bernas edisi oktober 2015

36
KUNCI UTAMA REFORMASI BIROKRASI ADA PADA INTEGRITAS Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara Be rn as Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20, Oktober 2015 PESPARAWI, MENDULANG PRESTASI DI NEGERI PELA GANDONG 3 Satker Pilot Project Implementasi ZI MENILIK HASIL PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS ISSN 2252-360X

Upload: kanwilagamantt

Post on 25-Jul-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

3 Satker Pilot Project Implementasi ZI

TRANSCRIPT

Page 1: Bernas Edisi Oktober 2015

KUNCI UTAMA REFORMASI BIROKRASI ADA PADA INTEGRITAS

Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara

BernasEdisi

08 Tah

un IV,

Nomo

r 20, O

ktober

2015

PESPARAWI, MENDULANG PRESTASI DI NEGERI PELA GANDONG

3 Satker Pilot Project Implementasi ZIMENILIK HASIL PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

ISSN 2252-360X

Page 2: Bernas Edisi Oktober 2015

Http :// ntt.kemenag.go.id

M I S I• Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama• Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi

Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan

Akuntabel• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan

Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan• Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V I S ITerwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun,Cerdas, dan Sejahtera Lahir

Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong

Page 3: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

1

Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera

Pelindung :Kepala Kantor Wilayah

Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Penanggungjawab :Kepala Bagian Tata Usaha

Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Pemimpin Umum :Drs. Sarman Marselinus

Wakil Pemimpin Umum:H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd

Pemimpin Redaksi./Redaktur Pelaksana :

John. B. Seja

Dewan Redaksi :Yohanes F. G.M. Wassa

Bobby BabaputraIvony Blegur

Genoveva MenggolRobertus Fidianto

Paskalis F. Gara

Sirkulasi :Genoveva Menggol; Ivony Blegur

Design Grafis/Layout/ Foto :Paskalis F. Gara

Kontributor Daerah :Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota dan Madrasah Negeri se-NTT

ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI :Subbag Informasi dan Humas

Kanwil Kementerian Agama NTTJl. Frans Seda Kupang,

Telp/Fax [email protected]

Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

PERCETAKAN :CV. INARApublishing

Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan

DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASIDAH HUBUNGAN MASYARAKAT

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Salam Redaksi

1

Salam Sejahtera.

Pembaca nan budiman.

Selamat bersua kembali dalam BERNAS edisi kedelapan. Tema pokok BERNAS edisi bulan Oktober ini adalah Menilik Hasil Pembangunan Zona Integritas Pada Satker Pilot Project

Kementerian Agama Provinsi NTT. Secara sengaja kami menampilkan informasi ini sebagai sebuah perhentian sejenak, di masa triwulan terakhir tahun 2015, untuk melihat kembali tapak kaki yang telah dipijak guna menentukan loncatan baru yang masih harus dilakukan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjawabi tuntutan menyandang predikat WBK dan WBBM. Tidak kurang dari 26 indikator capaian yang mengandaikan rencana tindak lanjut yang tersusun lengkap: siapa buat apa, di mana, kapan dan bagaimana. Itulah tuntutan reformasi birokrasi dewasa ini. Dan kita di Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT sudah menyatakan siap melaksanakannya.

Penetapan 3 Satker Pilot Project Pembangunan Zona Integritas yakni Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kupang menjadi bukti keseriusan kita untuk berubah.

Pada rubrik Liputan Khusus menampilkan kisah tentang sukses yang diraih kontingen Pesparawi NTT di Ambon Maluku yang kami kemas dalam topik: Pesparawi, Mendulang Prestasi di Negeri Pela Gandong. Ini adalah kekhasan Nusa Tenggara Timur dibanding wilayah lainnya di Indonesia, di NTT semua agama besar hidup bersama saling bersaing, dan sekaligus saling mendukung.

Kami juga menampilkan informasi terpilih tentang aktivitas menonjol sepanjang bulan Oktober di antaranya Penjemputan Jemaah Haji NTT, Penyelenggaraan Tele Video Conference bersama Sekjen Kemenag RI, Keikutsertaan dalam Sippa Dhamma Samajja VI, Peluncuran Jurnal Educare, juga Lomba baca dan quis Kitab Suci Katolik serta berbagai kegiatan teknis keagamaan. Semuanya kami rangkai dalam alur reportase ringan.

Hampir semua informasi yang kami tampilkan dalam edisi ini adalah berita yang telah kami rilis melalui website ntt.kemenag.go.id. selama periode Oktober 2015. Pada rubrik Sahabat BERNAS, kami tampilkan sosok penggerak pembangunan ZI, Bapak Drs. Jack Beda Kleden, MM, Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kemenag Prov. NTT, selaku Presiden ZI Kemenag NTT.

Selamat membaca.

Page 4: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

2

DAFTAR ISI

Salam Redaksi 1

Daftar Isi 2

Editorial 3

Fokus Utama 4-7

Ssst, Ini Bukan SARA 8

Liputan Khusus 9-11

Bidik Lensa 12-15

Seputar Kanwil 16-23

Lintas Flobamora 24-29

Sahabat BERNAS 30-31

Bianglala 32

Fokus Utama Hal. 4 - 7

Liputan Khusus Hal. 9 - 11

Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31

Menilik Hasil Pembangunan

Zona Integritas

“Kita harus lebih gesit dari waktu-waktu kemarin karena pekerjaan administrasi dalam pembangunan zona integritas itu banyak, rumit, dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Saya berharap kita berhasil, jangan sampai dari 33 Kanwil seluruh Indonesia kita yang gagal”

Pesparawi, Mendulang Prestasi di Negeri Pela Gandong

Pembangunan ZI :Bernyanyi Bersama,

Sukses BersamaSejenak Bersama

Drs. Yakobus Beda Kleden, MM

Page 5: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

3

Langkah Pasti Reformasi Birokrasi

Editorial

Bicara tentang reformasi birokrasi sepertinya sudah menjadi sebuah lagu lama. Sejak tahun 2007 sudah digaungkan nyanyian reformasi

birokrasi. Seruan ini menjadi sangat kuat dan memiliki taring yang tajam ketika disandingkan dengan revolusi mental ala Jokowi. Dan Kementerian Agama telah menjadi yang paling serius melakoninya dengan membiasakan 5 Nilai Budaya Kerja: Integritas, Profesionalisme, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan.

Sebagai yang termasuk dalam Pi lot Project Pembangunan Zona Integritas, 3 Satker yakni Kanwil Kemenag Prov. NTT, KanKemenag Kab. Kupang dan KanKemenag Kab. Ende menjadi yang paling sibuk menindaklanjuti amanah reformasi birokrasi dengan 26 indikator capaian yang sepintas sangat administratif sifatnya. Itulah tuntutannya, reformasi birokrasi yang dilandasi spirit revolusi mental dengan ruh 5 Nilai Budaya Kerja, harus dapat diukur, karena itu butuh dokumen yang dapat dinilai secara fisik-visual.

Kesibukan menyiapkan administrasi pelaksanaan tugas dan fungsi yang menyita sebagian besar waktu efektif ASN di satu sisi dapat pula menimbulkan ketimpangan. Orientasi dan fokus pada hasil kerja akan terbagi kepada perhatian pada pemenuhan aspek administratif. Ini menjadi dilemma yang bila tidak disikapi secara arif akan mengkerdilkan sasaran peningkatan kinerja aparatur sipil negara.

Caiden, salah seorang pelopor studi reformasi administrasi dalam buku Administrative Reform Comes of Age tahun 1991, menyatakan bahwa “…reformasi sistem administrasi tidak pernah mencapai inti permasalahan tetapi hanya formalitas semata. Reformasi tersebut tidak cukup luas dan mendalam. Bahkan cukup banyak negara yang tidak memberikan perhatian yang cukup memadai pada reformasi administrasi...” Ini artinya, reformasi birokrasi atau sederhananya pembenahan administrasi menjadi jalan saja, bukan tujuan. Yang menjadi tujuan sebenarnya adalah memperbaiki kinerja pemerintah sehingga pelayanan publik dapat dinikmati secara adil, merata dan memuaskan.

Langkah Kementerian Agama membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani semakin pasti. Dimulai dari pencanangan, pembenahan, kemudian sosialisasi dan

Dari Dilemma Buah Simalakama Menjadi Sambil Menyelam Minum Airpenilaian proses implementasinya, menjadi salah satu bukti keseriusan mewujudkan reformasi birokrasi. Proses ini tidak boleh menjadi beban tersendiri bila dikaitkan dengan tuntutan pemenuhan aspek administratif pelaksanaan TUSI, karena sasaran yang sesungguhnya adalah kualitas layanan publik yang semakin bermutu.

Salah satu faktor yang akan mempermudah pemenuhan tuntutan administratif adalah tersedia dan berjalannya standar operasional prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur (SOP) secara umum diartikan

sebagai serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, di mana dan oleh siapa dilakukan.

SOP berfungsi untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam konsep peIayanan publik, penyusunan SOP merupakan bagian dari sistem

pelayanan prima yang dilakukan pegawai dengan tepat serta menjamin konsistensi kualitas pelayanan yang dihasilkan. SOP merupakan standar pelayanan yang menjadi panduan bagi setiap pegawai yang terlibat dalam proses pelayanan tahap demi tahap.

Manfaat dari penerapan SOP antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur; memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya; dan sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan penyimpangan serta menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

Sampai di sini, terjawablah dilemma buah simalakama, dan dengan sendirinya akan berubah menjadi “sambil menyelam minum air.” Ketika melaksanakan tugas sesuai SOP, maka terpenuhilah kedua-duanya yakni tuntutan administratif dan peningkatan kinerja. Pertanyaan selanjutnya, apakah sudah tersedia SOP? Lalu, sudahkah SOP itu diterapkan?

(by. John Seja)

Page 6: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

4

Fokus Utama

Pengalaman pah i t penge lo laan pemerintahan selama orde baru mendorong segenap komponen

bangsa ini untuk melakukan sejumlah gerakan perubahan. Pelaksanaan pemerintahan yang koruptif dan lamban mendesak untuk segera dilakukan perbaikan melalui apa yang dinamakan reformasi birokrasi sebagai salah satu langkah awal melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi menempatkan pentingnya rasionalisasi birokrasi yang menciptakan efisiensi, efektifitas,

dan produkt iv i tas mela lu i pembagian kerja hirarkial dan horizontal yang seimbang, diukur dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah sumber daya disertai tata kerja formalistik dan pengawasan yang ketat.

