blok 1.4 minggu 1

38
LAPORAN TUTORIAL BLOK 1.4 PENCERNAAN, METABOLISME, DAN HORMON SKENARIO 1 KELOMPOK 13 B Angga Putra Perdana 1210313039 Annisa Damayanti 1210313041 Aprilia Adelina Barus 1210312040 Audry Tildha Pritami 1210312078 Elfon Lindo Pratama 1210312038 Fadhil Naufal Ammar 1210312036 Vani Morina Kasim 1210313040 Vistaria Furkano 1210312090 Diajukan untuk Memenuhi Aktivitas Diskusi Tutorial FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2013

Upload: elfonglee

Post on 20-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 1.4 Minggu 1

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1.4 PENCERNAAN, METABOLISME, DAN HORMON

SKENARIO 1

KELOMPOK 13 B

Angga Putra Perdana 1210313039

Annisa Damayanti 1210313041

Aprilia Adelina Barus 1210312040

Audry Tildha Pritami 1210312078

Elfon Lindo Pratama 1210312038

Fadhil Naufal Ammar 1210312036

Vani Morina Kasim 1210313040

Vistaria Furkano 1210312090

Diajukan untuk Memenuhi Aktivitas Diskusi Tutorial

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2013

Page 2: Blok 1.4 Minggu 1

HARI I

I. Terminologi

1. Labiopalatoschisis, adalah kelainan kongenital yang menyebabkan terdapatnya celah

dari bibir atas hingga ke langit-langit mulut (palatum).

2. Sumbing, adalah suatu cacat yang menyebabkan celah pada bibir atas akibat

deformitas pada masa gestasi dalam penyatuan bibir atas pada masa embriologi awal.

3. Esofagus, adalah saluran makanan yang berasal dari faring hingga ke lambung

sepanjang 25 cm dan terletak di belakang trakea.

4. Operasi plastik, adalah rekonstruksi bagian tubuh yang cacat dan bertujuan untuk

memulihkannya kembali, sehingga memperbaiki fungsi dari sistem organ.

II. Identifikasi Masalah

1. Apa penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan bayi Andien menderita bibir

sumbing?

2. Mengapa bayi Andien menderita bibir sumbing walaupun Andien selalu mengontrol

keadaannya secara teratur pada saat hamil?

3. Apa akibat dari bibir sumbing yang dialami oleh bayi Andien?

4. Apa tujuan dari operasi bibir sumbing pada bayi Andien?

5. Mengapa sistem pencernaan bayi Andien harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum

dilaksanakan tindakan operasi?

6. Mengapa Andien dan bayinya harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke ahli bedah

sebelum dilaksanakan tindakan operasi?

7. Apa perbedaan antara saluran dengan alat pencernaan?

8. Apakah ada hubungan antara operasi yang pernah dilakukan Andien saat ia masih

kecil dengan keadaan yang dialami bayinya saat ini?

9. Apa yang menyebabkan Andien mengalami kelainan persarafan pada ususnya saat ia

masih bayi?

10. Bagaimana cara menangani keadaan Andien saat ususnya tersebut mengalami

kelainan?

III. Analisis Masalah

1. Jika dilihat dari sisi embriologi, bibir sumbing disebabkan oleh gagalnya

menyatu beberapa bagian pada masa embriologi yaitu saat trimester pertama

kehamilan. Celah yang terbentuk pada bibir disebabkan oleh gagalnya menyatu

Page 3: Blok 1.4 Minggu 1

sebagian atau seluruh tonjol maksila (processus maksilaris) dengan tonjol hidung

(processus nasalis) medial pada satu atau kedua sisi. Celah yang terbentuk pada langit-

langit mulut (palatum durum dan palatum mole) disebabkan oleh gagalnya menyatu

lempeng-lempeng palatina.

2. Kelainan bibir sumbing yang diderita bayi Andien dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti bawaan genetik, mutasi gen, kekurangan beberapa zat, infeksi

virus Rubella pada saat kehamilan, paparan radiasi, trauma, stres emosional yang

dialami ibu dan usia ibu saat melahirkan. Dalam penelitian terbaru, terdapat gen IRF6

yang menyebabkan kelainan tersebut. Selain itu, kekurangan zat seng yang terdapat

pada sayur-sayuran, daging, dan air, kekurangan zat besi, dan asam folat juga

berpotensi menyebabkan seorang bayi menderita bibir sumbing.

3. Bayi Andien akan mengalami beberapa gangguan akibat bibir sumbing yang

diderita olehnya. Ia akan mengalami kesulitan dalam menyusui akibat adanya celah

pada bibir atas dan dapat menyebabkan infeksi pada traktus respiratorius akibat tidak

adanya palatum durum dan palatum mole. Ia juga akan berpotensi menderita otitis

media jika air susu masuk ke dalam tuba eustachius. Selain itu, bayi Andien juga akan

mengalami kesulitan dalam berbicara huruf bibir seperti huruf p, m, dan b.

4. Tujuan dari operasi yang akan dilakukan pada bayi Andien adalah untuk

mengembalikan struktur anatomi rongga mulutnya dan memulihkan kembali fungsi

dari sistem pencernaan bayi Andien. Bagian anatomi yang akan diperbaiki kembali

yaitu pada labium superior, tuberculum labialis, palatum durum, dan palatum mole.

Selain itu, lidah akan lebih mudah untuk menelan makanan dan mulut lebih mudah

untuk mengisap saat menyusui jika cavum oris bayi Andien dioperasi.

5. Sebelum tindakan operasi dilaksanakan, saluran dan alat pencernaan bayi

Andien lainnya perlu diperiksa terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mencegah

komplikasi lebih lanjut. Contohnya, apabila bayi Andien mengalami atresia esofagus,

maka ia juga akan mengalami kesulitan dalam menyusu. Air susu akan penuh pada

bagian esofagus dan akan memasuki trakea bahkan paru-paru.

