puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=bp-63... · 2 berita puslitbangtan 63...

12
Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi Puslitbangtan Berita Berita Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 2 3 4 6 9 12 10 No. 63 Desember 2016 ISSN 0852-6230 Akreditasi E-Jurnal Perlu Segera Direspon Nasa 29, Jagung Hibrida Bertongkol Ganda Teknologi Budi Daya Padi Jarwo Super Dr A.M. Fagi, Produktif Hingga Usia Senja Sang Editor Telah Pensiun Tanpa Penerus Varietas Unggul Padi Lahan Suboptimal Doktor Baru Badan Litbang Pertanian telah merakit jagung hibrida bertongkol dua, yang diharapkan berkonbtribusi nyata dalam peningkatan produksi nasional. Teknologi budi daya padi jarwo super mulai meluas pengembangannya di sentra produksi. Prof Suwarno dalam orasi ilmiahnya mengungkapkan kontribusi perakitan dan pengembangan varietas unggul padi gogo dan padi rawa, yang mencapai Rp 6,59 triliun setiap tahun. Dr A.M. Fagi, APU, masih produktif di usia senja. Kinerja dan pemikiran beliau tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di lembaga penelitian internasional. Informasi penting lainnya yang mengisi Berita Puslitbangtan kali ini adalah akreditasi e-jurnal, perjalanan karier Hermanto sebagai editor yang kini sudah pensiun, dan doktor baru di BB Padi.

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

Pengantar RedaksiPengantar Redaksi

PuslitbangtanBeritaBerita

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

2

3

4

6

9

12

10

No. 63 Desember 2016 ISSN 0852-6230

Akreditasi E-Jurnal Perlu Segera Direspon

Nasa 29, Jagung Hibrida Bertongkol Ganda

Teknologi Budi Daya Padi Jarwo Super

Dr A.M. Fagi, Produktif Hingga Usia Senja

Sang Editor Telah Pensiun Tanpa Penerus

Varietas Unggul Padi Lahan Suboptimal

Doktor Baru

Badan Litbang Pertanian telah merakit jagung hibrida bertongkol dua, yang diharapkan berkonbtribusi nyata dalam peningkatan produksi nasional. Teknologi budi daya padi jarwo super mulai meluas pengembangannya di sentra produksi.

Prof Suwarno dalam orasi ilmiahnya mengungkapkan kontribusi perakitan dan pengembangan varietas unggul padi gogo dan padi rawa, yang mencapai Rp 6,59 triliun setiap tahun.

Dr A.M. Fagi, APU, masih produktif di usia senja. Kinerja dan pemikiran beliau tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di lembaga penelitian internasional.

Informasi penting lainnya yang mengisi Berita Puslitbangtan kali ini adalah akreditasi e-jurnal, perjalanan karier Hermanto sebagai editor yang kini sudah pensiun, dan doktor baru di BB Padi.

Page 2: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali JamilDewan Redaksi: R. Heru Praptana, Hermanto, Haryo Radianto, Nuning Argo Subekti, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: puslitbangtan@litbang.pertanian.go.id.www.pangan.litbang.pertanian.go.id

ISSN 0852-6230

Akredisasi E-Jurnal Perlu Segera DiresponAkreditasi bagi jurnal ilmiah nasional dalam sistem e-jurnal mulai diberlakukan pada tahun2017. Pengelola dan otoritas penerbitan publikasi perlu memfasilitasi sarana dan prasaranayang diperlukan.

Kemajuan peradaban telahmengubah sistem pelayanankonvensional ke penggunaan

teknologi informasi (TI). Hal serupa jugasegera diberlakukan dalam penerbitanjurnal ilmiah nasional, termasuk dilingkup Badan Litbang Pertanian. Mulaitahun 2017, Lembaga Ilmu PegetahuanIndonesia (LIPI) akan memberlakukanakreditasi jurnal ilmiah berbasis TI yangdipopulerkan dengan sistem e-jurnal.Tuntutan ini menjadi tantangan bagipengelola, penulis, mitra bestari, danredaksi jurnal ilmiah. Mau tidak mau,sistem ini wajib diakomodasi oleh pe-ngelola jurnal ilmiah karena akreditasiadalah pengakuan terhadap mutu danstatus jurnal ilmiah yang diterbitkan.

Puslitbang Tanaman Pangan telahmensosialisasikan sistem e-jurnalkepada pengelola dan redaksi JurnalPenelitian Pertanian Tanaman Pangandan Iptek Tanaman Pangan. Sosialisasidiikuti oleh redaksi, redaksi pelaksana,dan beberapa mitra bestari yangdiundang. Pada prinsipnya, sistem e-jurnal mengintegrasikan semua pihakyang terlibat dalam proses keredaksiandan penerbitkan jurnal ilmiah ke dalamsistem yang sudah dirancangsebelumnya. Setiap pihak dalam sistemdapat mengetahui dan menyelesaikantugas keredaksian dengan cepat sesuaikapasitas masing-masing.

Pada tahun 2017 status akreditasikonvensional Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan sudahberakhir. Pengajuan akreditasiselanjutnya wajib mengikuti prosesakreditasi e-jurnal di LIPI. AkreditasiBuletin Iptek Tanaman Pangan baru

dapat diajukan setelah terbit tiga nomordalam sistem e-jurnal.

Perlu Proaktif

Pemberlakuan sistem e-jurnal me-nuntut restrukturisasi keredaksianjurnal ilmiah, terutama di tingkatpelaksana atau redaksi pelaksana.Kalau tugas utama redaksi pelaksanapada sistem konvensional adalahpenyuntingan dan teknis penerbitan,pada sistem e-jurnal ditambah dengantim TI yang berperan penting dalamoperasionalisasi sistem. Sebagai bagiandari sistem e-jurnal, tim TI tidak harusmemahami substansi karya tulis ilmiah(KTI) yang dikirimkan penulis kepada

redaksi, meski disarankan untukmempelajari karena bukankah banyakmembaca menjadi banyak tahu?