Mewujudkan reformas i birokrasi sebagaimana dimaksud, pada awal tahun 2015, bersamaan dengan pencanangan 5 Nilai Budaya Ker ja Kementer ian Agama, jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, secara bersama-sama berikrar mewujudkan Kanwil

Kementerian Agama Provinsi NTT sebagai Zona Integritas yakni instansi pemerintah yang pimpinan dan seluruh jajarannya berkomitmen mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dengan Pembangunan Zona Integritas ini, seluruh aparatur pada lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT berkomitmen untuk untuk mewujudkan tatakelola birokrasi yang tidak koruptif serta sungguh-sungguh menjadi pelayanan publik yang baik. Untuk itu, pria kelahiran Manggarai itu meminta seluruh jajarannya agar lebih gesit.

“Kita harus lebih gesit dari waktu-waktu kemarin karena pekerjaan administrasi dalam pembangunan zona integritas itu banyak, rumit, dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Saya berharap kita berhasil, jangan sampai dari 33

Menilik Hasil PembangunanZona Integritas

Page 7: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

5

Kanwil seluruh Indonesia k i t a y a n g g a g a l ,” ungkap Kakanwil dalam kegiatan Sosial isasi Pembangunan Zona Integritas di lingkungan K a n w i l K e m e n a g Provinsi NTT. “Kita ingin hindari itu, kita bertekad sebagai salah satu zona yang patut dibanggakan dlm meraih predikat W B K d a n W B B M ,” tegasnya.

B e r d a s a r k a n Pe rat u ra n M e nte r i P e n d a y a g u n a a n Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah, proses pembangunan Zona Intergritas sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui penerapan program pencegahan korupsi yang terdiri atas 26 kegiatan yang bersifat konkrit yang akan diukur melalui indikator proses yakni 1). Tim Kerja; 2). Dokumen Rencana Pembangunan ZI; 3). Pemantauan dan Evaluasi WBK/WBBM; 4). Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja; 5). Prosedur Operasional Tetap (SOP); 6). E-Office; 7). Keterbukaan Informasi Publik; 8).Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan; 9). Pola mutasi internal; 10). Pengembangan pegawai berbasis kompetensi; 11). Penetapan kinerja individu; 12). Penegakan aturan disiplin/kode eteik/kode perilaku pegawai; 13). Sistem informasi kepegawaian; 14). Keterlibatan Pimpinan; 15). Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja; 16). Pengendalian Gratifikasi; 17). Penerapan SPIP; 18). Pengaduan Masyarakat; 19). Whistle Blowing System; 20). Penanganan Benturan Kepentingan; 21). Standar Pelayanan; 22). Budaya Pelayanan Prima; 23). Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan; 24). Nilai Survey Persepsi Korupsi (Survey eksternal); 25). Persentasi Temuan Hasil Pemeriksaan (Internal dan

Eksternal) yg ditindaklanjuti; dan 26). Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan (Survey Eksternal).

Pilot Project Tahun 2015, Kementerian Agama telah

menetapkan 118 satuan kerja sebagai pilot project implementasi Zona Intergritas (ZI) menuju Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Piloting itu dilakukann mulai dari satker pusat setingkat esellon II, Kanwil, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, sampai pada unit pelaksanaan teknis (UPT).

Di Nusa Tenggara Timur, ada tiga satker yang sudah ditetapkan sebagai ‘Pilot Project’. Ketiga satker itu masing-masing Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Kantor Kemenag Kabupaten Kupang dan Kemenag Kabupaten Ende.

Tentang ini, Kepala kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus mengungkapkan bahwa menjadi pilot project pembangunan Zona Integritas merupakan sebuah pertaruhan besar.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT bersama dua Kemenag Kabupaten Kupang dan Ende, tahun ini menjadi Pilot Project Pembangunan Zona

Page 8: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

6

Integritas di lingkup Kementerian Agama. Hal itu tentu menjadi sebuah pertaruhan yang besar,” ungkap Kakanwil. “Saya berharap agar tiga satker yang dijadikan pilot project dapat membuahkan hasil yang baik saat di evaluasi pada akhir tahun nanti” sambungnya.

Menurutnya, berhasi l atau gagalnya Pembangunan Zona Integritas pada Kementerian Agama justru ditentukan sejauhmana seluruh

jajaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT betul-betul memenuhi 26 indikator penilaian Zona Integritas. Karena itu, mantan Kepala Kantor Kemenag Ende itu meminta seluruh jajaran Kanwil Kementerian Agama NTT untuk menjadi tim kerja yang efektif yang bertanggungjawab terhadap kesuksesan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM.

“Semoga kita bisa menjadi tim yang efektif dan bertanggungjawab penuh untuk mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani,” pinta Kakanwil.

Permintaan itu rupanya tidak sia-sia. Dalam kesempatan melakukan evaluasi atas Pelaksanaan ZI pada Kementerian Agama Kabupaten Kupang, misalnya, Kepala Kanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus mengaku bergembira atas kemajuan Kemenag Kabupaten Kupang dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Kakanwil, perubahan kemajuan yang telah dicapai oleh Kantor Kemenag kabupaten Kupang bukan merupakan usaha dan perjuangan pribadi-pribadi tertentu saja tetapi merupakan perjuangan dan usaha bersama.

“Kementer ian Agama membukt ikan perolehan prestasi yang luar biasa karena sumbangsih kita semua, itu artinya kwalitas

kinerja kita semakin baik dan sesuai harapan publik. Hal ini tercapai bukan karena kerja satu dua orang saja, tapi semua kita. karena itu penting sekali setiap orang menyadari dirinya bagian dari organisasi,” kata Kakanwil.

Lain lagi cerita dari Kantor Kementerian A g a m a K a b u p a t e n Ende, salah satu pilot project yang berada di pulau Flores. Sebagai salah satu dari t iga

satker yang ditunjuk sebagai pilot project pembangunan Zona Integritas, Kemenag Kabupaten Ende telah mengembangkan aplikasi yang berbasis virtual yang memudahkan penyimpanan, pengklasifikasian dan pengiriman dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam pembangunan Zona Integritas.

“Keuntungan penggunaan aplikasi berbasis virtual ini adalah mempermudah pengarsipan dokumen ZI secara sistematis, tidak berpotensi data ganda, mudah diakses kapan saja,dapat dikloning sebanyak yang diinginkan dalam waktu cepat, orisinal data terjamin dan terutama keamanan data sangat tinggi,“ demikian disampaikan Kakankemenag Kab. Ende Yosef Nganggo, S.Ag.

Menanggapi kondisi demikian, Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus menyampaikan apresiasi atas inovasi yang

Page 9: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

7

dilakukan oleh Kepala Kantor Kemenag Ka b . E n d e d e m i mengkaribkan ASN dengan ZI. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Drs. JB. Kleden, MM yang s e c a r a s p o n t a n m e n y a m p a i k a n prof i s iat kepada Kepala Kankemenag Ka b . E n d e ya n g sudah memiliki ZI berbasis virtual.

“ K i n i b a p a k-bapak dari Irjen atau dari Kanwil tidak perlu lagi harus capek-capek jauh-jauh datang ke Ende dengan biaya mahal dan berhadapan langsung dengan berkas berdebu ZI, karena dokumen ZI Kemenag Ende sekarang sudah berada di ujung jari, tinggal klik saja,” demikian guyonan Kakankemenag Kab. Ende.

Open PromotionOpen promotion (promosi jabatan) menjadi

salah satu keharusan dalam membangun zona integritas (ZI) menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi yang bersih dan melayani (WBBM). Secara nasional, Kementerian Agama melaunching program ini bulan April lalu. Permenpan & RB No 60 Tahun 2012 tentang pedoman pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM mengatur bahwa promosi jabatan secara terbuka bertujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal melalui kompotisi yang sehat.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus, ketika menyampaikan sambutan pada acara pembukaan kegiataan Assesment Kompetensi Jabatatan Eselon III dan IV di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berlangsung di Asrama Haji Kupang

Senin, (09/11/2015) mengungkapkan bahwa Assesment Kompetensi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan birokrasi yang efisien.

“Assesment yang kita jalankan ini tentu dimaksudkan agar birokrasi kita semakin baik, efektif, dan efisien sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional,” ungkapnya.

Lebih jauh, dia mengakui bahwa assesment memungkinkan setiap Aparatur Sipil Negara untuk dipromosikan dan menduduki jabatan tertentu atau ke jenjang jabatan yang setingkat lebih tinggi. Menurutnya, menduduki salah satu jabatan struktural adalah hak setiap ASN. Akan tetapi, tetap dibutuhkan sejumlah persyaratan yang mesti dimiliki seperti kompetensi, kualifikasi, prestasi, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas.

“Menjadi pejabat itu hak semua pegawai, asal punya kompetensi, kualifikasi, dan prestasi,” ungkap Kakanwil.

Mengakhiri sambutannya, Kakanwil berharap agar seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan ini secara baik agar bisa didapatkan secara tepat profil calon pejabat yang kompeten sesuai dengan kompetensi jabatan yang akan diisi. (robert fidianto)

Page 10: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

8

Sssttt...Ini Bukan SARA

8

Ame dan Ema Berbincang Di pameran KomputerAme : "Ema, mau tanya la? 'ENTER' itu maksudnya

apa?"Ema dengan cepat menjawab: "Hehehe gampang

ka. Itu untuk mempercepat program Ame!"Ame : "Mempercepat yang bagaimana la Ema?"Ema : "Ya biar kerjanya cepat to, Ame. Kalo

tulisannya ENTAR, itu jadinya lamaaa!!"Ame : "Oww, saya tanya lagi Ema, ini saya sudah

masuk ke Internet Explorer. Terus saya sudah ketik Facebook.com, tapi tidak keluar apa-apa la paman?"

Ema : "Ngero, di depan nya kau sudah ketik www atau belum Ame?"

Ame : "Oh belum la, memangnya harus ko itu tu, sebenarnya www itu apa?"

