berita puslitbangtan no. 51 2012

12
1 Berita Puslitbangtan 51 November 2012 Pengantar Redaksi Berita Puslitbangtan berubah penampilan. Hal ini dimaksudkan untuk mengubah image Berita Puslitbangtan yang semula berstatus sebagai media komunikasi antarpeneliti lingkup Puslitbangtan menjadi media komunikasi antarpeneliti tanaman pangan lingkup Badan Litbang Pertanian. Artikel utama yang akan diterbitkan pada setiap nomor diusahakan yang aktual dan memberikan solusi bagi pemecahan masalah yang terjadi di lapangan. Peneliti padi dan palawija lingkup Badan Litbang Pertanian dapat memanfaatkan media komunikasi ini untuk memberikan informasi teknologi hasil penelitian bagi pemecahan masalah tersebut. Pada nomor ini, Berita Puslitbangtan berisi beberapa artikel tentang kedelai yang akhir-akhir ini mendapat sorotan dari berbagai pihak karena produksinya turun secara nasional. Artikel lain yang tidak kalah penting adalah risalah dan intisari dari hasil pertemuan antara Kapuslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, dengan Ka Balit dan Tim Redaksi tentang pemecahan masalah kualitas dan kesinambungan penerbitan publikasi ilmiah yang perlu terus ditingkatkan. Produksi Kedelai Turun, Apa yang Salah? Pengembangan Teknologi Kedelai di Beberapa Daerah Publikasi Ilmiah Puslitbangtan: Ancaman Kesinambungan dan Kualitas Naskah Menteri Pertanian: Swasembada Kedelai Optimistis Dapat Diraih Telah Tersedia!!! Data Statistik Tanaman Pangan Doktor Baru Tujuh Warga Puslitbangtan Menunaikan Ibadah Haji Tahun Ini Publikasi Baru 2 4 6 8 9 10 11 12

Upload: phungthuan

Post on 12-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

1Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Pengantar RedaksiBerita Puslitbangtan berubah penampilan. Hal inidimaksudkan untuk mengubah image BeritaPuslitbangtan yang semula berstatus sebagaimedia komunikasi antarpeneliti lingkupPuslitbangtan menjadi media komunikasiantarpeneliti tanaman pangan lingkup BadanLitbang Pertanian. Artikel utama yang akanditerbitkan pada setiap nomor diusahakan yangaktual dan memberikan solusi bagi pemecahanmasalah yang terjadi di lapangan. Peneliti padi danpalawija lingkup Badan Litbang Pertanian dapatmemanfaatkan media komunikasi ini untukmemberikan informasi teknologi hasil penelitianbagi pemecahan masalah tersebut.

Pada nomor ini, Berita Puslitbangtan berisibeberapa artikel tentang kedelai yang akhir-akhirini mendapat sorotan dari berbagai pihak karenaproduksinya turun secara nasional. Artikel lain yangtidak kalah penting adalah risalah dan intisari darihasil pertemuan antara Kapuslitbangtan, Dr HasilSembiring, dengan Ka Balit dan Tim Redaksi tentangpemecahan masalah kualitas dan kesinambunganpenerbitan publikasi ilmiah yang perlu terusditingkatkan.

Produksi Kedelai Turun, Apayang Salah?

Pengembangan TeknologiKedelai di Beberapa Daerah

Publikasi Ilmiah Puslitbangtan:Ancaman Kesinambungan danKualitas Naskah

Menteri Pertanian: SwasembadaKedelai Optimistis Dapat Diraih

Telah Tersedia!!!Data Statistik Tanaman Pangan

Doktor Baru

Tujuh Warga PuslitbangtanMenunaikan Ibadah HajiTahun Ini

Publikasi Baru

24

6

8

91011

12

user
Stamp
user
Stamp
Page 2: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

2 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Beberapa waktu yang lalusebagian pengrajin tempe dantahu mogok berproduksi

selama beberapa hari karena hargakedelai sebagai bahan baku meningkatdari Rp 5.000/kg menjadi Rp 8.000/kg.Hal ini tentu memaksa sebagiankonsumen untuk sementara tidakmakan tahu dan tempe karena tidaktersedia di pasar setempat.

Kenaikan harga kedelai merupakandampak dari terganggunya pasokankedelai impor akibat iklim yang kurangmenguntungkan di negara produsen.Sementara produksi dalam negerihanya mampu memenuhi 30-40%kebutuhan nasional.

Data memang menunjukkanproduksi kedelai nasional dalambeberapa tahun terakhir terusmenurun. Kalau pada tahun 2009produksi nasional telah mencapai 9,75juta ton, pada tahun 2011 turun menjadi8,19 juta ton karena menciutnya luaspanen dari 7,23 juta ha menjadi 5,92 jutaha. Penurunan luas panen merupakancerminan dari penurunan minat petanimengusahakan kedelai?

Keuntungan Rendah?

Di sentra produksi, kedelai umumnyadibudidayakan di lahan sawah dalampola padi-padi-kedelai. Pada tingkatproduktivitas 1,2-1,5 t/ha dan harga Rp5.000/kg di tingkat pedagang, budi dayakedelai tentu tidak memberikan

keuntungan yang menggairahkanpetani, berbeda dengan jagung yanghasilnya mencapai 6-8 t/ha dan hargaRp 3.600-4.200/kg. Kalau pendapatandari usahatani kedelai Rp 6,0-7,5 juta/ha, sementara dari jagung Rp20-30 juta(belum dikurangi biaya produksi).Menurut pengakuan beberapa petaniyang diwawancara di lapangan, hargakedelai yang rendah menjadi faktorutama yang menurunkan minat merekamengusahakan kedelai. Tentu akanberbeda kalau harga kedelai di tingkatpetani naik dari Rp 4.500-5.000/kgmenjadi Rp 7.500-8.000/kg.