6. Sebelum tindakan operasi dilaksanakan, bayi Andien juga harus dikonsultasikan

terlebih dahulu ke ahli bedah. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal yang harus

dilakukan dan diperhatikan agar bayi Andien dapat dioperasi. Bayi Andien dapat

dioperasi jika telah memenuhi rule of ten, yaitu usia bayi lebih dari 10 minggu, berat

bayi lebih dari 10 pon, dan kadar hemoglobin lebih dari 10g/dl. Operasi untuk bibir

Page 4: Blok 1.4 Minggu 1

dapat dilakukan setelah bayi Andien berusia 10 minggu sedangkan operasi pada

bagian palatum dapat dilaksanakan setelah 18 – 20 bulan.

7. Saluran dan alat pencernaan adalah dua hal yang berbeda. Saluran merupakan

tabung yang dikelilingi oleh otot dan memiliki lumen jika dilihat di bawah mikroskop.

Saluran pencernaan manusia dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus, lambung,

duodenum, jejunum, ileum, kolon, rektum, hingga anus. Selain itu juga ada saluran

buntu yang disebut dengan apendiks yang sering mengalami infeksi. Alat pencernaan

adalah struktur yang membantu fungsi pencernaan dan tidak memiliki lumen jika

dilihat di bawah mikroskop. Alat pencernaan terdiri dari gigi, lidah, kelenjar air liur,

hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pankreas.

8. Kelainan yang diderita Andien pada saat kecil tidak memiliki hubungan dengan

keadaan bayinya saat ini. Kedua penyakit tersebut adalah penyakit kongenital (cacat

bawaan sejak lahir) yaitu labiopalatoschisis dan Hirschprung. Keduanya tidak

memiliki keterkaitan karena berasal dari lapisan embrio yang berbeda.

9. Kelainan yang diderita oleh Andien disebut dengan Hirschprung. Penyakit ini

disebabkan oleh tidak adanya persarafan pada lapisan dinding usus besar yaitu antara

lapisan otot sirkular dengan lapisan otot longitudinal. Akibatnya, usus tidak bisa

berkontraksi dan terjadi pembesaran pada usus. Feses akan tertimbun di dalam kolon

untuk waktu yang lama.

10. Tindakan yang dilakukan untuk menangani keadaan Andien saat itu adalah

dengan melakukan operasi sebanyak dua kali. Usus yang tidak disarafi akan dibuang

dan selanjutnya akan ditarik untuk disambung kembali ke anus. Jika usus Andien

belum bisa ditarik, maka tindakan yang dapat dilakukan pada Andien adalah dengan

membuat lubang ke dinding perut untuk buang air besar yang disebut dengan

kolostomi.

Page 5: Blok 1.4 Minggu 1

IV. Kajian Skematik

V. Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang embriologi saluran dan alat pencernaan

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang anatomi saluran pencernaan atas dan bawah

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang anatomi alat pencernaan

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang histologi saluran pencernaan atas dan bawah

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang histologi alat pencernaan

6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan kongenital saluran pencernaan

7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan didapat saluran pencernaan

Bayi Andien Andien

Labiopalatoschisis Hirschprung

Kelainan Kongenital

EmbriologiRongga Mulut Usus

Malformasi Anatomi

Saluran Pencernaan Atas Saluran Pencernaan Bawah

Saluran Pencernaan

Persarafan

Lapisan Dinding Usus

Usus Buntu

Kelainan Didapat

LambungDuodenumJejunumIleumColonRectumAnus

Rongga MulutFaringEsofagus

Konsultasi

Operasi Plastik

Alat Pencernaan Gigi, Lidah, Hepar, Pankreas, dan Kelenjar-kelenjar

Page 6: Blok 1.4 Minggu 1

HARI II

I. Embriologi Saluran dan Alat Pencernaan

Sistem pencernaan manusia dapat dibagi atas organ digestif dan organ aksesoris

digestif. Organ digestif akan membentuk traktus digestif (saluran pencernaan). Organ digestif

dimulai dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan kolon.

Organ aksesoris digestif tidak membentuk saluran pencernaan, tetapi membantu traktus

digestif dalam mencerna makanan.

Susunan pencernaan janin mulai

terbentuk sejak minggu keempat (hari

ke-22). Mudigah melipat ke arah

cephalocaudal dan lateral, sehingga

sebagian yolk sac tercakup ke dalam

mudigah dan membentuk usus

sederhana. Usus sederhana dapat dibagi

atas usus sederhana faringeal

(pharyngeal gut), usus sederhana depan

(foregut), usus sederhana tengah

(midgut), dan usus sederhana belakang

(hindgut). Keempat bagian tersebut akan

membentuk struktur sistem pencernaan

yang berbeda-beda (Sadler, 2003: 285).

Usus sederhana faringeal dimulai

dari membran bukofaringeal hingga

divertikulum trakeobronkial. Usus

sederhana ini akan berperan penting

dalam pembentukan kepala dan leher.

Usus sederhana depan terletak di bagian

kaudal tabung faringeal meluas hingga ke tunas hati. Usus sederhana tengah berhubungan

dengan yolk sac untuk sementara dan dihubungkan oleh duktus vitelinus yang sempit. Usus

sederhana belakang meluas hingga ke membran kloaka.

Perkembangan lidah dimulai dari minggu keempat yang berasal dari lengkung faring

pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Lengkung faring pertama akan membentuk korpus

lingua. Lengkung faring kedua, ketiga, dan sebagian keempat akan membentuk radix lingua.