Ema : "Eehm... Apa e? Pokoknya kalo mau masuk ke website memang harus ketik www itu Ame, macam kode untuk permisi

tu. Kalau tidak salah, www itu singkatan dari: Wassalammualaikum Warohmatullohi Wabarokaatu…."

Ame : Oh ia e, mantap la Ema....molo terima kasih. hehehe. (dari berbagai sumber/ivonyblegur)

Ame : OhCewek : Kaka kerja di mana?Cowok : Beta cuma usaha beberapa hotel bintang 4

dan 5 sa… di Jakarta dan Bali.Cewek : (Adiih…pung kaya!) Kaka tinggal di mana?Cowok : Dekat sa ade, di Pondok Indah Bukit Golf.Cewek : Pasti kaka pung rumah besar e…?Cowok : Sonde Ade…Biasa sa…cuma 3.000 m2…Cewek : (Mama mia…!) Pasti kaka pung mobil ju ada

banyak e…?Cowok : Sedikit sa ade…Cuma ada Ferrari, Jaguar,

Mercedes, BMW, Mazda…Cewek : (Ini su laki-laki yang pas buat beta..) Kaka

su ada istri ko?

Cerita Percakapan Super LucuCowok : Hmm… belum ade…karmana ade?Cewek : (Andai beta jadi istrinya..) Kaka merokok ko

sonde?Cowok : Sonde Ade…rokok itu sonde bagus untuk

kesehatan Cewek : (Tuher e… sehat skali ni kaka) Kaka suka minum

mabuk?Cowok : Sonde ade… Katong pung agama ada larang na…Cewek : (Gila e… Cool abissss!!) Kaka biasa pi maen

judi ju??Cowok : Sonde pernah ade… Judi bikin habis doi sa ade.Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Kaka suka pesta-pesta

juga ko?Cowok : Sonde AdeCewek : (Iihh… suci mati ni laki-laki!) Kaka pasti rajin pi

sembahyang e?Cowok : Hehe begitu su ade… paling tiap jam sa beta

sembahyang…Cewek : (Tuher e… calon surgawi…) Kaka pung hobi apa?Cowok : Tipu-tipu orang ade……wkwkwkwk......

(dari berbagai sumber/ivonyblegur)

Page 11: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

9

Liputan Khusus

Ambon, pusat Kegiatan Pesparawi Tahun 2015Menyebut Ambon. Ingatan kita sepertinya diajak

kembali pada masa-masa sekolah ketika kita berkutat dengan pelajaran sejarah seputar misi awal pencarian

daerah asal rempah rempah. Ambon yang ada di Maluku menjadi sangat terkenal, lantaran menjadi pusat perdagangan segala jenis rempah-rempah.

Ambon di tahun 2015 terpilih sebagai tempat kegiatan Pesparawi Nasional XI, padahal belum lama berselang, Ambon juga telah menjadi tempat kegiatan bertaraf nasional yakni MTQ.

Pada sisi lain, terpilihnya Ambon sebagai pusat kegiatan Pesparawi Nasional boleh jadi sebagai upaya pemerintahan memberikan perhatian bagi pemulihan psikologis masyarakat ambon dan sekitarnya paska peristiwa bernuansa SARA di awal tahun 2000-an. Bagi pemerintahan daerah Maluku, kegiatan Pesparawi Nasional 2015 adalah kesempatan untuk meyakinkan masyarakat Nasional bahwa Ambon Maluku saat ini sudah pulih, aman dan damai.

Kontingen NTTSejak dikeluarkannya Keputusan Menteri

Agama Alamsyah Ratu Prawiranegara tahun 1982, dan diikuti dengan pelaksanaan Pesparawi Nasional I tahun 1983 di Jakarta, Nusa Tenggara Timur pun terlibat dalam beberapa tahun kemudian dalam ajang tiga tahunan ini. Tahun 2015, NTT tampil dengan membawa segudang optimisme.

“Andai berhasil, kita akan rebut juara

umum”. Demikian kata Ketua LPPD NTT, Esthon Foenay usai acara pelepasan kontingen Pesparawi NTT oleh Gubernur NTT, Frans Leburaya di Gereja Paulus Naikoten. Pernyataan Esthon, mantan orang nomor II Propinsi NTT seketika menjadi penambah semangat bagi semua anggota kontingen NTT agar tampil maksimal di pentas bergengsi tersebut.

Ini bukan isapan jempol semata. Ini sebuah keyakinan mengingat sejak ditentukan kabupaten mana saja (baca: Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, Alor, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Barat, Sumba Timur dan STKN Kupang) yang diikutsertakan dengan klasifikasi perlombaan ditambah persiapan yang terbilang sangat matang karena latihan yang serius, di situ ada keyakinan, NTT bisa meraih prestasi yang lebih dibanding keikutsertaannya pada pesparawi sebelumnya di Kendari yang boleh membawa pulang 8 medali emas.

Dengan melibatkan 314 orang yang terjun dalam 12 kategori yang diperlombakan dan menyertakan beberapa pelatih berkelas, di antaranya Elias Djoka, seorang awam Katolik. Sebuah isyarat bahwa target untuk mendulang prestasi di Negeri Pela Gandong tidak main-main.

Disokong dengan dana bantuan lembaga keagamaan yang disalurkan melalui Kanwil Kemenag NTT senilai 200-an juta ditambah kucuran Pemda Provinsi NTT setengah Milyar lebih, Kontingen NTT terbang menggunakan maskapai Lion Air langsung menuju Ambon, rute perjalanan yang sebenarnya tidak ada dalam lintasan penerbangan, kupang-ambon.

“Kita tidak bisa pake cara lain, karena hampir semua daerah sudah pesan jauh hari, sehingga jalan satu-

Pesparawi, Mendulang Prestasidi Negeri Pela Gandong

Page 12: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

10

satunya, kita charter pesawat,” jelas Sekretaris LPPD NTT, Drs. Sem Saetban.

Kabid Bimas Kristen Kanwil Kemenag NTT itu menambahkan bahwa pemberangkatan peserta menuju Ambon dalam dua rombongan yakni tanggal 02 oktober dan 05 Oktober dengan asumsi bahwa jumlah peserta yang banyak, negosiasi penginapan dan pengenalan tempat acara serta gladi.

Tepatnya, 06 oktober dinihari, Kakanwil Kemenag NTT dan Ibu yang terbang bersama rombongan dijemput oleh Kakan Kemenag Kabupaten Kupang, Yorhans Lopis dan Kasie Urusan Agama Kristen Kemenag Kabupaten Kupang, Huki Wila Hida, menuju Ambon pusat pemerintahan Provinsi Maluku.

Ambon: Paduan Suara Yang Hidup dalam HarmoniMelintasi jalan jalan Ambon, ada rasa yang begitu

kuat hadir di sana. Denyut nadi kerukunan sangat terasa. Koran Harian lokal Ambon, Spektrum edisi, senin 05 Oktober 2015 menurunkan tulisan “Umat Muslim

Tampung Peserta Pesparawi”. Hal inilah yang kerap memunculkan perasaan haru. Memang benar, kejadian rusuh awal 2000an telah meninggalkan luka dalam

bagi setiap warga ambon. Karenanya penting sekali menjaga agar mental masyarakatnya tidak lagi dihinggapi perasaan untuk saling curiga bahkan saling mencederai.

”Biaya pemulihan paska rusuh ini cukup besar. Apalagi kalau dihitung dari segi beban psikologis,” kata seorang wartawan yang berdiri disamping saya ketika meliput kegiatan pembukaan Pesparawi.

Untuk hal ini, Uskup Amboina, Mgr. Mandagi melihatnya sebagai sebuah hal yang serius. Kehadiran Presiden Jokowi dalam perhelatan akbar Pesparawi Nasional menjadi harapan kesejukan sekaligus memotivasi agar terus menjaga suasana damai dan toleransi yang sudah mulai terasa kembali.

“Kita harus terlebih dahulu akui mereka punya perasaan, dengarkan dan ajak mereka bicara dari hati ke hati, lalu buat kesepakatan” kata Monsinyur Mandagi ketika menerima kehadiran Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Ibu di rumah singgah Keuskupan Ambonia pagi hari sebelum acara pembukaan yang digelar.

Acara pembukaan sesuai undangan 19.00 WIT ternyata harus seret ke jam 21.00 WIT. Hal ini mungkin dikondisikan demikian agar perayaan nasional itu dapat dinikmati jutaan pasang mata di seluruh Indonesia melalui TVRI Pusat yang sesuai programnya menyiarkan secara langsung dari jam 19.00 WIB (beda 2 jam dengan Jakarta).

Tepat jam 21.00 malam, Presiden Jokowi hadir di tribun utama Stadion Mandala Remaja Karang Panjang, Ambon didampingi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saefudin dan Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan

serta Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff bersama pejabat daerah dan unsur pimpinan lembaga lainnya disambut dengan pentasan Marching Band dari Madrasah Aliyah Negeri Ambon dan parade dari masing-masing provinsi.

Dalam prakatanya, Gubernur Said Assagaff mengingatkan kembali kearifan budaya Maluku dengan konsep persaudaraan sejati yang dikenal dengan Pela dan Gandong melalui ungkapan “Ale Rasa Beta Rasa, Sagu Selempeng dibagi dua, potong di kuku sakit di daging” yang memberi pesan tentang pentingnya semangat kebersamaan. Ungkapan yang hampir sama dengan tema utama Pesparawi XI, “Sungguh Alangkah baik dan

Indahnya hidup dalam Persaudaraan yang Rukun”(Mzm 133:1).

Sementara, Menteri Agama Lukman Hakim Saefudin mengapresiasi pola hidup berdampingan masyarakat

Page 13: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

11

Maluku yang terbuka menerima perbedaan.“Ini menarik, beda agama bukan menjadi faktor

penyebab keterpisahan. Di Ambon dua hajatan keagamaan terjadi, MTQ dari Islam, Pesparawi dari Kristen. Dua agenda ini sudah membuktikan bahwa agama bisa jadi pemersatu,” kata Menteri LHS.