Peneliti sebagai penulis KTI yangakan diterbitkan pada jurnal ilmiah jugaperlu mengetahui sistem e-jurnal yangdiimplementasikan. Dalam hal ini,sosialisasi sistem e-jurnal kepada penelitidi lingkup Puslitbang Tanaman Panganmerupakan suatu keharusan. Saranadan prasarana teknologi informasi jugaperlu mendapat fasilitasi dari otoritas diPuslitbang Tanaman Pangan. Jangansampai sistem e-jurnal yang sudahdibangun tidak dapat diakses oleh pihakberkepentingan, termasuk penulis KTIdari berbagai penjuru dan tim akreditasijurnal ilmiah LIPI. (HMT)

Page 3: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

3Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Jagung termasuk komoditas panganyang mendapat prioritas untukdikembangkan selain padi dan

kedelai. Sebagian besar produksi jagungdi dalam negeri digunakan untukpangan dan pakan dan sebagian untukbahan baku industri. Tingginya per-mintaan akan jagung ternyata belumdapat dipenuhi oleh produksi dalamnegeri yang dilaporkan meningkatsetiap tahun.

Pada tahun 2015, produksi jagungnasional 20,67 juta ton atau meningkat8,7% dibanding tahun 2014, sedangkanpada tahun 2016 produksi jagungditargetkan 21,35 juta ton. Peningkatanproduksi ini berdampak terhadapangka impor yang dalam periodeJanuari-Mei 2016 menurun 47,5%dibanding periode yang sama padatahun 2015.

Kementerian Pertanian terusberupaya meningkatkan produksijagung melalui program ekstensifikasidan intensifikasi. Pada tahun 2016,pertambahan luas tanam jagungditargetkan 3 juta ha. Dalam programintensifikasi dikembangkan berbagaiteknologi, termasuk varietas unggulyang diketahui telah berkontribusi nyataterhadap peningkatan produksi.

Varietas Unggul Baru

Badan Litbang Pertanian telah meng-hasilkan sejumlah varietas ungguljagung, baik jenis komposit maupunhibrida. Varietas unggul jagung yangtelah berkembang di petani umumnya

memiliki tongkol satu. Dalam mem-percepat upaya peningkatan produksi,Badan Litbang Pertanian telah merakitjagung hibrida bertongkol dua denganproduktivitas yang lebih tinggi. Jagungunggul ini turut digelar pada HariPangan se-Dunia ke-36 di Boyolali JawaTengah dan mendapat perhatian dariberbagai pihak.

Pada puncak Hari Pangan se-Duniake-36, 29 Oktober 2016, Presiden JokoWidodo tidak hanya tertarik denganpenampilan jagung hibrida tersebut dilapangan, tetapi juga berkenan mem-beri nama NASA 29 bagi jagung unggulini. NASA berasal dari Nakula-Sadewa,tokoh wayang kembar, dan 29 adalahnomor urut varietas unggul jagung

NASA 29, Jagung Hidrida Bertongkol Ganda

Jagung hibrida NASA 29 mampu berproduksi 13,5 t/ha, lebih tinggi dari jagung hibrida yangsudah berkembang di petani, tahan penyakit bulai, karat, dan hawar daun bakteri. Jagungbertongkol ganda rakitan tim pemulia Badan Litbang Pertanian ini diharapkan dapatberkontribusi nyata dalam meningkatkan produksi nasional.

Jagung hibrida NASA 29, potensi hasil 13,5 t/ha dantahan penyakit bulai, karat dan hawar daun bakteri.

Page 4: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

4 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

hibrida yang telah dilepas Badan LitbangPertanian.

Proses Perakitan dan Pengujiandi Lapang

Jagung hibrida NASA 29 merupakanhasil persilangan antara galur inbridaG10.26-12 sebagai tetua betina danMAL03 sebagai tetua jantan. Keduagalur dirakit oleh Tim Pemulia JagungBalai Penelitian Tanaman Serealia diMaros, Sulawesi Selatan.

Galur G10.26-12 dirakit mengguna-kan populasi dasar dari rekombinasidelapan varietas unggul jagung nasionalpada tahun 2003 di Kebun PercobaanBalai Besar Bioteknologi dan SumberDaya Genetik Pertanian (BB Biogen) diBogor. Populasi dari hasil rekombinasitersebut diseleksi menggunakanmetode berulang selama tiga generasihingga terbentuk populasi dasar sikluske-3 pada tahun 2005. Penggaluranjagung dilanjutkan di Kebun PercobaanMaros pada tahun 2006 dengan metodeselfing, dari delapan generasi diperolehgalur murni G10.26-12 pada tahun 2010.Seleksi diarahkan pada tongkol gandadan daya gabung.

Uji multilokasi pada MK 2016menunjukkan jagung hibrida NASA 29memiliki umur panen 100 HST, warnabiji kuning-oranye, dan potensi hasil 13,5t/ha. Hasil ini lebih tinggi sekitar 30% darijagung hibrida yang sudah berkembanghingga saat ini. Selain itu, NASA 29 jugatahan terhadap penyakit bulai, karat,dan hawar daun bakteri serta mem-punyai rendemen tinggi dan janggelyang keras.

Jagung hibrida NASA 29 akandilepas secara resmi oleh MenteriPertanian pada Maret 2017. Pengem-bangan varietas unggul jagungbertongkol ganda ini diharapkan ber-kontribusi nyata dalam meningkatkanproduksi nasional. (RHP/HMT)

Meluas, Pengembangan TeknologiBudi Daya Padi Jarwo SuperPemerintahan Kabinet Kerja dewasa ini berupaya meningkatkanproduksi padi melalui program upaya khusus (Upsus) KementerianPertanian. Berbagai aspek dikerahkan untuk mempercepatpencapaian swasembada pangan berkelanjutan, termasukpengembangan teknologi budi daya padi jajar legowo super(Jarwo Super).

