buku_pengalaman belajar lapangan keperawatan keluarga

33
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN KEPERAWATAN KELUARGA Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga. Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang menyediakan asuhan keperawatan pada keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Asuhan keperawatan kelurga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan pada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkankemampaun keluarga dalam: 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga 2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga. 3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan / atau yang membutuhkan bantuan/ asuhan keperawatan 4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat menunjang kesehatan keluarga 5. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat seperti puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga yang rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga Proses asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses pemecahan masalah yang sistematis yang digunakan saat melakukan asuhan keperawatan keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga terdiri atas pengumpulan data (pengkajian), analisis data, menentukan prioritas masalah, merumuskan diagnosis, menentukan rencana tindakan dan evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks yang menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu anggota keluarga. Tahapan proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut. Pengkajian Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses keperawatan. Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus dari keluarga yang dibinanya untuk

Upload: gekrislandi

Post on 16-Feb-2015

131 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN KEPERAWATAN KELUARGA

Asuhan Keperawatan KeluargaKeluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan, dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga.

Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang menyediakan asuhan keperawatan pada keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Asuhan keperawatan kelurga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan pada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkankemampaun keluarga dalam:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit,

mempunyai gangguan fungsi tubuh dan / atau yang membutuhkan bantuan/ asuhan keperawatan

4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat menunjang kesehatan keluarga

5. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat seperti puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga yang rawan kesehatan yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

Proses Asuhan Keperawatan KeluargaProses asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses pemecahan masalah yang sistematis yang digunakan saat melakukan asuhan keperawatan keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga terdiri atas pengumpulan data (pengkajian), analisis data, menentukan prioritas masalah, merumuskan diagnosis, menentukan rencana tindakan dan evaluasi.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks yang menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu anggota keluarga. Tahapan proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.

Pengkajian Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses keperawatan. Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus dari keluarga yang dibinanya untuk mendapatkan data tentang keluarga. Data yang dikumpulkan mencakup data subjektif dan objektif.

Pada tahap pengkajian perawat perlu mengidentifikasi data demografi, genogram, sosio-kultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stres dan strategi koping yang digunakan keluarga, serta tugas perkembangan keluarga. Sedangkan pengkajian terhadap individu anggota keluarga mencakup pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.

Pada proses asuhan keperawatan keluarga, pengkajian dibagi menjadi dua tahap atau yang dikenal dengan penjajakan tahap 1 dan penjajakan tahap 2. Penjajakan tahap 1 adalah tahap pengumpulan data dasar keluarga secara keseluruhan dan komponen yang berkaitan dengan kesehatan keluarga. Penjajakan tahap 1 dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mencakup struktur keluarga, genogram dan sifat keluarga, faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, faktor-faktor lingkungan serta riwayat kesehatan dan riwayat medis dari anggota keluarga. Format pengkajian keluarga dan penjelasan penggunaan format pengkajian keluarga dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.

Penjajakan tahap 2 adalah tahap pengumpulan data yang lebih berfokus pada respons keluarga terhdap masalah kesehatan yang dialami. Penjajakan tahap 2 dilakukan untuk mengetahui bagaimana keluarga dapat melakukan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang aktual, risiko/risiko tinggi. Wellness/ potensial yang dialami

Page 2: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

keluarga pada waktu penjajakan tahap 1. Data ini menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas-tugas kesehatan. Perhatian utama dari perawat pada tahap penjajakan kedua, adalah penentuan kesanggupan keluarga melaksanakan tugas-tugas kesehatan menghadapi masalah-masalah kesehatan.

Ada dua macam sumber data yang diperoleh dari pengkajian yaitu data primer (data yang berasal dari keluarga) dan data sekunder (data lain yang bukan dari keluarga seperti catatan kesehatan klien dan keluarga, hasil pemerikasaan, dll). Metode yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik.

Observasi adalah cara mengumpukan data dengan menggunakan pancaindera. Dengan observasi langsung perawat dapat mengetahui keadaan keluarga, sikap dan perilaku keluarga, keadaan fisik dari setiap anggota keluarga, komunikasi atau pola bahasa yang diharapkan atau boleh dipakai, peranan dari setiap anggota keluarga termasuk pola pengambilan keputusan, serta keadaan di rumah dan lingkungan.

Wawancara dilakukan dengan anggota keluarga/orang lain yang dapat dipercaya mengenai keadaan dan pengalaman keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan serta petugas kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan saat wawancara adalah menerima keberadaan keluarga apa adanya, membantu keluarga agar merasa aman dan nyaman, memberi kesempatan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya, bersikap menghargai keluarga, dan dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti keluarga.

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan secara head to toe (dari ujung kepala sampai ujung kaki) atau dengan menggukan sistem tubuh. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

Perumusan MasalahPerumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan keluarga terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan/atau tanda/gejala. Masalah adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami keluarga atau anggota keluarga. Penyebab adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Tanda/gejala adalah sekumpulan data objektif dan subjektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab. ANALISIS DATA KEPERAWATAN KELUARGA

DATA DIAGNOSI KEPERAWATAN

DS:

DO.

1.

DS:

DO.

2.

DS:

DO.

3.

Gambar 2-1 Contoh format analisis data keperawatan keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik aktual, risiko ataupun potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda dan gejala (PES).

Diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu diagnosi keperawatan aktual, risiko/risiko tinggi, dan potensila/wellness.

1. Diagnosis aktual, menunjukkan keadaan yang nyatadan sudah terjadi pada saat pengkajian di keluarga. Contoh: Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada Ibu N di keluarga Bp. T yang berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan tuberkulosis (TBC).

Page 3: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

2. Risiko/risiko tinggi, merupakan masalah yang belum terjadi pada pengkajian, namun dapat menjadi masalah aktual bila tidak dilakukan tindakan pencegahan dengan cepat. Contoh: Risiko gangguan konsep diri: harga diri rendah pada An. Untuk di kelurga Bp. P yang berhubungan dengan ketidakmampuan memodifikasi lingkungan psikologi untuk mendukung kesehatan anggota keluarga.

3. Potensial/wellness, merupakan proses pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis potensial dapat dirumuskan tanpa disertai etiologi. Contoh: Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (ibu M) di keluarga Bp. B.

Penetapan prioritas masalahDalam satu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978). Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian masalah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing-masing krriteria memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran/alasan penentuan skala tersebut.

Tabel 2-1 Skala untuk menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978)

NO

KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

1 Sifat masalah Skala: AktualRisiko Potensial/wellness

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubahSkala: Mudah

SebagianTidak dapat

210

2

3 Potensial masalah untuk dicegahSkala: Tinggi

Cukup Rendah

321

1

4 Menonjolnya MasalahSkala: Segera

Tidak Perlu segeraTidak dirasakan

210

1

Kriteria pertama: Sifat masalah dengan skala aktual (skor 3), risiko (skor 2), dan wellness (skor 1) dengan bobot 1. Pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi, atau ke arah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

Kriteria kedua: Kemungkinan masalah dapat diubah dengan skala mudah (skor 2), sebagaian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan bobot 2. Pembenaran ditunjang dengan data pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang ada), sumber daya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga), sumber daya perawat (pengetahuan, keterampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat, dan sokongan masyarakat).

Kriteria keempat: Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi keluarga dalam melihat masalah yang ada. Untuk lebih jelasnya skala dalam menentukan prioritas dapat dilihat dalam Tabel 2-1.

Page 4: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria kemudian kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus berikut untuk menetapkan nilai masalah. Skor dibagi`angka tertinggi dikali bobot, jumlahkan skornya. Skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih dahulu.

Skor× BobotSkala tertinggi

=Nilaimasalah

Contoh penetapan masalahKeluarga Bp. Untuk (62 tahun terdiri dari Ibu R (50 tahun) memiliki 3 orang anak yang semuanya menikah dan tingal terpisah. BP. Untuk sudah satu tahun sering mengeluh aakit kepala dan tengkuk terasa sakit. BP. Untuk mengalami kebiasaan merokok satu bungkus/hari dan minum kopi 3 gelas/hari, serta menyukai makanan yang bersantan dan asin. BP. U tida pernah berolahraga. Selama sakit ia hanya minum obat dari warung dan tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan seperti Puskesmas karena takut biaya yang mahal. Ibu R sangat memikirkan kondisi kesehatan BP. U tetapi ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk merawat bp. U. Hasil pemeriksaan fisik pada saat dilakukan kunjungan rumah oleh perawat, didapatkan data : tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 88kali/menit, frekuensi pernapasan 24kali/menit, dan suhu tubuh 370C.

Keadaan rumah sangat kotor. Perabotan rumah berantakan, banyak air tergenang di bekas ban dan kaleng bekas minuman. Tampak baju bergelabtungan di sudut-sudut ruangan. Bp. Untuk dan Ibu R tidak pernah tahu tentang penyakit yang diderita Bp. Untuk dan belum mendapat informasi bagaimana cara melakukan perawatan pada Bp. U. Jarak Puskesmas dengan rumah keluarga Bp. Untuk sekitar 500 m yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan angkutan umum.

Tabel 2-2 Prioritas Masalah.NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN1 Sifat Masalah:

Aktual 3/3x1=1 Masalah dikatakan aktual karena sudah terjadi ditandai

dengan nyeri kepala dan sakit pada tengkuk, TD: 160/100, keluarga belum melakukan perawatan karena belum mendapatkan informasi.

2 Kemungkinan masalah dapat diubah; Sebagian

½ x 2 = 1 Keluarga belum mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita Bp. U dan cara perawatannya. Untuk mengatasi masalah ini dapat menggunakan obat tradisional yang terjangkau. Sumber daya keluarga kurang karena Bp. U sudah tidak bekerja, tetapi Bp. U dan Ibu R masih dapat beraktifitas tanpa dibantu. Perawat memiliki pengetahuan, keterampilan, serta waktu yang memadai untuk membantu keluarga mengatasi masalah. Jarak pelayanan kesehatan dapat ditempuh dengan mudah.

3 Potensial masalah untuk dicegah: Cukup

2/3 x 1 = 2/3 Bp. U sudah lansia dan menderita keluhan sudah setahun. Kebiasaan merokok dan minum kopi membutuhkan waktu cukup lama untuk mengubahnya. Ibu R memiliki keinginan yang tinggi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Bp. U. Perawat memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut.

4 Menonjolnya masalah: Segera

2/2 x 1 = 1 Ibu R memiliki keinginan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan Bp. U. dan keluarga merasakan bahwa sakit kepala yang diderita Bp. U adalah suatu masalah yang perlu untuk diatasi.