Presiden Jokowi dalam sambutannya menegaskan kembali soal komitmen dan kesadaran religious rakyat Indonesia untuk selalu mengingat akan jati diri sebagai bangsa yang berbhineka tunggal ika. Menurutnya, bahwa dalam keberagaman SARA melekat nilai-nilai untuk saling menghormati dan menghargai.

“Hidup kita harus berubah, tunjukkan bahwa Ambon adalah paduan suara yang hidup dalam harmoni,” ajak Jokowi disambut tepuk tangan khalayak ramai.

NTT, Mendulang PrestasiPesta Paduan Suara Gerejawi berlangsung hampir

selama 10 hari. Saat pengumuman pemenang yang berlangsung di Taman Budaya Ambon, peserta dan penonton yang memadati gedung seakan terbius oleh sorakan anak-anak NTT yang pada lomba kali ini nyaris memboyong semua medali emas dari 12 kategori lomba. Yang menarik, tim etnik NTT tampil memukau dengan membuat merinding penonton yang memadati Taman Budaya Ambon dan sukses membawa pulang emas ke bumi Flobamorata.

Ketua Kontingen Pesparawi NTT, Esthon L. Foenay usai pengumuman hasil mengatakan, keberhasilan tersebut patut disyukuri karena merupakan buah dari sebuah kerja keras yang dilakukan seluruh tim termasuk juga dukungan pemerintah daerah.

"Tuhan telah memberikan Nusa Tenggara Timur. Kondisinya kering dan gersang, tetapi talenta dan berkat lain adalah ada kedamaian dan ada kasih karunia. Karena ada kasih karunia, makanya pemerintah, DPRD dan rakyat mendukung sehingga bisa mendatangkan 314 orang kontingen. Ini kondisi yang sangat luar biasa, karena Tuhan sudah buka jalan, sehingga kita bisa pulang dengan membawa 9 emas dan 3 perak," kata Esthon bangga.

Sebelumnya, usai lomba kategori etnik, Esthon mengatakan, Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi), berarti umat Kristen bergereja.

Hasil Lomba: 9 Emas dan 3 PerakSembilan medali Emas diraih oleh

kontingen NTT yang membawakan mata lomba dengan kategori sebagai

berikut : Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Wanita, Paduan Suara Etnik, Pop Rohani, Paduan Suara Pemuda, Vokal grup Sumba Barat, Paduan Suara Anak dan Solo Remaja Putra. Sedangkan tiga medali perak diraih oleh penyanyi solo sebagai berikut : penyanyi Solo kategori Anak Putra, penyanyi Solo kategori Anak Putri dan penyanyi Solo kategori Remaja Putri.

Akhir Kata : Qui Bene Cantat Bis OratBernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua

kali. Arti pepatah Latin ini menyiratkan bahwa nyanyian dalam ritus semua agama memiliki kedudukan yang sangat penting.

Bukan tanpa arti jika Pesparawi yang digelar adalah kesempatan untuk terus berupaya menciptakan suasana ritual keagamaan yang khidmat. Bukan tidak mungkin jika Pesparawi yang menyertakan sebagian besar kaum muda gereja adalah saat memperdalam semangat kerohaniannya untuk terus terlibat dalam setiap perayaan keagaaman. Profisiat untuk kontingen Pesparawi NTT. Terima Kasih untuk semua.

(by. bobby babaputra)

Page 14: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

12

Bidik Lensa

Di sela Acara Pesparawi Nasional ke XI, Kakanwil

Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus

dan Ibu bersama Uskup Amboina, Mgr. P. C. Mandagi, MSC

menyusuri jalan-jalan di Kota Ambon, Rabu

(07/10/2015)

Inilah kontingen asal Nusa Tenggara Timur dalam Ajang Pesparawi Nasional di Ambon, pada defile pembukaan di hadapan Presiden RI, Selasa (06/10/2015)

Kakanwil Kemenag Prov.NTT, Drs.

Sarman Marselinus pada Pembukaan

Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan

Bagi GAK Tingkat Dasar se Kab. Lembata, Flotim,

Sikka dan Ende, di Rumah Bina Saro San Dominggo Larantuka, Jumad (09/10/2015)

Page 15: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

13

Lokakarya Penguatan Kapasitas Organisasi Perempuan Lintas Agama (Pelita) Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT di Aula Utama Kanwil Kemenag NTT, Kupang, pada Senin (12/10/2015).

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus, Kakankemenag Kab. Ende, Yosef Nganggo, S.Ag dan Dosen Senior STIPAR Ende, Bapak Theo Uheng, pada perayaan ekaristi pembukaan, Ende

(Minggu, 11/10/2015).

Page 16: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

14

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Kepala Kankemenag Kab. TTS, Saturlino Correia, S.Th dan FKUB Kab. TTS setelah Acara Pembinaan Kerukunan Umat Beragama di Aula Haumeni,

Kankemenag Kab. TTS, So’e, pada hari Jumad (16/10/2015).

Ziarah Rohani Memaknai Bulan Rosario oleh Komunitas Katolik pada Kanwil Kemenag Provinsi NTT di Taman Ziarah Yesus Maria (TZYM) Oebelo Kupang, pada Rabu (14/10/2015)

Page 17: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

15

Inilah kontingen Sippa Dhamma Samajja asal Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mengikuti Lomba Keterampilan Agama Buddha Nasional ke VI di Hotel Mercure Jakarta Selatan, 26 s/d 30 Oktober 2015.

Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus bersama Gubernur NTT dan Ketua MUI NTT ketika menjemput jemaah haji asal NTT di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Senin (19/10/2015)

Page 18: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

16

Seputar Kanwil

Kupang – “Kelimutu danau tiga warna; Badak Bercula dari Banten;Dari NTT bumi Flobamora; Kami ucapkan Ass Wr. Wb untuk bapak Sekjen” Demikian Kepala Kanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus, membuka pembicaraannya ketika sedang berlangsung televideo-conference dengan Sekjen Kementerian Agama, Prof. DR. H. Nur Syam pada Rabu, (30/09) di ruang kerja Kakanwil Kemenag Provinsi NTT.

Suasana yang semula tampak menegangkan, seketika berubah cair. Tampak dari layar monitor Sekjen yang saat itu didampingi Pgs. Kepala Pusat Informasi dan Humas, DR. H.Syafrizal, M.Si membalas pantun sapaan Kakanwil dengan

senyuman dan tawa lebar.Turut mendamping i Kakanwi l pada

kesempatan itu, Kepala Bagian Tata Usaha, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd serta Kepala Bidang/Pembimbing dan Kasubag di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT.

Nur Syam mengungkapkan bahwa pegawai Kementerian Agama tidak kalah dengan Kementerian atau lembaga lain soal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. “Dalam hal teknologi informasi dan komunikasi ternyata pegawai Kemenag yang kebanyakan jebolan sarjana agama justru tidak kalah bersaing dengan pegawai dari Kementerian maupun lembaga lain,”

ungkap Sekjen.Te r p a n t a u , ke g i a t a n

yang menggunakan jaringan Virtual Private Network (VPN) Kementer ian Agama dar i pukul 10.30 – 13.30 WITA itu berlangsung lancar. Acara dialog jarak jauh melalui media tele video conference ini terkoneksi live dengan 12 Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi termasuk Kakanwil Kemenag NTT. Sumber : ntt.kemenag.go.id/robert/yeni

TeleVideoConference Perdana : Kakanwil Sapa Sekjen Dengan Pantun

Page 19: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

17

Kupang – Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Bidang Pendidikan Islam menggelar kegiatan Rapat Evaluasi dan Sinkronisasi Program Pendidikan Keagamaan Islam pada Pondok Pesantren.

Kepala Bidang Pendidikan Islam melalui Ketua Panitia, Drs. H. Ibrahim Arif mengungkapkan bahwa kegiatan yang menghadirkan Kepala Seksi Pendidikan Islam bersama Pimpinan Pondok Pesantren se-NTT ini bermaksud untuk melakukan evaluasi dan sinkronisasi Program Pendidikan Keagamaan Islam pada Pondok Pesantren agar sesuai dengan arah dan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah.

Kegiatan yang dibiayai DIPA Kanwil Kemenag NTT pada Program Pendidikan Islam itu dibuka secara resmi oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus pada Kamis, (01/10/2015) di Asrama Haji Kupang.

Turut hadir pada acara pembukaan tersebut Kepala Bidang/Pembimbing dan Kasubag di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT serta Kepala Seksi di lingkup Bidang Pendidikan Islam.

“Pesantren di Indonesia mempunyai kekhasan tersendiri. Kekhasan itu antara lain tinggal dalam asrama (pondok) dan pengajarannya dilakukan secara penuh selama 24 jam.” Demikian pernyataan Kepala Kantor Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus ketika memberikan sambutan.

Kakanwil Kemenag NTT mengatakan bahwa model pendidikan pesantren yang ada di Indonesia adalah asli Indonesia bahkan disebut-sebut sebagai pribumisasi Islam. Menurutnya, pendidikan pesantren Indonesia berbeda karena meletakkan Islam mondial untuk hidup dalam konteks Indonesia.

Karena itu Kakanwil mendorong integrasi pondok pesantren dalam pendidikan formal. Hal ini dapat disebut inovasi karena bagaimana mengolah suasana ideal dalam pesantren dapat diintegrasikan dengan pendidikan formal seperti pendidikan madrasah.

“Ini bukan pekerjaan yang gampang, tapi ini trend harapan masyarakat. Karena itu usahakan iklim pondok pesantren yang bisa diintegrasikan dengan pendidikan madrasah”, ungkap Kakanwil.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/bobby/robert

Kanwil Gelar Rapat Evaluasi Pontren

Page 20: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

18

Kupang – Bertempat di Gereja Paulus, Jln. Jendral Soeharto Naikoten, Kamis, (01/10/2015) Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Frans Leburaya melepas secara resmi kontingen Paduan Suara Gerejawi asal Nusa Tenggara Timur menuju Pesparawi Nasional Ke XI di Ambon, Maluku.

Dalam sambutannya, Gubernur Frans meminta kepada seluruh kontingen untuk menjadi wakil Nusa Tenggara Timur yang baik dengan menjaga etika serta tampil maksimal dalam ajang bergensi itu demi keharuman nama NTT.

“Jaga etika, berlaku sopan dan berikan kemampuan

Ciptakan Kesan NTT Damaiyang terbaik untuk keharuman Nusa Tenggara Timur di mata nasional,” pinta gubernur.