Badan Litbang Pertanian telahberhasil mengembangkanteknologi budi daya padi jarwo

super pada lahan sawah irigasi seluas50 ha pada MT 2015-2016 di KabupatenIndramayu, Jawa Barat, denganproduktivitas >10 t/ha GKP. Se-hubungan dengan itu, KementerianPertanian telah memperluas pe-ngembangan teknologi ini di 13 provinsisecara serentak di Indonesia, yaitu diSumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,Sumatera Selatan, Lampung, Kali-

mantan Barat, Kalimantan Selatan, JawaBarat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NusaTenggara Barat, Sulawesi Selatan, danPapua.

Dalam pelaksanaannya di lapangan,Badan Litbag Pertanian bekerja samadengan Pemerintah Daerah setempat,dan disupervisi oleh Tim PendampingTeknis, terutama peneliti dan penyuluhpertanian. Berbarengan dengan itu,Badan Litbang Pertanian juga mengem-bangkan teknologi serupa seluas 100 ha

Pengembangan teknologi budi daya padi Jarwo Super dalam skala luas di beberapasentra produksi.

Page 5: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

5Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

di Boyolali, Jawa Tengah, pada MH 2016(April-September), untuk disosialisasi-kan kepada masyarakat setempat danpeserta Hari Pangan se-Dunia (HPS) ke-36 yang datang dari berbagai daerah diIndonesia.

Pengembangan teknologi budi dayapadi jarwo super adalah bagian dariprogram Upsus Kementerian Pertaniandalam meningkatkan produksi padi.Varietas unggul padi yang dikembang-kan adalah Inpari 30 Ciherang Sub-1,Inpari 32 HDB, dan Inpari 33. Di 12provinsi telah dilakukan panen raya padijarwo super dengan produktivitas 2-3ton per hektar lebih tinggi dari teknologipetani setempat.

Di Boyolali, panen raya padi jarwosuper disaksikan oleh Presiden JokoWidodo dan memberikan apresiasiterhadap keberhasilan pengembanganteknologi ini. Dalam pengarahannya dilapangan, Presiden memberikan tan-tangan kepada masyarakat setempatuntuk mengembangkan teknologiserupa dalam skala yang lebih luas (200ha) pada musim tanam berikutnya. Bak

gayung bersambut, tantangan inimendapat respon dari masyarakatsetempat. Pada musim tanam berikut-nya mereka berharap sudah tersediakomponen teknologi budi daya padijarwo super untuk dikembangkan lebihlanjut.

Menteri Pertanian Amran Sulaimanyang mendampingi Presiden JokoWidodo pada puncak HPS ke-36 diBoyolali, 29 Oktober 2016, meng-intruksikan jajarannya untuk segeramemperluas pengembangan teknologibudi daya padi jarwo super, terutamadi 10 provinsi sentra produksi padi,dengan luasan minimal 1.000 ha disetiap provinsi.

Teknologi jarwo super adalahteknologi budi daya terpadu padi sawahirigasi berbasis tanam jajar legowo 2:1.Pengembangan teknologi ini bertujuanuntuk menjawab permasalahan utamapeningkatan produksi padi secaranasional, yaitu: 1) degradasi lahansawah intensif (kadar C-organik rendah,<2%); 2) masih rendahnya efisiensipemupukan; 3) perkembangan OPT; 4)

kelangkaan tenaga kerja; dan 5) tingkatkehilangan hasil yang masih tinggi padasaat panen.

Selain menggunakan sistem tanamjajar legowo 2:1 sebagai basispenerapan di lapangan, teknologi budidaya padi jajar legowo super meng-integrasikan: 1) varietas unggul barupotensi hasil tinggi; 2) biodekomposeryang diberikan bersamaan pada saatpengolahan tanah (bajak kedua); 3)pupuk hayati yang diaplikasikan melaluiseed treatment; 4) pemupukanberimbang berdasarkan Perangkat UjiTanah Sawah (PUTS); 5) pengendalianOPT menggunakan pestisida nabati danpestisida anorganik berdasarkanambang kendali; serta 6) penggunaanalat dan mesin pertanian, khususnyauntuk tanam (jarwotransplanter) danpanen (combine harvester).

Hasil penelitian menunjukkanpemberian biodekomposer pada saatpengolahan tanah kedua mampumempercepat pengomposan jerami;pemberian pupuk hayati sebagai seedtreatment dapat menghasilkan fito-hormon (pemacu tumbuh tanaman),penambat nitrogen, pelarut fosfat, danmeningkatkan kesuburan dan ke-sehatan tanah. Aplikasi pestisida nabatiefektif mengendalikan hama tanamanpadi seperti wereng batang cokelat.Penggunaan alat mesin pertanian dapatmengatasi kelengkaan tenaga kerja danmenekan tingkat kehilangan hasil padasaat panen.

Hasil analisis usahatani menunjuk-kan pendapatan bersih dari penerapanteknologi budi daya padi jarwo supermencapai Rp 42,49 juta per hektardengan B/C ratio 2,66, lebih tinggidibanding teknologi petani dengan B/Cratio 1,48. Data ini membuktikanteknologi budi daya padi jarwo superlayak dikembangkan secara luas gunamendukung upaya peningkatanproduksi padi menuju swasembadapangan berkelanjutan. (RHP/HMT)

Presiden RI, Joko Widodo menyaksikan panen raya padi Jarwo Super menggunakanmesin pemanen di Boyolali, Jawa Tengah.

Page 6: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

6 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Dr A.M. Fagi, Produktif Hingga Usia SenjaKetika Raker Badan Litbang Pertanian merumuskan delapan kriteria profesionalisme peneliti duawindu lalu, mungkin Dr Achmad Mudzakkir Fagi APU dapat dijadikan sebagai acuan yang memenuhisebagian besar, jika tak boleh dikatakan keseluruhan, kriteria tersebut. Jauh sebelum PTT(Pengelolaan Tanaman Terpadu) dicanangkan dalam mendukung program peningkatan produksiberas nasional (P2BN), Pak Fagi dapat dikatakan berperan besar dalam merintis penelitian komponenteknologinya. Teknologi pemupukan, pengelolaan air, dan cara tanam (sebar langsung, bibit muda,dan jajar legowo) yang menjadi komponen inti PTT, misalnya, telah beliau teliti jauh sebelumnya.