Jumlah 3 2/3Diagnosis dari kasus di atas adalah sebagai berikut. 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri kepala pada Bp. U di keluarga Bp. U yang

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga lansia dengan hipertensi.

Page 5: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

2. Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat di keluarga Bp. U yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang sehat.

Prioritas masalah dengan menggunakan skala prioritas untuk diagnosis gangguan rasa nyaman: nyeri kepala pada Bp. U di keluarga Bp. U yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga lansia dengan hipertensi seperti pada Tabel 2-2.

PerencanaanPerencanaan adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus, criteria, rencana tindakan, dan standar untuk menyelesaikan masalah keperawatan keluarga berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penyusunan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. Penetapan tujuan meliputi tujuan umum dan khusus, serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.

Tujuan umum adalah bagian dari perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai penyelesaian masalah yang berorientasi pada masalah keperawatan (problem). Tujuan khusus adalah bagian dari perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai pada penyelesaian masalah yang berorientasi pada penyebab masalah (etiologi).

Kriterian dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria adalah suatu hasil yang secara rasional mampu dicapai keluarga dalam menyelesaikan maslah kesehatan keluarga ataupun memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Standar adalah tolak ukur pencapaian hasil intervensi keperawatan terhadap masalah keperawatan atau kebutuhan kesehatan keluarga, apakah hasilnya telah sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama KK: __________________________

No. Dignosis Keperawatan

Tujuan Umum

Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi

Setelah…..x pertemuan, keluarga mampu: 1. ……..

1.1. ………

1.2. …...dst

2. ……..2.1. …

……2.2. …

…dst

1.1. ………

1.2. ……dst

2.1. ……dst.

Gambar 2-2 Contoh Format Perencanaan Keperawatan Keluarga.

Pelaksanaan Pelaksanaan adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan keluarga berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur spesifik yang terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan kesehatan, konseling, kontrak, manajemen kasus, kolaborasi dan konsultasi.

Partisipasi aktif keluarga adalah suatu pendekatan asensial yang dimasukkan didalam setiap strategi pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dengan melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah, mendiskusikan, serta memutuskan pendekatan yang paling tepat untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Penyuluhan kesehatan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan pada keluarga tentang pemeliharaan kesehatan/perawatan dengan tujuan memberikan dukungan terhadap perilaku sehat atau mengubah perilaku yang tidak sehat.

Page 6: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Konseling adalah suatu bantuan interaktif yang diberikan perawat sebagai konselor dan klien yang ditandai dengan komponen penerimaan, empati, ketulusan dan kesesuain melalui berbagai teknik aktif/pasif yang berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan klien yang terganggu.

Kontrak adalah persetujuan kerja yang dibuat dua orang atau lebih antara perawat dan keluarga dalam melaksanakan rangkaian perawatan kesehatan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi sehingga keluarga terlibat dalam menyelesaikan masalah yang merupakan tanggungjawabnya. Di dalam kontrak juga dicantumkan tujuan yang hendak dicapai dan tanggungjawab dari anggota-anggota yang terlibat.

Menajemen kasus adalah strategi dan proses pengambilan keputusan klinis atau proses untuk penentuan, pengintegrasian, dan pemantauan kebutuhan klien yang kompleks, yang meliputi partisipasi aktif klien, orientasi holistik, orientasi perawatan diri, koordinasi dan penggunaan berbagai pelayanan kemanusiaan yang efisien.

Kolaborasi adalah perawatan yang diberikan oleh sejumlah tenaga profesional dalam bidang perawatan/ kesehatan yang bekerja sama untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.

Konsultasi adalah kegiatan memberi nasihat atau pelayanan/ bantuan kepada keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan tertentu.

Pelaksanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat, dan pemerintahan setempat. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal di bawah ini.

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan dengan cara memberi informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara mengidentifikasi konsekuaensi bila tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

3. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga dalam melakukan perawatan.

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungna menjadi sehat yaitu dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.

Evaluasi Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan perawat dengan melihat respons keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional. Subjektif (S) adalah hal-hal yang ditemukan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan (mis. Keluarga mengatakan nyerinya berkurang). Objektif (O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan (mis. Berat badan naik 1 kg dalam 1 bulan ). Analisa (A)adalah analisis dari hasil yang telah di capai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.Perencanaan (P) adalah perencanaan yang akan datang setelah mlihat respons keluarga pada tahap evaluasi. Tahap evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangakan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Page 7: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan KeluargaPengalaman belajar lapangan (PBL) untuk mata ajar keperawatan keluarga merupakan bentuk program pembelajaran lapangan yang dilaksanakan dengan melakukan pembinaan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sebagai bentuk implementasi asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan di luar kampus/rumah sakit.

Tujuan PBL Keperawatan Keluarga Tujuan pelaksanaan program pembelajaran lapangan mata ajar keperawatan keluarga adalah sebagai berikut. Setelah melaksanakan PBL diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan pada keluarga yang meliputi : a. Mengidentifikasi data yang diperlukan.b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai c. Menganalisis data yang diperlukan d. Menentukan kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diperlukane. Menentukan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan berdasarkan

kriteria tertentu2. Merencanakan asuhan keperawatan keluarga dan program keperawatan keluarga dalam

rangka mengembangakan kemampuan keluarga untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada keluarga.

4. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan membuat tindak lanjut pelaksanaan rencana keperawatan sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan proses asuhan keperawatan keluarga.

5. Melakukan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan dengan menggunakan konsep keperawatan keluarga.

6. Mendemostrasikan karakteristik peran seorang profesional seperti akuntabilitas berpikir kritis, belajar mandiri, keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, dan kepemimpinan.

Strategi Pelaksanaan PBL Keperawatan Keluarga Program PBL mata ajar keperawatan keluarga dimulai dengan penyusunan kompetensi/target ketrampilan yang harus dicapai mahasiswa dalam PBL mata ajar keperawatan keluarga oleh koordinator mata ajar/penanggungjawab mata ajar di institusi pendidikan setempat. Kompetensi dibuat berdasarkan kurikulum pendidikan D III keperawatan.

Target kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam pelaksanaan PBL keperawatan keluarga adalah sebagai berikut. Setelah melaksanakan PBL diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan pada keluarga yang meliputi : a. Mengidentifikasi data yang diperlukan.b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai c. Menganalisis data yang diperlukan d. Menentukan kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diperlukane. Menentukan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan dan keperawatan berdasarkan

kriteria tertentu2. Merencanakan asuhan keperawatan keluarga dan program keperawatan keluarga dalam

rangka mengembangakan kemampuan keluarga untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan.

3. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada keluarga.

4. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan membuat tindak lanjut pelaksanaan rencana keperawatan sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan proses asuhan keperawatan keluarga.

5. Melakukan pendokumentasian proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan dengan menggunakan konsep keperawatan keluarga.

Page 8: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

6. Mendemostrasikan karakteristik peran seorang profesional seperti akuntabilitas berpikir kritis, belajar mandiri, keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif, dan kepemimpinan.

Setelah kompetensi dibuat, koordinator mata ajar melakukan koordinasi dengan tim pengajar dan pimpinan institusi pendidikan untuk menentukan waktu, tempat, pembimbing praktik, anggaran, dan strategi pelaksanaan. Hasil koordinasi tersebut dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembuatan program PBL mata ajar keperawatan keluarga oleh koordinator mata ajar.

Lamanya waktu pelaksanaan PBL mata ajar keperawatan keluarga ditentukan dari jumlah satuan kredit semester (SKS) yang ada. Untuk mata ajar keperawatan keluarga, jumlah SKS PBL adalah 1 SKS. Sehingga lamanya waktu pelaksanaan adalah 1 SKS x 4 jam x 18 minggu = 72 jam/ semester. Jika 1 hari lamanya praktik sama dengan 6 jam, maka 72 jam/ semester diperlukan waktu praktek sama dengan 72 jam/ semester : 6 jam/ hari sama dengan 12 hari/ semester. Sedamgkan untuk menentukan kapan pelaksanaan PBL tersebut, disesuaikan dengan kalender akademik pada masing-masing institusi pendidikan.

Tempat/wilayah binaan yang dapat dijadikan sebagai lahan praktik dalam PBL ini yaitu tempat yang telah ditentukan oleh Suku Dinas Kesehatan ketika institusi tekah membuat suatu perjanjian kerja sama dalam penyelengaraan praktik mahasiswa. Institusi juga dapat menentukan sendiri tempat yang akan dijadikan lahan praktik, kemudian melakukan kerja sama dengan pihak terkait yaitu aparat pemerintahan serta Suku Dinas Kesehatan setempat.

Pembimbing praktik diutamakan dosen pengampu mata ajar keperawatan keluarga yang berasal dari institusi pendidikan setempat. Jumlah dosen pembimbing disesuaikan dengan jumlah peserta didik, dengan rasio 1:5. Jika dosen pembimbing dari tim pengampu tidak mencukupi, maka dapat dibantu dibantu dari tim pengampu mata ajar lain yang memiliki kemampuan dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga. Selanjuitnya institusi pendidikan membuat Surat Keputusan (SK) pembimbing praktik yang dilengkapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pembimbing.

Anggaran kegiatan program PBL terdiri dari biaya honorarium, transport, pertemuan pembimbing, dan jasa penggunaan lahan praktek sesuai dengan perjanjian kerja sama. Angaran dibuat sesuai dengan kebijakan institusi pendidikan setempat.

Strategi pelaksanaan program PBL diawali dengan pelaksanaan kontrak program oleh koordinator mata ajar dengan pihak puskesmas yang ada dilahan praktik. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat melakukan kontrak program adalah tujuan, waktu, tempat, jumlah mahasiswa, target kompetensi, strategi pelaksanaan praktik, sistem koordinasi, penentuan keluarga yang akan dibina, pembimbing yang akan mendampingi mahasiswa pada saat praktik, program pusksemas yang ada terutama yang terkait dengan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Kontrak program juga dilakukan oleh koordinator mata ajar dengan tim pembimbing dan peserta didik.

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok,setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang di bimbing oleh satu orang pembimbing. Peserta didik akan melakukan pembinaan terhadap satu keluarga binaan yang di tentukan oleh pihak puskesmas. Penentuan kasus untuk keluarga binaan dapat diambil dari catatan kesehatan yang ada di puskesmas, ibu kader, atau pada saat keluarga melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau posyandu.