Di sisi lain, kenaikan harga kedelaiakan merugikan pengrajin tahu dantempe karena daya beli masyarakatmasih rendah. “Menaikkan harga samasaja dengan gulung tikar,” kata seorangpengrajin tempe dan tahu di Jakartakarena pelanggan mereka umumnyamasyarakat berdaya beli rendah.Selama ini tahu dan tempe adalah laukprimadona yang terjangkau olehmasyarakat lapisan bawah yang

memang mengandalkan kedelaisebagai sumber protein.

Inovasi Teknologi

Seorang peserta seminar nasionalkedelai di Balitkabi, Malang, beberapawaktu yang lalu tetap menyarankanpentingnya penerapan inovasi teknologidalam pengembangan kedelai agarhasil per satuan luas meningkat,misalnya dari 1,2-1,5 t/ha menjadi 2,0-2,5 t/ha. Naiknya hasil per satuan luastentu akan memberikan tambahankeuntungan bagi petani.

Disarankan pula meningkatkanefisiensi dalam berproduksi, misalnyamenggunakan varietas unggul berdayahasil tinggi, berumur genjah, dan tahanhama penyakit tanaman. Meningkatkanefisiensi produksi juga akan menambahkeuntungan bagi petani. Hal lain yangtidak kalah penting adalah menaikkanharga kedelai pada tingkat yangmenguntungkan petani agar merekakembali bergairah mengusahakankedelai.

Produksi Kedelai Turun, Apa yang Salah?

Badan Litbang Pertanian sudah menghasilkan berbagai inovasi teknologi kedelai,tapi mengapa produksi nasional turun. Mengapa pula petani kurang tertarikmengembangkan kedelai. Kalau swasembada kedelai ingin diraih tentu diperlukanterobosan peningkatan produksi.

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Nuning Argo Subekti, Hermanto, Husni Kasim, Haryo Radianto, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: [email protected]

ISSN 0852-6230

Page 3: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

3Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Antisipasi Perubahan Iklim

Dalam beberapa tahun terakhir,perubahan iklim telah mengancamproduksi pangan di beberapa daerah.Kemarau panjang yang menyebabkantanaman didera kekeringan danpanjangnya periode hujan yangmerendam sebagian areal tanamanadalah dampak langsung dariperubahan iklim. Oleh karena itu,diperlukan teknologi yang mampuberadaptasi dengan kondisi iklim yangdemikian.

Badan Litbang Pertanian telahmenghasilkan dua varietas kedelaiberumur genjah dan sangat genjah yaituArgomulyo dan Gema, masing-masingdengan umur 82 dan 73 hari denganpotensi hasil 3,1 dan 3,4 t/ha, rata-rata2,0 dan 2,8 t/ha. Penggunaan varietasgenjah dan sangat genjah dapat meng-hindarkan tanaman dari ancamankekeringan, bergantung pada ketepatanwaktu tanam.

Untuk mengantisipasi tanah jenuhair akibat hujan berkepanjangan telahteridentifikasi pula dua varietas tolerangenangan, yakni Grobogan dan Kawidengan potensi hasil masing-masing 3,4dan 2,8 t/ha dan umur panen 76 dan 83hari.

Perubahan iklim akan mendorongpeningkatan populasi hama. Ulat grayakSpodoptera litura dan pengisap polongmerupakan hama penting yang dapatmenyebabkan kehilangan hasil hingga80% dan bahkan puso apabila tidakdikendalikan. Hasil identifikasi me-nunjukkan varietas Ijen tahan terhadapulat grayak. Varietas unggul ini berumur83 hari dengan potensi hasil 2,5 t/ha.

Kutu kebul Bemisia tabaci kini tidakjarang mengancam tanaman kedelai di

sentra produksi di Jawa Timur dan tidaktertutup kemungkinan menyebar kedaerah lain. Kehilangan hasil akibatserangan hama ini juga dapat mencapai80%, dan bahkan puso. Hasil identifikasimenunjukkan varietas Gepak Kuning,Gepak Ijo, Wilis, Kaba, dan Argomulyotahan terhadap kutu kebul.

Peluang Pengembangan

Perubahan iklim menuntut petani untukmengubah pola tanam mereka padalahan sawah yang semula padi-padi-kedelai menjadi padi-padi-padi ataupadi-padi-jagung, karena kedelai kalahbersaing dengan padi dan jagung. Salahsatu peluang dalam pengembangankedelai adalah memanfaatkan areal di

kawasan hutan tanaman industri.Dalam hal ini diperlukan varietas tolerannaungan. Pengujian di beberapa lokasidi Jawa Tengah dan Jawa Timurmenunjukkan varietas Grobogan,Pangrango, Argomulyo, dan Malabartoleran terhadap naungan.

Di daerah yang cukup air, budi dayakedelai memerlukan varietas toleranjenuh air (Grobogan dan Kawi) danpembuatan saluran drainase yangdalam dan antarsaluran tidak terlalulebar (4-6 m). Namun dalam kondisikering dan curah hujan rendah makawaktu tanam perlu dimajukan danmenggunakan varietas genjah dantoleran kekeringan seperti Tidar,Argomulyo, dan Grobogan. (HMT)

Keragaan kedelai varietas Argomulyo di antara tegakan kelapa sawit muda di PTPN II, KabupatenLangkat, Sumatera Utara.

Page 4: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

4 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Kini kedelai makin mendapatprioritas untuk dikembangkankarena produk pangan dari

komoditas ini, terutama tempe dantahu, sudah menjadi menu sehari-harisebagian besar masyarakat. Untukmemenuhi kebutuhan yang terusmeningkat, pemerintah masih harusmengimpor kedelai dalam jumlah besarkarena produksi dalam negeri masihrendah, hanya 30-40% dari kebutuhannasional.