Gambar 1.1 Penglipatan embrio. A. Embrio presomit. B. Embrio dengan 7 somit. C. Embrio dengan 14 somit. D. Akhir bulan pertama

Gambar 1.2 Perkembangan sistem digestivus pada masa embrio. A. 4 minggu. B. 5 minggu.

Page 7: Blok 1.4 Minggu 1

Lengkung faring keempat akan membentuk epiglotis. Lidah tidak terlepas bebas dari mulut

sebab sel pada dasar mulut tidak mengalami degenerasi. Akibatnya, lidah terikat pada dasar

mulut. Pada keadaan normal, terjadi degenerasi sel yang luas, sehingga yang tersisa hanya

frenulum. Otot-otot yang terbentuk pada lidah merupakan diferensiasi dari miotom

preoksipital.

Pada minggu ke-6 dan 7, tonjol maksila memiliki ukuran yang semakin besar.

Pertumbuhan tersebut menekan tonjol nasal medial ke arah garis tengah. Sesudah itu, celah

yang ada di antara tonjol nasal medial dan tonjol maksila menyatu. Oleh karenanya, bibir atas

dibentuk oleh dua tonjol nasal medial dan dua tonjol maksila sedangkan bibir bawah dan

rahang berasal dari tonjol mandibular yang bergabung ke seberang garis tengah.

Penggabungan kedua tonjol nasal medial tidak hanya menyatu pada bagian permukaan

saja, tetapi juga pada tingkat yang lebih dalam. Struktur yang terventuk disebut dengan

segmen intermaksila. Segmen intermaksila terdiri atas komponen labial (membentuk filtrum

bibir atas), komponen rahang atas (membawa 4 gigi seri), dan komponen palatum

(membentuk palatum primer triangular). Pada minggu ke-7, tonjol palatina naik untuk

mencapai posisi horizontal di atas lidah dan bergabung membentuk langit-langit sekunder.

Penggabungan tonjol palatina inilah yang nantinya akan membentuk palatum durum dan

palatum mole.

Gigi berkembang dari

interaksi epitel-mesenkimal

antara epitel oris dengan

bubungan saraf yang berasal

dari mesenkim. Enamel

terbentuk dari ameloblast dan

terletak di atas lapisan tebal

dentin yang dihasilkan oleh

odontoblast. Sementum

dibentuk oleh sementoblast,

derivat lain dari mesenkim di

akar gigi. (Sadler, 2003: 401)

Esofagus pada traktus digestivus mulai dibentuk sejak minggu ke-4. Pada dinding

ventral usus sederhana depan, mulai terbentuk divertikulum yang disebut dengan divertikulum

trakeobronkialis. Divertikulum tersebut berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal oleh

Gambar 1.3 Pembentukan gigi. A. Tahap tunas; 8 minggu. B. Cap stage; 10 minggu. C. Bell stage; 3 bulan. D. 6 bulan

Page 8: Blok 1.4 Minggu 1

septum esofagotrakeale. Akibatnya, usus sederhana depan terbagi atas bagian ventral yang

akan membentuk primordium pernapasan dan bagian dorsal yang akan membentuk esofagus.

Pada mulanya, esofagus memiliki ukuran yang sangat pendek. Akan tetapi, esofagus

memanjang dengan cepat akibat dari gerak turun jantung dan paru-paru. 2/3 bagian atas otot

bersifat serat lintang yang berasal dari mesenkim sekitarnya dan disarafi oleh nervus vagus (n.

X). 1/3 bagian bawah otot bersifat polos dan disarafi oleh plexus splanchnicus. (2003: 291)

Pertumbuhan lambung juga dimulai dari minggu ke-4. Pada awalnya, lambung tampak

sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan. Pada perkembangan

berikutnya, kedudukan lambung mengalami perubahan karena ia berputar sepanjang sumbu

memanjang dan sumbu anteroposterior. Lambung berputar di sekitar sumbu memanjang

sebesar 90o searah jarum jam. Oleh karena itu, sisi kiri menghadap ke depan dan sisi kanan

menghadap ke belakang. Selama perputaran ini, bagian dinding belakang lambung tumbuh

lebih cepat daripada bagian depannya. Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya curvatura

major dan curvatura minor.

Pada awalnya, ujung cephalic dan kaudal lambung di garis depan. Selama

pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak ke kanan dan ke atas sedangkan

bagian cephalic bergerak ke kiri dan ke bawah. Pada tingkat perkembangan ini, lambung

terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsal dan ventral.

Perputaran di sekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsal ke kiri. Dengan

demikian, hal ini akan membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantung peritoneum di

belakang lambung. (2003: 294)

Gambar 1.4 Pembentukan esofagus. A. Akhir minggu ke-3. B dan C. Minggu ke-4

Page 9: Blok 1.4 Minggu 1

Duodenum terbentuk dari bagian distal usus sederhana depan dan bagian proksimal

usus sederhana tengah. Titik pertemuan foregut dan midgut tersebut terletak tepat di bagian

distal dari tunas hati. Pada saat lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung

seperti huruf C dan akhirnya terletak retroperitoneal.

Hati dan kandung empedu terbentuk pada pertengahan minggu ke-3 sebagai epitel

entoderm pada ujung distal foregut. Pertumbuhan ini disebut sebagai divertikulum hepatis

(tunas hati). Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan

menembus septum transversum yaitu lempeng mesoderm. Sel-sel hati menembus septum

transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran

empedu. Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung

empedu dan ductus cysticus.

Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan

v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati. Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan

Gambar 1.5 Pembentukan lambung. A, B, dan C. Perputaran lambung sepanjang sumbu longitudinal. D dan E. Perputaran lambung seanjang sumbu anteroposterior

Page 10: Blok 1.4 Minggu 1

parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris. Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer

dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transversum.

Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi

septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut. Mesoderm

septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis

dan membentuk ligamentum falciforme hepatis. Mesoderm septum transversum antara hati

dan foregut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum

gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale). Pada tepi bebas omentum minus terdapat

saluran empedu, vena porta, dan arteri hepatika.

Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritonium viscerale, kecuali

pada permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum

transversum. Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan membentuk

pars tendinosa diafragma. Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma dan tidak

pernah diliputi peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area of the liver.

Pankreas dibentuk oleh tunas pankreas dorsal dan ventral yang berasal dari epitel

entoderm duodenum. Tunas pankreas dorsal terletak di dalam mesenterium dorsal, sedangkan

tunas pankreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus. Ketika duodenum

berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pankreas ventral bergeser ke dorsal seperti

ductus choledochus bergeser ke dorsal. Akhirnya tunas pankreas ventral berada tepat dibawah

dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

Kemudian parenkim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu. Tunas

ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput pankreas. Bagian kelenjar

lainnya berasal dari tunas dorsal. Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian

distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral. Bagian proximal saluran

pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil ductus pancreaticus accesorius (santorini).

Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di papila

duodeni mayor. Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor. 10 %

dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan. Pulau-pulau

langerhans berkembang dari jaringan parenkim pankreas pada ketiga kehidupan janin dan

tersebar diseluruh kelenjar. Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5. Kadar insulin janin tidak

tergantung pada kadar insulin ibunya.

Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan

mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer. Pada puncaknya, jerat ini berhubungan

dengan kandung telur melalui duktus vitellinus yang sempit. Bagian kranial jerat usus akan

Page 11: Blok 1.4 Minggu 1

membentuk bagian distal duodenum,

jejunum, dan sebagian ileum.

Bagian kaudal jerat usus akan

membentuk bagian bawah ileum,

sekum, appendiks, kolon ascenden,

dan 2/3 proksimal kolon transversum.

Pertumbuhan jerat usus

primer sangat pesat terutama bagian

kranialnya. Akibat pertumbuhan

yang cepat ini dan perluasan hati

yang serentak, rongga perut untuk

sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus tersebut. Akibatnya, jerat usus ini

memasuki selom ekstraembrional dan tali pusat (hernia umbilicalis fisiologis) yang terjadi

pada minggu keenam.

Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar di

sekitar poros yang dibentuk oleh arteri mesenterika superior. Perputaran terjadi sebesar 270o

di mana 90o selama herniasi dan 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut. Perputaran

ini berlawanan dengan arah jarum jam. Usus besar juga cukup bertambah panjang sedangkan

jejunum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung

selama perputaran.

Pada akhir bulan ke-3, jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali ke dalam

rongga perut. Hal ini mungkin disebabkan oleh menghilangnya mesonefros, berkurangnya

pertumbuhan hati, dan bertambah luasnya rongga perut. Bagian proksimal jejunum akan

masuk dan mengambil tempat di bagian kiri. Jerat yang masuk berikutnya akan menetap di

sisi kanan. Gelembung sekum yang merupakan bagian kaudal jerat usus sederhana terakhir

masuk ke rongga perut dan terletak langsung di bawah lobus kanan hati. Selanjutnya,

gelembung sekum akan bergerak turun ke dalam fosa iliaca kanan dan membentuk kolon

ascenden dan fleksura hepatika. Selama proses ini, ujung distal gelembung sekum akan

membentuk sebuah divertikulum yang sempit dan disebut appendiks sederhana.

Usus sederhana belakang akan membentuk 1/3 distal kolon transversum, kolon

descenden, kolon sigmoid, rectum, dan bagian atas kanalis analis. Bagian usus sederhana

belakang bermuara ke dalam kloaka (suatu rongga yang dilapisi entoderm yang berhubungan

langsung dengan entoderm permukaan). Pada pertemuan entoderm dan ektoderm terbentuk

membran kloaka. Pada perkembangan selanjutnya, septum urorektal tumbuh pada sudut

Gambar 1.6 Diferensiasi usus tengah.

Page 12: Blok 1.4 Minggu 1

antara alantois dan usus belakang. Sekat ini akan berlanjut tumbuh ke kaudal sambil membagi

kloaka menjadi sinus urogenitalis sederhana (bagian depan) dan kanalis arorektalis (bagian

belakang).

Pada saat mudigah berumur 7 minggu, septum urorektal mencapai membran kloaka

yang akan terbagi menjadi membran analis di belakang dan membran urogenitalis di depan.

Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenkim. Pada minggu ke-8, selaput ini

ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lubang anus (proktodium). Pada

minggu ke-9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka di antara rectum dan

dunia luar. Bagian atas kanalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh arteri

mesenterika inferior. 1/3 bagian bawah berasal dari ektoderm dan didarahi oleh arteri pudenda

interna. Pertemuan keduanya disebut dengan linea dentate atau linea pertinatum.

II. Anatomi Saluran Pencernaan Atas dan Bawah

Rongga mulut terbagi atas vestibulum oris dan cavum oris proprium. Vestibulum oris

adalah ruangan yang terdapat di antara bibir dan pipi di sebelah luar dengan processus

alveolaris dan arcus dentalis di sebelah dalam pipi. Cavum oris proprium terletak di sebelah

dalam dari vestibulum oris. Bagian atap dibentuk oleh palatum durum (processus palatines

ossis maksilaris dan pars horizontalis palatini) dan palatum mole (muskulus palatoglossus,

muskulus uvulae, aponeurosis palatinus). Dinding lateral dibentuk oleh processus alveolaris

dan arcus dentalis.