Selanjutnya dengan diantar pembimbing, kader atau petugas kesehatan dari puskesmas, peserta didik akan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan proses keperawatan keluarga. Setelah kontrak dengan keluarga dilakukan, peserta didik akan melakukan kunjungan rumah untuk membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang ada.

Persiapan yang dilakukan oleh peserta didik dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah nurse kit, format pengkajian serta laporan pendahuluan. Pada saat melakukan kunjungan keluarga, peserta didik memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah, menginformasikan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kedatangan perawat untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga, menciptakan suasana atau hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga, dan menggunakan bahasa yang sederhana.

Page 9: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga
Page 10: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

FORMAT PENILAIN UJIAN SUPERVISI KELUARGA (40%)(Supervisi Ke-1:20% dan supervisi ke-2:20%)

Nama mahasiswa :__________________________Nim :__________________________

No Aspek yang dinilaiNilai

1 2 3 4I

II

III

IV

FASE PERKENALANA. Kunjungan Pertama

Memperkenalkan Diri, Mendiskusikan Kontrak Hubungan Perawat Keluarga (Seperti Tujuan Dan Harapan, Lama Hubungan, Frekuensi Kunjungan, Lama Suatu Kunjungan), Ciptakan Situasi Yang Menyenangkan, Kunjungan Berikutnya.

B. Membina SalamMembina salam penghargaan, mendiskusikan tujuan, kunjungan yang memperhatikan perhatian / minat terhadap masalah sekarang dan saat ini dan melakukan modifikasi rencana sesuai dengan masalah yang dihadapi saat ini.

TEKNIK KOMUNIKASIBeberapa dengan sikap yang menghargai, mendengar secara aktif, memfasilitasi respon klien, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti, tanyakan jika ada persyaratan tidak jelas dan beri contoh. PENDIDIKAN KOLABORATIF (PARTNERSHIP)Sertakan klien dalam pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan, mendorong diskusi hal yang menjadi perhatian klien, hargai kemampuan klien dalam diskusi dan peran serta keluarga dalam asuhan. TERMINASIKlarifikasi hal yang telah didiskusikan dan disetujui, buat rencana yang akan datang dengan klien (Mis. Jadwal, tujuan, dan persiapan kunjungan berikutnya.

Keterangan Nilai: 4 = Semua ukuran penampilan didemonstrasikan 3 = Sebagian besar penampilan adekuat2 = Beberapa penampilan ada, tetapi ada yang tidak adekuat1 = Sebagian kecil penampilan didemonstrasikan0 = Tidak ada penampilan di atas

Jakarta, ________________________Pembimbing

( ______________ )

Mahasiswa

( _________________ )

Gambar 2-4 Contoh format penilaian superfisi keluarga

Page 11: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

JADUAL BIMBINGAN LAPORAN KASUSNo. Nama Mahasiswa Klp Bimbingan

Kasus Ke-1Bimbingan kasus ke-2

Bimbingan kasus ke-3

1 Syarah Diba I 21-6-05 23-6-05 27-6-052 Tri Lasia T I 21-6-05 23-6-05 27-6-053 Puji Lestari (III-A) I 21-6-05 23-6-05 28-6-054 Imelda Asima S I 22-6-05 27-6-05 28-6-055 Dwi Maryani I 22-6-05 27-6-05 28-6-056 Eka Fitia Sari II 21-6-05 23-6-05 27-6-057 Nur Sri Tuti II 21-6-05 23-6-05 27-6-058 Ruth II 21-6-05 23-6-05 28-6-059 Prima Yulianti II 22-6-05 27-6-05 28-6-0510 Siti Naya Bunaya II 22-6-05 27-6-05 28-6-0511 Reno Anggreni III 21-6-05 23-6-05 27-6-0512 Titik Wiarti III 21-6-05 23-6-05 27-6-0513 Yuli Arlin III 21-6-05 23-6-05 28-6-0514 Siti Rokaya III 22-6-05 27-6-05 28-6-0515 Endah Desiria III 22-6-05 27-6-05 28-6-0516 Ana Wartati IV 21-6-05 23-6-05 27-6-0517 Meyti Ramona IV 21-6-05 23-6-05 27-6-0518 Siti Maesaroh IV 21-6-05 23-6-05 28-6-0519 Sri Kartiyanti IV 22-6-05 27-6-05 28-6-0520 Desy Ria IV 22-6-05 27-6-05 28-6-0521 Desi Susanti V 22-6-05 23-6-05 27-6-0522 Neni Megawati V 21-6-05 23-6-05 27-6-0523 Putri Pertama wati V 21-6-05 23-6-05 28-6-0524 Lisnawati V 22-6-05 27-6-05 28-6-0525 Yanti Setianingsih V 22-6-05 27-6-05 28-6-05

Jakarta, Juni 2005

Panitian PBL

Gambar 2-5 Contoh jadual bimbingan laporan kasus

Dalam waktu 12 hari (2m minggu) praktik, peserta didik dapat melakukan kunjungan keluarga minimal 7 kali terdiri dari 2 kali pengkajian, 1 kali perencanaan, 3 kali implementasi, dan 1 kali evaluasi dan terminasi. Pembimbing melakukan supervisi kunjungan keluarga minimal 2 kali, yaitu 1 kali pada tahap pengkajian sampai perencanaan dan satu kali pada tahap implementasi samapi evaluasi/terminasi. Penilain kemampuan penampilan peserta didik pada saat kunjungan keluarga dilakukan pada saat pembimbing melakukan supervisi kunjungn keluarga.