Di hadapan seluruh peserta PESPARAWI yang memadati ruang acara pelepasan politisi PDI Perjuangan itu menjadikan bonus bagi kontingen PESPARAWI NTT jika berhasil meraih predikat juara umum.

“Jika NTT berhasil meraih juara umum, saya berjanji untuk memberikan hadiah,” pungkas gubernur yang disambut tepukan tangan meriah dari seluruh

undangan yang hadir.Tampak hadir pada kesempatan itu, Ketua LPPD

NTT, Ir. Esthon Foenay, M.Si, Kepala Biro Kesra Setda NTT, Bartol Badar, SH, serta sejumlah pejabat di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT mewakili Kakanwil yang berhalangan hadir karena tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Hadir pula Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Ny. Xaveria Ghunu Sarman serta Ketua LPPD dari masing-masing Kabupaten/Kota se-NTT.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/robert/bobby

Surabaya – Demikian disampaikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam sambutannya saat

menerima para Jemaah Haji asal Prov. NTT di Hall Mina, Asrama Haji Embarkasi Sukolilo, Surabaya pada Senin (19/10/15).

“ B a p a k i b u t e l a h menjalankan Ibadah haji dengan sungguh-sungguh, dengan khusuk, dengan penuh khidmat. Dan kami percaya bapak ibu semua telah menjadi Haji dan Hajah yang Mabrur,” ujarnya.

Pa d a ke s e m p a t a n tersebut, Lebu Raya juga meminta dan mengajak para jemaah haji untuk terus menerus membangun rasa

Page 21: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

19

Ende – Diklat profesi guru Pendidikan Agama Katolik (PLPGPAK) dalam jabatan LPTK induk Rayon 221 berlangsung di Aula Mgr. Donatus Djagom, SVD Kampus STIPAR Ende tanggal 11-20 Oktober 2015 dibuka secara resmi oleh KaKanWil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus, Minggu (11/10/2015).

Dalam arahan di hadapan 331 peserta Diklat yang berasal dari 11 Kabupaten/Kota se- Provinsi NTT, KaKanKemenag Ende, Yosef Nganggo, S.Ag, Ketua PLTK Induk Rayon 221, RD. Dr. Dominikus Nong, Pr, serta para assesor, KaKanWil menegaskan bahwa Diklat profesi guru dalam jabatan merupakan upaya penuh cinta pemerintah untuk membantu para guru mempeoleh pengakuan formal sebagai seorang tenaga ahli, sekaligus sebuah proses inisiasi sosial untuk menaikan derajat para guru PAK.

“Diklat profesi Guru PAK dalam jabatan ini

merupakan upaya penuh cinta kasih dari pemerintah guna menolong para guru PAK mendapatkan legitimasi formal sebagai seorang tenaga ahli di bidangnya, sekaligus merupakan proses inisiasi sosial untuk menaikan derajat para guru yang pada gilirannya melahirkan rasa bangga

yang kuat terhadap profesi yang diembannya,” tegas Pak Sarman.

Lebih lanjut orang nomor satu Kanwil Kemenag NTT ini menguraikan, para guru PAK sesungguhnya adalah pasukan Kanwil Kemenag NTT sebagai perpanjangan tangan pemerintah mewujudkan visi dan misi Kemenag yakni menjadikan masyarakat NTT BERNAS (Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejahtera) dan juga menjadi mitra Gereja.

“Para guru PAK harus menyadari diri sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat NTT yang ‘BERNAS’ dengan menjadi mitra yang baik bagi Gereja serta menjadi pelaku iman yang baik di tengah masyarakat,” urai ayah empat orang anak ini mengakhiri.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/niko/joe

KaKanWil Buka DikLat PLPG PAK Dalam Jabatan

persaudaraan, toleransi, kerukunan dan kebersamaan dengan seluruh warga NTT. Hal ini penting untuk terciptanya suasana aman, damai dan rukun, sehingga semua orang dapat menjalani hidupnya dengan tenang.

Lebih lanjut, Lebu Raya juga memohon dukungan dari para jemah haji untuk seluruh proses pembangunan yang sedang berjalan di NTT demi kesejahteraan masyarakat NTT. Ditambahkan, salah satu indikator majunya daerah adalah ditandai dengan semakin

Semua telah menjadi Haji dan Hajah Mabrur

banyaknya umat beragama Islam yang menjalankan ibadah haji. Karena itu, orang nomor satu NTT ini berharap agar ke depannya, kuota calon jemaah haji NTT bisa 2 kloter penuh.

“Saya percaya semakin maju daerah semakin banyak orang yang akan naik Haji. Dan saya telah minta kepada Bapak Menteri Agama kalau dari NTT hanya 1 kloter lebih, genaplah menjadi 2 kloter,” tambahnya disambut tepuk tangan seluruh hadirin di Hall Mina.

Di akhir sambutannya, Lebu Raya mengucapkan selamat kembali ke tanah air, dan berharap agar dengan iman yang semakin kokoh, maka wajah kerukunan, persaudaraan dan kekeluargaan di NTT semakin cerah bersinar.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/yeny/jose

Page 22: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

20

Kupang - Kepala Kanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus, Kamis, (15/10/2015), secara resmi melaunching Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Katolik, Educare. Acara yang berlangsung di aula utama Kanwil Kemenag Prov NTT itu diikuti oleh segenap pejabat di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT, para Kepala Seksi Bimas Katolik Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT serta sejumlah guru pendidikan agama katolik.

Dalam amanatnya, Kakanwil mengungkapkan bahwa kehadiran Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Katolik yang bernama ‘Educare’ adalah sebuah langkah inovatif dalam menjawabi tuntutan regulasi

akan pentingnya publikasi ilmiah sebagai bagian dari pengembangan keprofesian guru.

Lebih jauh dikatakannya bahwa salah satu persoalan yang menghambat proses kenaikan pangkat para guru adalah tidak adanya guru yang memiliki publikasi ilmiah berupa karya tulis ilmiah. Beliau mencontohkan bahwa pada usulan kenaikan pangkat periode oktober tahun 2015, sebanyak 52 orang guru agama dari 85 orang yang diusulkan kenaikan pangkatnya, dikembalikan oleh pihak BKN karena belum melampirkan bukti fisik publikasi ilmiah.

Untuk itu, ia mengajak seluruh guru khususnya para guru agama agar secara terus-menerus melatih dir i untuk menulis. “Tulislah sesering mungkin dan sebanyak mungkin”, ajak Kakanwil.

Untuk diketahui, jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag NTT ini akan terbit dua edisi dalam setahun. Dia t idak hanya diperuntukkan bagi guru dan pengawas katolik semata melainkan terbuka untuk berbagai tulisan dari guru maupun pengawas agama lain seperti Kristen, Islam, Hindu dan Budha. Sumber : ntt.kemenag.go.id/robert/ivo

Kemenag NTT Luncurkan Jurnal Ilmiah

Page 23: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

21

K u p a n g – P e m b i m b i n g Masyarakat Hindu Kanwil Kemenag Prov. NTT, Dra. Ni Wayan Sunarsih, MM menyelenggarakan kegiatan Orientasi Sarati Banten Tingkat Provinsi NTT. Kegiatan perdana di NTT ini menghadirkan narasumber dari PSN (Persatuan Sanggrahapinandita Nusantara) Jakarta dan Ditjen Bimas Hindu Pusat dan berlangsung di LPMP Kupang, dari tanggal 23 hingga 25 Oktober 2015.

Kegiatan dibuka oleh Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus. Uniknya, Ketua PHDI Provinsi NTT memakaikan destar khas Bali pada Kakanwil Kemenag NTT, tepat di pintu masuk Aula LPMP Kupang. Kakannwil menyambut gembira acara ini dan memandangnya sebagai sebuah simbol menjadi bagian dari kelompok Hindu di NTT.

D a l a m l a p o r a n p a n i t i a , disampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan khusus bagi petugas yang biasa melayani ritual keagamaan Hindu.

Pada kesempatan yang sama, Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Sarman Marselinus juga menyerahkan bantuan Pakaian upacara keagamaan Hindu sesaat sebelum membuka

Kakanwil Buka Kegiatan Orientasi Sarati Banten

kegiatan Orientasi Sarati Banten.Bantuan Pemerintah yang diserahkan antara lain

berupa 48 pasang pakaian upacara keagamaan Hindu kepada PHDI Provinsi Nusa Tenggara Timur, 21 pasang pakaian upacara keagamaan Hindu kepada PHDI Kota Kupang dan 2 unit laptop kepada penyuluh agama Hindu.

“Bantuan pakaian agama adalah bentuk dukungan pemerintah supaya umat beragama bisa menunaikan ajaran agama dengan baik, secara khusus bagi petugas atau pelayan ritual agama. Semua agama yang diakui keberadaannya di Indonesia difasilitasi oleh Negara,” demikian disampaikan Kakanwil Kemenag NTT.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/boby/jose

Page 24: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

22

Kupang – Upaya penanggulangan aliran sempalan melalui sarana non penal yang menitikberatkan pada sifat preventif dengan sasaran utama adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab muncul dan berkembangnya aliran sesat dilakukan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT melalui Pembimbing Syariah dengan menggelar kegiatan Temu Konsultasi Pimpinan Ormas Islam Kabupaten/Kota Se-NTT tentang aliran sempalan.

Kegiatan yang digelar dari tanggal 26 s.d 28 Oktober 2015 ini bertempat di Asrama Haji Transit Kupang dan sedianya akan dibuka Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus sore ini pukul 16.00 Wita.

Pembimbing Syariah, Dra. Hj. Ening Murtiningsih, M.Pd melalui Ketua Panitia kegiatan, Ratnah, S.Hi ketika ditemui di ruang kerjanya (Senin, 26/10/2015) menjelaskan tujuan diadakan kegiatan Temu

Konsultasi Pimpinan Ormas Kab/Kota Se- Provinsi NTT Tahun 2015 tentang Aliran Sempalan yakni demi menyamakan persepsi tentang kriteria aliran sesat dalam agama serta menyamakan persepsi tentang upaya pencegahan munculnya aliran sempalan dalam agama. Selain itu, memberikan informasi tentang aliran sempalan di Kabupaten/Kota se- Provinsi NTT.