Labium oris dibentuk oleh M. orbicularis oris, M. triangularis, Mm. incisivus labii

inferior/superior, dan Mm. quadratus labii inferior/superior. Perdarahan untuk bibir berasal

dari Aa. Labialis superior dan inferior yang membentuk circulus arteriosus oris. Lidah terdiri

atas otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsic terdiri atas sepasang M. longitudinalis

superior & inferior (untuk membelokkan lidah), M. transversus (untuk menyempit dan

Gambar 1.7 Perkembangan kloaka embrio.

Page 13: Blok 1.4 Minggu 1

memanjang), dan M. vertikalis (untuk memipihkan lidah). Otot-otot ekstrinsik lidah terdiri

atas M. genioglossus, M. hyoglossus, M. styloglossus, dan M. palatoglossus. Lidah terdiri atas

tiga bagian yaitu apeks, dorsum, dan radiks.

Gigi pada orang dewasa terletak di

dalam alveolus. Susunannya adalah insisivus

1-2, canivus 1, premolar 1-2, dan molar 1-3.

Pada gigi dibedakan atas korona dentis (bagian

yang tertutup email), serviks dentis (batas

antara corona dengan radiks), dan radiks dentis

(bagian yang dibungkus cementum). Setiap

gigi terdiri atas pulpa dentis, dentin, email, dan

sementum.

Faring merupakan bagian dari sistem

digestivus dan memiliki panjang 12 cm dari

basis crania hingga cervical 6. Faring dapat

dibagi atas nasofaring, orofaring, dan

laringofaring. Batas-batas faring terdiri atas

esofagus (bawah), korpus sphenoidalis (atas),

cavum nasi, cavum oris, laring (depan), Mm. vertebralis (belakang), dan processus styloideus

(lateral).

Otot-otot pada faring terdiri atas otot longitudinal di dalam dan otot circular di luar.

Otot-otot longitudinal terdiri atas M. stylopharngeus, M. palatopharyngeus, dan M.

Salphingopharyngeus sedangkan otot-otot sirkular terdiri atas M. constrictor superior, medial,

dan inferior. Perdarahan faring terdiri atas arteri faringea ascenden, palatina ascenden, dan

Gambar 2.1 Otot pembentuk bibir. Gambar 2.2 Lidah

Gambar 2.3 Faring

Page 14: Blok 1.4 Minggu 1

arteri palatina major. Aliran limfe berasal dari Nn. Ll.

cervicalis profunda. Persarafan faring berasal dari

plexus faringeus.

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran

panjang dari faring hingga lambung dengan panjang

sekitar 23 - 25 cm. Esofagus terdiri atas 3 bagian yaitu

pars cervicalis oesophagus, pars thoracalis, dan pars

abdominalis. Perdarahan esofagus berasal dari Aa.

Oesophagei dan plexus oesophagus. Persarafannya

berasal dari nervus recurrens, simpatis, dan

parasimpatis.

Dinding lambung dapat dibedakan atas

kardia (lambung bagian atas yang berhubungan

dengan kerongkongan), fundus (lambung bagian

tengah), dan pylorus (lambung bagian bawah di

dekat duodenum). Bagian lambung yang cembung

ke kiri disebut curvatura mayor sedangkan bagian

yang cembung ke kanan disebut dengan curvatura

minor. Otot-otot pada dinding lambung dapat

dibedakan atas otot memanjang, otot melingkar, dan

otot yang berjalan miring. Bagian-bagian lambung

yang lainnya terdiri atas omentum majus, omentum

minus, ligamentum gastrolienalis, ligamentum

dorsal, dan ligamentum gastrocolicum. Arteri yang

mendarahi lambung terdiri atas A. gastrica sinistra,

A. gastrica dextra, A. gastrica brevis, A. gastro

epiploica sinistra, A. gastro epiploica dextra. Selain

itu, muara vena pada lambung adalah vena gastrica yang menuju vena porta, vena gastro

epiploica yang bermuara ke vena lienalis, dan vena gastroepiploica yang bermuara ke vena

mesenterica superior. Persarafan lambung berasal dari plexus gastrica anterior dan posterior.

Duodenum adalah lanjutan saluran pencernaan yang berasal dari lambung dan terletak

retroperitoneal. Usus ini memiliki panjang sekitar 12 jari dan berbentuk seperti huruf C.

Duodenum memiliki 4 bagian yaitu pars superior, pars descenden, pars inferior, dan pars

descenden. Pada duodenum akan bermuara ductus choledochus dan ductus pancreaticus

Gambar 2.4 Esofagus

Gambar 2.5 Lambung

Gambar 2.6 Duodenum

Page 15: Blok 1.4 Minggu 1

major. Perdarahan duodenum berasal dari A. gastroepiploica kanan, A. pancreatico duodenale

superior & inferior, dan vena gastroepiploica kanan yang bermuara ke vena porta. Persarafan

duodenum berasal dari plexus corliacus dan plexus mesentericus superior.

Jejunum dan ileum adalah bagian usus yang terpanjang dengan ukuran 3 – 10 meter.

Jejunum merupakan 2/3 bagian dari ileum.

Aspek Jejunum Ileum1. Letak Di bagian atas di bawah sisi kiri mesokolon

transversumDi bagian bawah dan di dalam pelvis

2. Dinding Lebih besar, tebal, dan lebih merah Lebih kecil, tipis3. Perlekatan mesente-rium

Pada dinding posterior abdomen di atas dan di kiri aorta

Di bawah dan kanan aorta

4. Pembuluh Membentuk satu atau dua arkade Lebih banyak5. Penempatan lemak Terletak di pangkal dan jarang Lemak terletak di seluruh bagian6. Kelompok jaringan limfoid

Tidak ada Pada mukosa bagian bawah

Tabel 2.1 Perbedaan Jejunum dan Ileum

Perdarahan dari jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteri mesenterica

superior dan sisi kiri. Ileum terakhir juga memperoleh darah dari A. ileocolica. Persarafan

jejunum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis yang membentuk plexus

mesenterica superior.