Proses bimbingan laporan kasus keluarga binaan dilakukan setiap hari yang dapat dilakukan di lahan praktik maupun di institusi pendidikan. Pembimbing juga memeriksa laporan pendahuluan,

Page 12: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

LEMBAR KONSULTASILAPORAN KASUS KELUARGA BINAAN

Nama Mahasiswa : ___________________________________Nim : ___________________________________Kelompok : Rt _______ Rw ________ Keluarga _____Pembimbing :___________________________________

No.

Hari/ Tanggal

Bentuk/Materi Laporan Konsultasi

Kritik & Saran Pembimbing

Paraf Pembimbing

Gambar 2-4 Contoh lembar konsultasi laporan kasus keluarga binaan.

FORMAT PENILAIANLAPORAN KASUS KEPERAWATAN KELUARGA (30%)

Nama Mahasiswa : ___________________________________Tanggal Ujian : ___________________________________Tempat Ujian : ___________________________________

Penilaian dalam angka

4 3 2 1 0I PENGKAJIAN

A. Menetapkan data dasar yang lengkap1. Menggunakan sumber data yang sesuai2. Menggunakan metode pengumpulan data yang sesuai 3. Menggunakan data dasar yang berorientasi pada

masalah4. Menggali persepsi keluarga terhadap masalah

kesehatan 5. Mengkaji kemampuan keluarga tentang kesehatan dan

pelayanan kesehatan anggota keluarga 6. Mencatat data dasar secara

a. Sistematisb. Ringkas c. Akurat

B. Analisis dataMengidentifikasi data maladaptif yang ditemukan pada saat pengkajian yang berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki keluarga tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan .

C. Menentukan diagnosis keperawatan kesehatan keluarga 1. Menetapkan diagnosis/masalah keperawatan kesehatan

keluarga dengan data pengkajian yang akurat dan data yang mendukung dengan tepat

2. Penapisan masalah kesehatan /diagnosis sesuai kriteria3. Mencatat masalah/diagnosis keperawatan keluarga

a. Sistematisb. Ringkasc. Akurat

Page 13: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

II

III

IV

PERENCANAAN1. Menyertakan keluarga dalam membuat rencana

keperawatan 2. Merumuskan tujuan uang

a. Spesifikb. Dapat diukurc. Dapat dicapaid. Relevane. Ada batas waktu

3. Sasaran dan tujuan diarahkan pada pencapaian kemandirian keluarga dalam kesehatan dan pelayanan kesehatan

4. Mengidentifikasi intervensi keperawatan yang sesuai5. Menetapkan kriteria dan standar evaluasi

IMPLEMENTASI1. Mengikutsertakan keluarga dalam melaksanakan

intervensi2. Menggunakan teknik yang tepat dalam melaksanakan

intervensi perawatan.3. Menggunakan strategi pendidikan kesehatan4. Mencatat intervensi keperawatan dan respons keluarga

a. Sistematisb. Ringkasc. Akurat

EVALUASI1. Menyertakan keluarga dalam mengevaluasi asuhan

keperawatan keluarga 2. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan

menggunakan kriteria dan standar evaluasi3. Memodifikasi prioritas sasaran, tujuan, dan intervensi

keperawatan sesuai dengan hasil evaluasi4. Mendokumentasiakn hasil evaluasi dan perbaikan

rencanaa. Sistematisb. Ringkasc. Akurat

Total

Nilai akhir=23

Jakarta, _________________

Penilai

( ____________________)

Gambar 2-7 Contoh format penilaian laporan kasus keperawatan keluarga (lanjutan)

Dengan memberiakn masukan serta arahan kepada peserta didik sebagai persiapan kunjungan rumah yang akan dilakukan peserta didik.

Peserta didik menyerahkan laporan dengan menyertakan lembaran konsultasi laporan kasus keluarga binaan untuk mempermudah pembimbing dalam memberi informasi kepada peserta didik tentang hal-hal yang harus diperbaiki dalam pembuatan laporan. Konsultasi laporan kasus keluarga binaan dapat dilakukan minimal 3 kali selama pelaksanaan waktu praktik. Jadual konsultasi laporan dapat ditentukan oleh koordinator mata ajar.

Page 14: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

FORMAT PENILAIAN

PRESENTASI KASUS KELUARGA BINAAN (15%)

Nama Mahasiswa :______________________________________

Tanggal Ujian :______________________________________

Tempat Ujian :______________________________________

Penilaian Dalam Angka

4 3 2 1 0I

II

PENILAIAN PROFESIONAL1. Mampu menguasai perasaan, nilai, sikap, dan tingkah

laku2. Menggunakan teknik komunikasi yang tepat3. Mampu menerima kritik dan saran dalam memperbaiki

laporan kasus dengan sikap terbuka

KEMAMPUAN AKADEMIK (SCHOLARSHIP)1. Menyajikan laporan kasus keluarga binaannya secara

lengkap selama masa praktik yang telah dilaluinya2. Menyajikan data verbal dan tertulis dengan formulasi

yang baik dan mudah dimengerti3. Menggunakan tren dan isu serta konsep-konsep

keperawatan keluarga pada saat presentasi dan menjawab pertanyaan pada saat diskusi

Total Nilai

Jakarta,_______________

Pembimbing

( ______________ )