“Di NTT, aliran sempalan sudah cukup meresahkan, seperti penangkapan terorisme di Labuan Bajo Manggarai, penangkapan pimpinan HTI di Kupang, dan Gafatar di TTS. Mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh keberadaan aliran sempalan bagi kehidupan umat beragama, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan,” beber Ratnah.

Dalam sambuatannya, Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus mengakui bahwa upaya mencegah tumbuhnya aliran sempalan dan radikalisme, tidak bisa dilakukan oleh Kementerian Agama sendiri namun perlu dukungan instansi terkait.

Beliau pun mengapresiasi kehadiran instansi terkait dalam kegiatan ini terutama dari pihak Kepolisian. Karenanya, melalui pertemuan ini Kakanwil mengharapkan agar para peserta kegiatan mampu membawa semangat dan energy baru yang dapat membantu kemaslahatan orang banyak.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/joe/yenny

Cegah Aliran Sempalan, Pimpinan Ormas Temu Konsultasi

Kupang – Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd pada kesempatan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Bidang Urusan Agama Katolik, yang diselenggarakan oleh Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kemenag Prov. NTT, di Aula Utama Kanwil, pada Selasa (27/10/2015) pukul 17.00 wita.

Menanggapi informasi tentang tugas dan fungsi pelayanan urusan agama Katolik, Kabag TU Kanwil Kemenag NTT mengharapkan agar

NTT Harus Usulkan Program PemberdayaanEkonomi Umat Katolik

Page 25: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

23

Kupang – Kanwil Kementerian Agama Prov. NTT akan mengikuti ajang kompetisi SIPPA DHAMMA SAMAJJA TINGKAT NASIONAL VI TAHUN 2015 atau yang disebut juga dengan Lomba Ketrampilan Ajaran Buddha dari tanggal 28 s.d 30 Oktober 2015, bertempat di Mercure Convention Cetre Ancol Jl. Pantai Indah Ancol Jakarta Utara, memperebutkan Piala bergilir Menteri Agama RI.

bidang Urusan Agama Katolik memperjuangkan program pemberdayaan ekonomi umat Katolik. Mengingat jumlah terbesar umat Katolik ada di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur, maka sudah sepantasnya perjuangan ini berasal dari NTT.

“Kalau di Islam, ada lembaga khusus (BAZNAS/BAZDA) yang menangani pemberdayaan ekonomi umat. Di Katolik juga mestinya ada, jika belum, maka Bidang Urusan Agama Katolik berkewajiban mengambil peran. Apalagi jumlah umat Katolik banyak di NTT, maka ini harus mulai dari NTT. Alasannya sederhana, bicara tentang pelayanan umat Katolik, tanpa menyentuh urusan ekonomi mereka nampaknya susah diterima,” demikian disampaikan putra Lembata ini.

Kepala Bidang Urusan Agama Katolik, Drs. JB. Kleden, MM mengapresiasi usulan Kabag TU ini. Menurutnya, hal ini sudah lama menjadi pergumulan bidang urusan agama Katolik. Apalagi di tengah

Hal ini disampaikan oleh Pembimas Budha, Aryadi Satiawira,SH ketika ditemui di ruang kerjanya (Jumat, 23/10/2015).

Kontingen NTT tiba di Jakarta hari ini senin 26 Oktober 2015 dengan kekuatan kontingen 8 orang Peserta Lomba, didampingi oleh 5 orang offisial yang di pimpin oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Unit Kanwil Kementerian Agama Prov.NTT, Ibu Xaveria Gunu Sarman selaku ketua kontingen asal NTT.

Aryadi menjelaskan, lomba yang akan diikuti kontingen Prov. NTT yakni Lomba Solo Lagu Rohani Budha Putra dan Putri, Tk.SD dan SMP; Lomba Cerdas Cermat Tk SD dan Lomba Ceritera Bergambar Tk.SD,SMP dan SMA.

Untuk diketahui, kompetisi ini merupakan kompetisi perdana yang diikuti oleh Umat Budha NTT. Kiranya dapat mengharumkan nama Nusa Tenggara Timur sekalipun merupakan Umat minoritas. Sumber : ntt.kemenag.go.id/ivo/joe

NTT Ikut SIPPA DHAMMA SAMAJJA VI

keterbatasan alokasi anggaran APBN untuk pelayanan urusan agama Katolik dan besarnya harapan umat Katolik. Lebih lanjut, mantan Kasubag Hukmas Kanwil Kemenag NTT menambahkan bahwa di gereja Katolik ada lembaga/komisi khusus yang menangani pemberdayaan ekonomi umat, yakni PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi), sedang dicari bentuk kerjasama dengan PSE.

Hal ini menurutnya, sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr yakni bahwa Kementerian Agama jangan hanya menyelenggarakan pembinaan mental saja, tetapi harus menyentuh juga pemberdayaan fisik ekonomi masyarakat Katolik.

Rapat evaluasi ini dihadiri pula oleh Kepala Bidang Pendidikan Katolik, Kasubag Umum, Kasubag Inmas, Kasubag Perkeu dan segenap pejabat eselon IV pada Bidang Urusan Agama Katolik.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/joe/jose

Page 26: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

24

Kakanwil Kemenag NTT Apresiasi Pembinaan Disisplin

ASN Kemenag Flotim

Lintas FLOBAMORA

Larantuka – Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs. Sarman Marselinus memberikan apresiasinya atas pelaksanaan disiplin ASN di Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur.

Pembinaan disiplin ASN yang dimaksud yakni telah diberlakukannya absen elektric (finger print) sebanyak 4 (empat) kali sehari di Kantor Kemenag Kab. Flores Timur seperti yang dijelaskan oleh Kepala Kantor Kemenag Flotim, Petrus Pedo Beke,S.Ag saat memberikan sekapur sirihnya mengawali acara tatap muka dimaksud.

Hal tersebut disampaikannya ketika memberikan arahan dan peneguhan pada acara tatap muka bersama dengan seluruh jajaran Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Jumad, 09/10/2015 di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Floresb Timur.

Menurutnya, finger print yang diberlakukan sebanyak 4 kali sehari di Kemenag Kab. Flotim adalah sebuah langkah baik yang

MAN Ende - Kabar gembira, MAN Ende terpilih sebagai sekolah yang Islami (Islamic School Award) tahun 2015 oleh Indonesian Achievment Center (IAC) dalam agenda tahunan yang bertajuk “School Challenge Awards 2015” di Ballroom Wita Patra Jasa Bali Resort & Villas Bali di awal Oktober lalu.

Pada kesempatan penyerahan penghargaan, yang juga dihadiri Wakamad Kurikulum MAN Ende, Drs. Jamaludin Abbas, Kepala MAN Ende didaulat untuk menyampaikan sambutannya. Menurut putra dari Pulau Ende ini, penghargaan yang diterima menjadi motivasi untuk memajukan MAN Ende ke depannya.

“Kami mewakili seluruh guru dan siswa MAN Ende mengucapkan terima kasih dan InsyaAllah kami akan menjadikan penghargaan ini sebagai motivasi untuk meraih prestasi-prestasi yang lainnya,” tandasnya.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/syaifulliga/yeni

menunjukan komitmen kita bersama terkait peningkatan citra Kementerian Agama.

“Kalau hal tersebut dijadikan sebagai sebuah habitus maka akan melahirkan citra positif Kementerian Agama di mata masyarakat umum,” ucapnya. Dalam kesempatan yang istimewa tersebut, kepada seluruh jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur beliau memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh Kementerian Agama ke depannya yakni: Mempertahankan Opini WTP, Peningkatan Kinerja, Peningkatan ZI, Penyelenggaraan Haji yang semakin baik, Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, Pengelolaan PNBP (NR), Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa serta Implementasi e-PUPNS.

Semua tantangan tersebut menurutnya akan dihadapi oleh seluruh jajaran ke depan, sehingga beliaupun berharap agar semuanya dapat terus meningkatkan kinerja dan pelayanan dengan tetap berlandaskan pada 5 NBK yang menjadi spirit dan roh Kementerian Agama saat ini.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/peter/robert

Raih Penghargaan Islamic School Award 2015

Page 27: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

25

Maumere – Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Maumere, Rm. Johanes Eo Towa, Pr, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kantor Kementerian Agama Kab. S ikka yang sudah menyelenggarakan kegiatan lomba baca dan Kuis Kitab Suci.

Hal itu dikatakannya ketika menghadiri pembukaan kegiatan Lomba Baca dan Kuis Kitab yang berlangsung di aula Kantor Kemenag Kab.Sikka. Menurut Direktur Puspas Keuskupan Maumere, pembinaan iman umat seperti ini terus dilanjutkan untuk tahun-tahun yang akan datang.

“Saya memberikan apresiasi kepada Kantor Kementerian Agama Kab.Sikka, khususnya Seksi Urusan Agama Katolik, yang sudah menyelenggarakan kegiatan ini. Dan sekiranya ke depan kerjasama yang sudah dibangun selama ini terus dilanjutkan demi pembinaan umat Katolik di Keuskupan Maumere,” kata Romo John.

Kasie Urusan Agama Katolik Kemenag Sikka, Ibu Kresentia Reo, S.Sos di sela-sela kegiatan lomba

mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, pemahaman dan penghayatan Sabda Tuhan, juga mendorong umat untuk memiliki dan menggunakan Kitab Suci sehingga terwujud keluarga Katolik yang beriman, bermoral dan bermartabat.

Kegiatan ini diikuti oleh 10 Paroki yang merupakan wakil dari masing-masing TPAPT antara lain Paroki Misir, Nita, Nanghure, Bolawolon, Ili, Kloangpopot, Wairpelit, Talibura, Bunuria dan Tilang dengan melibatkan 30 peserta.

Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut Kasubag TU Agnellus Jaya, S. Ag, para pejabat lingkup Kemenag Kab. Sikka dan pastor paroki dari paroki yang mewakili TPAPT.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/yesyuruntlonaen/yeni

Waikabubak – Dalam rangka memelihara kerukunan umat beragama, jajaran Kementerian Agama Kab. Sumba Barat, Kamis, (29/10/205), mengunjungi sejumlah rumah ibadah di kota Waikabubak. Kegiatan ini melibatkan seluruh pejabat struktural, Pengawas dan Penyuluh Agama serta Karyawan di lingkup Kemenag Sumba Barat.