Sejalan dengan komitmen Kemen-terian Pertanian untuk meningkatkanproduksi kedelai menuju swasembada,Badan Litbang Pertanian besertajajarannya berupaya mengembangkankomoditas ini di beberapa daerah, baikdi Jawa maupun luar Jawa.

Jember, Jawa Timur

Di daerah ini, inovasi teknologi kedelaidikembangkan melalui Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).Petani yang terlibat dalam kegiatan inimendapat pendampingan dari penelitiBadan Litbang Pertanian dan opera-sionalisasi budi daya di lapangandipandu oleh penyuluh pertaniansetempat.

Wakil Menteri Pertanian, Dr RusmanHeriawan, yang melakukan kunjungankerja ke daerah ini menjadi tumpuanharapan oleh banyak petani. Intinya,mereka khawatir kalau harga kedelaijatuh pada saat panen raya. Pada tahun2011, harga kedelai pada saat panenraya memang rendah, hanya Rp 4.500/kg. Masalah lainnya yang dihadapipetani adalah ketidaktersediaan benihkedelai pada saat diperlukan.

Dalam suatu diskusi, Wamentanmenekankan pentingnya stabilitasharga kedelai. Oleh karena itu,“Pemerintah akan menetapkan hargadasar (HPP) kedelai sebagaimanahalnya yang sudah diberlakukan padapadi,” ujar Dr Rusman Heriawan. Selainitu Wamentan juga menekankanpentingnya revitalisasi kelembagaansistem perbenihan, menjanjikanbantuan benih kedelai kepada petanidalam bentuk Public Supplier Obligation,dan akan menghapus BLBU. MenurutWamentan, sistem perbenihan BLBUmemiliki banyak kelemahan, antara lainketerlambatan penyaluran kepadapetani. Dampaknya, benih yang diterimapetani seringkali berkualitas rendah.“Kelambatan distribusi menyebabkandaya kecambah benih turun karenakedelai tidak tahan disimpan lama,” kataDr Rusman Heriawan.

Madiun, Jawa Timur

Madiun termasuk sentra produksikedelai di Jawa Timur. Hal ini tercermindari hamparan tanaman kedelai yangtumbuh subur di Kecamatan Pilang-kenceng, salah satu kawasan penghasilkedelai di Kabupaten Madiun.

Pengembangan TeknologiKedelai di Beberapa Daerah

Makin meningkatnya kebutuhan terhadap kedelai sebagai sumberprotein nabati menuntut perlunya pengembangan komoditaspangan primadona ini. Untuk itu, Badan Litbang Pertanianmengembangkan teknologi produksi kedelai di beberapa daerah.

Wakil Menteri Pertanian, Dr Rusman Heriawan (tengah), dalam kunjungan kerjanya ke Jember,Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu menekankan pentingnya stabilitas harga kedelai dalammeningkatkan produksi nasional.

Page 5: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

5Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Untuk meningkatkan produksikedelai di daerah ini, Balitkabi menggelarteknologi budi daya kedelai seluas 4,5ha. Varietas unggul yang dikembangkanadalah Detam 1 dan Detam 2 yang cocokuntuk bahan baku kecap. VarietasMalika digunakan sebagai pembanding,sama-sama berbiji hitam.

Setelah melihat sendiri pertumbuh-an varietas unggul tersebut di lapangan,petani menaruh harapan kepadateknologi yang digelar dalam mening-katkan produksi kedelai. Ketuakelompok tani setempat memper-kirakan hasil varietas Detam 2 dapatmencapai 2,2 t/ha (1,7 t dari 0,75 ha),sementara hasil varietas Malika 1,8 t/ha(1,3 t dari 0,75 ha).

Langkat, Sumatera Utara

Di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara,terdapat hamparan kedelai seluas30.000 ha, sebagian di antaranya dikawasan perkebunan Tanjung Jati,wilayah PTPN II. Badan Litbang Per-tanian melalui kegiatan pendampinganSLPTT kedelai oleh BPTP SumateraUtara dan Balitkabi menggelar varietasunggul kedelai dengan teknik budi dayaspesifik lokasi di bawah tegakan kelapasawit. Varietas kedelai yang digelarantara lain Anjasmoro, Argomulyo,Grobogan, Burangrang, Kaba, danWilis.

Pada 17 September 2012 diseleng-garakan temu lapang yang diikuti oleh200an orang, termasuk dari DinasPertanian, Pangdam Bukit Barisan,Badan Ketahanan Pangan SumateraUtara, Sekolah Tinggi PenyuluhanPertanian, PT Pertani, PT Sang HyangSeri, PT Petrokimia, petani, penyuluh,dan peneliti. Pada saat itu, varietas

unggul kedelai yang dikembangkantelah berumur 60 hari dengan per-tumbuhan yang menggembirakan.Artinya, varietas kedelai dan teknologibudi daya spesifik lokasi tersebut sesuaidikembangkan pada lahan perkebunandengan tanaman pokok yang masihmuda. Berdasarkan jumlah polong yangdiamati dengan kisaran 155-170 polong/rumpun, hasil kedelai yang dikembang-kan di antara tanaman sawit mudadapat mencapai 2 t/ha.

Maros, Sulawesi Selatan

Di Sulawesi Selatan, sasaran produksikedelai pada tahun 2013 adalah 112.300ton pada lahan seluas 23.800 ha. Untukmencapai sasaran tersebut diperlukan950 ton benih kedelai. Untuk itu BadanLitbang Pertanian telah menginisiasipembinaan penangkaran benih melaluipelatihan produksi benih kedelai padaMei 2012 di Balitsereal, Maros. Benihkedelai varietas Anjasmoro danGrobogan, sesuai pilihan petani,ditangkarkan pada lahan seluas 3 ha diJenetaesa, Maros, Sulawesi Selatan padaAgustus 2012. Proses produksi benih dilapangan mendapatkan bimbinganteknis dari peneliti Balitkabi bekerjasama dengan peneliti BPTP Sulsel.