Ditemui di rumah dinas yang telah menjadi hak miliknya,pak Fagi masih kelihatan sehat meski beberapa waktulalu sempat mendekam cukup lama di rumah sakit

akibat gangguan pencernaan. Tutur katanya masih terjagadengan semangat yang tak pernah surut. Pria kelahiranSumenep, Madura 76 tahun lalu ini memperlihatkan bukunyayang diterbitkan oleh IAARD press beberapa waktu lalu.Kemudian dia menunjukkan satu naskah yang sudah diketikyang merupakan kelanjutan dari buku yang telah diterbitkantadi dengan judul “Penelitian Terencana Menuju SistemProduksi Pertanian Modern”. Tiga naskah lain yang masihdalam bentuk tulisan tangan yang ditulis rapi akandiajukannya pula untuk diterbitkan.

Pak Fagi sempat bekerja di PT Pertani Jawa Timur setelahmenyelesaikan studi di Akademi Pertanian Ciawi, sebelumbergabung dengan Bagian Agronomi LP3 (Lembaga PusatPenelitian Pertanian) pada tahun 1970. Kegiatan awalnya yangmenginventarisasikan judul dan status penelitian agronomisejak jaman Belanda sampai setelah kemerdekaan mengurascukup banyak waktu dan tenaga. Tetapi hasil pekerjaantersebut berguna untuk dijadikan acuan dalam penelitianagronomi selanjutnya, selain meningkatkan wawasannyadalam kegiatan riset. Keingintahuan yang tinggi menyebabkanPak Fagi tidak canggung terlibat dalam diskusi penelitiansehingga dia diberi kesempatan mengikuti pelatihan di IRRI,Filipina tahun 1971 dan Jepang tahun 1972.

Ketika mendampingi Dr S. Yoshida (plant physiologist,IRRI) untuk melakukan penelitian pemupukan di KP Ngale,Jawa Timur, Pak Fagi berbeda pendapat tentang unsur S danFe dalam meningkatkan produksi padi di wilayah penelitian.Dr Yoshida mengemukakan pentingnya unsur S sebagai salahsatu faktor utama, sedangkan Pak Fagi berpendapat unsur Felebih berperan. Ketika hasil penelitian selama empat musimtersebut diseminarkan di Bogor, Dr Yoshida mengakui terusterang bahwa pendapat asistennya waktu itu (Pak Fagi)

tentang peranan unsur Fe lebih tepat daripada pendapatnyatentang unsur S. Tepuk tangan hadirin untuk Pak Fagimemecah ruangan disertai oleh apresiasi atas keterbukaandan pengakuan jujur Dr Yoshida yang namanya sudah dikenaldi kalangan peneliti internasional.

Ketajaman Pak Fagi membacadan menterjemahkan datamenjadikan beliau dikenalluas sebagai peneliti yang

handal dibidangnya

Atas dukungan USAID, Pak Fagi lalu memperolehkesempatan melanjutkan studi S2 dan S3 di UPLB, Filipina, dipenghujung tahun 1974. Naskah ilmiahnya dengan judul“Environment Factors Affecting Nitrogen Efficiency in FloodedTropical Rice” diterbitkan dalam jurnal Field Crops Research,Netherlands sebelum dia melanjutkan studi S3. Seiringdengan itu, atas prestasinya dalam bidang riset pertanian,Pak Fagi mendapat penghargaan Honor Society for theAdvancement of Research, the Philippine Chapter. Tidak kalahpentingnya adalah dalam periode masih bergelar master itu,naskahnya yang berjudul “Peningkatan Produksi Pertanianmelalui Penelitian: Tantangan dalam Pelita” diterbitkan dalamjurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dikelola olehFakultas Ekonomi UI dengan Dewan Redaksi sejumlah tokohnasional seperti Soemitro Djojohadikusumo, WidjojoNitisostro, dan Mubyarto.

Pak Fagi berhasil menyelesaikan S3 dengan major: soilscience dan minor: water management. “Begitu saya selesaimemberikan seminar di IRRI, Dr NC Brady yang saat itu

Page 7: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

7Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

menjabar Dirjen IRRI, langsung naik ke panggung danmenyalami saya dengan hangat”, ujarnya mencobamengenang ketika ditanya kesannya selama di IRRI. SangDirjen mengaku kagum bahwa baru kali ini dia mendengarkanpresentasi tentang tanah yang begitu komprehensif,mengaitkan fisika tanah, kesuburan dan mikrobiologi tanah.“Biasanya orang hanya membahas salah satu saja dari ketigaaspek itu,” ujarnya mengulang pengakuan sang Dirjen yangjuga terkenal ahli dalam bidang tanah itu. Dalam kesempatanlain, Dr Brady juga mengingatkan Pak Fagi agar kelak bisamengidentifikasi dan membimbing kader dalam bidang riset.“Jangan khawatir bahwa nanti kadermu itu akan melampauiprestasimu karena kehebatannya justru akan mengangkatnamamu dengan sendirinya.” Dirjen IRRI ini jugamengingatkan bahwa seorang peneliti sejati harus berpijakdi dua bumi, satu kaki di bumi masa kini dan satu kaki lagi dibumi masa depan. Atas performanya selama studi PhD diUPLB, Pak Fagi juga menerima penghargaan Gamma-Sigma-Delta, the Philippines Chapter.

