnaBeberapa tahun kemudian, Mehmed II membujuk ayahnya untuk kembali berperang. Berbekal Pasukan Turki berjumlah 60.000 personil, lengkap dengan para pemanah, pasukan berkuda dan kesatuan yanisari, mereka siap menyerang pasukan Salib yang berjumlah 20.000 orang. Pasukan Salib merupakan pasukan koalisi dari Hunggaria, Jerman, Bosnia, Kroasia, Serbia, Bulgaria, Wallachia dan Ukarina, dipimpin oleh John Hunyadi.

Spoiler for ilustrasi perang Varna:

Dalam perang ini, meskipun kehilangan 20.000 prajuritnya Turki Ottoman tampil sebagai pemenang, Sedangkan Pasukan Salib kehilangan 13.000 prajurit, berikut salah seorang panglima terbaiknya, Vladislav (ayah dari Vlad Staples). Mehmet II mempersilahkan ayahnya untuk kembali menjadi sultan.

Kemenangan ini mengangkat rasa percaya diri prajurit Ottoman untuk menyerang Constantinopel. Mereka merasa mendapat suntikan kekuatan baru, terkhusus bagi Mehmet II, beliau semakin giat mempelajari ilmu pengetahuan dan strategi perang. Setelah ayahnya mangkat. Ia naik tahta sebagai sultan untuk yang kedua kalinya.

Strategi sebelum menaklukan Constantinopel

1. Mehmet II tidak mau melakukan kesalahan seperti yang pernah dialami para pendahulunya. Ia banyak mencari informasi mengenai kota tua Constantinopel di berbagai literature. Sampai akhirnya ia menemukan satu mitos, rakyat Constantinopel percaya, bahwa mereka dilindungi oleh kekuatan dari bulan purnama.

2. Mendatangkan para ahli senjata dan logam untuk membuat Orban.

Spoiler for Orban:

Orban adalah meriam berukuran super besar. digunakan untuk menggempur benteng Konstantin yang terkenal kokoh. Konon untuk mengangkut meriam ini membutuhkan ratusan orang dengan reload hingga seminggu.

3. Menyiapkan 250.000 pasukan yang telah dilatih selama bertahuntahun, dengan Pasukan Yanisari di garda depan.

Spoiler for Yanisari: Pasukan terlatih Kesultanan Ottoman:

Keanggotaan yanisari berasal dari para tawanan perang, setelah memeluk agama Islam, mereka di latih menjadi prajurit-prajurit elite. Sebagai pasukan khusus, mereka dibekali dengan kemampuan tempur, medis, bahkan juga senjata api dan granat tangan.Perekrutan Yanisari sangat bersifat rahasia, bahkan pada keluarganya sekalipun, kecuali anak laki-laki yang diwariskan.keanggotaan Yanisari dari sang ayah. Kerahasiaan ini tetap di jaga sampai ajal menjemput. Yanisari di pimpin langsung oleh sultan, dan hanya sultan saja yang mengetahui identitas asli mereka

4. Melakukan berbagai perjanjian dengan Negara-negara lawan, agar tidak saling menyerang selama pertempuran Turki Ottoman-Byzantium.

5. Mehmet berpendapat, bahwa kota Rumeli yang terletak di selat Bosporus. Antara asia dan Eropa merupakan tempat yang strategis untuk menyiapkan pasukan. Terutama untuk pelayaran. Dengan menaklukan kota ini maka akan sangat membantu untuk menaklukan Constantinopel.

Jalannya peperangan

6 April 1453: Mehmet II sampai di pintu gerbang Constantinopel. Dia berorasi untuk membakar semangat prajuritnya, bahwa kemenangan Ottoman tinggal selangkah lagi, dan di sambut oleh teriak gemuruh dari para prajurit Ottoman. Sebaliknya tentara Byzantium juga semakin memperkuat barisan.

Spoiler for ilustrasi kaisar dan pengepungan benteng constantine:

7 April 1453: Mehmet II Membagi angkatan daratnya menjadi tiga lapis. Garda depan adalah pasukan infanteri dan yanisari. Sedangkan lapisan dua dan tiga adalah pendukung. Sebagian mereka adalah pasukan artileri. Sementara Angkatan Laut disiagakan sebanyak 400 kapal perang,dengan dengan Meriam Orbannya.

Pertempuran akhirnya di mulai, tapi pertahanan Constantinopel terlalu kuat untuk di tembus. Di Tanduk Mas, kapal-kapal perang Ottoman mulai karam menabrak rantai-rantai besi besi yang di pasang mengelilingi Constantinopel. Angkatan laut Ottoman berusaha keras untuk mematahkan rantai-rantai tersebut, namun tidak berhasil.

Situasi semakin buruk dengan datangnya bala bantuan Byzantium dari angkatan laut Negara-negara Eropa Barat. Angkatan laut Turki semakin terdesak, Mehmet II mengganti Panglima Lautnya, Palta Oglu diganti oleh Laksamana Hamzah Pasha

Spoiler for ilustrasi pertempuran darat:

Spoiler for ilustrasi pertempuran laut:

18 April 1453: Turki ottoman berhasil menghancurkan benteng pertahanan Constantinopel yang berada di Lembah Lycos. Kaisar Constantin melakukan penawaran dengan memberikan daerah-daerah jajahan lain kepada Turki sebagai ganti Constantinopel, tapi Mehmet menolak, sebaliknya ia menawarkan perlindungan bagi seluruh warga Byzantium, termasuk kepada Constantin sendiri.

Selama satu bulan penyerangan belum ada hasil yang dicapai. Namun menjelang berakhirnya Bulan Purnama, Sultan mendapat ide untuk menarik kapal-kapal perangnya ke daratan.

Awalnya, ide ini dijalankan setengah hati oleh para prajurit, mereka menganggap sultan mereka telah gila karena tidak berhasil melakukan serangan laut. Namun sultan menjelaskan, selama ini kekuatan prajurit Constantinopel berasal dari keyakinan akan adanya kekuatan bulan purnama. Dan sekarang, bulan purnama telah lewat. Kapal-kapal itu akan ditarik dengan menggunakan kayu gelondongan dan