Gambar 2-8 Contoh format penilaian presentasi kasus keluarga

Page 15: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

SUPERVISI KUNJUNGAN KELUARGADAN PRESENTASI KASUS

No. Nama Mahasiswa Klp Bimbingan Kasus Ke-1

Bimbingan kasus ke-2

Bimbingan kasus ke-3

1 Syarah Diba I 21-6-05 23-6-05 27-6-052 Tri Lasia T I 21-6-05 23-6-05 27-6-053 Puji Lestari (III-A) I 21-6-05 23-6-05 28-6-054 Imelda Asima S I 22-6-05 27-6-05 28-6-055 Dwi Maryani I 22-6-05 27-6-05 28-6-056 Eka Fitia Sari II 21-6-05 23-6-05 27-6-057 Nur Sri Tuti II 21-6-05 23-6-05 27-6-058 Ruth II 21-6-05 23-6-05 28-6-059 Prima Yulianti II 22-6-05 27-6-05 28-6-0510 Siti Naya Bunaya II 22-6-05 27-6-05 28-6-0511 Reno Anggreni III 21-6-05 23-6-05 27-6-0512 Titik Wiarti III 21-6-05 23-6-05 27-6-0513 Yuli Arlin III 21-6-05 23-6-05 28-6-0514 Siti Rokaya III 22-6-05 27-6-05 28-6-0515 Endah Desiria III 22-6-05 27-6-05 28-6-0516 Ana Wartati IV 21-6-05 23-6-05 27-6-0517 Meyti Ramona IV 21-6-05 23-6-05 27-6-0518 Siti Maesaroh IV 21-6-05 23-6-05 28-6-0519 Sri Kartiyanti IV 22-6-05 27-6-05 28-6-0520 Desy Ria IV 22-6-05 27-6-05 28-6-0521 Desi Susanti V 22-6-05 23-6-05 27-6-0522 Neni Megawati V 21-6-05 23-6-05 27-6-0523 Putri Pertama wati V 21-6-05 23-6-05 28-6-0524 Lisnawati V 22-6-05 27-6-05 28-6-0525 Yanti Setianingsih V 22-6-05 27-6-05 28-6-05

Gambar 2-8 Contoh jadual supervisi kunjungan keluarga dan presentasi kasus

Pada akhir praktik, pembimbing melakukan penilaian laporan kasus untuk setiap peserta didik.

Pada pelaksanaan program PBL Mata Ajar Keperawatan Keluarga, peserta didik juga diharapkan mampu menyampaikan hasil pelakasanaan asuhan keperawatan keluarga kepada peserta didik lainnya dalam bentuk presentasi kasus keluarga binaan. Presentasi kasus tersebut dapat dilakukan di lahan praktik atau di institusi pendidikan. Presentasi kasus dapat dilakukan pada setiap tahap proses asuhan keperawatan keluarga. Setiap tahapan dipresentasikan satu kasus keluarga binaan oleh satu peserta didik. Presentasi kasus yang dilakukan oleh peserta didik akan dinilai oleh pembimbing sekaligus sebagai sarana diskusi untuk memperbaiki pelaksanaan proses asuhan keperawatan keluarga pada tahap berikutnya.

Untuk memudahkan pelaksanaan bimbingan serta supervisi kunjungan keluarga, koordinator mata ajar dapat membuat jadual bimbingan dan supervisi kunjungan keluarga, serta presentasi kasus.

Page 16: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Pada akhir pelaksanaan program PBL, setiap pembimbing melakukan rekapitulasi hasil penilaian selama proses pelaksanaan PBL. Hasil rekapitulasi nilai tersebut diserahkan kepada koordinator mata ajar paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan program PBL.

LEMBAR REKAPITULASI NILAI PBLKEPERAWATAN KELUARGA

No. Nama Mahasiswa Nilai Laporan KasusKelbin (30%)

Nilai Laporan resume kasus keluarga (15%)

Nilai Ujian supervisi ke-1 (20%)

Nilai Presentasi kasus (15%)

Jumlah nilai total (100%)

Jakarta, _________________

Pembimbing,

( ___________ )

Gambar 2-10 Contoh format rekapitulasi nilai praktik PBL keperawatan keluarga

Page 17: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Penanggungjawab/koordinator mata ajar menyusun kompetensi/target ketrampilan yang harus dicapai peserta

didik sesuai kurikulum Dengan III Keperawatan

Penanggungjawab mata ajar melakukan koordinasi dengan pimpinan institusi dan tim pengampu mata ajar untuk

menentukan waktu, tempat dosen pembimbing, strategi bimbingan, anggaran

Menghasilakan program PBL dan SK pembimbing

Penanggung jawab mata ajar melakukan kontrak program dengan pembimbing,

peserta didik, dan lahan praktik

Orientasi lahan praktik dan kasus keluarga binaan bagi peserta didik

Pelaksanaan kunjungan keluarga binaan dan penerapan proses asuhan keperawatan keluarga oleh peserta didik

Presentasi kasus keluarga binaan dan penilaian presentasi

kasus olehpembimbing

Pelaksanaan supervisi kunjungan keluarga dan

penilaian penampilan keterampilan peserta

didik dalam penerapan asuhan keperawatan

keluarga

Pelaksanaan bimbingan laporan kasus dan penilaian

laporan oleh pembimbing

Rekapitulasi penilaian hasil PBL keperawatan keluarga

Gambar 2-1 Gambaran strategi pelaksanaan PBL mata ajar keperawatan keluarga

Page 18: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

KEPERAWATAN GERONTIKPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PRODI STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lampiran 1FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