Sepulangnya dari IRRI, suami dari Aniek Tuti Rochiani yangdisuntingnya pada tahun 1965 ini, berkiprah di BalittanSukamandi. Tulisan ilmiah yang dikirimkannya ke jurnal FieldCrops Research di Netherlands dengan judul “PhysicalProperties of Rainfed Wetland Rice Soils as Affected by CroppingSystems and Crop Residue Mangement” terbit pada tahun1983. Tak lama kemudian, ayah dari 3 putri dan seorang putraini dipercaya sebagai Pemimpin Proyek UACP-FSR yangberkaitan dengan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS),bermarkas di Salatiga. Saat ditunjuk sebagai Pemimpin ProyekFarming System Research and Conservation, Pak Fagimendapat pengalaman berharga yang sulit dia lupakan. Diaberhasil membuat Duta Besar AS untuk Indonesia saat itu,terkesan ketika meninjau kegiatan Proyek FSR andConservation di sekitar Salatiga. Kakek dari 12 orang cucu inijuga membuat peninjau dari Departemen Luar Negeri ASterkesan dengan pemaparannya sehingga Pak Fagi diundanguntuk presentasi di depan 25 utusan Negara Afrika danAmerika Latin di Wasington DC. Dari sini dia melanjutkankunjungan ke Puerto Rico lalu ke Hawaii State University atasundangan seorang profesor yang terkesan dengan presentasiPak Fagi ketika di Puerto Rico. Pak Fagi juga mendapatkesempatan seminar tunggal di Cornell University dan waktuseminar di Banglades, seorang profesor bahkan minta bahanpresentasinya untuk digunakan sebagai bahan kuliah.

Ketika Pak Fagi menjadi Kepala Balittan Sukamandi,berbagai kegiatan penelitian kerja sama dengan IRRI sepertiIntegrated Water Management (IWM) dan InternationalNetwork on Sustainable Rice Farming (INSURF) secaralangsung dikoordinasikannya. Kerjasama dengan lembagainternasional lain pun seperti FAO dan ICRAF terjalin denganbaik. Kerja sama dengan pemerintah daerah jugadikembangkannya seperti penanganan dampak abu letusanGunung Galunggung, pengembangan pertanian Jawa BaratSelatan, dan pembangunan embung bagi wilayah defisit air.Ketika Gunung Pinatubo di Filipina meletus, Dr Vergara,sebelumnya dikenal sebagai senior scientist di IRRI, langsungmenghubungi Pak Fagi untuk minta laporan menanganiletusan Galunggung sebagai acuan. Majalah internasionalCeres memuat nama Pak Fagi dalam laporannya mengenaipenanganan letusan Gunung Galunggung dan Pinatubo.Bahkan Majalah Tempo waktu itu menjulukinya sebagai“Dewa Tanah”

Tak lama setelah diminta IRRI sebagai konsultan untukmenyelesaikan proposal Crop and Resource ManagementNetwork (CREMNET) pada tahun 1993, lembaga internasionalini menawarkan jabatan koordinator yang berkedudukan diIRRI Los Banos kepada pak Fagi. Cukup mengejutkan, ketikapeneliti lain berkompetisi untuk bisa bekerja sebagai penelitidi IRRI, Pak Fagi malah menolaknya. Dia mengaku tantangan

Dr A.M. Fagi di usia senja masih produktif menulis dan sebagai narasumber teknologi perpadian.

Page 8: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

8 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

penelitian di dalam negeri lebih menarik baginya daripadabekerja di IRRI meski dengan gaji yang berlipat ganda. Halyang sama diakuinya ketika dia menolak tawaran sebagai stafWorld Bank atas usulan Winrock International.

Baru-baru ini Pak Fagi terpilih sebagai anggota BiotechnicalAdvisory Board for the FIID Future Biotechnology Partnershipyang didukung oleh beberapa universitas terkemuka,termasuk Michigan State University, untuk 5 tahun ke depan.Kepakarannya dalam bidang penelitian yang dibarengi olehkemampuan dalam berkomunikasi secara efektif seringmembuat orang terkesima. Dia pernah membuat Pak Hartobetah bertahan sampai lebih dari setengah jam dari waktuyang disediakan panitia selama 15 menit, ketika memberiketerangan tentang pangan nasional pada peringatan HariPangan se-Dunia di Paviliun Indonesia di Roma. Dia jugamemberikan keterangan tentang pengembangan lahan rawakepada Pak Harto pada saat Pak SBY masih menjadi Pangdamdi Sumatra Selatan lebih dari dua dekade lalu. Oleh karenaitu, saat menjadi Kepala Balai Penelitian Padi, Dr Irsal Las takragu minta Pak Fagi untuk mendampingi Bu Mega ketikamenjadi RI 1 waktu membuka dan menghadiri ekspose padidi Sukamandi.

seharusnya adalah PHT-nya bagaimana? Jadi bukan dibalik.”Sang menteri yang memimpin pertemuan itu langsungmendukung pendapat Pak Fagi.

Pria yang rambutnya masih tebal meski berubah warnaini telah mengenyam posisi fungsional tertinggi (APU-AhliPeneliti Utama) dan jabatan struktural mulai dari Kepala Balaisampai Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dan SekretarisBadan Litbang Pertanian. Jabatan bergengsi seperti anggotaIRRI Board of Trustee selama dua periode dan Dewan RisetNasional pernah pula diraihnya. Demikian pula halnya denganberbagai posisi konsultan di sejumlah instansi seperti IRRI,FEATI yang didanai oleh World Bank, DItjen Tanaman Pangan,Badan Litbang Pertanian, dan BULOG.

Keberhasilannya dalam menjalani karier di bidangpenelitian pertanian juga dibarengi oleh keberhasilan dalammembina keluarga. Dua orang putrinya saat ini memegangjabatan struktural penting, masing-masing di Sekretariat BadanLitbang Pertanian dan Pemda Jawa Barat. Putranya, Dr PrihastoSetyanto, yang sebelumnya dikenal sebagai Kepala BalaiPenelitian Lingkungan Pertanian dan ahli dalam climate changekini menjadi Kepala BPTP Jawa Tengah. Putri bungsunya,Angelita Puji Lestari yang kerap dipanggil Nelis, baru sajamenyelesaikan studi S3 di IPB dalam bidang pemuliaan.