Kolon (usus besar) terdiri atas sekum, kolon

ascenden, kolon transversum (dari flexura coli

dextra sampai flexura coli sinistra), kolon

descenden, dan sigmoid. Pada kolon, terdapat

struktur khusus seperti pita (taenia coli), haustra,

dan appendices epiploica. Sekum didarahi oleh A.

caecalis anterior dan posterior cabang A. iliocolica.

Appendiks didarahi oleh A. apendicularis. Kolon

Ascendens didarahi oleh arteri iliocolica dan arteri

colica desktra. Kolon transversum didarahi oleh A.

colica meosa pada 2/3 bagian proksimal dan A.

colica sinistra pada 1/3 bagian distal. Kolon descenden didarahi oleh arteri colica sinistra dan

sigmoid didarahi oleh A. sigmoidea.

Rektum merupakan tempat penyimpanan sementara feses. 2/3 atas diliputi oleh

peritoneum dan 1/3 bawah diliputi oleh fascia rectalis. Pada rectum, terdapat diga lipatan

(plica) yaitu plica rectalis superior, medialis, dan inferior. Muskularisnya terdiri atas stratum

longitudinalis, stratum sirkularis, dan mukosa rectum. Rektum didarahi oleh A. rectalis

superior, media, dan inferior. Persarafannya berasal dari plexus hypogastricus inferior.

Gambar 2.7 Jejunum dan ileum

Page 16: Blok 1.4 Minggu 1

Gambar 2.8 Kolon. Gambar 2.9 Rektum dan kanalis analis

Kanalis analis dimulai setinggi apeks prostat menuju ke bawah dan belakang dengan

panjang sekitar 4 cm dan berakhir di anus. Titik tengah kanalis analis ditandai oleh linea

dentata yang merupakan tanda posisi membran anococcygeal. Susunan otot kanalis analis

terdiri atas lapisan sirkularis (M. spinchter ani internus, M. spinchter ani externus, dan M.

puborectalis) dan lapisan longitudinalis. Perdarahan kanalis anus berasal dari arteri rectalis

superior dan inferior. Selain itu, juga terdapat V. rectalis superior (V. haemoroidalis) dan V.

rectalis inferior yang merupakan pembuluh yang melebar saat hemoroid.

III. Anatomi Alat Pencernaan

Pada rongga mulut, terdapat beberapa kelenjar saliva yang membantu dalam

mensekresikan air liur yaitu glandula parotis, glandula sublingualis, glandula

submandibularis, dan glandula lingualis. Kelenjar parotis terletak di dekat telinga dan

menghasilkan enzim ptyalin serta ludah. Kelenjar submandibularis terletak di dalam trigonum

submandibularis. Kelenjar sublingualis dapat dibedakan atas glandula sublingualis minor

(lateral duktus submandibularis) dan glandula sublingualis major (ujung frontal duktus

submandibularis).

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan dapat dibedakan atas lobus

sinister dan lobus dexter. Fiksasi hati terutama pada diafragma dan vena cava inferior yang

melekat pada diafragma. Ada beberapa ligamentum pada hati, yaitu ligamentum falciforme

(dari umbilicus ke hepar), ligamentum teres hepatis (sisa v. umbilicalis kiri), dan ligamentum

venosum arantii (sisa ductus venosus). Perdarahan hepar berasal dari A. hepatica communis

(A. hepatica dextra dan sinistra) dan vena porta hepatica (bermuara ke vena cava inferior).

Page 17: Blok 1.4 Minggu 1

Vesica felea (kandung empedu) merupakan kelenjar yang menghasilkan garam

empedu ke dalam saluran pencernaan. Vesica felea memiliki tiga bagian yaitu fundus, korpus,

dan kollum. Saluran empedu intrahepatal akan bermuara ke ductus hepaticus, bersatu dengan

ductus cysticus dari vesica felea ke ductus choledochus.

Gambar 3.1 Hati Gambar 3.2 Vesica felea

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin yang terletak pada dinding

posterior abdomen di belakang peritoneum. Pankreas

terdiri atas caput (margo dextra berhubungan dengan

duodenum pars descenden), corpus, dan cauda

(berhubungan dengan lien). Pankreas terletak

retroperitoneal dengan panjang 15 cm. Saluran pankreas

terbagi atas ductus pancreaticus major dan ductus

pancreaticus minor. Perdarahan pankreas berasal dari

arteri lienalis tetapi caput pankreas dari A. pancreatico

duodenalis superior dan inferior. Vena pada pankreas bermuara ke vena lienalis, vena porta,

dan vena mesenterica superior. Persarafan pankreas berasal dari plexus coeliacus (otonom).

IV. Histologi Saluran Pencernaan Atas dan Bawah

Pada umumnya, dinding pada saluran pencernaan dapat dibagi atas 4, yaitu lapisan

mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Lapisan mukosa dapat dibedakan atas 3

bagian yaitu membran mukosa yang biasanya terdiri dari epitel, lamina propria yang tipis, dan

muskularis mukosa yang terdiri atas lapisan otot polos. Submukosa adalah lapisan tebal

jaringan ikat yang menentukan daya regangdan elastisitas saluran cerna. Bagian ini

mengandung pembuluh darah besar dan pembuluh limfe. Selain itu, pada bagian submukosa

Gambar 3.3 Pankreas

Page 18: Blok 1.4 Minggu 1

juga terdapat anyaman saraf yang disebut dengan pleksus submukosa. Lapisan muskularis

eksterna adalah selubung otot polos utama saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa.