STASE KEPERAWATAN GERONTIK

A. COVER LAPORAN PENDAHULUAN1. Judul Laporan Pendahuluan: Laporan Pendahuluan……………..(Nama Penyakit)2. Logo Universitas Udayana3. Identitas Mahasiswa (Nama Lengkap, NIM, Kelas)4. Nama Institusi Pendidikan

B. ISI LAPORAN PENDAHULUANKonsep Dasar Penyakit1. Definisi / Pengertian2. Epidemiologi/ Insiden Kasus3. Penyebab/ Faktor Predisposisi dan Presipitasi4. Patofisiologi terkait dengan proses penuaan5. Pathway6. Klasifikasi (kalau ada)7. Gejala klinis8. Komplikasi 9. Pemeriksaan diagnostik/ penunjang10. Pemeriksaan fisik11. Therapy/ tindakan penanganan12. Dan lain-lain

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian (data subjektif dan objektif)2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul3. Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan keperawatan, intervensi dan rasional

tindakan

Daftar Pustaka

Page 19: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

KEPERAWATAN GERONTIKPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PRODI STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lampiran 2FORMAT PENILAIAN

PENYULUHAN

Tanggal : …………………………………………..Pembimbing : …………………………………………..Nama Mahasiswa : …………………………………………..

No.

Aspek Penilaian

BobotSkore

Nilai1 2 3 4

1 PERSIAPAN:SAP:- Latar Belakang: data-data yang diperoleh- Identifikasi masalah- Tujuan - Sasaran- Waktu dan tempat pelaksanaan- Metode/ strategi- Media - Rencana kegiatan- Metode evaluasi

30

2 PELAKSANAAN:1. Persiapan pelaksanaan

- Media - Materi - Audien

2. Pelaksanaan - Menyampaikan tujuan - Menyampaikan/ menjelaskan materi

dengan jelas dan sistematika- Menggunakan media dengan tepat- Menggunakan waktu dan metode dengan

tepat- Menggunakan bahasa yang sesuai dengan

audien- Kemampuan memberikan respon/ umpan

balik dari audien- Menyampaikan kesimpulan dan

menekankan pada hal-hal penting

50

3 EVALUASI:Kemampuan mengevaluasi diri

20

Total

Keterangan: Isilah kolom skore dengan menggunakan tanda (V) Skore:

o 1 : Kurang 3 : Baiko 2 : Cukup 4 : Sangat Baik

Nilai Akhir=Total (Skore × Bobot )

4

Penguji

( ……………………. )

Page 20: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga
Page 21: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

KEPERAWATAN GERONTIKPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PRODI STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lampiran 3FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : …………………………………………..NIM : …………………………………………..Judul LP : …………………………………………..Ruang : …………………………………………..

No.ASPEK YANG DINILAI

Skore

Jumlah 1 2 3 4

1 Pengertian, etiologi, tanda dan gejala2 Patofisiologi 3 Pathways (Pohon masalah)4 Penatalaksanaan 5 Pengkajian keperawatan6 Kemungkinan diagnosa keperawatan 7 Perencanaan/ implementasi8 Evaluasi 9 Daftar pustaka10 Pengumpulan tepat waktu

Total

Keterangan: Isilah kolom skore dengan menggunakan tanda (V) Skore:

o 1 : Kurang 3 : Baiko 2 : Cukup 4 : Sangat Baik

TOTAL NILAI=Skore × Bobot4

Pembimbing

( ……………………. )

Page 22: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN HEALTH EDUCATION

Nama : ______________________ No.Mhs : _____________________

No. Aspek Yang DinilaiSkore Bobot

(%)Nilai (%)0 1 2

A Persiapan (5)1 Kesesuaian dengan masalah 22 Adanya SAP 13 Menyiapkan alat (media) yang dibutuhkan 2B Orientasi (15)1 Memberi salam dan menyebutkan nama 52 Menyebutkan kontrak waktu dan tujuan 53 Melakukan setting tempat dan audiens 5C Pelaksanaan (65)1 HE dengan materi yang sesuai 152 HE dengan media yang tepat 203 Intonasi suara dan bahasa jelas 154 Memperhatikan audiens 15D Terminasi (10)1 Evaluasi 32 Menyimpulkan kegiatan 33 Kontrak waktu dan tujuan untuk kunjungan

akan datang4

E Dokumentasi (5)1 Mendokumentasikan dalam catatan

keperawatan 5

Total Nilai

Keteranag Skor:

0 = Tidak dilaksanakan

1 = Dilakukan tidak sempurna

2 = Melakukan dengan sempurna

Rumus Penilaian

Nilai= Jumlah nilai yang didapat2(Jumlahskor tertinggi)

Nilai Batas Lulus 75%

Jogjakarta,

Evalator

( ……………………. )

Page 23: Buku_pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan Keluarga

Format Penyusunan SAP:Kegiatan Uraian

Topik Sub topik Tempat/ waktuSasaran Latar belakangTujuan Seting tempatMedia Metode Rencana pelaksanaanPengorganisasian kelompokKisi-kisi materiPelaksanaan (Isikan rencana persiapan, proses dan efaluasi)Evaluasi Referensi