Ketika disinggung tentang kiprah peneliti dewasa ini, PakFagi terlihat seperti memendam sesuatu dan setelah menariknafas berujar “Seorang peneliti, apalagi sudah bergelar APU/profesor riset, seyogianya mampu menunjukkan hasilkerjanya dalam bentuk tulisan ilmiah dan penerapannya olehpetani di lapang. Peneliti juga harus mampu menjelaskansecara ilmiah mengapa hasil panen padi yang diperoleh dilapang sangat rendah atau sangat tinggi seperti yang banyakdilaporkan dewasa ini.” Dia tampak tak begitu berminat me-lanjutkan komentar itu tapi wajahnya seakan menunjukkankeprihatinan akan kondisi penelitian saat ini. (MS/HMT)

“Ketajamannya dalam membaca data bisa membuatorang terhenyak karena data yang semula terlihat kurangbermakna dapat menjadi penting ketika Pak Fagimengulasnya” ujar seorang senior yang kini telah pensiun.Sentuhan ilmiahnya terlihat dalam pengembangan padigogorancah dan walik jerami, mina padi dan integrasi padi-ikan-bebek, serta embung yang telah diadopsi petani diberbagai daerah. Pria yang sarat dengan ide dan pengalamanini pernah membuat seorang menteri terperangah ketikamembahas tanam padi tiga kali setahun. Ketika sebagianpeserta rapat mengatakan bahwa praktek itu melanggar PHT,Pak Fagi dengan kalem menjawab:”Kalau tujuan kita adalahuntuk meningkatkan produksi, maka pertanyaannya

Dr A.M. Fagi: “Peneliti harusmampu menjelaskan secarailmiah mengapa hasil panenrendah atau sangat tinggisebagaimana yang banyak

dilaporkan dewasa ini”

Page 9: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

9Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Berawal dari pegawai yangditugaskan untuk mengetiklaporan penelitian di LP3

Perwakilan Padang sekitar empatdekade yang lalu, Hermanto yang telahbergelar “pensiunan” sejak September2016 mengaku senang menulis cerpen.Tampaknya hal ini menyebabkan diamendapat kepercayaan sebagaipenyunting (editor) naskah penelitianketika Dr Syarifudin Karama alm. (SK)menjadi kepala lembaga itu, yangkemudian berganti nama menjadiBalittan Sukarami. Lalu Hermantomendapat kesempatan kuliah DiplomaKomunikasi di IPB dengan predikat Cumlaude, pada era Dr Zulkifli Zaini.Kegemarannya menulis di koran lokalsaat di Sukarami, berlanjut ketikaHermanto studi di IPB. Beberapa tulisan-nya muncul di harian Kompas, sehingga

menarik perhatian Mahyuddin Syam(MS) yang saat itu dipercaya mengelolaPengembangan Hasil Penelitian, Puslit-bang Tanaman Pangan. Dia ditawaripindah ke Bogor dan diminta turut me-nangani siaran pers dan menyuntingnaskah hasil penelitian tanaman pangan.

Peran Hermanto semakin terlihatketika Adi Widjono (AW) mendapat tugasbelajar untuk S2 di Amerika Serikat, laluS3 di Filipina. Arief Musaddad yangdiharapkan kelak turut menanganipublikasi sebagai editor, melanjutkanstudi S2 di IPB, lalu pindah ke Balitkabisebelum studinya selesai. Ketika MSmendapat kepercayaan menjadi IRRIrepresentative dan AW menjadi pimprolalu kepala Loka Pengkajian di Papua dankepala BPTP Jakarta, Hermanto menjaditulang punggung kegiatan publikasi

mendukung Hardono yang kemudianjadi KTU dan Sunihardi yang kinimenangani Subid Monitoring danEvaluasi Penelitian. Hermanto kemudiandipercaya sebagai Kasubid PHP di eraDr Suyamto mengendalikan PuslitbangTanaman Pangan.

Pada tahun 2000, Hermanto men-dapat kesempatan studi S1 komunikasidi UNPAD, Bandung, dan selesai denganpredikat Cum laude. Ayah empat putrayang punya hobi musik dan menyanyiini kemudian dikenal luas sebagai editor,tidak hanya di Puslitbang TanamanPangan tapi juga di lingkup BadanLitbang Pertanian. Suami Jelita Wilis yangjuga bekerja di Puslitbang TanamanPangan patut bangga dengan capaian-nya. Dia pernah menyunting disertasimantan Menteri Pertanian dan KetuaKomisi IV DPR periode saat ini, dan tetapdipercaya menyunting orasi ilmiahprofesor riset Badan Litbang Pertanianselain editor di beberapa lembaga lain.

Pria yang menghabiskan 40 tahunberkarier sebagai editor ini ber-keyakinan bahwa kegagalan tidak samadengan kebodohan, tapi lebih disebab-kan oleh ketidakseriusan dalammenangani tugas yang menjaditanggung jawab individual. Dia jugayakin bahwa kesuksesan bukan hanyaditentukan oleh infestasi pendidikandan wawasan, tetapi juga terkait dengankerja keras, keseriusan, dan dukungandari berbagai pihak.

Meski telah pensiun dengan jabatanfungsional pustakawan muda, pria 60tahun ini mengaku senang dan menikmatitugasnya sebagai editor. Tampaknya diaakan masih diperlukan oleh lembagatempatnya bernaung selama ini danbahkan oleh lembaga lainnya. Sedikitsekali, kalau tidak boleh dikatakan tak ada,personel yang berminat bekerja sebagaieditor yang tidak hanya memerlukanketekunan dalam memplototi huruf danangka, tetapi juga kemampuan bahasaIndonesia dan ilmu pertanian yangmemadai. (MS)

Sang Editor (Hermanto)Telah Pensiun Tanpa PenerusBagi sebagian peneliti, pria ini dianggap sebagai perombak naskahtanpa kompromi, dan sebagian lagi menilainya sebagai sahabatyang membantu, bahkan dewa penolong. Bagi Hermanto sendiri,editor kelahiran Bukittinggi, hal itu adalah bagian dari perjalananhidupnya yang adakalanya menjengkelkan namun tak jarang puladirasakan begitu menyenangkan.