Pada sebagian besar saluran pencernaan, muskularis eksterna terbagi atas lapisan sirkuler

dalam dan lapisan longitudinal luar. Anyaman saraf lain juga terdapat pada lapisan ini yaitu

pleksus mienterikus yang berada di antara kedua lapisan otot. Lapisan serosa (tunika

adventitia) merupakan jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran cerna. Hampir di

seluruh saluran panjang cerna, serosa berikatan dengan mesenterium (Sherwood, 2012: 646).

Bibir memiliki 4 pars yaitu pars cutanea yang merupakan lanjutan kulit wajah (epitel

gepeng berlapis bertanduk), pars marginalis yang merupakan lanjutan kulit tanpa rambut, pars

intermedia (rubrum labii), dan pars mukosa (epitel berlapis gepeng tak bertanduk). Pada bibir

juga terdapat M. orbicularis oris. Pada lamina propria pars mukosa, terdapat glandula labialis.

Pada lidah, mukosanya terdiri dari epitel berlapis gepeng tidak bertanduk dan lamina

propria yang tipis. Permukaan dorsal lidah ditandai oleh tonjolan-tonjolan mukosa yang

disebut dengan papilla. Papila yang paling banyak adalah papilla filiformis dengan ujung-

ujung yang mengalami pertandukan. Selain itu, juga terdapat papilla fungiformis yang

memiliki permukaan bulat dan papilla circumvalata yang terdapat taste bud. Papila foliate

pada manusia pada umunya bersifar rudimenter.Pada lidah, terdapat glandula lingualis yang

merupakan kelenjar campuran yaitu serosa dan mukosa (Eroschenko, 2003: 150).

Gambar 4.1 Bibir. Gambar 4.2 Papila filiformis dan fungiformis Gambar 4.3 Papila circumvalata

Lapisan mukosa pada esofagus berupa epitel berlapis gepeng tidak bertanduk, lamina

propria yang tipis dan selapis otot polos memanjang. 1/3 bagian atas esofagus merupakan otot

lurik, 1/3 bagian tengah esofagus merupakan otot lurik + otot polos, dan 1/3 bagian bawah

esofagus merupakan otot polos. Pada tunica adventitia, terdapat jaringan lemak, arteri-vena

besar, dan pembuluh saraf.

Pada esofagus-kardia, terdapat peralihan epitel yaitu dari epitel berlapis gepeng

menjadi epitel silindris selapis. Pada gaster, epitelnya terdiri dari epitel selapis silindris dan

terdapat kelenjar gastrika, sel parietal, dan tiga lapisan otot polos, yaitu otot longitudinal, otot

sirkuler, dan otot yang berjalan miring. Pada gaster-duodenum, dipisahkan oleh lapisan otot

Page 19: Blok 1.4 Minggu 1

yang tebal yang disebut dengan spingter pilorus. Pada bagian mukosa, terjadi perubahan epitel

dari epitel lambung ke epitel usus.

Gambar 4.4 Esofagus-kardia Gambar 4.5 Gaster-duodenum

Pada duodenum, terdapat struktur khas yang disebut dengan glandula Bruner. Pada

jejunum, lipatan (plica, mikrofili, dan fili) meluas hingga 2/3 keliling lumen yang disebut

sebagai plica circularis Kerckringi. Pada dinding usus, terdapat sel absorbtif (menyerap sari

makanan), sel piala (menghasilkan musin), dan sel entero-endokrin.

Gambar 4.5 Duodenum Gambar 4.6 Jejunum

Ileum memiliki struktur khusus yang disebut dengan bercak peyer. Bercak peyer

merupakan nodulus aggregatus. Di daerah terdapatnya bercak peyer, vili intestinales tidak

berkembang. Pada appendiks, lapisan dinding sama dengan yang lain. Struktur khasnya

adalah lumennya kecil dengan sudut dan jaringan limfoid sangat mencolok. Epitelnya

berbentuk silindris selapis dengan mikrovili.

Page 20: Blok 1.4 Minggu 1

Gambar 4.7 Ileum Gambar 4.8 Appendiks

Kolon memiliki permukaan dalam yang licin dan tidak membentuk plica circularis

serta villus intestinalis. Epitel pada kolon bersifat absorbtif dengan sel goblet yang banyak.

Pada ampulla rectum, terdapat 3 lipatan mukosa transversal pada bagian atas. Strukturnya

sama dengan kolon. Pada canalis ani, diameter semakin mengecil dan epitel silindris selapis

berubah menjadi epitel gepeng berlapis tak bertanduk.

Gambar 4.8 Intestinum Crassum Gambar 4.9 Rektum

Pada anus, epitel mulai berubah menjadi epitel berlapis gepeng tidak bertanduk

setinggi M. Sphincter Ani Externa dan terdapat glandula sebasea serta glandula circumanalis

(apokrin). Lamina proprianya mengandung plexus venosus yang besar.

Gambar 4.10 Perbatasan Rektum-Anus

Page 21: Blok 1.4 Minggu 1

V. Histologi Alat Pencernaan

Struktur gigi terdiri atas email, dentin, rongga pulpa, sementum, saluran akar, dan

foramen apikal. Gigi yang berada dalam pertumbuhan tertanam di dalam rongga alveolus

dentalis di tulang rahang. Lapisan gigi dala pertumbuhan terdiri atas epitel enamelium

eksternum, reticulum stelatum, ameloblas, email, dentin, predentin, odontoblas, papilla

dentalis, dan alveolus dentalis.

Kelenjar parotis terletak di belakang telinga dan merupakan kelenjar serosa murni.

Kelenjar submandibularis terletak di bawah mandibula di dasar mulut dan merupakan kelenjar

campuran dengan serosa yang mendominasi. Kelenjar sublingualis terletak di bawah lidah

dan merupakan kelenjar campuran dengan mukosa yang mendominasi. Perbedaan antara

kelenjar mukosa dengan kelenjar serosa adalah intinya dan sitoplasmanya. Sel mukosa

mengandung sitoplasma yang jernih dan intinya lonjong terdesak ke dasar sel. Sel serosa

mengandung sitoplasma yang lebih gelap dan intinya bulat.

Gambar 5.1 Pertumbuhan gigi Gambar 5.2 Glandula parotis Gambar 5.3 Glandula submandibularis Gambar 5.4 Glandula sublingualis

Hati terdiri atas hepatosit atau sel-sel hati dan merupakan unit heksagonal. Di tengah

unit heksagonal tersebut terdapat vena sentralis. Pada hati, terdapat struktur khusus yang

disebut dengan segitiga Kiernann yang merupakan daerah atau kanalis porta. Struktur tersebut

dilewati oleh arteri dan vena hepatika, vena porta, duktus biliaris, dan pembuluh limfe.

Sinusoid hati terlihat di antara lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentralis

kea rah tepi lobulus hati.

Mukosa pada vesika felea adalah epitel selapis silindris dengan mikrovili dengan

lamina propria yang tersusun atas jaringan ikat longgar, serabut elastik, dan retikuler. Mukosa

menampakkan lipatan temporer yang menghilang saat kandung empedu diregangkan oleh

empedu. Kripti atau divertikula di antara lipatan sering membentuk indentasi yang dalam di

mukosa. Serat otot polos di dalam fibromuskular berbaur dengan lapisan jaringan ikat longgar

Page 22: Blok 1.4 Minggu 1

yang kaya serat elastin. Lapisan terluarnya terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular

yang mengandung pembuluh darah, limfe, dan saraf.

Pankreas memiliki unsur eksokrin dan unsur endokrin yang menempati sebagian besar

kelenjar. Pankreas eksokrin terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak

lobules kecil. Sebuah asinus serosa terdiri atas sel zimogen yang menghasilkan protein. Pulau

Langerhans adalah massa sel endokrin berbentuk bulat dengan berbagai ukuran. Pulau

Langerhans lebih besar dari asini dan tampak sebagai kelompok padat sel epithelial yang

ditembus oleh banyak kapilar. Sel-sel di pulau langerhans terdiri atas sel α, sel β, dan sel γ

(Eroschenko, 2003: 224).

Gambar 5.5 Hepatosit Gambar 5.6 Pankreas

Gambar 5.7 Vesica felea

Page 23: Blok 1.4 Minggu 1

VI. Kelainan Kongenital Sistem Pencernaan

Terdapat beberapa jenis kelainan kongenital yang dapat terjadi pada sistem

pencernaan yaitu:

1. Labiopalatoschisis, adalah kelainan di mana terdapat celah pada bibir hingga palatum.

Hal ini disebabkan oleh gagalnya menyatu tonjol maksila dengan tonjol hidung medial

serta tonjol lempeng palatina.

2. Atresia esofagus dan fistula oesophagotrachealis, adalah kelainan di mana septum

oesophagotracheale menyimpang ke posterior atau faktor mekanik mendorong dinding

dorsal usus sederhana depan ke arah anterior sehingga saluran ke esofagus buntu.

3. Stenosis pilorus, adalah menebalnya otot-otot melingkar di daerah pilorus sehingga

terjadi penyempitan rongga pilorus dan perjalanan makan tersumbat.

4. Atresia saluran empedu, adalah tersumbatnya saluran empedu akibat rekanalisasi tidak

terjadi pada vesica felea.

5. Pankreas berbentuk cincin, akibat perbedaan arah dalam perputaran pankreas antara

bagian kanan dengan kiri di sekitar duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

6. Omphalocele, adalah gagalnya kembali jerat usus ke dalam rongga perut sehingga

jerat tersebut tetap berada pada selom ekstraembrional.

7. Megakolon kongenital (Hirschprung), adalah tidak adanya ganglion submukosa dan

pleksus mienterikus dari intestine distal sehingga kolon tersebut tidak dapat

mengembang dan tinja tertimbun.

8. Atresia ani, adalah kanalis analis berakhir buntu pada membran analis yang hanya

dipisahkan oleh sekat pemisah karena kegagalan perkembangan lubang anus.

VII. Korelasi Klinis Sistem Pencernaan

Terdapat beberapa jenis kelainan yang didapat pada sistem pencernaan yaitu:

1. Gangguan menelan, merupakan suatu gangguan akibat kerusakan saraf otak V, IX,

atau X sehingga otot-otot menelan mengalami kelumpuhan.

2. Akalasia, adalah keadaan sfingter esofagus inferior yang gagal berelaksasi selama

menelan akibat kerusakan jaringan saraf pleksus mienterikus 2/3 bawah esofagus

sehingga makanan gagal masuk ke lambung.

3. Gastritis, adalah peradangan pada mukosa lambung.

4. Enteritis, adalah radang yang terjadi pada mukosa usus.

5. Pankreatitis, adalah peradangan pada pankreas akibat minum alkohol berlebihan.

6. Diare, adalah keadaan di mana feses berubah menjadi cair akibat infeksi dari bakteri

Page 24: Blok 1.4 Minggu 1

7. Konstipasi, adalah keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan dalam defekasi

akibat absorpsi air yang berlebihan sehingga feses berubah menjadi keras.

8. Kolitis, adalah radang yang terjadi pada mukosa kolon yang biasanya disertai dengan

tukak (ulserasi).

9. Haemorhoid, adalah pelebaran vena rectalis sehingga akan mengalami nyeri pada saat

defekasi.

Page 25: Blok 1.4 Minggu 1

BAHAN KEPUSTAKAAN

Eroschenko, Victor P. 2003. Atlas Histologi Di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Paulsen, Waschke. 2013. Sobotta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sadler, T.W. 2010. Langman Embriologi Kedokteran Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.