Varietas Grobogan yang dipanenpada 10 Oktober 2012 memberi hasil 2,5t/ha, sementara varietas Anjasmoro barumemasuki fase pemasakan polong.Kegiatan ini mendapat respons positifdari berbagai kalangan di SulawesiSelatan, termasuk Kepala DinasPertanian setempat. “Ini merupakancontoh untuk dipelajari oleh penangkarbenih,” kata Kepala Dinas Petanian dihadapan para petani dan peserta temulapang produksi benih kedelai diJenetaesa, Maros.

Setelah melihat sendiri kondisi per-tanaman di lapangan, PT Sang HyangSeri Sulawesi Selatan berjanji akanmembeli benih kedelai yang ditangkar-kan petani Jenetaesa sebagai sumberbenih selanjutnya.

Aceh Timur

Kunjungan Kepala Badan LitbangPertanian, Dr Haryono MSc, bersertajajaran pada 14 September 2012 keKabupaten Aceh Timur bertujuan un-tuk berdiskusi tentang pengembangankedelai dengan pejabat setempat.Produksi kedelai di Aceh Timur terusmenurun dari 25.000 ha pada tahun1995 menjadi 12.000 ha pada tahun2012. Penyebabnya sudah dapatditebak, “Harga kedelai tidak meng-untungkan petani” ujar Bupati AcehTimur, Hasbullah.

Terlepas dari harga kedelai, BadanLitbang Pertanian akan bekerja samadengan Dinas Pertanian KabupatenAceh Timur untuk kegiatan gelarteknologi budi daya kedelai spesifiklokasi pada lahan seluas 10 ha padamusim tanam 2012 ini. Komponenteknologi yang akan digelar adalahvarietas unggul kedelai (antara lainAnjasmoro, Argomulyo, Grobogan,Tanggamus) dan teknologi budi dayaspesifik lokasi dengan pendekatanPTT. Sebagai pelaksana gelar teknologidi lapangan adalah kelompok tani yangdidampingi oleh Dinas Pertaniansetempat. Benih beberapa varietasunggul kedelai akan dipasok olehBalitkabi, Malang. Sementara BPTP NADdipercaya sebagai pendampingpenerapan teknologi di lapangan.(HMT/MWT/NAS/HK)

Page 6: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

6 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Publikasi Ilmiah Puslitbangtan:Ancaman Kesinambungan dan Kualitas Naskah

Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bentukkomunikasi yang dituntut dari seorang peneliti yangbiasanya dipakai sebagai penilaian akan reputasinya.

Bukankah penilaian jabatan fungsional penelitian sebagianbesar dinilai dari karya tulis atau publikasi ilmiah? Oleh karenaitu, seorang peneliti profesional senantiasa meluangkan waktuuntuk membaca publikasi ilmiah, terutama yang berkaitandengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Dengan demikian, diadapat terus mengikuti perkembangan ilmu yang digelutinya,merencanakan dan merancang penelitian yang lebih maju,dan melaporkan hasil penelitiannya menurut standarpublikasi ilmiah yang berlaku.

Hampir setiap lembaga penelitian menerbitkan publikasiilmiah, baik dalam bentuk publikasi ilmiah primer maupunreview. Peneliti dituntut untuk terus menggali inovasi barumenindaklanjuti atau mengembangkan hasil penelitiansebelumnya. Dengan merujuk begitu banyaknya penelitianyang dilakukan setiap tahun, pimpinan lembaga penelitian

merasa tidak akan sulit untuk mendapatkan tulisan ilmiahdari penelitinya. Dengan alokasi dana yang cukup untukpublikasi, keberlanjutan penerbitannya diharapkan tidak akanmenjadi masalah.

Persepsi itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Meski begitubanyak penelitian dilakukan setiap tahun, karya tulis ilmiahyang memenuhi standar penerbitan ternyata tidak mudahdiperoleh Dewan Redaksi. Walaupun harus diakui tidaksemua penelitian dapat menghasilkan karya tulis ilmiah,pendapat Dr Muchtar Buchari yang pernah menjabat di LIPIdan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah perlu kitarenungkan. Beliau menyarankan peneliti seyogianya tidakmenghabiskan waktu untuk melakukan penelitian danmembuat laporan ringkas tetapi perlu meluangkan waktumenelaah kembali begitu banyak penelitian yang telahdilakukan.

Peneliti pertanian yang bernaung di bawah KementerianPertanian mempunyai peran ganda. Di satu sisi dia dituntutuntuk menghasilkan informasi/teknologi guna mendukungprogram Kementan, di sisi lain dia juga dituntut untuk menjadipeneliti profesional yang harus mampu menghasilkan karyatulis ilmiah berdasarkan kaidah yang berlaku.

Berbeda dengan peneliti di perguruan tinggi atau LIPI,peneliti lingkup Kementan sering dituntut untuk memecah-kan masalah lapangan yang perlu segera diatasi danmemberikan arah pembangunan pertanian ke depan dalammenghadapi tantangan global. Kementan lebih menuntuthasil penelitian yang bisa segera diterapkan petani daripadakarya tulis ilmiah. Oleh karena itu, meski peneliti Kementanmendapat dukungan dana yang cukup untuk melakukanpenelitian tapi kebebasan dalam memilih topik dan waktuuntuk melakukan penelitian yang mendasar dan mendalammungkin tidak seleluasa rekannya di lembaga lain danperguruan tinggi.