Refreshing bersama keluarga.

Page 10: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

10 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Sebagian besar produksi padinasional diperoleh dari lahansawah yang terus mengalami

konversi untuk berbagai keperluanpembangunan. Perluasan areal tanampadi seakan berjalan di tempat karenalambannya realisasi pencetakan sawahbaru dan terbatasnya lahan subur.Kondisi ini mendorong pemanfaatanlahan suboptimal berupa lahan keringdan lahan rawa untuk perluasan arealpertanaman padi.

Hasil padi pada lahan subobtimalrata-rata 3,34 t/ha, sementara padalahan sawah irigasi sudah mencapai5,32 t/ha. Kendala yang dihadapi dalambudi daya padi pada lahan suboptimalantara lain kemasaman tanah, keracun-an dan kahat hara, serta serangan hamadan penyakit. Masalah ini perludipecahkan agar produksi padi padalahan suboptimal dapat ditingkatkanguna mewujudkan swasembadapangan berkelanjutan, sebagaimanayang dicanangkan pemerintahankabinet kerja sejak akhir 2014.

Inovasi Varietas Unggul

Penelitian berperan penting dalammenghasilkan teknologi bagi peme-cahan masalah pengembangan padipada lahan suboptimal. Penelitianpemuliaan padi gogo dan padi rawatelah dilakukan secara intensif sejak1987 dan menghasilkan beberapavarietas unggul. Selain berdaya hasiltinggi dan berumur genjah, varietasunggul tersebut juga toleran ke-keringan, naungan, keracunan Al danFe, salinitas, dan rendaman serta tahanhama dan penyakit utama.

Dalam orasi ilmiahnya di hadapanpara majelis pengukuhan profesor risetdi Bogor pada September 2016, ProfSuwarno menyatakan bahwa dilepas-nya varietas unggul Jatiluhur dan WayRarem pada tahun 1994 telah men-dorong pengembangan padi gogo padaareal perkebunan dan perhutananseluas 100.000 ha pada musim hujan1994/1995. Kedua varietas unggul padigogo ini toleran naungan dan ke-keringan. Varietas unggul padi gogoyang dibudidayakan tanpa olah tanah(TOT) mampu berproduksi 3-4 t/ha,sehingga areal pengembangannyameluas menjadi 214.000 ha pada musimberikutnya. Padi gogo juga dikembang-kan pada lahan perhutanan pada saatperemajaan, terutama pada saat tanam-an hutan industri masih muda hinggaberumur 3-4 tahun. Varietas unggul padi

gogo Batutegi, Inpago 4, dan Inpago 5mampu berproduksi 4-6 t/ha pada lahanperhutani dengan intensitas naunganmaksimum 50%.

Varietas unggul Lematang dan SeiLilin yang dilepas pada tahun 1991 telahdikembangkan pada lahan rawa me-lalui Proyek Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian Lahan Pasang Surutdan Rawa (SWAMPS II). Pemerintahkemudian mengembangkan pertanianterpadu seluas 150.000 ha pada eko-sistem tersebut melalui IntegratedSwamp Development Project (ISDP) diSumatera Selatan pada tahun 1995.Keberhasilan proyek ini menjadi acuanbagi pengembangan dan pembukaanlahan gambut 1 juta ha untuk pertaniandi Kalimantan Tengah.

Dalam upaya percepatan pengem-bangan varietas unggul baru, BadanLitbang Pertanian mengembangkanUnit Pengelola Benih Sumber (UPBS) disetiap Balai Komoditas dan BalaiPengkajian (BPTP) untuk memproduksibenih sumber. Dalam sistem perbenih-an nasional, UPBS BB Padi berfungsimemproduksi dan mendistribusikanbenih sumber kepada produsen danpenangkar benih secara berkelanjutan.Pada tahun 2014 UPBS BB Padi telahmemproduksi dan mendistribusikanbenih breeder seed (BS) kepada pro-dusen sebanyak 2,05 ton benih dari 15varietas unggul padi gogo dan 1,16 ton

Orasi Pengukuhan Prof Suwarno

Perakitan dan PengembanganVarietas Unggul Padi Lahan SuboptimalProf Suwarno, dalam orasi ilmiahnya di hadapan majelis pengukuhan profesor riset,memaparkan perkembangan pemuliaan padi lahan suboptimal dan varietas unggulyang dihasilkan. Menurut Pak Warno, panggilan akrab Prof Suwarno, keuntungan daripenggunaan varietas unggul dan penerapan teknologi budi daya padi pada lahansuboptimal mencapai Rp 6,59 triliun setiap tahun.

Prof Dr Suwarno

Page 11: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

11Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

benih dari 20 varietas unggul padi rawa.Benih sumber diperlu-kan dalammemproduksi benih kelas di bawahnya,yaitu benih dasar (FS), benih pokok(SS), dan benih sebar (ES).

Perusahaan benih swasta tidaktertarik memproduksi benih padi lahansuboptimal karena terkendala olehfaktor pemasaran, sehingga tidaktersedia di pasar. Kerja sama BadanLitbang Pertanian dengan IRRI berupayamengembangkan Community SeedBank (CSB) atau penyediaan benihbermutu berbasis komunitas yangsesuai pada lahan suboptimal. Padadasarnya pengembangan CSB adalahupaya pembinaan petani sebagaipenangkar atau produsen benih mikrooleh pemerintah melalui program 1.000desa mandiri benih.