Pada kesempatan Safari Kerukunan itu, rombongan juga memberikan bantuan berupa peralatan keagamaan

ke beberapa rumah ibadat seperti Gereja Kristen Sumba (GKS) stasi Letemalouna Ranting Lapale, Masjid Nurul Jihad Kecamatan Wanokaka, dan gereja Katolik Stasi Maria Bunda Selalu Menolong- Padediwatu, Kecamatan Lamboya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Sumba Barat, Drs. Petrus Fahik mengungkapkan bahwa kegiatan safari kerukunan ini dilaksanakan sebagai wujud nyata dari cita-cita memelihara nilai-nilai keagamaan dan kerukunan antar

umat beragama.“Ini menjadi salah satu bentuk

kerjasama yang lebih nyata dan positif antara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat dengan masyarakat beragama di Wilayah Ka b u p a t e n S u m b a B a ra t d a l a m meningkatkan pemahaman beragama dan membangun kerukunan umat beragama,” terang Kakanmenag.

Beliau berharap melalui komunikasi yang nyata seperti ini, nilai-nilai keagamaan dapat terus terpelihara dengan baik demi terwujudnya mutu kerukunan hidup umat beragama yang lebih baik.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/nn/robert

Direktur Puspas Keuskupan MaumereApresiasi Kegiatan LombaBaca dan Kuis Kitab Suci

Pelihara Kerukunan, Kemenag Sumbar Kunjungi Rumah-Rumah Ibadah

Page 28: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

26

Ende – Kantor Kemenag Ende melalui DIPA Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama Kabupaten Ende memberikan bantuan sosial keagamaan Katolik sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah) untuk membantu pembangunan sebuah Kapela dan Gua Maria sebagai sarana rohani bagi umat Katolik kota Ende dan sekitarnya yang hendak berziarah.

Bantuan Sosial kepada lembaga agama Katolik yang bersumber dari APBN pada DIPA Ditjen Bimas Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende tersebut, diserahkan langsung oleh KaKanKemenag Kab. Ende, Yosef Nganggo, S.Ag kepada Vikep Ende, Rm. Adolf Keo, Pr di Ruang Kerja Kevikepan Ende, Jl. Nangka, pada hari Selasa (06/10/2015). Penyerahan ini disaksikan oleh Kasi Urakat , Aloysius Hari, S.Ag dan JFU seksi Urusan Agama Katolik, Drs. Herman Tambuk, M.Th.

Yosef Nganggo, S.Ag saat menyerahkan Bansos tersebut menyampaikan apresiasi pemerintah atas pembangunan sarana rohani yang membantu pertumbuhan iman umat Katolik oleh lembaga agama Katolik di wilayah Kerja Satker Kemenag Ende.

“Bansos ini lebih tepat dikatakan sebagai wujud apresiasi

pemerintah, atas kerja keras Gereja melalui Gembala umat (para imam), terlebih Romo Vikep yang terus setia berjuang dalam keterbatasan dana membangun sarana rohani, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan kualitas iman masyarakarat Katolik,” ungkap Pak Yos.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/nipa/joe/yeni

Kemenag Ende Serahkan Bansos Keagamaan

Bajawa - “Guru adalah jabatan profesional sehingga seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara professional.” Demikian penegasan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kemenag Ngada, Drs. Karolus Sara Buang Lera pada kesempatan membawakan materi pada kegiatan penulisan karya ilmiah bagi guru pendidikan agama Kristen tingkat dasar dan menengah, pada hari Senin(19/10/2015) bertempat di Hotel Nusantara Bajawa, Kabupaten Ngada.

Menurut beliau, seorang guru dianggap profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independen (bebas dari

tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistimatis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat, dan kode etik yang regulatif.

Hal itu disampaikannya mengingat penegasan yang disampaikan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa jabatan guru sebagai pendidik adalah jabatan profesional.

Olehnya beliau mengharapkan kepada semua guru untuk terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya

dalam mengelola pembelajaran, maupun kemampuan lainnya. “Semuanya itu berguna dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki ketrampilan belajar, termasuk ketrampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), ketrampilan dalam mengembangkan jati diri (learning to be), ketrampilan dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan ketrampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together),” imbuhnya.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/yonsch/yeni

Guru Mesti Profesional

Page 29: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

27

Soe – “Kerukunan merupakan pi lar utama persatuan kesatuan bangsa.” Demikian diungkapkan Kepala Kantor Kemenag Kab. TTS, Saturlino Correia, S.Th dalam sekapur sirih kegiatan Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Tingkat Kab. TTS, Jumat, (16/10/2015) di Aula Haumeni Kantor Kemenag Kab. TTS di Soe.

Menurut mantan Kakankemenag Sumba Timur itu, kerukunan menjadi kebutuhan yang amat penting bagi bangsa Indonesia yang multi Religius. Tanpa kerukunan, bangsa Indonesia pasti bubar.

“Kerukunan antar umat beragama merupakan sesuatu yang mutlak dalam NKRI yang multi religius ini. Karena itu dialog kerukunan merupakan hal penting untuk terus dilaksanakan,” pungkas Kakankemenag TTS, mengutip pernyataan tokoh Agama, K. H. Hasyim Muzadi dan Franz Magnis-Suseno, SJ.

Kegiatan Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Tingkat Kabupaten Timor Tengah Selatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Drs.

Sarman Marselinus. Dalam sambutannya Bapak Kakanwil antara lain menyampaikan apresiasinya bagi para pimpinan agama dan FKUB.

“Saya menaruh hormat dan apresiasi yang tinggi pada forum yang hadir di sini karena kehadiran Bapak Ibu di tengah masyarakat membawa dampak

positif yang besar bagi terjaganya kerukunan di wilayah kita ini”, ungkap Kakanwil mengawali sambutannya.

K e g i a t a n y a n g d i r e n c a n a k a n berlangsung sehari ini diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari para P i m p i n a n A g a m a , Organisasi Keagamaan dan FKUB Kab. TTS, wilayah yang terkenal dengan “sumber air su dekat….”

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/edykatu/robert

Kerukunan, Pilar Utama Persatuan

Page 30: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

28

Ba’a – “Hari Sumpah Pemuda dan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI ke-70 adalah 2 hari raya kenegaraan yang ditetapkan dengan latar belakang yang berbeda. Hari ini kita mempertemukan kedua hari raya ini dalam satu moment yakni Turnamen Volley Jefri Riwu Kore Cup I,” tutur KakanKemenag Ronda saat memberi sambutan pada acara pembukaan Turnamen di Lapangan volley Kantor Kementerian Agama Rote Ndao, Sabtu sore (24/10/2015).

KanKemenag Rote Ndao menurunkan 2 tim volley putri. Kedua tim Kankemenag akan berkompetisi dengan 7 tim putri lainnya

memperebutkan 1 piala bergilir dan piala tetap. Sementara pada tim putra, yang akan bertanding dalam turnamen ini sebanyak 8 tim. Tim putra pun berkompetisi memperebutkan 1 piala bergilir dan piala tetap.

Total hadiah yang disediakan dar i penyelenggara turnamen, Jefri Riwu Kore Center dan Kantor Kementerian Agama sebesar Rp.30.000.000.-sebagai dana pembinaan dan juga piala untuk Juara I, II dan III. Turnamen ini direncanakan berlangsung selama 10 hari. Final akan berlangsung pada tanggal 03 November 2015. Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/fridamsikan/joe

HAB Dan Hari Sumpah Pemuda Disatukan Dengan Turnamen Volly

Page 31: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

29

Atambua – Utusan Direktorat Pondok Pesantren Kementerian Agama RI melakukan kunjungan kerja di Kementerian Agama Kabupten Belu (Kamis, 15/10/2015). Rombongan yang didampingi oleh Kasi Pendidikan Pondok Pesantren dari Kanwil Kemenag Prov. NTT ini bertatap muka langsung dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu, Drs. Yosef Akoit.

Kedatangan rombongan ini adalah untuk memverifikasi data pondok pesantren di Kabupaten Belu sekaligus memantau manajemen pengelolaan dana bantuan pondok pesantren.

“Program dari Direktorat Pondok Pesantren Kemenag RI tahun 2015 ini berfokus pada kabupaten/kota perbatasan dengan negara-

Direktorat PontrenKemenag RI Kunjungi Belu

negara tetangga. Belu sebagai salah satu kabupaten menjadi perhatian kami. Bantuan yang diberikan dari Direktorat Pontren Kemenag RI hendaknya dikelola dengan baik sesuai peruntukkannya,” kata Bambang selaku ketua rombongan.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu, Drs. Yosef Akoit menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Direktorat Pontren Kemenag RI yang telah memberi perhatian dan bantuan kepada pembangunan kualitas pendidikan Agama Islam di Kabupaten Belu.

Sumber: www.ntt.kemenag.go.id/deky/jose

Page 32: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

30

Sahabat BERNAS

30

Pembangunan ZI :Bernyanyi Bersama, Sukses Bersama

Sejenak Bersama Drs. Yakobus Beda Kleden, MM

BERBICARA pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT tentu tak bisa menyepelekan

peran Ketua Tim Zona Integritas atau yang akrab disebut Presiden ZI. Pria kelahiran Waibalun, 50 tahun silam yang menjabat sebagai Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT ini ditunjuk dan dipilih sebagai Ketua TIM Zona Integritas tentu bukan tanpa alasan.

S a a t d i t e m u i B e r n a s d i r u a n g ke r j a nya , m a nta n Kasubag Hukmas & KUB Kanwil Kemenag Provinsi NTT yang juga penggagas majalah Bernas ini menolak disebut Presiden ZI. Menurutnya, julukan Presiden ZI hanyalah p a n g g i l a n a k r a b pada saat sosialisasi Pengawasan melalui Pendekatan Agama bersama Tim PPA Itjen Kemenag di Asrama Haji pada bulan Mei lalu. “Julukan Presiden ZI itu diberikan ibu Yulis dari Tim PPA Itjen untuk membangun keakraban di antara kami, kemudian dipertahankan dan dipopulerkan teman-teman peserta sosialisasi hingga kini,” terang Pak Jack, sapaan akrabnya, meluruskan.