Warren Buffet, salah seorang terkaya di Amerika Serikat yang telah mendermakan lebih dari 30miliar dolar hartanya, pernah berujar: “Tanpa gairah, Anda tidak akan punya energi, dan tanpaenergi Anda tidak akan punya apa-apa.” Kita tidak dapat membayangkan kalau seorang penelititidak punya gairah untuk meneliti atau menulis. Akan lebih runyam tentunya, bila peneliti tidakpunya gairah untuk meneliti dan menulis.

Page 7: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

7Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Kesinambungan Penerbitan yang Terancam

Puslitbangtan yang mengkoordinasikan kegiatan penelitianpadi dan palawija secara berkala menerbitkan dua publikasiilmiah, yaitu Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan (PP)yang menampung tulisan ilmiah primer dan Buletin IptekTanaman Pangan yang berisi review hasil penelitian. JurnalPP yang jauh lebih dulu terbit dan relatif dikenal luas olehmasyarakat ilmiah telah mendapat akreditasi dari LIPI sebagaijurnal ilmiah primer nasional. Sedangkan Buletin Iptek yanglebih ditujukan kepada pembuat kebijakan di tingkat Pusatdan Daerah Tingkat I dan II, serta masyarakat ilmiah lainnyasedang dilanda duka karena penurunan angka penilaian olehLIPI sehingga tidak lagi sejajar kedudukannya dengan JurnalPP.

Sampai beberapa waktu lalu, kedua publikasi ini tidakmengalami permasalahan yang berarti dalam hal jumlahnaskah yang masuk dan yang disetujui oleh redaksi untukditerbitkan. Kedua publikasi ini pun mendapatkan angkakredit yang sama tinggi dari LIPI. Akan tetapi, Dewan Redaksimerasa makin lama kualitas dan kuantitas naskah yang masukmakin menurun. Sebaliknya, penulis merasa redaksi terlalubanyak menuntut dan tidak jarang perbaikan yang dimintaredaksi tidak segera mendapat respons. Kondisi salingmenyalahkan ini tentu tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Apalagiakhir-akhir ini, telah terjadi perubahan penilaian oleh LIPIterhadap publikasi Badan Litbang Pertanian, termasukpublikasi Puslitbangtan. Nilai yang diperoleh Jurnal PP masihrelatif tinggi dalam arti memenuhi kriteria yang ditetapkanLIPI terhadap jurnal ilmiah primer, penilaian terhadappublikasi Iptek Tanaman Pangan ternyata turun sehinggaangka kredit yang dihasilkan dari naskah yang dimuat jugamenjadi turun.

Keluhan redaksi dan penulis terhadap masalah itumendorong Kepala Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring,mengundang Ka Balitsereal, Ka Balitkabi, Ka BB Padi, Ka LolitTungro dan Dewan Redaksi Jurnal PP dan Buletin Iptek dalamsuatu pertemuan di Bogor pada 8 Oktober 2012. Meski karenasuatu hal Ka BB Padi berhalangan hadir, pertemuan yangdipimpin langsung oleh Kapuslitbangtan ini berlangsung cukuphangat.

Beberapa aspek hasil penilaian Buletin Iptek oleh LIPI dandipresentasikan oleh Kasubbid PHP, Dr Nuning Argo Subekti,turut dibahas yang menurut Dewan Redaksi sebenarnya tidakterlalu sulit untuk dipenuhi. Kesimpulan dari pertemuantersebut antara lain adalah:1. Peneliti yang mendapat dukungan anggaran melalui

Puslitbangtan diwajibkan mengirimkan tulisan ilmiahsecara periodik ke Puslitbangtan.

2. Untuk tahun 2013, calon tulisan hasil penelitian primerdan review dari peneliti sudah ditetapkan sesuai dengankesepakatan antara Ka Puslitbangtan dengan Ka BB/Balit/Lolit.

3. Tulisan pada Jurnal PP perlu diupayakan untuk lebihkomprehensif dan tidak berupa hasil kegiatan penelitianparsial.

4. Peneliti senior perlu memberi contoh dengan mengirim-kan naskah tulisan ilmiah untuk Jurnal PP dan BuletinIptek.

5. Peneliti seyogianya memprioritaskan pengiriman naskahke publikasi ilmiah lingkup Puslitbangtan. Publikasi untukinstansi di luar Puslitbangtan perlu mendapat per-setujuan dan pengantar dari Kapus/Ka BB/Ka Balit/KaLolit.

6. Berdasarkan hasil observasi lapang dan naskah yangditerima Redaksi, kemampuan analisis statistik daripeneliti perlu ditingkatkan.

7. Kepala BB/Balit/Lolit diminta mendorong penelitinyauntuk lebih banyak membaca tulisan ilmiah dari berbagaisumber dan memberikan masukan kepada pimpinaninstansi masing-masing akan berbagai hal yang berkaitansesuai dengan mandat dan tugas masing-masing instansi.

8. Keberlanjutan seminar di tingkat Balai dan Puslitbangtanperlu terus dipertahankan dan ditingkatkan. Seminar ditingkat BB/Balit/Lolit diprioritaskan bagi peneliti denganjabatan fungsional tingkat I dan II, sedangkan seminar diPuslitbangtan diperuntukkan bagi peneliti denganjabatan fungsional tingkat III dan IV.