Pemanfaatan Varietas Unggul

Direktorat Perbenihan Tanaman Panganmelaporkan areal pertanaman varietas

sehingga peningkatan produksi daripenggunaan varietas unggul 1,78 jutaton. Keuntungan penggunaan varietasunggul dan penerapan tek-nologi budidaya padi pada lahan suboptimalmencapai Rp 6,59 triliun setiap tahunpada tingkat harga pembelian gabaholeh Bulog Rp 3.700/kg.

Semua program peningkatanproduksi padi nasional menggunakanvarietas unggul sebagai komponenutama. Dengan demikian, varietasunggul juga telah berkontribusi nyatadalam peningkatan produksi padi padalahan suboptimal. Produktivitas padigogo meningkat dari 2,29 t/ha padatahun 2000 menjadi 3,34 t/ha padatahun 2013 dengan peningkatanproduksi dari 3,45 juta ton menjadi 4,89juta ton. Pada periode yang sama, hasilpadi sawah meningkat dari 4,63 t/hamenjadi 5,32 t/ha dengan peningkatanproduksi dari 49,21 juta ton menjadi67,39 juta ton. (HMT)

unggul padi lahan suboptimal padatahun 2014 tercatat 317.679 ha. Varietasunggul padi gogo yang paling banyakdigunakan petani adalah Inpago 4 danInpago 6 dengan sebaran terluas di Jawadan Papua, masing-masing 18.748 ha dan1.156 ha. Sementara itu varietas unggulpadi rawa yang paling banyak digunakanadalah Inpara 3 dan Inpara 2 dengansebaran terluas di Kalimantan masing-masing 153.750 ha dan 63.859 ha. Angkaini lebih kecil dari areal pertanaman yangsebenarnya karena sebagian besarpetani pada lahan suboptimal masihmenggunakan benih dari hasil panensendiri yang tidak tercatat dalamperhitungan luas areal pertanaman.

Areal pertanaman varietas unggulpada lahan suboptimal, termasuk yangmenggunakan benih hasil panensendiri, diperkirakan 30% dari total luaspertanaman atau 0,87 juta ha. Peng-gunaan varietas unggul dan teknik budidaya pada lahan suboptimal dapatmeningkatkan hasil padi 2,05 t/ha,

Varietas Inpara 5 rakitan Badan Litbang Pertanian telah berkembang di sebagian lahan rawa di Kalimantan.

Page 12: Puslitbangtanpangan.litbang.pertanian.go.id/downlot.php?file=BP-63... · 2 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016 Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ali Jamil

12 Berita Puslitbangtan 63 • Desember 2016

Beberapa peneliti senior di unitkerja penelitian lingkup Puslit-bang Tanaman Pangan telah

pensiun. Tugas mereka sebagai penelititentu perlu diteruskan dan dikembang-kan oleh peneliti generasi berikutnyaagar siklus penelitian dalam perakitanteknologi tidak terputus di tengah jalan.Badan Litbang Pertanian memberikanprioritas yang tinggi terhadap pengem-bangan dan peningkatan kemampuansumber daya peneliti melalui berbagaiprogram pendidikan. Angelita PujiLestari dan Rini Hermanasari adalahdua peneliti BB Padi yang telahmenyelesaikan program pendidikan S3di IPB baru-baru ini.

Dr Angelita Puji Lestari

Peneliti BB Padi ini telah berhasilmempertahankan disertasinya yangberjudul “Efektivitas Metode danLingkungan Seleksi untuk MenghasilkanGalur Harapan Padi Adaptif terhadapKondisi Nitrogen Suboptimum” di IPBpada tahun 2016. Berpenampilansederhana, puteri Pak Fagi (mantan KaPuslitbang Tanaman Pangan danSekretaris Badan Litbang Pertanian) ini

Doktor BaruDua peneliti BB Padi baru saja memperoleh gelar doktor. Merekakini dituntut untuk mengimplementasikan ilmunya dalam perakitanvarietas unggul padi yang sesuai dengan preferensi petani.

termasuk peneliti yang produktifmenulis hasil penelitian dandipublikasikan pada beberapa jurnalnasional dan internasional, antara lainHayati Journal of Bioscience danInternational Journal of Agricultural andEnvironmental Science.

Setelah lulus dari program S1 IPBpada tahun 2003, Angelita mulai bekerjasebagai peneliti di BB Padi dan padatahun 2004 diangkat sebagai CPNS. Padatahun 2008, Angelita melanjutkan studipada program S2 di IPB dengan sponsorSEAMEO-SEARCA, Filipina, dan berhasilmerai gelar magister pada tahun 2010.

Pernikahannya dengan Yudi L.A.Salampessy, Dosen Universitas SultanAgeng Tirtayasa pada tahun 2004, telahdikaruniai dua putra (Yusran MirqalamRirisow Salampessy dan Manaf ImamKunuwa Salampessy) dan seorang putri(Malika Nusa Habibah Salampessy).

Dr Rini Hermanasari

Lahir di Bandung 46 tahun yang lalusebagai anak bungsu dari pasanganAchmad Hidajat dan Iruk Rukaesih, RiniHermanasari memulai karirnya sebagai

tenaga honorer di BB Padi setelah lulusdari Fakultas Pertanian UniversitasPadjadjaran Bandung pada tahun 1997.Sambil menunggu pengangkatan PNS,Rini melanjutkan studi pada program S2di Institut Pertanian Bogor pada tahun2003 dan lulus tahun 2006.

Pada tahun 2011, peneliti asuhanProf Dr Suwarno ini mendapat kesem-patan melanjutkan studi pada programS3 di IPB dan pada tahun 2016 meraihgelar doktor setelah mempertahankandisertasi “Pengembangan MetodeSeleksi Padi untuk Kondisi FosforSuboptimum”.

Menikah dengan Irfan Ferdiansyah,pemuda asal Jakarta pada 19 April 1998,Rini dikaruniai dua orang putri bernamaRifani Adella Ferdianursari yang kini ter-catat sebagai siswi kelas 3 SMA di Bogordan Raihanah Alifah Ferdianursari kelas3 SD. (RHP/HMT)