Pr ia yang memi l ik i hobby menul i s in i menambahkan, kepercayaan yang diberikan sebagai Ketua Tim Zona Integritas bukan karena kemampuan apalagi dianggap lebih baik dari orang lain. Semua orang selalu dalam proses untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari dan memiliki kapasitas untuk memimpin. “Dalam kehidupan berorganisasi, setiap orang yang beraspirasi untuk menjadikan dirinya sukses, harus selalu menjadi pelaksana tugas yang

terbaik bagi organisasinya.” Itulah alasan mendasar ia menerima tugas sebagai

Ketua TIM SI ketika dipilih dalam rapat Pembentukan Tim ZI yang dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. “Sebagai ASN kita musti selalu siap menerima tugas yang diberikan. Asal saja jangan pernah mencadangkan tugas itu

sebagai pembaik kehidupan pribadi kita,” ujarnya.

D a l a m p e r b i n c a n g a n dengan Bernas, a l u m n u s S T F K L e d a l e r o i n i m e n j e l a s k a n t e n t a n g l a t a r b e l a ka n g Zo n a Integritas yakni upaya mewujudkan reformasi birokrasi dengan sasaran u t a m a y a i t u p e n i n g k a t a n k a p a s i t a s d a n

akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik.

Terkait langkah apa saja yang sudah ditempuh dalam upaya mewujudkan pembangunan Zona Integritas di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, mantan Kasubag Ortala & Kepegawaian ini memaparkan bahwa sesungguhnya Tim ZI yang diketuainya bertugas mengkawal pelaksanaan rencana aksi proses pembangunan Zona Integritas sebagai tindak lanjut penandatanganan pakta integritas yang difokuskan pada penerapan program Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit dalam rupa penataan dokumen.

Page 33: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

31

BIODATANama : Drs. Yakobus Beda Kleden, MMTTL : Waibalun, 28 September 1965Pangkat/Gol Ruang : Pembina Tk.I - IV / b

Riwayat Jabatan 1. Kasubag Ortala & Kepegawaian Bagian Tata Usaha Kanwil Dep. Agama Propinsi Nusa Tenggara

Timur (Tahun 2006 s.d Tahun 2009) 2. Kasubag Hukmas & KUB Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara

Timur (Tahun 2009 s.d Tahun 2012). 3. Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

(Tahun 2012 s.d sekarang)

31

“Kita baru mengenal wayang yang bernama ZI ini. Hanya saja karena sudah ditunjuk sebagai Ketua TIM, suka tidak suka saya harus memaksakan diri untuk mengetahui lebih detil barang ini, karena seorang Presiden ZI memang diharuskan untuk melihat ZI ini dengan jelas sebelum ZI ini menjadi jelas bagi semua orang. Bukankah itu teorinya? Kalau tidak saya mau omong apa. Hahahaaa,” ujarnya dengan enteng.

Disinggung mengenai hambatan dalam penerapan Zona Integritas di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, suami Klara Rosalia Maria ini menuturkan bahwa hambatan mendasar sesungguhnya tidak ditemui. Kerja yang lebih berat adalah menemukan kembali dokumentasi kegiatan, karena setiap pelaksanaan Zi membutuhkan dokumen-dokumen sebagai eviden.

Mengenai hal tersebut, ayah dua putra (Alvin Lamadiraputra dan Fritz Pito Kleden) ini mengaku sejak awal telah memikirkan pembuatan aplikasi ZI berbasis android, minimal e-data, hanya saja belum kesampaian. “Saya harus mengatakan dengan jujur dalam soal ini, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende patut diberi apresiasi. Mereka telah punya dokumen pelaksanaan ZI berbasis virtual yang bisa diakses siapa saja kapan saja melalui internet. Luar biasa itu. Kalau di Kanwil Subbag Inmas bisa membantu membuat aplikasinya untuk diupload ke geogle playstore , kita sangat berterima kasih,” ujarnya berharap.

Menyangkut target yang harus dicapai, mantan pemimpin redaksi majalah Bernas ini secara filosofis mengatakan keindahan masa depan sebuah organisasi hanya seindah imajinasi pemimpinnya. Maka tugas utama Tim adalah keberanian membangun mimpi, untuk membayangkan apa yang tidak terbayangkan. “Dan mimpi kita adalah predikat WBK tahun ini dan tahun depan WBBM,” ujarnya berharap. “Tapi sekali lagi itu mimpi Tim.”

Peminat seni dan sastra ini berharap 3 satker yang menjadi pilot proyek ZI tahun 2015 di NTT, yakni Kanwil, Kemenag Kabupaten Kupang dan Ende, bisa mencapai 100 %. “Evaluasi awal yang dilakukan tim PPA Itjen, pada Oktober lalu, indeks kita mencapai 70 %. Indeks ini bisa lebih rendah bisa lebih tinggi lagi. Kita berharap nanti audit oleh Tim Penilaian RB dari Menpan-RB, Itjen dan Ombudsman target 100% bisa kita capai. Ya 100% itu normal. Kalau lebih dari 100% baru luar biasa. Kita harus optimis,” sambung alumni Universitas Widya Mandira ini berandai.

Di penghujung perbincangan dengan Bernas, sebagai Ketua Tim ZI, ia mengajak segenap ASN di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi NTT untuk mendokumentasikan semua kegiatan dengan baik. Setidaknya membantu membangun sesuatu menjadi lebih baik tetapi jika tidak bisa membantu menjadi lebih baik setidaknya tidak merusak apa yang sudah ada. Ketika ditanya apa yang mau disampaikan sebagai epilog dengan tegas beliau mengatakan, dalam membangun ZI kita harus bernyanyi bersama untuk sukses bersama.

“Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Jadi ini pekerjaan seluruh ASN bukan hanya pimpinan dan Tim ZI. Dalam membangun ZI jangan pernah menjadi penyanyi solo. Kita semua harus punya komitmen yang satu dan sama untuk dilaksanakan secara bersama-sama. Jadikanlah kebersamaan kita dengan institusi kita sebagai keberadaan yang bernilai bagi masyarakat yang kita layani,” pungkas Drs. Yakobus Beda Kleden, MM. (Gerald Wassa)

Page 34: Bernas Edisi Oktober 2015

Edisi 08 Tahun IV, Nomor 20 Oktober 2015

32

Bianglala

Sejak era pemerintahan J o ko w i d a n J K , k i t a diperkenalkan dengan

sebuah gerakan yang pernah dicanangkan Presiden Soekarno pada tahun 1963 yakni Revolusi Mental.

Hakikat revolusi mental, selain untuk mencetak manusia Indonesia baru yang memiliki mentalitas dan etos kerja yang tinggi agar bisa bersejajar dengan bangsa lain di dunia ini, juga sungguh-sungguh diperlukan bagi bangsa Indonesia sebab disinyalir bahwa saat ini sedang terjadi krisis karakter, intoleransi yang makin meningkat, pemerintah ada tetapi tidak hadir dan rakyat yang selalu dianggap sebagai obyek pembangunan.

Di dalam konteks ini, maka respon pemerintah dianggap lama dalam menyelesaikan masalah, sehingga masyarakat kehilangan kepercayaan kepada Pemerintah sehingga sering menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.

Tentang ini, Sekretaris Jendral Kementerian Agama mengungkapkan bahwa integritas adalah kata kunci untuk membangun Kementerian Agama yang berwibawa dan dipercaya oleh publik. Menurutnya, tanpa integritas, masyarakat tidak mungkin menaruh ‘trust’ pada Kementerian Agama.

Proposisinya menyatakan bahwa semakin besar dan kuat integritas tersebut terdapat di dalam Kementerian Agama, maka akan semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan berbagai urusan publik di dalamnya. Hal itu diungkapkannya pada kesempatan Training of Trainer (TOT) para pejabat struktural Kementerian Agama di Hotel Marbela, kawasan Dago Bandung beberapa waktu lalu.

Hal itu penting mengingat Kementerian

Agama memang memanggul tugas yang sangat mulia yaitu sebagai institusi penyangga religiositas, spiritualitas dan moralitas bangsa. Jika dilihat dari visi Kementerian Agama adalah untuk mengembangkan peningkatan kualitas kehidupan keberagamaan, kerukunan beragama, pendidikan agama dan keagamaan serta pengembangan

tata kelola institusi, maka jelaslah bahwa tugas Kementerian Agama tentunya sangat strategis.

Itulah sebabnya, keberadaan Kementerian Agama akan sangat menentukan arah dalam membangun bangsa yang utuh, material-fisikal dan immaterial-spiritual. Kementerian yang tidak hanya mengurus persoalan duniawi belaka tetapi juga mengurus persoalan keakheratan. Kementerian Agama memanggul tugas yang sangat mendasar sebagai kementerian yang bergelut dengan religiositas, spiritiualitas dan moralitas, yang profan serta persoalan sakral.

Dalam konsep sebagai pengemban misi profetik tersebut, maka Kementerian Agama dituntut oleh publik untuk menjadi institusi negara dan dengan segenap aparatnya untuk berbuat yang lebih baik dalam berbagai aspek dan dimensinya. Integritas lalu menjadi kata kunci Kementerian Agama di dalam menjalankan seluruh misinya. (by.Robert-Fidianto)

Membangun Integritas

Integritas berarti kita melakukan apa yang kita lakukan karena hal tersebut benar dan bukan karena sedang digandrungi orang atau sesuai dengan tata krama. Gaya hidup, yang tidak tunduk kepada

godaan yang memikat dari sikap moral yang mudah, akan selalu menang ~ Denis Waitley

Tanpa integritas , motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas menjadi tak berdaya;

tanpa kapasitas, pemahaman menjadi terbatas; tanpa pemahaman pengetahuan tidak ada

artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi buta.

Page 35: Bernas Edisi Oktober 2015

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Drs. Sarman MarselinusKakanwil

Kepada

Umat Muslim Di NTT

TAHUN BARUHijriah

MENGUCAPKAN

SELAMAT

1437 14 Oktober 2015

Page 36: Bernas Edisi Oktober 2015

ISSN 2252-360X