9. Audiensi dengan LIPI tentang substansi Buletin Ipteksangat diperlukan dan segera diagendakan.

10. Pembinaan peneliti perlu terus ditingkatkan mulai darilingkungan terkecil (Kelti).

11. Buletin Iptek diarahkan pada review ilmiah sesuaidengan persyaratan LIPI dengan fokus pada topiktertentu.

12. Redaksi di tingkat Puslitbangtan perlu diperkuat denganmemasukkan satu atau dua anggota redaksi di tingkatBB/Balit.

Ka Balit/Lolit yang hadir menyadari tugas berat yangdihadapi untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.Membangkitkan kembali gairah meneliti dan menulis tentubukan pekerjaan mudah. Bagaimanapun, kualitas karya tulisilmiah sangat ditentukan oleh kualitas penelitian. Oleh karenaitu, pendekatan yang humanis dengan peneliti yang didasarioleh keinginan besar untuk menjaga dan menaikkan reputasipeneliti dan instansi masing-masing diharapkan akan dapatmemberikan hasil positif. (MS)

Page 8: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

8 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Komitmen pemerintah untukberswasembada kedelai padatahun 2014 seakan tidak dapat

ditawar lagi. Di sisi lain, produksinasional kedelai dalam beberapa tahunterakhir terus menurun. Kalau swasem-bada kedelai ingin diwujudkan tentudiperlukan terobosan peningkatanproduksi mengingat waktu yang tersisahanya dua tahun lagi.

Wacana untuk berswasembadakedelai sudah tercetus sejak lama,bahkan sejak era pemerintahan ordebaru. Tapi kenyataannya, tujuan yangmulia itu belum kesampaian hingga kini.Hal ini merupakan tantangan yangmemerlukan kerja keras denganmelibatkan berbagai pihak dalammerealisasikannya.

Tanggung jawab pencapaianswasembada kedelai tidak hanya dipundak Kementerian Pertanian, tetapijuga merupakan tanggung jawab

berbagai pihak terkait, termasuk paraahli dari perguruan tinggi. Oleh karenaitu, Kementerian Pertanian mengun-dang ahli kedelai dari Institut PertanianBogor, Universitas Gajah Mada, BadanTenaga Tenaga Atom Nasional (Batan),dan Badan Litbang Pertanian, dalamsuatu pertemuan di Jakarta pada 5September 2012. Pertemuan ini diikutioleh 60an peserta, termasuk dariDirektorat Jenderal Tanaman Pangandan Badan Sumber Daya ManusiaPertanian, Kementerian Pertanian.

Diawali dengan laporan KepalaPuslitbang Tanaman Pangan, Dr HasilSembiring, mewakili Kepala BadanLitbang Pertanian sebagai penye-lenggara pertemuan, Menteri PertanianDr Suswono dalam pengarahannyamengingatkan pentingnya acara inidalam menjaring ide dan pemikiranpara ahli dalam penyusunan programpeningkatan produksi kedelai nasionalmenuju swasembada.

Menteri Pertanian:Swasembada Kedelai Optimistis Dapat DiraihSetelah mendapat masukan dari para ahli dari IPB, UGM, Batan, dan Badan Litbang Pertanian,Menteri Pertanian optimistis swasembada kedelai dapat diraih.

Para ahli kedelai yang menjadi narasumber dalam pertemuan sehari iniadalah Prof Dr Marwoto dari BadanLitbang Pertanian, Prof MufniGhulamahdi dari IPB, Prof DidikIndradewa dari UGM, dan Dr Harry IsMulyana dari Batan. Setelah mendapatmasukan dari pertemuan tersebut,Menteri Pertanian berharap swa-sembada kedelai dapat terwujud. Olehkarena itu, Menteri Pertanian menugas-kan Dirjen Tanaman Pangan untukmembuat roadmap penyediaan benihkedelai dengan membentuk TimAdhoc. ”Task force khusus kedelaiperlu dimasukkan ke dalam ProgramP2BN” tegas Menteri Pertanian.

Selain peningkatan produktivitas,perluasan areal juga merupakan upayayang mutlak diperlukan dalam pe-ningkatan produksi kedelai. Lahan rawapasang surut tampaknya menjadi salahsatu tumpuan bagi pengembangankedelai. Karena itu, Menteri Pertanianmeminta kepada ahli kedelai dari UGMuntuk menganalisis biaya per unit budidaya kedelai pada lahan gambut dan dariIPB untuk lahan pasang surut. “Inidiperlukan untuk menentukan kebijakanharga kedelai, kunci swasembada adapada insentif harga di tingkat petani danperluasan areal tanam”, tegas MenteriPertanian.

Akan halnya penerapan teknologiyang berperan penting dalam mening-katkan produksi dan efisiensi usahatani,Dr Suswono minta peneliti BadanLitbang Pertanian untuk lebih proaktifmelakukan pendampingan teknologikedelai bagi petani bersama penyuluhpertanian. (HMT/NAS)

Menteri Pertanian, Dr Suswono, memimpin pertemuan perkedelaian di Kementerian Pertanianyang diikuti oleh 60an peserta dari perguruan tinggi dan instansi lingkup Kementan pada 5September 2012.

Page 9: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

9Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Telah Tersedia!!!Data Statistik Tanaman Pangan

Ketersediaan data statistik mutakhir yang ber-sumber dari institusi terpercaya memegangperanan penting dalam kegiatan pembangunan,

termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan per-tanian. melalui data statistik tersebut, seorang penelitidapat merencanakan penelitian yang bermanfaat bagipetani dan pembuat kebijakan. Data statistik tentangproduktivitas dan produksi tanaman di dalam dan luarnegeri, misalnya, merupakan acuan yang berharga bagipeneliti dalam merencanakan penelitian denganproduktivitas yang lebih tinggi. Demikian pula halnyadengan data luas panen varietas tertentu, sangat bergunadalam merencanakan karakteristik varietas yang disukaikonsumen atau yang dapat membantu memecahkanmasalah yang dihadapi petani. Melalui data statistik,peneliti dan pembuat kebijakan dapat menilai posisiIndonesia dalam percaturan pertanian regional daninter-nasional.

Data Statistik Tanaman Pangan tidak hanya memuatdata luas panen, produktivitas, dan produksi tanamanpangan utama (padi, jagung, kedelai, kacang tanah,kacang hijau, ubi kay, dan ubi jalar) sampai tahun 2011.Akan tetapi kompilasi data ini juga mengandung berbagaiaspek lain seperti ketersediaan sumberdaya lahan, luas

cekaman biotik dan abiotik, data SDM petani, penyuluh,dan peneliti dalam kaitannya dengan upaya untukmendukung program pemerintah. Data hasil penelitiandalam bentuk varietas unggul dengan karakteristikmasing-masing serta luas tanamnya juga dihimpun untukmemberi gambaran kepada peneliti dan pembuatkebijakan akan dampak hasil penelitian dalam bentukluas adopsi dari varietas tersebut di tingkat petani.Demikian pula halnya dengan data penggunaan benihdan pupuk di tingkat petani.

Penelusuran data yang dilakukan dengan berbagaicara seperti melalui akses internet, mengunjungilangsung sumber data seperti Badan Pusat Statistik (BPS)dan Kementerian Pertanian melalui instansi yangbernaung di bawahnya, akan terus diperkaya dandimutakhirkan setiap tahun. Dengan demikianpengguna, terutama peneliti, dapat menjadikannyasebagai rujukan yang tepat dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Data Statistik Tanaman Pangan dapat Anda aksesmelalui internet dengan mengklik: www.puslittan.bogor.net atau menghubungi Dr. Nuning Argo Subektimelalui email: [email protected]. (MS)

Page 10: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

10 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Profesionalisme dan regenerasimerupakan kunci utama ke-berlanjutan penelitian yang

berdaya saing dan berdaya guna, baikdi tingkat nasional maupuninternasional. Dalam beberapa waktuke depan banyak peneliti senior BadanLitbang Pertanian yang akan memasukimasa purna tugas, sehingga diperlukanpeneliti muda profesional yang mampumemberi warna baru bagi per-kembangan penelitian pertanianIndonesia.

Di Badan Litbang Pertanian,profesionalisme dan regenerasi penelitidiupayakan melalui pengiriman penelitimuda untuk mengikuti programpendidikan ke beberapa perguruantinggi ternama di dalam dan luar negeri.Baru-baru ini dua peneliti Puslitbangtantelah menyelesaikan program S3,masing-masing di Institut PertanianBogor dan Universitas Pertanian GajahMada, Yogyakarta. Mereka adalah DrRahmini dan Dr R. Heru Praptana.

Dr Rahmini. Sebelum mengikutiprogram S3 di IPB, Bogor, wanitakelahiran Bandung, Jawa Barat, 42tahun yang lalu semula berstatus

sebagai peneliti hama tikus di BB Padi,di bawah koordinasi Dr Sudarmadji yangsejak beberapa waktu yang laludipercaya menjadi Kepala BalaiPengkajian Teknologi Pertanian DIYogyakarta. Kepala BB Padi yang saat itudijabat oleh Dr Hasil Sembiring (kiniKepala Puslitbangtan) memberikankesempatan kepada wanita yang cukuppiawai berbahasa Inggris ini mendudukijabatan Kepala Subbagian Kerja Samadi BB Padi.

Pekerja keras dan tidak pernahmengeluh dalam menyelesaikan tugas,baik sebagai peneliti maupun pejabateselon IV di BB Padi, Rahmini kemudianmendapat kesempatan mengikutiprogram S3 di IPB dan diberi mandatuntuk menekuni disiplin ilmu hamawereng coklat yang telah berulang kalimerusak pertanaman padi di Indonesia.Hal ini merupakan tantangan bagi DrRahmini karena penelitian yangditangani sebelumnya di BB Padi adalahbiologi hama tikus. Cukup melelahkan,memang, tapi kegigihannya membuatDr Rahmini berhasil mempertahankandisertasinya belum lama ini denganjudul “Respon Biologi Wereng BatangCoklat Nilaparvata lugens Stal(Hemiptera: Delphacidae) terhadapTujuh Varietas Tanaman Padi”.

Sebagai salah satu syarat dalammengikuti ujian disertasi, Dr Rahminidituntut mempublikasikan hasilpenelitian disertasinya di jurnal ilmiahprimer, dalam hal ini Jurnal PenelitianPertanian Tanaman yang diterbitkansetelah melalui perbaikan sesuai saranredaksi.

Dr R. Heru Praptana. Pria kelahiranSleman, Jawa Tengah, 35 tahun yang laluini adalah peneliti pada Loka PenelitianPenyakit Tungro yang berkedudukan diLanrang, Sulawesi Selatan. LokaPenelitian ini diharapkan mampumenjadi pionir dalam pengendalianpenyakit tungro yang pernah meledakdi beberapa daerah, terutama diSulawesi, Bali, dan sebagian Jawa. Dalammenghasilkan inovasi, Lolit Tungrobekerja sama dengan BB Padi. Beberapapengujian ketahanan galur dan varietaspadi terhadap penyakit tungro yangditangani BB Padi ditempatkan di LolitTungro. Melalui kerja sama ini, BadanLitbang Pertanian telah melepasbeberapa varietas unggul padi tahantungro, antara lain Inpari 7 dan Inpari 9.

Sebagai peneliti pada Lolit Tungro,Dr Heru dalam program S3-nya di UGMdiberi mandat untuk meneliti virustungro yang diketahui merupakanpenyakit penting tanaman padi diIndonesia dan berhasil memper-tahankan disertasinya yang berjudul“Keragaman Virulensi dan MolekulerVirus Tungro”.

Menikah dengan Risa Yulita Istiana,S.Si, Apt, putri Prof Dr Suyamto, padatahun 2009 di Malang Jawa Timur, DrHeru telah dikaruniai seorang putrabernama Chesta Hafidz Fahesa Pratayang kini baru berusia 2 tahun. (HMT)

Doktor Baru

Page 11: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

11Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Merupakan rukun kelima Islam,umat muslim diwajibkanmenunaikan ibadah haji ke

tanah suci, khususnya bagi yangmampu dari segi finansial dan fisik. Niatadalah kunci utama yang mendorongumat untuk berhaji. Banyak orang yangsudah mapan dari segi finansial tetapibelum berniat menunaikan ibadah hajisehingga kewajibannya untuk me-menuhi panggilan Allah SWT ke tanahsuci belum terealisasi. Di sisi lain, tidaksedikit orang yang tidak mampu dari segifinansial tapi berkeinginan kuat untukmelaksanakan ibadah haji sehinggamendapat kemudahan dari Allah SWTmelalui “tangan” dermawan.

Alhamdullillah, pada tahun ini 1433H, tujuh warga Puslitbangtan mendapatpanggilan Allah SWT untuk menunai-kan ibadah haji. Mereka adalah: Ir

Zubachtirodin MS dan Dr Aqil dariBalitsereal, Maros; Drs Subarkah besertaistri dari Balitkabi, Malang; Ir Ikhwani dariPuslitbangtan, dan Dr SunendarKartaatmadja (purnatugas) beserta istri.

Penyelenggaraan Kurban

Seperti tahun-tahun yang lalu, MasjidNurul ’Ilmi Puslitbangtan pada tahun inijuga memfasilitasi penyelenggaraankurban. Alhamdullillah, 17 pesertakurban telah mengeluarkan sebagianrezekinya untuk membeli tiga ekor sapi.Penyembelihan sapi kurban dilakukanpada Sabtu 21 Oktober 2012 di kompleksperkantoran Puslitbangtan.

Dalam sambutannya, KepalaPuslitbangtan, Dr Hasil Sembiring,mengucapkan terima kasih kepadapekurban dan panitia penyelenggara

Tujuh Warga PuslitbangtanMenunaikan Ibadah Haji Tahun Ini

kurban. “Kalau tahun ini ada tiga sapikurban, tahun depan diharapkanmeningkat jadi empat,” ujar Dr HasilSembiring berharap.

Peserta kurban adalah Ir Hj. EttyHerawati MSi, Tubagus Babay Hilmanbin H. Sutalaksana, Hj. Nur AidaChairunnisa, Hj. Asseta Sugiono, ShantiResmi Anggrani binti H. SugionoMoeljopawiro, Syamsiah binti Saboin,Ir. Hj. Asmanur Jannah MS untuk sapipertama, Drs Mahyuddin Syam MPS,Farah Solihati SP binti H. Abdul KarimMakarim, Ridwan bin H. Abdul KarimMakarim, Ir Supriyati Hardono MS, IrHusni Kasim, Hermanto S.Sos, AdeSeverano bin Hermanto untuk sapikedua, dan H. Fikri Hardi bin Dasril.Farah Solihati binti H. Abdul KarimMakarim, dan Rimia Husna Annida binH. Fikri Hardi untuk sapi ketiga. (HK)

Tiga sapi kurban sebelum disembelih (kiri), Ka Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, yang didampingi Ketua DKM Nurul Ilmi, Drs Unang Kartasasmita,MS, sedang memberikan sambutan (kanan atas) dan penyembelihan sapi kurban (kanan bawah).

Page 12: Berita Puslitbangtan No. 51 2012

12 Berita Puslitbangtan 51 • November 2012

Pemanasan global yang diiringioleh perubahan iklim telahmenjadi isu internasional karena

dampak yang ditimbulkan dapatmengancam berbagai aspek ke-hidupan. Perubahan pola hujan,misalnya, telah meningkatkan frekuensidan intensitas banjir dan kekeringan,sementara naiknya permukaan lauttelah menyebabkan semakin luasnyalahan yang terpengaruh oleh salinitasatau kegaraman di wilayah pesisir.

Beragam kegiatan manusia diberbagai sektor pembangunan telahmemicu laju peningkatan konsentrasigas rumah kaca (GRK) seperti karbon-dioksida (CO2), metan (CH4), dandinitrogen-oksida (N2O) di atmosfer.Dalam konsentrasi tinggi, gas itumenyebabkan naiknya suhu udara yangmemicu pemanasan global yangdisertai oleh perubahan iklim.

Perubahan Iklim dan Inovasi TeknologiProduksi Tanaman Pangan

Meski kontribusinya terhadap emisiGRK nasional relatif kecil, sektorpertanian mengalami dampak yangrelatif besar dari perubahan iklim.Perubahan cuaca ekstrem yangmenyebabkan banjir dan kekeringanserta kenaikan muka air lautdikhawatirkan akan secara nyatamenurunkan produksi pertanian,terutama tanaman pangan.

Pemerintah telah berkomitmenuntuk memberikan prioritas tinggiterhadap upaya pencapaian swa-sembada pangan berkelanjutan yangtercermin dari dukungan terhadapprogram peningkatan produksi dansurplus beras 10 juta ton pada tahun2014. Sasaran tersebut diharapkandapat dicapai melalui strategi yang tepatyang mengintegrasikan upaya adaptasi(pengelolaan dampak perubahaniklim) serta penanganan konversi lahandan pembukaan lahan baru.

Badan Litbang Pertanian senantiasaberupaya menghasilkan inovasiteknologi yang dapat mendukungtercapainya swasembada panganberkelanjutan. Publikasi ini memuatberbagai inovasi yang diharapkan dapatmengurangi dampak perubahan iklimdan menekan laju emisi GRK dari tigakomoditas utama tanaman pangan:padi, jagung, dan kedelai. (HMT)

Publikasi Baru: